LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANG
ASUHAN GIZI DI RUMAH SAKIT (PKL RS)
RSUD CIBINONG
Oleh:
Weny Wulandary I14130025
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik
Kerja Lapang (PKL) Bidang Manajemen Asuhan Gizi Klinik di RSUD Cibinong.
Laporan Praktik Kerja Lapang ini disusun sebagai hasil dari Praktik Kerja Lapang
yang telah dilaksanakan di RSUD Cibinong sejak tanggal 6 Maret 2017 sampai
dengan 8 April 2017. Praktik Kerja Lapang merupakan salah satu kegiatan yang
harus diikuti oleh seluruh Mahasiswa S1 Program Ilmu Gizi sebagai upaya
pemenuhan kompetensi. Praktik Kerja Lapang yang telah dilakukan tidak terlepas
dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak khususnya pihak pembimbing, baik
berupa materi maupun teknis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Rimbawan, selaku ketua Departemen Gizi Masyarakat IPB.
2. Dr. Tiurma Sinaga, MFSA, selaku Koordinator Praktik Kerja Lapang.
3. Anna Vipta Resti Mauludyani, SP, MGizi, MS, selaku Dosen Pembimbing
PKL di RSUD Cibinong.
4. Maria Tambunan, SKM, M. Kes, RD, selaku Kepala Instalasi Gizi RSUD
Cibinong.
5. Nur Aliah, S.Gz, RD, selaku ahli gizi di RSUD Cibinong.
6. Suci Retno Monalisa, SKM, RD, selaku ahli gizi di RSUD Cibinong.
7. Catur Endri E, AMG, RD, selaku ahli gizi di RSUD Cibinong.
8. Rini Dian S, AMG, RD, selaku ahli gizi di RSUD Cibinong.
9. Dini Ramadhani K, AMG, selaku ahli gizi di RSUD Cibinong.
10. Wahyu Dwi Saputri, Amd.Gz, selaku ahli gizi di RSUD Cibinong.
11. Damis Chyntia E, S.Gz, selaku ahli gizi di RSUD Cibinong.
12. Dungga Rully N, AMG, selaku ahli gizi di RSUD Cibinong.
13. Rizky Rosmalina, Amd, selaku kepala produksi di Instalasi Gizi RSUD
Cibinong.
14. Orang tua penulis yang telah memberikan doa serta dukungan.
15. Seluruh karyawan dan padat karya yang berada di Instalasi Gizi RSUD
Cibinong yang telah membantu penulis selama Praktik Kerja Lapang
berlangsung.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi
materi maupun teknik penyajian laporan. Penulis mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak sehingga dapat dijadikan koreksi dalam penyusunan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pihak pada
umumnya sebagai sumber informasi serta bahan perencanaan program gizi dalam
praktik selanjutnya.
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Lembar Pengesahan Laporan
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel iv
Daftar Gambar v
Daftar Lampiran vii
I. Pendahuluan 1
I1 Latar Belakang 1
I2 Tujuan 2
Lembar Pengesahan Kasus 1
II Penatalaksanaan Diet Pada Kasus Bedah 3
II1 Gambaran Umum Penyakit, Etiologi, dan Patofisiologi 3
II2 Identitas Pasien 5
II3 Gambaran Penyakit Pasien 5
II31 Riwayat Penyakit Pasien 5
a Riwayat Penyakit Dahulu 5
b Riwayat Penyakit Keluarga 5
II32 Diagnosa Medis 5
II33 Terapi Medis 5
II4 Skrining Gizi 6
II5 Proses Asuhan Gizi Terstandar 7
II51 Pengkajian Gizi 7
a Riwayat Gizi 7
a1 Asupan Makanan dan Zat Gizi 7
- Kajian Food History 7
- Kajian Recall 1x24 jam 7
a2 Pengetahuan/Kepercayaan/Sikap 8
b Antropometri 8
c Biokimia 8
d Klinis dan Fisik 9
e Pemeriksaan Penunjang 10
f Riwayat Personal 10
II52 Diagnosis Gizi 10
II53 Intervensi Gizi 10
a Tujuan Intervensi 10
b Tujuan Diet 10
c Syarat Diet 10
d Perhitungan Kebutuhan Gizi 11
e Implementasi 11
f Penyuluhan dan Konsultasi Gizi 12
II54 Monitoring dan Evaluasi 13
a Rencana Monitoring 13
b Monitoring dan Evaluasi Asupan 13
c Monitoring dan Evaluasi Antropometri 17
iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 Tabel viii
2 Gambar xxiv
3 Leaflet
1
Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah yang tidak normal dari pembuluh darah arteri
(Hurst 2008). Hipertensi ditandai dengan tekanan darah sistolik dan diastolik lebih
besar dari 140 dan 90 mmHg. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko
terjadinya serangan jantung, stroke, dan gagal jantung, khususnya orang yang
berusia lebih dari 65 tahun. Tanda-tanda hipertensi adalah sering sakit kepala,
gangguan penglihatan, nafas pendek, pendarahan di hidung, nyeri dada, pusing,
susah mengingat, susah tidur, dan Distress GI (Stump 2011).
