PENGAWASAN MUTU
BAHAN / PRODUK
PANGAN
SMK
PENGAWASAN MUTU
BAHAN / PRODUK
PANGAN
Untuk SMK
Ukuran Buku : …… x …… cm
……
EAS Eddy Afrianto, Sahirman, Ari Widodo, dkk.
…. Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan: SMK oleh Eddy
Afrianto, Sahirman, Ari Widodo, dkk.. ----
Jakarta:Pusat Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
vi. 411 hlm.
ISBN ……-……-……-……
1. Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Diperbanyak oleh….
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia
Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah melaksanakan
penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis untuk
disebarluaskan kepada masyarakat melalui website bagi siswa SMK.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK yang
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2008.
Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download), digandakan,
dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk
penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkannya soft
copy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakat untuk mengaksesnya
sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolah
Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar
ini.
Jakarta,
Direktur Pembinaan SMK
KATA PENGANTAR
Buku ini ditulis dengan tujuan dapat digunakan sebagai salah satu
sumber untuk menghasilkan lulusan sekolah menengah kejuruan yang
memiliki kemampuan sebagai pengawas mutu pangan. Acuan utama
penulisan buku ini adalah Standar Kompetensi Nasional Bidang
Analisis Mutu Bahan / Produk Pangan yang telah diterbitkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Eddy Afrianto
DESKRIPSI KONSEP PENULISAN
1) Bahan pangan, baik sifatnya (bab I), mutunya (bab II) maupun
proses penurunan mutunya (bab III).
2) Bagaimana menghasilkan bahan pangan yang aman
dikonsumsi, baik melalui Penerapan Manajemen Mutu Terpadu
(babIV), Praktek Produksi yang Baik (Bab V), Prosedur Standar
Operasi Standar (bab VI), Analisis Bahaya dan Penentuan Titik
Kritis (bab VIII), dan Manajemen Mutu Laboratorium (bab VIII).
3) Analisis mutu pangan yang meliputi persiapan analisis mutu
(bab IX), Pengambilan sample (bab X), Penggunaan instrument
laboratorium (bab XI), Analisis kimiawi (bab XII), Pengujian fisik
bahan pengemas (bab XIII), Analisis mikrobiologis (bab XIV),
Analisis organoleptik (bab XV), Analisis nutrisi (bab XVI), dan
Analisis mutu air (bab XVII).
Buku ini telah disusun sedemikian rupa sehingga dapat dipelajari mulai
dari mana saja, sesuai dengan pengelompokkan yang telah disebutkan
sebelumnya. Materi yang disajikan dalam buku ini cukup banyak,
namun diulas dengan bahasa sederhana sehingga menjadikan buku ini
mudah dicerna.
DAFTAR ISI
Penentuan titik kritis dilakukan karena tidak semua titik bahaya yang
dijumpai berpengaruh buruk terhadap mutu pangan yang dihasilkan.
Alur proses yang baik dicirikan dengan adanya aktivitas untuk
mengatasi bahaya yang mungkin timbul pada tahap sebelumnya.
Sebgaia contoh, bahaya yang ditimbulkan dari keberadaan mikroba
pada ikan yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan ikan
kaleng bukan merupakan titik kritis. Mengapa demikian ? Karena pada
tahap selanjutnya dari alur proses ada kegiatan sterilisasi yang dapat
membunuh mikroba tersebut sehingga ikan kaleng menjadi aman untuk
dikonsumsi.
SSOP
PROSES PERSIAPAN
SIFAT BAHAN MUTU BAHAN ANALISIS PENGAMBILAN SAMPEL
PANGAN PANGAN
PENURUNAN MUTU
MUTU ANALISIS FISIK
ANALISIS KIMIA
BAB I
SIFAT BAHAN PANGAN
ditunjuk oleh jarum adalah nilai Salah satu cara pananganan ba-
kekenyalan dari bahan pangan han pangan yang memanfaatkan
tersebut. koefisien gesek dari bahan terse-
but adalah pengangkutan dengan
sistim ban berjalan (Gambar 1.4).
