PAKAN
OLEH:
ADELIA HIDAYAN
I1B119035
A. Latar Belakang
kebutuhan konsumsi ikan yang meningkat. Sistem budidaya yang dipakai oleh
budidaya ikan dengan padat penebaran yang tinggi untuk memperoleh jumlah
dari total biaya produksi. Keberhasilan dalam usaha budidaya salah satunya
dapat dicapai dengan pemberian pakan buatan yang tepat kualitas dan
Ikan nila merupakan salah satu komoditas budidaya yang mempunyai prospek
pasar cukup tinggi. Sampai saat ini permintaan pasar dalam dan luar negeri
untuk ikan nila belum tercapai maksimal. Selain untuk memenuhi kebutuhan
lokal, ikan nila merupakan komoditas ekspor yang semakin hari semakin
yang mulai diminati oleh negara-negara importer. Ikan Nila merupakan ikan
berdaging putih, dapat tersedia dalam jumlah banyak dan harganya relatif murah
serta sebagai alternatif sumber protein non-kolesterol. Di dalam negeri, nila juga
B. Rumusan Masalah
protein yang berbeda dalam pakan buatan terhadap perumahan dan kelangsungan
dengan kadar protein yang berbeda dalam pakan buatan terhadap petumbuhan dan
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta sebagai referensi untuk pengaruh
pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila (O. niloticus).
II. TINJAUAN PUSTAKA
Filum : Chordata
Sub-Filum : Vertebrata
class : Osteichthyes
Sub kelas:Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis sp
Ikan nila merupakan ikan yang berasal dari sungai Nil di Benua Afrika.
Secara umum, ikan nila menpunyai bentuk tubuh panjang dan ramping dengan
sisik berukuran besar, menonjol, dan bagian tepinya berwarna putih. Gurat sisi
letaknya lebi ke bawah dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip dada.
Jumlah sisik, dan sirip anal menpunyai jari-jari lemak tetapi keras dan tajam
seperti duri. Sirip punggung dan sisip dadanya berwarna hitam. Bagian pinggir
lingkungan sekitarnya. Ikan nila juga memiliki toleransi yang tinggi terhadap
berair payau maupun di daratan yang tinggi dengan suhu yang rendah. Ikan nila
mampu hidup pada suhu 14-38°C dengan suhu terbaik adalah 25-30°C. Hal yang
berkisar 0-29 % sebagai kadar maksimal untuk tumbu dengan baik. Meskipun
dapat hidup pada kadar garam sampai 35% namun jika ikan nila sudah tidak
tahun dan mencapai kematangan kelamin pada umur sekitar 4-5 bulan
diambil oleh induk betina dan dikulum di mulut. Induk betina mengerami
telur dalam mulut gunamenjaga suhu tetap normal atau juga melindungi dari
predator sehingga telurdapat menetas dengan baik. Pada umur 6-7 hari
burayak mulai dilepas oleh induknya. Post larva yang sudah cukup kuat
dan pertumbuhan. Makanan bagi ikan dapat diperoleh dari alam (pakan alami) dan
manusia (pakan buatan). Pakan adalah bahan yang dikonsumsi oleh hewan
berfungsi sebagai sumber makanan dan sumber nutrien atau keduanya dalam
ransum (makanan yang secara teratur diberikan atau dikonsumsi oleh seekor
hewan) pakan yang dimakan oleh ikan energinya digunakan untuk kelangsungan
tumbuhtumbuhan lunak seperti hydrilla, ganggang sutera dan klekap. Oleh karena
itu, ikan nila digolongkan ke dalam omnivora (pemakan segala). Untuk budidaya,
ikan nila tumbuh lebih cepat hanya dengan pakan yang mengandung protein
sebanyak 20 - 25%. Dari penelitian lebih lanjut kebiasaan makan ikan nila
seperti rototaria, copepoda dan cladocera. Ikan nila ternyata tidak hanya
mengkonsumsi jenis makanan alami tetapi ikan nila juga memakan jenis makanan
tambahan yang biasa diberikan, seperti dedak halus, tepung bungkil kacang,
ampas kelapa dan sebagainya. Ikan nila aktif mencari makan pada siang hari.
