Anda di halaman 1dari 36

Oleh :

AMARA SINTHIA PUTRI


P23131115007
PENDAHULUAN

Masalah gizi di Rumah Sakit dinilai sesuai kondisi


perorangan yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi proses penyembuhan. Kecenderungan
peningkatan kasus penyakit yang terkait gizi (nutrition
related disease) pada semua kelompok rentan mulai dari
ibu hamil, bayi, anak, remaja, hingga lanjut usia (Lansia),
memerlukan penatalaksanaan gizi secara khusus. Oleh
karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang bermutu untuk
mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal
dan mempercepat penyembuhan (Kementrian Kesehatan
RI, 2013)

Proses asuhan gizi adalah menetapkan masalah gizi,


menentukan kebutuhan gizi, mempersiapkan makanan,
pelaksanaan pemberian zat gizi, dan evaluasi (RI. Depkes,
2005).
PERKOTAAN PEDESAAN

Diabetes Diabetes
menduduki menduduki
rangking ke-2 rangking ke-6
yaitu 14,7% yaitu 5,8%

Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa


pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus
di Indonesia mencapai 21,3 juta orang
Klasifikasi DM :
a. Diabetes Melitus Tipe I
b. Diabetes Melitus Tipe II
c. Diabetes Gestasional
Diabetes Melitus merupakan Menurut (Perkeni, 2011) d. Tipe Diabetes Lainnya
suatu kelompok penyakit seseorang dapat didiagnosa
metabolik dengan karakteristik diabetes melitus apabila Faktor resiko yang dapat diubah :
hiperglikemia yang terjadi karena mempunyai gejala klasik a. Gaya hidup
kelainan sekresi insulin, kerja diabetes melitus seperti poliuria, b. Diet yang tidak sehat
insulin, atau keduanya. polidipsi dan polifagi disertai c. Obesitas
dengan kadar gula darah d. Tekanan darah tinggi
sewaktu ≥200 mg/dl dan gula
darah puasa ≥126 mg/dl. Faktor resiko yang tidak dapat
diubah:
a. Usia
b. Riwayat keluarga
c. Ras
d. Riwayat diabetes pada
kehamilan
Bagaimana merencanakan dan melakukan
manajemen asuhan gizi klinik pada pasien
dengan diagnosis ulkus pedis dextra
wagner 3 di Ruang Flamboyan 6 RSUD Dr.
Moewardi?

RUMUSAN
MASALAH
Mampu merencanakan dan melakukan Manajemen Asuhan Gizi
Klinik di rumah sakit yang meliputi analisis tentang pengkajian,
perencanaan, penerapan, evaluasi, dan membuat laporan
mengenai studi kasus gizi klinik pada pasien dengan diagnosis
ulkus pedis dextra wegner 3 di Ruang Flamboyan 6 RSUD Dr.
Moewardi.
1. Mahasiswa mampu melakukan skrining gizi

2. Mahasiswa mampu mengumpulkan data umum pasien berupa


biodata pasien, data antropometri, data laboratorium, data
klinis, data fisik dan data dietary history.

3. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa medis

4. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa gizi


5. Mahasiswa mampu menetapkan terapi diet sesuai
dengan keadaan pasien
6. Mahasiswa mampu menganalisis perbandingan
asupan makanan pasien selama dirumah sakit
dengan kebutuhan pasien
7. Mahasiswa mampu melakukan konseling gizi mengenai terapi
diet pasien yang diberikan
8. Mahasiwa mampu merencanakan monitoring dan evaluasi
asupan makan dan terapi diet yang diberikan.
Memberikan informasi dalam hal penatalaksanaan diet pada
pasien dengan diagnosis Ulkus Pedis Dextra Wegner 3 di Ruang
Bagi Institusi
Flamboyan 6 RSUD Dr. Moewardi