Pengangkutan buah rambutan
yang dilakukan dengan menggu-
nakan sistem ban berjalan lebih
mudah bila dibandingkan dengan
pengangkutan buah melon. Hal
ini dikarenakan koefisien gesek
buah rambutan lebih besar, jadi
relatif lebih sulit bergeser selama
pengangkutan dibandingkan bu-
ah melon. Tumpukan buah jeruk
bali akan lebih tinggi dibanding-
kan buah semangka. Bulatan
jeruk bali yang kurang sempurna
Gambar 1.3. Pnetrometer adalah
menyebabkan koefisien gesek-
salah satu alat yang dapat
digunakan untuk mengukur nya lebih besar dibandingkan
kekenyalan daging semangka yang bentuknya bulat
sempurna.
Pengetahuan mengenai koefisien
1.2.1.4 Koefisien gesek gesekan berbagai bahan pangan
sangat penting sebagai informasi
Telah dijelaskan sebelumnya dalam mendisain peralatan dan
bahwa setiap bahan pangan merancang sarana transportasi
memiliki tekstur yang berbeda produk selama penanganan atau
dengan bahan pangan lainnya. pengolahan.
Ada bahan pangan yang memiliki
tekstur halus (misalnya biji-bijian)
atau kasar (nenas, durian, dan
nangka). Tekstur ini berpengaruh
terhadap koefisien gesek. Bahan
pangan dengan tekstur lebih
kasar memiliki koefisien gesek
lebih besar dibandingkan bahan
pangan dengan tekstur lebih
halus. Dibutuhkan energi lebih
besar untuk menggeser bahan Gambar 1.4. Perancangan alat
pangan dengan koefisien gesek dengan memanfaatkan
koefisien gesek bahan
besar. pangan
dimana :
ά = Penyebaran panas (cm2/men)
ρ = Densitas (g/cm2)
Cp = Panas spesifik (J/goC)
k = Konduktivitas panas
ATP
ATP-ase ADP + P
Adenylate
kinase IDP + NH3
AMP - deaminase
IMP + NH3
Fosfatase
Inosin + P
Nukleosida fosforilase
Nukleosida
Hipoksantin + Ribose 1-fosfat
Hipoksantin + Ribose
BAB II
MUTU BAHAN PANGAN
2.1. Mutu dan kualitas yaitu tekstur, kekentalan dan
konsistensi; flavor yaitu sensasi
Mutu adalah gabungan dari se- dari kombinasi bau dan cicip, dan
jumlah atribut yang dimiliki oleh (2) karakteristik tersembunyi,
bahan atau produk pangan yang yaitu nilai gizi dan keamanan
dapat dinilai secara organoleptik. mikrobiologis.
Atribut tersebut meliputi parame-
Mutu berbeda dengan kualitas.
ter kenampakan, warna, tekstur,
Pisang batu mempunyai kualitas
rasa dan bau (Kramer dan Twigg,
lebih baik sebagai bahan baku
1983). Menurut Hubeis (1994),
rujak gula, namun pisang yang
mutu dianggap sebagai derajat
bermutu baik adalah cavendish
penerimaan konsumen terhadap
karena memiliki sejumlah atribut
produk yang dikonsumsi berulang
baik. Hanya satu karakteristik
(seragam atau konsisten dalam
baik yang dimiliki oleh pisang
standar dan spesifikasi), terutama
batu, yaitu daging buahnya berbiji
sifat organoleptiknya. Mutu juga
sehingga cocok untuk rujak.
dapat dianggap sebagai kepuas-
Pisang cavendish memiliki sejum-
an (akan kebutuhan dan harga)
lah karakteristik baik, yaitu rasa
yang didapatkan konsumen dari
yang manis, kulitnya mulus,
integritas produk yang dihasilkan
bentuknya menarik, dan tekstur
produsen. Berdasarkan ISO/DIS
daging buahnya lembut. Dengan
8402 – 1992, mutu didefinsilkan
demikian, cavendish merupakan
sebagai karakteristik menyeluruh
buah pisang yang bermutu baik
dari suatu wujud apakah itu
sedangkan pisang batu merupa-
produk, kegiatan, proses, organi-
kan pisang berkualitas baik untuk
sasi atau manusia, yang menun-
dibuat rujak.
