Diabetes Diabetes
menduduki menduduki
rangking ke-2 rangking ke-6
yaitu 14,7% yaitu 5,8%
RUMUSAN
MASALAH
Mampu merencanakan dan melakukan Manajemen Asuhan Gizi
Klinik di rumah sakit yang meliputi analisis tentang pengkajian,
perencanaan, penerapan, evaluasi, dan membuat laporan
mengenai studi kasus gizi klinik pada pasien dengan diagnosis
ulkus pedis dextra wegner 3 di Ruang Flamboyan 6 RSUD Dr.
Moewardi.
1. Mahasiswa mampu melakukan skrining gizi
Bagi Pasien mengubah perilaku dan sikap dalam memilih konsumsi bahan
makanan yang sesuai dengan anjuran diet agar menjaga kesehatan
dan tidak memperburuk penyakit pasien.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta
Bagi
pengalaman mahasiswa dalam merencanakan dan
Mahasiswa
melaksanakan manajemen proses asuhan gizi klinik.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Usia : 63 tahun
No RM : 01121190
Tanggal lahir : 28 Februari 1955
Jenis Kelamin : Laki-laki
Ruang / Kamar : Flamboyan 6/12A
Pekerjaan : Guru Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah
Wonosobo
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Seworan RT/RW 005/004
Tanggal Masuk : 04 Oktober 2018
Tanggal Kasus : 05 Oktober 2018
Diagnosis Medis : Ulkus pedis dexter wagner 3, Diabetes Melitus Tipe II
E
IDENTITAS PASIEN DAN
GAMBARAN RINGKAS KEADAAN PASIEN
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan Utama
Luka di kaki kanan ± 2 bulan Kemudian beberapa hari
Pasien merasakan nyeri sebelum masuk rumah sakit. mengeluarkan bau tidak
pada kaki kanan, nafsu Luka awalnya dikarenakan enak dari punggung kaki.
makan menurun. Pasien pasien memberi air hangat Timbul luka baru di telapak
merasa mual setiap kali pada kaki kanannya. kaki yang sulit kering, ± 1
makan. Kemudian timbul luka bakar minggu sebelum masuk
melepuh dan keluar cairan rumah sakit pasien
bening dan juga darah. Luka merasakan mual muntah
tersebut diperiksakan ke sesak nafas dan menggigil.
rumah sakit, kemudian
dilakukan pembersihan pada
luka tersebut. Setelah luka
tersebut dibersihkan, pasien
membersihkan lukanya tiap
hari 2x dengan cairan infus.
E
IDENTITAS PASIEN DAN
GAMBARAN RINGKAS KEADAAN PASIEN
2. Pemeriksaan Antropometri
Data Hasil Keterangan
Berat Badan Aktual 49 kg -
Tinggi badan 165 cm -
BBI 58,5 kg
LLA 25 cm
LLA/U 81,9% Status Gizi Kurang
Berdasarkan hasil pemeriksaan antropometri diketahui bahwa status gizi pasien adalah gizi
ASUHAN GIZI kurang dengan LLA/U sebesar 81,9 %. Klasifikasi status gizi menurut percentile LLA menurut
Almatsier (2004) dibagi menjadi 3 kategori sebagai berikut:
Gizi Baik : >85%
Gizi Kurang : 70% – 85%
Gizi Buruk : <70%
3. Pemeriksaan Biokimia 4. Pemeriksaan Fisik & Klinis
Omeprazole 403 Obat untuk menurunkan kadar asam yang Tidak ada interaksi dengan zat gizi
diproduksi di dalam lambung.
Candesartom 163 Obat penghambat reseptor angiotensin II yang Tidak ada interaksi dengan zat gizi
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah
Inf. Ampisilin sulbaktim Untuk mengatasi resistensi bakteri produsen Tidak ada interaksi dengan zat gizi
enzim betalaktamase terhadap ampicilin. Selain
itu untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh
bakteri yang peka terhadap ampicillin +
sulbactam
Inf. RL 16 tpm Mengembalikan keseimbangan elektrolit pada Tidak ada interaksi dengan zat gizi
dehidrasi
P = Asupan oral tidak adekuat
(NI-2.1) Asupan E =Berkaitan dengan adanya penurunan nafsu makan dan gangguan
mengunyah/menelan
oral in adekuat
S =Ditandai dengan asupan energi 35%, protein 32%, lemak 47%, karbohidrat
29%
Evaluasi
A. Evaluasi asupan energi dan zat gizi
Asupan protein pasien bisa naik turun dikarenakan pasien tidak begitu suka dengan lauk hewani maupun
lauk nabati dari rumah sakit. Sehingga lauk yang disajikan banyak yang tidak dihabiskan. Untuk hari
pertama pasien masih bisa mengkonsumsi lauk hewani dan lauk nabati namun hari ke-2 lauk hewani dan
lauk nabati nya tidak dihabiskan, hanya 25% saja lauk hewani dan lauk nabatinya dimakan. Dikarenakan
adanya rasa mual dan nafsu makan hilang. Pada hari ke-3 asupan protein pasien meningkat kembali,
pasien ketika diwawancara merasa sudah lebih baik. Pasien diberikan ekstra putih telur untuk membantu
meningkatkan kadar albumin pasien. Walaupun asupan protein pasien masih tergolong defisit berat, namun
dari hari pertama ke hari kedua meningkat dan menurun kembali di hari ketiga.
