Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANG


ASUHAN GIZI DI RUMAH SAKIT (PKL RS)
DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

Tahun Ajaran 2016/2017

Oleh:

Bestari Diningtyas Ratri I14130022

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016/2017

i
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
ASUHAN GIZI DI RUMAH SAKIT (PKL RS)
DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

Tahun Ajaran 2016/2017

Oleh:

Bestari Diningtyas Ratri I14130022

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016/2017

ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN

Laporan Praktek Kerja Lapang Asuhan Gizi di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
Jenis Kasus : 1. Kasus Penyakit Dalam (Suspek Tumor Ganas
Ovarium, Asites Masif, Pneumonia dan Efusi
Pleura)
2. Kasus Bedah Anak (Post Craniotomy
Evacuation Due To Mild HI)
3. Kasus Penyakit Dalam (Carcinoma Servix
Stadium IIB Pasca External Radiation 11
Times)
Nama Mahasiswa : Bestari Diningtyas Ratri
NIM : I14130022

Disetujui oleh,

Dosen pembimbing PKL Pembimbing PKL RS

Dr. dr. Mira Dewi, M.Si Iis Rosita, SST., MKM., RD


NIP. 19761116 200501 2 001 NIP. 19700810 199303 2 002

Diketahui oleh,
Ketua Departemen

Dr. Rimbawan
NIP. 19620406 198603 1 002

Tanggal Disetujui : November 2016

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala karunia,
kemudahan dan izinnya penulis dapat menyelesaikan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan Asuhan Gizi di Rumah Sakit (PKL RS) di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung. Kegiatan PKL RS yang dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober
2016sampai dengan tanggal5 November 2016 telah meberikan pengalaman,
banyak ilmu, serta pembelajaran di bidang ilmu gizi. Harapan dengan dibuatnya
laporan ini yaitu akan menjadi manfaat bagi khalayak luas yang membaca,
khususnya mahasiswa-mahasiswi jurusan ilmu gizi.
Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam kelancaran pelaksanaan PKL RS dan penyusunan laporan,
antara lain:
1. Orangtua serta keluarga penulis yang telah memberikan motivasi,
perhatian, dan dukungan baik moril dan materi
2. Bapak Dr. Rimbawan, selaku ketua Departemen Gizi Masyarakat IPB
3. Ibu Dr. dr. Mira Dewi, M.Si selaku Dosen Pembimbing PKL di RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah membimbing, mengarahkan, serta
memberikan masukan bagi penulis
4. Bapak Asep Ahmad Munawar, SKM, MKM, selaku Kepala Instalasi Gizi
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah menerima, menyambut,
dan membimbing penulis dengan baik sebagai mahasiswa PKL di RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung
5. Ibu Yesi Herawati, Ibu Kartikasari, dan Ibu Eka Yuliani selaku
Pembimbing ruangan dan ahli gizi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
yang telah membimbing dan memberikan ilmu yang berharga selama
PKL berlangsung.
6. Seluruh ahli gizi, pegawai serta petugas Intalasi Gizi RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung yang telah memberikan arahan, masukan, serta bantuan
selama kegiatan PKL berlangsung
7. Pasien dan keluarga pasien rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
yang telah bersedia bekerjasama dengan penulis
8. Seluruh dokter, perawat, serta pegawai RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung yang telah bekerjasama selama kegiatan PKL berlangsung
9. Sahabat-sahabat tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan
kepada penulis
Penulis menyadaribahwa masih banyak kekurangandalam penyusunan
laporan ini, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Bogor, November 2016

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL (Cover) LUAR


HALAMAN SAMPUL DALAM
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
I. PENDAHULUAN 1
I.1. Latar Belakang 1
I.2. Tujuan 1
LEMBAR PENGESAHAN KASUS 3
II. PENATALAKSANAAN DIET PADA KASUS PENYAKIT DALAM 4
II.1. Gambaran Umum Penyakit, Etiologi, dan Patofisiologi 4
II.2. Identitas Pasien 5
II.3. Gambaran Penyakit Pasien 5
II.3.1. Riwayat Penyakit Pasien 5
a. Riwayat Penyakit Sekarang 5
b. Riwayat Penyakit Terdahulu 5
c. Riwayat Penyakit Keluarga 5
II.3.2. Diagnosis Medis 5
II.3.3. Terapi Medis 5
II.4. Skrining Gizi 6
II.5. Proses Asuhan Gizi Terstandar 6
II.5.1 Pengkajian Gizi 6
a. Riwayat Gizi 6
a.1. Asupan Makan dan Zat Gizi 6
a.2. Pengetahuan/Kepercayaan/Sikap 8
b. Antropometri 8
c. Biokimia 8
d. Klinik dan Fisik 9
e. Riwayat Personal 9
II.5.2. Diagnosis Gizi 9
II.5.3. Intervensi Gizi 10
a. Tujuan Intervensi 10
b. Syarat Diet 10
c. Perhitungan Kebutuhan Gizi 10
d. Implementasi 10
e. Penyuluhan dan Konsultasi Gizi 12
II.5.4. Monitoring dan Evaluasi 12
a. Rencana Monitoring 12
b. Monitoring dan evaluasi asupan 13
c. Monitoring dan evaluasi antropometri 14
d. Monitoring dan evaluasi biokimia 14
e. Monitoring dan evaluasi klinis dan fisik 14

v
II.1. Resume 15
LEMBAR PENGESAHAN KASUS 17
III. PENATALAKSANAAN DIET PADA KASUS BEDAH ANAK 18
III.1. Gambaran Umum Penyakit, Etiologi, dan Patofisiologi 18
III.2. Identitas Pasien 18
III.3. Gambaran Penyakit Pasien 19
III.3.1. Riwayat Penyakit Pasien 19
a. Riwayat Penyakit Sekarang 19
b. Riwayat Penyakit Terdahulu 19
c. Riwayat Penyakit Keluarga 19
III.3.2. Diagnosis Medis 19
III.3.3. Terapi Medis 19
III.4. Skrining Gizi 20
III.5. Proses Asuhan Gizi Terstandar 20
III.5.1 Pengkajian Gizi 20
a. Riwayat Gizi 20
a.1. Asupan Makan dan Zat Gizi 20
a.2. Pengetahuan/Kepercayaan/Sikap 21
b. Antropometri 21
c. Biokimia 22
d. Klinik dan Fisik 22
e. Riwayat Personal 23
III.5.2. Diagnosis Gizi 23
III.5.3. Intervensi Gizi 23
a. Tujuan Intervensi 23
b. Syarat Diet 23
c. Perhitungan Kebutuhan Gizi 24
d. Implementasi 24
e. Penyuluhan dan Konsultasi Gizi 25
III.5.4. Monitoring dan Evaluasi 25
a. Rencana Monitoring 25
b. Monitoring dan evaluasi asupan 25
c. Monitoring dan evaluasi antropometri 26
d. Monitoring dan evaluasi biokimia 26
e. Monitoring dan evaluasi klinis dan fisik 26
III.1. Resume 27
LEMBAR PENGESAHAN KASUS 28
IV. PENATALAKSANAAN DIET PADA KASUS PENYAKIT DALAM 29
IV.1. Gambaran Umum Penyakit, Etiologi, dan Patofisiologi 29
IV.2. Identitas Pasien 29
IV.3. Gambaran Penyakit Pasien 30
IV.3.1. Riwayat Penyakit Pasien 30
d. Riwayat Penyakit Sekarang 30
e. Riwayat Penyakit Terdahulu 30
f. Riwayat Penyakit Keluarga 30
IV.3.2. Diagnosis Medis 30
IV.3.3. Terapi Medis 30
IV.4. Skrining Gizi 31

vi
IV.5. Proses Asuhan Gizi Terstandar 31
IV.5.1 Pengkajian Gizi 31
a. Riwayat Gizi 31
a.1. Asupan Makan dan Zat Gizi 31
a.2. Pengetahuan/Kepercayaan/Sikap 32
b. Antropometri 33
c. Biokimia 33
d. Klinik dan Fisik 33
e. Riwayat Personal 34
IV.5.2. Diagnosis Gizi 34
IV.5.3. Intervensi Gizi 34
a. Tujuan Intervensi 34
b. Syarat Diet 34
c. Perhitungan Kebutuhan Gizi 35
d. Implementasi 35
e. Penyuluhan dan Konsultasi Gizi 35
IV.5.4. Monitoring dan Evaluasi 36
a. Rencana Monitoring 36
b. Monitoring dan evaluasi asupan 36
c. Monitoring dan evaluasi antropometri 37
d. Monitoring dan evaluasi biokimia 37
e. Monitoring dan evaluasi klinis dan fisik 37
IV.1. Resume 38
V. KESIMPULAN DAN SARAN 39
V.1. Kesimpulan 40
V.2. Saran 40
DAFTAR PUSTAKA 41
LAMPIRAN 42

vii
DAFTAR TABEL

1. Obat yang digunakan Ny.E 6


2. Hasil FFQ Ny. E 1 bulan SMRS 7
3. Hasil recall 1x24 Jam 7
4. Klasifikasi persen asupan menurut WNPG 2004 8
5. Standar persen LILA 8
6. Hasil pemeriksaan laboratorium 9
7. Hasil pemeriksaan fisik dan klinis 9
8. Rancangan standar menu hari ke-1 11
9. Rancangan standar menu hari ke-2 11
10. Rancangan standar menu hari ke-3 12
11. Rencana monitoring dan evaluasi 12
12. Monitoring dan evaluasi asupan 13
13. Monitoring dan evaluasi biokimia 14
14. Monitoring dan evaluasi klinis 14
15. Monitoring dan evaluasi fisik 14
16. Obat yang digunakan An.A 19
17. Hasil FFQ An.A 1 bulan SMRS 21
18. Hasil recall 1x24 jam 21
19. Klasifikasi persen asupan menurut WNPG 2004 19
20. Hasil pemeriksaan laboratorium 22
21. Hasil pemeriksaan fisik dan klinis 23
22. Rancangan distribusi menu sehari berdasarkan menu rumah sakit 24
23. Rencana monitoring dan evaluasi 25
24. Monitoring dan evaluasi asupan 25
25. Monitoring dan evaluasi klinis 26
26. Monitoring dan evaluasi fisik 27
27. Obat yang digunakan Ny.C 30
28. Hasil FFQ Ny.C 1 bulan SMRS 32
29. Hasil recall 1x24 jam 32
30. Klasifikasi persen asupan menurut WNPG 2004 32
31. Hasil pemeriksaan laboratorium 33
32. Hasil pemeriksaan fisik dan klinis 34
33. Rancangan menu sehari berdasarkan standar menu rumah sakit 35
34. Rencana monitoring dan evaluasi 36
35. Monitoring dan evaluasi asupan 36
36. Monitoring dan evaluasi klinis 37
37. Monitoring dan evaluasi fisik 37

viii
DAFTAR GAMBAR

1. Grafik asupan makan Ny.E selama tiga hari 13


2. Grafik asupan makan An.A selama satu hari 26
3. Grafik asupan makan Ny.C selama satu hari 37

ix
DAFTAR LAMPIRAN

38. Hasil recall 1x 24 jam Ny. E 41


39. Distribusi menu makanan Ny. E hari ke-1 41
40. Distribusi menu makanan Ny. E hari ke-2 41
41. Distribusi menu makanan Ny. E hari ke-3 42
42. Monitoring asupan hari ke-1 Ny. E 42
43. Monitoring asupan hari ke-2 Ny. E 43
44. Monitoring asupan hari ke-3 Ny. E 44
45. Hasil perhitungan recall 1x24 jam An. A 44
46. Distribusi menu sehari An.A berdasarkan standar menu RS 45
47. Hasil perhitungan monitoring asupan An.A 45
48. Hasil perhitungan recall 1x24 jam Ny. C 46
49. Distribusi menu sehari Ny.C berdasarkan standar menu RS 46
50. Hasil perhitungan monitoring asupan Ny. C 46

x
11
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.Berdasarkan undang-undang No. 44
Tahun 2009, dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit menyelenggarakan
kegiatan pelayanan medis, pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan
penunjang medis dan non medis, pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan
rujukan, pendidikan, penelitian, dan pengembangan, serta administrasi umum dan
keuangan.
Pelayanan gizi rumah sakit merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang
ada di rumah sakit. Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.
34/Menkes/SK/IV/1978, pelayanan gizi ditetapkan sebagai pelayanan penunjang
medis didalam struktur organisasi rumah sakit dan dikelola oleh instalasi gizi
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada direktur rumah sakit.
Pengorganisasian Pelayanan Gizi Rumah Sakit mengacu pada SK Menkes Nomor
983 Tahun 1998 tentang Organisasi Rumah Sakit dan Peraturan Menkes Nomor
1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di
lingkungan Departemen Kesehatan. Kegiatan pelayan gizi rumah sakit meliputi
asuhan gizi rawat jalan, asuhan gizi rawat inap, penyelenggaraan makanan, dan
penelitian dan pengembangan.
Pelaksana pelayanan gizi di rumah sakit ditangani oleh bagian unit atau
instalasi gizi. Instalasi gizi rumah sakit merupakan unit khusus atau penunjang di
rumah sakir yang melakukan pelayanan gizi rumah sakit. Pelayanan gizi rumah
sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien
berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuh (Kemenkes
2013). Pelaksanaan pelayanan gizi di rumah sakit memerlukan sebuah pedoman
sebagai acuan untuk pelayanan bermutu yang dapat mempercepat proses
penyembuhan pasien, memperpendek lama hari rawat, dan menghemat biaya
perawatan. Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat baik di dalam
maupun di luar rumah sakit sebagai salah satu upaya mewujudkan Indonesia sehat
merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan khususnya yang bekerja di
bidang gizi, sehingga lulusan gizi diharapkan dapat berkompeten di bidangnya
yang diharapkan dapat dicapai melalui kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

I.2 Tujuan

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Rumah Sakit (PKL RS) dimaksudkan


agar mahasiswa dapat menimba pengalaman bekerja dan wawasan profesional
dalam pelaksanaan diet berbagai penyakit, dengan cara melibatkan mahasiswa
secara langsung pada rumah sakit. Secara khusus, PKL RS bertujuan agar
mahasiswa mampu:
1. Menilai keadaan gizi pasien,
2. Merumuskan masalah pasien,

1
3. Merencanakan, menyusun, dan mengevaluasi penatalaksanaan diet pada
pasien berdasarkan diagnosis dokter,
4. Melakukan tindak lanjut pada pasien yang dikelola sendiri,
5. Melakukan usaha pemeliharaan dan peningkatan status gizi baik untuk
individu maupun keluarga, dan
6. Membekali diri untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja.