jukkan kemampuannya dalam
memenuhi kebutuhan yang telah
Istilah kualitas berbeda pengerti-
ditentukan (Fardiaz, 1997).
annya antara satu orang dengan
Kramer dan Twigg (1983) telah lainnya. Kualitas bahan pangan
mengklasifikasikan karakteristik dapat dikatakan baik hanya kare-
mutu bahan pangan menjadi dua na karakter ukuran, jenis, atau
kelompok, yaitu : (1) karakteristik kesegarannya. Harga jual bahan
fisik atau karakteristik tampak, pangan yang mahal dianggap
meliputi penampilan yaitu warna, lebih berkualitas dibandingkan
ukuran, bentuk dan cacat fisik; dengan harga jual yang lebih
kinestika murah. Sebagai contoh, durian
monthong dari Thailand dianggap
Bahan pangan yang mudah rusak Ikan mas di Jepang diberi pakan
sebaiknya diangkut mengguna- berupa kepompong ulat sutra, di
kan sarana transportasi yang Israel diberi ampas kacang dan
dilengkapi unit pendingin atau tepung darah, sedangkan di
menggunakan pesawat terbang Indonesia menggunakan pelet.
untuk mempersingkat waktu. Dengan pemberian jenis pakan
yang berbeda, ketiga ikan
2.2.10 Cacat
BAB III
PENURUNAN MUTU BAHAN PANGAN
Gambar 3.4 Bagian luar tubuh ikan yang mengalami memar terkena jaring
selama proses penangkapan
Sumber : www.danish.co.id
Tabel 3.1. Material, bahaya yang ditimbulkan dan sumber bahaya fisik
3.2.3 Browning
Bahan pangan yang banyak
mengandung karbohidrat adalah
produk nabati. Kandungan kar-
bohidrat pada produk perikanan
sekitar 1 persen, kecuali pada
jenis kerang-kerangan yang da-
pat mencapai 10 persen.
Tabel 3.2. Senyawa kimia yang terkandung dalam bahan pangan dan
ambang batasnya
BAB IV
PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU
negara produsen tidak dapat di- anti biotik; (11) standar sanitasi;
pasarkan ke negara konsumen. (12) sertifikasi; (13) Undang-
undang bioterorism; (14) mempe-
Hambatan tarif antara lain berupa kerjakan buruh anak-anak.
penentuan harga, pajak dan
kuota. Harga komoditas yang Beberapa dari hambatan non tarif
berlaku di negara tujuan ekspor, ini berlaku untuk semua negara,
besarnya nilai pajak yang harus dan beberapa lainnya hanya
dibayar ke negara tujuan, dan berlaku untuk negara tertentu.
pembatasan kuota merupakan
hambatan tarif yang dapat mem- 4.1.1 Ikan milik masyarakat
pengaruhi perdagangan antar dunia
negara. Indonesia merupakan negara ma-
ritim dengan panjang garis pantai
Hambatan non tarif merupakan 81 000 km dan luas laut 5.8 juta
syarat yang spesifik dari setiap km2. Potensi lestari sumberdaya
negara konsumen, sehingga laut 6.4 juta ton per tahun. Dari
perlu dicermati agar komoditas 5.12 juta ton per tahun yang
dapat dipasarkan ke negara boleh ditangkap, baru 4.4 juta ton
tersebut. Syarat yang diajukan yang telah dimanfaatkan. De-
oleh negara konsumen dapat ngan demikian para nelayan
berkaitan dengan negaranya atau Indonesia dianggap belum mam-
negara produsen. pu mengelola potensi lautnya
sehingga harus mengijinkan nela-
Hambatan non tarif antara satu yan dari negara lain untuk me-
bahan pangan dengan lainnya manfaatkannya.