Hipertensi dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer dan
hipertensi sekunder. Hipertensi primer memiliki etiologi yang masih tidak
diketahui. Diperkirakan dipengaruhi oleh faktor genetik dan jenis kelamin. Laki-
laki memiliki risiko kejadian hipertensi yang lebih besar dibandingkan dengan
wanita. Diet tinggi natrium, glukosa, dan konsumsi alkohol berat juga berkaitan
dengan terjadinya hipertensi. Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang
didasari oleh penyakit pheochromocytoma, hipertiroidisme, hiperaldosteronisme,
Cushings syndrome, dan penyakit ginjal (Hurst 2008).
Diet yang diberikan untuk penanganan hipertensi adalah diet garam rendah.
Syarat diet garam rendah yaitu memiliki energi, protein, vitamin dan mineral yang
cukup. Selain itu jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam
atau air dan tingkat hipertensi. Bentuk makanan yang diberikan disesuaikan dengan
keadaan penyakit.
Anemia
Anemia defisiensi besi merupakan kondisi dimana terjdi penurunan jumlah
sirkulasi sel darah merah per millimeter darah, penurunan hemoglobin, penurunan
volume sel darah merah per desiliter darah. Diagnosis anemia berdasarkan
pemeriksaan sel darah merah di laboratorium.
Penyakit ginjal merupakan penyebab anemia pada orang dewasa dan anak-
anak. Peran ginjal adalah memproduksi eritropoietin dan eritpoiesis. Adanya
gangguan ginjal atau CKD tidak dapat mensistensis eritropoietin yang cukup.
Eritropoeitin merupakan hormon yang disintesis oleh sel tubular renal. Oleh sebab
itu menimbulkan penurunan produksi sel darah merah oleh sum-sum tulang
belakang dan kadar hemoglobin rendah. Anemia pada penyakit ginjal adalah
normocytic dan normochromic, tetapi jika pengurangan asupan zat besi lama
dengan penurunan eritropoietin dan fungsi sel tulang belakang, akan menghasilkan
mikrositik, hipokromik anemia dan pengurangan volume sel. Selanjutnya
penurunan fungsi ginjal berhubungan dnegan kekurangan status besi (Nelms et al
2010).
4
Peningkatan
Laju Diabetes Melitus Tipe 2 volume sekuncup
filtrasi,
Peningkatan TPR
reabsorbsi,
sekresi
meningkat Penyempitan
pembuluh darah
Terjadi
Terjadi Hipertensi
penyusutan Gangguan
progresif pembentukan
fungsi ginjal
nefron jaringan parut Chronic
Kidney Disease
Pelepasan renin meningkat (CKD)
Anemia Edema
Penurunan oksigenasi
jaringan di seluruh tubuh
Curah jantung
meningkat untuk
memperbaiki oksigenasi
Congestive Heart
Failure (CHF)
Nama : Tn. A
No. Rekam Medis : 11097237
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 21 Juni 1955
Usia : 61 tahun 8 bulan
Pekerjaan : Pensiunan TNI
Status : Menikah
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 09 Maret 2017
Tanggal Assesmen : 10 Maret 2017
Diagnosa Medis : Obstruksi Dispnea, Diabetes Melitus Tipe
2, Congestive Heart Failure (CHF),
Hipertensi, Chronic Kidney Disease
(CKD) , Efusi Pleura
Terapi Gizi : Diet DM 2100 Diet Rendah Protein Diet
Jantung III Diet Rendah Garam III
Bentuk Diet : Makanan Lunak
c. Riwayat Obat
Saat di RS sebelumnya (RS Swasta) Os rutin mengonsumsi obat
yang diberikan.
Tabel 11 Riwayat Obat yang Rutin Dikonsumsi Tn. A
Jenis obat Indikasi Efek samping Interaksi
Glibenclamide Mengobati Risiko -
diabetes tanpa hipoglikemi,
komplikasi. kenaikan berat
badan.
Glukoidone Mengobati Hipoglikemia dan -
diabetes, pemacu peningkatan berat
sekresi insulin badan.
