Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN DAN PRODUKSI

PAKAN

PENGARUH KADAR PROTEIN YANG BERBEDA DALAM PAKAN


BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP
IKAN NILA (Oreochhromis niloticus)

OLEH:

ADELIA HIDAYAN
I1B119035

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan budidaya ikan saat ini semakin berkembang guna memenuhi

kebutuhan konsumsi ikan yang meningkat. Sistem budidaya yang dipakai oleh

kebanyakan pengusaha ikan adalah sistem budidaya intensif, yaitu sistem

budidaya ikan dengan padat penebaran yang tinggi untuk memperoleh jumlah

produksi yang tinggi. Pada umumnya budidaya intensif menggunakan kolam

pemeliharaan yang terbatas dan tidak luas (Sepang, dkk., 2021).

Pakan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha

budidaya. Pada umumnya pakan komersial dapat menghabiskan sekitar 60-70%

dari total biaya produksi. Keberhasilan dalam usaha budidaya salah satunya

dapat dicapai dengan pemberian pakan buatan yang tepat kualitas dan

kuantitasnya serta ramah lingkungan (Agustono, dkk., 2017).

Ikan nila merupakan salah satu komoditas budidaya yang mempunyai prospek

pasar cukup tinggi. Sampai saat ini permintaan pasar dalam dan luar negeri

untuk ikan nila belum tercapai maksimal. Selain untuk memenuhi kebutuhan

lokal, ikan nila merupakan komoditas ekspor yang semakin hari semakin

meningkat permintaannya, terlebih kini fillet nila merupakan komoditas ekspor

yang mulai diminati oleh negara-negara importer. Ikan Nila merupakan ikan

berdaging putih, dapat tersedia dalam jumlah banyak dan harganya relatif murah

serta sebagai alternatif sumber protein non-kolesterol. Di dalam negeri, nila juga

digemari karena dianggap sebagai makanan pengganti ikan tawar. Selain


mempunyai rasa yang enak dan gurih, tekstur daging nila padat serta harganya

yang relatif murah sehingga terjangkau oleh masyarakat (Rahmi, 2016).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari praktikum ini adalah bagaimana pengaruh kadar

protein yang berbeda dalam pakan buatan terhadap perumahan dan kelangsungan

hidup ikan (O. niloticus).

C. Tujuan dan Manfaat

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan

dengan kadar protein yang berbeda dalam pakan buatan terhadap petumbuhan dan

kelangsungan hidup ikan nila (O. niloticus).

Manfaat pada praktikum ini yaitu sebagai bahan masukan untuk

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta sebagai referensi untuk pengaruh

pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila (O. niloticus).
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi dan Morfologi Ikan

Klasifikasi ikan nila (Oreochromis niloticus) menurut Myers dkk., (2006)

adalah sebagai berikut :

Filum : Chordata
Sub-Filum : Vertebrata
class : Osteichthyes
Sub kelas:Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis sp

Gambar 1. Morfologi Ikan Nila (O. niloticus)


(Sumber : Dok. Pribadi, 2022)

Ikan nila merupakan ikan yang berasal dari sungai Nil di Benua Afrika.

Secara umum, ikan nila menpunyai bentuk tubuh panjang dan ramping dengan

sisik berukuran besar, menonjol, dan bagian tepinya berwarna putih. Gurat sisi

(linea literalis) terputus dibagian tengan badan kemudian berlanjut, tetapi

letaknya lebi ke bawah dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip dada.
Jumlah sisik, dan sirip anal menpunyai jari-jari lemak tetapi keras dan tajam

seperti duri. Sirip punggung dan sisip dadanya berwarna hitam. Bagian pinggir

sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam (Wulandari, 2018).

B. Habitat dan Penyebaran

Ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik dengan

lingkungan sekitarnya. Ikan nila juga memiliki toleransi yang tinggi terhadap

lingkungan hidupnya, sehingga bisa dipelihara di daratan yang rendah yang

berair payau maupun di daratan yang tinggi dengan suhu yang rendah. Ikan nila

mampu hidup pada suhu 14-38°C dengan suhu terbaik adalah 25-30°C. Hal yang

paling berpengaruh dengan pertumbuhannya adalah salinitas atau kadar garam

berkisar 0-29 % sebagai kadar maksimal untuk tumbu dengan baik. Meskipun

dapat hidup pada kadar garam sampai 35% namun jika ikan nila sudah tidak

dapat tumbuh berkembang dengan baik (Wulandari, 2018).

