Anda di halaman 1dari 438

Eddy Afrianto, Sahirman,

Ari Widodo, dkk.

PENGAWASAN MUTU
BAHAN / PRODUK
PANGAN

SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Departemen Pendidikan Nasional
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang

PENGAWASAN MUTU
BAHAN / PRODUK
PANGAN
Untuk SMK

Penulis : Eddy Afrianto, Sahirman, Ari Widodo, dkk.

Ukuran Buku : …… x …… cm

……
EAS Eddy Afrianto, Sahirman, Ari Widodo, dkk.
…. Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan: SMK oleh Eddy
Afrianto, Sahirman, Ari Widodo, dkk.. ----
Jakarta:Pusat Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
vi. 411 hlm.
ISBN ……-……-……-……
1. Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan

Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008

Diperbanyak oleh….
KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia
Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah melaksanakan
penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis untuk
disebarluaskan kepada masyarakat melalui website bagi siswa SMK.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK yang
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh


penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para
pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download), digandakan,
dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk
penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkannya soft
copy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakat untuk mengaksesnya
sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolah
Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar
ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Selanjutnya,


kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat
memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini
masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat
kami harapkan.

Jakarta,
Direktur Pembinaan SMK
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT


karena atas Rahmat dan KaruniaNya penulis dapat menyelesaikan
buku ajar untuk Sekolah Menengah kejuruan yang berjudul
PENGAWASAN MUTU BAHAN/PRODUK PANGAN. Buku ini
merupakan hasil kerjasama penulis dengan Direktur Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Buku Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan ini mengulas


mengenai bahan pangan mulai dari sifat, mutu dan proses penurunan
mutunya. Dijelaskan pula mengenai bagaimana uapaya yang dapat
dilakukan untuk menghasilkan produk pangan yang aman untuk
dikonsumsi. Materi lain yang dijabarkan dalam buku ini adalah
bagaimana menganalisis mutu dari bahan / produk pangan

Buku ini ditulis dengan tujuan dapat digunakan sebagai salah satu
sumber untuk menghasilkan lulusan sekolah menengah kejuruan yang
memiliki kemampuan sebagai pengawas mutu pangan. Acuan utama
penulisan buku ini adalah Standar Kompetensi Nasional Bidang
Analisis Mutu Bahan / Produk Pangan yang telah diterbitkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :


1. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Ditjen
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional yang telah memberikan kesempatan untuk
berpatisipasi dalam penulisan buku ini.
2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Padjadjaran yang telah mengizinkan penulis untuk mengikuti
Program Penulisan Buku Ajar
3. Ir. Sahirman, MSc. selaku editor yang telah memberikan
masukan guna peningkatan kualitas buku ajar
4. Dr. Ari Widodo dan Endang Prabani selaku penilai yang telah
memberikan masukan untuk penyempurnaan isi dan kelayakan
penyajian
5. Anna Widanarti dan Ir. Ketut Sukarmen sebagai penilai yang
telah memberikan masukan untuk penyempurnaan kelayakan
kebahasaan
6. Hari Purnomo selaku penilai yang telah memberikan masukan
untuk penyempurnaan kegrafikaan
7. Bambang Purwanto selaku supervisor yang telah memberikan
masukan untuk penyempurnaan kegrafikaan

Ucapan yang sama penulis sampaikan kepada pihak-pihak lain yang


tidak dapat disebutkan satu persatu atas sumbangsihnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap penulisan buku ini. Semoga
semua amal kebaikan yang telah diberikan mendapatkan pahala
berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.

Penulis mengharapkan masukan, saran dan koreksi dari para pembaca


yang akan bermanfaat dalam penyempurnaan buku ini. Semoga
tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya. Amin.

Bandung, Januari 2008

Eddy Afrianto
DESKRIPSI KONSEP PENULISAN

Sekita 20-30 persen bahan pangan tidak dapat dimanfaatkan sebagai


sumber pangan bagi manusia sehingga menjadi limbah yang tidak
dapat dimanfaatkan. Besarnya persentase tersebut disebabkan antara
lain sebagian besar bahan pangan merupakan produk yang mudah
membusuk, ketidakmampuan pasar untuk menyerapnya terutama pada
saat produk sedang melimpah atau merupakan limbah dari pasar
maupun industri makanan.

Buku Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan ditulis dengan tujuan


dapat digunakan sebagai salah satu bahan bacaan yang dapat
meningkatkan kemampuan pembacanya berperan sebagai pengawas
mutu pangan sehingga dapat memperkecil terjadinya limbah bahan
pangan.

Secara garis besarnya, buku Pengawasan Mutu Bahan / Produk


Pangan dibagi menjadi tiga bagian. Masing-masing bagian
menjelaskan materi yang spesifik, yaitu :

1) Bahan pangan, baik sifatnya (bab I), mutunya (bab II) maupun
proses penurunan mutunya (bab III).
2) Bagaimana menghasilkan bahan pangan yang aman
dikonsumsi, baik melalui Penerapan Manajemen Mutu Terpadu
(babIV), Praktek Produksi yang Baik (Bab V), Prosedur Standar
Operasi Standar (bab VI), Analisis Bahaya dan Penentuan Titik
Kritis (bab VIII), dan Manajemen Mutu Laboratorium (bab VIII).
3) Analisis mutu pangan yang meliputi persiapan analisis mutu
(bab IX), Pengambilan sample (bab X), Penggunaan instrument
laboratorium (bab XI), Analisis kimiawi (bab XII), Pengujian fisik
bahan pengemas (bab XIII), Analisis mikrobiologis (bab XIV),
Analisis organoleptik (bab XV), Analisis nutrisi (bab XVI), dan
Analisis mutu air (bab XVII).

Buku ini telah disusun sedemikian rupa sehingga dapat dipelajari mulai
dari mana saja, sesuai dengan pengelompokkan yang telah disebutkan
sebelumnya. Materi yang disajikan dalam buku ini cukup banyak,
namun diulas dengan bahasa sederhana sehingga menjadikan buku ini
mudah dicerna.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................


DESKRIPSI KONSEP PENULISAN .......................................
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................
PENGANTAR DIREKTUR PEMBINA SMK ...........................
DAFTAR ISI ...........................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................
PETA KOMPETENSI ……………………………………………
I. Sifat Bahan Pangan …………………………….. 1
1.1. Bahan Pangan .................................................... 1
1.2. Sifat Bahan Pangan .......................................... 1
II. Mutu Bahan Pangan ....................................... 13
Mutu dan Kualitas ............................................ 13
2.1. Faktor yang Mempengaruhi Mutu ……………... 14
2.2.
III. Penurunan Mutu Bahan Pangan ................... 27
3.1. Kerusakan Fisik ................................................ 27
3.2. Kerusakan Kimiawi ........................................... 31
3.3. Kerusakan Biologis …………………………….. 35

IV. Penerapan Manajemen Mutu Terpadu ............ 39


4.1. Hambatan Pemasaran ....................................... 38
4.2. Peranan MMT .................................................... 43
4.3. Pelaksanaan PMMT …………………………….. 45
V. Praktek Produksi yang Baik .......................... 47
5.1. Prinsip GMP ..................................................... 47
5.2. Filosofi GMP ..................................................... 48
5.3. Pelaksanaan GMP ........................................... 48
5.4. Alur Proses ………………………………………. 57

VI. Prosedur Standar Operasi Sanitasi Standar 63


6.1. Pasokan air dan es ............................................. 63
6.2. Peralatan dan pakaian kerja ............................... 63
6.3. Pencegahan kontaminasi silang ......................... 65
6.4. Toilet ................................................................... 70
6.5. Tempat cuci tangan ............................................ 71
6.6. Bahan kimia pembersih dan sanitiser ................. 71
6.7. Pelabelan ............................................................ 72
6.8. Kesehatan karyawan .......................................... 74
6.9. Pengendalian hama ………………………………. 75

VII. Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis ... 77


7.1. Sejarah HACCP .................................................. 77
7.2. Perkembangan Status HACCP di Dunia ............ 79
7.3. Pengertian HACCP ............................................ 83
7.4. Tujuan HACCP ................................................... 83
7.5 Pelaksanaan HACCP .......................................... 83
7.6 Manfaat HACCP ................................................ 122

VIII. Manajemen Mutu Laboratorium ..................... 125


8.1. Proses manajemen Mutu ................................... 126
8.2. Kegiatan Pencatatan ......................................... 128
8.3. Prinsip berlaboratorium yang baik .................... 131
8.4. Pemeliharaan Laboratorium .............................. 132
8.5. Pelaksanaan kegiatan laboratorium .................. 154
8.6. Prosedur Analisis ............................................... 155
8.7. Perubahan terhadap kerja .................................. 160
8.8. Pengendalian Laboratorium .............................. 160
8.9. Pemeliharaan peralatan laboratorium ............... 162
8.10. Keamanan Laboratorium .................................. 163
8.11. Pembinaan dan pengawasan ............................ 164
8.12. Sanksi ............................................................... 165
8.13. Evaluasi ............................................................. 166

IX. Persiapan Analisis Mutu ................................ 167


9.1. Penyiapan Peralatan Dasar ............................. 167
9.2. Kegunaan Peralatan ......................................... 184
9.3. Pencucian Peralatan ....................................... 190
9.4. Sterilisasi Peralatan Gelas ............................... 193
9.5. Persiapan Bahan Kimia .................................... 197
9.6. Cara Penyimpanan Bahan Kimia ……………… 199

X. Pengambilan Sampel ..................................... 201


10.1. Persiapan Pengambilan Sampel ........................ 201
10.2. Pengambilan Sampel yang Mewakili ................. 204
10.3. Penyiapan sampel uji ........................................ 210
10.4. Penyimpanan Arsip ........................................... 211
10.5. Membuang Sampel yang Tidak Terpakai dan Sisa Sampel
...................................................... 211
10.6. Memelihara Peralatan Sampling ....................... 211
10.7. Sampling untuk Analisis ................................... 211

XI. Penggunaan Instrumen Laboratorium ........... 215


11.1. Pengujian secara elektrokimia .......................... 215
11.2. Pengujin secara Spektrofotometer ..................... 216
11.3. Analisis Kromatografi ......................................... 220

XII. Analisis Kimiawi ............................................... 225


12.1. Melakukan Pengujuan Fisiko-Kimia Dasar .......... 225
12.2. Analisis Gravimetri dan Titrimetri ........................ 227
12.3. Larutan dan Pereaksi ......................................... 228
12.4. Standarisasi Larutan .......................................... 235
12.5. Analisis proksimat .............................................. 235
12.6. Prosedur Analisis Proksimat ……………………. 236

XIII. Pengujian Fisik Bahan Pengemas ................. 247


13.1. Sebagai Bahan Pengemas ............................... 247
13.2. Tugas dan Latihan Pemahaman ....................... 271
XIV. Analisis Mikrobiologis ..................................... 273
14.1. Teknis Kerja Aseptis .......................................... 273
14.2. Menyiapkan Peralatan dan Media Kultur Mikroba 274
14.3. Inokulasi ............................................................ 280
14.4. Pengujian Mikrobiologi ...................................... 286
14.5 Menghitung Populasi Mikroba ........................... 290
14.6. Pengujian Mikrobiologi Dasar ………………….. 296

XV. Analisis Organoleptik ..................................... 301


15.1. Berpartisipasi dalam Analisis Organoleptik ...... 301
15.2. Penyiapan dan Penyajian Sampel .................... 304
15.3. Pemilihan dan Penyiapan Panelis .................... 307
15.4. Pelaksanaan Pengujian .................................... 313
15.5. Tipe Pengujian …………………………………… 315
15.6. Analisis Data Organoleptik …………………….. 319

XVI. Analisis Nutrisi ................................................ 325


16.1. Analisis Karbohidrat .......................................... 325
16.2. Analisis Protein ................................................. 350
16.3. Analisis Lemak ................................................... 358
16.4. Analisis kadar air ............................................... 379
16.5. Analisis vitamin ................................................. 380
16.6. Analisis kadar abu ............................................ 385
16.7. Analisis mineral …………………………………. 385
XVII. Analisis mutu air ............................................ 399
17.1. Jenis air ............................................................ 399
17.2. Standar mutu ................................................... 400
17.3. Penanganan air limbah .................................. 398
17.4. Parameter mutu air ............................................ 399
17.5. Monitoring mutu air ........................................... 405
17.6. Analisis mutu air ................................................. 406
17.7. Kebutuhan air bermutu …………………………… 408
Glosari ……………………………………. 413
Daftar Pustaka ……………………………………………… 419
Indeks ……………………………………………………….. 423
Daftar nama yang terlibat ………………………… 412
DAFTAR GAMBAR

1.1. Alat seleksi buah berdasarkan bentuk dan ukuran (sifat


fisik) bahan pangan ...................................... 2
1.2. Pnetrometer adalah salah satu alat yang dapat
digunakan untuk mengukur kekenyalan daging .... 3
1.3. Pnetrometer adalah salah satu alat yang dapat
digunakan untuk mengukur kekenyalan daging ..... 4
1.4. Perancangan alat dengan memanfaatkan koefisien
gesek bahan pangan ............................................. 4
1.5. Perombakan cadangan energi yang digunakan untuk
mengatasi stres ............................................ 10
1.6. Kisaran pH lingkungan dari beberapa mikroba ..... 11
2.1. Pola tahunan kandungan lemak pada ikan ........... 15
2.2. Permukaan potongan daging ikan yang dies cukup lama
terlihat putih dan pudar .................................. 16
2.3. Serangan jamur pada buah pepaya ...................... 19
2.4. Jamur yang menyerang ekstrak nenas pada pembuatan
kecap ikan dapat menimbulkan bau busuk
..................................................................... 19
2.5. Ikan segar yang terserang bakteri ........................ 19
2.6. Jamur yang menyerang ikan asin ......................... 20
2.7. Red Tide ............................................................... 22
2.8. Bahan pangan yang cacat akibat luka ................. 25
2.9. Ikan yang terserang mikroba ................................ 26
2.10 Ikan yang terserang cacing .................................. 26
3.1. Penggunaan alat pemukul untuk mematikan ikan dapat
menyebakan terjadinya memar atau luka ... 28
3.2. Penangkapan ikan dengan pancing huhate dimana ikan
yang tertangkap akan lepas dari pancing dan jatuh ke
geladak kapal ........................................... 28
3.3. Ikan dibagian ujung dan lilitan tali jaring (panah) lebih
cenderung mengalami memar dibandingkan ikan
dibagian lainnya ............................................ 28
3.4. Bagian luar tubuh ikan yang mengalami memar terkena
jaring selama proses penangkapan ........... 29
3.5. Tubuh ikan yang mengalami luka terkena pengait .. 30
3.6. Proses autolisis yang berlangsung lama dicirikan
dengan tidak kembalinya daging ke posisi semula . 33
3.7. Cahaya matahari dapat mempercepat proses
autolisis .................................................................. 33
3.8. Reaksi pencoklatan pada bahan pangan yang
mengandung gula ..................................... ............. 34
3.9. Ikan yang mengalami burst belly ........................... 36
4.1. Bahan pangan yang dikemas sesuai standar ......... 42
5.1. Bayam yang mengalami dehidrasi ......................... 49
5.2. Penggunaan es untuk menurunkan suhu bahan
pangan .................................................................. 50
5.3. Buah jambu yang disimpan pada suhu rendah
teksturnya menjadi lunak ...................................... 53
5.4. Apel yang terkelupas kulitnya (pelindung alaminya)
akan mengalami proses pencoklatan sehingga
menurunkan mutu .................................................. 51
5.5. Ikan hasil panen yang tidak segera diberi es akan
meningkat suhunya sehingga memacu
pertumbuhan dan aktivitas mikroba maupun enzim
proteolitik ................................................................ 51
5.6. Geladak kapal penangkapan ikan yang tidak bersih
dapat menjadi sumber mikroba ............................... 51
5.7. Pemasaran ikan di pasar tradisional tanpa fasilitas
pendingin dan air bersih, serta terjadi
pencampuran ikan utuh dengan ikan yang sudah
’terbuka’ merupakan penyebab penurunan .......... 51
5.8. Udang segar yang tidak ditangani secara baik akan
menyebabkan timbulnya noda hitam (black spot).
Meskipun tidak berbahaya, munculnya bintik hitam
akan menurunkan mutu udang ................................ 52
5.9. Saluran air yang tidak diperhatikan kebersihannya 52
5.10. Sanitasi lingkungan yang kurang diperhatikan
dapat menjadi sumber mikroba .............................. 52
5.11. Pengangkutan ikan tanpa dilengkapi fasilitas
pendingin akan mempercepat proses penurunan
mutu ....................................................................... 53
5.12. Badan dan pakaian pekerja yang kurang bersih
dapat menjadi sumber pencemar bagi produk
pangan ................................................................... 54
5.13. Sortasi ikan berdasarkan jenis, ukuran dan
kesegaran akan lebih menjamin keseragaman
mutu dari produk pangann yang dihasilkan ............. 54
5.14. Kecepatan pemrosesan berpengaruh terhadap
mutu produk filet yang dihasilkan ............................ 55
5.15. Proses penjemuran ikan asin di alam terbuka
kurang memberikan jaminan kebersihan sehingga
akan mempengaruhi mutu ...................................... 55
5.16. Produk pangan yang dikemas secara terbuka
memperbesar kemungkinan terjadinya
rekontaminasi ......................................................... 56
5.17. Pengemasan yang dilakukan saat produk pangan
masih panas dapat menyebabkan mengumpulnya
uap air di permukaan kemasan sehingga dapat
digunakan oleh mikroba untuk tumbuh ................... 56
5.18. Alur proses produksi ikan segar .............................. 58
6.1. Penggunaan air dalam jumlah terbatas untuk
mencuci ikan dapat menjadi sumber kontaminasi ... 64
6.2. Peralatan dan pakaian kerja yang dikenakan
memberikan jaminan bahan pangan yang
dihasilkan lebih bersih ............................................ 65
6.3. Alur proses ikan yang berbeda antara pintu masuk
dan pintu keluar ..................................................... 66
6.4. Kebersihan karyawan di salah satu industri
perikanan ............................................................... 67
6.5. Pembersihan limbah ikan menjaga kebersihan
ruang kerja ............................................................. 68
6.6. Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangga pada
jagung pipil selama penyimpanan ......................... 69
6.7. Penanganan limbah .............................................. 70
6.8. Rambut yang terbuka dan kebersihan pakaian
pekerja berpengaruh terhadap sanitasi .................. 75
7.1. Dokumen untuk memformalkan penentuan tim
HACCP .................................................................. 87
7.2. Formulir untuk bahan mentah dan bahan baku ..... 90
7.3. Formulir untuk produk antara dan produk akhir ..... 91
7.4. Formulir untuk mengumpulkan informasi tentang
petunjuk penggunaan produk ................................. 93
7.5. Formulir diagram alir .............................................. 97
7.6. Identifikasi potensi Bahaya Biologis ..................... 99
7.7. Identifikasi potensi Bahaya Kimiawi ..................... 101
7.8. Identifikasi potensi Bahaya Fisik .......................... 103
7.9. Diagram Pohon Keputusan untuk penentuan titik
kendali mutu ........................................................... 106
7.10. Lembar Identifikasi CCP ........................................ 108
7.11. Formulir Potensi Bahaya yang Tidak Dikembalikan
oleh Operator .......................................................... 109
7.12. Formulir Sistem Pengkajian Ulang ......................... 112
7.13. Formulir Sistem Pengkajian Ulang ....................... 117
7.14. Lember Kerja HACCP ......................................... 123
8.1. Penyajian data dalam bentuk tabel ...................... 129
8.2. Penyajian data dalam bentuk grafik garis ............. 129
8.3. Penyajian data dalam bentuk grafik histogram ..... 129
8.4. Penyajian data dalam bentuk grafik batang .......... 129
8.5. Penyajian data dalam bentuk grafik pie................. 129
8.6. Penyajian data dalam bentuk grafik garis ............. 130
8.7. Penyajian data dalam bentuk grafik garis ............. 130
8.8. Bagan kendali tipe X (atas) dan Tipe Y (bawah) .. 131
8.9. Autoclave yang dapat digunakan untuk sterilisasi
dengan uap bertekanan ......................................... 143
9.1. Beaker glass dengan berbagai ukuran .................. 167
9.2. Gelas ukur ............................................................. 168
9.3. Labu Erlenmeyer dengan berbagai ukuran ........... 169
9.4. Filtering flask ......................................................... 169
9.5. Labu volumetri (volumetric flask) dengan tutup dari
bahan poliproilen .................................................... 169
9.6a. Labu dasar rata (flask flat bottom) .......................... 170
9.6b. Labu dasar bulat (flask round bottom) .................... 170
9.7a. Boiling flask flat bottom ........................................... 170
9.7b. Boiling flask round bottom ...................................... 170
9.8. Cawan petri ............................................................ 171
9.9. Tabung reaksi (test tube) ....................................... 171
9.10. Botol pereaksi (reagen bottle) lengkap dengan
tutupnya ................................................................. 172
9.11a. Bejana lonceng dengan kknob di bagian atas ...... 173
9.11b. Bejana lonceng yang dilengkapi dengan pompa
penghisap ............................................................. 173
9.12a. Corong kaca .......................................................... 173
9.12b. Corong polipropilen .............................................. 174
9.12c. Buchner porselen .................................................. 174
9.13a. Desikator dengan lempengan porselen ................ 174
9.13b. Desikator yang dilengkapi dengan kran
penghampaan........................................................ 174
9.14. Corong pemisah berbentuk lonjong (kiri) dan
kerucut (kanan) ...................................................... 175
9.15. Krusibel dengan tutup ............................................ 175
9.16. Mortar ...................................................................... 176
9.17. Filter ........................................................................ 176
9.18. Pipet tidak berskala ................................................ 176
9.19a. Pipet volumetri ........................................................ 177
9.19b. Variabel pipet ......................................................... 177
9.20. Buret ...................................................................... 177
9.21. Botol sampel BOD ................................................. 177
9.22. Termometer ........................................................... 178
9.23. Piknometer ............................................................ 178
9.24. Hidrometer ............................................................ 179
9.25. Salinometer ........................................................... 179
9.26a. Timbangan triple beam ......................................... 180
9.26b. Timbangan digital ................................................. 180
9.27. Otoklaf .................................................................. 180
9.28. Laminar flow cabinet ............................................ 181
9.29. Sentrifuge ............................................................ 181
9.30. Inkubator .............................................................. 181
9.31. Peralatan transfer ................................................ 182
9.32a. Penjepit ................................................................ 182
9.32b. Swivel utility clamp ............................................... 182
9.32c. Burette clamp single ............................................. 182
9.33a. Statif dengan batang statif tunggal yang terletak
ditepi alas ............................................................ 183
9.33b. Statif yang digunakan untuk memegang labu didih 183
9.34. Nicholson hydrometer ............................................ 184
9.35. Neraca .................................................................... 184
9.36. Proses inokulasi mikroba ...................................... 185
9.37. Cara pembacaan skala untuk menentukan volume
bahan kimia menggunakan gelas ukur .................. 186
9.38. Cara menggunakan pipet ukur untuk menentukan 186
volume bahan kimia cair .....................................
9.39. Teknik menuangkan bahan kimia padat dengan
menggunakan tutup botol ...................................... 187
9.40. Teknik penuangan bahan kimia padat
menggunakan spatula atau sendok ...................... 187
9.41. Teknik penuangan bahan kimia padat langsung
dari botolnya ......................................................... 188
9.42. Teknik penuangan bahan kimia cair dari dalam
botol ..................................................................... 188
9.43. Urutan penyiapan kertas saring ........................... 189
9.44. Proses penyaringan ............................................. 189
9.45. Proses pemanasan bahan dalam tabung reaksi .. 190
9.46. Proses pemanasan bahan dalam gelas kimia ..... 190
9.47. Rak penyimpanan ose ......................................... 192
9.48. Rak penyimpanan pipet ....................................... 192
9.49. Rak penyimpanan tabung reaksi ........................ 192
9.50. Rak penyimpanan curvette .................................... 192
9.51. Rak penyimpanan kontainer pipet hisap ............... 192
9.52. Wadah sterilisasi cawan petri ................................. 194
9.53. Wadah sterilisasi pipet ........................................... 194
9.54. Wadah untuk sterilisasi pipet hisap ......................... 195
9.55. Wadah untuk sterilisasi pipet hisap ......................... 195
10.1. Hand scoop (atas), .plastic scoop (bawah) ............. 203
10.2. Tombak pengmbil sampel ....................................... 204
11.1. Jenis kromatografi .................................................. 221
12.1. Riffle sample divider ............................................... 226
13.1. Kantong terbuat dari kertas kraft ............................. 248
13.2. Kertas glasin .......................................................... 248
13.3. Wax-kraft ............................................................... 248
13.4. Kertas berlilin ........................................................ 248
13.5. Kantong lock terbuat dari LDPE ........................... 251
13.6. Kantong plastik makanan .................................... 251
13.7. Boks plastik bening dari bahan poliester treptalat 251
13.8. PP resin tidak beracun dengan transparansi yang
baik terutama dikembangkan untuk berbagai jenis
pangan .................................................................. 252
13.9. Kotak sandwich ..................................................... 253
13.10. Kotak makanan ..................................................... 253
13.11. Kotak berbahan PVC ............................................ 254
13.12. Poliviniladen klorida (PVDC) ................................ 255
13.13. Stiffness tester untuk mengukur ketebalan kemsan 261
13.14. Tickness gauge .................................................... 262
13.15. Paper tensile strength tester ................................ 263
13.16. Microcomputer tensile tester untuk menguji
kekuatan tensil kemasan ....................................... 265
13.17. Westover type frictionometer untuk mengukur gaya
gesek kemasan ..................................................... 266
13.18. Lingkungan luar yang memiliki tekanan dan
konsentrasi gas lebih besar memungkinkan gas
memasuki kemasan ............................................... 268
14.1. Berbagai jenis mikroba yang diambil dari kulit ikan 273
14.2. Cotton plog ............................................................ 276
14.3. Sleevelike cup ....................................................... 276
14.4. Pemindahan mikroba menggunakan ose ............... 277
14.5. Agar miring ............................................................ 279
14.6. Agar deep tube ..................................................... 279
14.7. Lempengan agar pada cawan petri ...................... 279
14.8. Berbagai media selektif ........................................ 280
14.9. Isolasi mikroba dengan metode lempeng gores ... 283
14.10. Inokulasi mikroba dengan metode lempeng sebar .. 283
14.11. Pengenceran ........................................................ 285
14.12. Pewarnaan sederhana ditujukan untuk mengamati
bentuk morfologis mikroba .................................... 289
14.13. Pengamatan inti sel dengan pewarnaan diferensial 289
16.1. Tabung ekstraksi soxhlet ........................................ 358
16.2. Botol babcock .......................................................... 360
16.3. Tabung butirometer gerber .................................... 361
16.4. Refraktometer abbe .............................................. 367
16.5. Generator kipp ...................................................... 388
17.1. Boiler .................................................................... 408
17.2. Chill water ............................................................. 409
17.3. Mekanisme kerja boiler .......................................... 409
17.4. Bahan pangan yang dicuci dengan air dingin dan
bersih akan tetap segar dan menyehatkan ............. 410
17.5. Endapan (putih) yang terbentuk pada saluran air
dalam boiler yang menggunakan air dengan nilai
kekerasan >20mg/L ................................................ 411
DAFTAR TABEL

1.1. Hubungan temperatur lingkungan dengan panas respirasi


...................................................................
3.1. Material, bahaya yang ditimbulkan dan sumber bahaya 32
fisik ..............................................................
3.2. Senyawa kimia yang terkandung dalam bahan pangan 35
dan ambang batasnya ................................
3.3. Jenis bakteri pembusuk .......................................... 37
3.4. Jenis bakteri pathogen ……………………………….. 37
5.1. Lembar Analisis Proses produksi baik hasil perikanan
................................................................. 59
6.1. Bahan pengawet makanan yang umum digunakan 73
6.2. Senyawa antiseptik dan desinfektan ....................... 74
9.1. Metode Sterilisasi ……………………………………. 193
9.1. Data hasil pengmbilan sample …………………….. 209
9.2. Sampling di tempat pendaratan ikan ………………… 212
9.3. Sampling untuk kesegaran ikan di pabrik …………. 212
12.1. Konsentrasi larutan dalam persen massa ………… 229
12.2. Volume akuades yang ditambahkan ……………… 230
12.3. Bobot senyawa yang harus dilarutkan hingga volume
menjadi 1 liter ………………………………. 231
13.1. Beberapa jenis selopan dan contoh penggunaannya 256
13.2. Karakteristik fisik selulosa asetat dan selulosa propionate
……………………………………………… 257
13.3. Rekapitulasi hasil uji bakar kemasan ………………. 267
14.1. Mikroba, media dan karakteristik …………………… 275
14.2. Karakteristik pertumbuhan koloni bakteri ………….. 288
17.1. Daftar persyaratan kualitas air bersih ………………. 400
17.2. Hubungan antara tekanan uap boiler dengan maksimum
total padatan terlarut …………………… 410
17.3. Hubungan antara tekanan uap boiler dengan maksimum
alkalinitas ………………………………… 411
17.4. Hubungan antara tekanan uap boiler dengan maksimum
kekerasan air ……………………………. 411
SINOPSIS

Mutu sangat sulit didefinisikan karena setiap konsumen memiliki


pemahaman berbeda. Sebagai gambaran, konsumen menyukai ikan
mas goring yang berukuran 100 g setiap ekornya. Dengan ukuran
demikian, ikan mas mudah dikonsumsi hingga ke tulangnya. Namun
bila hendak membuat pepes, mereka lebih menyukai ikan mas yang
berukuran 500 g atau lebih sebagai bahan bakunya.

Mutu bahan pangan tidak dapat ditingkatkan dan cenderung menurun


dengan bertambahnya waktu. Upaya yang dapat kita lakukan hanya
untuk menghambat atau menghentikan proses penurunan mutu
tersebut. Pengetahuan mengenai sifat dan mutu bahan pangan akan
banyak membantu dalam upaya menghambat atau menghentikan
proses penurunan mutu.

Dua hal penting yang dapat dilakukan untuk menghambat atau


menghentikan proses penurunan mutu bahan pangan, yaitu
manajemen keamanan pangan dan analisis mutu. Manajemen pangan
ditujukan untuk menghasilkan pangan yang aman dikonsumsi.
Manajemen keamanan pangan diwujudkan dengan Penerapan
Manajemen Mutu Terpadu (PMMT).

Pnerapan Manajemen Mutu Terpadu terdiri dari tiga komponen yang


saling berkaitan, yaitu Good Manufacturing Practices (GMP), Standard
Sanitation Operating Ptocedures (SSOP), dan Hazard Analysis and
Critical Control Point (HACCP). Sebagai kelayakan dasar dari PMMT,
GMP harus dilaksanakn dahulu secara baik sehingga akan dihasilkan
pangan dengan kualitas yang sama. GMP adalah bagaimana cara
menghasilkan bahan pangan dengan mutu relative dengan mutu
sebelum dan setelahnya.

SSOP adalah prosedur standar operasi sanitasi untuk mencegah


terkontaminasinya bahan baku pangan. Tahapan SSOP meliputi
bahan baku, peralatan, pekerja, dan lingkungan steril.

Setelah GMP dan SSOP dapat dilaksanakan sesuai prosedur, maka


sudah selayaknya apabila akan menerapkan HACCP. Berdasarkan
pelaksanaannya, HACCP dapat dibagi menjadi dua, yaitu analisis
bahaya (HA) dan penentuan titik kritis (CCP). Analisis bahaya adalah
penentuan titik-titik bahaya yang mungkin ada pada alur proses
produksi bahan pangan. Bahaya yang mungkin ada dalam alur proses
produksi bahan pangan dapat digolongkan menjadi bahaya fisik, kimia,
dan biologis.

Penentuan titik kritis dilakukan karena tidak semua titik bahaya yang
dijumpai berpengaruh buruk terhadap mutu pangan yang dihasilkan.
Alur proses yang baik dicirikan dengan adanya aktivitas untuk
mengatasi bahaya yang mungkin timbul pada tahap sebelumnya.
Sebgaia contoh, bahaya yang ditimbulkan dari keberadaan mikroba
pada ikan yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan ikan
kaleng bukan merupakan titik kritis. Mengapa demikian ? Karena pada
tahap selanjutnya dari alur proses ada kegiatan sterilisasi yang dapat
membunuh mikroba tersebut sehingga ikan kaleng menjadi aman untuk
dikonsumsi.

Kompetensi yang hendak dicapai oleh buku ini adalah dihasilkannya


lulusan yang mampu melakukan pengawasan mutu pangan.
Kompetensi ini dapat dicapai apabila siswa memahami semua
komponen dalam buku ini.
PETA KOMPETENSI

SSOP

MANAJEMEN PMMT GMP


KEAMANAN PANGAN
HACCP

PROSES PERSIAPAN
SIFAT BAHAN MUTU BAHAN ANALISIS PENGAMBILAN SAMPEL
PANGAN PANGAN
PENURUNAN MUTU
MUTU ANALISIS FISIK

ANALISIS KIMIA

MANAJEMEN ANALISIS BIOLOGIS


PENGAWASAN MUTU
MUTU LABORATORIUM ANALISIS
MIKROBIOLOGIS
PANGAN
ANALISIS
ORGANOLEPTIK

ANALISIS MUTU AIR


Sifat Bahan Pangan

BAB I
SIFAT BAHAN PANGAN

1.1. Bahan pangan peranan pedagang dan industri


dalam menangani bahan pangan
Bahan pangan adalah bahan
berbeda.
yang digunakan untuk menghasil-
kan pangan. Sedangkan produk Pedagang akan selalu berusaha
pangan adalah hasil penanganan menjaga mutu dari bahan pangan
atau pengolahan bahan pangan. agar tetap baik sampai ke tangan
konsumen. Sedangkan industri,
Meskipun kondisinya jauh berbe-
selain menjaga mutu dari bahan
da, keduanya mengalami proses
pangan juga akan berusaha men-
penurunan mutu. Bahan pangan
jaga produk pangan yang dihasil-
mengalami penurunan mutu dari
kan agar tidak tercemar sampai
sejak dipanen atau ditangkap
ke tangan konsumen.
hingga ketangan konsumen, baik
konsumen akhir maupun antara. Pencemaran yang dialami oleh
bahan pangan akan mempenga-
Konsumen akhir merupakan kon-
ruhi mutu produk yang dihasilkan.
sumen yang langsung menangani
Namun yang lebih menghawatir-
bahan pangan tersebut untuk
kan adalah pencemaran bahan
dikonsumsi. Konsumen antara
pangan dapat menyebabkan sakit
menangani bahan pangan untuk
atau keracunan bagi konsumen
dikirim kepada konsumen akhir
yang mengkonsumsinya.
(pedagang) atau ditangani dan di-
olah lebih dahulu menjadi produk Untuk mempertahankan mutu
pangan (industri) bagi kebutuhan bahan atau produk pangan
konsumen akhir. Meskipun ke- diperlukan pemahaman tentang
duanya adalah konsumen antara, sifat bahan pangan, faktor yang
mempengaruhi penurunan mutu,
dan upaya yang dapat dilakukan
1.2.1 Sifat fisik
untuk menghambat penurunan
mutu tersebut. Sifat fisik yang memiliki hubung-
an erat dengan sifat dari bahan
pangan antara lain sifat alometrik,
1.2. Sifat bahan pangan tekstur, kekenyalan, koefisien
gesek, dan konduktivitas panas.
Berdasarkan jenisnya, sifat dari
Sifat fisik memiliki kaitan sangat
bahan pangan dapat dibagi men-
erat dengan mutu bahan pangan
jadi tiga golongan, yaitu sifat fisik,
karena dapat digunakan sebagai
kimiawi, dan biologis.
informasi dasar dalam menentu-

1 Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan


Sifat Bahan Pangan

kan tingkat metode penanganan


dan atau bagaimana mendisain
peralatan pengolahan terutama
peralatan pengolahan yang ber-
sifat otomatis.

1.2.1.1 Hubungan alometrik


Kekuatan, ukuran, bentuk bahan
pangan merupakan sifat fisik
penting yang berperan dalam
pengolahan. Sifat fisik tersebut Gambar 1.1. Alat seleksi buah
berdasarkan bentuk dan
dapat menentukan metode pe-
ukuran (sifat fisik) bahan
nanganan dan disain peralatan pangan
pengolahan.
Sumber : www.citrus.com
Ukuran dan bentuk fisik
merupakan sifat dasar yang
penting. Pada kerang-kerangan,
dimensi kerang, rasio dimensi 1.2.1.2 Tekstur
kerang, rasio volume ruang Tekstur bahan pangan beraneka
dengan volume total dan berat
ragam, mulai dari yang tekstur
kerang dapat membantu dalam
halus hingga kasar. Tekstur
penetuan peralatan penanganan
bahan pangan berkaitan dengan
dan potensi daging per wadah. perlindungan alami dari bahan
Informasi mengenai ukuran dan pangan tersebut. Namun dari sisi
bentuk bahan pangan dapat sebagai bahan pangan, tekstur
membantu dalam pembuatan alat memiliki kaitan erat dengan cara
seleksi (Gambar 1.1.). penanganan dan pengolahan
bahan pangan.
Jenis bahan pangan, kondisi
pertumbuhan, tempat hidup dan Pengujian tekstur bahan pangan
faktor lingkungan lainnya akan sudah banyak dilakukan dengan
berpengaruh terhadap dimensi menggunakan alat penggunting
bahan pangan dan dengan atau penusuk. Informasi yang
sendirinya akan berpengaruh diperoleh akan berguna untuk
terhadap rasio dimensi peralatan. menentukan berapa kekuatan
yang diperlukan apabila akan
menggunakan produk tersebut.
Lebar bahan pangan akan mem-
pengaruhi energi yang diperlukan
untuk memotong. Pemotongan
cumi-cumi yang berukuran 3 cm

2 Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan


Sifat Bahan Pangan

akan membutuhkan energi 205 N daging ikan karena memiliki


dibandingkan dengan cumi-cumi tenunan pengikat lebih banyak
berukuran 1 cm yang ternyata dan besar (Gambar 1.2).
hanya membutuhkan energi pe-
motongan 82 N.
Jumlah energi yang dibutuhkan
untuk memotong bahan pangan
dipengaruhi oleh sudut pisau,
temperatur dan ketebalan bahan
pangan, kecepatan pemotongan,
dan arah serat.
Arah serat mempengaruhi energi
yang diperlukan untuk melakukan
pemotongan bahan pangan.
Selain itu, lokasi daging pada
satu individu juga mempengaruhi
energi yang dibutuhkan untuk
melakukan pemotongan.
Di pasar swalayan biasanya ter- Gambar 1.2. Perbandingan tenunan
pampang gambar yang secara pengikat yang banyak dan
jelas mencantumkan nama jenis- besar pada daging sapi
jenis daging terdapat pada sapi. (atas) dan sedikit, teratur
Tingkat kekerasan antara daging dan halus pada daging ikan
sapi yang terletak di bagian kaki (bawah)
dengan di bagian perut berbeda.
Demikian pula dengan kekerasan
daging yang terletak pada organ Pengukuran kekenyalan bahan
gerak dengan organ yang tidak pangan dapat dilakukan dengan
bergerak. menggunakan hardness tester
atau pnetrometer (Gambar 1.3).
Penggunaan pnetrometer sangat
1.2.1.3 Kekenyalan mudah. Tekan tombol di bagian
Kekenyalan bahan pangan erat atas untuk mengatur agar jarum
kaitannya dengan jumlah dan indikator berapa pada posisi
jenis tenunan pengikat yang angka nol. Letakkan ujung
dimiliki dan tingkat kesegaran. bagian bawah pnetrometer ke
Setiap bahan pangan akan me- permukaan bahan pangan yang
miliki jumlah dan jenis tenunan akan diukur. Tekan pnetrometer
pengikat yang berbeda dengan secara perlahan hingga jarum
bahan pangan lainnya dan akan bergerak. Apabila jarum sudah
mempengaruhi kekenyalannya. tidak bergerak lagi, penekanan
Daging sapi lebih kenyal daripada dihentikan dan angka yang

3 Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan


Sifat Bahan Pangan

ditunjuk oleh jarum adalah nilai Salah satu cara pananganan ba-
kekenyalan dari bahan pangan han pangan yang memanfaatkan
tersebut. koefisien gesek dari bahan terse-
but adalah pengangkutan dengan
sistim ban berjalan (Gambar 1.4).
Pengangkutan buah rambutan
yang dilakukan dengan menggu-
nakan sistem ban berjalan lebih
mudah bila dibandingkan dengan
pengangkutan buah melon. Hal
ini dikarenakan koefisien gesek
buah rambutan lebih besar, jadi
relatif lebih sulit bergeser selama
pengangkutan dibandingkan bu-
ah melon. Tumpukan buah jeruk
bali akan lebih tinggi dibanding-
kan buah semangka. Bulatan
jeruk bali yang kurang sempurna
Gambar 1.3. Pnetrometer adalah
menyebabkan koefisien gesek-
salah satu alat yang dapat
digunakan untuk mengukur nya lebih besar dibandingkan
kekenyalan daging semangka yang bentuknya bulat
sempurna.
Pengetahuan mengenai koefisien
1.2.1.4 Koefisien gesek gesekan berbagai bahan pangan
sangat penting sebagai informasi
Telah dijelaskan sebelumnya dalam mendisain peralatan dan
bahwa setiap bahan pangan merancang sarana transportasi
memiliki tekstur yang berbeda produk selama penanganan atau
dengan bahan pangan lainnya. pengolahan.
Ada bahan pangan yang memiliki
tekstur halus (misalnya biji-bijian)
atau kasar (nenas, durian, dan
nangka). Tekstur ini berpengaruh
terhadap koefisien gesek. Bahan
pangan dengan tekstur lebih
kasar memiliki koefisien gesek
lebih besar dibandingkan bahan
pangan dengan tekstur lebih
halus. Dibutuhkan energi lebih
besar untuk menggeser bahan Gambar 1.4. Perancangan alat
pangan dengan koefisien gesek dengan memanfaatkan
koefisien gesek bahan
besar. pangan

4 Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan


Sifat Bahan Pangan

Alat yang dapat digunakan untuk


mengangkut dan tempat untuk
menyimpan durian akan berbeda 1 – [1-a(kd / kc)] b
dengan alat pengangkut ataupun
tempat untuk menyimpan telur k = kc { --------------------------- }
ayam. Durian diangkut dengan 1 + (a – 1) b
wadah terbuat dari papan atau dimana :
karton yang tebal sedangkan un- k = Konduktivitas campuran
tuk telur ayam biasanya meng-
gunakan wadah berbahan karton a = 3 kc / (2kc + kd)
atau plastik dengan bentuk yang b = Vd/ (Vc + Vd)
disesuaikan bentuk telur. Hal ini
berkaitan dengan koefisien gesek kc = konduktivitas fase kontinu
yang berbeda. Demikian pula kd = konduktivitas fase disperse
dengan disain alat pembersih
ikan dan alat pengupas apel. Vc = Volume fase kontinu
Kulit apel bisa dikupas dengan Vd = Volume fase disperse
menggunakan pisau, sedangkan
sisik ikan lebih mudah untuk
dibersihkan dengan memakai Nilai konduktivitas panas bahan
sikat kawat. pangan juga dipengaruhi oleh
kombinasi antara arah aliran
panas dengan arah serat bahan
1.2.1.5 Konduktivitas panas pangan. Besarnya aliran panas
Pengertian konduktivitas panas akan meningkat bila memiliki
adalah jumlah panas yang dapat sejajar dengan arah serat. Pada
mengalir per satuan waktu mela- produk daging beku, perbedaan
lui suatu bahan dengan luas dan aliran panas antara aliran panas
ketebalan tertentu per unit tem- yang sejajar dan tegak lurus
peratur. Konduktivitas panas searah serat berkisar antara 10-
banyak digunakan dalam proses 20 persen.
pendinginan atau pemanasan Besar nilai konduktivitas panas
karena berkaitan dengan transfer dari bahan pangan sudah banyak
panas secara konduksi. disajikan lebih rinci dalam buku-
Nilai konduktivitas panas suatu buku pangan. Berdasarkan tabel
bahan pangan akan bervariasi nilai konduktivitas panas tersebut
terhadap kandungan air dan dapat ditentukan jenis dari bahan
temperatur. Meningkatnya nilai baku yang akan digunakan dalam
kandungan air dan temperatur pembuatan wadah penyimpanan,
akan meningkatkan konduktivitas bahan pengemas yang sesuai,
panas. Perubahan nilai tersebut dan lama penyimpanan bahan
dapat dilihat pada persamaan pangan.
berikut :

5 Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan


Sifat Bahan Pangan

1.2.1.6 Panas spesifik dalam merancang sarana untuk


pengangkutan dan penyimpanan.
Penghitungan beban panas yang
Sarana untuk pengangkutan dan
dilepaskan oleh bahan pangan
penyimpanan yang dilengkapi
membutuhkan pengetahuan me-
unit pengaturan suhu lingkungan
ngenai panas spesifik. Adapun
sangat membutuhkan informasi
pengertian panas spesifik bahan
panas spesifik dari bahan pangan
pangan adalah jumlah panas
yang kelak akan diangkut atau
yang dibutuhkan untuk mening-
disimpan. Informasi mengenai
katkan temperatur satu satuan
panas spesifik merupakan bahan
kuantitas bahan pangan sebesar
pertimbangan dalam menentukan
satu derajat dikali bobot produk
pemilihan bahan baku dan proses
dikali perubahan temperatur yang
rancang bangun. Tabel yang
diinginkan.
memuat nilai panas spesifik dari
Informasi tentang panas spesifik bahan pangan juga sudah
sangat penting dalam kegiatan banyak disajikan dalam buku-
pendinginan, pembekuan, atau buku pangan.
pemanasan. Dalam proses pen-
dinginan, pembekuan, maupun
pemanasan, apabila wujud dari 1.2.1.7 Panas laten
bahan pangan mengalami per-
Panas laten adalah jumlah panas
ubahan, maka nilai dari variabel
yang harus dilepaskan oleh ba-
panas spesifik harus dimasukan
han pangan untuk merubah fase
dalam penghitungan beban pa-
bahan pangan tersebut pada
nas. Adapun yang dimaksud
suhu konstan. Di dalam bahan
dengan beban panas adalah jum-
pangan, perubahan air dari wujud
lah panas yang harus dikeluarkan
cair ke padat (es) pada suhu
dari bahan pangan selama
konstan (0oC) akan melepaskan
berlangsung proses pendinginan,
sejumlah energi panas dan
pembekuan, atau pemanasan.
sebaliknya perubahan dari bentuk
Bahan pangan yang berasal dari padat ke cair juga membutuhkan
produk nabati diketahui masih te- energi panas.
tap hidup meskipun telah dipanen
sehingga mereka masih melaku- Peristiwa perubahan wujud yang
kan aktivitas respirasi yang akan pertama (dari air menjadi es),
menghasilkan panas. Dengan energi panas yang dilepaskan
demikian, pada bahan pangan oleh air harus diserap oleh media
yang masih hidup, maka besar- lain agar perubahan tersebut
nya nilai variabel panas respirasi dapat berlangsung. Dalam lemari
tersebut harus dimasukkan dalam es, energi panas yang dilepaskan
penghitungan beban panas. oleh air selama proses perubah-
an tersebut diserap oleh freon.
Informasi mengenai nilai panas
Pada peristiwa perubahan kedua
spesifik bahan pangan diperlukan

6 Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan


Sifat Bahan Pangan

(dari padat ke cair), energi panas Tabel 1.1. Hubungan temperatur


yang dibutuhkan dapat diambil lingkungan dengan panas
dari lingkungannya. Fenomena respirasi
inilah yang dijadikan dasar dalam
merancang peralatan dan sarana Kisaran Panas
Temperatur
Respirasi
penyimpanan bahan pangan.
(oC)
(J/kg/jam)

1.2.1.8 Panas respirasi 0 208 – 281

Setiap bahan pangan yang masih 5 467 – 520


hidup akan melakukan aktivitas 10 882 – 987
metabolisme dan energi panas
15 1766 - 2183
yang dihasilkannya disebut panas
respirasi. Panas respirasi adalah Sumber : ASHRAE 1977 dalam
panas yang dihasilkan karena Wheatton and Lawason, 1985
adanya aktivitas metabolisme
dari bahan pangan, misalnya biji-
bijian, ternak atau ikan yang baru 1.2.1.9 Penyebaran panas
mati. Panas respirasi ini sangat
berpengaruh terhadap beban Informasi mengenai penyebaran
panas, terutama pada bahan panas dalam bahan pangan
pangan nabati, sehingga sangat sangat membantu pada proses
berpengaruh selama dalam masa pengolahan bahan pangan yang
pengangkutan dan penyimpanan. mengandalkan perubahan suhu.
Penyebaran panas dapat dihitung
Panas respirasi dipengaruhi oleh dengan persamaan berikut :
suhu lingkungan. Meningkatnya
suhu lingkungan akan meningkat-
kan panas respirasi karena terjadi
peningkatan aktivitas metabolis- k
me seiring dengan meningkatnya
suhu lingkungan (Tabel 1.1). ά = 0.060 ------------------------
ρ Cp

dimana :
ά = Penyebaran panas (cm2/men)
ρ = Densitas (g/cm2)
Cp = Panas spesifik (J/goC)
k = Konduktivitas panas

7 Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan


Sifat Bahan Pangan

Penyebaran panas dalam bahan mikroba pembusuk untuk tumbuh


pangan dipengaruhi juga oleh dan berkembang.
kandungan air. Dengan demikian
Upaya dilakukan untuk menurun-
persamaan di atas dapat diganti
kan kandungan air dalam bahan
dengan persamaan berikut :
pangan sampai batas dimana
mikroba tidak dapat tumbuh dan
berkembang masih terus dikem-
ά = 0.053+(Aw– 0.053)(% air) bangkan. Keberhasilan upaya ini
akan dapat meningkatkan masa
simpan bahan pangan.

dimana : Pada komoditas perikanan dan


beberapa bahan pangan nabati
ά = Penyebaran panas lainnya diketahui mengandung
(cm2/menit) minyak yang dapat diekstrak.
Aw = Penyebaran panas pada air Hati ikan hiu, kelapa, bunga
pada temperatur yang matahari, dan jagung merupakan
diinginkan (cm2/menit) sejumlah bahan pangan yang
telah diketahui banyak mengan-
% air = Kandungan air dalam dung minyak. Minyak memiliki
bentuk % bobot beberapa sifat khas, yaitu
temperatur beku dan leleh,
jumlah ikatan rangkap yang
menentukan tingkat kejenuhan.
1.2.2 Sifat Kimiawi Jumlah minyak yang dapat
diekstrak tergantung dari jenis
Sifat kimiawi dari bahan pangan bahan pangan, musim, makanan
ditentukan oleh senyawa kimia yang dikonsumsi, siklus
yang terkandung sejak mulai dari perkawinan, dan temperatur
bahan pangan dipanen/ditangkap lingkungan.
hingga diolah. Perubahan kan-
dungan senyawa kimia pada Tingkat kemanisan yang dimiliki
bahan pangan tergantung dari bahan pangan dipengaruhi oleh
tingkat kematangan biologis, jenis temperatur lingkungan. Jagung
kelamin, kematangan seksual, muda (baby corn) atau ubi jalar
temperatur, suplai makanan atau lebih terasa manis apabila
pupuk, stres, atau parameter sebelum dimasak disimpan ter-
lingkungan lainnya. lebih dahulu pada suhu rendah.
Pada suhu rendah, karbohidrat
Sebagian besar bahan pangan yang dikandung oleh jagung
memiliki kandungan air relatif muda atau ubi jalar berada dalam
tinggi. Dengan kandungan air bentuk glukosa sehingga terasa
demikian, bahan pangan tersebut manis.
merupakan media yang baik bagi

8 Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan


Sifat Bahan Pangan

Kandungan senyawa kimia juga sedangkan daging ternak


akan berubah apabila bahan memiliki pH lebih rendah (± 5.3-
pangan mengalami stres menje- 6.0). Oleh karenanya, ikan me-
lang kematiannya. Ternak dan miliki masa simpan relatif singkat
ikan yang mengalami stres berat dibandingkan masa simpan dari
menjelang kematiannya akan daging ternak. Kenyataan ini
memiliki masa simpan relatif lebih telah mendasari para ahli pangan
singkat dibandingkan dengan untuk menurunkan pH lingkungan
ternak dan ikan yang tidak stres. sehingga dapat mengawetkan
Selama stres, ternak dan ikan bahan pangan.
banyak menggunakan energinya
1.2.3 Sifat Biologis
sehingga cadangan energi yang
dimilikinya menjadi berkurang. Sifat biologis mempunyai
Energi cadangan ini sangat peranan sangat penting dalam
diperlukan bagi ternak dan ikan merancang proses penanganan
untuk mempertahankan kesegar- dan pengolahan. Sifat biologis
an daging setelah kematian yang utama dari bahan pangan
(Gambar 1.5). adalah kandungan mikrobanya.
Derajat keasaman (pH) dapat Sebagian besar bahan pangan
menggambarkan jumlah ion H+ memiliki kandungan mikroba
yang terkandung dalam bahan sejak dipanen atau ditangkap.
pangan. Nilai pH merupakan log Mikroba ini tersebar di seluruh
dari ion H+ dan besarnya berkisar permukaan. Sebagian mikroba
1 – 14. Nilai 7 artinya pH bahan tersebut merupakan mikroba asli
pangan netral, Nilai <7 artinya (flora alami) yang berasal dari
pH-nya asam, dan >7 berarti pH- alam dan melekat pada bahan
nya basa. Peningkatan kandung- pangan. Sebagian mikroba
an ion H+ akan menurunkan pH lainnya berasal dari kontaminasi.
sehingga tercipta lingkungan Kontaminasi mikroba dapat
bersuasana asam. berasal dari lingkungan, pakaian
yang dikenakan saat menangani
Bahan pangan dengan nilai pH
atau mengolah bahan pangan,
rendah cenderung memiliki masa
dan dari bahan pangan yang
simpan lebih lama dibandingkan
sudah tercemar.
dengan bahan pangan yang me-
miliki nilai pH mendekati netral, Bila kondisi memungkinkan,
karena sebagian besar mikroba kedua jenis mikroba ini secara
pembusuk tidak tahan hidup pada bersamaan akan menurunkan
lingkungan dengan pH rendah tingkat kesegaran bahan pangan.
(Gambar 1.6.). Nilai pH daging
ikan lebih tinggi dibandingkan
daging ternak. Ikan mati memiliki
pH mendekati netral (± 6.4-6.8)

9 Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan


Sifat Bahan Pangan

ATP

ATP-ase ADP + P

Adenylate
kinase IDP + NH3

AMP + P ITP + NH3

AMP - deaminase

IMP + NH3

Fosfatase

Inosin + P

Nukleosida fosforilase
Nukleosida
Hipoksantin + Ribose 1-fosfat

Hipoksantin + Ribose

Gambar 1.5. Perombakan cadangan energi yang digunakan untuk mengatasi


stres

10 Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan


Sifat Bahan Pangan

Gambar 1.6. Kisaran pH lingkungan dari beberapa mikroba

11 Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan


Mutu Produk Pangan

BAB II
MUTU BAHAN PANGAN
2.1. Mutu dan kualitas yaitu tekstur, kekentalan dan
konsistensi; flavor yaitu sensasi
Mutu adalah gabungan dari se- dari kombinasi bau dan cicip, dan
jumlah atribut yang dimiliki oleh (2) karakteristik tersembunyi,
bahan atau produk pangan yang yaitu nilai gizi dan keamanan
dapat dinilai secara organoleptik. mikrobiologis.
Atribut tersebut meliputi parame-
Mutu berbeda dengan kualitas.
ter kenampakan, warna, tekstur,
Pisang batu mempunyai kualitas
rasa dan bau (Kramer dan Twigg,
lebih baik sebagai bahan baku
1983). Menurut Hubeis (1994),
rujak gula, namun pisang yang
mutu dianggap sebagai derajat
bermutu baik adalah cavendish
penerimaan konsumen terhadap
karena memiliki sejumlah atribut
produk yang dikonsumsi berulang
baik. Hanya satu karakteristik
(seragam atau konsisten dalam
baik yang dimiliki oleh pisang
standar dan spesifikasi), terutama
batu, yaitu daging buahnya berbiji
sifat organoleptiknya. Mutu juga
sehingga cocok untuk rujak.
dapat dianggap sebagai kepuas-
Pisang cavendish memiliki sejum-
an (akan kebutuhan dan harga)
lah karakteristik baik, yaitu rasa
yang didapatkan konsumen dari
yang manis, kulitnya mulus,
integritas produk yang dihasilkan
bentuknya menarik, dan tekstur
produsen. Berdasarkan ISO/DIS
daging buahnya lembut. Dengan
8402 – 1992, mutu didefinsilkan
demikian, cavendish merupakan
sebagai karakteristik menyeluruh
buah pisang yang bermutu baik
dari suatu wujud apakah itu
sedangkan pisang batu merupa-
produk, kegiatan, proses, organi-
kan pisang berkualitas baik untuk
sasi atau manusia, yang menun-
dibuat rujak.
jukkan kemampuannya dalam
memenuhi kebutuhan yang telah
Istilah kualitas berbeda pengerti-
ditentukan (Fardiaz, 1997).
annya antara satu orang dengan
Kramer dan Twigg (1983) telah lainnya. Kualitas bahan pangan
mengklasifikasikan karakteristik dapat dikatakan baik hanya kare-
mutu bahan pangan menjadi dua na karakter ukuran, jenis, atau
kelompok, yaitu : (1) karakteristik kesegarannya. Harga jual bahan
fisik atau karakteristik tampak, pangan yang mahal dianggap
meliputi penampilan yaitu warna, lebih berkualitas dibandingkan
ukuran, bentuk dan cacat fisik; dengan harga jual yang lebih
kinestika murah. Sebagai contoh, durian
monthong dari Thailand dianggap

13 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Mutu Produk Pangan

lebih berkualitas dibandingkan lebih berkualitas bila dibanding-


durian lokal yang harganya relatif kan dengan bahan pangan lain-
murah. nya. Sebagai contoh yang khas,
nenas Bogor yang rasanya manis
paling enak dibuat selai nenas,
2.2. Faktor yang
sehingga nenas Bogor dianggap
mempengaruhi mutu
lebih berkualitas sebagai bahan
Mutu dari bahan pangan sangat baku pembuatan selai nenas
dipengaruhi oleh beberapa faktor, manis dibandingkan nenas yang
baik internal maupun ekternal. berasal dari Palembang atau si
Faktor internal adalah faktor yang madu dari Subang.
berasal dari bahan pangan itu
sendiri, yaitu jenis kelamin, ukur- Contoh lainnya. Untuk membuat
an, spesies, perkawinan, dan ca- bawang goreng, penggunaan
cat. Faktor eksternal berasal dari bawang merah jenis Sumenep
lingkungannya, seperti jarak yang dianggap lebih berkualitas diban-
harus di tempuh hingga ke tem- dingkan dengan bawang Brebes.
pat konsumen, pakan yang dibe- Demikian pula dengan daging
rikan, lokasi penangkapan atau yang berasal dari sapi Australia
budidaya, keberadaan organisme dianggap lebih berkualitas
parasit, kandungan senyawa ber- dibandingkan daging sapi lokal
racun, atau kandungan polutan karena dapat diolah menjadi
bistik yang lebih enak.
2.2.1 Spesies
Dalam pembuatan produk filet
Spesies ternak atau ikan mempe- ikan, daging ikan kakap dianggap
ngaruhi kesukaan konsumen ter- lebih berkualitas dibandingkan
hadap bahan pangan. Spesies daging ikan nila atau mas. Ikan
yang satu dapat diterima atau ba- bandeng yang berukuran terlalu
nyak diminta oleh konsumen besar dianggap kurang berkuali-
dibandingkan spesies yang lain. tas karena di dalam dagingnya
Demikian pula harga spesies banyak mengandung tulang halus
yang satu dapat lebih mahal bila yang sangat mengganggu waktu
dibandingkan spesies lainnya. memakannya. Sebaliknya, ikan
bandeng yang ukurannya terlalu
Penerimaan konsumen terhadap kecil juga dianggap kurang ber-
bahan pangan dipengaruhi oleh kualitas karena dagingnya sedikit.
kecocokan kenampakan, rasa, Demikian pula ikan yang tesktur
adanya tulang halus atau duri, dagingnya terlalu keras atau
tabu menurut agama, atau kebia- lunak.
saan sosial. Spesies yang satu lebih diterima
Bahan pangan yang cocok untuk oleh masyarakat di suatu daerah,
dibuat produk tertentu dianggap sedangkan di daerah lain spesies

14 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Mutu Produk Pangan

tersebut kurang diterima oleh berpengaruh terhadap mutu ikan


konsumen. Contoh yang paling selama penyimpanan.
khas adalah cumi-cumi. Di
wilayah Propinsi Jawa Barat,
cumi-cumi disukai dan harganya
mahal, namun di Sumatera Utara
cumi-cumi ini banyak digunakan
sebagai umpan pancing.
Lokasi tempat tinggal juga dapat
menentukan mutu dari bahan
pangan. Masyarakat yang tinggal
ditepi laut menganggap ikan lebih
berkualitas dibandingkan dengan
daging ternak atau tumbuhan,
namun berlaku sebaliknya bagi Gambar 2.1. Pola tahunan
masyarakat yang tinggal disekitar kandungan lemak pada
pegunungan. ikan

Sumber : Wheaton dan Lawson, 1985


Untuk membuat pepes ikan, se-
bagian besar masyarakat Jawa
Barat lebih memilih ikan gurame
sedangkan masyarakat yang ber- Teknik produksi juga mempenga-
tempat tinggal di sekitar Jawa ruhi mutu bahan pangan.
Timur ternyata lebih menyukai Tanaman kangkung yang dibudi-
bila menggunakan ikan kembung daya dengan teknik hidroponik
sebagai bahan bakunya. dianggap memiliki kualitas lebih
baik dibandingkan tanaman kang-
Perbedaan komposisi tubuh dari
kung yang dipanen dari kolam,
setiap spesies jelas akan mem-
terlebih kolam yang tercemar.
pengaruhi mutu. Spesies ikan
dengan kandungan lemak tidak Ikan yang kondisi fisiknya sudah
jenuh tinggi relatif lebih mudah rusak atau cacat dianggap berku-
mengalami proses pembusukan alitas rendah. Ikan dengan kon-
dibandingkan ikan yang memiliki disi tubuh rusak cenderung lebih
kandungan lemak tidak jenuh cepat membusuk dibandingan
rendah. Spesies ikan berbentuk ikan dengan kondisi fisiknya baik.
bulat lebih mudah membusuk Ikan yang fisiknya rusak cende-
dibandingkan dengan spesies rung memiliki kandungan gliko-
yang pipih. gen rendah dibandingkan ikan
dengan kondisi baik.
Ikan memiliki pola kandungan
lemak yang berbeda sepanjang Setelah mati, glikogen dalam
tahun (Gambar 2.1). Perbedaan daging akan dirombak menjadi
kandungan lemak tersebut akan asam laktat yang mempengaruhi

15 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Mutu Produk Pangan

nilai pH. Rendahnya konsentrasi pula yang cenderung mencari


asam laktat menyebabkan pH sate kambing dari Brebes karena
meningkat. Bakteri pembusuk menggunakan daging kambing
lebih aktif pada daging dengan muda sebagai bahan bakunya.
pH tinggi. Beberapa penggemar sate lebih
menyukai sate padang yang me-
Nilai pH yang rendah dapat miliki ciri khas menggunakan
menimbulkan pengaruh tidak jeroan sapi sebagai bahan baku
diinginkan pada ikan. Pada dan bubur sebagai kuahnya.
bagian potongan daging ikan
yang dies cukup lama akan 2.2.2 Ukuran
terlihat putih dan pudar (Gambar
2.2). Potongan ikan tersebut Ukuran bahan pangan juga dapat
masih dapat dikonsumsi, namun mempengaruhi mutu. Bahan pa-
kurang menarik untuk dipandang. ngan yang memiliki ukuran besar
dianggap lebih bermutu diban-
dingkan dengan bahan pangan
berukuran lebih kecil. Biaya yang
harus dikeluarkan untuk membeli
bahan pangan berukuran besar
lebih banyak dibandingkan biaya
yang dikeluarkan untuk membeli
bahan pangan sejenis namun
memiliki ukuran relatif lebih kecil.
Bahan pangan berukuran besar
Gambar 2.2. Permukaan potongan dianggap dapat memberikan cita-
daging ikan yang dies cukup rasa lebih baik, bagian yang da-
lama terlihat putih dan pudar pat dimakan (edible part) lebih
banyak, dan biaya penanganan
per unit berat lebih murah.

Banyak jenis salak yang sudah Dalam bidang perikanan, ikan


dikenal, namun masyarakat lebih berukuran besar dianggap lebih
menyukai salak yang berasal dari baik dibandingkan ikan kecil
daerah Pondoh atau pulau Bali. karena beberapa alasan, yaitu :
Sebagian masyarakat menyukai (a) ikan besar yang tertangkap
daging ayam negeri (ras) karena selalu disiangi dengan
dagingnya dianggap lebih lunak, membuang saluran pencernaan
namun sebagian lagi menyukai yang berisi mikroba pembusuk
ayam kampung (buka ras) yang dan enzim proteolitik sehingga
aroma dagingnya lebih enak. proses pembusukan dapat
dihambat; (b) untuk satuan bobot
Masyarakat ada yang menyukai yang sama, ikan besar memiliki
sate ayam madura, namun ada luas permukaan lebih kecil untuk

16 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Mutu Produk Pangan

memungkinkan kontak dengan Di Sulawesi Tengah dan Selatan,


mikroba pembusuk atau enzim ikan laut dipasarkan sampai ke
proteolitik sehingga proses daerah pegunungan dengan me-
pembusukan lebih lambat; dan ngendarai sepeda motor yang
(c) ikan besar memiliki pH setelah dilengkapi sarana pengangkut
mati lebih rendah dibandingkan berupa kotak berlapis stirofom.
dengan ikan kecil sehingga Stirofom tersebut berperan seba-
pertumbuhan mikroba pembusuk gai isolator. Kotak yang diberi
pada ikan besar lebih lambat. lapisan stirofom akan mampu
mempertahankan suhu di dalam
Ternyata tidak semua yang lingkungan kotak tetap rendah,
berukuran besar dianggap lebih sehingga penurunan kesegaran
bermutu. Ikan berukuran kecil ikan dapat dihambat. Mahalnya
lebih disukai sebagai bahan baku harga ikan di daerah pegunungan
pembuatan baby fish karena tersebut bukan karena mutunya
dapat dimakan semua, termasuk yang baik tetapi lebih sebagai
tulangnya. Contoh lain, untuk pengganti biaya untuk mengang-
membuat sayuran cap cay lebih kut ikan tersebut ke pegunungan.
disukai jagung muda (baby corn)
karena lebih manis dan mudah 2.2.4 Pakan
dikunyah.
Pakan yang diberikan kepada
2.2.3 Jarak ke konsumen ikan atau ternak akan berpenga-
ruh terhadap citarasa ikan dan
Untuk beberapa jenis bahan pa- hewan ternak. Ikan yang diberi
ngan yang mudah mengalami pelet akan menghasilkan daging
proses penurunan mutu, jarak dengan citarasa seperti pelet,
antara tempat produksi bahan demikian pula bandeng yang
pakan ke tempat dimana kon- memakan ganggang tertentu
sumen berada akan berpengaruh akan memiliki rasa seperti
terhadap mutu. Indonesia yang lumpur.
memiliki suhu dan kelembaban
lingkungan relatif tinggi, sehingga Tomat yang diberi pupuk dengan
jarak ke konsumen berpengaruh komposisi tertentu dapat diken-
nyata terhadap penurunan mutu dalikan citarasanya, apakah mau
bahan pangan. manis, terasa asam, atau tawar.

Bahan pangan yang mudah rusak Ikan mas di Jepang diberi pakan
sebaiknya diangkut mengguna- berupa kepompong ulat sutra, di
kan sarana transportasi yang Israel diberi ampas kacang dan
dilengkapi unit pendingin atau tepung darah, sedangkan di
menggunakan pesawat terbang Indonesia menggunakan pelet.
untuk mempersingkat waktu. Dengan pemberian jenis pakan
yang berbeda, ketiga ikan

17 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Mutu Produk Pangan

tersebut memiliki aroma daging Jenis kelamin akan berpengaruh


yang spesifik dan berbeda antara terhadap cita rasa dagingnya.
ikan yang satu dengan lainnya. Kepiting biru di Amerika yang
berjenis kelamin jantan lebih di-
2.2.5 Lokasi sukai karena rasa dagingnya
menyerupai aroma daging sapi.
Lokasi budidaya atau penangkap- Kepiting Bakau lebih disukai yang
an ikan maupun ternak akan ber- berjenis kelamin betina, terutama
pengaruh terhadap mutu ikan yang masih memiliki telur. Udang
atau ternak. Kondisi lingkungan galah berjenis kelamin jantan
seperti angin, gelombang, kondisi dengan capitnya yang besar
air, dan pola migrasi akan mem- dianggap memiliki kualitas lebih
pengaruhi jenis dan kelimpahan rendah dibandingkan betinanya.
makanan ikan sehingga berpe- Bagian daging yang dapat
ngaruh terhadap citarasa ikan. dimakan dari udang galah jantan
Hasil ikan yang diperoleh di lebih kecil dibandingkan udang
daerah dimana sedang musim galah betina.
perkawinan, memiliki mutu lebih
rendah dibandingkan ikan yang Masa perkawinan juga berpenga-
sama tetapi ditangkap di daerah ruh terhadap mutu daging ikan
lain. atau ternak. Energi yang banyak
dikeluarkan melakukan perkawin-
Tanaman yang dipanen di daerah an menyebabkan citarasa daging
Cipanas Bogor memiliki citarasa ikan atau ternak mengalami pe-
dan penampilan berbeda dengan rubahan.
tanaman yang jenisnya sama te-
tapi dipanen di daerah Lembang. 2.2.7 Organisme parasit
Demikian pula halnya apabila
dibandingkan dengan penampilan Organisme parasit yang menye-
tanaman yang dipanen di tepi rang akan berpengaruh nyata ter-
jalan raya yang ramai dilalui ken- hadap mutu bahan pangan.
daraan atau di sisi rel kereta api. Parasit dapat berupa bakteri,
jamur, protozoa, serangga atau
Tanaman kangkung darat dapat cacing.
dianggap memiliki mutu lebih baik
dibandingkan kangkung air, ter- Bakteri dan jamur banyak menim-
utama yang dipanen dari perairan bulkan kerugian karena kemam-
yang tercemar limbah. puannya merusak bahan pangan
(Gambar 2.3.). Selain penam-
2.2.6 Jenis kelamin dan masa pakan bahan pangan menjadi
perkawinan tidak menarik, serangan bakteri
dan jamur sering disertai dengan
Ikan dan ternak memiliki jenis timbulnya bau busuk (Gambar
kelamin dan masa perkawinan. 2.4).

18 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Mutu Produk Pangan

Ikan hidup maupun ikan segar


lebih mudah terserang bakteri
(Gambar 2.5.), namun ikan asin
dan pindang lebih mudah terse-
rang jamur (Gambar 2.6.) karena
kadar airnya telah menurun. Ikan
segar dengan kandungan air
lebih tinggi lebih sesuai untuk
pertumbuhan bakteri, sedangkan
ikan asin yang kandungan airnya
lebih rendah cocok sebagai
media pertumbuhan jamur.

Gambar 2.3. Serangan jamur pada


buah pepaya

Gambar 2.4. Jamur yang menyerang


ekstrak nenas pada
pembuatan kecap ikan
dapat menimbulkan bau
busuk Gambar 2.5. Ikan segar yang
terserang bakteri

19 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Mutu Produk Pangan

Protozoa sering menyerang ikan perasaan konsumen dalam me-


dan ternak. Serangan protozoa nerima bahan pangan.
dapat mengakibatkan jaringan
daging melunak atau luka pada 2.2.8 Kandungan senyawa
kulit. racun

Serangga juga sering menyerang Kasus keracunan makanan


bahan pangan, baik ikan, ternak, sudah sering terjadi, baik yang
maupun hasil pertanian. Serang- dialami buruh pabrik hingga polisi
ga cenderung meletakkan telur- dan pengacara. Keracunan
nya pada bahan pangan dan efek dapat disebabkan oleh tiga cara,
dari serangannya baru terlihat yaitu kimiawi, biologis, dan mikro-
setelah telur menetas. biologis. Berdasarkan penyebab-
nya, ada beberapa faktor yang
dapat menyebabkan timbulnya
keracunan makanan, yaitu sifat
bahan pangan itu sendiri, cara
pengolahan atau penyimpanan-
nya, dan bisa pula karena
pengaruh dari luar.

Menurut Supardi dan Sukamto


(1999), penyakit yang timbul
karena mengonsumsi makanan
dapat dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu infeksi makanan
dan intoksikasi (keracunan
makanan).

Infeksi adalah peristiwa dimana


seseorang mengkonsumsi bahan
pangan atau minuman yang me-
Gambar 2.6. Jamur yang ngandung bakteri patogen yang
menyerang ikan asin
tumbuh dalam saluran usus dan
menimbulkan penyakit. Contoh
dari bakteri patogen tersebut
adalah Clostridium perfringens,
Serangan cacing terhadap bahan
Vibrio dan parahaemolyticus,
pangan tidak mudah terlihat,
Salmonella.
terutama cacing yang berukuran
kecil. Cacing cenderung menye- Intoksikasi dapat terjadi karena
rang bagian dalam. Keberadaan mengkonsumsi bahan pangan
cacing dalam bahan pangan mengandung senyawa beracun
tentu saja akan mempengaruhi yang diproduksi oleh bakteri atau

20 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Mutu Produk Pangan

jamur. Jadi, peristiwa keracunan di perairan dangkal sekitar terum-


terjadi karena menelan bahan bu karang. Dalam satu tahun,
pangan yang mengandung racun ikan ini tiba-tiba menjadi beracun
(toksin) yang dihasilkan oleh dan dapat hilang daya racunnya
mikroba. Mungkin mikroba terse- secara cepat, tergantung dari
but sudah mati setelah mempro- pakan yang dikonsumsinya.
duksi racun pada bahan pangan. Manusia akan mengalami kera-
Beberapa jenis racun tidak dapat cunan apabila mengkonsumsi
dirusak oleh proses pemasakan, ikan ini yang sedang dalam
sehingga orang yang mengkon- keadaan beracun. Racun ikan ini
sumsi bahan pangan tersebut tidak terurai meskipun ikan sudah
akan tetap mengalami keracun- dimasak.
an. Mikroba patogen yang telah
diketahui dapat menyebabkan Gejala keracunan dapat dirasa-
bahan pangan menjadi beracun kan setengah sampai empat jam
adalah Stapilococcus aureus, sesudah memakan ikan. Ciri-ciri
Clostridium botulinum, dan keracunan antara lain terasa
Bacillus cereus. gatal di sekitar mulut, kesemutan
pada kaki dan lengan, mual,
Sebagian besar ikan aman untuk muntah, diare, nyeri perut, nyeri
dikonsumsi namun ada beberapa persendian, demam, menggigil,
jenis ikan yang secara alami sakit pada saat kencing, dan otot
mengandung racun, baik karena tubuh terasa lemah.
keseluruhan badannya memang
mengandung racun maupun Puffer fish poissoning adalah ke-
bagian tertentu saja. Racun yang racunan yang diakibatkan karena
dikandung ikan tersebut dapat mengkonsumsi ikan beracun.
menyebabkan keracunan atau Contoh ikan beracun dari jenis ini
mengakibatkan kematian bagi adalah ikan buntal (Tetraodon-
yang mengkonsumsinya. Seba- tidae). Efek racunnya lebih fatal
gian besar ikan beracun tersebut dibandingkan ciguatera. Ikan ini
hidup di perairan tropis dan sub beracun sepanjang tahun dan
tropis. Ikan yang secara alami persentase kematian manusia
beracun lebih dikenal dengan akibat mengkonsumsi ikan ini
sebutan biotoksin, berbeda lebih dari 50 persen. Namun ikan
dengan ikan yang menjadi jenis ini hanya di bagian saluran
beracun karena terkontaminasi pencernaannya saja yang bera-
bahan kimia atau polutan. cun, maka dengan membuang
saluran pencernaannya ikan ini
Ada tiga jenis biotoksin, yaitu sudah aman untuk dikonsumsi.
ciguatera, puffer fish poissoning,
dan paralytic shellfish poissoning. Paralytic shellfish poissoning
Ciguatera dijumpai pada bebera- adalah keracunan akibat
pa ratus spesies ikan yang hidup mengkonsumsi jenis kerang-

21 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Mutu Produk Pangan

kerangan dari perairan yang dari jenis amanita yang sering


ditumbuhi dinoflagellata dalam menyebabkan keracunan. Jamur
konsentrasi tinggi. Perairan yang Amanita muscaria mengandung
ditumbuhi dinoflagellata dalam racun muscarine yang akan me-
konsentrasi tinggi dikenal dengan nimbulkan gejala keracunan dua
sebutan ’red tide’ (Gambar 2.7). jam setelah termakan. Ciri kera-
Kerang-kerangan yang memakan cunannya adalah keluar air mata
dinoflagellata tidak mengalami dan air ludah secara berlebihan,
keracunan namun racunnya ter- berkeringat, pupil mata menjadi
akumulasi di dalam tubuhnya. menyempit, muntah, kejang di
Manusia yang telah mengkon- bagian perut, diare, rasa bingung,
sumsi kerang tersebut cenderung dan kejang-kejang yang bisa
akan mengalami keracunan menyebabkan kematian. Jamur
bahkan kematian. Racun yang Amanita phalloides mengandung
dihasilkan oleh dinoflagellata racun phalloidine yang akan
tidak rusak oleh pemasakan. menimbulkan gejala keracunan
antara 6-24 jam setelah mema-
kannya. Gejala keracunan mirip
keracunan muscarine. Selain itu
penderita tidak bisa kencing dan
akan mengalami kerusakan hati.

Jamur beracun ini memiliki tam-


pilan seperti jamur yang biasa di-
makan. Banyak masyarakat tidak
mengetahui apakah jamur terse-
but layak dimakan atau tidak.

Kentang hijau yang mengandung


solanin dapat menyebabkan tim-
Gambar 2.7. Red Tide bulnya kematian apabila kentang
hijau tersebut dikonsumsi dalam
Sumber FAO, 2001
jumlah besar. Mengkonsumsi
sayur bayam yang sudah disim-
Bahan pangan yang berasal dari
pan semalam juga tidak disaran-
tanaman dan hewan relatif jarang
kan, sebab sudah mengandung
dijumpai mengandung racun.
racun kalium oksalat dalam jum-
Beberapa jenis bahan pangan
lah tinggi. Tanaman lamtoro juga
yang berasal dari hewan maupun
mengandung racun mimosin.
tumbuhan sudah mengandung
Racun ini dapat menyebabkan
zat beracun secara alami. Salah
pusing bila mengkonsumsi dalam
satu tumbuhan yang sering
jumlah banyak.
menyebabkan keracunan adalah
jamur. Ada dua macam jamur

22 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Mutu Produk Pangan

Keracunan juga dapat disebab- (formaldehid) sebagai pengawet


kan karena mengkonsumsi bahan bahan dan produk pangan.
pangan yang menjadi beracun Senyawa formalin memiliki gugus
karena tercemar atau kesalahan CH2OH yang mudah mengikat air
pengolahan. dan gugus aldehid yang mudah
mengikat protein.
Bahan pangan yang dibiarkan
terlalu lama berada pada suhu Badan Pengawas Obat dan Ma-
kamar setelah dimasak biasanya kanan (BPOM) telah melarang
akan tercemar bakteri patogen penggunaan senyawa formalin
seperti Clostridium perfringens, sebagai pengawet bahan pangan
Staphylococcus, Bacilus cereus, dan badan ini juga telah meng-
dan Vibrio parahaemolyticus. informasikan bahwa 56 persen
Bakteri patogen ini biasanya produk pangan yang beredar
menyerang sosis, daging, lidah ternyata mengandung formalin.
sapi, ikan, susu dan hasil Produk tersebut terutama pada
olahannya, dan telur. mie, tahu, ikan segar, dan ikan
asin.
Gejala utama dari serangan
bakteri tesebut adalah muntah Kerugian yang dialami apabila
dan diare. Gejala lainnya adalah mengkonsumsi formalin antara
mual, otot perut kejang, diare lain menimbulkan kerusakan di
yang disertai sakit kepala, badan lambung, bersifat karsinogenik
lemah dan demam. Gejala-gejala atau dapat menyebabkan kanker.
ini muncul satu sampai 22 jam
setelah makanan yang tercemar Formalin merupakan salah satu
tertelan. Bila dalam 24 jam polutan yang saat ini banyak
serangannya tidak berkurang, se- dijumpai pada bahan pangan.
baiknya segera dibawa ke dokter. Sebelumnya telah diketahui
penggunaan bahan pewarna non
Keracunan lainnya dapat terjadi pangan dan boraks.
apabila mengkonsumsi makanan Penggunaan kedua bahan ini
sayuran, daging atau ikan yang menjadi sumber polutan dalam
dikalengkan. Proses pengaleng- bahan pangan.
an atau cara penyimpanan yang
kurang baik dapat memicu tum- Sumber polutan dapat berasal
buhnya Clostridium botulinum dari lingkungan yang mencemari,
yang dapat menghasilkan racun penggunaan bahan-bahan kimia
perusak sistim saraf. non pangan, dan penggunaan
bahan-bahan yang memiliki efek
2.2.9 Kandungan polutan samping mencemari.

Akhir-akhir ini marak diberitakan Polutan banyak berasal dari ling-


penggunaan senyawa formalin kungan yang tercemar. Media

23 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Mutu Produk Pangan

tumbuh, peralatan dan wadah racun pembasmi hama. Zat


yang digunakan dapat menjadi kimia ini bisa berupa arsen, timah
sumber polutan. hitam, atau zat-zat yang bisa
menyebabkan keracunan.
Penggunaan bahan-bahan non
pangan, terutama bahan pewar- Dengan makin maraknya peng-
na, boraks, dan formalin, dalam gunaan pestisida sebagai bahan
penanganan dan pengolahan pembasmi hama, masyarakat
pangan sudah banyak dilakukan. lebih menyukai sayuran yang
Alasannya beragam, namun yang terserang ulat. Menurut mereka,
dominan adalah harganya murah sayuran demikian tidak
dan tersedia di pasar. menggunakan pestisida secara
berlebihan sehingga lebih aman
Penggunaan bahan-bahan yang untuk dikonsumsi.
berefek samping mencemari ter-
nyata telah menimbulkan efek Acar, jus buah, atau asinan yang
merugikan bila dikonsumsi disimpan di dalam tempat yang
secara rutin. Garam nitrit yang dilapisi timah (bahan pecah belah
digunakan untuk mempertahan- yang diglasir), kadmium, seng,
kan warna merah daging ternyata tembaga, atau antimon (panci
bersifat karsinogen, sehingga berlapisi email) juga dapat
dapat memicu pertumbuhan sel menimbulkan keracunan dengan
kanker. berbagai gejala, tergantung pada
logam-logam yang meracuninya.
Jika dikonsumsi secara berlebih- Keracunan akibat kelebihan
an, bahan pangan yang mengan- bahan pengawet juga bisa terjadi,
dung zat kimia dapat mengakibat- misalnya penggunaan Na nitrit.
kan keracunan dengan gejala
pusing, sakit kepala, kulit Kadmium yang digunakan untuk
memerah, muntah, pingsan, melapisi barang-barang logam
tekanan darah menurun dengan dapat larut dalam bahan pangan
hebat, kejang, koma dan sulit yang bersifat asam. Apabila
bernapas. kadmium termakan dalam jumlah
banyak dapat menyebabkan ke-
Proses pembakaran daging ter- racunan. Gejalanya antara lain
nyata dapat memicu timbulnya mual, muntah, diare, sakit kepala,
senyawa aromatik yang bersifat otot-otot nyeri, ludah berlebihan,
karsinogenik sehingga akan me- nyeri perut, bahkan dapat
rangsang sel tubuh untuk tumbuh menyebabkan kerusakan hati dan
menjadi sel kanker. ginjal.

Sayuran dan buah-buahan cen- Merkuri dan kadmium banyak


derung tercemar bahan kimia, dijumpai pada bahan pangan
baik sebagai pengawet maupun yang tumbuh atau ditangkap di

24 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Mutu Produk Pangan

perairan yang mengalami pence-


maran limbah industri. Kasus
Minamata di Jepang yang telah
menewaskan 52 orang dan
mengakibatkan kerusakan otak
pada sebagian masyarakat yang
mengkonsumsi ikan dengan
kandungan metil merkuri tinggi
merupakan contoh bahan pangan
yang tercemar polutan. Gambar 2.8. Bahan pangan yang
cacat akibat luka
Upaya pencegahan yang bisa
dilakukan agar tidak teracuni zat
kimia, yaitu dengan mancuci
bersih buah-buahan, sayuran dan
daging sebelum diolah. Selain itu,
jangan menyimpan bahan
makanan yang bersifat asam
(sari buah, acar, asinan) di dalam
panci yang terbuat dari logam.
Sedapat mungkin hindari
mengkonsumsi bahan pangan
yang berasal dari daerah
tercemar.

2.2.10 Cacat

Beberapa bahan pangan memiliki


penampilan cacat sehingga terli-
hat kurang menarik. Penampilan
cacat ini dapat disebabkan oleh
sifat genetis, faktor lingkungan,
atau serangan organisme lain
(Gambar 2.8, 2.9, 2.10).

25 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Mutu Produk Pangan

Gambar 2.9. Ikan yang terserang


mikroba

Sumber : FAO, 2001

Gambar 2.10. Ikan yang terserang


cacing

Sumber : FAO, 2001

26 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penurunan Mutu Bahan Pangan

BAB III
PENURUNAN MUTU BAHAN PANGAN

Segera setelah dipanen atau oleh perlakuan fisik, seperti ter-


ditangkap, bahan pangan akan banting, tergencet, atau terluka.
mengalami serangkaian proses Perlakuan tersebut dapat me-
perombakan yang mengarah ke nyebabkan terjadinya memar,
penurunan mutu. Proses pe- luka, dan adanya benda asing.
rombakan yang terjadi pada ikan
dan ternak dapat dibagi menjadi 3.1.1 Memar
tiga tahap, yaitu tahap pre rigor, Memar dialami oleh bahan pa-
rigor dan post rigor mortis. Pre ngan yang disebabkan karena
rigor adalah tahap dimana mutu dipukul (Gambar 3.1), terbanting
dan kesegaran bahan pangan atau tergencet. Ikan yang me-
sama seperti ketika masih hidup. ronta sesaat sebelum mati atau
Rigor mortis adalah tahap di- pedagang yang membanting ikan
mana bahan pangan memiliki gurame agar segera mati telah
kesegaran dan mutu seperti menyebabkan ikan menga-lami
ketika masih hidup, namun kon- memar. Semua upaya me-
disi tubuhnya secara bertahap matikan ikan dimaksudkan agar
menjadi kaku. Pada bahan ikan menjadi mudah untuk di-
hewani, seperti ikan dan ternak, siangi. Buah-buahan yang ber-
perubahan bahan pangan dari gesekan selama pengangkutan
kondisi elastis menjadi kaku terli- atau terjatuh selama pemin-
hat nyata dibandingkan bahan dahan juga dapat menjadi pe-
pertanian. Hingga tahap rigor nyebab terjadinya memar.
mortis, ikan dan ternak dapat
dikatakan masih segar. Namun Bahan pangan yang memar akan
memasuki tahap post rigor mor- mudah mengalami proses
tis, proses pembusukan daging pembusukan. Rusaknya jaring-
ikan telah dimulai. an di bagian yang memar akan
menyebabkan peningkatan akti-
Ada tiga faktor yang mempe- vitas enzim proteolitik. Pada
ngaruhi penurunan mutu bahan buah-buahan dan sayuran, bagi-
pangan, yaitu kerusakan fisik, an yang memar akan menjadi
kimia, dan biologis. lunak dan berair. Pada ikan,
bagian yang memar cenderung
3.1 Kerusakan Fisik menjadi lunak dan kemerahan.
Kerusakan fisik yang dialami
bahan pangan dapat disebabkan

27 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penurunan Mutu Bahan Pangan

telah menyebabkan daging ikan


menjadi memar (Gambar 3.3).

Gambar 3.1. Penggunaan alat


pemukul untuk mematikan
ikan dapat menyebakan
terjadinya memar atau Gambar 3.2. Penangkapan ikan
luka dengan pancing huhate
Sumber : dimana ikan yang
www_iceyourfish_seagrant_orgfish tertangkap akan lepas dari
_handling1_jpg.mht pancing dan jatuh ke
geladak kapal

Ikan yang tertangkap dengan


pancing huhate (Gambar 3.2.)
juga mengalami memar saat
terbanting ke geladak kapal. Di
Jepang, di kapal penangkapan
ikan dengan pancing huhate
dibentangkan jaring untuk mem-
bantu menahan ikan yang ter-
tangkap. Jaring di pasang agak
miring, sehingga ikan yang
tertangkap akan terbanting ke
jaring dan secara perlahan me-
luncur ke geladak. Dengan
demikian, ikan tidak mengalami
memar. Ikan yang ditangkap
dengan jaring trawl atau pukat Gambar 3.3. Ikan dibagian ujung
cincin akan mengalami tekanan dan lilitan tali jaring (panah)
lebih cenderung mengalami
berat, terutama ikan yang berada
memar dibandingkan ikan
paling bawah. Beban berat yang dibagian lainnya
menghimpit ikan ke tali jaring
Sumber : Kreuzer, 1969

28 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penurunan Mutu Bahan Pangan

Pada bagian daging ikan yang proses pembusukan. Enzim


mengalami memar (Gambar 3.4), akan merombak karbohidrat,
aktivitas enzimnya mening-kat protein dan lemak menjadi
sehingga akan mempercepat alkohol, amonia, dan keton.

Gambar 3.4 Bagian luar tubuh ikan yang mengalami memar terkena jaring
selama proses penangkapan

Sumber : www.danish.co.id

29 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penurunan Mutu Bahan Pangan

3.1.2 Luka dang dimakan. Kontan saja ke-


Bahan pangan dapat mengalami beradaan benda tersebut telah
luka yang diakibatkan tusukan membuat selera makan menjadi
atau sayatan oleh benda tajam. berkurang atau bahkan hilang
Penggunaan pengait pada saat sama sekali.
akan mengangkat ikan hasil Pasir, isi hekter, rambut, kuku,
tangkapan dapat menyebabkan patahan kaki serangga, atau
luka pada ikan (Gambar 3.5). pecahan gelas adalah beberapa
Apabila tidak segera ditangani contoh benda-benda asing yang
dengan benar, luka tersebut da- sering dijumpai pada saat akan
pat menjadi jalan bagi mikroba menyantap makanan dibanyak
pembusuk untuk memasuki ba- warung makan bahkan restauran
gian tubuh ikan dan merombak sekalipun. Namun respon dari
komponen di dalamnya. masyarakat yang terkadang
acuh tak acuh atas kejadian
tersebut membuat tidak adanya
data pasti berapa banyak orang
yang mengalaminya. Sungguh
sangat disayangkan sebab
sebenarnya mereka memiliki hak
untuk melapor dan mengajukan
tuntutan manakala mendapatkan
makanan dengan benda yang
membahayakan.
Pada produk perikanan, hal
tersebut bukan tidak pernah
terjadi. Informasi yang dibaca
atau didengar mengenai produk
Gambar 3.5 Tubuh ikan yang
mengalami luka terkena perikanan yang mengalami pe-
pengait nahanan di pelabuhan masuk
negara tujuan karena pada saat
Sumber : pemeriksaan terbukti mengan-
www_iceyourfish_seagrant_orgfish_ dung benda-benda asing seperti
handling1_jpg.mht paku, jarum, patahan kaki
serangga, pecahan kaca dan
masih banyak lagi. Itulah
3.1.3 Adanya Benda Asing beberapa contoh bahaya fisik
Mungkin diantara kita sudah se- (Physical Hazard) tentang
ring mendengar atau mengalami bahaya keamanan pangan.
sendiri adanya helaian rambut, Benda asing berupa pasir, pe-
pasir, atau kaki serangga pada cahan kaca, atau sekam padi
makanan yang akan atau se- sering dijumpai pada beras

30 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penurunan Mutu Bahan Pangan

berkualitas rendah. Demikian aman selama proses produksi


pula pada gula sering dijumpai berIangsung merupakan tindak-
butiran pasir, sedangkan pada an preventif yang sangat tepat
gula merah sering dijumpai untuk dilakukan.
butiran nasi atau serpihan kayu. DaIam lingkungan keluarga, pro-
Berdasarkan definisinya, bahaya ses pengolahan masakan yang
fisik dapat diartikan sebagai dilakukan secara hati-hati sangat
benda-benda asing yang berasaI dianjurkan untuk mengurangi re-
dari luar dan tidak normal siko bahaya fisik yang masih
ditemukan dalam bahan pangan mungkin terjadi.
yang secara potensial dapat
menyebabkan kerugian bagi
konsumen yang secara tidak 3.1.4 Pemberian Perlakuan
sengaja memakannya. Kebera- Perlakuan yang diberikan, baik
daan bahaya fisik ini perlu selama penanganan dan pengo-
ditelusuri karena dapat menye- lahan dapat menyebabkan ter-
babkan bahaya bagi konsumen jadinya kerusakan fisik bahan
(Tabel 3.1.). pangan. Perlakuan pemanasan
Upaya untuk menghindari yang diberikan dapat menyebab-
terjadinya bahaya fisik dapat kan terjadinya dehidrasi, yaitu
dilakukan mulai dari proses menguapnya cairan dari bahan
produksi di unit pengolahan pangan. Pemanasan juga dapat
hingga preparasi makanan di menyebabkan komponen protein
rumah-rumah. Penggunaan alat mengalami denaturasi, yaitu ber-
metaI detector merupakan salah ubahnya struktur fisik dan struk-
satu cara yang paling banyak tur tiga dimensi dari protein.
digunakan unit pengolahan ikan Suhu pemanasan yang dapat
untuk mencegah terbawanya menyebabkan denaturasi protein
material logam di dalam produk adalah lebih besar dari 70o C.
ikan.
Upaya penanggulangan bahaya 3.2. Kerusakan Kimiawi
fisik dengan mendekati sumber
bahaya juga merupakan langkah Penurunan kandungan senyawa
yang sangat tepat untuk dila- kimia pada bahan pangan dapat
kukan di unit-unit pengolahan. terjadi selama proses pencucian
Upaya seperti mengatur para dan pemanasan. Selama ber-
pekerja untuk tidak mengenakan langsung proses pencucian ba-
berbagai macam perhiasan (ka- han pangan, banyak komponen
lung, giwang, cincin), dan me- senyawa kimia yang akan larut,
lengkapi para pekerja dengan seperti beberapa protein, vitamin
peralatan kerja yang baik, serta B dan C, dan mineral.
memeriksa peralatan agar tetap

31 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penurunan Mutu Bahan Pangan

3.2.1 Autolisis elastis, sehingga apabila daging


Autolisis adalah proses perom- tubuhnya ditekan dengan jari
bakan sendiri, yaitu proses per- akan membutuhkan waktu relatif
ombakan jaringan oleh enzim lama untuk kembali kekeadaan
yang berasal dari bahan pangan semula. Bila proses autolisis
itu tersebut. Proses autolisis sudah berlangsung lebih lanjut,
terjadi pada saat bahan pangan maka daging yang ditekan tidak
memasuki fase post rigor mortis. pernah kembali ke posisi semula
Ikan yang mengalami autolisis (Gambar 3.6).
memiliki tekstur tubuh yang tidak

Tabel 3.1. Material, bahaya yang ditimbulkan dan sumber bahaya fisik

Material Bahaya yang Ditimbulkan Sumber

Menyebabkan luka, pendarahan,


mungkin membutuhkan
Kaca Botol, lampu, termometer, dll
pembedahan untuk
mengeluarkannya.

Menyebabkan infeksi, mungkin


Kayu membutuhkan pembedahan Pallet, box, bangunan, dll
untuk mengeluarkannya.

Batu Mematahkan gigi Bangunan termasuk keramik

Menyebabkan infeksi dan mungkin


Besi/Logam memerlukan pembedahan untuk Mesin, kawat, karyawan
mengeluarkannya

Proses pengolahan yang tidak


Menyangkut di kerongkongan dan
Tulang benar serta unit pengolahan
menyebabkan trauma
yang tidak baik

Pallet, bahan pengepak dan


Plastik Menyebabkan infeksi
pekerja

Menyebabkan gigi patah, tertusuk


dan mungkin dibutuhkan Anting-anting, kalung, giwang,
Personil
pembedahan untuk cincin, dll
mengeluarkannya.

Sumber : Warta Pasar Ikan. 2005. Departemen Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia

32 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penurunan Mutu Bahan Pangan

Ikan termasuk salah satu bahan


pangan yang banyak mengan-
dung lemak, terutama lemak tidak
jenuh. Lemak tidak jenuh adalah
lemak yang mengandung ikatan
rangkap pada rantai utamanya.
Lemak demikian ber-sifat tidak
stabil dan cenderung mudah
bereaksi. Lemak pada ikan
didominasi oleh lemak tidak jenuh
berantai panjang (Polyun-
saturated fatty acid / PUFA).

Produk tanaman yang diketahui


Gambar 3.6. Proses autolisis mengandung lemak tinggi cukup
yang berlangsung lama banyak, seperti kelapa, kelapa
dicirikan dengan tidak sawit, bunga matahari, wijen,
kembalinya daging ke
jagung. Pada ternak, kandung-
posisi semula
an lemak dapat diketahui dari
banyaknya gajih pada daging.
Proses autolisis dapat dipenga-
Selama penyimpanan, lemak
ruhi oleh kondisi lingkungan di
tidak jenuh akan mengalami
sekelilingnya. Suhu yang tinggi
proses oksidasi sehingga
akan mempercepat proses auto-
terbentuk senyawa peroksida.
lisis ikan yang tidak diberi es
Peristiwa yang sama dapat terjadi
(Gambar 3.7).
pada bahan pangan yang
mengandung susu atau santan.

3.2.3 Browning
Bahan pangan yang banyak
mengandung karbohidrat adalah
produk nabati. Kandungan kar-
bohidrat pada produk perikanan
sekitar 1 persen, kecuali pada
jenis kerang-kerangan yang da-
pat mencapai 10 persen.

Selama proses pengolahan, kar-


Gambar 3.7. Cahaya matahari bohidrat akan mengalami proses
dapat mempercepat proses perubahan warna. Karbohidrat
autolisis yang semula berwarna keputih-
3.2.2 Oksidasi

33 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penurunan Mutu Bahan Pangan

an cenderung berubah menjadi


kecoklatan. Proses perubahan
ini lebih dikenal sebagai reaksi
browning.

Reaksi browning terdiri dari em-


pat tipe, yaitu reaksi Maillard,
karamelisasi, oksidasi vitamin C
(asam askorbat), dan pencoklat-
an fenolase. Tiga yang pertama
merupakan kelompok reaksi non Gambar 3.8. Reaksi pencoklatan
enzimatis, sedangkan yang ter- pada bahan pangan yang
akhir adalah reaksi enzimatis. mengandung gula

Reaksi Maillard adalah reaksi Sumber : www.landfood.ubc.ca.


pencoklatan non enzimatik.
Rekasi ini terjadi karena
kondensasi gugus amino dan Reaksi enzimatis umumnya ter-
senyawa reduksi menghasilkan jadi pada permukaan buah dan
perubahan kompleks. Reaksi sayuran yang mengalami penya-
Maillard terjadi bila bahan pangan yatan. Pada permukaan sayat-
mengalami pemanasan atau an, terjadi perubahan warna
penyimpanan. menjadi kecoklatan karena ber-
langsung oksidasi fenol menjadi
Kebanyakan efek dari reaksi ortokuin yang selanjutnya secara
Maillard memang diharapkan, cepat akan mengalami polimeri-
seperti aroma karamel, warna sasi membentuk pigmen coklat
coklat keemasan pada roti. atau melanin.
Namun beberapa reaksi Maillard
yang menyebabkan warna
kehitaman atau bau tidak sedap 3.2.4 Senyawa Kimia
pada makanan memang tidak Pencemar
diharapkan. Perubahan warna Pengertian mengenai senyawa
pada baso ikan yang memiliki kimia pencemar adalah senyawa
warna spesifik putih bersih dan kimia yang terkandung dalam
bakso udang yang berwarna bahan pangan, baik secara alami
merah muda memang tidak maupun sengaja ditam-bahkan
diharapkan. Efek browning yang (Tabel 3.2). Senyawa kimia
terjadi pada daging berwarna pencemar dapat berupa senyawa
merah relatif tidak terlihat. alami maupun sintetis.

Keberadaan senyawa kimia pen-


cemar dalam bahan pangan
dapat mempengaruhi rasa dan

34 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penurunan Mutu Bahan Pangan

kenampakan. Rasa dari bahan mampu menyerap logam berat


pangan yang tercemar senyawa dan senyawa pencemar lainnya
kimia pencemar terasa agak memiliki kenampakan hijau kehi-
menyimpang, tergantung dari taman, sedangkan jenis kerang-
senyawa kimia yang mence- kerangan yang memiliki kemam-
marinya. puan sebagai filter biologis
terhadap logam berat, daging-nya
Kenampakan beberapa bahan cenderung memiliki kenam-pakan
pangan yang tercemar senyawa merah kehitaman dan memiliki
kimia dapat dilihat dengan mu- tubuh relatif lebih besar.
dah. Tanaman kangkung yang

Tabel 3.2. Senyawa kimia yang terkandung dalam bahan pangan dan
ambang batasnya

Senyawa Kimia Tipe produk Ambang Batas


Pencemar

Mercury Semua jenis ikan kecuali 0.5 ppm


tuna beku dan segar, hiu,
dan ikan pedang
Arsenik Konsentrat protein ikan 3.5 ppm
Lead Konsentrat protein ikan 0.5 ppm
Flouride Konsentrat protein ikan 150 ppm
2,3,7,8 TCDD (dioxin) Semua produk ikan 20 ppt
DDT dan metabolisme Semua produk ikan 5.0 ppm
DDT
PCB Semua produk ikan 2.0 ppm
Piperonyl butoksida Ikan kering 1.0 ppm
Bahan kimia pertanian Semua produk ikan 0.1 ppm
lainnya dan turunannya
Sumber : Canadian Food Inspection Agency. Fish, seafood and Production
Division Nepean

3.3. Kerusakan Biologis 3.3.1 Burst belly


Kerusakan biologis pada bahan Tubuh ikan mengandung banyak
pangan dapat disebabkan oleh mikroba, terutama di bagian per-
aktivitas mikroba patogen dan mukaan kulit, insang, dan salur-
pembusuk, baik berupa bakteri, an pencernaan. Ikan yang ter-
virus, jamur, kamir ataupun tangkap dalam keadaan perut-
protozoa. nya kenyang, maka disaluran
pencernaan banyak mengan-

35 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penurunan Mutu Bahan Pangan

dung enzim pencernaan. Enzim atau bahan pangan yang menja-


tersebut merupakan gabungan di beracun.
dari enzim yang berasal dari
bahan pangan atau mikroba yang Bahan pangan mengandung se-
hidup disekelilingnya. Apabila jumlah mikroba, baik mikroba
tidak segera disiangi, enzim ini yang menguntungkan maupun
akan mencerna dan merusak merugikan. Mikroba ini hidup
jaringan daging yang ada di secara berdampingan. Mereka
sekitarnya, terutama di bagian biasa disebut sebagai flora alami.
dinding perut. Peristiwa
pecahnya dinding perut ikan yang Mikroba merugikan terdiri dari
disebabkan aktivitas enzim mikroba pembusuk dan patogen
dikenal dengan sebutan burst (Tabel 3.3). Mikroba pembusuk
belly (Gambar 3.9). merupakan mikroba yang dapat
menimbulkan kerusakan pada
bahan pangan. Kerusakan bio-
logis yang ditimbulkan oleh akti-
vitas mikroba merugikan adalah
meningkatnya kandungan se-
nyawa racun atau penyakit yang
disebabkan oleh aktivitas mikro-
ba patogen. Mikroba pembu-
suk akan menyebabkan bahan
pangan menjadi busuk sehingga
tidak dapat atau tidak layak
dikonsumsi. Mikroba pembusuk
akan merombak bahan pangan
menjadi komponen yang tidak
diinginkan, seperti protein yang
diubah menjadi amonia dan
hidrogen sulfida; karbohidrat
menjadi alkohol, dan lemak
menjadi keton dan asam butirat.
Gambar 3.9. Ikan yang mengalami Ciri khas dari peningkatan
burst belly aktivitas mikroba pembusuk
antara lain tercium bau busuk,
bahan menjadi lunak berair dan
3.3.2 Aktivitas mikroba masih banyak lainnya.
merugikan
Kerusakan biologis yang dialami
bahan pangan dapat disebabkan
oleh adanya mikroba merugikan,
bahan pangan sudah beracun,

36 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penurunan Mutu Bahan Pangan

Tabel 3.3. Jenis bakteri 3.3.3 Senyawa Racun


pembusuk
3.3.3.1 Bahan pangan sudah
Pembusuk beracun
Beberapa bahan pangan diketa-
Shewanella putrifaciens hui sudah mengandung racun
Photobacterium phosphoreum secara alami, sehingga bila di-
Pseudomonas spp. konsumsi dapat menyebakan
Vibrionacaea keracunan.
Aerobacter
Lactobacillus
Moraxella
a. Keracunan Ciguatera
Acinetobacter Keracunan ciguatera banyak di-
Alcaligenes alami bila mengkonsumsi ikan
Micrococcus karang. Ikan ini beracun apabila
Bacillus mengkonsumsi makanan bera-
Staphylococcus cun dan menjadi tidak beracun
Flavobacterium setelah beberapa saat tidak
mengkonsumsi makanan terse-
but.
Mikroba patogen merupakan
kelompok mikroba yang dapat Jenis racun yang dikandung oleh
menyebabkan penyakit (Tabel ikan karang tersebut antara lain
3.4.). Bahan pangan yang me- brevetoksin, dinofisis toksin,
ngandung mikroba patogen cen- asam domoik, asam okadaik,
derung menjadi berbahaya bagi pektonotoksin, saksitoksin, dan
manusia yang mengkonsumsi- yessotoksin.
nya.
b. Tetrodotoxin
Tabel 3.4. Jenis bakteri patogen Tetrodotoksin adalah racun yang
dikandung oleh ikan dari keluar-
Patogen ga Tetraodontidae. Ikan ini dike-
tahui mengandung racun di ba-
Bacillus cereus gian gonad, hati, usus, dan
Escherichia coli kulitnya. Sedangkan bagian
Shigella sp. dagingnya tidak mengandung
Streptococcus pyogenes racun.
Vibrio cholerae
V. parahaemolyticus Jenis ikan yang dikenal mengan-
Salmonella spp.
dung tetrodotoksin ini adalah ikan
Clostridium botulinum
C. perfringens
buntal. Tetradotoxin juga dapat
Staphylococcus aureus diisolasi dari spesies lain seperti
Listeria monocytogenes ikan parrot, kodok dari genus

37 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penurunan Mutu Bahan Pangan

Atelpus, oktopus, dan kepiting akan segera berubah menjadi


xanthid. senyawa beracun yang
mematikan.
c. Keracunan Kerang
Keracunan kerang akan terjadi Berubahnya bahan pangan yang
apabila mengkonsumsi kerang semula aman dikonsumsi menja-
yang mengandung senyawa di berbahaya bila dikonsumsi
racun. Kerang bersifat biofilter, dapat dipengaruhi oleh : (1) pe-
sehingga kerang yang hidup di manasan yang kurang sempurna
perairan tercemar racun atau sehingga memungkinkan mikro-
logam berat akan berpotensi ba merugikan tumbuh dan me-
sebagai penyebab keracunan. laksanakan aktivitasnya; (2) pro-
ses pendinginan yang kurang
3.3.3.2 Bahan pangan menjadi sempurna juga dapat memicu
beracun aktivitas mikroba merugikan.
Proses pendinginan bahan
Bahan pangan yang semula ti- pangan yang sudah dimasak
dak beracun dan aman dikon- tidak boleh lebih dari 4 jam.
sumsi dapat berubah menjadi Hindari pula mempertahankan
beracun karena alasan tertentu. bahan pangan pada suhu danger
Keracunan ikan tongkol yang zone; (3) infeksi pekerja juga
sering terjadi banyak disebabkan dapat memicu perkembang-an
karena ikan tongkol yang semula mikroba merugikan; dan (4)
segar berubah menjadi beracun kontaminasi silang yang terjadi
karena cara penanganan yang antara bahan pangan dengan
kurang baik. Daging berwarna bahan mentah yang merupakan
merah pada ikan tongkol segar sumber mikroba.
mengandung banyak asam
amino histidin. Proses penurun-
an mutu yang dalami ikan tongkol
akan merombak histidin menjadi
histamin. Senyawa histamin
inilah yang dapat menyebabkan
timbulnya rasa gatal, keracunan,
dan bahkan mengakibatkan
kematian.

Masakan bersantan yang disaji-


kan dalam keadaan panas cu-kup
aman dikonsumsi. Namun bila
masakan tersebut yang sudah
dipanaskan dibiarkan dalam
keadaan tertutup, maka santan

38 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penerapan Manajemen Mutu Terpadu

BAB IV
PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU

Salah satu upaya untuk me- menguasai pasar Indonesia bagi


menangkan persaingan dagang produknya.
di pasar internasional adalah
memasarkan produk berkualitas ASEAN Free Trade Area (AFTA)
baik. Komoditas yang ditawarkan adalah wujud dari kesepakatan
harus memiliki mutu lebih baik negara-negara di Asia Tenggara
dibandingkan produk sejenis dari dan kawasan sekitarnya untuk
negara lain. membentuk kawasan perdagang-
an bebas guna meningkatkan
Untuk menghasilkan bahan pa- daya saing ekonomi kawasan
ngan dengan mutu yang baik, regional ASEAN sebagai basis
pemerintah telah menerapkan produksi dunia serta menciptakan
konsep Manajemen Mutu pasar regional bagi 500 juta
Terpadu (MMT). Setiap industri penduduknya.
pangan diharuskan menerapkan
MMT. Berdasarkan perjanjian AFTA,
akan dilakukan penghapusan
hambatan tarif (bea masuk) dan
4.1 Hambatan pemasaran non tarif bagi negara-negara
Memasuki era perdagangan be- ASEAN. Setiap negara harus
bas, setiap negara berusaha mengijinkan produk dari negara
untuk dapat memperluas pangsa lain untuk memasuki wilayahnya,
pasar bagi komoditas yang diha- apabila negara tersebut tidak
silkannya. Berbagai upaya terus memiliki produk sejenis. Dengan
dilakukan guna mengatasi sejum- demikian, apabila tidak memiliki
lah hambatan yang menghadang- produk sejenis dengan kualitas
nya. yang sama, maka negara kita
akan kebanjiran produk yang ber-
Pemasaran bahan pangan dapat asal dari negara lain. Hal ini
dilakukan di pasar lokal maupun sudah terasa pada komoditas
pasar manca negara. Sebagai buah-buahan, barang elektronik,
negara dengan penduduk lebih obat-obatan, dan kosmetik.
dari 200 juta orang, Indonesia
merupakan kawasan potensial Dalam perdagangan bebas antar
bagi negara lain untuk memasar- negara telah dikenal dua jenis
kan produknya. Produsen dari hambatan pemasaran, yaitu ham-
berbagai negara berusaha untuk batan tarif dan non tarif. Bila tidak
dipenuhi, maka produk dari

39 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penerapan Manajemen Mutu Terpadu

negara produsen tidak dapat di- anti biotik; (11) standar sanitasi;
pasarkan ke negara konsumen. (12) sertifikasi; (13) Undang-
undang bioterorism; (14) mempe-
Hambatan tarif antara lain berupa kerjakan buruh anak-anak.
penentuan harga, pajak dan
kuota. Harga komoditas yang Beberapa dari hambatan non tarif
berlaku di negara tujuan ekspor, ini berlaku untuk semua negara,
besarnya nilai pajak yang harus dan beberapa lainnya hanya
dibayar ke negara tujuan, dan berlaku untuk negara tertentu.
pembatasan kuota merupakan
hambatan tarif yang dapat mem- 4.1.1 Ikan milik masyarakat
pengaruhi perdagangan antar dunia
negara. Indonesia merupakan negara ma-
ritim dengan panjang garis pantai
Hambatan non tarif merupakan 81 000 km dan luas laut 5.8 juta
syarat yang spesifik dari setiap km2. Potensi lestari sumberdaya
negara konsumen, sehingga laut 6.4 juta ton per tahun. Dari
perlu dicermati agar komoditas 5.12 juta ton per tahun yang
dapat dipasarkan ke negara boleh ditangkap, baru 4.4 juta ton
tersebut. Syarat yang diajukan yang telah dimanfaatkan. De-
oleh negara konsumen dapat ngan demikian para nelayan
berkaitan dengan negaranya atau Indonesia dianggap belum mam-
negara produsen. pu mengelola potensi lautnya
sehingga harus mengijinkan nela-
Hambatan non tarif antara satu yan dari negara lain untuk me-
bahan pangan dengan lainnya manfaatkannya.
berbeda. Untuk mempermudah
penjelasan, akan diuraikan con-
toh mengenai hambatan non tarif 4.1.2 Hak Asasi Manusia
dalam bidang perikanan. Negara-negara tertentu dianggap
belum melaksanakan Hak Asasi
Beberapa hambatan non tarif Manusia (HAM), termasuk negara
yang berlaku dalam perdagangan Indonesia. Apabila HAM masih
bahan pangan berasal dari ikan dilanggar, maka negara konsu-
adalah : (1) ikan milik masyarakat men tidak mau membeli produk
dunia; (2) hak asasi manusia; (3) yang ditawarkan oleh negara
responsible fisheries; (4) sustain- pelanggar HAM, termasuk produk
able fisheries; (5) lingkungan dari Indonesia.
hidup; (6) penggunaan label; (7)
hasil tangkapan samping; (8)
kampanye anti udang tambak; (9)
iradiasi; (10) residu hormon dan

40 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penerapan Manajemen Mutu Terpadu

4.1.3 Resposible Fisheries 4.1.5 Lingkungan hidup


Negara yang memiliki wilayah Isu lingkungan hidup juga menja-
perikanan harus melakukan kegi- di hambatan dalam pemasaran
atan perikanan secara bertang- komoditas perikanan. Negara
gungjawab. Penggunaan bahan Indonesia merupakan salah satu
peledak untuk menangkap ikan, negara yang dianggap telah me-
menangkap ikan yang hampir lakukan aktivitas merusak ling-
punah atau sudah dilarang untuk kungan, maka produk ekspornya
ditangkap, atau menangkap ikan tidak akan diterima oleh negara
pada musim perkawinan merupa- lain. Kerusakan hutan mangrove
kan beberapa kegiatan perikanan (hutan bakau) di sepanjang garis
yang dinilai tidak bertanggung- pantai, meningkatnya aktivitas
jawab. Negara yang diketahui penebangan hutan secara ilegal
melaksanakan aktivitas perikanan (illegal logging) yang telah me-
secara tidak bertanggungjawab nyebabkan pemanasan global,
akan menghadapi resiko produk penggalian pasir di gunung, dan
ekspornya tidak diterima di penambangan liar yang sering
negara lain. menyebabkan terjadinya longsor,
merupakan bentuk-bentuk peng-
4.1.4 Sustainable Fisheries rusakan lingkungan yang sering
Dalam kegiatan perikanan harus dijadikan isu lingkungan hidup.
didasarkan pada kegiatan yang
memperhatikan keberlanjutan ke- 4.1.6 Penggunaan label
giatan. Sebaiknya tidak melaku- Label dapat menjadi penghambat
kan aktivitas menangkap ikan di dalam pemasaran. Produk yang
daerah yang sudah over fishing diterima di negara-negara maju
(aktivitas penangkapannya sudah adalah produk dengan kemasan
melampui batas potensi lestari- berlabel. Label yang tertera da-
nya) karena akan mempercepat lam kemasan dapat memberikan
musnahnya jenis ikan tertentu. informasi kepada konsumen me-
Potensi lestari adalah jumlah ikan ngenai kandungan gizi, bahan
maksimal yang aman untuk di- yang baku digunakan, dan saran
tangkap tanpa mempengaruhi penggunaan (Gambar 4.1).
keseimbangan alam. Contoh lain
dari kegiatan perikanan yang 4.1.7 Hasil tangkapan samping
telah memperhatikan keberlanjut- Pengertian hasil tangkapan sam-
an adalah menggunakan induk pingan adalah ikan dan mahluk
hasil budidaya sebagai bibit untuk air lainnya yang turut tertangkap
menghasilkan benih. selama melaksanakan kegiatan
penangkapan. Sebagai contoh
dalam kegiatan penangkapan
udang, turut tertangkap ikan,

41 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penerapan Manajemen Mutu Terpadu

kerang, dan jenis udang lainnya. budidaya tambak dari Indonesia


Ikan, kerang, dan jenis udang selama masih tetap melaksana-
lainnya inilah yang lebih dikenal kan penebangan hutan bakau
dengan istilah hasil tangkapan saat membuat tambak.
sampingan.
4.1.9 Residu hormon dan
antibiotik
Penggunaan berbagai hormon
dan antibiotika dengan konsen-
trasi yang melampui batas dalam
memproduksi bahan pangan te-
lah mengundang protes dan pe-
nolakan terhadap produk pangan
yang ditawarkan.