Adalat Oros Mengobati Anemia, sakit -
hipertensi dan kepala
penyakit jantung
6
Food Recall
Sebelum masuk rumah sakit (SMRS), Os mengonsumsi makanan
pokok 3p, lauk hewani 3p, lauk nabati 0.5p, sayur 2.3p, buah 2p, dan minyak
1.4p. Asupan tersebut didapatkan melalui food recall yang kandungan
gizinya dihitung dengan menggunakan daftar bahan makanan penukar
(DBMP). Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan
kebutuhan gizi Os sehingga didapatkan persentase asupan Os sebelum
masuk rumah sakit. Riwayat gizi Os sebelum masuk rumah sakit (SMRS)
adalah sebagai berikut.
9
b. Antropometri
Data antropometri merupakan data hasil pengukuran yang dapat
menentukan status gizi pasien. Data antropometri yang diambil adalah hasil
pengukuran berat badan (BB) menurut lingkar lengan atas (LILA) dan
tinggi badan (TB). Pengukuran TB pasien ditentukan menggunakan
pengukuran ulna karena kondisi kaki pasien yang terasa sakit sehingga tidak
menggunakan tinggi lutut (TILUT). Hasil pengukuran antropometri ini
dapat menentukan status gizi pasien, sehingga intervensi yang dilakukan
akan sesuai dengan kebutuhan pasien.
LILA : 32.8 cm
BB menurut LILA : 72.1 kg
BB 6 bulan terakhir : 86 kg
Penurunan BB : 13.1 kg
%Penurunan BB : 16.1%
BB koreksi edema : 57.68 kg
Ulna : 25.2 cm
TB menurut ulna : 172 cm
IMT : 18.7 kg/m2
10
c. Biokimia
Data biokimia merupakan hasil pemeriksaan laboratorium yang
menunjang informasi untuk mengetahui kelainan pada kondisi fisiologis.
Hasil pemeriksaan laboratorium pada Os adalah sebagai berikut.
Tabel 14 Hasil Pemeriksaan Awal Tn. A (9 Maret 2017)
Parameter Hasil Nilai Rujukan Interpretasi
Hemoglobin (g/dL) 10.7 13.7 17.5 Rendah
Leukosit (/uL) 16 000 5 000 10 000 Tinggi
Trombosit (/uL) 489 000 150 000 450 000 Tinggi
Hematokrit (%) 30.9 40 48 Rendah
GDS (mg/dL) 95 70 200 Normal
Ureum (mg/dL) 128 20 40 Tinggi
Kreatinin (mg/dL) 5.7 0.5 1.5 Tinggi
SGOT (u/L) 40 <37 Tinggi
SGPT (u/L) 37 <42 Normal
Albumin (g/dL) 3.8 3.5 5.0 Normal
Na (ml/L) 139 135 155 Normal
K (ml/L) 4.9 3.6 5.5 Normal
Cl (ml/L) 109 95 108 Tinggi
Sumber : Rekam Medik Ruang Melati 3 RSUD Cibinong (2017)
Hasil pemeriksaan laboratorium Os menunjukkan nilai abnormal
pada hemoglobin, leukosit, trombosit, hematokrit, ureum, kreatinin, SGOT,
dan klorida. Kadar klorida tergolong tinggi tetapi masih mendekati nilai
rujukan normal. Kadar hemoglobin dan hematokrit Os tergolong rendah
menunjukkan Os mengalami anemia. Kadar leukosit dan trombosit Os yang
tinggi menunjukkan adanya infeksi di dalam tubuh. Kadar SGOT yang
tinggi menunjukkan adanya kerusakan pada otot jantung. Kadar ureum dan
kreatinin yang tinggi menunjukkan adanya kerusakan pada ginjal. Serum
Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) merupakan salah satu enzim
yang dijumpai dalam otot jantung dan hati. Enzim ini ditemukan dalam
konsentrasi sedang pada otot rangka, ginjal dan pankreas. Saat terjadi cedera
terutama pada sel-sel hati dan otot jantung, enzim ini akan dilepaskan ke
dalam darah. Fungsi utama enzim ini sebagai biomarker/penanda adanya
gangguan pada hati dan jantung (Widmann 2004).
d. Klinis Fisik
Pemeriksaan kondisi fisik dan klinis Os dilakukan untuk mengetahui
tindakan lanjut yang tepat dilakukan kepada Os berdasarkan hasil diagnosa
medis. Kondisi awal Os ketika masuk rumah sakit adalah sebagai berikut.
11
DAFTAR PUSTAKA