Mengetahui dan memahami diet yang diberikan sehingga dapat

Bagi Pasien mengubah perilaku dan sikap dalam memilih konsumsi bahan
makanan yang sesuai dengan anjuran diet agar menjaga kesehatan
dan tidak memperburuk penyakit pasien.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta
Bagi
pengalaman mahasiswa dalam merencanakan dan
Mahasiswa
melaksanakan manajemen proses asuhan gizi klinik.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Usia : 63 tahun
No RM : 01121190
Tanggal lahir : 28 Februari 1955
Jenis Kelamin : Laki-laki
Ruang / Kamar : Flamboyan 6/12A
Pekerjaan : Guru Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah
Wonosobo
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Seworan RT/RW 005/004
Tanggal Masuk : 04 Oktober 2018
Tanggal Kasus : 05 Oktober 2018
Diagnosis Medis : Ulkus pedis dexter wagner 3, Diabetes Melitus Tipe II
E
IDENTITAS PASIEN DAN
GAMBARAN RINGKAS KEADAAN PASIEN
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan Utama
Luka di kaki kanan ± 2 bulan Kemudian beberapa hari
Pasien merasakan nyeri sebelum masuk rumah sakit. mengeluarkan bau tidak
pada kaki kanan, nafsu Luka awalnya dikarenakan enak dari punggung kaki.
makan menurun. Pasien pasien memberi air hangat Timbul luka baru di telapak
merasa mual setiap kali pada kaki kanannya. kaki yang sulit kering, ± 1
makan. Kemudian timbul luka bakar minggu sebelum masuk
melepuh dan keluar cairan rumah sakit pasien
bening dan juga darah. Luka merasakan mual muntah
tersebut diperiksakan ke sesak nafas dan menggigil.
rumah sakit, kemudian
dilakukan pembersihan pada
luka tersebut. Setelah luka
tersebut dibersihkan, pasien
membersihkan lukanya tiap
hari 2x dengan cairan infus.
E
IDENTITAS PASIEN DAN
GAMBARAN RINGKAS KEADAAN PASIEN

Riwayat penyakit dahulu


Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien menderita sakit


Diabetes Melitus sejak Keluarga pasien memiliki
tahun 2012 yang lalu. riwayat penyakit hipertensi
Pasien menggunakan dan diabetes melitus.
suntikan namun tidak
teratur.
1. Hasil Skrining Gizi
Berdasarkan hasil skrining gizi menggunakan NRS diketahui
skor pasien adalah 3 yang menandakan adanya resiko
malnutrisi dengan penyakit tertentu, sehingga pasien
membutuhkan penanganan dengan diit sesuai penyakitnya
Jika skrining mengidentifikasi seseorang beresiko, maka
harus dirujuk untuk melakukan pengkajian gizi lebih mendetail

2. Pemeriksaan Antropometri
Data Hasil Keterangan
Berat Badan Aktual 49 kg -
Tinggi badan 165 cm -
BBI 58,5 kg
LLA 25 cm
LLA/U 81,9% Status Gizi Kurang

Berdasarkan hasil pemeriksaan antropometri diketahui bahwa status gizi pasien adalah gizi
ASUHAN GIZI kurang dengan LLA/U sebesar 81,9 %. Klasifikasi status gizi menurut percentile LLA menurut
Almatsier (2004) dibagi menjadi 3 kategori sebagai berikut:
Gizi Baik : >85%
Gizi Kurang : 70% – 85%
Gizi Buruk : <70%
3. Pemeriksaan Biokimia 4. Pemeriksaan Fisik & Klinis