C. Siklus Hidup dan Reproduksi

Nila termasuk ikan yang mudah berkembangbiak hampir di semua

perairan dibandingkan jenis ikan lainnya. Musim pemijahan terjadi sepanjang

tahun dan mencapai kematangan kelamin pada umur sekitar 4-5 bulan

dengan kisaran berat 120-180 g/ekor. Sesuai dengan sifat-sifat biologisnya,

maka dalam proses pemijahannya tidak diperlukan manipulasi lingkungan

secara khusus. Selesai pemijahan, telur-telur yang telah dibuahi segera

diambil oleh induk betina dan dikulum di mulut. Induk betina mengerami

telur dalam mulut gunamenjaga suhu tetap normal atau juga melindungi dari
predator sehingga telurdapat menetas dengan baik. Pada umur 6-7 hari

burayak mulai dilepas oleh induknya. Post larva yang sudah cukup kuat

berenang dan dapat mencari makan sendiri (Kannur, 2017).

D. Makan dan Kebiasaan Makan

Setiap organisme hidup membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidup

dan pertumbuhan. Makanan bagi ikan dapat diperoleh dari alam (pakan alami) dan

manusia (pakan buatan). Pakan adalah bahan yang dikonsumsi oleh hewan

berfungsi sebagai sumber makanan dan sumber nutrien atau keduanya dalam

ransum (makanan yang secara teratur diberikan atau dikonsumsi oleh seekor

hewan) pakan yang dimakan oleh ikan energinya digunakan untuk kelangsungan

hidup dan kelebihannya akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan (Armen, 2015).

Ikan nila memakan makanan alami berupa plankton, perifiton dan

tumbuhtumbuhan lunak seperti hydrilla, ganggang sutera dan klekap. Oleh karena

itu, ikan nila digolongkan ke dalam omnivora (pemakan segala). Untuk budidaya,

ikan nila tumbuh lebih cepat hanya dengan pakan yang mengandung protein

sebanyak 20 - 25%. Dari penelitian lebih lanjut kebiasaan makan ikan nila

berbeda sesuai tingkat usianya.

Benih-benih ikan nila ternyata lebih suka mengkomsumsi zooplankton,

seperti rototaria, copepoda dan cladocera. Ikan nila ternyata tidak hanya

mengkonsumsi jenis makanan alami tetapi ikan nila juga memakan jenis makanan

tambahan yang biasa diberikan, seperti dedak halus, tepung bungkil kacang,

ampas kelapa dan sebagainya. Ikan nila aktif mencari makan pada siang hari.

Pakan yang disukai oleh ikan nila adalah pakan ikan yang banyak mengandung
protein terutama dari pakan buatan yang berupa pelet.

E. Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan

Kelangsungan hidup merupakan peluang hidup suatu individu dalam

waktu tertentu, sedangkan mortalitas adalah suatu kematian yang terjadi pada

suatu populasi yang mengakibatkan berkurangnya jumlah suatu individu dalam

populasi tersebut. Kualitas air seperti suhu, kadar amoniak dan nitrit, oksigen

terlarut, serta tingkat keasaman suatu perairan (pH), dan juga rasio antara jumlah

pakan dengan kepadatan adalah suatu faktor yang mempengaruhi kelangsungan

hidup ikan nila. Nilai tingkat kelangsungan hidup ikan rata-rata yang baik berkisar

antara 73,5 – 86,0% (Mushoni, dkk., 2021).

Berdasarkan uraian diatas dapat diidentifikasi masalah, yaitu sejauh

manakah pengaruh salinitas dalam wadah pemeliharaan terhadap pertumbuhan,

konversi pakan, dan kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus).