Akumulasi hormon dan antibiotik


Gambar 4.1. Bahan pangan yang
dikemas sesuai standar pada daging hasil perikanan da-
pat terjadi karena penggunaan
hormon dan antibiotik secara
Ikan hasil tangkapan sampingan sengaja untuk tujuan tertentu
yang memiliki nilai ekonomis ting- atau secara tidak sengaja
gi biasanya dijual tersendiri, se- hormon dan antibiotik tersebut
dangkan yang bernilai ekonomis masuk ke dalam tubuh ikan
rendah sering dibuang kembali ke melalui makanan maupun air.
laut dalam keadaan mati. Tentu
saja tindakan demikian dapat me- 4.1.10 Standar sanitasi
nyebabkan pencemaran periaran Bahan pangan yang dipasarkan
dan menimbulkan gelombang ke pasar lokal maupun manca
protes dari negara lain, sehingga negara hendaknya selalu dipro-
berdampak pada perdagangan. duksi berdasarkan standar sani-
tasi yang berlaku. Beberapa kali
4.1.8 Kampanye anti udang ekspor bahan pangan yang ber-
tambak asal dari Indonesia ditolak negara
Usaha pertambakan udang dan tujuan ekspor karena dalam
bandeng di Indonesia cenderung bahan pangan tersebut dijumpai
selalu diawali dengan kegiatan bahan pencemar. Sanitasi yang
penebangan hutan bakau. Kegi- dilakukan meliputi sanitasi bahan
atan penebangan ini tentu saja pangan yang akan diproses,
akan mengundang protes aktivis pekerja, dan lingkungan tempat
lingkungan negara lain. Mereka kerja.
menyerukan kepada negara lain
untuk tidak membeli udang hasil

42 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penerapan Manajemen Mutu Terpadu

4.1.11 Sertifikasi 4.1.13 Mempekerjakan buruh


Untuk menjamin bahwa produk anak-anak
pangan yang ditawarkan telah di- Adanya gelombang protes dari
produksi sesuai prosedur yang negara maju kepada negara
berlaku, maka perlu dilampirkan berkembang dikarenakan masih
sertifikat. Sertifikat yang diserta- mempekerjakan buruh berusia
kan dapat berupa sertifikat yang anak-anak. Batas usia kerja
dikeluarkan oleh Badan Standar anak-anak di Indonesia adalah 15
Nasional Indonesia (BSNI), ISO tahun.
9000 dan lain sebagainya.
Sertifikat yang disertakan dapat Di Indonesia, penggunaan buruh
juga ditentukan oleh negara berusia anak-anak relatif masih
pembeli. dominan. Selain jenis pekerjaan-
nya yang tidak membutuhkan ke-
4.1.12 UU Bioterorism terampilan tinggi, upah kerja yang
Undang-undang bioterorism dibu- relatif rendah merupakan alasan
at oleh pemerintah Amerika untuk lain penggunaan buruh anak-
melindungi warganya terhadap anak.
kemungkinan adanya serangan
menggunakan mikroba antraks. 4.2. Peranan MMT
Inti dari undang-undang tersebut Untuk menghasilkan bahan atau
adalah kewajiban bagi setiap produk pangan yang bermutu
negara pengekspor untuk me- tinggi, pemerintah telah menerap-
lengkapi riwayat dari produk yang kan konsep Manajemen Mutu
ditawarkan. Terpadu (MMT) untuk berbagai
industri pangan. Landasan hu-
Berdasarkan UU Bioterorism, ada kum yang mendasari penerapan
berapa informasi yang perlu di- MMT di setiap industri berbeda.
lengkapi antara lain : Dimana Misalnya, landasan hukum pene-
bahan pangan tersebut dibudi- rapan MMT dalam bidang industri
daya/ditangkapnya? Bagaimana perikanan adalah : (a) landasan
cara membudidayakannya? Ba- hukum internasional yang
gaimana cara panennya? Pakan meliputi Code of Conduct for
apa yang diberikan? Pupuk apa Responsible Fisheries, HACCP
yang digunakan? Tanpa dileng- Regulation US-FDA, Own Check
kapi dengan surat keterangan UE–HACCP, dan HACCP plus–
tersebut, maka produk ekspornya Canada; dan (b) landasan hukum
akan ditolak. nasional yang berupa : Undang
Undang Perikanan No. 9 tahun
1985; Peraturan Pemerintah No.
12 tahun 1991; dan Keputusan
Presiden No. 15 tahun 1991

43 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penerapan Manajemen Mutu Terpadu

4.2.1 Tujuan dan Manfaat MMT dan (g) membenahi dan member-
Secara umum penerapan PMMT sihkan tempat-tempat produksi
bertujuan untuk menghasilkan (pabrik).
produk pangan bermutu tinggi.
Secara khusus, penerapan MMT 4.2.2 Berorientasi mutu
bertujuan untuk : (a) mengeva- Untuk memenangkan persaingan
luasi cara memproduksi produk dalam era perdagangan bebas
pangan untuk mengetahui baha- diperlukan bahan atau produk
ya yang mungkin terjadi; (b) pangan yang bermutu. Banyak
memperbaiki cara memproduksi bahan dan produk pangan yang
bahan pangan dengan memberi- belum memenuhi standar mutu
kan perhatian khusus terhadap seperti ditetapkan oleh Standar
tahap-tahap proses atau mata Nasional Indonesia (SNI). Seba-
rantai produksi yang dianggap gian besar produsen bahan atau
kritis; (c) memantau dan meng- produk pangan ternyata masih
evaluasi cara menangani dan belum menjadikan mutu sebagai
mengolah pangan serta mene- orientasi. Hal ini dapat terjadi
rapkan sanitasi dalam mempro- karena modalnya relatif kecil,
duksi pangan; dan (d) meningkat- rendahnya tingkat pengetahuan,
kan pemeriksaan secara mandiri dan tuntutan masyarakat.
terhadap industri pangan oleh
operator dan karyawan. Sebagian besar produsen bahan
Di samping tujuan yang telah pangan masih belum menjadikan
diuraikan di atas, penerapan mutu sebagai tujuan akhir. Hal
MMT dapat memberikan manfaat ini dapat dimengerti karena mo-
khususnya bagi industri/produsen dal yang dimiliki relatif kecil, ren-
antara lain sebagai berikut : (a) dahnya tingkat pengetahuan, dan
memberikan dan meningkatkan rendahnya tuntutan masyarakat.
jaminan mutu (keamanan) produk Rendahnya tuntutan dari masya-
yang dapat lebih dipercaya; (b) rakat akan mutu pangan telah
menekan kerusakan produk berpengaruh terhadap rendahnya
karena cemaran; (c) melindungi orientasi mutu dari produsen.
kesehatan konsumen dari bahaya
dan pemalsuan; (d) menekan Sebagian produsen bahan pa-
biaya pengendalian mutu dan ngan adalah home industry
kerugian lainnya; (e) memperlan- (industri rumah tangga) yang
car pemasaran sehingga dapat memiliki modal terbatas sehingga
mencegah terjadinya kehilangan perlu menerapkan skala prioritas.
pembeli atau pasar; (f) mencegah Berdasarkan MMT, bagi
penarikan produk dan pemboros- produsen yang berskala industri
an biaya produksi atau kerugian; rumah tangga diwajibkan untuk
menerapkan GMP secara benar
44 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Penerapan Manajemen Mutu Terpadu

di setiap proses produksinya. alat pendeteksi tersebut sehingga


Dengan demikian diharapkan harus membelinya dari negara
kualitas bahan pangan yang maju. Harga satu unit pendeteksi
dihasilkan memiliki daya tarik dan tersebut mencapai 1 miliar. Dari
daya saing lebih baik. fenomena di atas, terlihat bahwa
produsen dari negara berkem-
4.2.3 Menekan susut bang harus mengeluarkan biaya
Susut produksi bahan pangan dahulu untuk dapat memasarkan
dapat mencapai 20-30 persen. produknya ke negara maju.
Susut bobot ini dapat berasal dari Dengan kata lain, berapa udang
limbah pasar/industri, kesalahan yang harus diekspor ke Amerika
penanganan, dan pasar yang agar keuntungan yang diperoleh
tidak memiliki kemampuan untuk dapat menutupi biaya pembelian
menyerap bahan pangan yang alat pendeteksi tersebut.
dihasilkan. Penerapan MMT
diharapkan dapat menekan susut 4.3. Pelaksanaan MMT
bobot dengan cara menghasilkan Kondisi industri pangan di negara
produk sesuai prosedur yang Indonesia masih beragam, baik
berlaku. dari teknologi yang digunakan
maupun skala usahanya. Berda-
4.2.4 Persyaratan mutu makin sarkan keragaman tersebut, pe-
ketat nerapan MMT di industri pangan
Persyaratan mutu produk pangan dilakukan secara bertahap.
yang ditetapkan dalam perda-
gangan bebas cenderung makin Pada dasarnya, MMT merupakan
ketat. Negara produsen yang gabungan dari dua kegiatan
mampu secara terus menerus utama, yaitu kelayakan dasar dan
meningkatkan mutu akan meme- Hazard Analisys and Critical
nangkan persaingan. control Point (HACCP). Dalam
pelaksanaan MMT, penerapan
Sebagai contoh, batas maksi- HACCP dapat dilakukan apabila
mum kandungan antibiotik chlo- produsen tersebut sudah melak-
ramphenicol yang diperkenankan sanakan kelayakan dasar secara
dalam bahan pangan adalah 0.3 baik. Kelayakan dasar yang di-
ppm Dengan ditemukan alat maksud adalah Good Manu-
pendeteksi yang lebih akurat, facturing Practice (GMP) atau
maka batas maksimum senyawa cara memproduksi yang baik dan
tersebut telah diturunkan menjadi Standard Sanitation Operasional
0.1 ppm. Procedure (SSOP). Masing-
masing komponen MMT tersebut
Negara berkembang tidak memi- akan diuraikan lebih rinci dalam
liki kemampuan untuk membuat bab selanjutnya pada buku ini.

45 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Praktek Produksi yang Baik

BAB V
PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

Good Manufacturing Practice Untuk dapat melaksanakan GMP


(GMP) adalah cara berproduksi secara benar perlu dilandaskan
yang baik dan benar untuk meng- dengan ilmu pengetahuan dan
hasilkan produk yang memenuhi standar yang telah ditetapkan
persyaratan mutu dan keamanan. oleh pemerintah Indonesia. Ilmu
Telah dijelaskan sebelumnya pengetahuan mutlak diperlukan
bahwa GMP adalah kelayakan agar proses penanganan dan
dasar yang harus dapat dilaksa- pengolahan bahan pangan
nakan secara baik sebelum dapat menjadi produk pangan dapat
menerapkan HACCP. dilakukan dengan benar.
Sedangkan standar diperlukan
Adapun ruang lingkup GMP meli- dalam menentukan apakah hasil
puti kegiatan disaat pra panen, pekerjaan sudah baik. Indonesia
pemanenan atau penangkapan, telah memiliki standar yang dapat
penanganan awal, cara pengang- digunakan, yaitu Standar
kutan ke tempat konsumen, cara Nasional Indonesia (SNI).
penanganan bahan baku dan
cara pengolahan menjadi produk Prinsip dari praktek produksi yang
pangan, cara pengemasan, cara baik ada empat, yaitu : (a) Cepat.
penyimpanan, cara distribusi, dan Beberapa bahan dan produk
cara pemasaran produk pangan, pangan perlu sesegera mungkin
serta cara pengendalian kondisi ditangani atau diolah, terutama
lingkungan. bila bahan dan produk pangan
cepat mengalami proses
5.1. Prinsip GMP pembusukan. Pada bahan pa-
ngan demikian, proses pena-
Tujuan utama penerapan GMP nganan dan pengolahan harus
adalah menghasilkan produk pa- dilakukan sesegera mungkin agar
ngan sesuai standar mutu dan dapat menghambat penurunan
memberikan jaminan keamanan mutu; (b) Cermat. Penanganan
pangan. Untuk mencapai tujuan dan pengolahan bahan baku atau
tersebut, semua tahapan dalam penanganan produk pangan ha-
kegiatan produksi pangan harus rus dilaksanakan secara cermat.
dilaksanakan secara baik dan Hindari cara penanganan dan
benar, berdasarkan prinsip GMP. pengolahan yang dapat menye-
babkan bahan atau produk

47 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Praktek Produksi yang Baik

pangan mengalami penurunan perhatikan agar dapat menghasil-


mutu; (c) Bersih. Penanganan kan produk yang memenuhi
dan pengolahan bahan atau standar mutu dan jaminan ke-
produk pangan ditujukan untuk amanan, yaitu : 1) bahan baku
menghambat aktivitas mikroba yang bermutu baik, 2) lingkungan
atau ensim pembusuk. Tujuan kerja yang terkontrol; dan 3) cara
tersebut akan tercapai apabila pengolahan yang cermat.
penanganan dan pengolahan
dilakukan dalam lingkungan yang 5.3.1 Bahan baku yang
bersih. Sebagai contoh pencuci- bermutu baik
an bahan pangan dapat me-
ngurangi keberadaan mikroba Hanya dari bahan baku yang ber-
merugikan hingga 90 persen. mutu baik dapat diperoleh produk
Dengan demikian cucilah bahan akhir yang baik. Penilaian terha-
pangan dengan air bersih yang dap bahan baku dapat didasari
mengalir; (d) Dingin. Temperatur dengan penilaian secara fisik,
tinggi dapat mempercepat proses kimiawi, dan mikrobiologis.
biokimia dan aktivitas mikroba
pada bahan pangan. Penurunan Beberapa kriteria penilaian bahan
suhu akan menghambat aktivitas baku adalah : Darimana bahan
keduanya. Dengan demikian, baku berasal ?, bagaimana cara
kegiatan penanganan dan pengo- panennya ?, bagaimana cara pe-
lahan sebaiknya dilakukan pada nanganan awalnya ?, dan bagai-
lingkungan yang memiliki suhu mana cara penanganan selama
rendah. pengangkutan ?

5.2. Filosofi GMP Informasi mengenai sumber asal


dari bahan baku sangat menentu-
Untuk mencapai tujuan dari pe- kan mutunya. Bahan baku yang
nerapan GMP perlu diperhatikan berasal dari daerah tercemar ke-
mengenai filosofinya. Adapun mungkinan besar sudah menga-
filosofi GMP adalah sebagai lami pencemaran.
berikut : hanya dari bahan baku
yang bermutu baik, diolah secara Sayuran yang dipanen dari lokasi
cermat, dan dilakukan pada ling- yang tercemar limbah pabrik cen-
kungan terkontrol, maka akan di- derung mengandung logam ber-
hasilkan produk yang memenuhi bahaya. Contoh, pada tanaman
standar mutu dan jaminan ke- kangkung yang mempunyai sifat
amanan pangan. sebagai penyaring biologis akan
mampu menyerap logam berat
5.3. Pelaksanaan GMP dari perairan sekitarnya. Dengan
demikian, pada tanaman kang-
Berdasarkan filosofinya, ada tiga kung yang dipanen di daerah
komponen GMP yang harus di- aliran limbah industri akan me-

48 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Praktek Produksi yang Baik

ngandung logam berat yang dibandingkan ikan yang di-panen


berasal dari limbah tersebut siang hari. Ikan yang dipanen
dengan konsentrasi beberapa kali pada siang hari lebih stres. Ikan
lebih tinggi dibandingkan konsen- stres akan banyak mengeluarkan
trasi di sekitarnya. energi, sehingga cadangan
energinya berkurang. Ikan mati
Ikan yang sengaja dipelihara atau yang memiliki cadang-an energi
ditangkap dari perairan yang kecil merupakan ikan dengan
tercemar juga diketahui mengan- kualitas lebih rendah
dung bahan pencemar yang dibandingkan dengan ikan yang
sama. Contohnya, kerang atau memiliki cadangan energi lebih
keong yang bersifat filter biologis besar. Ikan yang dipanen pada
akan memiliki kecenderungan da- siang hari akan mengalami
gingnya mengandung bahan penurunan mutu, meskipun
pencemar lebih tinggi dibanding- secara morfologis masih terlihat
kan konsentrasi bahan tersebut di segar.
lingkungannya.
Tanaman sayur termasuk bahan
Pilihlah bahan baku yang berasal pangan yang cepat mengalami
dari daerah yang diketahui tidak proses penurunan mutu. Tanam-
tercemar. Hal ini dilakukan untuk an sayuran yang dipanen pada
memperkecil resiko mendapatkan siang hari akan mengalami de-
bahan baku berkualitas rendah. hidrasi sehingga tampak layu
Hewan ternak yang didatangkan (Gambar 5.1.).
dari daerah wabah penyakit mulut
dan kuku atau sapi gila banyak
ditolak oleh negara konsumen.
Hal ini dikhawatirkan akan me-
nimbulkan masalah serius bagi
konsumen yang mengkonsumsi-
nya.

Cara panen juga perlu diperhati-


kan karena sangat mempenga-
ruhi mutu bahan baku. Panen
sebaiknya dilakukan pada pagi
hari untuk mencegah penurunan Gambar 5.1. Bayam yang menga-
mutu yang diakibatkan tingginya lami dehidrasi
suhu lingkungan. Buah-buahan
yang dipanen pagi hari memiliki
kualitas lebih baik dibandingkan
buah yang dipanen siang atau Penggunaan suhu rendah dapat
sore hari. Ikan yang dipanen pagi menghambat penurunan mutu.
hari memiliki kualitas lebih baik

49 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Praktek Produksi yang Baik

Salah satu cara yang dapat di-


lakukan untuk menurunkan suhu
lingkungan adalah dengan meng-
gunakan ruangan ber-AC atau es
batu (Gambar 5.2.).

Gambar 5.3. Buah jambu yang


disimpan pada suhu rendah
teksturnya menjadi lunak
Gambar 5.2. Penggunaan es untuk
menurunkan suhu bahan
pangan
Bahan pangan tersebut tetap
beraktivitas dalam suhu rendah.
Hal ini akan terlihat jelas dari
perubahan nyata yang dialami
Namun harus diperhatikan, tidak pada permukaan kulit.
semua bahan pangan dapat di-
simpan pada ruangan bersuhu Penilaian berikutnya dapat dilaku-
rendah (Gambar 5.3). Jambu, kan terhadap cara penanganan
pisang, alpukat dan beberapa bahan baku tersebut di tempat
bahan pangan lainnya tidak dapat asalnya. Apakah penanganan
disimpan dalam lemari pendingin. awal terhadap bahan baku sudah
mampu mengurangi atau meng-
hilangkan penyebab penurunan
mutu bahan baku ? Buah-buahan
yang kulitnya terkelupas akan
berpengaruh terhadap penurunan
kesegaran (Gambar 5.4.). Ikan
yang tidak segera diberi es
(Gambar 5.5) atau ditangani di
tempat yang tidak bersih
(Gambar 5.6) akan mengalami
penurunan mutu.

50 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Praktek Produksi yang Baik

Gambar 5.6. Geladak kapal penang-


kapan ikan yang tidak bersih
dapat menjadi sumber mi-
kroba
Gambar 5.4. Apel yang terkelupas
kulitnya (pelindung alaminya) Apakah bahan baku sudah dicuci
akan mengalami proses pen- dengan air bersih yang mengalir
coklatan sehingga menurun- untuk mengurangi atau meng-
kan mutu
hilangkan penyebab penurunan
mutu ? Apakah terjadi kontak
antara ikan utuh dengan ikan
yang sudah terbuka ? (Gambar
5.7).

Gambar 5.5., Ikan hasil panen yang


tidak segera diberi es akan
meningkat suhunya sehing-
ga memacu pertumbuhan
dan aktivitas mikroba mau-
pun enzim proteolitik Gambar 5.7. Pemasaran ikan di
pasar tradisional tanpa
fasilitas pendingin dan air
bersih, serta terjadi pencam-
puran ikan utuh dengan ikan
yang sudah ’terbuka’ meru-
pakan penyebab penurunan
mutu

51 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Praktek Produksi yang Baik

Penanganan udang yang tidak tempatnya. Saluran air berfungsi


didasarkan pada prosedur baku, dengan baik untuk mengeluarkan
tidak mampu menghentikan pro- sampah dan limbah bahan
ses kimiawi. Pada permukaan pangan. Tidak ada air yang
tubuh udang demikian terbentuk menggenang (Gambar 5.9 dan
warna kuning hingga orange di 5.10).
beberapa bagian tubuhnya.
Peristiwa ini dikenal dengan
sebutan melanosis.

Bila udang segar yang ditangani


seperti di atas maka di permu-
kaan kulitnya dapat terlihat noda
hitam (black spot) (Gambar 5.8).
Meskipun tidak membahayakan
dan udang masih tetap dapat
dikonsumsi, namun kondisi ini
menunjukkan bahwa udang tidak Gambar 5.9. Saluran air yang tidak
ditangani dengan benar. diperhatikan kebersihannya

Gambar 5.10. Sanitasi lingkungan


Gambar 5.8. Udang segar yang
yang kurang diperhatikan da-
tidak ditangani secara baik
pat menjadi sumber mikroba
akan menyebabkan timbul-
nya noda hitam (black spot).
Meskipun tidak berbahaya, Bagaimana pengangkutan bahan
munculnya bintik hitam akan baku dari tempat asalnya ?
menurunkan mutu udang Berapa lama pengangkutannya ?
Apakah media pengangkut sudah
dilengkapi dengan fasilitas
pendingin untuk menghambat
Tempat kegiatan perikanan harus aktivitas enzim dan mikroba
memiliki sanitasi yang baik, pembusuk ? Beberapa bahan
dimana kotoran tidak berserakan pangan masih diangkut secara
karena sudah dibuang pada tradisional (Gambar 5.11),

52 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Praktek Produksi yang Baik

sehingga berpengaruh terhadap menimbulkan rekontaminasi pada


kecepatan penurunan mutu. produk pangan yang dihasilkan.
Proses sterilisasi peralatan
sebaiknya dilakukan setelah
peralatan tersebut digunakan
sehingga dapat langsung digu-
nakan pada saat pengolahan
berikutnya.

Bagi sebagian besar jenis produk


pangan, suhu lingkungan sangat
berpengaruh terhadap mutu.
Gambar 5.11. Pengangkutan ikan
Suhu di Indonesia sangat sesuai
tanpa dilengkapi fasilitas bagi pertumbuhan dan aktivitas
pendingin akan memperce- mikroba maupun enzim pembu-
pat proses penurunan mutu suk. Dengan demikian, selama
proses pengolahan bahan pa-
5.3.2 Lingkungan terkontrol ngan suhu lingkungan sebaiknya
diturunkan.
Lingkungan tempat penanganan
dan pengolahan harus terkontrol Pekerja yang terlibat dalam pro-
agar dapat menghambat penu- ses pengolahan sangat berpe-
runan kualitas, sehingga dihasil- ngaruh terhadap mutu produk
kan produk pangan dengan mutu pangan yang dihasilkan. Kese-
terjamin. Pengontrolan lingkung- hatan, kebersihan dan perilaku
an harus dilakukan secara cermat pekerja perlu diperhatikan.
dan terus menerus terhadap
sanitasi lingkungan, bahan dan Pekerja yang sedang sakit tidak
peralatan yang digunakan, suhu diperkenankan bekerja di bagian
lingkungan, dan pekerja yang pengolahan karena dikhawatirkan
terlibat. mikroba penyebab penyakit akan
mengkontaminasi produk yang
Sanitasi lingkungan dapat men- sedang diolah.
jadi sumber mikroba yang dapat
mencemari produk pangan. Kebersihan badan dan pakaian
Pengontrolan sanitasi lingkungan para pekerja perlu diperhatikan.
harus dilaksanakan sesuai Sebaiknya pekerja sudah mem-
prosedur operasional sanitas bersihkan badan dan menggu-
standar (SSOP) yang telah nakan pakaian bersih yang telah
ditentukan. disiapkan oleh perusahaan sebe-
lum memasuki ruang pengolahan
Bahan dan peralatan yang (Gambar 5.12).
digunakan dalam proses produksi
sebaiknya steril sehingga tidak

53 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Praktek Produksi yang Baik

selama pengangkutan.

Pencucian bahan baku sebaiknya


menggunakan air yang mengalir,
sehingga kotoran langsung ter-
buang dari wadah pencucian.
Penggunaan air yang tidak me-
ngalir akan menyebabkan kon-
sentrasi mikroba di air tersebut
terus meningkat.

Pisahkan bahan baku pangan


berdasarkan jenis, ukuran dan
Gambar 5.12. Badan dan pakaian kesegarannya. Pemisahan ini
pekerja yang kurang bersih
dapat menjadi sumber pen-
akan menjaga mutu bahan baku
cemar bagi produk pangan tetap baik. Dengan bahan baku
bermutu baik akan dapat dihasil-
kan produk pangan dengan mutu
yang relatif sama (gambar 5.13).
Kewajiban mencuci tangan dan
kaki sebaiknya diterapkan bagi
pekerja yang akan memasuki
ruang pengolahan atau pindah ke
ruang lain.

5.3.3 Pengolahan yang cermat

Pengolahan bahan baku yang


dilakukan secara cermat akan
menghasilkan produk bermutu
baik. Cara penanganan dan Gambar 5.13. Sortasi ikan berda-
proses pengolahan bahan baku, sarkan jenis, ukuran dan
penanganan, distribusi, dan kesegaran akan lebih menja-
pemasaran produk pangan min keseragaman mutu dari
berpengaruh terhadap mutu produk pangan yang dihasil-
produk pangan yang dipasarkan. kan

Cara penanganan bahan baku


yang baik akan menghasilkan
produk pangan bermutu. Bahan Bahan baku pangan yang mudah
baku pangan harus dicuci untuk mengalami penurunan mutu se-
menghilangkan mikroba dan ko- baiknya segera diproses agar
toran yang mungkin meningkat mutu produk pangan yang diha-
silkannya tetap baik. Hasil

54 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Praktek Produksi yang Baik

penelitian mengenai lamanya


proses pemiletan setelah ikan
mati menghasilkan kualitas filet
yang berbeda (Gambar 5.14).

Proses pengolahan bahan baku


juga akan mempengaruhi mutu
produk pangan yang dihasilkan.
Cara pemotongan, penyusunan,
pendinginan, pemanasan, peng-
asapan dan lainnya akan mem-
pengaruhi mutu produk pangan Gambar 5.15. Proses penjemuran
ikan asin di alam terbuka
(Gambar 5.15). Proses
kurang memberikan jaminan
pengolahan bahan baku sebaik- kebersihan sehingga akan
nya disesuaikan dengan standar mempengaruhi mutu
yang berlaku.

Produk pangan yang sudah


dihasilkan perlu ditangani secara
baik agar tidak mengalami
rekontaminasi, sehingga mutu
produk pangan tetap terjaga
sampai ke konsumen. Penge-
masan merupakan salah satu
cara untuk mencegah terjadinya
rekontaminasi (Gambar 5.16).
Pemilihan waktu untuk menge-
mas, jenis bahan pengemas, dan
kebersihan bahan pengemas sa-
Gambar 5.14. Kecepatan pemro- ngat berpengaruh terhadap upa-
sesan berpengaruh terhadap ya pencegahan rekontaminasi.
mutu produk filet yang diha-
silkan

55 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Praktek Produksi yang Baik

Gambar 5.16. Produk pangan yang


dikemas secara terbuka
memperbesar kemungkinan
terjadinya rekontaminasi

Produk pangan sebaiknya tidak


dikemas dalam keadaan panas
karena uap air yang terbentuk
akan melekat pada kemasan.
Uap air ini dapat dimanfaatkan Gambar 5.17. Pengemasan yang
dilakukan saat produk pangan
oleh mikroba untuk tumbuh dan
masih panas dapat menyebab-
berkembangbiak (Gambar 5.17), kan mengumpulnya uap air di
sehingga akan mencemari pro- permukaan kemasan sehingga
duk pangan tersebut. dapat digunakan oleh mikroba
untuk tumbuh
Jenis bahan yang dapat diguna-
kan sebagai pengemas sudah Distribusi produk pangan ke kon-
banyak, diantaranya logam, kaca, sumen harus diperhatikan karena
plastik atau bahan organik. berpengaruh terhadap penurunan
Pemilihan jenis kemasan harus mutu produk pangan. Produk
disesuaikan dengan produk pa- pangan yang cepat mengalami
ngan yang dihasilkan. Sebagai penurunan mutu sebaiknya areal
contoh, produk filet ikan sebaik- distribusinya tidak terlalu jauh
nya menggunakan kemasan dari atau menggunakan fasilitas trans-
bahan plastik untuk memperli- portasi yang lebih cepat. Distri-
hatkan bentuk filetnya. Produk busi produk pangan dengan
buah sebaiknya menggunakan menggunakan fasilitas penurunan
kemasan kaleng untuk mencegah suhu dapat mempertahankan
perubahan warna yang diakibat- mutu produk pangan.
kan oleh masuknya cahaya
matahari. Pemasaran produk pangan seba-
iknya memperhatikan siapa yang

56 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Praktek Produksi yang Baik

akan memakainya, waktu mema- proses yang khas. Produk se-


sarkan, kegunaannya dan lain jenis belum tentu memiliki alur
sebagainya. Produk pangan proses yang sama. Hal ini ter-
yang diperuntukan bagi anak- gantung dari kebiasaan pengo-
anak sebaiknya dipasarkan lahnya atau ciri khas setempat.
dengan cara yang menarik dan
dimengerti oleh mereka. Produk Alur proses adalah rangkaian
pangan yang diperuntukkan bagi kegiatan yang dilakukan untuk
konsumen kalangan atas perlu menghasilkan produk pangan,
difikirkan ukurannya. Kalangan sejak dari pengadaan bahan baku
tersebut kecenderungan akan hingga produk pangan dihasilkan.
lebih mengutamakan mutu dari-
pada ukuran produk pangan yang Dari alur proses yang ada dapat
dibelinya. ditentukan apa tujuan yang hen-
dak dicapai oleh masing-masing
Bila konsumen yang dibidiknya kegiatan dan bagaimana metode
adalah pengusaha katering atau yang digunakan untuk mencapai
rumah makan, ukuran produk tujuan tersebut. Tujuan dari alur
pangan yang ditawarkan kepada- proses dapat dibagi menjadi dua,
nya dapat lebih besar namun yaitu bagaimana memperoleh ba-
harganya harus lebih murah. han baku bermutu baik dan ba-
gaimana proses pengolahannya
Waktu pemasaran dari produk agar menghasilkan produk yang
pangan juga perlu diperhatikan. bermutu dan aman dikonsumsi.
Sebagai contoh, ukuran produk
pangan yang ditawarkan pada Bahan baku bermutu baik dapat
musim pernikahan cenderung diperoleh dengan cara mengura-
lebih besar. Untuk daerah yang ngi atau menghilangkan penye-
memiliki kekhasan tertentu perlu bab penurunan mutu. Penurunan
dicermati. Misalnya untuk daerah mutu bahan pangan dapat terjadi
Jawa Barat, untuk kebutuhan secara biologis, kimia, dan fisik.
pernikahan atau perayaan hari
istimewa masyarakat cenderung Contoh alur proses produksi ikan
membeli ikan gurame berukuran segar adalah sebagai berikut
besar dibandingkan untuk kebu- (Gambar 5.18) :
tuhan sehari-hari.

5.4 Alur proses

Jenis produk pangan yang dapat


dihasilkan sangat beragam, ter-
gantung dari bahan baku dan
proses pengolahannya. Masing-
masing produk memiliki alur

57 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Praktek Produksi yang Baik

PENERIMAAN
BAHAN BAKU

PENCUCIAN PENERIMAAN
BAHAN BAKU BAHAN BAKU

SORTASI BAHAN
BAKU PENCUCIAN
BAHAN BAKU

PENYIANGAN
BAHAN BAKU
SORTASI BAHAN
BAKU
PENCUCIAN 2

PENIRISAN PENYIANGAN
BAHAN BAKU

PENDINGINAN
PENCUCIAN 2

PENGEMASAN

PENIRISAN
PELABELAN

PENDINGINAN

PENGEMASAN

PELABELAN

Gambar 5.18. Alur proses produksi


ikan segar

58 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Praktek Produksi yang Baik

Semua langkah yang tercantum pada hari ini tidak berbeda di-
dalam alur proses, tujuan dan bandingkan mutu produk pangan
metode yang digunakan harus sebelumnya maupun yang akan
tercatat dalam lembaran analisis datang.
proses produksi baik (Tabel 5.1).
Hal ini dimaksudkan agar mutu
produk pangan yang dihasilkan

59 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Praktek Produksi yang Baik

Tabel 5.1. Lembar Analisis Proses produksi baik hasil perikanan

Prosedur atau Metode


No Alur Proses Tujuan
yang digunakan

(1) (2) (3) (4)

1. Penerimaan Mendapatkan Uji organoleptik


bahan baku bahan baku
sesuai Sampling
persyaratan,
bebas bakteri Penangan cepat dan cermat
pembusuk dan
dan patogen Lingkungan bersih dan dingin

2. Pencucian Membersihkan Dicuci dalam air mengalir, bersih,


bahan baku / dan sudah didinginkan (0 – 5 oC
menghilangkan
kotoran dari
bahan baku

3. Sortasi Mendapatkan Pisahkan ikan berdasarkan


bahan baku bahan baku keseragaman jenis, ukuran dan
ikan dengan mutu
jensi, ukuran
dan mutu yang Menggunakan pedoman dan
seragam standar sortasi yang telah
ditetapkan

4. Penyiangan Membuang Dicuci dalam air mengalir, bersih,


bahan baku sumber dan sudah didinginkan (0 – 5 oC
penyebab
kemunduran
mutu

60 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Praktek Produksi yang Baik

(1) (2) (3) (4)

5. Pencucian 2 Membuang Dicuci dalam air mengalir,


sisa sumber bersih, dan sudah didinginkan (0
penyebab – 5 oC
kemunduran
mutu dan
kotoran lainnya

6. Penirisan Membuang Disimpan pada alat pengetos


sisa air dan diletakan pada ruang dingin
pencucian dari yang memiliki aliran udara
bagian daging
ikan

7. Pendinginan Menurunkan Menurunkan suhu ikan hingga


suhu tubuh mencapai 4 oC
ikan untuk
menghambat
atau
menghentikan
aktivitas
mikroba
pembusuk dan
enzim
proteolitik

8. Pengemasan Mencegah Ikan disimpan pada piring


terjadinya stirofom dan kemudian dikemas
kontaminasi dengan cling wrap.
silang

9. Pelabelan Memberikan Kemasan diberi label sesuai


informasi dengan jenis produk
kepada
konsumen

61 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Prosedur Standar Operasi Sanitasi

BAB VI
PROSEDUR STANDAR
OPERASI SANITASI

Standard Sanitation Operational


Kontaminasi juga dapat terjadi
Procedure (SSOP) adalah suatu
karena bahan pangan bersentuh-
prosedur standar operasi sanitasi
an dengan sumber kontaminasi
yang harus dipenuhi oleh pro-
yang ada pada tubuh hewan.
dusen untuk mencegah terja-
Selama penanganan, bagian da-
dinya kontaminasi terhadap ba-
ging yang bersinggunan dengan
han pangan. Kontaminasi dapat
saluran pencernaan atau kulit
didefinisikan sebagai pencemar-
akan mengalami kontaminasi ka-
an yang disebabkan oleh unsur
rena keduanya merupakan sum-
dari luar, baik berupa benda
ber pencemar. Kulit dan saluran
asing maupun mahluk asing.
pencernaan merupakan sumber
Mahluk hidup yang sering menye-
utama mikroba.
babkan pencemaran adalah mi-
kroba, protozoa, cacing, se- Akibat yang timbulkan oleh ter-
rangga, dan tikus. jadinya kontaminasi adalah ba-
Kontaminasi bahan pangan dapat han pangan menjadi tidak layak
terjadi sebelum bahan pangan di- untuk dikonsumsi, masa simpan
panen atau ditangkap. Setelah menjadi terbatas, dan mengalami
bahan pangan dipanen atau di- susut bobot, mutu, kesehatan,
tangkap, proses kontaminasi da- ekonomis, maupun sosial.
pat berlangsung disetiap tahapan
penanganan, pengolahan hingga Untuk mencegah terjadinya keru-
bahan pangan dikonsumsi oleh gian tersebut di atas, sebaiknya
konsumen. pemilihan bahan pangan harus
memperhatikan tingkat kesegar-
Kontaminasi bahan pangan dapat annya, lokasi tempat asal bahan
terjadi karena bahan pangan me- pangan tersebut, dan hindari pe-
rupakan media yang baik bagi milihan bahan pangan yang be-
mikroba. Sebagian besar unsur racun atau tercemar.
yang terdapat di dalam bahan Untuk mencegah pencemaran
pangan merupakan unsur yang bahan pangan, produsen harus
dibutuhkan oleh mikroba untuk memperhatikan sanitasi lingkung-
tumbuh dan berkembang. an. Ada beberapa komponen
yang harus diperhatikan dalam

63 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Prosedur Standar Operasi Sanitasi

melaksanakan sanitasi lingkung- Pada industri pangan, juga dibu-


an, yaitu : tuhkan es untuk menurunkan
suhu. Hal ini disebabkan bahan
baku pangan relatif mudah me-
6.1 Pasokan air dan es ngalami proses penurunan mutu.
Air merupakan komponen penting Sebagai bahan baku dalam pem-
dalam industri pangan. Air dapat buatan es atau sebagai bahan
membersihkan kontaminan dari baku pangan, air harus bebas
bahan pangan, namun air yang dari coliform dan sumber pence-
tidak bersih dapat menyebabkan mar lainnya. Sumber air bagi in-
kontaminasi pada bahan pangan. dustri pangan dapat berasal dari
Perusahaan Air Minum (PAM),
Air sebagai media pembersih ha- sumur, atau air laut. Untuk
rus bersih. Adapun yang dimak- menjamin kebersihan air tersebut
sud dengan air bersih adalah air perlu dilakukan monitoring secara
yang bebas dari mikroba patogen berkala setiap 6 bulan.
dan sumber pencemar lainnya.
Hindari penggunaan sedikit air
untuk mencuci banyak ikan 6.2 Peralatan dan pakaian
(Gambar 6.1). Sebaiknya guna- kerja
kan air bersih yang mengalir agar Peralatan dan pakaian kerja yang
kotoran dari bahan pangan sebe- digunakan oleh pekerja dalam
lumnya tidak mencemari bahan menangani atau mengolah bahan
pangan yang dicuci kemudian. pangan dapat menjadi sumber
kontaminasi. Peralatan yang
kontak langsung dengan bahan
atau produk pangan harus mudah
dibersihkan, tahan karat (korosi),
tidak merusak, dan tidak bereaksi
dengan bahan pangan (Gambar
6.2).

Peralatan harus dicuci dengan air


hangat untuk menghilangkan la-
pisan lemak dan kemudian bilas
dengan air bersih. Setelah ke-
ring, lanjutkan dengan proses
Gambar 6.1. Penggunaan air sterilisasi. Untuk proses sterili-
dalam jumlah terbatas sasi peralatan dapat digunakan
untuk mencuci ikan air dengan kandungan klorin ber-
dapat menjadi sumber kisar 100–150 ppm. Untuk men-
kontaminasi cegah terjadinya kontaminasi
ulang, peralatan yang sudah di-

64 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Prosedur Standar Operasi Sanitasi

cuci harus ditiriskan dan disimpan kerja meliputi sepatu boot, jas
di tempat yang bersih. kerja, sarung tangan, masker,
dan tutup rambut. Agar terjamin
kebersihannya, pakaian kerja
harus dicuci setiap hari oleh peru-
sahaan. Pakaian kerja yang te-
lah dicuci disimpan di tempat ber-
sih. Sepatu dicuci dan disikat
sampai bersih. Air yang diguna-
kan untuk mencuci sepatu adalah
air yang mengandung klorin ber-
kadar 150 ppm.

Gambar 6.2. Peralatan dan pakai- 6.3 Pencegahan kontaminasi


an kerja yang dikenakan silang
memberikan jaminan bah-
an pangan yang dihasilkan Kontaminasi silang adalah konta-
lebih bersih minasi yang terjadi karena ada-
Sumber : www.fish-processing.com nya kontak langsung atau tidak
langsung antara bahan pangan
yang sudah bersih dengan bahan
Peralatan yang digunakan untuk pangan yang masih kotor. Kon-
membersihkan peralatan pengo- taminasi silang dapat terjadi
lah dan mendesinfeksinya seba- dalam industri pangan. Beberapa
iknya tersedia dalam jumlah me- faktor yang mempengaruhi terja-
madai. Forklift dan peralatan dinya proses kontaminasi silang
yang digunakan untuk memin- adalah :
dahkan bahan pangan harus
dijaga kebersihannya setiap saat. 6.3.1 Konstruksi, disain dan
lay out pabrik pangan
Berbagai bahan yang digunakan
sebagai pelumas peralatan atau Konstruksi, disain bangunan, dan
mesin pengolah dan berbagai lay out pabrik pangan dapat men-
bahan kimia untuk membersihkan jadi penyebab kontaminasi silang
dan mendesinfeksi harus diberi bahan pangan. Bangunan industri
label yang jelas. Hal ini untuk pangan akan mempengaruhi pe-
mencegah terjadinya kesalahan nempatan sarana dan prasarana
dalam penggunaan. yang digunakan.

Pakaian kerja yang digunakan Fasilitas untuk penerimaan bahan


dalam industri pangan harus pangan harus selalu dalam ke-
dijamin kebersihannya. Pakaian adaan bersih, bebas dari kerikil

65 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Prosedur Standar Operasi Sanitasi

atau bahan lain yang dapat produk pangan, peralatan dan


digunakan oleh serangga dan bahan lainnya akan masuk atau
hama untuk tinggal. Fasilitas meninggalkan ruang pengolahan.
penerimaan sebaiknya ditutup
dengan aspal, semen atau bahan Bangunan dirancang sedemikian
lainnya dan dilengkapi dengan rupa sehingga mampu untuk me-
drainase yang memadai. ngeluarkan udara dari dalam ru-
angan. Bangunan juga harus
Untuk mencegah terjadinya kon- mampu mencegah masuknya se-
taminasi silang, penempatan sa- rangga dan tikus.
rana dan prasaranan di ruangan
penangan atau pengolahan harus Jendela kaca harus diperhatikan
dapat memisahkan alur antara jumlahnya. Jumlah jendela akan
bahan yang belum bersih dengan berpengaruh terhadap intensitas
alur bahan yang sudah bersih. masuknya cahaya matahari se-
Pemisahan tersebut harus cukup hingga akan mempengaruhi suhu
berjauhan untuk menghindari ruangan. Selain akan berpenga-
kemungkinkan terjadinya kontak ruh terhadap kerja AC, intensitas
(Gambar 6.3). cahaya matahari juga berpenga-
ruh terhadap kecepatan petum-
buhan mikroba pencemar.

6.3.2 Kebersihan karyawan


Karyawan yang terlibat dalam ke-
giatan penanganan dan pengo-
lahan bahan pangan akan berpe-
ngaruh terhadap terjadinya konta-
minasi silang. Pakaian seragam
yang tidak bersih dapat menjadi
sarana bagi mikroba penyebab
kontaminasi silang. Karyawan
yang kurang sehat juga merupa-
kan sumber kontaminasi sehing-
ga harus dilarang untuk bekerja.
Gambar 6.3. Alur proses ikan yang
berbeda antara pintu masuk
dan pintu keluar Sebelum melakukan penanganan
atau pengolahan bahan pangan,
Sumber : www.fish-processing.com kedua tangan harus dicuci terle-
bih dahulu dengan menggunakan
sabun. Lakukan desinfeksi terha-
Pintu masuk dan keluar harus se- dap tangan atau penutup tangan
lalu tertutup dan dapat dibuka pa- apabila akan menyentuh bahan
da saat karyawan, bahan baku, pangan. Gunakan baju pelindung

66 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Prosedur Standar Operasi Sanitasi

yang tahan air (Gambar 6.4). kontaminasi. Bahan pangan


yang jatuh ke lantai jangan di-
Bila proses produksi telah sele- ambil dan disatukan dengan
sai, cucilah tangan dengan sabun bahan pangan lainnya meskipun
khusus, cuci dan keringkan jatuhnya ’belum lima menit’.
pakaian pelindung yang tahan air,
dan apabila perlu lakukan desin- Selama bekerja, jangan ada satu-
feksi terhadap tangan atau penu- pun karyawan yang merokok,
tup tangan. Segera tinggalkan meludah, makan, mengunyah
ruang penangan atau pengolah- permen karet, atau menyimpan
an, buka pakaian pelindung dan makanan di ruang pengolahan.
simpan pada tempatnya untuk Konsentrasi selama bekerja akan
mencegah terjadinya kontamina- memperkecil resiko kecelakaan
si. kerja. Biasakan untuk membuang
sampah pada tempatnya.

6.3.4 Pisahkan antara bahan


baku dengan produk
pangan
Bahan baku kemungkinan masih
mengandung mikroba pencemar,
sedangkan produk pangan seha-
rusnya sudah tidak mengandung
mikroba. Tindakan yang dilaku-
kan untuk memisahkan antara
bahan baku dan produk pangan
dapat memperkecil peluang terja-
dinya kontaminasi silang.
Gambar 6.4. Kebersihan karyawan
di salah satu industri
Pemisahan antara bahan baku
perikanan
dengan produk pangan yang di-
Sumber : www.fish-processing.com hasilkan dapat dilakukan dengan
mengatur alur proses sedemikian
rupa sehingga tidak terjadi kontak
6.3.3 Aktivitas dan perilaku langsung diantara keduanya
karyawan maupun kontak tidak langsung
Aktivitas dan perilaku karyawan melalui pekerja. Oleh karenanya,
sebaiknya disesuaikan dengan karyawan yang berkerja di bagian
jenis pekerjaan yang sedang di- bahan baku sebaiknya tidak ber-
kerjakan karena dapat menye- ada di bagian produk akhir.
babkan kontaminasi silang. Ke-
biasaan menggaruk dan bersen-
da gurau dapat menjadi sumber

67 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Prosedur Standar Operasi Sanitasi

6.3.5 Kondisi sanitasi ruang 6.3.6 Penyimpanan dan


kerja dan peralatan yang perawatan bahan
digunakan pengemas

Ruang kerja dan peralatan yang Bahan pengemas harus disimpan


tidak terjaga sanitasinya, dapat dalam ruang penyimpanan yang
menjadi sumber terjadinya konta- bersih dan terjaga suhu maupun
minasi. Ruang kerja harus selalu kelembaban udaranya. Kelem-
dibersihkan agar tidak menjadi baban dan suhu udara akan
sumber penyebab kontaminasi berpengaruh terhadap pertum-
silang (Gambar 6.5.). Harus juga buhan mikroba. Jamur biasanya
diperhatikan sanitasi di sekitar tumbuh baik pada kemasan dari
ruang kerja yang dapat mempe- karton yang lembab. Demikian
ngaruhi sanitasi ruang kerja. pula dengan serangga kecil.

Peralatan kerja harus tersedia Bahan pengemas yang sudah ru-


dalam jumlah memadai, tergan- sak harus dikeluarkan dari ruang
tung volume pekerjaan. Penggu- penyimpanan karena akan berpe-
naan satu peralatan untuk satu ngaruh terhadap bahan penge-
jenis bahan atau produk pangan mas lainnya. Jamur yang sudah
harus dilaksanakan secara ketat. tumbuh pada bahan pengemas
Peminjaman peralatan dari bagi- akan berusaha tumbuh dan me-
an bahan baku untuk digunakan nyebarkan diri ke bahan kemasan
di bagian produk akhir tidak boleh yang ada di sekitarnya. Bahan
dilakukan agar tidak terjadi kon- pengemas yang rusak karena
taminasi silang. dimakan serangga atau tikus se-
baiknya dibuang. Demikian pula
dengan bahan kemasan yang su-
dah terkena air seni atau kotoran
tikus. Bila ditemui adanya po-
tongan tubuh, air seni, atau kotor-
an serangga maupun tikus, seba-
iknya ruang penyimpanan bahan
pengemas segera dibersihkan.

Selama penyimpanan, bahan pe-


ngemas harus dikemas secara
baik. Pengemasan ditujukan un-
Gambar 6.5. Pembersihan limbah tuk mencegah pencemaran dan
ikan menjaga kebersihan memudahkan penggunaan pro-
ruang kerja duk pangan. Kemasan harus
mampu mengatasi gangguan ter-
www.fish-processing.com
hadap produk pangan, baik yang

68 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Prosedur Standar Operasi Sanitasi

disebabkan oleh serangan jamur (Gambar 6.6). Kondisi ini dapat


serangga, atau tikus. menjadi penyebab terjadinya kon-
taminasi silang.

6.3.7 Cara penyimpanan dan


kondisi ruang
penyimpanan produk
Cara penyimpanan dan kondisi
ruang tempat penyimpanan dapat
mempengaruhi terjadinya proses
kontaminasi silang. Kondisi ini
sangat terasa pada industri skala
besar, dimana pengiriman produk
dilakukan dalam partai besar
sehingga kangkala produk perlu Gambar 6.6. Kerusakan yang
disimpan dahulu sebelum tiba ditimbulkan oleh serangga
waktu pengiriman. pada jagung pipil selama
penyimpanan
Produk yang disimpan pertama
kali harus dikeluarkan lebih awal
dibandingkan produk yang disim- Penyimpanan bahan pangan ha-
pan kemudian. Proses penyim- rus dilakukan dengan cara yang
panan yang kurang baik dapat benar dan menggunakan perala-
menyebabkan produk sudah ka- tan yang sesuai.
daluarsa sebelum keluar dari ru-
ang penyimpanan. Kondisi lingkungan penyimpanan
Cara penyimpanan produk harus juga perlu diperhatikan. Suhu
diatur sedemikian rupa untuk udara dan kelembaban, serta
mencegah terjadinya kontaminasi adanya cahaya matahari secara
silang. Tata letak penyimpanan langsung dapat mempengaruhi
produk harus memperhatikan dan penurunan mutu bahan atau
menjaga sirkulasi udara ruang produk pangan yang disimpan.
penyimpanan dan sirkulasi udara Penurunan mutu bahan pangan
diantara produk yang disimpan. biasanya diikuti dengan serangan
Sirkulasi udara yang kurang lan- mikroba pencemar. Kondisi de-
car sering menyebabkan pening- mikian pada akhirnya dapat
katan suhu maupun kelembaban menjadi sumber kontaminasi
udara pada titik-titik tertentu. silang.

Paningkatan suhu dan kelembab- Penyimpanan bahan mentah dan


an udara akan memicu pertum- produk pangan dilakukan dengan
buhan mikroba atau serangga menyimpannya pada tempat
tertentu pada bahan pangan yang telah disediakan. Selalu
hindari kontak dengan sumber

69 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Prosedur Standar Operasi Sanitasi

kontaminan, baik secara lang-


sung maupun tidak langsung.
Perhatikan lama penyimpanan,
karena bahan mentah memiliki
masa simpan terbatas.

Apabila menggunakan ruang


yang dilengkapi sarana pendingin
untuk menyimpan bahan pangan
atau produk olahannya harus di- Gambar 6.7. Penanganan limbah
perhatikan suhunya. Suhu ling-
kungan penyimpanan bahan www.fish-processing.com
hewani yang sudah dibekukan di
ruang dingin (cold storage) harus
dipertahankan suhunya pada -18 6.4 Toilet
o
C atau lebih rendah lagi. Suhu Toilet adalah tempat karyawan
ruang pendingin untuk menyim- buang air, dengan demikian
pan bahan pangan asal hewani harus selalu bersih. Toilet harus
suhunya diatur berkisar 4oC dilengkapi dengan sabun, tissue,
hingga -1oC. dan tempat sampah. Ventilasi
toilet harus diatur sedemikian
rupa agar tidak mencemari bahan
6.3.8 Penanganan limbah pangan. Pintu toilet harus tidak
Limbah bahan pangan dikumpul- menyerap air dan bersifat anti
kan dalam wadah khusus yang karat.
memiliki tutup (Gambar 6.7).
Limbah harus segera dibuang. Kebersihan toliet juga harus se-
Apabila akan dibuang, tidak boleh lalu terjaga. Toilet yang tidak
menarik perhatian serangga mau- terjaga kebersihannya akan men-
pun binatang lainnya. Tutuplah jadi sumber kontaminan yang da-
wadah limbah dengan benar agar pat mencemari bahan pangan,
tidak tumpah dan baunya tidak baik melalui perantaraan karya-
mencemari ruang kerja atau wan atau binatang.
menyebabkan kontaminasi.

Untuk mencegah terjadinya pen- Selain bersih, jumlah toilet harus


cemaran lingkungan, pembuang- sesuai dengan jumlah karyawan
an limbah bahan pangan harus yang bekerja. Sebagai patokan,
selalu dimonitor oleh seorang satu toilet maksimal diperuntukan
operator atau karyawan yang bagi 15 karyawan.
khusus ditugaskan menangani
limbah.

70 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Prosedur Standar Operasi Sanitasi

6.5 Tempat cuci tangan dan pah diperlukan untuk memperta-


kaki hankan kondisi higienis. Tempat
Tempat untuk karyawan mencuci sampah diletakan di dekat toilet,
tangan harus tersedia dalam jum- tempat untuk mencuci tangan,
lah memadai dan ditempatkan atau disekitar tempat unit peng-
pada tempat yang mudah dijang- olahan. Buanglah tisu dan kotor-
kau. Tempat cuci tangan biasa- an lainnya ke tempat sampah
nya terletak di sekitar toilet, pintu yang telah tersedia.
masuk, atau di maupun sekitar
tempat cuci kaki. Tempat untuk mencuci kaki (se-
patu) dibutuhkan untuk mence-
Pada unit pengolahan ikan segar, gah masuknya mikroba dan ba-
jumlah tempat cuci tangan relatif han pencemar lainnya melalui
banyak. Tempat cuci tangan kaki. Fasilitas cuci kaki biasanya
harus dilengkapi dengan sarana terletak berdekatan dengan tem-
pembersih tangan dan pengering. pat mencuci tangan atau kamar
Bahan yang digunakan sebagai mandi. Tempat mencuci kaki be-
pembersih tangan harus bahan rupa genangan air yang telah di-
yang tidak memiliki bau agar tambahkan klorin sebagai anti
tidak mencemari bahan pangan mikroba. Konsentrasi klorin ber-
yang dihasilkan. Tempat untuk kisar 100 – 200 ppm.
mencuci tangan yang terletak di
bagian awal dari alur proses 6.6 Bahan kimia pembersih
dilengkapi dengan sabun. dan sanitiser
Jenis bahan kimia pembersih dan
Tempat untuk mencuci tangan sanitiser yang digunakan dalam
berikutnya dapat berupa wadah industri pangan harus sesuai per-
berisi air yang telah ditambahkan syaratan yang ditetapkan. Bahan
senyawa klorin sebagai anti kimia harus mampu mengenda-
mikroba. Konsentrasi senyawa likan pertumbuhan bakteri (anti-
klorin yang digunakan sebagai mikroba). Senyawa antimikroba
senyawa anti mikroba adalah 50 adalah senyawa kimia yang da-
ppm pat menghambat pertumbuhan
atau membunuh mikroba.
Tempat untuk mencuci tangan
dilengkapi dengan peralatan Antimikroba dapat dikelompokkan
pengering (hand drying). Tempat menjadi antiseptik dan desinfek-
untuk mencuci tangan juga dapat tan. Antiseptik adalah pembunuh
dilengkapi dengan tisu untuk me- mikroba dengan daya rendah dan
ngeringkan tangan atau bagian biasa digunakan pada kulit,
tubuh lainnya. Sediakan pula misalnya alkohol dan deterjen.
tempat sampah yang memiliki Desinfektan adalah senyawa ki-
tutup. Keberadaan tempat sam- mia yang dapat membunuh mi-

71 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Prosedur Standar Operasi Sanitasi

kroba dan biasa digunakan untuk jelas memungkinkan terjadinya


membersihkan meja, lantai, dan kesalahan penggunaan.
peralatan. Contoh desinfektan
yang digunakan adalah senyawa Pemberian label untuk bahan
klorin, hipoklorit, dan tembaga beracun dapat dilakukan dengan
sulfat. dua cara, yaitu pelabelan pada
wadah asli dan wadah yang
Bahan kimia yang umum diguna- isinya akan segera digunakan.
kan sebagai pembersih atau sani- Label pada wadah asli harus
tiser dalam industri pangan biasa- memperlihatkan nama bahan
nya mengandung klorin sebagai atau larutan, nama dan alamat
bahan aktifnya. produsen, nomor register, dan
instruksi cara penggunaan secara
Bahan kimia yang dapat diguna- benar.
kan untuk menghambat pertum-
buhan mikroba disebut bahan Label pada wadah bahan kimia
pengawet (preservatif). Bahan yang siap digunakan harus ter-
pengawet banyak digunakan tera secara jelas memperlihatkan
pada makanan dan tidak beracun nama bahan atau larutan dan
(Tabel 6.1.). instruksi cara penggunaan secara
benar.

6.7 Pelabelan, penggunaan, 6.7.2 Penggunaan bahan


dan penyimpanan bahan beracun
beracun Penggunaan bahan kimia
beracun, pembersih, dan sanitasi
6.7.1. Pelabelan bahan dalam industri pangan harus
beracun disesuaikan dengan petunjuk dan
Untuk mencegah kesalahan da- persyaratan pabrik (Tabel 6.2.).
lam penggunaan, bahan kimia
untuk pembersih dan sanitasi ha- Prosedur penggunaan bahan
rus diberi label secara jelas. beracun harus dapat mencegah
Pemberian label yang kurang pencemaran pada bahan pangan.

72 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Prosedur Standar Operasi Sanitasi

Tabel 6.1. Bahan pengawet makanan yang umum digunakan


Konsentrasi
Bahan Pengawet Penggunaan
efektif
Asam propionate 0.32% Senyawa anti jamur pada roti dan keju
Asam sorbet 0.2% Senyawa anti jamur pada keju, jeli, sirup
Senyawa anti jamur pada margarine, cuka,
Asam benzoate 0.1%
minuman ringan
Na diasetat 0.32% Senyawa anti jamur pada roti
Senyawa anti jamur pada keju, susu,
Asam laktat Tidak diketahui
yogurt, dan acar
Senyawa anti jamur pada buah kering,
Sulfur dioksida, sulfite 200-300 ppm
anggur, dan molasses
Senyawa antibakteri pada daging dan ikan
Na nitrit 200 ppm
olahan
Mencegah bakteri pembusuk pada daging
Na klorida unknown
dan ikan
Mencegah mikroba pembusuk pada selai,
Gula Tidak diketahui
sirup, jeli
Mencegah mikroba pembusuk pada
Asap kayu Tidak diketahui
daging, ikan dan lainnya
Sumber : Kenneth Todar, 2001

Hanya karyawan yang diberi ke-


6.7.3 Penyimpanan bahan wewenangan dapat memasuki
beracun ruangan penyimpanan tersebut.
Bahan kimia pembersih harus
disimpan di tempat yang khusus Pisahkan bahan kimia yang digu-
dan terpisah dari bahan lainnya. nakan untuk pangan dan non
Demikian pula dengan bahan pangan. Jauhkan dari peralatan
kimia untuk sanitasi. dan benda lain yang kontak
dengan bahan pangan.
Bahan beracun harus disimpan di
ruang dengan akses terbatas.

73 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Prosedur Standar Operasi Sanitasi

Tabel 6.2. Senyawa antiseptik dan desinfektan

Senyawa kimia Mekanisme Pengrusakan Penggunaan


Denaturasi proteins dan Sebagai antiseptic pada
Etanol (50-70%)
kelarutan lemak kulit skin
Denaturasi proteins dan Sebagai antiseptic pada
Isopropanol (50-70%)
kelarutan lemak kulit skin
Reaksi dengan NH2, SH dan Disinfectant, kills
Formaldehid (8%)
gugus COOH endospores
Yodium Tincture (2% I2 in Antiseptic digunakan di
Menghambat aktivitas protein
70% alcohol) kulit
Membentuk asam
hipoklorousForms
Gas Klorin (Cl2) gas Disinfektan pada air minum
hypochlorous acid (HClO), a
strong oxidizing agent
Antiseptik umum yang
Ag nitrat (AgNO3) Penggumpalan protein digunakan untuk mata bayi
yang baru lahir
Disinfektan dan kadang-
Inactivates proteins by reacting
Hg khlorida kadang digunakan sebagai
with sulfide groups
antiseptic pada kulit
Detergents (e.g.
Desinfektan dan antiseptic
quaternary ammonium Disrupts cell membranes
pada kulit
compounds)
Senyawa fenol (e.g. asam
Antiseptik pada konsentrasi
karbolonat, lisol, Denature proteins and disrupt
rendah dan disinfektan
hexylresorsinol, cell membranes
pada konsentrasi tinggi
hexakhlorophen)
Sebagai disinfektan pada
bahan sterilisasi bahan
Gas Etilen oksida Alkylating agent
yang tidak tahan panas,
seperti karet dan plastik
Sumber : Kenneth Todar, 2001

6.8 Kesehatan karyawan Jenis penyakit yang dapat menja-


Kondisi kesehatan setiap karya- di pencemar dan mengkontami-
wan yang bekerja harus selalu nasi bahan dan produk pangan
dimonitor oleh pihak perusahaan. antara lain batuk, flu, diare dan
Karyawan yang menderita sakit penyakit kulit.
dan diduga dapat mencemari ba-
han atau produk pangan dilarang Pekerja yang mengalami luka
bekerja di unit penanganan atau pada telapak tangannya juga
pengolahan. harus dilarang bekerja di unit
penanganan dan pengolahan.

74 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Prosedur Standar Operasi Sanitasi

Rambut pekerja sebaiknya dipo- Pada biji-bijian, serangga me-


tong pendek agar tidak mence- nyimpan telurnya di dalam biji
mari produk pangan. Bila tidak dan menutup lubang tersebut de-
dipotong, sebaiknya mengguna- ngan lapisan khusus untuk melin-
kan topi pelindung. Rambut yang dungi telurnya dari kemungkinan
tidak tertutup dapat menjadi gangguan. Setelah telur mene-
sumber mikroba pencemar tas menjadi larva, maka larva
(Gambar 6.8). akan memakan biji tersebut dari
bagian dalam. Setelah dewasa,
6.9 Pengendalian hama serangga tersebut meninggalkan
Hama harus dicegah agar tidak biji yang telah berongga.
masuk ke unit penanganan atau
pengolahan. Hama dapat men- Pada produk ikan asin, serangga
cemari bahan pangan dengan meletakkan telur-telurnya selama
kotorannya maupun potongan tu- proses penjemuran. Bila keada-
buhnya. Hama juga dapat men- an telah memungkinkan, telur-
jadi hewan perantara bagi mikro- telur akan menetas. Larva yang
ba pencemar. lahir akan memperoleh makanan
dari sekelilingnya. Setelah dewa-
Rodentia pembawa Salmonella, sa dan bermetamorfosa, serang-
dan parasit. Lalat dan kecoa ga akan terbang dengan mening-
merupakan serangga pembawa galkan lubang-lubang pada per-
Staphylococcus, Shigella, mukaan ikan asin.
Clostridium perfringens, dan C.
Botulinum. Sedangkan burung Untuk mengatasi serangan hama,
pembawa Salmonella dan sebaiknya disiapkan program
Listeria. pemusnahan hama secara ber-
kala. Fumigasi merupakan salah
satu cara yang banyak digunakan
untuk mengatasi serangan hama
di gudang penyimpanan.

Gambar 6.8. Rambut yang


terbuka dan kebersihan
pakaian pekerja
berpengaruh terhadap
sanitasi

75 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

BAB VII
ANALISIS BAHAYA
DAN PENENTUAN TITIK KRITIS

masyarakat mengenai pentingnya


Kegiatan perdagangan bebas
keamanan pangan yang akan di-
sudah meluas ke berbagai
konsumsinya.
negara tanpa ada yang mampu
menahannya. Semua produk Berdasarkan tingkat keamanan-
dari suatu negara dapat mema- nya, bahan / produk pangan
suki pasar negara lain. Berbagai dapat digolongkan menjadi tiga
masalah sudah dialami oleh kelompok, yaitu : a) makanan
negara berkaitan dengan kegia- kesehatan yang beresiko tinggi
tan tersebut. Salah satu masalah antara lain susu dan produk
yang timbul oleh adanya kegiatan olahannya, daging dan produk
perdagangan bebas adalah me- olahannya, hasil perikanan dan
nyebarnya bahaya yang terkan- produk olahannya, sayur dan
dung didalam bahan atau produk produk olahannya, produk ma-
pangan. Kondisi ini telah me- kanan berasam rendah lainnya;
ningkatkan pentingnya keamanan b) bahan pangan kesehatan
pangan. beresiko sedang yaitu keju, es
krim, makanan beku, sari buah
Keamanan pangan masih meru-
beku, buah-buahan dan sayuran
pakan masalah penting dalam
beku, daging dan ikan beku; dan
bidang pangan di Indonesia
c) Bahan pangan kesehatan
sehingga perlu mendapat perhati-
beresiko rendah, yaitu serealia/
an khusus dalam program penga-
biji-bijian, makanan kering, kopi,
wasan pangan. Tingkat serang-
teh
an penyakit dan kematian yang
ditimbulkan melalui makanan di Pendekatan tradisionil yang sela-
Indonesia sampai saat ini masih ma ini dilakukan melalui penga-
tinggi, walaupun prinsip-prinsip wasan pangan yang mengandal-
yang mendasari pengendalian kan pada uji produk akhir dapat
untuk berbagai penyakit tersebut dianggap telah gagal untuk me-
pada umumnya telah diketahui. ngatasi masalah yang berkaitan
dengan keamanan pangan. Se-
Tuntutan masyarakat akan jamin-
bagai contoh, berdasarkan pen-
an keamanan pangan akan terus
dekatan tradisional, tempe
meningkat sejalan dengan ber-
bongkrek yang dihasilkan sudah
tambahnya tingkat kesadaran
cukup baik. Namun ketika

77 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

dikonsumsi sering menyebabkan Tujuan tersebut dapat dicapai


keracunan. Pendekatan secara melalui : a) mengevaluasi cara
tradisional yang selama ini memproduksi bahan pangan un-
digunakan tidak dapat mengim- tuk mengetahui potensi bahaya;
bangi pesatnya kemajuan dalam b) memperbaiki cara memproduk-
industri pangan, dan telah terbuk- si bahan pangan melalui evaluasi
ti tidak dapat menjaminkan ke- cara penanganan, pengolahan
amanan pangan dari berbagai dan penerapan sanitasi; c)
produk pangan yang sudah ber- meningkatkan pemeriksaan in-
edar di pasaran. dustri pangan yang dilakukan
secara mandiri oleh operator atau
Mutu produk pangan tidak dapat
karyawan.
dijamin hanya berdasarkan hasil
uji akhir di laboratorium. Namun 7.1. Sejarah HACCP
harus diawasi sejak dari penga- Sejarah HACCP dimulai sejak
daan bahan baku, pena-nganan dikembangkan sistim yang dapat
dan pengolahan, hingga sampai menjamin keamanan bagi para
ke tangan konsumen akhir. astronot NASA. Dapat diba-
Produk pangan yang aman untuk yangkan bila astronot yang se-
dikonsumsi dapat diperoleh dari dang mengorbit planet Mars
bahan baku yang baik, dita-ngani, menderita keracunan produk pa-
diolah, dan didistrusikan secara ngan yang dikonsumsinya. Me-
baik dan benar. tode HACCP ini pertama kali
dikembangkan oleh Pillsbury Cor-
Penerapan hazard analysis and
poration akhir tahun enam
critical control point (HACCP)
puluhan, yang bekerjasama
atau dikenal dengan analisis
dengan NASA dan laboratorium-
bahaya dan penentuan titik kritis
laboratorium angkatan darat
merupakan upaya yang dilakukan
Amerika.
untuk melindungi masyarakat dari
kemungkinan penyebaran baha-
Sejak saat itu, metode HACCP
ya yang terkandung dalam bahan
menjadi standar keamanan pa-
pangan. HACCP telah dilaksana-
ngan dan sangat direkomenda-
kan oleh berbagai organisasi,
sikan oleh kerjasama gabungan
yaitu Codex Alimentarius (salah
FAO/WHO, Komisi Codex
satu Komisi PBB); European
Alimentarius dan ICMSF (Inter-
Union; Canada; Australia; Selan-
national Commission for Microbial
dia Baru; dan Jepang
Specifications for Foods). Lem-
Penerapan HACCP bertujuan baga-lembaga tersebut meng-
untuk meningkatkan kesadaran anggap bahwa metode HACCP
masyarakat betapa pentingnya adalah metode yang sesuai untuk
mencegah penyakit melalui ma- dikembangkan demi meningkat-
kanan dengan cara mencegah nya jaminan keamanan pangan.
terjadinya keracunan makanan.

78 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

Ketertarikan industri pangan akan lah menyetujui penggunaan stan-


metode ini baru berkembang dar internasional sebagai landas-
secara bertahap sejak tahun an pengembangan peraturan di
delapan puluhan. Sejak metode negara mereka masing-masing.
HACCP dimasukkan sebagai Kekecualian dimungkinkan bila
salah satu persyaratan dalam mereka menganggap bahwa
peraturan untuk importir bahan standar-standar yang ada diang-
pangan oleh Amerika Serikat dan gap sudah cukup untuk melin-
Uni Eropa, ketertarikan industri dungi kesehatan. Saat ini, pene-
pangan terhadap HACCP ini rapan metode HACCP dalam
menjadi semakin kuat. Hal ini bentuk yang disarankan oleh
terlihat nyata selama sepuluh Codex menjadi kebutuhan pokok
tahun terakhir. bagi seluruh perusahaan pangan,
terutama yang bergerak dalam
Sejak perundingan perdagangan skala perdagangan internasional.
putaran Uruguay tahun 1994
yang menandakan era pasar Tahun 1993, Codex Alimentarius
bebas, setiap negara harus mem- mengusulkan untuk melakukan
buka diri terhadap masuknya penyelarasan definisi dan ele-
bahan pangan dari negara lain men-elemen dasar HACCP pada
termasuk dengan resiko keaman- skala internasional. Penyelara-
an pangannya. Untuk mencegah san ini diwujudkan dalam bentuk
resiko yang berkaitan dengan panduan penerapan. Referensi
keamanan pangan, seperti kera- tentang HACCP yang ada saat ini
cunan atau penyakit, penggu- berisi penjelasan mengenai hal-
naan sistem manajemen kea- hal khusus dari serial standar
manan pangan yang umum Codex Alimentarius yang berjudul
seperti HACCP menjadi semakin Food Hygiene Basic Texts.
penting. Referensi ini merupakan Annex
(pengganti) Prinsip-prinsip Umum
Negara-negara anggota WTO Higiene Makanan -Cara Pene-
telah menyetujui SPS (Sanitary rapan yang Disarankan secara
and Phytosanitary Mystem) atau Internasional atau the Recom-
pedoman cara-cara peme- mended International Code of
liharaan kebersihan. Untuk kea- Practice- General Principles of
manan pangan, SPS mengacu Food Hygiene. Standar yang
pada standar dan penuntun yang dimuat dalam Food Hygiene
dikembangkan oleh kerjasama Basic Texts ini mengacu pada
gabungan FAO/WHO dengan Petunjuk Higiene bahan pangan
Codex Alimentarius Commission. Eropa. Petunjuk tersebut meng-
haruskan agar negara-negara
Hasil ini menunjukkan pemerintah anggota mendorong dan berpe-
negara-negara anggota WTO te- ran serta dalam pengembangan

79 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

penuntun-penuntun praktek higie- diwajibkan jika perlu dan 4)


nis yang baik dan dapat diguna- memastikan bahwa setiap
kan sebagai acuan oleh perusa- rencana penerapan HACCP yang
haan pangan. dibuat cukup memadai untuk
menjamin keamanan pangan.
7.2. Perkembangan Status
HACCP di Dunia Pemerintah Kanada, telah
menerapkan dua program
Keharusan penerapan metode pengawasan yang saling
HACCP dalam peraturan- melengkapi yaitu : 1) The Quality
peraturan tentang pangan di Management Programme (QMP),
seluruh dunia telah menjadi yaitu program pengelolaan
semakin penting. Food and Drug kualitas dan 2) the Food Safety
Assosiation (FDA) dan Enhancement Program (FSEP),
Departemen Pertanian Amerika yaitu program peningkatan
Serikat telah mengeluarkan keamanan pangan. Program
peraturan yang mensyaratkan QMP adalah program yang wajib
agar produk pangan seperti dilaksanakan oleh perusahaan
daging, unggas atau perikanan pengolahan ikan, sedangkan
yang akan dijual di Amerika program FSEP bersifat sukarela
Serikat harus diolah dengan untuk industri daging, unggas,
sistem yang menerapkan metode susu, industri pengolahan buah
HACCP. Demikian pula terhadap dan sayur, industri kulit telur dan
perusahaan penghasil sari buah pengolahan telur. Baik QMP
dan sayuran. Pada tahun 1992, maupun FSEP, keduanya sesuai
The National Advisory Committee dengan penuntun HACCP
on Microbiological Criteria for internasional yang disetujui oleh
Foods (NACMCF) telah Codex.
memasukkan prinsip-prinsip
umum dan penuntun HACCP Di Australia, telah dikembangkan
sebagai bagian dari saran-saran peraturan tentang standar higie-
yang mereka keluarkan. nis pangan yang berlaku di selu-
NACMCF juga telah menegaskan ruh negara bagian. Pada standar
bahwa pemerintah harus baru ini terdapat komponen uta-
berperan untuk : 1) ma yaitu persyaratan bagi selu-
mengeluarkan peraturan yang ruh industri makanan agar dapat
mewajibkan penerapan syarat- mengidentifikasi satu atau lebih
syarat HACCP; 2) memastikan potensi bahaya dalam pengola-
bahwa rencana penerapan han makanan dan dapat me-
HACCP dapat dilaksanakan ngembangkan serta menerapkan
sesuai dengan prinsip-prinsip program-program keamanan pa-
umum dan penuntun HACCP; 3) ngan yang berlandaskan pada
menetapkan batas kritis yang HACCP.

80 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

Selandia Baru, yang semula Dengan demikian jelas bahwa


menerapkan sistim HACCP se- HACCP bukan merupakan sistem
cara sukarela, telah memutuskan yang hanya mengandalkan pada
untuk menyusun suatu sistem pengujian produk akhir.
yang mewajibkan penerapan
Sistem HACCP adalah yang
HACCP untuk daging dan pro-
mengakomodasi perubahan-
duk-produk laut. Di negara-
perubahan agar dapat dihasilkan
negara lain, terdapat kecende-
produk pangan yang aman untuk
rungan global dalam hal peratur-
dikonsumsi. Perubahan tersebut
an yang mewajibkan penerapan
dapat meliputi rancangan alat,
HACCP setidaknya untuk komo-
cara pengolahan, atau penerapan
ditas pangan tertentu (misalnya
teknologi baru.
daging dan produk-produk laut
dan mengeluarkan sebuah meka- HACCP juga dapat diartikan
nisme penilaian nasional yang sebagai Konsep yang bisa
berfungsi untuk memastikan diterapkan pada seluruh rantai
bahwa sistem HACCP yang makanan (food chain) dari pro-
dikembangkan pada masing- duksi primer hingga konsumen
masing industri pangan sesuai akhir, dimana penerapannya di-
dengan standar internasional pandu oleh bukti-bukti ilmiah ten-
(Codex). tang resiko terhadap kesehatan
manusia.
HACCP adalah suatu sistem
7.3. Pengertian HACCP
pengendalian proses produksi
HACCP merupakan sistem yang didesain untuk mengiden-
jaminan mutu yang diakui secara tifikasi berbagai bahaya yang
internasional berdasarkan kesa- mungkin terjadi selama penang-
daran bahwa bahaya akan timbul anan atau pengolahan, menilai
pada berbagai titik atau tahap resiko yang terkait dan menen-
produksi pangan. Codex men- tukan kegiatan dimana prosedur
jabarkan sistim HACCP sebagai : pencegahan, pengendalian atau
penghilangan akan berhasil guna
Sistem yang memiliki landasan
sampai dengan tingkat yang
ilmiah dan secara sistematis
memenuhi persyaratan kesehat-
mengidentifikasi potensi bahaya
an dalam produksi makanan dan
tertentu serta cara-cara pengen-
minuman.
daliannya untuk menjamin kea-
manan pangan. HACCP merupakan sistem pilih-
an diantara sistem pengelolaan
Alat yang dapat digunakan untuk
keamanan pangan. Penerapan
memperkirakan potensi bahaya
sistem HACCP harus sesuai de-
dan menentukan sistem pengen-
ngan sistem management kuali-
dalian yang berfokus pada pen-
tas, misalnya seri ISO 9000.
cegahan terjadinya bahaya.
Keberhasilan penerapan HACCP

81 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

memerlukan a) komitmen dan Polutan (logam berat); b) Produk-


keterlibatan manajemen serta produk beracun (pestisida, asam,
kerja keras; b) pendekatan mineral oils, produk-produk yang
multidisipliner, termasuk keahlian bocor dari mesin); c) Residu
yang sesuai di bidang agronomi, obat-obatan hewan dan pestisida.
kesehatan veteriner, produksi, Sedangkan yang dimaksud
mikrobiologi, obat-obatan, kese- dengan potensi bahaya fisik
hatan masyarakat, teknologi pa- adalah : a) Serpihan gelas atau
ngan, kesehatan lingkungan, ki- logam dari mesin atau wadah; b)
mia dan rekayasa. Benda-benda asing seperti pasir,
kerikil atau potongan kayu; c)
HACCP adalah suatu pendekatan rambut, tulang, atau bagian tubuh
sistematik untuk melakukan iden- dari serangga dan hewan lainnya.
tifikasi, pengendalian, dan penu-
Tidak semua potensi bahaya
runan bahaya pada bahan atau
yang ada akan menjadi titik kritis.
produk pangan yang dapat mem-
Dengan menggunakan pohon
bahayakan konsumen. Adapun
keputusan (decition tree) dapat
yang dimaksud bahaya adalah
ditentukan titik kritis pada alur
komponen atau faktor fisik,
proses. Beberapa konsep kunci
kimiawi, dan biolgis yang apabila
yang harus dapat dikemukakan
tidak dikendalikan akan berpo-
dalam pelaksanaan HACCP
tensi menjebabkan sakit atau
antara lain : a) potensi bahaya
luka pada manusia.
terhadap keamanan pangan
(food safety hazard); b) analisis
Adapun yang dimaksud dengan
potensi bahaya (hazard analysis)
analisis potensi bahaya adalah
c) pengendalian yang sangat
“Proses mengumpulkan dan
diperlukan untuk mencegah resi-
mengkaji informasi tentang po-
ko potensi bahaya terhadap kea-
tensi bahaya dan kondisi-kondisi
manan pangan atau mengura-
yang dapat menyebabkannya.
nginya hingga batas yang dapat
Langkah selanjutnya adalah me-
diterima dan d) bagian-bagian
mutuskan cara pencegahan ma-
dari rantai makanan.
na yang paling berpengaruh ter-
hadap keamanan pangan. Arti dari konsep HACCP beserta
dampaknya harus dibahas dalam
Adapun yang dimaksud dengan tim kerja dan dipahami sepenuh-
potensi bahaya biologis adalah a) nya oleh setiap anggota tim kerja
Bakteri patogen (kontaminasi, HACCP sebelum merencanakan
pertumbuhan, ketahanan) beser- dan membuat sistem HACCP
ta toksin-toksin yang dihasilkan- dalam usaha dibidang pangan.
nya; b) virus ; c) jamur dan Konsep tersebut juga harus dija-
mikotoksin; d) protozoa. Adapun dikan pegangan utama pada
potensi bahaya kimia adalah : a) seluruh tahapan pengembangan

82 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

sistem, penerapan dan verifikasi- seriusnya apabila astronot


nya. Pemahaman para anggota mendapatkan makanan busuk di
tim HACCP terhadap konsep- ruang angkasa. Jadi Pillsbury
konsep tersebut HACCP akan mengembangkan sistim untuk
membantu penerimaan sistim menduga dan mencegah masa-
HACCP dengan akurasi lebih lah yang dapat mempengaruhi
baik dalam sistem HACCP da- keamanan pangan selama pe-
lam usaha pengolahan pangan. ngolahan dan penanganan.
Sistim HACCP mampu meng-
7.4. Tujuan HACCP identifikasi masalah-masalah po-
tensial dalam keamanan pangan
Penerapan HACCP adalah untuk
dan membuat metode untuk
menunjukkan letak potensi
mengendalikan setiap bahaya
bahaya yang berasal dari bahan yang mungkin. Dengan demikian
pangan dengan tujuan melin- pengujian keamanan makanan
dungi kesehatan konsumen.
tidak perlu dilakukan, karena
Letak potensi bahaya berhubu-
sistem HACCP telah mencegah
ngan dengan jenis bahan pangan
masalah keamanan pangan.
yang diolah. Untuk mencapai
Catatan mengenai hasil pelak-
tujuan tersebut, HACCP harus sanaan HACCP dibuat untuk
menjadi dasar analisis potensi
memastikan pekerjaan pengon-
bahaya dan ditujukan untuk
trolan.
pencegahan, penghilangan atau
pengurangan potensi bahaya HACCP tidak mengatasi timbul-
keamanan pangan hingga ke nya masalah tetapi mencegah-
tingkat yang dapat diterima nya. Upaya pencegahan dapat
konsumen. dilihat dari pemisahan antara
bahan baku dengan produk akhir
selama penyimpanan, penggu-
7.5. Pelaksanaan HACCP naan sumber air yang berserti-
fikat, kalibrasi timbangan dan
Penerapan HACCP dapat dilak-
penggunaan truk yang memiliki
sanakan apabila telah melaksa-
fasilitas pendingin.
nakan kelayakan dasar yang
meliputi : (a) cara berproduksi Dengan penerapan HACCP
yang baik dan (b) penerapan memungkinkan memprediksi po-
sanitasi. tensi bahaya dan mencegahnya
sebelum terjadi. Potensi bahaya
HACCP pertama kali diterapkan
tidak boleh ditentukan berda-
pada makanan oleh Pillsbury
sarkan hanya dari hasil peme-
Company sebagai bagian dalam
riksaan rutin pada bagian tertentu
upaya menghasilkan makanan
dan mengontrol potensi bahaya.
bagi program ruang angkasa.
Dapat dibayangkan bagaimana

83 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

Prinsip utama dari pelaksanaan 7.5.1. Tahap Persiapan dan


HACCP adalah menganalisis ba- Pelaksanaan HACCP
haya dan menentukan titik kritis
Tahapan yang dilakukan dalam
dari bahaya tersebut, sehingga
persiapan penerapan HACCP
dapat diambil tindakan pencega-
adalah :
hannya. Ada dua belas tahapan
pelaksanaan HACCP yang dapat 7.5.1.1 Menyusun tim HACCP
dibagi dua tahap, yaitu lima Tim ini harus dipilih oleh pihak
tahapan pertama merupakan manajemen (komitmen pihak
tahap persiapan dan 7 tahap manajemen adalah syarat paling
berikutnya adalah tahap analisis. awal yang harus ada untuk
Adapun tahapan pelaksanaan mensukseskan penerapan pro-
HACCP tersebut adalah : Tahap- gram HACCP). Tahap ini meli-
an 1 : Menyusun tim HACCP; puti kegiatan perencanaan peng-
Tahapan 2 : Mendes-kripsikan organisasian, dan pengidentifi-
produk; Tahapan 3 : Mengidenti- kasian sumber-sumber daya.
fikasi tujuan penggunaan produk; Untuk memformalkan tim, dise-
Tahapan 4 : Menyusun alur diakan dokumen pembentukan
proses; Tahapan 5 : Mengkonfir- tim (Gambar 7.1)
masi alur proses di lapang;
Tahapan 6 : Menyusun daftar Dalam pembentukan tim HACCP
yang memuat semua potensi harus dijamin bahwa personil
bahaya yang berhubungan pada dengan pengetahuan dan
masing-masing tahapan, melaku- keahlian spesifik produk tertentu
kan analisis potensi bahaya dan cukup tersedia. Tim HACCP
mencari cara untuk mengendali- terdiri dari personil yang bertang-
kan potensi bahaya yang telah gungjawab dan terlibat langsung
diidentifikasi; Tahapan 7 : Me- dalam unit proses.
nentukan titik-titik pengendalian Dengan berlandaskan pengeta-
kritis (CCP); Tahapan 8 : huan yang memadai tentang
Menentukan batas-batas kritis HACCP, tim ini merancang pro-
untuk masing-masing CCP; gram yang akan dilaksanakan.
Tahapan 9 : Menentukan suatu Apabila dalam pembuatan pro-
sistem pengawasan untuk ma- gram ini timbul masalah yang
sing-masing CCP; Tahapan 10 : tidak dapat diselesaikan, tim ini
Menentukan upaya-upaya perba- dapat meminta saran dari tenaga
ikan; Tahapan 11 : Menyusun ahli di luar tim.
prosedur verifikasi; Tahapan 12 :
Menyusun dokumentasi dan pe- Dalam pembentukan tim HACCP
nyimpanan catatan. ini harus diidentifikasi juga ling-
kupnya. Lingkup tersebut harus
menggambarkan segmen mana
saja dari alur proses yang terlibat
dan penjenjangan secara umum

84 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

dari bahaya-bahaya apa yang 3) Mendefinisikan bagian rantai


dimaksudkan. Apakah meliputi makanan yang akan dipelajari
semua jenjang bahaya atau
hanya jenjang tertentu saja.
Tujuan akhir perusahaan adalah
Ada dua pekerjaan yang harus
memiliki sistem HACCP yang
dilakukan dalam menyusun tim
berhubungan dengan a) semua
HACCP, yaitu (1). Mendefinisikan
keseluruhan produk; b) semua
dan mendokumentasi kebijakan
tahapan proses produksi; c) se-
keamanan pangan. Tahap ini
mua potensi bahaya yang
sangat disarankan sehingga pi-
mungkin terjadi. Dalam praktek-
hak manajemen perusahaan da-
nya, perusahaan harus mampu
pat menunjukkan komitmennya
menentukan prioritas dalam fung-
terhadap keamanan pangan dan
si resiko dan sumberdaya yang
pengembangan sistem HACCP.
tersedia. Dengan kata lain pe-
Kebijakan yang dikatakan secara
rusahaan harus menentukan prio-
oral harus didefinisikan terlebih
ritas yang hendak dicapainya
dahulu dan didokumentasikan.
dengan mempertimbangkan sum-
Demikian pula dengan tujuan dan
berdaya yang dimiliki dan resiko
komitmen manajemen perusaha-
yang mungkin dialami. Dalam
an terhadap keamanan produk.
mendefinisikan tujuan sebaiknya
Kebijakan tersebut harus difokus-
perusahaan tidak terlalu ambisi-
kan pada keamanan dan higienis
us.
bahan pangan dan harus disesu-
aikan dengan harapan dan kebu- Pada dasarnya, metode HACCP
tuhan konsumen. (2). Mende- bertujuan untuk mengendalikan
finisikan lingkup rencana HACCP. semua potensi bahaya yang
Lingkup kerja yang direncanakan mungkin terjadi selama proses
oleh tim HACCP harus terdefinisi produksi. Namun demikian, kare-
secara baik sebelum memulai na alasan-alasan praktis, studi
studi HACCP. Setiap anggota HACCP yang dilakukan dapat
tim diberi kesempatan untuk dibatasi terhadap sebuah kelom-
mempelajari dan memberikan pok potensi bahaya (fisik, kimia,
masukannya terhadap lingkup atau biokimia), bahkan dibatasi
kerja tersebut. lebih spesifik lagi hingga satu
potensi bahaya (misalnya Liste-
ria) saja. Oleh karena itu, disa-
Dalam pembuatan lingkup kerja, rankan untuk membuat daftar
tim HACCP sebaiknya : mengenai potensi bahaya yang
mungkin terjadi. Selanjutnya de-
1) Membatasi studi pada produk
ngan mempertimbangkan resiko
atau proses tertentu;
yang akan dihadapi dan sumber-
2) Mendefinisikan jenis potensi daya yang dimiliki, tim HACCP
bahaya yang akan diamati; dapat memilih potensi bahaya

85 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

mana yang akan menjadi perha- dalam jangka waktu kurang dari
tian utamanya. 2-3 minggu sekali.
Kesuksesan studi HACCP ini ter- Perencanaan dan tujuan dari
gantung pada: (a) pengetahuan akhir program harus didefinisikan
dan kompetensi anggota-anggota sejak awal studi dan sistem
tim terhadap produk, proses dan pelaporan hasil kerja dari tim
potensi bahaya yang perlu diper- HACCP harus disusun. Segera
hatikan; (b) pelatihan yang sudah setelah tahap pendahuluan ini
mereka jalani tentang prinsip- dilakukan, tim harus memiliki
prinsip metode ini; dan (c) kom- informasi dasar tentang potensi
petensi pelatih. bahaya yang telah dipertimbang-
kan dan diproses.
Tergantung pada kasusnya, tim
ini bisa terdiri dari 4-10 orang Tanggung jawab dan wewe-
yang menguasai proses produksi nang dari setiap anggota tim
dan potensi bahaya yang hendak harus didefinisikan dan didoku-
diperhatikan. Sebagai acuan, tim mentasikan dengan memperha-
HACCP ini terdiri dari pemimpin tikan jaminan keamanan pangan.
produksi, quality control, bagian
teknis dan perawatan.
7.5.1.2 Mendeskripsikan
Pada beberapa tahapan studi, tim
ini dapat dilengkapi dengan produk
kompetensi-kompetensi yang lain Untuk mendapatkan hasil kerja
seperti marketing, penelitian dan HACCP yang maksimal, ada
pengembangan (R&D). Pembeli- program-program yang harus
an, pemesanan/ launching, iklan, dilaksanakan. Aturan dasar yang
undang-undang dst. Sesuai de- harus diamati adalah ketika akan
ngan kebutuhan, seorang ahli menerapkan HACCP dalam
teknis (internal maupun ekster- suatu industri pangan, langkah
nal) atau spesialis pada masalah pertama yang harus dilakukan
yang sedang dipelajari bisa dili- adalah meninjau program yang
batkan sebagai anggota tim. sudah dilaksanakan. Peninjauan
Sumberdaya harus didefinisikan ini dimaksudkan untuk melakukan
setepat mungkin. Sumberdaya pemeriksaan apakah seluruh
dapat berupa (waktu untuk rapat, persyaratan yang diperlukan
biaya pengujian, biaya sumber dalam penerapan HACCP telah
informasi, biaya konsultan ahli dipenuhi. Akan lebih baik apabila
dari luar). dilengkapi dengan tindakan
Frekuensi rapat tergantung pada pengendalian dan dokumentasi.
rangkaian tujuan dan ketersedia- Dokumentasi dapat berupa
an. Sebaiknya rapat dilakukan deskripsi program, orang-orang
yang berwenang dan catatan

86 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

pengawasan yang telah dalam mengembangkan suatu


dilakukan sebelumnya. Program pendekatan HACCP.
tersebut dapat menjadi dasar

Studi HACCP Judul1 Formulir 1

LINGKUP STUDI :
Produk / proses : ......................................................................................
Potensi Bahaya yang Dituju : ............................................................
..................................................................................................................
Bagian dari rantai makanan yang dituju : ................................................
..................................................................................................................
TUJUAN : ................................................................................................
..................................................................................................................

KOMPOSISI TIM

Nama Posisi
1. ................................................. .......................................................
2. ................................................. .......................................................
3. ................................................. .......................................................
4. ................................................. .......................................................
5. ................................................. .......................................................

TANGGAL DIMULAINYA STUDI HACCP ../ ../ 2008


TANGGAL TARGET ../ ../ 2008
KOMENTAR :
Tugas yang diberikan pada anggota tim, deadline penyerahan dokumen
pertama, tanggal pertemuan berikutnya 6 bulan berikutnya, dan seterusnya.
DISTRIBUSI :
Tandatangan Manajemen
1)
Judul harus berisi petunjuk yang jelas tentang nama produk yang menjadi fokus studi

European Committee for Standardisation. 2004.

Gambar 7.1. Dokumen untuk memformalkan penentuan tim HACCP

87 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

b. Pelaksanaan program penda-


Program yang harus dijalankan
huluan akan mempermudah
terlebih dahulu adalah tahapan
tim dalam menyusun rencana
umum dan atau prosedur yang
pelaksanaan HACCP dan
mengendalikan kondisi operasi
menjamin bahwa integritas
dalam suatu perusahaan yang
rencana HACCP dapat dipe-
memungkinkan untuk mengelola
lihara.
kondisi lingkungan agar mendu-
c. Semakin banyak titik-titik pe-
kung untuk memproduksi makan-
ngendalian kritis yang ada
an yang aman. Tahapan tersebut
akan semakin sulit pengelo-
misalnya :
laan sistem HACCP.
a. Perancangan tempat dan per-
d. Dalam kondisi lingkungan
alatan
yang tidak stabil, CCP tidak
b. Penyimpanan dan transporta-
dapat dikendalikan secara
si bahan atau produk pangan
efektif.
c. Pencatatan seluruh kegiatan
pada alur proses
d. Catatan kesehatan dan kese-
Identifikasi yang dilakukan oleh
lamatan karyawan
tim HACCP terhadap produk
bertujuan untuk mengetahui lebih
rinci mengenai komposisi, kom-
Panduan Codex mensyaratkan
ponen, spesifikasi, kemasan,
bahwa sebelum dilakukan pene-
kondisi penyimpanan, ketahanan
rapan HACCP ke sektor apapun
simpan, distribusi produk dan lain
juga dalam rantai makanan,
sebagainya.
sektor tersebut harus beroperasi
sesuai dengan : a) Prinsip-prinsip Uraian lengkap dari produk harus
Umum Codex untuk Higiene Pa- dibuat, termasuk informasi me-
ngan; b) Pedoman Praktis Codex; ngenai : a) komposisi; b) struktur
dan 3) Peraturan Keamanan fisik / kimia, termasuk Aw, pH dan
Pangan. lainnya; c) perlakuan yang dibe-
rikan, misalnya pemanasan, pem-
Keuntungan yang akan diperoleh
bekuan, penggaraman, penga-
bila sebelum penerapan HACCP,
sapan dan lainnya; d) pengemas-
perusahaan sudah beroperasi
an; e) kondisi penyimpanan; dan
sesuai prinsip Codex antara lain :
f) daya tahan; serta g) metode
a. Jika dalam program yang
pendistribusiannya.
disyaratkan tersebut ada hal
yang tidak dilakukan dengan Menurut Codex Alimentarius,
cukup, maka titik pengenda- uraian lengkap dari produk ini
lian kritis tambahan harus di- berhubungan dengan prioritas
identifikasi, diawasi dan dipe- produk akhir. Uraian produk akan
lihara dalam rencana HACCP menjelaskan:
yang bersangkutan.

88 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

a. Karakteristik umum, antara Tahapan ini sangat penting. Tuju-


lain komposisi, volume, struk- annya adalah untuk mengumpul-
tur, dstnya kan informasi yang dapat dian-
dalkan tentang suatu produk,
b. Struktur fisikokimia antara lain
komposisi, perilaku, umur sim-
pH, aktivitas air, jumlah dan
pan, tujuan akhir, dan sebagai-
jenis kurator, atmosfir termo-
nya. Keraguan akan informasi
difikasi
pH, Aw dan sebagainya harus
c. Bahan pengemas yang digu- dihilangkan pada tahapan studi
nakan dan cara pengemasan ini. Bila perlu lakukan percobaan
d. Kondisi penyimpanan, infor- dan pengujian. Data yang dikum-
masi tentang pelabelan dan pulkan akan digunakan pada
instruksi untuk mempertahan- pelaksanaan studi HACCP, ter-
kan masa simpan produk pa- utama untuk melengkapi Tahap 6
ngan, misalnya suhu, batas (analisis potensi bahaya) dan
umur simpan dan cara peng- tahap 8 (batas kritis).
gunaannya.
e. Kondisi distribusi produk pa- 7.5.1.3 Mengidentifikasi tujuan
ngan penggunaan produk
f. Kondisi penggunaan produk Identifikasi tujuan penggunaan
pangan oleh konsumen produk perlu diketahui tim
HACCP sehingga dapat ditentu-
kan tingkat resiko dari masing-
Pada prakteknya, informasi ini masing produk.
juga perlu dikumpulkan untuk
bahan mentah dan bahan baku Rencana penggunaan produk
(Gambar 7.2), produk antara dan harus didasarkan pada kegunaan
produk yang harus diproses yang diharapkan oleh pengguna
ulang jika bahan-bahan tersebut atau konsumen apabila menggu-
memiliki karakteristik tertentu nakan produk tersebut. Perlu
(Gambar 7.3). ditentukan secara tegas target
grup, yaitu pemakai akhir dari
Informasi mengenai karaktersitik produk tersebut. Beberapa con-
yang dapat berpengaruh terha- toh target grup antara lain bayi,
dap potensi bahaya yang sudah orang dewasa, lanjut usia. Anak-
ditentukan akan dikumpulkan. anak, remaja, ibu hamil juga
Informasi tersebut berupa suhu merupakan contoh target grup.
pengawetan atau aktivitas air Pada kasus-kasus tertentu peng-
yang berhubungan dengan bak- gunaan produk oleh populasi
teri yang sensitif harus dipertim-
bangkan.

89 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

STUDI HACCP Judul Formulir 2.1

DESKRIPSI BAHAN MENTAH / BAHAN BAKU

NAMA (Bhn mentah/bhn baku) ................................................................


DESKRIPSI / SUPPLIER ................................................................
KONDISI TRANSPORTASI ...............................................................
PENGEMASAN ...............................................................
PERLAKUAN ...............................................................
% digunakan dalam proses ...............................................................

KARAKTERISTIK NILAI BUKTI DOKUMEN, CATATAN

KARAKTERISTIK UMUM
1. pH
…………. ……………………………………
2. Aw
…………. ……………………………………
3. Penerimaan To(oC)
…………. ……………………………………
4. Penyimpanan To(oC)
…………. ……………………………………
5. Tanggal Kadaluarsa
…………. ……………………………………

KARAKTERISTIK KEAMANAN PANGAN SPESIFIK UNTUK PENGOLAH


1. Konsentrasi dalam
…………. ……………………………………
produk akhir
…………. ……………………………………
2. Kriteria mikrobiologis
…………. ……………………………………
3. .
…………. ……………………………………
4. Kontaminan
…………. ……………………………………
5. .

Dibuat oleh : Tanggal Tanda Tangan

Diperiksa oleh : Tanggal Tanda Tangan

European Committee for Standardisation. 2004.

Gambar 7.2. Formulir untuk bahan mentah dan bahan baku

90 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

STUDI HACCP Judul Formulir 2.2

DESKRIPSI PRODUK ANTARA / PRODUK AKHIR

NAMA ................................................................
KOMPOSISI/FORMULA ................................................................
PERLAKUAN ...............................................................
% digunakan dalam proses ...............................................................

KARAKTERISTIK NILAI BUKTI DOKUMEN, CATATAN


6. pH
…………. ……………………………………
7. Aw
…………. ……………………………………
8. Konsentrasi pada
…………. ……………………………………
produk akhir
…………. ……………………………………
9. Kriteria Mikrobiologi
…………. ……………………………………
10. Kontaminan
…………. ……………………………………
11. Pengawet
12. Bahan pembantu
pengolahan …………. ……………………………………
(processing aid)

PELABELAN :

KONDISI PENGGUNAAN DI TEMPAT (khusus produk antara) :

KONDISI PENYIMPANAN DI LOKASI :

KONDISI DISTRIBUSI

Dibuat oleh : Tanggal Tanda Tangan

Diperiksa oleh : Tanggal Tanda Tangan

European Committee for Standardisation. 2004.

Gambar 7.3. Formulir untuk produk antara dan produk akhir

91 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

Tujuan utama dilakukannya iden- 3. Untuk memastikan bahwa pe-


tifikasi penggunaan produk ada- tunjuk pelabelan produk akhir
lah adalah : sesuai dengan peraturan
yang dibuat.
1. untuk mendaftar atau merinci
mengenai : 4. Jika dipandang perlu, dapat
juga memberi usulan menge-
a. umur simpan bahan atau
nai modifikasi petunjuk peng-
produk pangan yang diha-
gunaan. Usulan mengenai
rapkan,
pembuatan produk atau pro-
b. penggunaan produk seca- ses yang baru juga dapat
ra normal oleh konsumen disampaikan untuk menjamin
c. petunjuk penggunaan keamanan konsumen. Selain
atau saran penyajian hal tersebut juga disarankan
untuk menguji kejelasan dan
d. penyimpangan yang da- kemudahan akses petunjuk
pat diduga dan masih ma- penggunaan produk yang di-
suk akal. hasilkan.
e. Kelompok dari konsumen Dokumen yang memuat petunjuk
yang dituju dan diharap- penggunaan produk sangat ber-
kan akan menggunakan manfaat pada saat melakukan
produk tersebut. kegiatan tahap 6 dan 8 dari
f. Populasi konsumen yang prosedur HACCP. Keterandalan
mungkin sensitif terhadap keseluruhan sistem akan tergan-
produk tersebut misalnya tung pada ketepatan data yang
lansia, orang sakit, bayi, akan dikumpulkan pada Tahap 3
wanita hamil, orang yang ini. Dengan demikian dokumen ini
mengalami masalah de- harus dapat : 1) menunjukkan
ngan kekebalan tubuh, bahwa tim HACCP telah benar-
benar memperhatikan proses
dan sebagainya.
pengumpulan dan pengkajian
2. Untuk menentukan konsisten- ulang informasi tentang petunjuk
si petunjuk penggunaan de- penggunaan oleh konsumen; 2)
ngan kondisi penggunaan memberi gambaran mengenai ke-
yang sesungguhnya; yaitu pedulian tim HACCP terhadap
memverifikasi keterandalan keamanan konsumen; dan 3)
informasi dan menerapkan berisi referensi yang dapat digu-
rencana percobaan. Perco- nakan untuk melakukan penguji-
baan tersebut dapat dilakukan an, studi dan hasil analisa yang
melalui pengujian, pengu- mendukung informasi yang dibe-
kuran, jajak pendapat dan rikan oleh dokumen yang dise-
sebagainya. butkan tadi.

92 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

STUDI HACCP JUDUL FORMULIR 3

TUJUAN PENGGUNAAN PRODUK

NAMA PRODUK : ....................................................................................

KONDISI PENYIMPANAN YANG DISARANKAN :


Sarana Penyimpanan yang dimiliki oleh Distributor :

Sarana Penyimpanan yang dimiliki oleh Konsumen :

PETUNJUK PENGGUNAAN : PENGGUNAAN YANG


DIHARAPKAN OLEH KONSUMEN

TARGET POPULASI KONSUMEN : KONSUMEN LAIN YANG MUNGKIN


IKUT MENGGUNAKAN :

KOMENTAR :

Dibuat oleh : Tanggal Tanda Tangan

Diperiksa oleh : Tanggal Tanda Tangan

European Committee for Standardisation. 2004.

Gambar 7.4. Formulir untuk mengumpulkan informasi tentang petunjuk


penggunaan produk

93 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

Selain hal tersebut juga disaran- proses yang tepat akan memu-
kan untuk menguji kejelasan dan dahkan analisis potensi bahaya.
kemudahan akses petunjuk peng-
Alur proses disusun dalam suatu
gunaan produk yang dihasilkan
diagram secara sederhana, leng-
(Gambar 7.4).
kap, dan jelas menguraikan pro-
ses. Alur proses harus menje-
laskan mengenai bahan baku,
7.5.1.4 Menyusun diagram alir
tahap pengolahan dan penge-
Pembuatan alur proses adalah masan, serta mencakup data
tahapan sangat penting. Proses- yang diperlukan untuk analisis
nya sulit karena alur proses bahaya, termasuk informasi me-
memerlukan pembahasan men- ngenai kemungkinan terjadinya
dalam dari seluruh anggota tim kontaminasi.
HACCP. Alur proses harus men-
Peranan alur proses sangat
cakup seluruh tahapan dalam
besar dalam penentuan bahaya
proses produksi yang telah
dan penentuan titik kritis. Semua
ditentukan dalam tahap sebe-
tahapan produksi harus tercan-
lumnya dari rencana HACCP.
tum dalam alur proses. Hal ini
Alur proses menyajikan tahapan-
untuk mencegah timbulnya ma-
tahapan operasi yang saling
salah yang tidak dapat dikenda-
berkesinambungan. Alur proses
likan.
akan mengidentifikasi tahapan-
tahapan proses yang penting Bila HACCP akan diterapkan
mulai dari penerimaan bahan hanya pada beberapa bagian
baku menjadi produk akhir. tertentu dari alur proses, maka
Rincian yang tersedia harus harus dipertimbangkan tahapan
cukup rinci dan berguna untuk sebelum dan sesudah bagian
tahapan analisis potensi bahaya. tersebut.
Harus ada kesetimbangan antara
keinginan untuk mencantumkan
terlalu banyak tahapan dan 7.5.1.5 Mengkonfirmasi alur
keinginan untuk menyederhana- proses di lapang
kan secara berlebihan, sehingga Sebagai penyusun alur proses
rencana yang dihasilkan menjadi tim HACCP harus mengkonfirma-
kurang akurat dan kurang dapat sikan alur proses dengan semua
diandalkan. tahapan dan jam pelaksanaan.
Pada saat menyusun alur proses Verifikasi lapangan dimaksudkan
kemungkinan ada kesulitan untuk melakukan penyesuaian
dalam membuat definisi dari alur proses dengan kondisi di
tahapan proses. Seberapa jauh lapangan. Satu persatu kegiatan
proses tersebut harus dibagi yang tercantum di dalam alur
dalam tahapan-tahapan proses proses diperiksa di lapangan.
tersendiri. Pembagian tahap

94 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

Bila terdapat perbedaan, segera tumbuhan, dan ketahanannya,


dilakukan koreksi sampai beserta toksin-toksin yang diha-
diperoleh kesepakatan dalam silkannya.
proses. Bila tidak bisa dikoreksi,
Potensi bahaya kimia pada ba-
tim dapat melakukan perubahan
han pangan dapat berupa bahan
alur proses.
pangan yang seringkali terkena
kontaminasi, cara kontaminasi,
polutan logam berat atau se-
7.5.2. Tahap Analisis
nyawa kimia dari produk beracun
Pelaksanaan HACCP
seperti pestisida, asam, senyawa
7.5.2.1 Menyusun daftar dari dari mesin yang bocor, serta
Menyusun daftar yang memuat residu obat-obatan hewan dan
semua potensi bahaya yang pestisida.
berhubungan pada masing-ma- Potensi bahaya fisik yang umum
sing tahapan, melakukan analisis terjadi pada bahan pangan dapat
potensi bahaya dan mencari cara berupa adanya serpihan gelas
untuk mengendalikan potensi ba- atau logam dari mesin atau wa-
haya yang telah diidentifikasi. dah dan benda asing seperti pa-
Menurut Panduan Codex, analisis sir, kerikil atau potongan kayu,
potensi bahaya adalah : Proses perusakan oleh panas dan seba-
mengumpulkan dan mengkaji in- gainya.
formasi tentang potensi bahaya Tahapan pembuatan alur proses
dan kondisi-kondisi yang dapat diawali dengan membuat diagram
menyebabkannya untuk kemudi- yang detil yang berisi operasi-
an memutuskan mana yang pa- operasi dasar proses tersebut.
ling berpengaruh nyata terhadap Langkah kedua adalah memper-
keamanan pangan dan dengan timbangkan urutan operasi-ope-
demikian harus dimasukkan da- rasi dasar untuk menentukan
lam rencana HACCP. apakah ada beberapa operasi
Analisis bahaya merupakan taha- dasar dapat dikelompokkan kem-
pan penting dalam perencanaan bali dalam sebuah tahapan pro-
penerapan HACCP. Anggota tim ses. Untuk melakukan pengelom-
HACCP harus mengenal potensi pokan, pertimbangkan urutan
bahaya biologis yang paling berikutnya dan definisikan berapa
umum; misalnya berdasarkan banyak tahapan yang harus
asal bahan pangan dan masalah disebutkan dalam diagram alir.
kesehatan yang berhubungan Bila ada beberapa operasi dasar
dengannya. Contoh lain adalah yang dapat dikelompokan
keberadaan bahan pangan yang menjadi satu tahapan, berilah
sudah terancam bahaya kebera- nama tahapan tersebut, misalnya
daan mikroba patogen yang ber- Penerimaan bahan pangan,
kaitan dengan kontaminasi, per- Pencucian bahan pangan, Sortasi

95 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

bahan pangan, Pembekuan bah- Selain alur proses, perlu juga


an pangan, Pengemasan, Pela- dibuat skema pabrik untuk
belan, atau Penyimpanan semen- menggambarkan aliran bahan
tara. baku dan lalu lintas pekerja
selama menghasilkan produk
Bila mana perlu, dapat ditambah-
yang sedang dipelajari.
kan informasi pelengkap berupa :
1) Masukan selama proses Diagram tersebut harus berisi
berlangsung : Masukan aliran seluruh bahan baku dan
dapat berupa bahan men- bahan pengemas mulai dari saat
tah, bahan baku, atau pro- bahan-bahan tersebut diterima,
duk antara selama proses disimpan, disiapkan, diolah,
2) Karakteristik pada tiap pro- dikemas/digunakan untuk menge-
ses. Karakteristik yang di- mas, disimpan kembali hingga
maksud dapat berupa para- didistribusikan.
meter atau kendala. Karak-
teristik dapat berupa : Alur proses pekerja harus meng-
gambarkan pergerakan pekerja di
a. Urutan, dalam pabrik termasuk ruang
b. Aliran internal, termasuk ganti, ruang cuci dan ruang
tahap daur ulang makan siang. Lokasi tempat cuci
tangan dan cuci kaki (jika ada)
c. Parameter waktu dan juga harus dicatat.
suhu
d. Kondisi antar muka, Skema ini harus dapat membantu
yaitu perubahan dari mengidentifikasi wilayah yang
satu tahap ke tahap memungkinkan terjadinya konta-
yang lain. minasi silang di dalam proses
produksi.
3. Kontak produk dengan ling-
kungan. Kontak tersebut da- Diantara semua informasi yang
pat berupa kemungkinan ter- harus dikumpulkan, informasi-
jadinya kontaminasi dan atau informasi berikut ini wajib
kontaminasi silang. diperoleh:
4. Prosedur pembersihan, disin- 1. Bangunan : sifat, konstruksi,
feksi. pengaturan
5. Kondisi penyimpanan dan dis- 2. Sifat, fungsi dan jumlah ta-
tribusi untuk peralatan atau hapan proses
produk
3. Kemungkinan terdapatnya wi-
6. Petunjuk bagi konsumen me- layah yang dilindungi
ngenai penggunaan produk.
4. Sifat sambungan dan peralat-
an

96 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

STUDI HACCP JUDUL FORMULIR 4.1

DIAGRAM ALIR PROSES

NAMA PRODUK / PRODUK ANTARA

Input A Input B Input C Input D

STEP 1 STEP 5 STEP 7 STEP 11

STEP 2 STEP 6

STEP 3
STEP 5

STEP 4 STEP 12
STEP 9

STEP 10

STEP 13

Deskripsi/Nama
STEP 14
Info Proses
(To, Waktu, pH…)
STEP 15

Dibuat oleh : Tanggal Tanda Tangan

Diperiksa oleh : Tanggal Tanda Tangan

European Committee for Standardisation. 2004.

Gambar 7.5. Formulir diagram alir

97 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

Adapun yang dimaksud bahaya


5. Aliran internal :
adalah segala macam aspek
a. Gerakan udara mata rantai produksi pangan
b. Penggunaan air yang tidak dapat diterima karena
merupakan penyebab timbulnya
c. Pergantian staff masalah keamanan pangan. Ba-
haya keamanan pangan tersebut
meliputi keberadaan yang tidak
Identifikasi adanya bahaya dapat dikehendaki dari pencemar bio-
dilakukan pada setiap tahapan logis (Gambar 7.6.), kimiawi, atau
dalam proses. Tim HACCP ha- fisik pada bahan mentah. Baha-
rus mampu menganalisis bahaya ya biologis termasuk bakteri, vi-
yang ada. Bahaya yang ada rus atau parasit berbahaya, se-
harus ditiadakan atau dikurangi perti Salmonella, hepatitis A dan
hingga batas-batas yang dapat Tricinella. Demikian pula dengan
diterima, sehingga produksi pa- kandungan senyawa kimia dalam
ngan tersebut dinyatakan aman. bahan baku pangan, keberadaan
Penentuan adanya bahaya dida- potongan tubuh serangga, ram-
sarkan pada tiga pendekatan, but, atau filth.
yaitu keamanan pangan, sanitasi, Pertumbuhan atau kelangsungan
dan penyimpangan secara eko- hidup mikroba dan hasil perubah-
nomi. an kimiawi yang tidak dikehen-
Pendekatan keamanan pangan daki (misalnya nitrosamin) pada
didasarkan pada karakter fisik, produk antara atau jadi, atau
kimia, dan biologis. Pendekatan pada lingkungan produksi; atau
sanitasi didasarkan pada adanya kontaminasi atau kontaminasi
mikroba patogen, bahan pence- silang (cross contamination) pada
mar, atau fasilitas sanitasi. Pe- produk antara atau jadi, atau
nyimpangan secara ekonomi di- pada lingkungan produksi.
dasarkan adanya penipuan atau Menurut National Advisory Co-
penggunaan bahan yang tidak mmitee on Microbiology Criteria
dibenarkan atau tidak sesuai de- for Food, bahaya biologis dapat
ngan alur proses. Tindakan ilegal dikelompokkan menjadi :
atau penyelewengan yang da-
pat merugikan konsumen, se- a) Bahaya A, yaitu bahaya yang
perti pemalsuan bahan baku, dapat menyebabkan produk yang
penggunaan bahan tambahan ditujukan untuk kelompok
secara berlebihan, berat tidak beresiko menjadi tidak steril.
sesuai dengan label, overglazing Kelompok beresiko antara lain
dan jumlah yang kurang dalam bayi, lanjut usia, orang sakit atau
kemasan orang dengan daya tahan tubuh
rendah;

98 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

STUDI HACCP Judul Formulir 6

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA BIOLOGIS


Nama Produk :

TULUS SEMUA POTENSI BAHAYA BIOLOGIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN


BAHAN BAKU, BAHAN MASUK, ALAT BANTU PROSES, ALIRAN PRODUK, DSB

POTENSI BAHAYA BIOLOGIS YANG UPAYA Penentuan


TERIDENTIFIKASI PENGENDALIAN Resiko

BAHAN BAKU

Bahan mentah dapat mengandung bakteri dan ragi patogen Pemilihan supplier, pengawasan,
dalam jumlah yang melebihi batas pengendalian saat pengiriman dst.

Wadah yang kosong dapat diterima dalam kondisi rusak Verifikasi prosedur pada tahap
berat sehingga dapat mengakibatkan kebocoran yang akan penerimaan
menimbulkan kontaminasi pasca proses

Bahan baku kering dapat mengandung spora bakteri, tikus Pemilihan supplier, pengawasan,
dan kotoran tikus pengendalian saat pengiriman dst.

Air dapat mengandung coliform feses Pengolahan air, klorinasi

TAHAPAN PROSES

Penyimpanan bahan mentah : suhu dan RH yang tidak Penyimpanan bahan mentah
tepat dapat mengakibatkan peningkatan jumlah bakteri Instruksi kerja no...
(berkembang biak)
Sanitasi
Tangki penyimpanan kotor dapat mengakibatkan
peningkatan jumlah bakteri (kontaminasi) Instruksi kerja no...

Penyimpanan bahan pengemas : Kerusakan fisik dapat


mengakibatkan tidak tercapainya target dan ketahanan
bakteri patogen

Proses Thermal : proses yang tidak tervalidasi dapat Spesifikasi proses termal,
mengakibatkan tidak tercapainya target dan ketahanan Prosedur, cara operasi, dst
bakteri patogen.
Kurangnya kepatuhan terhadap waktu, suhu dan faktor-
faktor kritis yang lain pada proses yang telah dijadwalkan
dapat mengakibatkan kurangnya proses panas sehingga
bakteri patogen bertahan hidup.
Dan seterusnya

European Committee for Standardisation. 2004

Gambar 7.6. Identifikasi potensi Bahaya Biologis

99 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

Kategori 3 : jika bahan pa-


b) Bahaya B, yaitu produk yang
ngan mengandung tiga karak-
mengandung bahan yang sen-
teristik bahaya (antara B - F).
sitif terhadap bahaya mikrobio-
logis; Kategori 2 : jika bahan pa-
ngan mengandung dua karak-
c) Bahaya C, yaitu proses yang
teristik bahaya (antara B - F).
tidak diikuti dengan langkah pe-
ngendalian terhadap mikroba ber- Kategori 1 : jika bahan pa-
bahaya; ngan mengandung satu ka-
rakteristik bahaya (antara B -
d) Bahaya D, yaitu produk yang
F).
terkontaminasi ulang setelah pe-
ngolahan dan sebelum pengepa- Kategori 0 : jika tidak terdapat
kan; bahaya.
e) Bahaya E, yaitu bahaya yang
potensial pada penanganan saat
Bahaya kimiawi termasuk
distribusi atau penanganan oleh
bahaya yang disebabkan oleh
konsumen sehingga menyebab-
senyawa kimia yang dapat
kan produk menjadi berbahaya
menyebabkan sakit atau luka
apabila dikonsumsi;
karena eksposure dalam
f) Bahaya F, yaitu bahaya yang waktu tertentu. Beberapa
timbul karena tidak adanya pro- komponen yang dapat
ses pemanasan akhir setelah menyebabkan bahaya kimia
proses pengepakan atau ketika antara lain pestisida, zat
dimasak di rumah. pembersih, antibiotik, logam
berat, dan bahan tambahan
makanan (Gambar 7.7).
Berdasarkan tingkat bahaya yang
Bahaya fisik termasuk kebe-
ada, dapat ditentukan tingkat
radaan benda asing dalam
bahaya sebagai berikut :
makanan yang berbahaya bila
Kategori 6 : jika bahan pangan termakan, seperti potongan
mengandung bahaya A atau kaca, batu atau logam
ditambah dengan bahaya yang (Gambar 7.8.). Bahaya fisik
lain. dapat menimbulkan luka di
Kategori 5 : jika bahan pangan mulut, gigi patah, tercekik
mengandung lima karakteristik ataupun perlukaan pada
bahaya (B,C,D,E,F). saluran pencernaan.

Kategori 4 : jika bahan pangan


mengandung empat karakteristik
bahaya (antara B - F).

100 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

STUDI HACCP Judul Formulir 7

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA KIMIA


Nama Produk :

TULUS SEMUA POTENSI BAHAYA KIMIA YANG BERHUBUNGAN


DENGAN BAHAN BAKU, BAHAN MASUK, ALAT BANTU PROSES,
ALIRAN PRODUK, DSB

POTENSI BAHAYA KIMIA YANG UPAYA Penentuan


TERIDENTIFIKASI PENGENDALIAN Resiko

BAHAN BAKU

Bahan baku dapat mengandung residu Pemilihan supplier,


pestisida dan obat-obatan veteriner pengawasan, dan
audit

Bahan pengemas dapat terkontaminasi oleh zat


pembersih

Air bisa terkontaminasi oleh logam berat atau


bahan kimia organik beracun

...

TAHAPAN PROSES

Penyimpanan bahan baku : bisa terkontaminasi


oleh bahan non pangan jika letaknya terlalu
dekat

Penyimpanan kemasan : bisa terkontaminasi


oleh bahan non pangan jika letaknya terlalu
dekat

Pengankutan produk semi terolah : residu zat


pembersih yang berlebihan bisa
mengkontaminasi produk

Pengisian produk akhir : residu zat pembersih


yang berlebihan bisa mengkontaminasi produk
European Committee for Standardisation. 2004

Gambar 7.7. Identifikasi potensi Bahaya Kimiawi

101 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

mengakibatkan resiko yang tidak


Analisis bahaya dilakukan pada
dapat diterima terhadap keaman-
setiap tahapan alur proses,
an pangan. Dengan demikian,
misalnya pembelian, pengantar-
“Jika suatu potensi bahaya telah
an, penyimpanan, penyiapan,
diidentifikasi pada suatu tahapan
pemasakan, pendinginan, dan
dimana pengendalian diperlukan
lain-lain. Apakah ada Salmonella
untuk menjamin keamanan pro-
pada produk ayam (bahaya
duk, dan tidak ada upaya pe-
biologis), apakah ada deterjen
ngendalian lain yang ada pada
(bahaya kimiawi), atau pecahan
tahapan ini, maka produk atau
gelas (bahaya fisik) dalam
proses tersebut harus dimodi-
makanan.
fikasi pada tahapan tersebut atau
Sebaiknya kegiatan analisis ba- pada tahap sebelum atau sesu-
haya mencakup hal berikut : a) dahnya agar potensi bahaya ter-
kemungkinan timbulnya bahaya sebut menjadi dapat dikendali-
dan pengaruh yang merugikan kan.
terbadap kesehatan; b) evaluasi
Setelah diketahui adanya titik ba-
secara kualitatif dan/atau kuan-
haya dalam alur proses, selan-
titatif dari keberadaan bahaya; c)
jutnya dilakukan penentuan titik
perkembangbiakan dan daya
kendali kritis (TKK). Pada tahap
tahan hidup mikroorganisme-
ini, semua tahapan proses diiden-
mikroorganisme tertentu; d) pro-
tifikasi sehingga dapat ditentukan
duksi terus menerus toksin-toksin
pada tahapan proses mana
pangan, unsur-unsur fisik dan
bahaya yang ada akan dih-
kimiawi; dan e) kondisi-kondisi
ilangkan atau dikurangi. Untuk
yang memacu keadaan di atas.
mengendalikan bahaya yang
sama mungkin terdapat lebih dari
satu TKK pada saat pengen-
7.5.2.2 Menentukan titik-titik dalian dilakukan.
pengendalian kritis (CCP)
Penentuan TTK selalu dilakukan
Critical Control Point (CCP) atau pada setiap proses, mulai dari
titik pengendalian kritis dapat awal proses hingga di konsumsi.
didefinisikan sebagai “Sebuah Pada setiap tahap tersebut,
tahapan dimana pengendalian ditentukan bahaya biologis, kimia,
dapat dilakukan dan sangat maupun fisik. Penentuan titik
penting untuk mencegah atau kendali kritis dilakukan dengan
menghilangkan potensi bahaya menggunakan diagram penentu-
terhadap keamanan pangan atau an CCP.
menguranginya hingga ke tingkat
yang dapat diterima.” Dengan
kata lain, CCP adalah suatu titik,
prosedur atau tahapan dimana
terlewatnya pengendalian dapat

102 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

STUDI HACCP Judul Formulir 8

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA FISIK


Nama Produk :

TULUS SEMUA POTENSI BAHAYA FISIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN


BAHAN BAKU, BAHAN MASUK, ALAT BANTU PROSES, ALIRAN PRODUK, DSB

POTENSI BAHAYA FISIK YANG UPAYA Penentuan


TERIDENTIFIKASI PENGENDALIAN Resiko

BAHAN BAKU

Bahan baku dapat mengandung bahan asing yang berbahaya Pemilihan supplier,
(HEM/Hazardous Extragenous Material) seperti kaca, logam, plastik pengawasan, dan audit
dan kayu

Wadah pengemas dapat mengandung HEM

Bahan baku kering dapat mengandung HEM

TAHAPAN PROSES

Penerimaan bahan baku : perlindungan yang tidak cukup terhadap


HEM dapat mengakibatkan kontaminasi bahan baku

Penerimaan bahan baku kering : perlindungan yang tidak cukup


terhadap HEM dapat mengakibatkan kontaminasi bahan baku

Penyimpanan bahan baku : perlindungan yang tidak cukup terhadap


HEM dapat mengakibatkan kontaminasi bahan baku

Penyimpanan bahan baku kering : perlindungan yang tidak cukup


terhadap HEM dapat mengakibatkan kontaminasi bahan baku

Penyimpanan kemasan : perlindungan yang tidak cukup terhadap HEM


dapat mengakibatkan kontaminasi bahan baku

Wadah pengangkut : rancangan dan perlindungan yang tidak tepat


terhadap HEM dapat mengkontaminasi produk

Penghilangan benda asing: pengawasan yang tidak cukup terhadap


penghilangan benda asing dapat mengakibatkan kontaminasi benda
asing pada produk

......
European Committee for Standardisation. 2004

Gambar 7.8. Identifikasi potensi Bahaya Fisik

103 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

a) Pemasakan. Bahan mentah


Penentuan CCP dilandaskan
yang digunakan sering kali
pada penilaian tingkat keseriusan
mengandung patogen. Pe-
dan kecenderungan kemunculan
ngawasan pada saat pene-
potensi bahaya tersebut. Penen-
rimaan merupakan titik pe-
tuan CCP juga didasarkan pada
ngendalian kritis, tergantung
hal-hal yang dapat dilakukan
pada asal dan penggunaan
untuk menghilangkan, mencegah
produk tersebut. Jika ada satu
atau mengurangi potensi bahaya
atau lebih tahapan selama
pada suatu tahap pengolahan.
pengolahan (misalnya pema-
sakan) yang dapat meng-
Pemilihan CCP dibuat berdasar- hilangkan atau mengurangi
kan pada : sebagian besar potensi biaya
a. Potensi bahaya yang teriden- biologis, maka pemasakan
tifikasi dan kecenderungan akan menjadi CCP.
kemunculannya. Hal ini dika- b) Pengendalian formulasi bisa
itkan dengan hubungannya menjadi CCP. Beberapa ba-
terhadap hal-hal yang dapat han baku mempengaruhi pH
menimbulkan kontaminasi atau kadar Aw makanan
yang tidak dapat diterima. sehingga dapat mencegah
b. Operasi dimana produk ter- pertumbuhan bakteri. Serupa
sebut terpengaruh selama pe- dengan hal tersebut, penam-
ngolahan, persiapan dan se- bahan garam menciptakan
bagainya. lingkungan yang selektif untuk
c. Tujuan penggunaan produk. pertumbuhan mikrobia. Nitrit
dalam jumlah yang cukup
akan mencegah pertumbuhan
Penentuan CCP dapat dibantu spora yang terluka karena
dengan menggunakan pohon ke- panas. Dengan demikian,
putusan (Gambar 7.9). Pene- pada produk-produk tertentu,
rapannya harus bersifat lentur, konsentrasi garam yang cu-
tergantung pada situasi yang kup tinggi serta nitrit dapat
diha-dapi. Proses identifikasi dimasukkan sebagai CCP
CCP sesungguhnya sangat di- dan diawasi untuk menjamin
bantu oleh pemahaman yang be- keamanannya.
nar terhadap pertanyaan-perta- c) Pendinginan bisa menjadi
nyaan yang muncul dalam pohon CCP pada produk tertentu.
keputusan. Pemahaman ini sa- Penurunan suhu secara cepat
ngatlah mendasar. Contoh CCP pada makanan yang dipas-
antara lain: pemasakan, pengen- teurisasi adalah proses sa-
dalian formulasi, pendinginanatau ngat penting. Pasteurisasi ti-
pengemasan. dak mensterilkan produk na-
mun hanya mengurangi be-

104 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

ban bakteri hingga ke tingkat tensi bahaya yang teridentifikasi


tertentu. Spora yang dapat dicatat dan didokumentasikan.
bertahan pada proses pas- Pekerja pabrik dan pengawas
teurisasi akan tumbuh jika akan dapat mengacu pada for-
proses pendinginan yang mulir ini ketika mengevaluasi me-
tidak tepat atau tidak cukup ngapa proses-proses tertentu ti-
dingin selama penyimpanan. dak dimasukkan sebagai CCP.
d) pengemasan pangan siap
Pengendalian bahaya dilakukan
santap sangat sensitif terha-
untuk mencegah terjadinya baha-
dap mikroba. Dengan demiki-
ya atau menguranginya sampai
an, praktek-praktek higienis
batas aman. Sebagai contoh,
tertentu mungkin harus diang-
pemasakan daging burger pada
gap sebagai CCP.
suhu 70oC selama dua menit
untuk membunuh E. Coli dan
patogen lain sebanding dengan
Potensi bahaya yang tidak se-
suhu 75 oC dalam waktu sekejap.
penuhnya menjadi sasaran pro-
gram pendahuluan akan ditinjau Sterilisasi dapat membunuh mi-
ulang dengan menggunakan po- kroba patogen kecuali Clostri-
hon keputusan HACCP pada dium botulinum. Selanjutnya dari
tahapan proses dimana potensi hasil pengujian mikrobiologis
bahaya tersebut berada. diperoleh bahwa keberadaan
bakteri patogen menurun menjadi
Pohon keputusan memiliki 4
sepuluh koloni. Berdasarkan ba-
pertanyaan yang disusun secara
tas kritis yang hanya 2 koloni,
berurutan dan dirancang untuk
berarti harus dilakukan perbaikan
menilai secara obyektif CCP yang
dalam proses sterilisasi.
ada dan tahapan proses mana
yang diperlukan untuk mengen- Batas kritis adalah nilai yang me-
dalikan potensi bahaya yang te- misahkan antara nilai yang dapat
lah teridentifikasi. Cara penggu- diterima dengan nilai yang tidak
naan pohon keputusan serta pe- dapat diterima pada setiap CCP.
mahaman yang dibuat selama Titik pengendalian kritis dapat
analisis harus dicatat dan dido- berupa bahan mentah/baku, lo-
kumentasikan. Lembar identifi- kasi, tahap pengolahan, praktek
kasi CCP (Gambar 7.10.) telah atau prosedur kerja, namun harus
dikembangkan dari pohon kepu- spesifik, misalnya:
tusan untuk mencatat seluruh
1. Tidak adanya pencemar ter-
informasi yang sesuai.
tentu dalam bahan mentah/
Formulir berisi informasi ini akan baku.
berfungsi sebagai dokumen acu-
2. Standar higienis dalam ruang-
an dimana seluruh bahan baku
an pemasakan /dapur
dan tahapan proses dengan po-

105 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

Q1 : Apakah ada pengendalian yang telah dilakukan ?