2
LEMBAR PENGESAHAN KASUS

JenisKasus : Kasus Penyakit Dalam (Suspek Tumor Ganas Ovarium,


Asites Masif, Pneumonia, dan Efusi Pleura)
NamaMahasiswa : BestariDiningtyasRatri
NIM : I14130022

Disetujuioleh,

Dr. dr. Mira Dewi,M.Si Yesi Herawati, S.Gz., RD


NIP. 19761116 200501 2 001 NIP. 197502141998032001

TanggalDisetujui :November 2016

3
II. PENATALAKSANAAN DIET PADA KASUS BESAR Formatted: Indent: Left: 0", Hanging: 0.39"

PENYAKIT DALAM: SUSPEK TUMOR GANAS Formatted: Font: Times New Roman, 14 pt, Bold
Formatted: Font: Times New Roman, 14 pt, Bold
OVARIUM, ASITES MASIF, PNEUMONIA, DAN EFUSI
PLEURA

II.1 Gambaran Umum Penyakit

Tumor ovarium merupakan neoplasma yang berasal dari jaringan ovarium.


Tumor ovarium berdasarkan konsistensinya bisa bersifat solid atau kistik, juga
bisa bersifat jinak atau ganas berdasarkan hispatologisnya. Insiden rata-rata dari
semua jenis diperkirakan 15 kasus baru per 1000 popilasi wanita setahunnya.
Sekitar delapan puluh persen tumor ovarium adalah jinak, dan sisanya adalah
tumor ganas ovarium, walaupun bervariasi tergantung pada umur penderita (Crum
1999). Tumor ovarium dapat terbentuk di ovarium, sama seperti mereka
membentuk di bagian lain tubuh. Jika non kanker maka dikatakan jinak namun
jika ganas maka dikatakan kanker. Menurut Djuana (2001) tumor ganas ovarium
menduduki urutan keenam terbanyak dari keganasan pada wanita setelah tumor
ganas serviks, payudara, kolorektal, kulit, dan limfoma. Menurut National Kanker
institut, 1/3 pasien meninggal dikarenakan malnutrisi. Gangguan gizi yang dapat
timbul pada pasien penyakit kanker maupun tumor disebabkan kurangnya asupan
makan, tindakan medik, efek psikologis, dan pengaruh keganasan tumor tersebut.
Etiologi pada tumor ini belum diketahui secara pasti. Tumor ganas ovarium
lebih sering menyerang wanita dengan umur 45-60 tahun. Selain faktor umur,
faktor yang dapat menyebabkan kejadian tumor ganas ovarium yaitu faktor
genetik, reproduksi, hormonal, dan gaya hidup seperti aktivitas fisik, diet, dan
merokok (Stewart 2012). Penyakit ini dapat ditemui sebesar 60% pada wanita usia
menopause, 30% pada usia reproduktif, dan 10% pada usia lebih muda. Tumor
ovarium memiliki beberapa gejala yang harus diwaspadai, gejala yang paling
umum yaitu terjadi pembengkakan pada perut yang diikut dengan rasa sakit pada
pinggul dan hilangnya nafsu makan. Selain itu tumor ganas ovarium
menimbulkan gejala perut terasa penuh dan sering sesak nafas karena perut
tertekan oleh besarnya kista, penderita kurus, dan perut terdapat cairan asites
(Manuaba 2009).
Tumor ganas ovarium diperkirakan sekitar 15-25% dari semua tumor
ovarium. Dapat ditemukan pada semua golongan umur, tetapi lebih sering pada
usia 50 tahun ke atas, pada masa reproduksi kira-kira separuh dari itu dan pada
usia lebih muda jarang ditemukan. Faktor predisposisi ialah tumor ovarium jinak.
Pertumbuhan tumor diikuti oleh infiltrasi, jaringan sekitar yang menyebabkan
berbagai keluhan samar-samar. Kecenderungan untuk melakukan implantasi
dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang
menghasilkan asites (Brunner dan Suddarth, 2002).Kasus ini dilaporkan karena
pasien beresiko mengalami malnutrisi dan membutuhkan asuhan gizi.

4
II.2 Identitas Pasien

Nama : Ny. E
Tanggal lahir : 06Mei 1975
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Etnik : Sunda
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Sangiang Jaya, Periuk, Tangerang
Pendidikan : SLTP
Ruangan : Alamanda/Kelas II/ Kamar 9 bed 3
No. Medrek : 0001547017
Cara Pembayaran : Kontraktor Non JKN
No. Billing : 16052747
Tanggal MRS : 26 Oktober 2016
Tanggal Pengkajian : 27 Oktober 2016
Diagnosa : Suspek tumor ganas ovarium, asites masif, pneumonia,
dan efusi pleura kanan

II.3 Gambaran Penyakit Pasien

II.3.1. Riwayat Penyakit Pasien

a. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan perut semakin membesar karena
adanya cairan asites, sesak dan kembung.

b. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien awalnya sering merasa mulas dan dokter mengatakan bahwa
pasien mengidap penyakit magh, namun beberapa bulan kemudian pasien
merasakan ada benjolan yang semakin membesar dan rasa sakit pada
abdomen bagian bawah dimulai sejak maret 2016.

c. Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien dan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu
terutama penyakit tumor ganas ovarium.

II.3.2. Diagnosa Medis


Pasien didiagnosa medis penyakit suspek tumor ganas ovarium, asites
masif, pneumonia, dan efusi pleura kanan.

II.3.3. Terapi Medis


Selama perawatan rawat inap, pasien diberikan obat-obatan oleh dokter
untuk menunjang penatalaksanaan medis. Obat-obatan yang diberikan selama
perawatan disajikan pada Tabel 1.

5
Tabel 1.Obat yang digunakan Ny. E
No Nama Obat Kegunaan Efek Samping
Menyediakan cairan albumin
untuk kejadian
Demam, nausea,
Albumin 25% hipoproteinemia (penurunan
1. menggigil, dan
(terapi suplemen) produksi maupun oleh
hipokalsemia
peningkatan
destruksi/kehilangan albumin)
Ruam, gatal-gatal, kulit
Lidocaine Menghilangnya rasa sakit
memerah, demam, mati
2. (obat anastesi pada tubuh saat dilakukan
rasa atau kebas, dan
lokal) tindakan tapping pada pasien
kulit kering
Menyediakan cairan harian
Timbulanya panas,
dan kebutuhan garam yang
NaCl 0.9% ekstravasasi, dan infeksi
3. mungkin tidak dapat dipenuhi
(isotonis) pada tempat
secara oral dan meningktakan
penyuntikan
kadar natrium

II.4 Skrining Gizi

Skrining gizi merupakan proses sederhana dan cepat yang bersifat sensitif
untuk mendeteksi pasien beresiko malnutrisi (Barendregt et al 2008). Hasil
skrining nutrisi Ny. E oleh perawat diketahui memiliki skor Malnutrition Formatted: Font: Italic
Screening Tool (MST) >2, jika skor MST yaitu >2 artinya pasien beresiko
malnutrisi, oleh karena itu maka dilakukan asesmen awal menggunakan SGA
(Subjective Global Assesmen) (SGA). Hasil SGA menunjukan bahwa pasien
mengalami malnutrisi sedang dilihat dari riwayat penurunan berat badan,
perubahan gastrointestinal, perubahan kapasitas fungsional, penyakit dan
hubungannya dengan kebutuhan gizi, serta penilaian fisik terhadap asites dan
edema pada kedua kaki, sehingga dilakukan asesmen lanjut untuk menentukan
diet yang tepat.

II.5 Proses Asuhan Gizi Terstandar

II.5.1 Pengkajian Gizi

a. Riwayat Gizi
a.1.Asupan Makan dan Zat Gizi
- Kajian Food History
Riwayat asupan makan Ny. E satu bulan sebelum masuk rumah
sakit mengalami penurunan asupan makanan. Pasien makan dengan
frekuensi 3 kali sehari namun dalam jumlah yang sedikit. Jenis
makanan yang biasa dikonsumsi antara lain makanan pokok (nasi)
sebanyak 3 kali sehari, lauk nabati sebanyak 2 buah, lauk hewani 1-2
potong, sayur 3 mangkuk kecil, susu 1 gelas, dan snack 1 buah. Hasil

6
perhitungan Food Frequency Questionnaire (FFQ) dalam 1 bulan
terakhir didapatkan data sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil FFQ Ny. E 1bulan SMRS


Keterangan Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan zat gizi 1105 kkal 37 g 12 g 212 g
Kebutuhan 1785 kkal 67 g 49.5g 267.8 g
% Asupan 63% 55% 24% 79%

Comparative Standard 1 bulan sebelum masuk RS


Rumus Mifflin Perempuan
TEE = (BB estimasi x 10) + (TB x 6.25) (U x 5) - 161
= (44.8 x 10) + (160 x 6.25) (41 x 5) -161
= 1082 kkal
TEE = 1082 kkal x FA x FS
= 1082 x 1.1 x 1.5
= 1785kkal
Protein = 15% x 185/4 = 67 g
Lemak = 25% dari kebutuhan = 49.5g
Karbohidrat = 60 % dari kebutuhan = 267.8g

- Kajian Recall 1x24 jam Commented [md1]: Tambahkan pembahasan mengenai hasil
recall
Asupan makan diketahui dengan cara melakukan recall 1 x 24
jam sesudah masuk rumah sakit pada hari pengkajian sebelum hari
dilakukan intervensi yaitu tanggal 27 Oktober 2016. Ny. E belum
mendapatkan makan dari rumah sakit sehingga membeli makanan
sendiri untuk dikonsumsi. Asupan Ny.E saat masuk rumah sakit
sangat rendah dikarenakan abdomen terasa keras dan kembung, selain
itu kondisi badan dalam keadaan lemas serta dalam keadaan sibuk
mengurusi administrasi di rumah sakit. Ny.E hanya mengonsumsi nasi
sebanyak 8 sendok makan, telur setengah butir, susu 2 gelas, tahu 1
buah, hati ayam 1 buah, dan sayur 2 sendok makan. Hasil perhitungan
recall 1x24 jam yang dilakukan diketahui bahwa asupan Ny. E <80%
sehingga asupan dikatakan sangat rendah. Berdasarkan hasil recall 1 x
24 jam didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil recall 1x24 Jam


Keterangan Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan zat gizi 625.8 24.3 17 78
Kebutuhan 1623 kkal 60.9 g 45 g 243.5 g
% Asupan 38.5% 40% 38% 32%

Comparative Standard Saat Masuk Rumah Sakit


Rumus Mifflin Perempuan
REE = (BB estimasi x 10) + (TB x 6.25) (U x 5) -161
= (44.8 x 10) + (160 x 6.25) (41 x 5) -161
= 1082 kkal
REE = 1082 kkal x FA x FS

7
= 1082 x 1 x 1.5
= 1623kkal
Protein = 15% x 1623/4 = 60.9 g
Lemak = 25% dari total energi = 45 g
Karbohidrat = 60 % dari total energi = 243.5 g

Tabel 4. Klasifikasi persen asupan menurut WNPG 2004


Kategori Persen asupan
Kurang < 80%
Baik >80%-110%
Lebih >110%
Sumber : WNPG 2004

a.2. Pengetahuan/Kepercayaan/Sikap
Ny. E tidak memiliki alergi dan pantangan terhadap makanan
tetapi Ny. E memiliki ketidaksukaan pada makanan atau minuman
dengan rasa terlalu manis. Ny. E belum pernah mendapatkan
informasi mengenai prinsip diet gizi seimbang ataupun dietenergi
tinggi protein tinggi serta makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan untuk penderita asites, edema, pneumonia, maupun tumor
ovarium.

b. Antropometri
Berat badan biasanya : 74 kg
Berat badan estimasi : 44.8 kg
Tinggi Badan : 160 cm
LILA : 23 cm
%LILA : 83%
Status Gizi : Gizi kurang (berdasarkan %LILA)
Estimasi Penurunan BB : 29.2 kg (39%) dalam waktu 8 bulan

Comparative Standard

Tabel 5. Standar persen LILA


Status Gizi Kategori
Gizi baik >85%
Gizi kurang 70-85%
Gizi buruk <70%
Sumber: Supariyasa 2001

c. Biokimia Commented [md2]: Tambahkan pembahasan


Data biokimia meliputi data hasil pemeriksaan laboratorium terkait
gizi pada tanggal 27 Oktober 2016. Data yang ditampilkan pada status
pasien hanya terdiri dari 3 nilai lab, yaitu albumin, natrium, dan kalium.
Nilai lab natrium dan kalium tergolong normal, namun nilai lab albumin
berdasarkan pemeriksaan lab sangat rendah yaitu 1.8 g/dL, hal tersebut
merupakan salah satu penyebab terjadinya asites pada Ny. E. Selain itu
rendahnya kadar albumin merupakan tanda dari malnutrisi dan merupakan

8
penyebab tekanan darah rendah pada Ny. E. Berikut hasil pemeriksaan
laboratorium Ny.E

Tabel 6. Hasil pemeriksaan laboratorium


Jenis
Hasil Nilai Rujukan Keterangan
Pemeriksaan
Albumin 1.8 g/dL 3.5-5.2 g/dL Rendah
Natrium 135 mEq/L 135-145 mEq/L Normal
Kalium 4.3 mEq 3.6-5.5 mEq/L Normal
Sumber : Data Rekam Medis RSHS Bandung 2016

d. Klinis dan Fisik

Fisik
Kondisi umum pasien yaitu compos mentis, terdapat penurunan
nafsu makan, sesak nafas, abdomen besar, edema pada kedua kaki, dan
kembung.