F. Pakan Ikan Nila

Pakan yang baik adalah dapat memenuhi nutrisi ikan. Pakan yang

memiliki keseimbangan protein, lemak dan serat untuk kebutuhan ikan tentu akan

memacu pertumbuhan ikan yang cepat besar, akan tetapi bila nutrisi yang

dibutuhkan ikan kurang, pertumbuhan ikan akan lamabat sehingga berakibat biaya

dan waktu panen yang cukup lama (Wahyudi, 2018).

Kebutuhan nutrisi ikan nila yang dibutuhkan untuk tumbuh dan

berkembang yang termasuk didalamnya mengganti sel sel yang rusak serta

menghasilkan tenaga dalam aktivitasnya. Komponen penting yang terdapat dalam

nutrisi adalah protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang dibutuhkan
bagi ikan nila. Protein yang dibutuhkan didalam pakan ikan nila berkisaran antara

20-60% dan kadar protein yang optimum berkisaran 30-36%. Jumlah protein

dalam pakan disesuaikan dengan ukuran dan usia ikan nila. Ikan nila juga

membutuhkan pakan yang mengandung lemak sekitar 6-8%. Ikan nila merupakan

omnivora yang cenderung herbivora, sehingga membutuhkan karbohidrat sekitar

10-20%. Karena ikan nila mempunyai kemampuan mencerna yang relative rendah

sekitar 25% (Thalib, 2021)

Menurut Zinal dan Sonaruh (2019) ikan nila tergolong ikan pemakan

segala atau omnivora sehingga bisa mengkonsumsi makanan berupa hewani

ataupun nabati. sehingga ikan Nila mudah untuk dibudidayakan. Berdasarkan

hasil analisis yang dilakukan, isi lambung Oreochromis nilotica tercatat delapan

jenis pakan yang ditemukan terdiri dari 6 jenis kelompok pakan Nabati

(Fitoplankton) yaitu, Oedogonium sp, Anabaena sp, Nostoc sp, Oscillatoria

princeps, Rivularia sp, Coelastrum sphaericum dan 2 jenis pakan kelompok

Hewani (Zooplankton) yaitu Chironomus sp dan Dugesia tigrina. Jenis pakan ini

terdapat dalam lambung ikan Nila dalam jumlah yang berbeda. Ditemukan jumlah

pakan yang paling banyak dari kelompok pakan Nabati (Fitoplankton) jenis

Coelastrum sphaericum dan Oedogonium sp. Sedangkan jenis yang lainnya

Anabaena sp, Nostoc sp, Oscillatoria princeps, Rivularia sp, hanya dalam jumlah

yang sedikit. Untuk pakan jenis Hewani (Zooplankton) yaitu jenis Chironomus sp

dan Dugesia tigrina dalam lambung ikan nila juga ditemukan dalam jumlah yang

sedikit.
G. Kebutuhan Protein Ikan Nila

Ikan sangat membutuhkan kandungan nutrisi yang berasal dari pakan yang

diberikan. Kandungan yang penting yang diperlukan oleh ikan yaitu protein yang

merupakan zat pakan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan ikan.

Kandungan nutrisi yang ada didalam pakan berpengaruh pada tumbuh

kembangnya, pakan berprotein tinggi akan mempercepat perkembangan

tubuhnya. Menurut Zulkhasyni dkk., (2017) adapun kebutuhan protein ikan nila

untuk tumbuh optimal berkisar 28-35. Kadungan protein yang dimiliki oleh

maggot bersumber dari protein yang terdapat pada media tumbuh maggot, hal ini

disebabkan maggot memiliki organ penyimpanan yang disebut trophocytes yang

berfungsi untuk menyimpan kandungan nutrien yang terdapat pada media kultur

yang dimakannya sehingga protein yang masuk ke dalam tubuh ikan membuat

pertumbuhan ikan menjadi tinggi (Sepang , dkk., 2021).

G. Parameter Kualitas Air

Menurut Kurnia dkk. (2017) Ikan nila lebih memanfaatkan kelas

Bacillariophyceae sebagai makanan utama. Kelas Chlorophyceae, dan kelas

Cyanophyceae sebagai makanan pelengkap dan kelas Zygnematophyceae sebagai

makanan tambahan pada ikan nila.

Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan yang bersifat herbivora

cenderung omnivora. Ikan nila cenderung akan memanfaatkan jenis makanan yang

ada di sekitarnya. Kelas Bacillariophyceae merupakan salah satu yang terbanyak

dan melimpah karena adanya masukkan bahan organik, sehingga ikan nila lebih

memanfaatkan Bacillariophyceae sebagai makanan utama. Karena ikan nila


memiliki sifat herbivora yang cenderung memanfaatkan segala yang ada di

sekitarnya atau yang lebih melimpah pada perairan tersebut (Kurnia, dkk., 2017).

Ikan nila dapat memanfaatkan kelompok makanan yang tersedia secara

merata dalam jumlah banyak, dan mempunyai kemampuan menyesuaikan diri

terhadap ketersediaan makanan dengan baik, selain itu ikan nila sangat aktif dalam

mencari makanan yang tersedia di perairan. Hal ini terlihat dari hasil indeks

preponderan, bahwa ikan nila memanfaatkan seluruh kelompok makanan mulai dari

makanan utama, makanan pelengkap dan makanan tambahan (Sitepu, dkk., 2016).
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Teknologi Bahan dan Produksi Pakan, Pembuatan Pakan dan

Pengujian Kualitas Pakan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 7 Juni hingga

14 Juni 2022 Adapun Lokasi praktikum ini bertempat di Laboratorium Budidaya,

Teknologi Pembenihan dan Produksi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 5. Alat dan Bahan Beserta Kegunaanya


No Alat dan Bahan Satuan Kegunaan
1 Alat

- Timbangan digital g Untuk Menimbang Ikan


- Kompor - Untuk Memanaskan Air
- Baskom - Untuk Mencampurkan Bahan
- Panci - Untuk Memasak Air
- Pengaduk - Untuk Mengaduk
- Baki - Untuk Menjemur Pakan
- Aluminium foil - Sebagai Pengalas Baki
- Gelas Akua - Wadah Menyimpan Minyak
- Pencetak pellet - Untuk Mencetak Pellet
- Aquarium cm Media Pemeliharaan Ikan
- Ember - Media Pengambilan Air
- Timbangan Digital g Menimbang Sampel Ikan
- Alat Tulis Menulis Data
- Termometer oC Mengukur Suhu Air
- pH Meter - Mengukur pH Air
- Aerator - Menyuplai Oksigen
- Seser - Menangkap Ikan
- Oven oC Mengeringkan Pakan
- Selang - Menyipon Air
- Kamera Hp - Mendokumentasikan hasil
Praktikum
- Batu Aerasi - Membuat Gelembung Kecil
- Plastik Sampel - Menyimpan Pakan Ikan
- Kertas Label - Memberi Label
- Mistar cm Mengukur Panjang Ikan
- Kertas Laminating - Sebagai Tempat Mengukur
Panjang Ikan
- Toples - Untuk Menyimpan Pakan
- Lap Halus - Untuk Mengelap Akuarium
- Lap Kasar - Untuk Mengelap Akuarium

2 Bahan

- Ikan Nila (O. niloticus) ekor Sampel Uji Biologis


- Tissue - Mengeringkan Timbangan
- Sabun - Membersihkan Akuarium
- Air ml Media Pemeliharaan
- Pakan - Sebagai Makanan Ikan
- Tepung Ikan Layang - Bahan Pembuatan Pakan
- Tepung Kepala Udang - Bahan Pembuatan Pakan
- Tepung Kedelai - Bahan Pembuatan Pakan
- Tepung Jagung - Bahan Pembuatan Pakan
- Tepung Dedak Halus - Bahan Pembuatan Pakan
- Tepung Tapioka - Bahan Pembuatan Pakan
- Tepung Sagu - Bahan Pembuatan Pakan
- Minyak Jagung - Bahan Pembuatan Pakan
- Minyak Ikan - Bahan Pembuatan Pakan
- Minyak Cumi - Bahan Pembuatan Pakan
- Top Mix - Bahan Pembuatan Pakan
- Air Hangat - Agar Bahan dapat Tercampur
dengan Rata Hingga Membentuk
Adonan
C. Metode Praktikum

Praktikum teknologi bahan dan produksi pakan, dalam uji biologi ikan

menggunakan metode perhitungan secara deskriptif.

