yang
merespons
dengan
meningkatkan
produksi/fungsi
insulin,
untuk
Gejala diabetes ditambah kadar gula darah sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/l).
Sewaktu didefenisikan sebagai waktu kapanpun pada suatu hari tanpa
menghiraukan waktu sejak makan terakhir. Gejala klasik diabetes meliputi
poliuri, polidipsi, polifagia serta kehilangan berat badan yang tak dapat
2
3
dijelaskan.
Gula Darah Puasa (GDP) >200 mg/dl (11,1 mmol/l). Puasa didefenisikan
sebagai tidak adanya masukan kalori sedikitnya dalam jangka waktu 8 jam.
Pemeriksaan Glukosa setelah 2 jam dengan batas tidak boleh >200 mg/dl
(11,1mmol/l) selama OGTT(Tes Toleransi Glukosa Oral). Tes harus dilakukan
sebagaimana dijelaskan oleh WHO, menggunakan pembebanan glukosa
sebanyak 75 gram, dilarutkan dalam 250 air. [4]
Faktor Risiko[2]
Obesitas (kegemukan)
Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa darah,
pada derajat kegemukan dengan IMT > 23 dapat menyebabkan peningkatan
Mellitus.
Dislipedimia Restyana Diabetes Mellitus Tipe 2
dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering didapat pada pasien Diabetes.
Umur
Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus
dalam
gaya
hidup
berhubungan
dengan
terbuka hingga glukosa tidak dapat masuk ke sel untuk dibakar (dimetabolisme)
akibatnya glukosa tetap berada di luar sel, hingga kadar glukosa dalam darah
meningkat.[5]
Diabetes melitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin,
namun karena sel sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin
secara normal. Keadaan ini lazim disebut sebagai resistensi insulin. Resistensi
insulin banyak terjadi akibat dari obesitas dan kurangnya aktivitas fisik serta
penuaan. Pada penderita diabetes melitus tipe 2 dapat juga terjadi produksi
glukosa hepatik yang berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan, tapi
menurunnya fungsi sel beta langerhans secara autoimun seperti diabetes melitus
tipe 2.[7]
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa diabetes dan prediabetes
tidak
akan
berkembang
sampai
sel
beta
gagal
mengimbangi
insulin
disekelilingnya secara tepat pada tahap resistensi insulin. Kemampuan sel beta
mengeluarkan cukup insulin untuk merespon adanya resistensi insulin bergantung
pada beberapa factor yaitu jumlah sel beta dan kapasitas sekresi, dimana factorfaktor itu dipengaruhi oleh factor genetic dan factor lingkungan.Bahkan,
meskipun fungsi sel beta berkurang dikarenakan gangguan metabolik yang
berbeda, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa disfungsi sel beta
ditentukan oleh factor genetic yang sangat berperan penting terhadap terjadinya
disfungsi sel beta.[8]
Karbohidrat yang masuk dibutuhkan oleh sel dalam bentuk glukosa.
Glukosa yang berlebih akan disimpan didalam hati dalam bentuk glikogen, yang
dapat digunakan sebagai cadangan energi. Ketika energi berkurang maka glikogen
yang ada dalam hati akan dirubah kedalam bentuk glukosa melalui reaksi
glukogenolisis. Hati juga memproduksi glukosa yang berasal dari lemak dan
protein melalui proses glukoneogenesis. Kedua proses tersebut menyebabkan
penigkatan kadar glukosa dalam darah. Insulin adalah satu-satunya hormon yang
berfungsi dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah. Pada penderita DM tipe
II, terjadi gangguan dalam tiga hal, yaitu: [7]
1. Adanya resistensi jaringan terhadap ransangan hormone insulin, terutama
2.
3.
risiko
Prediksi risiko penyakit jantung dan stroke dengan diagram WHO berikut:
2 Posbindu PTM (pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular)
Pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kewaspadaan dini dalam
Secara Umum[10]
a Terapi gizi direkomendasikan untuk semua orang dengan diabetes tipe 1 dan
b
yaitu
tradisi,
etnis,
kepercayaan,
dan
ekonomi
juga
harus
10
d
e
kardiometabolik
5 Kuantitas dan kualitas lemak[10]
a Orang dengan DM tipe 2, kaya akan makanan yang mengandung MUFA
dapat menguntungkan kontrol glikemik dan faktor risiko CVD dan oleh
karena itu dapat direkomendasikan sebagai alternatif efektif untuk pola
b
dan
asam
lemak
trans
defisiensi
Suplementasi antioksidan (vit C dan vit E) secara rutin tidak dianjurkan
untuk jangka panjang karena belum ada bukti yang jelas yang diberikan
pada penderita DM
Terdapat bukti yang
cukup
untuk
mendukung
penggunaan
rutin
diabetes
Alkohol[10]
a Maksimal mengkonsumsi alkohol sehari sekali untuk wanita dewasa dan 2
11
DAFTAR PUSTAKA
1
Mahan, Kathleen, Sylvia Escott, Janice L. Krauses Food and The Nutrition
Care Process Edition 13[Buku]. St. Louis: Saunders Elsevier; 2012
7
8
RI;
2014.
http://www.depkes.go.id/resources/download/
12
di:
http://care.diabetesjournals.org/content/suppl/2014/12/23/38.
Supplement_1.DC1/January_Supplement_Combined_Final.6-99.pdf [Diakses
pada 25 agustus 2016]
11 Campbell A, editor. 2010. The Diabetes Cookbook: What to Eat & What to
Cook to Treat 2 Diabetes. New York: DK.
13