Jenis Waktu Hasil Tanggal Nilai Normal 1. Data Fisik


Pemeriksaan Pemeriksaan
 Keadaan Umum : Nyeri pada bagian
GDS 05.00 348 kaki kanan, composmentis, sakit
sedang
05/10/18 60-140 mg/dl  Pasien merasakan mual, muntah
22.00 291
sesak nafas, badan merasa menggigil
dan adanya gangguan menelan.
Jenis Pemeriksaan Hasil Tanggal Nilai Normal  Terdapat penurunan berat badan
Pemeriksaan sebanyak 1 kg dalam 3 bulan terakhir
Hb 8,9 05/10/18 (Sebelum 13,5 – 17,5
pelayanan) mg/dl
2. Data Klinis
Leukosit 13,3 4,5 – 11 ribu/ul
Jenis Hasil Tanggal Nilai Normal
Ht 29 33-45 %
Pemeriksaan pemeriksaan
Trombosit 566 150-450 ribu/ul
04/10/18 (Sebelum Tekanan Darah 110/70 <120/80 mmHg
Eritrosit 3,25 pelayanan) 4,50 – 5,90 (TD)
juta/ul RR 20 20-30x/menit
Albumin 2,9 3,2-4,6 g/dl 04/10/18
Nadi 92 60-100x/menit
Kreatinin 0,6 0,8-1,3 mg/dl
Suhu 36,6 36,4-37,2ºC
Sumber : Data Rekam Medik
Flamboyan 6 2018
Sumber : Data Rekam Medik
Flamboyan 6 2018
5. DIETARY HISTORY
Data Asupan Makan Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS)
Data Food Frequency
Energi Protein Lemak KH
a. Makanan pokok : 3x sehari (kkal) (gram) (gram) (gram)
nasi 1 ctg Asupan 1475 45 40 222,5
b. Lauk hewani : ayam goreng 3x Kebutuhan 2325 65 65 349
sehari, telur dadar 3x sehari,
% Asupan 63% 69% 62% 64%
ikan bandeng 3x sehari .
c. Lauk nabati : tahu dan tempe
3x seminggu Kategori Kurang Kurang Kurang Kurang
d. Sayur : Sayur bayam 2x sehari.
e. Buah : apel 1x seminggu, Data Asupan Makan Sebelum Pelayan
pisang 1x seminggu
f. Camilan : Keripik singkong ½
bks kecil 1x sehari, kue bolu Energi Protein Lemak KH
1ptg 1x seminggu, tales 1x (kkal) (gram) (gram) (gram)
sehari, donut 1x seminggu Asupan 807 27,7 30,1 100,8
g. Minuman : air putih 3x sehari, Kebutuhan 2281,5 85,5 63,3 342,2
teh manis dengan gula
% Asupan 35% 32% 47% 29%
tropicana 2x sehari
Kategori Kurang Kurang Kurang Kurang
Kesimpulan : Dari segi kualitas
sudah cukup beragam namun
kurang bervariasi, dari segi
kuantitasnya masih kurang.
Sumber : Data Rekam Medik
Flamboyan 6 2018

Obat Fungsi Interaksi dengan zat gizi


Paracetamol 500 gr Untuk meredakan rasa sakit ringan hingga Tidak ada interaksi dengan zat gizi
menengah serta menurunkan demam
Vip Albumin 1 tab Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, Tidak ada interaksi dengan zat gizi
meningkatkan kadar albumin dan hemoglobin
(Hb)
Infus Metamizol 1 g Untuk menangani rasa sakit ringan Tidak ada interaksi dengan zat gizi

Omeprazole 403 Obat untuk menurunkan kadar asam yang Tidak ada interaksi dengan zat gizi
diproduksi di dalam lambung.
Candesartom 163 Obat penghambat reseptor angiotensin II yang Tidak ada interaksi dengan zat gizi
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah
Inf. Ampisilin sulbaktim Untuk mengatasi resistensi bakteri produsen Tidak ada interaksi dengan zat gizi
enzim betalaktamase terhadap ampicilin. Selain
itu untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh
bakteri yang peka terhadap ampicillin +
sulbactam
Inf. RL 16 tpm Mengembalikan keseimbangan elektrolit pada Tidak ada interaksi dengan zat gizi
dehidrasi
P = Asupan oral tidak adekuat
(NI-2.1) Asupan E =Berkaitan dengan adanya penurunan nafsu makan dan gangguan
mengunyah/menelan
oral in adekuat
S =Ditandai dengan asupan energi 35%, protein 32%, lemak 47%, karbohidrat
29%