Tidak Ubah
proses, tahapan atau
Ya produk
Apakah pengendalian pada
tahap ini penting untuk Ya
keamanan pangan ?

Tidak Bukan
Stop
CCP

Q2 : Apakah tahap ini dirancang untuk menghilangkan atau


mengurangi munculnya potensi bahaya hingga ke tingkat yang
dapat diterima ?

Tidak

Q3 : Mungkinkah kontaminasi dengan potensi bahaya yang


teridentifikasi ada pada konsentrasi berlebihan atau dapatkah meningkat
hingga ke tingkat yang tidak dikehendaki ?

Ya Tidak Bukan CCP Stop

Q4 : Apakah tahap berikutnya dapat menghilangkan potensi bahaya yang


teridentifikasi hingga ketingkat yang dapat diterima ?

Ya Tidak Critical Control Point

Bukan CCP Stop

European Committee for Standardisation. 2004


Gambar 7.9. Diagram Pohon Keputusan untuk penentuan titik kendali
mutu

106 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

jawabannya YA, lanjutkan ke


3. Pemisahan fasilitas yang di-
pertanyaan kedua. Pertanyaan 1
gunakan untuk produk men-
harus diinterpretasikan dengan
tah dan yang untuk produk
baik oleh operator. Jawaban
jadi/masak.
yang diberikan dapat menen-
tukan cara pengendalian potensi
Kriteria yang sering digunakan bahaya yang teridentifikasi, baik
untuk menentukan batas kritis pada tahap proses ini maupun
adalah suhu, waktu, kelembaban, pada tahap yang lain dalam
pH, water activity (aw), keasam- industri pangan tersebut. Jelas-
an, bahan pengawet, konsentrasi kan jawaban dalam kolom yang
garam, viskositas, adanya zat sesuai pada lembar identifikasi
klorin, dan parameter sensorik. CCP.

Jika keberadaan bahaya telah Jika upaya pengendalian tidak


teridentifikasi pada suatu tahap ada (pada tahap ini maupun
dan diperlukan pengendalian tahap yang lain di dalam proses),
untuk mengatasi bahaya hingga maka tim HACCP dapat mengu-
ke tingkat aman. Apabila tidak sulkan modifikasi proses agar da-
ada tindakan pengendalian pada pat mengendalikan potensi baha-
tahap tersebut, atau langkah ya ini. Modifikasi ini harus dapat
lainnya, maka produk atau proses diterima tim dan diterima oleh
harus dimodifikasi pada tahap departemen dan atau perusa-
tersebut, atau pada tahap sebe- haan. Upaya pengendalian harus
lum atau sesudahnya dengan dijelaskan dalam formulir “Potensi
memasukkan suatu tindakan Bahaya yang Tidak Dikendalikan
pengendalian. oleh Operator” (Gambar 7.11 ).

Cara penggunaan pohon Pertanyaan Q2 : Apakah tahap ini


keputusan untuk mengidentifikasi terutama dirancang untuk meng-
CCP adalah dengan menjawab hilangkan atau mengurangi mun-
pertanyaan secara berurutan. culnya potensi bahaya hingga ke
tingkat yang dapat diterima ?
Jawaban atau keputusan untuk
Bila jawabannya Ya berarti CCP
masing-masing operasi pada
dan bila jawabannya TIDAK,
diagram proses dicatat pada
lanjutkan ke pertanyaan ketiga.
lembar identifikasi CCP.
Adapun pengertian ”dirancang”
Jawaban harus dikaitkan dengan
adalah prosedur dirancang
masing-masing penyebab potensi
secara khusus untuk mengatasi
bahaya yang teridentifikasi.
potensi bahaya yang teriden-
Pertanyaan Q1 : Apakah ada tifikasi. Misalnya : tahap sanitasi
pengendalian yang telah dila- untuk membersihkan permukaan
kukan ? Bila jawabannya TIDAK, yang bersentuhan dengan produk
ikuti panah selanjutnya. Apabila

107 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

STUDI Form
Judul Nama Produk
HACCP 8

IDENTIFIKASI CCP Dibuat oleh : ……………… Pada ../../….


Diperiksa oleh : …………… Pada ../../….

Bahan Kategori Q1 Q2 Apakah Q3 Q4. Apakah Nom


masuk/ dan Apakah tahapan ini tahapan or
Tahap potensi ada (proses yang Apakah
berikutnya CCP
proses bahaya ter- upaya dikaji) secara tahapan
dapat
identifikasi pengen khusus ini (proses
dalian ? dirancang menghilangkan
yang
untuk bahaya yang
dikaji)
menghilangk teridentifikasi
secara
an atau atau
khusus
mengurangi mengurangi
kemungkinan dirancang
kemungkinan
untuk
adanya potensi
menghilan
bahaya
gkan atau
tersebut
menguran
hingga ke
gi
tingkat yang
kemungki
dapat
nan
diterima?
keberadaa
n suatu
potensi
bahaya
hingga ke
tingkat
yang
dapat
diterima?

Pengiri B-patogen Ya – TIDAK Ya Ya-perlakuan


man Perlakua panas (jumlah
bahan n panas tahapan proses
mentah di diagram alir)

European Committee for Standardisation. 2004.


Gambar 7.10. Lembar Identifikasi CCP

108 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

STUDI HACCP JUDUL FORMULIR 9

POTENSI BAHAYA YANG TIDAK SEPENUHNYA DIKENDALIKAN


OLEH OPERATOR

Nama Produk :

Potensi
Bahaya

Bahan Baku Ke tahap sebelumnya (kebun), dapat dilakukan :


bisa
Pelatihan terhadap orang yang menggunakan
mengandung
pestisida
residu
pestisida Pembelian pestisida yang terdaftar untuk petani
Pensyaratan analisis residu pestisida secara berkala
Pengawasan residu pestisida

Bahan baku Ke tahap sebelumnya (kebun) dapat dilakukan :


bisa
Pelatihan petani untuk menggunakan bahan baku
mengandung
yang sesuai untuk penyimpanan bahan dan
enterotoksin
penanganan
yang stabil
terhadap Memastikan penggunaan alat pendinginan yang
pemanasan sesuai dan efektif
karena cara Mengurangi waktu antara pemanenan dan pengiriman
penanganan
yang tidak Audit dan pengawasan suplier
sesuai oleh Dst.
petani

.....

European Committee for Standardisation. 2004.


Gambar 7.11. Formulir Potensi Bahaya yang Tidak Dikembalikan oleh
Operator

109 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

dikembangkan untuk mengiden-


Pertanyaan Q3 : Mungkinkan
tifikasi CCP secara terpisah dari
kontaminasi dengan potensi
penomoran tahapan proses dan
bahaya yang teridentifikasi ada
dengan cepat memberikan infor-
pada konsentrasi yang berlebihan
masi kepada pengguna tentang
atau dapatkah meningkat hingga
model HACCP; potensi bahaya
ke tingkat yang tidak dikehendaki.
jenis apa yang harus dikenda-
Bila jawabannya tidak berarti likan pada tahapan proses terten-
bukan CCP. Bila jawabannya tu.
YA, lanjutkan ke pertanyaan
Tahapan penentuan titik pengen-
keempat.
dalian kritis (CCP) berisi 3 kegiat-
Pertanyaan Q4 : Apakah tahap an utama : 1. Menggunakan poh-
berikutnya dapat menghilangkan on keputusan untuk mengiden-
potensi bahaya yang teridenti- tifikasi CCP dan mencatat hasil
fikasi hingga ke tingkat yang da- analisisnya (Gambar 7.9.) 2.
pat diterima ? Bila jawabannya Mendaftar CCP pada sebuah do-
TIDAK berarti CCP dan bila kumen berjudul Rencana HACCP
jawabannya YA berarti bukan (Gambar 7.12.). 3. Mengkaji
CCP. ulang pengendalian potensi ba-
Bila tahapan ini sudah dapat haya yang telah diidentifikasi
ditentukan CCP atau bukan CCP, (Gambar 7.13).
lanjutkan dengan pengamatan
pada tahap selanjutnya dari alur
7.5.2.3 Menentukan batas –
proses. Ulangi pertanyaan Q1
batas kritis untuk masing-
sampai Q4.
masing CCP
CCP harus teridentifikasi secara
Dalam dunia pangan, batas kritis
numerik dengan kategori « B », «
didefinisikan sebagai batas anta-
C », atau « P » untuk potensi
ra. Atau dengan kata lain didefi-
bahaya Biologis, Kimia dan Fisik
nisikan sebagai : Sebuah kriteria
secara berturut-turut. Misalnya,
yang memisahkan konsentrasi
jika CCP yang pertama diiden-
yang dapat diterima dengan yang
tifikasi akan mengendalikan po-
tidak dapat diterima. Nilai batas
tensi bahaya biologis maka CCP
kritis harus dispesifikasi dan
tersebut harus ditulis sebagai
divalidasi untuk masing-masing
CCP-1B. Jika CCP kedua CCP. Dalam beberapa hal, lebih
mengendalikan potensi bahaya dari satu batas kritis harus
kimiawi maka harus ditulis CCP- diterapkan pada suatu tahapan
2C. Jika CCP yang kelima tertentu. Tahapan ini harus
mengendalikan baik potensi memungkinkan untuk dibuat pada
bahaya biologis maupun fisik masing-masing CCP dari satu
maka harus ditulis sebagai CCP- atau beberapa batas kritis,
5BP, dst. Cara identifikasi ini berikut pengawasanya yang

110 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

menjamin pengendalian CCP.


Suatu batas kritis adalah kriteria
yang harus diperoleh dengan
cara pengendalian yang berhubu-
ngan dengan CCP. Batas kritis
tersebut dapat berupa suhu,
waktu, pH, dsb.
Parameter untuk penyusunan
batas kritis harus dipilih sedemiki-
an rupa sehingga memungkinkan
untuk melakukan tindakan perba-
ikan ketika batas kritis terlampaui.
Batas kritis bisa berupa serang-
kaian faktor seperti suhu, waktu
(waktu minimum paparan), di-
mensi fisik produk, aktivitas air,
kadar air, pH, klorin yang ter-
sedia, dsb. Batas kritis juga bisa
berupa parameter

111 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

RENCANA HACCP Nama Produk Formulir 10

Versi / No. Revisi ..... Tanggal : ../../...


Dibuat oleh : ……………….…pada ../../…. Disetujui oleh : …………………… pada ../../..

Tahapan Deskripsi Potensi


Nomor CCP Batas Kritis Prosedur Pengawasan Tindakan Perbaikan Prosedur Verivikasi Catatan HACCP
Proses Bahaya

CCP-1B Kontaminasi setelah Spesifikasi wadah Pengamatan visual Pengosongan pallet sambil Pengamatan Kosongkan
Pengawasan pengosongan wadah

proses akibat wadah dari perusahaan, oleh oprator menghilangkan wadah yang keliru, visual oleh QC wadah.
yang keliru atau tidak ada pengosongan pallet dan rusak+ beritahu bagian QC + setiap 4 jam Kumpulkan
rusak kerusakan yang operator menahan pallet yang catatan.
serius tersisa dan QC memeriksa

CCP-1P Kontaminasi setelah Tidak ada bahan Pengamatan visual Pengosongan pallet Pengamatan Kosongkan
proses akibat wadah asing lain terus menerus oleh menghilangkan wadah dengan visual oleh QC wadah.
yang keliru atau operator bahan asing lain+ beritahu bagian setiap 4 jam Kumpulkan
rusak pengosongan pallet QC + operator menahan pallet catatan.
yang tersisa dan QC memeriksa

... ... ... ... ... ... ... ...

Gambar 7.12. Dokumen Rencana HACCP

112 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

7.5.2.4 Menentukan sistem


sensoris seperti kenampakan
pengawasan untuk masing-
(deteksi wadah yang rusak) dan
masing CCP
tekstur.
Sistem Pengawasan adalah
Satu atau lebih batas kritis bisa
sistem pengukuran atau
disusun untuk mengendalikan
pengawasan yang terjadwal dari
potensi bahaya yang terident-
suatu CCP relatif dengan batas
ifikasi pada suatu CCP tertentu.
kritisnya. Pada prinsipnya sistem
Misalnya: untuk sandwiches yang
pengawasan memiliki sifat
dibungkus dalam film dengan pita
sebagai berikut :
berwarna. Warna berbeda untuk
a. Mampu mendeteksi seluruh
hari yang berbeda dan disimpan
penyimpangan yang terjadi
pada penyimpanan dingin (+3°C)
dari upaya pengendalian.
sebelum disajikan, titik kritisnya
b. Mampu untuk memberikan
bisa berupa suhu ruang
informasi penyimpangan tepat
penyimpan dan warna pita. Sekali
pada waktunya agar dapat
batas kritis telah ditentukan,
dilakukan penyesuaian yang
maka batas kritis tersebut akan
perlu serta tindakan perbaik-
ditulis pada dokumen rancana
an bila mana perlu.
HACCP bersama dengan des-
c. Mampu melakukan penyesu-
kripsi tahapan proses, angka
aian sebelum terjadi penyim-
CCP dan deskripsi potensi
pangan. Penyesuaian proses
bahaya. Batas kritis bisa berhu-
harus dapat dibuat ketika
bungan dengan satu atau
proses pengawasan menun-
beberapa karakteristik; fisik,
jukkan suatu trend yang
kimia, mikrobiologis atau dari
mengarah pada hilangnya
hasil pengamatan selama proses.
pengendalian pada titik-titik
Batas kritis akan memenuhi
kritis.
peraturan pemerintah, standar
d. Mampu menerjemahkan data
perusahaan atau data ilmiah
yang dihasilkan ke dalam
yang lain.
dokumentasi tertulis sehingga
Setelah diketahui titik-titik dimana dapat dievaluasi oleh orang
bahaya yang ada dapat diatasi. yang berwenang dan memiliki
Langkah selanjutnya adalah pengetahuan serta kekuasan
menentukan batas toleransi yang untuk melakukan tindakan
tidak boleh dilewati. Misalnya, perbaikan bilamana diperlu-
keberadaan bahaya mikroba kan.
patogen di tahap penerimaan e. Apabila karena suatu alasan
bahan baku akan dapat diatasi sehingga tidak dapat dilaku-
pada saat proses sterilisasi. kan secara terus menerus,
Pada tahap ini seharusnya suhu sistem pengawasan harus
lingkungan selalu tetap rendah. memiliki jumlah atau frekuensi
pengawasan yang memadai

113 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

untuk menjamin bahwa CCP sekali. Audit tam-bahan dila-


masih dibawah kendali. kukan apabila ada produk
f. Semua catatan dan dokumen baru, resep baru, atau proses
yang berkaitan dengan pe- baru. Masing-masing mem-
ngawasan CCP harus ditan- butuhkan HACCP plan baru.
datangani oleh orang yang
b. Pemeriksaan catatan setiap
melakukan pengawasan dan
hari akan menjamin (1)
oleh petugas peninjau yang
pengontrolan pekerja; (2)
bertanggung jawab dalam
Pencatatan informasi yang
perusahaan tersebut.
baik telah dicatat; (3)
Perbaikan yang tepat telah
dilakukandan (4) Pekerja
7.5.2.5 Menentukan upaya-
menangani makanan secara
upaya perbaikan
baik. Bila catatan menunjuk-
Adapun yang dimaksud dengan kan masalah yang potensial,
tindakan perbaikan adalah segera lakukan penyelidikan
“Semua tindakan yang harus dan dapatkan dokumennya.
diambil ketika hasil pengawasan
c. Periksaan secara rutin
pada CCP menunjukkan kegaga-
pengaduan konsumen untuk
lan pengendalian.” Tindakan per-
menentukan apakah berkait-
baikan harus dikembangkan
an dengan CCPs atau me-
untuk masing-masing CCP agar
nunjukkan tidak teridentifikasi
dapat mengatasi penyimpangan
CCPs
bilamana ada. Tindakan-tindakan
ini harus dapat menjamin bahwa d. Pengkalibrasian semua per-
CCP telah terkendali. Dalam alatan yang digunakan dalam
prakteknya, “tindakan perbaikan” proses monitoring
meliputi : a) tindakan langsung
pada proses agar proses tersebut
dapat segera kembali ke batas Apabila diperlukan, dapat dila-
yang disyaratkan. Tindakan kukan pengujian secara periodik
langsung tersebut dipengaruhi terhadap produk akhir dan produk
oleh besarnya penyimpangan selama dalam proses.
yang teramati; dan b) Tindakan Hasil tindakan perbaikan yang
yang berbeda untuk menghindari dilaksanakan secara baik dan
terulangnya penyimpangan (tin- benar dapat memberikan per-
dakan perbaikan yang sesuai ingatan dini apabila terjadi pe-
dengan seri ISO 9000). nyimpangan, melokalisir, mence-
Tindakan perbaikan yang dilaku- gah atau mengurangi kerugian,
kan dapat meliputi : dan memecahkan masalah yang
timbul.
a. Audit keseluruhan sistim
HACCP paling sedikit setahun

114 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

Catatan tindakan perbaikan yang 7.5.2.6 Menyusun prosedur


dibuat harus berisi: verifikasi
1. Sifat penyimpangan
Tindakan verifikasi (pengkajian
Informasi mengenai sifat pe- ulang) dilakukan terhadap hasil
nyimpangan sangat memban- pemantauan yang menunjukkan
tu dalam penentuan tinda- bahwa titik kendali kritis tidak
kan perbaikan yang akan di- terkendali. Dengan demikian,
laksanakan. data hasil pemantauan harus
2. Penyebab penyimpangan diperiksa secara sistimatis untuk
menentukan titik dimana pengen-
Apakah penyimpangan yang
dalian harus ditingkatkan atau
terjadi disebabkan oleh pe-
apakah modifikasi harus dilaku-
ngaruh aktivitas fisik, kimiawi,
kan. Bila terjadi penyimpangan,
atau biologis. Informasi yang
perlu diperbaiki dan dikembalikan
diperoleh mengenai penye-
ke proses yang sebenarnya.
bab penyimpangan dapat
Produk yang telah dihasilkan
membantu dalam penyusu-
pada saat terjadi penyimpangan
nan tindakan perbaikan
perlu diidentifikasi.
3. Tindakan perbaikan yang
dilakukan.
Informasi tertulis mengenai Tujuan dari pengkajian ulang ini
tindakan perbaikan yang akan adalah memperbaiki sistem
diambil sangat membantu tim HACCP.
HACCP dan operator di 1. Validasi Studi HACCP : dalam
lapangan. hal ini pengkajian ulang dapat
4. Orang yang bertanggung dilakukan pada akhir studi
jawab terhadap tindakan dan atau setelah penerapan-
perbaikan nya yang pertama.
2. Penerapan sistem HACCP
Informasi mengenai orang
yang telah didefinisikan seca-
yang bertanggungjawab ter-
ra efektif dan keberlanjutan
hadap tindakan perbaikan
efisiensinya. Dalam hal ini,
yang akan diambil sangat
pengkajian ulang dilakukan
penting terutama pada saat
secara berkala dan prosedur-
tindakan perbaikan tersebut
prosedur yang berhubungan
akan dilakukan.
dengannya disebutkan pada
5. Tindakan lain yang dicapai
Formulir (Gambar 7.12)
Mungkin saja dengan per-
timbangan tertentu perlu
diambil tindakan lain. Infor- Pengkajian ulang ini meliputi : (1)
masi tertulis mengenai hal ini Prosedur pengkajian, pengujian,
dapat mengatasi kebingu- dan audit untuk mengkaji ulang
ngan pada saat tindakan bahwa sistem HACCP bekerja
perbaikan dilaksanakan. secara efektif dan (2) modifikasi

115 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

yang harus dibuat di dalam modifikasi suatu proses atau


sistem HACCP dan dokumen- pengembangan lainnya.
dokumen pendukungnya ketika
Contoh tindakan perbaikan ada-
proses atau produk dimodifikasi.
lah membuang produk yang tidak
Pengkajian ulang dimaksudkan sesuai dengan spesifikasi pem-
untuk mencapai hal-hal berikut ini beli, mengatur pendingin ther-
: mostat untuk mendapatkan tem-
1) Pada prakteknya, prosedur peratur yang tepat, memodifikasi
pengkajian ulang dapat berisi: prosedur tentang penanganan
Audit sistem HACCP makanan, atau membuang pro-
2) Pengkajian ulang bahwa CPC duk.
masih dalam kendali
Pada proses pasteurisasi susu,
3) Pengamatan penyimpangan
apabila suhu turun sampai di
tindakan perbaikan maupun
bawah 71.5oC maka tindakan
target akhir produk.
koreksi yang harus dilakukan
4) Meningkatkan pengawasan
adalah pasteurisasi kembali.
produk melalui pengujian
beberapa CPCs
5) Semua aktivitas yang berhu- Dalam melaksanakan pengkajian
bungan dengan efisiensi ulang perlu ditetapkan terlebih
sistem termasuk kalibrasi, dahulu prosedur yang akan
pengawasan berkala dan digunakan, metode audit dan
perawatan peralatan (pengu- pengkajian ulang, prosedur peng-
kuran dan pengolahan) ambilan sampel secara acak dan
6) Survei kepuasan konsumen pengujian. Frekuensi pengkajian
dan pengkajian keluhan. ulang harus cukup meng-
konfirmasi bahwa sistem HACCP
Metode pengkajian ulang harus bekerja secara efektif.
dapat distandarisasi, sedangkan
cara pencatatan harus dapat
didokumentasi.
Tindakan koreksi harus mampu
mengurangi atau mengeliminasi
potensi bahaya dan resiko yang
terjadi ketika batas kritis
terlampaui pada CCP dan
menjamin bahwa produk yang
dihasilkan selanjutnya tidak
mengakibatkan potensi bahaya
yang baru. Setiap tindakan
koreksi yang dilaksanakan harus
didokumentasi untuk tujuan

116 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

PENGKAJIAN ULANG
KETERANDALAN RENCANA HACCP
Formulir 11

DIKAJI ULANG OLEH : Jabatan …..…… Nama : …....... Tanggal : ../../..

Operasi No. Pertanyaan C NC Catatan


Prosedur No.

C = Cocok dengan HACCP; NC = Tidak cocok dengan HACCP

Gambar 7.13. Formulir Sistem Pengkajian Ulang

117 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

dalam pelaksanaan pengkajian


Pengkajian ulang dilakukan
ulang yang mencakup : penyusu-
untuk meyakinkan apakah per-
nan jadwal inspeksi pengkajian
baikan yang telah dilakukan
ulang yang baik, mereview ren-
terhadap sistem HACCP sudah
cana HACCP, mereview doku-
memberikan hasil seperti semula.
mentasi atau catatan CCP,
Bila belum apakah perlu diulang
review deviasi dalam proses
lagi atau harus dilakukan modi-
produksi dan disposisi produk,
fikasi.
inspeksi terhadap operasi
Pengkajian ulang ada dua jenis, produksi apakah CCP masih
yaitu pengkajian ulang internal dalam pengawasan yang benar,
(processor verification), yaitu dan bila diperlukan melakukan
pengkajian ulang yang dilakukan sampling secara acak dan
oleh produsen. Kedua, pengkaji- menganalisa produk.
an ulang eksternal yaitu peng-
Dalam verifikasi internal, verifika-
kajian ulang yang dilakukan oleh
si dapat dilakukan secara ber-
lembaga inspeksi teknis dan atau
ulang-ulang atau harian (daily
lembaga sistem mutu yang
verification), ataupun secara ber-
berkompeten.
kala (periodic verification) tergan-
pengkajian ulang internal me- tung pada kondisi dan rencana
nyusun dan mendokumenta- HACCP dari unit pengolahan
sikan prosedur pengkajian ulang
Pengkajian ulang harian terha-
yang mencakup penanggung
dap catatan setiap CCP sangat
jawab pelaksanaan verifikasi
penting dalam melaksanakan sis-
yang berdasarkan sistem HACCP
tem HACCP yang efektif. Review
dan mengikuti program HACCP.
ini membantu dalam meningkat-
Prosedur pengkajian ulang men-
kan perhatian para pekerja ter-
cakup tanggung jawab dalam
hadap tindakan preventif dalam
pengembangan atau konfirmasi
kaitannya dengan masalah ke-
dalam revisi berkala dan pe-
amanan pangan.
ngembangan program HACCP.
Pengkajian ulang juga dilakukan pengkajian ulang yang dilaku-
untuk mengkonfirmasikan kondisi kan secara harian sebaiknya dap-
semua bahaya yang telah di- at memberi informasi bahwa se-
identifikasi dalam perencanaan mua catatan CCP menunjukkan :
HACCP.
a. Identifikasi produk dan ukuran
Hasil pengkajian ulang dapat yang benar
digunakan sebagai dasar un-
b. Tanggal dan kode prosedur
tuk melakukan identifikasi me-
yang benar
ngenai kekurangan atau kele-
mahan perencanaan dan bangu- c. Catatan pengecekan CCP atau
nan, atau bagian-bagian tertentu pengukuran pada interval
yang perlu perbaikan. Aktivitas yang tepat benar

118 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

d. Hasil-hasil pengukuran dan c) Kriteria yang telah ditetapkan


pengecekan parameter yang sebelumnya tidak tercapai.
ditetapkan, tindakan koreksi d) Pengolahan produk pangan
yang benar dan pencatatan menggunakan bahan-bahan
bila terjadi deviasi tambahan baru dimana pe-
ngolah belum melakukan re-
view mengenai potensi baha-
Susunan jadwal untuk mereview ya bahan tambahan ba-
program HACCP, menginspeksi ru tersebut.
secara visual untuk meyakinkan e) Jika bentuk atau jenis bahan
apakah CCP/CPP masih dalam tambahan berubah, misalnya
kontrol; untuk pengambilan con- penggantian telur segar oleh
toh secara acak dan pengujian telur yang dipasteurisasi.
produk. Pengkajian terhadap f) Perubahan yang dilakukan
contoh yang diambil secara pada sistem pengawasan
acak dapat mencakup pengujian terhadap produk pangan,
fisika, kimia, mikrobiologi dan misalnya pH, waktu dan suhu,
organoleptik untuk determinesi, Aw, kadar garam.
konfirmasi dengan kriteria yang g) Operasi pengolahan berubah
telah ditetapkan. Hasil pencata- sebagai contoh :
tan seharusnya mencakup kese- • Modifikasi atau perubahan
suaian dengan program HACCP peralatan pengolahan
dan penyimpangan-penyimpa- • Perubahan alur produksi
ngan dari rencana dengan tinda- • Perubahan lingkungan
kan koreksi. pada unit pengolahan
Sistem HACCP harus dikaji ulang seperti arah tiupan angin
dan diperbaiki untuk setiap
bagian produk atau keseluruhan
kegiatan produksi apabila ada Pengolah pangan akan menjadi
kondisi-kondisi di bawah ini yang lebih berhati-hati terhadap poten-
terjadi : si bahaya baru atau metode baru
a) Produk pangan yang spesi- untuk pengawasan HACCP, di-
fik memerlukan cakupan antaranya :
yang lebih intensif karena a. Munculnya bakteri patogen
informasi baru tentang isue baru.
keamanan makanan (food b. Para ahli menemukan adanya
safety) menuntut jaminan kontaminan baru yang mung-
bahwa program HACCP te- kin terdapat pada bahan baku
tap efektif. atau mengembangkan meto-
b) Ada produk pangan tertentu de baru untuk deteksi konta-
dicurigai sebagai pembawa minan.
atau penyebab terjangkitnya
penyakit.

119 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

c. Metode baru tersedia untuk 4. Pengepakan


mengontrol potensi HAZARD
5. Pengwasan lingkungan
yang ada.
d. Perubahan pada desain pe- 6. Penyimpanan
ngepakan atau penanganan 7. Pendistribusian
produk akhir.
e. Perubahan dari pengepakan 8. Kesalahan mengkonsumsi
yang "oxygen permiable" pa- atau penggunaan produk oleh
da "oxygen impermiable", konsumen
atau
f. Perubahan dari pengemas
plastik menjadi kaca/gelas Apabila produsen bermaksud
g. Perubahan pada tipe kon- akan menerapkan hal-hal baru
sumen atau cara produk di- dalam pengawasan keamanan
konsumsi : pangan, hal baru tersebut harus
• Pemanfaatan komponen dimasukan dalam program
yang memiliki hubungan HACCP yang telah ditetapkan.
dengan umur konsumen Jika CCP yang ada sudah tidak
atau konsumen dengan sesuai lagi, dapat dihilangkan
diet ketat dari sistem
• Perubahan mengenai ca- Seperti dalam penyusunan dan
ra konsumsi seperti dari pengembangan program HACCP,
persyaratan yang perlu pada tahap awal pengkajian
pemasakan sebelum di- ulang berkala juga harus
konsumsi kepada makan- dilakukan secara tim. Setiap
an yang siap konsumsi anggota harus mempunyai pe-
ngetahuan semua aspek produk
pangan yang bersangkutan dan
Dalam pelaksanaan pengkajian cara pengolahannya serta pri-
ulang berkala HACCP terhadap nsip-prinsip keamanan pangan.
bahan pangan, pengolah harus
melaksanakan analisa HACCP Pengkajian ulang mencakup ber-
pada setiap tahap operasi bagai aktivitas, misalnya inspeksi,
seperti pada saat tahap awal penggunaan metode mikrobio-
pengembangan program HACCP. logis atau kimiawi dalam menguji
Analisa ini mencakup : pencemaran pada produk akhir.
Pengkajian ulang juga dilakukan
1. Bahan baku, tambahan dan untuk memastikan hasil peman-
pembantu tauan. Informasi dari contoh pro-
2. Penerimaan dan penyimpa- duk yang dianalisa dapat diguna-
nan kan untuk menilai efektivitas pe-
mantauan.
3. Pengolahan

120 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

Pengkajian ulang dapat dilakukan TKK (CCP); (b) Penyimpangan


dalam bentuk audit atau uji dan Tindakan perbaikan yang
mikrobiologis terhadap produk terkait; dan (c) Perubahan pada
yang dihasilkan. Hasil verifikasi sistem HACCP.
merupakan informasi tambahan
Pencatatan data dapat meya-
kepada produsen bahwa pene-
kinkan bahwa informasi yang
rapan HACCP akan menghasil-
dikumpulkan selama instalasi,
kan produk yang aman.
modifikasi, dan operasi sistem
akan dapat diakses oleh sia-
papun yang terlibat, juga dari
7.5.2.7 Menyusun dokumentasi
pihak luar (auditor). Data yang
dan penyimpanan catatan
dicatat harus meliputi penjelasan
Prosedur HACCP harus bagaimana CCP didefinisikan,
didokumentasikan dan harus pemberian prosedur pengen-
sesuai dengan sifat dan ukuran dalian dan modifikasi sistem,
operasi. Sistem pendokumen- pemantauan dan verifikasi data
tasian yang praktis dan tepat serta catatan penyimpangan dari
sangat penting untuk aplikasi prosedur normal.
yang efisien dan penerapan
Catatan mempunyai fungsi untuk
sistem HACCP yang efektif.
: (1) mendokumentasikan bahwa
Pencatatan merupakan bagian batas kritis pada CCP telah
penting dalam penerapan terpenuhi, 2) jika batas limit
HACCP. Semua prosedur, cata- terlampaui, dengan dokumen ini
tan, tindakan perbaikan dan se- dapat mencatat apakah kesala-
bagainya perlu dicatat dan han dapat diatasi atau tidak, 3)
didokumentasikan (Gambar catatan dapat menjamin pelaca-
7.13). Hal ini sangat membantu kan produk dari awal hingga
dalam proses penelusuran. Tim akhir.
HACCP juga harus membuat
Dokumen-dokumen ini harus
daftar bahaya yang mungkin
terus diperbaharui dan ada di
terdapat pada tiap tahapan dari
setiap tempat yang memerlukan.
alur proses, baik pada kegiatan
Sistem pendokumentasian ini
pengolahan, manufaktur, dan
juga harus menjelaskan bagaima-
distribusi hingga dikonsumsi oleh
na orang-orang yang ada di
konsumen.
pabrik dilatih untuk menerapkan
Prosedur analisis untuk penen- rencana HACCP dan harus
tuan bahaya, titik kendali kritis, memasukkan bahan-bahan yang
atau batas kritis merupakan digunakan dalam pelatihan peke-
prosedur yang harus didoku- rja.
mentasi. Sedangkan yang harus
dicatat antara lain : (a) Kegiatan
pemantuan Titik Kendali Kritis/-

121 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

7.6 Manfaat HACCP Manfaat yang diperoleh produsen


dengan penerapan HACCP
Secara khusus HACCP berman-
antara lain : (a) memberikan dan
faat dalam mengevaluasi cara
meningkatkan jaminan mutu (ke-
memproduksi bahan pangan un-
amanan) produk yang dapat
tuk mengetahui bahaya yang
dipercaya; (b) menekan kerusa-
mungkin terjadi; memperbaiki ca-
kan produk karena cemaran; (c)
ra memproduksi bahan pangan
melindungi kesehatan konsumen
dengan memberikan perhatian
dari bahaya dan pemalsuan; (d)
khusus terhadap tahap-tahap
menekan biaya pengendalian
proses atau mata rantai produksi
mutu dan kerugian lainnya; (e)
yang dianggap kritis;
mencegah kehilangan pembeli
memantau dan mengevaluasi atau pasar (memperlancar pema-
cara menangani dan mengolah saran); (f) mencegah penarikan
bahan pangan serta menerapkan produk dan pemborosan biaya
sanitasi dalam memproduksi produksi atau kerugian; dan (g)
bahan pangan; dan meningkat- membenahkan dan membersih-
kan pemeriksaan secara mandiri kan (sanitasi) tempat-tempat pro-
terhadap industri pangan oleh duksi (pabrik).
operator dan karyawan.

122 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis

CONTOH LEMBARAN KERJA HACCP

Jelaskan Produk
1.

2. Jelaskan Produk

3.
Daftar

Tahapan Bahaya Tindakan TKK Batas Prosedur Tindakan Catatan


Perbaikan
Pengendalian Kritis Pemantauan

Sumber : European Committee for Standardisation. 2004.

Gambar 7.14. Lembar Kerja HACCP

123 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

BAB VIII
MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM

Memasuki masa perdagangan brasi, atau yang lebih dikenal


bebas dewasa ini, dimana seolah dengan SNI 19-17025-2000.
tidak ada lagi batas antar negara,
produsen dituntut untuk bertindak Pengukuran, pengujian, dan kali-
secara hati – hati dalam menjaga brasi yang dilakukan oleh labora-
mutu produknya karena persaing- torium yang dinyatakan kompeten
an yang ketat di antara mereka. berdasarkan akreditasidari KAN,
Salah satu faktor penting dalam hasilnya akan diterima di seluruh
rantai produksi bahan pangan dunia. Dengan demikian hasil
adalah menjaga keakuratan pe- pengujian dari laboratorium yang
ngukuran setiap komponen yang kompeten akan mendukung atau
terkandung dalam produk pangan memudahkan suatu industri untuk
tersebut. memperoleh sertifikat sistem
manajemen mutu ISO 9001:2000
Keakuratan pengukuran ini dapat atau sertifikat sistem manajemen
dicapai oleh laboratorium penguji lingkungan ISO 14001:1996.
dan laboratorium kalibrasi yang Kedua sertifikat ini mensyaratkan
kompeten. Suatu laboratorium bahwa produk yang dihasilkan
dapat dinyatakan sebagai labora- harus di uji dengan mengguna-
torium yang kompeten apabila la- kan alat ukur yang sudah dikali-
boratorium tersebut telah diakre- brasi.
ditasi oleh badan akreditasi na-
sional, yaitu Komite Akreditasi Sertifikat lain yang dapat diper-
Nasional (KAN). oleh adalah mengenai kegiatan
sertifikasi : a) produk; b) per-
Produsen harus memahami dan sonel; c) inspeksi; d) sistim
melaksanakan kegiatan untuk HACCP; e) pengujian; f) kalibrasi;
menjaga mutu dengan melaku- g) pelatihan; h) manajemen ke-
kan pengukuran, pengujian dan selamatan dan kesehatan kerja;
kalibrasi secara baik dan benar dan i) bidang standardisasi lain-
sehingga dapat dicapai kepastian
nya sesuai dengan kebutuhan.
akan kebenaran pengukuran dari
produk yang dihasilkan.
Laboratorium meliputi laborato-
rium penguji dan atau labora-
Untuk mendapatkan akreditasi
sebagai laboratorium yang kom- torium kalibrasi yang melakukan
peten, laboratorium harus sudah kegiatan pengujian dan atau
menerapkan standar ISO/IEC kalibrasi, dimana hasil pengujian
17025 : 1999, yaitu Persyaratan dan/atau kalibrasi dinyatakan
Umum Kompetensi Laboratorium dengan sertifikat/ laporan hasil uji
Penguji dan Laboratorium Kali- atau sertifikat kalibrasi.

125 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

Praktek berlaboratorium yang ba- tusan ini adalah untuk menghin-


ik adalah suatu sistem kualitas dari terjadinya duplikasi pengu-
yang berkaitan dengan proses jian sehingga dapat menghemat
organisasional dan kondisi labo- biaya, waktu, mengurangi limbah
ratorium, dimana suatu penelitian laboratorium, dan meningkatkan
dirancang, dilaksanakan, dipan- perlindungan terhadap kesehatan
tau, dicatat, diarsipkan dan dila- manusia dan lingkungan.
porkan. Tujuan umum dari prak-
tek berlaboratorium yang baik Hasil pengujian yang didasarkan
adalah meningkatkan kualitas pe- pada GLP telah menggabungkan
nelitian dan datanya. Adapun perencanaan dan pelaksanaan
sasaran praktek berlaboratorium yang baik (Good planning and
yang baik adalah melindungi ma- Excecution) serta keterpaduan
nusia dan lingkungan hidup dari antara Good Sampling Practice,
pengaruh bahan kimia berbahaya Good Analytical Practice, Good
dan beracun, serta menghindari Measurement Practice, Good
pengulangan penelitian yang ber- Documentation Practice, dan
ulangkali dengan biaya besar. Good Housekeeping Practice.
Dengan demikian GLP merupa-
Praktek berlaboratorium yang ba- kan suatu keterpaduan dari pro-
ik atau Good Laboratory Practice ses organisasi, fasilitas, personel,
(GLP) pertama kali diadopsi oleh dan kondisi lingkungan laborato-
Selandia baru pada tahun 1972. rium yang benar, sehingga men-
Langkah yang sama diikuti oleh jamin pengujian di laboratorium
Denmark pada tahun 1973 dan selalu direncanakan, dilaksana-
pada tahun 1976 Amerika, diikuti kan, dimonitor, direkam, dan
sejumlah negara dan organisasi dilaporkan sesuai dengan persya-
internasional mulai menerapkan ratan kesehatan, keselamatan
hal yang sama sehingga ter- dan perdagangan. Dengan me-
bentuk suatu dewan yang mena- nerapkan GLP, laboratorium akan
ngani bahan kimia dan pengaruh- terhindar dari kekeliruan atau ke-
nya terhadap kesehatan manusia salahan yang mungkin timbul,
serta lingkungannya. sehingga data yang dihasilkan
tepat, akurat, dan tidak terbantah-
Pada tahun 1981 diputuskan bah- kan, yang pada akhirnya dapat
wa data yang dihasilkan dari pe- dipertahankan berdasarkan kai-
ngujian kimia di suatu negara dah ilmiah maupun hukum.
yang telah menerapkan praktek
berlaboratorium yang baik harus Dari uraian diatas, jelas bahwa
diterima oleh negara lain jika GLP adalah suatu alat manaje-
pengujian tersebut sesuai dengan men laboratorium pengujian dan
pedoman dan pengujian serta bukan merupakan bagian dari
prinsip (GLP). Tujuan dari kepu- ilmu pengetahuan. GLP merupa-

126 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

kan pelengkap dalam melakukan wabkan secara ilmiah maupun


praktek berlaboratorium untuk secara hukum. Untuk menghasil-
mencapai mutu data hasil uji kan data seperti itu, seluruh me-
yang konsisten. Tujuan utama tode dan prosedur operasional la-
GLP adalah mencegah terjadinya boratorium harus terpadu, mulai
kesalahan dan meningkatkan dari perencanaan pengambilan
serta menjaga mutu data hasil uji. sampel uji, penanganan, pengu-
jian, sampai pemberian laporan
8.1. Proses manajemen mutu hasil uji kepada pelanggan.
Manajemen mutu adalah seluruh
kegiatan fungsi manajemen me- Guna menciptakan keterpaduan
nyeluruh yang menetapkan dan tersebut, laboratorium harus su-
melaksanakan kebijakan mutu, dah mengembangkan dan mene-
tujuan mutu, dan tanggungjawab rapkan pengendalian mutu atau
dengan cara perencanaan mutu, quality control (QC) dan jaminan
pengendalian mutu, jaminan mu- mutu atau quality assurance (QA)
tu, perbaikan mutu dalam sistem dalam setiap kegiatan pengujian-
mutu. nya.

Data hasil uji suatu laboratorium Berdasarkan ISO 8402, yang


dikatakan bermutu tinggi apabila dimaksud dengan QA adalah
data tersebut dapat memuaskan seluruh kegiatan, yang sistematik
pelanggan dengan tetap mem- dan terencana, yang diterapkan
pertimbangkan aspek teknis se- dalam sistem mutu serta dide-
hingga ketepatan dan ketelitian monstrasikan jika diperlukan,
hasil pengujian yang tinggi dapat untuk memberikan suatu keyakin-
dicapai. an yang memadai bahwa suatu
produk atau jasa akan memenuhi
Telah dijelaskan pada bab sebe- persyaratan mutu. Sedangkan
lumnya bahwa pengertian mutu QC adalah teknik operasional
berbeda antara satu orang de- dan kegiatan yang dilakukan
ngan lainnya karena dipengaruhi untuk memenuhi persyaratan mu-
oleh keinginan masing-masing. tu. Dengan demikian QC mela-
Sebagai contoh data yang kukan kegiatan pengendalian,
diperlukan oleh eksportir berbeda monitoring, atau pemeriksaan
dengan data yang dibutuhkan yang dilakukan untuk memas-
oleh pengusaha makanan. tikan bahwa sistem mutu berjalan
dengan benar. Berdasarkan ISO
Selain bermutu, data yang diha- 8402, QC merupakan bagian dari
silkan harus memiliki kemampuan QA, dimana QC merupakan sua-
dan kemudahan untuk telusuran tu tahapan dalam prosedur yang
pengukuran dan terdokumentasi, dilakukan untuk mengevaluasi
sehingga dapat dipertanggungja- suatu aspek teknis pengujian.

127 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

8.2. Kegiatan Pencatatan prosedur yang digunakan juga di-


Seluruh aktivitas yang dilakukan catat dalam buku hasil analisis.
di laboratorium pengujian harus Tujuannya sebagai masukan da-
dicatat. Hal ini bertujuan untuk lam upaya penyempurnaan.
memudahkan telusuran.
Tahap berikutnya adalah mem-
8.2.1 Sampel proses dan menganalisis data ha-
Sampel yang diterima atau diper- sil pengujian. Data yang diper-
oleh segera dicatat dan diberi la- oleh ditabulasi, diuji distribusi (ke-
bel. Pencatatan dilakukan dalam normalan) datanya, kemudian di-
buku penerimaan sampel. Infor- hitung, dianalisis kecenderungan
masi yang dicatat meliputi data hubungannya, ditentukan variasi
pemilik sampel, asal sampel, cara dan/atau ketidakpastiannya. Me-
pengambilan sampel, dan instruk- meriksa hasil yang tidak normal,
tur yang menerima sampel. Juga dan melaporkan hasil. Data hasil
dicatat mengenai prosedur ana- analisis dicatat dalam bentuk
lisis yang akan digunakan dan hard copy dan media elektronik.
hasil yang diinginkan. Untuk menjamin keakuratan dan
kerahasiaan data, harus dilaku-
8.2.2 Prosedur Pengujian kan akses terbatas ke buku hasil
Informasi yang perlu dicatat ber- analisis.
kaitan dengan prosedur pengu-
jian adalah metode preparasi Meningkatnya kegiatan laborato-
sampel, peralatan, bahan kimia, rium menuntut adanya kejelasan
media mikroba, atau biakan mur- dan ketelitian kerja. Penggunaan
ni yang digunakan. Juga dicatat software aplikasi laboratorium da-
prosedur pelaksanaan pengujian pat meningkatkan ketelitian kerja.
yang akan dilakukan. Dengan demikian, personel labo-
ratorium harus mampu menggu-
8.2.3 Menganalisis Hasil nakan, memasukan, menyimpan,
Pengujian menganalisis, mengurutkan, me-
Data hasil pengujian dicatat da- nampilkan dan mendisplai data/
lam buku hasil analisis. Bila ada catatan
data ‘pencilan’ harus segera
dilaporkan kepada penanggung 8.2.4 Menampilkan Hasil
jawab untuk dicarikan jalan ke- Analisis
luarnya. Prosedur yang ditempuh Data hasil analisis dapat ditampil-
untuk menangani data pencilan kan dalam beberapa bentuk, mi-
ini dicatat dalam buku hasil salnya :
pengujian.

Kejadian yang dijumpai selama


pengujian dan kelemahan

128 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

a. Bentuk Tabel
Grafik Histogram
Jenis Hari ke-
ikan 1 2 3 4 100
Ikan 20.4 27.4 90 20.4 80
laut 60
40
Ikan 30.6 38.6 34.6 31.6
20
payau
0
Ikan 45.9 46.9 43 45.9 hari ke-1 hari ke-2 hari ke-3 hari ke-4
tawar
Ikan laut Ikan payau Ikan tawar
Gambar 8.1. Penyajian data dalam
bentuk tabel
Gambar 8.3. Penyajian data dalam
bentuk grafik histogram
b. Bentuk Grafik
Grafik merupakan data yang di-
tampilkan dalam bentuk gambar.
Beberapa keuntungan menampil- Grafik Batang
kan data dalam bentuk grafik
antara lain : 100%
80%
1. Data lebih cepat, mudah, je- 60%

las, dan enak dibaca 40%


20%
2. Hubungan dengan data yang 0%
lalu dapat dipaparkan secara hari ke-1 hari ke-2 hari ke-3 hari ke-4

bersamaan 2 Ikan payau Ikan tawar


3. Perbandingan dengan data
yang lain dapat dilihat dengan
jelas Gambar 8.4. Penyajian data dalam
bentuk grafik batang
Dalam bentuk grafik, data dapat
disajikan dengan model grafik se-
bagai berikut : Grafik Pie

Grafik Garis hari hari


ke-4 ke-1
hari
100
80
ke-2
Ikan laut
60
Ikan
hari
40
20
payau ke-3
Ikan
0
tawar
hari hari hari hari
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4

Gambar 8.5. Penyajian data dalam


bentuk grafik pie
Gambar 8.2. Penyajian data dalam
bentuk grafik garis

129 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

Grafik Bulat grafik balok yang menggambar-


kan perbandingan antara masing-
masing jenis data terhadap
hari ke-1 keseluruhan. Dengan menggu-
hari ke-2 nakan grafik, dapat terlihat masa-
hari ke-3
lah mana yang dominan (vital
hari ke-4
view) dan masalah yang banyak
tetapi tidak dominan (trivial
many).

Gambar 8.6. Penyajian data dalam Sebagai contoh pembuatan dia-


bentuk grafik garis gram Pareto dengan mengguna-
kan data cacat produksi dari
bahan pangan berikut ini :
Diagram Pareto
Diagram Pareto adalah diagram
yang terdiri atas grafik garis dan

Jenis Cacat Jumlah Persentase Jumlah Persen


Isi kurang 455 48 48
Bocor 260 27 75
Tutup Miring 135 14 89
Cembung 100 11 100
Total 950 100

Gambar 8.7. Penyajian data dalam bentuk grafik garis

130 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

c. Bentuk Bagan Kendali d. Bentuk Skala


Bagan kendali merupakan penya- Jenis Cacat Jumlah
jian data dalam bentuk grafik ga- Isi kurang ++
ris yang mencantumkan batas Bocor ++++
maksimum dan batas minimum Tutup Miring +
yang merupakan daerah batas Cembung +++
pengendalian (Muhandri dan
kadarisman, 2006). Bagan ini
memperlihatkan perubahan data 8.3. Prinsip berlaboratorium
dari waktu ke waktu tetapi tidak yang baik
menunjukkan penyebab muncul- Secara garis besarnya, prinsip
nya penyimpangan. berlaboratorium yang baik diciri-
kan dengan dimilikinya sarana,
Salah satu jenis Bagan Kendali metode, peralatan dan kemam-
yang banyak digunakan adalah puan analisis, serta sistim peng-
Bagan X-R (Gambar 8.8.) organisasian. Sistim pengorgani-
sasian dan manajemen merupa-
kan unsur penting dalam memba-
ngun GLP. Tanpa pelaksanaan
manajemen yang menyeluruh
dan keterlibatan semua personel,
maka sistem GLP tidak akan
berfungsi sebagaimana mestinya
dan tidak memiliki kredibilitas.

Untuk dapat melaksanakan kegi-


atan berlaboratorium yang baik,
setiap laboratorium harus memi-
liki sarana dan peralatan labora-
torium serta metode pengujian
yang akan mendasari pelaksa-
naan semua kegiatan laboratori-
Gambar 8.8. Bagan kendali tipe um. Komponen- komponen yang
X (atas) dan Tipe Y telah disebut akan diorganisir
(bawah) oleh seorang manajer, sehingga
laboratorium akan memiliki ke-
mampuan untuk melakukan pe-
rencanaan mulai dari pengam-
bilan sampel, penanganan sam-
pel, pengujian, pencatatan dan
pelaporan.

131 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

Struktur organisasi laboratorium tidak terduga, sistem uji telah


dan tanggungjawab setiap sesuai persyaratan, semua
personal yang sesuai dengan peraturan GLP ditaati dan data
kompetensinya harus ditentukan diarsipkan dengan baik.
dengan jelas. Struktur organisasi
dan deskripsi pekerjaan yang 8.4. Pemeliharaan
jelas dengan sendirinya Laboratorium
memperlihatkan fungsi Adapun ruang lingkup kegiatan
laboratorium dan hubungan dari pemeliharaan laboratorium antara
setiap bagian dalam organisasi lain mencakup pembersihan area
laboratorium. kerja, pembersihan dan penyim-
panan peralatan, memantau stok
Personil harus memiliki bahan dan metode pengujian.
kompetensi sesuai dengan
pendidikan, pelatihan dan Laboratorium memiliki beberapa
pengalamannya. Jumlah personil kelengkapan dasar yang harus
harus mencukupi untuk dibersihkan secara rutin. Meja
melaksanakan pekerjaan yang kerja merupakan kelengkapan
diperlukan dilaboratorium tepat dasar laboratorium. Meja ini se-
waktu. Rekaman data kualifikasi baiknya terbuat dari bahan yang
pendidikan, pelatihan yang telah kuat, kedap air dan tahan bahan
diikuti, pengalaman dan jabatan kimia. Bagian permukaan meja
personil harus didokumentasikan. kerja halus dan rata sehingga
mudah dibersihkan.
Salah satu persyaratan personil
adalah harus mengetahui dan Selain kondisi meja, pengaturan
memahami teori dasar, teknik jarak antar meja juga perlu diper-
dan metode analisis, serta hatikan. Jarak antar meja harus
mengetahui dan faham dengan diatur sedemikian rupa sehingga
bekerjanya instrumen. tidak mengganggu aktivitas labo-
ratorium.
Bagian terpenting dari GLP
adalah persyaratan dan Laboratorium memiliki dua sistem
kewenangan dari kepala pencahayaan, yaitu pencahayaan
laboratorium. Kepala alami dan buatan. Pencahayaan
laboratorium bertanggungjawab alami mengandalkan matahari
langsung secara keseluruhan sebagai sumber cahaya. Adapun
terhadap teknik pekerjaan pencahayaan buatan (artifisial)
laboratorium, menjamin mengandalkan sinar lampu seba-
penerimaan protokol analisis dari gai sumber cahaya.
pengelola sponsor, laporan
akurat dan sahih dari data Penentuan sistem pencahayaan
percobaan, pelaporan keadaan yang digunakan tergantung dari

132 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

fungsi laboratorium. Laborato- rator (genset) sebagai sumber


rium yang digunakan untuk kultur energi alternatif.
mikroba akan menggunakan sis-
tim pencahayaan buatan yang ti- Air merupakan kebutuhan pokok
dak terlalu terang tetapi konstan yang menunjang seluruh kegiatan
setiap saat. laboratorium. Kebutuhan air di-
peroleh dari Perusahaan Air
Ventilasi ruang kerja juga harus Minum (PAM) dan air sumur.
dibersihkan agar mendapatkan Volume air yang harus disedia-
sirkulasi udara yang baik. Ven- kan disesuaikan dengan aktivitas
tilasi ada yang alami dan buatan. laboratorium.
Ventilasi alami digunakan untuk
ruangan luas dan terbuka. Semua fasilitas yang terdapat di
laboratorium harus dipelihara dan
Ventilasi buatan digunakan untuk diperiksa secara rutin. Pemerik-
menciptakan sirkulasi udara di saan rutin dilakukan setiap tiga
ruang tertutup. Volume aliran bulan sekali. Pemeliharaan labo-
udara yang bergerak relatif kecil ratorium ditujukan untuk mem-
dibandingkan ventilasi alami. Un- berikan rasa nyaman, tenang dan
tuk menciptakan aliran udara pa- tertib.
da ventilasi tertutup digunakan
exhauser atau blower. Untuk meningkatkan mutu labo-
ratorium, diperlukan pengaturan
Temperatur dan kelembaban ru- akses ke dalam ruangan labo-
angan laboratorium juga perlu di- ratorium. Ada ruang dengan ak-
kendalikan, terutama di ruang ses bebas dan ada ruang dengan
analisis dan ruang penyimpanan akses terbatas.
peralatan, bahan kimia, dan mi-
kroba. Temperatur ruangan da- Penentuan ruang dengan akses
pat dikendalikan dengan meng- terbatas ditujukan untuk mening-
gunakan Air Condition (AC). katkan keamanan dan keraha-
Sedangkan kelembaban udara siaan sampel dan data hasil pe-
dalam ruangan diatur dengan ngujian.
menggunakan humidifier.
8.4.1 Pembersihan area kerja
Energi yang dimiliki laboratorium Pembersihan area kerja labora-
bersumber dari Perusahaan Lis- torium harus dilakukan agar ba-
trik Negara (PLN). Besarnya han pangan yang akan diuji di
daya listrik disesuaikan dengan laboratorium tidak mengalami
besarnya aktivitas yang dilakukan pencemaran, baik secara fisik,
di laboratorium. Untuk mecegah kimiawi, atau biologis.
hal yang tidak diinginkan, labo-
ratorium dilengkapi dengan gene-

133 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

Pembersihan area kerja dilaku- a. Pengenceran. Pengenceran


kan berdasarkan prinsip-prinsip banyak dilakukan untuk me-
SSOP (Bab VI dalam buku ini) nangani bahan kimia ber-
agar area kerja terbebas dari bentuk cair dan gas. Bahan
sumber kontaminan. Pembersi- kimia yang sudah encer se-
han area kerja laboratorium dila- lanjutnya dapat dibuang ke
kukan dengan menggunakan zat sistem saluran pembuangan
pembersih yang sesuai. Untuk air. Apabila tidak larut dalam
pengujian bahan pangan, zat air, sisa/bekas limbah ditam-
pembersih yang digunakan harus pung dalam botol berlabel
mampu berperan sebagai sterili- dan jangan dibuang ke sistem
sator dan tidak memiliki aroma saluran air. Sejumlah perta-
yang kuat. Penggunaan zat pem- nyaan yang perlu dijawab bila
bersih yang beraroma tidak di- akan melakukan penanganan
sarankan mengingat beberapa bahan kimia dengan pengen-
bahan pangan mampu menyerap ceran, adalah : (1) apakah
aroma tersebut. bahan tersebut meracuni tum-
buhan atau binatang?; (2) da-
Senyawa kimia yang tumpah ha- patkan bahan kimia tersebut
rus ditangani secara cermat agar diencerkan?; (3) Apakah ba-
tidak membahayakan. Pena- han kimia tersebut dapat ber-
nganan bahan kimia tersebut ha- campur dengan air; dan (4)
rus berdasarkan prosesur SSOP, apakah bahan tersebut ber-
terutama untuk senyawa kimia ubah jika diencerkan. Jika ja-
beracun, mudah terbakar atau waban yang ada memberikan
mudah meledak. kepuasan bagi semua pihak
maka penanganan bahan sisa
Sama halnya seperti senyawa /bekas dengan pengenceran
kimia yang tumpah, penanganan merupakan salah satu cara
bahan kimia sisa atau limbah la- penanganan yang baik.
boratorium harus dilaksanakan b. Penggunaan senyawa kimia-
sesuai prosedur, terutama untuk wi. Penerapan prinsip-prinsip
senyawa berbahaya karena da- kimiawi sering dilakukan un-
pat menimbulkan keracunan, ke- tuk menangani bahan sisa/
bakaran, ledakan, atau menyum- bekas sehingga tidak menim-
bat saluran air. bulkan bahaya atau menye-
babkan terjadinya banjir aki-
Bahan sisa harus ditangani seca- bat penyumbatan. Beberapa
ra baik agar tidak menimbulkan bahan kimia yang digunakan
masalah. Penanganan bahan ki- dalam aktivitas penanganan
mia sisa dapat dilakukan dengan bahan sisa/ bekas dan dapat
cara : digunakan untuk menghan-

134 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

curkan atau menetralisir ba- seminimal mungkin sehingga ti-


han sisa bekas. dak mampu mempengaruhi hasil
c. Pengumpulan. Bahan sisa/ analisis. Kondisi ruang kerja
bekas yang tidak dapat dila- yang bersih dan tertata baik akan
kukan pengenceran sebaik- menimbulkan kenyamanan dalam
nya dikumpulkan dan disim- bekerja.
pan dalam wadah khusus dan
selanjutnya baru dibuang. 8.4.2 Pembersihan dan
Pecahan gelas dan sisa lo- penyimpanan peralatan
gam dikumpulkan dalam wa- Kualitas mutu laboratorium pe-
dah terpisah dan masing- ngujian ditentukan oleh validatas
masing diberi label. data hasil pengujian. Oleh kare-
d. Penguburan. Penguburan nanya, mutu laboratorium pengu-
dilakukan untuk menangani jian perlu ditunjang dengan pera-
bahan berasal dari binatang latan uji dan manajemen yang
dan sejenisnya. Bahan ter- handal. Dengan peralatan dan
sebut selanjutnya dikubur da- manajemen yang handal, maka
lam lubang yang tekah disi- laboratorium pengujian akan da-
apkan. pat menghasilkan data pengu-
e. Pembakaran. Bahan sisa/ kuran yang akurat dan valid.
bekas yang mudah terbakar
sebaiknya ditangani dengan Peralatan yang harus dimiliki oleh
cara dibakar agar aman. Pe- sebuah laboratorium pengujian
laksanaan pembakaran seba- adalah semua peralatan, baik
iknya dilakukan pada tempat yang digunakan untuk pengam-
yang mendukung. Asap yang bilan sampel, pengukuran dan
terbentuk dari proses pemba- pengujian sampel, termasuk per-
karan yang tidak sempurna alatan yang digunakan untuk pre-
dapat menyebabkan iritasi pa- parasi sampel yang akan diuji,
da kulit atau keracunan. pemrosesan, serta analisis data
f. Lemari uap. Gas yang tidak pengujian. Untuk menjaga mutu
berbahaya dapat dilepaskan hasil pengujian, peralatan harus
ke atmosfir melalui lemari dioperasikan oleh personel yang
uap, sedangkan gas beracun berwenang.
(klorin dan nitrogen dioksida,
NO2) dibuang melalui lemari Untuk menjaga agar peralatan
uap dengan system ventilasi. tetap terawat, personel yang ber-
tanggungjawab terhadap perala-
Pembersihan area kerja ditujukan tan harus dilengkapi dengan
untuk sterilisasi ruangan dan instruksi yang mutakhir untuk
kenyamanan dalam melakukan menggunakan dan merawat per-
pekerjaan analisis. Keberadaan alatan, termasuk setiap panduan
sumber pencemar sudah ditekan yang relevan, seperti yang dise-

135 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

diakan oleh produsen peralatan c. cek kesesuaian peralatan de-


tersebut. Instruksi tersebut ha- ngan spesifikasi;
rus siap tersedia untuk digunakan d. lokasi peralatan;
oleh personel laboratorium yang e. instruksi manufaktur, jika ada
sesuai. dan acuan keberadaannya;
f. tanggal, hasil, salinan laporan
Semua peralatan yang bersang- dan sertifikat semua kalibrasi,
kutan dengan sistem mutu harus penyetelan, persyaratan pe-
telah dikalibrasi dan/atau diperik- nerimaan, dan tanggal kali-
sa untuk memenuhi persyaratan brasi berikutnya;
spesifikasi laboratorium dan se- g. rencana perawatan, dan pera-
suai dengan spesifikasi standar watan yang telah dilakukan;
yang relevan. Program kalibrasi h. kerusakan, kegagalan pema-
peralatan harus ditetapkan untuk kaian, modifikasi, atau perba-
peralatan dan instrumentasi yang ikan peralatan.
mempunyai pengaruh signifikan
pada hasil uji. Di samping itu, Dengan mengetahui dan mencer-
semua peralatan pengujian, baik mati laporan mengenai status
perangkat lunak maupun perang- peralatan, laboratorium pengujian
kat keras, harus dilindungi dari akan terhindar dari hal-hal yang
pengoperasian yang tidak semes- tidak diinginkan. Laboratorium
tinya sedemikian sehingga me- dapat melakukan evaluasi, khu-
nyebabkan hasil pengujian tidak susnya menyangkut penggunaan
valid. Selain itu, untuk mengen- peralatan serta mutu data yang
dalikan dan memelihara pera- dihasilkan. Apabila dari laporan
latan diperlukan status operasi- status peralatan diketahui peng-
onal peralatan. Karena itu, setiap gunaan peralatan sampai lewat
peralatan dan perangkat lunak beban, salah penggunaan, mem-
yang mempengaruhi hasil uji berikan hasil yang mencurigakan,
harus diidentifikasi secara khusus dan telah terbukti kurang baik
untuk masing-masing peralatan atau keluar dari batas yang
tersebut. Rekaman harus dipeli- ditetapkan, maka peralatan ter-
hara untuk setiap peralatan dan sebut tidak boleh digunakan,
perangkat lunak yang sesuai un- serta harus diisolasi untuk men-
tuk pengujian yang dilakukan. cegah penggunaannya, sampai
Rekaman yang dibuat harus me- ketidakberesan dapat diatasi.
muat sekurang-kurangnya:
a. identitas dan perangkat lunak- Peralatan yang telah diketahui
nya; tidak berfungsi secara baik harus
b. nama manufaktur, identitas ti- diberi label yang jelas dan diberi
pe, nomor seri atau identitas tanda “Tidak boleh digunakan”.
khusus lainnya; Peralatan tersebut dapat diguna-
kan kembali apabila telah diper-

136 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

baiki dan telah menunjukkan ke- Peralatan laboratorium yang telah


benaran unjuk kerjanya. digunakan segera dicuci dan di-
keringkan untuk kemudian disim-
Laboratorium harus memeriksa pan pada tempatnya. Pekerjaan
pengaruh cacat/penyimpangan ini dilakukan oleh penanggungja-
dari batas-batas yang telah wab peralatan. Apabila diperlu-
ditentukan pada pengujian sebe- kan, operator atau analis dapat
lumnya. Bila memungkinkan, se- segera melakukan peminjaman
mua peralatan yang berada di kepada penanggung jawab per-
bawah pengendalian laborato- alatan.
rium dan memerlukan kalibrasi
harus diberi label, kode, atau Pembersihan peralatan gelas di-
cara identifikasi lain, untuk me- lakukan sesuai prosedur. Guna-
nunjukkan status kalibrasi, terma- kan deterjen untuk menghilang-
suk tanggal kalibrasi terakhir kali kan kotoran ringan. Untuk kotor-
dilakukan dan tanggal atau keten- an yang menempel kuat dapat di-
tuan kadaluwarsa saat kalibrasi gunakan reagen. Peralatan yang
yang bersangkutan digunakan. sudah dibersihkan disimpan pada
wadah penyimpanan yang telah
Laboratorium hendaknya memas- disiapkan.
tikan bahwa fungsi dan status
kalibrasi peralatan telah diperiksa Peralatan laboratorium sangat
dan menunjukkan hasil yang baik menentukan kinerja dan keaku-
sebelum peralatan dapat diguna- ratan hasil analisis. Peralatan se-
kan kembali. Apabila suatu per- baiknya selalu dalam kondisi ber-
alatan memerlukan pemeriksaan sih sehingga dapat dipergunakan
antara sebelum status kalibrasi setiap saat. Peralatan yang ter-
dinyatakan berhasil dengan baik, pelihara secara baik akan mem-
maka pemeriksaan itu juga harus perpanjang usia penggunaan alat
dilakukan dengan prosedur yang tersebut.
benar. Agar peralatan dapat
berfungsi dengan baik dan lancar Setelah digunakan, alat-alat ter-
untuk suatu prosedur pengujian, sebut sebaiknya selalu dipelihara
maka diperlukan pemeliharaan dan disimpan sesuai prosedur.
alat secara rutin. Hal ini selain Pisahkan peralatan yang terbuat
dimaksudkan untuk mencegah dari gelas dengan peralatan
terjadinya kerusakan, juga diha- logam karena masing-masing
rapkan dapat mengurangi resiko membutuhkan pemeliharaan dan
menurunnya unjuk kerjanya dan penyimpanan berbeda.
mengurangi resiko besarnya bia-
ya perbaikan. Beberapa ketentuan yang harus
diketahui dalam pemeliharaan

137 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

peralatan gelas, plastik, porselen, PAM atau akuades yang me-


atau logam antara lain adalah : ngalir.
5. Peralatan yang sudah diber-
1. Alat yang terbuat dari bahan sihkan harus dikeringkan ter-
gelas dibersihkan dengan sa- lebih dahulu sebelum disim-
bun detergen dan bila perlu pan. Proses pengeringan
menggunakan sikat untuk dapat dilakukan pada rak pe-
membersihkan bagian yang ngering.
sulit dijangkau. Bentuk sikat 6. Peralatan yang terbuat dari
bermacam-macam, sehingga logam dapat dicuci dengan
penggunaannya harus dise- menggunakan sabun deter-
suaikan dengan bentuk alat jen. Keringkan dahulu pera-
yang akan dibersihkan. latan tersebut lalu disimpan
2. Alat yang terbuat dari bahan pada tempatnya sehingga si-
plastik mudah tergores. Oleh ap untuk digunakan pada ke-
karena itu gunakan spon un- giatan berikutnya. Ada be-
tuk mencegah goresan sela- berapa ketentuan mengenai
ma pembersihan. penyimpanan alat, yaitu seba-
3. Cara untuk mengetahui apa- gai berikut : (a) penyimpanan
kah peralatan yang dicuci su- peralatan yang terbuat dari
dah benar-benar bersih ada- gelas; (b) peralatan gelas
lah dengan membasahi wa- seperti tabung reaksi, pipet
dah tersebut dengan air. Bila atau buret dapat disimpan
seluruh permukaan alat men- pada rak khusus atau pada
jadi basah dengan memben- kotak yang telah disediakan;
tuk lapisan air yang tipis, (c) termometer yang telah
berarti peralatan sufah bersih. digunakan harus dikeringkan
Bila belum bersih, pada per- terlebih dahulu dengan cara
mukaan alat terbentuk kum- menyimpan pada rak khusus
pulan bintik-bintik air dipermu- di ruangan terbuka pada suhu
kaannya. ruang, setelah kering sim-
4. Noda minyak atau kerak yang panlah pada tempat yang te-
melekat pada peralatan gelas lah disediakan.
dapat dibersihkan dengan ca- 7. Statif yang terbuat dari bahan
ra merendam peralatan ter- logam tidak perlu dilepas dari
sebut selama semalam dalam dasar, dan letakkan di bawah
larutan pembersih yang ter- permukaan.
buat dari 1 bagian asam
sulfat (pekat) dan 9 bagian Setelah digunakan, tabung reaksi
Kalium dikromat (3% aq.). harus dikosongkan dan direndam
Keesokan harinya, peralatan dalam air. Tabung reaksi selan-
tersebut dicuci dengan air jutnya dicuci dengan air panas
yang mengandung diterjen alka-

138 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

lin. Pencucian dilanjutkan dengan dari sifatnya, fasanya, atau karak-


perendaman dalam air panas teristiknya. Sifat paling umum
yang bersih. Terakhir, tabung re- dari bahan kimia adalah asam,
aksi harus direndam dalam aqua- basa, dan garam.
des dan dikeringkan. Tutup ta-
bung reaksi harus dicuci dalam Fasa bahan kimia dapat berben-
air panas segera setelah dimung- tuk padatan, cairan, dan gas.
kinkan. Rebuslah tutup tabung Bahan kimia berbentuk padatan
reaksi selama dua menit dengan dapat dibagi lagi menjadi bentuk
menggunakan aqudest. kristal atau serbuk.

Pipet yang telah digunakan harus Panca indera dapat digunakan


segera direndam dalam air bersih untuk mengenali bahan kimia.
yang dingin. Cuci seperti di atas Kemampuan menggunakan pan-
dan dilanjutkan dengan peren- ca indera hanya dimiliki oleh
daman dalam air aquades. Sete- orang tertentu atau yang sudah
lah dikeringkan, simpanlah pipet biasa bekerja di laboratorium.
dalam wadahnya. Beberapa senyawa kimia memi-
liki karakteristik yang sudah dike-
8.4.3 Memantau stok bahan nal, misalnya : tembaga sulfat
Stok bahan kimia dan peralatan bentuknya kristal berwarna biru,
harus selalu dipantau agar dapat Yodium berbentuk kristal berwar-
menjamin keberlangsungan pro- na coklat ungu.
ses pengujian di laboratorium.
Stok bahan kimia diperiksa dan Cara lain yang dapat membantu
dicatat. Label kemasan yang te- mengenali sifat dari bahan kimia
lah rusak diperbaiki atau diganti. adalah dengan melihat dan mem-
perhatikan simbol atau keterang-
Label harus memberikan infor- an yang tercantum pada label.
masi secara jelas mengenai jenis Simbol yang tercantum pada la-
bahan kimia yang terdapat dida- bel relatif sederhana dan komuni-
lam kemasan dan cara penanga- katif. Misalnya gambar tengkorak
nannya. Label juga harus men- menunjukkan bahwa bahan kimia
cantumkan potensi bahaya dan tersebut beracun, gambar nyala
kontaminasi yang mungkin ter- api menyatakan bahwa bahan
jadi. Jelaskan pula mengenai kimia tersebut mudah terbakar,
kondisi kesehatan apabila terjadi sedangkan gambar ledakan akan
kontaminasi. memberi informasi bahwa bahan
kimia tersebut mudah meledak.
8.4.3.1 Bahan Kimia
Bahan kimia yang digunakan di 8.4.3.2 Menuangkan Bahan
laboratorium dapat dikenali de- Menuangkan bahan merupakan
ngan beberapa cara, diantaranya kegiatan yang banyak dilakukan

139 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

di laboratorium. Bahan yang ditu- Buka tutup botol tersebut secara


ang dapat berupa bahan kimia hati-hati agar bahan kimia yang
berbahaya atau bahan kimia ada tidak kembali lagi ke dalam
yang tidak berbahaya. Bahan ba- botol. Ketuk tutup botol tersebut
ku berbentuk cair juga memer- secara perlahan menggunakan
lukan teknik penuangan, demiki- telunjuk atau batang pengaduk,
an pula dengan bahan cair yang sehingga bahan kimia dapat jatuh
mudah membeku, seperti media pada tempat yang diinginkan.
agar yang digunakan di laborato-
rium mikrobiologi sebagai media Pengambilan bahan padat juga
tumbuh mikroba. dapat dilakukan dengan menggu-
nakan sendok atau spatula. Sen-
Setiap akan menuangkan bahan dok yang digunakan disesuaikan
sebaiknya baca secara teliti infor- dengan panjang dan ukuran mu-
masi yang terdapat dalam label lut botol. Masukkan spatula atau
atau prosedur kerja agar tidak sendok ke dalam botol dan ambil
terjadi kesalahan yang dapat me- bahan kimia secukupnya. Tuang-
nimbulkan kerugian atau kecela- kan bahan kimia ke tempat yang
kaan. diinginkan dengan cara mengetuk
secara perlahan spatula atau
Peganglah wadah bahan dengan sendok tersebut sampai tercapai
baik. Bila wadah ditempelkan la- jumlah bahan kimia yang diingin-
bel yang menerangkan isi dalam kan.
wadah, letakkan label tersebut di
bawah telapak tangan. Cara ini Cara lain yang dapat dilakukan
dimaksudkan untuk dapat mence- untuk menuangkan bahan kimia
gah adanya bahan yang menetes berbentuk padat adalah dengan
atau menempel pada label se- memindahkan secara langsung
hingga label tetap utuh. Cara ini diawali dengan membu-
ka tutup botol dan memiringkan-
a. Mengambil dan nya ke arah wadah penampung.
menuangkan bahan padat Guncang atau ketuk secara per-
Pengambilan dan penuangan ba- lahan hingga bahan kimia di da-
han berbentuk padatan tergan- lamnya jatuh ke wadah penam-
tung dari wadah yang digunakan. pung sesuai jumlah yang diingin-
Bila wadahnya berupa botol, kan
maka pengambilan bahan kimia
dapat dilakukan dengan memi- b. Mengambil dan
ringkan botol sedemikian rupa menuangkan bahan cair
sehingga terdapat sedikit bahan Cara menuangkan bahan kimia
yang masuk ke dalam tutup botol. berbentuk cair agak berbeda de-
ngan bahan kimia berbentuk pa-
dat. Bacalah terlebih dahulu la-

140 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

bel yang melekat dalam botol se- nuh mikroba yang akan ditum-
cara teliti untuk mencegah kesa- buhkan. Namun bila terlalu ’di-
lahan. Peganglah botol sedemi- ngin’, dikhawatirkan media sudah
kian rupa sehingga bagian label membeku sehingga sulit dituang-
terletak pada telapak tangan. Mi- kan.
ringkan botol untuk membasahi
tutupnya dengan bahan kimia di c. Menimbang
dalam botol. Hal ini dimaksudkan Menimbang merupakan kegiatan
untuk memudahkan membuka- di laboratorium yang memiliki pe-
nya. ran penting dalam menghasilkan
data akurat. Kegiatan menim-
Bukalah tutup botol dengan cara bang harus dilakukan secara cer-
menjepitnya diantara jari. Tuang- mat dan hati-hati untuk memini-
kan bahan kimia cair dengan malkan kesalahan.
bantuan batang pengaduk. Bila
akan menuangkan ke dalam ge- Neraca sangat tergantung dari
las ukur, bahan kimia dapat lang- kapasitas dan tingkat ketelitian-
sung dituangkan ke dalam gelas nya. Neraca yang kapasitasnya
ukur tersebut atau ditampung ter- besar biasanya kurang teliti se-
lebih dahulu ke dalam dalam ge- hingga biasa disebut neraca ka-
las kimia. Selanjutnya barulah sar, sedangkan neraca yang
bahan kimia tersebut dituangkan kapasitasnya kecil memiliki kete-
ke dalam gelas ukur. litian lebih baik sehingga biasa di-
sebut neraca halus (neraca ana-
Dalam menuangkan bahan kimia litik).
dari botol harus diperhatikan
ukuran mulut botol dengan ukur- Berdasarkan prinsip kerjanya ne-
an wadah penampung. Ukuran raca terbagi menjadi neraca me-
mulut botol harus lebih kecil dari- kanik dan digital. Neraca digital
pada ukuran mulut wadah pe- lebih cepat kerjanya dan lebih te-
nampung. liti.

Untuk menuangkan bahan yang Langkah pertama yang harus


mudah berubah, seperti misalnya dilakukan dalam kegiatan penim-
media agar untuk menumbuhkan bangan adalah membersihkan
mikroba. Penuangan dilakukan neraca atau piring neraca dari
dengan cara seperti telah dijelas- sisa bahan atau kotoran lainnya.
kan di atas namun dilakukan
pada suhu yang tepat dimana Setimbangkan (tera) neraca de-
tidak terlalu panas dan tidak ter- ngan cara menggeser skrup pe-
lalu dingin. Bila penuangan dila- ngatur hingga jarum menunjuk-
kukan saat media agar masih pa- kan angka nol. Untuk neraca di-
nas dikhawatirkan dapat membu- gital, proses tera dilakukan de-

141 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

ngan menekan tombol tera dan atau pipet ukur. Untuk memper-
secara otomatis neraca digital oleh hasil pengukuran yang aku-
akan menampilkan angka nol. rat, gunakan gelas atau pipet
ukur yang bersih sehingga tidak
Timbang wadah bahan untuk me- ada bahan cair yang tertinggal
ngetahui bobotnya. Bobot dari pada alat ukur tersebut.
bahan kimia dapat diketahui de-
ngan cara mengurangkan bobot Gelas atau pipet ukur yang di-
total dengan bobot wadah. Bila gunakan harus disesuaikan de-
menggunakan neraca digital, pe- ngan volume bahan cair yang
nentuan bobot wadah bahan ti- akan ditentukan volumenya. Ba-
dak perlu dilakukan. Simpan wa- calah secara teliti skala yang
dah bahan pada neraca digital, terdapat dalam alat pengukur.
lalu tekan tombol tera. Secara Jangan sampai salah membaca
otomatis neraca digital akan me- skala, misalnya satuan terkecil-
nampilkan angka nol, yang berarti nya ml, 0.1 ml atau µm.
angka yang akan ditampilkan da-
lam proses penimbangan adalah Isaplah zat cair yang akan diukur
bobot bahan kimia. volumenya sampai di atas garis
batas. Bila yang akan diukur
Masukan bahan kimia yang akan adalah zat cair yang berbahaya,
ditimbang sesuai prosedur penu- gunakan ball pipet. Tutup ujung
angan bahan kimia. Pasang be- pipet dengan jari telunjuk, kemu-
ban timbangan sesuai dengan dian angkat. Keringkan dahulu
bobot bahan kimia yang diingin- ujung pipet dengan menggunkan
kan. Lakukan penambahan atau kertas saring. Turunkan permu-
pengurangan bahan kimia hingga kaan zat cair dengan cara mem-
diperoleh bobot yang diinginkan. buka ujung telunjuk secara hati-
hati sampai tanda volume. Ma-
Bila penimbangan telah selesai, sukan zat cair ke dalam tempat
kembalikan semua dalam posisi yang disediakan.
semula. Bersihkan piring neraca
atau permukaan neraca. Naikkan Isilah gelas ukur dengan bahan
penahan neraca agar piring yang akan diukur volumenya.
neraca tidak bergoyang. Matikan Perhatikan permukaan zat cair
arus listrik bila menggunakan yang diukur. Bila permukaannya
neraca digital. cekung dibaca pada permukaan
bagian terbawah dan bila per-
mukaannya cembung dibaca pa-
d. Mengukur volume bahan da permukaan bagian paling
cair atas. Pembacaan skala harus
Volume bahan cair dapat diukur lurus dengan mata.
dengan menggunakan gelas ukur

142 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

e. Menyaring atau uap bertekanan (Gambar


Untuk menyaring suatu campuran 8.9.).
dapat dilakukan dengan meng-
gunakan kertas saring. Ukuran
kertas saring disesuaikan dengan
ukuran partikel yang akan di-
pisahkan dari suatu campuran.
Bentuklah kertas saring sedemi-
kian rupa sehingga sesuai de-
ngan ukuran corong. Penyobek-
an kertas saring di bagian yang
dilipat dimaksudkan untuk mem-
berikan udara sehingga proses
penyaringan dapat berlangsung
lancar.

Tempatkan kertas saring pada


corong dan basahi kertas saring
tersebut dengan air suling
sehingga benar-benar melekat
pada corong. Pasang corong
pada statif dan ujung bagian Gambar 8.9. Autoclave yang dapat
digunakan untuk sterilisasi
bawahnya dimasukan ke mulut dengan uap bertekanan
dari wadah penampungan filtrat.
Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000).
Tuangkan larutan yang akan
disaring ke atas corong. Proses
penuangan dilakukan secara hati- 8.4.4 Metode Pengujian
hati agar tidak ada larutan yang Telah dijelaskan sebelumnya
melebihi kertas saring. bahwa laboratorium pengujian
adalah laboratorium yang melak-
f. Mensterilisasi sanakan pengujian, yaitu suatu
Sterilisasi adalah proses pemus- kegiatan teknis yang terdiri atas
nahan semua bentuk kehidupan. penetapan, penentuan satu atau
Objek yang telah terbebas dari lebih sifat atau karakteristik dari
mikroba disebut steril. suatu produk, bahan, peralatan,
organisme, fenomena fisik, pro-
Proses sterilisasi dapat dilakukan ses atau jasa, sesuai dengan
dengan menggunakan suhu prosedur yang telah ditetapkan.
panas, sinal ultra violet, sinar-X, Dengan demikian laboratorium
atau dengan menggunakan se- pengujian pangan adalah labora-
nyawa kimia. Sterilisasi suhu torium yang melaksanakan pe-
panas dapat berupa udara kering ngujian pangan, yaitu suatu ke-
giatan penentuan sifat atau ka-

143 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

rakteristik bahan pangan dengan dan mudah diakses oleh personel


menggunakan prosedur yang te- laboratorium.
lah ditetapkan.
Kadang terjadi penyimpangan
Metode (prosedur) pengujian me- dari hasil pengukuran yang diper-
miliki arti sangat penting dalam oleh. Penyimpangan terhadap
melaksanakan kegiatan penguji- metode pengujian boleh terjadi
an. Sesuai dengan perkembang- hanya jika penyimpangan ter-
an, laboratorium harus menggu- sebut dapat dibuktikan kebena-
nakan metode dan prosedur pe- rannya secara teknis, disahkan
ngujian yang sesuai dengan stan- dan dapat diterima oleh pelang-
dar, baik nasional maupun inter- gan. Agar pengujian dapat dilaku-
nasional. Metode dan prosedur kan dengan benar serta membe-
tersebut meliputi metode : 1) pe- rikan hasil yang memuaskan dan
ngambilan sampel; 2) penangan- dapat dipercaya, maka laborato-
an sampel; (3) transportasi sam- rium harus menggunakan metode
pel; (4) penyimpanan sampel; (5) standar, baik secara internasio-
preparasi sampel yang akan diuji; nal, regional atau nasional.
(6) pengukuran/analisis sifat atau
karakteristik sampel (sehingga Namun karena suatu alasan, la-
diperoleh data); (7) perkiraan ke- boratorium dapat juga menggu-
tidakpastian pengukuran; dan (8) nakan metode bukan standar.
teknik statistik untuk analisis data Namun metode tersebut spesifi-
pengujian. kasinya harus telah diakui serta
berisi informasi yang cukup dan
Semua metode dan prosedur ringkas tentang cara melaksana-
yang diperlukan oleh laborato- kan pengujian tersebut. Bila
rium dalam melaksanakan tugas- menggunakan metode standar, ti-
nya sebagai laboratorium pengu- dak perlu ditambah atau ditulis
jian hendaknya tersedia, baik be- ulang sebagai prosedur internal,
rupa instruksi untuk penggunaan tetapi dapat digunakan langsung
dan pengoperasian peralatan sesuai dalam bentuk aslinya.
yang relevan, maupun penangan- Pada penggunaan metode stan-
an serta preparasi contoh yang dar, mungkin saja diperlukan
akan diuji. Laboratorium harus pengadaan dokumen tambahan
memiliki semua instruksi, standar, untuk menjelaskan langkah-lang-
pedoman dan data referensi yang kah opsional dalam rincian meto-
relevan untuk pekerjaan labora- de atau rincian tambahan.
torium. Semua instruksi, standar,
pedoman dan data referensi yang Ada beberapa hal yang perlu di-
relevan untuk pekerjaan labora- perhatikan dalam penggunaan
torium tersebut harus dipelihara metode analisis, antara lain : (1)
kemutakhirannya serta tersedia semua metode pengujian harus

144 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

didokumentasi dan divalidasi; (2) tidak sesuai lagi atau tidak mung-
semua metode harus dipelihara kin untuk dilaksanakan. Apabila
kemutakhirannya dan tersedia diperlukan, metode standar dapat
untuk staf laboratorium yang dilengkapi dengan rincian tam-
membutuhkan; (3) personel yang bahan untuk menjamin
bersangkutan harus dilatih dan keteraturan dalam penerapannya.
dievaluasi kompetensinya; dan Apabila pelanggan tidak meminta
(4) metode tersebut harus terus secara khusus metode yang
dipelajari oleh staf laboratorium digunakan, laboratorium harus
yang bersangkutan untuk me- memilih/menyeleksi metode yang
ningkatkan keahliannya. sesuai, misalnya:
1. standar internasional, regio-
8.4.4.1 Pemilihan metode nal, atau nasional yang telah
Dalam melaksanakan perannya, dipublikasi oleh badan stan-
laboratorium pengujian harus dar internasional atau nasio-
menggunakan metode pengujian, nal, seperti: Standar Nasional
termasuk metode pengambilan Indonesia (SNI), Standar
sampel, dalam melaksanakan Australia, ISO, ASTM, AOAC,
pengujian. Hal ini dilakukan untuk WHO, dan lain-lainnya;
memenuhi keinginan pelanggan 2. metode yang dikeluarkan/
juga untuk memberi jaminan ke- dipublikasi oleh organisasi
sesuaian dengan hasil pengujian yang mempunyai reputasi,
yang dilakukan. seperti yang dikembangkan
oleh ilmuwan dan dipublikasi
Metode pengujian yang diguna- dalam jurnal ilmiah;
kan dalam kegiatan pengujian di 3. metode yang tertera berasal
laboratorium harus memiliki stan- dari buku teks atau jurnal
dar yang telah dipublikasi dan yang relevan;
berlaku secara internasioanl, 4. metode yang dikeluarkan oleh
regional, nasional, atau minimal pembuat peralatan (manual);
antara penjual dan pembeli. atau
Beberapa pembeli dari negara di 5. metode yang telah dikem-
Eropa memiliki standar kualitas bangkan atau diadopsi labo-
sendiri yang berbeda dengan ratorium dan telah divalidasi
standar kualitas negara lain. Hal (biasanya digunakan untuk
ini tidak bertantangan dengan keperluan khusus di lingku-
peraturan peraturan mengenai ngan laboratorium sendiri).
standarisasi yang berlaku secara
internasional. Dalam rangka melakukan pela-
yanan pengujian kepada pelang-
Metode standar tersebut haruslah gan, seharusnya pelanggan dibe-
edisi terbaru yang berlaku, kecu- ri informasi tentang metode yang
ali bila metode tersebut sudah telah dipilih untuk pengujian ter-

145 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

sebut. Tentu saja, laboratorium 8.4.4.3 Metode tidak standar


harus sudah mampu mengguna- Dalam kondisi tertentu, laborato-
kan/mengoperasikan metode rium mungkin saja tidak dapat
standar secara baik. Jika ada melakukan pengujian seperti
perubahan metode standar yang yang telah ditetapkan berda-
digunakan, hendaklah dilakukan sarkan kesepakatan yang berlaku
konfirmasi ulang ke pelanggan. secara internasional. Penang-
Selain itu, laboratorium juga ha- gungjawab laboratorium tersebut
rus memberitahu pelanggan bila boleh melaksanakan pengujian
metode yang diajukan oleh pe- menggunakan metode pengujian
langgan sudah tidak sesuai atau sendiri. Namun metode peng-
sudah kadaluwarsa. ujian yang dimaksud harus diva-
lidasi terlebih dahulu dan dilapor-
8.4.4.2 Metode yang kan.
dikembangkan oleh
laboratorium Didalam SNI 10-17025-200 butir
Jika laboratorium menggunakan 5.4.5.3, dinyatakan bahwa labo-
metode pengujian yang dikem- ratorium harus memvalidasi me-
bangkan sendiri, maka beberapa tode yang dimiliki dan akan
tindakan berikut harus sudah digunakan. Laboratorium harus
dilakukan : mampu merekam hasil yang di-
1. metode pengujian yang di- peroleh, prosedur yang diguna-
kembangkan harus merupa- kan untuk validasi, dan pernyata-
kan kegiatan yang telah diren- an bahwa metode tersebut tepat
canakan, dan rencana itu untuk penggunaan yang dimak-
harus selalu dimutakhirkan sud.
sejak saat dikembangkan;
2. laboratorium telah menugas- Validasi metoda analisis bahan
kan personel yang telah me- pangan mencakup penetapan
menuhi persyaratan untuk repeatabilitas dan reproduksibi-
menggunakan metode yang litas, akurasi, recovery, batas
dikembangkan sendiri. Harus deteksi minimal, linearitas, kon-
dipastikan sudah terjalin ko- firmasi identitas, dan ketidak
munikasi yang efektif diantara pastian. Validase metode sangat
semua personel laboratorium dibutuhkan dalam analisis bahan
yang terlibat; pangan. Salah satunya karena
3. laboratorium telah dilengkapi nilai nutrisi dan keamanan bahan
dengan sumber daya, baik pangan ditetapkan berdasarkan
sarana maupun prasarana analisis terhadap kandungan
yang memadai untuk melak- unsur/ senyawa yang ada dalam
sanakan metode pengujian bahan pangan tersebut. Alasan
tersebut. lainnya adalah metode analisis
yang digunakan harus divalidasi

146 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

terlebih dahulu agar hasil penguji- g. kondisi lingkungan yang di-


annya dapat disajikan. Apabila persyaratkan;
laboratorium pengujian merasa h. uraian prosedur, yang
perlu untuk menggunakan meto- meliputi:
de yang tidak standar, maka be- pemberian tanda/label
berapa hal berikut harus diper- identifikasi, penanganan,
hatikan, yaitu : transportasi, penyimpan-
1. laboratorium harus mentaati an dan persiapan sampel;
persetujuan dengan pelang- pemeriksaan sebelum
gan mengenai penggunaan pengujian dilakukan;
metode tidak standar sebagi pemeriksaan peralatan
pengukuran; yang sedang bekerja
2. metode bukan standar terse- dengan tepat (bila perlu
but harus mencantumkan dilakukan kalibrasi dan
spesifikasi yang jelas pada penyetelan peralatan
persyaratan pelanggan; serta sebelum digunakan);
3. sesuai dengan tujuan penguji- metode untuk merekam
an. Metode tidak standar pengamatan dan hasil;
yang akan dipilih harus tindakan keselamatan
divalidasi sebagaimana mesti- yang harus dipertimbang-
nya sebelum digunakan (lihat kan;
validasi metode). i. kriteria dan/atau persyaratan
untuk persetujuan /penolakan;
8.4.4.4 Metode pengujian yang j. penyajian data yang harus
baru direkam dan metode analisis
Bila menggunakan metode pe- yang digunakan serta bentuk
ngujian yang baru, sebaiknya di- penyajian data hasil
buat prosedur kerjanya sebelum pengujian; serta
dilakukan pengujian dan sedikit- k. ketidakpastian atau prosedur
nya berisi informasi mengenai : untuk perkiraan ketidakpasti-
a. identifikasi yang sesuai kebu- an.
tuhan;
b. ruang lingkup pengujian; Perlu ditambahkan di sini bahwa
c. uraian jenis bahan yang akan dalam metode analisis dikenal
diuji; hirarki yang meliputi 4 (empat)
d. parameter atau besaran yang kelompok, yaitu: teknik, metode,
akan ditentukan; prosedur dan protokol. Berikut
e. perlengkapan dan peralatan penjelasan bagi masing-masing
yang digunakan, termasuk kelompok, yaitu :
persyaratan untuk kerja
teknis; 1. Teknik adalah prinsip-prinsip
f. standar acuan dan bahan keilmuan yang telah ditemu-
acuan yang dipersyaratkan; kan dan digunakan untuk

147 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

memperoleh informasi me- berkaitan dengan kesalahan


ngenai komposisi. Sebagai analisis.
contoh, misalnya spektrofoto-
metri. 8.4.5 Validasi Metode Uji
Diperolehnya data hasil penguji-
2. Metode merupakan adaptasi an yang valid merupakan tujuan
yang jelas dari suatu teknik utama yang ingin dan harus dica-
yang digunakan untuk kepen- pai oleh suatu laboratorium pe-
tingan pengukuran terseleksi. ngujian. Secara garis besarnya,
Contoh: penetapan gas SO2 hasil uji yang valid dapat digam-
menggunakan pararosaanilin barkan sebagai hasil uji yang
secara spektrofotometri. mempunyai akurasi (accuracy)
dan presisi (precission) yang
3. Prosedur terdiri atas petunjuk tinggi. Metode uji memegang
-petunjuk yang diperlukan peranan sangat penting dalam
untuk melaksanakan suatu memperoleh hasil uji yang memi-
metode. Contoh: penetapan liki akurasi dan presisi tinggi. Dari
gas SO2 dengan pararo- hirarki metode uji dapat diperki-
saanilin secara spektrofoto- rakan hal-hal yang berkaitan de-
metri dapat dilakukan mengi- ngan kesalahan analisis.
kuti prosedur yang dikeluar-
kan oleh ASTM (American Kesalahan analisis dapat dike-
Standard of Testing Materials) lompokan menjadi tiga golongan,
melalui prosedur ASTM, yaitu : 1) kesalahan mutlak (gross
D2914, atau mengikuti errors), 2) kesalahan sistematik
prosedur AOAC (Association (systematic errors) dan 3) kesa-
of Official Analytical Chemist). lahan acak (random errors).
Berikut ini penjelasan mengenai
4. Protokol, merupakan masing-masing golongan, yaitu :
penuntun yang lebih spesifik
bagi suatu metode. Petunjuk 1. Kesalahan mutlak
pada protokol merupakan Kesalahan mutlak merupakan
keharusan di dalam jenis kesalahan yang paling
melaksanakan suatu prosedur fatal, sehingga tidak terdapat
analitis agar tercapai sasaran alternatif lain untuk mengata-
yang diinginkan. sinya, kecuali mengulang pe-
ngujian dari permulaan. Kesa-
Hirarki metode analisis ini lahan ini meliputi penyim-
dimaksudkan untuk memperoleh pangan yang ditimbulkan oleh
hasil analisis yang absah (valid) ketidaknormalan instrumen,
bagi suatu tujuan pengujian contoh uji terbuang tanpa
tertentu. Dari hirarki ini dapat sengaja dan/atau kekeliruan
diperkirakan hal-hal yang pengambilan bahan kimia.

148 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

Kesalahan ini relatif jarang dari hasil sebenarnya) atau ke


terjadi dan sangat mudah di- arah negatif (lebih rendah).
kenali untuk segera diambil Adanya kesalahan sistematik
langkah mengatasinya. Con- akan mempengaruhi akurasi
tohnya, sebuah termometer suatu data uji.
yang oleh karena suatu sebab
tidak dapat menunjukkan tem- 3. Kesalahan acak
peratur benda yang sebenar- Kesalahan acak terjadi secara
nya, maka akan memberikan kebetulan, tanpa disengaja
kesalahan. Namun, kesalah- dan bervariasi dari satu pe-
an ini dapat diperbaiki, misal- ngujian ke pengujian berikut-
nya dengan cara mengganti nya. Kesalahan ini sulit dihin-
dengan termometer lain yang dari dan diperbaiki. Misalnya,
lebih tepat. pada pengukuran mengguna-
kan spektrofotometer, adanya
2. Kesalahan sistematik fluktuasi tegangan menimbul-
Kesalahan sistematik meru- kan ketidakstabilan intensitas
pakan kesalahan yang ditim- radiasi elektromagnet yang
bulkan oleh adanya faktor dipancarkan oleh sumber
tetap yang mengakibatkan radiasi (lampu wolfram atau
data hasil uji cenderung lebih deuterium). Contoh lain
tinggi atau lebih rendah dari misalnya terjadinya sesatan
pada harga sesungguhnya. cahaya pada sistem optik
Kesalahan sistematik meru- yang digunakan di dalam
pakan simpangan yang sa- spektrofotometer dapat juga
ngat mungkin terjadi pada menimbulkan kesalahan ana-
setiap proses pengujian yang lisis yang sulit diperbaiki.
secara tak terduga akan Tentu saja usaha pence-
mempengaruhi semua peng- gahan dapat dilakukan untuk
ukuran dan pengamatan memperkecil kesalahan anali-
dalam suatu rangkaian proses sis, yaitu dengan cara mem-
pengujian. Berbagai sebab perbaiki sistem instrumentasi
dapat mengakibatkan timbul- dan pengukuran maupun
nya kesalahan sistematik, dengan memberikan rumusan
seperti kelemahan metode uji, matematik untuk koreksi
kelemahan analis, kerusakan seperlunya. Validasi adalah
instrumen dan bahan standar konfirmasi melalui pengujian
yang tidak mampu telusur. dan pengadaan bukti obyektif
Kesalahan tersebut tidak bahwa persyaratan tertentu
mempengaruhi penyebaran untuk maksud khusus telah
data, tetapi akan menun- dipenuhi. Sebelumnya, valida-
jukkan bias rata-rata hasil uji si metode uji digambarkan
ke arah positif (lebih tinggi sebagai proses penentuan

149 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

karakter metode uji, yaitu yang sama. Perbedaan ab-


presisi, akurasi, sensitivitas, solut kedua data hasil uji
batas deteksi dan selektivitas. diharapkan berada dalam
Dengan demikian, penentuan kisaran konfidensi 95%. 6
karakter itu diperluas dengan 3. Uji reproduksibilitas. Uji
melengkapi bukti-bukti obyek- reproduksibilitas adalah uji
tif yang mendukung bahwa yang dilakukan untuk menge-
metode tersebut memenuhi tahui variabilitas yang dihasil-
persyaratan yang ditetapkan kan pada dua pengujian con-
dan sesuai dengan tujuan toh identik pada kondisi yang
tertentu. Beberapa pendekat- berbeda. Perbedaan absolut
an yang biasa dilakukan antara masing-masing data
untuk validasi metode uji hasil uji diharapkan berada
adalah sebagai berikut : dalam kisaran konfidensi
95%.
a. Presisi
Presisi adalah tingkat ketelitian b. Akurasi
suatu set hasil uji di antara hasil- Akurasi suatu metode uji merupa-
hasil pengujian. Dalam praktek, kan ukuran kualitas metode itu
uji presisi suatu metode uji yang menggambarkan besarnya
dilakukan dengan uji ketahanan, penyimpangan data hasil uji
uji repisibilitas dan uji reproduksi- dengan harga yang sesungguh-
bilitas. Berikut penjelasan menge- nya. Kesulitan utama yang
nai metode uji yang digunakan dihadapi pada evaluasi akurasi
untuk menguji presisi, yaitu : suatu metode uji adalah fakta
1. Uji ketahanan. Uji ketahan- bahwa kandungan sesungguhnya
an dilakukan untuk mengeta- komponen yang akan diuji tidak
hui perubahan reliabilitas me- diketahui. Secara umum dikenal
tode uji dengan berjalannya tiga cara yang digunakan untuk
waktu karena rentannya me- evaluasi akurasi metode uji.
tode uji terhadap perubahan
kondisi pengujian. Dalam uji 1. Uji pungut ulang (recovery
ketahanan ini dilakukan iden- test).
tifikasi faktor-faktor kritis da- Pada prinsipnya, uji pungut
lam metode uji, mulai dari ulang dapat dilakukan dengan
preparasi sampel uji sampai menganalisis contoh yang
dengan tahap penetapannya. diperkaya dengan sejumlah
kuantitatif analit yang akan
2. Uji repitabilitas. Uji repitabi- ditetapkan. Jumlah absolut
litas dilakukan untuk menge- analit yang diperoleh dari
tahui variabilitas data yang analisis ini dan jumlah serupa
dihasilkan pada dua penguji- yang diperoleh dari pengujian
an berurutan pada kondisi yang sama untuk contoh

150 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

(tanpa penambahan analit) 2. Uji relatif terhadap akurasi


dapat digunakan untuk me- metode baku
nentukan nilai pungut ulang Pada prinsipnya, uji relatif
analit itu. Apabila dalam pe- dilakukan dengan mengerja-
ngujian tidak terdapat kesa- kan pengujian paralel atas
lahan sistematik, maka nilai contoh uji yang sama
pungut ulang yang diperoleh menggunakan metode uji
dalam uji ini tidak akan yang sedang dievaluasi dan
berbeda secara signifikan dari metode uji lain yang telah
100%. Uji pungut ulang juga diakui sebagai metode baku.
dapat dilakukan dengan tek- Apabila dalam pengujian tidak
nik adisi standar mengguna- terdapat kesalahan sistema-
kan suatu seri larutan stan- tik, maka tidak akan terdapat
dar. Dalam hal ini evaluasi perbedaan data hasil uji yang
beberapa hal dapat dilakukan signifikan dari kedua pengu-
sekaligus, seperti adanya ke- jian tersebut. Dengan angga-
salahan acak terlihat dari pan bahwa metode baku
sebaran data di sekitar garis, memiliki akurasi yang tinggi,
adanya kesalahan proporsio- maka apabila tidak terdapat
nal misalnya karena adanya perbedaan data hasil uji yang
interaksi antara analit dengan signifikan dari kedua penguji-
matrik, atau efisiensi ekstrak- an tersebut menunjukkan
si, akan terlihat pada kemiri- bahwa akurasi metode uji
ngan garis regresi dengan yang sedang dievaluasi
slope kurva baku. Kelemahan memiliki akurasi yang
utama uji ini adalah adanya setingkat dengan metode
kemungkinan perbedaan an- baku. Dibandingan dengan
tara kondisi analit yang metode uji pungut, uji ini
ditambahkan dan kondisi dapat memberikan reliabilitas
analis dalam matriks. Nilai uji evaluasi yang lebih baik.
pungut ulang sebesar 100% Apabila dipandang perlu,
tidak selalu dapat menjamin reliabilitas evaluasi ini dapat
bahwa seluruh analit dalam ditingkatkan dengan
matriks telah benar-benar di- melibatkan lebih dari satu
gambarkan oleh data hasil uji. metode baku dalam evaluasi.
Oleh karena itu, uji ini bia-
sanya hanya dilakukan seba- 3. Uji terhadap standard
gai uji pendahuluan dalam reference material (SRM).
evaluasi akurasi metode uji. Uji terhadap SRM untuk
mengevaluasi akurasi suatu
metode uji dilakukan dengan
menguji SRM menggunakan
metode uji yang sedang

151 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

dievaluasi. Harus deteksi dinyatakan dengan


diasumsikan bahwa nilai yang satuan konsentrasi suatu zat
sebenarnya (true value) dari yang secara statistik dapat
suatu bahan yang akan diuji dibedakan dari blanko
adalah seperti yang analitiknya. Cukup banyak cara
dinyatakan pada SRM dalam menentukan limit deteksi
tersebut. Bias hasil uji dari suatu metode analisis, mulai dari
metode uji yang dievalussi cara-cara yang sederhana hingga
terhadap nilai yang cara-cara yang rumit
sebenarnya menggambarkan menggunakan pendekatan
seberapa tinggi akurasi dari statistik. Limit deteksi memiliki
metode uji tersebut. kegunaan yang cukup penting
untuk menginterpretasikan data
c. Kepekaan (sensitivity) analisis bagi suatu laporan. Hal
Kepekaan adalah suatu metode ini disebabkan oleh seberapa
uji merupakan ukuran kualitas jauh perbedaan harga antara
yang menggambarkan blanko dengan sampel, yang
kemampuan metode itu untuk dapat diartikan dengan adanya
mendeteksi adanya suatu konstituen di dalam cuplikan.
komponen dalam contoh yang IUPAC (International Union Pure
diuji. Dalam prakteknya, and Applied Chemistry) pada
kepekaan dinyatakan sebagai tahun 1975 menetapkan definisi
rasio kenaikan respon pengujian limit deteksi sebagai konsentrasi
untuk setiap kenaikan (CL) yang diturunkan dari
konsentrasi komponen. Pada pengukuran sinyal terkecil (XL)
pengujian instrumental yang yang masih dapat dideteksi
menggunakan teknik kuantitasi dengan ketentuan yang masuk
standar eksternal, kepekaan akal bagi suatu prosedur analisis
metode dapat dinyatakan dengan tertentu, sedangkan menurut
harga slope kurva baku. Makin ACS (American Chemical
besar harga slope kurva baku Society), limit deteksi
yang dapat dihasilkan oleh suatu didefinisikan sebagai konsentrasi
metode, makin tinggi kepekaan terendah dari suatu analit yang
metode itu. dapat dideteksi oleh prosedur
analisis. Jika respon analitik
d. Limit deteksi (limit of blanko dinyatakan sebagai XB,
detection) sedangkan pembacaan rata-rata
Metode analisis yang spesifik blano adalah XB, maka limit
bagi penentuan kuantitatif suatu deteksi dapat dihitung dengan
unsur atau molekul dalam jumlah rumus: CL=m(XL-XB) dan karena
renik di dalam suatu matriks XL = XB + k.SB, SB merupakan
sampel sering dihadapkan pada standar deviasi blanko, maka:
masalah limit deteksi. Limit CL=k.SBm m adalah kepekaan

152 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

analitik, sedangkan harga k yang untuk konfirmasi bahwa metode


digunakan biasanya = 3. tersebut sesuai penggunaannya.
Lingkup validasi harus sesuai
e. Selektivitas dan spesifisitas dengan pernyataan yang
(selectivity and spesificity) diperlukan untuk memenuhi
Spesifisitas suatu metode uji kebutuhan di laboratorium dan
adalah kemampuan metode itu penerapannya di lapangan,
dalam mendeteksi hanya satu sehingga validasi harus
senyawa analit dalam contoh mencakup prosedur untuk
yang diuji, meskipun matriks pengambilan contoh,
contoh sangat kompleks. Dalam penanganan/preparasi dan
hal ini metode spesifik yang transportasi. Teknik yang
digunakan tidak memberi sinyal digunakan untuk menentukan
dengan adanya senyawa lain unjuk kerja suatu metode
dalam contoh. Metode penetapan hendaknya merupakan salah
kadar logam dengan spektrometri satu, atau kombinasi dari hal-hal
serapan atom adalah salah satu berikut:
contoh metode pengujian dengan a. kalibrasi menggunakan
spesifisitas tinggi. Suatu metode standar acuan atau bahan
yang memiliki kespesifikan yang acuan;
rendah akan mengakibatkan ke- b. membandingkan hasil yang
keliruan positif dalam pengujian diperoleh dengan metode
secara kualitatif. Dalam penguji- lain;
an kuantitatif, kekurangspesifikan c. uji banding banding antar
suatu metode uji akan meng- laboratorium;
hasilkan data uji yang cenderung d. penilaian yang sistematik dari
lebih tinggi dari harga sesung- faktor-faktor yang mempenga-
guhnya. Selektivitas adalah ke- ruhi hasil;
mampuan metode uji untuk mem- e. penilaian ketidakpastian hasil
berikan sinyal analitik dengan be- berdasarkan pemahaman il-
nar untuk campuran analit dalam miah pada dari prinsip teoritis
suatu contoh tanpa adanya metode dan pengalaman
interaksi antaranalit. Dengan praktis.
demikian, metode selektif dapat
dinyatakan sebagai seri metode Apabila beberapa perubahan te-
spesifik. Laboratorium pengujian lah dilakukan pada metode tidak
harus memvalidasi metode tidak baku yang telah divalidasi, pe-
standar, metode yang ngaruh perubahan yang dilaku-
dikembangkan laboratorium, kan hendaknya dicatat/didoku-
metode standar yang digunakan mentasi, dan jika telah sesuai
di luar lingkup yang sebaiknya dilakukan validasi
dimaksudkan, dan penegasan baru. Dalam melakukan validasi,
serta modifikasi metode standar rentang ukur dan akurasi nilai

153 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

yang diperoleh dari metode yang selektivitas, linieritas, repitabilitas,


divalidasi (misalnya ketidakpasti- reproduksibilitas, dan ketahanan)
an hasil, limit deteksi, selektivitas hanya dapat ditetapkan dalam
metode, linieritas, reproduksibili- bentuk yang disederhanakan oleh
tas, dan sebagainya) yang diak- sebab keterbatasan informasi
ses untuk penggunaan yang yang diperoleh.
dimaksudkan, harus relevan
dengan kebutuhan pelanggan.
Validasi hendaklah mencakup 8.5. Pelaksanaan Kegiatan
spesifikasi persyaratan, penetap- Laboratorium
an karakteristik metode, pemerik- Telah dijelaskan sebelumnya
saan bahwa persyaratan dapat bahwa pelaksanaan kegiatan di
dipenuhi dengan menggunakan laboratorium membutuhkan sum-
metode dan pernyataan terhadap berdaya manusia yang memiliki
validitas. kemampuan untuk mengorganisir
sarana, peralatan dan metode
Selama pengembangan metode untuk menganalisa sampel seca-
berlangsung, kaji ulang secara ra baik.
reguler sebaiknya dilakukan un-
tuk verifikasi bahwa kebutuhan 8.5.1 Pembuatan Rencana
pelanggan masih dipenuhi. Seti- Kerja
ap perubahan persyaratan yang Pembuatan rencana kerja men-
membutuhkan modifikasi rencana cakup kemampuan untuk menye-
pengembangan sebaiknya telah lesaikan tugas secara individu
disetujui dan disahkan sebelum atau dalam konteks kelompok.
digunakan. Perlu diperhatikan Tugas tersebut meliputi penyu-
pula bahwa validasi metode sunan aktivitas rutin dan prosedur
merupakan keseimbangan antara untuk menggunakan sumberdaya
biaya, resiko dan aspek teknis. yang tersedia dengan merujuk
Oleh karena itu, beberapa hal pada petujunjuk yang tersedia.
biasanya akan menjadi bahan
pertimbangan dalam melaksana- Didalam pelaksanaan rencana
kan validasi metode, seperti: kerja sudah termasuk komunikasi
a. keterbatasan biaya, waktu dengan personil yang relevan
dan personel; untuk bekerja secara efektif
b. kepentingan laboratorium; dengan yang lainnya dalam tim.
c. kepentingan pelanggan; dan Dalam pembuatan rencana kerja,
d. diutamakan untuk pekerjaan sebaiknya dilakukan klarifikasi
yang bersifat rutin. tanggungjawab individu.

Dalam beberapa kasus, kadang Didalam kondisi tertentu perlu


rentang dan nilai ketidakpastian dilakukan modifikasi rencana
(misalnya akurasi, limit deteksi, kerja untuk menanggulangi kebu-

154 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

tuhan tentang uji yang mendesak. agar dapat dicapai hasil secara
Modifikasi juga dapat dilakukan lebih efisien.
apabila hasil analisis sebelumnya
juga menunjukkan hasil yang 8.5.3 Pelaksanaan rencana
abnormal. kerja
Setelah rencana kerja selesai
Rencana kerja harus dimulai dari dibuat, langkah selanjutnya ada-
rencana pengambilan/penerima- lah melaksanakan rencana
an sampel, penanganan sampel, tersebut. Dalam melaksanakan
pengujian sampel, pencatatan rencana kerja perlu penyediaan
hasil pengujian dan pembuatan prosedur kerja yang relevan yang
serta penyampaian laporan. dapat digunakan sebagai pedom-
Dengan demikian, pelaksanaan an. Dengan prosedur kerja yang
rencana kerja membutuhkan du- jelas, penanganan tugas dapat
kungan sarana, peralatan dan dilakukan dengan mengikuti ta-
metode pengujian serta pelapor- hapan yang tercantum dalam
an. prosedur kerja.

8.5.2 Pengorganisasian Kepatuhan dalam mengikuti se-


aktivitas pekerjaan sehari- mua prosedur kerja selama me-
hari laksanakan rencana kerja akan
Untuk menunjang kelancaran mempermudah penelusuran kem-
pekerjaan di laboratorium perlu bali. Dengan demikian, data ana-
dilakukan klarifikasi mengenai lisis yang dihasilkan dapat ditelu-
aktivitas pekerjaan yang harus suri kembali dan pembuktian data
dilaksanakan di laboratorium. secara ilmiah dapat dipertang-
Klarifikasi ini meliputi kewajiban gungjawabkan.
dan tanggungjawab pekerjaan,
pelaksanaan tugas rutin dan Prosedur kerja harus tersedia di
tambahan, hubungan kerja dan setiap ruangan, mulai dari ruang
lain-lain. Komponen lain yang preparasi, timbang, instrumen,
perlu dijelaskan adalah sumber- bahan, administrasi dan pengen-
daya yang dibutuhkan untuk me- dalian rekaman. Masing-masing
nunjang pelaksanaan pekerjaan. ruangan memiliki prosedur kerja
berbeda.
Meningkatnya jumlah pekerjaan
yang harus diselesaikan dalam Apabila dalam melaksanakan tu-
waktu relatif singkat menuntut gas terjadi permintaan bantuan
adanya prioritas aktivitas kerja. kepada staf lain, harus dilaksana-
Pemecahan aktivitas kerja menja- kan sesuai prosedur. Dalam
di beberapa komponen pekerjaan kaitan tersebut dibutuhkan ke-
yang lebih kecil dapat dilakukan mampuan berkomunikasi secara
baik, sehingga karena dilakukan

155 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

dengan komunikasi yang baik, 8.6. Prosedur Analisis


maka permintaan bantuan staf Perdagangan bebas menuntut
dari bagian lain tidak menyebab- standarisasi mutu yang berlaku
kan kinerja bagian tersebut me- secara internasional. Oleh kare-
nurun. Dengan demikian peker- na itu, untuk dapat bersaing di
jaan dapat terlaksana secara baik pasar internasional, diperlukan
di semua bagian. standar yang berlaku secara
nasional sebagai dasar penentu-
Apabila menemukan kesulitan an mutu bahan pangan yang
yang melebihi kapasitas kemam- akan dipasarkan.
puan diri, hendaknya dikemuka-
kan kepada pimpinan atau kepa- Indonesia telah memiliki Standar
da penanggungjawab diatasnya. Nasional Indonesia (SNI) yang
Keberanian dalam mengambil mengacu ke standar sejenis yang
keputusan melebihi kapasitas berlaku secara internasional.
kemampuan diri akan berpotensi Standar demikian harus menjadi
menimbulkan masalah, tidak saja acuan bagi semua laboratorium
bersifat pribadi tetapi juga secara yang diberi kewenangan mener-
kelembagaan. bitkan sertifikat mutu.

Bekerja di laboratorium memer- Penerapan metode analisis mem-


lukan keterampilan dan ketelitian butuhkan sarana, peralatan dan
yang tinggi agar hasil yang sumberdaya manusia. Pengeta-
diperoleh sesuai dengan keingin- huan mengenai prosedur analisis
an. Tanpa hal tersebut, hasil bahan pangan, dari penerimaan
pekerjaan lebih sering menda- sampel hingga penyerahan ke
tangkan kekurang sempurnaan, pemilik sampel, perlu terus
kegagalan, kecerobohan mau- ditingkatkan demi menghasilkan
pun ketidaktahuan sehingga data analisis bahan pangan yang
sering menimbulkan kecelakaan memenuhi standar internasional.
di laboratorium.
8.6.1 Penerimaan /
Untuk mencegah kecelakaan, Pengambilan Sampel
maka semua pemakai labora- Sampel yang akan dianalisis di
torium harus memiliki pengeta- laboratorium dapat berasal dari
huan memadai mengenai prose- dua sumber. Pertama, sampel
dur analisis dan cara bekerja di yang dikirim oleh perseorangan
laboratorium. Bagaimana menye- atau lembaga untuk dianalisis di
diakan bahan kimia yang diguna- laboratorim. Sampel tersebut di-
kan dalam analisis, pengopera- siapkan oleh pemiliknya dan dise-
sian peralatan, dan penanganan rahkan ke laboratorium. Prose-
bahan atau peralatan yang sudah dur pengambilan sampel tidak
digunakan. diketahui dan demikian pula

156 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

dengan keahlian orang yang Sampel harus ditimbang terlebih


mengambil dan menyiapkan sam- dahulu untuk mengetahui bobot-
pel. nya. Bagi sampel berbentuk cair
perlu ditentukan volumenya.
Kedua, sampel yang diambil oleh Kadang-kadang, jumlah sampel
laboratorium untuk dianalisis. harus dinyatakan dalam konsen-
Sampel jenis kedua diambil ber- trasi atau persentase. Sebaiknya
dasarkan prosedur yang standar. satuan yang digunakan harus
Petugas yang mengambil sampel diupayakan sama
memiliki kemampuan yang dibu-
tuhkan dan dilengkapi dengan Sampel yang telah ditimbang
peralatan yang sesuai. kemudian dihancurkan dengan
menggunakan blender atau dilu-
8.6.2 Penanganan Sampel matkan dengan menggunakan
Sampel yang diterima maupun mortar. Penyiapan sampel bahan
diperoleh sendiri segera ditangani pangan berbentuk cair dapat
dengan mencatatnya dalam buku dilakukan dengan penyaringan
penerimaan sampel. Selanjutnya atau penguapan.
sampel diberi label yang berisi
informasi berkaitan dengan kon- Sampel yang akan digunakan
disi sampel. untuk uji organoleptik perlu dise-
diakan sedemikian rupa sehingga
Bila tidak segera dianalisis, sam- tidak menimbulkan bias. Sampel
pel disimpan pada suhu dan wa- harus diberi kode tiga digit.
dah yang sesuai. Sampel harus
sudah dianalisis 3 jam kemudian. 8.6.3.2 Penyiapan peralatan
Peralatan yang harus disiapkan
8.6.3 Pengujian Sampel tergantung dari jenis dan metode
Ada beberapa tahapan yang ha- analisis yang digunakan. Peralat-
rus dilalui dalam pengujian sam- an yang diperlukan dapat berupa
pel, yaitu : a) preparasi sampel; peralatan gelas, plastik, atau
b) penyiapan peralatan; c) penyi- besi. Pastikan ukuran panjang
apan bahan kimia; d) pelaksa- atau volume peralayang yang
naan pengujian. digunakan sudah sesuai dengan
kebutuhan analisis.
8.6.3.1 Preparasi sampel
Sampel yang akan dianalisis per- Peralatan yang digunakan harus
lu disiapkan dengan baik. Penyi- bersih. Beberapa prosedur anali-
apan sampel tergantung dari ba- sis, seperti analisis susu, produk
han pangan yang akan dianalisis makanan, membutuhkan peralat-
dan metode analisis yang akan an yang tidak hanya bersih tetapi
digunakan. juga steril.