Klinis
Berikut ini adalah tabel tentang hasil pemeriksaan fisik dan klinis
Ny.E pada tanggal 27 Oktober 2016

Tabel 7. Hasil pemeriksaan fisik dan klinis


Jenis
Hasil Nilai normal Keterangan
Pemeriksaan
Tekanan Darah 110/70 mmHg 120/80 mmHg Rendah
Nadi 84x/menit 80-100 x/menit Normal
Resperasi 24x/menit 20-25x/menit Normal
Suhu 36.5oC 36-37oC Normal

e. Riwayat Personal
Ny.E adalah seorang Ibu rumah tangga yang tinggal bersama orang
tua dan anaknya. Ny. E tidak bekerja dan sudah tidak memiliki suami
(janda). Keluarga Ny. E termasuk dalam kategori ekonomi menengah.
Sebelu masuk rumah sakit Ny. E sehari hari menjalani pekerjaannya
sebagai seorang ibu rumah tangga dengan aktivitas ringan, sementara
setelah masuk rumah sakit Ny. E lebih banyak berbaring di tempat tidur
dan sangat bergantung pada orang lain untuk melakukan sesuatu (bedrest).

II.5.2 Diagnosis Gizi


- Domain Intake :
NI. 2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan terbatasnya daya terima
terhadap makanan akibat nafsu makan berkurang, sesak nafas, dan kembung
ditandai dengan hasil recall 1 x 24 jam <80% (Energi 38.5%, Protein 40%,
Lemak 38% dan Karbohidrat 32%) dan penurunan berat badan.
- Domain Klinis :
NC. 4.1 Malnutrisi berkaitan dengan penyebab fisiologis yang meningkatan
kebutuhan gizi terkait penyakit tumor ganas ovarium, asupan makan yang

9
kurang dalam waktu lama, dan kurangnya pengetahuan terkait gizi ditandai
dengan hasil FFQ 1 bulan SMRS <80% (Energi 63%, Protein 55%,Lemak
24%, Karbohidrat 79% ), % LILA sebesar 83%, serta penurunan berat badan
>10% dalam waktu 6 bulan.

II.5.3 Intervensi Gizi


Intervensi gizi merupakan suatu tindakan yang didalamnya
mencakup perencanaan implementasi untuk mengatasi masalah gizi yang
sudah diidentifikasi. Intervensi gizi terdiri atas perencanaan intervensi dan
implementasi. Perencanaan intervensi meliputi penetapan tujuan intervensi,
preskripsi diet, dan perhitungan kebutuhan gizi.

Tujuan Intervensi
Tujuan dari intervensi gizi yang diberikan yaitu:
1. Memenuhi asupan makanan sesuai kebutuhan, kemampuan dan
kondisi pasien
2. Mengkoreksi malnutrisi dengan mencegah penurunan berat badan
melalui asupan

Syarat Diet
1. Energi diberikan sesuai kebutuhan berdasarkan perhitungan kebutuhan
dikalikan dengan faktor aktivitas (fa) yaitu 1(1) dan faktor sakit (fs) Commented [md3]: Kepanjangannya ditulis
yaitu 1.5 (1.5)
2. Protein tinggi, yaitu 2 g/kg BB
3. Lemak cukup, yaitu 25% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidarat cukup, yaitu 58 % sisa dari kebutuhan energi total
5. Route makanan : Peroral
6. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama, 2 kali snack, dan supleman
oral
7. Bentuk makanan : Biasa (nasi)
8. Jenis diit : Diet energi tinggi protein tinggi

Perhitungan Kebutuhan Gizi


Comparative Standard di Rumah Sakit
TEE = (BB estimasi x 10) + (TB x 6.25) (U x 5) - 161
= (44.8 x 10) + (160 x 6.25) (41 x 5) -161
= 1082 kkal
TEE = 1082 x FA x FS
= 1082 x 1 x 1.5
= 1623kkal
Protein = 2 g/kg BB = 89.6 g (22%)
Lemak = 25% dari kebutuhan = 45 g
Karbohidrat = 53 % dari kebutuhan = 215 g

Implementasi
Diberikan diet energi tinggi protein tinggi kepada pasien dalam bentuk
makanan biasa melalui jalur per oral dengan frekuensi 3 kali makan utama, 2 kali
snack, dan tambahan suplemen oral serta putih telur rebus sebanyak dua butir

10
pada hari pertama dan kedua, sedangkan pada hari ketiga hanya diberikan
tambahan putih telur rebus. Energi yang diberikan yaitu sebesar 1623 kkal, protein
sebesar 89.6 gram, lemak sebesar 45 gram, dan karbohidrat sebesar 215 gram.
Rancangan diet dibedakan setiap hari karena disesuaikan dengan asupan makan
pasien. Rancangan diet menu makanan biasa pada hari pertama intervensi yaitu
sebagai berikut:

Tabel 8. Rancangan standar menu hari ke-1


Sumber Bahan Nilai Gizi
No. penukar
Makanan E (kkal) P (g) L (g) KH (g)
1. Makanan Pokok 3 525 12 0 120
2. Hewani 5 375 35 25 0
3. Nabati 2 150 10 6 14
4. Sayuran B 2 50 2 0 10
5. Susu tanpa lemak 1 75 7 0 10
6. Buah 2 100 0 0 24
7. Minyak 3 150 0 15 0
8. Snack 2 200 4 2 42
Suplemen oral tinggi
9. 200 cc 168 9.8 2.1 31.5
protein
TOTAL 1793 77.8 51.1 239.5
KEBUTUHAN 1623 89.6 45 215
PERSENTASE % 110 87 114 111

Intervensi yang diberikan pada hari pertama, pasien mengeluhkan porsi


sayur yang terlalu banyak sehingga untuk hari selanjutnya porsi sayur dikurangi
dengan dilakukan sedikit perubahan terhadap rancangan menu yang diberikan.
Suplemen oral dan ekstra putih telur rebus masih diberikan kepada pasien di hari
ke-2 intervensi. Berikut rancangan menu untuk hari ke-2 intervensi.

Tabel 9. Rancangan standar menu hari ke-2


Sumber Bahan Nilai Gizi
No Penukar
Makanan E (kkal) P (g) L (g) KH (g)
1. Makanan Pokok 3 525 12 0 120
2. Hewani 5 375 35 25 0
3. Nabati 2 150 10 6 14
4. Sayuran B 1.5 37.5 1.5 0 7.5
5. Susu tanpa lemak 1 75 7 0 10
6. Buah 2 100 0 0 24
7. Minyak 3 150 0 15 0
8. Snack 2 200 4 2 42
Suplemen oral tinggi
9. 200 cc 168 9.8 2.1 31.5
protein
TOTAL 1781 77.3 51.1 237
KEBUTUHAN 1623 89.6 45 215
PERSENTASE % 110 86 114 110

11
Rancangan pada hari ke-3 intervensi dirancang berbeda untuk sumber Commented [md4]: Berbeda dalam hal?
bahan makanan yang diberikan beserta satuan penukarnya, pemberian sumplemen
oral tinggi protein tidak diberikan lagi kepada pasien karena jika dilihat dari
asupan pasien sudah baik yaitu diatas >80% pada hari ke-1 dan ke-2 intervensi,
namun untuk ekstra telur rebus tetap diberikan kepada pasien dengan tujuan
menaikan nilai albumin. Berikut rancangan menu hari ke-2 intervensi:

Tabel 10. Rancangan standar menu hari ke-3


Sumber Bahan Nilai Gizi
No. penukar
Makanan E (kkal) P (g) L (g) KH (g)
1. Makanan Pokok 3.5 612.5 14 0 140
2. Hewani 5 375 35 25 0
3. Nabati 2.5 187.5 12.5 7.5 17.5
4. Sayuran B 3 75 3 0 15
5. Buah 2 100 0 0 24
6. Susu tanpa lemak 1 75 7 0 10
7. Minyak 3 150 0 15 0
8. Snack 2 200 4 2 42
TOTAL 1775 73.5 50.5 236.5
KEBUTUHAN 1623 89.6 45 215
PERSENTASE % 109 82 112 110

Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


Pasien tidak diberikan penyuluhan maupun konsultasi gizi karena
pemberian penyuluhan dan konsultasi gizi dilakukan pada pelayanan gizi poli
rawat jalan, sehingga pasien hanya diberikan edukasi terkait gizi.
Metode : Diskusi dan Tanya jawab
Waktu : Setelah makan siang
Sasaran : Ny. E dan keluarganya
Materi :
1. Prinsip diet energi tinggi protein tinggi mengenai penambahan makanan
sumber protein, prinsip makanan yang dianjurkan dan dibatasi sesuai
penyakit yang diderita.
2. Memotivasi Ny. E untuk menghabiskan makanan yang disediakan darirumah
sakit.

II.5.4 Monitoring dan Evaluasi

Rencana Monitoring
Rencana monitoring dilakukan untuk mengetahui respon pasien terhadap
intervensi dan tingkat keberhasilannya. Berikut rencana monitoring yang
dirancang untuk pasien Ny. E.

Tabel 11. Rencana monitoring dan evaluasi


Parameter Target Pelaksanaan
Asupan Makan Asupan makan mencapai >80% Setiap hari

12
Tabel 11. Rencana monitoring dan evaluasi (lanjutan)
Parameter Target Pelaksanaan
Fisik :
nafsu makan baik, asites berkurang
Fisik dan klinis Klinis : Setiap hari
Tekanan darah, nadi, suhu, respirasi
normal
Hari terakhir
Antropometri Berat badan tetap dilihat dari LILA
intervensi

Monitoring dan Evaluasi Asupan


Monitoring dan evaluasi asupan dilakukan untuk mengetahui daya terima
pasien terhadap makanan dari intervensi gizi yang diberikan. Berikut hasil
monitoring asupan selama tiga hari dilakukan intervensi.

Tabel 12. Monitoring dan evaluasi asupan


Energi Protein Lemak
Keterangan Karbohidrat (g)
(kkal) (g) (g)
Asupanke-1 1564 71.8 49.6 192
Asupan ke-2 1730.5 75.9 51.1 226
Asupan ke-3 1720 71.9 50.5 224.5
Kebutuhan 1623 89.6 45 215

Pada hari pertama Ny. E sudah dapat menghabiskan makan pagi, snack,
dan buah yang disajikan. Namun makan siang tersisa nasi sebanyak 9 g dan sayur
sebanyak 29 g. Makan malam tersisa sedikit dengan sisa nasi yaitu 62 g dan sayur
38 g. Asupan makan Ny. E pada hari kedua intervensi mengalami peningkatan
dibandingkan hari 1 serta target asupan pada hari pertama dan kedua sudah dapat
mencapai >80%, kecuali protein pada hari pertama. Asupan makan sudah baik
sehingga dilakukan perubahan rancangan menu hari ke-3 yaitu suplemen oral
sudah tidak diberikan. Asupan makan Ny. E pada hari ketiga intervensi untuk
protein mengalami penurunan dibandingkan hari sebelumnya, namun secara
keseluruhan target asupan >80% sudah tercapai. Berikut ditampilkan grafik hasil
monitoring evaluasi.

Grafik Asupan Makan Ny.E


110 107 114 112
120 105 106 104
96
100 89 85
persentase (%)

80 80 E
80
60 P
40 L
20
KH
0
Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3

Gambar 1. Grafik asupan makan Ny. E selama tiga hari

13
Hasil monitoring asupan menunjukan bahwa daya terima pasien terhadap
makanan sudah baik dan target asupan >80% tercapai. Sehingga masalah gizi
terkait asupan oral tidak adekuat sudah dapat teratasi.