P = Pembatasan asupan karbohidrat


(NI -5.1) Penurunan
E = Berkaitan dengan adanya gangguan fungsi endokrin
Kebutuhan Zat Gizi
S = Ditandai dengan hiperglikemi nilai GDS diatas nilai normal

(NC -2.2) Perubahan P = Perubahan nilai laboratorium terkait gizi


nilai laboratorium E = Berkaitan dengan pasien mengalami anemia
terkait gizi S = Ditandai dengan kadar Hb 8,9 gr/dl

P = Ketidakpatuhan diet dalam penyakit Diabetes Melitus


(NB-1.1) Kurangnya
E = Berkaitan dengan tidak pernah mendapatkan konseling gizi tentang penyakit
pengetahuan terkait
yang diderita
makanan dan zat
S = Ditandai dengan makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan penyakit
gizi
diabetes melitus
E
INTERVENSI GIZI

Preskripsi Diet Tujuan Diet


Syarat dan Prinsip Diet
1) Bentuk makanan : Lunak 1) Menjaga asupan energi, 1) Asupan oral tercapai minimal
2) Jenis Diet : Diet DM protein, lemak dan 80%
2281,5 kkal karbohidrat agar tetap 2) Energi cukup yaitu 1825,2 kkal
3) Cara Pemberian : 3x sesuai dengan kebutuhan 3) Peningkatan asupan protein,
makanan utama, 3x dan IMT menjadi normal yaitu 68,4 gr
makanan selingan 2) Membantu mencapai dan 4) Lemak 25% dari kebutuhan yaitu
4) Pelayanan makan selama mempertahankan kadar 50,6 gr
3 hari diberikan secara GDS, tekanan darah dan 5) Pembatasan KH sebanyak 60%
bertahap yaitu 80% dari Hb agar normal dari kebutuhan yaitu 342,2 gr
kebutuhan energi total, 3) Memberikan informasi 6) Fe diberikan 13,2 gr
yaitu : atau pengetahuan tentang 7) Natrium <2 gr/hari. berkaitan
a. Energi 1825,2 kkal makanan dan gizi dengan tekanan darah yang
b. Protein 68,4 gr seimbang serta diet DM tinggi
c. Lemak 50,6 gr tipe II (3J) 8) Serat 25 gr per hari
d. Karbohidrat 342,2 gr 9) Pembatasan penggunaan gula
e. Fe 13,2 gr 10)Frekuensi makan 3x makan
utama, 3x makan selingan
Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi

Rumus PERKENI 2015

BBI = (165-100) – 10% (165-100)


= 65 – 6,5 = 58,5 kg
BEE = BBI x 30
= 58,5 x 30
= 1755
REE = 1755 + (FA x 1755)+(FS x 1755) + (20% x 1755) – (KU x 1755)
= 1755 + ( 10% x 1755) + (10% x 1755)+ (20% x 1755) – (10% x1755)
= 1755 + 175,5+ 175,5+ 351 – 175,5
= 2281,5 kkal

Protein = 15% x 2281,5 /4 =85,5 gr


Lemak = 25% x 2281,5/9 = 63,3 gr
KH = 60% x 2281,5 /4 = 342,2 gr
Fe = 63/62 x 13 = 13,2 gr
Parameter yang dimonitoring Evaluasi