157 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

Peralatan destilasi perlu diperiksa dilakukan secara fisik, kimiawi,


ulang, apakah sudah bersih dari biologis (mikrobiologis), dan orga-
sisa bahan kimia. Sebagai noleptik.
contoh, peralatan yang sudah
digunakan untuk destilasi protein 8.6.4 Pencatatan Hasil Analisis
harus dicuci dengan akuades. Seluruh aktivitas yang dilakukan
Apabila destilat yang tertampung di laboratorium pengujian harus
dapat merubah warna garam dicatat. Prosedur yang digunakan
borat dari violet menjadi hijau, dan data hasil analisis dicatat
maka perlu dicuci kembali. dalam buku data. Tujuan utama
pencatatan adalah agar mudah
Pada pengujian organoleptik di- menelusuri kembali apabila diper-
butuhkan peralatan berupa wa- lukan.
dah tempat sampel, lembar peni-
laian, dan kadang bilik sampel. Bila terdapat kejadian atau hal
yang bersifat khusus, harus
8.6.3.3 Penyiapan Bahan Kimia dicatat secara lengkap dan diberi
Bahan kimia yang dibutuhkan ter- keterangan. Kelemahan yang di-
gantung dari jenis dan metode jumpai selama pelaksanaan pe-
analisis yang digunakan. Hindari ngujian juga dicatat untuk diper-
penggunaan bahan kimia yang timbangkan perbaikannya. Data
sudah kadaluarsa atau jumlahnya yang bersifat ekstrim juga harus
terbatas. Beberapa bahan kimia dicatat, sehingga dapat dilapor-
harus disiapkan secara langsung. kan
Sedangkan beberapa bahan ki-
mia perlu diperiksa apakah masih 8.6.5 Pelaporan Hasil
mampu melaksanakan reaksi. Penelitian
Hasil analisis sampel dilaporkan
Berdasarkan fungsinya, bahan ki- kepada penanggungjawab atau
mia dapat dibagi menjadi tiga je- pimpinan laboratorium. Bila ada
nis, yaitu larutan kimia, reagen kejadian khusus yang dialami
kimia, dan indikator. harus dilaporkan guna diambil
tindakan secara tepat.
Untuk pengujian mikrobiologis,
perlu disiapkan media kaldu Data yang bersifat ekstrim juga
(broth) atau media agar untuk harus segera dilaporkan kepada
tempat tumbuhnya mikroba. penanggungjawab / pimpinan
sebelum kegiatan pelaksanaan
8.6.3.4 Pelaksanaan Pengujian pengujian dilanjutkan, sehingga
Sampel yang telah disiapkan penanggungjawab / pimpinan
secara baik dianalisis sesuai dapat mengambil tindakan untuk
prosedur yang telah ditetapkan. mengatasinya.
Pengujian bahan pangan dapat

158 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

8.6.6 Melakukan Komunikasi mampu menterjemahkan instruksi


Hasil analisis yang telah dilaku- menjadi bentuk kerja.
kan oleh laboratorium pengujian
tidak akan berarti apabila tidak Kemampuan lain yang juga perlu
dapat dikomunikasikan secara dimiliki oleh personil laboratorium
baik. Personil laboratorium seba- adalah kemampuan dalam mene-
iknya memiliki kemampuan untuk rima dan meneruskan pesan.
menerima dan meneruskan pe- Personil harus mampu menerima
san baik lisan maupun tertulis. pesan dari atasan, pelanggan,
Kemampuan berkomunikasi pen- atau teman sejawat dan mene-
ting untuk mencegah terjadinya ruskannya pesan tersebut hingga
salah pengertian. Komunikasi ketujuan.
mencakup personil laboratorium
dengan supervisor, manajer, per- 8.6.7 Melakukan Pekerjaan
sonil laboratorium lainnya, ang- dengan aman
gota masyarakat, konsumen, dan Keselamatan kerja merupakan tu-
pelanggan. juan utama yang harus dicapai
dalam melaksanakan kegiatan
Personil laboratorium hendaknya pengujian di laboratorium. Tuju-
juga memiliki kemampuan cukup an tersebut dapat dicapai apabila
baik untuk menyediakan informa- laboratorium melaksanakan Ke-
si yang relevan dalam menang- selamatan dan Kesehatan Kerja
gapi permintaan sesuai batas (K3). Keselamatan dan Kesehat-
waktu yang telah disepakati. an Kerja merupakan milik semua
yang terlibat dalam laboratorium
Jenis informasi yang perlu dise- tersebut. Adapun karyawan yang
diakan antara lain : 1) prosedur di dapat ditunjuk untuk melaksana-
tempat kerja yang meliputi kan K3 adalah : (a) majikan /
informasi mengenai metode pengawas; (b) Karyawan yang
analisis, prosedur kerja, UU dan dipilih; dan (c) Pegawai lain yang
peraturan pemerintah, pelayanan bertanggungjawab terhadap K3.
terhadap konsumen, atau cara Keselamatan Kerja yang tercan-
penggunaan telepon; 2) Informasi tum dalam K3 meliputi pemeliha-
mengenai daftar nama atau raan kesehatan diri sendiri dan
direktori staf dalam bentuk data orang lain. Termasuk di dalam-
base online atau CD; dan 3) nya penerapan ukuran kontrol
informasi perpustakaan. resiko dalam upaya meminimal-
kan ancaman dari :
Personil laboratorium juga harus - peralatan kontrol dan bahaya-
memiliki kemampuan yang baik nya
dalam menerima dan bertindak - lingkungan
sesuai instruksi. Mereka harus - limbah dan pembuangannya
- SOPs dan instruksi kerja

159 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

- Keselamatan, kedaruratan, atau data base/soft ware dalam


api dan kecelakaan kerja komputer; (5) buku keluar masuk
- Pemilihan dan perggunaan bahan kimia/media; (6) stok ba-
peralatan serta pakaian pe- han dan peralatan; dan (7) stok
lindungi diri dokumentasi dan bentuk pesan-
an.
8.7. Perubahan terhadap
rencana kerja Kemampuan laboratorium untuk
Kadang-kadang karena alasan menerapkan prosedur yang telah
mendasar pimpinan / penang- ditetapkan di tempat kerja mem-
gungjawab harus melakukan pe- punyai berhubungan erat dengan
rubahan terhadap rencana kerja. : a) pemeliharaan; b) pemesanan;
Perubahan juga dapat terjadi c) penyimpanan; dan (d) penguji-
karena adanya pemutahiran ren- an stok.
cana kerja. Semua perubahan
yang dilakukan terhadap rencana
kerja harus dicatat agar mudah 8.8.1. Pemeliharaan dan
ditelusuri. pengontrolan stok
bahan
8.8. Pengendalian Ketersediaan bahan kimia dan
Laboratorium bahan uji sangat menentukan ter-
Laboratorium harus selalu diken- hadap mutu laboratorium. Jum-
dalikan agar selalu siap dan lah dan kualitas bahan yang ter-
mampu melaksanakan tugasnya. sedia akan menentukan kualitas
Adapun kegiatan yang berkaitan hasil pengujian
dengan pengendalian laborato-
rium meliputi kemampuan untuk Kegiatan yang dilakukan sehu-
memesan, memelihara, dan bungan dengan pemeliharaan
mengontrol penggunaan bahan dan pengontrolan stok bahan
kimia / media laboratorium. Kegi- kimia adalah pemberian label,
atan ini juga termasuk membe- pencatatan dan penyimpanan
rikan fasilitasi mengenai keper- stok. Pisahkan antara stok ber-
luan pengujian lainnya. dasarkan sifat bahan kimia.
Jangan mencampurkan antara
Bahan atau fasilitas yang diper- bahan kimia yang mudah terba-
lukan untuk menunjang aktivitas kar, meledak atau menyebabkan
dalam mengendalikan laboratori- karat.
um adalah : (1) katalog pemasok
dan data pelanggan; (2) lemari Bahan kimia dan bahan uji harus
dan rak penyimpanan bahan dipelihara dan dikontrol secara
kimia/ media; (3) lemari pendingin benar, yaitu dengan cara ; a)
untuk bahan-bahan yang mudah wadah bahan harus diberi label,
rusak; (4) sistim inventaris on-line dicatat, dan disimpan sesuai

160 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

dengan standar yang berlaku dan tatan tersebut harus diarsipkan


persyaratan keamanan khusus; secara benar.
b) lakukan prosedur perputaran
stok bahan yang disimpan. 8.8.2. Pemesanan dan
Maksimalkan penggunaan bahan penerimaan bahan
yang sudah mendekati kadaluar- Kegiatan yang dilakukan sehu-
sa; c) stok bahan yang tidak bungan dengan pemesanan dan
sesuai segera diidentifikasi dan penerimaan bahan adalah komu-
bahan yang sudah tidak diper- nikasi untuk menentukan kebu-
lukan atau sudah habis masa tuhan pelanggan dan pemasok,
berlakunya diganti untuk menjaga pertimbangan penggunaan dan
ketersediaannya produksi untuk menentukan ke-
butuhan stok, Menindaklanjuti
Susunlah senyawa kimia berda- permintaan / pemesanan yang
sarkan abjad atau metode pe- disetujui, pemeriksaan kondisi
nyimpanan lainnya. Hal ini di- bahan yang diterima dan memu-
maksudkan untuk memberi ke- tuskan langkah penanganan yang
mudahan untuk mencari saat tepat. Lakukan pemesanan ba-
dibutuhkan. Untuk mencegah han apabila stok bahan kimia
kerusakan stok bahan kimia, baik atau bahan uji sudah mendekati
karena kadaluwarsa atau sebab batas minimal. Verifikasi pengen-
lain, perlu diterapkan prosedur dalian suhu untuk bahan yang
perputaran stok. Dengan teknik dikirim dan disimpan (misalnya
ini stok bahan kimia yang mudah pereaksi berisi enzim atau bahan
rusak, hampir kadaluwarsa, atau organik yang mudah rusak)
yang sering digunakan akan
diletakkan pada posisi mudah Kebutuhan stok dapat diketahui
dicari dan dijangkau. berdasarkan pertimbangan peng-
gunaan. Pengajuan permintaan
Stok bahan kimia yang teridenti- bahan sesuai prosedur yang ber-
fikasi tidak sesuai atau sudah laku. Pada akhirnya, periksa se-
rusak/usang segera dilaporkan cara seksama kondisi bahan
sehingga dapat diambil tindakan yang diterima dan putuskan
secepatnya untuk mengatasi. langkah keamanan yang diperlu-
kan.
Semua rincian data mengenai
stok bahan kimia atau bahan uji 8.8.3. Pemeliharaan catatan
dicatat secara akurat dengan stok bahan
menggunakan formulir atau sis- Kegiatan yang dilakukan berkait-
tem komputer. Informasi tersebut an dengan pemeliharaan catatan
harus dijamin dapat dibaca dan stok bahan adalah pencatatan
tidak dapat dihapus. Semua ca- secara akurat dan rinci semua
data yang relevan. Pencatatan

161 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

dapat dilakukan dengan menggu- b. Untuk noda atau kotoran yang


nakan formulir atau sistem kom- sulit dibersihkan dengan cara
puter. Informasi yang tertulis perendaman, maka perlu dila-
dapat dibaca dan dijamin tidak kukan pencucian mengguna-
dapat dihapus. Lakukan pengar- kan sikat. Air yang digunakan
sipan semua catatan di tempat untuk mencuci adalah air pa-
yang ditentukan. nas yang mengandung deter-
jen 1%, misalnya soda
8.9. Pemeliharaan Peralatan c. Langkah berikutnya adalah
Laboratorium merendam peralatan dalam
aquades panas
Peralatan yang dimiliki laborato- d. Peralatan yang sudah dicuci
rium harus selalu bersih dan bersih, segera tiriskan untuk
bebas dari residu bahan pangan membuang cairan yang masih
atau bahan kimia yang dapat menempel pada peralatan.
mempengaruhi hasil pengujian. Proses penirisan peralatan
Setelah selesai kerja, peralatan yang sudah dicuci sebaiknya
direndam pertama kali dengan air dilakukan di tempat yang
dingin dan kemudian dicuci kem- bebas debu, untuk memper-
bali dengan aquades yang telah tahankan kebersihan.
ditambahkan deterjen. Setelah e. Pipet yang telah digunakan
bersih peralatan dikeringkan. disimpan secara vertikal da-
lam wadah berbentuk silinder.
Peralatan yang digunakan untuk Bagian dasar wadah diberi
sampel mikroba, kultur, agitasi, senyawa hipoklorit 200 ppm
atau kontak dengan susu tidak sampai merendam ujung
hanya selalu dibersihkan tetapi pipet. Cara ini dimaksudkan
juga harus disterilisasi sebelum untuk memudahkan pencu-
digunakan. cian dan meminimalisir resiko
kontaminasi.
8.9.1. Prosedur Pembersihan
Peralatan Standar

Prosedur standar pembersihan 8.9.2. Metode sterilisasi


peralatan di laboratorium adalah sederhana
sebagai berikut :
Telah dijelaskan bahwa untuk pe-
a. Rendam peralatan yang te- ngujian bahan pangan tertentu
lah digunakan dengan mema- atau metode pengujian tertentu
kai air dingin untuk member- diperlukan peralatan dalam kon-
sihan sisa sampel atau bahan disi steril. Setiap peralatan me-
kimia. miliki karakteristik yang khas,
sehingga proses sterilisasinya

162 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

yang dapat diterapkan mungkin memabukkan, mudah terbakar,


berbeda antara peralatan satu mudah meledak dan sebab lain.
dengan lainnya. Peralatan labo-
ratorium dapat disterilisasi de- Kondisi di laboratorium yang da-
ngan salah satu atau beberapa pat memicu kemungkinan terjadi-
cara berikut ini : nya kecelakaan antara lain suhu
yang panas atau dingin, terlalu
a. Rendam peralatan dalam air terang atau gelap, terlalu ribut,
mendidih tidak kurang dari atau jumlah orang yang terlibat
lima menit. Pastikan air yang terlalu banyak.
digunakan untuk merendam
peralatan masih tetap men- Untuk meningkatkan keamanan
didih selama proses steri- bekerja di laboratorium adalah
lisasi. dengan bersikap hati-hati dan
b. Panaskan peralatan dalam cermat. Pahami dengan seksa-
oven yang suhunya telah dia- ma prosedur yang akan dilakukan
tur pada 160oC selama dua di laboratorium, hindari aktivitas
jam. bersenda gurau, dan baca pro-
c. Masukan peralatan ke dalam sedur yang tersedia untuk peng-
autoklaf yang suhunya telah operasian peralatan atau pena-
diatur 120 oC. Lama proses nganan senyawa kimia.
sterilisasi ini adalah 20 menit.
d. Rendam peralatan dalam Berikut adalah beberapa cara
etanol 70% dan lakukan meningkatkan keamanan bekerja
proses sterilisasi dengan cara di laboratorium :
pembakaran sebelum peralat-
an digunakan. a. Baca dan pahami peraturan
yang diterapkan oleh labora-
8.10. Keamanan di torium tersebut.
laboratorium b. Bekerjalah secara cermat dan
hati-hati. Pahami tata letak
Aktivitas yang dilakukan di labo- daerah kerja.
ratorium kemungkinan berkaitan c. Gunakan sarana pelindung
dengan peralatan, bahan kimia, diri, seperti menggunakan sa-
dan kondisi lingkungan. Peralat- rung tangan dan sepatu pelin-
an yang digunakan dapat menim- dung, kaca mata pelindung,
bulkan kecelakaan karena berat, masker, dan pakaian khusus
tajam, mudah pecah atau sebab untuk bekerja di laboratorium.
lain. d. Hati-hati bekerja dengan ba-
han kimia berbahaya, misal-
Bahan kimia yang digunakan nya karena beracun, mema-
mungkin dapat menyebabkan ke- bukkan, dan karena kemu-
celakaan karena beracun, panas, dahan terbakar atau meledak.

163 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

e. Pelajari dan pahami menge- melalui konsultasi, pendidikan,


nai cara memberikan perto- pelatihan dan pemasyarakatan
longan pertama apabila terja- standarisasi.
di kecelakaan.
Pelaksanaan konsultasi diatur
8.11. Pembinaan dan dan dikelola oleh instansi teknis
pengawasan yang berwenang dan pemerintah
daerah sesuai dengan bidang-
Pembinaan dan pengawasan ter- nya. Pembinaan berupa pendidi-
hadap laboratorium yang telah kan dan pelatihan yang diseleng-
distandardisasi dilaksanakan se- garakan untuk masyarakat luas
cara terus menerus. Dengan dapat dilaksanakan oleh semua
pembinaan dan pengawasan, pihak. Khusus pendidikan dan
maka kegiatan standardisasi da- pelatihan yang berkaitan dengan
pat dilaksanakan dengan lebih penilaian kesesuaian, pelaksana-
baik dan taat asas. Pada an, kurikulum, instruktur dan lem-
akhirnya produsen akan terbina baga pelaksananya diatur dalam
dengan baik dan konsumen akan pedoman teknis tersendiri.
terlindungi dari bahan pangan
yang dapat membahayakan ke- Kegiatan pembinaan yang berka-
selamatan dan tidak memenuhi itan dengan masalah pengaturan
standar (substandar). (regulatory), pemberian sanksi di-
lakukan oleh instansi teknis sesu-
Lingkup kegiatan standardisasi ai dengan lingkup pembinaannya.
yang memerlukan pembinaan Kegiatan pembinaan terhadap
dan pengawasan standardisasi lembaga sertifikasi, lembaga in-
yaitu : a) Pembinaan terhadap speksi dan laboratorium yang
perumusan SNI, penelitian dan telah diakreditasi KAN yang
pengembangan standardisasi, berkaitan dengan pemenuhan
akreditasi, sertifikasi, pemberla- persyaratan akreditasi dilakukan
kuan dan penerapan SNI, kerja- oleh KAN. Sedangkan pembina-
sama standardisasi, pendidikan an dalam kaitannya dengan
dan pelatihan, informasi dan do- kemampuan teknis dan pengem-
kumentasi; b) Pengawasan terha- bangan internal dilakukan oleh
dap pemberlakuan dan penerap- instansi teknis.
an SNI, akreditasi, sertifikasi, dan
pemberian sanksi. 8.11.2 Pengawasan
Pengawasan terhadap laborato-
8.11.1 Pembinaan rium dilaksanakan untuk memberi
Pembinaan pada dasarnya meru- jaminan bahwa penerapan stan-
pakan upaya menyadarkan dan dar dilakukan secara konsisten.
meningkatkan pemahaman stan- Pengawasan standardisasi meli-
darisasi. Pembinaan dilakukan puti : a) penggunaan standar un-

164 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

tuk suatu kegiatan; b) sistem Pengawasan yang dilakukan ter-


akreditasi dan sertifikasi; c) hadap konsistensi unjuk kerja
pengujian/kalibrasi dan inspeksi, laboratorium penguji yang telah
serta; d) infrastruktur yang men- diakreditasi dilakukan melalui uji
dukung dalam penerapan dan profisiensi yang dilaksanakan
pemberlakuan standar wajib, oleh KAN atau penyelenggara uji
termasuk di dalamnya pengawas- profisiensi yang telah diakui KAN.
an terhadap barang dan/atau jasa Pengawasan terhadap konsisten-
yang beredar di pasar, baik yang si unjuk kerja laboratorium kali-
berasal dari dalam negeri mau- brasi yang telah diakreditasi dila-
pun luar negeri, dilaksanakan se- kukan melalui uji banding antar
suai dengan pedoman teknis laboratorium kalibrasi yang dilak-
yang berlaku. Pengawasan yang sanakan oleh KAN bekerjasama
berkaitan dengan pengaturan (re- dengan pengelola teknis ilmiah
gulatory) dan sanksinya berda- standar nasional untuk satuan
sarkan peraturan perundang- ukuran.
undangan yang berlaku, dilaku-
kan oleh instansi teknis dan 8.12. Sanksi
pemerintah daerah. Kegiatan
pengawasan standardisasi yang Apabila penerapan standar yang
dilakukan oleh instansi teknis dan mengindikasikan adanya penyim-
pemerintah daerah yang ada pangan maka pelakunya dapat
kaitannya dengan peraturan dikenakan sanksi sesuai dengan
perundang-undangan antara lain peraturan perundang-undangan
berupa pengambilan contoh pro- yang berlaku. Sanksi tersebut
duk di pasar, baik yang bertanda diberikan dalam rangka pembina-
SNI maupun produk impor, dan an dan pengawasan standarisasi.
inspeksi mendadak ke perusa- Sanksi terdiri atas dua kategori
haan yang berada di lingkup yaitu pidana dan administratif.
pembinaan Instansi teknis dan Sanksi pidana adalah sanksi
pemerintah daerah yang yang dikenakan kepada mereka
bersangkutan. Pengawasan stan- yang telah melakukan tindak
dardisasi yang ada kaitannya pidana atau pelanggaran ter-
dengan akreditasi dan sertifikasi hadap peraturan perundang-
dan sanksinya, dilakukan oleh undangan yang berlaku, misalnya
KAN. Kegiatan pengawasan sanksi berupa keputusan penga-
terhadap konsistensi penerapan dilan negeri. Sedangkan sanksi
pedoman dan/atau standar oleh administratif adalah sanksi atau
lembaga sertifikasi, lembaga hukuman tambahan yang bersifat
inspeksi dan laboratorium yang administratif, dikenakan terhadap
telah diakreditasi KAN dilakukan pelanggar peraturan perundang-
melalui kegiatan surveilen. undangan atau peraturan di
bidang standardisasi, misalnya

165 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Manajemen Mutu Laboratorium

sanksi berupa pencabutan izin


penggunaan hak usaha dan lain
sebagainya.

Untuk menjamin agar kegiatan


standardisasi dapat berjalan de-
ngan baik, maka pengenaan
sanksi kepada pihak tertentu
yang melakukan pelanggaran
atau penyimpangan dilaksanakan
secara taat asas. Sanksi yang
berkaitan dengan peraturan per-
undang-undangan diberikan oleh
instansi teknis dan pemerintah
daerah.

Sanksi berkenaan dengan peme-


nuhan persyaratan akreditasi
yang diberikan oleh KAN terha-
dap lembaga sertifikasi, lembaga
inspeksi dan laboratorium yang
sudah diakreditasi oleh KAN,
dilaksanakan sesuai dengan pe-
doman teknis yang berlaku.

8.13. Evaluasi

Pelaksanaan penerapan standar


dievaluasi secara berkala oleh
masing-masing instansi teknis,
pelaku usaha/industri, dan BSN.
Hasil evaluasi tersebut direko-
mendasikan kepada BSN seba-
gai bahan pertimbangan dalam
penyusunan atau penyempurna-
an kebijaksanaan nasional stan-
darisasi dan peraturan pelak-
sanaan yang mendukungnya.

166 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

BAB IX
PERSIAPAN ANALISIS MUTU

9.1. Penyiapan Peralatan (Gambar 9.1). Kapasitas gelas


Dasar piala adalah 5, 10, 25, 100, 150,
Peralatan laboratorium yang 250, 400, 500, 600, 800, 1000,
terbuat dari gelas memiliki sifat 1500, 2000, 3000, dan 5000 ml.
khas, misalnya gelas pyrex Fungsi utama dari gelas piala
yang tahan panas, gelas adalah untuk menyimpan atau
borosilikat yang tahan terhadap mencampur senyawa kimia.
kenaikan suhu mendadak, atau Unit skala tidak terlalu teliti
gelas soda lime yang dapat tetapi cukup memadai untuk
dipanaskan pada api Bunsen penggunaan yang tidak memer-
tanpa menjadi kusam. lukan ketelitian tinggi.

9.1.1. Jenis peralatan gelas Bentuk gelas piala ada yang


Peralatan gelas merupakan rendah, tinggi, atau berbentuk
salah satu perlatan utama kerucut. Selain menyimpan dan
dalam melakukan analisis mutu mencampur senyawa kimia,
bahan dan produk pangan. gelas piala yang berukuran
Berdasarkan jenisnya, peralatan tinggi dan berbentuk kerucut
gelas dapat dikelompokan berfungsi sebagai tempat
menjadi tiga golongan, yaitu (1) memanaskan senyawa kimia.
peralatan dasar yang terdiri dari
gelas beaker, gelas ukur, labu
Erlenmeyer, cawan petri, tabung
reaksi, botol dan lain-lain; (2)
peralatan ukur yang terdiri dari
labu ukur, pipet, buret, botol
BOD dan lain-lain; serta (3)
peralatan analisis, yang terdiri
dari termometer, piknometer
dan lain-lain

9.1.1.1 Peralatan dasar Gambar 9.1. Beaker glass dengan


berbagai ukuran
a. Gelas beaker (Beaker
glass)
Sumber :
Gelas beaker atau sering dise-
www.indigo.com/glass/gphglass
but sebagai gelas piala adalah
/chemistry-beaker.html
gelas pyrex yang dilengkapi de-
ngan bibir tuang dan skala

167 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

b. Gelas ukur 2. Gelas ukur berkaki


Gelas ukur memiliki bibir tuang polipropilen
dan kaki berbentuk heksagonal Gelas ukur dengan kaki polipro-
atau berupa polipropilen yang pilen memiliki kapasitas 50, 100,
dapat dilepas (Gambar 9.2). dan 250 ml dengan bagian
Fungsi utamanya adalah me- skala 1 ml; sedangkan gelas
ngukur volume suatu cairan ukur dengan tutup memiliki
sesuai keperluan. Jenis gelas kapasitas 100 ml dengan bagian
ukur yang dilengkapi penutup skala 1 ml.
dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya penguapan dari ba- c. Labu Erlenmeyer
han kimia volatil. Labu Erlenmeyer adalah gelas
dari bahan pyrex berbentuk
kerucut dengan mulut sempit
atau lebar (Gambar 9.3). Labu
ini dilengkapi skala dan memiliki
kapasitas :

Jenis Kapasitas
labu (ml)
Mulut 5, 10, 25, 50, 100,
sempit 150, 250, 500, 1000,
dan 2000
Mulut 50, 100, 250, 500,
lebar 1000, dqn 2000
Gambar 9.2 Gelas Ukur

Sumber : Labu Erlenmeyer memiliki fung-


www.thesciencefair.com/Merchant2/ si yang sama, yaitu untuk me-
merchant.mvc... nyimpan, memanaskan atau
mencampur senyawa kimia dan
Kapasitas gelas ukur dan skala unit skala tidak terlalu teliti
yang dimiliki bervariasi, yaitu : namun cukup memadai untuk
penggunaan yang tidak memer-
1. Gelas ukur bentuk kaki lukan ketelitian tinggi.
Heksagonal

Bagi Bagi
Kapasit Kapasit
an an
as as
skala skala
---ml---
10 0.2 250 2
25 0.5 500 5
50 1 1000 10
100 1 2000 20

168 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

e. Labu Volumetri
Labu volumetri atau labu ukur
terbuat dari gelas jernih, dengan
atau tanpa tutup polipropilen
(Gambar 9.5). Kapasitas labu
adalah sebagai berikut :

Jenis Kapasitas
Labu (ml)
Tanpa 10, 25, 50, 100, 250,
Tutup dan 500
Gambar 9.3. Labu Erlenmeyer Dengan 1, 2, 5, 10, 20, 25,
dengan berbagai ukuran Tutup 50, 100, 200, 250,
500, 1000, dan 2000
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/merc
hant.mvc...

d. Labu Filtrasi
Labu filtrasi merupakan gelas
pyrex yang memiliki dasar bulat
dan kapasitas 100, 250, 500
dan 1000 ml (Gambar 9.4).
Fungsi utama dari labu filtrasi
adalah untuk proses penyaring-
an Buchner, dan dapat dihu-
bungkan ke pompa hisap.

Gambar 9.5. Labu volumetri


(volumetric flask) dengan
tutup dari bahan poli-
propilen
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/merc
hant.mvc...

Fungsi utama dari labu volume-


tri adalah menyimpan hasil eks-
traksi.

Gambar 9.4. Filtering flask f. Labu dasar rata / bulat


Labu merupakan gelas pyrex
Sumber : yang memiliki dasar bulat atau
www.thesciencefair.com/Merchant2/merc datar (Gambar 9.6a,b). Labu ini
hant.mvc...

169 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

memiliki kapasitas 100, 250, g. Labu didih


500, 1000, 2000, dan 5000ml. Labuh didih terbuat dari gelas
bening. Labuh didih ada yang
berdasar rata (Gambar 9.7a)
dan berdasar bulat (Gambar
9.7b)

Gambar 9.6a. Labu dasar rata


(flask flat bottom)

Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...
Gambar 9.7a. Boiling flask flat
bottom
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...

Gambar 9.6b. Labu dasar bulat


(flask round bottom)

Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/merc
hant.mvc...
Gambar 9.7b : Boiling Flask –
Round Bottom
Fungsi utama labu adalah untuk Sumber :
memanaskan cairan. www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...

170 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

h. Cawan Petri Jenis Ukuran


Cawan petri terbuat dari pyrex tabung (mm)
dengan tinggi 18 mm (Gambar reaksi
9.8). Ukuran cawan petri ada- 75 x 10, 100 x 12,
lah sebagai berikut : 100 x 16,
Dinding
125 x 16, 150 x 16,
tipis
150 x 19 dan 150 x
Diameter Diameter tutup 25
cawan (mm) (mm) 75 x 10, 75 x 12, 100
x 12,
57 70 Dinding 125 x 16, 150 x 16,
70 76 medium 150 x 19,
95 101 150 x 24, 200 x 32,
115 122 dan 200 x 38
141 149 Gelas
Boro- 10 x 0.1 ml
silikat
Gelas 50 x 6, 50 x 10, 75 x
soda- 10, 75 x 12, 100 x 12,
lime 125 x 12, 125 x 16,
dengan 125 x 19, 150 x 16,
dinding 150 x 19 dan 150 x
tipis 12 mm
Gelas
soda
Gambar 9.8. Cawan petri
lime 20 x 0.2 ml
Sumber : dengan
www.thesciencefair.com/Merchant2/ bibir
merchant.mvc...

Fungsi utama dari cawan Petri


adalah untuk wadah media ku-
ltur mikroba.

i. Tabung Reaksi
Tabung reaksi terbuat dari gelas
tahan panas, pyrex atau boro-
silikat. Dindingnya tipis hingga
medium dan berbibir (Gambar Gambar 9.9. Tabung reaksi
9.9). Tabung reaksi memiliki (test tube)
beberapa ukuran sebagai be- Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
rikut :
merchant.mvc...

171 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

Fungsi utama dari tabung reaksi


adalah untuk melakukan reaksi
atau menyimpan senyawa ki-
mia. Fungsi lain adalah untuk
menumbuhkan mikroba.

j. Botol Pereaksi
Botol perekasi terbuat dari gelas
jernih atau berwarna dengan
leher sempit hingga lebar dan
tanpa atau dilengkapi dengan
tutup. Tutup botol pereaksi ter-
buat dari bahan gelas atau poli-
Gambar 9.10. Botol pereaksi
propilen (Gambar 9.10). Kapa-
(reagen bottle) lengkap
sitas dari botol peraksi adalah dengan tutupnya
sebagai berikut :
Sumber :
Jenis Kapasitas www.thesciencefair.com/Merchant2/
Botol (ml) merchant.mvc...
Jernih
atau 30, 60, 125, 250,
kuning, 500, dan 1000 Fungsi utama dari botol pere-
tutup PP aksi adalah menyimpan senya-
Jernih wa pereaksi.
atau
kuning
30, 60, 120, 250, k. Bejana lonceng
sawo
500, dan 1000 Benjana lonceng ada beberapa
dengan
tutup jenis, yaitu (a) dengan knob
gelas bulat di bagian atas (Gambar
Jernih 9.11a); (b) dengan soket di
atau bagian atas baik dengan atau
50, 100, 300, 500, tanpa penutup; (c) dilengkapi
berwarna
1000 dan 2000 dengan pompa penghisap
kuning
sawo (Gambar 9.11b).
Botol
pereaksi Adapun kapasitas bejana
(reagent 125, 250, dan 500 lonceng adalah sebagai berikut :
bottle)
Kapasitas
Jenis
---mm---
Dengan 200 x 150; 250 x 175;
knob 300 x 200
Dengan 200 x 150; 250 x 175;
soket 300 x 200

172 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

kebanyakan corong (Gambar


12a,b). Corong yang terbuat
dari bahan porselen memiliki
diameter sesuai diame-ter
kertas saring dan dasarnya
berlubang (Gambar 12c). Co-
rong yang batangnya panjang
dilengkapi dengan ’alur’ yang
Gambar 9.11a : Bejana lonceng
membantu mempercepat proses
dengan knob di bagian
atas penyaringan.

Sumber : Diameter coroang bervariasi,


www.thesciencefair.com/Merchant2/ tergantung dari jenisnya :
merchant.mvc...
Jenis Diameter
corong ===mm===

50, 75, 100,


Kaca
150, 200
4, 15, 5.5, 7, 9,
Porselen
11, dan 12.5
Batang
Gambar 9.11b. Bejana lonceng 75 dan 100
panjang
yang dilengkapi dengan
pompa penghisap

Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...

Fungsi bejana lonceng adalah


untuk percobaan tentang hubu-
ngan antara fotosintesis dengan
respirasi hewan. Sedangkan
bejana lonceng dengan soket di
bagian atas digunakan untuk
Gambar 9.12a. Corong kaca
mengukur pengaruh tekanan
udara rendah terhadap mahluk Sumber :
hidup, dengan dihubungkan ke www.thesciencefair.com/Merchant2/
pompa vakum. merchant.mvc...

l. Corong
Corong terbuat dari kaca be-
ning, pyrex, plastik atau porse-
len. Pada plastik dan kaca
bening bentuknya sama seperti
173 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Persiapan Analisis Mutu

Gambar 9.12b. Corong polipro-


pilen

Sumber : Gambar 9.13a. Desikator dengan


www.thesciencefair.com/Merchant2/ lempengan porselen
merchant.mvc...

Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/me
rchant.mvc...

Gambar 9.12c. Buchner porselen

Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...

Kegunaan corong adalah untuk


proses penyaringan. Gambar 9.13b. Desikator yang
dilengkapi dengan kran
m. Desikator penghampaan
Desikator terbuat dari bahan
borosilikat. Ada dua jenis desi- Sumber :
kator, yaitu a) memiliki knob bu-
lat di bagian atas tutup (Gambar www.thesciencefair.com/Merchant2/
mrchant.mvc...
9.13a) dan b) memiliki kran
dibagian atas tutup yang dapat
Desikator digunakan untuk pro-
mengeluarkan udara sehingga
ses pengeringan, baik dengan
tercipta kondisi hampa (Gambar
menggunakan senyawa higros-
9.13b).
kopis (kalsium klorida dan silica
gel) atau proses penghampaan.
174 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Persiapan Analisis Mutu

n. Corong pemisah Spesifikasi krusibel adalah :


Terbuat dari gelas borosilikat
dengan bentuk lonjong dan a. pendek-tebal
kerucut (Gambar 9.14). Dapat Kapasitas Φ atas Tinggi
dipasang kran atau tutup plastik. (ml) (mm) (mm)
Memiliki kapasitas 50, 100, 250,
500, dan 1000 ml. 8 32 19
15 40 23
25 46 27
45 57 37
90 68 45

b. tinggi
Kapasitas Φ atas Tinggi
(ml) (mm) (mm)

5 25 20
Gambar 9.14. Corong pemisah
10 30 25
berbentuk lonjong (kiri) 18 35 30
dan kerucut (kanan) 30 42 35
65 55 50
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/me
rchant.mvc...

Corong pemisah berguna untuk


memisahkan pigmen.

o. Krusibel
Krusibel terbuat dari porselen
dengan bentuk pendek tebal
atau tinggi, dilengkapi atau
tanpa penutup (Gambar 9.15.).
Krusibel memiliki dinding dalam
dan luar yang diglazier (dilapis).
Gambar 9.15. Krusibel dengan
tutup

Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...

Krusibel digunakan untuk mem-


buat preparat abu dari tanaman.

175 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

p. Mortar dan jumlah dari komponen yang


Mortar terbuat dari porselen de- akan dipisah.
ngan ukuran diameter luar lum-
pang adalah 70, 90, 110, 125,
140, dan 210 mm (Gambar 9.1.1.2 Peralatan ukur
9.16.). a. Pipet tidak berskala
Pipet adalah alat yang diguna-
kan untuk mengambil atau me-
misahkan zat cair dengan volu-
me tertentu. Berdasarkan ben-
tuknya, pipet dapat dikelom-
pokkan menjadi dua, yaitu pipet
tidak berskala (Gambar 19.8)
dan pipet berskala.

Gambar 9.16. Mortar

Mortar berfungsi untuk mengge-


rus dan menghaluskan sampel.

q. filter
Filter terbuat dari kaca dengan
berbagai ukuran (Gambar
9.17.). Gambar 9.18. Pipet tidak berskala

Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...

b. Pipet berskala
Pipet berskala memiliki bentuk
beragam (Gambar 9.19a,b.).
Gambar 9.17. Filter Perbedaan yang nyata adalah
dari alat penghisapnya. Kapasi-
Sumber : tas volume pipet adalah sebagai
www.thesciencefair.com/Merchant2/ berikut :
merchant.mvc...
Jenis Kapasitas
Kegunaan filter untuk memisah- pipet
kan komponen tertentu dari Hanya 2, 5, 10, 20, 25, 50
komponen lainnya. Ukuran filter satu dan 100 ml
bervariasi tergantung dari jenis tanda
kapasitas
176 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Persiapan Analisis Mutu

Berskala 1 x 0.01; 2 x 0.02; 5 c. Buret


0 di x 0.05; Buret terbuat dari kaca bening
bagian 10 x 0.1 dan 25 x dengan ukuran 5 x 0.1ml, ar-
atas 0.2 ml tinya memiliki kapasitas 5 ml
Berskala 1 x 0.01; 2 x 0.02; 5 dan unit skala 0.1 ml (Gambar
x 0.05; 9.20). Ukuran lainnya adalah
10 x 0.1 dan 25 x 10 x 0.02, 10 x 0.1, 50 x 0.1 ml.
0.2

Gambar 9.20. Buret

Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
Gambar 9.19a. Pipet volumetri merchant.mvc...

Sumber : Buret digunakan dalam proses


www.thesciencefair.com/Merchant2/ titrasi.
merchant.mvc...
d. Botol BOD
Botol Biological Oxygen De-
mand (BOD) terbuat dari kaca
bening, yang dilengkapi dengan
tutup terbuat dari bahan sejenis
(Gambar 9.21.).

Gambar 9.21. Botol sampel BOD


Gambar 9.19b. Variabel pipet
Sumber : Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/ www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc... merchant.mvc...

177 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

Kegunaan botol BOD adalah


untuk mengambil dan menyim-
pan sampel air yang akan
diukur kandungan BODnya.

9.1.1.3 Peralatan analisis


a. Termometer
Termometer adalah alat pengu-
kur suhu (Gambar 9.22). Ben-
tuk dan rentang suhu yang da-
pat diukur juga bervariasi seba-
gai berikut :

Rentang
Rentang suhu kenaikan Gambar 9.22. Termometer
terendah Tertinggi suhu
- 10 50 0.5 Sumber :
- 10 110 1 www.thesciencefair.com/Merchant2/
- 10 200 1 merchant.mvc...
- 10 250 1
- 10 360 2 Fungsi utama termometer da-
- 10 400 2 lam laboratorium adalah mengu-
kur suhu suatu senyawa kimia
- 40 40 0.5
(cair) atau suhu ruang inkuba-
- 80 30 1
tor.
- 120 30 1
b. Piknometer
Piknometer adalah alat untuk
Umumnya termometer memiliki membandingkan berat jenis zat
skala dalam derajat selsius. cair atau zat padat (Gambar
Cairan yang digunakan untuk 9.23).
menunjukkan suhu dapat beru-
pa alkohol atau air raksa. Ukur-
an termometer bervariasi, na-
mun umumnya memiliki panjang
30 mm dan lebar 6-7 mm.

Gambar 9.23. Piknometer

Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...

178 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

c. Hidrometer
Hidrometer adalah alat yang da-
pat digunakan untuk mengukur
berat jenis atau kepekatan air
(Gambar 9.24)

Gambar 9.25. Salinometer

Sumber :
www.tpub.com/engine3/en33-
92.htm

Gambar 9.24. Hidrometer

Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/ 9.1.2 Jenis Peralatan non
merchant.mvc... Gelas

Jenis peralatan dasar non gelas


d. Salinometer yang digunakan dalam meng-
Salinometer adalah alat yang analisis bahan dan produk pa-
dapat digunakan untuk mengu- ngan antara lain :
kur kadar garam yang terkan-
dung dalam suatu larutan (Gam- a. Timbangan
bar 9.25). Bentuk salinometer Timbangan digunakan untuk
bermacam-macam. Satuan pe- menimbang sampel. Memiliki
ngukuran atau dimensi yang kemampuan dan ketelitian pe-
digunakan biasanya %, ppm nimbangan yang bervariasi.
atau ppt. Timbangan yang digunakan di
dalam laboratorium terbagi dua,
yaitu : 1) timbangan kasar un-
tuk menimbang bobot yang cu-
kup besar, contohnya timbang-
an triple beam (Gambar 9.26a)
dan 2) timbangan analitik untuk
menimbang bobot yang relatif
179 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Persiapan Analisis Mutu

ringan, misalnya mg atau mikro- hana hanya mengatur suhu ling-


gram. (Gambar 9.26b) kungan, sedangkan yang lebih
canggih juga dapat mengatur
tekanan, kelembaban udara,
atau aliran oksigen.

Gambar 9.26a. Timbangan triple


beam

Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...
Gambar 9.27. Otoklaf

Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...

Otoklaf dapat digunakan untuk


membunuh mikroba (sterilisator)
atau untuk menumbuhkan mi-
kroba (incubator).

c. Laminar flow cabinet


Gambar 9.26b. Timbangan digital Ruang laminar (laminar ca-
binet) adalah ruangan yang kon-
Sumber : disi lingkunganya dapat diatur
www.thesciencefair.com/Merchant2/ sehingga akan tercipta ruangan
merchant.mvc... dengan kondisi sesuai keingin-
an. Kondisi lingkungan yang di-
inginkan dapat tercipta melalui
b. Otoklaf pengaturan tombol pengaturan
Otoklaf (Gambar 9.27) adalah udara dan saringan udara
alat yang dapat memanipulasi (Gambar 9.28).
lingkungan sehingga tercipta
lingkungan sesuai keinginan.
Kemampuan memanipulasi ling-
kungan tergantung dari jenis
otoklaf. Otoklaf paling seder-

180 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

Gambar 9.28. Laminar flow ca-


binet
Gambar 9.29. Sentrifuge
Sumber :
www.calvin.edu/academic/biology/t Sumber :
echnology www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...

Ruang laminar ada yang hanya e. Inkubator


dapat mengatur suhu lingkung- Inkubator adalah wadah yang
an saja, tetapi ada yang dileng- berfungsi sebagai alat untuk
kapi dengan aliran udara bersih. menginkubasi mikroba (Gambar
Ruang laminar digunakan seba- 9.30). Suhu di dalam ruangan
gai ruang untuk menginokulasi, inkubator dapat dikendalikan su-
meninkubasi, atau memanen hunya. Pengendalian suhu di-
mikroba. mungkinkan karena inkubator
dilengkapi dengan elemen pe-
d. Sentrifuge manas yang dihubungkan de-
Sentrifuge adalah alat yang ngan alat pengatur (regulator)
dapat digunakan untuk memi- sehingga dapat diciptakan kon-
sahkan komponen zat dalam disi lingkungan dengan suhu
suspensi berdasarkan perbeda- yang stabil.
an berat jenisnya (Gambar
9.29). Bila suspensi diputar
pada sentrifuge dengan kece-
patan dan lama tertentu, maka
komponen yang terdapat di da-
lam suspensi akan terpisah.
Bagian yang paling berat ter-
dapat di bagian bawah sedang-
kan yang ringan di bagian atas.

Gambar 9.30. Inkubator

Sumber :
www.calvin.edu/academic/biology/t
echnology

181 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

f. Peralatan inokulasi
Peralatan inokulasi adalah per-
alatan yang digunakan untuk
menginokulasi mikroba. Bahan
yang digunakan dapat berupa
besi atau gelas. Bentuk peralat-
an inokulasi panjang dengan
bagian ujungnya lurus atau
bulat (Gambar 9.31).
Gambar 9.32a. Penjepit

Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...

Gambar 9.31. Peralatan transfer

Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...

g. Penjepit
Penjepit (Gambar 9.3) adalah Gambar 9.32b. Swivel utility
alat yang digunakan untuk men- clamp
jepit. Bahan yang digunakan Sumber :
untuk membuat penjepit adalah www.thesciencefair.com/Merchant2/
logam, plastik, karet atau kombi- merchant.mvc...
nasi ketiganya. Bentuk penjepit
bermacam-macam, tergantung
dari fungsinya. Oleh karena itu,
pemilihan penjepit yang diguna-
kan harus disesuaikan dengan
alat yang akan dijepit.

Gambar 9.32c. Burette Clamp


Single
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...

182 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

Penjepit digunakan untuk men- a) batang tunggal dan alas


jepit pipa karet atau plastik. berupa lempengan besi dengan
Swivel utility clamp (Gambar ukuran 160 x 100, 250 x 160,
9.32) digunakan untuk menjepit 315 x 200 mm (Gambar 9.33a);
peralatan gelas, seperti buret, b) batang ganda dengan kaki
berbagai labu ukur atau tabung berbentuk huruf A; c) batang
reaksi. Burette clamp single tunggal dengan kaki memben-
(Gambar 9.32c) adalah penjepit tuk tripod. Ukuran panjang kaki
yang digunakan untuk menjepit dari pusat adalah 110, 140, dan
buret, baik satu maupun dua 165 mm (Gambar 9.33b); dan d)
buret, batang ganda dan terletak di
tengah yang berbentuk lempeng
h. Statif dengan batang statif ber-ukuran 280 x 125 mm.
Fungsi statif adalah untuk me-
masang penjepit buret atau per-
alatan gelas lainnya pada saat
melakukan titrasi atau sterilisasi.

Statif terbuat dari besi atau besi


anti karat. Statif dapat dibeda-
kan berdasarkan jumlah batang
tegak dan bentuk alasnya, yaitu
:

Gambar 9.33b. Statif yang digu-


nakan untuk memegang
labu didih

Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...

i. Nicholson Hydrometer
Gambar 9.33a. Statif dengan Nicholson Hydrometer adalah
batang statif tunggal yang alat yang dapat digunakan un-
terletak ditepi alas tuk mengukur kelembaban
Sumber : (Gambar 9.34)
www.thesciencefair.com/Merchant2/m
erchant.mvc...

183 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

ngan dan catat bobot dari


wadah bahan tersebut.
4) Letakkan bahan pangan
yang akan ditimbang ke
dalam wadah bahan terse-
but dan letakkan di piring
timbangan sebelah kiri. Le-
takkan anak timbangan di
piring timbangan lainnya.
Anak timbangan yang dile-
takkan kurang lebih sama
berat dengan bahan pangan
yang akan ditimbang
(Gambar 9.35).
Gambar 9.34. Nicholson Hydro-
meter 5) Catat angka yang ditunjuk
oleh jarum sebagai bobot
Sumber : bahan pangan, setelah
www.thesciencefair.com/Merchant2/ dikurangi bobot wadah
merchant.mvc... bahan.
6) Setelah proses penimbang-
an selesai, kembalikan
piring timbangan pada posisi
9.2. Kegunaan Peralatan semula.
Penggunaan peralatan dasar
adalah untuk kegiatan :

9.2.1 Menimbang
Salah satu kegunaan peralatan
dasar adalah untuk menimbang
bahan kimia atau sampel yang
akan dianalisis. Untuk menim-
bang bobot bahan pangan da-
pat dilakukan tahapan berikut :
1) Bersihkan neraca dan piring
neraca dari sisa bahan atau
kotoran lainnya. Gambar 9.35. Neraca
2) Neraca timbangan harus di-
buat seimbang terlebih da- Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000
hulu dengan cara mengge-
ser sekrup pengatur sehing-
ga jarum menunjukan angka 9.2.2 Menginokulasi
nol. Kegunaan peralatan dasar lain-
3) Timbang wadah bahan (bo- nya adalah untuk kegiatan
tol, kaca arloji, atau alas menginokulasi mikroba. Ada
lainnya) dengan meletak- beberapa tahapan yang perlu
kannya pada piring timba- dilakukan dalam menginokulasi
184 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Persiapan Analisis Mutu

mikroba, yaitu penyiapan media,


proses inokulasi, dan proses
inkubasi. Media inokulasi untuk
menumbuhkan mikroba dapat
dibagi menjadi media kaldu
(broth) dan media agar.

Ada beberapa jenis media agar


sesuai dengan fungsinya.
Sebagai contoh media agar 1 2
miring digunakan untuk media
tumbuh mikroba yang akan
disimpan sebagai biakan murni.
Sedangkan media agar pada 3
cawan petri digunakan sebagai
media tumbuh untuk tujuan
tertentu.
5 4
Proses inokulasi adalah proses
penanaman mikroba ke media
kultur (Gambar 9.36). Selan-
jutnya dilakukan proses inkubasi
untuk menumbuhkan mikroba
tersebut. Proses inkubasi ber-
langsung 1-3 hari, tergantung
suhu inkubator, media yang di-
gunakan, dan jenis mikroba Gambar 9.36 Proses inokulasi
yang diinokulasi. mikroba

Sumber :
9.2.3 Mengukur Volume www.thesciencefair.com/Merchant2/
Fungsi lain dari peralatan dasar merchant.mvc...
adalah untuk mengukur volume.
Volume zat cair dapat diukur
dengan menggunakan gelas 3) Tuang bahan kimia yang
atau pipet ukur. Cara pengukur- akan ditentukan volumenya
annya adalah sebagai berikut : ke dalam gelas ukur.
1) Gunakan gelas atau pipet 4) Bacalah skala untuk
ukur yang bersih dan menentukan volumenya.
ukurannya sesuai dengan Pembacaan skala harus
volume bahan kimia yang lurus dengan mata. Bila
akan diukur. permukaan bahan kimia
2) Baca skala yang tercantum cekung, pembacaan skala
pada gelas atau pipet ukur dilakukan pada permukaan
dan tentukan harga setiap terbawah dan bila permuka-
skala. annya cembung pembacaan
185 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Persiapan Analisis Mutu

skala dilakukan di permuka- sampai di atas garis batas.


an atas (Gambar 9.37). Bila bahan kimia yang akan
5) Bila volumenya sudah ter- diukur volumenya bersifat
baca, tuangkan bahan kimia racun, sebaiknya gunakan
cair tersebut ke dalam wa- penghisap karet (ball pipet).
dah lain dan gelas ukur 4) Tutup ujung pipet dengan
dicuci sehingga siap untuk menggunakan jari telunjuk,
digunakan kembali. tahan terus sambil meng-
angkat pipetnya dari wadah
Bila pengukuran volume dilaku- bahan kimia yang akan
kan dengan menggunakan pipet diukur volumenya. Kering-
ukur, maka prosedurnya adalah kan ujung pipet dengan
sebagai berikut : menggunakan kertas saring.
Turunkan permukaan bahan
1) Pilih pipet sesuai dengan kimia dalam pipet dengan
volume bahan kimia yang cara membuka ujung jari
akan diukur (Gambar 9.38). telunjuk secara hati-hati
sampai permukaan bahan
kimia mencapai tanda
volume.
5) Masukan bahan kimia cair
tersebut ke dalam wadah
yang telah disediakan. Pipet
ukur dicuci kembali.

Gambar 9.37. cara pembacaan


skala untuk menentukan
volume bahan kimia
menggunakan gelas ukur

Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000

2) Bilas bagian dalam pipet Gambar 9.38. Cara menggunakan


dengan air suling dan dilan- pipet ukur untuk menen-
jutkan dengan bahan kimia tukan volume bahan
yang akan diukur volume- kimia cair
nya.
Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000
3) Isaplah bahan kimia cair
yang akan diukur volumenya
186 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Persiapan Analisis Mutu

9.2.4 Menuangkan Bahan gunakan spatula atau sen-


Peralatan dasar juga dapat di- dok yang sesuai.
gunakan alat untuk menuang-
kan bahan kimia dari satu wa-
dah ke wadah lainnya. Bahan
kimia dapat berupa padatan
atau cair. Proses penuangan
bahan kimia merupakan kegiat-
an yang sering dilakukan dan
memerlukan kecermatan dan
ketelitian tersendiri. Bacalah
terlebih dahulu label pada botol
agar tidak terjadi kesalahan.
Pegang botol dengan baik,
bagian yang berlabel diletakan Gambar 9.39. Teknik menuangkan
bahan kimia padat dengan
di permukaan tangan untuk
menggunakan tutup botol
mencegah bahan yang menetes
atau menempel pada label. Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000

9.2.4.1 Menuangkan bahan 2) Ketuk secara perlahan spa-


padat tula atau sendok dengan
Adapun cara menuangkan ba- menggunakan telunjuk atau
han kimia berbentuk padat ada- batang pengaduk agar ba-
lah sebagai berikut : han kimia padat jatuh ke
1) Peganglah botol dengan ba- wadah yang diinginkan
gian yang berlabel di letakan (Gambar 9.40).
pada permukaan tangan
2) Miringkan botol secara per-
lahan hingga bahan kimia
keluar ke dalam tutup botol
3) Ketuk tutup botol secara
perlahan dengan menggu-
nakan telunjuk atau batang
pengaduk sehingga bahan
kimia yang terdapat pada
tutup jatuh ke wadah yang
telah disediakan (Gambar
9.39). Gambar 9.40. Teknik penuangan
bahan kimia padat meng-
gunakan spatula atau
Selain cara di atas, penuangan sendok
bahan kimia padat juga dapat
dilakukan dengan cara sebagai Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000
berikut :
1) Ambil bahan kimia padat da- Cara lain untuk menuangkan
ri dalam botol dengan meng- bahan kimia padat dari dalam

187 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

botol dapat dilakukan secara menempel pada permukaan


langsung, yaitu : tangan.
1) Buka tutup wadah bahan 3) Miringkan botol sedemikian
kimia padat yang akan rupa agar tutupnya menjadi
dipindahkan basah oleh bahan kimia.
2) Miringkan botol secara Cara ini dilakukan untuk me-
perlahan dan guncang atau mudahkan melepaskan tu-
ketuk sehingga bahan kimia tup botol
padat yang ada di dalamnya 4) Jika akan menuangkan ba-
jatuh ke arah wadah yang han kimia cair yang ada di
diinginkan (Gambar 9.41). dalam botol, buka dan
3) Setelah diperoleh jumlah jepitlah tutup botol diantara
yang diinginkan, tutup jari.
kembali wadah bahan kimia 5) Tuangkan bahan cair de-
padat tersebut ngan bantuan batang pe-
ngaduk (Gambar 9.42.).

Gambar 9.41. Teknik penuangan


bahan kimia padat
langsung dari botolnya

Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000

9.2.4.2 Menuangkan bahan


cair
Pada prinsipnya cara menuang-
kan bahan kimia cair tidak
berbeda dengan bahan kimia Gambar 9.42. Teknik penuangan
padat, yaitu : bahan kimia cair dari
dalam botol
1) Bacalah secara teliti label
yang terdapat pada botol Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000
untuk meyakinkan bahwa
bahan kimia yang akan 9.2.5 Menyaring
diambil benar. Kegunaan lainnya dari peralatan
2) Untuk mencegah kotornya dasar adalah untuk menyaring.
label, botol dipegang secara Tujuan menyaring adalah
benar dan bagian labelnya memisahkan materi dari
188 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Persiapan Analisis Mutu

medianya. Kegiatan menyaring dilakukan dengan mengguna-


dapat dilakukan dengan cara : kan beberapa peralatan, yaitu :
1) Gunakan kertas saring yang
sesuai. Bentuk kertas sa-
ring tersebut sedemikian ru-
pa sehingga sesuai dengan
ukuran corong (Gambar
9.43).

Gambar 9.43. Urutan penyiapan


kertas saring
Gambar 9.44. Proses penyaringan
Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000
Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000
2) Tempatkan kertas saring pa-
da corong dan tuangkan
beberapa tetes akuades ke
permukaannya agar kertas 9.2.6.1 Tabung Reaksi
saring dapat menempel pa- Pemanasan bahan kimia dalam
da corong tabung reaksi dapat dilakukan
3) Pasang corong pada statif sebagai berikut :
sedemikian rupa sehingga 1) Nyalakan sumber panas
ujungnya masuk ke dalam dengan baik (kecil dan biru)
wadah penampungan filtrat. 2) Jepit tabung reaksi dengan
4) Tuangkan larutan yang akan menggunakan penjepit
disaring secara perlahan. 3) Panaskan tabung reaksi di
Perhatikan agar permukaan atas nyala api. Proses pe-
bahan kimia tidak melebihi manasan dimulai dari per-
batas kertas saring (Gambar mukaan cairan ke arah
9.44). dasar, sehingga pemanasan
tidak hanya berlangsung pa-
da satu bagian saja
9.2.6 Memanaskan (Gambar 9.45.). Selama
Diperlukan keterampilan khusus pemanasan, jangan menga-
dalam menggunakan peralatan rahkan tabung ke wajah
dasar untuk memanaskan atau untuk mencegah hal yang
menguapkan bahan kimia, tidak diinginkan.
karena harus memiliki pengeta-
huan mengenai bahan kimia.
Pemanasan bahan kimia dapat
189 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Persiapan Analisis Mutu

3) Nyala api harus diarahkan


tepat ke arah batang penga-
duk atau batu didih (Gambar
9.46.)

9.3 Pencucian peralatan

Untuk menjaga kebersihan, pa-


Gambar 9.45. proses pemanasan da setiap akhir hari kerja semua
bahan dalam tabung peralatan laboratorium yang te-
reaksi lah digunakan harus segera di-
cuci dan disimpan pada tempat-
Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000 nya. Dengan demikian, semua
peralatan dalam keadaan bersih
9.2.6.2 Gelas Kimia dan siap digunakan pada kegi-
Pemanasan bahan kimia meng- atan laboratorium berikutnya.
gunakan gelas kimia dapat dila-
kukan dengan cara sebagai Perlakuan yang diberikan pada
berikut : peralatan tersebut berbeda ter-
1) Gunakan kawat kasa beras- gantung dari jenis bahan dan
bes sebagai alas fungsinya. Peralatan dari bahan
2) Masukan batang pengaduk gelas membutuhkan perawatan
atau batu didih agar panas yang berbeda dengan peralatan
dapat merata ke seluruh ba- dari logam; demikian pula de-
han ngan peralatan yang peka atau
teliti harus ditangani secara
lebih hati-hati dibandingkan per-
alatan yang kurang peka atau
teliti.

Tabung reaksi yang telah digu-


nakan harus dikosongkan, dibi-
las dengan air, dicuci dengan air
panas yang mengandung deter-
jen alkalin dan dilanjutkan de-
ngan pembilasan menggunakan
air panas. Terakhir tabung re-
aksi dibilas dengan air destilasi
dan dikeringkan.

Pipet dibilas dengan air dingin


Gambar 9.46. proses pemanasan segera setelah digunakan, cuci
bahan dalam gelas kimia dengan air destilasi seperti pada
pencucian tabung reaksi dan
Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000
keringkan.
190 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Persiapan Analisis Mutu

Peralatan gelas yang digunakan Peralatan yang terbuat dari


untuk wadah sampel mikroba, plastik, sebaiknya dicuci
kultur harian, peralatan agitasi, dengan menggunakan spon
pengambilan sampel dan agar plastik tidak tergores.
peralatan lain yang kontak de- Untuk mengetahui apakah
ngan susu tidak hanya selalu peralatan telah dicuci de-
harus bersih tetapi juga perlu ngan bersih. Apabila air
disterilisasi sebelum digunakan. membasahi seluruh permu-
Sterilisasi dimaksud adalah kaan alat dan membentuk
metode sterilisasi sederhana, lapisan tipis berarti per-
yaitu : a) rendam dalam air alatan sudah bersih; namun
mendidih selama 5 menit; b) bila membentuk butiran air
panaskan dalam oven 160oC di permukaan alat berarti
selama 2 jam; c) masukan masih perlu dibersihkan lagi.
dalam autoklaf 120oC selama Noda minyak atau kerak
20 menit; atau d) rendam dalam yang tertinggal pada per-
etanol 70% dan bakar sebelum alatan gelas dan tidak dapat
digunakan. dibersihkan dengan meng-
gunakan deterjen, sebaik-
Dengan pencucian dan pena- nya dibersihkan dengan
nganan yang baik dapat diha- cara merendamnya selama
rapkan dapat memperpanjang semalam dalam campuran
usia pakai dari peralatan ter- larutan pembersih asam
sebut. sulfat pekat 1 bagian dan
kalium dikromat (3% aq.) 9
Beberapa ketentuan yang harus bagian.
dipatuhi dalam pencucian per- 4) Selanjutnya cucilah hingga
alatan adalah sebagai berikut : bersih dengan aliran air des-
1) Peralatan gelas dicuci per- tilasi yang telah dipanaskan.
tama kali dengan menggu- 5) Peralatan gelas yang telah
nakan air dingin. dicuci harus dikeringkan pa-
2) Peralatan pipet yang telah da rak pengering sebelum
digunakan sebaiknya dile- disimpan.
takkan secara vertikal dalam 6) Peralatan berbahan logam
wadah berisi hipoklorit 200 dapat dicuci dengan sabun
ppm. Tindakan ini akan deterjen dan kemudian dike-
mempermudah pembersih- ringkan dahulu sebelum di-
an dan meminimalkan resiko simpan.
kontaminasi.
3) Selanjutnya cuci dengan Beberapa ketentuan yang perlu
menggunakan sabun deter- diperhatikan dalam penyimpan-
jen 1% dalam air hangat. an peralatan adalah : a) Peralat-
Untuk membersihkan noda an yang sejenis disimpan pada
di tempat yang sulit dijang- tempat yang sama dan diusaha-
kau, sebaiknya mengguna- kan tetap kering. Penyimpanan
kan sikat yang sesuai. peralatan gelas harus terpisah
191 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Persiapan Analisis Mutu

dari peralatan logam (Gambar


9.47); b) peralatan gelas dapat
disimpan pada rak khusus atau
dalam kotak, misalnya penyim-
panan pipet (Gambar 9.48),
tabung reaksi (Gambar 9.49),
curvette (Gambar 9.50), atau
pipet hisap (Gambar 9.51); c) Gambar 9.49. Rak penyimpanan
termometer yang akan disimpan tabung reaksi
harus dikeringkan dahulu dan
simpan beberapa saat di ruang Sumber :
terbuka pada suhu kamar, dan www.thesciencefair.com/Merchant2/
selanjutnya disimpan pada merchant.mvc...
tempatnya.

Gambar 9.50. Rak penyimpanan


curvette
Gambar 9.47 Rak penyimpanan
ose Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...

Gambar 9.51. Rak penyimpanan


Gambar 9.48. Rak penyimpanan kontainer pipet hisap
pipet
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
Sumber : merchant.mvc...
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...
192 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Persiapan Analisis Mutu

9.4. Sterilisasi peralatan aktivitas mikroba pembusuk.


gelas Sterilisasi bahan atau produk
Meskipun dapat disimpan lebih pangan dapat dilakukan dengan
lama, mengapa bahan pangan mencuci, memanaskan, mema-
bisa mengalami kebusukan? sak, atau menggunakan auto-
Salah satu penyebab kebusuk- klaf untuk mengkombinasikan
an bahan pangan adalah per- suhu dengan tekanan. Bahan
alatan yang digunakan tidak pangan dan peralatan serta
steril. media yang digunakan dalam
Sterilisasi adalah proses mem- analisis mutu bahan pangan
buat media atau material ter- harus disterilisasi menggunakan
bebas dari semua bentuk kehi- salah satu dari metode sterilisa-
dupan. Produk pangan sudah si (Tabel 9.1).
melalui serangkaian sterilisasi

untuk menghambat atau meng-


hentikan reaksi biokimia dan

Tabel 9.1. Metode Sterilisasi

Material yang
Metode Perlakuan Mekanisme
disterilisasi
Autoclaving Uap panas 121oC, tekanan Koagulasi Peralatan yang
15-17 Psi selama 15 menit protein tahan panas,
sampai beberapa jam seperti gelas, besi
dan beberapa
plastik
Oven Udara panas 160oC selama Koagulasi Peralatan gelas
10 jam atau lebih protein dan besi, tetapi
tidak disarankan
untuk plastik dan
cairan
Penyaringan Melewatkan bahan melalui Mikroba Senyawa yang
filter yang memiliki lubang ditangkap oleh tidak tahan panas
berukuran 0.22-0.45 µm filter seperti asam
(virus tidak dapat dihambat amino, vitamin,
dengan metode ini) anitbiotik, gula dan
lain-lain
Radiasi Penyinaran dengan Merusak asam Plastik. Hanya
ultraviolet atau radiasi energi nukleat efektif untuk
tinggi lainnya permukaan saja
Gas Penguapan dengan gas Menginaktifkan Padatan yang tidak
yang reaktif, misalnya etilen enzim tahan panas,
oksida misalnya plastik

193 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

Sterilisasi peralatan dapat


dilakukan dengan tiga cara,
yaitu secara fisik, kimiawi, dan
mekanik.

9.4.1 Sterilisasi secara fisik


Sterilisasi secara fisik adalah
proses sterilisasi dengan meng-
gunakan saringan (filter), suhu
tinggi (panas), radiasi cahaya,
dan tekanan untuk membunuh
mikroba merugikan.
Metode saringan dilakukan un-
tuk membuang organisme dari
larutan tidak tahan panas (ther-
molabile) dengan melewatkan
larutan tersebut melalui filter Gambar 9.52. Wadah sterilisasi
yang dapat menahan bakteri cawan petri
(bacterial-tight filter).
Sumber :
Sterilisasi fisik dapat dilakukan www.thesciencefair.com/Merchant2/
dengan menggunakan panas. merchant.mvc...
Proses sterilisasi dengan
menggunakan panas dapat
dilakukan secara sterilisasi
kering (menggunakan udara
panas), sterilisasi lembab
(menggunakan air panas), dan
autoklaf.

Untuk memudahkan sterilisasi,


telah diciptakan wadah peralat-
an yang didisain untuk proses
sterilisasi. Beberapa wadah
tersebut adalah untuk cawan
petri (Gambar 9.52), pipet
(Gambar 9.53), dan pipet hisap
Gambar 9.53. Wadah sterilisasi
(Gambar 9.54 dan 9.55) pipet

Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...

194 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

Proses sterilisasi dengan suhu


tinggi dapat dilakukan dengan
perebusan dalam air mendidih,
penguapan uap air panas, aliran
udara panas (oven), atau
kombinasi suhu tinggi dengan
tekanan tinggi. Penggunaan
autoklaf memungkinkan untuk
mengkombinasikan tekanan 15
Psi dan suhu 121oC sehingga
proses sterilisasi berlangsung
lebih cepat, yaitu 15 – 30 menit.

Umumnya bakteri mati pada


proses sterilisasi dengan suhu
Gambar 9.54. Wadah untuk steri- 121oC selama 10 menit. Apa-
lisasi pipet hisap bila suhu diturunkan hingga
170-180oC, proses sterilisasi
Sumber : berlangsung selama 2 jam.
www.thesciencefair.com/Merchant2/ Sedangkan pada suhu 160oC
merchant.mvc...
proses sterilisasi berlangsung
selama 3 jam.

Sterilisasi fisik banyak diguna-


kan terhadap peralatan gelas
atau keramik. Beberapa bahan
atau produk pangan dan senya-
wa kimia yang tidak rusak oleh
panas juga dapat disterilisasi
dengan cara ini.

Bahan yang akan disterilisasi


dengan menggunakan autoklaf
antara lain media kultur, jarum,
senyawa termostable, kain,
karet, atau bahan lain yang
dapat rusak oleh panas.
Radiasi sinar bergelombang
pendek juga dapat digunakan
Gambar 9.55. Wadah untuk sterili- untuk sterilisasi. Gelombang
sasi pipet hisap pendek dari sinar-X, gama, atau
ultra violet memiliki daya tem-
Sumber : bus yang baik, sehingga akan
www.thesciencefair.com/Merchant2/ membunuh mikroba. Iradiasi
merchant.mvc... dengan sinar ultraviolet bukan

195 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

cara sterilisasi yang memuas- Formalin (formaldehid) merupa-


kan karena daya tembusnya ter- kan senyawa mudah menguap.
batas. Senyawa ini sangat efektif se-
bagai desinfektan dengan kon-
sentrasi 4-20%. Larutan alkohol
dapat digunakan sebagai desin-
9.4.2 Sterilisasi secara
fektan. Senyawa ini dapat me-
kimiawi
nyebabkan koagulasi pada pro-
Sterilisasi secara kimiawi adalah
tein mikroba. Konsentrasi alko-
proses sterilisasi yang menggu-
hol yang digunakan memiliki ki-
nakan senyawa kimia sebagai
saran 50-75 %.
desinfektan. Senyawa asam
dan basa kuat merupakan se- Etilen oksida digunakan dalam
nyawa kimia yang banyak digu- proses sterilisasi piring plastik
nakan sebagai desinfektan da- dan pipet. Adapun senyawa
lam sterilisasi secara kimiawi Beta-propiolactone banyak digu-
karena memiliki kemampuan nakan untuk sterilisasi jaringan
menghidrolisis isi sel mikroba. hidup.
Beberapa jenis senyawa kimia
yang telah diketahui dapat 9.4.3 Sterilisasi secara
membunuh bakteri adalah la- mekanik
rutan CuSO4, AgNO3, HgCl2, Sterilisasi secara mekanik ada-
ZnO dan banyak lainnya. lah sterilisasi yang dilakukan
Larutan garam NaCl (9%), KCl untuk membuang organisme da-
(11%), dan KNO3 memiliki te- ri larutan tidak tahan panas
kanan osmotik lebih tinggi se- (thermostable) dengan melewat-
hingga dapat membunuh mikro- kan larutan tersebut melalui fil-
ba. Larutan garam juga dapat ter yang memiliki kemampuan
menyebabkan denaturasi pro- dapat menahan bakteri (bac-
tein. KMnO4 (1%) and HCl terial-tight filter). Sterilisasi
(1.1%) merupakan desinfektan secara mekanik sering juga di-
yang kuat karena dapat meng- sebut penyaringan karena pro-
oksidasi substrat. CuSO4 digu- ses sterilisasi bahan seperti ini
nakan sebagai algisida. Senya- dilakukan dengan menyaring.
wa khlor merupakan oksidator Penggunaan saringan disesuai-
kuat yang dapat membunuh mi- kan dengan tujuan penyaringan
kroba dengan mekanisme seba- dan material yang akan disa-
gai berikut : ring.

Sterilisasi secara mekanik digu-


Cl2 + H2O Æ HCl + HOCl nakan untuk menyaring bahan
HOCl Æ HCl + On yang mengalami perubahan
apabila terkena panas atau te-
kanan tinggi. Tujuan penya-
ringan adalah untuk memisah-

196 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Persiapan Analisis Mutu

kan organisme dari senyawa bahan kimia yang mudah terba-


yang tidak tahan panas dengan kar, pengoksidasi, mudah mele-
mengalirkannya melalui sari- dak, radioaktif, bahan/penyebab
ngan yang mampu menahan korosi, dan bahan beracun.
bakteri.
9.5.1.1 Bahan kimia yang
Ada dua metode pengeluaran
mudah terbakar
bakteri selama penyaringan,
yaitu 1) melewatkan media ke
Bahan kimia yang mudah ter-
saringan yang halus atau 2)
bakar dapat berwujud gas, cair-
adsorpsi mikroba ke filter
an yang mudah menguap, atau
dengan menciptakan perbedaan
bahan padat yang dalam bentuk
listrik.
debu mudah terbakar bila kon-
Filter yang banyak digunakan tak dengan udara. Jenis bahan
dalam mikrobiologi adalah sa- kimia yang mudah terbakar ada-
ringan membran, yaitu saringan lah : a) pelarut dan pereaksi
yang terbuat dari selulose atau organik, seperti asetaldehid,
plastik. Saringan ini memiliki lu- asam asetat, aseton, benzen,
bang cukup kecil (biasanya 0.45 karbondisulfida, etil alkohol,
µm) untuk menangkap dan de- eter, etil asetat, petroleum eter,
ngan demikian dapat mem- isopropil,alkohol, toluen, dan
buang bakteri dari cairan. xylen; b) bahan an organik
Saringan lain yang digunakan fosfor, logam Al, Mg, Zn, K, dan
adalah Millipore-cellulose ase- Na; c) gas asetilen, metana,
tate disc., Seitz-asbestos pad, hidrogen, karbonmonooksida,
Berkefeled-diatomaceous earth, dan butana.
Mandle filter, Selas candle type
filter, dan sintered glass filter. Cara penanganan bahan kimia
mudah terbakar adalah dengan
mencegah terjadinya penguap-
9.5. Persiapan Bahan Kimia an atau kontak dengan udara
Dalam kegiatan analisis mutu (oksigen) maupun sumber pa-
digunakan berbagai bahan ki- nas secara langsung. Beberapa
mia sebagai pereaksi, baik pe- hal umum yang harus diperhati-
reaksi khusus maupun umum. kan dalam penanganan bahan
Pengetahuan tentang bahan kimia mudah terbakar adalah :
kimia akan meningkatkan ke- 1) Gunakan penangas uap
mampuan analis dalam mena- atau air untuk menghindari
ngani bahan kimia secara baik pemanasan bahan kimia se-
sehingga kecelakaan yang dise- cara langsung;
babkan karena ketidaktahuan 2) Pada saat memanaskan ja-
dapat dihindari. ngan mengisi wadah mele-
bihi ½ kapasitas wadah;
9.5.1 Sifat bahan kimia 3) Sediakan bahan kimia da-
Bahan kimia dapat dikelompok- lam jumlah minimum dan
kan berdasarkan sifatnya, yaitu simpan bahan ditempat
197 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Persiapan Analisis Mutu

yang berventilasi baik, jauh nya dilakukan di tempat terbuka


dari bahan kimia pengoksi- atau di lemari uap; gunakan
dasi atau korosi; dengan jumlah sedikit; gunakan
4) Pelarut yang sudah tidak penangas air untuk memanas-
terpakai lagi simpan kembali kan; gunakan alat yang benar
dalam wadahnya; dan masih layak; dan gunakan
5) Jangan membuang sisa ba- pelindung.
han kimia tersebut ke dalam
bak cuci. 9.5.1.4 Bahan radioaktif
Penggunaan bahan radioaktif
9.5.1.2 Bahan pengoksidasi harus hati-hati karena efek
Bila kontak dengan bahan yang radiasinya dapat menyebabkan
mudah terbakar, bahan kimia ini kerusakan sel secara perma-
mudah mengalami reaksi ekso- nen, kebakaran dan kematian.
termis. Beberapa bahan kimia Ada empat jenis bahan radiasi,
yang termasuk bahan pengoksi- yaitu : a) partikel α (alfa) berupa
dasi adalah klorat, perklorat, atom helium bermuatan positif.
borat, peroksida, asam nitrat, Memiliki daya tembus rendah
kalium nitrat, kalium permanga- tetapi daya ionisasinya besar; b)
nat, bromin, klorin, florin dan partikel ß (beta) merupakan
iodin. partikel hasil pecahan isotop
radioaktif berenergi tinggi.
Bahan pengoksidasi sebaiknya Partikel ini bermuatan negatif
disimpan dalam wadahnya pada dan berenergi tinggi; daya
lemari yang tidak mudah ter- tembus dan daya ionisasinya
bakar. Hindari dari suhu tinggi sedang; c) Sinar γ (gamma)
dan bahan yang mudah terba- berupa gelombang elektromag-
kar seperti kayu, kertas, serbuk netik yang dihasilkan dari per-
logam, belerang, dan bahan ubahan inti atom radioaktif; dan
kimia lain yang mudah terbakar. d) sinar x yang dihasilkan dari
tabung sinar-x.
9.5.1.3 Bahan mudah
meledak Wadah yang digunakan untuk
Beberapa bahan kimia telah di- menyimpan bahan radioaktif
ketahui memiliki sifat mudah sebaiknya diberi tanda dan
meledak, diantaranya asam per- disimpan dalam lemari atau
klorat (HClO4) dan peroksida. kamar khusus yang terkunci dan
Penyebab meledaknya bahan dilengkapi dengan fasilitas pen-
tersebut antara lain disebabkan cegah radiasi. Gunakan selalu
oleh adanya pelarut mudah ter- peralatan yang tepat dalam
bakar, udara, debu, gas dan keadaan kering, jas lab untuk
peroksida. melindungi badan dan lap untuk
membersihkan sisa bahan ki-
Untuk mencegah terjadinya le- mia. Semua bahan radioaktif
dakan, penggunaan bahan harus dibuang setelah selesai
kimia mudah meledak hendak- analisis.
198 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Persiapan Analisis Mutu

makan, minum atau merokok


9.5.1.4 Bahan korosif atau disaat bekerja; b) hindari peng-
penyebab korosi gunaan pipet hisap; c) hindari
Bahan kimia ini dapat menye- kontak dengan mulut, kulit, dan
babkan korosi pada jaringan saluran pernafasan; d) segera
sehingga bisa mengakibatkan cuci tangan dengan sabun dan
terjadinya cacat permanen. air bersih; e) bahan yang tidak
Beberapa contoh bahan korosif digunakan harus selalu disim-
adalah asam nitrat, sulfat, pan dalam wadah tertutup yang
klorida, natrium peroksida, diberi label dan f) selalu bekerja
asam asetat, anhidrida asetat, dalam ruang berventilasi.
metanol, perklorat, ammonia,
bromim, florin, hidrohen iodida, 9.6. Cara penyimpanan bahan
fenol, karbondioksida padat, kimia
asam format, hidrogen peroksi- Secara umum, penyimpanan
da, fosfor, kalium, kalium hidrok- bahan kimia di laboratorium da-
sida, perak nitrat dan natrium. pat dilakukan dengan tiga cara,
yaitu : a) secara alfabet (alpha-
Untuk mencegah terjadinya ko- betical method), dimana botol
rosi sebaiknya selalu menggu- disimpan berdasarkan urutan
nakan pelindung, jas lab, dan huruf secara alfabet; b) berda-
kaca mata selama bekerja. Bia- sarkan golongan (family metho-
sakan mencuci tangan dengan de), dimana bahan kimia disim-
sabun setelah melakukan kegi- pan berurutan sesuai klasifikasi
atan analisis. sistem periodik; dan c) secara
kelompok (group methode), di-
9.5.1.5 Bahan beracun mana bahan kimia diurutkan
Hampir semua bahan kimia me- berdasarkan urutan dalam anali-
rupakan bahan beracun. Bahan sis kualitatif.
kimia dapat meracuni melalui
mulut (pencernaan), absorpsi Untuk menjaga keteratuan, se-
melalui kulit, dan pernafasan. baiknya setelah digunakan botol
Baberapa bahan kimia beracun disimpan kembali ke tempatnya
adalah anilin, benzen, bromin, secara benar. Botol berisi asam
klorin, flour, formaldehid, asam kuat disimpan di bagian bawah.
format, asam klorida, antimon, Botol yang kecil disimpan di
arsen, barium, berilium, boron, bagian atas rak dan yang besar
hidrogen sianida, hidrogen pe- di bagian bawah.
roksida, iodium, asam nitrat,
nitrobenzen, sulfurdioksida, fe-
nol, kromium, merkuri, perak,
dan timah.

Untuk menghindari pengaruh


dari bahan kimia yang bersifat
beracun sebaiknya : a) tidak
199 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Pengambilan Sampel

BAB X
PENGAMBILAN SAMPEL

Efektivitas sebuah laboratorium si, sampling, dan waktu sampling


ditentukan oleh jumlah dan ke- sesuai dengan rencana pengam-
adaan sampel yang diambil atau bilan sampel (sampling plan).
diterima untuk diuji. Hasil dari Persiapan yang dilakukan untuk
pengujian yang dilakukan oleh pengambilan sampel dapat mem-
laboratorium menjadi tidak berarti perlancar pengambilan dan pena-
apabila sampel yang diuji jumlah- nganan sampel.
nya tidak memadai atau pengum-
pulan atau penanganannya tidak Dalam persiapan pengambilan
sesuai dengan prosedur pengam- sampel harus dipastikan dahulu
bilan sampel baku. bahwa lot yang akan disampling
bersifat homogen, artinya bahan
Hasil pengujian laboratorium ter- pangan yang terdapat dalam lot
hadap bahan pangan sangat ter- tersebut harus berasal dari bahan
gantung pada perencanaan dan baku, mesin atau operator yang
teknik pengambilan, penanganan sama. Bila tidak homogen maka
(pengiriman, penyimpanan) serta akan sulit mengambil sampel
persiapan sampel. Jika pengam- yang dapat mewakili lot dan akan
bilan sampel dilaksanakan de- sulit pula untuk melakukan tin-
ngan cara yang tidak benar, dakan koreksi dalam upaya me-
maka langkah selanjutnya berupa ngurangi sumber ketidak sesuai-
preparasi (persiapan) dan pengu- an.
jian akan sia-sia, membuang
waktu dan biaya. Pengertian lot adalah jumlah atau
satuan bahan bangan yang diha-
10.1 Persiapan pengambilan silkan dan ditangani dengan kon-
sampel disi yang sama. Dalam penger-
Umumnya penilaian mutu suatu tian statistik, yang dimaksud de-
bahan pangan ditentukan dari ngan lot adalah identik dengan
hasil analisa yang diperoleh dari populasi. Lot dapat berupa se-
sejumlah kecil sampel yang di- jumlah kontainer atau satu kapal
tarik dari lot. Dengan demikian, dengan 100, 200 atau seribu
pengambilan sampel harus dila- kontainer; beras satu truk atau
kukan melalui prosedur pengam- lebih; satu kali produksi makanan
bilan sampel baku yang telah di- kaleng. Kecap yang dihasilkan
tetapkan. Bahan diperiksa dan hari ini termasuk dalam lot yang
dipastikan cocok untuk diambil berbeda dengan kecap yang
sampelnya, sampel dikumpulkan dihasilkan esok hari. Contoh lain
dan dipastikan bahwa jenis, loka- adalah roti yang dihasilkan dari

201 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Pengambilan Sampel

adonan yang pertama berada Pengambilan sampel merupakan


dalam lot yang berbeda dengan bagian dari tahapan analisa mutu
roti hasil dari adonan kedua, untuk mengurangi biaya yang be-
meskipun kedua adonan tersebut sar, namun masih dapat mewakili
sama. kelompok yang lebih besar, se-
hingga hasil analisa dapat meng-
Untuk memperoleh sampel yang gambarkan kondisi dari kelompok
benar, harus dipastikan dahulu tersebut.
besarnya lot yang akan disam-
pling sehingga setiap bagian dari Sampling adalah proses pengam-
lot memiliki peluang yang sama bilan atau pemilihan sampel dari
untuk disampling. Sampel yang suatu lot. Dari hasil pengambilan
diambil sesuai pro-sedur baku sampel yang dilakukan melalui
akan mewakili kumpulan besar prosedur penarikan sampel baku
bahan pangan yang akan diana- dapat diperoleh keterangan me-
lisa. Sampel yang mewakili ngenai penaksiran keadaan mutu
sangat penting, terutama bila suatu lot, sehingga dapat diambil
akan mendeteksi adanya mikroba suatu keputusan untuk meneri-
patogen atau penyebaran racun ma, menolak, atau menangguh-
pada bahan pangan yang akan kan penerimaan bahan pangan
diekspor. tersebut.

Dapat dibayangkan, berapa biaya Petugas yang mengambil sampel


yang harus dikeluarkan apabila harus terampil, terlatih dan me-
ekspor bahan pangan yang mahami prosedur pengambilan,
mencapai beberapa kontainer penanganan, dan pengiriman
harus dianalisa kandungan bak- sampel sesuai dengan pedoman
teri patogennya dari seluruh ba- BSN 503-2000.
han pangan. Analisa yang dila-
kukan terhadap seluruh bahan Prosedur pengambilan sampel
pangan, selain mahal dan lama bahan pangan harus memper-
juga akan menyebabkan kontami- hatikan : a) peralatan yang digu-
nasi dan menghambat proses nakan harus steril, terutama yang
produksi. Kerugian yang sama akan digunakan untuk uji mikro-
juga akan dialami apabila sampel biologis; b) pengambilan sampel
yang akan dianalisa merupakan dilakukan secara steril sesuai
sampel yang diambil tanpa me- dengan standar operaional prose-
lalui prosedur pengambilan sam- dur (SOP); c) secara fisik, sampel
pel yang benar sehingga tidak dapat berbentuk segar, beku,
mewakili bahan pangan yang atau hasil olahan.
akan diekspor.
Bobot sampel yang digunakan
tergantung dari pengujian yang

202 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Pengambilan Sampel

akan dilakukan. Untuk pengujian untuk menggambarkan seluruh


mikrobiologis, pengambilan sam- lot; b) penolakan bahan pangan
pel dapat dilakukan dengan tiga yang diakibatkan kesalahan pe-
cara, yaitu : a) cara swab (ulas); ngambilan sampel akan berakibat
b) cara excision (tusuk), atau c) merugikan perdagangan ekspor;
rinse technique (diiris). c) hasil analisa dari sampel yang
tidak mewakili lot akan berdam-
Cara ulas digunakan untuk me- pak pada kesehatan apabila yang
ngambil sampel pada permukaan diuji kandungan bakteri patogen,
bahan pangan segar. Kapas logam berat, dan residu pestisida;
(cotton bud) steril diusapkan ke d) tidak ekonomis bila seluruh lot
permukaan daging dengan luas dianalisis.
25-50 cm2. Kapas hasil usapan
dimasukkan ke dalam wadah
yang berisi larutan pengencer. Peralatan pengambilan sampel
Sampel siap untuk diuji. antara lain :
a. Sekop (Gambar 10.1)
Pengambilan sampel dengan ca
ra ditusuk dilakukan apabila ba-
han pangan dalam keadaan be-
ku. Sampel diambil dengan
menggunakan bor khusus (cork
borrer) yang ditusukkan ke bahan
pangan sedalam 2 mm dari per-
mukaan. Dengan menghitung
luas permukaan yang diambil dan
volume larutan pengencer, maka
dapat ditentukan jumlah populasi
mikroba per ml.

Pengambilan sampel dengan ca-


ra diiris dilakukan apabila bahan
pangan yang akan diuji relatif
kecil (≤ 2 kg). Sampel ditimbang
secara aseptis lalu dimasukkan
ke dalam plastik steril dan ditam-
bahkan pengencer steril seba-
nyak 9 kali bobot sampel.
Gambar 10.1. Hand scoop (atas),
Pengambilan sampel sesuai pro- Plastic scoop (bawah)
sedur harus dilakukan karena : a)
bila sampel tidak mewakili lot Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/m
hasilnya tidak dapat digunakan erchant.mvc...

203 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Pengambilan Sampel

b. Bingkai pengambil sampel 10.2 Pengambilan sampel


c. Tabung pengambil sampel yang mewakili
d. Front-end loader
e. Botol sampel yang telah ditim- Sampel adalah contoh dari suatu
bang lot (populasi) yang dapat mewa-
f. Tabung celup kili sifat dan karakter populasi ter-
g. Tombak pengambil sampel sebut. Kesimpulan yang mende-
(spear) (Gambar 10.2) kati kebenaran diawali dengan
pengambilan sampel yang benar.
Idealnya semua bahan dijadikan
sampel yang harus diuji. Namun
cara demikian tidak mungkin di-
lakukan karena membutuhkan
banyak waktu, biaya, peralatan,
tenaga dan tidak ada bahan atau
produk pangan yang tersisa un-
tuk dijual.

Pengambilan sampel yang me-


wakili adalah kemampuan untuk
mendapatkan sejumlah sampel
yang mewakili populasi (lot atau
batch) dengan kondisi sampel
tersebut dalam keadaan sesuai
untuk pengujian atau pengolahan
Gambar 10.2 Tombak pengambil
lebih lanjut.
sampel (spear)

Sumber : Pengertian sampel yang mewakili


www.thesciencefair.com/Merch adalah sampel yang diperoleh
ant2/merchant.mvc... dengan menggunakan teknik
sampling yang sesuai, termasuk
sub sampling, untuk menghasil-
h. Pisau fleksibel kan keberhasilan yang tepat ter-
i. Siring hadap sumber sampel atau popu-
j. Klep akses lasi produk.
k. Botol, wadah plastik dan wa-
dah sekali pakai Berapa jumlah sampel yang ha-
l. Pisau operasi (scalpel) rus diuji dan metode apa yang
m. Perangkat atau sangkar harus digunakan dalam pengam-
n. Wadah steril, pipet, loop (alat bilan sampel merupakan keputus-
inkulasi) dan sendok dispo- an yang harus dilakukan sebelum
sible melakukan analisis.

204 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Pengambilan Sampel

Jumlah sampel yang harus di- asal sampel. Tujuan utama pe-
ambil sangat dipengaruhi oleh ngambilan sampel yang mewakili
jumlah mikroba dan tingkat pe- adalah untuk menghindari bias.
nyebarannya. Makin banyak dan
menyebarnya mikroba, maka Untuk dapat mengambil sampel
sampel yang diambil lebih sedikit. yang mewakili dapat dilakukan
dengan cara melakukan penari-
Selain jumlahnya, metode pe- kan sampel secara acak. Untuk
ngambilan sampel juga berpe- kegiatan tersebut dapat menggu-
ngaruh terhadap kesimpulan nakan tabel bilangan acak. Cara
yang dihasilkan. Pengambilan lainnya adalah dengan melaku-
sampel harus dilakukan secara kan pendekatan berdasarkan
aseptis agar tidak terjadi pence- stratifikasi. Dengan cara ini,
maran. Peralatan yang diguna- pengambilan sampel secara acak
kan harus steril. Bahan pangan dilakukan dari setiap strata, mi-
yang berbentuk cair harus diambil salkan dari bagian atas, tengah
dengan menggunakan pipet. dan dasar kontainer.
Bahan berbentuk padat dapat di-
ambil dengan menggunakan pi- Penarikan sampel secara acak
sau, garpu, sendok atau penjepit dilakukan untuk memberikan ke-
yang sudah disterilisasi terlebih sempatan yang sama bagi setiap
dahulu. Penimbangan sampel sampel untuk terambil. Pengam-
dilakukan dengan menggunakan bilan sampel secara acak dapat
wadah yang telah disterilisasi. dilakukan dengan memberi no-
Sampel yang telah diambil harus mor pada bahan yang akan diuji
segera dianalisa untuk mengu- mencatatnya pada kertas kecil.
rangi kemungkinan perubahan Setelah kertas diacak, diambil be-
jumlah mikroba selama waktu berapa lembar untuk dijadikan
penundaan. Untuk bahan yang sampel. Jumlah kertas yang di-
mudah rusak, seperti daging, ambil disesuaikan dengan jumlah
ikan, dan susu, analisa sampel sampel yang akan dianalisis.
sebaiknya segera dilakukan. Cara ini kurang efektif untuk
Apabila dalam waktu 2 – 3 jam jumlah lot besar.
setelah diambil tidak dapat se-
gera dianalisa, maka sampel ha- Cara lain untuk mengambil sam-
rus disimpan pada suhu 4 oC. pel yang mewakili adalah meng-
Dalam kondisi penyimpanan de- gunakan tabel acak sebagai alat
mikian, sampel tidak boleh disim- bantu. Caranya adalah meng-
pan lebih dari 10-12 jam. gunakan pinsil untuk menunjuk
satu tempat di tabel acak. Angka
Sampel dapat dikatakan mewakili yang terdekat dengan ujung pinsil
apabila kondisi sampel menyeru- dianggap sebagai digit pertama
pai kondisi lot yang merupakan nomor sampel.

205 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Pengambilan Sampel

Misalnya dalam satu lot terdapat ditawarkan berarti industrinya ti-


400 kotak susu, berilah nomor dak akan berjalan karena tidak
urut. Apabila ujung pinsil berada memiliki bahan baku, akan tetapi
pada baris 40 kolom 10, maka penerimaan bahan baku dengan
dari tabel acak diperoleh angka 2. kualitas yang kurang baik akan
Angka dua tersebut dianggap berpengaruh terhadap mutu pro-
sebagai digit awal dari sampel duk yang dihasilkan dan pada
yang akan diambil. Ambil tiga akhirnya akan berpengaruh ter-
angka (400 memiliki 3 digit) pada hadap daya saing produknya di
baris 40 kolom 10, 11, dan 12 pasaran.
sehingga didapat angka 245
sebagai sampel pertama. Selan- Untuk menghindari kejadian ter-
jutnya lakukan pada baris ke 49 sebut, seorang pengontrol mutu
dan kolom 10, 11, dan 12 harus memperhatikan prinsip pe-
sehingga diperoleh 068, sehingga ngambilan sampel. Prinsip yang
kotak susu nomor 068 meru- mendasari pengambilan sampel
pakan sampel ke-2. Demikian adalah memperhatikan dan me-
terus dilakukan secara acak hing- ngingat bahwa sumberdaya ke-
ga diperoleh jumlah sampel yang uangan adalah tidak tak terbatas
dikehendaki. dan nilai produk harus mereflek-
sikan biaya pemeriksaan dan bia-
Seandainya dari hasil pengaca- ya produksi.
kan didapat nilai diatas 400, ma-
ka nomor tersebut tidak terpakai. Prinsip dasar pengambilan sam-
pel lebih ditujukan untuk menen-
Dua kesalahan yang umum diala- tukan : a) penerimaan atau pe-
mi dalam pengambilan sampel, nolakan terhadap mutu suatu
yaitu : a) orang cenderung bahan baku yang didasari oleh
mengambil sampel yang paling seleksi ukuran, warna, kematang-
mudah dijangkau; dan b) sampel an dan lain-lain, kebebasan dari
sudah ditentukan lebih dahulu kontaminasi dan kerusakan bio-
karena pelaku pengambil sampel logis atau kimiawi. Bahan baku
sudah kenal baik dengan kondisi yang bermutu rendah berdasar-
sampel. kan seleksi, tingkat kontaminasi,
dan kerusakan harus ditolak ka-
10.2.1 Prinsip dasar sampling rena akan berpengaruh terhadap
Seorang pengontrol mutu (quality mutu produk yang dihasilkan ; b)
control) yang bertugas melaku- menentukan pembayaran. Hasil
kan pembelian bahan baku bagi sampling terhadap bahan baku
industri bahan pangan memiliki menunjukkan bahwa bahan baku
tanggungjawab besar terhadap yang ditawarkan sudah tidak
kegiatan industrinya. Penolakan segar namun masih memenuhi
terhadap bahan baku yang standar mutu yang ditetapkan

206 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Pengambilan Sampel

oleh perusahaan. Dalam kondisi Metode sampling berdasarkan


seperti ini pengambilan sampel teori statistik memposisikan pro-
bukan untuk penolakan, tetapi duser sebagai penanggungjawab
untuk menentukan nilai yang produk. Dengan demikian, pro-
harus dibayarkan atas bahan duser harus mempertahankan
baku yang ditawarkan; dan c) mutu produk agar selalu baik.
untuk menentukan mutu total dari Bila tidak, akan timbul permasa-
produk akhir. Pengambilan sam- lahan dan kerugian yang diakibat-
pel juga dilakukan pada akhir pro- kan penolakan produk oleh kon-
ses produksi. Pengambilan sam- sumen.
pel pada tahap ini lebih ditujukan
untuk menentukan mutu total dari 10.2.2.3 Sampling tidak
produk yang dihasilkan. Apakah berdasarkan teori
mutu sesuai dengan yang diha- statistik
rapkan atau menyimpang. Metode sampling yang tidak ber-
dasarkan teori statistik umumnya
10.2.2 Jenis-jenis sampling tidak direkomendasi karena tidak
Banyak metode sampling yang memiliki dasar yang logis dalam
dapat digunakan untuk menentu- pengambilan keputusan untuk
kan mutu, beberapa diantaranya menerima atau menolak suatu
yang banyak digunakan adalah : produk. Hal ini dikarenakan tidak
terdeteksinya resiko dari sam-
10.2.2.1 Pemeriksaan 100 pling, menghasilkan fluktuasi mu-
persen (100% cross tu yang tinggi, dan keluar dari
check) batas mutu yang dipersyaratkan.
Pelaksanaan sampling dengan
menggunakan metode pemerik- 10.2.3 Rancangan sampling
saan 100 persen membutuhkan Rancangan sampling yang akan
waktu, tenaga dan biaya besar, dibahas dalam sub bab ini adalah
namun tidak selalu diimbangi rancangan yang didasarkan pada
dengan 100 persen keberhasilan. teori statistik. Terdapat empat ti-
pe sampling, yaitu :
10.2.2.2 Samping
berdasarkan teori 10.2.3.1 Sampling
statistik tunggal
Pelaksanaan sampling berdasar- Sampling tunggal (single sam-
kan teori statistik membutuhkan pling) merupakan tipe sampling
biaya lebih rendah dibandingkan yang paling praktis sehingga ba-
metode pemeriksaan 100 persen. nyak diterapkan dan dianggap
Metode sampling ini mengguna- paling cocok untuk tujuan ekspor.
kan teori statistik dalam pelak- Pada sampling tunggal, keputus-
sanaannya, sehingga dapat an ditentukan berdasarkan hasil
memperkecill terjadinya resiko. sampling lot. Bila hasil pemerik-

207 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Pengambilan Sampel

saan sampel memenuhi syarat pel (n) sebesar 200; angka


maka lot diterima, tetapi bila penerimaan (c) bila 10 sam-
pemeriksaan sampel tidak meme- pel rusak; dan angka penolak-
nuhi syarat maka lot ditolak. an (r) bila 11 contoh rusak.
2) Ukuran contoh filet nila seba-
Dalam pelaksanaannya, sampling nyak 200 ekor diambil secara
tunggal terdiri dari tiga satuan acak dari kolam peliharaan.
angka, yaitu ukuran contoh (n), Setelah diperiksa, ternyata
angka penerimaan (c), dan angka dari sampel tersebut 7 ekor
penolakan (r). Bila sampel yang ikan nila mempunyai bobot
diambil secara acak sudah me- lebih dari 500 g dan 3 ekor
menuhi jumlah yang ditetapkan, memiliki bobot kurang dari
selanjutnya dilakukan pemerik- 500 g. Jadi ada 10 ekor ikan
saan. Bila sampel yang rusak yang tidak sesuai standar dan
atau tidak memenuhi syarat jum- harus dibuang. Namun kare-
lahnya lebih kecil atau sama na 10 ekor lebih kecil atau
dengan angka penerimaan (c), sama dengan angka peneri-
maka seluruh lot dapat diterima maan, maka sisa ikan yang
dan sampel yang rusak atau tidak ada di kolam dapat diterima.
memenuhi syarat harus dibuang.
Namun bila sampel yang rusak 10.2.3.2 Sampling ganda
atau tidak memenuhi syarat jum- Sampling ganda (double sam-
lahnya lebih besar atau sama pling) adalah metode pengambil-
dengan angka penolakan (r), ma- an sampel yang dilakukan dalam
ka seluruh lot harus ditolak. dua tahap, apabila pada tahap
pertama belum dapat diputuskan
Dalam sampling tunggal, besar- apakah lot ditolak atau diterima.
nya angka penolakan umumnya Sampling ganda dilakukan apa-
satu unit lebih besar dari angka bila angka penolakan lebih besar
penerimaan. Dengan demikian, dari satu unit angka dibandingkan
keputusan untuk menerima atau dengan angka penerimaan, se-
menolak selalu dicapai dalam hingga menghasilkan selang atau
prosedur ini. rentang.

Contoh prosedur penggunaan Sebagai contoh :


metode sampling tunggal adalah : Perusahaan makanan kering me-
1) Ikan nila akan disampling ke- miliki kriteria untuk sampling gan-
sesuaiannya terhadap stan- da adalah sebagai berikut :
dar batas maksimum dan mi- 1) Ukuran sampel pada sam-
nimum bobotnya. Metode pling pertama 120, angka
sampling yang akan diguna- penerimaan 2 contoh rusak
kan adalah sampling tunggal dan angka penolakan bila 5
dengan kriteria ukuran sam- contoh rusak. Adapun kriteria

208 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Pengambilan Sampel

untuk sampling kedua adalah dari jumlah sampel yang


ukuran sampel 120, angka rusak dari dua kali sampling.
penerimaan 5 sampel rusak, Bila sampel yang rusak lebih
dan akan penolakan 6 sampel kecil atau sama dengan 5
rusak. berarti lot diterima, tetapi bila
2) Bila pada sampling pertama 6 atau lebih berarti lot ditolak.
diambil 120 sampel dan dari
hasil pemeriksaan diketahui 10.2.3.3 Multiple sampling
0, 1, atau 2 sampel rusak, Prinsip metode multiple sampling
maka lot diterima tanpa sama dengan metode sampling
melakukan sampling kedua. ganda, hanya jumlah pengambil-
Bila 5 atau lebih sampel yang an sampel lebih dari dua kali.
rusak maka lot ditolak tanpa Penentuan penolakan atau
pengambilan sampel kedua. penerimaan lot meningkat
Namun bila sampel yang dengan bertambahnya jumlah
rusak 3 atau 4, maka 120 pengambilan sampel (Tabel
sampel kedua harus diambil. 10.1.) sebagai berikut :
Kaidah keputusan tergantung

Tabel 10.1. Data hasil pengambilan sampel

Angka
Ukuran
Pengambilan Komulatif
contoh Penerimaan penolakan
sampel

Pertama 50 50 # 3
Kedua 50 100 0 3
Ketiga 50 150 1 4
Keempat 50 200 2 5
Kelima 50 250 3 6
Keenam 50 300 4 6
Ketujuh 50 350 6 7
Sumber : Muhandri dan Kadarisman, 2006

Simbol # mengindikasikan bahwa 10.2.3.4 Sequential


penerimaan langsung tidak sampling
diijinkan. Dengan demikian pada Sequential sampling adalah suatu
pengambilan sampel pertama metode pengambilan sampel
hanya ada dua kemungkinan, yang dilakukan secara terus
yaitu menolak lot atau melakukan menerus dan tidak ada ukuran
pengambilan sampel kedua. contoh yang tetap. Pengambilan

209 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Pengambilan Sampel

sampel dihentikan apabila telah kili populasi, membatasi bahaya/


ditemukan sampel yang rusak. kontaminasi ke lemari, tempat
Keputusan untuk menerima atau kerja, dan lingkungan, persiapan
menolak diambil segera ketika pengangkutan sampel sesuai de-
bukti sampel yang rusak ngan perijinan pengangkutan
ditemukan.
Tahap pertama dari proses peng-
hitungan jumlah mikroba yang
10.3 Penyiapan sampel uji terkandung dalam bahan pangan
Dalam menganalisa bahan pa- adalah melakukan pemisahan mi-
ngan dibutuhkan kemampuan un- kroba dari sampel. Untuk
tuk mengambil sampel yang maksud tersebut, mikroba harus
mewakili dan mengirim sampel disuspensikan dengan cara me-
sesuai prosedur yang didisain masukan sampel ke dalam laru-
untuk menjamin bahwa hasil tan. Hampir semua larutan dapat
pengujian yang diperoleh selan- digunakan untuk mensuspensi-
jutnya mencerminkan produk kan mikroba, misalnya larutan 0,1
yang ada pada saat diambil % pepton, garam fisiologis, atau
sampelnya. buffer.

Perlu diingat bahwa personil yang Bila bahan atau produk pangan
membawa sampel tidak bertang- berbentuk padat, mikroba dapat
gungjawab terhadap pengambi- disuspensikan dengan cara mela-
lan sampel (sampling), penyiapan rutkan sampel ke media pelarut.
sampel, pengiriman sampel, dan Metode yang biasa digunakan
pengujian sampel. untuk melarutkan mikroba dari
bahan atau produk pangan ber-
Pengiriman sampel harus berda- bentuk padat adalah dengan cara
sarkan prosedur yang berlaku, mengusap permukaan produk
yaitu : (swabbing), pencucian (rinsing),
a. Waktu pengiriman sampel di- dan penghancuran (blending)
lakukan sesegera mungkin
b. Untuk sampel berupa daging Untuk pemeliharaan integritas
segar, sebaiknya sudah sam- sampel, perlu diperhatikan hal
pai di tempat pengujian kura- berikut :
ng dari 24 jam a. Wadah yang digunakan untuk
c. Sampel segar / dingin disim- menyimpan sampel harus
pan pada suhu 0 – 40 oC yang cocok. Wadah sampel
d. Sampel beku disimpan pada dapat terbuat dari kaca atau
suhu -20oC gelas, plastik, atau ember.
e. Penambahan bahan penga- b. Alat digunakan untuk me-
wet hanya dilakukan untuk ngambil sampel harus sesuai
pengujian patologis. dengan peruntukannya
c. Bahan pengawet yang digu-
Sub sampel disiapkan untuk nakan untuk mengawetkan
menjamin bahwa sampel mewa- sampel sesuai dengan perun-

210 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Pengambilan Sampel

tukannya, antara lain sodium Peralatan yang sudah digunakan


azida, toluen, antibiotik. segera dicuci hingga bersih.
d. Membungkus wadah dalam Wadah yang digunakan untuk
aluminium foil mengambil sampel juga dibersih-
e. Pengontrol suhu, yang dila- kan. Setelah bersih, barulah
kukan dengan menggunakan tempat kerja dibersihkan.
isolasi terhadap sampel tanpa
kontak langsung dengan ba- 10.6 Memelihara peralatan
han pendingin sampling
f. Memindahkan sampel steril Peralatan sampling harus terpe-
ke dalam wadah steril lihara sehingga siap digunakan
g. Memantau kondisi penyimpa- untuk melakukan sampling. Per-
nan alatan harus selalu bersih dan
bebas dari sisa-sisa bahan pa-
10.4 Penyimpanan arsip ngan yang dapat mempengaruhi
Sub sampel disimpan sebagai pengambilan sampel berikutnya.
arsip atau back up sampel. Pem-
berian label pada sub sampel dan 10.7 Sampling untuk analisis
dicatat untuk menjaga rantai ke- Sertifikasi bahan pangan
telusurannya. Label yang diberi- membutuhkan sampel yang
kan harus memuat minimal : diambil melalui perencanaan dan
a. Deskripsi sampel prosedur sampling. Sampel yang
b. Nama dan alamat pemilik diambil di tempat pemanenan,
sampel selama pengolahan, atau
c. Informasi mengenai batch dimanapun untuk menjamin
/lot/populasi dari sampel keamanan dan kualitas bahan
d. Suhu pada saat pengam- pangan. Pengujian yang baik
bilan sampel membutuhkan sampel yang
e. Keterangan lain mewakili lot dan dijamin tidak
f. Uji yang akan dilakukan berubah dari saat sampling
terhadap sampel. hingga dianalisa.

10.5 Membuang sampel yang 10.7.1 Sampling untuk


tidak terpakai dan sisa mengevaluasi
sampel kesegaran
Sampel yang tidak terpakai dan Metode sampling untuk meng-
sisa dibuang sesuai prosedur. evaluasi kesegaran ikan di
Jangan membuang sampel di tempat pendaratan ikan atau
tempat cuci karena dapat menye- selama penjualan yang telah
babkan tersumbatnya saluran air. direkomendasi oleh negara-
Untuk mencegah bau yang tidak negara Eropa disajikan pada
diinginkan, sisa atau sampel yang Tabel 10.2 dan sampling yang
tidak terpakai dikemas dahulu dilakukan sebelum ikan diolah
dengan plastik baru dibuang ke disajikan pada Tabel 10.3.
tempat sampah.

211 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Pengambilan Sampel

Tabel 10.2. Sampling di tempat


pendaratan ikan
Jumlah yang Sampel
didaratkan minimal
(ton) (kg)

<5 8
5 – 15 20
15 – 40 40
40 – 60 60
60 – 80 80
80 – 100 100
100 - > >120*
Keterangan :
* tidak lebih dari 0.08% jumlah ikan yang
didaratkan

Tabel 10.3. Sampling untuk kesegaran ikan di pabrik

Level maksimum
Jumlah Ikan dalam lot Jumlah sampel ikan penerimaan
(unit c)

2 – 15 2 0
16 – 25 3 0
26 – 90 5 0
91 – 150 8 1
151 – 500 13 1
501 – 1200 20 2
1201 – 10 000 32 3
10 001 – 35 000 50 5
35 001 – 500 000 80 7
500 001 - ................ 125 10

Keterangan :
Untuk mengetahui bobot ikan dalam lot, ambil dan timbang 10 ekor ikan secara acak,
timbang dan tentukan rata-rata bobotnya. Jumlah ikan dalam satu lot dapat diketahui
dengan menimbang bobot lot dibagi dengan bobot rata-rata ikan

10.7.2 Sampling untuk sebanyak 5 unit untuk setiap lot.


pemeriksaan Bila dari hasil pengamatan
mikrobiologis ternyata c = 1 (lihat Tabel 10.3)
Pemeriksaan mikrobiologis pada berarti positif mengandung
ikan dan produk olahannya mikroba.
membutuhkan sampel (n)

212 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Pengambilan Sampel

10.7.3 Sampling untuk analisis


histamin

Negara-negara Eropa mengguna-


kan sampling tiga kelas, sebagai
berikut :
Jumlah sampel (n) sebanyak 9
unit dan nilai c = 2. Kadar
histamin yang digunakan adalah
m = 10 mg/100 g dan M = 20
mg/100 g.

213 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penggunaan Instrumen Laboratorium

BAB XI
PENGGUNAAN
INSTRUMEN LABORATORIUM

11.1. Pengujian secara b. Tambahkan 50 ml akuades,


elektrokimia kemudian hancurkan sampai
Mencakup pengetahuan dan ke- homogen
terampilan untuk melakukan pe- c. Suspensi yang dihasilkan
ngujian analisis secara elektro- segera dimasukan kedalam
kimia yang diperlukan untuk me- gelas piala
nganalisis mutu bahan atau pro- d. Lakukan standarisasi pH me-
duk pangan. Analisis elektroki- ter dengan menggunakan la-
mia meliputi pengukuran pH, po- rutan buffer pH 7 dan pH 4.
tensio, konduktivitas, kelarutan e. Ukur pH bahan pangan de-
oksigen, dan salinitas air. ngan menggunakan pH-meter

11.1.1 Penyiapan sampel 11.1.2.2 Kelarutan oksigen


Sampel yang akan dianalisis ha- Kelarutan oksigen dapat diukur
rus disiapkan dahulu. Tahapan dengan menggunakan DO-meter.
penyiapan sampel meliputi peng-
gilingan, penghalusan, penyiapan 11.1.2.3 Salinitas air
pelarutan cakram pengabuan, pe- Salinitas air diukur dengan meng-
reflukan, pengekstrasian, penya- gunakan salinometer atau refrak-
ringan, penguapan, flokulasi, pe- tometer.
ngendapan, atau sentrifugasi/ 1. Salinometer
pemusingan a. Masukan air yang akan
diukur salinitasnya ke da-
Sampel yang telah disiapkan se- lam gelas ukur dengan
lanjutnya dianalisis secara elek- volume 1000 ml
trokimia. b. Masukan salinometer ke
dalam gelas ukur tersebut
11.1.2 Pengujian c. Biarkan beberapa saat
11.1.2.1 Derajat Keasaman agar salinometer tidak
Derajat keasaman (pH) bahan bergerak lagi
pangan dapat ditentukan dengan d. Salinitas air dapat dilihat
cara : dari angka yang terlihat di
a. Ambil 25 g bahan pangan permukaan air
yang akan dianalisis.

215 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penggunaan Instrumen Laboratorium

2. Refraktometer 11.1.4 Penjagaan keamanan


a. Bersihkan lensa refrakto- a. Penggunaan instrumen labo-
meter ratorium dan cara kerja untuk
b. Basahi lensa refraktome- memperoleh data sudah
ter dengan air yang hen- ditetapkan, diketahui, dan
dak ditentukan salinitas- dilaksanakan untuk memasti-
nya. kan keamanan pribadi mau-
c. Tutup lensa refraktometer pun personel laboratorium
dan hadapkan ke arah lainnya.
sumber cahaya untuk me- b. Produksi limbah diperkecil /
nentukan salinitas air ter- diminimalkan
sebut. c. Pembuangan limbah laborato-
rium dilakukan sesuai prose-
dur agar tidak menimbulkan
11.1.3 Pemrosesan data masalah
Untuk mendapatkan hasil pengo- d. Peralatan dan pereaksi yang
lahan data yang dapat diper- telah digunakan segera diber-
tanggungjawabkan, beberapa ta- sihkan, dirawat, dan disimpan
hapan berikut ini harus dilaksa- kembali.
nakan secara cermat, yaitu :
a. Data yang diperoleh dari hasil 11.1.5 Penjagaan catatan
pengujian dicatat dlam buku laboratorium
data. Bila ada data hasil pe- a. Data hasil pengujian dicatat
ngamatan yang meragukan dalam buku khusus data
harus diberi tanda khusus. b. Kerahasiaan informasi peru-
b. Data yang diperoleh diperiksa sahaan dan data laboratorium
dahulu. Pastikan data yang dijaga
diperoleh sesuai dengan per- c. Keamanan dari informasi pe-
kiraan. rusahaan dan data labora-
c. Hasil pengukuran yang telah torium dijamin dan dipastikan
dicatat segera dilaporkan ke- aman
pada penanggungjawab d. Catatan mengenai peralatan
d. Bila ada data / hasil interpre- berdasarkan prosedur dijaga
tasi yang tidak sesuai dengan
spesifikasi harus dilaporkan 11.2. Pengujian Secara
kepada penanggung jawab. Spektofotometri
e. Masalah yang menyebabkan Salah satu teknik yang dapat dila-
diperolehnya data atau hasil kukan untuk mengidentifikasi se-
yang tidak biasa, yang di- nyawa kimia dapat dilakukan de-
sebabkan oleh prosedur atau ngan menggunakan metode
peralatan harus diidentifikasi spektrofotometri. Alat yang digu-
nakan untuk disekenal sebagai
spektrofotometer.
Spektrofotometer adalah peralat-

216 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penggunaan Instrumen Laboratorium

an yang digunakan untuk melaku- Cara kerja spektrofotometer dida-


kan analisis jenis suatu larutan sarkan pada peristiwa absorpsi
secara kuantitatif. Dalam peng- karena proses absorpsi tersebut
gunaan spektrofotometer, harus bersifat unik/spesifik untuk setiap
ditentukan terlebih dahulu pan- zat kimia atau segolongan zat
jang gelombang cahaya yang kimia. Banyaknya absorpsi ber-
akan digunakan. banding lurus dengan banyaknya
zat kimia. Artinya, apabila seber-
Tujuan pemilihan panjang gelom- kas cahaya dengan panjang ge-
bang cahaya dimaksudkan agar lombang tertentu dilewatkan pada
komponen sampel yang akan dia- suatu larutan, maka makin pekat
nalisa menyerap cahaya tersebut larutan tadi akan semakin banyak
secara maksimal. Bila sampel cahaya yang diserap atau makin
yang dianalisa memiliki warna sedikit cahaya yang diteruskan.
tertentu, maka warna komple-
menternya merupakan bagian Metode spektrofometri marupa-
panjang gelombang yang sesuai kan metode standar dalam pe-
untuk analisis tersebut. Panjang nentuan struktur senyawa organik
gelombang yang menghasilkan dan senyawa metabolik sekun-
absorban tertinggi merupakan der. Metode ini memiliki hasil
panjang gelombang maksimum- berbeda, tergantung dari peralat-
nya. an yang digunakan, yaitu :
a. Spektroskop UV, merupakan
Sebagai dasar untuk memahami metode yang akan memberi-
penggunaan spektrofotometer di- kan informasi adanya kromo-
perlukan pengetahuan mengenai for dari senyawa organik dan
sifat radiasi elektromagnetik, membedakan senyawa aro-
interaksinya dengan zat, serta matik atau senyawa berikatan
prinsip kerja maupun cara kerja rangkap yang berkonjugasi
spektrofotometer. dengan senyawa alifatik je-
nuh.
Interaksi antara energi radiasi b. Spektroskop IR, merupakan
elektromagnetik dengan zat kimia metode yang dapat diguna-
telah dimanfaatkan sebagi prinsip kan untuk menentukan dan
kerja spektrofotometer. Berda- mengidentifikasi gugus fungsi
sarkan interaksi tersebut, dikem- dari senyawa organik. Gugus
bangkan teknik analisis yang fungsi ini dapat ditentukan
memanfaatkan sifat dari interaksi berdasarkan ikatan rangkap
tersebut. Hasil interaksi dapat dari tiap atom.
menimbulkan peristiwa pemantul- c. Spektroskop massa, untuk
an, pembiasan, difraksi, penyer- mengetahui berat molekul se-
apan (absorpsi), fluoresensi, fos- nyawa.
foresensi, dan ionisasi.

217 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penggunaan Instrumen Laboratorium

Prosedur dasar dalam analisis sorptifitas molar (ε) dengan


kuantitatif dengan menggunakan menggunakan hukum Lambert-
spektrofotometer adalah mem- Beer sebagai berikut :
bandingkan absorpsi energi
radiasi dari cahaya dengan pan-
jang gelombang tertentu (mono- A = ε bc
kromatik) oleh suatu larutan
contoh terhadap suatu larutan
standar. Keberhasilan penggunaan spek-
trofotometer dipengaruhi oleh pe-
11.2.1 Penetapan panjang nerapan prosesdur laboratorium
gelombang dan teknik analisis secara kon-
sisten. Beberapa hal berikut da-
Untuk meningkatkan daya serap pat mengurangi beberapa masa-
sinar oleh bahan pangan yang lah dalam penggunaan spektro-
dianalisis maka panjang gelom- fotometer, yaitu :
bang cahaya yang digunakan a. Hilangkan semua gelembung
harus ditentukan terlebih dahulu. udara dari larutan yang akan
Pemilihan gelombang cahaya dianalisis
yang tepat akan meningkatkan b. Volume larutan sampel pada
kualitas hasil analisis, sepanjang ujung tabung cuvette hendak-
tidak dipengaruhi oleh komponen nya lebih dari ½.
pengganggu atau variasi yang c. Gunakan cuvette, untuk wa-
mungkin terjadi selama proses dah larutan standar (blanko)
analisis. maupun larutan contoh, yang
memiliki kesamaan dalam
Apabila sampel bahan pangan bentuk, ukuran, dan bahan
memiliki warna tertentu, maka bakunya.
warna komplementernya merupa- d. Yakinkan bahwa tanda pada
kan bagian panjang gelombang tanda pada tabung uji sesuai
yang sesuai untuk analisis spek- dengan tanda pada adapter
trofotometer. e. Penggunaan alat dalam
waktu relatif lama pada pan-
Panjang gelombang maksimum jang gelombang tetap, me-
di dalam pengujian spektro- merlukan adanya pengecekan
fotometer dapat ditentukan de- ulang terhadap transmittance
ngan membuat kurva hubungan hingga kembali pada kondisi
antara absorbans dan panjang 100 %T.
gelombang. Panjang gelombang f. Gunakan cuvette yang sudah
yang dapat menghasilkan absor- dibersihkan dan jangan me-
bans tertinggi merupakan pan- nyentuh tabung tersebut di
jang gelombang maksimumnya. bawah tanda garis putih.
Berdasarkan panjang gelombang
maksimum dapat ditentukan ab-

218 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penggunaan Instrumen Laboratorium

11.2.2 Penyiapan sampel b. Lakukan pengukuran absor-


Sampel yang akan dianalisis ha- bans dari setiap larutan ter-
rus disiapkan terlebih dahulu. sebut
Tahapan yang harus dilakukan c. Buat kurva hubungan antara
dalam penyiapan sampel meliputi konsentrasi dan absorbans
tahap penggilingan, penghalusan, yang didapat
penyiapan pelarutan cakram pe- d. Perhatikan apakah ada pe-
ngabuan, pereflukan, pengeks- nyimpangan absorbans pada
trasian, penyaringan, penguapan, konsentrasi beta keroten yang
flokulasi, pengendapan, atau sen- makin tinggi.
trifugasi/ pemusingan. e. Tentukan persamaan regresi
dari bagian kurva yang linier.
Sampel yang telah disiapkan se- Persamaan linier ini dapat di-
lanjutnya dianalisis menggunakan gunakan untuk analisa kuan-
spektrofotometer. titatif beta karoten.

11.2.3 Pengujian 11.2.4 Pemrosesan data


11.2.3.1 Penyiapan standar a. Data hasil pengujian dicatat.
a. Bahan yang dibutuhkan untuk Bila ada data pengamatan
pembuatan media standar di- yang meragukan harus diberi
identifikasi sesuai dengan tanda khusus.
metode standar dan persya- b. Jumlah yang dihitung dipas-
ratan keamanan tikan konsisten dengan perki-
b. Bahan-bahan kimia dibuat raan
larutan standar berdasarkan c. Hasil pengukuran dicatat dan
prosedur pembuatan standar dilaporkan kepada penang-
yang telah ditetapkan gungjawab
c. Sifat-sifat standar dicatat dan d. Bila ada data / hasil inter-
dibandingkan dengan spesi- pretasi yang tidak sesuai de-
fikasi. Bila terdapat perbeda- ngan spesifikasi harus dila-
an, catat dan laporkan. porkan kepada penanggung
jawab.
11.2.3.2 Pembuatan kurva e. Masalah yang menyebabkan
standar pengujian data atau hasil yang tidak
Pembuatan kurva standar meru- biasa, yang disebabkan oleh
pakan tahapan dalam pengguna- prosedur atau peralatan harus
an spektrofotometer sebagai per- diidentifikasi
alatan uji. Adapun prosedur
pembuatan kurva standar adalah 11.2.5 Penjagaan keamanan
sebagai berikut : a. Cara kerja telah ditetapkan
a. Buat berbagai pengenceran dan dilaksanakan untuk me-
dari larutan beta karoten yang mastikan keamanan pribadi
sebelumnya telah diketahui maupun personel laboratori-
konsentrasinya dengan tepat. um lainnya.