Monitoring dan Evaluasi Antropometri


Hasil pengukuran antropometri berupa penimbangan berat badan pada hari
terakhir intervensi, jika dilakukan pengukuran berat badan dengan estimasi LILA
masih didapatkan nilai yang sama yaitu 23 cm, sehingga dapat diketahui tujuan
untuk mempertahankan berat badan tercapai yaitu tidak terjadi penurunan berat
badan dengan hasil estimasi berat badan dari pengukuran LILA sebesar 44.8 kg

Monitoring dan Evaluasi Biokimia


Monitoring biokimia dilihat melalui hasil pemeriksaan laboratorium di
rumah sakit. Pemeriksaan nilai biokimia tidak dilakukan setiap hari, sehingga
pada tanggal 30 tidak dilakukan monitoring dan evaluasi nilai biokimia terkait
gizi.

Tabel 13. Monitoring dan evaluasi biokimia


Hasil pemeriksaan Nilai
Jenis Pemeriksaan
27Okt2016 Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Rujukan
Ureum (mg/dL) - 27 13 10-50
Albumin (g/dL) 1.8 1.9 1.9 3.5-5.2
Kreatinin (mg/dL) - 0.63 0.5 <1.5
Natrium (mEq/L) 135 134 135 135 145
Tidak ada
Kalium (mEq/L) 4.3 3.6 4.1 3.6 5.5
Kalsium (mg/dL) - - 4.3 4.7-5.2
Magnesium
- - 1.71 1.7-2.55
(mg/dL)

Hasil pemeriksaan nilai laboratorium terkait gizi menunjukan nilai


albumin dan kalsium rendah. Kadar albumin yang rendah dapat dipengaruhi oleh
asupan protein yang rendah pula. Sebagian besar kalsium dalam darah dibawa
oleh protein albumin, karena itu jika terlalu sedikit albumin dalam darah maka
akan menyebabkan rendahnya konsentrasi kalsium dalam darah. Rendahnya
protein albumin menjadi salah satu penyebab asites dan edema. Penanganan
pasien hipoalbuminemia dilakukan dengan pemberian makanan seperti ekstrak
ikan gabus, putih telur, dan tempe kedelai (Masula 2005). Pada kasus ini, untuk
meningkatkan asupan pada intervensi hari pertama pasien diberikan telur rebus
sebanyak 2 butir dan suplemen oral tinggi protein untuk membantu menaikan
albumin pada pasien, selain itu dilakukan pemberian albumin 25% kepada pasien
melalui intravena oleh perawat, namun hasil peningkatan nilai albumin belum
terlihat juga.

Monitoring dan evaluasi klinis dan fisik


Pemeriksaan klinis dan fisik meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital serta
keluhan yang dirasakan pasien. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan melakukan
wawancara kepada pasien, sedangkan pemeriksaan klinis dilakukan oleh perawat
Berikut tabel hasil monitoring klinis dan fisik pasien:

14
Tabel 14. Monitoring dan evaluasi klinis
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Compos mentis Compos mentis Compos mentis
Nadi 88x/menit Nadi 80x/menit Nadi 80x/menit
TD 110/70 mmHg TD 110/70 mmHg TD 100/60 mmHg
RR 20x/menit RR 24x/menit RR 22x/menit
Suhu 36.5C Suhu 36.5C Suhu 36.5C

Tabel 15. Monitoring dan evaluasi fisik


Hari 1 Hari 2 Hari 3
Nafsu makan baik Nafsu makan baik Nafsu makan baik
Sesak nafas Sedikit sesak Tidak ada sesak
Asites besar Asites berkurang Asites tidak berkurang
Edem kedua kaki Edem kedua kaki Edem kedua kaki
Kembung Tidak ada kembung Tidak ada kembung

Monitoring fisik yang dilakukan didapatkan hasil bahwa pasien masih


mengalami asites namun keadaan abdomen sudah sedikit mengempis dikarenakan
dilakukan tapping asites sebanyak 2 kali pada tiga hari intervensi. Pasien sudah
tidak merasa kembung dan sesak nafas dilihat dari tidak terpasangnya binasal
kanul pada pasien. Monitoring klinis menunjukan hasil yang normal untuk suhu,
denyut nadi, dan respiratori. Namun nilai pada tekanan darah tetap rendah dan
tidak terjadi perubahan sejak hari pertama intervensi. Selain itu tidak terdapat
perubahan berat badan terhadap pasien sehingga masalah malnutrisi dilihat dari
monitoring fisik terkait berat badan belum tercapai walaupun asupan sudah
mencapai 100%.

II.6 Resume

Pasien bernama Ny. E didiagnosis menderita suspek tumor ganas ovarium,


asites masif, pneumonia, dan efusi pleura. Diagnosis gizi pasien
adalahNI.2.1 dan NC.4.1. Pasien diberikan diet energi tinggi protein tinggi
dalam bentuk makanan biasa melalui jalur per oral dengan frekuensi 3 kali
makan utama dan 2 kali snack.
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan zat gizi, diperoleh kebutuhan zat
gizi pasien yaitu energi 1623 kkal, protein 89.6 gram, lemak 45 gram, dan
karbohidrat 215 gram dengan tambahan suplemen oral tinggi protein dan
ekstra telur rebus.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pada asupan pasien selama tiga
hari intervensi, secara keseluruhan asupan zat gizi pada pasien mengalami
peningkatan.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi selama intervensi terhadap
biokimia pada pasien, nilai albumin dan kalsium pada hari ke-2 masih
dalam nilai rendah. pemeriksaan biokimia tidak dilakukan pada hari ke-3
sehingga tidak dilakukan monitoring dan evaluasi.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi selama intervensi terhadap klinis
dan fisik pada pasien diketahui bahwa keadaan klinis pasien untuk tekanan

15
darah tetap dalam kategori rendah. Sedangkan keadaan fisik pasien terjadi
peningkatan dilihat dari asupan makan, hilangnya kembung dan sesak,
namun masih terdapat asites dan edem pada kedua kaki.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi selama intervensi terhadap
antropometri, tidak terjadi peningkatan maupun penurunan berat badan
berdasarkan pengukuran LILA dengan hasil estimasi berat bedan tetap pada
angka 44.8 kg.
Keluarga pasien dan pasien sudah memahami anjuran yang diberikan pada
saat edukasi gizi dan mengaplikasikannyaselama intervensi berlangsung.

16
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan kasus harian yang berjudul PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR


PADA KASUS POST CRANIOTOMY EVACUATION DUE TO MILD HI DI
RUANGAN KEMUNING II RSUP DR.HASAN SADIKIN BANDUNG telah
disetujui oleh pembimbing pada November 2016.

Bandung, November 2016

Mengetahui,
Pembimbing Ruangan

Kartikasari, SST., RD
NIP. 196910161994032001

17
III. PENATALAKSANAAN DIET PADA KASUS BEDAH
ANAK POST CRANIOTOMY EVACUATION DUE TO
MILD HI

III.1 Gambaran Umum Penyakit

Cedera kepala adalah gangguan traumatik pada daerah kepala yang


mengganggu fungsi otak dan menyebabkan terputusnya jarigan kepala yang
biasanya disebabkan oleh trauma keras (Price dan Wilson 2005). Cedera kepala
yang berat akibat benturan ke kepala dapat diatasi dengan tindakan bedah, yaitu
tindakan kraniotomi. Kraniotomi merupakan tindakan bedah yang paling sering
dilakukan pada manajemen neoplasma kerusakan yang ada di dalam otak. Sekitar
76 % pasien pasca kraniotomi mengalami nyeri moderat hingga berat (Arslan et
al. 2013). Respon yang kompleks terhadap stress fisik akibat operasi atau
pembedahan dari injury, dimediasi oleh saraf simpatis, salah satunya adalah
hipermetabolisme dan katabolisme. Penyembuhan luka meningkatkan produksi
glukosa sebanyak 80% dan juga membutuhkan sintesis protein. Respon katabolik
meningkatkan kebutuhan energi dan protein, besar dan durasinya tergantung dari
lama pembedahan. Respon katabolik terhadap pembedahan dapat dicegah dengan
intake yang adekuat (Souba dan Wilmore 2004). Intake energi dan protein yang
adekuat penting untuk membatasi kehilangan protein dan lemak pasca operasi.
Penurunan berat badan yang tidak terencana, berat badan kurang saat
masuk rumah sakit, dan penurunan status gizi selama di rumah sakit, dikaitkan
dengan outcome yang buruk. Sebuah studi di Inggris pada tahun 2004 menemukan
bahwa 40% dari 500 pasien masuk rumah sakit di bagian sub-spesialis termasuk
bedah umum dan ortopedi mengalami gizi kurang minimal tingkat ringan
(McWhirter dan Pennington 2004).

III.2 Identitas Pasien

Nama : An. A
Tanggal lahir : 17 September 2008
Umur : 8 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Etnik : Sunda
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Soreang, Bandung
Pendidikan : SD
Ruangan : Kemuning/Kelas III/ Kamar 4 bed 7
No. Medrek : 0001571193
Cara Pembayaran : Kontraktor
Tanggal MRS : 03November 2016
Tanggal Pengkajian : 04 November 2016
Diagnosa : Post craniotomy evacuation due to mild HI

18
III.3 Gambaran Penyakit Pasien

III.3.1. Riwayat Penyakit Pasien

a. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluhkan adanya rasa nyeri pada luka operasi post
craniotomy akibat terjatuh dari ketinggian 1m yang menyebabkan kepala
terbentur keras ke lantai sehingga diperlukan tindakan bedah.
.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu.

c. Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien dan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit terutama
terkat penyakit yang sama dengan keadaan pasien saat ini.

III.3.2. Diagnosa Medis


Pasien didiagnosa medis Post craniotomy evacuation due to mild
HI.

III.3.3. Terapi Medis


Selama perawatan pasien diberikan obat-obatan oleh dokter untuk
menunjang penatalaksanaan medis. Obat-obatan yang diberikan selama
perawatan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 16. Obat yang digunakan An. A


No Nama Obat Kegunaan Efek Samping
Ceftriaxone Mencegah terjadinya Lelah, sariawan, nyeri
1
(antibiotic) infeksi post operasi tenggorokan, diare

Muntah, gangguan
Rantidine Mengurangi produksi
2. pernafasan, reaksi alergi
(antihistamin) asam lambung
seperti ruam dan gatal
Kulit pucat, masalah
Menghentikan atau
3. Kalnex pernafasan, kelelahan,
mencegah pendarahan
pendarahan atau memar
Membantu proses
4. Vit. K Anemia, sakit kuning
pembekuan darah
Mata terasa gatal,
Meredakan
mengeluarkan kotoran,
pembengkakan dan
5. Ketorolac berwarna kemerahan,
rasa nyeri pascaoperasi
atau bengkak pada
mata
kelopak mata
Pusing,
Menangani rasa nyeri
lelah,mual,muntah,
6. Tramadol tingkat sedang hingga
konstipasi, perut
berat setelah operasi
kembung

19
Tabel 16. Obat yang digunakan An. A (lanjutan)
No Nama Obat Kegunaan Efek Samping
Menyediakan cairan
harian dan kebutuhan
Timbulanya panas,
garam yang mungkin
ekstravasasi, dan infeksi
7. NaCl 0.9% tidak dapat dipenuhi
pada tempat
secara oral dan
penyuntikan
meningktakan kadar
natrium

III.4 Skrining Gizi

Skrining gizi merupakan proses sederhana dan cepat yang bersifat sensitif
untuk mendeteksi pasien beresiko malnutrisi (Barendregt et al 2008). Hasil
skrining nutrisi pasien oleh perawat diketahui memiliki Pediatric Yorkhill
Malnutrition Score (PYMS) yaitu 5 yang berarti pasien beresiko malnutrisi dilihat
dari kategori status antopometri BMI/ U untuk anak usia >=5 tahun kurang dari -2
SD dengan skor 2, kehilangan atau penurunan berat badan sebanyak 7 kg dalam 1
bulan terakhir dengan skor 1, dan kategori anak sakit berat dengan skor 2,
sehingga perlu dilakukan asesmen lanjut untuk menentukan asuhan gizi yang
tepat.