D. Prosedur Praktikum

 Pembuatan Pakan

1. Menentukan formulasi pellet yang akan digunakan sesuai target protein yang

diinginkan.

2. Menimbang semua bahan-bahan sesuai dengan takarannya.

3. Memasukkan semua bahan-bahan yang telah ditimbang ke dalam baskom dari

yang jumlahnya paling sedikit hingga yang paling banyak.

4. Mengaduk semua bahan hingga homogen.

5. Jika sudah tercampur rata, tambahkan air hangat 40-60% dari target yang akan

dicetak hingga adonan tidak lengket ditangan.

6. Membentuk adonan menjadi bulat-bulatan besar agar mudah dicetak.

7. Mencetak adonan pakan dengan menggunakan mesin pencetak pellet.

8. Menebar diatas aluminium foil kemudian jemur dibawah sinar matahari

hingga benar-benar kering.

9. Mengemas kedalam wadah yang bersih.

10. Melakukan uji kualitas pakan.

11. Pakan siap diberikan pada hewan uji.


 Uji Biologi

1. Persiapan Wadah Praktikum

Wadah pemeliharaan yang digunakan berupa akuarium dengan total 4

akuarium dan berukuran 35 x 35 x 40 cm. Wadah yang telah dikeringkan diberi

label akuarium kelompok. Persiapan media dilakukan pertama-tama akuarium

disiapkan dengan cara pembersihan akuarium dari partikel yang masih terdapat di

dalamnya dengan cara penggosokan kaca sisi dan dasar lalu dibilas menggunakan

air hingga bersih dan dikeringkan. Selanjutnya menata akuarium dan ditempatkan

pada tempat yang telah disediakan. Setelah itu, wadah diberikan label nama

masing-masing kelompok kemudian diisi air, kemudian blower dipasang

dihubungkan dengan menggunakan selang plastik untuk sirkulasi dan suplai

oksigen.

A B D C
Gambar 6. Denah Lay Out

2. Pakan Uji

Pakan uji yang digunakan dalam percobaan ini pakan buatan berupa pelet

dengan bahan baku utama yaitu tepung kedelai, tepung kepala udang, tepung ikan

layang dan bahan tepung pendukung lainnga. Pakan uji yang digunakan dibuat

sesuai dengan kebutuhan protein ikan nila 25-31%. Komposisi pakan uji yang

diformulasikan dengan kebutuhan protein yang sesuai dengan kebutuhan protein


ikan nila dengan komposisi yang telah ditentukan, dan dapat dilihat pada Tabel 2

berikut ini.

Tabel 6. Komposisi Baha Baku Pakan Uji


Berat Pakan yang digunakan (g)
Bahan Bahan Baku
A B C
Tepung Ikan Layang 100 15 200
Tepung Kepala
200 15 100
Udang
Tepung Kedelai 150 15 150
Tepung Jagung 200 200 200
Tepung Dedak Halus 200 200 200
Tepung Tapioka 100 100 100
Tepung Sagu 30 30 30
Minyak Jagung 5 5 5
Minyak Ikan 5 5 5
Minyak Cumi 5 5 5
Top Mix 5 5 5

3. Hewan Uji
Ikan uji yang digunakan dalam praktikum ini yaitu ikan nila (O. niloticus)

sebanyak 40 ekor dengan bobot rata-rata berkisar antara 7,72-12,39 gram yang

diperoleh dari Laboratorium Lapangan Unit Pembenihan dan Produksi Air Tawar

Sarana Praktikum dan Riset Air Tawar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Universitas Halu Oleo.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Pembuatan Pakan Pelet

Adapun hasil dari praktikum pembuatan pakan pellet dapat dilihat pada

gambar berikut :

Gambar 3. Pakan Pelet

2. pertumbuhan Mutlak

2. Laju Pertumbuhan Spesifik

3. Tingkat Kelangsungan Hidup

4. Kualitas Air

Adapun hasil pengukuran kualitas air pada praktikum uji biologi selama

penelitian disajikan pada tabel 2.