219 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penggunaan Instrumen Laboratorium

b. Produksi limbah diperkecil / spechtrometry (GC-MC dan LC-


diminimalkan MC); Fourier-transform infrared
c. Pembuangan limbah laborato- spectroscopy (GC-FTIR) dan
rium dilakukan sesuai prose- diode-array UV-VIS absoprtion-
dur agar tidak menimbulkan spectroscopy (HPLC-UV-VIS).
masalah
d. Peralatan dan pereaksi yang Kromatografi gas (GC) digunakan
telah digunakan segera diber- untuk memisahkan senyawa
sihkan, dirawat, dan disimpan organik menguap (volatile). Fase
kembali. bergerak adalah gas dan fase
diam biasanya cairan. High
11.2.6 Penjagaan catatan Performance Liquid Chromato-
laboratorium grafi (HPLC) adalah variasi dari
a. Data hasil pegujian dicatat khromatografi cairan yang me-
b. Kerahasiaan informasi peru- nggunakan pompa bertkanan
sahaan dan data laborato- tinggi untuk meningkatkan efi-
rium dijaga siensi pemisahan senyawa kimia.
c. Keamanan dari informasi Kromatografi cair (LC) digunakan
perusahaan dan data labo- untuk menganalisis pemisahan
ratorium dijamin dan dipasti- campuran, yang mengandung
kan ion-ion logam dan senyawa or-
d. Catatan peralatan berdasar- ganik. Fase bergerak adalah pe-
kan prosedur dijaga larut dan fase diam adalah cairan
yang menduku padatan, padatan,
11.3. Analisis Kromatografi dan ion pengganti resin.
11.3.1 Kromatografi Kertas
Kromatografi adalah metode pe- Ada tiga metode pada kroma-
misahan komponen kimia yang tografi kertas (Gambar 11.1),
didasarkan pada perbedaan an- yaitu metode penurunan, metode
tara fase bergerak dan fase diam penaikan, dan metode mendatar.
dari komponen-komponen yang Pada metode penurunan, tempat
terdapat dalam suatu larutan. pelarut diletakan di bagian atas
Komponen yang dipisahkan ter- bejana. Kertas yang telah dite-
sebut dapat dikuantifikasi dengan tesi sampel dicelupkan. Pelarut
menggunakan detektor dan/atau akan mengalir oleh gaya kapiler
dikoleksi untuk analisa lebih dan gravitas.
lanjut. Instrumen untuk mengku-
antifikasi adalah Gas and liquid
chromatography dengan mass

220 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penggunaan Instrumen Laboratorium

Gambar 11.1. Jenis kromatografi

221 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penggunaan Instrumen Laboratorium

Pada metode penaikan, tempat g. Kertas dipanaskan di oven


pelarut diletakan di bagian bawah pada suhu 100oC selama 10
dari bejana dan kertas dicelupkan menit
di atasnya. Pelarut akan menga- h. Kertas disemprot dengan
lir ke atas. benzini 0.5%.
i. Kertas di panaskan kembali di
Pada metode mendatar, kertas oven pada suhu 100oC se-
dibentuk bulat dan di bagian lama 25 menit
tengahnya dibuat lubang sebagai j. Amati bentuk spot yang terja-
tempat untuk meletakan sumbu di dan tentukan harga Rf.
yang terbuat dari gulungan
kertas. Melalui sumbu inilah pe-
larut akan naik dan membasahi 11.3.2 Kromatografi lapis tipis
kertas. Selanjutnya pelarut akan
mengembang melingkar untuk Prosedur kerja
membawa senyawa yang dipi-
sahkan. 1. Pembuatan plat kaca
a. Siapkan aplikator dan satu
Prosedur Kerja plat kaca yang akan diguna-
kan
a. Aktifkan kertas Whatman No. b. Timbang Kiesel gel G tipe 60
1 pada suhu 100oC selama sebanyak 25 g, larutkan da-
30 menit. lam 50 ml akuades, dan
b. Siapkan larutan standar (gula) campur hingga homogen
dan larutan yang akan dia- c. Tuang di atas plat kaca yang
nalisis (larutan gula campur- telah disediakan dan ratakan
an). dengan speader hingga kete-
c. Buat garis sepanjang 10-15 balam 0.25 mm. Keringkan
cm pada kertas Whatman un- pada suhu kamar.
tuk spot dan untuk menentu- d. Diaktivasi kembali pada suhu
kan batas elusi. 100oC selama 30 menit.
d. Buat spot pada titik-titik yang
telah ditentukan dan diulangi 2. Membuat spot
tiga kali pada kertas What- a. Siapkan larutan gula dan
man tersebut larutan gula campuran yang
e. Masukan kertas Whatman ter- akan dianalisis
sebut ke dalam tabung bejana b. Membuat spot pada plat kaca
kromatografi yang berisi eluen dan plat aluminium foil yang
(aseton : air = 9 : 1). sudah diaktivasi pada suhu
f. Setelah terjadi elusi pada pa- 100oC selama 30 menit
da batas yang telah diten- c. Keringkan pada suhu kamar
tukan, kertas diangkat. d. Siapkan bejana kromatografi
yang sudah diisi dengan zat
elusi.

222 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Penggunaan Instrumen Laboratorium

e. Masukan plat kaca dan plat d. Bila ada data / hasil interpre-
aluminium yang telah di spot tasi yang tidak sesuai dengan
ke dalam bejana kromato- spesifikasi harus dilaporkan
grafi. Tutup. kepada penanggung jawab.
f. Setelah terjadi elusi pada e. Masalah yang menyebabkan
batas yang telah ditentukan, data atau hasil yang tidak
plat diangkat biasa, yang disebabkan oleh
g. Plat dipanaskan di oven pada prosedur atau peralatan harus
suhu 100oC selama 10menit diidentifikasi
h. Plat diwarnai dengan H2SO4
10% 11.3.5 Penjagaan keamanan
i. Amati bentuk spot yang ter- a. Cara kerja telah ditetapkan
bentuk dan tentukan harga Rf. dan dilaksanakan untuk me-
mastikan keamanan pribadi
11.3.3 Penyiapan sampel maupun personel laboratori-
Sampel yang akan dianalisis ha- um lainnya.
rus disiapkan dahulu. Tahapan b. Produksi limbah diperkecil /
penyiapan sampel meliputi peng- diminimalkan
gilingan, penghalusan, penyiapan c. Pembuangan limbah laborato-
pelarutan cakram pengabuan, rium dilakukan sesuai prose-
pereflukan, pengekstrasian, pe- dur agar tidak menimbulkan
nyaringan, penguapan, flokulasi, masalah
pengendapan, atau sentrifugasi/ d. Peralatan dan pereaksi yang
pemusingan telah digunakan segera diber-
sihkan, dirawat, dan disimpan
Sampel yang telah disiapkan se- kembali.
lanjutnya dianalisis secara kro-
matografi. 11.3.6 Penjagaan catatan
laboratorium
11.3.4 Pemrosesan data a. Data hasil pegujian dicatat
a. Data hasil pengujian dicatat. b. Kerahasiaan informasi peru-
Bila ada data pengamatan sahaan dan data laboratorium
yang meragukan harus diberi dijaga
tanda khusus. c. Keamanan dari informasi pe-
b. Jumlah yang dihitung dipas- rusahaan dan data labora-
tikan konsisten dengan per- torium dijamin dan dipastikan
kiraan d. Catatan peralatan berdasar-
c. Hasil pengukuran dicatat dan kan prosedur dijaga
dilaporkan kepada penang-
gungjawab

223 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Kimiawi

BAB XII
ANALISIS KIMIAWI

12.1 Melakukan Pengujian tuhan yang berkaitan dengan


Fisiko-kimia dasar pengujian sampel.
Analisis kimiawi adalah penen-
tuan kandungan senyawa kimia Hal penting lainnya adalah men-
dalam bahan pangan yang dida- jaga integritas sampel dan me-
sarkan pada reaksi kimia. Se- ngurangi kemungkinan terjadinya
nyawa kimia yang akan diten- kontaminasi silang.
tukan konsentrasinya direaksi
atau direduksi dengan meng- 12.1.2 Menyiapkan sampel
gunakan senyawa kimia spesifik, Ada beberapa tahap yang ber-
selanjutnya dilakukan penentuan kaitan dengan penyiapan sampel
konsentrasinya. uji, yaitu identifikasi, pencatatan,
dan penyiapan sampel. Dalam
12.1.1 Penanganan sampel uji penyiapan sampel, penggunaan
Sampel diterima dari konsumen peralatan pelindung diri harus
atau yang diperoleh dari proses digunakan sesuai dengan metode
pengambilan sampel harus se- standar dan persyaratan kesela-
gera ditangani untuk mence-gah matan. Pelindung yang harus
terjadinya perubahan. Sete-lah digunakan tergantung dari sam-
ditangani, sampel diberi label dan pel yang akan dianalisis. Bebera-
disimpan hingga waktu analisis. pa pelindung diri adalah kaca
mata, sepatu dan baju (“jaslab”)
Label yang diberikan memuat se- khusus laboratorium.
mua informasi yang dibutuhkan
berkaitan dengan pengujian. In- Pengambilan sampel dapat dila-
formasi harus tertulis jelas, aku- kukan dengan cara coning (pem-
rat, dan dapat dibaca. bagian secara mekanis) atau
menggunakan alat riffle divider
Sampel yang telah diberi label (Gambar 12.1).
kemudian dicatat di dalam buku
penerimaan sampel. Pencatatan
ini dimaksudkan untuk memudah-
kan penelusuran, apabila diperlu-
kan dikemudian hari. Setelah
dicatat, lakukan pencatatan kebu-

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


225
Analisis Kimiawi

Setelah semuanya tercatat, sam-


pel disiapkan mengikuti metode
standar yang sesuai.

12.1.3 Pengujian sampel


Pengujian sampel merupakan
langkah berikutnya yang harus
dilakukan. Untuk menghasilkan
data yang benar, perlu dilakukan
penyiapan dan kalibrasi peralat-
an, prosedur pengujian, penyiap-
an sampel dan standar, dan pe-
Gambar 12.1. Riffle Sample Divider
- (Rsd-01)
reaksi serta instrumen.

Sumber : Peralatan perlu dipersiapkan dan


www_shambhaviimpex_com- diperiksa secara cermat. Bila di-
pcat-gifs-products-small-.htm perlukan lakukan proses kalibrasi
secara benar, berdasarkan meto-
de standar yang sesuai. Penyi-
Dalam penyiapan sampel sering apan pemeriksaan peralatan dila-
harus memberikan perlakuan kukan untuk menjamin bahwa
khusus terhadap sampel, misal- hasil analisis benar-benar akurat.
nya pengabuan, pelarutan, pe-
nyaringan dan sentrifugasi. Tuju- Penyiapan sampel dan standar
an dari perlakuan tersebut adalah pengujian berdasarkan metode
untuk memudahkan dalam pro- standar yang sesuai agar hasil
ses pengujian. pengujian yang diterima oleh
pihak lain, terutama untuk kegiat-
Bahan yang akan diuji diidentifi- an ekspor. Demikian pula de-
kasi sesuai dengan metode stan- ngan prosedur pengujian yang
dar dan persyaratan keselama- dilaksanakan berdasarkan meto-
tan. Identifikasi ini bertujuan un- de standar. Pengujian sampel di-
tuk memudahkan pelaksanaan lakukan berdasarkan SNI, AOAC
analisis. atau dalam kasus tertentu di-
sesuaikan dengan keinginan kon-
Informasi deskripsi bahan uji sumen atau negara tertentu.
yang diperoleh selama identifikasi
selanjutnya dicatat dan diban- Pereaksi dan instrumen sesuai
dingkan dengan spesifikasi. Bila dengan peralatan dan metode
terdapat ketidaksesuaian dianta- pengujian yang akan digunakan.
ra keduanya, segera dicatat dan
dilaporkan.

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


226
Analisis Kimiawi

12.2. Analisis gravimetri dan perbedaan segera dilaporkan ke-


Titrimetri pada penanggungjawab
Teknik analisis gravimetri meru-
pakan salah satu bagian utama 12.2.2 Pelaksanaan analisis
dari kimia analitik dan menjadi Sampel yang akan dianalisis disi-
alternatif metode analisis yang apkan sesuai prosedur. Penim-
mempunyai ketertelusuran tinggi, bangan sampel dilakukan dengan
karena metode tersebut mempu- teliti. Penanganan sampel dise-
nyai ketertelusuran yang terdekat suaikan dengan jenis analisis
ke standar nasional maupun yang akan dilakukan.
standar international. Untuk dapat
melakukan analisis secara gravi- Untuk mencegah kejadian yang
metri yang baik dan benar diper- tidak diharapkan, peralatan pe-
lukan pengetahuan yang cukup, lindung diri digunakan. Peralatan
karena metode ini dapat menjadi pelindung berupa jas lab, sarung
metode acuan untuk metode pe- tangan, masker, atau kacamata.
ngukuran lainnya.
Langkah kerja pengujian dilaksa-
Analisis gravimetri dilakukan un- nakan mengikuti prosedur kerja
tuk mengukur kadar air, kadar yang benar. Data hasil analisis
abu, metode penguapan, metode dicatat sesuai prosedur.
pengendapan, kadar sulfat dll.

Analisis titrimetri dilakukan untuk 12.2.3 Pendataan


menentukan semua jenis peni- Penghitungan hasil analisis de-
teran asam-basa, redoks, pe- ngan menggunakan rumus dan
ngendapan, kompleksometri, ti- satuan yang telah ditentukan
trasi bebas air.
Hasil penghitungan dicatat pada
12.2.1 Persiapan analisis buku data dan dilaporkan segera
Menyiapkan peralatan, bahan kepada penanggungjawab sesuai
dan contoh sesuai prosedur. prosedur yang benar
Peralatan dan bahan/pereaksi
yang akan digunakan diidentifi- Data diinterpretasikan. Apabila
kasi dan disiapkan sesuai pro- tidak sesuai dengan spesifikasi
sedur. Metode standar dan pera- dilaporkan kepada yang ber-
latan pelindung diri yang sesuai wenang sesuai tingkatan pe-
dipilih dan disiapkan sesuai pro- nanggungjawab
sedur.
12.2.4 Pemeliharaan
Sifat dan keadaan contoh dicatat lingkungan
dan dibandingkan dengan spe- Peralatan yang telah digunakan
sifikasi dan bila dijumpai ada dicuci dan disimpan kembali ke

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


227
Analisis Kimiawi

tempatnya sesuai dengan keten- 12.3. Larutan dan Pereaksi


tuan yang berlaku di laboratorium
Pengetahuan mengenai larutan
dan pereaksi penting dikuasai,
Bahan/pereaksi disimpan kembali
karena banyak digunakan dalam
ketempatnya sesuai dengan ke-
analisis mutu.
tentuan yang berlaku di labora-
torium 12.3.1 Larutan
Larutan didefinisikan sebagai
Limbah/ sisa pereaksi dan contoh campuran homogen dari dua
dibuang menurut peraturan kese- macam zat kimia atau lebih.
lamatan dan lingkungan Larutan dapat dikelompokan
menjadi larutan baku primer dan
12.2.5 Pencatatan larutan baku sekunder. Larutan
Hasil analisis yang telah disetujui baku primer merupakan larutan
dicatat/direkam ke dalam sistem yang dijadikan standar untuk
pencatatan hasil penelitian di la- menentukan konsentrasi larutan
boratorium. Kerahasiaan dan ke- lain. Dengan demikian, larutan
amanan data/hasil analisis dija- baku primer harus dibuat dengan
min dan dipastikan terjaga ketelitian tinggi dan memenuhi
persyaratan berikut : a) bahan
12.2.6 Menyiapkan larutan yang digunakan untuk pembuat-
Kemampuan menyiapkan larutan an larutan baku primer harus
pereaksi diperlukan bagi industri dalam keadaan murni; b) tidak
pangan, mikrobiologi, kimia dan mudah terurai; c) berat jenis
biokimia bagi bahan atau produk molekulnya relatif tinggi; d)
olahannya. mudah larut dalam pelarut yang
digunakan; e) mudah bereaksi.
Larutan yang diperlukan dapat di-
kelompokkan menjadi tiga go- Larutan baku sekunder adalah
longan sesuai peruntukannya, larutan yang konsentrasinya di-
yaitu : 1) larutan untuk diagnosis standarisasi terhadap larutan
atau uji terbatas di laboratorium baku primer. Larutan baku se-
pangan, misalnya sulfat, klorida, kunder kurang stabil sehingga
logam berat; 2) larutan untuk konsentrasinya mudah berubah.
diagnosis standar/ prosedur ana- Contoh dari larutan baku primer,
lisis dalam laboratorium biomedi- yaitu : a) Asam oksalat (H2C2O4)
kal lingkungan misalnya pewar- dan natrium tetraborat arau
naan/ pengecatan sel, fiksasi sel boraks (Na2B4O7) untuk penetap-
atau jaringan, suspensi sel; dan an asidi-alkalimetri; b) Kalium
3) larutan untuk desinfeksi dan iodat (KIO3), kalium bromat
perawatan laboratorium, misalnya (KbrO3) dan kalium dikromat
alkohol 70%, hipoklorit. (K2Cr207) dalam penetapan se-
cara oksidoredukto-metri; c)

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


228
Analisis Kimiawi

kalium dikromat (K2Cr2O7) dan Konsentrasi yang dinyatakan


kalium iodat (KIO3) untuk stan- dalam persentase artinya jumlah
darisasi natrium thiosulfat; d) satuan berat bahan kimia terlarut
natrium karbonat anhidrous dalam suatu larutan. Pernyataan
(Na2CO3) untuk asam-asam kuat; konsentrasi larutan dengan per-
e) larutan perak nitrat (AgNO3) sentase dapat dilakukan berda-
untuk reaksi pengendapan. Ada- sarkan persen massa atau
pun contoh dari Larutan Baku volume.
Sekunder adalah NaOH dan HCl.
Untuk menentukan konsentrasi
Penggunaan larutan dalam ana- bahan kimia terlarut dari suatu
lisis mutu membutuhkan infor- larutan yang dinyatakan dalam
masi mengenai konsentrasi, yaitu persen massa (Tabel 12.1.),
jumlah bahan kimia yang terdapat dapat dilakukan dengan menggu-
dalam larutan. Konsentrasi la- nakan rumus :
rutan dapat dinyatakan dengan
persentae, molaritas, dan norma-
litas. % massa = % x gram larutan
12.3.1.1 Persentase

Tabel 12.1. Konsentrasi larutan dalam persen massa

Konsentrasi Gram zat terlarut yang dibutuhkan untuk membuat larutan


larutan
dengan % massa 100 ml 250 ml 500 ml 1000 ml

0.1 0.1 0.25 0.5 1.0

0.5 0.5 1.25 2.5 5.0

1.0 1.0 2.5 5.0 10.0

2.0 2.0 5.0 10.0 20.0

10.0 10.0 25 50.0 100.0

Sumber : Modifikasi dari Wirjosoemarto, dkk. 2000


ml zat terlarut
Persen volume = ------------------- x 100 %
Penentuan persentase larutan
ml larutan
berdasarkan persen volume (pe-
ngenceran) dapat dilakukan de-
ngan menggunakan rumus :

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


229
Analisis Kimiawi

Bila pembuatan larutan menggu- tersedia, maka ambillah 75 ml


nakan larutan yang telah diketa- larutan A dan tambahkan (95-75)
hui kepekatannya, maka dapat ml air suling (Tabel 12.2).
dilakukan dengan cara sebagai
berikut : untuk membuat larutan A
75% dari larutan A 95% yang

Tabel 12.2. Volume akuades yang ditambahkan

% larutan awal

100 90 80 70 60 50 40 30 20

90 10

80 20 10
% larutan yang diinginkan

70 30 20 10

60 40 30 20 10

50 50 40 30 20 10

40 60 50 40 30 20 10

30 70 60 50 40 30 20 10

20 80 70 60 50 40 30 20 10

10 90 80 70 60 50 40 30 20 10

Sumber : Modifikasi dari Wirjosoemarto, dkk. 2000

dengan massa molekul relarifnya


12.3.1.2 Molaritas
yang dinyatakan dalam gram.
Cara lain untuk menentukan kon-
Untuk membuat larutan magne-
sentrasi larutan adalah dengan
sium sulfat (MgSO4) dapat dila-
molaritas. Pengertian larutan 1
kukan dengan cara sebagai
molar adalah larutan yang dida-
berikut (Wirjosoemarto dkk.,
lamnya mengandung 1 mol
2000) :
bahan kimia terlarut setiap 1 liter
larutan. Adapun yang pengertian
1 mol bahan kimia adalah sama

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


230
Analisis Kimiawi

Jumlah atom Massa Massa molekul relatif = 120.4 artinya


Massa berar 1 mol MgSO4 = 120.4 g.
dalam total
Unsur atom
rumus semua
relatif
molekul unsur
Jadi untuk membuat larutan 1 M
MgSO4, maka sediakan 120.4 g
Mg 1 24.3 24.3
MgSO4 lalu tambahkan air hingga
volumenya menjadi 1 liter.
S 1 32.1 32.1
Untuk membuat larutan 2 M MgSO4,
O 4 16.0 64.0 maka sediakan 2(120.4 g MgSO4 )
lalu tambahkan air hingga
volumenya menjadi 1 liter.
Total 120.4

Sumber : Modifikasi dari Wirjosoemarto, dkk. 2000

Satu mol ekivalen adalah jumlah


12.3.1.3 Normalitas
zat ekivalen dengan satu massa
Konsentrasi larutan juga dapat atom hidrogen (1.008 g). Jadi
dinyatakan dengan normalitas. untuk membuat larutan 1 N
Pengertian larutan 1 normal adalah sebagai berikut (Tabel
adalah larutan yang mengandung 12.3.) :
1 mol ekivalen per liter larutan.

Tabel 12.3. Bobot senyawa yang harus dilarutkan hingga volume


larutan menjadi 1 liter

Jumlah gram senyawa


Massa
Rumus Mol yang harus dilarutkan
Senyawa mol
kimia ekivalen hingga volume larutan
relatif
menjadi 1 liter

Asam sulfat H2SO4 98 98/2=49 49

Asam klorida HCl 36.5 36.5/1=36.5 36.5

Na hidroksida NaOH 40 40/1=40 40

Ca hidroksida Ca(OH)2 74 74/2=37 37

Al sulfat Al2(SO4)3 342 342/(2x3)=57 57

Sumber : Modifikasi dari Wirjosoemarto, dkk. 2000

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


231
Analisis Kimiawi

Bila hendak membuat larutan meliputi jenis senyawa kimia,


encer dari suatu larutan pekat tanggal kadaluarsa, volume dan
yang hanya diketahui konsen- konsentrasi larutan.
trasinya, maka dapat digunakan
persamaan berikut : Peralatan gelas yang akan digu-
nakan disiapkan dengan jumlah
sesuai kebutuhan. Yakinkan ba-
Ve x Ke hwa peralatan gelas dalam kea-
daan bersih, sehingga tidak akan
Vp = -----------------------------
mengganggu proses pengambi-
Kp lan data.

Perlengkapan laboratorium yang


Dimana : perlu disiapkan dan digunakan
Vp = volume larutan pekat adalah perlengkapan yang me-
miliki hubungan erat dengan ke-
Ve = volume larutan encer
selamatan kerja. Jas laborato-
Kp = Konsentrasi larutan pekat rium, sarung tangan, kaca mata,
Ke = Konsentrasi larutan encer masker dan banyak yang lainnya.

12.3.2 Pembuatan pereaksi


Bila hendak mengencerkan suatu Pereaksi adalah larutan yang di-
larutan pekat yang hanya diketa- gunakan sebagai bahan untuk
hui berat jenisnya (bj) dan persen berlangsungnya suatu reaksi.
kemurniannya (p), maka dapat Ada dua jenis pereaksi yang di-
digunakan persamaan berikut : gunakan dalam analisis mutu,
yaitu pereaksi umum dan khusus.
Ve x Ke x Massa molar 12.3.2.1 Pereaksi umum
Vp = -------------------------------------- Larutan pereaksi umum dapat di-
gunakan sebagai media pereaksi
bj x p x 10 hampir semua proses reaksi. Ciri
khas dari larutan ini adalah tidak
12.3.1.4 Penggunaan bahan memerlukan ketelitian tinggi.
kimia, alat gelas, dan Contoh pereaksi umum adalah
perlengkapan larutan asam (asam sulfat, asam
laboratorium asetat, atau asam klorida) dan
Dalam melaksanakan analisis basa (natrium hidroksida atau
kimiawi diperlukan bahan kimia, Kalium hidroksida)
peralatan gelas, dan perlengka- 12.3.2.2 Pereaksi khusus
pan laboratorium. Bahan kimia
yang akan digunakan disiapkan Pereaksi khusus adalah larutan
dan diperiksa. Pemeriksaan yang digunakan untuk melakukan

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


232
Analisis Kimiawi

pengujian mengenai keberadaan drat. Pereaksi ini dapat dibuat


zat-zat tertentu. Sifatnya yang dengan melarutkan 0.1 g alpha
khusus menyebabkan pembuatan naftol dalam 100 ml etanol 95%.
senyawa ini membutuhkan keteli- Pereaksi ini harus digunakan da-
tian tinggi. Beberapa contoh pe- lam keadaan segar.
reaksi khusus adalah :
d) Pereaksi Millon
a) Pereaksi Benedict
Pereaksi millon dapat digunakan
Pereaksi Benedict digunakan un- untuk mengetahui kandungan
tuk mengetahui keberadaan gula protein. Pereaksi ini dibuat de-
reduksi, seperti glukosa, fruktosa, ngan cara melarutkan 10 g mer-
dan maltosa. kuri (Hg) dalam 20 ml asam nitrat
pekat. Bila sudah larut dan tidak
Pereaksi Benedict dibuat dengan
timbul asap coklat lagi. Tambah-
cara mencampurkan 173 g Na
kan 60 ml akuades. Tuangkan
sitrat dan 100 g Na karbonat
cairan bagian atas dan simpan
dalam 50 ml air hangat. Aduk
dalam botol bertutup gelas.
hingga larut dan saring. Ambil
hasil saingan (filtrat) dan tam- e) Pereaksi Seliwanoff
bahkan air hingga volumenya Pereaksi seliwanoff digunakan
mencapai 850 ml. Buat larutan untuk menguji keberadaan gula
lain yang mengandung 17.3 Kupri ketosa. Pereaksi ini dibuat de-
sulfat dalam 100 ml air dan ngan melarutkan 0.05 g Resor-
genapkan volumenya hingga cinol dalam 100 ml HCl encer
mencapai 150 ml. Tuangkan la- (perbandingan 1HCl : 3 akuades).
rutan pertama ke dalam gelas
kimia 2000 ml dan tambahkan 12.3.3 Pembuatan bahan
secara hati-hati larutan kupri pewarna
sulfat sambil diaduk. Genapkan
Bahan pewarna digunakan untuk
volumenya hingga mencapai 1
mewarnai sampel atau menentu-
liter.
kan akhir dari suatu reaksi kimia.
b) Larutan Iodium Beberapa bahan pewarna yang
umum digunakan adalah :
Larutan iodium yang digunakan
untuk mengetahui keberadaan a) Asetokarmin
amilum dalam sampel. Larutan
Bahan pewarna asetokarmin di-
iodium dapat dibuat dengan me-
gunakan untuk mewarnai jaringan
larutkan 10 g KI dalam 1 liter air.
tumbuhan. Pewarna ini dibuat
Tambahkan 2.5 g Iodium (I2) dan
dengan melarutkan 0.5 g serbuk
aduk hingga rata.
karmin (sebaiknya lebih) dalam
c) Pereaksi Molish 45 ml asam asetat glasial dan 55
ml air. Panaskan hingga mendi-
Pereaksi Molish digunakan untuk
dih selama 2-4 menit. Dinginkan
mengetahui kandungan karbohi-
dan kemudian saring. Tambah-

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


233
Analisis Kimiawi

kan 1- 2 tetes ferri klorida yang f) Iodine/Lugol


dilarutkan dalam asm klorida 50%
Pewarna iodine/lugol cukup efek-
(5 g FeCl3 dalam 50 ml asam
tif digunakan untuk mewarnai
asetat glasial, dan 50 ml air
bakteri. Untuk membuat pewar-
destilasi).
na iodine atau lugol, larutkan 2 g
b) Aseto orsein kristal iodium dalam larutan kali-
um iodida (dibuat dengan mela-
Bahan pewarna ini memiliki fung-
rutkan 3 g KI dalam 300 ml air).
si sama seperti asetokarmin, yai-
tu sebagai pewarna jaringan tum- g) Metil biru
buhan. Aseto orsein dibuat de-
Pewarna metil biru digunakan un-
ngan melarutkan 1-2 g orsein
tuk mewarnai protozoa. Pewarna
dalam 45 ml asam asetat glasial
metil biru dibuat dengan melarut-
panas (hampir mendidih). Di-
kan 0.5 g zat warna dalam 100 ml
nginkan dan selanjutnya tambah-
etanol 95%. Larutan ini dibiarkan
kan 55 ml air. Aduk dengan baik
selama 2-3 hari dan sekali-kali
dan saring.
diaduk. Saring dan simpan hing-
c) Anilin biru ga saatnya digunakan.
Anilin biru dapat digunakan untuk h) Metil merah atau jingga
mewarnai miselium jamur. Larut-
Metil jingga adalah pewarna yang
an ini dibuat dengan melarutkan
dapat digunakan untuk mewarnai
2 g zat warna anilin dalam 100 ml
protozoa. Pewarna ini dibuat de-
air.
ngan melarutkan 0.02% metil
d) Carbol Fuchsin, Ziehl merah atau jingga dalam air.
Larutan carbol fuchsin dapat di- i) Safranin
gunakan untuk mewarnai bakteri
Keberadaan bakteri dapat dike-
dan sel. Pembuatan carbol fuch-
tahui dengan pewarnaan Gram
sin dilakukan dengan melarutkan
menggunakan safranin. Pewar-
0.3 g basic fuchsin dalam 10 ml
na ini dapat dibuat dengan me-
etanol 95%. Tambahkan 100 ml
larutkan 0.25 g safranin O dalam
larutan fenol 5% (dibuat dengan
10 ml etanol 95%. Tuangkan
melarutkan 5 g fenol dalam 95 ml
larutan ini ke dalam 90 ml air.
akuades).
e) Eosin
12.3.4 Pemeriksaan larutan
Pewarna eosin cukup baik digu-
stok
nakan untuk mewarnai protozoa.
Larutan stok diperlukan dalam
Pewarna ini dibuat dengan mela-
analisis kimiawi. Larutan stok
rutkan 5 g eosin ke dalam 100 ml.
ada yang bisa disimpan lama, na-
mun ada yang masa simpannya
singkat. Beberapa larutan stok

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


234
Analisis Kimiawi

harus tersedia dalam bentuk se- titrasi komplek-sometri dan titrasi


gar, sehingga baru dibuat sesaat pengendapan; 3) larutan standar
sebelum digunakan. Dengan primer dan sekunder yang
demikian, perlu dilakukan peme- digunakan dalam penentuan
riksaan secara rutin, sehingga konsentrasi larutan.
larutan stok yang digunakan
dalam analisis kimiawi belum 12.5 Analisis proksimat
kadaluarsa. Larutan stok yang Analisis proksimat adalah analisis
ternyata sudah kadaluarsa se- yang dilakukan untuk menentu-
baiknya segera di-buang dan kan kadar air, abu, lemak,
diganti dengan larutan sejenis protein, karbohidrat dan serat.
yang baru.
12.5.1 Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan
12.4 Standarisasi larutan penyiapan bahan serta peralatan
Tahap selanjutnya adalah mela- analisis. Peralatan analisis yang
kukan standarisasi larutan. Ta- dipersiapkan terutama peralatan
hap ini dilakukan untuk menda- gelas, sedangkan bahan kimia
patkan larutan yang memenuhi adalah sejumlah pelarut dan
standar, sesuai analisis kimiawi pereaksi. Peralatan analisis dan
yang akan dilaksanakan bahan kimia disiapkan di labo-
ratorium secara aman
Pemeriksaan kemampuan batas
penggunaan larutan dapat meli- 12.5.2 Penyiapan sampel
puti : 1) pemeriksaan sifat fisik/ Penyiapan sampel harus dilaku-
penampakan larutan; 2) melaku- kan berdasarkan prosedur yang
kan pengecekan pH; 3) menetap- berlaku. Tahap penyiapan sam-
kan/ menstandarisasikan kembali pel adalah identifikasi bahan uji,
larutan penggunaan peralatan pelindung,
pencatatan sifat sampel, dan pe-
Untuk melakukan standarisasi la- nyiapan sampel.
rutan diperlukan laboratorium
yang memiliki kemampuan untuk 12.5.3 Pelaksanaan pengujian
mela-kukan standarisasi dan Pelaksanaan pengujian dilakukan
menggu-nakan larutan untuk berdasarkan prosedur standar.
memantau kualitas larutan yang Pelaksanaan pengujian tergan-
dibuat. Larutan yang digunakan tung dari bahan dan jenis uji yang
dalam analisis kimia dapat akan dilakukan.
digolongkan sebagai berikut : 1)
larutan asam/basa lemah/ kuat;
yang berfungsi sebagai bahan
pengoksidasi / pereduksi; 2)
larutan yang digu-nakan untuk

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


235
Analisis Kimiawi

12.5.4 Penjagaan keamanan


lingkungan kerja Prinsip penghitungan kadar pro-
Penjagaan keamanan lingkungan tein pada metode total nitrogen
kerja dilakukan dengan memper- adalah senyawa nitrogen akan
kecil atau memusnahkan limbah dilepas dari jaringan daging
dengan aman, mencuci dan me- melalui destruksi menggunakan
nyimpan peralatan yang sudah asam sulfat pekat pada suhu
digunakan, bahan kimia dan 410oC selama 2 jam (sampai
pereaksi disimpan di tempat diperoleh larutan jernih) dimana
semula. senyawa nitrogen sudah terikat
oleh sulfat membentuk amonium
12.5.5 Pengolahan data sulfat. Selanjutnya amonium
Data hasil pengujian dicatat, jum- sulfat diubah menjadi garam basa
lah data yang dihitung konsisten NH4OH dengan penambahan se-
dengan perkiraan, hasil pengu- nyawa NaOH. NH4OH didestilasi
kuran yang sesuai dicatat dan dengan uap panas untuk memi-
dilaporkan, kecenderungan data sahkan senyawa amoniak. Se-
diinterpretasikan, masalah data nyawa ini ditangkap oleh asam
yang diakibatkan oleh prosedur borat membentuk senyawa am-
atau peralatan diidentifikasi monium borat dan selanjutnya
dilakukan titrasi dengan asam
12.5.5 Analisis berdasarkan klorida.
metode standar
Bahan atau produk pangan yang 1. Pereaksi yang dibutuhkan
dianalisis meliputi semua jenis a) Tablet katalis yang me-
bahan dan produk pangan. Me- ngandung 3.5 g K2SO4
tode standar yang digunakan dan 0.175 g HgO
dapat berupa SNI, ASTM Atau b) Kertas timbang bebas N
AOAC. Peralatan uji disesuaikan (Whatman 541)
dengan metode standar yang di- c) Batu didih
gunakan. d) Larutan asam borat 4%
e) Larutan 4 g H3BO3 dalam
12.6 Prosedur Analisis air tambahkan 0.7 ml la-
proksimat rutan indikator methyl red
0.1% dalam etanol dan 1
12.6.1 Protein ml larutan indikator brom-
Penentuan kadar protein dilaku- cresol green 0.1% dalam
kan dengan metode total nitrogen etanol dan encerkan sam-
yang didasarkan pada reaksi pai 100 ml.
penetralan asam basa (SNI 01- f) Asam sulfat pekat p.a.
2354.4-2006). Kadar protein dihi- g) Hidrogen peroksida 30-
tung berdasarkan kesetimbangan 35% p.a
reaksi kimia.

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


236
Analisis Kimiawi

h) Larutan NaOH-Na-thiosul- f. Pasang labu yang berisi


fat. Larutkan 2000 g hasil destruksi pada rang-
NaOH dan 125 g Na2S2O3 kaian alat destilasi uap
dalam air dan encerkan g. Tambahkan 50-75 ml laru-
menjadi 5 liter tan natrium hidroksida
i) Larutan standar HCl 0.2N dan natrium thiosulfat
h. Lakukan destilasi dan
2. Preparasi sampel tampung destilat dalam
a. Lumatkan sampel dengan Erlenmeyer tersebut hing-
blender hingga partikelnya ga volume mencapai mini-
dapat melewati saringan mal 150 ml (hasil destilasi
20 mesh. akan berubah menjadi ku-
b. Masukan sampel dalam ning)
kantong plastik atau gelas i. Titrasi hasil destilat de-
yang bersih dan bertutup ngan HCl 0.2 N yang
sudah dibakukan sampai
3. Prosedur pengujian warna berubah dari hijau
a. Timbang 2 g homogenat menjadi abu-abu netral
sampel pada kertas tim- j. Lakukan pengerjaan blan-
bang, lipat-lipat dan ma- ko seperti tahapan sampel
sukan ke dalam labu des- k. Lakukan pengujian contoh
truksi. minimal duplo.
b. Tambahkan dua tablet ka- l. Kadar protein dapat dihi-
talis serta beberapa butir tung dengan persamaan
batu didih berikut :
c. Tambahkan 15 ml asam
sulfat pekat (95%-97%)
dan 3 ml hidrogen perok- (Va-Vb) HCl x N HCl x 14.007x6.25
sida secara perlahan dan KP = ----------------------------------------------- x 100%
W x 100
diamkan 10 menit dalam
ruang asam
d. Destruksi pada suhu
Keterangan:
410oC selama 2 jam atau
KP = Kadar Protein
sampai larutan jernih. Di-
Va = ml HCl untuk titrasi sampel
amkan hingga mencapai
Vb = ml HCl untuk titrasi blanko
suhu kamar dan tambah-
N = Normalitas HCl yang
kan 50-75 ml aquades.
digunakan
e. Siapkan Erlenmeyer berisi
6,25 = faktor konversi dari
25 ml larutan H3BO3 4%
nitrogen ke protein
yang mengandung indika-
14.007 = bobot setara nitrogen
tor sebagai penampung
W = bobot contoh
destilat
Kadar protein dinyatakan dalam
satuan g/100 g contoh (%)

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


237
Analisis Kimiawi

12.6.2 Lemak a) Timbang labu alas bulat da-


Analisis kadar lemak dapat lam keadaan kosong (a g).
dilakukan dengan menggunakan b) Timbang secara seksama 2 g
prosedur yang tercantum dalam homogenat sampel (b g)
SNI 01-2354.3-2006. Prinsip masukan ke dalam selong-
analisis diawali dengan mela- song lemak (ekstraction
kukan pengekstrakan sampel de- timbles)
ngan pelarut organik untuk c) Masukan berturut-turut 150 ml
mengeluarkan lemak dengan chloroform ke dalam labu alas
bantuan pemanasan pada suhu bulat, selongsung lemak ke
titik didih pelarut selama 8 jam. dalam ekstractor soxhlet, dan
Pelarut organik yang mengikat pasang rangkaian sohlet de-
lemak selanjutnya dipisahkan ngan benar.
dengan proses penguapan (eva- d) Lakukan ekstraksi pada suhu
porasi), sehingga hasil lemak 60oC selama 8 jam.
tertinggal dalam labu. Penetapan e) Evaporasi campuran lemak
bobot lemak dihitung secara gra- dan chloroform dalam labu
vimetri. alas bulat sampai kering
f) Masukan labu alas bulat yang
1. Pereaksi berisi lemak ke dalam oven
Pereaksi yang digunakan dalam bersuhu 105oC selama ± 2
analisis kandungan lemak adalah jam untuk menghilangkan
dietil eter atau chloroform. sisa kloroform dan air.
g) Dinginkan labu dan lemak
2. Preparasi sampel dalam desikator selama 30
Lumatkan sampel hingga homo- menit
gen dan masukan ke dalam h) Timbang bobot labu alas bulat
wadah plastik atau gelas yang yang berisi lemak (c g)
bersih dan bertutup. Jika sampel sampai berat konstan.
tidak langsung dianalisis, simpan i) Kerjakan pengujian minimal
dalam refrigerator atau freezer duplo (dua kali).
sampai saatnya akan dianalisis. j) Kadar lemak dalam bahan
Kondisikan sampel pada suhu pangan dapat dihitungan ber-
ruang dan pastikan sampel masih dasarkan persamaan berikut :
homogen sebelum ditimbang.
Bila terjadi pemisahan cairan dan
sampel, maka dilakukan penga- c-b
dukan ulangan dengan blender KL = --------------------- x 100%
sebelum dilakukan pengamatan. a

3. Prosedur
Prosedur analisis lemak adalah Keterangan:
sebagai berikut : KL = Kadar Lemak

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


238
Analisis Kimiawi

a = bobot contoh dihaluskan atau cair seba-


b = bobot labu lemak dan labu nyak 2.5-25 g. Bobot
didih sampel tergantung dari
c = bobot labu lemak, batu didih kadar gula pada sampel,
dan lemak volume larutan atau pe-
ngenceran yang akan di-
kerjakan.
12.6.3 Karbohidrat b. Pindahkan secara kuan-
Banyak metode yang dapat digu- titatif ke dalam labu takar
nakan untuk menentukan kan- yang volumenya ditentu-
dungan karbohidrat dalam bahan kan sedemikian rupa se-
pangan, salah satunya adalah hingga setiap 50 ml
penentuan gula reduksi meng- larutan sampel yang siap
gunakan cara Munson-Walker dianalisa membentuk 11.3
(AOAC, 1970). Metode ini digu- – 489.7 mg Cu2O yang
nakan untuk menentukan kan- setara dengan 4.6 – 236.9
dungan glukosa, fruktosa, gula mg glukosa (lihat tabel
invert, laktosa monohidrat dalam Hammond).
bahan yang tidak mengandung c. Tambahkan akuades se-
sakarosa, dan penentuan gula banyak ½ - ¾ volume labu
invert dan laktosa monohidrat da- takar yang digunakan,
lam bahan yang mengandung sa- gojok, dan biarkan me-
karosa. ngendap
d. Tambahkan larutan Pb-
Penentuan konsentrasi gula re- asetat netral tetes demi
duksi didasarkan atas jumlah en- tetes. Larutan sampel
dapan Cu2O yang terbentuk. menjadi keruh dan terben-
Jumlah Cu2O ditentukan dengan tuk partikel-partikel ber-
dua cara, yaitu : 1) dengan me- warna putih yang me-
nimbang (secara gravimetri) lang- ngendap. Tambahkan la-
sung endapan yang terbentuk rutan Pb-asetat, gojok dan
atau 2) titrasi endapan menggu- biarkan partikel yang ter-
nakan Na-thiosulfat atau K-per- bentuk mengendap kem-
manganat (secara volumetrik). bali. Apabila penambah-
an Pb-asetat berikutnya
1. Penyiapan Larutan contoh tidak menimbulkan keke-
dan pembentukan endapan ruhan, berarti penambah-
Cu2O an Pb-asetat sudah cu-
Tahapan yang harus dilakukan kup.
untuk menyiapkan larutan sampel e. Tambahkan air akuades
adalah sebagai berikut : sampai tanda dan saring.
a. Timbang sampel berben- f. Untuk menghilangkan ke-
tuk padatan yang telah lebihan Pb yang diguna-

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


239
Analisis Kimiawi

kan, tambahkan sedikit d) Buat pula penentuan blan-


demi sedikit kristal K- atau ko dengan cara yang sa-
Na- oksalat seperti pada ma menggunakan 25 ml
penambahan Pb-asetat larutan CuSO4, 25 ml
sampai diperoleh filtrat larutan tartrat alkalis, dan
bebas Pb. Filtrat bebas 50 ml akuades.
Pb ditandai dengan tetap e) Cucilan endapan Cu2O
jernih (tidak membentuk dalam krus Gooch dengan
endapan putih) meskipun akuades yang suhunya
ditambah K- atau Na- 60oC sampai bersih
oksalat.
Tentukan banyaknya Cu2O yang
Setelah larutan contoh selesai terbentuk secara gravimetri atau
dibuat, langkah selanjutnya volumetri.
adalah pembuatan endapan
Cu2O. Adapun tahapan 2. Penentuan Cu2O secara
pembuatan Cu2O adalah gravietri
sebagai berikut : Prosedur penentuan kandungan
a) Kedalam gelas piala 400 Cu2O secara gravimetri adalah
ml, tuangkan 25 ml larutan sebagai berikut :
CuSO4 dan 25 ml larutan a) Endapan Cu2O dalam kedua
tartrat alkalis, ke-mudian krus Gooch (sampel maupun
tambahkan 50 ml filtrat blanko), masing-masing dicu-
bebas Pb. Tutuplah gelas ci dengan 10 ml alkohol,
piala dengan gelas arloji. kemudian dengan 10 ml
b) Simpan gelas piala pada ether.
kasa asbes dan panaskan b) Keringkan dalam oven bersu-
diatas nyala api Bunsen hu 100oC selama 30 menit, di-
atau alat pemanas listrik. nginkan dalam eksikator dan
Aturlah pemanasan sede- timbang
mikian sehingga larutan c) Dari selisih berat antara Cu2O
harus sudah mendidih da- sampel dan blanko, dapat
lam waktu 4 menit, per- ditentukan berat gula reduksi
tahankan kondisi tersebut dalam 50 ml larutan sampel
selama 2 menit. dengan menggunakan bantu-
c) Selama pemanasan akan an tabel Hammond.
terbentuk endapan Cu2O.
Masih dalam keadaan pa- 3. Penentuan Cu2O secara
nas, saringlah larutan de- volumetri dengan Na-
ngan menggunakan krus thiosulfat
Gooch yang telah diberi
lapisan asbes sebagai Prosedur penentuan kandungan
bahan penyaring. Cu2O secara volumetri dengan

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


240
Analisis Kimiawi

Na-thiosulfat adalah sebagai beri- bobot Cu2O dengan menggu-


kut : nakan persamaan :
a) endapan Cu2O dalam kedua
krus Gooch ditutup dengan
gelas arloji. Tambahkan 5 ml 1 ml larutan Na2S2O3 = 11.259
larutan HNO3 (1+1) untuk mg Cu2O
melarutkan Cu2O. Penam-
bahan larutan HNO3 dilaku- Berdasarkan berat Cu atau Cu2O,
kan dengan menggunakan pi- berat gula reduksi dalam 50 ml
pet. Tutup gelas arloji dibuka larutan sampel dapat dicari de-
seperlunya saja ketika akan ngan menggunakan bantuan ta-
memasukkan ujung pipet. bel Hammond.
b) Tampung filtrat dengan labu
Erlenmeyer yang mempunyai
tanda untuk volume dengan 12.6.4 Kadar Air
interval 20 ml. Penentuan kadar air bahan pan-
c) Cucilah gelas arloji dan krus gan dapat dilakukan berdasarkan
Gooch dengan 20-25 ml SNI 01-2354.2-2006. Adapun
akuades. prinsip analisis kadar air adalah
d) Didihkan sampai kabut ber- menghilangkan molekul air dari
warna merah habis dan tam- bahan pangan dengan proses
bahkan larutan Brom jenuh pemanasan dalam oven vakum
(Br-H2O) sedikit berlebihan. bersuhu 95o-100oC dengan
Didihkan sampai semua Br tekanan udara tidak lebih dari
habis. 100 mm Hg selama 5 jam atau
e) Dinginkan dan tambahkan la- oven tidak vakum pada 105oC
rutan Na-asetat sebanyak 10 selama 16-24 jam. Penentuan
ml (574 g Na-asetat trihidrat/ bobot air dihitung secara gravi-
liter). Tambahkan larutan KI metri berdasarkan selisih bobot
42% yang bereaksi agak ha- sampel sebelum dan sesudah
bis seperlunya. dikeringkan. Adapun tahapan
f) Titerlah dengan Na-thiosulfat analisisnya sebagai berikut :
(39 g Na2S2O3.5H2O) sampai
warna kuning muda. Tam- 1. Preparasi sampel
bahkan larutan pati sampai Lumatkan sampel hingga homo--
terbentuk warna biru, lanjut- gen dan masukan ke dalam
kan titrasi. Pada saat titrasi wadah plastik atau gelas yang
hampir selesai tambahkan 2 g bersih dan bertutup. Bila sampel
KCNS, aduk hingga larut, dan tidak langsung diuji, simpan
lanjutkan titrasi sampai selu- dalam refrigerator atau freezer
ruh endapan berwarna putih. sampai saatnya untuk dianalisis.
g) Dari selisih antara titrasi sam- Kondisikan sampel pada suhu
pel dan blanko, dapat dihitung ruang dan pastikan sampel masih

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


241
Analisis Kimiawi

dalam keadaan homogen sebe-


lum ditimbang. Bila terjadi pe-
misahan antara cairan dan sam- b-c
pel maka diaduk ulang dengan Kadar air = -------------- x 100%
blender sebelum dilakukan ana- b-a
lisis.
Keterangan :
2. Prosedur a = bobot cawan kosong
Adapun prosedur analisis kadar b = bobot cawan dan contoh
air adalah sebagai berikut : sebelum pengabuan
a) Kondisikan oven pada suhu c = bobot cawan dan contoh
yang akan digunakan hingga setelah dioven
mencapai kondisi stabil
b) Masukan cawan kosong ke
dalam oven minimal 2 jam 12.6.5 Serat kasar
c) Pindahkan cawan kosong ke
Serat kasar merupakan residu
dalam desikator sekitar 30
dari bahan pangan nabati, yang
menit sampai mencapai suhu
didominasi oleh selulosa dan
ruang dan timbang bobot
sedikit lignin dan pentosa. Setiap
kosong (a g).
bahan pangan mengandung serat
d) Timbang sampel yang telah
dalam jumlah bervariasi. Serat
dihaluskan sebanyak ± 2 g ke
bermanfaat bagi manusia. Kan-
dalam cawan (b g).
dungan serat dalam bahan pa-
e) Masukan cawan yang telah
ngan dapat ditentukan berdasar-
diisi dengan sampel ke dalam
kan analisis kimiawi. Adapun
oven vakum pada suhu 95o-
prosedur penentuannya adalah :
100oC, dengan tekanan udara
tidak lebih dari 100 mmHg
selama 5 jam atau masukkan a) Timbang 500 mg sampel
kedalam oven tidak vakum yang akan ditentukan kan-
pada suhu 105oC selama 16- dungan serat kasarnya. Ma-
24 jam. sukkan ke dalam labu Erlen-
f) Pindahkan cawan dengan meyer.
menggunakan alat penjepit ke
dalam desikator selama 30 b) Titambahkan 100 ml asam
menit kemudian timbang (c g) sulfat 1,25% dan panaskan
g) Lakukan pengujian minimal sampai mendidih.
duplo (dua kali) c) Setelah 1 jam tambahkan 100
ml natrium hidroksida 3,25%,
3. Perhitungan kadar air dipanaskan kembali sampai
Kadar air dalam bahan pangan mendidih selama 1 jam
dapat dihitung berdasarkan
persamaan berikut : d) Dinginkan dan disaring de-
ngan menggunakan kertas

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


242
Analisis Kimiawi

saring yang telah diketahui 2. Prosedur analisis


bobotnya. Endapan dicuci Prosedur analisis kadar abu
dengan asam sulfat encer dalam bahan pangan adalah
dan alkohol sebagai berikut :
a) masukkan cawan abu por-
e) Kertas saring dan endapan
selain yang kosong ke dalam
dikeringkan dalam oven
tungku pengabuan. Suhu
f) Timbang bobot dari endapan. tungku dinaikan secara
bertahap hingga mencapai
suhu 550oC. Pertahankan
12.6.6 Kadar Abu suhu pada 550oC ± 5oC
Kadar abu dalam bahan pangan selama semalam.
menunjukkan jumlah mineral b) Turunkan suhu pengabuan
yang dikandung dalam bahan pa- sampai 40 oC, keluarkan ca-
ngan tersebut. Analisis kadar wan abu porselin dan dingin-
abu yang terkandung di dalam kan dalam desikator selama
bahan pangan dapat dilakukan 30 menit. Timbang bobot
berdasarkan SNI 01-2354.1- cawan abu porselin kosong (a
2006. Prinsip kerja penentuan g),
kadar abu diawali dengan cara c) Masukan 2 g sampel yang
membakar bahan pangan hingga telah dihomogenkan ke dalam
suhu 550oC dalam tungku cawan abu proselin, kemud-
pengabuan (fumace) selama 8 ian masukan ke dalam oven
jam atau sampai mendapatkan bersuhu 100oC selama 24
abu yang berwarna putih. jam.
Penetapan bobot abu dihitung d) Pindahkan cawan abu porse-
berdasarkan gravitasi. lin ke tungku pengabuan dan
naikan suhu secara bertahap
1. Preparasi sample hingga mencapai 550oC ±
Sampel dilumatkan hingga homo- 5oC. Pertahankan salam 8
gen dan masukan ke dalam jam / semalam sampai di
wadah plastik atau gelas yang peroleh abu berwarna putih.
yang bersih dan bertutup. Bila e) Setelah selesai, suhu tungku
sampel tidak langsung diuji, pengabuan diturunkan hingga
simpan dalam refrigerator atau suhu 40oC. Keluarkan cawan
freezer sampai saatnya untuk porselin dengan mengguna-
dianalisis. Kondisikan sampel kan penjepit dan masukan ke
pada suhu ruang dan pastikan dalam desikator selama 30
sampel masih dalam keadaan menit. Bila abu belum putih
homogen sebelum ditimbang. benar harus dilakukan penga-
Bila terjadi pemisahan antara buan kembali.
cairan dan sampel maka diaduk f) Basahi (lembabkan) abu
ulang dengan blender sebelum dengan akuades secara ber-
dilakukan analisis.

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


243
Analisis Kimiawi

tahap, keringkan dengan hot reaksi tertutup, kemudian


plate dan abukan kembali tambahkan 2 ml natrium
pada suhu 550oC sampai di hidroksida dalam metanol
peroleh berat yang konstan. b) Panaskan sampel pada suhu
g) Turunkan suhu pengabuan 80oC selama 20 menit,
sampai ± 40oC lalu pindahkan kemudian sampel diangkat
cawan abu porselin ke dalam dan dibiarkan dingin.
desikator selama 30 menit c) Tambahkan 2 ml larutan
kemudian timbang bobotnya boron trifluorida 20% dan
(b g) segera setelah dingin. dipanaskan kembali selama
h) Lakukan pengujian secara 20 menit,
duplo (dua kali). d) Angkat sampel dan biarkan
i) Kadar abu dalam bahan pa- dingin. Tambahkan 2 ml na-
ngan dapat dihitung berdasar- trium klorida jenuh serta 2 ml
kan persamaan berikut : larutan heksan. Setelah itu
campuran dikocok sampai
c-a merata,
Kadar abu = ------------ x 100% e) Ambil lapisan heksannya dan
b-a dimasukkan ke tabung uji
(evendop).

Keterangan: Sampel yang merupakan hasil


a = bobot cawan kosong preparasi kemudian diinjeksikan
b = bobot cawan dan contoh ke alat kromatografi gas ketika
c = bobot cawan dan contoh suhu menunjukkan 150oC. Tom-
setelah pengabuan bol start pada rekorder dan alat
ditekan, dan hasilnya akan keluar
berupa kromatogram. Selanjut-
12.6.7 Asam lemak nya dilakukan analisis kualitatif
Asam lemak merupakan kompo- dan kuantitatif.
nen lemak. Kandungan asam
lemak dapat ditentukan dengan Berdasarkan kromatogram yang
metode gas kromatografi. Pe- diperoleh, kemudian dilakukan
nentuan konsentrasi asam lemak pencocokan waktu retensi yang
dengan metode ini didasarkan sama atau mendekati waktu
pada kandungan heksana yang retensi standar asam lemak.
terdapat dalam bahan pangan. Kadar asam lemak dihitung de-
Adapun prosedurnya sebagai ngan rumus sebagai berikut :
berikut :

1. Preparasi sampel Lc Cs x V
a) sampel bahan pangan seba- KAL (%) = --------------- x 100 %
nyak 0.2 g dalam tabung Ls b

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


244
Analisis Kimiawi

Keterangan:
KAL = Kadar Asam Lemak
Lc = luas area contoh
Ls = luas area standar
Cs = konsentrasi standar
V = volume akhir
b = bobot contoh

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


245
Analisis Fisik

BAB XIII
PENGUJIAN FISIK
BAHAN PENGEMAS

Salah satu upaya yang dilakukan digunakan masyarakat karena,


untuk mempertahankan mutu ba- mudah, murah, dan praktis.
han pangan adalah dengan
pengemasan. Adanya kemasan 13.1.1 Kertas
dapat membantu mencegah atau Proses pembuatan kertas perta-
mengurangi kerusakan, melin- ma kali dikembangkan oleh Ts’ai
dungi bahan pangan yang ada Lun di Lei-yang, Cina pada tahun
didalamnya dari gangguan fisik 105. Pada tahun 751 berhasil
dan pencemaran. Gangguan fisik didapatkan rahasia proses pem-
yang dapat dialami oleh bahan buatan kertas. Sejak saat itu
pangan dapat berupa gesekan, penggunaan kertas untuk berba-
benturan, atau getaran. Dengan gai keperluan berkembang pesat.
perkataan lain, melalui penge- Penggunaan kertas sebagai ke-
masan yang baik, bahan atau masan, menggantikan tanah liat,
produk pangan dapat terlindung gelas, dan kaleng, baru berkem-
dari pengaruh yang dapat menu- bang pada abad ke-19.
runkan mutu.
Hingga saat ini berbagai jenis
Bahan kemasan dapat dibagi kertas sudah dapat dibuat, na-
menjadi dua kelompok, yaitu mun secara garis besarnya ker-
alami dan buatan. Alam telah tas dibagi menjadi kertas halus
menyediakan bahan kemasan dan kasar. Kertas halus diguna-
yang sudah dimanfaatkan sejak kan sebagai kertas tulis, surat
dahulu, seperti daun pisang, jati, obligasi, buku besar, buku dan
waru, kelapa, tembakau dan kertas sampul. Sedangkan se-
banyak yang lainnya. Sedangkan mua kertas yang digunakan se-
bahan kemasan buatan dian- bagai pengemas termasuk ke da-
taranya kertas, logam, kaca dan lam golongan kertas kasar.
plastik.
Jenis kertas yang sudah dikenal
13.1 Sebagai Bahan Pengemas adalah : 1) kertas kraft yang
Kertas dan plastik merupakan memiliki sifat paling kuat dan
bahan pengemas yang banyak

247 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

banyak digunakan sebagai ke- 4) kertas perkamen yang mempu-


masan (Gambar 13.1). nyai ketahanan yang baik ter-
hadap lemak dan kuat sehingga
cocok untuk mengemas bahan
pangan (Gambar 13.3); 5) kertas
lilin yang memiliki sifat tahan ter-
hadap lemak dan cocok untuk
mengemas bahan pangan
(Gambar 13.4).

Gambar 13.1. Kantong terbuat dari


kertas kraft

Sumber :
tw.bysources.com/sample/131411/
932.html

2) kertas krep memiliki kemam-


puan meregang 5-7 persen; 3)
kertas glasin yang memiliki per- Gambar 13.3. Wax-kraft
mukaan seperti gelas dan trans-
paran memiliki ketahanan yang Sumber :
baik terhadap lemak dan minyak www.fdsmfg.com/wax_paper
namun tidak tahan terhadap air
(Gambar 13.2).

Gambar 13.4. Kertas berlilin

Sumber :
www.fdsmfg.com/wax_paper
Gambar 13.2. Kertas Glasin
6) daur ulang; 7) chipboard yang
Sumber : www.germes- banyak digunakan sebagai ke-
online.com/../food_packaging.html masan pelindung pada bahan

248 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

pecah belah; 8) tyvek yang Berdasarkan sifatnya terhadap


memiliki kekuatan tinggi karena perubahan suhu, plastik dapat
terikat dengan polietilen densitas dibagi menjadi 1) termoplastik
tinggi (HDPE). Kertas ini banyak yang dapat meleleh pada suhu
digunakan sebagai kemasan tertentu, melekat, dan akan
bahan pangan karena sifatnya mengeras kembali setelah
yang tidak menyusut/mengem- didinginkan; dan 2) termoset
bang, tahan terhadap kotoran, (termodursisable) yang tidak
bahan kimia, kontaminasi, ka- akan berubah karena panas.
pang dan mampu menghambat Contohnya adalah pegangan
masuknya bakteri; 9) soluble tutup panci atau melamin yang
yang memiliki ketahanan terha- bila dipanaskan tidak akan
dap kelembaban dan mudah larut melunak tetapi membentuk
dalam air sehingga tidak direko- arang.
mendasi untuk mengemas bahan
pangan; dan 10) kertas plastik Sebagai kemasan pangan (food
yang tidak mengalami perubahan grade), plastik memiliki sejumlah
bentuk karena kelembaban, ta- sifat mudah dibentuk, mempunyai
han terhadap lemak dan air serta adaptasi tinggi terhadap produk,
tidak dapat ditumbuhi kapang. tidak korosif, dan mudah di-
tangani. Namun perlu kecerma-
13.1.2 Plastik tan dalam pemilihannya agar
Perkembangan plastik sebagai terhindar dari kemasan bukan pa-
pengemas tidak diketahui dengan ngan (non food grade) sehingga
pasti, namun dari catatan yang dapat mencegah kemungkinan
ada sudah dimulai sejak 1835. adanya gangguan kesehatan.
Penggunaan plastik sebagai pe-
ngemas terlihat nyata sejak akhir 13.1.2.1 Komponen plastik
perang dunia kedua, dimana Plastik terdiri dari komponen
telah dikembangkan polietilen utama (polimer) dan dapat juga
(PE), polipropilen (PP), poliester dilengkapi dengan komponen
nilon dan lapisan vinil. tambahan. Komponen tersebut
adalah : 1) monomer, yaitu kom-
Penggunaan plastik sebagai pe- ponen utama plastik sebelum
ngemas dapat berupa kemasan membentuk polimer; 2) kopolimer
bentuk (fleksibel) yang banyak di- yaitu polimer yang tersusun dari
gunakan untuk mengemas bahan kombinasi dua monomer berbe-
padat atau kemasan kaku ber- da. Monomer yang lebih banyak
bentuk botol, jerigen atau kotak disebut monomer dasar (base
yang lebih sesuai untuk menge- monomer) dan yang lebih sedikit
mas bahan cair. disebut ko-monomer. Contoh ko-
polimer antara lain Etil Vinil
Asetat (EVA), Vinil Khlorida (VC)

249 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

dan Polistiren; 3) bahan tamba- ping industri arang dan minyak,


han yang digunakan untuk mem- sehingga memiliki rumus kimia (-
perbaiki sifat plastik. Bahan CH2 – CH2 - )n. Jenis plastik ini
tambahan yang digunakan antara banyak digunakan dalam industri
lain pemlastik yang sengaja pangan karena memiliki sifat
ditambahkan agar plastik lebih yang menguntungkan, yaitu : 1)
luwes dan halus; antioksidan Penampakan bervariasi dari
untuk mencegah perapuhan dan transparan, berminyak sampai
degradasi polimer karena bere- keruh (translucid) sesuai cara
aksi dengan udara, antiblok untuk pembuatan dan jenis resin yang
membuat permukaan lapisan digunakan; 2) Dapat dibentuk,
plastik menjadi kasar dan tidak lemas dan mudah ditarik; 3) Daya
mudah lengket satu dengan rentang tinggi; 4) Mudah dikelim
lainnya; antistatik untuk mening- panas sehingga dapat digunakan
katkan daya menahan pening- untuk laminasi; 5) Tidak cocok
katan listrik statis akibat gesekan untuk mengemas bahan berlem-
sehingga dapat mencegah ter- ak atau berminyak; 6) Tahan ter-
tariknya debu, tarik menarik hadap bahan kimia, seperti asam,
antara lembaran plastik, kejutan basa, alkohol, dan deterjen; 7)
listrik, hingga kemungkinan baha- Dapat digunakan sebagai penge-
ya kebakaran; pelumas untuk mas hingga suhu -50 oC; 8)
mengurangi gaya gesek; penye- Mudah melewatkan gas, sehing-
rap cahaya ultraviolet sehingga ga tidak disarankan untuk me-
akan melindungi bahan pangan ngemas bahan pangan beraro-
yang mengandung vitamin C dari ma; 9) Mudah lengket satu de-
cahaya matahari atau lampu; dan ngan lainnya sehingga perlu
bahan pengisi atau penguat yang bahan penambah; 10) Memiliki
ditujukan untuk menekan biaya sfat kedap terhadap air dan uap
produksi, meningkatkan kekaku- air
an dan kekuatan serta mengura-
ngi kerutan. Berdasarkann densitasnya, PE
dapat dibagi menjadi : 1) PE
13.1.2.2 Sifat plastik densitas rendah (LDPE : Low
Bahan baku yang digunakan da- Density Poly Etilene)( Gambar
lam pembuatan plastik disesuai- 13.5). Plastik ini banyak diguna-
kan dengan kebutuhan. Dengan kan untuk kantung, mudah dike-
demikian, plastik yang dihasilkan lim, dan sangat murah; 2) PE
memiliki sifat khas. densitas menengah (MDPE :
Medium Density Poly Etilene)
a. Polietilen (Gambar 13.6). Memiliki sifat
Polietilen (PE) dibuat dengan lebih kaku dan suhu leleh lebih
proses polimerisasi adisi dari gas tinggi dari PE densitas rendah;
etilen yang merupakan hasil sam- dan PE densitas tinggi (HDPE :

250 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

High Density Poly Etilene). Me-


miliki sifat paling kaku, tahan
terhadap suhu tinggi (130 oC)
sehingga tahan untuk bahan
pangan yang harus disterilisasi.

b. Poliester (PE Treptalat)


Jenis plastik ini dihasilkan dari
proses kondensasi polimer etil
glikol dan asam treptalat
(Gambar 13.7). Jenis plastik
yang lebih dikenal dengan nama
dagang mylar ini banyak di- Gambar 13.6. Kantong plastik
gunakan sebagai bahan laminasi makanan
untuk meningkatkan daya tahan
Sumber : www.germes-
kemasan terhadap kikisan dan online.com/../food_packaging.html
sobekan. Mylar juga banyak di-
gunakan sebagai kantung bahan
pangan yang memerlukan perlin-
dungan.

Gambar 13.7. Boks plastik bening


dari bahan Poliester
treptalat
Gambar 13.5. Kantong lock terbuat
dari LDPE
Sumber : www_iraplast_com-
Sumber : www.germes- images-rigid-plastic-food-
online.com/../food_packaging.html packaging-300_jpg.htm

251 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

Mylar memiliki sifat umum, antara dalam bentuk kaku; 2) mempu-


lain : 1) tembus pandang, bersih nyai kekuatan tarik lebih besar
dan jernih; 2) adaptasi terhadap dari PE tetapi rapuh pada suhu -
suhu tinggi sangat baik (sampai 30oC sehingga kurang baik untuk
300oC); 3) permeabilitas terhadap kemasan beku; 3) lebih kaku dari
uap air dan gas sangat rendah; PE dan tidak mudah robek; 4)
dan 4) tahan terhadap pelarut permeabilitas uap air rendah, per-
organik (asam dari buah-buahan) meabilitas gas sedang sehingga
sehingga dapat digunakan untuk kurang baik sebagai pengemas
mengemas sari buah; 5) tidak bahan pangan yang peka oksi-
kuat terhadap asam kuat, fenol, gen; 5) tahan hingga suhu 150 oC
atau alkohol; 6) kuat dan tidak sehingga dapat dipakai untuk
mudah sobek, mampu menahan makanan yang harus disterilisasi;
tekanan yang berasal dari mi- 6) memiliki titik lebur tinggi se-
numan beralkohol; dan 7) tidak hingga sulit dibuat kantung; 7)
mudah dikelim dengan penggu- tahan terhadap asam kuat, basa
naan pelarut. dan minyak. Dengan demikian
baik digunakan sebagai penge-
Mylar digunakan untuk menge- mas sari buah, namun pada suhu
mas buah-buahan kering, makan- kamar dapat larut dalam HCl; dan
an beku, dan permen. Dapat 8) pada suhu tinggi akan bereaksi
juga digunakan sebagai ’boil in dengan benzen, siklen, toluen,
bag’ dan ’retort pouch’ karena terpentin dan asam nitrat kuat.
daya tahan panasnya yang baik.
Sebagai kemasan, ada tiga jenis
mylar, yaitu : 1) biasa tanpa la-
minasi; 2) dapat mengkerut jika
kena panas; dan 3) yang dilami-
sasi untuk kemasan vakum.

c. Polipropilen
Polipropilen (PP) termasuk jenis
plastik olefin yang merupakan
polimer dari propilen (Gambar
13.8 dan 13.9). Memiliki bebe-
rapa nama dagang, seperti bex- Gambar 13.8. PP resin tidak bera-
phane, dynafilm, luparen, escon, cun dengan transparansi
ole fane, dan pro fax. Plastik yang baik terutama
polipropilen memiliki sifat antara dikembangkan untuk ber-
bagai jenis pangan
lain : 1) ringan (0.9 g/cm3), mu-
dah dibentuk, tembus pandang Sumber : www_iraplast_com-
dan jernih dalam bentuk lembar- images-rigid-plastic-food-packaging-
an tipis namun tidak transparan 300_jpg.htm

252 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

Beberapa sifat utama dari PS


antara lain : 1) memiliki kekuatan
tarik dan tidak mudah sobek; 2)
memiliki titik lebur rendah (88 oC)
dan bersifat lunak pada suhu 90-
95 oC; 3) tahan terhadap asam
dan basa kecuali asam pengok-
sidasi; 4) terurai oleh alkohol,
ester, keton, hidrokarbon aroma-
tik dan klorin; 5) memiliki permea-
bilitas uap air dan gas yang tinggi
sehingga cocok sebagai penge-
mas bahan pangan segar; 6)
Gambar 13.9. Kotak sandwich mudah dicetak, permukaannya
licin, jernih, dan mengkilap; 7)
Sumber : bila kontak dengan pelarut akan
www.germes- menjadi keruh, mudah menyerap
online.com/../food_packaging.html pemlastik, jika ditempatkan ber-
sama-sama dengan plastik lain
d. Polistiren dapat mengalami penyimpangan
Polistiren (PS) memiliki beberapa warna; 8) memiliki afinitas tinggi
nama dagang, yaitu bextrene, terhadap debu dan kotoran; dan
carinex, dylene, fostarene, kardel, 9) dapat melaminasi logam de-
vestyran, lustrex, restirolo, luran ngan baik.
dan lorkalene. Plastik ini banyak
digunakan sebagai pengemas e. Polivinil Klorida (PVC)
buah dan sayuran yang memer- Plastik PVC merupakan polimeri-
lukan permeabilitas uap air dan sasi dari vinil klorida dan mimiliki
gas tinggi (Gambar 13.10). rumus (- CH2 – CH -)2.

CI

PVC dengan nama dagang elvax,


geon, hostalit, irvinil, kenron,
marvinol, opalon, rucoblend, vino-
flex dan vygen, terdiri dari tiga
jenis, yaitu : 1) Plasticized Vinyl
Chloride yang menggunakan
pemlastik resin dan non resin
sehingga cukup baik untuk me-
Gambar 13.10. Kotak makanan ngemas daging segar, ikan, buah
dan sayuran; 2) Vinyl Copolymer
Sumber : www.germes- merupakan PVC dengan resin
online.com/../food_packaging.html

253 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

merupakan campuran dari berba- a. Saran atau Poliviniladen


gai polimer sehingga dapat digu- Khloride (PVDC)
nakan sebagai pengemas kosme- PVDC adalah kopolimer vinil klo-
tika, sari buah dan ’blister pack’; rida dan viniliden klorida yang
3) oriented film yang luwes dan memiliki rumus - (CH2 – CCl2)n –
mudah berkerut. dan dikenal dengan nama da-
gang sebagai saran atau cryovac
Adapun sifat PVC antara lain : 1) (Gambar 13.13). Plastik ini digu-
tembus pandang hingga keruh nakan sebagai pengemas bahan
(Gambar 13.11); 2) kemampuan pangan yang membutuhkan per-
permeabilitas uap air dan gas lindungan terhadap kehilangan
rendah; 3) tahan terhadap mi- aroma.
nyak, alkohol dan pelarut petro-
lium sehingga cocok untuk ke- Sifat umum dari PVDC saran
masan mentega, margarin dan adalah sebagai berikut : 1) ber-
minyak goreng; 4) memiliki keku- sifat transparan dengan kejernih-
atan tarik tinggi dan tidak mudah an bervariasi dan sangat luwes;
robek; 5) dapat dipengaruhi oleh 2) tahan terhadap bahan kimia,
hidrokarbon aromatik, keton, al- asam, basa dan minyak; 3) mam-
dehid, ester, eter aromatik, an pu menyekat lintasan sinar UV
hidrat dan molekul yang mengan- sehingga baik untuk digunakan
dung belerang, nitrogen dan fos- sebagai pengemas daging segar
for, kecuali asam pengoksidasi, dan keju yang peka terhadap ca-
akan tetapi pemlastik akan ter- haya UV; 4) memiliki permeabili-
hidrolisa oleh asam dan basa tas uap air dan gas rendah,
pekat; (6) densitas berkisar 1.35 sehingga cocok untuk digunakan
– 1.4 g/cm3. sebagai pengemas bahan pa-
ngan yang peka terhadap oksi-
gen, seperti daging, keju dan
produk kering berupa buah atau
kembang gula; 5) memiliki ke-
mampuan menahan aroma; 6)
memiliki ketahanan terhadap pe-
manasan kering atau basah (pe-
rebusan); 7) kurang baik untuk
digunakan sebagai pengemas
produk beku.

Adapun sifat utama PVDC cryo-


Gambar 13.11. Kotak berbahan vac antara lain : 1) memiliki per-
PVC meabilitas uap air dan gas ren-
Sumber : www.germes- dah; 2) mudah mengkerut bila
online.com/../food_packaging.html kena panas; 3) cocok untuk me-

254 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

ngemas produk yang bentuknya larut dalam air dan lemak; 4)


tidak beraturan, seperti daging, dapat menahan oksigen dan
ayam dan ikan; 4) baik digunakan aroma; 5) Mudah retak dalam
sebagai pengemas produk beku, kelembaban relatif dan suhu ren-
karena plastik ini tahan terhadap dah; 6) dapat digunakan sebagai
suhu rendah (-40 oC); 5) dapat pelapis yang baik; 7) mudah
digunakan sebagai pengemas robek, sehingga perlu dihindar-
produk yang akan divacum ka- kan dari kemungkinan tertusuk;
rena plastik ini memiliki kemam- dan 8) mengkerut pada suhu
puan menahan tekanan yang rendah.
tinggi; 6) mudah dicetak karena
plastik ini memiliki permukaan Selopan banyak digunakan seba-
licin, transparan dan mengkilap; gai pengemas daging, keju, acar
7) tidak mudah terbakar; dan 8) (pickle) dan tekstil. Saat kelem-
mudah dikelim panas. baban udara menurun, kondisi
selopan akan mengkerut sehing-
ga apabila akan digunakan seba-
gai pengemas perlu dilonggarkan
sekitar 1.5 – 6.25 mm. Untuk
menjaga sifat-sifatnya, selopan
disimpan dalam kondisi ling-
kungan bersuhu 21-24 oC dengan
kelembaban relatif 35-50 %.
Beberapa penggunaan kemasan
dan jenis selopan disajikan pada
Tabel 13.1.

h. Selulosa Asetat
Selulosa asetat terbuat dari selu-
Gambar 13.12. Poliviniladen Klorida
losa dan merupakan bahan kristal
(PVDC) termoplastik yang bersifat keras
namun mudah diproses. Dalam
Sumber : www.germes- proses pembuatannya, selulosa
online.com/../food_packaging.html dikombinasikan dengan asam
asetat dan asetat anhidrid melalui
katalis dan pelarut. Hasilnya
g. Selopan berupa selulosa triasetat yang
Selopan merupakan regenerasi jernih dan kemudian dihidrolisa
selulosa dengan sifat umum be- dengan air dan bahan penghi-
rupa : 1) transparan dan tampak drolisa. Selanjutnya bahan dike-
sangat terang; 2) tidak bersifat ringkan sehingga menghasilkan
termoplastik sehingga tidak bisa serpihan selulosa asetat. Untuk
direkat dengan panas; 3) tidak meningkatkan kekuatan selulosa

255 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

asetat, umumnya dilakukan pe- dalam industri fotografi dan


nambahan pemlastik dietil platat. industri pesawat terbang.
Bahan ini banyak digunakan

Tabel 13.1. Beberapa jenis selopan dan contoh penggunaannya


Produk yang
Jenis Penggunaan Karakteristik
dikemas

MST-44 Umum Umum Umum


MST-51 Pembungkus Roti Luwes
MST-52 Pita bercabik Berminyak / Kaku
beragam
MSAT-87 Kantung Pangan beku Tahan air
MT-33 Pembungkus Permen (kembang Luwes
gula)
MT-31 Bundel/bungkusan Rokok Merekat dengan
solven
T-79 Kantung Masakan Sekat lintas
OF-16 Pembungkus Daging segar Tidak berkabut
V-4 Pembungkus Berlemak Tahan lemak
J.F. Hanlon (1971) dalam Syarief dkk. 1989

Selulosa asetat memiliki bebera- untuk mengatasinya perlu ditam-


pa nama dagang, seperti : bexo- bah dengan penstabil asam tar-
id, lumarith, plastacele, sicaloid, tarat (0.01%); 6) tahan panas
tenite I dan Vuepak. Penampak- namun rapuh pada suhu rendah
annya yang jernih menyebabkan sehingga tidak cocok untuk me-
selulosa asetat ini banyak digu- ngemas bahan pangan beku; 7)
nakan sebagai pengemas kem- tahan minyak; 8) terurai oleh
bang gula dan coklat. asam kuat, basa, alkohol, ester
dan HCl; 9) mengembang pada
Beberapa sifat utama dari selu- kadar air atau kelembaban tinggi;
losa asetat antara lain : 1) tidak dan 10) merupakan sekat lintas-
terlalu mudah mengkerut bila de- an (barrier) yang buruk terhadap
kat dengan api; 2) jenih, meng- uap air dan gas.
kilat, agak kaku dan mudah
robek; (3) lebih tahan benturan i. Sellulosa propionat
dibandingkan HDPE tetapi lebih Selulosa propionat dibuat dengan
lemah daripada selulosa propio- mereaksikan selulosa dengan
nat; 4) tahan abrasi sehingga asam propionat dan anhidrat,
hanya terlihat sebagai coretan; 5) atau pencampuran antara asetat,
peka terhadap cahaya matahari, asam propionat dan anhidrat,
oksigen dan uap air sehingga

256 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

dengan menggunakan asam sul- daya kembang pada kelembaban


fat sebagai katalisator. tinggi tidak sebaik selulosa ase-
tat; dan 4) terurai oleh asam kuat,
Beberapa sifat utama dari selu- basa, alkohol, keton dan ester.
losa propionat adalah : 1) me-
miliki daya tahan terhadap ben- Beberapa karakteristik utama dari
turan dua kali lebih besar dari selulosa asetat dan selulosa pro-
pada selulosa asetat; 2) trans- pionat disajikan pada Tabel 13.2.
paran dan mudah dibentuk; 3)

Tabel 13.2. Karakteristik fisik selulosa asetat dan selulosa propionat


Selulosa
Selulosa
Deskripsi Asetat
Propionat
(hidrolisa)
Densitas (g/cm3) 1.3 1.2
2
Ketahanan tarik (kg/cm ) 300-600 400-500
Ketahanan kompresi (kg/cm2) 1000-2500 400-1000
Ketahanan pembengkokkan 200-1000 200-700
(kg/cm2)
Panas jenis (kal/goC) 0.3-0.4 0.3-0.4
Konstanta dielektrik (103c/detik 5-7 3.5-4.0
pada 20oC)
Indeks refraksi 1.50 1.47
Penyerapan air (% dalam 24 jam) 3-5 1.2-2.5
Sumber : J. Bost (1980) dalam Syarief dkk., 1989.

j. Etil Selulosa gai pelarut kecuali hidrokarbon


Etil selulosa merupakan termo- alifatik, glikol, dan air; 4) cocok
plastik yang mengandung bebe- untuk mengemas mentega, mar-
rapa pemlastik. Sifatnya yang garin dan minyak karena tahan
stabil pada suhu tinggi menjadi- terhadap minyak; 5) tahan terha-
kan etil selulosa banyak diguna- dap asam dan basa lemah, na-
kan sebagai laminasi, lapisan mun terurai dalam asam kuat; 6)
panas, dan pembungkus yang peningkatan suhu akan menye-
mudah dikelupas. babkan penurunan daya rentang,
namun meningkatkan daya me-
Beberapa sifat utama dari etil ngembang (ekstensibilitas) kare-
selulosa adalah : 1) tidak berwar- na tidak terjadi degradasi sampai
na, berbau, dan berasa; 2) tidak suhu 200 oC; 7) Memiliki sifat
mampu menahan uap air dan kekerasan dan kekuatan yang
gas; 3) mudah larut dalam berba- baik; 8) penurunan suhu akan

257 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

meningkatkan kelenturan; dan 9) nasikan dengan bahan lain untuk


tidak banyak terpengaruh oleh mendapatkan sifat kemasan inert
cahaya matahari. dan permeabilitas rendah.

k. Metil selulosa Nilon dapat digunakan sebagai


Metil selulosa dikenal dengan na- bahan jaring penangkap ikan
ma dagang methocel. Banyak atau pembungkus amunisi, dan
digunakan sebagai pengemas dalam bidang pangan dapat
pada bahan yang akan dicam- digunakan untuk mengemas
purkan bersama kemasannya ka- semua bahan pangan kecuali
rena memiliki sifat : 1) larut dalam susu dan produk olahannya.
air dan semakin banyak dengan
meningkatnya suhu; 2) tidak Beberapa sifat utama nilon ada-
mudah rapuh pada kondisi udara lah : 1) bersifat inert, tahan pan-
lembab; 3) digunakan sebagai as, dan memiliki sifat mekanis
kapsul karena memiliki ketahan- (memanjang, kekuatan regang,
an terhadap lemak nabati mau- kekuatan sobek, dan ketahanan
pun hewani. lipat) yang istimewa; 2) tahan
terhadap asam dan basa lemah
l. Nilon namun tidak tahan terhadap
Nilon dihasilkan dengan cara asam kuat dan pengoksidasi; 3)
kondensasi polimer (polikonden- tidak berasa, berbau, atau
sasi) dari asam amino atau beracun; 4) mudah larut dalam
diamina dengan dua asam kar- asam formal dan fenol; 5)
boksilat (di-acid), memiliki rumus memiliki kemampuan kedap
[-HN-(CH2)y-NH-CO-(CH2) x- cukup baik terhadap gas, tetapi
CO]n. Beberapa jenis nilon tidak kedap terhadap uap air; 6)
memiliki sifat khas yang dipenga- dapat mengkerut atau mengem-
ruhi oleh penggunaan bahan ba- bang sesuai perubahan kelem-
ku, misalnya nilon 6 yang tahan baban; 7) memiliki ketahanan
terhadap abrasi, sedangkan nilon baik terhadap panas sehingga
11 dan 13 tahan terhadap oksi- cocok digunakan sebagai penge-
gen, air, dan dapat direkat pada mas nasi instan atau bahan
suhu rendah. pangan yang mengalami proses
sterilisasi; dan 8) dapat diguna-
Nilon yang memiliki nama dagang kan sebagai kemasan hampa.
nypel, ultramid, x-tal, zytel, ca-
pran, dan rilsan, sebenarnya me- m. Polikarbonat
rupakan poliamida dan pada Polikarbonat termasuk jenis ter-
awalnya lebih dikenal dalam moplastik non etilen dengan na-
industri tekstil daripada kemasan ma dagang lexan atau merlon.
plastik. Penggunaan nilon adalah Sifatnya yang merupakan ga-
sebagai pelapis atau dikombi- bungan logam ringan, gelas, dan

258 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

bahan plastik menjadikan polikar- digunakan untuk kemasan boil in


bonat dapat digunakan sebagai bag.
kemasan jus buah, bir, atau botol
susu bayi. o. Poliuretan
Poliuretan memiliki banyak nama
Beberapa sifat utama polikarbo- dagang dan beberapa diantara-
nat adalah : 1) tidak berbau atau nya adalah arothane, chem-o-
berwarna; 2) kekuatan dan keta- thane, chempol, expandofoam,
hahan panasnya yang baik men- isofoam, lux-foam, nopofoam,
jadikan polikarbonat ini cocok stafoam, stanfoam, thermothane,
untuk mengemas bahan pangan unifoam dan uralane. Penggu-
yang akan disterilisasi; 3) tahan naan sebagai pengemas dapat
terhadap asam lemah, zat pere- dilakukan dengan bentuk padat
duksi atau pengoksidasi, garam, (film) atau busa.
minyak, lemak, serta hidrokarbon
alifatik; 4) terurai oleh alkali, Beberapa sifat utama dari poli-
amin, keton, ester hidrokarbon uretan adalah : 1) tidak berbau;
aromatik, dan beberapa jenis 2) memiliki ketahanan yang baik
alkohol; dan 5) larut dalam metil terhadap oksidasi, minyak, le-
klorida, etilen diklorida, dan diok- mak, dan kapang; 3) mudah
sana dari kresol. berubah oleh asam dan basa
kuat, halogen, hidrokarbon aro-
n. Pliofilm matik, pelarut klorin, ester, keton,
Pliofilm, atau sering disebut se- dan alkohol; dan 4) dalam bentuk
bagai karet hidroklorida atau busa dapat melekat pada per-
snug-pak, terbuat dari lembaran mukaan yang bebas lemak atau
karet yang dilarutkan dan diklori- lilin
nasi. Beberapa sifat utamanya
adalah : 1) berkilau dan transpa- p. Plastik urea
ran, namun dapat berubah men- Plastik ini termasuk kelompok
jadi coklat sesuai perjalanan wak- termoset, dengan beberapa na-
tu dan menghasilkan aroma khas ma dagang seperti arodure,
yang berasal dari senyawa anti- beetle, kaurit, resfurin, acarab,
oksidan yang digunakan; 2) ciri siritle, sylplast, dan synvarol.
khas yang mudah dikenal adalah Sifatnya yang keras menjadikan
akan memutih bila diregang; 3) bahan ini digunakan sebagai
tahan terhadap asam, alkali, sumbat atau penutup wadah dan
lemak dan pelumas sehingga co- kemasan kosmetik.
cok untuk digunakan sebagai pe-
ngemas daging; 4) tidak mampu Beberapa sifat utama plastik urea
menahan gas, namun transmisi adalah 1) keras, kaku, tidak
gas CO2 tidak cukup tinggi untuk berbau atau berasa, berwarna
sayuran segar; 5) tidak dapat keruh; 2) tidak terpengaruh oleh

259 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

pelarut organik tetapi terpengaruh tahan terhadap oksigen dan


oleh asam dan basa kuat; 3) cahaya; 3) ketahan benturan ting-
tahan terhadap minyak dan pelu- gi sepeti stiren dan daya rentang-
mas; dan 4) stabil pada suhu nya menyerupai nilon; 4) tahan
tinggi. terhadap asam dan basa lemah,
dan pelarut organik; 5) terurai
q. Akrilik oleh asam dan basa kuat, serta
Akrilik adalah kristal termofilik pengoksidasi.
yang jernih dengan nama dagang
lucite, barex dan plexiglas. Akrilik s. Plastik penol
banyak digunakan sebagai bahan Plastik fenol atau fenol formal-
baku dalam pembuatan botol dehid mulai diperkenalkan de-
minuman karena memiliki sifat ngan nama bakelite. Nama da-
antara lain : 1) kaku dan trans- gang lainnya adalah durez, fibe-
paran; 2) memiliki kemampuan rite, mesa, dan plenco. Sifatnya
yang baik dalam menahan oksi- tergantung dari bahan pengisi
gen dan cahaya; 3) memiliki titik yang digunakan.
lebur rendah (65.5 oC), dan pada
suhu rendah cenderung cair dan Beberapa sifat utamanya adalah :
mudah rusak; 4) tahan terhadap 1) keras, kuat dan tahan panas,
petroleum tetapi mudah terurai asam lemah maupun basa; 2)
oleh alkohol, HCl, asam pengok- terurai oleh asam pengoksidasi
sidasi, keton, ester dan pelarut dan basa kuat, serta tidak terlalu
aromatik; dan 5) tidak dapat di- terpengaruh oleh asam organik;
tumbuhi jamur, namun peka ter- 3) umumnya berwarna gelap (hi-
hadap asam kuat dan basa. tam atau coklat).

r. Asetal t. Politetra Flouroetilen (PTFE)


Plastik asetal merupakan dieter PTFE termasuk jenis plastik
dari alkalidena glikol dan me- poliolefin dan dikenal dengan
ngandung dua atom eter oksigen nama dagang algoflon, ertaflour,
yang terikat pada atom karbon fluon, gaflon, halon, hostaflon,
yang sama. Memiliki nama da- polyflon, soreflon dan teflon.
gang ceclon dan delrin. Banyak Bahan plastik ini banyak diguna-
digunakan sebagai bahan baku kan sebagai pelapis penggoreng-
kemasan aerosol karena kemam- an dan alat dapur lainnya.
puannya yang baik dalam mena-
han tekanan. Beberapa sifat utama dari PTFE
adalah : 1) licin dan berlapis lilin;
Beberapa sifat utamanya adalah : 2) umumnya berwarna abu-abu;
1) tidak berwarna dalam keadaan 3) memiliki koefisien gesek ren-
netral, namun dapat berwarna dah (0.05), panas jenis 0.25
bila diinginkan; 2) kaku, kuat dan kkal/g/oC dan konstanta dielektrik

260 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

2.1; dan 4) memiliki toleransi cermat, karena setiap kemasan


yang besar terhadap suhu. plastik memiliki sifat khas.

Masih banyak bahan kemasan a. Bobot plastik


plastik yang belum diulas dalam Bobot plastik erat kaitannya
tulisan ini. Beberapa bahan ke- dengan ketebalan. Makin berat
masan yang banyak digunakan bobotnya makin tebal plastik
sebagai kemasan bahan pangan tersebut. Bobot plastik diukur de-
antara lain : 1) plastik amilosa ngan menggunakan neraca kasar
dari pati jagung yang dapat dima- dan analitik
kan sehingga digunakan sebagai
pembungkus kembang gula dan b. Ketebalan plastik
sosis; 2) polivinil alkohol dan poli- Ketebalan plastik dapat diukur
etilen oksida yang dapat larut da- dengan menggunakan stiffnes
lam air sehingga dapat digunakan tester (Gambar 13.13). Pengu-
untuk mengemas tepung yang kuran dilakukan dengan mema-
akan dilarutkan dalam air tanpa sukkan lembaran plastik ke da-
perlu membuka dahulu kemasan- lam mulut stiffness tester. Tekan
nya; 3) Ionomer yang biasa digu- pegangannya dan lakukan pem-
nakan untuk mengemas vakum bacaan ketebalannya. Nyatakan
berbagai jenis bahan pangan. ketebalannya dalam satuan mm.

13.1.2.3 Mengukur Sifat Fisik


Pengujian terhadap sifat plastik
bahan kemasan dilakukan oleh
industri pangan terutama untuk
keperluan penerimaan barang.
Namun demikian, pengujian juga
dapat dilakukan sebagai kegiatan
rutin atau untuk pengembangan
produk.

Dalam industri pangan, pengujian


kemasan plastik dilakukan karena
penggunaannya sebagai kemas-
an bahan atau produk pangan
dalam bentuk padat (bubuk,
butiran, dan bentuk padatan lain- Gambar 13.13. Stiffness tester
nya), cair, maupun semi padat. untuk mengukur ketebalan
kemasan
Pemilihan plastik sebagai bahan
Sumber :
kemasan perlu dilakukan secara
www_geneq_com-catalog-
images-f-fst_sasd-672_jpg.htm

261 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

Pengukuran ketebalan juga dapat sarkan kelarutannya. Plastik


dilakukan dengan menggunakan yang akan diuji dilarutkan keme-
tickness gauge (Gambar 13.14). dia pelarut dan dihitung tingkat
Kemasan yang akan diuji harus kelarutannya.
dipotong sedemikian rupa sehing-
ga diperoleh bentuk lembaran Bahan yang digunakan adalah
datar. Turunkan lever dan masuk- tiga jenis lapisan plastik yang
kan potongan kemasan contoh ke telah diketahui jenisnya dan lem-
celah antara anvil dan presser baran plastik yang akan dianalisis
foot. Setelah contoh di-letakkan jenisnya. Pelarut berupa aseton,
pada celah tersebut, tempatkan toluen dan air yang diletakan di
kembali landasan pada kedudu- dalam gelas piala.
kan yang tepat. Pasang kembali
beban yang tersedia, tebal con- Prosedur pengujiannya diawali
toh dapat dilihat pada dial gauge. dengan mencelupkan lambaran
plastik yang akan diuji kedalam
pelarut selama 3 detik. Usap ba-
gian yang basah. Periksa de-
ngan teliti, apakah ada bagian
lembaran plastik larut atau me-
ngalami pelunakan.

d. Daya serap infra merah


Analisis ini bertujuan untuk me-
nentukan jenis plastik berdasar-
kan daya serapnya terhadap infra
merah. Bahan yang digunakan
adalah lembaran polistiren stan-
dar dan lembaran plastik yang
akan diuji.

Pengujian diawali dengan pem-


Gambar 13.14. Tickness Gauge buatan spektogram dari lembaran
polistiren standar. Ukur spektra
Sumber :
dari lembaran plastik yang akan
www.germes-
diuji. Berdasarkan spektogram
online.com/../food_packaging.html yang ada, tentukan panjang ge-
lombang serapan utama dan
tentukan gugus fungsionalnya.
c. Kelarutan plastik Tentukan macam spesimen lem-
Pengujian terhadap kelarutan ke- baran plastik dengan memban-
masan plastik dilakukan untuk dingkan spektrum absorbansinya
menentukan jenis plastik berda-

262 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

dengan spektrum standar yang K1 – K0


telah dibuat. Perpanjangan
Putus = ----------- x 100%
e. Perpanjangan putus (elongasi) K0
Salah satu karakteristik plastik
fleksibel adalah ketahanan tarik dimana :
dan perpanjangan putus. Keta- Ko = Panjang kemasan awal
hanan tarik adalah kemampuan K1 = Panjang kemasan akhir
bahan pangan untuk menerima
gaya tarik. Ketahanan tarik erat
kaitannya dengan kandungan
komponen kimia dalam bahan
pangan. Kemampuan elastisitas
dan kandungan serat sangat
mempengaruhi ketahanan tarik.

Perpanjangan putus kemasan


plastik adalah besarnya energi
yang dibutuhkan untuk menarik
kemasan plastik tepat sesaat
sebelum robek. Pengukuran per-
panjangan putus dilakukan de-
ngan menggunakan paper tensile
strength tester (Gambar 13.15).
Kemasan yang akan diuji dijepit
pada klem atas dan bawah
sehingga terentang. Piring skala
perpanjangan diputar sehingga Gambar 13.15. Paper tensile
jarum menunjukkan angka nol. Strength Tester
Tuas ditarik ke bawah sehingga
klem penjepit bagian bawah
tertarik dan kemasan menjadi f. Uji kekakuan
tegang dan akhirnya sobek. Uji ini untuk mengetahui sifat ke-
Pada saat kemasan sobek, kakuan kemasan plastik. Bahan
tangkai ayun akan berhenti dan yang digunakan adalah lembaran
jarum menunjuk nilai tertentu. plastik jenis polietilen, polipropi-
Nilai tersebut menunjukkan nilai len, dan vitafilm. Adapun alat
perpanjangan putus dari kemas- utama yang digunakan untuk
an. Persentase perpanjangan mengukur kekakuan adalah olsen
dapat dihitung sebagai berikut : type stiffness tester.

Pengujian diawali dengan pema-


sangan mesin penguji. Tempat-
kan mesin penguji pada posisi

263 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

datar air pasang jangka dengan posisi nol; c) pasang pembe-


mengendorkan span fixing screw. rat beban sekali lagi untuk
Atur posisi jangka dengan me- memastikan apakah load sca-
mutar span adjust knob, selan- le pointer tetap berada pada
jutnya tepatkan dengan menggu- posisi nol. Bila tidak, ulangi
nakan span fixing screw. prosedur di atas hingga load
scale pointer berada dalam
Buat skala defleksi angular pada posisi nol.
posisi bebas dengan mengendor-
kan stopper. Atur batang kopling Setelah alat penguji terpasang,
clutch pada posisi N dan selanjutnya lakukan : a) pemasa-
nyalakan sumber listrik pada ngan sampel kemasan yang akan
posisi ON. Simbol L, N dan R diuji. Tempatkan sampel kemas-
menunjukan arah perputaran an pada penjepit (chuck); b) pada
jarum. L perputaran berlawanan saat penempatan sampel yang
arah jarum jam, N berarti netral, akan dianalisis, jarum penunjuk
dan R berarti putaran searah angular deflection scale pointer
jarum jam. diusahakan sedikit di atas angka
0 dari skala defleksi; c) pisahkan
Pengaturan keadaan nol dilaku- contoh yang dianalisis dari ujung
kan dengan prosedur sebagai be- specimen holder dengan memu-
rikut : tar tombol handle (crank) searang
• Pasang pemberat (F1) pada dengan putaran jarum jam; d)
penggantung (weight hunger) tentukan beban dan pasang pada
dan atur keseimbangan be- weight hunger. Pada saat itu
ban de-ngan merubah balan- beban F1 harus sudah terpasang
ce weight sehingga jarum pada weight hunger; e) Pada saat
penunjuk berada dalam posisi clutch digerakan kearah R,
nol. piringan akan berputar searah
• Tambahkan pemberat yang dengan arah perputaran jarum
dikehendaki pada weight hu- jam dan contoh akan mengalami
nger dan pastikan jarum pe- pembengkokkan dengan sudut
nunjuk berada dalam posisi 90oC, patah, atau sudut pem-
nol. Bila tidak maka lakukan bengkokan telah tercapai; f) la-
tahapan berikut : a) Putar fine kukan pembacaan skala muatan
adjusment screw, pindahkan setiap 3 – 30o dan setiap 10o
pemberat ke kanan atau kekiri hingga 90o. Pada umumnya nilai
hingga load scale pointer sudut pembengkokkan hingga
berada pada posisi nol; b) 30o sudah dianggap cukup; g)
Pindahkan beban pemberat lakukan perhitungan dengan
dari weight hunger dan atur menggunakan pesamaan seba-
balance weight sehingga load gai berikut :
scale pointer berada pada

264 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

4S x M x (beban) Cara pengujian kekuatan tensil


E = ---------------------------- kemasan adalah sebagai berikut :
wd3 100 @ a) potong kemasan yang akan
diuji; b) pasang kemasan yang
dimana : akan diuji; c) tentukan gaya yang
E = Kekakuan (lbs/inci2) akan diberikan; d) tekan tumbol
w = lebar contoh yang dianalisis start untuk mengaktifkan alat; e)
(inci) tekan tombol sekali lagi untuk
M = momen pendulum (lbs) menjalankan alat yang berarti
@ = pembacaan skala sudut mulai pengujian; f) Catat pertam-
pembengkokan dikonversi- bahan panjang kemasan dan
kan ke radian gaya yang diberikan; g) hitung
S = panjang contoh yang dijepit tensil strength kemasan menggu-
(inci) nakan persamaan berikut ini :
d = tebal contoh (inci)
Pu
TS = ---------------------- (kg/cm2)
g. Uji Kekuatan Tensil Kemasan (L – Lo) x Ao
Uji kekuatan tensil kemasan dila-
kukan dengan menggunakan mi- TS = Tensile Strength
crocomputer tensile tester Pu = Beban maksimal
(Gambar 13.16). Bahan yang L = Panjang sampel akhir
akan diuji berupa lembaran plas- Lo = Panjang sampel awal
tik PP, PE dan vita film serta Ao = Luas sampel awal
kemasan kantong.

h. Uji ketahanan gesek


Ketahanan gesek kemasan dapat
diukur dengan menggunakan alat
westover type frictionometer
(Gambar 13.17). Bahan kemas-
an yang akan diukur berbentuk
lembaran dan kantong.

Gambar 13.16. Microcomputer


tensile tester untuk menguji
kekuatan tensil kemasan
Sumber :
http://www.indiabizclub.com/uploads
05/31/Z/WEW-1000B46045897.jpg

265 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

ngatur beban; d) tentukan prose-


dur yang akan digunakan, yaitu :
Pengukuran koefisien gesek se-
bagai fungsi kecepatan. Data
kecepatan adalah 0.25, 0.5, 1.0,
2.0, dan 3.0 dan kembali lagi ke
0.25 m/dt. Jumlah angka yang
tercatat dari nol dengan naik dan
turunnya skala kecepatan adalah
9. Untuk mengurangi pemakaian
sampel yang terlalu banyak, wak-
tu pengujian dibatasi 1.5 menit.

Pengukuran koefisien gesek se-


bagai fungsi waktu. Pengujian
prosedur ini untuk memperlihat-
kan pengaruh waktu dan kece-
patan terhadap koefisien gesek-
Gambar 13.17. Westover type an.
frictionometer untuk
mengukur gaya gesek e) Pilih satu kecepatan yang te-
kemasan tap dan baca setiap interval 30
http://www.emcgrath.com/catalog/i detik hingga skala pembacaan
mages/LAB/Testing/LBI060-2.jpg terlihat konstan (pada umumnya
selama 5 menit). Jika maksud
dari pengujian ini untuk uji per-
bandingan, gunakan kecepatan
Adapun prosedur pengujian keta- standar 1.0 m/dt; f) Jalankan
hanan gesek kemasan adalah mesin dan bandingkan koefisien
sebagai beriktu ; a) Bahan yang gesek antara sampel yang diuji
akan diuji gaya geseknya dipo-
tong berbentuk lingkaran dengan i. Uji bakar
diameter 10 cm. Bila akan dila- Uji bakar (burning test) adalah uji
kukan pengujian sifat gesek an- yang dilakukan untuk menentu-
tara dua sampel, sampel kedua kan jenis plastik kemasan ber-
dipotong dengan diameter 2 cm; dasarkan sifat pembakarannya.
b) pasang sampel pada roda Pengujian ini membutuhkan ba-
montasi (mounting wheel) secara han berupa plastik standar yang
hati-hati. Hindari permukaan telah diketahui jenisnya dan lem-
sampel yang akan diuji terkonta- baran plastik sampel yang akan
minasi debu atau sidik jari; c) atur ditentukan jenisnya. Adapun per-
kendali pendulum, yaitu dibuat alatan yang digunakan adalah
setimbang dengan bantuan pe- lampu bunsen dan penjepit.

266 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

Prosedur pengujian uji bakar terbakar; 4) Rasakan baunya


adalah sebagai berikut : 1) dekat- (jangan terlalu banyak menghirup
kan lembaran plastik sam-pel ke asapnya); 5) Bakar semua plastik
nyala api. Perhatikan apakah standar dan tulis hasil pengama-
plastik mengkerut, menggulung, tan selengkapnya; 6) Dengan
meleleh atau membentuk butiran: membandingkan terhadap stan-
2) Bakar dan pisahkan dari api. dar, dapat ditentukan jenis
Apakah lembaran plastik dapat lembaran plastik yang diuji; 7)
terbakar sendiri? Apakah film Hasil pengamatan dicatat pada
cepat terbakar? 3) Perhatikan tabel 13.3 berikut :
ketebalan dan warna apinya saat

Tabel 13.3. Rekapitulasi Hasil Uji Bakar Kemasan


Macam Macam Membantu Sifat Pembakaran
lembaran plastik lembaran pembakaran
(ya / tidak)
Plastik 1
Plastik 2
...
Plastik n
Catatan :
Sifat Pembakaran :
mengkerut membentuk bulatan sebelum terbakar
mengkerut sangat cepat
mudah / sulit terbakar
tidak terbakar
terbakar seperti kertas
Terbakar dengan meneteskan bola api
berasap
warna asap
bau asap : manis, cuka, kertas, rambut parafin, tajam/menusuk
tapi bukan bau parafin, sepat
menimbulkan sisa pembakaran
dll

j. Sifat barier plastik


Sifat barier plastik diekspresikan Permeabilitas kemasan plastik di-
sebagai permeabilitas, yaitu ke- pengaruhi oleh tekanan, luas per-
cepatan suatu gas atau uap air mukaan kemasan, ketebalan ke-
melewati suatu unit permukaan masan, konsentrasi gas, dan
dalam suatu unit waktu (Gambar temperatur.
13.18).

267 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

Permeabilitas dapat dihitung ber-


dasarkan persamaan : k. Ketahanan sobek
Uji ketahanan sobek adalah uji
P = D x S untuk mengetahui berapa gaya
yang masih dapat diterima kema-
Dimana san sesaat seblum kemasan
P = adalah permeabilitas, yaitu tersebut sobek. Bahan yang di-
migrasi gas / uap air yang butuhkan adalah kemasan lem-
melewati kemasan; baran tipis dari plastik berbagai
D = adalah diffusivitas, yaitu jenis kertas. Alat yang digunakan
kecepatan mol melewati adalah Elmendorf type Tearing
kemasan, dan Tester (Gambar 13.19.)
S = adalah koefisien kelarutan,
yaitu berapa mol melewati
kemasan.

ÆÆÆÆ ÆÆÆ
P1 P2
C1 C2

Gambar 13. Elmendorf type


Tearing Tester

Prosedur pengujian ketahahan


sobek adalah : a) Potong bahan
yang akan diuji dengan ukuran 63
Lingkungan Lingkungan x 75 mm; b) pasang bahan yang
luar dalam
akan diuji pada penjepit; c)
turunkan pengungkit (grip atau
Gambar 13.18 Lingkungan luar lever) sehingga diperoleh posisi
yang memiliki tekanan dan seolah-olah akan memotong
konsentrasi gas lebih besar sampel bagian bawah; d) gu-
memungkinkan gas nakan tombol penggerak pisau
memasuki kemasan

268 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

dan mekanisme stop sehingga 7. Jika terjadi perubahan skala


pisau dan mekanisme stop akan pada penunjuk beban (load
bergerak ke kanan bawah dan indikator), lakukan pengece-
akan memotong sampel tepat kan ulang pada sampel yang
ditengah; e) Baca skala yang dijepit dengan tegangan yang
ditunjuk oleh jarum pointer stop. sesuai.
8. Jika memungkinkan gunakan
l. Ketahanan lipat tegangan sekitar 1 kg, tetapi
jika tidak memberikan hasil
Untuk mengetahui ketahanan li-
yang baik gunakan tegangan
pat dari beberapa kemasan ba-
yang lebih kecil atau lebih
han pangan. Bahan yang digu-
besar.
nakan berupa lembaran plastik
PE, PP, dan pita film. Peralatan 9. Atur pencatat lipatan pada
penentuan ketahanan lipat dari kondisi nol. Pelipatan diupa-
kemasan adalah kit pengujian yakan berlangsung dengan
ketahanan lipat : kecepatan normal sekitar 175
per menit hingga sampel
1. Atur knob pada blok gir untuk
patah.
menempatkan head pelipat
(folding head) pada kedudu-
kan tidak melipat.
13.1.3 Kemasan Kaleng dan
2. Adapun prosedur pengujian Gelas
adalah sebagai berikut : (a)
Penggunaan kaleng dan gelas
potong lembaran plastik yang
sebagai kemasan bahan pangan
akan diuji dari berbagai arah
sudah banyak ditemui, baik yang
dengan ukuran 15 x 110 mm.
dikemas secara hermetis atau
3. Pasang beban yang akan hanya sebatas sebagai wadah.
digunakan pada plunger. Te- Pengemasan dengan kaleng dan
kan bagian atas plunger dan gelas memberikan masa simpan
kunci dengan stopper, dan lebih lama, karena kemasan
atur load indikator pada skala dapat memberikan perlindungan
yang ditunjukkan oleh beban. pada bahan pangan yang dike-
masnya.
4. Jepit contoh dengan kuat dan
usahakan kencang. Teknologi pengalengan bahan
pangan sudah diterapkan sejak
5. Usahakan jangan disentuh
abad XVIII. Kemasan kaleng dan
bagian yang akan terlipat.
gelas mampu memberikan ke-
6. Kendurkan stopper secara unggulan, antara lain mampu
hati-hati agar perubahan te- menciptakan kondisi kedap
gangan tidak mempengaruhi udara, lebih ringan dari gelas
kedudukan sampel. yang juga memiliki kemampuan
menciptakan kondisi kedap

269 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

udara, mudah dibentuk, dan tidak dan patogen (penyebab penyakit)


mudah pecah. dan menutupnya secara sem-
purna sehingga bahan pangan di
Saat ini, kemasan dari bahan
dalamnya tidak dapat kontak
kaleng sudah demikian maju.
dengan udara, gas, uap air, atau
Beberapa jenis jenisnya kemasan
mikroba.
kaleng antara lain tetrapack
(kemasan dari karton berlapis Meskipun sudah dikemas secara
aluminium yang dilakukan de- baik, produk bahan pangan yang
ngan sterilisasi), kantong alumi- dikemas dengan kaleng juga
nium, kaleng dengan berbagai dapat mengalami perubahan,
ukuran dan bentuk. baik karena pengolahan yang
kurang sempurna, kurang tepat-
Kemasan dari gelas juga sudah
nya suhu dan lama sterilisasi.
berkembang, baik dari segi
Kerusakan bahan pangan yang
bentuk dan bahan gelas. Sudah
dikemas dengan kaleng tidak
dikembangkan gelas yang bening
dapat diketahui sebelum mem-
untuk menampilkan bahan pa-
buka kemasannya. Namun bebe-
ngan yang dikemas dan gelas
rapa indikator dapat digunakan
yang buram atau berwarna untuk
untuk menentukan kondisi bahan
melindungi bahan pangan yang
pangan yang dikemas. Adapun
dikemas terhadap kerusakan
indikator tersebut adalah : 1) flat
yang disebabkan oleh pengaruh
sour kaleng tidak cembung, tetapi
cahaya dari luar.
isinya sangat asam; 2) flipper ,
Proses sterilisasi pada kemasan kaleng kelihatan normal, tetapi
kaleng dilakukan dengan pema- jika salah satu ujung ditekan,
nasan pada suhu 121oC selama maka akan cembung ke arah
20-40 menit. Lama dan tingginya yang berlawanan; 3) springer,
suhu dalam proses sterilisasi salah satu ujung datar, sedang
tergantung dari jenis bahan yang ujung lainnya cembung. Jika
dikemas. Pada pduk sayur dan ditekan akan cembung ke arah
buahan yang memiliki pH rendah, berlawanan, dan 4). swell
dibutuhkan waktu sterilisasi lebih (cembung) yang dibedakan atas
singkat dan suhu lebih rendah. soft swell dan hard swell. Kaleng
Setelah proses sterilisasi, harus menjadi cembung karena adanya
segera dilakukan proses pen- bakteri pembentukan gas.
dinginan cepat untuk mencegah
Apabila anda hendak memilih
tumbuhnya mikroba termofilik
bahan pangan yang dikemas
(tahan panas) di dalam kemasan.
dengan kaleng, beberapa saran
Prinsip kemasan kaleng adalah berikut ini dapat menjadi bahan
menciptakan kondisi aseptik de- pertimbangan , yaitu : a) Pilih
ngan membunuh semua mikroba kaleng yang tidak bocor ada atau
merugikan, berupa mikroba peru- pengkaratan terutama di lipatan
sak (menyebabkan kebusukan)

270 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

kaleng tutup atau sambungan


kaleng; b) perhatikan tanggal
kadaluarsanya; c) perhatikan
tanda-tanda kerusakan kaleng; d)
pilihlah ukuran kemasan yang
sesuai untuk sekali pakai karena
akan mengalami penurunan mu-
tu. Bila tidak habis sekali makan,
sisanya sebaiknya segera dipin-
dahkan ke wadah lain dan sim-
pan di lemari pendingin.
13.2. Tugas dan Latihan
Pemahaman
Untuk lebih memahami peran
kemasan, sebaiknya Saudara
memahami tugas dan latihan
berikut ini :
1. Disamping keungulan yang
dimiliki oleh kemasan plastik
dan kertas, cobalah Saudar
perhatikan di sekelilingnya,
apa kerugian yang ditimbul-
kan karena penggunaan
kemasan plastik dan kertas.
Jawaban Saudara disajikan
dalam tabel yang memuat :
jenis kemasan, keuntungan,
kerugian, dan cara mengata-
sinya.
2. Mengapa produk pangan
yang dikemas harus dihabi-
skan sekali pakai?
3. Mengapa sisa produk kaleng
harus didinginkan dan tidak
boleh berada dalam kemasan
kaleng tetapi harus dipindah-
kan ke wadah lain.
4. Apa keunggulan dan kele-
mahan kemasan gelas de-
ngan kemasan kaleng ?

271 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

BAB XIII
PENGUJIAN FISIK
BAHAN PENGEMAS

Salah satu upaya yang dilakukan digunakan masyarakat karena,


untuk mempertahankan mutu ba- mudah, murah, dan praktis.
han pangan adalah dengan
pengemasan. Adanya kemasan 13.1.1 Kertas
dapat membantu mencegah atau Proses pembuatan kertas perta-
mengurangi kerusakan, melin- ma kali dikembangkan oleh Ts’ai
dungi bahan pangan yang ada Lun di Lei-yang, Cina pada tahun
didalamnya dari gangguan fisik 105. Pada tahun 751 berhasil
dan pencemaran. Gangguan fisik didapatkan rahasia proses pem-
yang dapat dialami oleh bahan buatan kertas. Sejak saat itu
pangan dapat berupa gesekan, penggunaan kertas untuk berba-
benturan, atau getaran. Dengan gai keperluan berkembang pesat.
perkataan lain, melalui penge- Penggunaan kertas sebagai ke-
masan yang baik, bahan atau masan, menggantikan tanah liat,
produk pangan dapat terlindung gelas, dan kaleng, baru berkem-
dari pengaruh yang dapat menu- bang pada abad ke-19.
runkan mutu.
Hingga saat ini berbagai jenis
Bahan kemasan dapat dibagi kertas sudah dapat dibuat, na-
menjadi dua kelompok, yaitu mun secara garis besarnya ker-
alami dan buatan. Alam telah tas dibagi menjadi kertas halus
menyediakan bahan kemasan dan kasar. Kertas halus diguna-
yang sudah dimanfaatkan sejak kan sebagai kertas tulis, surat
dahulu, seperti daun pisang, jati, obligasi, buku besar, buku dan
waru, kelapa, tembakau dan kertas sampul. Sedangkan se-
banyak yang lainnya. Sedangkan mua kertas yang digunakan se-
bahan kemasan buatan dian- bagai pengemas termasuk ke da-
taranya kertas, logam, kaca dan lam golongan kertas kasar.
plastik.
Jenis kertas yang sudah dikenal
13.1 Sebagai Bahan Pengemas adalah : 1) kertas kraft yang
Kertas dan plastik merupakan memiliki sifat paling kuat dan
bahan pengemas yang banyak

247 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

banyak digunakan sebagai ke- 4) kertas perkamen yang mempu-


masan (Gambar 13.1). nyai ketahanan yang baik ter-
hadap lemak dan kuat sehingga
cocok untuk mengemas bahan
pangan (Gambar 13.3); 5) kertas
lilin yang memiliki sifat tahan ter-
hadap lemak dan cocok untuk
mengemas bahan pangan
(Gambar 13.4).

Gambar 13.1. Kantong terbuat dari


kertas kraft

Sumber :
tw.bysources.com/sample/131411/
932.html

2) kertas krep memiliki kemam-


puan meregang 5-7 persen; 3)
kertas glasin yang memiliki per- Gambar 13.3. Wax-kraft
mukaan seperti gelas dan trans-
paran memiliki ketahanan yang Sumber :
baik terhadap lemak dan minyak www.fdsmfg.com/wax_paper
namun tidak tahan terhadap air
(Gambar 13.2).

Gambar 13.4. Kertas berlilin

Sumber :
www.fdsmfg.com/wax_paper
Gambar 13.2. Kertas Glasin
6) daur ulang; 7) chipboard yang
Sumber : www.germes- banyak digunakan sebagai ke-
online.com/../food_packaging.html masan pelindung pada bahan

248 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

pecah belah; 8) tyvek yang Berdasarkan sifatnya terhadap


memiliki kekuatan tinggi karena perubahan suhu, plastik dapat
terikat dengan polietilen densitas dibagi menjadi 1) termoplastik
tinggi (HDPE). Kertas ini banyak yang dapat meleleh pada suhu
digunakan sebagai kemasan tertentu, melekat, dan akan
bahan pangan karena sifatnya mengeras kembali setelah
yang tidak menyusut/mengem- didinginkan; dan 2) termoset
bang, tahan terhadap kotoran, (termodursisable) yang tidak
bahan kimia, kontaminasi, ka- akan berubah karena panas.
pang dan mampu menghambat Contohnya adalah pegangan
masuknya bakteri; 9) soluble tutup panci atau melamin yang
yang memiliki ketahanan terha- bila dipanaskan tidak akan
dap kelembaban dan mudah larut melunak tetapi membentuk
dalam air sehingga tidak direko- arang.
mendasi untuk mengemas bahan
pangan; dan 10) kertas plastik Sebagai kemasan pangan (food
yang tidak mengalami perubahan grade), plastik memiliki sejumlah
bentuk karena kelembaban, ta- sifat mudah dibentuk, mempunyai
han terhadap lemak dan air serta adaptasi tinggi terhadap produk,
tidak dapat ditumbuhi kapang. tidak korosif, dan mudah di-
tangani. Namun perlu kecerma-
13.1.2 Plastik tan dalam pemilihannya agar
Perkembangan plastik sebagai terhindar dari kemasan bukan pa-
pengemas tidak diketahui dengan ngan (non food grade) sehingga
pasti, namun dari catatan yang dapat mencegah kemungkinan
ada sudah dimulai sejak 1835. adanya gangguan kesehatan.
Penggunaan plastik sebagai pe-
ngemas terlihat nyata sejak akhir 13.1.2.1 Komponen plastik
perang dunia kedua, dimana Plastik terdiri dari komponen
telah dikembangkan polietilen utama (polimer) dan dapat juga
(PE), polipropilen (PP), poliester dilengkapi dengan komponen
nilon dan lapisan vinil. tambahan. Komponen tersebut
adalah : 1) monomer, yaitu kom-
Penggunaan plastik sebagai pe- ponen utama plastik sebelum
ngemas dapat berupa kemasan membentuk polimer; 2) kopolimer
bentuk (fleksibel) yang banyak di- yaitu polimer yang tersusun dari
gunakan untuk mengemas bahan kombinasi dua monomer berbe-
padat atau kemasan kaku ber- da. Monomer yang lebih banyak
bentuk botol, jerigen atau kotak disebut monomer dasar (base
yang lebih sesuai untuk menge- monomer) dan yang lebih sedikit
mas bahan cair. disebut ko-monomer. Contoh ko-
polimer antara lain Etil Vinil
Asetat (EVA), Vinil Khlorida (VC)

249 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

dan Polistiren; 3) bahan tamba- ping industri arang dan minyak,


han yang digunakan untuk mem- sehingga memiliki rumus kimia (-
perbaiki sifat plastik. Bahan CH2 – CH2 - )n. Jenis plastik ini
tambahan yang digunakan antara banyak digunakan dalam industri
lain pemlastik yang sengaja pangan karena memiliki sifat
ditambahkan agar plastik lebih yang menguntungkan, yaitu : 1)
luwes dan halus; antioksidan Penampakan bervariasi dari
untuk mencegah perapuhan dan transparan, berminyak sampai
degradasi polimer karena bere- keruh (translucid) sesuai cara
aksi dengan udara, antiblok untuk pembuatan dan jenis resin yang
membuat permukaan lapisan digunakan; 2) Dapat dibentuk,
plastik menjadi kasar dan tidak lemas dan mudah ditarik; 3) Daya
mudah lengket satu dengan rentang tinggi; 4) Mudah dikelim
lainnya; antistatik untuk mening- panas sehingga dapat digunakan
katkan daya menahan pening- untuk laminasi; 5) Tidak cocok
katan listrik statis akibat gesekan untuk mengemas bahan berlem-
sehingga dapat mencegah ter- ak atau berminyak; 6) Tahan ter-
tariknya debu, tarik menarik hadap bahan kimia, seperti asam,
antara lembaran plastik, kejutan basa, alkohol, dan deterjen; 7)
listrik, hingga kemungkinan baha- Dapat digunakan sebagai penge-
ya kebakaran; pelumas untuk mas hingga suhu -50 oC; 8)
mengurangi gaya gesek; penye- Mudah melewatkan gas, sehing-
rap cahaya ultraviolet sehingga ga tidak disarankan untuk me-
akan melindungi bahan pangan ngemas bahan pangan beraro-
yang mengandung vitamin C dari ma; 9) Mudah lengket satu de-
cahaya matahari atau lampu; dan ngan lainnya sehingga perlu
bahan pengisi atau penguat yang bahan penambah; 10) Memiliki
ditujukan untuk menekan biaya sfat kedap terhadap air dan uap
produksi, meningkatkan kekaku- air
an dan kekuatan serta mengura-
ngi kerutan. Berdasarkann densitasnya, PE
dapat dibagi menjadi : 1) PE
13.1.2.2 Sifat plastik densitas rendah (LDPE : Low
Bahan baku yang digunakan da- Density Poly Etilene)( Gambar
lam pembuatan plastik disesuai- 13.5). Plastik ini banyak diguna-
kan dengan kebutuhan. Dengan kan untuk kantung, mudah dike-
demikian, plastik yang dihasilkan lim, dan sangat murah; 2) PE
memiliki sifat khas. densitas menengah (MDPE :
Medium Density Poly Etilene)
a. Polietilen (Gambar 13.6). Memiliki sifat
Polietilen (PE) dibuat dengan lebih kaku dan suhu leleh lebih
proses polimerisasi adisi dari gas tinggi dari PE densitas rendah;
etilen yang merupakan hasil sam- dan PE densitas tinggi (HDPE :

250 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

High Density Poly Etilene). Me-


miliki sifat paling kaku, tahan
terhadap suhu tinggi (130 oC)
sehingga tahan untuk bahan
pangan yang harus disterilisasi.

b. Poliester (PE Treptalat)


Jenis plastik ini dihasilkan dari
proses kondensasi polimer etil
glikol dan asam treptalat
(Gambar 13.7). Jenis plastik
yang lebih dikenal dengan nama
dagang mylar ini banyak di- Gambar 13.6. Kantong plastik
gunakan sebagai bahan laminasi makanan
untuk meningkatkan daya tahan
Sumber : www.germes-
kemasan terhadap kikisan dan online.com/../food_packaging.html
sobekan. Mylar juga banyak di-
gunakan sebagai kantung bahan
pangan yang memerlukan perlin-
dungan.