Pakan yang disukai oleh ikan nila adalah pakan ikan yang banyak mengandung
protein terutama dari pakan buatan yang berupa pelet.
waktu tertentu, sedangkan mortalitas adalah suatu kematian yang terjadi pada
populasi tersebut. Kualitas air seperti suhu, kadar amoniak dan nitrit, oksigen
terlarut, serta tingkat keasaman suatu perairan (pH), dan juga rasio antara jumlah
hidup ikan nila. Nilai tingkat kelangsungan hidup ikan rata-rata yang baik berkisar
Pakan yang baik adalah dapat memenuhi nutrisi ikan. Pakan yang
memiliki keseimbangan protein, lemak dan serat untuk kebutuhan ikan tentu akan
memacu pertumbuhan ikan yang cepat besar, akan tetapi bila nutrisi yang
dibutuhkan ikan kurang, pertumbuhan ikan akan lamabat sehingga berakibat biaya
berkembang yang termasuk didalamnya mengganti sel sel yang rusak serta
nutrisi adalah protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang dibutuhkan
bagi ikan nila. Protein yang dibutuhkan didalam pakan ikan nila berkisaran antara
20-60% dan kadar protein yang optimum berkisaran 30-36%. Jumlah protein
dalam pakan disesuaikan dengan ukuran dan usia ikan nila. Ikan nila juga
membutuhkan pakan yang mengandung lemak sekitar 6-8%. Ikan nila merupakan
10-20%. Karena ikan nila mempunyai kemampuan mencerna yang relative rendah
Menurut Zinal dan Sonaruh (2019) ikan nila tergolong ikan pemakan
hasil analisis yang dilakukan, isi lambung Oreochromis nilotica tercatat delapan
jenis pakan yang ditemukan terdiri dari 6 jenis kelompok pakan Nabati
Hewani (Zooplankton) yaitu Chironomus sp dan Dugesia tigrina. Jenis pakan ini
terdapat dalam lambung ikan Nila dalam jumlah yang berbeda. Ditemukan jumlah
pakan yang paling banyak dari kelompok pakan Nabati (Fitoplankton) jenis
Anabaena sp, Nostoc sp, Oscillatoria princeps, Rivularia sp, hanya dalam jumlah
yang sedikit. Untuk pakan jenis Hewani (Zooplankton) yaitu jenis Chironomus sp
dan Dugesia tigrina dalam lambung ikan nila juga ditemukan dalam jumlah yang
sedikit.
G. Kebutuhan Protein Ikan Nila
Ikan sangat membutuhkan kandungan nutrisi yang berasal dari pakan yang
diberikan. Kandungan yang penting yang diperlukan oleh ikan yaitu protein yang
tubuhnya. Menurut Zulkhasyni dkk., (2017) adapun kebutuhan protein ikan nila
untuk tumbuh optimal berkisar 28-35. Kadungan protein yang dimiliki oleh
maggot bersumber dari protein yang terdapat pada media tumbuh maggot, hal ini
berfungsi untuk menyimpan kandungan nutrien yang terdapat pada media kultur
yang dimakannya sehingga protein yang masuk ke dalam tubuh ikan membuat
Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan yang bersifat herbivora
cenderung omnivora. Ikan nila cenderung akan memanfaatkan jenis makanan yang
dan melimpah karena adanya masukkan bahan organik, sehingga ikan nila lebih
sekitarnya atau yang lebih melimpah pada perairan tersebut (Kurnia, dkk., 2017).
terhadap ketersediaan makanan dengan baik, selain itu ikan nila sangat aktif dalam
mencari makanan yang tersedia di perairan. Hal ini terlihat dari hasil indeks
preponderan, bahwa ikan nila memanfaatkan seluruh kelompok makanan mulai dari
makanan utama, makanan pelengkap dan makanan tambahan (Sitepu, dkk., 2016).
METODE PRAKTIKUM
Pengujian Kualitas Pakan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 7 Juni hingga
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
2 Bahan
Praktikum teknologi bahan dan produksi pakan, dalam uji biologi ikan
D. Prosedur Praktikum
Pembuatan Pakan
1. Menentukan formulasi pellet yang akan digunakan sesuai target protein yang
diinginkan.
5. Jika sudah tercampur rata, tambahkan air hangat 40-60% dari target yang akan
disiapkan dengan cara pembersihan akuarium dari partikel yang masih terdapat di
dalamnya dengan cara penggosokan kaca sisi dan dasar lalu dibilas menggunakan
air hingga bersih dan dikeringkan. Selanjutnya menata akuarium dan ditempatkan
pada tempat yang telah disediakan. Setelah itu, wadah diberikan label nama
oksigen.
A B D C
Gambar 6. Denah Lay Out
2. Pakan Uji
Pakan uji yang digunakan dalam percobaan ini pakan buatan berupa pelet
dengan bahan baku utama yaitu tepung kedelai, tepung kepala udang, tepung ikan
layang dan bahan tepung pendukung lainnga. Pakan uji yang digunakan dibuat
sesuai dengan kebutuhan protein ikan nila 25-31%. Komposisi pakan uji yang
berikut ini.