berbeda. Untuk mempermudah
penjelasan, akan diuraikan con-
toh mengenai hambatan non tarif 4.1.2 Hak Asasi Manusia
dalam bidang perikanan. Negara-negara tertentu dianggap
belum melaksanakan Hak Asasi
Beberapa hambatan non tarif Manusia (HAM), termasuk negara
yang berlaku dalam perdagangan Indonesia. Apabila HAM masih
bahan pangan berasal dari ikan dilanggar, maka negara konsu-
adalah : (1) ikan milik masyarakat men tidak mau membeli produk
dunia; (2) hak asasi manusia; (3) yang ditawarkan oleh negara
responsible fisheries; (4) sustain- pelanggar HAM, termasuk produk
able fisheries; (5) lingkungan dari Indonesia.
hidup; (6) penggunaan label; (7)
hasil tangkapan samping; (8)
kampanye anti udang tambak; (9)
iradiasi; (10) residu hormon dan
4.2.1 Tujuan dan Manfaat MMT dan (g) membenahi dan member-
Secara umum penerapan PMMT sihkan tempat-tempat produksi
bertujuan untuk menghasilkan (pabrik).
produk pangan bermutu tinggi.
Secara khusus, penerapan MMT 4.2.2 Berorientasi mutu
bertujuan untuk : (a) mengeva- Untuk memenangkan persaingan
luasi cara memproduksi produk dalam era perdagangan bebas
pangan untuk mengetahui baha- diperlukan bahan atau produk
ya yang mungkin terjadi; (b) pangan yang bermutu. Banyak
memperbaiki cara memproduksi bahan dan produk pangan yang
bahan pangan dengan memberi- belum memenuhi standar mutu
kan perhatian khusus terhadap seperti ditetapkan oleh Standar
tahap-tahap proses atau mata Nasional Indonesia (SNI). Seba-
rantai produksi yang dianggap gian besar produsen bahan atau
kritis; (c) memantau dan meng- produk pangan ternyata masih
evaluasi cara menangani dan belum menjadikan mutu sebagai
mengolah pangan serta mene- orientasi. Hal ini dapat terjadi
rapkan sanitasi dalam mempro- karena modalnya relatif kecil,
duksi pangan; dan (d) meningkat- rendahnya tingkat pengetahuan,
kan pemeriksaan secara mandiri dan tuntutan masyarakat.
terhadap industri pangan oleh
operator dan karyawan. Sebagian besar produsen bahan
Di samping tujuan yang telah pangan masih belum menjadikan
diuraikan di atas, penerapan mutu sebagai tujuan akhir. Hal
MMT dapat memberikan manfaat ini dapat dimengerti karena mo-
khususnya bagi industri/produsen dal yang dimiliki relatif kecil, ren-
antara lain sebagai berikut : (a) dahnya tingkat pengetahuan, dan
memberikan dan meningkatkan rendahnya tuntutan masyarakat.
jaminan mutu (keamanan) produk Rendahnya tuntutan dari masya-
yang dapat lebih dipercaya; (b) rakat akan mutu pangan telah
menekan kerusakan produk berpengaruh terhadap rendahnya
karena cemaran; (c) melindungi orientasi mutu dari produsen.
kesehatan konsumen dari bahaya
dan pemalsuan; (d) menekan Sebagian produsen bahan pa-
biaya pengendalian mutu dan ngan adalah home industry
kerugian lainnya; (e) memperlan- (industri rumah tangga) yang
car pemasaran sehingga dapat memiliki modal terbatas sehingga
mencegah terjadinya kehilangan perlu menerapkan skala prioritas.
pembeli atau pasar; (f) mencegah Berdasarkan MMT, bagi
penarikan produk dan pemboros- produsen yang berskala industri
an biaya produksi atau kerugian; rumah tangga diwajibkan untuk
menerapkan GMP secara benar
44 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Penerapan Manajemen Mutu Terpadu
BAB V
PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK
selama pengangkutan.