III.5 Proses Asuhan Gizi Terstandar

III.5.1 Pengkajian Gizi

a. Riwayat Gizi
a.1. Asupan Makan dan Zat Gizi
- Kajian Food History
Riwayat asupan makan An. A satu bulan sebelum masuk rumah
sakit kurang memenuhi kebutuhannya. Pasien makan utama dengan
frekuensi 2 kali sehari . Jenis makanan yang biasa dikonsumsi antara
lain makanan pokok (nasi) sebanyak 2 kali sehari, lauk hewani 2
potong, sayur mangkuk kecil, 3 macam buah, dan 2 gelas susu.
Hasil perhitungan Food Frequency Questionnaire (FFQ) dalam 1
bulan terakhir didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 17. Hasil FFQ An. A 1 bulan SMRS


Energi Protein Lemak Karbohidrat
Keterangan
(kkal) (g) (g) (g)
Asupan zat gizi 1062 36.5 40 138.5
Kebutuhan 1686 50.6 56.2 244.5
% Asupan 63 72 71 57

20
Comparative standard sebelum masuk rumah sakit
Rumus EER anak usia 3-8 tahun
EER =155.3 30.8 x U + FA x ((10xBB)+(934xTB))
=155.3 30.8 x 8 + FA x ((10x18)+(934x1.26))
= 1686 kkal
Protein = 12% dari kebutuhan = 50.6 g
Lemak = 30% dari kebutuhan = 56.2 g
Karbohidrat = 58% dari kebutuhan = 244.5 g
Sumber : ADA pocket guide to Pediatric Nutrition Assessment

- Kajian Recall 1x24 jam


Asupan makan diketahui dengan cara melakukan recall 1 x 24
jam pada tanggal 4 November 2016. An. A sudah mendapatkan makan
dari rumah sakit tetapi nafsu makan belum membaik. Asupan An. A
saat masuk rumah sakit sangat rendah dikarenakan masih dalam
keadaan lemas, pusing, dan nyeri dibagian luka operasi. Berdasarkan
hasil recall 1x 24 jam didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 18. Hasil recall 1x24 Jam


Energi Protein Lemak Karbohidrat
Keterangan
(kkal) (g) (g) (g)
Asupan zat gizi 689 10.6 22 105.4
Kebutuhan 1356 40.7 45.2 196.6
% Asupan 51 26 49 54

Comparative Standard Saat Masuk Rumah Sakit


Rumus REE anak sakit usia 3-10 tahun
REE = (22.5 x BB) + 499
= (22.5 x 18) + 499
= 904 kkal
REE = 904 kkal x FA (1.5)
= 1356 kkal
Protein = 12% dari kebutuhan = 40.7 g
Lemak = 30% dari kebutuhan = 45.2 g
Karbohidrat = 58% dari kebutuhan = 196.6 g
Sumber : ADA pocket guide to Pediatric Nutrition Assessment

Tabel 19. Klasifikasi persen asupan menurut WNPG 2004


Kategori Persen asupan
Kurang < 80%
Baik >80%-110%
Lebih >110%
Sumber : WNPG 2004

a.2. Pengetahuan/Kepercayaan/Sikap
An. A tidak memiliki alergi, pantangan, dan ketidaksukaan
terhadap makanan. An. A belum pernah mendapatkan informasi

21
mengenai prinsip diet gizi seimbang dan pasca bedah ataupun
makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk penderita pasca
bedah.

b. Antropometri
Berat badan biasanya : 25 kg
Berat badan saat ini : 18 kg
Tinggi Badan : 126 cm
IMT/U : 11.3 atau <-3 SD
Status Gizi : Sangat kurus (berdasarkan IMT/U)
Penurunan BB : 28% (7 kg) dalam waktu 1 bulan

Comparative Standard antropometri berdasarkan Status Gizi (BMI/U)


<-3SD = Sangat Kurus
>=-3SD s/d <-2SD = Kurus
>=-2SD s/d <=2SD = Normal
>2SD s/d <=3SD = Gemuk
> 3SD = Obese
Sumber : WHO 2005

c. Biokimia
Data biokimia meliputi data hasil pemeriksaan laboratorium terkait
gizi pada tanggal 31 Oktober 2016 diketahui sebagai berikut:

Tabel 20. Hasil pemeriksaan laboratorium


Jenis
Hasil Nilai Rujukan Keterangan
Pemeriksaan
Hemoglobin 9.6 g/dL 10-16 g/dL Rendah
Hematokrit 29% 33-38% Rendah
Trombosit 318000/mm3 150000-450000/mm3 Normal
Eritrosit 3.35 jt/uL 3.6-5.8jt/uL Rendah
Lekosit 10500/mm3 9000-12000/mm3 Normal
Sumber : Data Rekam Medis RSHS Bandung 2016

Hasil pemeriksaan biokimia antara lain diketahui bahwa nilai


hemoglobin, hematokrit, dan eritrosit rendah dikarenakan asupan makan
pasien sebelum masuk rumah sakit sudah rendah, kemudian sehingga
dilakukan transfusi darah setelah operasi dilakukan untuk meningkatkan
kadar hemoglobin pasien.

d. Klinis dan Fisik

Fisik
Kondisi umum pasien yaitu compos mentis dengan nilai GSC 15.
Kepala dan mata dalam keadaan bengkak akibat benturan pada saat
terjatuh. Terdapat luka pasca operasi pada bagian kepala. Kondisi tubuh
terlihat kurus.

22
Klinis
Berikut ini adalah tabel tentang hasil pemeriksaan fisik dan klinis
An. A pada tanggal 04 November 2016

Tabel 21. Hasil pemeriksaan fisik dan klinis


Jenis
Hasil Nilai normal Keterangan
Pemeriksaan
Tekanan Darah 110/70 mmHg 120/80 mmHg Rendah
Nadi 89x/menit 80-100 x/menit Normal
Resperasi 23x/menit 20-25x/menit Normal
Suhu 36.4oC 36-37oC Normal
Sumber : Data Rekam Medis RSHS Bandung 2016

e. Riwayat Personal
An. A adalah seorang pelajar yang tinggal bersama kedua orang
tuanya. An. A merupakan anak tunggal yang diasuh oleh kedua
orangtuanya. Ibu An. A merupakan seorang ibu rumah tangga sementara
ayahnya seorang pekerja. An. A menjalani rawat inap diruangan kelas III.
Keadaan sosial ekonomi keluarga An. A termasuk dalam golongan
menengah. An. Sebelum masuk rumah sakit A sehari hari menjalani
pekerjaannya sebagai seorang pelajar, setelah masuk rumah sakit An. A
lebih banyak berbaring di tempat tidur dan sangat bergantung pada orang
lain untuk melakukan sesuatu (bedrest).

III.5.2 Diagnosis Gizi


- Domain Intake :
NI. 2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan keadaan fisiologis
yang meningkatkan kebutuhan gizi karena penyakit ditandai dengan
IMT/U <-3 SD, dan hasil recall 1x24 jam (energi 51%, protein 26%, lemak
49%, dan karbohidrat 54%).
- Domain Klinis :
NC. 4.1 Malnutrisi berkaitan dengankeadaan fisiologis yang menyebabkan
peningkatan kebutuhan gizi ditandai dengan hasil FFQ (energi 63%,
protein 72%, lemak 71%, dan karbohidrat 57%), penurunan berat badan
sebesar 7 kg dalam waktu 1 bulan, dan kondisi fisik yang terlihat kurus.

III.5.3 Intervensi Gizi


Intervensi gizi merupakan suatu tindakan yang didalamnya
mencakup perencanaan implementasi untuk mengatasi masalah gizi yang
sudah diidentifikasi. Intervensi gizi terdiri atas perencanaan intervensi dan
implementasi. Perencanaan intervensi meliputi penetapan tujuan intervensi,
preskripsi diet, dan perhitungan kebutuhan gizi.

Tujuan Intervensi
Tujuan dari intervensi gizi yang diberikan yaitu:
1. Memenuhi asupan makanan sesuai kebutuhan, kemampuan dan kondisi
pasien
2. Mengkoreksi malnutrisi dengan mempertahankan berat badan melalui

23
asupan

Syarat Diet
1. Energi diberikan sesuai kebutuhan berdasarkan perhitungan
kebutuhandikalikan dengan faktor sakit (1.5)
2. Protein sedang, yaitu 12% dari kebutuhan energi total
3. Lemak cukup, yaitu 30% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidarat cukup, yaitu 58 % sisa dari kebutuhan energi total
5. Route makanan : Peroral
6. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 snack dengan tambahan
formula enteral 2x200cc
7. Bentuk makanan : Lunak (bubur)
8. Jenis diit : Diet gizi seimbang

Perhitungan Kebutuhan Gizi

Comparative Standard di Rumah Sakit


Rumus REE anak usia 3-10 tahun
REE = (22.5 x BB) + 499
= (22.5 x 18) + 499
= 904 kkal
REE = 904 kkal x fa (1.5)
= 1356 kkal
Protein = 12% dari kebutuhan = 40.7 g
Lemak = 30% dari kebutuhan = 45.2 g
Karbohidrat = 58% dari kebutuhan = 196.6 g

Implementasi
Diberikan diet gizi seimbang kepada pasien dalam bentuk makanan lunak
(bubur) melalui jalur per oral dengan frekuensi 3 kali makan utama, 2 kali snack,
dan tambahan formula enteral komersil. Energi yang diberikan yaitu sebesar 1356
kkal, protein sebesar 40.7 gram, lemak sebesar 45.2 gram, dan karbohidrat sebesar
196.6 gram. Rancangan diet sehari makanan lunak pasien yaitu sebagai berikut:

Tabel 22. Rancangan distribusi menu sehari berdasarkan menu rumah sakit
Nilai Gizi
No. Sumber Bahan Makanan penukar E
P (g) L (g) KH (g)
(kkal)
1. Makanan Pokok 3.4 595 13.6 0 136
2. Lauk Hewani Rendah Lemak 1 50 7 2 0
3. Lauk Hewani Lemak Sedang 2 150 14 10 0
4. Lauk Nabati 2.5 187.5 12.5 7.5 17.5
5. Sayur 2 50 2 0 10
6. Buah 2 100 0 0 2
7. Snack 2 200 4 2 42
8. Minyak goreng 4 200 0 20 0
9. Susu rendah lemak 1 125 7 6 10

24
Tabel 22. Rancangan distribusi menu sehari berdasarkan menu rumah sakit
(lanjutan)
TOTAL 1756 63.9 47.4 260.2
KEBUTUHAN 1356 40.7 45.2 196.6
PERSENTASE (%) 129 157 104 132

Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


Pasien tidak diberikan penyuluhan maupun konsultasi gizi karena
pemberian penyuluhan dan konsultasi gizi dilakukan pada pelayanan gizi poli
rawat jalan, sehingga pasien hanya diberikan edukasi terkait gizi.
Metode : Diskusi dan Tanya jawab
Waktu : Setelah makan siang
Sasaran : An.A dan orang tuanya
Materi :
1. Prinsip diet gizi seimbang, prinsip makanan yang dianjurkan dan dibatasi
sesuai penyakit yang diderita.
2. Memotivasi An.A untuk menghabiskan makanan yang disediakan dari
rumah sakit.

III.5.4 Monitoring dan Evaluasi


Rencana Monitoring
Rencana monitoring dilakukan untuk mengetahui respon pasien terhadap
intervensi dan tingkat keberhasilannya. Berikut rencana monitoring yang
dirancang untuk pasien An. A.

Tabel 23. Rencana monitoring dan evaluasi


Parameter Target Pelaksanaan
Fisik dan klinis Fisik : Setiap hari
Mual, muntah, dan pusing hilang
Klinis :
Tekanan darah, nadi, suhu, respirasi
normal
Asupan Makan Asupan makan mencapai >80% Setiap hari
Berat badan Tidak terjadi penurunan berat badan Hari akhir
intervensi

Monitoring dan Evaluasi Asupan


Monitoring dan evaluasi asupan dilakukan untuk mengetahui daya terima
pasien terhadap makanan dari intervensi gizi yang diberikan. Berikut hasil
monitoring asupan berdasarkan menu standar rumah sakit.

Tabel 24. Monitoring dan evaluasi asupan


Energi Protein Lemak
Keterangan Karbohidrat (g)
(kkal) (g) (g)
Asupan RS 1513 52.1 44.5 219.5
Kebutuhan 1356 40.7 45.2 196.6
% 111 128 98 111

25
Asupan makan An. A pada hari pertama intervensi mengalami peningkatan
yang cukup besar. An. A sudah dapat menghabiskan snack, buah, sayur, lauk
hewani, dan lauk nabati, namun susu pada pagi hari tidak dikonsumsi serta bubur
pada pagi hari tersisa sebanyak 4 sendok makan, bubur pada siang hari tersisa
sebanyak 3 sendok makan, dan bubur pada sore hari tersisa 3 sendok makan.

Grafik Asupan Makan An.A


150 128
111 111
persentase (%)

98 E
100
54 P
51 49
50 26 L
KH
0
Recall Hari ke-1
Gambar 2. Grafik asupan makan An.A selama satu hari

Hasil monitoring asupan menunjukan bahwa daya terima pasien terhadap


makanan melebihi target asupan >80% dikarenakan rancangan menu dibuat
berdasarkan standar menu rumah sakit makanan lunak kelas III untuk pasien anak
dengan rincian standar zat gizi menu sehari yaitu energi sebesar 1756 kkal, protein
sebesar 63.9 g, lemak sebesar 47.4 g, dan karbohidrat sebesar 260.2 g.

Monitoring dan Evaluasi Antropometri


Hasil pengukuran antropometri tidak dilakukan sehingga tidak dapat
diketahui apakan terjadi penurunan berat badan atau tidak.

Monitoring dan Evaluasi Biokimia


Pemeriksaan nilai biokimia tidak dilakukan karena pasien tidak menjalani
pemeriksaan laboratorium oleh rumah sakit pada saat monitoring dan evaluasi
dilakukan.