3. Hewan Uji
Ikan uji yang digunakan dalam praktikum ini yaitu ikan nila (O. niloticus)
sebanyak 40 ekor dengan bobot rata-rata berkisar antara 7,72-12,39 gram yang
diperoleh dari Laboratorium Lapangan Unit Pembenihan dan Produksi Air Tawar
Sarana Praktikum dan Riset Air Tawar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
A. Hasil
Adapun hasil dari praktikum pembuatan pakan pellet dapat dilihat pada
gambar berikut :
2. pertumbuhan Mutlak
4. Kualitas Air
Adapun hasil pengukuran kualitas air pada praktikum uji biologi selama
Agustono, A., Hadi, M., dan Cahyoko, Y. (2009). Pemberian Tepung Limbah Udang yang
Difermentasi dalam Ransum Pakan Buatan Terhadap Laju Pertumbuhan, Rasio
Konversi Pakan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila (Oreochromis
niloticus)[The Given Fermentation The Prawn Waste Flour In Artificial Feed On
Growth, Feed Convertion Ratio and Survival Rate Of Black Nile Tilapia
(Oreochromis niloticus)]. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 1(2), 157-162
Aliyas, A. (2016). Pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis sp.) yang
dipelihara pada media bersalinitas. JSTT, 5(1).
Armen. 2015. Budidaya Ikan nilaPilihan Untuk Mengatasi Ketergantungan Penduduk
Terhadap Sumber Daya Hayati Taman Nasional Kerinci Seblat Di Nagari Limau
Gadang Lumpo. Universitas Negeri Padang, Barat.
Fauzi, Y. A., Ekowati, C. E. C., Susanto, G. N., & Prayuwidayati, M. (2013, March).
Tingkat Pertumbuhan Spesifik dan Sintasan Ikan nila (Oreochromis niloticus.)
Melalui Pemberian Pakan Pelet Bercampur Bagas yang Difermentasi dengan
Isolat Jamur. In Prosiding Seminar Nasional Sains, Matematika, Informatika dan
Aplikasinya (Vol. 3, No. 3).
Hidayat, D., & Sasanti, A. D. (2013). Kelangsungan hidup, pertumbuhan dan efisiensi
pakan ikan gabus (channa striata) yang diberi pakan berbahan baku tepung keong
mas (pomacea sp). Jurnal akuakultur rawa indonesia, 1(2), 161-172.
Kannur, H. 2017. Pengaruh Salinitas yang Berbeda Terhadap Daya Tetas Telur dan
Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan nilaMerah (Oreochromis Niloticus).
Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Kurnia, R., Widyorini, N., & Solichin, A. (2018). Analisis Kompetisi Makanan Antara
Ikan Tawes (Barbonymus gonionotus), Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus)
dan Ikan nila (Oreochromis niloticus) di Perairan Waduk Wadaslintang
Kabupaten Wonobonsobo. Management of Aquatic Resources Journal
(MAQUARES), 6(4), 515-524
Muhsoni, F. F. (2021). Laju Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan nila
(Oreochromis Niloticus) Pada Salinitas Yang Berbeda. Juvenil: Jurnal Ilmiah
Kelautan dan Perikanan, 2(3), 166-175.
Mulqan, M., Afdhal, S, E, R.,Dewiyanti, I. 2017. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Benih Ikan nilaGesit (Oreocrhomis niloticus) pada Sistem Akuaponik dengan
Jenis Tanaman yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan
Unsyiyah, 2(1): 183-193.
Nurhayati & Nazlia, S. (2019). Aplikasi Tepung Daun Gamal (Gliricidia sepium) yang
Difermentasi sebagai Penyusun Ransum Pakan terhadap Laju Pertumbuhan Ikan
nila(Oreochromis niloticus). Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika, 3(1), 6-11
Sepang, D. A., Mudeng, J. D., Monijung, R. D., Sambali, H., & Mokolensang, J. F. (2021).
Pertumbuhan Ikan nila (Oreochromis niloticus) yang diberikan pakan kombinasi
pelet dan maggot (Hermetia illucens) kering dengan presentasi berbeda. E-
Journal Budidaya Perairan, 9(1).
Wulandari, S. (2018). Efektivitas Serbuk Daun Kayu Manis (Cinnamomun burmanii)
terhadap Diferensial Leukosit dan Aktivitas Fagositosis Ikan nila(Oreochromis
Niloticus) yang Diinfeksi Bakteri Streptococcus Agalactiae (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Gresik).
Yuniar, I. (2017). Biologi Reproduksi Ikan