PENERIMAAN
BAHAN BAKU
PENCUCIAN PENERIMAAN
BAHAN BAKU BAHAN BAKU
SORTASI BAHAN
BAKU PENCUCIAN
BAHAN BAKU
PENYIANGAN
BAHAN BAKU
SORTASI BAHAN
BAKU
PENCUCIAN 2
PENIRISAN PENYIANGAN
BAHAN BAKU
PENDINGINAN
PENCUCIAN 2
PENGEMASAN
PENIRISAN
PELABELAN
PENDINGINAN
PENGEMASAN
PELABELAN
Semua langkah yang tercantum pada hari ini tidak berbeda di-
dalam alur proses, tujuan dan bandingkan mutu produk pangan
metode yang digunakan harus sebelumnya maupun yang akan
tercatat dalam lembaran analisis datang.
proses produksi baik (Tabel 5.1).
Hal ini dimaksudkan agar mutu
produk pangan yang dihasilkan
BAB VI
PROSEDUR STANDAR
OPERASI SANITASI
cuci harus ditiriskan dan disimpan kerja meliputi sepatu boot, jas
di tempat yang bersih. kerja, sarung tangan, masker,
dan tutup rambut. Agar terjamin
kebersihannya, pakaian kerja
harus dicuci setiap hari oleh peru-
sahaan. Pakaian kerja yang te-
lah dicuci disimpan di tempat ber-
sih. Sepatu dicuci dan disikat
sampai bersih. Air yang diguna-
kan untuk mencuci sepatu adalah
air yang mengandung klorin ber-
kadar 150 ppm.
BAB VII
ANALISIS BAHAYA
DAN PENENTUAN TITIK KRITIS
mana yang akan menjadi perha- dalam jangka waktu kurang dari
tian utamanya. 2-3 minggu sekali.
Kesuksesan studi HACCP ini ter- Perencanaan dan tujuan dari
gantung pada: (a) pengetahuan akhir program harus didefinisikan
dan kompetensi anggota-anggota sejak awal studi dan sistem
tim terhadap produk, proses dan pelaporan hasil kerja dari tim
potensi bahaya yang perlu diper- HACCP harus disusun. Segera
hatikan; (b) pelatihan yang sudah setelah tahap pendahuluan ini
mereka jalani tentang prinsip- dilakukan, tim harus memiliki
prinsip metode ini; dan (c) kom- informasi dasar tentang potensi
petensi pelatih. bahaya yang telah dipertimbang-
kan dan diproses.
Tergantung pada kasusnya, tim
ini bisa terdiri dari 4-10 orang Tanggung jawab dan wewe-
yang menguasai proses produksi nang dari setiap anggota tim
dan potensi bahaya yang hendak harus didefinisikan dan didoku-
diperhatikan. Sebagai acuan, tim mentasikan dengan memperha-
HACCP ini terdiri dari pemimpin tikan jaminan keamanan pangan.
produksi, quality control, bagian
teknis dan perawatan.
7.5.1.2 Mendeskripsikan
Pada beberapa tahapan studi, tim
ini dapat dilengkapi dengan produk
kompetensi-kompetensi yang lain Untuk mendapatkan hasil kerja
seperti marketing, penelitian dan HACCP yang maksimal, ada
pengembangan (R&D). Pembeli- program-program yang harus
an, pemesanan/ launching, iklan, dilaksanakan. Aturan dasar yang
undang-undang dst. Sesuai de- harus diamati adalah ketika akan
ngan kebutuhan, seorang ahli menerapkan HACCP dalam
teknis (internal maupun ekster- suatu industri pangan, langkah
nal) atau spesialis pada masalah pertama yang harus dilakukan
yang sedang dipelajari bisa dili- adalah meninjau program yang
batkan sebagai anggota tim. sudah dilaksanakan. Peninjauan
Sumberdaya harus didefinisikan ini dimaksudkan untuk melakukan
setepat mungkin. Sumberdaya pemeriksaan apakah seluruh
dapat berupa (waktu untuk rapat, persyaratan yang diperlukan
biaya pengujian, biaya sumber dalam penerapan HACCP telah
informasi, biaya konsultan ahli dipenuhi. Akan lebih baik apabila
dari luar). dilengkapi dengan tindakan
Frekuensi rapat tergantung pada pengendalian dan dokumentasi.
rangkaian tujuan dan ketersedia- Dokumentasi dapat berupa
an. Sebaiknya rapat dilakukan deskripsi program, orang-orang
yang berwenang dan catatan
LINGKUP STUDI :
Produk / proses : ......................................................................................