Tabel 2 menunjukkan nilai pengukuran kualitas air selama


No Parameter Kualitas Hasil Nilai Optimum
Air Pengamatan
1 Suhu 25-27° ∁ 24-32° C
(Nugroho, dkk., 2013)
2 pH 7,2 – 7,6 6,5 – 9
(Hidayat, dkk. 2013)
DAFTAR PUSTAKA

Agustono, A., Hadi, M., dan Cahyoko, Y. (2009). Pemberian Tepung Limbah Udang yang
Difermentasi dalam Ransum Pakan Buatan Terhadap Laju Pertumbuhan, Rasio
Konversi Pakan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila (Oreochromis
niloticus)[The Given Fermentation The Prawn Waste Flour In Artificial Feed On
Growth, Feed Convertion Ratio and Survival Rate Of Black Nile Tilapia
(Oreochromis niloticus)]. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 1(2), 157-162
Aliyas, A. (2016). Pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis sp.) yang
dipelihara pada media bersalinitas. JSTT, 5(1).
Armen. 2015. Budidaya Ikan nilaPilihan Untuk Mengatasi Ketergantungan Penduduk
Terhadap Sumber Daya Hayati Taman Nasional Kerinci Seblat Di Nagari Limau
Gadang Lumpo. Universitas Negeri Padang, Barat.
Fauzi, Y. A., Ekowati, C. E. C., Susanto, G. N., & Prayuwidayati, M. (2013, March).
Tingkat Pertumbuhan Spesifik dan Sintasan Ikan nila (Oreochromis niloticus.)
Melalui Pemberian Pakan Pelet Bercampur Bagas yang Difermentasi dengan
Isolat Jamur. In Prosiding Seminar Nasional Sains, Matematika, Informatika dan
Aplikasinya (Vol. 3, No. 3).
Hidayat, D., & Sasanti, A. D. (2013). Kelangsungan hidup, pertumbuhan dan efisiensi
pakan ikan gabus (channa striata) yang diberi pakan berbahan baku tepung keong
mas (pomacea sp). Jurnal akuakultur rawa indonesia, 1(2), 161-172.
Kannur, H. 2017. Pengaruh Salinitas yang Berbeda Terhadap Daya Tetas Telur dan
Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan nilaMerah (Oreochromis Niloticus).
Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Kurnia, R., Widyorini, N., & Solichin, A. (2018). Analisis Kompetisi Makanan Antara
Ikan Tawes (Barbonymus gonionotus), Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus)
dan Ikan nila (Oreochromis niloticus) di Perairan Waduk Wadaslintang
Kabupaten Wonobonsobo. Management of Aquatic Resources Journal
(MAQUARES), 6(4), 515-524
Muhsoni, F. F. (2021). Laju Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan nila
(Oreochromis Niloticus) Pada Salinitas Yang Berbeda. Juvenil: Jurnal Ilmiah
Kelautan dan Perikanan, 2(3), 166-175.
Mulqan, M., Afdhal, S, E, R.,Dewiyanti, I. 2017. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Benih Ikan nilaGesit (Oreocrhomis niloticus) pada Sistem Akuaponik dengan
Jenis Tanaman yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan
Unsyiyah, 2(1): 183-193.
Nurhayati & Nazlia, S. (2019). Aplikasi Tepung Daun Gamal (Gliricidia sepium) yang
Difermentasi sebagai Penyusun Ransum Pakan terhadap Laju Pertumbuhan Ikan
nila(Oreochromis niloticus). Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika, 3(1), 6-11
Sepang, D. A., Mudeng, J. D., Monijung, R. D., Sambali, H., & Mokolensang, J. F. (2021).
Pertumbuhan Ikan nila (Oreochromis niloticus) yang diberikan pakan kombinasi
pelet dan maggot (Hermetia illucens) kering dengan presentasi berbeda. E-
Journal Budidaya Perairan, 9(1).
Wulandari, S. (2018). Efektivitas Serbuk Daun Kayu Manis (Cinnamomun burmanii)
terhadap Diferensial Leukosit dan Aktivitas Fagositosis Ikan nila(Oreochromis
Niloticus) yang Diinfeksi Bakteri Streptococcus Agalactiae (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Gresik).
Yuniar, I. (2017). Biologi Reproduksi Ikan

Anda mungkin juga menyukai