Gambar 13.7. Boks plastik bening


dari bahan Poliester
treptalat
Gambar 13.5. Kantong lock terbuat
dari LDPE
Sumber : www_iraplast_com-
Sumber : www.germes- images-rigid-plastic-food-
online.com/../food_packaging.html packaging-300_jpg.htm

251 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

Mylar memiliki sifat umum, antara dalam bentuk kaku; 2) mempu-


lain : 1) tembus pandang, bersih nyai kekuatan tarik lebih besar
dan jernih; 2) adaptasi terhadap dari PE tetapi rapuh pada suhu -
suhu tinggi sangat baik (sampai 30oC sehingga kurang baik untuk
300oC); 3) permeabilitas terhadap kemasan beku; 3) lebih kaku dari
uap air dan gas sangat rendah; PE dan tidak mudah robek; 4)
dan 4) tahan terhadap pelarut permeabilitas uap air rendah, per-
organik (asam dari buah-buahan) meabilitas gas sedang sehingga
sehingga dapat digunakan untuk kurang baik sebagai pengemas
mengemas sari buah; 5) tidak bahan pangan yang peka oksi-
kuat terhadap asam kuat, fenol, gen; 5) tahan hingga suhu 150 oC
atau alkohol; 6) kuat dan tidak sehingga dapat dipakai untuk
mudah sobek, mampu menahan makanan yang harus disterilisasi;
tekanan yang berasal dari mi- 6) memiliki titik lebur tinggi se-
numan beralkohol; dan 7) tidak hingga sulit dibuat kantung; 7)
mudah dikelim dengan penggu- tahan terhadap asam kuat, basa
naan pelarut. dan minyak. Dengan demikian
baik digunakan sebagai penge-
Mylar digunakan untuk menge- mas sari buah, namun pada suhu
mas buah-buahan kering, makan- kamar dapat larut dalam HCl; dan
an beku, dan permen. Dapat 8) pada suhu tinggi akan bereaksi
juga digunakan sebagai ’boil in dengan benzen, siklen, toluen,
bag’ dan ’retort pouch’ karena terpentin dan asam nitrat kuat.
daya tahan panasnya yang baik.
Sebagai kemasan, ada tiga jenis
mylar, yaitu : 1) biasa tanpa la-
minasi; 2) dapat mengkerut jika
kena panas; dan 3) yang dilami-
sasi untuk kemasan vakum.

c. Polipropilen
Polipropilen (PP) termasuk jenis
plastik olefin yang merupakan
polimer dari propilen (Gambar
13.8 dan 13.9). Memiliki bebe-
rapa nama dagang, seperti bex- Gambar 13.8. PP resin tidak bera-
phane, dynafilm, luparen, escon, cun dengan transparansi
ole fane, dan pro fax. Plastik yang baik terutama
polipropilen memiliki sifat antara dikembangkan untuk ber-
bagai jenis pangan
lain : 1) ringan (0.9 g/cm3), mu-
dah dibentuk, tembus pandang Sumber : www_iraplast_com-
dan jernih dalam bentuk lembar- images-rigid-plastic-food-packaging-
an tipis namun tidak transparan 300_jpg.htm

252 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

Beberapa sifat utama dari PS


antara lain : 1) memiliki kekuatan
tarik dan tidak mudah sobek; 2)
memiliki titik lebur rendah (88 oC)
dan bersifat lunak pada suhu 90-
95 oC; 3) tahan terhadap asam
dan basa kecuali asam pengok-
sidasi; 4) terurai oleh alkohol,
ester, keton, hidrokarbon aroma-
tik dan klorin; 5) memiliki permea-
bilitas uap air dan gas yang tinggi
sehingga cocok sebagai penge-
mas bahan pangan segar; 6)
Gambar 13.9. Kotak sandwich mudah dicetak, permukaannya
licin, jernih, dan mengkilap; 7)
Sumber : bila kontak dengan pelarut akan
www.germes- menjadi keruh, mudah menyerap
online.com/../food_packaging.html pemlastik, jika ditempatkan ber-
sama-sama dengan plastik lain
d. Polistiren dapat mengalami penyimpangan
Polistiren (PS) memiliki beberapa warna; 8) memiliki afinitas tinggi
nama dagang, yaitu bextrene, terhadap debu dan kotoran; dan
carinex, dylene, fostarene, kardel, 9) dapat melaminasi logam de-
vestyran, lustrex, restirolo, luran ngan baik.
dan lorkalene. Plastik ini banyak
digunakan sebagai pengemas e. Polivinil Klorida (PVC)
buah dan sayuran yang memer- Plastik PVC merupakan polimeri-
lukan permeabilitas uap air dan sasi dari vinil klorida dan mimiliki
gas tinggi (Gambar 13.10). rumus (- CH2 – CH -)2.

CI

PVC dengan nama dagang elvax,


geon, hostalit, irvinil, kenron,
marvinol, opalon, rucoblend, vino-
flex dan vygen, terdiri dari tiga
jenis, yaitu : 1) Plasticized Vinyl
Chloride yang menggunakan
pemlastik resin dan non resin
sehingga cukup baik untuk me-
Gambar 13.10. Kotak makanan ngemas daging segar, ikan, buah
dan sayuran; 2) Vinyl Copolymer
Sumber : www.germes- merupakan PVC dengan resin
online.com/../food_packaging.html

253 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

merupakan campuran dari berba- a. Saran atau Poliviniladen


gai polimer sehingga dapat digu- Khloride (PVDC)
nakan sebagai pengemas kosme- PVDC adalah kopolimer vinil klo-
tika, sari buah dan ’blister pack’; rida dan viniliden klorida yang
3) oriented film yang luwes dan memiliki rumus - (CH2 – CCl2)n –
mudah berkerut. dan dikenal dengan nama da-
gang sebagai saran atau cryovac
Adapun sifat PVC antara lain : 1) (Gambar 13.13). Plastik ini digu-
tembus pandang hingga keruh nakan sebagai pengemas bahan
(Gambar 13.11); 2) kemampuan pangan yang membutuhkan per-
permeabilitas uap air dan gas lindungan terhadap kehilangan
rendah; 3) tahan terhadap mi- aroma.
nyak, alkohol dan pelarut petro-
lium sehingga cocok untuk ke- Sifat umum dari PVDC saran
masan mentega, margarin dan adalah sebagai berikut : 1) ber-
minyak goreng; 4) memiliki keku- sifat transparan dengan kejernih-
atan tarik tinggi dan tidak mudah an bervariasi dan sangat luwes;
robek; 5) dapat dipengaruhi oleh 2) tahan terhadap bahan kimia,
hidrokarbon aromatik, keton, al- asam, basa dan minyak; 3) mam-
dehid, ester, eter aromatik, an pu menyekat lintasan sinar UV
hidrat dan molekul yang mengan- sehingga baik untuk digunakan
dung belerang, nitrogen dan fos- sebagai pengemas daging segar
for, kecuali asam pengoksidasi, dan keju yang peka terhadap ca-
akan tetapi pemlastik akan ter- haya UV; 4) memiliki permeabili-
hidrolisa oleh asam dan basa tas uap air dan gas rendah,
pekat; (6) densitas berkisar 1.35 sehingga cocok untuk digunakan
– 1.4 g/cm3. sebagai pengemas bahan pa-
ngan yang peka terhadap oksi-
gen, seperti daging, keju dan
produk kering berupa buah atau
kembang gula; 5) memiliki ke-
mampuan menahan aroma; 6)
memiliki ketahanan terhadap pe-
manasan kering atau basah (pe-
rebusan); 7) kurang baik untuk
digunakan sebagai pengemas
produk beku.

Adapun sifat utama PVDC cryo-


Gambar 13.11. Kotak berbahan vac antara lain : 1) memiliki per-
PVC meabilitas uap air dan gas ren-
Sumber : www.germes- dah; 2) mudah mengkerut bila
online.com/../food_packaging.html kena panas; 3) cocok untuk me-

254 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

ngemas produk yang bentuknya larut dalam air dan lemak; 4)


tidak beraturan, seperti daging, dapat menahan oksigen dan
ayam dan ikan; 4) baik digunakan aroma; 5) Mudah retak dalam
sebagai pengemas produk beku, kelembaban relatif dan suhu ren-
karena plastik ini tahan terhadap dah; 6) dapat digunakan sebagai
suhu rendah (-40 oC); 5) dapat pelapis yang baik; 7) mudah
digunakan sebagai pengemas robek, sehingga perlu dihindar-
produk yang akan divacum ka- kan dari kemungkinan tertusuk;
rena plastik ini memiliki kemam- dan 8) mengkerut pada suhu
puan menahan tekanan yang rendah.
tinggi; 6) mudah dicetak karena
plastik ini memiliki permukaan Selopan banyak digunakan seba-
licin, transparan dan mengkilap; gai pengemas daging, keju, acar
7) tidak mudah terbakar; dan 8) (pickle) dan tekstil. Saat kelem-
mudah dikelim panas. baban udara menurun, kondisi
selopan akan mengkerut sehing-
ga apabila akan digunakan seba-
gai pengemas perlu dilonggarkan
sekitar 1.5 – 6.25 mm. Untuk
menjaga sifat-sifatnya, selopan
disimpan dalam kondisi ling-
kungan bersuhu 21-24 oC dengan
kelembaban relatif 35-50 %.
Beberapa penggunaan kemasan
dan jenis selopan disajikan pada
Tabel 13.1.

h. Selulosa Asetat
Selulosa asetat terbuat dari selu-
Gambar 13.12. Poliviniladen Klorida
losa dan merupakan bahan kristal
(PVDC) termoplastik yang bersifat keras
namun mudah diproses. Dalam
Sumber : www.germes- proses pembuatannya, selulosa
online.com/../food_packaging.html dikombinasikan dengan asam
asetat dan asetat anhidrid melalui
katalis dan pelarut. Hasilnya
g. Selopan berupa selulosa triasetat yang
Selopan merupakan regenerasi jernih dan kemudian dihidrolisa
selulosa dengan sifat umum be- dengan air dan bahan penghi-
rupa : 1) transparan dan tampak drolisa. Selanjutnya bahan dike-
sangat terang; 2) tidak bersifat ringkan sehingga menghasilkan
termoplastik sehingga tidak bisa serpihan selulosa asetat. Untuk
direkat dengan panas; 3) tidak meningkatkan kekuatan selulosa

255 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

asetat, umumnya dilakukan pe- dalam industri fotografi dan


nambahan pemlastik dietil platat. industri pesawat terbang.
Bahan ini banyak digunakan

Tabel 13.1. Beberapa jenis selopan dan contoh penggunaannya


Produk yang
Jenis Penggunaan Karakteristik
dikemas

MST-44 Umum Umum Umum


MST-51 Pembungkus Roti Luwes
MST-52 Pita bercabik Berminyak / Kaku
beragam
MSAT-87 Kantung Pangan beku Tahan air
MT-33 Pembungkus Permen (kembang Luwes
gula)
MT-31 Bundel/bungkusan Rokok Merekat dengan
solven
T-79 Kantung Masakan Sekat lintas
OF-16 Pembungkus Daging segar Tidak berkabut
V-4 Pembungkus Berlemak Tahan lemak
J.F. Hanlon (1971) dalam Syarief dkk. 1989

Selulosa asetat memiliki bebera- untuk mengatasinya perlu ditam-


pa nama dagang, seperti : bexo- bah dengan penstabil asam tar-
id, lumarith, plastacele, sicaloid, tarat (0.01%); 6) tahan panas
tenite I dan Vuepak. Penampak- namun rapuh pada suhu rendah
annya yang jernih menyebabkan sehingga tidak cocok untuk me-
selulosa asetat ini banyak digu- ngemas bahan pangan beku; 7)
nakan sebagai pengemas kem- tahan minyak; 8) terurai oleh
bang gula dan coklat. asam kuat, basa, alkohol, ester
dan HCl; 9) mengembang pada
Beberapa sifat utama dari selu- kadar air atau kelembaban tinggi;
losa asetat antara lain : 1) tidak dan 10) merupakan sekat lintas-
terlalu mudah mengkerut bila de- an (barrier) yang buruk terhadap
kat dengan api; 2) jenih, meng- uap air dan gas.
kilat, agak kaku dan mudah
robek; (3) lebih tahan benturan i. Sellulosa propionat
dibandingkan HDPE tetapi lebih Selulosa propionat dibuat dengan
lemah daripada selulosa propio- mereaksikan selulosa dengan
nat; 4) tahan abrasi sehingga asam propionat dan anhidrat,
hanya terlihat sebagai coretan; 5) atau pencampuran antara asetat,
peka terhadap cahaya matahari, asam propionat dan anhidrat,
oksigen dan uap air sehingga

256 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

dengan menggunakan asam sul- daya kembang pada kelembaban


fat sebagai katalisator. tinggi tidak sebaik selulosa ase-
tat; dan 4) terurai oleh asam kuat,
Beberapa sifat utama dari selu- basa, alkohol, keton dan ester.
losa propionat adalah : 1) me-
miliki daya tahan terhadap ben- Beberapa karakteristik utama dari
turan dua kali lebih besar dari selulosa asetat dan selulosa pro-
pada selulosa asetat; 2) trans- pionat disajikan pada Tabel 13.2.
paran dan mudah dibentuk; 3)

Tabel 13.2. Karakteristik fisik selulosa asetat dan selulosa propionat


Selulosa
Selulosa
Deskripsi Asetat
Propionat
(hidrolisa)
Densitas (g/cm3) 1.3 1.2
2
Ketahanan tarik (kg/cm ) 300-600 400-500
Ketahanan kompresi (kg/cm2) 1000-2500 400-1000
Ketahanan pembengkokkan 200-1000 200-700
(kg/cm2)
Panas jenis (kal/goC) 0.3-0.4 0.3-0.4
Konstanta dielektrik (103c/detik 5-7 3.5-4.0
pada 20oC)
Indeks refraksi 1.50 1.47
Penyerapan air (% dalam 24 jam) 3-5 1.2-2.5
Sumber : J. Bost (1980) dalam Syarief dkk., 1989.

j. Etil Selulosa gai pelarut kecuali hidrokarbon


Etil selulosa merupakan termo- alifatik, glikol, dan air; 4) cocok
plastik yang mengandung bebe- untuk mengemas mentega, mar-
rapa pemlastik. Sifatnya yang garin dan minyak karena tahan
stabil pada suhu tinggi menjadi- terhadap minyak; 5) tahan terha-
kan etil selulosa banyak diguna- dap asam dan basa lemah, na-
kan sebagai laminasi, lapisan mun terurai dalam asam kuat; 6)
panas, dan pembungkus yang peningkatan suhu akan menye-
mudah dikelupas. babkan penurunan daya rentang,
namun meningkatkan daya me-
Beberapa sifat utama dari etil ngembang (ekstensibilitas) kare-
selulosa adalah : 1) tidak berwar- na tidak terjadi degradasi sampai
na, berbau, dan berasa; 2) tidak suhu 200 oC; 7) Memiliki sifat
mampu menahan uap air dan kekerasan dan kekuatan yang
gas; 3) mudah larut dalam berba- baik; 8) penurunan suhu akan

257 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

meningkatkan kelenturan; dan 9) nasikan dengan bahan lain untuk


tidak banyak terpengaruh oleh mendapatkan sifat kemasan inert
cahaya matahari. dan permeabilitas rendah.

k. Metil selulosa Nilon dapat digunakan sebagai


Metil selulosa dikenal dengan na- bahan jaring penangkap ikan
ma dagang methocel. Banyak atau pembungkus amunisi, dan
digunakan sebagai pengemas dalam bidang pangan dapat
pada bahan yang akan dicam- digunakan untuk mengemas
purkan bersama kemasannya ka- semua bahan pangan kecuali
rena memiliki sifat : 1) larut dalam susu dan produk olahannya.
air dan semakin banyak dengan
meningkatnya suhu; 2) tidak Beberapa sifat utama nilon ada-
mudah rapuh pada kondisi udara lah : 1) bersifat inert, tahan pan-
lembab; 3) digunakan sebagai as, dan memiliki sifat mekanis
kapsul karena memiliki ketahan- (memanjang, kekuatan regang,
an terhadap lemak nabati mau- kekuatan sobek, dan ketahanan
pun hewani. lipat) yang istimewa; 2) tahan
terhadap asam dan basa lemah
l. Nilon namun tidak tahan terhadap
Nilon dihasilkan dengan cara asam kuat dan pengoksidasi; 3)
kondensasi polimer (polikonden- tidak berasa, berbau, atau
sasi) dari asam amino atau beracun; 4) mudah larut dalam
diamina dengan dua asam kar- asam formal dan fenol; 5)
boksilat (di-acid), memiliki rumus memiliki kemampuan kedap
[-HN-(CH2)y-NH-CO-(CH2) x- cukup baik terhadap gas, tetapi
CO]n. Beberapa jenis nilon tidak kedap terhadap uap air; 6)
memiliki sifat khas yang dipenga- dapat mengkerut atau mengem-
ruhi oleh penggunaan bahan ba- bang sesuai perubahan kelem-
ku, misalnya nilon 6 yang tahan baban; 7) memiliki ketahanan
terhadap abrasi, sedangkan nilon baik terhadap panas sehingga
11 dan 13 tahan terhadap oksi- cocok digunakan sebagai penge-
gen, air, dan dapat direkat pada mas nasi instan atau bahan
suhu rendah. pangan yang mengalami proses
sterilisasi; dan 8) dapat diguna-
Nilon yang memiliki nama dagang kan sebagai kemasan hampa.
nypel, ultramid, x-tal, zytel, ca-
pran, dan rilsan, sebenarnya me- m. Polikarbonat
rupakan poliamida dan pada Polikarbonat termasuk jenis ter-
awalnya lebih dikenal dalam moplastik non etilen dengan na-
industri tekstil daripada kemasan ma dagang lexan atau merlon.
plastik. Penggunaan nilon adalah Sifatnya yang merupakan ga-
sebagai pelapis atau dikombi- bungan logam ringan, gelas, dan

258 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

bahan plastik menjadikan polikar- digunakan untuk kemasan boil in


bonat dapat digunakan sebagai bag.
kemasan jus buah, bir, atau botol
susu bayi. o. Poliuretan
Poliuretan memiliki banyak nama
Beberapa sifat utama polikarbo- dagang dan beberapa diantara-
nat adalah : 1) tidak berbau atau nya adalah arothane, chem-o-
berwarna; 2) kekuatan dan keta- thane, chempol, expandofoam,
hahan panasnya yang baik men- isofoam, lux-foam, nopofoam,
jadikan polikarbonat ini cocok stafoam, stanfoam, thermothane,
untuk mengemas bahan pangan unifoam dan uralane. Penggu-
yang akan disterilisasi; 3) tahan naan sebagai pengemas dapat
terhadap asam lemah, zat pere- dilakukan dengan bentuk padat
duksi atau pengoksidasi, garam, (film) atau busa.
minyak, lemak, serta hidrokarbon
alifatik; 4) terurai oleh alkali, Beberapa sifat utama dari poli-
amin, keton, ester hidrokarbon uretan adalah : 1) tidak berbau;
aromatik, dan beberapa jenis 2) memiliki ketahanan yang baik
alkohol; dan 5) larut dalam metil terhadap oksidasi, minyak, le-
klorida, etilen diklorida, dan diok- mak, dan kapang; 3) mudah
sana dari kresol. berubah oleh asam dan basa
kuat, halogen, hidrokarbon aro-
n. Pliofilm matik, pelarut klorin, ester, keton,
Pliofilm, atau sering disebut se- dan alkohol; dan 4) dalam bentuk
bagai karet hidroklorida atau busa dapat melekat pada per-
snug-pak, terbuat dari lembaran mukaan yang bebas lemak atau
karet yang dilarutkan dan diklori- lilin
nasi. Beberapa sifat utamanya
adalah : 1) berkilau dan transpa- p. Plastik urea
ran, namun dapat berubah men- Plastik ini termasuk kelompok
jadi coklat sesuai perjalanan wak- termoset, dengan beberapa na-
tu dan menghasilkan aroma khas ma dagang seperti arodure,
yang berasal dari senyawa anti- beetle, kaurit, resfurin, acarab,
oksidan yang digunakan; 2) ciri siritle, sylplast, dan synvarol.
khas yang mudah dikenal adalah Sifatnya yang keras menjadikan
akan memutih bila diregang; 3) bahan ini digunakan sebagai
tahan terhadap asam, alkali, sumbat atau penutup wadah dan
lemak dan pelumas sehingga co- kemasan kosmetik.
cok untuk digunakan sebagai pe-
ngemas daging; 4) tidak mampu Beberapa sifat utama plastik urea
menahan gas, namun transmisi adalah 1) keras, kaku, tidak
gas CO2 tidak cukup tinggi untuk berbau atau berasa, berwarna
sayuran segar; 5) tidak dapat keruh; 2) tidak terpengaruh oleh

259 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

pelarut organik tetapi terpengaruh tahan terhadap oksigen dan


oleh asam dan basa kuat; 3) cahaya; 3) ketahan benturan ting-
tahan terhadap minyak dan pelu- gi sepeti stiren dan daya rentang-
mas; dan 4) stabil pada suhu nya menyerupai nilon; 4) tahan
tinggi. terhadap asam dan basa lemah,
dan pelarut organik; 5) terurai
q. Akrilik oleh asam dan basa kuat, serta
Akrilik adalah kristal termofilik pengoksidasi.
yang jernih dengan nama dagang
lucite, barex dan plexiglas. Akrilik s. Plastik penol
banyak digunakan sebagai bahan Plastik fenol atau fenol formal-
baku dalam pembuatan botol dehid mulai diperkenalkan de-
minuman karena memiliki sifat ngan nama bakelite. Nama da-
antara lain : 1) kaku dan trans- gang lainnya adalah durez, fibe-
paran; 2) memiliki kemampuan rite, mesa, dan plenco. Sifatnya
yang baik dalam menahan oksi- tergantung dari bahan pengisi
gen dan cahaya; 3) memiliki titik yang digunakan.
lebur rendah (65.5 oC), dan pada
suhu rendah cenderung cair dan Beberapa sifat utamanya adalah :
mudah rusak; 4) tahan terhadap 1) keras, kuat dan tahan panas,
petroleum tetapi mudah terurai asam lemah maupun basa; 2)
oleh alkohol, HCl, asam pengok- terurai oleh asam pengoksidasi
sidasi, keton, ester dan pelarut dan basa kuat, serta tidak terlalu
aromatik; dan 5) tidak dapat di- terpengaruh oleh asam organik;
tumbuhi jamur, namun peka ter- 3) umumnya berwarna gelap (hi-
hadap asam kuat dan basa. tam atau coklat).

r. Asetal t. Politetra Flouroetilen (PTFE)


Plastik asetal merupakan dieter PTFE termasuk jenis plastik
dari alkalidena glikol dan me- poliolefin dan dikenal dengan
ngandung dua atom eter oksigen nama dagang algoflon, ertaflour,
yang terikat pada atom karbon fluon, gaflon, halon, hostaflon,
yang sama. Memiliki nama da- polyflon, soreflon dan teflon.
gang ceclon dan delrin. Banyak Bahan plastik ini banyak diguna-
digunakan sebagai bahan baku kan sebagai pelapis penggoreng-
kemasan aerosol karena kemam- an dan alat dapur lainnya.
puannya yang baik dalam mena-
han tekanan. Beberapa sifat utama dari PTFE
adalah : 1) licin dan berlapis lilin;
Beberapa sifat utamanya adalah : 2) umumnya berwarna abu-abu;
1) tidak berwarna dalam keadaan 3) memiliki koefisien gesek ren-
netral, namun dapat berwarna dah (0.05), panas jenis 0.25
bila diinginkan; 2) kaku, kuat dan kkal/g/oC dan konstanta dielektrik

260 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

2.1; dan 4) memiliki toleransi cermat, karena setiap kemasan


yang besar terhadap suhu. plastik memiliki sifat khas.

Masih banyak bahan kemasan a. Bobot plastik


plastik yang belum diulas dalam Bobot plastik erat kaitannya
tulisan ini. Beberapa bahan ke- dengan ketebalan. Makin berat
masan yang banyak digunakan bobotnya makin tebal plastik
sebagai kemasan bahan pangan tersebut. Bobot plastik diukur de-
antara lain : 1) plastik amilosa ngan menggunakan neraca kasar
dari pati jagung yang dapat dima- dan analitik
kan sehingga digunakan sebagai
pembungkus kembang gula dan b. Ketebalan plastik
sosis; 2) polivinil alkohol dan poli- Ketebalan plastik dapat diukur
etilen oksida yang dapat larut da- dengan menggunakan stiffnes
lam air sehingga dapat digunakan tester (Gambar 13.13). Pengu-
untuk mengemas tepung yang kuran dilakukan dengan mema-
akan dilarutkan dalam air tanpa sukkan lembaran plastik ke da-
perlu membuka dahulu kemasan- lam mulut stiffness tester. Tekan
nya; 3) Ionomer yang biasa digu- pegangannya dan lakukan pem-
nakan untuk mengemas vakum bacaan ketebalannya. Nyatakan
berbagai jenis bahan pangan. ketebalannya dalam satuan mm.

13.1.2.3 Mengukur Sifat Fisik


Pengujian terhadap sifat plastik
bahan kemasan dilakukan oleh
industri pangan terutama untuk
keperluan penerimaan barang.
Namun demikian, pengujian juga
dapat dilakukan sebagai kegiatan
rutin atau untuk pengembangan
produk.

Dalam industri pangan, pengujian


kemasan plastik dilakukan karena
penggunaannya sebagai kemas-
an bahan atau produk pangan
dalam bentuk padat (bubuk,
butiran, dan bentuk padatan lain- Gambar 13.13. Stiffness tester
nya), cair, maupun semi padat. untuk mengukur ketebalan
kemasan
Pemilihan plastik sebagai bahan
Sumber :
kemasan perlu dilakukan secara
www_geneq_com-catalog-
images-f-fst_sasd-672_jpg.htm

261 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

Pengukuran ketebalan juga dapat sarkan kelarutannya. Plastik


dilakukan dengan menggunakan yang akan diuji dilarutkan keme-
tickness gauge (Gambar 13.14). dia pelarut dan dihitung tingkat
Kemasan yang akan diuji harus kelarutannya.
dipotong sedemikian rupa sehing-
ga diperoleh bentuk lembaran Bahan yang digunakan adalah
datar. Turunkan lever dan masuk- tiga jenis lapisan plastik yang
kan potongan kemasan contoh ke telah diketahui jenisnya dan lem-
celah antara anvil dan presser baran plastik yang akan dianalisis
foot. Setelah contoh di-letakkan jenisnya. Pelarut berupa aseton,
pada celah tersebut, tempatkan toluen dan air yang diletakan di
kembali landasan pada kedudu- dalam gelas piala.
kan yang tepat. Pasang kembali
beban yang tersedia, tebal con- Prosedur pengujiannya diawali
toh dapat dilihat pada dial gauge. dengan mencelupkan lambaran
plastik yang akan diuji kedalam
pelarut selama 3 detik. Usap ba-
gian yang basah. Periksa de-
ngan teliti, apakah ada bagian
lembaran plastik larut atau me-
ngalami pelunakan.

d. Daya serap infra merah


Analisis ini bertujuan untuk me-
nentukan jenis plastik berdasar-
kan daya serapnya terhadap infra
merah. Bahan yang digunakan
adalah lembaran polistiren stan-
dar dan lembaran plastik yang
akan diuji.

Pengujian diawali dengan pem-


Gambar 13.14. Tickness Gauge buatan spektogram dari lembaran
polistiren standar. Ukur spektra
Sumber :
dari lembaran plastik yang akan
www.germes-
diuji. Berdasarkan spektogram
online.com/../food_packaging.html yang ada, tentukan panjang ge-
lombang serapan utama dan
tentukan gugus fungsionalnya.
c. Kelarutan plastik Tentukan macam spesimen lem-
Pengujian terhadap kelarutan ke- baran plastik dengan memban-
masan plastik dilakukan untuk dingkan spektrum absorbansinya
menentukan jenis plastik berda-

262 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

dengan spektrum standar yang K1 – K0


telah dibuat. Perpanjangan
Putus = ----------- x 100%
e. Perpanjangan putus (elongasi) K0
Salah satu karakteristik plastik
fleksibel adalah ketahanan tarik dimana :
dan perpanjangan putus. Keta- Ko = Panjang kemasan awal
hanan tarik adalah kemampuan K1 = Panjang kemasan akhir
bahan pangan untuk menerima
gaya tarik. Ketahanan tarik erat
kaitannya dengan kandungan
komponen kimia dalam bahan
pangan. Kemampuan elastisitas
dan kandungan serat sangat
mempengaruhi ketahanan tarik.

Perpanjangan putus kemasan


plastik adalah besarnya energi
yang dibutuhkan untuk menarik
kemasan plastik tepat sesaat
sebelum robek. Pengukuran per-
panjangan putus dilakukan de-
ngan menggunakan paper tensile
strength tester (Gambar 13.15).
Kemasan yang akan diuji dijepit
pada klem atas dan bawah
sehingga terentang. Piring skala
perpanjangan diputar sehingga Gambar 13.15. Paper tensile
jarum menunjukkan angka nol. Strength Tester
Tuas ditarik ke bawah sehingga
klem penjepit bagian bawah
tertarik dan kemasan menjadi f. Uji kekakuan
tegang dan akhirnya sobek. Uji ini untuk mengetahui sifat ke-
Pada saat kemasan sobek, kakuan kemasan plastik. Bahan
tangkai ayun akan berhenti dan yang digunakan adalah lembaran
jarum menunjuk nilai tertentu. plastik jenis polietilen, polipropi-
Nilai tersebut menunjukkan nilai len, dan vitafilm. Adapun alat
perpanjangan putus dari kemas- utama yang digunakan untuk
an. Persentase perpanjangan mengukur kekakuan adalah olsen
dapat dihitung sebagai berikut : type stiffness tester.

Pengujian diawali dengan pema-


sangan mesin penguji. Tempat-
kan mesin penguji pada posisi

263 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

datar air pasang jangka dengan posisi nol; c) pasang pembe-


mengendorkan span fixing screw. rat beban sekali lagi untuk
Atur posisi jangka dengan me- memastikan apakah load sca-
mutar span adjust knob, selan- le pointer tetap berada pada
jutnya tepatkan dengan menggu- posisi nol. Bila tidak, ulangi
nakan span fixing screw. prosedur di atas hingga load
scale pointer berada dalam
Buat skala defleksi angular pada posisi nol.
posisi bebas dengan mengendor-
kan stopper. Atur batang kopling Setelah alat penguji terpasang,
clutch pada posisi N dan selanjutnya lakukan : a) pemasa-
nyalakan sumber listrik pada ngan sampel kemasan yang akan
posisi ON. Simbol L, N dan R diuji. Tempatkan sampel kemas-
menunjukan arah perputaran an pada penjepit (chuck); b) pada
jarum. L perputaran berlawanan saat penempatan sampel yang
arah jarum jam, N berarti netral, akan dianalisis, jarum penunjuk
dan R berarti putaran searah angular deflection scale pointer
jarum jam. diusahakan sedikit di atas angka
0 dari skala defleksi; c) pisahkan
Pengaturan keadaan nol dilaku- contoh yang dianalisis dari ujung
kan dengan prosedur sebagai be- specimen holder dengan memu-
rikut : tar tombol handle (crank) searang
• Pasang pemberat (F1) pada dengan putaran jarum jam; d)
penggantung (weight hunger) tentukan beban dan pasang pada
dan atur keseimbangan be- weight hunger. Pada saat itu
ban de-ngan merubah balan- beban F1 harus sudah terpasang
ce weight sehingga jarum pada weight hunger; e) Pada saat
penunjuk berada dalam posisi clutch digerakan kearah R,
nol. piringan akan berputar searah
• Tambahkan pemberat yang dengan arah perputaran jarum
dikehendaki pada weight hu- jam dan contoh akan mengalami
nger dan pastikan jarum pe- pembengkokkan dengan sudut
nunjuk berada dalam posisi 90oC, patah, atau sudut pem-
nol. Bila tidak maka lakukan bengkokan telah tercapai; f) la-
tahapan berikut : a) Putar fine kukan pembacaan skala muatan
adjusment screw, pindahkan setiap 3 – 30o dan setiap 10o
pemberat ke kanan atau kekiri hingga 90o. Pada umumnya nilai
hingga load scale pointer sudut pembengkokkan hingga
berada pada posisi nol; b) 30o sudah dianggap cukup; g)
Pindahkan beban pemberat lakukan perhitungan dengan
dari weight hunger dan atur menggunakan pesamaan seba-
balance weight sehingga load gai berikut :
scale pointer berada pada

264 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

4S x M x (beban) Cara pengujian kekuatan tensil


E = ---------------------------- kemasan adalah sebagai berikut :
wd3 100 @ a) potong kemasan yang akan
diuji; b) pasang kemasan yang
dimana : akan diuji; c) tentukan gaya yang
E = Kekakuan (lbs/inci2) akan diberikan; d) tekan tumbol
w = lebar contoh yang dianalisis start untuk mengaktifkan alat; e)
(inci) tekan tombol sekali lagi untuk
M = momen pendulum (lbs) menjalankan alat yang berarti
@ = pembacaan skala sudut mulai pengujian; f) Catat pertam-
pembengkokan dikonversi- bahan panjang kemasan dan
kan ke radian gaya yang diberikan; g) hitung
S = panjang contoh yang dijepit tensil strength kemasan menggu-
(inci) nakan persamaan berikut ini :
d = tebal contoh (inci)
Pu
TS = ---------------------- (kg/cm2)
g. Uji Kekuatan Tensil Kemasan (L – Lo) x Ao
Uji kekuatan tensil kemasan dila-
kukan dengan menggunakan mi- TS = Tensile Strength
crocomputer tensile tester Pu = Beban maksimal
(Gambar 13.16). Bahan yang L = Panjang sampel akhir
akan diuji berupa lembaran plas- Lo = Panjang sampel awal
tik PP, PE dan vita film serta Ao = Luas sampel awal
kemasan kantong.

h. Uji ketahanan gesek


Ketahanan gesek kemasan dapat
diukur dengan menggunakan alat
westover type frictionometer
(Gambar 13.17). Bahan kemas-
an yang akan diukur berbentuk
lembaran dan kantong.

Gambar 13.16. Microcomputer


tensile tester untuk menguji
kekuatan tensil kemasan
Sumber :
http://www.indiabizclub.com/uploads
05/31/Z/WEW-1000B46045897.jpg

265 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

ngatur beban; d) tentukan prose-


dur yang akan digunakan, yaitu :
Pengukuran koefisien gesek se-
bagai fungsi kecepatan. Data
kecepatan adalah 0.25, 0.5, 1.0,
2.0, dan 3.0 dan kembali lagi ke
0.25 m/dt. Jumlah angka yang
tercatat dari nol dengan naik dan
turunnya skala kecepatan adalah
9. Untuk mengurangi pemakaian
sampel yang terlalu banyak, wak-
tu pengujian dibatasi 1.5 menit.

Pengukuran koefisien gesek se-


bagai fungsi waktu. Pengujian
prosedur ini untuk memperlihat-
kan pengaruh waktu dan kece-
patan terhadap koefisien gesek-
Gambar 13.17. Westover type an.
frictionometer untuk
mengukur gaya gesek e) Pilih satu kecepatan yang te-
kemasan tap dan baca setiap interval 30
http://www.emcgrath.com/catalog/i detik hingga skala pembacaan
mages/LAB/Testing/LBI060-2.jpg terlihat konstan (pada umumnya
selama 5 menit). Jika maksud
dari pengujian ini untuk uji per-
bandingan, gunakan kecepatan
Adapun prosedur pengujian keta- standar 1.0 m/dt; f) Jalankan
hanan gesek kemasan adalah mesin dan bandingkan koefisien
sebagai beriktu ; a) Bahan yang gesek antara sampel yang diuji
akan diuji gaya geseknya dipo-
tong berbentuk lingkaran dengan i. Uji bakar
diameter 10 cm. Bila akan dila- Uji bakar (burning test) adalah uji
kukan pengujian sifat gesek an- yang dilakukan untuk menentu-
tara dua sampel, sampel kedua kan jenis plastik kemasan ber-
dipotong dengan diameter 2 cm; dasarkan sifat pembakarannya.
b) pasang sampel pada roda Pengujian ini membutuhkan ba-
montasi (mounting wheel) secara han berupa plastik standar yang
hati-hati. Hindari permukaan telah diketahui jenisnya dan lem-
sampel yang akan diuji terkonta- baran plastik sampel yang akan
minasi debu atau sidik jari; c) atur ditentukan jenisnya. Adapun per-
kendali pendulum, yaitu dibuat alatan yang digunakan adalah
setimbang dengan bantuan pe- lampu bunsen dan penjepit.

266 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

Prosedur pengujian uji bakar terbakar; 4) Rasakan baunya


adalah sebagai berikut : 1) dekat- (jangan terlalu banyak menghirup
kan lembaran plastik sam-pel ke asapnya); 5) Bakar semua plastik
nyala api. Perhatikan apakah standar dan tulis hasil pengama-
plastik mengkerut, menggulung, tan selengkapnya; 6) Dengan
meleleh atau membentuk butiran: membandingkan terhadap stan-
2) Bakar dan pisahkan dari api. dar, dapat ditentukan jenis
Apakah lembaran plastik dapat lembaran plastik yang diuji; 7)
terbakar sendiri? Apakah film Hasil pengamatan dicatat pada
cepat terbakar? 3) Perhatikan tabel 13.3 berikut :
ketebalan dan warna apinya saat

Tabel 13.3. Rekapitulasi Hasil Uji Bakar Kemasan


Macam Macam Membantu Sifat Pembakaran
lembaran plastik lembaran pembakaran
(ya / tidak)
Plastik 1
Plastik 2
...
Plastik n
Catatan :
Sifat Pembakaran :
mengkerut membentuk bulatan sebelum terbakar
mengkerut sangat cepat
mudah / sulit terbakar
tidak terbakar
terbakar seperti kertas
Terbakar dengan meneteskan bola api
berasap
warna asap
bau asap : manis, cuka, kertas, rambut parafin, tajam/menusuk
tapi bukan bau parafin, sepat
menimbulkan sisa pembakaran
dll

j. Sifat barier plastik


Sifat barier plastik diekspresikan Permeabilitas kemasan plastik di-
sebagai permeabilitas, yaitu ke- pengaruhi oleh tekanan, luas per-
cepatan suatu gas atau uap air mukaan kemasan, ketebalan ke-
melewati suatu unit permukaan masan, konsentrasi gas, dan
dalam suatu unit waktu (Gambar temperatur.
13.18).

267 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

Permeabilitas dapat dihitung ber-


dasarkan persamaan : k. Ketahanan sobek
Uji ketahanan sobek adalah uji
P = D x S untuk mengetahui berapa gaya
yang masih dapat diterima kema-
Dimana san sesaat seblum kemasan
P = adalah permeabilitas, yaitu tersebut sobek. Bahan yang di-
migrasi gas / uap air yang butuhkan adalah kemasan lem-
melewati kemasan; baran tipis dari plastik berbagai
D = adalah diffusivitas, yaitu jenis kertas. Alat yang digunakan
kecepatan mol melewati adalah Elmendorf type Tearing
kemasan, dan Tester (Gambar 13.19.)
S = adalah koefisien kelarutan,
yaitu berapa mol melewati
kemasan.

ÆÆÆÆ ÆÆÆ
P1 P2
C1 C2

Gambar 13. Elmendorf type


Tearing Tester

Prosedur pengujian ketahahan


sobek adalah : a) Potong bahan
yang akan diuji dengan ukuran 63
Lingkungan Lingkungan x 75 mm; b) pasang bahan yang
luar dalam
akan diuji pada penjepit; c)
turunkan pengungkit (grip atau
Gambar 13.18 Lingkungan luar lever) sehingga diperoleh posisi
yang memiliki tekanan dan seolah-olah akan memotong
konsentrasi gas lebih besar sampel bagian bawah; d) gu-
memungkinkan gas nakan tombol penggerak pisau
memasuki kemasan

268 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

dan mekanisme stop sehingga 7. Jika terjadi perubahan skala


pisau dan mekanisme stop akan pada penunjuk beban (load
bergerak ke kanan bawah dan indikator), lakukan pengece-
akan memotong sampel tepat kan ulang pada sampel yang
ditengah; e) Baca skala yang dijepit dengan tegangan yang
ditunjuk oleh jarum pointer stop. sesuai.
8. Jika memungkinkan gunakan
l. Ketahanan lipat tegangan sekitar 1 kg, tetapi
jika tidak memberikan hasil
Untuk mengetahui ketahanan li-
yang baik gunakan tegangan
pat dari beberapa kemasan ba-
yang lebih kecil atau lebih
han pangan. Bahan yang digu-
besar.
nakan berupa lembaran plastik
PE, PP, dan pita film. Peralatan 9. Atur pencatat lipatan pada
penentuan ketahanan lipat dari kondisi nol. Pelipatan diupa-
kemasan adalah kit pengujian yakan berlangsung dengan
ketahanan lipat : kecepatan normal sekitar 175
per menit hingga sampel
1. Atur knob pada blok gir untuk
patah.
menempatkan head pelipat
(folding head) pada kedudu-
kan tidak melipat.
13.1.3 Kemasan Kaleng dan
2. Adapun prosedur pengujian Gelas
adalah sebagai berikut : (a)
Penggunaan kaleng dan gelas
potong lembaran plastik yang
sebagai kemasan bahan pangan
akan diuji dari berbagai arah
sudah banyak ditemui, baik yang
dengan ukuran 15 x 110 mm.
dikemas secara hermetis atau
3. Pasang beban yang akan hanya sebatas sebagai wadah.
digunakan pada plunger. Te- Pengemasan dengan kaleng dan
kan bagian atas plunger dan gelas memberikan masa simpan
kunci dengan stopper, dan lebih lama, karena kemasan
atur load indikator pada skala dapat memberikan perlindungan
yang ditunjukkan oleh beban. pada bahan pangan yang dike-
masnya.
4. Jepit contoh dengan kuat dan
usahakan kencang. Teknologi pengalengan bahan
pangan sudah diterapkan sejak
5. Usahakan jangan disentuh
abad XVIII. Kemasan kaleng dan
bagian yang akan terlipat.
gelas mampu memberikan ke-
6. Kendurkan stopper secara unggulan, antara lain mampu
hati-hati agar perubahan te- menciptakan kondisi kedap
gangan tidak mempengaruhi udara, lebih ringan dari gelas
kedudukan sampel. yang juga memiliki kemampuan
menciptakan kondisi kedap

269 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

udara, mudah dibentuk, dan tidak dan patogen (penyebab penyakit)


mudah pecah. dan menutupnya secara sem-
purna sehingga bahan pangan di
Saat ini, kemasan dari bahan
dalamnya tidak dapat kontak
kaleng sudah demikian maju.
dengan udara, gas, uap air, atau
Beberapa jenis jenisnya kemasan
mikroba.
kaleng antara lain tetrapack
(kemasan dari karton berlapis Meskipun sudah dikemas secara
aluminium yang dilakukan de- baik, produk bahan pangan yang
ngan sterilisasi), kantong alumi- dikemas dengan kaleng juga
nium, kaleng dengan berbagai dapat mengalami perubahan,
ukuran dan bentuk. baik karena pengolahan yang
kurang sempurna, kurang tepat-
Kemasan dari gelas juga sudah
nya suhu dan lama sterilisasi.
berkembang, baik dari segi
Kerusakan bahan pangan yang
bentuk dan bahan gelas. Sudah
dikemas dengan kaleng tidak
dikembangkan gelas yang bening
dapat diketahui sebelum mem-
untuk menampilkan bahan pa-
buka kemasannya. Namun bebe-
ngan yang dikemas dan gelas
rapa indikator dapat digunakan
yang buram atau berwarna untuk
untuk menentukan kondisi bahan
melindungi bahan pangan yang
pangan yang dikemas. Adapun
dikemas terhadap kerusakan
indikator tersebut adalah : 1) flat
yang disebabkan oleh pengaruh
sour kaleng tidak cembung, tetapi
cahaya dari luar.
isinya sangat asam; 2) flipper ,
Proses sterilisasi pada kemasan kaleng kelihatan normal, tetapi
kaleng dilakukan dengan pema- jika salah satu ujung ditekan,
nasan pada suhu 121oC selama maka akan cembung ke arah
20-40 menit. Lama dan tingginya yang berlawanan; 3) springer,
suhu dalam proses sterilisasi salah satu ujung datar, sedang
tergantung dari jenis bahan yang ujung lainnya cembung. Jika
dikemas. Pada pduk sayur dan ditekan akan cembung ke arah
buahan yang memiliki pH rendah, berlawanan, dan 4). swell
dibutuhkan waktu sterilisasi lebih (cembung) yang dibedakan atas
singkat dan suhu lebih rendah. soft swell dan hard swell. Kaleng
Setelah proses sterilisasi, harus menjadi cembung karena adanya
segera dilakukan proses pen- bakteri pembentukan gas.
dinginan cepat untuk mencegah
Apabila anda hendak memilih
tumbuhnya mikroba termofilik
bahan pangan yang dikemas
(tahan panas) di dalam kemasan.
dengan kaleng, beberapa saran
Prinsip kemasan kaleng adalah berikut ini dapat menjadi bahan
menciptakan kondisi aseptik de- pertimbangan , yaitu : a) Pilih
ngan membunuh semua mikroba kaleng yang tidak bocor ada atau
merugikan, berupa mikroba peru- pengkaratan terutama di lipatan
sak (menyebabkan kebusukan)

270 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Fisik

kaleng tutup atau sambungan


kaleng; b) perhatikan tanggal
kadaluarsanya; c) perhatikan
tanda-tanda kerusakan kaleng; d)
pilihlah ukuran kemasan yang
sesuai untuk sekali pakai karena
akan mengalami penurunan mu-
tu. Bila tidak habis sekali makan,
sisanya sebaiknya segera dipin-
dahkan ke wadah lain dan sim-
pan di lemari pendingin.
13.2. Tugas dan Latihan
Pemahaman
Untuk lebih memahami peran
kemasan, sebaiknya Saudara
memahami tugas dan latihan
berikut ini :
1. Disamping keungulan yang
dimiliki oleh kemasan plastik
dan kertas, cobalah Saudar
perhatikan di sekelilingnya,
apa kerugian yang ditimbul-
kan karena penggunaan
kemasan plastik dan kertas.
Jawaban Saudara disajikan
dalam tabel yang memuat :
jenis kemasan, keuntungan,
kerugian, dan cara mengata-
sinya.
2. Mengapa produk pangan
yang dikemas harus dihabi-
skan sekali pakai?
3. Mengapa sisa produk kaleng
harus didinginkan dan tidak
boleh berada dalam kemasan
kaleng tetapi harus dipindah-
kan ke wadah lain.
4. Apa keunggulan dan kele-
mahan kemasan gelas de-
ngan kemasan kaleng ?

271 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Mikrobiologis

BAB XIV
ANALISIS MIKROBIOLOGIS

Hampir di semua tempat dapat


dijumpai mikroba, baik di udara , 14.1 Teknik kerja aseptis
air, tanah maupun permukaan Kemampuan teknik seseorang
meja atau peralatan. Semuanya bekerja secara aseptik selama
dapat berperan sebagai sumber pengambilan sampel maupun pe-
kontaminasi eksternal bahan dan ngujian mikrobiologis di lapangan
produk pangan. dan di laboratorium sangat untuk
menjaga integritas sampel berikut
Di alam, populasi mikroba tidak sumbernya serta memperolah
memisahkan diri tetapi berada data hasil uji mikrobiologis yang
dalam campuran dengan berba- akurat.
gai sel lainnya. Di laboratorium,
populasi mikroba ini dapat dipi- Peralatan laboratorium yang di-
sahkan menjadi kultur murni. perlukan untuk bekerja secara
Kultur ini mengandung hanya aseptik antara lain :
satu jenis organisme dan cocok
untuk mempelajari sifat morfo- 1. Wadah yang steril untuk digu-
logis dan biokimianya. nakan sebagai tempat pe-
nyimpanan contoh
2. Perlengkapan sebagai pendu-
kung agar tercapai kondisi
steril seperti bunsen, pisau
steril, wadah pengangkut ber-
pendingin, refrigerator, free-
zer, es kering, tabung nitro-
gen cair, anaerobic jar, inku-
bator, penangas air, autoclaf,
laminar flow, biohazard cabi-
nets.
3. Peralatan untuk pemindahan
sampel / media atau kultur
cair antara lain medium cair
steril, media padat steril siap
Gambar 14.1. Berbagai jenis pakai, media untuk kultur
mikroba yang diambil dari jaringan maupun media untuk
kulit ikan sistem kultur kontinu.

273 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Mikrobiologis

14.2 Menyiapkan peralatan dan menjadi pertanyaan adalah me-


media kultur mikroba dia yang mana harus digunakan
lebih dahulu. Untuk menentukan
Tidak ada media tunggal yang media yang dipergunakan maka
hanya ditumbuhi oleh satu jenis diperlukan analisa mengenai sifat
mikroba. Setiap media dapat mikroba yang diuji dan media
ditumbuhi oleh beberapa jenis yang digunakan (Tabel 14.1).
mikroba. Makin spesifik suatu Komponen yang terkandung
media, maka semakin sedikit pada media dan reaksi/respon
jenis mikroba yang dapat tumbuh yang terjadi bila suatu jenis
pada media tersebut, dengan mikroba tumbuh merupakan pe-
demikian makin baik media ngetahuan yang sangat diper-
tersebut untuk menetapkan jenis lukan. Dari pengetahuan tersebut
mikroba kontaminan. Namun maka urutan media yang diguna-
karena tidak ada satu jenis media kan akan lebih mudah ditentukan
yang hanya dapat ditumbuhi oleh dan hasilnya akan saling mem--
satu jenis mikroba, maka perlu perkuat untuk menetapkan jenis
menggunakan kombinasi bebe- kontaminan tersebut. Namun
rapa media. Bila menggunakan dengan cara demikian walaupun
media seperti dianjurkan oleh dapat menghemat penggunaan
Farmakope, pada umumnya media dan jenis kontaminan
sudah cukup untuk menetapkan dapat ditetapkan dengan yang
jenis mikroba kontaminan lebih baik tetapi memerlukan
patogen yang dipersyaratkan. waktu pengujian lebih lama.
Bila menggunakan beberapa
media secara bersama dapat
menimbulkan permasalahan, ka- 14.2.1 Penyiapan peralatan
rena jika kontaminan lebih dari Peralatan utama yang perlu
satu jenis maka koloni pada dipersiapkan dalam analisis bio-
media yang berbeda mungkin logis adalah tabung uji dan ca-
dari jenis berbeda. Dengan wan petri, ose (loop ) dan jarum
demikian media satu tidak mem- (needle), pipet, ruang kultur, sha-
perkuat kesimpulan dari media king waterbath, dan refrigerator.
yang lain. Disamping itu, peng-
gunaan beberapa media secara Tabung uji dan cawan petri digu-
bersama dapat menjadi pem- nakan untuk mengkultur mikroba.
borosan. Tabung uji terbuat dari kaca, se-
dangkan cawan petri terbuat dari
Untuk mengantisipasi hal ini da- kaca atau plastik.
pat dilakukan satu media pada
tahap pertama dan dilanjutkan Media tumbuh yang ditambahkan
dengan media lain jika hasilnya ke tabung uji dapat berupa media
meragukan. Akan tetapi yang kaldu atau agar, sedangkan pada

274 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Mikrobiologis

cawan petri hanya berbentuk kan oleh Schroeder dan von


agar (Tabel 14.1). Dusch di abad ke-19. Pada saat
ini banyak digunakan sleevelike
Kondisi steril dalam tabung kultur cup yang terbuat dari logam atau
dipertahankan dengan berbagai plastik tahan panas (Gambar
tipe penutup. Tipe penutup yang 14.3).
pertama adalah cotton plug
(Gambar 14.2.) yang dikembang-

Tabel 14.1. Mikroba, media, dan karakteristik

Mikroba Media Karakteristik


Staphylococcus Mannitol salt agar Kuning dengan zona kuning
aureus (MSA)

Vogel Johnson Hitam dikelilingi zona kuning


Agar (VGA)
Baird Parker Agar Hitam berkilau di kelilingi
(BPA) zona jernih

Pseudomonas Cetrimide Agar Kehijauan


aeruginosa Medium
(CAM)

Pseudomonas Agar Kekuningan


Medium-
deteksi fluoresin
(PAM-p)
Salmonella sp. Bismuth Sulfite Hitam atau hijau
Agar (BSA)

riliant Green Agar Hitam atau hijau Kecil,


(BGA) transparan, tidak
berwarna atau merah muda
hingga buram,
dikelilingi zona merah muda

Xylose-Lysine- Merah, dengan atau tanpa


Desoxycho- pusat berwarna
late Agar Medium hitam
(XLD)
Eschericia coli Eosin Methylene Blue Koloni hitam dengan kilap
(L. logam
EMB)
MacConkey Agar Merah bata, dikelilingi
(MCA) endapan empedu

275 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Mikrobiologis

Cawan petri memiliki permukaan


yang relatif labih luas untuk per-
tumbuhan dan pengembangan
mikroba dibandingkan dengan ta-
bung uji. Cawan petri terdiri dari
dua bagian. Bagian bawah ca-
wan yang mengandung medium
dan bagian atas cawan yang
berfungsi sebagai penutup. Ca-
wan petri dibuat dengan berbagai
ukuran, sesuai kebutuhan pene-
litian.

Umumnya digunakan cawan petri


dengan diameter 15 cm. Media
agar cair steril dari agar deep Gambar 14.3. Sleevelike cup
tube sebanyak 15-20 ml ditu- Sumber : Cappuccino, 1987
angkan ke cawan yang telah
disterilkan sebelumnya. Dapat
juga medium cair steril yang Pada saat inkubasi, cawan petri
dibuat dalam labu 250 atau 500 harus disimpan dalam inkubator
ml. Bila didinginkan hingga suhu dengan posisi terbalik. Bagian
40 oC, medium tersebut akan tutupnya terletak di bagian ba-
membeku. wah. Posisi demikian bertujuan
untuk mencegah pengembunan
pada permukaan tutup selama
pembekuan media agar menetes
ke permukaan media agar.

Mikroba perlu dipindahkan dari


satu tempat ke tempat lainnya,
atau dari stock culture ke ber-
bagai media untuk dipelihara atau
dipelajari. Pemindahan tersebut
disebut subculturing dan harus
dilakukan dalam kondisi lingku-
ngan steril untuk mencegah ke-
mungkinan terjadinya kontamina-
si.
Gambar 14.2. Cotton plog
Pemindahan mikroba dapat dila-
kukan dengan menggunakan ka-
wat ose dan jarum (Gambar
14.4.). Keduanya terbuat dari ni-

276 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Mikrobiologis

kel atau platina dan dimasuk-kan memasukkan semuanya ke ka-


ke dalam logam yang berfungsi nister atau masing-masing di-
sebagai pegangan. Keduanya bungkus kertas coklat dan disteri-
merupakan peralatan yang tahan lisasi dalam otoklaf (autoclave)
dan mudah disterilisasi dengan atau oven pengering panas.
membakarnya dalam bagian api
yang biru dari api pembakaran Mikroba yang telah dipindahkan
Bunsen. perlu ditumbuhkan. Agar tumbuh
baik, diperlukan ruangan kultur
yang mampu mempertahankan
kondisi suhu. Kebutuhan utama
dalam kultur mikroba adalah me-
ngupayakan mereka dapat tum-
buh dalam temperatur optimum.

Inkubator dapat digunakan untuk


mempertahankan suhu optimum
selama periode pertumbuhan mi-
kroba. Inkubator mempunyai
prinsip kerja seperti oven, dimana
pengontrolan suhu dilakukan de-
ngan menggunakan termostate.
Dengan demikian, suhu dapat
diubah sesuai kebutuhan mikroba
yang spesifik.

Sebagian besar inkubator meng-


gunakan panas kering. Uap air
disuplai dengan meletakkan ge-
las Beaker berisi air dalam inku-
bator selama periode pertumbu-
Gambar 14.4. Pemindahan mikroba
han. Kondisi lembab mencegah
menggunakan ose terjadinya dehidrasi dari medium
dan deangan demikian menghin-
Sumber : Cappuccino, 1987 dari terjadinya kesalahan hasil
penelitian.
Pemindahan mikroba secara ste-
ril juga dapat dilakukan dengan Shaking waterbath adalah alat
menggunakan pipet. Pipet dapat yang digunakan untuk mengkultur
berperan sebagai sedotan yang mikroba. Alat ini dapat mema-
mengangkat cairan. Alat ini ter- naskan dan menggoyangkan.
buat dari kaca atau plastik. Pipet Keuntungan penggunaan alat ini
dapat disterilisasi dengan cara adalah mempermudah dan me-

277 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Mikrobiologis

nyeragamkan penyebaran panas minasi oleh galaktosa dan tidak


ke wadah kultur. Gerakan meng- mengandung nutrisi. Media pa-
goyang (agitation) dapat mem- dat telah membutuhkan 1.5-1.8 %
bantu meningkatkan proses aera- agar, sedangkan media semi pa-
si sehingga mempercepat per- dat membutuhkan < 1% agar.
tumbuhan mikroba. Kerugian alat
ini hanya dapat digunakan untuk
mengkultur mikroba dalam satu Agar berperan sebagai agen pe-
medium kaldu. ngental yang baik. Agar mencair
pada suhu 100oC dan mengental
Refrigerator memiliki beragam pada suhu 40 oC. Karena sifat
fungsi dalam bidang biologi, ini, organisme dapat dikultur pada
diantaranya berperan memelihara suhu 37.5 oC atau sedikit lebih
dan menyimpan kultur stok dian- tinggi tanpa khawatir mediumnya
tara dua periode penanaman, mencair.
menyimpan media steril untuk
mencegah dehidrasi, dan berpe- Media padat dapat disimpan
ran sebagai gudang bagi larutan dalam tabung reaksi, yang diikuti
yang tidak tahan panas, antibio- dengan pendinginan dan penge-
tik, serum, dan reagen biokimia- rasan sehingga membentuk agar
wi. miring (agar slants) (Gambar
14.5.). Media ini digunakan untuk
14.2.2 Penyiapan media memelihara biakan murni untuk
Untuk tumbuh dan berkembang, tujuan sub culturing. Dengan
mikroba membutuhkan suplai nu- cara yang sama, pada saat mem-
trisi yang memadai dan lingkung- beku tidak dibuat miring tetapi te-
an pertumbuhan yang sesuai. Di gak sehingga menghasilkan agar
laboratorium, suplai nutrisi diberi- deep tubes (Gambar 14.6.). Agar
kan dalam bentuk media kultur ini digunakan terutama untuk
yang mengandung senyawa se- mempelajari kebutuhan mikroba
derhana. akan gas. Agar dalam tabung
reaksi dapat dicairkan dalam
Media kultur dapat berbentuk ca- water bath mendidih dan dituang-
ir, semi padat, dan padat. Media kan ke cawan petri sehingga
kultur berwujud cair tidak me- menghasilkan lempengan agar
ngandung agar sebagai pengen- (agar plate)(Gambar 14.7.). Agar
tal dan biasa disebut medium kal- ini memiliki permukaan lebih luas
du (broth medium). Penambahan untuk isolasi dan mempelajari
agar menjadikan medium berben- mikroba.
tuk semi padat dan padat.

Agar merupakan ekstrak rumput


laut, yaitu karbohidrat yang dido-

278 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Mikrobiologis

14.2.3 Fungsi Media


Media merupakan tempat yang
baik untuk tumbuhnya mikroba,
karena media memiliki nutrien
yang dibutuhkan oleh mikroba
untuk tumbuh dan berkembang.
Media ada yang bersifat umum
dan ada yang khusus. Media
yang bersifat khusus untuk mem-
bantu mengisolasi dan mengiden-
Gambar 14.5. Agar miring
tifikasi mikroba spesifik. Untuk
tujuan khusus, media dapat diba-
gi menjadi (a) selektif; (b) dife-
rensial, (c) enrichment, dan (d)
kombinasi media selektif dan di-
ferensial.

a. Media Selektif
Media selektif dibuat dengan pe-
nambahan senyawa kimia yang
dapat menghambat satu kelom-
pok mikroba yang lain namun
memacu pertumbuhan mikroba
yang diinginkan. Contoh berikut-
nya dari Eropa adalah Columbia
CNA. Agar yang mengandung
Gambar 14.6. Agar deep tube antibiotik yang dapat mengham-
bat pertumbuhan gram negatif,
namun tidak terhadap bakteri
gram positif (Gambar 14.8).

b. Media Differensia
Media differensi mengandung ba-
han tambahan yang dapat me-
nyebabkan perubahan warna me-
dia apabila terjadi reaksi kimia
tertentu. Media ini digunakan un-
tuk membedakan bakteri berda-
sarkan karakteristik biokimia. Pe-
rubahan warna dalam koloni
Gambar 14.7. Lempengan agar disebabkan oleh fermentasi bak-
pada cawan petri

279 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Mikrobiologis

teri terhadap laktosa, dimana bila menggunakan kaldu sebagai me-


tidak berwarna menunjukan ada- dia dan agar miring, tegak, atau
nya enzim laktosa non fermenter. lapisan. Inokulasi merupakan tek-
nik yang penting dan banyak di-
c. Media Diperkaya gunakan dalam penyiapan dan
Media diperkaya mengandung pemeliharaan kultur stok dan pro-
aditif yang menghambat pertum- sedur pengujian mikroba.
buhan dan membantu meningkat-
kan pertumbuhan organisme ter- Prosedur transfer kultur adalah
tentu sebagai berikut :
1. Jarum atau ose inokulasi ha-
d. Kombinasi media selektif rus selalu disterilisasi dengan
dan differrencial menahannya di bagian terpa-
Kombinasi media selektif dan dif- nas dari api pembakar Bun-
ferensia memungkinkan meng- sen hingga kawat menjadi
hambat pertumbuhan mikroba merah panas. Dalam keada-
yang satu dengan pertumbuhan an panas, loop jangan pernah
lainnya dimasukkan ke media berisi
mikroba akan tetapi diperta-
hankan dahulu di udara sela-
ma 10-20 detik hingga mendi-
ngin.
2. Tabung kultur stok dan ta-
bung yang akan diinokulasi
dipegang dalam telapak ta-
ngan dan ditahan dengan jari
jempol. Kedua tabung mem-
bentuk huruf V. Kedua dibu-
ka dengan mengambil tutup
pertama dengan jari keling-
king dan tutup kedua dengan
jari tengah. Selama dibuka,
kedua tutup harus tetap diper-
Gambar 14.8. Berbagai Media tahankan di tangan yang se-
Selektif dang memegang jarum atau
ose steril.
Sumber : Berbagai sumber
3. Setelah tutup dilepas, leher
tabung dilewatkan secara ce-
14.3 Inokulasi pat melalui api.
Inokulasi adalah teknik pemin- 4. Peralatan transfer yang sudah
dahan mikroba dari satu media steril didinginkan lebih lanjut
ke media lainnya secara subcul- dengan menyentuhkannya ke
ture. Bentuk subculture ada yang dinding bagian dalam dari ta-

280 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Mikrobiologis

bung kultur yang sudah steril dipasang kembali seperti se-


sebelum mengambil sampel mula.
inokulum. 8. Ose dan jarum dipanaskan
5. Tergantung media kultur, ja- kembali untuk membunuh mi-
rum atau ose digunakan un- kroba yang ada.
tuk mengambil inokulum.
Jarum ose umumnya diguna- 14.3.1 Isolasi Koloni Diskret
kan untuk mengambil contoh dari Kultur campuran
kultur dari kultur kaldu (broth Teknik yang umum digunakan
culture). Salah satu alat untuk mengisolasi koloni diskret
dapat digunakan untuk me- didasari oleh kebutuhan akan or-
ngambil inokulum dari kultur ganisme tertentu. Dengan demi-
agar miring (agar slant cul- kian mulai dikembangkan apa
ture) dengan menyentuh-kan yang disebut kultur murni. Untuk
secara hati-hati ke per- membuat kultur murni dari kultur
mukaan media padat di dae- campuran harus dilakukan dua
rah yang terlihat ada pertum- langkah utama, yaitu : 1) kultur
buhan jadi jangan mencungkil campuran diencerkan sehingga
agar. Jarum selalu digunakan mikroba secara individual menja-
bila memindahkan mikroba ke di terpisah cukup jauh pada per-
agar deep tube baik dalam mukaan lempeng agar, sehingga
bentuk kultur cair atau padat. setelah masa inkubasi masing-
6. Ose atau jarum yang telah masing koloni dapat dipisahkan
mengandung sel dimasukan dari lainnya. Lempeng agar se-
ke tabung subculture. Dalam perti ini disebut lempeng isolasi
media kaldu, ose atau jarum dan 2) mikroba yang sudah di-
digoyang secara perlahan pisahkan dari lempeng isolasi
untuk melepaskan mikroba; selanjutnya dipindahkan ke me-
dalam medium agar miring dia steril lainnya. Setelah diinku-
(agar slant culture) keduanya basi, semua organisme di media
menggambar tipis diatas per- kultur yang baru akan tumbu ber-
mukaan yang telah mengental sama dengan jenisnya. Kultur ini
sebuah garis lurus atau zig- dikenal sebagai kultur murni.
zag. Untuk inokulasi pada
agar deep tube, jarum dima- 14.3.1.1. Metode streak-plate
sukkan ke dasar tabung de- Metode streak-plate (lempeng go-
ngan membentuk garis lurus res) adalah teknik menumbuhkan
dan secara cepat menggam- mikroba di dalam media agar
bar sepanjang garis lurus ter- dengan cara menggores (streak)
sebut. permukaan agar dengan jarum
7. Setelah inokulasi, peralatan ose yang telah diinokulasikan
dikeluarkan, leher tabung di- dengan kultur mikroba. Dengan
panaskan kembali, dan tutup teknik ini mikroba yang tumbuh

281 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Mikrobiologis

akan tampak dalam jalur gores- lakukan dekat pembakar bun-


an bekas dari streak jarum ose. sen.
Teknik isolasi mikroba ini dapat
dianggap cepat secara kualitatif. f) Goreskan ke atas permukaan
Ini merupakan teknik pengencer- agar dalam cawan petri se-
an penting yang melibatkan pe- cara perlahan-lahan. Usaha-
nyebaran satu ose kultur ke per- kan jangan sampai agar han-
mukaan lempengan agar. cur atau tergores.

Ada beberapa cara untuk meng- g) Letakkan ose yang telah beri-
goreskan mikroba ke media agar, si mikroba di atas permukaan
diantaranya adalah penggoresan agar pada daerah 1 hingga
four way atau quadrant streak. mikrobanya menempel pada
Adapun cara kerja metode lem- permukaan agar.
peng gores adalah sebagai beri-
kut : h) Ose dibakar hingga berpijar
a) Tuang media agar cair ke da- dan dinginkan. Letakkan ose
lam cawan petri, lalu biarkan pada lempengan agar dimana
hingga mengeras. terdapat mikroba dan gosok-
an secara cepat beberapa kali
b) Bagi tiga bidang permukaan ke permukaan daerah 1.
atas cawan petri yang akan
digores dengan spidol atau i) Bakar kembali ose hingga
lainnya. berpijar dan dinginkan. Putar
cawan petri hingga membuat
c) Bakar jarum ose dari bagian sudut 90o dengan daerah 1.
pangkal dalam terus hingga Sentuhkan ose ke media kul-
ke bagian lup (ujung) sampai tur di daerah 1, dan gosokan
berpijar merah. beberapa kali ke media agar
di daerah 2.
d) Panaskan bibir tabung reaksi
yang berisi kultur mikroba de- j) Bakar kembali ose dan di-
ngan cara memutar tabung nginkan. Putar kembali ca-
sehingga semua bagian bibir wan petri hingga membentuk
tabung terkena api. sudut 90o dengan daerah 2.
Ambil mikroba dari daerah 2
e) Segera masukkan jarum ose dan goreskan di daerah 3
ke dalam tabung reaksi untuk dengan cara yang sama
mengambil mikroba, lalu se- seperti di daerah 2 (Gambar
gera keluarkan. Usahakan ke- 14.9).
tika memasukkan jarum ose
jangan sampai menyentuh
dinding tabung dan selalu di-

282 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Mikrobiologis

Penyebaran mikroba dilakukan


dengan menggunakan L-shaped
bent rod dimana cawan petri
diletakan pada ”lazy-susan”
turntable sehingga dapat diputar
hingga 360o (Gambar 14.10).

Gambar 14.9. Isolasi mikroba


dengan metode
lempeng gores
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merch Gambar 14.10. Inokulasi
ant2/merchant.mvc... mikroba dengan metode
lempeng sebar
k) Tanpa membakar kembali Sumber :
ose, putar kembali cawan pe- www.thesciencefair.com/Merchant2/
tri hingga membuat sudut 90o merchant.mvc...
dengan daerah 3. Ambil
mikroba dari daerah 3 dan Adapun tahapan inokulasi
goreskan ke daerah 4 mikroba dengan metode lempeng
dengan membentuk garis sebar adalah ebagai berikut :
yang lebar. a) Letakan bent glass rod ke
l) Bungkus cawan petri dengan dalam gelas beaker dan
kertas coklat, inkubasi dalam tambahkan etil alkohol 96 %
inkubator dan amati koloni hingga menggenangi bagian
yang terbentuk. bawah bent.
b) Dengan ose yang telah
disterilkan, ambil satu ose
14.3.1.2 Teknik spread-plate penuh kultur mikroba dan
Teknik spread-plate (lempeng letakan ke bagian pusat dari
sebar atau juga sering disebut agar plate. Pasang kembali
spin plate) membutuhkan tutupnya.
campuran mikroba yang
dilarutkan terlebih dahulu. c) Keluarkan glass rod dari
Selama inokulasi, sel akan gelas beaker dan bakar di api
disebar ke seluruh permukaan pembakar Bunsen. Posisi
medium agar padat dengan steril. bagian bent dari glass rod

283 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Mikrobiologis

harus selalu di bagian bawah tabung reaksi pada telapak


untuk mencegah alkohol yang tangan selama beberapa kali.
terbakar mengalir ke tangan.
Biarkan hingga alkohol yang d) Pipet larutan pengenceran
terbakar mati semuanya. tadi sebanyak + 1 ml ke
dalam cawan petri.
d) Dinginkan rod selama 10-15
detik. Buka tutup cawan petri e) Putar cawan petri secara
dan putar pada ”lazy-susan” perlahan-lahan di atas meja
turntable. Selama ”lazy- untuk meratakan larutan dilusi
susan” turntable berputar, tadi di atas permukaan media
sentuhkan bent rod steril ke agar.
permukaan agar. Gerakan di-
ulangi kembali sehingga kul- f) Lakukan proses inkubasi dan
tur mikroba menjadi tersebar amati pertumbuhan koloni
di permukaan media agar. mikroba.

e) Bila gerakan berputar ”lazy-


susan turntable” telah ber- Adapun cara kerja lempeng sebar
henti, letakkan kembali tutup menggunakan metode swab
cawan petri. Rendam rod da- (usap) adalah sebagai berikut :
lam alkohol dan bakar kem-
bali. a. Tuang media agar cair ke
dalam cawan petri, lalu
biarkan hingga mengeras.
Selain menggunakan L-shaped
bent rod, teknik lempeng sebar b. Pipet beberapa ml kultur
juga dapat dikerjakan dengan mikroba dan kemudian cam-
menggunakan pipet dan metode purkan ke dalam beberapa ml
swab. Adapun cara kerja lem- aquades sesuai dengan dilusi
peng sebar menggunakan pipet yang dikehendaki.
adalah sebagai berikut :
c. Aduk hingga merata dengan
a) Tuang media agar cair ke cara memutar tabung reaksi
dalam cawan petri, lalu dengan telapak tangan selaa
biarkan hingga mengeras. beberapa kali.
b) Pipet beberapa ml kultur
mikroba dan campurkan ke d. Masukkan swab stick (tangkai
dalam beberapa ml aquades apus) steril ke dalam tabung
sesuai dengan pengenceran reaksi hingga bagian kapas-
yang dikehendaki. nya tenggelam di dalam la-
c) Aduk campuran hingga me- rutan dilusi. Usahkan mema-
rata dengan cara memutar sukkan tangkai apus jangan

284 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Mikrobiologis

sampai menyentuh dinding c) Pipet larutan tersebut seba-


tabung reaksi. nyak + 1 ml ke dalam cawan
petri.
e. Apus ke atas permukaan agar
dengan perlahan-lahan seca- d) Tuang media agar yang ma-
ra merata. Ingat, usahakan sih cair (suhu + 50oC) ke
jangan sampai agar hancur dalam cawan petri tersebut
atau tergores. (Gambar 14.11).

f. Lakukan proses iInkubasi dan e) Putar cawan petri secara per-


amati pertumbuhan koloni lahan-lahan di atas meja
mikroba. horizontal untuk mengaduk
campuran media agar dengan
kultur mikroba.
14.3.1.3 Teknik Pour Plate
Teknik pour-plate (lempeng tu- f) Lakukan proses inkubasi dan
ang) adalah teknik inokulasi mi- amati pertumbuhan koloni
kroba di dalam media agar de- bakteri.
ngan cara mencampurkan media
agar yang masih cair dengan
kultur mikroba.

Teknik lempeng tuang biasa


digunakan pada uji TPC (Total
Plate Count). Kelebihan teknik ini
adalah mikroba yang tumbuh
dapat tersebar merata pada
media agar.

Adapun tahan kerja teknik lem-


peng tuang adalah sebagai beri-
kut :

a) Pipet beberapa ml kultur mik-


roba dan campurkan dengan
beberapa ml aquades sesuai
dengan pengenceran yang di-
kehendaki.

b) Aduk hingga merata dengan


cara memutar tabung reaksi
menggunakan kedua telapak
tangan selama beberapa kali.

285 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Organoleptik

BAB XV
ANALISIS ORGANOLEPTIK

Setelah mengulas analisis fisik, alat uji lain terbatas, analisis


kimiawi, dan biologis, metode organoletik dapat digunakan
terakhir yang dapat digunakan untuk menentukan mutu. Pem-
untuk menentukan mutu bahan beli tidak mungkin membawa
pangan adalah analisis organo- peralatan untuk analisis fisik, ki-
leptik. Pada prinsipnya analisis mia, dan biologis ke pasar,
organoleptik menggunakan pan- namun ia masih dapat meng-
ca indera sebagai alat untuk gunakan peralatan analisis orga-
mengukur mutu. Oleh karenanya noleptik untuk menentukan mutu
analisis organoleptik sering di- bahan pangan (4) hasil analisis
katakan bersifat subyektif. Saat organoleptik dapat diperoleh jauh
ini analisis organoleptik sudah di- lebih cepat dibandingkan dengan
gunakan secara luas pada ber- hasil pengujian lainnya. Analisis
bagai industri, termasuk industri organoleptik cocok untuk diguna-
bahan pangan. kan pada produk-produk yang
mudah mengalami kebusukan.
Seperti analisis secara fisik, Penentuan mutu ikan yang akan
kimiawi, dan biologis, analisis dibeli dari nelayan harus dila-
organoleptik memiliki kekhasan kukan dengan cepat karena ikan
dan keunggulan yang tidak bersifat mudah busuk (highly
dimiliki oleh analisis yang lain. perishable ). Bila menggunakan
Adapun keuntungan analisis analisis sebelumnya, dibutuhkan
organoleptik antara lain : (1) waktu lebih lama dan peralatan
dapat mengukur tingkat kesukaan lebih banyak.
terhadap suatu produk. Hanya
analisis organoleptik yang dapat 15.1. Berpartisipasi dalam
menjelaskan mengapa konsumen analisis organoleptik
lebih menyukai roti keju keluaran Setelah berhasil ditetapkan nilai
pabrik A dibandingkan keluaran (skor) yang menunjukkan karak-
pabrik lainnya; (2) dapat mem- ter, analisis organoleptik banyak
bantu konsumen untuk menen- digunakan. Hasil analisisnya
tukan pilihan terhadap suatu mampu memberi jawaban yang
produk. Semua produk dibuat tidak dapat diberikan oleh metode
dengan mutu terbaik, hanya ana- analisis lainnya.
lisis organoleptik yang dapat 15.1.1 Persiapan pelaksanaan
menjelaskan mengapa konsumen uji organoleptik
tidak jadi membeli bahan pangan Ada beberapa tahapan yang
yang satu tetapi memilih yang harus dilakukan sebelum melak-
lain; (3) dalam keadaan dimana

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


301
Analisis Organoleptik

sanakan analisis organoleptik, Data yang diperoleh dari hasil uji


yaitu : organoleptik dianalisis dengan
menggunakan metode statistik
15.1.1.1 Penentuan prosedur non parametrik.
dan metode pengujian
Dalam suatu penelitian, prosedur 15.1.1.2 Penentuan kriteria
dan metode penelitian merupa- pengujian
kan dua hal yang benar-benar Kriteria pengujian yang akan
sudah difikirkan jauh sebelum diterapkan disesuaikan dengan
rencana penelitian dibuat. Tanpa tujuan penelitian. Penelitian yang
keduanya, penelitian sering men- menggunakan analisis organo-
jadi sulit untuk dilaksanakan. leptik memiliki dua tujuan, yaitu :
Penelitian yang menggunakan (a) penelitian bertujuan untuk
analisis organoleptik sebagai alat mengetahui penerimaan panelis
uji melibatkan keberadaan pane- terhadap produk yang diuji, maka
lis dalam prosedur pengambilan dilakukan uji hedonik (kesukaan);
datanya. Jumlah panelis yang dan (b) penelitian yang bertujuan
dilibatkan dalam penelitian dipe- hendak mengetahui karakteristik
ngaruhi oleh kemampuan panelis. produk yang diuji, maka diguna-
Bila menggunakan panelis de- kan uji skoring.
ngan tingkat keahlian tinggi,
diperlukan jumlah panelis lebih
sedikit dibandingkan bila meng- 15.1.1.3 Penyiapan lembar
gunakan panelis dengan kemam- penilaian
puan lebih rendah. Pelaksanaan analisis organo-
leptik memerlukan lembar penilai-
Pengambilan data penelitian un- an (score sheet) yang akan digu-
tuk menggunakan analisis orga- nakan oleh panelis untuk menen-
noleptik dilakukan dengan meng- tukan mutu bahan pangan. Lem-
gunakan lembar penilaian (score bar penilaian bersifat spesifik ter-
sheet) dan teknik penyajian sam- gantung dari bahan pangan.
pel. Dengan lain perkataan, lembar
penilaian untuk roti keju berbeda
Jumlah sampel yang disajikan ke- dengan lembar penilaian untuk
pada panelis sebaiknya tidak ter- roti pisang. Dalam kondisi di-
lalu banyak karena akan mem- mana tidak ada lembar penilaian
pengaruhi kualitas hasil peng- yang spesifik untuk roti keju,
ujian. Selain jumlahnya, sampel dapat digunakan lembar penilaian
yang disajikan juga harus diberi roti pisang sebagai lembar pe-
kode yang terdiri dari 3 angka nilaian untuk roti keju setelah
atau huruf. dilakukan revisi.

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


302
Analisis Organoleptik

Skala yang digunakan pada lem- Kualitas hasil analisis organo-


bar penilaian tergantung dari ting- leptik terhadap bahan pangan
kat keahlian panelis yang terlibat. dapat dipengaruhi oleh faktor
Untuk panelis ahli dapat meng- fisiologis, faktor psikologis dan
gunakan lembar penilaian de- faktor lingkungan dari panelis.
ngan kisaran skala penilaian 1-9, Faktor fisiologis yang dapat
namun bagi panelis tingkat ke- mempengaruhi panelis adalah
ahlian lebih rendah dapat meng- gangguan kesehatan dan fungsi
gunakan kisaran skala penilaian hormonal. Oleh karenanya pane-
1-3 atau 1-5. lis yang sedang sakit atau pema-
rah sebaiknya tidak diikutser-
15.1.1.4 Penjelasan instruksi takan dalam analisis organo-
pengujian leptik.
Untuk memberikan hasil analisis
yang memuaskan, panelis yang Faktor psikologis yang berpotensi
akan melaksanakan analisis or- mempengaruhi hasil analisis
ganoleptik harus diberi penje- organoleptik antara lain lelah,
lasan mengenai prosedur pengu- jenuh, capek, stress dan sebagai-
jian. Prosedur pengujian yang nya. Faktor ini akan berpengaruh
perlu dijelaskan antara lain terhadap hasil analisis, sehingga
adalah tujuan penelitian, karak- panelis yang mengalami gang-
teristik bahan pangan yang akan guan psikologis sebaiknya tidak
diuji, dan faktor fisiologis. melibatkan diri dalam analisis
Demikian pula dengan karakter- organoleptik.
istik sampel yang akan diujikan.
Waktu pelaksanaan uji organo-
Apabila karakteristik bahan uji leptik berkisar antara pukul 10-
tidak dijelaskan lebih dahulu 12, dimana panelis dalam
kepada panelis akan menim- keadaan tidak kenyang maupun
bulkan kesalahan hasil penelitian. lapar. Kondisi kenyang atau
Sebagai contoh, panelis tidak lapar akan menyebabkan hasil
terlatih akan menilai bekasem pengujian tidak maksimal. Kon-
sebagai produk yang sudah disi ini menjadi lebih parah apa-
busuk karena mulai tercium bau bila jumlah sampel yang diuji
alkohol. cukup banyak.

Informasi mengenai jumlah dan Faktor lingkungan berpengaruh


jenis bahan pangan yang akan besar terhadap hasil uji organo-
diuji dianalisis sangat penting. leptik. Dalam upaya untuk me-
Informasi tersebut akan mening- ngurangi pengaruh dari ling-
katkan kesiapan panelis dalam kungan, maka uji organoleptik
melakukan pengujian. sebaiknya dilakukan dalam kon-
disi lingkungan yang sesuai.

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


303
Analisis Organoleptik

Sebagai contoh pengujian mi- bahan sampel. Sebagai contoh,


numan kopi hangat jangan dila- hindari penyimpanan susu dari
kukan di ruang ber-AC. produk sabun atau lainnya yang
memiliki aroma tajam karena
15.1.2 Pelaksanaan uji akan menyebabkan aroma susu
organoleptik yang segar berubah menjadi
Uji organoleptik dilaksanakan aroma sabun. Semua aktivitas
sesuai prosedur yang telah penyiapan sampel diupayakan
ditetapkan. Sampel yang akan tidak merubah sifat sampel.
diuji disiapkan sesuai dengan
rencana, panelis ditentukan ber- Aktivitas yang dilakukan dalam
dasarkan prosedur, dan kriteria penyiapan sampel disesuaikan
yang akan diukur juga harus dengan dari analisis organoleptik
sudah ditetapkan. yang digunakan. Sebagai con-
toh, bila akan menguji kesukaan
Data mengenai hasil penelitian panelis terhadap kerupuk udang
dicatat dalam buku data dan maka sampel kerupuk yang
dilaporkan segera kepada pe- disiapkan harus digoreng terlebih
nanggungjawab. Lembar data dahulu. Namun bila hendak me-
hasil uji yang dilaksanakan oleh nguji perbedaan antara dua
panelis diserahkan kepada pe- sampel, maka proses penyiapan
tugas yang berwenang. sampel tidak perlu ada perlakuan
yang akan merubah cita rasa,
15.2 Penyiapan dan penyajian seperti penggorengan atau pe-
sampel nambahan bumbu.

15.2.1 Penyiapan sampel Zat pembawa (sample carrier)


acuan adalah zat yang digunakan dalam
Penyiapan sampel untuk uji or- pengujian organoleptik. Zat pem-
ganoleptik diawali dengan peng- bawa digunakan pada sampel
ambilan cuplikan atau contoh. yang memiliki karakteristik in-
Adapun yang dimaksud dengan tensitas tinggi. Misalnya untuk
cuplikan atau contoh adalah menguji sampel sambel yang
bagian dari populasi dan dapat memiliki intensitas rasa yang
mewakili karakteristik populasi tinggi perlu dilakukan pengen-
tersebut. Prosedur pengambilan ceran dengan air sehingga mu-
contoh sudah dijelaskan pada dah dilakukan pengujian. Dalam
bab X dalam buku ini. pengujian demikian, peranan air
adalah sebagai zat pembawa
Dalam penyiapan sampel perlu (sample carrier).
dihindari adanya perlakuan yang
secara sengaja atau tidak se- Sampel acuan (sample refere-
ngaja telah menyebabkan peru- nce) adalah sampel yang diguna-

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


304
Analisis Organoleptik

kan sebagai standar atau pem- yaitu : (a) ukuran sampel.


banding. Sampel acuan dapat Sampel sebaiknya disajikan da-
berupa bahan pangan yang tidak lam jumlah memadai. Meskipun
diberi perlakuan atau produk se- memiliki cadangan banyak, tidak
jenis yang sudah beredar di pa- dibenarkan menyajikan sampel
sar. Pemilihan sampel acuan terlalu banyak. Untuk respon
tergantung pertimbangan peneliti. spontan, ukuran sampel cukup
100 g karena hanya melakukan
Tidak selalu semua parameter sekali penilaian. Jumlah sampel
dari sampel acuan digunakan berupa cairan sekitar 16 ml, se-
sebagai patokan untuk menguji dangkan berupa zat padat sekitar
sampel uji. Penentuan parameter 28 g. Apabila sampel harus
sampel acuan yang akan diban- dicicipi, maka jumlah yang di-
dingkan dengan parameter sam- sajikan menjadi dua kali lebih
pel uji dilakukan oleh peneliti. banyak daripada jumlah di atas;
(b) suhu sampel. Sampel umum-
Setelah parameter sampel acuan nya disajikan pada suhu kamar
yang akan dibandingkan berhasil agar panelis dapat membeda-
ditentukan, langkah selanjutnya kannya secara optimum. Namun
adalah menentukan analisis yang produk minuman dingin dapat
akan digunakan untuk dapat disajikan pada suhu tidak boleh
membandingkan karakteristik an- lebih rendah dari 45oF, sedang-
tara sampel acuan dan sampel kan makanan panas disajikan
uji. pada suhu tidak lebih dari 170oF;
(c) kenampakan. Sampel harus
15.2.2 Penyajian sampel uji disajikan secara seragam. Seba-
Penampilan sampel diyakini akan gai contoh, bila akan diuji citara-
berpengaruh terhadap hasil pe- sanya maka bentuk, ukuran atau
ngujian. Sampel sebaiknya disa- warna dari sampel diusahakan
jikan sedemikian rupa sehingga seragam. Upaya penyeragaman
panelis benar-benar menilai sam- sampel dapat dilakukan dengan
pel tersebut berdasarkan sifat pengaturan intensitas cahaya,
yang terkandung dalam sampel warna cahaya, atau penggunaan
tersebut. Sampel juga harus pewarna. Pada prinsipnya perlu
disajikan secara seragam, kecuali masking, yaitu mengusahakan
sifat-sifat yang sedang dinilai. perbedaan atribut antar sampel
Keseragaman penyajian sampel sesedikit mungkin; (d) cara pe-
dapat meliputi jumlah, wadah, sa- nyajian. Apabila jumlah sampel
rana pengujian, dan suhu sam- yang diuji dua atau lebih, maka
pel. penyajian sampel dapat dilaku-
kan secara bertahap atau seren-
Beberapa hal yang perlu diper- tak. Dalam penyajian secara ber-
hatikan dalam penyajian sampel, tahap, perlu diperhatikan urutan

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


305
Analisis Organoleptik

penyajian dan berapa kali disaji- perlakuan konsentrasi gula paling


kan. Hal ini dimaksudkan untuk tinggi.
mencegah atau meminimalkan
kesalahan yang disebabkan oleh Dalam pembuatan kode untuk
waktu (time error), pengaruh sampel uji dapat menggunakan
kontras (contrast effect), atau tabel bilangan acak (random)
pengaruh konvergensi (conver- sebagai alat bantu; (g) sarana /
gence effect). Dalam penyajian alat. Sarana yang digunakan
sampel secara serentak perlu untuk menyajikan sampel harus
dihindari terjadinya kesalahan memiliki ukuran dan warna yang
posisi (position error) dengan sama. Sarana atau alat yang
mengatur posisi sampel secara digunakan harus bersih sehingga
acak; (e) jumlah sampel. Jumlah tidak menyebabkan gangguan
sampel yang disajikan dapat rasa atau bau pada sampel yang
mempengaruhi sensitivitas dan diuji; (h) kuisioner. Kuisioner
motivasi panelis karena kejenuh- yang diberikan kepada panelis
an dan kekelahan. Panelis ahli terbagi tiga bagian, yaitu bagian
mampu menganalisis sampel informasi yang berisi informasi
lebih banyak; sedangkan bagi panelis dan waktu pengujian,
panelis semi terlatih atau lebih bagian instruksi yang berupa
rendah lagi hanya mampu tugas dan cara melakukan uji
beberapa sampel uji saja; (f) organoleptik, dan bagian respon
pemberian kode sampel. Untuk yang harus diisi oleh panelis
menghilangkan bias dalam peng- sebagai tanggapan atas sampel
ujian organoleptik, sampel uji yang dinilai. Kuisioner harus
harus diberi kode berupa kom- ringkas dan komunikatif, agar
binasi tiga angka, misalnya 135, perhatian panelis tidak terganggu
513, 315, 351, 153 dan karena harus membaca kusioner
seterusnya. Kode dimaksudkan yang terlalu rinci dan mengisi
untuk mengurangi kecenderu- kuisioner yang terlalu sulit.
ngan panelis terhadap sampel.
Sebagai contoh, perlakuan peni- Sampel uji dan kuisioner disaji-
ngkatan konsentrasi gula ter- kan kepada panelis. Penyajian
hadap tingkat kesukaan penelis sampel harus dilakukan di tempat
pada kembang gula. Kode sam- yang kondisinya seragam untuk
pel yang diberikan adalah 123, mencegah pengaruh lingkungan
124, 125, 126, 127. Berdasarkan terhadap penilaian panelis.
kode sampel tersebut, panelis
akan menduga sampel 123 Setelah sampel acuan ditetap-
adalah perlakuan dengan kon- kan, maka langkah selanjutnya
sentrasi gula paling kecil, adalah menyiapkan sampel uji
sedangkan sampel 127 adalah beserta lembar penilaiannya.
Lembar penilaian berisi informasi

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


306
Analisis Organoleptik

mengenai parameter organo- Deteksi terhadap karakter fisik,


leptik yang akan diukur dari sam- kimia, dan mikrobiologis dari
pel uji. sampel harus dideteksi dari awal
pembuatan sampai disajikan ke-
Jumlah sampel yang harus pada panelis. Deteksi juga meli-
disediakan tergantung dari jumlah puti berapa dosis yang aman
panelis yang akan menguji. untuk disajikan kepada panelis
Jumlah sampel uji yang perlu dan efek samping yang ditim-
disediakan untuk panelis dengan bulkan juga apabila meng-
katagori ahli cukup 2-3 sampel; konsumsi sampel tersebut. Efek
untuk panelis dengan kategori samping berupa alergi dan into-
semi terlatih harus disediakan 15- leran harus sudah diketahui pula,
30 sampel; sedangkan untuk sehingga bagi panelis yang ren-
panelis umum perlu disediakan tan sebaiknya tidak diikut serta-
lebih banyak lagi. kan dalam pengujian.

Pengujian karakteristik rasa dila-


kukan dengan menggunakan li- 15.3. Pemilihan dan penyiapan
dah. Rasa yang melekat pada panelis
lidah akan mengganggu peng- Panelis merupakan komponen
ujian sampel berikutnya. Untuk utama dalam analisis organo-
mengeliminir gangguan tersebut leptik. Penggunaan panelis seca-
harus disediakan penetral indera ra benar akan memberikan hasil
pencicip. Bahan yang dapat di- analisis yang baik.
gunakan sebagai penetral indera
pencicip adalah air. Semua orang dapat menjadi
panelis. Namun kemampuan se-
15.2.3 Penerapan prosedur tiap orang untuk menjadi panelis
keamanan pangan berbeda. Panelis dapat dikelom-
dalam penyiapan dan pokkan menjadi panelis ahli, semi
penyajian sampel terlatih atau tidak terlatih. Namun
Untuk mencegah terjadinya hal Muhandri dan Kadarisman (2006)
yang tidak diinginkan, maka telah membagi panelis ke dalam
pelaksanaan analisis organoleptik tujuh kelompok, yaitu : (a) panel
harus dilaksanakan berdasarkan perorangan, yaitu panelis yang
prosedur yang telah ditetapkan. sangat ahli dan memiliki ke-
Oleh karena itu, sampel yang pekaan tinggi yang diperoleh
akan diberikan kepada panelis karena bakat atau pelatihan-
harus sudah diketahui karakter pelatihan intensif. Untuk menguji
fisik, kimia, dan mikrobiologisnya. secara oraganoleptik dan meng-
Apabila ada karakter yang mem- ambil keputusan cukup meng-
bahayakan perlu diambil langkah gunakan seorang panel perora-
pengamanannya. ngan; (b) panel terbatas, yaitu

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


307
Analisis Organoleptik

panelis yang memiliki kepekaan leptik adalah 25 orang, dengan


tinggi dan mengenal dengan baik perbandingan pria : wanita
faktor-faktor dalam penilaian mendekati 1 : 1; (f) panel
organoleptik. Jumlah panel ter- konsumen, yaitu panelis yang
batas yang dibutuhkan untuk sangat umum dimana pemilih-
mengambil keputusan dalam uji annya hanya didasarkan pada
organoleptik adalah 3-5 orang; (c) daerah geografis atau kelompok
panel terlatih, yaitu panelis yang tertentu. Jumlah yang dibutuh-
memiliki kepekaan cukup baik. kan untuk pengujian organoleptik
Untuk menjadi panel terlatih ha- adalah 30-100 orang, bahkan
rus melalui seleksi dan pelatihan. bisa lebih; (g) panel anak-anak,
Panel terlatih dapat menilai yaitu panelis yang berusia 3-10
beberapa karakteristik bahan uji tahun. Panelis ini digunakan un-
namun tidak spesifik, sehingga tuk menguji tingkat kesukaan
perlu melibatkan 15-25 orang terhadap produk yang memang
dalam pengujian organoleptik dan ditujukan untuk anak-anak, misal-
keputusan diambil melalui nya permen atau es krim.
analisis statistik; (d) panel agak
terlatih, adalah panelis yang Perbedaan kemampuan inilah
dipilih dari kalangan terbatas yang menyebabkan perbedaan
berdasarkan pengujian terhadap jumlah panelis yang digunakan.
tingkat kepekaannya. Sebelum Sebagai contoh untuk menge-
pelaksanaan, panelis ini dilatih tahui penerimaan masyarakat ter-
terlebih dahulu untuk mengetahui hadap sosis ikan diperlukan riset
sifat sensori tertentu. Jumlah pasar yang melibatkan panelis
yang dibutuhkan untuk melaksa- biasa dalam jumlah besar (>100
nakan pengujian organoleptik orang). Dengan penggunaan pa-
adalah 15-25 orang dan keputus- nelis semi terlatih, jumlah panelis
an diambil berdasarkan hasil yang digunakan berkisar 15 – 30
analisis statistik. Data hasil pe- orang; sedangkan penggunaan
ngujian yang menyimpang boleh panelis terlatih hanya membutuh-
tidak diikut sertakan dalam kan 2 - 3 orang.
analisis statistik; (e) panel tidak
terlatih, adalah panelis yang Untuk mendapatkan panelis yang
dipilih berdasarkan janis kelamin, diinginkan maka perlu dilakukan
umur, tingkat sosial, suku dan pemilihan panelis berdasarkan
sebagainya. Panelis ini hanya pada kriteria dan persyaratan
dapat dilibatkan untuk menguji tertentu. Dengan demikian akan
sifat sensori yang sangat seder- diperoleh panelis yang memiliki
hana, misalnya uji kesukaan kemampuan sesuai dengan
terhadap suatu produk. Jumlah kebutuhan analisis organoleptik
panelis yang dibutuhkan untuk yang akan dilakukan. Kriteria
melaksanakan pengujian organo- panelis yang dibutuhkan untuk

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


308
Analisis Organoleptik

analisis organoleptik tergantung terhadap bahan pangan yang


dari bahan pangan yang akan akan diujikan, apakah memiliki
dianalisis. Panelis ahli memiliki kebiasaan merokok, dan lain
kemampuan menguji bahan uji sebagainya.
secara terbatas, namun tingkat
keakuratannya tinggi. Makin Dari hasil seleksi tahap pertama
rendah kemampuan panelis ma- ini dapat diperoleh informasi me-
kin banyak informasi tentang ngenai kualifikasi kandidat pa-
bahan uji yang harus diberikan nelis. Informasi tersebut berupa
sebelum memulai pelaksanaan kandidat panelis yang : (a) me-
uji organoleptik. miliki potensi baik sebagai
panelis; (b) tidak berpotensi; dan
15.3.1 Pembuatan dan (c) siap untuk seleksi tahap
penggunaan kuisioner kedua.
untuk penyeleksian awal
potensi panelis Setelah diketahui kandidat pane-
lis yang memenuhi persyaratan,
Kuisioner merupakan alat bantu selanjutnya orang-orang tersebut
yang dapat digunakan dalam dihubungi kembali. Tujuannya
pemilihan panelis. Kuisioner di- adalah untuk meminta kesediaan
susun berdasarkan bahan pa- mengikuti seleksi tahap kedua
ngan yang akan dianalisis dan yaitu untuk menentukan kemam-
kriteria panelis yang diharapkan. puan kandidat panelis sebagai
Dalam pembuatan kuisioner se- panelis.
baiknya menggunakan panduan
atau buku mengenai pembuatan 15.3.2 Menetapkan
kuisioner. kemampuan panelis
untuk membedakan
Proses seleksi penentuan panelis karakteristik
dilakukan dua tahap, yaitu tahap organoleptik yang dituju
pertama untuk menentukan kan-
didat panelis, dan tahap kedua Panelis yang telah lulus dalam
untuk menentukan panelis. Kan- seleksi tahap pertama selanjut-
didat panelis yang dipilih pada nya diseleksi kembali untuk
tahap awal hanya didasarkan mengetahui tingkat kepekaannya
pada hasil wawancara atau sebagai panelis. Dalam hal ini
pengisian kuisioner mengenai diutamakan kepekaannya terha-
beberapa kriteria, diantaranya dap bahan pangan yang akan
jenis kelamin, status sosial, diujikan. Hal ini didasarkan per-
status ekonomi, umur, tingkat timbangan bahwa untuk menda-
pendidikan, apakah menyukai patkan hasil analisis organoleptik
bahan pangan yang akan yang baik, diperlukan panelis
diujikan, apakah tidak alergi dengan kepekaan cukup tinggi

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


309
Analisis Organoleptik

terhadap karakteristik organolep- b. Uji triangle


tik dari bahan pangan yang akan Setiap kandidat panelis dibe-
diujikan. Oleh karena itu, untuk rikan sepasang sampel untuk
mendapatkan panelis demikian, diamati. Pengamatan diulang
perlu dilakukan seleksi lebih sebanyak 10 kali dalam waktu
lanjut terhadap kandidat panelis yang berbeda. Hasil yang
yang telah lolos berdasarkan diperoleh dari semua kandidat
seleksi tahap pertama. panelis kemudian diranking.
Bila persentase jawaban yang
Secara garis besarnya, pengujian benar mencapai minimal 60
kepekaan panelis didasarkan ke- %, berarti kandidat tersebut
mampuan penelis dalam meng- memenuhi syarat untuk me-
identifikasikan karakteristik bahan ngikuti tahap selanjutnya.
pangan yang akan diujikan. c. Range Methode
Caranya adalah dengan mem- Pada pengujian dengan range
berikan sejumlah sampel yang methode, kandidat panelis di-
telah diketahui karakternya ke- berikan satu seri sampel yang
pada panelis. Selanjutnya bervariasi. Kemampuan
panelis akan menilai sampel ter- memberikan penilaian secara
sebut. Dari hasil yang diperoleh, benar terhadap sampel meru-
dapat diketahui panelis mana pakan petunjuk kepekaan
yang memiliki kepekaan lebih kandidat panelis.
baik terhadap sampel yang
disajikan. Panelis yang tidak
memiliki kepekaan dinyatakan Kemampuan panelis untuk mem-
tidak memenuhi syarat untuk bedakan karakteristik organo-
dilibatkan dalam analisis organo- leptik suatu bahan pangan akan
leptik. dapat diketahui berdasarkan hasil
Ada beberapa metode pengujian tes kemampuan sebagai panelis.
kepekaan panelis, yaitu :
a. Pengujian nilai ambang batas Penetapan karakteristik organo-
rasa manis (Threshold test) leptik utama yang dimiliki oleh
Kepada kandidat panelis di- bahan pangan merupakan tahap-
berikan satu seri sampel laru- an penting dalam analisis organo-
tan gula dengan konsentrasi leptik. Tahapan ini akan membe-
berkisar 0% sampai 1%. rikan informasi penting kepada
Selanjutnya kandidat panelis panelis mengenai karakteristik
dipersilahkan menentukan apa dari bahan pangan yang
sampel mana yang masih harus diamati sebagai bahan uji.
terasa manis. Dari hasil Dengan demikian panelis akan
penelitian diketahui kandidat mengkondisikan dirinya untuk
panelis mana yang memiliki menganalisis karakteristik terse-
kepekaan lebih baik. but.

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


310
Analisis Organoleptik

masing-masing panelis terhadap


Selanjutnya perlu dilakukan pe- sifat yang akan dinilai, kriteria
netapan metode uji dan kriteria dan metode yang digunakan,
seleksi dalam menguji konsis- serta memperkecil perbedaan
tensi panelis. Artinya, apakah ke- diantara panelis dalam memberi-
mampuan panelis dalam menilai kan penilaian.
karakteristik bahan pangan selalu
baik (konstan) atau berubah- Data yang diperoleh dari kegiatan
ubah. Beberapa metode uji untuk pelatihan merupakan informasi
menguji konsistensi panelis su- yang berguna dalam menentukan
dah tersedia dan dapat dipilih kandidat panelis yang lulus
sesuai kebutuhan. menjadi panelis. Tingkatan pane-
lis juga dapat diketahui dari data
Tahap terakhir dalam penetapan kegiatan pelatihan ini.
kemampuan panelis untuk mem-
bedakan karakteristik organo-
leptik yang dituju adalah mene- 15.3.3 Menganalisis dan
tapkan jenis bahan pangan yang melaporkan hasil dalam
akan digunakan dalam pengujian pembentukan tim panel
kemampuan panelis. Jenis ba-
han yang digunakan sebaiknya Data hasil pengujian kemampuan
sudah diketahui karakteristiknya panelis dalam membedakan ka-
sehingga data hasil pengujiannya rakteristik organoleptik harus
akan memudahkan proses ana- dianalisa terlebih dahulu agar
lisis lebih lanjut dalam upaya dapat diketahui panelis yang
menentukan tingkat kemampuan memenuhi syarat atau sebalik-
yang dimiliki panelis untuk mem- nya. Untuk kebutuhan analisis
bedakan karakteristik organolep- ada beberapa tahapan yang
tik. harus dipersiapkan dalam
menganalisis data, yaitu : (a)
Kandidat yang berhasil melewati menetapkan metode analisis
salah satu atau ketiga uji untuk penentuan panelis andal.
kepekaan tersebut selanjutnya Banyak tersedia metode analisis
diberi pelatihan (training). Tujuan yang dapat membantu menen-
pelatihan adalah : (a) membia- tukan tingkat kemampuan pane-
sakan panelis dalam melaksa- lis; (b) penyediaan program
nakan uji organoleptik; (b) me- statistik yang dapat membantu
ningkatkan kemampuan panelis pengambilan keputusan dalam
dalam mengenal dan meng- penyeleksian panelis; dan (c)
identifikasi sifat inderawi; (c) penetapan kriteria dan persya-
meningkatkan sensitivitas dan ratan jumlah minimal tim panel
daya ingat panelis; dan (d)
menyamakan pandangan dari

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


311
Analisis Organoleptik

Hasil analisis data dapat diguna- Uji perbedaan kesukaan diguna-


kan untuk menentukan jumlah kan untuk menilai reaksi panelis
orang yang memenuhi persya- terhadap sampel yang diujikan.
ratan sebagai panelis. Berdasar- Sedangkan uji pembeda dilaksa-
kan kriteria dan persyaratan yang nakan untuk menilai sifat sampel
berlaku dapat ditentukan berapa yang diuji. (c) penyiapan sampel
jumlah personil dari tim panelis uji. Sampel uji perlu disiapkan
yang akan dibentuk untuk malak- secara cermat. Jumlah sampel
sanakan pengujian produk. yang dapat diberikan tergantung
dari tingkat kemampuan panelis.
15.3.4 Penjelasan prosedur uji Sampel harus diberi kode tiga dijit
kepada panelis untuk menghilangkan kecende-
Agar pelaksanaan analisa orga- rungan panelis terhadap sampel
noleptik memberikan hasil baik, yang harus diuji; (d) penyediaan
maka pemahaman panelis ter- kuisioner isian untuk merespon.
hadap prosedur pengujian orga- Jenis kuesioner yang harus
noleptik harus sama. Informasi disediakan tergantung dari jenis
mengenai prosedur uji organo- bahan pangan yang akan diuji
leptik perlu disampaikan kepada dan tingkat kemampuan panelis
panelis untuk memperkecil kesa- yang dilibatkan. Hampir semua
lahan Dengan demikian sebelum jenis bahan pangan sudah me-
pelaksanaan uji organoleptik per- miliki lembar penilaian. Sebagai
lu dijelaskan mengenai prosedur contoh, lembar penilaian untuk
pengujian kepada panelis. daging sapi berbeda dengan
lembar penilaian untuk daging
Informasi pengujian yang dijelas- ayam atau ikan. Dengan de-
kan kepada panelis meliputi : (a) mikian kuisioner yang harus
penetapan parameter analisis disediakan juga berbeda. Tingkat
organoleptik untuk produk ter- kepekaan panelis berkaitan de-
tentu. Penetapan ini perlu dilaku- ngan dengan jenis kuisioner.
kan mengingat setiap bahan Tingkat ketelitian pengujian
pangan memiliki karakter yang organoleptik dapat dilihat dari
khas. Sebagai contoh, umumnya skala penilaian; (e) penetapan
ikan yang kurang segar memiliki prosedur dan langkah pengujian
mata kemerahan. Karakter ini sesuai karakter bahan yang akan
tidak berlaku pada ikan ekor diuji. Informasi mengenai pro-
kuning karena ikan ini sudah sedur uji organoleptik perlu
memiliki mata merah sebelum disampaikan kepada panelis un-
kematiannya; (b) penetapan tuk memperkecil kesalahan.
metode uji yang akan dipakai.
Apakah pengujiannya ditujukan
untuk mengetahui perbedaan
kesukaan atau untuk pembeda.

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


312
Analisis Organoleptik

15.3.5 Melaksanakan pelatihan panelis maupun bahan pangan


untuk mendeteksi yang diuji. Untuk panelis terlatih
karakteristik yang diuji kuisioner yang digunakan lebih
Pelatihan disini memiliki tujuan rinci dibandingkan untuk panelis
berbeda dengan pelatihan yang semi terlatih. Kuisioner yang baik
dilaksanakan pada saat seleksi adalah sesuai dengan sampel
calon panelis. Pelatihan pada yang akan dianalisis. Bila tidak
tahap ini dimaksudkan untuk tersedia, kuisioner untuk produk
meningkatkan kemampuan pane- lain yang memiliki karakter
lis dalam penggunaan lembar pe- serupa dapat digunakan setelah
nilaian atau mendeteksi karak- dilakukan penyempurnaan; (b)
teristik bahan pangan. Ada tiga penyiapan sampel yang akan
tahap yang dapat dilakukan untuk diuji. Sampel yang akan diuji
pelaksanaan pelatihan pendetek- disiapkan sesuai prosedur penyi-
sian karakteristik bahan pangan, apan sampel; dan (c) penetapan
yaitu : (a) penyediaan materi dan sampel acuan (sample referen-
bahan pangan untuk pelatihan. ce). Sampel acuan digunakan
Bahan pangan yang digunakan sebagai pembanding terhadap
sebaiknya sudah dikenal oleh sampel uji. Sampel reference
panelis dan memiliki karakteristik dapat menggunakan bahan pa-
yang khas; (b) penyediaan ngan sejenis yang sudah beredar
progam pelatihan yang ditujukan dan disukai masyarakat.
untuk meningkatkan kemampuan
dan sensitivitas panelis terhadap 15.4. Pelaksanaan Pengujian
parameter organoleptik; dan (c) 15.4.1 Pemilihan perangkat
perkenalan dengan metode dan lunak dan keras yang
cara pengujian sesuai dengan informasi
yang diinginkan
14.3.6 Menginstruksikan a) Penetapan metode analisis
panelis dalam mencatat organoleptik yang sesuai tujuan
dan menyampaikan pengujian. Penentuan metode
respon dan data analisis organoleptik sangat ter-
pengujian gantung dari tujuan penelitian
yang hendak dicapai. Apabila
Laporan mengenai respon dan tujuannya untuk mengetahui ke-
data pengujian harus disampai- sukaan konsumen terhadap ba-
kan dengan baik untuk memu- han pangan yang diuji maka
dahkan analisis. Ada tiga tahap digunakan uji kesukaan (hedo-
yang harus dilakukan untuk nik). Namun bila ingin menge-
menghasilkan laporan yang baik, tahui karakter bahan pangan
yaitu : (a) penyiapan kuisioner. tersebut, maka dapat digunakan
Kuisioner yang disiapkan harus uji skoring.
sesuai, baik untuk tingkatan

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


313
Analisis Organoleptik

b) Penyediaan sampel reference hasil seleksi panelis yang telah


dan sampel uji dilakukan sama dilaksanakan sebelumnya; (b)
seperti pada 15.3.6. pelaksanaan briefing kepada
c) Penyediaan lembar kuisioner. panelis, pelaksanaan briefing ini
Untuk mengetahui respon panelis dimaksudkan agar panelis
terhadap bahan uji yang disaji- memiliki pemahaman yang sama
kan, dapat digunakan lembar terhadap bahan pangan yang
kuisioner yang berisi sejumlah diuji dan metode uji yang akan
pertanyaan berkaitan dengan ba- digunakan. Briefing diperlukan
han pangan yang akan diuji. terutama bagi panelis dengan
d) Penyediaan sarana dan pra- kriteria semi terlatih atau lebih
sarana berupa laboratorium orga- rendah lagi. Materi briefing
noleptik dan bahan pembantu hendaknya meliputi karakteristik
untuk penyajian sampel. Labora- bahan pangan yang akan diuji,
torium organoleptik memiliki di- tujuan pengujian, dan parameter
sain yang spesifik, berbeda yang akan diamati ; (c) menyaji-
dengan disain laboratorium lain- kan sampel reference dan sam-
nya. Adapun yang membedakan pel uji, penyajian sampel uji
laboratorium ini dengan labora- dilakukan sesuai dengan 15.3.6;
torium lainnya adalah keberada- (d) penyediaan individual boot
an meja bersekat sebagai tem- atau meja bersekat, penggunaan
pat pengujian. meja bersekat ditujukan terutama
untuk mencegah terganggunya
Bahan pembantu yang perlu konsentrasi panelis akibat penga-
dipersiapkan dalam penyajian ruh dari sekitarnya. Pelaksanaan
sampel selama pelaksanaan uji organoleptik dengan sampel
analisis organoleptik antara lain uji yang relatif banyak, akan
adalah piring, tisu, gelas, dan memudahkan panelis mengalami
pisau. gangguan konsentrasi, baik dari
lingkungan sekitarnya maupun
15.4.2 Meyakinkan bahwa dari dirinya sendiri; (e) penetap-
pengujian berlangsung an kriteria pengujian, kriteria
sesuai prosedur pengujian perlu ditetapkan ter-
Untuk meyakinkan bahwa pelak- lebih dahulu sebelum pelaksana-
sanaan uji organoleptik telah an analisis organoleptik dimuiai
berlangsung sesuai prosedur, karena sangat mempengaruhi
maka harus diperhatikan bahwa : hasil pengujian. Sebagai contoh,
(a) tim panelis telah terseleksi, hindari pengamatan terhadap
sehingga yang turut serta dalam kekenyalan jelly yang diberi pe-
pelaksanaan analisis organoleptik nambahan warna karena tingkat
adalah panelis dengan kriteria keterkaitan diantara keduanya
sesuai harapan. Pemilihan tim relatif rendah. Pemilihan kriteria
panelis dilakukan berdasarkan pengujian hendaknya benar-

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


314
Analisis Organoleptik

benar dapat menggambarkan menyiapkan software dan cara


karakteristik dari bahan uji yang analisis data yang sesuai.
diinginkan; (f) Penentuan urutan Software yang dapat digunakan
pengujian. Dalam beberapa ka- untuk menganalisis data sudah
sus urutan pengujian berpenga- banyak beredar; (d) Sebelum dia-
ruh terhadap data pengamatan nalisis, data yang telah diperoleh
yang diperoleh. Hal ini tampak diuji terlebih dahulu validitasnya.
nyata pada pengujian bahan Uji ini dimaksudkan untuk mem-
pangan yang mudah mengalami peroleh data yang akurat, ter-
penurunan mutu dan memiliki utama bila menggunakan panelis
jumlah sampel yang relatif dengan kategori semi terlatih
banyak. Sebagai contoh, dalam atau dibawahnya.
pengujian penambahan 10 jenis
aroma penyedap (esen) pada 15.4.4 Melaporkan proses dan
produk es krim, sebaiknya hasil yang diperoleh
menguji kecepatan melelehnya
es krim terlebih dahulu sebelum Pelaksanaan uji organoleptik ha-
menguji parameter lainnya; (g) rus dilaporkan kepada penang-
pelaksanaan pengujian dengan gungjawab laboratorium. Hal ini
menggunakan cara dan metode dimaksudkan untuk pemeriksaan
yang telah ditetapkan, sehingga akhir dan legalitas dari hasil pe-
akan memberikan hasil penga- ngujian. Materi pelaporan meli-
matan yang sesuai rencana; (h) puti (a) pelaksanaan proses pe-
data respon ditulis pada kuisioner ngujian yang dilakukan sesuai
yang telah ditetapkan, sehingga prosedur; (b) pelaksanaan ana-
akan dapat mempercepat dan lisis data respon panelis terhadap
mempermudah proses analisis. bahan pangan yang diuji telah
dilaksanakan sesuai prosedur; (c)
15.4.3 Menganalisis data untuk pengambilan kesimpulan telah
mendapatkan data yang dilakukan berdasarkan hasil ana-
valid lisis data; dan (d) melengkapi
data yang dapat mendukung pe-
Setelah semua lembar penilaian laporan. Data pendukung yang
diisi oleh panelis terpilih, maka dimaksud dapat berupa surat ke-
segera dilakukan proses analisis putusan, Standar Nasional Indo-
data. Adapun tahapan analisis nesia (SNI), atau prosedur ana-
data adalah : (a) membuat tabu- lisis yang digunakan.
lasi data respon pada tabel yang
mudah dibaca; (b) lakukan uji 15.5. Tipe Pengujian
validitas data respon, terutama 15.5.1 Uji Sensori
data respon yang dihasilkan oleh Beberapa pengertian mengenai
panelis dengan kriteria semi uji sensori telah dikenal, bebe-
terlatih atau dibawahnya; (c) rapa diantaranya adalah : (a) uji

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


315
Analisis Organoleptik

sensori adalah penilaian yang di- 15.4.5.2 Mengetahui kesukaan


lakukan berdasarkan yang dite- konsumen
rima oleh syaraf sensori pada Uji sensori dapat digunakan un-
indera manusia; (b) uji sensori tuk mengetahui tingkat kesukaan
adalah penilaian inderawi karena konsumen terhadap bahan pa-
menggunakan sifat-sifat inderawi; ngan yang benar-benar baru atau
dan (c) uji sensori adalah uji penggunaan bahan tembahan
inderawi karena menggunakan tertentu yang membuat karakte-
manusia. ristik bahan pangan relatif ber-
ubah. Skala yang digunakan da-
Muhandri dan Kadarisman (2006) lam pengujian ini dapat meng-
menyatakan bahwa uji sensori gunakan skala hedonik, yaitu
memiliki beberapa tujuan, yaitu : suka, netral, dan tidak suka.

15.4.5.1 Memenuhi ’’fitness for 15.4.5.3 Mengetahui preferensi


use’’ konsumen
Suatu produk bahan pangan Preferensi konsumen merupakan
yang telah diuji di laboratorium tahapan yang lebih maju diban-
dengan hasil baik ternyata tidak dingkan dengan uji kesukaan
memberikan hasil sebagaimana atau ketidaksukaan. Dalam uji
yang diinginkan saat dilempar ke preferensi dapat dimasukkan un-
pasar. Dengan demikian, sebe- sur lain, misalnya harga produk,
lum bahan pangan dilempar ke halal dan lain-lain. Dari hasil
pasar sebaiknya dilakukan pe- pengujian akan dapat diprediksi
ngujian tingkat kesukaan konsu- kemampuan pasar terhadap sua-
men. tu produk yang ditawarkan dan
berapa harga yang layak.
Beberapa pertanyaan yang harus
diperoleh jawabannya dari uji Penentuan harga suatu produk
kesukaan konsumen antara lain dapat dilakukan dengan dasar bi-
(a) apakah konsumen suka aya produksi. Sehingga pada
terhadap bahan pangan tersebut intinya, konsumen akan memilih
atau tidak ?; (b) pada karak- produk yang mana, yang harga-
teristik mutu mana konsumen nya berapa ?
menyukainya ?; (c) dibandingkan
dua produk sejenis, mana yang Uji ini juga dapat digunakan untuk
lebih disukai konsumen ?; (d) mengetahui dan memprediksi
karakteristik mutu apa yang segmen pasar yang akan dita-
paling menonjol ? warkan. Apakah untuk kaum
pria, masyarakat dengan tingkat
ekonomi menengah keatas, go-
longan eksekutif muda, anak
sekolah dan lain-lain.

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


316
Analisis Organoleptik

15.4.5.4 Mengetahui kepekaan Misalnya untuk menguji produk


konsumen roti, dimana roti yang terlalu
Kepekaan adalah kemampuan coklat atau putih merupakan pro-
konsumen untuk membedakan duk yang ditolak.
suatu produk jika terdapat sedikit
perubahan pada produk tersebut. Hasil inspeksi visual sangat dipe-
Peningkatan harga satu jenis ngaruhi oleh beberapa faktor,
komponen bahan baku produk diantaranya jenis produk, warna
akan memaksa produsen men- dan intensitas penerangan, sudut
cari komponen pengganti agar atau jarak pengamatan.
harga jual tidak berubah. Akibat-
nya ada kemungkinan terjadi pe- Kemampuan inspeksi visual sa-
rubahan karakteristik dari produk ngat berguna apabila hendak
tersebut. membeli jambu air yang dijual di
tenda yang menggunakan pene-
Kondisi lain yang dihadapi pro- duh berupa plastik berwarna
dusen adalah terjadinya ’cacat merah. Hal yang sama akan di-
minor’. Cacat minor adalah cacat alami apabila hendak membeli je-
yang dihasilkan oleh karakteristik ruk manis di tenda yang meng-
mesin operasi sehingga bila di’re- gunakan peneduh berupa plastik
ject’ akan menimbulkan kerugian. berwarna kuning.

Minuman dalam kemasan telah 15.4.5.6 Perancangan produk


menetapkan standar volume air Untuk meningkatkan keberhasil-
240 ml setiap kemasan gelas. an pemasaran suatu produk baru
Ternyata 30 persen produknya atau produk diversifikasi diperlu-
mempunyai volume 220 ml. Bila kan pengujian sensori oleh pane-
direject berarti kerugian. Lang- lis di laboratorium dan konsumen
kah yang tepat adalah melaksa- di pasar. Hasil pengujian di
nakan pengujian untuk menge- laboratorium digunakan sebagai
tahui kepekaan konsumen terha- dasar dalam menyempurnakan
dap cacat minor. Bila kepekaan karakteristik produk, sedangkan
konsumen cukup baik maka per- pengujian konsumen di pasar
bedaan tersebut dapat dirasakan. dilakukan untuk mengetahui pe-
Dalam kondisi demikian, sebaik- nerimaan konsumen terhadap
nya barang tersebut direject produk.
kecuali mau mempertaruhkan re-
putasi. 15.4.5.7 Kesesuaian dengan
standar sensori
15.4.5.5 Inspeksi visual Salah satu standar mutu yang
Inspeksi visual adalah uji sensori digunakan di industri adalah stan-
dengan menggunakan mata un- dar sensori. Bila standar yang
tuk memantau hasil suatu proses. ditetapkan untuk produk bahan

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


317
Analisis Organoleptik

pangan dinyatakan sama oleh 18 Ada beberapa tipe uji yang dapat
dari 20 panelis semi terlatih. digunakan untuk menentukan
Sebagai contoh, bila dalam pe- adanya perbedaan antar sampel,
laksanaan uji sensori, 18 panelis yaitu uji berpasangan (paired
sudah menyatakan warnanya di- comparison, paired stimuli, atau
sukai berarti berarti bahan pa- paired test), uji triangle, uji duo-
ngan tersebut sudah disukai dari trio, uji pembanding ganda (mul-
segi warna. tiple standards), uji pasangan
jamak (multiple paired) dan uji
15.5.2 Uji Pembedaan stimulus tunggal.
Uji pembedaan adalah uji yang
dilakukan untuk mengetahui per-
bedaan antar sampel yang disaji- 15.5.3 Uji Kesukaan
kan. Uji ini digunakan untuk Uji kesukaan adalah uji yang
menganalisis apakah penggan- dilakukan untuk menentukan ting-
tian ikan kakap dengan ikan nila kat kesukaan panelis terhadap
akan mempengaruhi cita rasa bahan yang diuji. Sebelum pro-
kerupuk palembang. Hal yang duk baru dipasarkan, dilakukan
sama dapat dilakukan untuk dahulu uji kesukaan oleh panelis.
mengetahui sampai berapa ba- Semua kategori panelis dapat
nyak penambahan air yang tidak terlibat dalam pengujian kesuka-
mempengaruhi cita rasa sirup an karena hanya mengungkap-
buah. Pada pelaksanaannya, uji kan responnya secara spontan.
pembedaan dapat dilakukan de- Dalam pelaksanaan uji kesukaan
ngan menggunakan sampel pem- tidak membutuhkan sampel stan-
banding atau tidak. dar atau sampel yang telah diuji
sebelumnya sebagai sampel
Pelaksanaan uji pembeda dapat pembanding. Dengan demikian,
dilakukan dengan cara : (1) uji cara penyajiannya dilakukan
pembedaan sederhana, dimana secara berurutan, tidak sekaligus.
panelis hanya diminta untuk me- Keputusan untuk memasarkan
nilai ada atau tidaknya perbedaan produk baru tergantung dari
antar sampel dan (2) uji pem- pimpinan, berdasarkan hasil yang
bedaan terarah, dimana panelis diperoleh dari uji kesukaan.
tidak hanya diminta menilai
adanya perbedaan saja tetapi 15.5.4 Uji Skoring
juga menilai arah / intensitas Uji skoring digunakan untuk me-
perbedaan yang ada. Oleh ka- nilai sampel berdasarkan sifat
rena itu, uji pembedaan membu- bahan yang diamati. Panelis
tuhkan panelis yang terlatih agar yang digunakan dalam uji skoring
dapat menentukan adanya perbe- adalah panelis terlatih karena
daan dan arah perbedaan. panelis harus benar-benar faham
akan sifat bahan yang diamati.