Monitoring dan evaluasi klinis dan fisik


Pemeriksaan klinis dan fisik meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital serta
keluhan yang dirasakan pasien. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan melakukan
wawancara kepada pasien, sedangkan pemeriksaan klinis dilakukan oleh perawat
Berikut tabel hasil monitoring klinis dan fisik pasien:

Tabel 25. Monitoring dan evaluasi klinis


Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan
Tekanan Darah 110/80 mmHg 120/80 mmHg Normal
Nadi 84x/menit 80-100 x/menit Normal
Resperasi 20x/menit 20-25x/menit Normal
Suhu 36.5oC 36-37oC Normal

26
Tabel 26. Monitoring dan evaluasi fisik
Parameter Hasil Interpretasi
Nafsu makan baik + Normal
Mual - Normal
Muntah - Normal
Pusing - Normal
Mata dan kepala bengkak + Abnormal

Pemeriksaan fisik menunjukan jika An. A memiliki nafsu makan


membaik. Pasien dalam kesadaran penuh, tidak merasa mual dan muntah, namun
pasien masih merasakan pusing dan nyeri pada luka operasi. Mata dan kepala An.
A masih dalam keadaan bengkak. Monitoring klinis pada An. A diketahui
memiliki tekanan darah, denyut nadi, respiratori, dan suhu dalam keadaan normal.

III.6 Resume

Pasien An. A didiagnosis menderita post craniotomy evacuation due to mild


HI. Diagnosis gizi pasien adalah NI.2.1 dan NC.4.1. Pasien diberikan diet
gizi seimbang dalam bentuk makanan lunak (bubur) melalui jalur per oral
dengan frekuensi 3 kali makan utama dan 2 kali snack.
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan zat gizi, energi yang diberikan
yaitu sebesar 1356 kkal, protein sebesar 40.7 gram, lemak sebesar 45.2
gram, dan karbohidrat sebesar 196.6 gram.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pada asupan pasien sehari
intervensi, secara keseluruhan asupan zat gizi pada pasien mengalami
peningkatan dan target asupan >80% dapat tercapai.
Pasien tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap pasien sehingga
tidak dapat dimonitoring dan evaluasi terkait nilai biokimianya.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi selama intervensi terhadap klinis
dan fisik diketahui pasien dalam kesadaran penuh, tidak merasa mual dan
muntah, namun pasien masih merasakan pusing dan nyeri pada luka operasi.
Mata dan kepala An. A masih dalam keadaan bengkak. Tekanan darah,
denyut nadi, respiratori, dan suhu dalam keadaan normal.
Pasien tidak di monitoring dan evaluasi untuk antropometri.
Keluarga pasien dan pasien sudah memahami anjuran yang diberikan pada
saat edukasi gizi dan mengaplikasikannya selama intervensi berlangsung.

27
LEMBAR PERSETUJUAN

Pengambilan Data KASUS CARSINOMA SERVIX STADIUM II B PASCA


EXTERNAL RADIATION 11 TIMES DI RUANGAN ALAMANDA RSUP DR.
HASAN SADIKIN BANDUNG telah disetujui oleh ahli gizi ruangan pada
November 2016.

Bandung, November 2016

Mengetahui,
Ahli Gizi Ruangan

Eka Yuliana Kurnia Dewi, AMG


NIP. 198407302011012001

28
IV. PENATALAKSANAAN DIET PADA KASUS PENYAKIT
DALAM CARSINOMA SERVIX STADIUM II B PASCA
EXTERNAL RADIATION 11 TIMES

IV.1 Gambaran Umum Penyakit

Kanker merupakan penyakit tidak menular disebabkan oleh keadaan fisik


yang tidak normal atau pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat menyerang
jaringan didalam organ tubuh, termasuk organ reproduksi wanita. Salah satu
kanker yang dapat menyebabkan kematian adalah kanker serviks pada wanita.
Kanker serviks paling banyak diderita oleh wanita di Indonesia. Menurut WHO
setiap dua menit wanita meninggal dunia karena kanker serviks di negara
berkembang. Yayasan kanker Indonesia memaparkan angka kematian karena
kanker serviks terbanyak diantara jenis kanker lain di kalangan perempuan dengan
perkiraan 52 juta wanita di Indonesia beresiko terkena kanker serviks. Ada 15.000
kejadian kasus baru pertahun dengan kematian 8000 jiwa pertahun (Nurwijaya et
al. 2010).
Menurut Dorland (1998) carsinoma serviks adalah pertumbuhan baru yang
gansa terdiri dari sel-sel epithelial yang cenderung menginfiltrasi jaringan
sekitarnya dan menimbulkan metastasis. Sedangkan kanker serviks merupakan
kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim, letaknya antara leher rahim dan
liang senggama atau vagina. Kanker serviks stadium lanjut (IIB-IVB) dapat
diobati dengan radioterapi. Radioterapi adalah penggunaan radiasi pengion dalam
upaya mengobati penderita kanker dengan mematikan sel kanker dan
memberikan dosis yang tepat pada volume/target yang dituju dan menjaga agar
efek radiasi pada jaringan sehat disekitarnya tetap minimum.
Kanker dapat memberikan dampak terhadap status gizi antara lain
kehilangan berat badan, keheksia kanker ditandai dengan anoreksia, cepat
kenyang, anemia, lemah, dan kehilangan otot. Pasien kanker serviks stadium
lanjut dengan terapi kemo radiasi beresiko mengalami malnutrisi disebabkan oleh
kaheksia kanker dan efek samping kemoradiasi (Mirzana 2008). Efek samping
kemoradiasi berupa mual, muntah, dan diare menyebabkan penurunan asupan
energi dan protein.

IV.2 Identitas Pasien

Nama : Ny. C
Tanggal lahir : 11 Maret 1973
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Etnik : Jawa
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jawa Tengah
Pendidikan : SLTP

29
Ruangan : Alamanda/Kelas II/ Kamar 5 bed 3
No. Medrek : 0001554713
Cara Pembayaran : Kontraktor
Tanggal MRS : 31 Oktober 2016
Tanggal Pengkajian : 01 November 2016
Diagnosa : Carsinoma servix stadium IIB pasca radiasi externa 11 kali

IV.3 Gambaran Penyakit Pasien

IV.3.1. Riwayat Penyakit Pasien

a. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluhkan mual, kembung, dan diare pasca kemoterapi
radiasi externa.
.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Lima bulam sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh terjadi
pendarahan dari jalan rahim.

c. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit terutama terkait
penyakit yang sama dengan keadaan pasien saat ini.

IV.3.2. Diagnosa Medis


Pasien didiagnosa medis carsinoma servix stadium IIB pasca
external radiation 11 times.

IV.3.3. Terapi Medis


Selama perawatan pasien diberikan obat-obatan oleh dokter untuk
menunjang penatalaksanaan medis. Obat-obatan yang diberikan selama
perawatan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 27. Obat yang digunakan Ny. C


No Nama Obat Kegunaan Efek Samping
Meningkatkan
Gangguan keseimbangan
pembentukan urin oleh
cairan tubh, sakit kepala,
1. Manitol ginjal, sehingga kadar
mersa haus, demam,
cairan yang beredar di
hipotensi
pembuluh darah menurun
Muntah, gangguan
Rantidine Mengurangi produksi
2. pernafasan, reaksi alergi
(antihistamin) asam lambung
seperti ruam dan gatal
Pencegahan dan Mual, muntah, diare,
3. KCl
pengobatan hipokalemia nyeri perut

30
Tabel 27. Obat yang digunakan Ny. C (lanjutan)
No Nama Obat Kegunaan Efek Samping
Mencegah dan mengobati
Sakit kepala, mudah
mual dan muntah yang
mengantuk, kepanasan,
4. Ondansetron disebabkan oleh
mudah lelah, konstipasi,
kemoterapi atau
sakit perut
radioterapi
Sakit kepala, keringan
Mengatasi mual dan berlebih, sering buang air
5. Dexamethasone
muntah akibat kemoterapi kecil, mudah haus, kulit
kering, lemas
Menyediakan cairan
harian dan kebutuhan
garam yang mungkin Timbulanya panas,
6. NaCl 0.9% tidak dapat dipenuhi ekstravasasi, dan infeksi
secara oral dan pada tempat penyuntikan
meningkatkan kadar
natrium

IV.4 Skrining Gizi

Skrining gizi merupakan proses sederhana dan cepat yang bersifat sensitif
untuk mendeteksi pasien beresiko malnutrisi (Barendregt et al 2008). Pasien
diasesmen awal menggunakan SGA (Subjective Global Assesmen). Hasil SGA
menunjukan bahwa pasien mengalami malnutrisi sedang dilihat dari riwayat
penurunan berat badan, perubahan gastrointestinal, perubahan kapasitas
fungsional, serta penyakit dan hubungannya dengan kebutuhan gizi, sehingga
dilakukan asesmen lanjut untuk menentukan asuhan gizi yang tepat.

IV.5 Proses Asuhan Gizi Terstandar

IV.5.1 Pengkajian Gizi

a. Riwayat Gizi
a.1. Asupan Makan dan Zat Gizi
- Kajian Food History
Riwayat asupan makan Ny. Csatu bulan sebelum masuk rumah
sakit kurang memenuhi kebutuhannya. Pasien makan utama dengan
frekuensi 3 kali sehari. Jenis makanan yang biasa dikonsumsi antara
lain makanan pokok (nasi) sebanyak 3 kali sehari, lauk hewani 2
potong, lauk nabati 3 potong, sayur 2 mangkuk kecil, dan susu 1 gelas
sehari. Hasil perhitungan Food Frequency Questionnaire (FFQ) dalam
1 bulan terakhir didapatkan data sebagai berikut:

31
Tabel 28. Hasil FFQ Ny. C1 bulan SMRS
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Keterangan
(kkal) (g) (g) (g)
Asupan zat gizi 1325 50 45.5 171
Kebutuhan 2100 78.8 58 315
% Asupan 63 63 78 54
Comparative Standard 1 bulan sebelum masuk RS
Rumus Mifflin Perempuan
TEE = (10xBB)+(6.25xTB)-(5xU)-161
= (10x50)+(6.25x155)-(5x43)-161
= 1092.75 kkal
TEE = 1092.75 kkal x Fs (1.5) x Fa (1.3)
= 2100 kkal
Protein = 15% dari kebutuhan = 78.8 g
Lemak = 25% dari kebutuhan = 58g
Karbohidrat = 60% dari kebutuhan = 315 g

- Kajian Recall 1x24 jam


Asupan makan diketahui dengan cara melakukan recall 1 x 24
jam pada tanggal 1November 2016. Ny. C sudah mendapatkan makan
dari rumah sakit tetapi hanya untuk makan sore, makan pagi dan siang
Ny. C membeli makanan diluar rumah sakit. Asupan Ny. C saat
masuk rumah sakit sangat rendah dikarenakan masih dalam keadaan
mual, kembung, dan diare pasca radiasi externa. Berdasarkan hasil
recall 1x 24 jam didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 29. Hasil recall 1x24 Jam


Keterangan Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan zat gizi 620 28.2 10 108
Kebutuhan 1803 67.6 50 270.5
% Asupan 34 41 20 40
Comparative Standard Saat Masuk Rumah Sakit
Rumus Mifflin Perempuan
TEE = (10xBB)+(6.25xTB)-(5xU)-161
= (10x50)+(6.25x155)-(5x43)-161
= 1092.75 kkal
TEE = 1092.75 kkal x Fs (1.5) x Fa (1.1)
= 1803 kkal
Protein = 15% dari kebutuhan = 67.6 g
Lemak = 25% dari kebutuhan = 50g
Karbohidrat = 60% dari kebutuhan = 270.5 g

Tabel 30. Klasifikasi persen asupan menurut WNPG 2004


Kategori Persen asupan
Kurang < 80%
Baik >80%-110%
Lebih >110%
Sumber : WNPG 2004

32
a.2. Pengetahuan/Kepercayaan/Sikap
Ny. C tidak memiliki alergi, pantangan, dan ketidaksukaan
terhadap makanan. Ny. C belum pernah mendapatkan informasi
mengenai prinsip diet gizi seimbang ataupun makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk penderita kanker.

b. Antropometri
Berat badan biasanya : 55 kg
Berat badan saat ini : 50 kg
Tinggi Badan : 155 cm
Indeks masa tubuh (IMT) : 20.8
Status Gizi : Gizi baik
Penurunan BB : 9% (5kg) dalam waktu 1 bulan

Kategori IMT berdasarkan WHO 2000


<18.5 = gizi kurang
18.5-24.9 = gizi baik
24.9-29.9 = overweight
>30 = obesitas

c. Biokimia
Data biokimia meliputi data hasil pemeriksaan laboratorium terkait
gizi pada tanggal 30 Oktober 2016

Tabel 31. Hasil pemeriksaan laboratorium


Jenis
Hasil Nilai Rujukan Keterangan
Pemeriksaan
Hemoglobin 9.7 g/dL 10-16 g/dL Rendah
Kreatinin 0.71 mg/dL 0.5-0.9 mg/dL Normal
Ureum 40 mg/dL 15-50 mg/dL Normal
SGOT 17 u/L <31 u/L Normal
SGPT 10 u/L <33 u/L Normal
Kalium 4 mEq/L 3.6-5.5 mEq/L Normal
Natrium 134 mEq/L 135-145 mEq/L Rendah
Sumber : Data Rekam Medis RSHS Bandung 2016

d. Klinis dan Fisik

Fisik
Kondisi umum pasien yaitu compos mentis. Mual, kembung, dan
diare dirasakan pasien sesudah menjalani kemoterapi radiasi externa.
Keadaan mata, kepala, dan kulit dalam kondisi normal.