1. Dietary 1. Memantau asupan makanan


Asupan makanan pasien pasien minimal 80%
minimal 80%
2. Status gizi pasien dilihat dari
2. Status Gizi lingkar lengan atas meningkat
Antropometri Lingkar Lengan
Atas (LLA) 3. Perubahan nilai biokimia dengan
pemeriksaan laboratorium yaitu
3. Biokimia hemoglobin, gula darah sewaktu
Perubahan kadar hemoglobin, mencapai nilai normal
gula darah sewaktu
4. Melihat nilai klinis dengan
Perencanaan 4. Klinis
Perubahan tekanan darah,
pengecekan tekanan darah, nadi
dan suhu dalam keadaan normal
Monitoring dan suhu dan nadi

Evaluasi
A. Evaluasi asupan energi dan zat gizi

Asupan Energi Selama Pelayanan


1. Asupan Energi
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
7-Oct-18 8-Oct-18 9-Oct-18
7-Oct-18 8-Oct-18 9-Oct-18
Asupan 45 57 74
Kebutuhan 80 80 80

Pada hari pertama asupan energi rendah dikarenakan pasien


mengalami keluhan mual, dan tidak nafsu makan. Walaupun asupan
energi pasien selama tiga hari tergolong defisit berat tetapi ada
peningkatan dari asupan hari pertama hingga hari ketiga pelayanan.
Asupan energi pasien tergolong berat disebabkan karena keadaan
umum pasien sedang dan pasien mengalami penurunan nafsu makan.
Sehingga pasien tidak menghabiskan makanan yang disajikan.
Asupan Protein Selama Pelayanan
2. Asupan Protein 90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
7-Oct-18 8-Oct-18 9-Oct-18
7-Oct-18 8-Oct-18 9-Oct-18
Asupan 62 45 58
Kebutuhan 80 80 80

Asupan protein pasien bisa naik turun dikarenakan pasien tidak begitu suka dengan lauk hewani maupun
lauk nabati dari rumah sakit. Sehingga lauk yang disajikan banyak yang tidak dihabiskan. Untuk hari
pertama pasien masih bisa mengkonsumsi lauk hewani dan lauk nabati namun hari ke-2 lauk hewani dan
lauk nabati nya tidak dihabiskan, hanya 25% saja lauk hewani dan lauk nabatinya dimakan. Dikarenakan
adanya rasa mual dan nafsu makan hilang. Pada hari ke-3 asupan protein pasien meningkat kembali,
pasien ketika diwawancara merasa sudah lebih baik. Pasien diberikan ekstra putih telur untuk membantu
meningkatkan kadar albumin pasien. Walaupun asupan protein pasien masih tergolong defisit berat, namun
dari hari pertama ke hari kedua meningkat dan menurun kembali di hari ketiga.
Asupan Lemak Selama Pelayanan
3. Asupan Lemak 90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
7-Oct-18 8-Oct-18 9-Oct-18
7-Oct-18 8-Oct-18 9-Oct-18
Asupan 49 54 58
Kebutuhan 80 80 80

Asupan lemak dari hari pertama sampai hari ketiga meningkat walaupun asupan lemak tergolong defisit
berat. Hal ini dikarenakan pada hari pertama pasien masih merasakan mual dan kurangnya selera makan
pada saat dirumah sakit. Namun, untuk hari ke-2 dan ke-3, pasien mau mulai makan makanan dari rumah
sakit walaupun hanya 25% nya saja. Pasien mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit yaitu cemilan-
cemilan manis seperti donut, roti manis. Namun, setelah mengetahui pasien mengonsumsi makanan dari
luar rumah sakit, akhirnya diberikan edukasi agar pasien tidak mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit
terlebih dahulu selama pasien sedang berada di rumah sakit
Asupan Karbohidrat Selama Pelayanan
4. Asupan Karbohidrat 90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
7-Oct-18 8-Oct-18 9-Oct-18
7-Oct-18 8-Oct-18 9-Oct-18
Asupan 40 58 73
Kebutuhan 80 80 80