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


318
Analisis Organoleptik

Uji skoring umumnya digunakan 15.5.7 Uji Deskriptif


untuk menilai mutu bahan dan in- Uji ini digunakan untuk menilai
tensitas sifat tertentu, seperti ke- seluruh sifat indrawi bahan yang
manisan, kekerasan, dan warna. diuji, terutama yang menentukan
Sebagai contoh, jenis tepung mutu bahan tersebut. Panelis
mana yang dapat menghasilkan yang dilibatkan dalam uji deskrip-
bakso dengan elastisitas terbaik tif memiliki kategori ahli karena
? harus mampu mendeskripsikan
sifat yang diuji, intensitas sifat
15.5.5 Uji Ranking yang diuji, kenampakan dan lain-
Uji ranking adalah uji yang di- lain.
gunakan untuk mengurutkan
sampel berdasarkan intensitas si- 15.6. Analisis Data Uji
fat yang dinilai, mutu atau kesu- Organoleptik
kaan konsumen. Misalnya, dari Data yang diperoleh dari hasil uji
sederetan konsentrasi gula, kon- organoleptik dianalisis menggu-
sentrasi berapa yang dapat mem- nakan Uji Friedman dan uji lanjut-
berikan cita rasa manis dari sirup nya menggunakan Chi-kuadrat.
buah yang disukai panelis. Pane- Langkah Uji Friedman adalah
lis yang dilibatkan tergantung dari sebagai berikut : 1) urutkan nilai
tujuan pengujian. Untuk menguji ranking dari yang terkecil hingga
ranking perbedaan harus diguna- terbesar untuk seluruh perlakuan
kan panelis terlatih, sedangkan dalam satu parameter; 2) hitung
untuk menguji ranking kesukaan total ranking untuk setiap perlaku-
dapat digunakan panelis tidak an dan hitung pula rata-ratanya;
terlatih. 3) rumus uji Chi-kuadrat :

15.5.6 Penentuan Threshold 12 t

Penentuan threshold digunakan χ2 = ∑ ( Rj )2 − 3N ( K + 1)


NK ( K + 1) i =1
untuk menentukan tingkat kon-
sentrasi terendah suatu substansi Dimana :
yang masih dapat dideteksi (ab-
solute threshold) atau perubahan χ2 = statistik uji chi kuadrat
konsentrasi terkecil suatu subs- N = jumlah ulangan
tansi yang masih dapat dideteksi
perubahannya (difference thres- Rj2 = Jumlah rangking dalam
hold). Metode ini juga dapat di- perlakuan ke-j
gunakan untuk mengenal macam
stimulus (recognition threshold), k = banyaknya perlakuan
seperti asin, manis, atau asam.

Apabila H 1 diterima, maka


perlakuan memberi perbedaan

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


319
Analisis Organoleptik

yang nyata dan pengujian Rj = Rata-rata peringkat dari


dilanjutkan dengan menggunakan contoh ke-j
uji perbandingan berganda
α = Experimentwise error rate
(Multiple Comparison) dengan
rumus sebagai berikut : N = Banyaknya data
pengamatan dalam semua
contoh gabungan
  α  NK ( K + 1)
Ri − Rj ≤ Z 1 →  
  K ( K − 1)  6 K = Banyaknya contoh yang
dibutuhkan

Keterangan : Z = nilai Z dari tabel pada


taraf α = 0,05
Ri = Rata-rata peringkat dari
contoh ke-i
Contoh Analisis Organoleptik 11 3 1,5 5 3,5 5 3,5
dengan Uji Friedman:
12 3 2,5 3 2,5 3 2,5
Hasil pengurutan nilai ranking
Data Aroma Permen Jelly 13 5 2,0 5 2,0 5 2,0
Rumput Laut
A B 14 C3 1,0 7D 4,0 5 2,5
Ulangan
Asli Rank Asli Rank 15
Asli 7
Rank 3,0Asli 7 Rank 3,0 5 1,0

1 5 1,5 7 3,5 Total


5 1,5 28,57 3,5 46,5 37,5
2
2 3 1,0 7 4,0 (Total)
5 2,5 812,25
5 2,52162,25 1406,25

3 3 1,0 5 3,0 5 3,0 5 3,0

4 3 1,0 5 3,0 5 3,0 5 3,0


Perhitungan Statistik Uji Chi
5 5 2,0 7 4,0 Kuadrat
5 : 2,0 5 2,0

6 7 3,0 7 3,0 7 t3,0 3 1,0


12
7 5 2,5 5 2,5
X = 2
∑ ( Rj ) 2 − 3N ( K + 1)
+ 1) i =1 5
5NK ( K 2,5 2,5

8 5 1,5 7 3,5 5 1,5 7 3,5

9 7 3,5 5 1,5 7 3,5 5 1,5

10 3 1,5 5 3,5 5 3,5 3 1,5

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


320
Analisis Organoleptik

FK = 1 – {∑T / N.K (K2-


12 1)}
X2 = (1406,25 + ... + 812,5) − 3.15(4 + 1)
2

15.4(4 + 1) FK = 1 – {336 / 15.4 (42-


1)}
= 0,627

X 2 = 6,48 → X α2 ( k −1) =
Taraf 0.05 = 7,81 Hc = X2 / FK
= 6,48 / 0,627
Taraf 0,10 = 6,25 = 10,340

Data pengamatan memiliki angka X2 6,48


yang sama, maka dilakukan
perhitungan faktor koreksi. Tabel Hc 10,340
perhitungan faktor koreksi
sebagai berikut : 5% 7,81

Skor Rank t N t2 X2t t3 t3-t


10% N(t3-t)
6,25

3 1,5 2 2 4 8 6 12

3 2,5 4 1 16 64 60 60
Keterangan : Nilai X2 dan Hc >
5 1,5 2 3 4 X2 tabel
dari 8 pada6 taraf 10%18
maka pengujian signifikan
5 2 3 2 9
berbeda 27 (H ditolak),
nyata 24 48
berarti
o
terdapat perbedaan antar
5 2,5 2 2 4 8 6 12
perlakuan maka dilakukan Uji
Perbandingan Berganda (Multiple
5 2,5 4 1 16 64 60 60
Comparison), sebagai berikut :
5 3 3 2 9 10%27
Taraf : 24 48

5 3,5 2 2 4 8 6 12

7 3 3 2 9 27  24 α  48NK ( K + 1)
Ri − Rj ≤ Z 1 →  
7 3,5 2 3 4 8  K (
6
K − 1)  18 6

Jumlah 336

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


321
Analisis Organoleptik

  0,1  15.4(4 + 1)
≤ Z 1 →  
  4(4 − 1)  6

≤ Z {1 → (0,008)}(7,071)
≤ Z (2,41)(7,071)
≤ 17,04

Perlakuan Jumlah Ranking 28,5 37,5 37,5 46.5 Taraf Nyata

A 28,5 - a

C 37,5 9 - ab

D 37,5 9 0 - ab

B 46,5 18* 9 9 - b

Studi kasus
Di kota Magelang, Jawa Tengah,
terkenal dengan jajanan tradisio-
nal yang dominan citarasa manis,
sedangkan di Jawa Barat lebih
didominasi dengan makanan
jajanan yang tidak terlalu manis.
Sebagai calon produsen bahan
pangan, bagaimana Saudara me-
manfaatkan analisis organoleptik
apabila mau memasarkan pro-
duknya ke lokasi-lokasi tersebut.

Lakukan pula terhadap jenis


produk pangan lainnya dan juga
jenis konsumen tua dan muda,
anak-anak dan dewasa, pria dan
wanita dan lain-lain.

Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


322
Analisis Nutrisi

BAB XVI
ANALISIS NUTRISI
Analisis nutrisi yang disajikan da- kan secara volumetrik. Biasanya
lam buku ini hanya meliputi ana- digunakan untuk menentukan
lisis karbohidrat, protein, lemak, laktosa (anhidrit atau mono-
air, vitamin, mineral, dan kadar hidrat), glukosa, fruktosa, maltosa
abu. (anhidrit atau monohidrat) dan
lainnya.
16.1. Analisis karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah sa- Penetapan gula pereduksi dida-
tu komponen nutrisi yang banyak sarkan atas pengukuran volume
dimanfaatkan sebagai sumber larutan gula pereduksi standar
pangan. Dengan demikian, kebe- yang dibutuhkan untuk mereduksi
radaannya dalam bahan pangan pereaksi tembaga basa yang
sangat penting. diketahui volumenya. Titik akhir
titrasi ditunjukan dengan meng-
Keberadaan karbohidrat dalam hilangnya warna metilen biru,
bahan pangan dinyatakan dalam karena kelebihan gula pereduksi
bentuk gula, glukosa, sakarosa, di atas jumlah yang dibutuhkan
pati atau serat kasar. untuk mereduksi semua temba-
ga.
Untuk menghasilkan data yang Larutan pereaksi yang digunakan
akurat, analisis karbohidrat harus dalam analisis gula pereduksi
diawali dengan persiapan sampel menggunakan metode Lane-Ey-
secara baik, persiapan peralatan, non adalah :
pereaksi, dan metode analisis,
pelaksanaan analisis, dan akhir- 1. Larutan tembaga sulfat
nya perhitungan. Persiapan sam- Larutkan 34.639 g CuSO4.
pel yang dikerjakan berdasarkan 5H2O dalam air. Encerkan
prosedur yang benar. sampai 500 ml dan disaring
dengan kertas saring. Tentu-
16.1.1 Jenis pengujian kan kadar tembaga, larutkan
karbohidrat sehingga mengandung 440.9
Jenis pengujian karbohidrat meli- mg Cu/25 ml
puti pengujian kuantitatif dan kua-
litatif terhadap : 2. Larutan tartrat basa
Larutkan 173 g garam Ro-
16.1.1.1 Gula pereduksi chelle dan 50 g NaOH dalam
Penetapan gula pereduksi dilaku- air, sencerkan sampai 500 ml.
kan dengan metode : Biarkan 2 hari dan saring
melalui asbes.
16.1.1.1.1 Lane-Eynon 3. Larutan Fehling yang telah
Pengukuran gula pereduksi de- distandarisasi.
ngan metode Lane-Eynon dilaku-

325 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

Larutan Fehling dibuat segera Peralatan yang digunakan


sebelum digunakan. Cara a. Erlenmeyer 125 ml dan
pembuatannya dengan men- 300 ml
campurkan ke dalam Erlen- b. Gelas ukur 50 ml
meyer masing-masing 100 ml c. Hot plate
larutan tembaga sulfat dan d. Buret
tartrat basa. Pindahkan 10 ml e. Labu ukur 100 ml; 500 ml,
ke dalam Erlenmeyer 125 ml. dan 1000 ml
Tambahkan ke dalamnya 20 f. Penangas air
ml air dan kemudian larutkan g. Kertas saring Whatman
7 ml larutan dekstrosa stan- No. 2
dar. Letakan Erlenmeyer pa-
da alat pemanas (hot plate) Konversi gula-gula
dan didihkan. Tambahkan ke a. Pindahkan masing-masing 50
dalamnya 3 – 4 tetes larutan ml filtrat (bebas Pb) dari
metilen biru 0.2%. Titrasi la- persiapan sampel di atas ke
rutan Fehling di atas dengan dalam dua buah labu ukur
larutan dekstrosa standar 100 ml. Tambahkan 20 ml air
sampai metilen biru tidak dan 10 ml HCl (berat jenis
berwarna dan titik akhir warna 1.18)
merah bata terlihat. Selama b. Letakkan labu ukur tersebut
titrasi, Erlenmeyer selalu di- dalam penangas air pada 60
o
goyang dan penambahan C dan goyang-goyangkan
larutan dekstrose diatur sede- dengan konsisten selama 3
mikian rupa sehingga titrasi menit. Biarkan labu dalam
diselesaikan dalam waktu penangas selama 7 menit
kira-kira 2 menit. Ulangi stan- lagi. Setelah itu segera letak-
darisasi di atas sebanyak dua kan labu dalam air 20 oC dan
kali. dinginkan.
c. Netralkan isi labu dengan
4. Larutan dekstrosa standar NaOH dan tepatkan volume-
Larutkan 1.5 g asam ben- nya sampai 100 ml dengan
zoate dalam 800 ml air air. Jika endapan terbentuk,
mendidih, dinginkan sampai saring dengan kertas saring.
suhunya menjadi 25 – 30oC, d. Dengan menggunakan sampel
kemudian tambahkan 5000g ini lakukan penetapan gula
dekstrosa, dan encerkan pereduksi seperti dijelaskan
kembali sampai volume 1 pada prosedur.
liter.
Penetapan sampel
5. Larutan metilen biru 0.2 % 1. Siapkan sampel seperti pada
dalam air prosedur persiapan sampel
(A).

326 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

2. Isi labu Erlenmeyer dengan 3. Larutan Kalium Iodat 0.1 N.


10 ml filtrat yang didapat dari 4. Larutkan 3.567 g KIO3 dalam
persiapan sampel. Tambah- air. Tepatkan volumenya
kan 10 ml larutan Fehling dan menjadi 1000 ml
5 ml larutan ekstrosa standar. 5. Pereaksi Shaffer dan Somog-
Titrasi campuran ini dengan yi
larutan dekstrosa standar se- 6. Larutkan 25 g Na2CO3
perti pada standarisasi larutan anhidrat dan 25 g garam
Fehling di atas dalam waktu Rochelle (NaK tartarat) dalam
dua menit (Tambahkan indi- 500 ml air pada gelas piala.
kator metilen biru. Warna biru Tambahkan 75 ml larutan
dari larutan Fehling akan tembaga dalam 20 g Natrium
menjadi muda pada saat akan bikarbonat. Penambahan di-
mendekati titik akhir titrasi) lakukan sambil diaduk-aduk
3. Hitung % gula pereduksi se- dengan stirer. Setelah selu-
bagai dekstrosa dari titer ruh bahan larut, pindahkan
penetapan larutan standar, kedalam labu takar 1000 ml.
blanko, dan sampel. Tambahkan 250 ml KIO3 0.1
N, tepatkan sampai tanda tera
16.1.1.1.2 Shaffer-Somogyi I dengan air, saring. Simpan
Metode ini dapat digunakan untuk semalam sebelum digunakan.
menetapkan sampel yang me- 7. Larutan Iodat-Kalium oksalat
ngandung sedikit gula pereduksi. 8. Larutkan 2.5 g KI dan 2.5 g
Prinsip dasar dari metode Shaffer kalium oksalat dalam air.
– Somogyi I adalah sebagai Encerkan sampai volumenya
berikut : 100 ml. Buat baru setiap
Gula pereduksi akan mereduksi minggu jika akan digunakan.
Cu++ menjadi Cu+. Selanjutnya 9. Larutan Natrium Tiosulfat
Cu+ akan dioksidasi oleh I2 (yang standar
terbentuk dari hasil oksidasi KI 10. Larutkan natrium tiosulfat sta-
oleh KIO3 dalam asam) menjadi ndar sehingga diperoleh la-
Cu++ kembali. Kelebihan I2 rutan natrium tiosulfat 0.005
dititrasi dengan Na2S2O3. De- N. Buat setiap kali akan di-
ngan menggunakan blanko, ma- gunakan dari larutan stok
ka kadar gula pereduksi dalam standar Na2S2O3 0.1 N.
sampel dapat ditentukan. 11. Larutan asam sulfat 2 N (1 M)
12. Larutan pati 1 % untuk in-
Senyawa pereaksi yang diguna- dikator
kan adalah :
1. Larutam tembaga sulfat Peralatan yang digunakan :
2. Larutkan 100 g CuSO4.5H2O 1. Penangas air
dalam air. Tepatkan volume- 2. Hotplate stirrer
nya menjadi 1000 ml. 3. Buret

327 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

4. Tabung reaksi dingin selama 5 menit. Laku-


5. Labu takar 100 ml hingga kan dua kali penggoyangan
1000 ml. selama perendaman.
6. Gelas piala 8. Titrasi dengan Na2S2O3
7. Erkenmeyer 50 ml 0.0005 N dan gunakan pati
8. Gelas ukur sebagai indikator.
9. Pipet 5 ml 9. Kurangi hasil titrasi blanko
dengan hasil titrasi sampel
Cara Kerja : kemudian volume titer bersih
1. Siapkan sampel sesuai ini digunakan untuk menen-
dengan prosedur persiapan tukan jumlah dekstrosa (gula
sampel pereduksi) dalam 5 ml larutan
2. Pipet 5 ml larutan yang sampel berdasarkan perihitu-
mengandung 0.5 – 2.5 mg ngan berikut :
dektrose ke dalam tabung
reaksi ukuran 25 x 200 mm mg dekstrosa = 0.1099 x ml
(jika ada lebih baik gunakan Na2S2O3 0.005 N + 0.048
Erlenmeyer 50 ml, karena
lebih memudahkan pada wak- 10. Buat juga kontrol dengan
tu titrasi) menggunakan sejumlah larut-
3. Tambahkan 5 ml pereaksi an dekstrosa yang sudah
shaffer-somogyi, campur diketahui konsentrasinya de-
sampai merata. Siapkan juga ngan tepat. Lakukan koreksi
blanko dengan mencampur- terhadap rumus perhitungan
kan 5 ml air dengan 5 ml yang diberikan.
pereaksi shaffer-somogyi. 11. Untuk menetapkan gula non
4. Tutup tabung reaksi (Erlen- pereduksi dan total gula,
meyer) dengan menggunakan ambil 25 ml filtrat dari hasil
corong atau penutup lainnya. persiapan sampel, masukan
Panaskan dalam penangas ke dalam labu takar 50 ml,
air 100 oC selama 15 menit. lalu tambahkan 5 ml HCl (1 +
5. Dinginkan dalam air mengalir 1). Biarkan pada suhu kamar
selama 4 menit secara hati- selama 24 jam. Netralkan de-
hati. ngan NaOH, tepatkan volume
6. Angkat corong dari tabung sampai tanda tera. Dengan
rekasi, tambahkan 2 ml menggunakan larutan ini,
larutan iodida oksalat melalui lakukan penetapan dekstrosa
bagian sisi dari tabung reaksi. seperti pada tahap 1 sampai
7. Tambahkan 3 ml H2SO4 2N. dengan 10.
Jangan dikocok. Goyangkan
perlahan-lahan sampai dapat 16.1.1.1.3 Shaffer-Somogyi II
dipastikan seluruh Cu2O larut Larutan Pereaksi yang digunakan
dan biarkan rendam dalam air adalah :

328 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

a. Larutan tembaga sulfat (jumlahnya tergantung kan-


Larutkan 40 g garam Rochel- dungan gula dalam sampel)
le, 28 g disodium fosfat dan 5 ml sampel yang me-
anhidrous dan 4 g NaOH da- ngandung 0.2 – 3 mg gula
lam 700 ml H2O. Larutkan 8 g pereduksi ke dalam tabung
CuSO4 kristal dalam 80 – 90 reaksi 25 x 200 mm. Jika
ml H2O kemudian campurkan sampel mengandung 2 – 3
ke dalam larutan sebelumnya, mg gula pereduksi per 5 ml
aduk. Larutkan 180 g Na2SO4 sampel, gunakan 25 ml KIO3,
anhydrous ke dalam campur- jika 0.5 – 1 mg per 5 ml
an, encerkan campuran men- gunakan 10 ml dan jika
jadi 1000 ml. Biarkan 1 – 2 kurang dari 0.5 mg gunakan 5
hari dan saring bila perlu. ml KIO3.
b. Larutan potassium iodat - Dinginkan dan tambahkan la-
- Larutkan 3.566 g KIO3 da- rutan KI. Jumlah larutan KI
lam H2O, tepatkan volume- yang ditambahkan tergantung
nya menjadi 100 ml jumlah KIO3 yang digunakan.
- Larutan potassium iodat 2.5 Bila jumlah KIO3 5, 10, atau
%. 25 ml, maka jumlah KI yang
- Tambahkan 1 – 2 g Na2CO3 ditambahkan 0.5, 1, atau 2
per liter untuk menstabilkan ml. Biarkan larutan KI turun
c. Larutan Sodium thiosulfat melalui dinding tabung reaksi
0.005N. tanpa pengocokan.
- Siapkan dengan pengence- - Tambahkan kira-kira 1.5 ml
ran yang tepat dari larutan H2SO4 1M secara cepat dan
stok 0.1 N. langsung ke dalam larutan
- Indikator pati 1 % dalam air dengan pengocokan.
- Asam sulfat 1 M - Titrasi dengan Na2S2O3
0.005 N sampai berwarna
Peralatan yang digunakan kuning. Tambahkan indikator
a. Penangas air pati, lanjutkan titrasi sampai
b. Waring blender tercapai titik akhir.
c. Buret - Buat blanko dengan meng-
d. Tabung reaksi 25 x 200 mm gantikan 5 ml sampel dengan
5 ml akuades.
- Hitung kadar gula pereduksi
sampel sebagai persen dek-
Cara Kerja : strosa. Satu mg dekstrosa
- Persiapkan sampel seperti memerlukan 7.4 ml Na2S2O3
pada persiapan sampel untuk 0.005 N. Tetapi akan lebih
penetapan karbohidrat tepat jika mebuat standar.
- Masukkan 5 ml pereaksi tem- Buatlah masing-masing larut-
baga sulfat, larutkan KIO3 an standar glukosa yang me-

329 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

ngandung 0.2 – 3 mg per 5 stabil dan hanya tahan satu


ml. Lalu lakukan tahap 2 – hari.
sampai dengan tahap 6 se- 2. larutan glukosa standar 0.2
perti pada penetapan sampel. mg/ml. Larutan 200 mg glu-
Hitung kadar gula pereduksi kosa dalam 100 ml akuades.
sampel ini berdasarkan stan- Ambil 10 ml encerkan menjadi
dar yang dibuat. 100 ml (1 ml = 0.2 mg glu-
- Jika ingin menetapkan total kosa)
gula (pereduksi + non pere-
duksi), lakukan tahap hidro- Peralatan yang digunakan :
lisa seperti pada metoda Sha- 1. Pipet 1 ml, 5 ml
ffer-Somogyi I kemudian laku- 2. Tabung reaksi
kan tahap 2 sampai tahap 6. 3. Kelereng, Corong kecil
4. Water bath 100oC
5. Spektrofotometer, kuvet

16.1.1.2 Gula non pereduksi Cara kerja


Analisa yang dilakukan untuk me- a. Pembuatan Kurva Standar
nentukan kadar gula non pere- 1. Pipet ke dalam tabung re-
duksi sama seperti analisa yang aksi 0.0 (blanko), 0.2, 0.4,
dilakukan untuk menentukan ka- 0.6, 0.8, dan 1 ml larutan
dar gula perduksi. glukosa standar. Tambah-
kan air sampai total volume
16.1.1.3 Total gula masing-masing tabung re-
Penetapan total gula dalam aksi 10 ml.
bahan pangan dapat dilakukan 2. Tambahkan dengan cepat
dengan metode : 5 ml pereaksi anthrone ke
16.1.1.3.1 Metode Anthrone dalam masing-masing ta-
Prinsip dasar dari metode anth- bung reaksi
rone adalah senyawa anthrone 3. Tutup tabung reaksi (dapat
akan bereaksi secara spesifik menggunakan kele-reng)
dengan karbohidrat dalam asam campur merata.
sulfat pekat menghasilkan warna 4. Tempatkan dalam water
biru kehijauan yang khas. Se- bath 100 oC selama 12 me-
nyawa anthrone (9,10-dihydro-9- nit (rendam dalam air men-
oxanthracene) merupakan hasil didih)
reduksi anthraquinone. 5. Dinginkan dengan cepat
Pereaksi yang digunakan pada menggunakan air menga-
metode antrone adalah : lir
1. Pereaksi anthrone 0.1 % 6. Pindahkan kedalam cuvet,
dalam asam sulfat pekat. Di- baca absorbansinya pada
buat hanya pada waktu hari 630 nm
akan digunakan sebab tidak

330 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

7. Buat kurva hubungan an- tidak stabil (daya simpan hanya 1


tara absorbans dengan hari)
mg glukosa 15.1.4 larutan glukosa standar
0.1 mg/ml
b. Penetapan sampel Larutan 100 mg glukosa dalam
- Masukkan 1 ml sampel (dari 100 ml air. Ambil 10 ml larutan,
persiapan sampel) ke dalam ta- encerkan menjadi 100 ml (1 ml =
bung reaksi 0.1 mg glukosa)
- Selanjutnya lakukan tahap 2
sampai 6 seperti pada pem- Peralatan yang digunakan :
buatan kurva standar 1. Spektrofotometer
- Tentukan konsentrasi total gula 2. rak tabung reaksi
dalam sampel. 3. Penangas air

Cara Kerja
16.1.1.3.2 Metode Cleg- a. Ekstraksi
Anthrone 1. Timbang 1 g sampel ke-
Tambahkan asam perklorat ke ring atau 2.5 g sampel
dalam sampel untuk menghidro- basah yang mengandung
lisa pati dan gula-gula yang larut 60 – 300 mg total
sehingga dapat bereaksi dengan available carbohydrate.
anthrone membentuk warna biru 2. Pindahkan secara kuanti-
kehijauan dan dapat ditentukan tatif ke dalam gelas ukur
jumlahnya secara kolorimetrik (di- 100 ml bertutup.
nyatakan sebagai persen glu- 3. Tambahkan 10 ml air dan
kosa) aduk dengan mengguna-
kan gelas pengaduk untuk
Pereaksi yang digunakan : mendispersikan sampel
15.1.1 Asam Perklorat 52 % seluruhnya
Tambahkan 270 ml asam per- 4. Tambahkan 13 ml asam
klorat (BJ 1.70) ke dalam 100 ml perklorat 52%
air. Dinginkan sebelum diguna- 5. Aduk dengan gelas pe-
kan. ngaduk selama 20 menit
15.1.2 Larutan Asam Sulfat 6. Cuci gelas pengaduk di
Tambahkan dengan hati-hati 760 atas larutan (air cucian
ml asam sulfat pekat (1.84) ke masuk ke dalam larutan),
dalam 330 ml air. Dinginkan encerkan larutan menjadi
sebelum digunakan 100 ml
15.1.3 Pereaksi Anthrone 0.1 % 7. Campur merata, saring
dalam larutan asam sulfat dan masukkan ke dalam
Buat untuk setiap hari akan labu ukur 250 ml
digunakan karena pereaksi ini

331 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

8. Cuci gelas ukur dengan


air, masukan air cucian ke (25 x b)
labu ukur = --------------------
9. tepatkan sampai tanda (a x W)
tera dengan air, kocok
merata.
Catatan :
b. Penetapan Sampel 1. Warna hijau stabil selama 2
1. Encerkan 10 ml ekstrak jam
sampel menjadi 100 ml 2. Hubungan antara absorbans
dengan air dengan kadar glukosa de-
2. Pipet 1 ml sampel yang ngan kisaran 0 – 1.15 mg
telah diencerkan, masuk- bersifat linier dan berbentuk
an ke dalam tabung reaksi garis lurus
3. Buat blanko dengan me-
masukkan 1 ml air ke 16.1.1.3.3 Metode Fenol
dalam tabung reaksi Metode fenol dapat digunakan
4. Pipet 1 ml larutan glukosa untuk menentukan kandungan
standar masukkan ke da- karbohidrat dan total gula. Prin-
lam tabung reaksi sipnya gula sederhana, oligo-
5. Masukan dengan cepat 5 sakarida, polisakarida dan tu-
ml pereaksi anthrone ke runannya dapat bereaksi de-ngan
dalam masing-masing ta- fenol dalam asam sulfat pekat
bung reaksi menghasilkan warna ora-nge
6. Tutup tabung reaksi, cam- kekuningan yang stabil.
pur merata
7. panaskan dalam pena- Pereaksi yang digunakan :
ngas air 100oC selama 12 1. Larutan fenol 5% dalam air
menit 2. H2SO4 95.5% BJ 1.84
8. Pindahkan larutan ke da- 3. Larutan glukosa standar
lam kuvet berdiameter 1
cm Peralatan yang digunakan :
9. Baca absorbansinya pada 1. Spektrofotometer
630 nm. 2. Penangas air, suhu diperta-
hankan 25 oC
c. Perhitungan 3. Pipet yang dapat memindah-
Berat sampel = w g kan 5 ml asam sulfat pekat
Absorbansi glukosa standar = a dengan cepat (10-20 detik)
Absorbansi sampel = b Cara Kerja :
a. Pembuatan Kurva Standar
Total ’available carbohydrat’ 1. Pipet 2 ml larutan glukosa
dinyatakan dalam % glukosa standar yang mengan-
adalah : dung 0, 10, 20, 30, 40 dan

332 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

60 ml glukosa. Masing- 16.1.1.3.4 Metode DNS


masing dimasukkan ke Pada prinsipnya metode DNS
dalam tabung reaksi. menciptakan suasana alkali agar
2. Tambahkan 1 ml larutan gula pereduksi dapat mereduksi
fenol 5 %, kocok asam 3,5-dinitrosolisilat (DNS)
3. tambahkan dengan cepat membentuk senyawa yang dapat
5 ml larutan asam sulfat diukur absorbansinya pada pan-
pekat dengan cara menu- jang gelombang 550nm.
angkan secara tegak lurus
ke permukaan larutan Pereaksi yang digunakan dalam
4. Biarkan selama 10 menit, metode DNS adalah :
kocok lalu tempatkan da- 1. Pereaksi DNS
lam penangas air selama Larutkan 10.6 g asam 3,5-
15 menit dinitrosalisilat dan 19.8 g
5. Ukur absorbansinya pada NaOH ke dalam 1416 ml air.
490 nm untuk hektosa Kemudian tambahkan ke da-
dan 480 nm untuk pen- lam larutan tersebut 306 g
tosa dan asam uronat NaAAK-Tartrat, 7.6 ml fenol
6. Buat kurva standar (cairkan pada suhu 50 oC)
dan 8.3 g Na-metabisulfit.
b. Penetapan sampel Campuran merata.
1. Untuk menetapkan total Titrasi 3 ml pereaksi DNS
karbohidrat, sampel harus dengan HCl 0.1 N dan
dibuat cairan terlebih da- indikator fenolftalein. Seha-
hulu (saring jika terbentuk rusnya dibutuhkan 5-6 ml
endapan) atau lakukan HCl 0.1 N, jika kurang dari itu
tahap ekstraksi seperti tambahkan 2 g NaOH untuk
penetapan total karbohi- setiap kekurangan 0.1 ml HCl
drat metod eCleg-Anthro- 0.1 N.
ne untuk sampel selain 2. Larutan glukosa standar 0.2 –
cairan jernih. Untuk me- 0.5 mg/ml.
nentukan total gula dan
bahan padat, sampel ha- Peralatan yang digunakan
rus dipersiapkan dahulu 1. Penangas air
2. Lakukan penetapan sam- 2. Spektrofotometer
pel seperti pada pem- 3. Tabung reaksi
buatan kurva standar
kemudian tentukan total
karbohidrat atau total gula Cara Kerja :
sampel (dinyatakan seba- 1. Sampel disaring agar diper-
gai persen glukosa) oleh cairan jernih

333 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

2. Masukan 1 ml sampel ke da-


lam tabung reaksi, tambahkan 16.1.1.3.5 Metode Nelson-
3 ml pereaksi DNS Somogyi
3. Tempatkan dalam air men-
didih selama 5 menit. Biarkan Pereaksi yang digunakan pada
dingin sampai suhu ruang metode Nelson-Somogyi adalah :
4. Encerkan sampel bila diper- 1. Pereaksi tembaga sulfat
lukan sampai dapat terukur Larutkan 28 g Na2HPO4
pada kisaran 20 – 80% T anhydrous dan 4 g sodium
pada panjang gelombang 55º potasium dalam 700 ml air.
nm. Gunakan air sebagai Tambahkan 100 ml NaOH 1
blanko. N sambil diaduk, kemudian
5. Buat kurva standar dengan tambahkan 80 ml kuprisulfat
menggunakan larutan glukosa 10% (w/v). Tambahkan 180 g
standar dengan kisaran 0.2 – Na2SO4 anhydrous, kemudian
5 mg/ml. tepatkan larutan hingga 1000
6. Untuk sampel yang sedikit ml. Biarkan selama semalam,
mengandung glukosa, tam- kemudian dekantasi superna-
bahkan 0.1 mg glukosa ke tan jernih atau saring dahulu.
dalam masing-masing sampel 2. Pereaksi arsenomolibdat
7. Tiga mililiter pereaksi DNS Larutkan 25 g amonium
akan bereaksi dengan kurang molibdat dalam 450 ml air,
lebih 10 mg glukosa. Oleh tambahkan 21 ml H2SO4
karena itu sampel harus pekat, campurkan merata.
diencerkan dahulu sampai Tambahkan 3 g Na2H2SO4
kira-kira mengandung < 5 mg 7H2O yang sudah dilarutkan
glukosa. dalam 25 ml air. Aduk dan
inkubasi pada 37oC selama
Catatan : 24 – 48 jam. Simpan di
1. Reaksi pembentukan warna dalam botol berwarna coklat
terjadi pada suasana basa, dan di dalam lemari.
oleh karena itu sampel yang 3. Larutan glukosa standar
bersifat asam harus dinetral- Larutan stok glukosa standar
kan dahulu 1 % (w/v) dalam asam
2. Metode ini tidak spesifik dan benzoat jenuh diencerkan se-
akan mengukur seluruh se- hingga diperoleh larutan glu-
nyawa pereduksi. Jika glu- kosa standar dengan kon-
kosa digunakan sebagai stan- sentrasi masing-masing 50,
dar, maka untuk menentukan 150 dan 300 µg/ml.
selobiosa, nilai yang diperoleh
15 % lebih rendah dari yang Peralatan
sebenarnya, sedangkan untuk 1. Spektrofotometer
silosa 15% lebih tinggi.

334 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

2. Tabung reaksi 16 x 150 mm + 16.1.1.3.6 Metode Ferisianida


tutup gelas atau kelereng Basa
3. Rak tabung reaksi Prinsip dasar dari metode fer-
4. Penangas air isianida basa adalah bahwa di
atas pH 10.5, gula akan
Cara Kerja mereduksi ferisianida menjadi
1. Pipet 2 ml larutan sampel ferosianida yang akan bereaksi
jernih yang bebas impuritas, dengan ion feri membentuk se-
masukkan ke dalam tabung nyawa biru prussian yang dapat
reaksi, tambahkan 2 ml pe- diukur intensitasnya dengan
reaksi tembaga sulfat. Tutup menggunakan spektrofotometer.
tabung reaksi
2. Tempatkan tabung reaksi da- Pereaksi yang digunakan dalam
lam penangas air 100 oC metode ferisianida basa adalah :
selama 10 menit, kemudian 1. Larutan sianida basa
dinginkan selama 5 menit Larutan ini dibuat dengan
dalam air mengalir melarutkan 0.65 g potassium
3. Tambahkan 1 ml pereaksi sianida kedalam 1000 ml la-
arsenomolibdat, campur rutan sodium karbonat 0.53%
hingga rata (w/v)
4. Encerkan isi tabung reaksi 2. larutan potassium ferisianida
sampai volume antara 10 – 0.05% (w/v) dalam air
25 ml, tergantung kepekatan 3. Larutan feriamonium sulfat
warna larutan Larutan feriamonium sulfat
5. Ukur absorbansinya pada 500 dibuat dengan melarutkan 1.5
atau 520 nm (absorbansi g feriamonium sulfat ke dalam
maksimum pada 660 nm). 1000 ml H2SO4 0.05N
Blanko dibuat sama seperti di
atas kecuali sampel diganti
dengan air Peralatan Utama :
6. Buat kurva standar dari 1. Penangas air
larutan glukosa standar 50, 2. Spektrofotometer
150 dan 300 µg/ml dengan
cara yang sama seperti Cara Kerja :
penetapan sampel. 1. Campurkan 2 ml larutan
sampel jernih yang bebas
Catatan : impuritas dengan 1 ml larutan
1. Warna yang terbentuk stabil sianida dan 1 ml larutan
2. Pemanasan dan pendinginan feriamonium sulfat (sampel
untuk seluruh sampel atau diperkirakan mengandung 1 –
standar dilakukan secara 9 µg glukosa/2 ml)
bersamaan dan seragam. 2. Panaskan dalam penangas sir
100oC selama 15 menit

335 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

3. Warna biru yang terbentuk atau sebagian besar terdiri dari


diukur absorbansinya pada sukrosa.
panjang gelombang 700 nm
4. Buat kurva standar dari 16.1.1.5 Pati
larutan glukosa standar 1-10 Kandungan pati dalam bahan
µg/2 ml yang diperlukan se- pangan dapat ditentukan dengan
perti tahap 1 sampai dengan menggunakan beberapa metode,
tahap 3. Blanko dibuat de- yaitu :
ngan cara yang sama seperti
tahap 1 sampai dengan tahap 16.1.1.5.1 Metode Hidrolisis
3, dimana larutan sampel Asam
diganti dengan air. Metode hidrolisis asam dapat
digunakan untuk menentukan
Catatan : kadar pati dalam bahan pangan
1. Warna biru yang terbentuk yang diketahui hanya mengan-
stabil dung pati (dan dekstrin). Metode
2. Proses pemanasan harus di- ini memiliki tingkat ketepatan
lakukan secara serentak dan yang rendah.
sama untuk seluruh sampel
dan standar. Prinsip dari metode hidrolisis
asam adalah menghidrolisis pati
16.1.1.4 Sukrosa dengan menggunakan asam
Kandungan sukrosa dalam bahan sehingga terbentuk gula-gula.
pangan dapat ditentukan dengan Gula yang terbentuk selanjutnya
mengukur total gula sesudah ditetapkan jumlahnya, sehingga
inversi dan total gula pereduksi. kadar pati kadap diketahui.
Metode pengukuran yang dapat
digunakan adalah metode Lane- Pereaksi yang digunakan pada
Eynon dan Sahffer-Somogyi. Ni- metode hidrolisis asam adalah :
lai total sukrosa sama dengan 1. Eter
total gula setelah inversi di- 2. Alkohol 10 % dan 80 %
kurangi dengan total gula 3. HCl ± 25 % (berat jenis 1.125)
pereduksi dikalikan dengan 0.95. 4. NaOH 45 %

Sukrosa = (total gula-total gula Peralatan utama yang digunakan


pereduksi) x 0.95 adalah :
1. Timbangan analitik
Penentuan sukrosa di dalam ba- 2. Erlenmeyer
han pangan dengan meng- 3. Gelas piala
gunakan metode ini didasarkan 4. Kertas saring
pada asumsi bahwa gula non 5. Pendingin balik
pereduksi yang ada di dalam ba- 6. Penangas air
han pangan tersebut seluruhnya

336 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

Cara Kerja seperti pada penentuan gula


1. Timbang 2 – 5 g sampel pereduksi
(berupa bahan padat yang 9. Kadar pati dalam bahan
telah dihaluskan atau bahan pangan tersebut dapat
cair) dalam gelas piala 250 ml diperoleh dengan mengalikan
2. Tambahkan 50 ml alkohol 80 bobot glukosa dengan faktor
% dan aduk selama 1 jam 0.9
3. Saring suspensi tersebut
dengan kertas saring dan cuci 16.1.1.5.2 Metode Polarimetri
dengan air sampai volume Metode polarimetri merupakan
filtrat 250 ml. Filtrat ini metode baku yang banyak
mengandung karbohidrat digunakan untuk menentukan
yang terlarut dan dibuang kadar pati pada biji-bijian, khu-
4. Untuk bahan yang mengan- susnya tepung.
dung lemak, pati yang ter-
dapat sebagai residu pada Pereaksi yang digunakan dalam
kertas saring dicuci 5 kali metode polarimetri adalah :
dengan 10 ml eter. Biarkan 1. Larutan kalsium Klorida Asam
eter menguap dari residu, Larutan kalsium klorida asam
kemudian cuci kembali de- dibuat dengan melarutkan
ngan 150 ml alkohol 10 % 620 g CaCl2.6H2O) dalam 180
untuk membebaskan lebih ml air, saring sampai jernih.
lanjut karbohidrat yang ter- Tambahkan 50 ml larutan
larut sodium asetat trihidrat 36%
5. Pindahkan rsidu secara (w/v) kedalam filtrat jernih.
kuantitatif dari kertas saring Sesuaikan pH larutan menjadi
ke dalam Erlenmeyer dengan 2.3 dengan menambahkan
cara pencucian menggunakan asam asetat. Sesuaikan be-
200 ml air dan tambahkan 20 rat jenis larutan menjadi 1.3
ml HCl 25%. Tutup dengan pada 20oC.
pendingin balik dan pasakan 2. Larutan carrez I
di atas penangan air sampai Larutan Carrez I dibuat
mendidih selama 2.5 jam dengan melarutkan 21.9 g Zn-
6. Biarkan dingin dan netralkan asetat dihidrat dan 30 ml
dengan NaOH 45% dan asam asetat ke dalam 100 ml
encerkan sampai volume 500 air
ml 3. Larutan Carrez II
7. Saring kembali dengan meng- Larutan Carrez II dibuat
gunakan kertas saring dengan melarutkan 10.6 g
8. Tentukan kadar gula yang potassium ferosianida dalam
dinyatakan sebagai glukosa 100 ml air
dari filtrat yang diperoleh.
Penentuan glukosa dilakukan

337 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

Peralatan utama yang digunakan


adalah : Perhitungan :
1. Otoklaf Kadar pati (g) dalam 100 g bahan
2. Kertas Whatman no. 541 pangan dapat dihitung dengan
3. Polarimeter persamaan :
n x 104
Cara Kerja = -----------------
1. Campurkan 2.5 g sampel 203 x 5
dengan 10 ml air dalam gelas
piala tinggi 400 ml sampai n = hasil pembacaan polarimeter
terbentuk pasta lembut pada 20oC dalam tabung 2 dm
2. Tambahkan 50 ml larutan
kalsium klorida, aduk hingga (α)20D = 203
rata
3. Masukkan ke dalam otoklaf,
panaskan pada tekanan 16.1.1.5.3 Metode Ekstraksi
103.42 kN/m2 selama 10 Asam Perklorat
menit Metode ekstraksi asam perklorat
4. Dinginkan campuran dengan cukup baik untuk menentukan
cara merendamnya dalam air kadar pati pada serealia. Prinsip-
dingin. Pindahkan campuran nya menentukan kadar gula
ke dalam labu ukur 100 ml. dengan metode Anthrone sehing-
Cuci gelas piala dengan ga kadar pati dalam sampel
larutan kalsium klorida dan dapat diketahui.
masukkan bilasan ke dalam
labu ukur. Tambahkan laru- Gula bebas dalam sampel harus
tan kalsium klorida ke dalam dihilangkan dahulu dengan cara
labu ukur sampai volume ekstraksi dengan etanol 80 %,
campuran kira-kira 90 ml residu pati yang diperoleh ditam-
5. Tambahkan 2 ml larutan bahkan asam perklorat sehingga
Carrez I dan campur hingga dihasilkan gula yang akan diten-
merata. Tambahkan 2 ml tukan kadarnya.
larutan Carrez II dan campur
hingga merata. Tambahkan Pereaksi yang digunakan dalam
larutan kalsium klorida hingga metode ekstraksi asam perklorat
volume campuran mencapai adalah :
100 ml. 1. Etanol 80 % (v/v)
6. Saring dengan kertas What- 2. Asam perklorat 52% (v/v)
man no. 541 hingga diperoleh Larutan asam perklorat ini
filtrat yang jernih dibuat dengan menambahkan
7. Buang 15-20 ml filtrat bagian 270 ml asam perklorat 72 %
atas ke dalam 100 ml air secara
8. Ukur filtrat pada polarimeter perlahan-lahan

338 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

3. Pereaksi Anthrone penambahan asam perklorat.


Pereaksi Anthrone diperoleh Diamkan sebentar. Aduk lagi
dengan melarutkan 1 g selama 15 menit.
Anthrone ke dalam 1000 ml 5. Tambahkan 20 ml air, sen-
larutan yang mengandung trifus kembali
760 ml H2SO4 pekat (larutan 6. Dekantasi supernatan, ma-
H2SO4 76%). Buat setiap sukan ke dalam labu ukur 100
hari akan digunakan. ml. Ekstraksi kembali residu
4. Larutan gula standar seperti sebelumnya (tahap 4
Larutan gula standar dibuat s/d 6). Masukan supernatan
dengan melarutkan glukosa ke dalam labu ukur yang
standar sebanyak 25, 50, dan berisi hasil dekantasi I. Tam-
100 µg ke dalam 1 ml air bahkan air sehingga volume-
nya menjadi 100 ml
Peralatan utama yang digunakan 7. Buang 5 ml filtrat bagian atas,
dalam metode ekstraksi asam selebihnya saring
perklorat adalah : 8. Encerkan sejumlah filtrat
1. Sentrifus sehingga mengandung 100
2. Spektrofotometer µg glukosa/ml
3. Magnetic stirrer 9. Ambil 1 ml filtrat yang telah
diencerkan, masukan ke
Cara Kerja dalam tabung reaksi bertutup
1. Timbang 0.2 g sampel dalam karet/kelereng, tambahkan 1
bentuk tepung, masukan ke ml air dan 10 ml pereaksi
dalam tabung sentrifus 50 ml. Anthrone, campur hingga me-
Tambahkan 2 tetes etanol 80 rata
% (v/v) untuk membasahkan 10. Panaskan tabung reaksi da-
sampel. Kemudian tambah- lam penangas air 100oC
kan 5 ml air. Campur hingga selama 12 menit, dinginkan
rata. 11. Buat kurva standar.
2. Tambahkan 25 ml etanol 80 12. Baca asorbansinya pada 607
% (v/v) panas, campur hingga nm.
rata, biarkan selama 5 menit,
sentrifus
3. Dekantasi supernatan, kemu- 16.1.1.5.4 Metode Enzimatis
dian ulangi ekstraksi dengan Metode enzimatis diawali dengan
30 ml etanol 80% mengekstrak sampel mengguna-
4. Tambahkan 5 ml air kedalam kan dimetilsulfoksida dan asam
residu, kemudian tambahkan sehingga pati terdegradasi. Pati
6.5 ml asam perklorat 52% yang sudah terdegradasi kemu-
sambil diaduk di atas magne- dian dihidrolisa oleh enzim amil-
tik stirrer. Lakukan pengadu- oglukosidase sehingga terbentuk
kan selama 5 menit sesudah gula. Gula yang terbentuk dapat

339 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

ditentukan jumlahnya dengan sa- 1. Ekstrasi awal dengan asam


lah satu metode penetapan total dan dimetilsulfoksida akan
gula. mengakibatkan beberapa dari
polisakarida mengalami de-
Pereaksi yang digunakan dalam gradasi selain pati.
metode enzimatis adalah : 2. Amiloglucosidase akan mela-
1. Dimetilsulfoksida kukan hidrolisis pada ikatan
2. HCl 8 N glukosidik α-1,2.
3. Buffer asetat 0.1 M, pH 4.6
4. Larutan amiloglukosidase 10 16.1.1.6 Amilosa
mg/ml Reaksi antara amilosa dengan
senyawa Iod akan menghasilkan
Peralatan yang digunakan warna biru. Intensitas warna biru
1. Penangas air akan berbeda tergantung dari
2. Spektrofotometer kadar amilosa dalam bahan.

Cara Kerja Pereaksi yang digunakan dalam


1. Sampel sebanyak 100 mg penentuan amilosa adalah :
diekstrak dalam bentuk te- 1. Amilosa standar
pung bebas gula dengan cara 2. Etanol 95 %
menambahkan 20 ml dimetil- 3. NaOH 1 N
sulfoksida dan 5 ml HCl 8N 4. Larutan Iod
dalam penangas air 60 oC 5. Larutan 0.2 g Iod dan 2 g KI
selama 30 menit dalam 100 ml air.
2. Dinginkan, saring jika keruh 6. Asam asteta 1N
3. Encerkan supernatan jernih
sehingga mengandung 0.2 –
0.4 pati/liter Peralatan
4. Campurkan 0.2 ml 1. Penangas air
supernatan dengan 0.2 ml 2. spektrofotometer
buffer asetat 0.1 M, pH 4.6. 3. Tabung reaksi
Tambahkan 0.02 ml larutan 4. Labu ukur 100 ml
amiloglukosidase (10 mg/ml) 5. Pipet 1 ml, 2 ml, dan 9 ml.
5. Inkubasi campuran tersebut
pada suhu 20 – 25oC selama Cara Kerja meliputi 2 arah :
15 menit 1. Pembuatan kurva standar
6. Sesudah inkubasi, tentukan 1. Timbang 40 mg amilosa mur-
kadar gula campuran dengan ni, masukan kedalam tabung
menggunakan salah satu reaksi. Tambahkan 1 ml eta-
metode penetapan gula. nol dan 9 ml NaOH 1N.
2. Panaskan dalam air mendidih
Catatan : selama 10 menit sampai se-

340 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

mua bahan membentuk gel. 3. Pindahkan seluruh gel ke


Setelah itu dinginkan. dalam labu ukur 100 ml,
3. Pindahkan seluruh campuran kocok, tambahkan air
kedalam labu ukur 100 ml. hingga permukaan larutan
Tambahkan air hingga men- mencapai tanda tera.
capai tanda tera 4. Pipet 5 ml larutan
4. Pipet masing-masing 1, 2, 3, tersebut, masukan keda-
4, dan 5 ml larutan diatas dan lam labu ukur 100 ml.
masing-masing dimasukkan Tambahkan 1 ml asam
ke dalam labu ukur 100 ml. asetat 1N dan 2 ml
5. Tambahkan asam asetat 1N larutan Iod.
berturut-turut 0.2, 0.4, 0.6, 0.8 5. Tambahkan air hingga
dan 1 ml, tambahkan masing- permukaan larutan men-
masing 2 ml larutan Iod. capai tanda tera, kocok,
6. Tambahkan air sehingga ting- diamkan selama 20 menit.
gi campuran dalam labu ukur 6. Ukur intensitas warna de-
mencapai tanda tera. Biarkan ngan spektrofotometer pa-
selama 20 menit. da panjang gelombang
7. Intersitas warna biru yang ter- 625 nm.
bentuk diukur dengan spek- 7. Hitung kadar amilosa da-
trofotometer pada panjang lam sampel.
gelombang 625 nm.
8. Buat kurva standar antara 16.1.1.7 Serat kasar
konsentrasi amilosa dengan Serat kasar merupakan residu
absorbans. dari bahan pangan setelah ditam-
bahkan asam dan alkali men-
2. Penetapan sampel didih. Serat kasar terdiri dari se-
1. Timbang 100 mg sampel lulosa, lignin, dan pentosan.
dalam bentuk tepung
(sampel sebagian besar Pereaksi yang digunakan dalam
terdiri dari pati, jika ba- penentuan serat kasar adalah :
nyak mengandung kom- a. Antifoam agent
ponen lainnya, ekstrak b. Asbes
dulu patinya baru diana- c. Larutan H2SO4 (1.25 g H2SO4
lisis kadar amilosanya), pekat / 100 ml = 0.225 N
masukan kedalam tabung H2SO4)
reaksi. Tambahkan 1 ml d. NaOH (1.25 g NaOH/100 ml =
etanol 95% dan 9 ml 0.313 N NaOH)
NaOH 1N. e. Larutan K2SO4 10 %
2. Panaskan dalam air f. Alkohol 95 %
mendi-dih selama 10
menit sampai terbentuk Peralatan
gel. a. Penggiling

341 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

b. Timbangan analitik NaOH mendidih sampai se-


c. Soxhlet mua residu masuk kedalam
d. Erlenmeyer 600 ml Erlenmeyer.
e. Pendingin balik 8. Didihkan dengan pendingin
f. Kertas saring balik sambil kadang-kadang
g. Spatula digoyang-goyangkan selama
h. Oven 119 oC 30 menit
i. Desikator 9. Saring kembali dengan meng-
gunakan kertas saring yang
Cara Kerja diketahui beratnya atau krus-
1. Haluskan sampel sehingga geoch yang telah dipijarkan
dapat melalui saringan ber- dan diketahui beratnya, sam-
diamater 1 ml dan aduk bil dicuci dengan K2SO4 10
hingga merata. Bila bahan %.
tidak dapat dihaluskan, cukup 10. Cuci lagi residu dengan air
dihancurkan sebaik mungkin mendidih, kemudian dilanjut-
2. Timbang 2 g bahan. Eks- kan dengan alkohol 95%
traksi lemak sampel dengan sekitar 15 ml.
metode soxhlet. 11. Keringkan kertas saring atau
3. Pindahkan sampel ke dalam krus dengan isinya pada 110
o
Erlenmeyer 600 ml. Jika ada C sampai beratnya konstan
tambahkan 0.5 g asbes yang (1-2 jam), dinginkan dalam
telah dipijarkan dan 3 tetes desikator dan timbang. Ja-
zat anti buih (antifoam agent) ngan lupa mengurangi berat
4. Tambahkan 200 ml larutan asbes (sekali digunakan).
H2SO4 mendidih. Tutup de- Berat residu yang diperoleh =
ngan pendingin balik. berat serat kasar.
5. Didihkan selama 3 menit
dengan kadang-kadang digo-
yang-goyangkan. 16.1.1.8 Dietary fiber
6. Saring suspensi dengan ker- Dietary fiber adalah bagian dari
tas saring. Residu yang ter- komponen bahan pangan nabati
tinggal dalam Erlenmeyer yang tidak dapat dicerna oleh
dicuci dengan air mendidih. saluran pencernaan manusia,
Cuci residu dalam kertas termasuk polisakarida dan lignin.
saring sampai air cucian tidak Berdasarkan fungsinya, dietary
bersifat asam lagi (uji dengan fiber dapat dibagi menjadi tiga,
kertas lakmus). yaitu :
7. Pindahkan secara kuantitatif 1. Polisakarida struktural, terda-
residu dari kertas saring ke pat dalam dinding sel dan
dalam Erlenmeyer kembali terdiri dari selulosa dan
dengan spatula. Sisanya cuci polisakarida non-selulosa (he-
lagi dengan 200 ml larutan

342 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

miselulosa dan substansi ditimbang, dan dikoreksi dengan


pekak) kandungan mineral yang ada
2. Non-polisakarida struktur, se- dalam komponen tersebut de-
bagian besar terdiri dari lignin. ngan cara menyabunkannya se-
3. Polisakarida non struktural, hingga yang tinggal hanya mine-
termasuk gum dan mucilage ralnya saja.
serta polisakarida lainnya (ka-
rageenan dan agar dari alga Pereaksi yang digunakan dalam
dan rumput laut). penetapan ADF adalah :
1. Larutan ADF
Untuk menganalisa dietary fiber Larutan ADF dibuat dengan me-
telah dikembangkan berbagai larutkan 20 g setil trimetil amo-
metode, diantaranya yang mudah nium bromida dalam 1 liter H2SO4
dan relatif cepat adalah Metode 1N.
Van Soest. Dengan metode ini 2. Aseton
dapat ditentukan kadar Acid Peralatan yang digunakan dalam
Detergent Fiber (ADF) dan Neu- penetapan ADF adalah :
tral Detergent Fiber (NDF). ADF 1. Pendingin tegak
terdiri dari selulosa dan lignin dan 2. Pemanas listrik
NDF terdiri selulosa, hemiselu- 3. Filter gelas 2-G-3
losa dan lignin. 4. Oven pengering
5. Tanur 450-500oC
Hampir semua komponen dietary 6. Timbangan analitik
fiber dapat dihitung. Kadar hemi- 7. Desikator
selulosa diperoleh dengan meng-
hitung selisih kadar NDF dengan Cara Kerja :
kadar ADF. Kadar selulosa di- 1. Timbang sampel bentuk te-
peroleh dengan menghitung pung lolos ayakan 30 mesh
selisih kadar ADF dan kadar sebanyak 1 g dan masukan
lignin. Total dietary fiber dihitung ke dalam Erlenmeyer.
dengan menjumlahkan kadar 2. Tambahkan 100 ml larutan
NDF dengan kadar subs-tansi ADF; didihkan pada pendingin
pekat. tegak selama 60 menit.
3. Saring dengan filter gelas 2-
16.1.1.8.1 Penentuan kadar G-3, endapan yang diperoleh
ADF dicuci dengan akuades panas
Sampel yang akan diuji diekstrak beberapa kali.
dengan larutan setiltrimetil amo- 4. Endapan dicuci beberapa kali
nium bromida (ADF) dalam dengan aseton
H2SO4 1N sehingga seluruh 5. Keringkan filter gelas dan en-
komponen selain komponen ADF dapan dalam oven 100oC
larut. Komponen yang tidak larut sampai diperoleh berat yang
kemudian disaring, dikeringkan, tetap (sekitar 8 jam), timbang.

343 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

6. Abukan endapan pada tanur etanol dalam 1 liter. Atur se-


bersuhu 450 – 500 oC hingga demikian rupa sehingga pH
diperoleh berat yang konstan berkisar 6.9-7.1.
(sekitar 3 jam) timbang.
2. Larutan α-amilase
Perhitungan : Masukkan 1 g α-amilase ke
(a – b) dalam 1 liter buffer fosfat,
% kadar ADF = --------------- x 100 yaitu 0.067 M buffer fosfat
(W) (KH2PO4-Na2HPO4), pH 7.0 ±
0.05.
Dimana :
a = berat filter dan endapan 3. Aseton
setelah dikeringkan (g)
b = Berat filter dan endapan Peralatan yang digunakan :
setelah diabukan 1. Erlenmeyer
c = berat awal sampel (g) 2. Timbangan analitik
3. Desikator
16.1.1.8.2 Penentuan kadar 4. Inkubator 40 oC
NDF 5. Pendingin tegak
Penetapan NDF diawali dengan 6. Filter gelas 2-G-3
mengekstrak sampel dengan la- 7. Oven pengering 100 oC
rutan NDF sehingga seluruh kom- 8. Tanur 450-500 oC
ponen selain NDF larut. Kompo-
nen yang tidak larut kemudian Cara kerja :
disaring, dikeringkan, ditimbang 1. Timbang 0.5 g sampel bentuk
dan dikoreksi dengan kandungan tepung lolos ayakan 30 mesh
mineralnya yang ada dalam dan masukkan ke dalam
komponen tersebut. Erlenmeyer.
2. Tambahkan 30 ml larutan α-
Untuk sampel yang mengandung amilase dan inkubasi pada
pati, patinya harus dihidrolisis da- suhu 40 oC selama 16 jam
hulu dengan menggunakan α- (semalam).
amilase sehingga tidak menye- 3. Tambahkan 200 ml larutan
babkan kesulitan selama penya- NDF dan 0.5 g Na2SO3.
ringan. 4. Refluks campuran pada pan-
dingin tegak selama 60 menit
Pereaksi yang digunakan dalam 5. Saring campuran melalui filter
penentuan NDF adalah : 2-G-3 dan cuci dengan akua-
1. Larutan NDF des panas beberapa kali.
Larutkan 18.61 g EDTA-2Na, 6. Bilas endapan dengan aseton
6.81 g Na2B4O7.10H2O, 30 g beberapa kali.
Sodium lauril sulfat, 4.56 g 7. Keringkan filter dan endapan
Na2HPO4 dan 10 ml 2-etoksil- pada oven yang bersuhu 100

344 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

o
C sampai diperoleh bobot 2. Pendingin tegak
yang konstan (sekitar 8 jam), 3. Filter gelas 2-G-4
timbang. 4. Oven
8. Abukan filter dan nedapan pa- 5. Tanur
da tanur yang bersuhu 450-
500 oC sampai diperoleh Cara kerja :
bobot yang konstan (sekitar 3 1. Timbang 0.5 g sampel bentuk
jam), timbang. tepung lolos aya-kan 30
mesh, masukkan ke dalam
Perhitungan : labu Erlenmeyer atau labu
a–b didih
% kadar NDF = ------------ x 100 2. Tambahkan 100 ml larut-an
W ADF
3. Refluks pada pendingin tegak
Dimana : selama 60 menit
a = berat filter dan endapan 4. Saring melalui filter gelas 2-
setelah dikeringkan (g) G-4
b = Berat filter dan endapan 5. Tempatkan filter gelas yang
setelah diabukan berisi residu pada gelas piala
c = berat awal sampel (g) 100 ml.
6. Tambahkan 25 ml H2SO4
72% dingin (15 oC) ke dalam
16.1.1.8.3 Penentuan lignin filter gelas, aduk dengan
Kandungan lignin dapat ditentu- gelas pengaduk sampai ter-
kan dengan mengekstrak sampel bentuk pasta halus. Biarkan
dengan larutan ADF sehingga gelas pengaduk berada da-
semua komponen selain selulo- lam filter gelas.
sa dan lignin larut. Selulosa yang 7. Biarkan selama 3 jam pada
ada dalam residu kemudian dihi- suhu 20 – 23 oC sambil
drolisa menggunakan H2SO4 diaduk-aduk setiap 1 jam
72% sehingga yang tersisa dalam sekali.
residu hanya lignin. 8. Dengan bantuan vakum laku-
kan penyaringan. Cu-ci resi-
Pereaksi yang digunakan dalam du dengan air panas sampai
penentuan lignin adalah : filtrat bebas asam (cek de-
1. Larutan ADF (lihat penetapan ngan kertas lakmus). Jangan
ADF) lupa cuci bagian pinggir filter
2. Larutan H2SO4 72% (w/v) dan gelas pengaduk dengan
3. Aseton air panas.
9. Bilas residu dengan ase-ton
Peralatan yang digunakan dalam 2-3 kali.
penentuan lignin adalah : 10. Keringkan filter gelas dalam
1. Timbangan analitik oven 100oC sampai diperoleh

345 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

berat konstan, masukkan ke dalam akuades hingga volu-


desikator kemudian timbang. me 1 liter.
11. Masukan filter ke dalam tanur 2. Larutan tetraborat / sulfat
450 – 500 oC sampai Larutan Na2B4O7 0.0125 M
diperoleh berat tetap, biarkan dalam H2SO4 pekat
agak dingin, masukkan desi- 3. Larutan O-hidroksidifenil
kator, timbang. Larutan O-hidroksidifenil dipe-
roleh dengan melarutkan 1.5
g O-hidroksidifenil dalam
Perhitungan : 1000 ml NAOH 0.5 persen.
a–b 4. NaOH 0.05 N
% kadar lignin = ------------ x 100
W Peralatan yang digunakan :
1. Vortex mixer
Dimana : 2. Spektrofotometer
a = berat filter dan endapan 3. Penangas air
setelah dikeringkan (g) 4. Penangas es (ice bath)
b = Berat filter dan endapan
setelah diabukan
c = berat awal sampel (g) Cara kerja :
a. Penetapan sampel
1. Timbang sampel dalam ben-
16.1.1.9 Penentuan substansi tuk tepung lolos ayakan 30
pektat mesh sebanyak 0.5 g.
2. Ekstraksi dengan 25 ml etanol
16.1.1.9.1 Metode Kolorimetrik 70 % untuk menghilangkan
Prinsip penentuan substansi pek- gula-gula.
tat dengan metode kolorimetrik 3. Saring, endapannya diambil
didasarkan atas reaksi antara O- lalu tambahkan 200 ml larutan
hidroksi difenil dengan anhidro- versen 0.5 persen.
galakturonat sehingga mengha- 4. Inkubasi pada suhu 25 oC
silkan warna yang dapat diukur selama 30 menit untuk
pada panjang gelombang 520 melarutkan substansi pektat
nm. di dalam sampel.
5. Asamkan campuran sampai
Pereaksi yang digunakan dalam pH 5 – 5.5 dengan meng-
penentuan substansi pektat ada- gunakan asam asetat, kemu-
lah : dian tambahkan 0.1 g pekti-
nase, inkubasi pada 25 oC
1. Larutan versene 0.5% selama satu jam.
Larutan ini dibuat dengan me- 6. Tambahkan akuades sehing-
larutkan 5 g EDTA-4 Na ga volume campuran menjadi
250 ml, kemudian saring.

346 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

7. Dari filtrat yang diperoleh, 3. Setiap 0.8 ml larutan standar


ambil 0.8 ml lalu tambahkan ini diperlakukan sama seperti
kedalamnya 4.8 ml larutan pada penetapan sampel,
tetraborat / sulfat. kemudian ukur absorbansinya
8. Dinginkan dengan penangas pada 520 nm.
es sampai suhu campuran 4. Blanko larutan standar dibuat
mencapai 4 oC, kemudian sama seperti larutan standar,
kocok dengan vortex mixer. tetapi tidak ditambahkan O-
9. Panaskan dengan penangas hidroksidifenil.
air bersuhu 100 oC selama 5
menit, dinginkan kembali de-
ngan penangas es sampai
suhu 20 oC.
10. Tambahkan 0.08 ml larutan c. Perhitungan
O-hidroksidifenil, kocok kem- (a) (b)
bali dengan vortex mixer. Anhidrouronat = ----------- x 100%
11. Setelah dibiarkan kurang le- 0.8 (W) 106
bih 5 menit dan warna telah
terbentuk sempurna, ukur = kadar substansi
absorbansinya pada panjang pektat didalam
gelombang 520 nm. sampel
12. Pembuatan blanko sama se-
perti prosedur di atas, kecuali Dimana :
tidak ditambahkan larutan O- a = konsentrasi sampel yang
hidroksidifenil. diperoleh
b = volume akhir setelah
b. Pembuatan kurva standar penambahan pektinase
1. Pembuatan kurva standar 0.8 = volume filtrat yang diambil
dilakukan dengan menam- untuk pengukuran absorbansi
bahkan 10 ml NaOH 0.05N (ml)
kedalam 120.5 mg asam W = bobot sampel
galakturonat monohidrit, c = berat awal sampel (g)
encerkan sampai volume 500 106 = faktor konversi satuan
ml dengan akuades. Biarkan
selama semalam pada suhu 16.1.1.9.2 Metode Gravimetrik
kamar. Tiap ml larutan stan- Penetapan substansi pektat dila-
dar ini mengandung 20 µg kukan dengan mengekstrak pek-
asam anhidrogalakturonat. tin dari sampel kemudian disa-
2. Masukkan 10, 20, 40, 50, 60, ponifikasi dengan alkali dan dien-
dan 80 ml larutan standar dapkan sebagai kalsium pektat
masing-masing ke dalam labu dengan penambahan kalsium
ukur 100 ml, tepatkan sampai khlorida dan suasana asam. En-
tanda tera dengan akuades. dapan kalsium pektat dicuci sam-

347 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

pai bebas khlorida, dikeringkan 4. Kocok merata, kemudian sa-


dan ditimbang. ring dengan kertas saring
Whatman No. 4, masukkan
Adapun pereaksi yang diperguna- filtrat ke dalam Erlenmeyer
kan untuk penetapan substansi 500 ml.
pektat dengan metode gravimetri 5. Ulangi ekstraksi terhadap
adalah : pulp sayuran atau buah-
1. Asam asetat 1 N buahan dengan air dingin lalu
Asam asetat 1N diperoleh panaskan ekstrak campuran
dengan mengencerkan 30 ml sebelum penyaringan atau
asam asetat glasial dengan didihkan pulp dan air tanpa
air hingga menjadi 500 ml. penambahan asam. Untuk
2. Kalsium khlorida 1N melarutkan pektin yang tidak
Kalsium khlorida 1N dibuat larut lakukan ekstraksi asam
dengan melarutkan 27.5 g sebagai berikut :
CaCl2 anhidrous dalam air. - Tambahkan HCl 0.01 N,
Encerkan hingga volumenya didihkan selama 30 mnt.
mencapai 500 ml. - Saring, cuci endapan de-
3. Perak nitrat 1 % ngan air panas.
Perak nitrat diperoleh dengan - Tambahankan HCl 0.05 N
melarutkan 1 g AgNO3 dalam pada residu, didihkan se-
100 ml air. lama 20 menit dan saring
4. HCl 0.05 N seperti sebelumnya.
- Tambahkan HCl 0.3 N pada
residu, didihkan selama 10
Peralatan yang digunakan menit dan saring.
1. Waring blender - Kumpulkan seluruh filtrat
2. Oven yang diperoleh, dinginkan,
dan tepatkan sampai volu-
Cara kerja me tertentu.
a. Ekstraksi
1. Timbang 50 g sampel yang b. Jam, Jelly dan Marmalade
sudah diblender dalam wadah 1. Timbang 50 g sampel
gelas piala 1000 ml. dalam wadah gelas piala
2. Ekstrak dengan 400 ml HCl 1000 ml. Sementara itu
0.005 N selama 2 jam pada siapkan 400 ml air, panas-
suhu 80-90 oC. Gantikan air kan pada penangas air.
yang hilang karena pengua- 2. masukan sampel ke da-
pan. lam air yang sudah disi-
3. Dinginkan, pindahkan seluruh apkan sambil dipanaskan,
isinya ke labu ukur 500 ml, hancurkan sampel de-
tepatkan sampai tanda tera ngan gelas pengaduk.
dengan air.

348 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

3. Dinginkan. Lalu pindah- dinginkan dengan desika-


kan sampel ke dalam labu tor lalu timbang.
ukur 500 ml. Tetapkan
sampai tanda tera dengan d. Perhitungan
air, kemudian saring de- a x 500 x 100
ngan kertas Whatman % kalsium pektat = -------------------
no.4. bxc

c. Penetapan sampel a = Berat kalsium pektat


1. Pipet 100-200 ml masing- b = ml filtrat yang digunakan
masing alikuot, masukan untuk penetapan
ke dalam gelas piala 1000 c = Berat sampel
ml. Tambahkan 250 ml
air. Netralkan dengan pe-
nambahan NaOH 1N de- 16.1.2 Pencatatan hasil
ngan menggunakan fe- Hasil dicatat pada buku hasil.
nolftalein sebagai indika- Bila dari hasil perhitungan diper-
tor. Tambahkan lagi 10 oleh :
ml NaOH 1 N, sambil a. Angka desimal kurang dari 5
melakukan pengadukan. (lima) maka dilakukan pembulat-
Biarkan selama semalam. an turun, sedangkan bila lebih
2. Tambahkan 50 ml asam dari 5 (lima) dilakukan pembulat-
asetat 1N, kemudian se- an naik. Contoh :
telah 5 menit tambahkan
25 ml kalsium khlorida 1 14.545 Dibulatkan 14.45
N, aduk merata. menjadi
3. Saring dengan kertas sa- 14.466 Dibulatkan 14.47
ring yang telah disiapkan menjadi
sebelumnya (sebelumnya,
kertas saring dibasahkan b. Angka desimal 5 (lima) yang
dengan air panas, kering- akan dibulatkan dari angka genap
kan dalam oven 102 oC yang ada di depannya, maka
selama 2 jam, dinginkan angka lima tersebut menjadi
dalam desikator kemudian hilang. Tetapi jika angka dide-
timbang dalam wadah tim- pannya ganjil maka dilakukan
bang tertutup) pembulatan naik. Contoh :
4. Cuci endapan dengan air
panas yang hampir men- 14.765 Dibulatkan 14.76
didih sampai bebas dari menjadi
khlorida (uji dengan perak 14.475 Dibulatkan 14.48
nitrat). Keringkan pada menjadi
100 oC selama semalam,

349 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

16.2. Analisis protein Cara Kerja


16.2.1 Penetapan protein kasar 1. Timbang sejumlah kecil sam-
16.2.1.1 Metode Kjeldahl pel (kira-kira akan membu-
Analisis protein metode Kjeldhal tuhkan 3-10 ml HCl 0.01 N
didasarkan pada oksidasi bahan- atau 0.02 N), pindahkan
bahan berkarbon dan konversi kedalam labu Kjeldahl 30 ml
nitrogen menjadi amonia. Kemu- 2. Tambahkan 1.9 ± 0.1 g
dian amonia bereaksi dengan ke- K2SO4, 40 ± 10 mg HgO, dan
lebihan asam membentuk amo- 2 ± 0.1 ml H2SO4. Jika sampel
nium sulfat. Larutan dibuat men- lebih dari 15 mg ± 0.1 g. Bila
jadi basa dan amonia diuapkan sampel lebih dari 15 mg,
untuk kemudian diserap dalam tambahkan 0.1 ml H2SO4
larutan asam borat. Nitrogen untuk setiap 10 mg bahan
yang terkandung dalam larutan organik di atas 15 mg.
dapat ditentukan jumlahnya de- 3. Tambahkan beberapa butir
ngan titrasi menggunakan HCl batu didih. Didihkan sampel
0.02 N. selama 1 – 1.5 jam sampai
cairan menjadi jernih.
Pereaksi yang digunakan dalam 4. Dinginkan, tambahkan sejum-
metode Kjeldhal adalah : lah kecil air secara perlahan-
1. Asam sulfat pekat lahan (hati-hati tabung men-
2. Air raksa oksida jadi panas), kemudian dingin-
3. Kalium sulfat kan.
4. Larutan natrium hidroksida- 5. Pindahkan isi labu kedalam
natrium tiosulfat (larutkan 60 alat destilasi. Cuci dan bilas
g NaOH dan 5 g NaS2O3. labu 5-6 kali dengan 1-2 ml
5H2O dalam air dan encerkan air, pindahkan air cucian ter-
sampai 100 ml) sebut ke dalam alat distilasi.
5. Larutan asam borat jenuh 6. Letakkan Erlenmeyer 125 ml
6. Larutan asam khlorida 0.02N. yang berisi 5 ml larutan
H2BO3 dan 2-4 tetes indikator
Peralatan yang digunakan : (campuran 2 bagian metil
1. Pemanas Kjeldahl lengkap merah 0.2% dalam alkohol
yang dihubungkan dengan pe dan 1 bagian metilen blue
ngisap uap melalui aspirator. 0.2% dalam alkohol) di abwah
2. Labu Kjeldahl berukuran 30 kondensor. Ujung tabung
ml atau 50 ml. kondensor harus terendam di
3. Alat distilasi lengkap dengan bawah larutan H3BO3.
Erlenmeyer berpenumpang 7. Tambahkan 8-10 ml larutan
125 ml NaOH-Na2S2O3, kemudian la-
4. Buret 25 ml / 50 ml kukan destilasi sampai ter-
tampung kira-kira 15 ml
destilat dalam Erlenmeyer.

350 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

8. Bilas tabung kondensor de- 16.2.1.2 Metode Biuret


ngan air, dan tampung bilas- Penentuan kadar protein dengan
annya dalam Erlenmeyer metode Biuret merupakan salah
yang sama. satu cara terbaik. Dalam larutan,
9. Encerkan isi Erlenmeyer basa Cu2+ membentuk kompleks
sampai kira-kira 50 ml kemu- dengan ikatan peptida (-CO-NH-)
dian titrasi dengan HCl 0.02N sehingga menghasilkan warna
sampai terjadi perubahan ungu dengan absorbans maksi-
warna menjadi abu-abu. La- mum pada 540 nm. Absorban
kukan juga penetapan Blan- berbanding lurus dengan konsen-
ko. trasi protein dan tidak tergantung
dari jenis protein karena seluruh
Perhitungan protein memiliki jumlah ikatan
peptida yang sama per satuan
(a)(b)(c) berat.
% N = -------------------------------
d Hanya sedikit senyawa lain yang
mengganggu reaksi misalnya
dimana : urea (mengandung gugus –CO-
a = ml HCl NH-) dan gula pereduksi yang
b = ml blanko akan bereaksi dengan ion Cu2+.
c = normalitas
d = mg sampel Pereaksi yang digunakan dalam
metode Biuret adalah :
% protein = %N x faktor konsversi 1. Pereaksi Biuret
Pereaksi Biuret dibuat dengan
Faktor konversi kadar protein ber- melarutkan 3 g CuCO4.5H2O
macam bahan pangan dan 9 g Na-K-Tartrat dalam
500 ml NaOH 0.2 N
Faktor Tambahkan 5 g KI, kemudian
Bahan
Koreksi encerkan sampai 1000 ml
Bir, sirop, biji-bijian, 6.25 dengan menggunakan NaOH
ragi, pakan ternak, 0.2N
buahan teh manisan
anggur, tepung jagung 2. Larutan protein standar
Buat larutan bovine serum al-
Beras 5.95 bumin dalam air dengan
Roti, gandum, 5.70 konsentrasi 5 mg/ml. Ukur
makaroni, bakmi kadar air serum albumin,
Kacang tanah 5.46 nyatakan konsentrasi dengan
Kedele 5.71 dasar berat kering (agar lebih
Kenari 5.18 tepat).
Susu dan produk susu 6.38

351 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

Peralatan yang digunakan pel cukup dengan pengen-


1. Spektrofotometer ceran secukupnya saja. Jika
2. Sentrifus cirannya keruh atau me-
3. Waring Blender ngandung bahan-bahan yang
mengganggu seperti glukosa,
maka harus dilakukan per-
Cara kerja lakuan berikut :
1. Pembuatan Kurva Standar - Aliquot (ekstrak) didistri-
1. Masukkan ke dalam tabung busikan ke dalam tabung
reaksi 0 (blanko), 0.1, 0.2,, reaksi seperti pada pene-
0.4, 0.6, 0.8, dan 1 ml protein tapan standar, kemudian
standar. Tambahkan air sam- tambahkan air sampai vo-
pai volume total masing- lume total masing-masing
masing 4 ml. 1 ml.
2. Tambahkan 6 ml pereaksi - Kedalam masing-masing
Biuret ke dalam masing- tabung reaksi tambahkan
masing tabung reaksi, campur 1 ml trichloroacetic acid
hingga rata. (TCA) 10 % sehingga
3. Simpan tabung reaksi pada protein akan terdenaturasi
suhu 37 oC selama 10 menit - Setrifus pada 300 rpm
atau pada suhu kamar sela- selama 10 menit sampai
ma 30 menit sampai pemben- protein yang terdenaturasi
tukan warna ungu sempurna. mengendap. Supernatan
4. Ukur absorbansinya pada 520 dibuang dengan cara de-
nm. kantasi.
2. Persiapan sampel - Kedalam endapan tambah-
1. Sampel harus berupa cairan. kan 2 ml etil eter, campur
Jika berbentuk padatan maka merata lalu sentrifus kem-
harus dihancurkan dahulu de- bali untuk menghilangkan
ngan menggunakan waring residu TCA. Biarkan me-
blender dan penambahan air. ngering pada suhu kamar.
Hancuran yang diperoleh di- - Kedalam endapan kering
saring lalu disentrifus. Super- ditambahkan 4 ml air.
natan di dekantasi untuk di- Campur hingga merata
pergunakan selanjutnya (a). (jangan harapkan seluruh-
Protein yang terukur pada nya akan larut).
supernatan adalah soluble - Tambahkan 6 ml pereaksi
protein. Perhatikan faktor pe- Biuret, alkali dalam pere-
ngenceran. aksi ini akan melarutkan
2. Jika cairan berupa larutan nedapan yang tersisa.
protein seperti protein kon-
sentrat, isolat yang tidak
keruh, maka persiapan sam-

352 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

3. Penetapan sampel (dibuat hanya pada waktu


0.1 – 1 ml sampel (dipipet tepat) akan digunakan).
dimasukkan kedalam tabung re- 3. Campuran 50 ml pereaksi (1)
aksi, kemudian diperlakukan dengan 1 ml pereaksi (2)
seperti menetapkan standar. (hanya pada waktu akan
digunakan, hanya stabil sela-
16.2.1.3 Metode Lowry ma 1 hari)
Metode Lowry menghasilkan 4. Pereaksi Folin Ciocalteau (pe-
penghitungan protein lebih reaksi fenol)
sensitif dibandingkan metode Pereaksi ini biasanya tersedia
Biuret. Prinsip dari penetapan secara komersil, larutkan
protein dengan metode lowry dengan air 1 : 1 sebelum
dilakukan berdasarkan terbentuk- digunakan. Pereaksi ini dapat
nya warna biru yang dihasilkan dibuat sendiri dengan cara
dari reaksi antara Cu2+ dengan sebagai berikut :
ikatan peptida dan reduksi asam ƒ Masukkan 100 g natrium
fosfomolibdat dan asam fosfo- tungstat, 25 g natrium
tungstat oleh tirosin dan triptofan molibdat, 500 ml akuades,
(merupakan residu protein). 50 ml asam fosfat 85%
dan 100 ml HCl pekat ke
Warna yang terbentuk terutama dalam labu 2 liter.
dari hasil reduksi fosfomolibdat ƒ Campuran direfuks secara
dan fosfotungstat, oleh karena itu hati-hati selama 10 jam
warna yang terbentuk tergantung dengan menggunakan
pada kadar tirosin dan triptofan kondensor. Sesudah di-
dalam protein. dinginkan, tambahkan ke
dalam labu 150 g litium
Senyawa fenolik juga dapat sulfat, 50 ml akuades dan
membentuk warna biru, sehingga beberapa tetes Br2
akan mengganggu penghitungan. (Brom).
Untuk menghilangkannya lakukan ƒ Pendidihan dilanjutkan la-
pengendapan protein dengan gi selama 10 menit de-
TCA, hilangkan supernatan. La- ngan tanpa kondenser,
rutkan kembali protein yang untuk menghilangkan ke-
diendapkan oleh TCA, baru lebihan Brom.
dianalisis. ƒ Setelah didinginkan, vo-
lume larutan dijadikan 100
Pereaksi yang digunakan dalam ml dan saring jika perlu.
metode Lowry adalah : ƒ Filtrat tidak boleh ada
1. Natrium karbonat 2% dalam warna kehijauan. Bila ada
larutan NaOH 0.1N maka perlu dilakukan pen-
2. Tembaga sulfat 0.5% dalam didihan sekali lagi. Ini
larutan NaK tartrat 1 % merupakan ’reagent stok’.

353 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

Larutkan dengan air 1 : 1


sebelum digunakan. 16.2.1.4 Metode Dye Binding
5. Larutan protein standar 0.25 Metode dye binding hanya dapat
mg/ml (larutan bivine serum diterapkan untuk menetapkan
albumin) kadar protein susu secara tidak
langsung, yaitu dengan mengikat
zat warna. Untuk menentukan
Cara Kerja : kadar protein, hasil yang diper-
1. Pembuatan Kurva Standar oleh harus dikalibrasi dahulu de-
a. Masukkan ke dalam tabung ngan metode Kjeldahl.
reaksi : 0 (blanko), 0.1, 0.2,
0.4, 0.6, 0.8, dan 1.0 ml Metode ini didasarkan bahwa zat
protein standar. Tambah air warna memiliki kemampuan
sampai volume total masing- bergabung dengan gugus polar
masing 4 ml. Kedalam protein yang bermuatan ion ber-
masing-masing tabung reaksi lawanan. Senyawa kompleks
tambahkan 5.5 ml pereaksi tidak larut yang terbentuk dipisah-
(3), campur merata dan kan dengan cara sentrifugasi
biarkan selama 10 – 15 menit atau penyaringan dan kosentrasi
pada suhu kamar. zat warna yang tidak terikat dapat
b. Tambahkan 0.5 ml pereaksi diukur densitas optisnya. De-
(4) ke dalam masing-masing ngan menggunakan kurva stan-
tabung reaksi, kocok merata dar yang menyatakan hubungan
dengan cepat setelah antara densitas optik dengan ka-
penambahan. dar protein yang ditetapkan de-
c. Biarkan selama 30 menit ngan metode Kjeldahl, maka ka-
sampai warna biru terbentuk. dar protein sampel dapat diten-
d. Ukur absorbansinya pada 650 tukan.
nm
e. Buat kurva standar. Pereaksi dan peralatan
Pereaksi yang digunakan pada
2. Persiapan sampel metode dye binding adalah la-
Lakukan seperti mempersiap- rutan dye. Larutan ini dibuat de-
kan sampel penetapan pro- ngan melarutkan 0.6165 g amido
tein metode biuret. black atau 1 g orange G dalam 1
liter asam sitrat 0.3 M.
3. Penetapan sampel
0.1 – 1 ml sampel dipipet Adapun peralatan utama yang
tepat, masukkan kedalam ta- digunakan adalah sentrifus dan
bung reaksi kemudian diperla- spektrofotometer.
kukan seperti penetapan
standar.

354 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

Cara Kerja Peralatan yang digunakan dalam


a. Encerkan 5 ml susu menjadi metode NPN adalah :
100 ml dengan menambah- 1. Labu Kjeldahl 800 ml
kan air. 2. Corong berdiameter 4 inci
b. Campurkan 5 ml larutan susu atau 12 cm
dengan 10 ml larutan dye 3. Labu Buchner
dalam tabung sentrifus 15 ml, 4. Kertas saring Whatman No.
kocok. 541 atau S & S No. 1505
c. Dengan cara yang sama buat berdiameter 18 cm.
blanko, terdiri dari 5 ml air
ditambah 10 ml larutan dye. Adapun pereaksi yang digunakan
d. Sesudah dibiarkan 10 menit, adalah :
sentrifus pada 2500 rpm 1. Larutan tembaga asetat mo-
selama 5 menit. Ambil su- nohidrat 3 % (w/v)
pernatannya. 2. Larutan amonium potasium
e. Encerkan 3 ml supernatan sulfat 24 H2O 10 % (w/v)
menjadi 100 ml, kemudian 3. Silikon antibusa
ukur densitas optisnya pada
615 nm (amido black) atau
485 nm (orange G). Cara Kerja
f. Tentukan kadar protein sam- 1. Timbang atau pipet sejumlah
pel berdasarkan kurva stan- sampel dengan ketentuan se-
dar hubungan antara densitas bagai berikut :
optik dengan kadar protein o 2 g untuk sampel yang
susu yang ditetapkan dengan mengandung protein
metode Kjeldahl yang telah sampai 25%
dibuat sebelumnya. o 1 g untuk sampel yang
mengandung protein 25-
16.2.2 Penetapan NPN 50%
Penetapan nitrogen non protein o 0.5 untuk yang mengan-
dapat diterapkan pada semua dung protein di atas 50%
jenis bahan pangan. Prinsip 2. Pindahkan sampel ke dalam
kerjanya, sampel diekstrak de- labu Kjeldahl.
ngan air. Protein yang ada di- 3. Tambahkan kira-kira 50 ml
endapkan dengan penambahan akuades, sedikit batu didih
tembaga asetat dan komponen dan 1-2 tetes silikon anti
yang mengandung nitrogen non busa.
protein akan tetap berada dalam 4. Ekstrak (digest) campuran de-
larutan. Setelah disaring, nitro- ngan mendidihkannya selama
gen dalam filtrat ditentukan de- 30 menit (jaga jangan sampai
ngan metode Kjeldahl. kering).
5. Sementara hasil ekstraksi
masih panas, tambahkan 2 ml

355 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

larutan aluminium sulfat, cam- Pereaksi yang digunakan dalam


purkan hingga rata. penetapan TVN adalah sebagai
6. Panaskan kembali sampai berikut :
mendidih 1. Larutan TCA 5% (w/v)
7. Tambahkan 50 ml larutan 2. NaOH 2 M
tembaga sulfat, campur me- 3. HCl 0.01 M
rata. 4. NaOH 0.01 M
8. Biarkan sampai dingin. 5. Formadehid 15 % (w/v) netral.
9. Saring melalui kertas saring Encerkan 432.4 ml formal-
dengan menggunakan corong dehid 37 % menjadi 1 liter de-
berdiamater 4 inci dan labu ngan air. Campurkan 1 L for-
Buchner. Cuci labu Kjeldahl maldehid yang sudah dien-
dan endapkan dengan 50 ml cerkan dengan 100 g MgCO3,
air dingin kocok sampai larutan menjadi
10. Pindahkan filtrat dari labu jernih, jika MgCO3 tidak larut
Buchner ke dalam labu Kjel- seluruhnya disaring. Tepat-
dahl kemudian tetapkan kadar kan pH larutan menjadi 7
nitrogennya dengan metode (biasanya pH larutan formal-
Kjeldahl. dehid yang sudah ditambah-
kan MgCO3 ini lebih besar
16.2.3 Penetapan basa volatil dari 7 sehinga perlu ditam-
nitrogen dan bahkan formaldehid secukup-
Trimethylamine (TMA) nya sampai pH menjadi 7).
6. Indikator merah fenol.
16.2.3.1 Penetapan Basa Campurkan 0.1 g merah fenol
Volatil Nitrogen dengan 2.84 ml NaOH 0.1M
Prinsip dari metode penetapan kemudian encerkan menjadi
basa volatil nitorgen adalah hasil 100 ml dengan menambah-
ekstraksi sampel dengan TSA 5% kan air.
akan mengendapkan seluruh pro-
tein yang dikandungnya, sedang- Peralatan yang digunakan
kan seluruh komponen volatil 1. Alat distilasi Kjeldahl atau se-
bernitrogen larut dalam larutan jenisnya
TCA. Ekstrak TCA didestilasi 2. Waring blender
sehingga komponen volatil ber- 3. Sentrifuse
nitrogen diikat oleh larutan HCl 4. Buret dan statip.
0.01 M. Destilasi ini kemudian
dititrasi dengan NaOH 0.01 M Cara kerja
sehingga kadar TVNnya dapat 1. Timbang 100 g sampel yang
ditentukan. sudah digiling, masukkan ke
dalam waring blender.
2. Tambahkan 300 ml larutan
TCA 5%. Jalankan waring

356 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

blender sampai sampel ho- 16.2.3.2 Penetapan Trimetil


mogen. Amin
3. Pisahkan ekstrak TCA de- Untuk menetapkan TMA, keda-
ngan cara penyaringan atau lam destilat yang sudah dititrasi
sentrifus. dengan NaOH ditambahkan for-
4. Ambil 5 ml ekstrak TCA maldehid 16% sehingga seluruh
masukkan ke dalam alat komponennya yang mengandung
distilasi Kjeldahl semimikro. gugus NH2 terikat oleh formal-
Tambahkan 5 ml NaOH 2 M. dehid, TMA sendiri tidak terikat.
5. lakukan distilasi dimana dis- Dengan mentitrasi kembali cam-
tilat ditangkap dengan 15 ml puran yang sudah ditambah for-
HCl 0.01 M standar. maldehid ini maka kadar TMA da-
6. Tambahkan beberapa tetes pat diketahui.
merah fenol ke dalam destilat,
lalu titrasi dengan NaOH 0.01 Pereaksi yang digunakan dalam
M standar sampai tercapai penetapan TMA sama dengan
titik akhir. pereaksi untuk menetapkan TVB,
7. Tambahkan 1 ml formaldehid yaitu adalah sebagai berikut :
16% untuk setiap 10 ml cam- 1. Larutan TCA 5% (w/v)
puran sesudah titrasi yang 2. NaOH 2 M
pertama, kocok, kemudian 3. HCl 0.01 M
titrasi lagi dengan NaOH 0.01 4. NaOH 0.01 M
M standar. 5. Formadehid 15 % (w/v) netral.
Encerkan 432.4 ml formal-
Perhitungan : dehid 37 % menjadi 1 liter
dengan air. Campurkan 1 L
14(300+W)(15-V1)(0.01) 100 formaldehid yang sudah dien-
TVB = ----------------------------- x ------- cerkan dengan 100 g MgCO3,
5 M
kocok sampai larutan menjadi
jernih, jika MgCO3 tidak larut
Dimana :
seluruhnya disaring. Tepat-
14 = bobot atom nitrogen
kan pH larutan menjadi 7 (bia-
V1= Volume NaOH 0.01 M
sanya pH larutan formaldehid
yang dibutuhkan untuk
yang sudah ditambahkan
titrasi 1
MgCO3 ini lebih besar dari 7
M = berat sampel (g)
sehinga perlu ditambahkan
W = jumlah air yang adal
formaldehid secukupnya sam-
dalam bahan (g)
pai pH menjadi 7).
V2= Volume NaOH 0.01 M
6. Indikator merah fenol.
yang dibutuhkan untuk
Campurkan 0.1 g merah fenol
titrasi 2
dengan 2.84 ml NaOH 0.1M
kemudian encerkan menjadi

357 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

100 ml dengan menambah- Perhitungan :


kan air.
14(300+W)V2)(0.01) 100
Peralatan yang digunakan untuk TMA = ------------------------- x -------
5 M
menentukan kadar TMA adalah :
Dimana :
1. Alat distilasi Kjeldahl atau se-
jenisnya
V1= Volume NaOH 0.01 M yang
2. Waring blender
dibutuhkan untuk titrasi 1
3. Sentrifuse
M = berat sampel (g)
4. Buret dan statip.
W = jumlah air yang adal dalam
bahan (g)
Cara kerja
V2= Volume NaOH 0.01 M yang
1. Timbang 100 g sampel yang
dibutuhkan untuk titrasi 2
sudah digiling, masukkan ke
dalam waring blender.
2. Tambahkan 300 ml larutan
16.3. Analisis lemak
TCA 5%. Jalankan waring
16.3.1 Penetapan lemak kasar
blender sampai sampel ho-
16.3.1.1 Metode Ekstraksi
mogen.
Soxhlet
3. Pisahkan ekstrak TCA de-
Pereaksi yang digunakan :
ngan cara penyaringan atau
1. Pasir
sentrifus.
2. Petroleum eter
4. Ambil 5 ml ekstrak TCA ma-
sukkan ke dalam alat distilasi
Peralatan yang digunakan :
Kjeldahl semikikro. Tambah-
1. Tabung ekstraksi Soxhlet
kan 5 ml NaOH 2 M.
2. Thimble
5. lakukan distilasi dimana dis-
3. Botol timbang
tilat ditangkap dengan 15 ml
4. Penangas air
HCl 0.01 M standar.
5. Oven
6. Tambahkan beberapa tetes
6. Timbangan
merah fenol ke dalam destilat,
lalu titrasi dengan NaOH 0.01
M standar sampai tercapai ti-
tik akhir.
7. Tambahkan 1 ml formaldehid
16% untuk setiap 10 ml cam-
puran sesudah titrasi yang
pertama, kocok, kemudian
titrasi lagi dengan NaOH 0.01
M standar.

Gambar 16.1 Tabung ekstraksi


Soxhlet

358 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

Cara Kerja mak yang terpisah dari aqueous


1. Timbang 2 g sampel yang karena diekstrak dengan meng-
telah dihaluskan (sebaiknya gunakan asam sulfat panas.
yang kering dan lewat 40
mesh), campurkan dengan Pereaksi yang digunakan :
pasir yang telah dipijarkan 1. Asam sulfat 92%, BJ 1.825
sebanyak 8 g dan masukkan 2. Zephiran
ke dalam tabung ekstraksi
Soxhlet dalam Thimble. Peralatan yang digunakan :
2. Alirkan air pendingin melalui 1. Timbangan analitik
kondensor 2. Botol Babcock untuk skim
3. Pasang tabung ekstraksi pada (atau krim untuk sampel ber-
alat distilasi Soxhlet dengan kadar lemak tinggi) kapasitas
pelarut petroleum eter 9 gram.
secukupnya selama 4 jam. 3. Heated Babcock sentrifus atau
Setelah residu dalam tabung penangas air
ekstraksi diaduk, ekstraksi
dilanjutkan lagi selama 2 jam Cara Kerja
dengan pelarut yang sama. 1. Timbang 9 ± 0.1g sampel
4. Petroleum yang mengandung dalam gelas piala 50 ml.
ekstrak lemak dan minyak 2. Tambahkan 10 ml air hangat
dipindahkan ke dalam botol dan campur merata dengan
timbang yang bersih dan menggunakan gelas penga-
diketahui bobotnya, kemudian duk. Untuk fish ball dan
uapkan dengan penangas air produk-produk emulsi yang
sampai pekat. Teruskan pe- mengandung pati, tambahkan
ngeringan dalam oven 100oC 1 ml Zephira.
sampai bobotnya konstan. 3. Untuk produk-produk daging
Berat residu dalam botol utuh, tambahkan dengan hati-
timbang dinyatakan sebagai hati 20 ml asam sulfat 92%.
berat lemak dan minyak. Untuk fish ball dan produk
olahan ikan lainnya tambah-
kan 12 ml asam sulfat 92%.
16.3.1.2 Metode modifikasi Sebentar-sebentar campuran
Babcock digoyang-goyang sampai se-
Metode ini digunakan untuk luruh bahan tercerna sempur-
penetapan kadar lemak secara na (terdigest sempurna) sela-
cepat bahan-bahan ikan segar, ma 10 menit. Jika dalam 10
ikan olahan (atau sejenisnya) dan menit belum seluruhnya ter-
cocok sebagai ’screenign test. cerna maka perlu ditambah
lagi asam sulfat sebanyak 5
Prinsip metode modifikasi Bab- ml.
cock adalah mengukur kadar le-

359 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

4. Pindahkan isi gelas piala hancurkan emulsi lemak susu de-


secara kuantitatif ke dalam ngan menggunakan H2SO4. De-
botol babcock dengan cara ngan menggunakan sentrifus
menuangnya lalu cucilah re- atau pemanasan, lemak dalam
sidu yang ada dalam gelas susu dapat dipisahkan sehingga
piala dengan air panas (80oC) dapat diukur kadarnya pada botol
sebanyak dua kali masing- yang telah dikalibrasi (botol bab-
masing 10 ml. cock).
5. tambahkan akuades sehingga
permukaan larutan berada 10 Peraksi dan peralatan yang
cm di bawah batas skala digunakan :
teratas. 1. H2SO4 pekat, BJ 1.80 – 1.84
6. Sentrifus botol dalam ’heated 2. Botol Babcock standar, skala
babcock centrifuge’ selama 3 0 – 8%, kapasitas 18 g.
menit. Alternatif lain, biarkan 3. Sentrifus yang dilengkapi
botol dalam penangas air pemanas.
70oC, permukaan air pada 4. Penangas air.
penangas di atas batas kolom 5. Pipet volumetrik 17.6 ml
lemak. Biarkan dalam pena-
ngas selama 10 menit.
7. Ukur panjang kelompok le-
mak di dalam botol sesuai
dengan skala yang ada, pan-
jang ini menyatakan persen
kadar lemak dalam sampel.

Catatan :
Kolom lemak seharusnya ber-
warna kuning terang. Jika ada
lapisan ’fluffi’ (seperti benang
rambut halus), ulangi penetapan
sekali lagi, pada ulangan perha-
tikan baik-baik kesempurnaan
pencernaan (digest). Jika kolom
lemak gelap, gunakan asam sul-
fat yang lebih sedikit pada waktu
pencernaan.

16.3.1.3 Metode Babcock


Metode babcock digunakan untuk
menentukan kadar lemak susu. Gambar 16.2. Botol Babcock
Prinsip kerjanya adalah meng-

360 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

Cara Kerja
1. Pipet 17.6 ml susu bersuhu 16.3.1.4 Metode Gerber
22oC, masukkan kedalam bo- Metode Gerber digunakan untuk
tol babcook. penentuan kadar lemak susu.
2. Tambahkan 17.5 ml H2SO4 Prinsipnya, susu dicampur de-
pekat bersuhu 22oC. ngan H2SO4 dan amil alkohol
3. Kocok dengan cara rotasi dalam tabung Gerber khusus lalu
sampai seluruh susu larut, disentrifus sehingga lemak susu
seluruh curd’ hilang. terpisah dan menempati bagian
4. Tempatkan botol Babcock ke atas tabung. Lemak yang ter-
dalam sentrifus bersuhu 60oC, pisah ini dapat ditentukan
lakukan sentrifus pada 700- kadarnya dengan melihat pan-
100 rpm selama 5 menit. jang kolom lemak yang terbentuk.
5. Tambahkan air panas (60oC)
ke dalam botol Babcock Pereaksi yang digunakan :
sampai batas skala terbawah. 1. Asam sulfat 90% (w/w), BJ
Sentrifus lagi selama 2 menit 1.815
pada suhu 60oC. 2. Amil alkohol
6. Tambahkan lagi air panas
(60oC) ke dalam botol sampai Peralatan yang digunakan :
sedikit di bawah batas skala 1. Tabung butirometer Gerber
teratas. Sentrifus lagi selama 2. Sentrifus Gerber berdiameter
1 menit pada suhu 60 oC. 50 cm.
7. Tempatkan botol Babcock da- 3. Pipet volumetrik 10.75 ml
lam penangas air 55- 60oC
sampai batas skala teratas
berada di bawah permukaan.
Biarkan selama 5 menit.
8. Jika perlu dapat digunakan
bantuan lampu penerangan
yang memancarkan cahaya
hijau lembut.

Catatan
Pada waktu pengukuran, kolom
lemak seharusnya translusen,
berwarna kuning keemasan atau
amber, dan bebas dari partikel
suspensi. Jika tidak suka, pene- Gambar 16.3.Tabung butirometer
tapan harus diulangi dengan me- Gerber
nyesuaikan jumlah H2SO4 yang
ditambahkan.

361 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

Cara kerja 16.3.1.5 Metode Rose-Gottlieb


1. Masukkan 10 ml H2SO4 ke Metode Rose-Gottlieb digunakan
dalam tabung butirometer de- untuk menentukan kadar lemak
ngan tanpa membasahi leher susu, produk susu, dan es krim.
tabung Keakuratan metode ini lebih baik
2. Pipet 10.75 ml susu, ma- dibandingkan metode Babcock
sukkan ke dalam tabung bu- atau Gerber.
tirometer dengan tanpa mem-
basahi leher tabung Prinsip dari metode ini adalah
3. Tambahkan 1 ml amil alkohol. adalah mengekstrak sampel le-
Tutup tabung dengan penu- mak menggunakan dietil eter dan
tupnya, kocok merata, sentri- protoleum eter. Sampel lemak di-
fus selama 4 menit pada 1100 netralkan dahulu dengan amonia
rpm. dan dicampur dengan alkohol.
4. Tempatkan tabung dalam pe-
nangas air 65oC selama 3 Pereaksi yang digunakan
menit 1. Larutan amonia 35% (w/v, BJ
5. Baca persentase kadar lemak 0.88) dan 26% (w/v, BJ
(w/w), sesuai dengan panjang 0.908) (lihat catatan 1).
kolom tabung yang telah 2. Etanol 95-96% (v/v).
dikalibrasi. 3. Dietil eter, bebas peroksida,
titik didih 34-35oC.
Catatan : 4. Petroleum eter, titik didih 40-
1. Jumlah sampel yang diam- 60oC.
bil untuk analisis ini ber- 5. Eter campuran. Campurkan
beda-beda untuk setiap dalam volume yang sama
negara, sebagai contoh : dietileter dengan petroleum
eter.
India 10.75 ml
Belanda 10.66 ml Peralatan yang digunakan :
Hongaria 10.80 ml 1. Oven, lebih disukai yang
Inggris 10.94 ml dilengkapi dengan fan.
Amerika 11.00 ml 2. Tabung ekstraksi Mojonnier
dengan penutup.
2. Jangan tambahkan amil 3. Sentrifus, dapat digunakan
alkohol sedemikian rupa sentrifus Mojonnier.
sehingga kontak langsung 4. Labu berdasar rata, berleher
dengan asam pendek, kapasitas 160 ml,
3. Persiapkan kain dan so- berat 40 – 50 g.
dium bikarbonat. Kedua 5. Penangas air
bahan ini berguna jika
tabung butirometer yang
berisi H2SO4 pekat pecah.

362 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

Cara Kerja bagian tersempit dari tabung


1. Timbang 4-5 g sampel dalam dengan cara menambahkan
tabung ekstraksi (lihat catatan sedikit air melewati sisi ta-
2). bung secara hati-hati.
2. Tambahkan 1.5 ml amonia 11. Dekantasi lapisan eter seba-
35% (v/v), campur merata nyak mungkin, masukkan ke
(lihat catatan 1). dalam labu 150 ml. Tam-
3. Tambahkan 7 ml air hangat bahkan 10 ml pelarut eter
dan campur merata lagi (lihat campuran ke dalam tabung
catatan 3). dan tanpa pengocokan, pin-
4. Panaskan sampai 60-70oC dahkan pelarut ke dalam labu.
dan pertahankan pada suhu 12. Cuci bagian luar tabung
ini selama 15 menit. dengan pelarut eter campur-
5. Tambahkan 10 ml etanol, an, masukkan cucian ke da-
kocok, biarkan dingin (lihat lam tabung.
catatan 4). 13. Hilangkan pelarut yang ada
6. Tambahkan 25 ml dietil eter, dalam labu dengan cara disti-
tutup tabung dengan penutup- lasi.
nya (lihat catatan 5), kocok 14. Ulangi tahap ekstraksi dan
merata selama 1 menit. dekantasi dua kali, tambah-
7. Biarkan dingin, bula penutup- kan secara berurutan 5 ml
nya, dan tambahkan 35 ml etanol, 25 m dietil eter, dan
petroleum eter. Cuci penutup 25 ml petroleum eter untuk
dan leher tabung sehingga masing-masing ekstraksi.
petroleum eter cucian masuk 15. Distilasi seluruh pelarut sisa
ke dalam tabung. yang ada dalam labu.
8. Tutup kembali tabung dengan 16. Keringkan residu lemak da-
penutup (penutup sudah lam oven 100 ± 2oC selama 1
dibasahi dengan air), kocok jam.
merata selama 30 detik (lihat 17. Tempatkan labu dalam desi-
catatan 6). kator sampai dingin sedikitnya
9. Berdirikan tabung dengan selama 30 menit, kemudian
bagian yang rata di bawah, timbang.
biarkan selama 30 menit atau 18. Ulangi tahap 17 dan 18 sam-
sampai lapisan eter jernih dan pai didapat bobot labu yang
seluruhnya terpisah dari konstan.
lapisan aqueous (Pemisahan 19. Ektrak lemak dalam labu se-
lapisan eter dari lapisan cara berulang-ulang dengan
aqueous dapat juga dilakukan petroleum eter, biarkan residu
dengan sentrifugasi 1000 rpm mengendap selama dekan-
selama 30 detik). tasi.
10. Jika diperlukan naikkan batas 20. Keringkan residu dalam oven
antara kedua lapisan ke 100 oC selama 1 jam.

363 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

21. Tempatkan labu dalam desi- gumpalan maka seluruh gum-


kator selama 30 menit, kemu- palan harus meluruh.
dian timbang. 4. Sebelum membuka penutup
22. Buat blanko dengan meng- tabung, untuk menghindari
gantikan sampel dengan air. semburan pelarut, turunkan
Lakukan tahap 1 sampai 22 takanan dalam tabung de-
seperti di atas. ngan cara mendinginkannya.
5. Penutup tabung harus diba-
sahi dengan air dahulu sebe-
Perhitungan lum digunakan dan bilas de-
ngan pelarut sesudah diguna-
Kadar lemak % kan.
6. Tekanan seharusnya turun
W2 – (W3 + W4) dari waktu ke waktu selama
= --------------------------- x 100 pengocokan.
W1 7. Pemisahan lapisan eter dari
Dimana : lapisan aqueous dapat juga
W1 = Berat sample (g) dilakukan dengan sentrifugasi
W2 = Berat labu + ekstratk (g) selama 30 detik pada 1000
W3 = Berat labu sesudah rpm.
pengilangan lemak (g)
W4 = Berat residu yang
terekstrak dalam blanko 16.3.2 Penetapan Sifat fisik
(g) dan kimia lemak
16.3.2.1 Titik Cair
Catatan : Data titik cair lemak hewani dan
1. Prosedur alternatif untuk ta- produk olahan untuk menentukan
hap pengerjaan 3 dan 4 ada- kondisi lemak. Lemak nabati
lah : pada suhu ruang umumnya ber-
3. Tambahkan 2 ml amonia bentuk cair. Lemak yang memi-
26% (v/v) kocok. liki titik cair rendah berarti banyak
4. Tambahkan 6 ml air ha- mengandung asam lemak tak
ngat dan kocok kembali. jenuh.
2. Timbang sampel dalam ta-
bung ekstraksi berdasarkan Prinsip penentuan titik cair lemak
perbedaan berat (by adalah dengan menyimpan lemak
difference). dalam tabung kapiler, dinginkan
3. Kesempurnaan ekstraksi le- dan kemudian panaskan secara
mak tergantung dari kesem- bertahap. Suhu pada saat lemak
purnaan pencampuran pada terlihat transparan adalah titik cair
masing-masing tahap, penting lemak tersebut.
sekali diperhatikan jika ada

364 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

Peralatan yang digunakan : 16.3.2.2 Berat Jenis


1. Termometer air raksa Pengertian berat jenis disini
2. Refrigerator adalah perbandingan bobot dari
3. Tabung kaca kapiler, berdia- volume sampel minyak dengan
meter dalam 1 mm berdinding bobot air yang volumenya sama
tipis pada suhu tertentu (biasanya
4. Pemanas ditentukan pada suhu 25 oC).

Cara Kerja Perlatan yang digunakan adalah :


1. Masukkan lemak cair yang 1. Piknometer
sudah disaring ke dalam ta- 2. Timbangan analitik
bung kapiler sepanjang 10
mm. Cara Kerja
2. Rapatkan/tutup ujung tabung 1. Piknometer dibersihkan dan
kapiler dengan cara mema- dikeringkan
naskan pada api kecil. Jaga 2. Isi piknometer dengan akua-
jangan sampai lemak terbakar des bersuhu 20-30 oC. Pengi-
3. Masukkan tabung kapiler ke sian dilakukan sampai air da-
dalam refrigerator 4-10oC, lam botol meluap dan tidak
biarkan selama 16 jam. ada gelembung udara di da-
4. Gabungkan tabung kapiler lamnya.
dengan termometer air raksa 3. Setelah ditutup, botol diren-
sehingga ujung tabung berisi dam dalam bak air yang ber-
lemak sejajar dengan ujung suhu 25 oC dengan toleransi
termometer yang berisi air 0.2 oC selama 30 menit.
raksa (bisa dengan cara 4. Botol diangkat dari bak dan
mengikatnya menjadi satu). dikeringkan dengan kertas
5. Rendam dalam gelas piala penghisap.
600 ml yang berisi air 5. Timbang berat botol dengan
setengah penuh sehingga ter- isinya.
mometer terendam sepanjang 6. Contoh minyak / lemak cair
30 mm. yang akan ditentukan berta
6. Panaskan gelas piala dengan jenisnya disaring dahulu de-
kecepatan 0.5 oC/menit, agi- ngan kertas saring untuk
tasi air dengan stirrer per- membuang benda asing dan
lahan-lahan. kandungan air. Selanjutnya
7. Catat suhu pada saat lemak contoh minyak diperlakukan
mulai terlihat transparan, gu- seperti langkah 1 sampai
nakan kaca pembesar untuk langkah 5.
melihatnya jika perlu, suhu
yang terbaca merupakan titik
cair lemak tersebut.

365 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

berisi asam asetat atau alko-


Perhitungan hol.
Berat jenis minyak pada suhu 2. Panaskan sampai contoh mi-
25/25oC adalah : nyak melarut sempurna, yaitu
ditandai dengan larutan men-
Berat minyak dan minyak – berat botol jadi jernih.
Berat air pada suhu 25 oC 3. larutan didinginkan perlahan-
lahan sampai mulai mengha-
Jika berat jenis minyak pada blur
suhu 25 oC telah diketahui, 4. Suhu dimana terlihat adanya
maka untuk menghitung berat kristal-kristal halus lemak di-
jenis minyak pada suhu ter- catat dan dinyatakan sebagai
tentu lainnya dapat digunakan titik turbiditi atau biasa disebut
rumus sebagai berikut : titik kritis.

G = G’ + 0.00064 (T – 25oC) 16.3.2.4 Indeks Bias


Indeks bias didefinisikan sebagai
Dimana : perbandingan kecepatan cahaya
G = Berat jenis pada suhu 25oC di udara dengan kecepatan ca-
G’= Berat jenis pada ToC/25oC haya di dalam medium tertentu.
T = suhu minyak yang ditentukan Atau secara singkat dapat dilihat
jenisnya seperti persamaan di bawah ini :
0.00064 = koreksi rata-rata untuk
1 oC. Kecepatan cahaya
di udara
Indeks bias = --------------------------
16.3.2.3 Turbiditas Kecepatan cahaya
Titik turbiditas adalah suhu dima- di dalam medium
na minyak atau lemak cair beru-
bah menjadi fase padat. Pengu- Pengujian indeks bias dapat digu-
jian ini dilakukan untuk menen- nakan untuk menentukan kemur-
tukan adanya pengotoran oleh nian minyak dan dapat menen-
bahan asing atau pencampuran tukan dengan cepat terjadinya hi-
minyak. drogenasi katalitis (catalytic hi-
drogenation)
Peralatan utama yang digunakan
adalah : Peralatan dan bahan utama yang
1. Gelas piala digunakan adalah :
2. Asam asetat 1. Refraktometer Abbe dilengka-
3. Alkohol pi dengan pengontrol suhu
2. Toluen / alkohol
Cara Kerja
1. Contoh minyak dimasukkan
ke dalam gelas piala yang

366 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

R’ = Indeks bias pada suhu


pembacaan
T = Suhu standar
T’ = suhu pembacaan
K = 0.000385 untuk minyak dan
0.000365 untuk lemak.

16.3.2.5 Uji ketengikan (Uji


Kreis)
Bila lemak yang teroksidasi bere-
aksi dengan phloroglucinol dalam
suasana asam akan terbentuk
warna merah. Warna merah
yang terbentuk berkorelasi de-
ngan peningkatan produk epihy-
drin aldehyde atau malonaldehid
Gambar 16.4. Refraktometer sebagai produk oksidasi lipid.
Abbe
Pereaksi yang digunakan :
Cara kerja 1. Larutan phloroglucinol 0.1%
Beberapa tetes minyak ditetes- dalam eter
kan pada prisma refraktometer 2. HCl pekat
abbe yang sudah distabilkan pa- 3. Heptane
da suhu tertentu, dibiarkan se- 4. Larutan phloroglucinol 0.5%
lama 1 – 2 menit untuk mencapai (w/v) dalam amil asetat
suhu refraktometer, lalu dilakukan 5. Larutan TCA : 10 g Trichloro
pembacaan indeks bias. Sebe- Acetic Acid (TCA) dilarutkan
lum dan sesudah digunakan pris- dalam 3.28 ml amil asetat
ma, refraktometer dibersihkan de-
ngan toluen / alkohol. Peralatan utama yang digunakan
adalah :
Perhitungan 1. Penangas air (water bath)
Indeks bias perlu dikoreksi untuk 2. Lovibond tintometer
temperatur standar, dengan
menggunakan rumus sebagai Cara Kerja
berikut : A. Uji Kualitatif
1. Campurkan 10 ml minyak
R = R’ – K (T’ – T) atau lemak cair dengan 10 ml
phloroglucinol 0.1 % dalam
Dimana : eter dan 10 ml HCl pekat.
R = Indeks bias pada suhu Kucok hingga merata lebih
standar kurang 20 detik.

367 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

2. Jika terbentuk warna pink 6. Buat blanko pada waktu


menunjukkan mulai terjadinya yang sama, dengan
ketengikan. menggunakan amil asetat
3. Coba ulangi langkah (1) dan sebagai pengganti larutan
(2) denagn bahan 1 ml phloroglucinol. Baca war-
minyak yang dilarutkan dalam nanya seperti (5), catat
20 ml heptana. Jika uji masih satuan merah (R).
positif berrti minyak tersebut 7. Hitung bilangan Kreis :
sudah tengik dan dapat dibuk-
tikan dengan uji organoleptik. R – R’
Bilangan Kreis = T = ------------
B. Uji Kuantitatif IxC
1. Timbang 3 ml minyak atau
lemak cair dalam tabung Dimana :
reaksi (dapat juga di- I = Panjang sel dalam cm
gunakan Erlenmeyer 50 C = Konsentrasi minyak
ml). dalam g/ml volume larutan
2. Tambahkan 1 ml larutan akhir.
phloroglucinol (0.5 % w/v
dalam amil asetat) kemu-
dian kocok merata selama 16.3.2.6 Penetapan Bilangan
1 menit. TBA (Thiobarbituric
3. Tambahkan 2 ml larutan Acid)
yang dibuat dengan mela- Penetapan bilangan TBA dengan
rutkan 10 g TCA dalam metode Tarladgis dilandaskan
3.28 ml amil asetat, pada reaksi antara asam 2-
kemudian rendam tabung thiobarbituric dengan malonal
reaksi dalam penangas air dehid yang membentuk warna
bersuhu 45 oC selama 15 merah. Intensitas warna merah
menit. Aduk secara konti- yang terbentuk dapat diukur
nu (lebih baik gunakan dengan spetrofotometer. Mala-
penangas bergoyang). noldehid merupakan hasil oksi-
4. Ambil tabung rekasi ke- dasi lipid.
mudian tambahkan 10 ml
larutan TCA dengan 2 Pereaksi utama yang digunakan
volume amil asetat, ke- adalah :
mudian dinginkan dengan 1. HCl 4 M
es. 2. Pereaksi TBA (0.2883 g/ 100
5. bandingkan warna yang ml asam asetat glasial 90%).
terbentuk dengan lovibo- Pelarutan dapat dipercepat
nd tintometer. Catat jum- dengan pemanasan dalam
lah satuan merah (R) dari penangas air.
warna merah tersebut.

368 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

Peralatan yang digunakan : dengan larutan blanko seba-


1. Waring blender gai tiotik nol. Gunakan sam-
2. Alat destilasi (distillation ap- pel sel berdiamater 1 cm.
paratur) 10. Hitung bilangan TBA yang di-
nyatakan dalam mg malonal-
Cara Kerja dehid per kg sampel/ Bilang-
1. Timbang sampel sebanyak 10 an TBA = 7.8 D.
g, masukkan ke waring blen-
der, tambahkan 50 ml akua-
des dan hancurkan selama 2 16.3.2.7 Bilangan Peroksida
menit. 16.3.2.7.1 Metode I
2. Pindahkan secara kuantitatif Penentuan bilangan peroksida
ke dalam labu distilasi sambil dapat dilakukan berdasarkan pa-
dicuci dengan 47.5 ml akua- da pengukuran sejumlah Iod
des. yang dibebeaskan dari potassium
3. Tambahkan ± 2.5 ml HCl 4 M iodida melalui reaksi oksidasi
sampai pH menjadi 1.5. oleh peroksida dalam lemak/ mi-
4. Tambahkan batu didih dan nyak pada suhu ruang di dalam
pencegah buih (anti foaming medium asam asetat / kloroform.
agent) secukupnya dan pa-
sanglah labu distilasi pada Pereaksi yang digunakan :
alat distilasi. Bila ada guna- 1. Pelarut, terdiri dari 60 % asam
kan electric mantle heater. asetat glasial dan 40 %
5. Distilasi dijalankan dengan kloroform.
pemanasan tinggi sehingga 2. Potassium Iodida jenuh
diperoleh 50 ml distilat 3. Larutan pati 1 %.
selama 10 menit pemanasan. 4. Sodium thiosulfat 0.1 N
6. Aduk merata distilat yang di-
peroleh, pipet 5 ml distilat ke Peralatan utama yang digunakan
dalam tabung reaksi bertutup. adalah :
7. Tambahkan 5 ml pereaksi 1. Neraca analitik
TBA, tutup, campur merata 2. Buret
lalu panaskan selama 35 3. Erlenmeyer
menit dalam air mendidih. 4. Stirer / shaker
8. Buat blanko dengan meng- 5. Pipet
gunakan 5 ml akuades dan 5 6. Kamar gelap.
ml pereaksi, lakukan seperti
penetapan sampel. Cara kerja
9. Dinginkan tabung reaksi de- 1. Timbang 5 g sampel minyak
ngan air pendingin selama ± dan masukkan ke dalam
10 menit, kemudian ukur Erlenmeyer 250 ml.
absorbansinya (D) pada
panjang gelombang 528 nm

369 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

2. Tambahkan 30 ml pelarut, 16.3.2.7.2 Metode II


kocok sampai semua sampel Penetapan bilangan peroksida
minyak larut. secara mikro dengan kolorimetri
3. Tambahkan 0.5 ml potassium dapat digunakan untuk penen-
iodida jenuh, diamkan selama tuan lipid hidroperoksida. Hidro-
2 menit di ruang gelap sambil peroksida direaksikan dengan
digoyang. potasium Iodida dengan katalis
4. Tambahkan 30 ml air des- asam, dan Iod yang dibebaskan
tilata. ditetapkan secara kolorimetri.
5. Kelebihan iod dititer dengan Katalis yang digunakan adalah
larutan sodium thiosulfat aluminium klorida (AlCl3) dan
0.1N atau 0.01N tergantung alkohol (soluble lewis acid).
dari banyaknya jumlah iod Penetapan Iod yang dibebaskan
yang dibebaskan. dilakukan pada panjang gelom-
6. Dengan cara yang sama bu- bang 560 nm sesudah penam-
atlah penetapan untuk blanko. bahan pati dalam larutan HCl
0.01 N. Kisaran pengukuran cara
Perhitungan : ini adalah 0.05 – 0.5 µmol
Bilangan peroksida dinyatakan hidroperoksida.
dalam beberapa satuan, yaitu
miliekivalen per 1000 g contoh, Pereaksi yang digunakan :
milimol per 1000 g sampel atau 1. Potasium Iodida.
mg oksigen per 100 g sampel Larutan ini dibuat dengan
minyak / lemak. melarutkan 2 g KI dalam 100
ml etanol.
a. miliekivalen per 1000 g sampel 2. Larutan aluminium klorida.
= A x N x 1000/G Larutan ini dibuat dengan me-
b. milimol per 1000 g contoh larutkan 2 g AlCl3 (anhydrous)
= 0.5 x N x A x 1000/G dan 0.02 g O-phenanthroline
c. milligram oksigen per 100 g dalam 100 ml etanol.
sampel 3. Larutan pati.
= A x N x B x 100/G Larutan ini dibuat dengan
melarutkan 1 g pati (soluble
dimana : starch) dan 20 g HCl dalam
A = ml sodium thiosulfat yang air distilata. Larutkan dengan
dipakai contoh – ml sodium pemanasan hingga diperoleh
thiosulfat yang dipakai larutan jernih.
penetapan blanko. 4. HCl 0.01N
N = normalitas sodium thio- 5. Larutan potasium Iodat stan-
sulfat. dar 1 nM
G = bobot contoh minya / lemak 6. Heksana
(g)

370 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

Peralatan utama yang digunakan Potasium iodat standar (0.2 ml);


adalah : 0.5 ml larutan aluminium klorida
1. Timbangan analitik dan 0.5 potasium iodida di-
2. Mikro pipet (µl) campur, kemudian ditambahkan
3. Tabung reaksi 15 ml HCl 0.01 N dan 0.5 ml
4. Hot plate (bisa diatur pada larutan pati. Absorbansi dibaca
suhu 37oC) pada 560 nm. Total volume ada-
5. Sentrifus lah 16.7 ml
6. Spektrofotometer
7. Pipet 1 ml dan 15 ml Larutan potasium iodat standar
sebanyak 0.2 ml setara dengan
Cara Kerja 0.6 µmol I2 sebab KIO3 setara
1. Timbang contoh sebanyak dengan 3I3. Oleh karena itu 1µm
200 mg atau 200 µl contoh mol oksigen aktif =
yang telah dilarutkan dalam
heksana dalam tabung reaksi A
2. Tambahkan 0.5 ml larutan -------- sebab I2 setara dengan
potasium iodat, 0.5 ml larutan 1.2
aluminium klorida dan hek-
sana 1 ml. Campur (kocok), 2.0 (oksigen aktif) dan bilangan
kemudian diinkubasi pada peroksida = PV (meg/kg) =
suhu 37 oC selama 5 menit. oksiden aktif (µmol x 1/sampel
3. Tambahkan 15 ml HCl 0.01N (g)). Nilai absorban tergantung
dan 0.5 ml larutan pati, dari jenis pati yang digunakan.
campur sampai merata.
4. Pindahkan larutan ke dalam Nilai yang diperoleh dikoreksi
tabung sentrifus, dan disen- karena adanya perbedaan
trifus selama 3 menit dengan volume dan sampel yaitu 16.5
kecepatan 3000 rpm. dan standar KIO3 16.7 ml, dalam
5. Lapisan bagian bawah (fase eksperimen ini dikalikan 0.96.
air) ditetapkan absorbansinya
pada 560 nm (total lapisan air 16.3.2.7.3 Bilangan iod
adalah 16.5 ml). Bilangan Iod didefinisikan seba-
6. Blanko ditetapkan seperti pa- gai jumlah gram Iod yang diserap
da penetapan contoh. oleh 100 g lipid. Nilai yang di-
dapat menunjukkan derajat keti-
dakjenuhan lipid.
Kalibrasi
Kalibrasi dilakukan dengan mem- Ada dua metode yang banyak
bandingkan Iod yang dihasilkan digunakan dalam menetapkan bi-
dari potasium iodida melalui ok- langan iod, yaitu metode Hanus
sidasi oleh potasium iodat stan- dan Metode Wijs. Pembuatan
dar. pereaksi Hanus lebih mudah

371 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

daripada pereaksi Wijs. Ada se- ga dilakukan dengan cara lain


dikit perbedaan hasil yang diper- yang lebih kuantitatif yaitu :
oleh dengan kedua metode ini, - Larutkan iod kedalam se-
akan tetapi variasi perbedaan ini bagian besar asam asetat
tidak lebih besar dari variasi glasial yang digunakan,
bilangan iod dalam lipid itu sen- larutkan brom kedalam
diri. asam asetat glasial sisa-
nya.
Prinsip penentuan bilangan iod - Hitung jumlah halogen ke-
didasarkan kepada kemampuan dua bagian larutan ter-
menyerap iod dari gliserida tak sebut dengan titrasi
jenuh lemak atau minyak, khu- menggunakan KI dan
susnya apabila dibantu dengan larutan Na2S2O3 standar.
suatu ’pembawa’ seperti iodin- - Dengan hasil titrasi ini
klorida atau iodin bromida mem- jumlah brom yang harus
bentuk senyawa yang jenuh. ditambahkan ke dalam
larutan iod dapat dihitung.
Jumlah iod yang diabsorbsi me- 2. Kloroform
nunjukkan ketidak jenuhan 3. Larutan KI 15%
lemak/ minyak. Kedalam sejum- 4. Larutan Na2S2O3 0.1 N
lah sampel minyak / lemak ditam- 5. Larutan pati 1%
bahkan iod berlebih, kelebihan
iod dititrasi dengan natrium Peralatan yang digunakan :
tiosulfat sehingga iod yang 1. Timbangan analitik
diabsorbsi oleh lemak / minyal 2. Kamar gelap
dapat diketahui jumlahnya. 3. Erlenmeyer 250/300 ml ber-
tutup
16.3.2.7.4 Metode Hanus
Pereaksi yang digunakan
1. Pereaksi ion bromida (pereaksi Cara Kerja
Hanus). 1. Timbang 0.1-0.5 g sampel
Pereaksi Hanus diperoleh de- minyal/lemak (tergantung de-
ngan melarutkan 13.2 g Iod rajat ketidakjenuhannya) ke
dalam 1 liter asam asetat dalam Erlenmeyer bertutup.
glasial. Tambahkan sedikit 2. Tambahkan 10 ml kloroform
asam asetat glasial hangat ke untuk melarutkan sampel.
dalam iod. Jika seluruh iod 3. Tambahkan 25 ml pereaksi
sudah larut dan larutan sudah Hanus dan biarkan 1 jam di
dingin, tambahkan Brom se- tempat gelap, sambil sekali-
cukupnya (jumlah halogen kali dikocok. (sesudah reaksi
menjadi dua kali semula), bia- sempurna diharapkan terda-
sanya 2 ml cukup. Dapat ju- pat banyak kelebihan iod,
sedikitnya 60 %).