Klinis
Berikut ini adalah tabel tentang hasil pemeriksaan fisik dan klinis
Ny. C pada tanggal 01 November 2016

33
Tabel 32. Hasil pemeriksaan fisik dan klinis
Jenis
Hasil Nilai normal Keterangan
Pemeriksaan
Tekanan Darah 110/70 mmHg 120/80 mmHg Rendah
Nadi 84x/menit 80-100 x/menit Normal
Resperasi 20x/menit 20-25x/menit Normal
Suhu 36oC 36-37oC Normal
Sumber : Data Rekam Medis RSHS Bandung 2016

e. Riwayat Personal
Ny. C adalah seorang petani yang tinggal bersama keluarganya.
Keadaan sosial ekonomi keluarga Ny. C termasuk dalam golongan
menengah. Sebelum masuk rumah sakit Ny. C sehari hari menjalani
pekerjaannya sebagai petani, setelah masuh rumah sakit Ny. C lebih
banyak berbaring ditempat tidur tetapi masih bisa berjalan untuk ke kamar
mandi walaupun dengan kesulitan (ambulatory).

IV.5.2 Diagnosis Gizi


- Domain Intake :
NI. 2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan keadaan fisiologis
yang meningkatkan kebutuhan gizi karena penyakit ditandai dengan
rendahnya persentase hasil recall 1x24 jam (energi 34%, protein 41%,
lemak 20%, dan karbohidrat 40%).
- Domain Klinis :
NC. 4.1 Malnutrisi berkaitan dengan keadaan fisiologis yang
menyebabkan peningkatan kebutuhan gizi ditandai dengan rendahnya
persentase hasil FFQ (energi 63%, protein 63%, lemak 78%, dan
karbohidrat 54%) dan penurunan berat badan sebesar 5 kg dalam waktu 1
bulan.

IV.5.3 Intervensi Gizi


Intervensi gizi merupakan suatu tindakan yang didalamnya
mencakup perencanaan implementasi untuk mengatasi masalah gizi yang
sudah diidentifikasi. Intervensi gizi terdiri atas perencanaan intervensi dan
implementasi. Perencanaan intervensi meliputi penetapan tujuan intervensi,
preskripsi diet, dan perhitungan kebutuhan gizi.

Tujuan Intervensi
Tujuan dari intervensi gizi yang diberikan yaitu:
1. Memenuhi asupan makanan sesuai kebutuhan, kemampuan dan kondisi
pasien
2. Mengkoreksi malnutrisi dengan mempertahankan berat badan melalui
asupan

Syarat Diet
1. Energi diberikan sesuai kebutuhan berdasarkan perhitungan kebutuhan
dikalikan dengan fs (1.5) dan fa (1.3)
2. Protein sedang, yaitu 15% dari kebutuhan energi total

34
3. Lemak cukup, yaitu 25% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidarat cukup, yaitu 60% sisa dari kebutuhan energi total
5. Route makanan : Peroral
6. Frekuensi Makan : 3 kali makan utama dan 2 snack
7. Bentuk makanan : Biasa (nasi)
8. Jenis diit : Diet gizi seimbang

Perhitungan Kebutuhan Gizi


Comparative Standard di Rumah Sakit
Rumus Mifflin Perempuan
TEE = (10xBB)+(6.25xTB)-(5xU)-161
= (10x50)+(6.25x155)-(5x43)-161
= 1092.75 kkal
TEE = 1092.75 kkal x Fs (1.5) x Fa (1.1)
= 1803 kkal
Protein = 15% dari kebutuhan = 67.6 g
Lemak = 25% dari kebutuhan = 50 g
Karbohidrat = 60% dari kebutuhan = 270.5 g

Implementasi
Diberikan diet gizi seimbang kepada pasien dalam bentuk makanan biasa
(nasi) melalui jalur per oral dengan frekuensi 3 kali makan utama dan 2 kali
snack. Energi yang diberikan yaitu sebesar 2037 kkal, protein sebesar 59.5 gram,
lemak sebesar 54.5 gram, dan karbohidrat sebesar 315.5 gram. Rancangan diet
sehari makanan lunak pasien berdasarkan standar menu rumah sakit yaitu sebagai
berikut:

Tabel 33. Rancangan menu sehari berdasarkan standar menu rumah sakit
Nilai Gizi
No. Sumber Bahan Makanan penukar
E (kkal) P (g) L (g) KH (g)
1. Makanan Pokok 5 875 20 0 200
Lauk Hewani Rendah
2. 1 50 7 2 0
Lemak
Lauk Hewani Lemak
3. 2 150 14 10 0
Sedang
4. Lauk Nabati 3 225 15 9 21
5. Sayur 2 50 2 0 10
6. Buah 2 100 0 0 24
7. Snack 2 200 4 2 42
8. Minyak goreng 5 250 0 25 0
9. Susu rendah lemak 1 125 7 6 10
TOTAL 2037 59.5 54.5 315.5
KEBUTUHAN 1803 67.7 50 270.5
PERSENTASE (%) 112 88 109 116

35
Penyuluhan dan Konsultasi Gizi
Pasien tidak diberikan penyuluhan maupun konsultasi gizi karena
pemberian penyuluhan dan konsultasi gizi dilakukan pada pelayanan gizi poli
rawat jalan, sehingga pasien hanya diberikan edukasi terkait gizi.
Metode : Diskusi dan Tanya jawab
Waktu : Setelah makan siang
Sasaran : Ny. C dan keluarga
Materi :
1. Prinsip diet gizi seimbang, prinsip makanan yang dianjurkan dan
dibatasi sesuai penyakit yang diderita.
2. Memotivasi Ny.C untuk menghabiskan makanan yang disediakan
dari rumah sakit.

IV.5.4 Monitoring dan Evaluasi


Rencana Monitoring
Rencana monitoring dilakukan untuk mengetahui respon pasien terhadap
intervensi dan tingkat keberhasilannya. Berikut rencana monitoring yang
dirancang untuk pasien Ny.C.

Tabel 34. Rencana monitoring dan evaluasi


Parameter Target Pelaksanaan
Fisik dan klinis Fisik : Setiap hari
Mual, kembung, dan diare tidak ada
Klinis :
Tekanan darah, nadi, suhu, respirasi
normal
Asupan Makan Asupan makan mencapai >80% Setiap hari

Monitoring dan Evaluasi Asupan


Monitoring dan evaluasi asupan dilakukan untuk mengetahui daya terima
pasien terhadap makanan dari intervensi gizi yang diberikan. Berikut hasil
monitoring asupan selama tiga hari dilakukan intervensi.

Tabel 35. Monitoring dan evaluasi asupan


Energi Protein Lemak Karbohidrat
Keterangan
(kkal) (g) (g) (g)
Asupan RS 1441 51.5 54 178.5
Kebutuhan 1803 67.6 50 270.5
% 80 76 108 70

Asupan makan Ny. C pada hari pertama intervensi mengalami peningkatan


yang cukup besar. Ny. C sudah dapat menghabiskan snack, buah, sayur, lauk
hewani, dan lauk nabati, dan susu pada pagi hari. Namun, nasi pada pagi hari
tersisa 2 sendok makan, nasi pada siang hari tersisa 2 sendok makan, sayur pada
siang hari tersisa 2 sendok makan, dan nasi pada sore hari tersisa 3 sendok makan.

36
Grafik Asupan Makan Ny.C
120 108
100
persentase (%)

80 76 E
80 70
60 P
41 40
34
40 20 L
20
KH
0
Recall Hari ke-1
Gambar 3. Grafik asupan makan Ny. C selama satu hari

Hasil monitoring asupan menunjukan bahwa daya terima pasien terhadap


makanan sudah baik, namun target asupan >80% belum sepenuhnya tercapai
dikarenakan asupan energi, protein, dan karbohidrat masih kurang dari 80%.
Sehingga masalah gizi terkait asupan oral tidak adekuat belum sepenuhnya dapat
teratasi walaupun sudah terjadi peningkatan asupan makan jika dibandingkan
dengan asupan recall 1x 24 jam. Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh
rancangan menu yang dibuat yaitu berdasarkan standar rumah sakit bukan
berdasarkan pada kebutuhan pasien karena tidak dilakukan pemorsian, sehingga
makanan yang disajikan tidak tepat ukuran dan mengakibatkan pasien untuk tidak
memakannya karena porsi yang terlalu besar.

Monitoring dan Evaluasi Antropometri


Monitoring dan evaluasi terhadap antropometri tidak dilakukan.

Monitoring dan Evaluasi Biokimia


Monitoring dan evaluasi terhadap biokimia tidak dilakukan karena tidak
ada data pemeriksaan biokimia pada status pasien.

Monitoring dan evaluasi klinis dan fisik


Pemeriksaan klinis dan fisik meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital serta
keluhan yang dirasakan pasien. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan melakukan
wawancara kepada pasien, sedangkan pemeriksaan klinis dilakukan oleh perawat
Berikut tabel hasil monitoring klinis dan fisik pasien:

Tabel 36. Monitoring dan evaluasi klinis


Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan
Tekanan Darah 110/80 mmHg 120/80 mmHg Normal
Nadi 80x/menit 80-100 x/menit Normal
Resperasi 20x/menit 20-25x/menit Normal
Suhu 36.5oC 36-37oC Normal

Tabel 37. Monitoring dan evaluasi fisik


Parameter Hasil Interpretasi
Nafsu makan baik + Normal
Mual - Normal

37
Tabel 37. Monitoring dan evaluasi fisik (lanjutan)
Parameter Hasil Interpretasi
Diare - Normal
Kembung + Abnormal

Pemeriksaan fisik menunjukan jika Ny. C memiliki nafsu makan yang


membaik. Pasien dalam kesadaran penuh, tidak merasa mual dan diare, namun
pasien masih merasakan kembung pada perut. Mata, kulit dan kepala Ny.C dalam
keadaan normal. Monitoring klinis pada Ny. C diketahui memiliki tekanan darah,
denyut nadi, respiratori, dan suhu dalam keadaan normal.

IV.6 Resume

Pasien bernama Ny. C didiagnosis menderita carcinoma servix stadium IIB


pasca rexternal radiation 11 times. Diagnosis gizi pasien adalah NI.2.1 dan
NC.4.1. Pasien diberikan diet gizi seimbang dalam bentuk makanan biasa
(nasi) melalui jalur per oral dengan frekuensi 3 kali makan utama dan 2 kali
snack.
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan zat gizi, diperoleh kebutuhan zat
gizi pasien yaitu energi 1803 kkal, protein 67.7 gram, lemak 50 gram, dan
karbohidrat 270.5 gram.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pada asupan pasien selama satu
hari intervensi, secara keseluruhan asupan zat gizi pada pasien mengalami
peningkatan meskipun target asupan >80% belum tercapai.
Tidak dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap biokimia pasien karena
pasien tidak melakukan pemeriksaan laboratorium nilai biokimia.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi selama intervensi terhadap klinis
dan fisik pada pasien, pasien memiliki kesadaran penuh, tidak merasa mual
dan diare, namun masih merasakan kembung. Mata, kulit dan kepala Ny.C
dalam keadaan normal. Monitoring klinis pada Ny. C diketahui memiliki
tekanan darah, denyut nadi, respiratori, dan suhu dalam keadaan normal.
Tidak dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap antropometri.
Keluarga pasien dan pasien sudah memahami anjuran yang diberikan pada
saat edukasi gizi dan mengaplikasikannya selama intervensi berlangsung.

38
V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Mahasiswa mampu menilai keadaan gizi pasien dengan melakukan


asesmen, merumuskan masalah pasien, merencanakan, menyusun, dan
mengevaluasi penatalaksanaan diet pada pasien berdasarkan diagnosis dokter,
melakukan tindak lanjut pada pasien yang dikelola sendiri, melakukan usaha
pemeliharaan dan peningkatan status gizi baik untuk individu maupun keluarga,
serta mahasiswa dapat beradaptasi di lingkungan kerja lapang. Intervensi yang
diberikan kepada pasien berhasil, dilihat dari daya terima pasien terhadap
intervensi yang diberikan setiap harinya semakin meningkat.

V.2 Saran

Sebaiknya mahasiswa dibekali kegiatan praktik asuhan gizi klinik agar


lebih terampil pada saat mengikuti kegiatan praktik kerja lapang. Kemudian perlu
dilakukan koordinasi yang baik antara pihak pendidikan dan rumah sakit agar
tidak terjadi kesalahan informasi mengenai praktik kerja lapang.