Asupan Lemak Selama Pelayanan
3. Asupan Lemak 90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
7-Oct-18 8-Oct-18 9-Oct-18
7-Oct-18 8-Oct-18 9-Oct-18
Asupan 49 54 58
Kebutuhan 80 80 80
Asupan lemak dari hari pertama sampai hari ketiga meningkat walaupun asupan lemak tergolong defisit
berat. Hal ini dikarenakan pada hari pertama pasien masih merasakan mual dan kurangnya selera makan
pada saat dirumah sakit. Namun, untuk hari ke-2 dan ke-3, pasien mau mulai makan makanan dari rumah
sakit walaupun hanya 25% nya saja. Pasien mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit yaitu cemilan-
cemilan manis seperti donut, roti manis. Namun, setelah mengetahui pasien mengonsumsi makanan dari
luar rumah sakit, akhirnya diberikan edukasi agar pasien tidak mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit
terlebih dahulu selama pasien sedang berada di rumah sakit
Asupan Karbohidrat Selama Pelayanan
4. Asupan Karbohidrat 90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
7-Oct-18 8-Oct-18 9-Oct-18
7-Oct-18 8-Oct-18 9-Oct-18
Asupan 40 58 73
Kebutuhan 80 80 80
Asupan karbohidrat dari hari pertama sampai hari ketiga meningkat walaupun asupan karbohidrat tergolong
defisit berat. Hal ini dikarenakan pada hari pertama pasien masih merasakan mual, tidak nafsu makan
sehingga asupan karbohidrat yang masuk sedikit. Namun hari kedua dan ketiga keadaan pasien sudah
membaik dan sudah dapat makan menghabiskan makanan sedikit demi sedikit walaupun tidak habis.
Pasien mengeluh sulit untuk makan nasi karena ketika ditelan pasien merasa terhenti di tengah-tengah
tenggorokan dan pasien ingin mengganti nasi menjadi bubur
Hasil monitoring perkembangan diet pasien pada saat studi
kasus dilakukan sebelum pelayanan dilakukan dan selama 3 hari
pelayanan yaitu pada tanggal 5,7,8, dan 9 Oktober 2018.
Sebelum pelayanan dilakukan, pasien diberikan diet Nasi DM,
lalu pada pelayanan hari ke-1 masih diberikan jenis diet nasi DM
namun pada sore hari, pasien meminta untuk mengganti nasi
menjadi bubur. Sehingga pada saat pelayanan hari ke-1 di waktu
makan sore, pasien diberikan jenis diet Bubur DM. Hal ini
dikarenakan pasien tidak dapat menelan dengan lancar dan
adanya rasa mual. Untuk snack malam pelayanan hari ketiga
diberikan susu diabetasol.
B. Evaluasi Status Gizi
Peningkatan kadar hemoglobin ini dapat terjadi karena pasien memakan makanan yang
mengandung Fe yang mendukung terjadinya peningkatan kadar hemoglobin. Selain itu
pasien melakukan transfusi darah sebanyak 2 kantung darah.
Perkembangan Nilai GDS
GDS (05.00) 60-140 mg/dl 348 mg/dl 175 mg/dl 247 mg/dl 111 mg/dl
GDS (22.00) 60-140 mg/dl 291 mg/dl 282 mg/dl 149 mg/dl
282 mg/dl
Secara keseluruhan nilai biokimia seperti gula darah sewaktu menjadi normal dan
hemoglobin normal. Hal ini terjadi karena nafsu makan pasien selama tiga hari pelayanan
naik turun serta pasien sudah dapat mematuhi diet yang diberikan.
D. Perkembangan Klinis & Fisik
Data Nilai Sebelum 07 08 09 Berdasarkan pemeriksaan
fisik/klins normal pelayanan Oktober Oktober Oktober fisik pasien pada tanggal 5
2018 2018 2018 Oktober 2018 pasien
Kesadaran Cukup Sedang Sedang Sedang merasakan nyeri pada kaki
sebelah kanan, merasa mual
KU CM CM CM CM ketika makan, gangguan
Tekanan 120/80 120/80 140/80 menyunyah/menelan dan
120/80 mmHg
darah mmHg mmHg mmHg tidak ada rasa sesak nafas
Tidak ada
Nadi 60 – 100 82 x/menit 90 x/menit serta keadaan pasien masih
data di
x/menit 80 x/menit sadar. Selama 2 hari
rekam
medik
pelayanan pasien merasakan
RR 20-30 20 x/menit 20 x/menit mual dan turunnya nafsu
20 x/menit
x/menit makan. Pada saat pelayanan
Suhu 36,4 – 36,80C 36 0C
kedua tanggal 08 Oktober
37,2 0C 36,60C 2018 pasien mengeluh
badannya merasa menggigil.
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis yang meliputi tekanan darah, nadi
dan suhu diketahui tekanan darah sebelum pelayanan normal hingga
hari kedua pelayanan.
KESIMPULAN
02
Setelah pasien pulang dari rumah sakit yang
diharapkan pasien mematuhi diet yang sudah
dianjurkan berdasarkan penyakit yang diderita.
SARAN