372 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

4. Tambahkan 10 ml larutan KI Gunakan pemanas untuk


15%, kocok. Cuci Erlenmeyer mempercepat kelarutan iod,
dan tutupnya dengan 100 ml dinginkan.
akuades. - Ambil 20 ml larutan ini, titrasi
5. Titrasi dengan larutan standar dengan Na2S2O3 0.1 N.
Na2S2O3 0.1 N, sampai war- - Larutan iod dibagi dua :
na kuning iod hampir hilang. bagian besar (800-900 ml)
6. Tambahkan 2 ml larutan pati dan bagian kecil (sisanya).
1% sebagai indikator, lanjut- - Lewatkan gas klor kering
kan titrasi. Jika warna biru kedalam bagian besar larut-
hampir hilang, titrasi dihen- an iod sampai hasil titrasi
tikan. Erlenmeyer digoyang- dengan Na2S2O3 0.1N se-
goyang dengan cepat se- paruh dari hasil titrasi larut-
hingga iod yang masih tinggal an iod sebelum diklorinasi
dalam kloroform akan pindah (untuk ini ambil 20 ml la-
ke larutan KI. Kemudian lan- rutan iod yang sudah
jutkan titrasi sampai titik akhir diklorinasi kemudian titrasi
titrasi tercapai (sampai warna dengan Na2S2O3 0.1 N).
biru hilang). - Tuangkan bagian kecil larut-
7. Buat blanko seperti pada pe- an iod ke dalam larutan iod
netapan sampel. yang sudah diklorinasi, se-
hingga kadar klor dalam
larutan kurang dari separuh
16.3.2.7.5 Metode Wijs kadar iod.

Pereaksi yang digunakan


1. Kloroform atau karbon tetra- Cara kerja
klorida 1. Timbang 0.1 – 0.5 g sampel
2. Larutan sodium tiosulfat 0.1 N minyak (tergantung derajat
standar ketidakjenuhan sampel), jika
3. Larutan KI 15%. lemak sudah ditimbang kemu-
4. Larutan indikator pati. dian dicairkan dengan pema-
Larutan ini dibuat dengan me- nasan sedikit di atas titik cair-
nambahkan 1 g soluble starch nya (sampel langsung ditem-
ke dalam 10 ml air, aduk, patkan dalam Erlenmeyer
kemudian masukkan suspensi bertutup pada waktu penim-
ke dalam 100 ml air mendidih, bangan).
panaskan selama 2-3 menit. 2. Tambahkan 15 ml kloroform
Biarkan dingin. atau karbon tetraklorinasi un-
5. Pereaksi Wijs. tuk melarutkan sampel mi-
- Larutkan 13 g iod yang nyak / lemak.
sudah disublimasi ke dalam 3. Tambahkan 25 ml pereaksi
1 liter asam asetat glasial. Wijs, tempatkan dalam ruang

373 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

gelap selama 30 menit sambil Pereaksi yang digunakan


sekali-kali dikocok. 1. HCl 0.5N yang sudah distan-
4. Sesudah 30 menit, tambah- darisasi.
kan 20 ml larutan KI 15%, ko- 2. Indikator fenolftalein 1% da-
cok merata. Cuci Erlenmeyer lam alkohol 95%.
dan tutupnya dengan 100 ml 3. Kalium hidroksida beralkohol :
akuades yang baru dan di- ƒ Tempatkan 5 – 10 g KOH
ngin, masukan cucian ke da- dalam labu 2 L dan
lam larutan. tambahkan 1 – 1.5 L etil
5. Titrasi segera dengan alkohol 95%
Na2S2O3 0.1 N dengan ƒ Refluks dengan menggu-
pengocokan yang konstan. nakan kondenser dan pe-
Gunakan larutan pati 1% se- nangas air selama 30-60
bagai indikator. menit.
6. Buat blanko seperti pada ƒ Larutkan 40 g KOH
penetapan sampel (untuk (kandungan kerbonat ren-
blanko, sampel minyak diganti dah) dalam 1 L alkohol
dengan kloroform / CCI). yang sudah didistilasi.
Larutan ini seharusnya
jernih. Tempatkan dalam
Perhitungan : botol berwarna gelap.

(Tb–Ts)(N Na2S2O3)(12.69)
BI = -------------------------------------- Peralatan yang digunakan :
Barat sampel dalam gram 1. Erlenmeyer 300 ml
2. Kondenser, panjang minimum
Dimana : 650 mm (pendingin tegak).
Tb = Titer blanko 3. Penangas air
Ts = Titer sampel 4. Hot plate.

16.3.2.7.6 Bilangan Cara kerja


penyabunan 1. Timbang 5 g minyak / lemak
Bilangan penyabunan adalah dalam Erlenmeyer 300 ml
jumlah alkali yang dibutuhkan un- 2. Tambahkan 50 ml KOH
tuk menyabunkan sejumlah ter- beralkohol.
tentu sampel minyak. Bilangan 3. Hubungkan Erlenmeyer yang
penyabunan dinyatakan sebagai telah berisi sampel dan KOH
jumlah miligram kalium hidroksida beralkohol dengan pendingin
yang dibutuhkan untuk menya- tegak. Refluks dengan meng-
bunkan 1 gram minyak atau gunakan hot plate sampai se-
lemak. mua sampel tersabunkan
sempurna, yaitu sampai larut-

374 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

an bebas dari butiran lemak. Pereaksi yang digunakan :


Biasanya membutuhkan wak- 1. KOH 0.1 N
tu 1 jam. 2. Indikator fenolftalein 1%.
4. Larutan didinginkan dan ba- 3. Alkohol 95% netral.
gian dalam pendingin tegak
dibilas dengan akuades Peralatan
5. Tambahkan 1 ml indikator 1. Penangas air
fenolftalein 2. Buret
6. Titrasi dengan HCl 0.5N
sampai warna merah jambu
hilang. Cara kerja
7. Buat penetapan blanko (tanpa 1. Timbang 20 g minyak/ lemak
sampel) seperti penetapan dalam Erlenmeyer 250 ml.
sampel. 2. Tambahkan 50 ml alkohol
95% netral, panaskan sampai
Perhitungan : mendidih (± 10 menit) dalam
penangas air sambil diaduk.
(Tb – Ts)(N HCl)(56.1) 3. Larutan ini kemudian dititrasi
BP = ------------------------------------- dengan KOH 0.1N, menggu-
Bobot contoh nakan indikator fenolftalein
sampai terbentuk warna me-
Dimana : rah jambu yang persisten
BP = Bilangan Penyabunan selama 10 detik.
Tb = Titer blanko
Ts = Titer sampel Perhitungan :

(ml KOH)(N KOH)(56.1)


BA = -------------------------------------
16.3.2.7.7 Bilangan asam Bobot sampel
Bilangan asam adalah jumlah
asam lemak bebas yang ter- (ml KOH)(N KOH)(M)
kandung dalam minyak / lemak. KA = -------------------------------------
Bilangan asam asam dinyatakan (10)(Bobot sampel)
sebagai jumlah miligram KOH
yang dibutuhkan untuk menetral-
kan asam lemak bebas yang Dimana :
terdapat dalam 1 g minyak atau BA = Bilangan Asam
lemak. Bilangan asam biasanya KA = Kadar Asam
dihubungkan dengan proses hi- M = Berat molekul asam lem-
drolisis minyak / lemak yang ber- ak yang dominan dalam
kaitan dengan mutu minyak/ lemak / minyak (rata-rata
lemak. dari campuran asam le-
mak); untuk minyak ke-

375 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

lapa = 205, minyak kelapa minasi CO2. Ambil bagian


sawit = 263 dan asam yang jernih bebas residu.
oleat = 282 3. Asam sulfat encer.
Encerkan 25 ml H2SO4 pekat
menjadi 1L dan sesuaikan
konsentrasinya sehingga 40
16.3.2.7.8 Penetapan Asam ml larutan ini dapat menetral-
volatil dalam lemak kan 2 ml larutan NaOH 50%
(bilangan Reichert, (w/w).
Polenske dan 4. Tepung batu kambang.
Kirschner) Lolos ayakan 50 mesh dan
Bilangan Reichert adalah jumlah tidak lolos ayakan 90 mesh.
ml larutan alkali 0.1N yang diper- 5. Indikator fenolftalein 0.5%
lukan untuk menetralkan asam- dalam etanol 95%.
asam lemak volatil yang larut 6. Etanol 95% (v/v).
dalam air yang didistilasi dari 5 g Dinetralkan segera sebelum
lemak pada kondisi tertentu. digunakan.
7. Larutan NaOH 0.1 N standar.
Bilangan Polenske adalah jumlah 8. Larutan Barium hidroksida
ml larutan alkali 0.1 N yang 0.1N standar (0.5M).
diperlukan untuk menetralkan 9. Perak sulfat.
sama-asam lemak yang tidak
larut dalam air yang didistilasi
dari 5 g lemak pada kondisi Peralatan yang digunakan :
tertentu. 1. Gelas ukur 100 ml
2. Pipet 50 ml
Bilangan Kirschner adalah jumlah 3. Peralatan distilasi
ml larutan alkali 0.1 N yang
diperlukan untuk menetralkan Cara Kerja
asam-asam lemak volatil larut air a. Persiapan sampel
yang membentuk garam perak i. Panaskan sejumlah sampel
larut air, yang didistilasi dari 5 g mentega dalam gelas piala
lemak pada kondisi tertentu. sampai mencapai suhu 50-
60oC sehingga lemak terpi-
Pereaksi yang digunakan : sah dari air dan ’curd’.
1. Gliserol. ii. Saring lapisan lemak melalui
2. Sodium hidroksida 50% kertas saring kering, masuk-
(w/w). kan ke dalam wadah kering.
Larutan NaOH dalam sejum- Penyaringan dilakukan se-
lah air yang beratnya sama waktu lemak masih dalam ke-
dengan NaOH yang dilarut- adaan panas (lemak dalam
kan. Simpan dalam botol se- keadaan cair). Jika perlu sa-
hingga terhindar dari konta-

376 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

ring kembali sampai didapat secara merata sampai selu-


filtrat jernih dan bebas air. ruh sabun larut.
iii. Sebelum digunakan untuk 6. Jika larutan tidak jernih (me-
analisa, cairkan dulu lalu nandakan penyabunan tidak
homogenkan. sempurna) atau lebih gelap
dari kuning muda (menan-
B. Penetapan sampel dakan pemanasan berlebi-
1. Ambil 5 ± 0.01 g lemak dari han), ulangi penyabunan de-
hasil persiapan sampel, ma- ngan menggunakan sampel
sukkan ke dalam labu polens- lemak yang baru.
ke (labu didih berdasar rata). 7. Tambahkan 0.1 g tepung batu
2. Tambahkan 20 g gliserol dan kambang dan 50 ml asam
2 ml larutan NaOH 50 % sulfat encer.
(pipet yang digunakan untuk 8. Hubungkan labu dengan alat
mengambil larutan NaOH ha- distilasi. Panaskan labu tan-
rus dibersihkan dahulu ujung- pa mendidihkan isinya sampai
nya dari deposit karbonat). seluruh asam yang tidak larut
3. Tutup labu dengan gelas ar- seluruhnya mencair, kemudi-
loji, kemudian panaskan sam- an naikkan pemanasan, la-
bil dikocok secara kontinu kukan distilasi sampai ter-
sampai seluruh lemak tersa- kumpul destilat sebanyak 110
bunkan, yaitu jika larutan ml selama 19-21 menit. Jaga
menjadi jernih sempurna. kecepatan air yang mengalir
Hindari pemanasan berle- dalam kondenser sehingga
bihan. cukup untuk mempertahan-
4. Buat blanko, yaitu tanpa le- kan suhu destilat yang keluar
mak tetapi menggunakan dari kondenser berkisar anta-
jumlah pereaksi yang sama. ra 18-21oC.
Hindari pemanasan berlebih, 9. Jika sudah terkumpul 110 ml
jika pemanasan berlebihan destilat, matikan api bunsen
maka larutan menjadi lebih dan gantikan labu 110 ml
gelap. Selanjutnya blanko di- dengan gelas ukur 25 untuk
perlakukan sama seperti menangkap destilat sisa.
sampel. 10. Tutup labu 110 ml dengan
5. Dengan menggunakan gelas penutup. Dengan tanpa
ukur, ambil 93 ml air mendidih mengocok isi labu, tempatkan
yang sudah dididihkan sela- labu dalam air 15oC selama
ma 15 menit. Tambahkan ke 10 menit, rendam sampai
dalam lemak yang sudah ter- batas 110 ml.
sabunkan, pada saat sabun 11. Angkat labu dari air, kering-
sudah cukup dingin tetapi kan bagian luar labu. Dengan
belum memadat. Campur hati-hati balikan labu, hindari
pembasahan penutup dengan

377 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

asam tak larut. Kocok isi labu ma seperti yang dilakukan pa-
dengan cara pembalikan isi da tahap 14. Pencucian dila-
sebanyak 4-5 kali pembalik- kukan sebanyak tiga kali ma-
an, hindari pengocokan yang sing-masing dengan 10 ml
berlebihan. etanol netral. Masing-masing
12. Saring dengan kertas saring cucian dilewatkan dalam kon-
kering Whatman No. 4 atau denser dan penyaring, lalu
41. Buang 10 ml filtrat per- kumpulkan dalam labu 110
tama. Kumpulkan 100 ml ml. Buang etanol cucian
filtrat dalam labu. Tutup labu. pada setiap kali pencucian.
13. Filtrat ini akan digunakan Tutup labu, biarkan etanol
untuk fitrasi pada tahap R. dalam labu sampai siap untuk
Filtrat seharusnya tidak me- titrasi pada tahap P.
ngandung asam lemak tak 16. Tahap R, penetapan bilangan
larut, jika asam lemak tak Reichert atau asam volatil
larut lolos dari saringan, yang larut air. Tuangkan 100
tampung filtrat dalam labu ml filtrat yang berisi asam
pemisah, sesudah pemisahan volatil yang larut air ke dalam
keluarkan lapisan bawah labu titrasi, tambahkan 0.1
(aqueous), masukkan ke da- indikator fenolftalein lalu titrasi
lam labu 100 ml. Tambahkan dengan larutan Barium hi-
filtrat ini kedalam kumpulan droksida sampai berwarna
filtrat asam tak larut. merah muda (lihat catatan).
14. Lepaskan steal head, cuci Jika ingin menetapkan bi-
bagian dalam kondensor tiga langan Kirschner, labu titrasi
kali berturut-turut dengan 15 yang akan digunakan harus
ml air dingin, masing-masing kering, catat volume larutan
cucian ini dilewatkan dalam barium hidroksida yang digu-
kondenser, labu 110 ml, labu nakan, tuang sejumlah larutan
pemisah jika digunakan, dan yang sudah dititrasi pada
penyaring (corong yang berisi tahap R ke dalam labu titrasi
kertas saring yang digunakan kering, tutup labu dan lanjut-
pada tahap 12). Setiap kali kan pengujian ke tahap K.
pencucian, pada tahap akhir 17. Tahap P, penetapan bilangan
biarkan air cucian memenuhi Polenkse atau asam volatil
penyaring dulu, lalu lakukan tak larut air. Titrasi larutan
draining (dibiarkan sehingga alkohol yang berisi asam
air mengalir dengan sendiri- volatil tak larut yang diperoleh
nya) sebelum melakukan pe- pada tahap 15 dengan larutan
nyaringan berikutnya. Buang barium hidroksida 0.05 M
air cucian. atau NaOH 0.1M. Tambah-
15. Larutkan asam tak larut de- kan 0.25 ml indikator fenolf-
ngan cara pencucian yang sa- talein sebelum titrasi.

378 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

18. Tahap K, penetapan bilangan T2 = ml larutan barium hidroksida


Kirschner. Tambahkan 0.5 g yang digunakan untuk titrasi
tepung halus perak sulfat ke blanko pada tahap R.
dalam larutan netral ang T3 = ml larutan barium hidroksida
diperoleh dari tahap R. Biar- 0.05 M atau NaOH 0.1M
kan labu dalam ruang gelap yang digunakan untuk titrasi
selama 1 jam dengan sekali- sampel pada tahap P.
sekali diokocok. T4 = ml larutan barium hidroksida
19. Saring dengan kertas saring 0.05 M atau NaOH 0.1M
kering, masukkan 100 ml yang digunakan untuk titrasi
filtrat ke dalam labu Polenske. blanko pada tahap P.
Tambahkan 35 ml akuades T5 = ml larutan barium hidroksida
dingin yang baru dididihkan 0.05 M atau NaOH 0.1M
selama 15 menit sebelumnya, yang digunakan untuk titrasi
10 ml asam sulfat encer dan sampel pada tahap K.
0.1 g tepung batu kambang. T6 = ml larutan barium hidroksida
20. Hubungkan labu Polenske 0.05 M atau NaOH 0.1M
dengan alat distilasi, lakukan yang digunakan untuk titrasi
distilasi sampai terkumpul 110 blanko pada tahap K.
ml destilat selama 19-21
menit. Campur secara mera- Catatan :
ta distilat yang diperoleh (tan- Jika tidak perlu menetapkan bi-
pa tahap pendinginan selama langan Kirschner maka pada ta-
10 menit), saring lalu titrasi hap R larutan barium hidroksida
100 ml filtrat dengan larutan dapat diganti dengan larutan na-
barium hidroksida. trium hidroksida 0.1M.

16.4 Analisis Kadar Air


C. Perhitungan 16.4.1 Cara Pemanasan
Bilangan Reichert = 1.1(T1 – T2) a. Haluskan bahan pangan yang
Bilangan Polenske = T3 – T4 akan diukur kadar airnya. Am-
bil dan masukkan ke dalam
121(100+T1)(T5-T6) botol timbang yang telah
BK = ---------------------------------- diketahui bobotnya. Timbang
10 000 bahan pangan sebanyak 1-2
g.
Dimana : b. Keringkan dalam oven pada
BK = Bilangan Kirschner suhu 100-105oC selama 3-5
T1 = ml larutan barium hidroksida jam, tergantung bahan pa-
0.05 M yang digunakan ngannya. Dinginkan dalam
untuk titrasi sampel pada eksikator dan timbang.
tahap R. Panaskan lagi dalam oven
selama 30 menit, dinginkan

379 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

dalam eksikator dan timbang. c. Dinginkan dalam eksikator


Tahap ini diulang beberapa dan timbang.
kali hingga tercapai berat d. Perlakuan ini diulangi hingga
konstan (selisih antara dua selisih dua penimbangan ti-
penimbangan kurang dari 0.2 dak lebih dari 0.05 persen.
mg)
c. Selisih antara bobot awal dan 16.5. Analisis Vitamin
akhir merupakan bobot kadar 16.5.1 Vitamin C
air. Vitamin C dapat dihitung dengan
dua cara, yaitu dengan metode
16.4.2 Cara Distilasi Toluen titrasi yodium dan menggunakan
a. Timbang bahan pangan yang larutan 2,6 D.
telah dipotong kecil secukup-
nya (kira-kira mengandung 2- 16.5.1.1 Analisis Vitamin C
5 ml air). dengan titrasi Yodium
b. Masukan ke dalam labu disti- a) Timbang 200-300 g bahan
lasi dan tambahkan 75-100 ml dan hancurkan dalam Waring
toluen atau silen. Pasang Blender sampai halus (slurry).
labu pada alat distilasi. Masukan 10-30 g slurry ke
c. Atur besarnya pemanasan dalam Krus Gooch atau de-
distilasi hingga kira-kira 4 te- ngan sentrifug untuk memi-
tes toluen jatuh dari konden- sahkan filtratnya.
sor setiap detiknya. b) Dengan menggunakan pipet,
d. Lanjutkan proses distilasi ambil 5-24 ml filtrat dan
sampai semua air menguap masukkan ke dalam Erlen-
dan air di dalam penam- meyer 125 ml. Tambahkan 2
pungan tidak bertambah lagi ml larutan amilum 1% (soluble
(kira-kira 1 jam). starch) dan tambahkan 20 ml
e. Baca volume air yang tertam- akuades kalau perlu.
pung dan hitung % air dari c) Larutan amilum diperoleh de-
berat contoh. ngan melarutkan 10 g pati
dan 10 mg Hgl dalam 30 ml
16.4.3 Oven Vakum akuades. Masukan ke dalam
a. Timbang contoh bahan yang 1 L akuades yang sedang
telah dihaluskan sebanyak 2 mendidih.
g dalam botol timbang yang d) Titrasi dengan 0.01 N standar
telah diketahui bobotnya. yodium.
b. Keringkan dalam oven vakum e) Perhitungan
selama 3-5 jam dengan suhu
95o-100oC. Penamansan ju- 1 ml 0.01 N yodium = 0.88 mg
ga dapat dilakukan 20o-25oC asam askorbat
di atas titik didih air pada
tekanan 25mm.

380 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

16.5.1.2 Vitamin C dengan cara Saring dengan kertas saring


2,6 D dan masukkan ke dalam botol
a. Peras air buah atau saring se- gelap bertutup, simpan di
cara langsung atau hancur- dalam refrigerator.
kan seperti 16.5.1. Saring d. Standarisasi larutan 2,6 D
dengan kertas saring yang dapat dilakukan dengan cara :
kasar. Ukur volume cairan ƒ Timbang 100 mg asam
yang diperoleh atau berat askorbat (vitamin C).
bahan pangan yang diguna- Masukan ke dalam labu
kan. takar 50 ml dan encerkan
b. Ambil 100 ml filtrat dan dengan reagen HPO3-
tambahkan 100 ml reagen asam asetat sampai tan-
HPO3-asam asetat. Kocok da.
sampai aliquot merata dan ƒ Pindahkan 2 ml aliquot
saring dengan menggunakan asam askorbat tersebut
kertas saring. ke dalam Erlenmeyer 50
Reagen HPO3-asam asetat ml yang telah diisi 5 ml
dapat dibuat dengan melarut- reagen HPO3-asam ase-
kan 15 g asam metafosfat tat.
(HPO3 glasial) kedalam 40 ml ƒ Titrasi dengan laeutan 2,6
asam asetat dan 200 ml D dari buret 50 ml sampai
akuades dan dikocok kuat. dihasilkan warna merah
Encerkan dengan menambah jambu yang tidak hilang
akuades hingga volumenya selama 5 detik. Ulangi
menjadi 500 ml dan saring pekerjaan ini sebanyak
dengan menggunakan kertas tiga kali.
saring. Reagen ini dapat ƒ Buatlah tiga larutan blan-
dimasukkan dalam botol ko dengan menggantikan
gelap bertutup dan tetap baik 2 ml aliquot asam as-
disimpan dalam refrigerator korbat dengan 2 ml
hingga 7-10 hari. akuades. Titrasi dengan
c. Ambil 10 ml aliquot dan titrasi larutan 2,6 D.
dengan larutan 2,6 D yang ƒ Selanjutnya hitunglah
telah distandarisasi dan buat- equivalen titrasi terkoreksi
lah titrasi blanko. Buat tiga yang menunjukkan 1 ml
kali ulangan. Larutan standar larutan 2,6 D dengan
2,6 D dapat dibuat dengan jumlah mg asam sorbat.
melarutkan 50 ml 2,6,dichloro e. Hitunglah titrasi terkoreksi,
indophenol dalam 50 ml yaitu titrasi sesungguhnya –
akuades yang telah ditambah titrasi blanko. Nyatakan
42 mg NaHCO3. Setelah la- jumlah vtamin C sebagai
rut, encerkan dengan akua- mg/100 ml cairan bahan pa-
des hingga menjadi 200 ml. ngan mula-mula atau setiap

381 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

100 g berat bahan pangan transmittance. Caranya


mula-mula. adalah sebagai berikut :
f) Buat larutan standar dengan
16.5.2 Vitamin B2 (Ribovlafin) vitamin B2 murni sehingga
Kandungan vitamin B2 dapat didapat filtrat terakhir dengan
dihitung dengan prosedur kadar vitamin B2 antara 0.1-
sebagai berikut : 0.2 sampai 0.5 mikrogram per
a) Ambil 10 ml larutan bahan ml.
yang akan dianalisis kandu- g) Lakukan seperti prosedur di
ngan vitamin B2nya. Masu- atas.
kan ke dalam Erlenmeyer 125 h) Bacalah transmittancenya
ml dan tambahkan 25 ml 0.1 dari larutan tersebut (yang
N HCl. Kocok dan panaskan diketahui kadar vitamin
dalam autoklaf 120oC selama B2nya)
30 menit i) Buatlah kurva yang
b) Dinginkan. Tambahkan 1 N menggambarkan hubungan
NaOH hingga pHnya menjadi antara kadar vitamin B2
6.0. Jaga jangan sampai le- dengan transmittancenya.
bih, karena vitamin B2 tidak
stabil pada pH diatas 6.0 16.5.3 Vitamin B1 (thiamin)
c) Tambahkan 1N HCl hingga Vitamin B1 dalam bahan pangan
pHnya menjadi 4.5. Pin- berada dalam keadaan bebas
dahkan larutan ke dalam labu atau terikat dengan protein, fosfo-
ukur 100 ml dan encerkan protein, atau sebagai ester
dengan menambahkan akua- dengan asam pirofosfat. Dalam
des sampai tanda. Saring keadaan netral atau alkalis,
dengan menggunakan kertas vitamin ini mudah mengalami
saring Whatman no. 42. kerusakan. Pada pH 3.5, vitamin
d) Ambil filtrat yang jernih. ini tahan panas sampai 120oC.
Masukkan ke dalam kuvet Penentuan kadar vitamin B1
dan baca transmittancenya didasarkan atas oksidasi thiamin
pada spectroflouremeter de- menjadi thiochrome (senyawa
ngan kisaran panjang turunan thiamin) yang dapat
gelombang 400-400 nm bercahaya (flouresensi) dengan
(vitamin B2 berflouresensi memancarkan sinar ultraviolet.
pada panjang gelombang ini). Apabila bebas daripengaruh
e) Penentuan berat absolut senyawa bercahaya lainnya,
vitamin B2 yang terkandung maka kandungan vitamin B1
dalam filtrat perlu dibuat kurva identik dengan flouresensi
standar yang thiamin.
menggambarkan hubungan
kadar vitamin B2 dengan

382 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

16.5.3.1 Ekstraksi Bahan atau tambahkan HCl sedikit


a. Ekstraksi bahan kering atau demi sedikit. Pemanasan
setengah kering dengan dapat juga dilakukan pada
kandungan thiamin yang belum autoklaf 121o-125oC selama
diketahui dapat dilakukan 30 menit.
sebagai berikut : c. Dinginkan. Bila terjadi
a) Haluskan 9 g bahan pangan partikel padat, usahakan
dan giling halus (ukuran 32 kontak dengan cairannya.
mesh) atau buat menjadi d. Encerkan dengan HCl 0.1 N
bubur yang lembut. hingga volumenya menjadi
b) Tambahkan 0.1 N larutan HCl 100 ml
hingga volumenya menjadi
100 ml atau lebih (untuk c. Ekstrasi bahan pangan yang
mencegah pembentukan gel). mengandung thiamin-
c) Panaskan selama 30 menit pirofosfat dapat dilakukan
pada suhu 95o-100oC di atas dengan cara sebagai berikut :
penangas air sambil selalu a. Bahan dihidrolisis secara
diaduk. Bila selama enzimatis, selanjutnya
pemanasan terbentuk gel, lakukan prosedur seperti di
larutan dikocok dengan kuat atas.
atau tambahkan HCl sedikit b. Tambahkan ke dalam bahan
demi sedikit. Pemanasan cair tersebut 0.1 N HCl hingga
dapat juga dilakukan pada nilai pH mencapai 3.5.
autoklaf 121o-125oC selama c. Panaskan selama 30 menit
30 menit. pada suhu 95o-100oC di atas
d) Dinginkan. Bila terjadi penangas air sambil selalu
partikel padat, usahakan diaduk. Bila selama
kontak dengan cairannya. pemanasan terbentuk gel,
e) Encerkan dengan HCl 0.1 N larutan dikocok dengan kuat
hingga volumenya menjadi atau tambahkan HCl sedikit
100 ml. demi sedikit. Pemanasan
dapat juga dilakukan pada
b. Ekstraksi bahan cair dapat autoklaf 121o-125oC selama
dilakukan sebagai berikut : 30 menit.
a. Tambahkan ke dalam bahan d. Dinginkan. Bila terjadi
cair tersebut 0.1 N HCl hingga partikel padat, usahakan
nilai pH mencapai 3.5. kontak dengan cairannya.
b. Panaskan selama 30 menit e. Encerkan dengan HCl 0.1 N
pada suhu 95o-100oC di atas hingga volumenya menjadi
penangas air sambil selalu 100 ml
diaduk. Bila selama
pemanasan terbentuk gel,
larutan dikocok dengan kuat

383 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

16.5.3.2 Pemisahan Thiamin bahkan satu tetes larutan


a. Sampel Bahan Kalium Ferisianida 1 % (1 g
a. sediakan dua buah tabung K3Fe(CN)6) dalam 100 ml
kolom khromatografi akuades. Kocok hingga rata
(diameter 1 cm dan panjang dan diamkan. Larutan kalium
15 cm) dengan kran di bagian ferisianida yang digunakan
bawah. Sumbat bagian harus dalam keadaan baru.
bawah dengan kapas. f. Setelah satu menit, tambah-
Masukan absorben Zeolite kan 15 ml n-butanol atau iso-
(Natrium-aluminium-silikat) butanol dan goyang secara
dalam tabung hingga tinggi 10 perlahan agar larutan tidak
cm. menjadi keruh.
b. Masukan 10 ml sampel bahan g. Pisahkan larutan air yang ada
pangan ke dalam tabung di bagian bawah sehingga
yang berisi zeolite. Tabung yang tertinggal hanya lapisan
yang kedua untuk larutan butanol-nya. Pindahkan larut-
standar. Bilas sisa bahan an botanol tersebut ke dalam
pangan yang menempel pada tabung gelas yang kering
wadah gelas dengan 3-5 ml untuk dideteksi besarnya
akuades. Biarkan cairan flouresensi pada alat spectro-
melewati kolom zeolite photometer.
sampai tidak ada cairan yang h. Bacalah flouresensi ekstrak
menetes lagi. Thiamin akan bahan pada Coleman flouro-
tertinggal pada zeolit dan meter dengan filter No. 12-
terpisah dari bahan lain. 221 atau Technicon 518-
c. Cuci thiamin yang teradsorbsi 7000; sedangkan thiamin pa-
dengan larutan KCl 25% da Coleman flourometer de-
mendidih secara bertahap ngan filter No. 14-221 atau
(setiap kali 5 ml larutan KCl). Technicon 518-7004.
Tampung tetesan (eluate)
sebanyak 15 ml dengan gelas b. Standar thiamin-
ukur. Ambil sebanyak 5 ml hydrochloride
dan masukkan dalam corong a. Larutan standar thiamin ada-
pemisah (separatory funnel) lah 0.0001% atau 0.001 mg
ukuran 100 ml. thiamin per ml.
d. Larutan KCL 25 % dapat b. Lakukan pemisahan seperti
dibuat dengan melarutkan 25 pada prosedur nomor
g KCl dalam 2% asam asetat 16.3.1.2 bagian a.
dan encerkan hingga
volumenya menjadi 100 ml.
e. Tambahkan larutan 15%
NaOH sebanyak 3 ml dan
campur hingga merata. Tam-

384 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

c. Blanko sampel dan blanko perbandingan 1:4. Pindahkan


standar semua abu terlarut ke dalam
Pembuatan blanko sampel atau gelas piala.
standar dapat dilakukan dengan 2. Uapkan airnya hingga menja-
prosedur sebagai berikut : di pekat, kemudian panaskan
a. Ambil eluate atau hasil dalam penangas air selama 1
tetesan (16.3.1.2. bagian a) jam.
sebanyak 5 ml. Tambahkan 3 3. Basahi residu kering dengan
ml larutan 15% NaOH dalam 5-10 ml HCl pekat dan 50 ml
corong pemisah dan kocok. akuades. Panaskan lagi sela-
b. Tambahkan 15 ml butanol ma beberapa menit, kemudi-
dan kocok perlahan an saring dengan menggu-
c. Ambil lapisan butanolnya dan nakan kertas saring Whatman
tentukan nilai flouresensinya. no. 52.
Perhatian : untuk pembuatan 4. Filtrat ditampung dengan labu
blanko tidak dilakukan pe- ukur 200 ml. Cuci endapan
nambahan ferisianida. yang tertinggal dengan akua-
des. Air cucian dicampur
16.6. Analisis Kadar Abu dengan filtrat yang tertam-
Penyiapan bahan uji untuk pe- pung lewat kartas saring yang
nentuan kadar abu adalah se- sama.
bagai berikut : 5. Filtrat dan hasil cucian terse-
a. Masukan bahan pangan yang but diencerkan dengan akua-
akan dianalisis ke dalam krus des hingga hingga mencapai
porselin sebanyak 2-10 g. tanda. Untuk memudahkan,
b. Pijarkan dalam muffle sampai larutan ini diberi kode aliquot
diperoleh abu berwarna ke- A.
putih-putihan.
c. Pindahkan krus porselen ber- 15.7.2 Penentuan Fe dan Al
sama abu ke dalam eksikator 16.7.2.1 Pembuatan larutan
hingga dingin. Contoh
d. Timbang bobot abu. Larutan contoh untuk penentuan
e. Tentukan persen kadar abu Fe dan Al dapat dilakukan seba-
berdasarkan berat kering gai berikut :
bahan pangan. a. Pipet 25 ml aliquot A dari
16.7.1 dengan menggunakan
16.7. Analisis Mineral pipet volume (ekivalen de-
16.7.1 Penyiapan larutan ngan 0.5 g abu yang terlarut).
contoh Pindahkan ke dalam gelas pi-
Larutan contoh dibuat dengan ala 150 ml
prosedur sebagai berikut : b. Tambahkan 1-2 ml HNO3 pe-
1. Larutkan abu yang diperoleh kat atau H2O2. Didihkan
dari 15.6 dalam HCl dengan

385 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

untuk mengoksidasi semua - Tambahkan larutan molib-


ferro menjadi ferri. dat. Bila masih terbentuk
c. Dinginkan. Tambahkan larut- endapan berarti masih
an NH4OH pekat sedikit demi perlu penambahan larutan
sedikit hingga tidak terbentuk molibdat. Bila tetap jernih
tambahan endapan lagi. berarti tidak memerlukan
Tambahkan HNO3 pekat penambahan larutan mo-
sampai larutan menjadi jernih libdat.
kembali. Akhirnya tambahkan - Larutan yang digunakan
lagi 2-3 ml HNO3 pekat. untuk memeriksa enda-
d. Tambahkan 25 ml NH4NO3 pan dikembalikan lagi
50% (bebas fosfor). Panas- g. Bila telah diperoleh endapan
kan dengan penangas air maksimum, simpanlah larutan
hingga suhunya mencapai dan endapan ini selama 4 jam
40oC, sambil diaduk tambah- sampai semalam.
kan secara perlahan larutan h. Lakukan penyaringan dengan
molibdat sebanyal 50 ml. La- kertas saring.
rutan ini tetap dipertahankan i. Cucilah endapan yang ada
suhunya (40oC) selama 1 pada kertas saring dengan
jam. Amatilah apakah enda- menggunakan 15 ml larutan
pan yang terbentuk telah NH4NO3 2.5% (bebas fosfor).
mencapai maksimum atau Pencucian diulang sampai
belum. lima kali. Filtrat dan hasil
e. Larutan molibdat dapat dibuat cucian ditampung dan diberi
dengan melarutkan 65 g kode aliquot B.
(NH4)6MO7O24.H2) murni; 225
g NH4NO3 dan 15 ml NH4OH 16.7.2.2 Penentuan Total Fe
pekat ke dalam 600 ml dan Al-oksida
akuades. Aduk sambil terus 1. Netralkan aliquot B (16.7.2.1)
dipanaskan, hingga se- dengan menambahkan
muanya larut. Lanjutkan de- NH4OH (1:4) tetes demi tetes.
ngan penyaringan tanpa dila- Setelah netral (periksa de-
kukan pencucian. Setelah ngan kertas pH) tambahkan
hasil penyaringan dingin, tam- lagi 1 ml larutan NH4OH
bahkan akuades hingga volu- tersebut.
menya mencapai satu liter. 2. Panaskan hingga suhu men-
f. Cara memeriksa apakah en- capai 40oC dan pertahankan
dapan yang terbentuk sudak suhunya hingga semua en-
maksimum adalah sebagai dapan mengendap.
berikut : 3. Tuangkan supernatan yang
- Ambil 5 ml supernatan jernih ke atas kertas saring
yang jernih dari larutan bebas abu. Filtrat ditampung
tersebut. dalam Erlenmeyer. Cucilah

386 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

dengan air panas semua en- 9. Sebelum menyaring endapan


dapan yang masih tertinggal yang kedua, letakkan sobek-
dalam gelas piala dan tuang- an halus kertas saring bebas
kan supernatannya ke kertas abu di atas kertas saring yang
saring tadi. Lakukan pen- digunakan untuk penyaringan.
cucian sekali lagi dengan cara Hal ini dilakukan untuk memu-
yang sama. dahkan pencucian dan perla-
4. Pindahkan semua endapan kuan selanjutnya
yang ada dalam gelas piala 10. Keringkan endapan dan ker-
ke atas kertas saring dan cuci tas saring dan pijarkan dalam
dengan menggunakan 10 ml krus platina atau nikel yang
air panas. Lakukan sebanyak telah dipijarkan dan diketahui
tiga kali. Filtrat dan hasil cu- bobotnya.
cian ditampung dan diberi ko- 11. Residu yang berwarna kepu-
de filtrat I. tih-putihan hasil pemijaran di-
timbang dan akan diperoleh
5. Endapan yang tertinggal pada angka berat total Fe dan Al-
kertas saring dilarutkan de- oksida.
ngan cara meneteskan asam
nitrat (1:4) panas sehingga
semua endapan larut dan 17.7.2.3 Penentuan Fe-oksida
ditampung dalam Erlenmeyer a. Leburkan residu dalam krus
yang lain. Akhirnya filtrat ini platina atau nikel yang
dikerjakan lagi dengan pro- diperoleh dari 17.7.2.2 de-
sedur seperti di atas, dimulai ngan menambahkan 4 g
dari penetralan dengan larut- KHSO4 yang sebelumnya te-
an NH4OH tetes demi tetes lah dipijarkan. Peleburan di-
dan seterusnya sampai di lakukan di atas lempeng pe-
peroleh endapan. Filtrat dari manas atau lilitan pemanas
proses pengendapan kedua selama beberapa menit.
diberi kode filtrat II. Endapan b. Dinginkan. Tambahkan 5 ml
dan kertas saring digunakan H2SO4 pekat dan panaskan
untuk menentukan total Fe sampai pembentukan gas
dan Al-oksida. SO3 selesai.
6. Campurkan filtrat I dan II dan c. Dinginkan dan pindahkan se-
diberi kode aliquot C. mua isi dalam krus tersebut.
7. Jumlah campuran filtrat I dan Cucilah sisa bahan dalam
II tidak boleh lebih dari 500 krus dengan menggunakan
ml. akuades sedemikian rupa se-
8. Kertas saring yang digunakan hingga volume larutan yang
pada pengendapan pertama diperoleh tidak melebihi 200
dan kedua adalah sama ml.

387 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

d. Panaskan hingga diperoleh akan menjadi hitam. Kertas


larutan yang jernih. Pb-asetat dapat dibuat de-
e. Untuk penentuan Fe, semua ngan cara :
larutan harus direduksi hingga ƒ Celupkan kertas saring ke
semua ferri berubah menjadi dalam larutan Pb-asetat
ferro. jenuh
f. Proses reduksi dilakukan de- ƒ Setelah kering, potong de-
ngan melewatkan gas H2S ngan ukuran 1 x 5 cm.
(Gambar 16.5.) ke dalam la- ƒ Bila kertas ini dikenakan
rutan sampai larutan tersebut gas H2S akan berwarna
jenuh terhadap H2S. Hal ini hitam.
ditandai dengan larutan i. Larutan yang telah direduksi
menjadi lebih gelap dan tidak dititrasi dengan larutan 0.1N
terjadi perubahan lagi. KmnO4. Titrasi berakhir bila
warna larutan telah berubah
menjadi merah jambu dan da-
pat bertahan selama 20 detik.
j. Setiap 1 ml 0.1 N KmnO4
sesuai dengan 0.005585 g
Fe; 0.007185 g FeO; atau
0.007985 g Fe2O3.

16.7.2.3 Penentuan Al-oksida


Banyaknya Al-oksida dapat dihi-
Gambar 16.5 . Generator Kipp tung dengan cara :
Sumber : Sudarmadji, dkk., 1997

Berat Al2O3 (g) = (bobot Fe2O3 +


g. Apabila dalam larutan terdapat
Al2O3 g)(pada 16.7.2.2) –
platina maka akan terbentuk
(bobot Fe2O3 g)(pada
endapan. Saringlah endapan
16.7.2.3)
ini, kemudian filtrat dialiri se-
kali lagi dengan gas H2S
hingga semua ferri dirubah
15.7.2 Penentuan Mn, Ca, dan
menjadi ferro.
Mg
h. Untuk menghilangkan gas H2S
16.7.3.1 Penentuan Mn-oksida
yang terlarut, panaskan la-
(Mn3O4)
rutan tersebut hingga men-
Penentuan konsentrasi Mn oksi-
didih. Periksalah apakah se-
da dapat dilakukan dengan pro-
mua gas H2S telah habis atau
sedur sebagai berikut :
belum. Caranya dengan me-
a. Pipet aliquot A (pada 16.7.1)
letakkan kertas Pb-asetat di
sebanyak sebanyak 25 ml
atas uap yang keluar. Apa-
(ekivalen dengan 0.5-2.0 g
bila dalam uap tersebut masih
abu) ke dalam gelas piala.
terdapat gas H2S maka kertas

388 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

Tambahkan larutan FeCl3 10 Filtrat dan cucian dipakai un-


% sebanyak volume aliquot tuk penentuan Ca-oksida.
yang dipipet. h. Kertas saring dan endapan di-
b. Netralkan dengan NH4OH keringkan dalam krus yang
(1:4) tetes demi tetes. telah dipijarkan dan diketahui
Endapan yang terbentuk dila- bobotnya. Pijarkan dan tim-
rutkan kembali dengan me- bang. Bobot residu adalah
nambahkan HCl (1:4) sedikit bobot Mn-oksida.
berlebihan dan tambahkan
pula 1-2 g Na-asetat.
c. Didihkan selama satu menit, 16.7.3.2 Penentuan Ca-oksida
saring dan cuci dengan akua- (CaO)
des panas. Endapan pada Penentuan konsentrasi Ca-oksida
kertas saring dilarutkan kem- dapat dilakukan dengan dua ca-
bali dengan HCl (1:4) lalu di- ra, yaitu :
endapkan lagi dengan cara
yang sama, kemudian disa- 16.7.3.2.1 Cara I
ring. Penentuan Ca-oksida cara I da-
d. Filtrat dan hasil cucian yang pat dilakukan dengan prosedur
didapat dipekatkan dengan sebagai berikut :
pemanasan hingga volume- a. Filtrat dan hasil cucian pada
nya menjadi 50 ml. Dinginkan 16.7.3.1 diuapkan hingga
dan tambahkan air bromim volumenya menjadi 50 ml.
(brominewater) sampai larut- Tambahkan NH4OH (1:4)
an berwarna coklat kekuning- agar menjadi alkalis. Sambil
an. dipanaskan tambahkan tetes
e. Buat larutan menjadi alkalis demi tetes larutan amonium
dengan menambahkan oksalat jenuh secara berlebih
NH4OH (1:4) lalu panaskan sampai terbentuk endapan Ca
sampai mendidih dalam ke- dan Mg-oksalat.
adaan tertutup (gelas piala b. Panaskan hingga menididh
ditutup dengan gelas arloji). dan biarkan hingga semua
f. Dinginkan dan ulangi lagi pe- endapan mengendap. Laku-
nambahan air bromim. Larut- kan dekantasi bagian larutan
an dibuat alkalis dengan pe- yang jernih melalui kertas
nambahan NH4OH (1:4) lalu saring. Tuanglah 15-20 ml
dididihkan kembali. Bila ter- akuades panas ke dalam
jadi endapan, larutan di- endapan dalam gelas piala
asamkan dengan asam asetat dan lakukan dekantasi lagi.
pekat hingga sedikit asam. Endapan dalam gelas piala
g. Saring dengan kertas saring dilarutkan dengan beberapa
bebas abu dan cucilah enda- tetes HCl pekat dan tambah-
pan dengan akuades panas. kan sedikit air.

389 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

c. Ulangi lagi pengendapan de- 20 %, lalu diamkan selama 12


ngan menambahkan NH4OH jam.
(1:9) agar larutan menjadi b. Saring dan cuci dengan air
sedikit alkalis dan tambahkan panas sampai bebas khlorida
0.5 ml larutan amoniumok- (seperti pada 16.7.3.2.1).
salat jenuh. Saring dengan Pindahkan residu pada kertas
kertas saring yang tadi, cuci saring ke dalam gelas piala
endapan dengan akuades dengan cara melubangi ujung
panas sampai bebas klorida. bagian bawah kertas saring
Keringkan kertas saring dan dengan pengaduk gelas. Si-
endapan dalam krus yang ram dengan akuades panas
telah diketahui bobotnya, pi- seperlunya hingga seluruh
jarkan dan timbang residu endapan telah dipindahkan ke
tersebut sebagai Ca-oksida. dalam gelas piala.
d. Filtrat dan hasil cucian di- c. Tambahkan 10 ml H2SO4
tampung untuk penentuan (1:4) dan anaskan hingga
konsentrasi Mg-oksida cara I. hampir mendidih. Setelah
dingin, titrasi dengan 0.1 N
16.7.3.2.2 Cara II KmnO4. Pada saat hampir
Penentuan Ca-oksida cara II berwarna merah jambu, ker-
dapat dilakukan dengan prosedur tas saring yang tadi dipakai
sebagai berikut : menyaring dimasukkan ke
a. Pipet aliquot pada 16.7.1 dalam larutan dan lanjutkan
sebanyak ekivalen dengan titrasi sampai titik akhir, yaitu
0.5-2.0 g abu ke dalam gelas apabila larutan tersebut telah
piala 300 ml. Encerkan de- berwarna merah jambu yang
ngan akuades hingga volume- bertahan selama 20 detik.
nya menjadi 200 ml. Tam- d. Setiap lm 0.1 N KmnO4 eki-
bahkan NH4OH (1:4) agar valen dengan 0.0028 g CaO
menjadi sedikit alkalis dan e. Filtrat dan hasil cucian dipakai
indikator methylorange. Tam- untuk penentuan konsentrasi
bahkan HCl (1:4) hingga Mg-oksida cara II.
larutan menjadi sedikit asam.
Tambahkan 10 ml 0.5 N HCl 16.7.3.3 Penentuan Mg-oksida
dan 10 ml asam oksalat 2.5%. (MgO)
Didihkan dan sambil diaduk Konsentrasi Mg-oksida dapat
tambahkan 15 ml larutan ditentukan dengan dua cara,
amonium oksalat jenuh. Pa- yaitu :
naskan terus hingga endapan
berbentuk granular. Dingin- 16.7.3.3.1 Cara I
kan dan sambil diaduk tam- a. Filtrat dan hasil cucian pada
bahkan 8 ml larutan Na-asetat 16.7.3.2.1 diuapkan hingga
menjadi pekat. Panaskan

390 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

dengan hati-hati hingga tidak 16.7.3.3.2 Cara II


terjadi percikan lagi yang a. Filtrat dan hasil cucian pada
menandakan semua garam 16.7.3.2.2 ditambah 25 ml
amonium sudah terurai. HNO3 pekat dan uapkan
b. Tambahkan 20-25 ml akua- airnya sampai pekat (dry-
des panas dan 5 ml HCl pe- ness). Pemanasan dilanjut-
kat. Saring dan cuci. Pekat- kan hingga semua garam
kan larutan tersebut sehingga amonia terurai. Hal ini ditan-
volumenya menjadi 50 ml. dai dengan tidak terjadinya
Dinginkan dan tambahkan la- lentikan lagi.
rutan Na2HPO4 10% hingga b. Residu yag terbentuk dilarut-
semua Mg mengendap. kan dengan HCl (1:4) lalu en-
Sambil diaduk, tambahkan cerkan dengan akuades hing-
NH4OH pekat sehingga larut- ga volumenya menjadi 100
an menjadi alkalis. Tambah- ml. Tambahkan 5 ml larutan
kan lagi larutan Na2HPO4 Na-sitrat 10% dan 10 ml
10% untuk meyakinkan bah- larutan NaH2PO4 10% atau
wa semua Mg telah mengen- lebih sehingga semua Mg
dap. Diamkan selama 30 mengendap.
menit. c. Tambahkan NH4OH (1:4) sam-
c. Sambil diaduk, tambahkan bil diaduk sehingga larutan
secara perlahan NH4OH pe- menjadi sedikit alkalis.
kat dan tutup agar amonia Tambahkan 25 ml NH4OH pe-
tidakmenguap. Diamkan se- kat lalu diamkan semalam.
lama 12 jam. Saring dengan d. Saring dan cucilah endapan
kertas saring bebas abu dan tersebut dengan NH4OH (1:4)
cucilah endapan dengan la- e. Endapan pada kertas saring
rutan amonia 2.5% (larutan dilarutkan kembali kedalam
paling sedikit harys mengan- wadah yang bersih dengan
dung NH3 sebanyak 2.5%), HCl (1:4), kemudian lakukan
sampai bebas klorida. kembali pengendapan kedua
d. Keringkan kertas saring dan dengan pengenceran dan
endapan dalam krus yang te- penambahan Na-sitrat (nomor
lah dipijarkan dan telah dike- 2) dan seterusnya.
tahui bobotnya. Pijarkan f. Setelah terbentuk endapan,
mula-mula pada suhu sedang diamkan selama beberapa
dan diikuti dengan pijaran pa- jam, saring dan cucilah
da suhu tinggi. dengan NH4OH (1:9) sampai
e. Timbang residu yang dihasil- bebas klorida.
kan sebagai Mg-oksida. g. Keringkan endapan dan kertas
saring bebas abu dalam krus
yang telah dipijarkan dan
diketahui bobotnya, pijarkan

391 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

dan timbang residu sebagai filtrat I. Campuran ini disebut


Mg2P2O7. filtrat 2.
h. Hitunglah Mg yang terdapat
dalam larutan semua sebagai 16.7.4.2 Penentuan Cl cara
MgO dari berat Mg2P2O7, Gravimetri
yaitu : Penentuan bobot Cl dalam bahan
pangan dengan metode gravitasi
Bobot MgO = 0.18114 x bobot adalah sebagai berikut :
Mg2P2O7 1. Tambahkan secukupnya
larutan AgNO3 10 % ke dalam
16.7.4 Penentuan Cl filtrat 2. Larutan AgNO3 10%
16.7.4.1 Penyiapan Larutan dapat dibuat dengan melarut-
Penyiapan larutan untuk menen- kan 16.989 g AgNO3 murni
tukan konsentrasi Cl adalah se- (yang telah dikeringkan pada
bagai berikut : suhu 120oC) dalam akuades
1. Timbang 5 g bahan pangan hingga volumenya menjadi 1
dalam cawan platina atau L.
nikel. Tambahkan 20 ml 2. Panaskan sampai mendidih
larutan Na2CO3 5%. Uapkan hingga terbentuk endapan
di atas pemanas hingga pe- yang berupa granular. Saring
kat, lalu pijarkan pada suhu dengan krus Gooch kering
yang dapat memberikan war- yang telah diketahui bobot-
na kemerah-merahan pada nya. Endapan dan krus
cawan. Pemanasan dilaku- Gooch dipanaskan pada suhu
kan hingga diperoleh abu 140-150oC lalu cuci dengan
yang berwarna keputih-putih- air panas sampai bebas dari
an, kemudian dinginkan. AgNO3. Cara mengetahui
2. Tambahkan sedikit air panas bahwa larutan sudah bebea
pada abu dan saring seluruh- AgNO3 adalah dengan me-
nya dengan kertas saring be- ngambil sedikit filtrat yang ba-
bas abu dan cucilah dengan ru disaring. Tambahkan satu
air panas. Filtrat yang diper- tetes HCl atau NaCl encer.
oleh disebut filtrat 1 dan di- Bila masih terdapat endapan
simpan. putih berarti larutan masih
3. Kertas saring yang mengan- mengandung ion Ag.
dung residu atau endapan 3. Keringkan endapan dan pa-
dipindahkan ke dalam cawan naskan pada suhu 140o-
platina atau nikel. Pijarkan 150oC. Dinginkan dan tim-
lagi. bang residu AgCl.
4. larutkan abu yang diperoleh 4. Bobot Cl dapat ditentukan
dengan HNO3 (1:4), saring, berdasarkan bobot AgCl yang
cuci, dan campurkan dengan diperoleh, yaitu :

392 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

ngga larutan menjadi tidak


berwarna.
Bobot Cl = 0.24759 x bobot AgCl e. Titrasi ion Ag dengan larutan
0.1 N Thiosianat sampai
diperoleh warna coklat yang
permanen. Catat larutan thio-
sianat yang terpakai. Larutan
0.1N Thiosianat dapat dibuat
16.7.4.3 Penentuan Cl cara dengan melarutkan 9.7174 g
Volumetri KCNS dalam akuades hingga
Penentuan bobot Cl dalam bahan volumenya menjadi 1 L.
pangan dengan metode gravitasi f. Penentuan kadar Cl adalah
adalah sebagai berikut : sebagai berikut :
a. Tambahkan AgNO3 0.1 N ke
dalam Filtrat 2 hingga semua
ion Cl membentuk endapan Bobot Cl = (axNa)-(bxNb)(0.0355)
AgCl.
b. Sisa AgNO3 yang tidak be-
reaksi ditentukan jumlahnya Dimana :
dengan cara titrasi menggu- a = jumlah AgNo3 mula-mula
nakan larutan thiosianat. Na = Normalitas AgNO3
c. Setelah ditambah AgNO3 di B = Jumlah larutan thiosianat
atas, aduk, saring, dan cuci yang digunakan
endapan sampai bebas ion Nb = Normalitas dari larutan
Ag (cara 16.7.4.2). thiosianat
d. Filtrat dan hasil cucian ditam-
bah 5 ml indikator ferri dan 16.7.5 Penentuan S
beberapa ml asam nitrta Penentuan kandungan mineral S
encer. Indikator ferri dapat di- dalam bahan pangan dapat dila-
buat dengam melarutkan 3.5 kukan dengan prosedur sebagai
ferri ammonium alum dalam berikut :
10 ml akuades. Tambahkan 1. Timbang 1.5-2.5 g contoh
2 ml larutan 6N HNO3. dapat bahan pangan dalam krus
juga digunakan 10 g ferri 100 ml. Tambahkan 5 g
nitrat murni dilarutkan dalam Na2CO3 anhidrous. Campur
10 ml akuades, tambahkan 1 dengan baik, lalu tambahkan
ml HNO3 (1:4) dan encerkan 2 ml akuades.
sampai 100 ml dengan akua- 2. Tambahkan setiap kali 0.5 g
des. Sedangkan larutan Na-peroksida, campur de-
asam nitrat encer dapat di- ngan baik dan ulangi penam-
buat dengan menambahkan bahan Na-peroksida tersebut
25 ml akuades ke dalam 100 10 kali hingga diperoleh cam-
ml asam nitrat. Didihkan hi-

393 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

puran yang hampir kering dan hu kamar paling sedikit se-


berbentuk granular. lama 5 jam.
3. Panaskan krus dan isinya di 10. Tuangkan supernatannya ke
atas nyala lampu alkohol dalam kertas saring bebas
(spirtus) sampai seluruh isi- abu. Endapan yang tertinggal
nya melebur. Dinginkan dan dalam gelas piala dicuci
tambahkan lagi Na-peroksida dengan akuades lalu dituang
dan ratakan di atas permu- seluruhnya ke dalam kertas
kaan residu. Tinggi lapisan saring. Cuci kembali sampai
Na-peroksida ini kira-kira 0.5 filtratnya bebas klorida.
cm. 11. Kertas saring dengan endap-
4. Panaskan di atas nyala api an yang tertinggal dikeringkan
alkohol. Wadah digoyang-go- dalam krus yang telah dipijar-
yang sambil apinya dibesar- kan dan diketahui bobotnya,
kan sampai diperoleh residu dan kemudian dipijarkan, didi-
yang baik. Pemanasan diter- nginkan dalam eksikator dan
uskan sampai 10 menit, ke- timbang residunya sebagai
mudian dinginkan sampai BaSO4. Bobot S diperhi-
suhu kamar. tungkan dari bobot BaSO4
5. Pindahkan residu ke dalam yang diperoleh, dimana :
gelas piala 600 ml dan cuci
krus dengan 100 ml akuades
untuk membilas semua resi- Bobot S = 0.13736 x Bobot
du. BaSO4
6. Tambahkan HCl pekat tetes
demi tetes sehingga larutan
menjadi sedikit asam (uji de- 16.7.6 Penentuan P
ngan kertas lakmus). Penentuan kandungan mineral P
7. Pindahkan larutan tersebut ke dalam bahan pangan dapat dila-
dalam labu ukur 500 ml. kukan dengan prosedur sebagai
Cucilah bahan yang tersisa berikut :
dengan akuades, selanjutnya a. Timbang dengan seksama 1-
encerkan sampai tanda. La- 2 g contoh dan pindahkan ke
rutan disaring untuk menda- dalam gelas piala. Tam-
patkan filtratnya. bahkan 7.5 ml larutan Mg-
8. Pipet 200 ml filtrat dan ma- nitrat dan aduk dengan baik.
sukkan ke dalam gelas piala. Larutan Mg-nitrat dibuat de-
Tambahkan larutan BaCl2 10 ngan melarutkan 150 g Mg-
% secara perlahan-lahan oksida dalam asam nitrat
sampai terbentuk endapan (1:1) secukupnya (hindari
maksimal. penggunaan asam yang ber-
9. Didihkan selama 5 menit, lebihan). Tambahkan se-dikit
selanjutnya diamkan pada su- Mg-oksida, panaskan sampai

394 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

mendidih selama 2 menit dan g. Periksa apakah proses pe-


disaring, kemudian diencer- ngendapan sudah selesai
kan hingga menjadi 1 L. atau belum. Caranya : ambil
b. Panaskan di atas pemanas 5 ml supernatan dan tambah-
listrik pada suhu 180 oC, kan 5 ml larutan molibdat dan
sampai pekat dan tidak terjadi kocok. Bila masih terbentuk
perubahan lagi. endapan berarti masih perlu
c. Pindahkan ke dalam muffle ditambahkan larutan molibdat
pada suhu 300-400oC sampai lagi sampai pengendapan se-
residu tidak berwarna hitam lesai. Jangan lupa setiap kali
lagi. Dinginkan, lalu tambah- pemeriksaan, larutan yang
kan 15-30 ml HCl pekat dan dipakai untuk pemeriksaan
encerkan dengan akuades, dikembalikan lagi.
kemudian pindahkan ke da- h. Kalau pengendapan sudah
lam labu ukur 250 ml dan selesai, saring dan cuci
encerkan lagi sampai tanda. dengan akuades
d. Pipet 100 ml larutan contoh i. Larutkan kembali endapan
yang diperoleh dan pindahkan dalam kertas saring tersebut
ke dalam gelas piala 250 ml. dengan menambahkan sedikit
e. Tambahkan NH4OH pekat demi sedikit larutan NH4OH
sedikit berlebihan. Endapan (1:1) dan air panas sampai
yang terjadi dilarutkan kem- kertas saring menjadi bersih.
bali dengan menambahkan Volume filtrat dan hasil
HNO3 pekat sedikit demi se- pencucian yang terakhir ini
dikit sambil diaduk, sampai tidak boleh lebih dari 100 ml.
larutan menjadi jernih. j. Netralkan filtrat dan hasil
f. Tambahkan 15 g NH4-nitrat, pencucian dengan HCl pekat,
panaskan di atas penangan diamkan lalu tambahkan 15
air sampai suhunya 65oC dan ml magnesia mixture dari
tambahkan 70 ml larutan dalam buret dengan kece-
molibdat. Diamkan pada su- patan 1 tetes setiap detik
hu tersebut selama 1 jam. sambil digoyang. Diamkan
Larutan molibdat dibuat selama 15 menit. Magnesia
dengan melarutkan 65 g mixture dibuat dengan mela-
(NH4)6MO7O24.H2) murni; 225 rutkan 55 g MgCl2.6H2O dan
g NH4NO3; dan 15 ml 140 g NH4Cl dalam 500 ml
NH4OH pekat ke dalam 600 akuades. Kedalamnya ditam-
ml akuades. Panaskan sam- bahkan 130.5 ml NH4OH
bil diaduk hingga semuanya pekat, dicampur baik-baik dan
larut. Kemudian saring (tanpa diencerkan sampai 1 liter, se-
dicuci). Setelah dingin dien- lanjutnya disaring.
cerkan dengan akuades
sampai 1 L.

395 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

k. Tambahkan 12 ml NH4OH Dinginkan. Residu yang


pekat dan biarkan selama 2 diperoleh ditambah dengan 5-10
jam. ml HCl pekat dan 50 ml akuades,
l. Supernatan mula-mula ditu- lalu panaskan di atas penangan
ang melalui kertas saring be- air mendidih.
bas abu, cuci endapan dalam
gelas piala dengan amonia 2) Pindahkan seluruh isinya ke
encer sampai bebas klorida. dalam gelas piala pyrex, lalu
m. Keringkan endapan dan ker- tambahkan NH4OH pekat tetes
tas saring dalam krus yang demi tetes sampai terbentuk
telah dipijarkan dan diketahui endapan yang apabila dikocok
bobotnya, kemudian pijarkan akan membutuhkan waktu bebe-
pada suhu rendah dan akhir- rapa detik untuk dapat larut kem-
nya pada suhu lebih tinggi, bali. Jadi akan diperoleh larutan
sampai diperoleh residu yang yang sedikit asam.
berwarna putih atau abu-abu 3) Panaskan sampai hampir
keputih-putihan. Dinginkan mendidih dan tambahkan NH4OH
dalam eksikator dan timbang- pekat untuk mengendapkan lo-
lah bobot residu sebagai gam Fe dan Al.
Mg2P2O7. Bobot P2O5 dalam 4) Didihkan dalam keadaan
100 ml larutan dapat dihitung tertutup selama 1 menit, selama
dari bobot Mg2P2O7 yang di- ini larutan harus selalu digoyang
peroleh : agar endapan yang terjadi tidak
melekat pada dinding gelas piala.
Setelah dididihkan tambahkan
beberapa tetes NH4OH sehingga
Bobot P2O5 = 0.6377 x bobot tercium bau amonia.
Mg2P2O7 5) Segeralah saring dengan
kertas saring dan cucilah sece-
patnya dengan air panas. Usa-
hakan selama penyaringan ini,
16.7.7 Penentuan K dan Na endapan tidak melekat pada ker-
16.7.7.1 Penentuan K dan Na tas saring. Filtrat dan hasil cuci-
Total an disimpan.
Konsentrasi K dan Na total dapat 6) Pindahkan endapan yang
dihitung dengan prosedur berikut berada pada kertas saring ke
ini : dalam gelas piala semula dengan
1) Timbang 10 g bahan pangan cara menyemprotkan akuades
dalam krus platina atau nikel. seperlunya. Endapan yang bera-
Basahi dengan H2SO4 pekat da dalam gelas piala tersebut
secukupnya. Panaskan dalam dilarutkan kembali dengan pe-
muffle suhu rendah sehingga nambahan HCl pekat tetes demi
semua senyawa organik terurai.

396 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

tetes sampai semua endapan 15) Saring dan cuci. Filtrat yang
melarut semua. diperoleh diuapkan sampai kering
7) Hangatkan. Lakukan kembali lalu dipanaskan dalam muffle su-
pengendapan Fe dan Al de-ngan hu rendah sehingga semua ga-
cara seperti di atas. ram amonia terusir.
8) Saring dan cuci sampai bebas 16) Larutkan kembali dengan
klorida. Filtrat dan hasil cucian sedikit air, saring, filtrat ditam-
ditampung dan dicampur bersa- pung dalam cawan platina atau
ma dengan filtrat dan hasil cucian nikel, tambahkan beberapa tetes
yang pertama. HCl pekat, uapkan di atas pe-
9) Uapkan di atas penangas air nangas air sampai kering, pa-
mendidih hingga kering, lalu pa- naskan dalam muffle suhu ren-
naskan dalam muffle suhu ren- dah, dinginkan dalam eksikator
dah sehingga semua garam amo- dan timbang.
nia terusir. 17). Residu tersebut adalah berat
10) Larutkan dalam akuades total KCl dan NaCl.
seperlunya, kemudian tambahkan
5 ml larutan Ba(OH)2. Bila larut- 16.7.7.2 Penentuan K
an tetap jernih berarti pengen- Penentuan kandungan K dalam
dapan telah selesai. Saring dan bahan pangan dapat ditentukan
cuci dengan air panas. berdasarkan metode Williard, se-
11) Filtrat dipanaskan sampai bagai berikut :
mendidih. Tambahkan larutan 1. Residu yang diperoleh pada
NH4OH (1:4) dan larutan 16.7.7.1 dilarutkan dengan 70
(NH4)2CO3 10 % sampai terben- ml akuades (dalam hal ini
tuk endapan maksimal. Saring larutan tidak boleh mengan-
dan cuci dengan air panas. dung K lebih dari 0.5 g; dan
12) Filtrat diuapkan sampai ke- ternyata apabila jumlah K le-
ring, kemudian panaskan dalam bih besar maka larutan terse-
muffle suhu rendah sehingga se- but dapat diencerkan sampai
mua garam amonia terusir. volume tertentu, kemudia am-
13) Larutkan dalam akuades pa- bil 70 ml untuk ditentukan
nas seperlunya. Tambahkan be- kandungan Knya).
berapa tetes NH4OH (1:4), 1-2 2. Tambahkan 5 ml larutan
tetes larutan (NH4)2CO3 10%, dan asam perkhlorat (HClO4) 20
beberapa tetes larutan Na2C2O4 % (berat jenis 1.12), uapkan
jenuh. di atas penangas air perla-
14) Panaskan di atas penangas han-lahan.
air mendidih selama beberapa 3. Tambahkan 10 ml akuades
menit dan kemudian diamkan panas dan 5 ml HClO4 20%,
pada suhu kamar selama bebe- uapkan di atas penangas air.
rapa jam. Ulangi perlakuan ini sampai
apabila diuapkan akan timbul

397 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Nutrisi

uap / kabut asam tersebut


yang tebal.
4. Dinginkan sampai suhu bebe-
rapa derajat di bawah suhu
kamar, lalu tambahkan larut-
an alkohol pencuci. Larutan
alkohol pencuci dibuat de-
ngan melarutkan 1 ml HClO4
20% dan 2.8 mg KClO4 dalam
100 ml alkohol 97%. Simpan
pada suhu dingin sebelum
digunakan.
5. Saring dengan krus Grooch
yang telah diketahui bobot-
nya.
6. Cucilah dengan 3 x 10 ml
larutan alkohol pencuci, ke-
ringkan dalam oven suhu
130oC selama 1 jam. Se-
lanjutnya ditimbang.
7. Residu yang ditimbang ada-
lah KClO4.

Bobot K = 0.2821 x Bobot KClO4

16.7.7.3 Penentuan Na
Penentuan kandungan Na dalam
bahan pangan dapat ditentukan
berdasarkan bobot total K dan
NaCl seperti yang diperoleh pada
16.7.7.1 dikurangi dengan berat
KCl yang identik dengan bobot
KClO4 yang diperoleh pada
16.7.7.2.

398 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Analisis Mutu Air

BAB XVII
ANALISIS MUTU AIR

Air sangat penting dalam kehidu- ses adalah air yang telah ditam-
pan manusia, baik untuk kebutuh- bah senyawa klorin untuk menja-
an tubuh maupun lingkungannya. ga sanitasi dalam industri pa-
Se-kitar 80 persen tubuh manusia ngan. Air proses dapat diman-
adalah air. Demikian pula de- faatkan untuk menjaga sanitasi
ngan lingkungan hidupnya, ham- bahan baku pangan, karyawan,
pir 2/3 permukaan bumi merupa- dan lingkungan tempat kerja.
kan air.
Air limbah adalah air yang sudah
Dalam bidang industri pangan, tidak memenuhi syarat untuk di-
keberadaan air sangat penting gunakan karena mengandung
karena berpengaruh terhadap ka- limbah bahan pangan. Dalam
rakteristik bahan baku dan de- setiap kegiatan industri pangan
ngan demikian akan berpengaruh dihasilkan limbah. Secara seder-
terha-dap mutu produk pangan hana limbah diartikan sebagai si-
yang dihasilkan. sa hasil produksi suatu industri.
Dihasilkannya limbah merupakan
Dalam industri pangan, air dibu- konsekuensi logis pendirian In-
tuhkan selama penanganan ba- dustri. Limbah juga dapat diarti-
han baku, proses penanganan kan sebagai materi yang tidak di-
dan pengolahan bahan baku inginkan dalam kegiatan industri
menjadi produk, dan menjaga sehingga harus dibuang.
kondisi lingkungan agar tetap
bersih. Umumnya air limbah memiliki
mutu yang lebih rendah diban-
17.1 Jenis Air dingkan dengan jenis air lainnya
Keberadaan air dalam industri yang digunakan dalam industri
pangan dapat berupa air baku, air pangan. Air limbah dapat digam-
proses, dan air limbah. Ketiga je- barkan sebagai tempat sampah
nis air ini memiliki karakteristik yang besar sehingga memiliki
dan standar kelayakan tertentu. kemampuan menampung kompo-
Air baku adalah air bersih yang nen limbah selama kegiatan In-
diperoleh dari sumbernya. dustri pangan berlangsung.
Komponen limbah yang terkan-
Air proses adalah air yang telah dung dalam air limbah tersebut
mendapatkan penambahan bah- dapat berupa benda padat, cair,
an kimia tertentu sesuai peruntu- atau gas.
kannya. Sebagai contoh air pro-

399
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air

Agar tidak menyebabkan pen- pangan yang baik, air yang digu-
cemaran lingkungan, air limbah nakan harus sesuai dengan stan-
tersebut harus diproses terlebih dar mutu. Air yang jernih belum
dahulu. Bila sudah memunuhi tentu memenuhi persyaratan
standar yang telah ditetapkan, air yang dibutuhkan dalam industri
limbah sudah aman untuk dibu- pangan. Olah karenanya, perlu
ang ke badan air di lingkungan dilakukan pengujian terhadap air
setempat. yang akan digunakan.

Mengapa air limbah harus dipros- Pengujian terhadap kualitas air


es terlebih dahulu sebelum dibua- da-pat dilakukan dengan uji fisik,
ng ke badan air yang ada di ling- kimiawi, biologis, dan organo-
kungan? Air limbah mengandung leptik. Pemerintah telah menetap-
komponen kimia, fisik dan bio- kan standar mutu yang dapat di-
logis yang berasal dari bahan gunakan sebagai pedoman da-
baku industri. Komponen ini lam menentukan kualitas air.
akan mengalami serangkaian
proses yang akan mengakibatkan Berdasarkan Peraturan Menteri
pencemaran lingkungan berupa Kesehatan No. 416/PERMEN-
bau, racun, atau penyakit. Bila KES/PER/X/1990 telah ditetap-
air ini dibuang ke lingkungan, kan persyaratan kualitas air
dapat dibayangkan bahaya yang bersih (Tabel 17.1).
akan dialami masyarakat.

17.2. Standar Mutu


Dalam menyiapkan bahan baku
untuk menghasilkan mutu produk

Tabel 17.1. Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih


Kadar maksimum
No. Parameter Unit
diperbolehkan
Fisilk
1. Bau - Tidak berbau
2. Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS) mg/l 1000
3. Kekeruhan NTU Scale 5
4. Rasa - Tidak berasa
5. Suhu C Suhu udara + 3 C
6. Warna TCU Scale 15
Kimia
a. Kimia an ogranik
1. Air Raksa mg/L 0.001
2. Aluminum mg/L 0.2
3. Arsen mg/L 0.05
4. Barium mg/L 1.0

400
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air

5. Besi mg/L 0.3


6. Fluorida mg/L 1.5
7. Kadmium mg/L 0.005
8. Kesadahan (CaCO3) mg/L 500
9. Klorida mg/L 250
10. Kromium 6+ mg/L 0.05
11. Mangan mg/L 0.1
12. Natrium mg/L 200
13. Nitrat, sebagai N mg/L 10
14. Nitrit sebagai N mg/L 1.0
15. Perak mg/L 0.05
16. pH mg/L 6.5-8.5
17. Selenium mg/L 0.01
18. Seng mg/L 5.0
19. Sianida mg/L 0.1
20. Sufat mg/L 400
21. Sulfid (sebagaiH2S) mg/L 0.05
22. Tembaga mg/L 1.0
23. Timbal mg/L 0.05

b. Kimia Organik
1. Aldrin & dieldrin mg/L 0.0007
2. Benzene mg/L 0.01
3. Benzo (a) pyrene mg/L 0.00001
4. Chlordane (total isomer) mg/L 0.0003
5. Kloroform mg/L 0.03
6. 2-4-D mg/L 0.10
7. DDT mg/L 0.03
8. Detergent mg/L 0.05
9. 1.2-Dichloroethane mg/L 0.01
10. 1.1-Dichloroethane mg/L 0.0003
11. Heptachlor & heptachlor epoxide mg/L 0.003
12. Hexachlorobenzene mg/L 0.00001
13. Gamma-HCH (Lindane) mg/L 0.004
14. Methoxychlor mg/L 0.03
15. Pentachlorophenol mg/L 0.01
16. Total pesticide mg/L 0.10
17. 2.5.6-trichlorophenol mg/L 0.01
18. Zat Organik (KMnO4) mg/L 1.0

Mikrobiologi
1. Koliform Tinja Total/100 ml 0
2. Total Koliform Total/100 ml 0

Radioaktivitas
1. Aktivitas Alpha (Gross Alpha Bq/l 0.1
activity)

401
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air

2. Aktivitas Beta (Gross Beta activity) Bq/l 1.0


Catatan :
Mg = milligram NTU = Nephelometric Turbidity Units
Ml = millimeter TCU = True Clor Units
L = liter Bq = Bequerel
Logam berat adalah logam terlarut.

17.3. Penanganan Air Limbah 17.3.1 Penanganan secara


Aktivitas dalam industri bahan pa- Fisik
ngan menghasilkan limbah padat Penanganan limbah secara fisik
dan cair. Untuk mengurangi ce- ditujukan untuk : a) memisahkan
maran maka air limbah tersebut bahan padatan organik yang
harus ditangani terlebih dulu se- terapung pada limbah cair lalu
belum dilepas ke lingkungan. mengendapkannya dan b) mem-
perkecil ukuran bahan padat or-
Limbah padat adalah limbah hasil ganik yang terdapat pada limbah
industri bahan pangan yang ber- sehingga lebih mudah diperla-
ukuran besar sehingga masih kukan lebih lanjut.
bisa dikenali wujudnya. Contoh
limbah padat adalah tonkol ja- Dengan demikian penanganan air
gung, kulit nangka, usus sapi, limbah secara fisik adalah penya-
insang ikan. Adapun yang di- ringan (Screening) dan sediment-
maksud dengan limbah cair tasi (sedimentation). Penyaringan
adalah limbah hasil industri pa- dilakukan untuk menghilangkan
ngan yang berbentuk cair ter- partikel padatan yang tidak larut.
masuk padatan yang ada di Alat penyaringan yang digunakan
dalamnya. Umumnya partikel adalah saringan atau terali besi
padatan yang terkandung di da- yang dipasang di selokan atau
lam limbah cair berukuran kecil saluran limbah. Hasil penyaring-
dibandingkan limbah padat. Con- an dikeringkan atau ditanam ke
toh limbah cair adalah air yang dalam tanah.
mengandung darah, isi usus, air
cucian buah, kulit sapi, ikan. Tahap selanjutnya adalah proses
sedimentasi. Proses ini dimak-
Dalam pengolahan limbah perlu sudkan untuk memisahkan bahan
diperhatikan beberapa aspek organik dan anorganik dengan
penanganan limbah, yaitu materi pengaturan kecepatan alir limbah
pencemaran, mikroba, faktor ling- sekecil mungkin. Pengaturan ke-
kungan, serta sistem yang digu- cepatan alir limbah ini menyebab-
nakan dalam penanganan lim- kan bahan-bahan anorganik yang
bah. Pengolahan limbah cair besar (pasir, potongan kaca,
dapat dilakukan secara fisik, serat) tenggelam karena gaya
kimia, dan biologis. gravitasi sedangkan bahan orga-

402
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air

nik akan mengalami penanganan bioremediasi. Pada dasarnya bio-


lebih lanjut. remediasi merupakan hasil biode-
gradasi senyawa-senyawa pen-
17.3.2 Penanganan secara cemar. Bioremediasi dapat dila-
Kimiawi kukan di tempat terjadinya pence-
Penggunaan senyawa kimia da- maran (in situ) atau harus diolah
lam penanganan limbah cair ha- ditempat lain (ex situ).
rus dilakukan secara cermat.
Hindari penggunaan bahan kimia Pada tingkat pencemaran yang
yang memiliki efek berbahaya rendah mikroba setempat mampu
bagi lingkungan. Penggunaan melakukan bioremediasi tanpa
bahan kimia lebih ditujukan untuk campur tangan manusia yang
merombak bahan kimia yang ter- dikenal sebagai bioremediasi in-
kandung dalam limbah cair men- trinsik, tetapi jika tingkatan pen-
jadi senyawa tidak yang tidak cemaran tinggi maka mikroba se-
membahayakan lingkungan. Se- tempat perlu distimulasi (biosti-
lain itu, penggunaan senyawa ki- mulasi) atau dibantu dengan
mia juga dapat ditujukan untuk memasukkan mikroba yang telah
mengendapkan partikel atau laru- diadaptasikan.
tan yang terkandung di dalam air
limbah, sehingga mudah dita- Penanganan limbah cair secara
ngani lebih lanjut. biologis dilakukan dalam tiga ta-
hapan, yaitu tahap primer, sekun-
17.3.3 Penanganan secara der, dan tersier. Prinsip pena-
Biologis ngannya adalah mempercepat
Limbah cair industri pangan me- proses penguraian bahan organik
ngandung cemaran biologis. Ke- baik dilakukan secara aerobik,
beradaan cemaran ini menyebab- anaerobik atau kombinasi kedua-
kan terjadinya suksesi mikroba, nya.
terutama bakteri. Beberapa bak-
teri yang terdapat dalam limbah 17.4. Parameter Mutu Air
industri pangan adalah Phanero- Pemerintah melalui menteri kese-
chaeta chrysosporium, Pseu- hatan telah menetapkan sejumlah
domonas spp., dan Bacillus spp, parameter yang dapat digunakan
Mycobacterium, Vibrio. untuk menentukan kualitas air.
Parameter tersebut dikelompokan
Pada prinsipnya, penanganan menjadi parameter fisik, kimia,
limbah secara biologis adalah mikrobiologis, dan radioaktivitas
memanfaat jasa mikroba yang (Tabel 17.1).
memiliki kemampuan untuk me-
rombak limbah menjadi kompo- Parameter mutu air sangat dipe-
nen yang tidak berbahaya. Pro- ngaruhi oleh sumber air yang
ses ini lebih dikenal sebagai digunakan, penggunaan air, dan

403
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air

penanganan air limbah. Air untuk menggumpalkan kotoran. Ko-


memenuhi kebutuhan air industri agulasi merupakan proses pe-
pangan sebaiknya menggunakan nambahan reagen kimia untuk
air baku yang berasal dari mata menstabilkan partikel koloid dan
air. Dalam kondisi tertentu dima- menyatukannya menjadi partikel
na air baku sulit di peroleh, kebu- besar dan stabil, proses penga-
tuhan air untuk industri dipenuhi dukan (flokulasi) untuk mening-
dari air yang berasal dari PAM katkan kontak antar partikel yang
atau memanfaatkan sumber air sudah terbentuk pada proses
yang ada disekelililngnya seperti koagulasi sehingga membentuk
air sungai, hujan, atau air limbah partikel yang lebih besar.
sendiri yang diresirkulasi.
Gangguan logam seperti Fe, Mn,
Pengguaan air sungai atau air dan logam lainnya yang toksik
limbah yang diresirkulasi, maka pada konsentrasi tinggi dapat
perlu memberikan perlakuan un- dioksidasi dengan menggunakan
tuk mengembalikan mutu air ke klorin atau oksidan lainnya se-
tingkat yang telah disyaratkan hingga membentuk senyawa ba-
oleh pemerintah (Tabel 17.1). ru yang sulit dipecahkan. Klorin
merupakan oksidator kuat yang
Air sungai atau air limbah yang dapat menghilangkan beberapa
diresirkulasi harus mengalami komponen rasa dan bau. Proses
proses fisik, kimia, dan biologis. ini juga digunakan untuk mengha-
Secara fisik, air akan disaring mbat pertumbuhan mikrobiologi
(filtrasi) untuk menghilangkan pada keseluruhan proses. Tahap
kandungan padatan tersuspensi. klorinasi dapat dilanjutkan de-
Ada dua saringan yang dapat di- ngan deklorinasi untuk mengu-
gunakan, yaitu filter pasir dan fil- rangi residu klorin, rasa, dan bau
ter cepat. Filter pasir hanya yang berasal dari klorin itu
menggunakan pasir sebagai me- sendiri.
dia filter, sedangkan filter cepat
yang menggunakan anthrasit, pa- Selain penyaringan, padatan ter-
sir, dan media lainnya yang me- suspensi juga dapat dipisahkan
mungkinkan sebagai filter. dengan proses sedimentasi. Se-
lama proses sedimentasi akan
Setelah melewati proses fisik, air terjadi pengendapan CaCO3 dan
dapat melalui serangkaian proses Mg(OH)2, yang akan meningkat-
kimiawi. Proses didasari pada kan derajat keasaman air karena
penambahan zat kimia untuk kelebihan kapur. Oleh karena itu
memisahkan secara cepat bahan perlu ditambahkan karbon diok-
kimia yang tidak diharapkan dari sida untuk menetralisir kelebihan
seluruh air. Proses kimiawi meli- OH-. Soda kapur (Ca(OH)2-
puti proses koagulasi untuk Na2CO3) dapat ditambahkan

404
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air

untuk menghilangkan kation ber- tama dengan mengetahui kualitas


valensi ganda dari dalam air. air limbah dari kadar komponen
air limbah tersebut, maka tingkat
Proses mikrobiologis merupakan efisiensi suatu proses pengola-
tahap berikutnya yang dapat han air limbahnya dapat dieva-
dilakukan untuk mengembalikan luasi. Kedua dengan melakukan
mutu air. Proses mikrobiologis pemantauan kualitas air limbah
bertujuan menghilangkan atau dapat memberikan indikasi efek
menginaktifkan mikroba patogen. atau pengaruhnya terhadap ling-
kungan dan masyarakat sekeli-
lingnya.

17.5 Monitoring Mutu Air Pemantauan kualitas air limbah


Pemerintah dalam masalah air secara rutin cukup mahal dan
limbah industri, telah mengha- setiap industri sebaiknya mampu
ruskan setiap industri untuk dapat menangani sendiri limbahnya
mengendalikannya. Hal ini dapat agar biaya operasionalnya lebih
disadari oleh pihak industri, bah- murah. Peralatan laboratorium,
wa pengendalian air limbah akan baik instrument modern maupun
meningkatkan kepercayaan pasar metoda konvensional, harus da-
terhadap produknya terutama pat dimanfaatkan dalam rangka
industri yang berorientasi eksport. pelaksanaan pemantauan ini.

Di Negara Sakura, monitoring Beberapa hal yang perlu dikuasai


terhadap mutu air dilakukan de- untuk melakukan monitoring mutu
ngan memelihara ikan carp da- air yaitu :
lam kolam penampungan limbah
cair sebelum airnya di alirkan ke 17.5.1 Teknik sampling
badan air di lingkungan seki- Petugas yang akan melakukan
tarnya. Ikan carp (mas dan koi) monitoring mutu air harus
merupakan ikan yang rentan memiliki kemampuan untuk mela-
terhadap perubahan kualitas air. kukan pengambilan contoh (sam-
Dengan demikian, bila ikan carp pling) air secara tepat dan benar
tersebut mati berarti ada senya- sesuai dengan kondisi dan ke-
wa berbahaya yang masuk ke adaan pada saat dilakukan sam-
kolam sehingga perlu dilakukan pling. Sampel air yang diambil
peninjauan secara laboratorium harus dapat mewakili keadaan
terhadap kualitas air agar tidak mutu air sebenarnya dari limbah
membahayakan lingkungan. cair tersebut yang sedang dimo-
nitor.
Monitoring atau pemantauan kua-
litas air limbah mempunyai dua Sebelum melakukan pengambil-
kepentingan bagi industri. Per- an sampel, terlebih dahulu harus

405
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air

ditentukan secara tepat lokasi analisis yang paling sesuai. Akhir


pengambilan sampel. Lokasi pe- dari semua itu adalah tersedianya
ngambilan sampel harus dapat sumberdaya manusia yang me-
mewakili karakter limbah secara miliki kemampuan melakukan
keseluruhan. evaluasi mutu air limbah berda-
sarkan data hasil analisis labo-
Peralatan yang digunakan untuk ratorium.
mengambil sampel air (water
sampler), jangan mengandung Banyak sekali parameter mutu air
bahan kimia yang akan dianalisis. yang harus difahami untuk dapat
Pemakaian peralatan demikian melakukan monitoring mutu air.
akan memberikan hasil analisis Dengan keterbatasan ruang ling-
lebih tinggi dari konsentrasi sebe- kup bahasan, maka dalam buku
narnya. Sebagai contoh, untuk ini akan diulas hanya beberapa
mengambil sampel air guna parameter mutu air utama yang
pengukuran logam berat, jangan berkaitan dengan masalah pa-
menggunakan bahan Polyvinyl ngan. Sangat disarankan untuk
Chlorida (PVC) karena mengan- membaca buku yang mengulas
dung logam Za, Fe, Sb, dan Cu. lebih rinci mengenai analisis mutu
air.
17.5.2 Kemampuan Analisis
Hasil analisis sangat ditentukan Kelarutan oksigen dalam air
oleh kemampuan analisis dari dapat diukur dengan mengguna-
laboratorium. Kemampuan anali- kan alat water checker. Alat ini
sis sebuah laboratorium laborato- memiliki sensor yang dapat men-
rium sangat ditunjang oleh per- deteksi kandungan oksigen ter-
alatan dan bahan analisis dan larut dalam air. Nilai yang ditam-
sumberdaya manusia yang dimi- pilkan oleh water checker menu-
liki oleh laboratorium tersebut. njukkan banyaknya oksigen yang
Analis harus mampu memanfaat- terkandung di dalam air.
kan peralatan dan fasilitas yang
ada secara maksimal sehingga Turbiditas adalah nilai kekeruhan
dapat dihasilkan data yang akur- air karena adanya polutan. Untuk
at dan dipercaya. mengukur tingkat kekeruhan air
dapat digunakan alat turbidime-
17.6 Analisis Mutu Air ter.
Untuk dapat menentukan mutu
air, diperlukan analis yang memi- Untuk mengetahui jenis poutan
liki kemampuan, keterampilan yang menyebabkan kekeruhan,
dan ketelitian yang tinggi dalam ambil sampel air limbah dengan
melaksanakan analisis air limbah. menggunakan gelas yang bening.
Termasuk di dalamnya kemam- Aduk perlahan. Biarkan selama
puan untuk menentukan metoda beberapa menit. Bila terlihat ada

406
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air

endapan, berarti suspensi. Seba- 4. kadar ammonia dapat dihi-


liknya, bila tidak terbentuk endap- tung dengan persamaan :
an, berarti kekeruhan disebabkan
karena larutan atau mikroba.
Kadar Amonia
Suhu air adalah panas yang di-
kandung oleh air. Suhu air dapat 1000 A
diukur dengan menggunakan ter- = ----------- x ------- x 5 µg x 10-3
mometer. 25 S

Derajat keasaman dianalisis Dimana


dengan menggunakan pH meter. A = absor. contoh
Sebelum digunakan, pH meter S = absorban standar
dikalibrasi dengan larutan Buffer
yang memiliki pH 4 dan pH 7. Penentuan kadar logam berat
dengan spektrofotometrik sera-
Prosedur pengukuran nilia pH pan atom atau Atomic Absorban-
adalah sebagai berikut : ce Spectrofotometer (AAS) di
1. Parameter Derajat Kea- didasarkan pada Hukum Lam-
saman (pH) bert-Beer, yaitu banyaknya sinar
a) Ambil sampel air yang akan yang diserap berbanding lurus
diukur pHnya dan masukan dengan kadar zat.
ke gelas beaker.
b) Kalibrasi pH meter dengan Peralatan yang digunakan.
larutan buffer pH 4 dan pH 7. 1. Penangas air (water bath)
c) Celupkan pH meter ke dalam untuk memanaskan sam-pel
sampel air. Angka yang ter- 2. Timbangan analitik
tera pada pH meter merupa- 3. Pipet dan balon penyedot
kan nilai pH sampel air. untuk mengambil zat ki-mia
4. Spatula untuk mengambil zat
Prosedur analisis kandungan am- kimia pereaksi
monia dalam air adalah sebagai 5. Gelas beker untuk mem-buat
berikut : larutan pereaksi
1. Masukan 25 ml sampel air 6. Spektrofotometer untuk
yang akan dianalisis kandu- menganalisis kandungan
ngan amonianya logam berat
2. tambahkan 1 ml larutan sieg-
nette dan 0.5 ml larutan Ne-
sster. Biarkan selama 10 Prosedur Analisis
menit 1. Masukan 100 ml sampel air
3. masukan tabung reaksi ke ke dalam botol BOD
spektrofotometer 2. Tambahkan 5 ml H2SO4 pekat

407
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air

3. Tambahkan 15 ml MnO4. untuk kebutuhan pangan telah


Kocok hingga merata dan ditetapkan oleh pemerintah me-
biarkan selama 15 menit lalui menteri kesehatan.
4. Tambahkan 8 ml larutan Boiler dan chill water merupakan
K2S2O8, panaskan dalam dua alat yang dibutuhkan dalam
water bath pada suhu 95oC industri pangan, tetapi tidak ber-
selama 2 jam kaitan langsung dengan kebutuh-
5. Dinginkan pada suhu kamar an air untuk industri pangan.
6. Tambahkan tetes demi tetes Mutu air yang dibutuhkan untuk
larutan hidroksilamin sampai kedua alat ini relatif lebih berbeda
warna ungu hilang dari mutu air untuk industri pa-
7. Pindahkan larutan sampel ke ngan.
dalam tabung reduksi merkuri
8. Hidupkan aerasi dengan
kecepatan 2 liter per menit 17.7.1 Bioler dan Chill water
9. Tambahkan 5 ml larutan Boiler adalah pipa tertutup dima-
SnCl2, segera ukur dengan na air atau cairan dipanaskan.
AAS Panas atau uap air yang keluar
10. Kadar logam berat dapat dari boiler dimanfaatkan untuk
dihitung dengan persamaan : berbagai pemanasan dan pengo-
lahan bahan pangan.
Kadar logam berat (ppm)

(Sp – Bl) x fp
= -----------------------
g sampel

dimana :
Sp = Nilai absorban sampel
Bl = Nilai absorban larutan
standar
fP = Faktor pengenceran

17.7 Kebutuhan Air Bermutu Gambar 17.1 Boiler


Permintaan akan air bermutu di-
sesuaikan dengan jenis aktivitas Sumber : Wikipedia, the free
yang dilakukannya. Industri pa- encyclopedia
ngan membutuhkan air dengan
mutu terbaik, sedangkan mutu air Chill water adalah alat untuk
untuk kebutuhan non pangan mendinginkan air (Gambar 17.2).
biasanya lebih rendah. Mutu air Keberadaan air dingin sangat di-
butuhkan dalam industri pangan.

408
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air

Alat ini relatif mahal sehingga memperbaiki kualitas bahan


hanya industri besar yang me- pangan, baik yang berasal dari
milikinya. hasil pertanian, peternakan dan
perikanan dan mencegah terja-
dinya infeksi penyakit. Baik
sebagai air irigasi, minum, atau
water treatment.

Gambar 17.2. Chill water

Sumber : Wikipedia, the free


encyclopedia

17.7.2 Kegunaan Boiler dan


Chill Water
Gambar 17.3 Mekanisme kerja
Boiler banyak kegunaannya, yaitu
Boiler
sebagai penghasil panas, air pa-
nas, dan uap maupun generator.
Sumber : Wikipedia, the free
Pinsip dasarnya adalah merubah encyclopedia
energi minyak atau kayu bakar
menjadi energi panas air yang
dapat dimanfaatkan untuk ber-
bagai kebutuhan (Gambar 17.3.).
17.7.3 Kebutuhan Air Boiler
Kegiatan industri pangan membu-
Air merupakan bagian utama dari
tuhkan keberadaan air dingin
pengoperasian boiler. Pema-
untuk mempertahankan suhu
haman mengenai air yang akan
bahan pangan agar tetap rendah,
digunakan dalam boiler meru-
sehingga kesegarannya dapat
pakan hal penting dan perlu
dipertahankan. Air dingin yang
dikuasai. Air yang dimiliki harus
bersih juga diperlukan untuk
oleh industri harus dianalisis
mencuci bahan pangan sehingga
sehingga diperoleh gambaran
terhindar dari pencemaran
(Gambar 17.4). Air bersih dapat

409
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air

yang jelas mengenai kualitas air Besarnya nilai Total Padatan Ter-
yang dimiliki. larut (TDS) air yang dibutuhkan
oleh boiler berkisar antara 150-
350 mg/L, tergantung dari
tekanan uap yang dihasilkan
(Tabel 17.1). Nilai padatan ter-
suspensi menggambarkan jumlah
bahan yang tidak larut dalam air,
termasuk kotoran, lempung, tum-
buhan, dan bahan organik yang
tidak larut.

Bahan yang tidak larut akan


menyebabkan kerusakan pada
Gambar 17.4. Bahan pangan yang boiler, terutama katup dan penya-
dicuci dengan air dingin dan ring. Bahan tersebut juga dapat
bersih akan tetap segar dan mempengaruhi produk yang diha-
menyehatkan silkan.
Sumber : Chill Water.htm
Table 17.2 Hubungan antara
tekanan uap boiler
Agar dapat berfungsi baik, boiler dengan maksimum total
membutuhkan air dengan mutu padatan terlarut
baik. Bila tidak diberi air dengan
mutu yang baik, umur pakai boiler Tekanan Uap Maksimum Total
menjadi lebih singkat dari seha- Boiler Padatan Terlarut
rusnya. Sumber air bagi boiler (mg/L)
dapat bersumber dari sungai, (Psi)
kolam, sumur artesis dan lain- … - 300 3500
lain. Berbagai perlakuan awal 301-450 3000
dibutuhkan untuk menaikan para- 451-600 2500
meter air sehingga cocok untuk 601-750 2000
digunakan pada boiler. 751-900 1500
901-1000 1250
1001-1500 1000
Paramater kualitas air utama 1501-2000 750
yang dibutuhkan untuk boiler 2001-3000 150
adalah total padatan terlarut,
alkalinitas, dan kekerasan. Nilai Nilai maksimum alkalinitas yang
parameter tersebut tergantung terkandung dalam air untuk me-
dengan tekanan uap yang akan ngisi boiler berkisar antara 100-
dihasilkan. 700 ppm (Tabel 17.2). Alkalinitas
adalah ukuran kemampuan air
untuk menetralisir asam kuat. Di

410
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air

perairan alam, kemampuan ini Ca(HCO3)2 + panas Æ H2O +


dicirikan dengan adanya bikar- CO2(gas) + CaCO3(endapan)
bonat, karbonat, dan hidroksida,
sama seperti silikat, borat, am-
monia, fosfat, dan basa organik.
Basa-basa ini, terutama bikar-
bonat dan karbonat, akan mem-
bentuk karbondioksida di dalam
uap yang akan menjadi penyebab
utama proses pengkaratan

Table 17.3. Hubungan antara


tekanan uap boiler
dengan maksimum
alkalinitas
Tekanan Uap Maksimum Gambar 17.5. Endapan (putih) yang
Boiler Alkalinitas terbentuk pada saluran air
(mg/L) dalam boiler yang
(Psi) menggunakan air dengan
… - 300 3500 nilai kekerasan >20 mg/L
301-450 3000
451-600 2500 Sumber : Wikipedia, the free
601-750 2000 encyclopedia
751-900 1500
901-1000 1250
1001-1500 1000
1501-2000 750
2001-3000 150 Table 17.4. Hubungan antara
tekanan uap boiler
Nilai maksimun kekerasan air dengan maksimum
yang dibutuhkan untuk boiler kekerasan air
Tekanan Uap Maksimum
adalah < 20 ppm (Tabel 17.3).
Boiler Kekerasan Air
Kekerasan air menggambarkan (mg/L)
kandungan kalsium dan magnesi- (Psi)
um yang ekivalen dengan kalsi- … - 300 <20
um karbonat. Kekerasan air 301-450 0
adalah penyebab utama pemben- 451-600 0
tukan endapan dalam peralatan 601-750 0
boiler (Gambar 17.5.). Peranan 751-900 0
dari kekerasan air dalam proses 901-1000 0
pembentukan endapan dapat 1001-1500 0
1501-2000 0
dilihat dari persamaan berikut :
2001-3000 0

411
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air

Studi Kasus
Seandainya Saudara diminta
untuk menganalisis kualitas air.
Indikator alami apa yang dapat
saudara gunakan untuk menilai
bahwa air yang selama ini
digunakan sudah sesuai untuk :
1) kegiatan proses produksi
pangan;
2)kebutuhan boiler; dan
3) apakah air limbah yang akan
dilepaskan ke badan air sudah
tidak membahayakan.

Jawaban Saudara ditulis dalam


bentuk tabel yang memuat jenis
air yang tersedia, indikator alami
yang digunakan, alas an
mengapa indicator tersebut
dipilih.

412
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Apriyantono, A., D. Fardiaz, N.L. Puspitasri, sedarnawati, dan S.


Budiyanto. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat
Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi.
Institut Pertanian Bogor.
Arpah, M. 1993. Pengawasan Mutu Pangan. Penerbit Tarsito,
Bandung.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2004. Status regulasi cemaran
dalam produk pangan. Buletin Kemanan Pangan. Nomor 6.
halaman 4-5.
Bintang. Infomutu. Pusat standarisasi dan akreditas Setjen -
Departemen Pertanian. Nov 2002. Hlm. 1.
Bergdoll,, M.S. 1990. Staphylococcus food poisoning. Dalam
Foodborne Disease. Hal. 145-168. Academic Press, San
Diego.
Cappuccino, J.G. and N. Sherman. 1987. Microbiology : A Lanoratory
Manual. The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc.
New York.
Deperindag. Infomutu. Pusat standarisasi dan akreditas Setjen -
Departemen Pertanian. Nov 2002. Hlm. 2
Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner. 2007. Metode dan tata
cara pengambilan contoh daging. Direktorat Kesehatan
Masyarakat Veteriner. Departemen Pertanian Republik
Indonesia.
DKP. 2005. Bahaya Fisik (Physical Hazard) pada Produk Perikanan.
Warta Pasar Ikan. 2005. Departemen Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia.
European Committee for Standardisation. 2004. Pelatihan Penerapan
Metode HACCP. European Committee for Standardisation -
Implementing Agency for the Contract No ASIA/2003/069-236.
Food Agriculture Organization. 2004.
Hermayani, E., E. Santoso, T. Utami dan S. Rahardjo. 1996.
Identifikasi bahaya kontaminas S. Aureus dan titik kendali kritis
pada pengolahan produk daging ayam dalam usaha jasa boga.
Agrotech, Majalah Ilmu dan Teknologi Pertanian 16 (3) : 7-15.
Jenie, B.S.L. dan W.P. Rahayu. 1990. Penanganan Limbah Industri
Pangan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Muhandri, T. dan D. Kadarisman. 2006. Sistem Jaminan mutu industri
pangan. IPB Press.

419 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Daftar Pustaka

Mulya, M. dan D. Hanwar. 2003. Prinsip-prinsip Cara Berlaboratorium


yang baik (Good Laboratory Practice). Majalah Farmasi
Airlangga. Vol. III No. 2, Agustus 2003. Hlm. 71-76.
Murdiati, T.B. 2006. Jaminan keamanan pangan asal ternak. Jurnal
Litbang Pertanian (2006) : 22-30.
Rahayu, S. dan T.F. Djaafar. 2007. Cemaran mikroba pada produk
pertanian, penyakit yang ditimbulkan dan pencegahannya.
Jurnal Litbang Pertanian, 26 (2) : 67- 75.
Seeley, H.W. and P.J. VanDemark. 1972. Microbe in Action. A
Laboratory Manual of Microbiology. Second Edition. W.H.
Freeman and Company, San Francisco.
SNI 01-4852-1998. Sistem analisa bahaya dan pengendalian titik kritis
(HACCP) serta pedoman penerapannya. Badan Standarisasi
Nasional.
Djaafar, T.F. dan Rahayu, S. 2007. Cemaran mikroba pada produk
pertanian, penyakit yang ditimbulkan dan pencegahannya.
Jurnal Litbang Pertanian, 26 (2), 2007.
Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1997. Prosedur analisis
untuk bahan makanan dan pertanian. Penerbit Liberty,
Yogyakarta.
Sudarmaji. 2005. Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis.
Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 1 No. 2. Januari 2005.
Sugiharto. 1987. Dasar-dasar pengelolaan air limbah. UI-Press.
Suklan, H. (1998). Pedoman Pelatihan System Hazard Analysis dan
Critical Control Point (HACCP) untuk Pengolahan Makanan.
Jakarta: Depkes RI
Suriawiria, U. 1995. Pengantar Mikrobiologi Umum. Penerbit
Angkasa. Bandung.
Suwandi, Usman. Peran Media untuk Identifikasi Mikroba Patogen.
Penelitian dan Pengembangan, PT Kalbe Farma, Jakarta )
Syarief, R., S. Santausa, St. Isyana B. 1988. Teknologi Pengemasan
Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses Pangan. Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.
Thaheer, H. 2005. Sistem Manajemen HACCP. Bumi Aksara.
Jakarta.
Tortora, G.J., B.R. Funke, and C.L. Case. 1982. Micobiology. An
Introduction. Second Edition. The Benjamin/Cummings
Publishing Company, Inc. New York.
Wheaton, F.W. and T.B. Lawson. 1985. Processing Aquatic Food
Produck. John Wiley & Sons., Inc. Canada.
Winarno,, F.G. 1997. Keamanan pangan. Institut Pertanian Bogor.

420 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Daftar Pustaka

Wirakartakusumah,M.A., K. Abdullah, dan A.M. Syarif. 1992. Sifat


Fisik Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas
Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.
Wirjosoemarto, K., Y.H. Adisendjaja, B. Supriatna, dan Riandi. 2000.
Teknik Laboratorium. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Pendidikan Indonesia.

421 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Glosari

GLOSARI

Akreditasi : Rangkaian kegiatan Analisis organoleptik : Analisis


pengakuan formal oleh lem- sifat-sifat sensori bahan /
baga akreditasi nasional, produk pangan, meliputi ana-
yang menyatakan bahwa su- lisa terhadap waktu, aroma,
atu lembaga / laboratorium rasa, tekstur, dan kesukaan
telah memenuhi persyaratan dengan menggunakan pera-
untuk melakukan kegiatan latan berupa indera manusia.
sertifikasi tertentu. Autoklaf : Alat yang digunakan un-
Akurasi : Merupakan ukuran kuali- tuk memanaskan bahan pada
tas suatu metode yang meng- kondisi tekanan udara yang
gambarkan besarnya penyim- jenuh air.
pangan data hasil uji dengan Badan Standarisasi Nasional : Ba-
harga sesungguhnya. dan yang membantu presiden
Alur proses : Suatu penyampaian dalam menyelenggarakan pe-
representatif dari urutan tahap ngembangan dan pembinaan
atau operasi yang digunakan di bidang standarisasi sesuai
dalam produksi atau pembu- dengan peraturan perundang-
atan bahan pangan tertentu. undangan yang berlaku.
Aman untuk dikonsumsi : Pangan Bahan Tambahan Pangan (BTP) :
tersebut tidak mengandung Bahan yang ditambahkan ke
bahan-bahan yang dapat dalam pangan untuk mempe-
membahayakan kesehatan ngaruhi sifat dan bentuk pa-
atau keselamatan manusia, ngan.
misalnya bahan yang dapat Bahan pangan : Bahan baku dan
menimbulkan penyakit atau bahan tambahan yang akan
keracunan. digunakan sebagai bahan ma-
Analisis : Prosedur mengukur, me- sukan dalam pengolahan sua-
nentukan atau membanding- tu produk pangan.
kan suatu sifat atau parame- Batas kritis : Suatu criteria yang
ter dalam bahan / produk de- dapat memisahkan status pe-
ngan menggunakan metode nerimaan dan penolakan.
dan peralatan yang biasanya Cara produksi pangan yang baik :
dilakukan dalam suatu labo- Suatu pedoman yang men-
ratorium jelaskan bagaimana mempro-
Analisis bahaya : Proses pengum- duksi pangan agar bermutu,
pulan dan evaluasi informasi aman, dan layak untuk dikon-
informasi potensi bahaya dan sumsi.
kondisi yang dapat menga- Coliform : Kelompok bakteri yang
kibatkannya untuk menentu- digunakan sebagai indicator
kan potensi bahaya dan kon- adanya polusi kotoran dan
disi yang berperan penting kondisi sanitasi yang tidak
dalam keamanan pangan se- baik.
hingga harus dimasukan da- E. coli : Bakteri Gram negatif yang
lam rencana HACCP. berbentuk batang pendek

413 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Glosari

atau coccus, tidak memben- dapat menimbulkan gangguan


tuk spora. dan membahayakan kesehat-
Ekstraksi : Suatu proses pemisah- an manusia.
an / penarikan suatu zat atau Kemasan pangan : Bahan yang
susbtansi tertentu dari suatu digunakan untuk mewadahi
bahan , dengan bantuan pela- dan / atau membungkus pa-
rut organik, air, dan lain-lain. ngan, baik yang bersentuhan
Evaporasi : Suatu proses penguap- langsung dengan pangan
an untuk memisahkan pelarut ataupun tidak.
(solvent) dengan zat terlarut Kendali : Kondisi dimana prosedur
(solute). yang benar diikuti dan criteria
Gizi pangan : Zat atau senyawa yang ada dipenuhi.
yang terdapat dalam pangan Kepekaan : merupakan ukuran kua-
yang terdiri atas karbohidrat, litas uji yang menggambarkan
lemak, dan protein, vitamin, kemampuan metode itu untuk
dan mineral serta turunannya mendeteksi adanya suatu
yang bermanfaat bagi partum- komponen dalam contoh uji.
buhan dan kesehatan manu- Kesalahan acak : merupakan ke-
sia. salahan yang terjadi secara
Good Manufacturing Practices : kebetulan, tanpa disengaja,
Acuan bagaimana mempro- dan bervariasi dari satu pe-
duksi yang baik. ngujian ke pengujian berikut-
Gravimetri : Metode analisis yang nya.
didasarkan pada penimba- Kesalahan mutlak : Merupakan je-
ngan (bobot). nis kesalahan yang sede-
Hazard Analysis and Critical mikian fatal, sehingga tidak
Control Point : Suatu system terdapat alternatif lain untuk
yang mengidentifikasi, meng- mengatasinya, kecuali me-
evaluasi, dan mengendalikan ngulang pengujian dari per-
potensi bahaya yang nyata mulaan.
un-tuk keamanan pangan. Konsumen : Setiap orang pemakai
Inkubasi : Pengkondisian mikroba bahan dan/jasa yang tesedia
untuk tumbuh dan berkem- dalam masyarakat, baik bagi
bangbiak sesuai dengan suhu kepentingan diri sendiri, ke-
dan waktu yang dibutuhkan. luarga, orang lain, maupun
Jaminan keamanan pangan : mahluk hidup lain, dan tidak
Jaminan bahwa pangan tidak untuk diperdagangkan.
akan menimbul-kan masalah Kromatografi : Metode analisis
bila dikonsumsi semestinya. ataupun preparatif fisik untuk
Kadar abu : Jumlah residu an- memisahkan senyawaan yang
organik yang dihasilkan dari berada dalam suatu fase mo-
pengabuan / pemi-jahan su- bil (fase bergerak) melewati
atu produk. suatu fase stasioner (fase di-
Keamanan pangan : Kondisi dan am).
upaya yang diperlukan untuk Laboratorium pengujian : Labo-
mencegah pangan dari ke- ratorium yang melaksanakan
mungkinan cemaran biologis, pengujian, yaitu suatu kegiat-
kimia, dan benda lain yang an teknis yang terdiri atas

414 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Glosari

penetapan, penentuan satu industri, pertanian, kesehatan,


atau lebih sifat atau karakte- dan sebagainya.
ristik dari suatu produk, ba- Mineral : Zat organik yang dalam
han, peralatan, organisme, fe- jumlah tertentu diperlukan
nomena fisik, proses atau ja- oleh tubuh untuk proses me-
sa, sesuai dengan prosedur tabolisme normal yang diper-
yang telah ditetapkan. oleh dari makanan sehari-ha-
Lemak : Campuran triasil gliserol ri.
yang berasal dari hewan atau- Mutu : Kumpulan parameter dan
pun tumbuhan. atribut yang menindikasikan
Lot : Sekumpulan produk atau ba- atau menunjukkan sifat-sifat
han pangan yang mempunyai yang harus dimiliki suatu ba-
kriteria dan kondisi tertentu. han atau produk pangan.
Media : Nutrisi dalam bentuk padat Mutu pangan : Nilai yang ditentu-
atau cair untuk tempat par- kan atas dasar kriteria ke-
tumbuhan mikroba. amanan pangan, kandungan
Media agar : Media padat yang gizi, dan standar perdaga-
digunakan untuk pertumbuh- ngan terhadap bahan makan-
an mikroba. an, makanan, dan minuman.
Media pengkayaan : Media yang Nutrisi : Ilmu tentang pemenuhan
digunakan untuk memperbaiki makanan bagi tubuh untuk
sel-sel bakteri yang rusak pertumbuhan dan perkem-
atau meningkatkan jumlah po- bangan serta menjaga ke-
pulasi bakteri langsungan fungsi fisiologis.
Media selektif : Media yang me- Pangan : Segala sesuatu yang ber-
ngandung bahan-bahan se- asal dari sumberhayati dan
lektif untuk menghambat per- air, baik yang diolah maupun
tumbuhan bakteri selain bak- yang tidak diolah, yang diper-
teri yang dianalisa. untukan sebagai makanan
Metode Angka Paling Memung- atau minuman bagi konsumsi
kinkan (APM) : Metode untuk manusia, termasuk bahan
menghitung jumlah mikroba tambahan pangan, bahan ba-
dengan menggunakan medi- ku pangan, dan bahan lain
um cair dalam tabung reaksi, yang digunakan dalam proses
pada umumnya setiap pe- penyiapan pengolahan, dan /
ngenceran 3 seri atau 5 seri atau pembuatan makanan
tabung dan perhitungan yang atau minuman.
dilakukan merupakan tahapan Pangan higienis : Kondisi dan per-
pendekatan secara statistik. lakuan yang diperlukan untuk
Mikroba : Kelompok organisme menjamin keamanan pangan
yang berukuran kecil dan ha- di semua tahap rantai pa-
nya dapat dilihat di bawah mi- ngan.
kroskop. Pangan olahan : makanan atau
Mikrobiologi : Ilmu tentang seluk minuman hasil proses dengan
beluk mikroba secara umum, cara atau metode tertentu,
baik yang bersifat parasit dengan atau tanpa bahan
maupun yang penting bagi tambahan.

415 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Glosari

Pangan olahan tertentu : Adalah nyimpanan, preparasi, dan


pangan olahan untuk konsum- analisis contoh uji.
si bagi kelompok tertentu Penyimpanan : Proses, cara, dan/
dalam upaya memelihara dan atau kegiatan menyimpan pa-
meningkatkan kualitas kese- ngan, baik di sarana produksi
hatan kelompok tersebut. maupun distribusi.
Pangan siap saji : Makanan dan/ Penyimpangan : Kegagalan meme-
atau minuman yang sudah di- nuhi suatu batas kritis.
olah dan siap untuk langsung Peralatan dasar non gelas : Per-
disajikan di tempat usaha alatan non gelas yang dibut-
atau di laur tempat usaha atas uhkan oleh suatu laboratorium
dasar pesanan. untuk dapat beroperasi, an-
Pengawasan : Tindakan untuk me- tara lain meliputi timbangan,
lakukan pengamatan dan pe- sentrifugal, peralatan analisis
ngukuran yang berurutan dan proksimat, peralatan ekstrak-
terencana untuk mengenda- si, spektrofotometer, pH meter
likan parameter-parameter dan lain-lain.
untuk menentukan apakan Perlindungan konsumen : Segala
CCP masih terkendali. upaya yang menjamin adanya
Pengangkutan : Setiap kegiatan kepastian hukum untuk mem-
atau serangkaian kegiatan beri perlindungan kepada
dalam rangka memindahkan konsumen.
pangan dari satu tempat ke Persyaratan sanitasi : Standar ke-
tempat lain dengan cara atau bersihan dan kesehatan yang
sarana angkutan apapun da- harus dipenuhi sebagai upaya
lam rangka produksi, pere- mematikan atau mencegah hi-
daran dan/atau perdagangan dupnya jasad renik pathogen
pangan. atau mengurangi jumlah jasad
Pengendalian : Melakukan semua renik lainnya agar pangan
tindakan yang diperlukan un- yang dihasilkan dan dikon-
tuk menjamin dan memelihara sumsi tidak membahayakan
kesesuaian dengan kriteria kesehatan dan jiwa manusia.
yang terdapat dalam rencana Potensi bahaya : Suatu benda atau
HACCP. kondisi biologis, kimiawi, dan
Penguji : Individu yang memiliki ke- fisik dalam makanan yang
wenangan untuk melakukan dapat membahayakan kese-
pengujian. Kewenangan me- hatan.
nguji tersebut diperoleh sete- Produk pangan : Hasil olahan dari
lah memenuhi persyaratan bahan pangan.
yang ditetapkan oleh lembaga Produksi pangan : Kegiatan atau
berwenang. proses menghasilkan, menyi-
Pengujian parameter kualitas apkan, mengolah, membuat,
lingkungan : adalah kegiatan mengawetkan, mengemas,
yang meliputi kegiatan penga- mengemas kembali, dan/atau
matan contoh uji, termasuk mengubah bentuk pangan.
analisis di lapangan, pena- Produk perikanan : Ikan termasuk
nganan, transportasi, pe- biota perairan lainnya yang
ditangani dan/atau diolah un-

416 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan


Glosari

tuk menjadikan produk akhir Sampel uji : Merupakan sampel


yang berupa ikan segar, ikan yang dipersiapkan dalam la-
beku, ikan olahan lainnya boratorium yang langsung
yang digunakan untuk kon- diserahkan ke analis untuk
sumsi manusia. diuji dengan metode dan pa-
Program sampling : Menentukan rameter pengujian tertentu.
strategi, jumlah contoh dan Sanitasi pangan : Upaya untuk
cara pengembalian contoh di pencegahan terhadap ke-
suatu industri, khususnya in- mungkinan bertum-buh dan
dustri pangan. berkembangbiaknya jasad re-
Protein : Senyawa yang terdiri dari nik pembusuk dan patogen
asam amino yang satu sama dalam makanan, minuman,
lain dihubungkan dengan ikat- peralatan, dan bangunan
an peptide dan urutan asam yang dapat merusak pangan
aminonya sangat spesifik. dan membahayakan manusia.
Rasa : Sifat organoleptik yang be- Sertifikasi : Rangkaian kegiatan
rupa tanggapan (persepsi) penerbitan sertifikat terhadap
bintil-bintil pengecap di dalam barang dan atau jasa.
mulut yang mengenal cita ra- Sertifikasi mutu pangan : Rang-
sa asin, masam, pahit, dan kaian kegiatan penerbitan ser-
manis, serta bau oleh hidung. tifikat terhadap pangan yang
Rencana HACCP : Suatu dokumen telah memenuhi persyaratan
yang disusun sesuai dengan yang ditetapkan.
prinsip-prinsip HACCP untuk Serifikat : jaminan tertulis yang
menjamin pengendalian baha- diberikan oleh lemba-
ya yang nyata untuk keaman- ga/laboratorium yang telah
an pangan dalam rantai diakreditasi untuk menya-
makanan yang hendak dibuat. takan bahwa barang, jasa,
Sampel yang mewakili : Sampel proses, system atau personal
yang diambil berdasarkan kai- telah memenuhi standar yang
dah-kaidah statistik pengam- dipersyaratkan.
bilan contoh dan diambil se-
cara acak sehingga mampu
menggambarkan keadaan
yang sama dengan popula-
sinya.

417 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan

Anda mungkin juga menyukai