Asupan karbohidrat dari hari pertama sampai hari ketiga meningkat walaupun asupan karbohidrat tergolong
defisit berat. Hal ini dikarenakan pada hari pertama pasien masih merasakan mual, tidak nafsu makan
sehingga asupan karbohidrat yang masuk sedikit. Namun hari kedua dan ketiga keadaan pasien sudah
membaik dan sudah dapat makan menghabiskan makanan sedikit demi sedikit walaupun tidak habis.
Pasien mengeluh sulit untuk makan nasi karena ketika ditelan pasien merasa terhenti di tengah-tengah
tenggorokan dan pasien ingin mengganti nasi menjadi bubur
Hasil monitoring perkembangan diet pasien pada saat studi
kasus dilakukan sebelum pelayanan dilakukan dan selama 3 hari
pelayanan yaitu pada tanggal 5,7,8, dan 9 Oktober 2018.
Sebelum pelayanan dilakukan, pasien diberikan diet Nasi DM,
lalu pada pelayanan hari ke-1 masih diberikan jenis diet nasi DM
namun pada sore hari, pasien meminta untuk mengganti nasi
menjadi bubur. Sehingga pada saat pelayanan hari ke-1 di waktu
makan sore, pasien diberikan jenis diet Bubur DM. Hal ini
dikarenakan pasien tidak dapat menelan dengan lancar dan
adanya rasa mual. Untuk snack malam pelayanan hari ketiga
diberikan susu diabetasol.
B. Evaluasi Status Gizi

Tanggal LLA LLA/U Kategori

05/10/18 25 81,9% Kurang

09/10/18 25 81,9% Kurang

Pada awal studi kasus, hasil pengukuran LLA


pasien 25 cm (81,9%) dan pada akhir pelayanan
didapatkan LLA 25 cm (81,9%). Berdasarkan
pengukuran LLA tersebut didapatkan bahwa tidak
terjadi perubahan ukuran LLA. Berdasarkan
indeks Lingkar Lengan Atas menurut Umur
(LLA/U), pasien tergolong ke dalam kategori status
gizi kurang yaitu 81,9%.
C. Evaluasi Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan Nilai Sebelum 07 08 09 Oktober
Normal Intervensi Oktober oktober 2018
2018 2018
Hb 13,5 – 8,9 g/dl 11,2 g/dl 11,2 g/dl
Tidak ada
17,5 g/dl
data di
rekam
medik

Peningkatan kadar hemoglobin ini dapat terjadi karena pasien memakan makanan yang
mengandung Fe yang mendukung terjadinya peningkatan kadar hemoglobin. Selain itu
pasien melakukan transfusi darah sebanyak 2 kantung darah.
Perkembangan Nilai GDS

Pemeriksaan Nilai normal Sebelum 07 08 oktober 09 Oktober


Intervensi Oktober 2018 2018
2018

GDS (05.00) 60-140 mg/dl 348 mg/dl 175 mg/dl 247 mg/dl 111 mg/dl

GDS (22.00) 60-140 mg/dl 291 mg/dl 282 mg/dl 149 mg/dl
282 mg/dl

Secara keseluruhan nilai biokimia seperti gula darah sewaktu menjadi normal dan
hemoglobin normal. Hal ini terjadi karena nafsu makan pasien selama tiga hari pelayanan
naik turun serta pasien sudah dapat mematuhi diet yang diberikan.
D. Perkembangan Klinis & Fisik
Data Nilai Sebelum 07 08 09 Berdasarkan pemeriksaan
fisik/klins normal pelayanan Oktober Oktober Oktober fisik pasien pada tanggal 5
2018 2018 2018 Oktober 2018 pasien
Kesadaran Cukup Sedang Sedang Sedang merasakan nyeri pada kaki
sebelah kanan, merasa mual
KU CM CM CM CM ketika makan, gangguan
Tekanan 120/80 120/80 140/80 menyunyah/menelan dan
120/80 mmHg
darah mmHg mmHg mmHg tidak ada rasa sesak nafas
Tidak ada
Nadi 60 – 100 82 x/menit 90 x/menit serta keadaan pasien masih
data di
x/menit 80 x/menit sadar. Selama 2 hari
rekam
medik
pelayanan pasien merasakan
RR 20-30 20 x/menit 20 x/menit mual dan turunnya nafsu
20 x/menit
x/menit makan. Pada saat pelayanan
Suhu 36,4 – 36,80C 36 0C
kedua tanggal 08 Oktober
37,2 0C 36,60C 2018 pasien mengeluh
badannya merasa menggigil.
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis yang meliputi tekanan darah, nadi
dan suhu diketahui tekanan darah sebelum pelayanan normal hingga
hari kedua pelayanan.
KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil skrining gizi secara