39
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta(ID): PT. Gramedia Pustaka
Utama
Crum CP. 1999. The Female Genital tract. In Contran R, Kumar V, Collins T, ed
Robbins Pathologic Basis of Disease. 6th ed. Philadelphia (AUS):
Saunders Company :1067-1080.
Djuana A. 2001. Pengenalan dini kanker ovarium. Palembang (ID): Makalah
ilmiah PIT XII POGI.
Dorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland ed.25. Jakarta (ID): EGC
Manuaba IAC. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta (ID):
EGC.
McWhirter JP dan Pennington CR. 2004. Incidence and recognition of
malnutrition in hospital. Br Med J;308:945-948.
Mirzana I. 2008. Asupan Energi, Protein, dan Status Gizi Pada Pasien Kanker
Serviks Dengan Terapi Kemoradiasi. Universitas Diponegoro.
Mustafa A. Bahadir C. Ramazan C et al. 2013. Comparing the Efficacy of
Preemptif Intravenous paracetamol on the Reducing Effect of Opioid
Usage in Cholecystectomy. Journal of Research in Medical Science.
Nurwijaya. 2010. Cegah dan deteksi Kanker Serviks. Jakarta (ID): PT. Gramedia
Oxford University Press. 2007. Concise Medical Dictionary. Edisi ke-7. London
(UK): Oxford University Press. 533
Price dan Wilson. 2005. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Vol 2.
Jakarta (ID): EGC
Schueren MAE. 2005. Nutritional support strategies for malnourished cancer
patiens. European Journal of Oncology Nursing. page:484-508.
Souba dan Wilmore. 2004. Diet and Nutrition in the care of the patient with
surgery trauma, and sepsis. Modern nutrition in health disease. 9th edition.
Stewart SI. 2012. Ovarian Cancer Incidence: Current and Comprehensive
Statistics. USA. Available from
http://cdn.intechopen.com/pdfs/28502/Intech-
Ovarian_cancer_incidence_current_and_comprehensive_statistics.pdf.[Ac
cessed on 16 April 2013]
Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta(ID): Buku Kedokteran EGC
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi(WNPG). 2004. Jakarta (ID): Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia
World Health. Guidelines for the Regulatory Assessment of Medicinal Product for
use in Self- Medication. World Health Organization. Geneva

40
LAMPIRAN

Tabel 38. Hasil recall 1x24 jam Ny. E


Bahan Berat
No. Energi Protein Lemak Karbohidrat
makanan (g)
1 Nasi 40 70 1.6 - 16
2 Telur 25 37.5 3.5 2.5 0
3 Kentang 10 8.3 0.2 0 2
4 Sayur 10 10 0.4 0 2
Susu kental
5 manis 40 130 1 4 23
komersial
6 Tahu 110 75 5 3 0
7 Nasi 40 70 1.6 0 16
8 Hati ayam 30 75 7 0 5
Susu kotak
9 240 100 4 2.5 14
komersial
10 Minyak 3 50 0 5 0
Total Asupan 625.8 24.3 17 78
Kebutuhan 1623 60.9 45 243.5
% Asupan 38.5% 40% 38% 32%

Tabel 39. Distribusi menu makanan Ny. E hari ke-1


Sumber Bahan Snack Snack
No. Penukar Pagi Siang Sore
Makanan I II
1. Makanan Pokok 3 1 1 1
2. Hewani 5 1 2 2
3. Nabati 2 1 0 1
4. Sayuran B 2 0.5 0.75 0.75
5. Susu tanpa lemak 1 1
6. Buah 2 1 1
7. Minyak 3 1 1 1
8. Snack 2 1 1
Suplemen oral
9. 200 cc 200 cc
tinggi protein

Tabel 40. Distribusi menu makanan Ny. E hari ke-3


Sumber Bahan Snack Snack
No. Penukar Pagi Siang Sore
Makanan I II
1. Makanan Pokok 3 1 1 1
2. Hewani 5 1 2 2
3. Nabati 2 1 0.5 0.5
4. Sayuran B 1.5 0.5 0.5 0.5
5. Susu tanpa lemak 1 1

41
Sumber Bahan Snack Snack
No. Penukar Pagi Siang Sore
Makanan I II
6. Buah 2 1 1
7. Minyak 3 1 1 1
8. Snack 2 1 1
Suplemen oral
9. 200 cc 200 cc
tinggi protein

Tabel 41. Distribusi menu makanan Ny. E hari ke-3


Sumber Bahan Snack Snack
No. Penukar Pagi Siang Sore
Makanan I II
1. Makanan Pokok 3.5 1 1.25 1.25
2. Hewani 5 1 2 2
3. Nabati 2.5 1 0.5 1
4. Sayuran B 3 1 1 1
5. Buah 2 1 1
6. Susu tanpa lemak 1 1
7. Minyak 3 1 1 1
8. Snack 2 1 1

Tabel 42. Monitoring asupan hari ke-1 Ny. E


Berat
Bahan
Waktu dimakan Energi Protein Lemak Karbohidrat
makanan
(gram)
Nasi 100 175 4 0 40
Daging 35 75 7 5 0
Pagi Tempe 50 75 5 3 7
Sayur 50 12.5 0.5 0 2.5
Minyak 5 50 0 5 0
Snack
Roti 100 2 1 21
1
Nasi 91 159.3 3.64 0 36.4
Daging 35 75 7 5 0
Sayur 46 11.5 0.46 0 2.3
Siang Buah 0 0 0 0 0
Telur 55 75 7 5 0
Suplemen oral 200cc 168 9.8 2.1 31.5
Minyak 5 50 0 5 0
Snack
Brownis 100 2 1 21
2
Nasi 38 66.5 1.52 0 15.2
Tahu 50 37.5 2.5 1.5 3.5
Malam
Daging 35 75 7 5 0
Sayur 37 9.25 0.37 0 1.85

42
Berat
Bahan
Waktu dimakan Energi Protein Lemak Karbohidrat
makanan
(gram)
Buah 50 0 0 12
Telur 55 75 7 5 0
Minyak 5 50 0 5 0
Asupan 1564 71.8 49.6 192
Kebutuhan 1623 89.6 45 215
% 96% 80% 110% 89%

Tabel 43. Monitoring asupan hari ke-2 Ny. E


Berat
Bahan
Waktu dimakan Energi Protein Lemak Karbohidrat
makanan
(gram)
Nasi 100 175 4 0 40
Hewani 40 75 7 5 0
Tahu 50 75 5 3 7
Pagi
Sayur 17 4.25 0.17 0 0.85
Susu 220cc 75 7 0 10
Minyak 5 50 0 5 0
Snack
100 2 1 21
1
Nasi 100 175 4 0 40
Hewani 40 75 7 5 0
Sayur 50 18.75 0.75 0 3.75
Siang Buah 50 0 0 12
Nabati 55 75 7 5 0
Suplemen oral 200cc 168 9.8 2.1 31.5
Telur 55 75 7 5 0
Minyak 5 50 0 5 0
Snack
100 2 1 21
2
Nasi 80 140 3.2 0 32
Tahu 50 37.5 2.5 1.5 3.5
Daging 35 75 7 5 0
Malam Sayur 23 5.75 0.23 0 1.15
Buah 50 0 0 12
Telur 55 75 7 5 0
Minyak 5 50 0 5 0
Asupan 1730.5 75.9 51.1 226
Kebutuhan 1623 89.6 45 215
% 107 85 114 105

43
Tabel 44. Monitoring asupan hari ke-3 Ny. E
Berat
Bahan
Waktu dimakan Energi Protein Lemak Karbohidrat
makanan
(gram)
Nasi 100 175 4 0 40
Hewani 40 75 7 5 0
Tahu 50 75 5 3 7
Pagi
Sayur 50 12.5 0.5 0 2.5
Susu 220cc 75 7 0 10
Minyak 5 50 0 5 0
Snack 1 100 2 1 21
Nasi 125 218.75 5 0 50
Hewani 40 75 7 5 0
Sayur 100 25 1 0 5
Siang Buah 50 0 0 12
Nabati 55 75 5 3 7
Telur 55 75 7 5 0
Minyak 5 50 0 5 0
Snack 2 100 2 1 21
Nasi 125 218.75 5 0 50
Tempe 38 75 5 3 7
Hewani 55 75 7 5 0
Malam Sayur 71 25 1 0 5
Buah 50 0 0 12
Telur 55 75 7 5 0
Minyak 5 50 0 5 0
Asupan 1720 71.9 50.5 224.5
Kebutuhan 1623 89.6 45 215
% 106 80 112 104

Tabel 45. Hasil perhitungan recall 1x24 jam An. A


Bahan
No. Berat (g) Energi Protein Lemak Karbohidrat
makanan
1 Bubur 120 52.5 1.2 0 12
2 Jeruk 165 150 0 0 36
3 Telur 10 6.8 0.6 0.5 0
4 Snack 20 100 1 3.5 15
5 Apel 37.5 25 0 0 6
6 Anggur 33 10 0 0 2.4
7 Susu 240ml 150 7 8 11
Minuman botol
8 600ml 60 0 0 15
kemasan
9 Nasi 20 35 0.8 0 8
10 Minyak 10 100 0 10 0
Total Asupan 689 10.6 22 105.4
Kebutuhan 1356 40.7 45.2 196.6
% Asupan 50.8 26 48.6 53.6

44
Tabel 46. Distribusi menu sehari An.A berdasarkan standar menu RS
Sumber Bahan Snack Snack
No Penukar Pagi Siang Sore
Makanan I II
1. Makanan Pokok 3.4 400 480 480
Lauk Hewani
2. 1 40
Rendah Lemak
Lauk Hewani
3. 2 35 50
Lemak Sedang
4. Lauk Nabati 2.5 25 50 50
5. Sayur 2 50 75 75
6. Buah 2 75 75
7. Snack 2 1P 1P
8. Minyak goreng 4 5 7.5 7.5
9. Susu rendah lemak 1 85

Tabel 47. Hasil perhitungan monitoring asupan An.A


Berat dimakan
Waktu Bahan makanan Energi Protein Lemak Karbohidrat
(gram)
Bubur 360 157.5 3.6 0 36
Daging 35 75 7 5 0
Pagi Tempe 50 75 5 3 7
Sayur 50 12.5 0.5 0 2.5
Minyak 5 50 0 5 0
Snack 1 100 2 1 21
Bubur 450 196.8 4.5 0 45
Ayam 40 75 7 5 0
Siang Sayur 75 18.75 0.75 0 3.75
Pisang 55 50 0 0 12
Tempe 50 37.5 2.5 1.5 3.5
Minyak 7.5 75 0 7.5 0
Snack 2 100 2 1 21
Bubur 450 196.8 4.5 0 45
Tempe 50 75 5 3 7
Hati 40 75 7 5 0
Malam
Sayur 75 18.75 0.75 0 3.75
Jeruk 110 50 0 0 12
Minyak 7.5 75 0 7.5 0
Asupan 1513 52.1 44.5 219.5
Kebutuhan 1356 40.7 45.2 196.6
% 111 128 98 111

45
Tabel 48. Hasil perhitungan recall 1x24 jam Ny. C
Bahan
No. Berat (g) Energi Protein Lemak Karbohidrat
makanan
1 Nasi 100 175 4 0 40
2 Ikan 40 50 7 2 0
3 Sayur 120 30 1.2 0 6
4 Nasi 100 175 4 0 40
5 Telur 55 75 7 5 0
6 Bayam 20 5 0.2 0 7
7 Nasi 20 35 0.8 0 8
Total Asupan 620 28.2 10 108
Kebutuhan 1803 67.6 50 270.5
% Asupan 34 41 20 39

Tabel 49. Distribusi menu sehari Ny.C berdasarkan standar menu RS


Sumber Bahan Snack Snack
No Penukar Pagi Siang Sore
Makanan I II
1. Makanan Pokok 5 75 100 75
Lauk Hewani
2. 1 40
Rendah Lemak
Lauk Hewani
3. 2 35 50
Lemak Sedang
4. Lauk Nabati 3 50 50 50
5. Sayur 2 50 75 75
6. Buah 2 85 110
7. Snack 2 100 100
8. Minyak goreng 5 5 10 10
9. Susu rendah lemak 1 1P

Tabel 50. Hasil perhitungan monitoring asupan Ny. C


Menu Berat
Bahan Energi Protein Lemak Karbohidrat
Waktu dimakan
makanan (kkal) (g) (g) (g)
(gram)
Nasi
Nasi 55 96.25 2.2 0 22
goreng
Telur
Telur 55 75 7 5 0
ceplok
Pagi Susu Minyak 5 50 0 5 0
Susu
rendah 200cc 125 7 6 10
lemak
Snack 1 100 2 1 21
Nasi Nasi 80 140 3.2 0 32
Daging
Daging 40 75 7 5 0
bb terik
Siang Rolade
tahu Tahu 110 75 5 3 7
cina
Urap Sayur 55 13.75 0.55 0 2.75

46
Menu Berat
Bahan Energi Protein Lemak Karbohidrat
Waktu dimakan
makanan (kkal) (g) (g) (g)
(gram)
Apel Apel 75 50 0 0 12
Minyak 10 100 0 10 0
Snack 2 100 2 1 21
Nasi Nasi 70 122.5 2.8 0 28
Ikan bb Ikan 40 75 7 5 0
pesmol
Tempe 50 75 5 3 7
Oseng
Malam Sayur 75 18.75 0.75 0 3.75
tempe
Sayur Pisang 50 50 0 0 12
Asem
Minyak 10 100 0 10 0
Pisang
Asupan 1441 51.5 54 178.5
Kebutuhan 1803 67.6 50 270.5
% 80 76 108 70

47
48

Anda mungkin juga menyukai