keseluruhan pasien mendapat skor 3,
kesimpulannya pasien beresiko malnutrisi
sehingga perlu mendapatkan asuhan gizi

2. Status gizi pasien berdasarkan indeks LLA/U


tidak mengalami perubahan yaitu 25 cm (81,9%).
Maka dikatakan status gizi kurang.

3. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, keadaan


pasien mengalami nyeri pada kaki sebelah kanan,
adanya gangguan mual ketika makan dan kesadaran
composmentis.
4. Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis yang
meliputi tekanan darah, nadi dan suhu tubuh.
Untuk tekanan darah pasien tinggi pada hari
ketiga pelayanan yaitu 140/80 mmHg. Untuk suhu
dan nadi pasien normal.

5. Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia,


hemoglobin pasien mengalami kenaikan
walaupun belum mencapai batas normal,
glukosa darah sewaktu mengalami naik turun.

6. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan


oleh dokter, pasien didiagnosa menderita Ulkus
Pedis Dexter Wagner 3 DM tipe II.
7. Diagnosa gizi yang ditegakan adalah sebagai
berikut :
a. (NI-2.1) Asupan oral tidak adekuat berkaitan
dengan adanya penurunan nafsu makan dan
gangguan mengunyah/menelan ditandai dengan
asupan energi 35%, protein 32%, lemak 47%,
karbohidrat 29%

b. (NC-2.2) Perubahan nilai laboratorium terkait


gizi berkaitan dengan penyakit ulkus pedis
ditandai dengan anemia (kadar Hb 8,9 gr/dl)

c. (NI- 5.4) Pembatasan asupan karbohidrat


berkaitan dengan adanya gangguan fungsi endokrin
ditandai dengan hiperglikemi nilai GDS diatas nilai
normal
d. (NB-1.1) Ketidakpatuhan diet dalam penyakit
Diabetes Melitus berkaitan dengan tidak pernah
mendapatkan konseling gizi tentang penyakit
yang diderita ditandai dengan makanan yang
dikonsumsi tidak sesuai dengan penyakit diabetes
melitus

8. Terapi diet yang diberikan 80% adalah Diet


Diabetes Melitus, dengan energi 1825,2 kkal,
protein 68,4 gr, lemak 50,6 gr, karbohidrat 342,2
gr

9. Didapatkan rata-rata asupan energi yaitu 59%


dari total kebutuhan, protein 55% dari total
kebutuhan, lemak 54% dari total kebutuhan, dan
karbohidrat 57% dari total kebutuhan. secara
keseluruhan, asupan pasien defisit berat.
10. Materi yang disampaikan pada saat
konseling dilaksanakan tanggal 10
Oktober 2018 adalah terapi
Penatalaksanaan Diet Diabetes Melitus

11. Monitoring dan evaluasi yang dipantau


untuk proses pemulihan yaitu asupan makan
pasien, status gizi pasien, pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan klinis dan fisik.
01
Pasien diharapkan dapat menjaga asupan
makanannya dan dapat dilakukan dengan
cara memberikan makanan dengan porsi kecil
tapi sering.

02
Setelah pasien pulang dari rumah sakit yang
diharapkan pasien mematuhi diet yang sudah
dianjurkan berdasarkan penyakit yang diderita.

SARAN

Anda mungkin juga menyukai