Potensi Bahaya yang Dituju : ............................................................
..................................................................................................................
Bagian dari rantai makanan yang dituju : ................................................
..................................................................................................................
TUJUAN : ................................................................................................
..................................................................................................................
KOMPOSISI TIM
Nama Posisi
1. ................................................. .......................................................
2. ................................................. .......................................................
3. ................................................. .......................................................
4. ................................................. .......................................................
5. ................................................. .......................................................
KARAKTERISTIK UMUM
1. pH
…………. ……………………………………
2. Aw
…………. ……………………………………
3. Penerimaan To(oC)
…………. ……………………………………
4. Penyimpanan To(oC)
…………. ……………………………………
5. Tanggal Kadaluarsa
…………. ……………………………………
NAMA ................................................................
KOMPOSISI/FORMULA ................................................................
PERLAKUAN ...............................................................
% digunakan dalam proses ...............................................................
PELABELAN :
KONDISI DISTRIBUSI
KOMENTAR :
Selain hal tersebut juga disaran- proses yang tepat akan memu-
kan untuk menguji kejelasan dan dahkan analisis potensi bahaya.
kemudahan akses petunjuk peng-
Alur proses disusun dalam suatu
gunaan produk yang dihasilkan
diagram secara sederhana, leng-
(Gambar 7.4).
kap, dan jelas menguraikan pro-
ses. Alur proses harus menje-
laskan mengenai bahan baku,
7.5.1.4 Menyusun diagram alir
tahap pengolahan dan penge-
Pembuatan alur proses adalah masan, serta mencakup data
tahapan sangat penting. Proses- yang diperlukan untuk analisis
nya sulit karena alur proses bahaya, termasuk informasi me-
memerlukan pembahasan men- ngenai kemungkinan terjadinya
dalam dari seluruh anggota tim kontaminasi.
HACCP. Alur proses harus men-
Peranan alur proses sangat
cakup seluruh tahapan dalam
besar dalam penentuan bahaya
proses produksi yang telah
dan penentuan titik kritis. Semua
ditentukan dalam tahap sebe-
tahapan produksi harus tercan-
lumnya dari rencana HACCP.
tum dalam alur proses. Hal ini
Alur proses menyajikan tahapan-
untuk mencegah timbulnya ma-
tahapan operasi yang saling
salah yang tidak dapat dikenda-
berkesinambungan. Alur proses
likan.
akan mengidentifikasi tahapan-
tahapan proses yang penting Bila HACCP akan diterapkan
mulai dari penerimaan bahan hanya pada beberapa bagian
baku menjadi produk akhir. tertentu dari alur proses, maka
Rincian yang tersedia harus harus dipertimbangkan tahapan
cukup rinci dan berguna untuk sebelum dan sesudah bagian
tahapan analisis potensi bahaya. tersebut.
Harus ada kesetimbangan antara
keinginan untuk mencantumkan
terlalu banyak tahapan dan 7.5.1.5 Mengkonfirmasi alur
keinginan untuk menyederhana- proses di lapang
kan secara berlebihan, sehingga Sebagai penyusun alur proses
rencana yang dihasilkan menjadi tim HACCP harus mengkonfirma-
kurang akurat dan kurang dapat sikan alur proses dengan semua
diandalkan. tahapan dan jam pelaksanaan.
Pada saat menyusun alur proses Verifikasi lapangan dimaksudkan
kemungkinan ada kesulitan untuk melakukan penyesuaian
dalam membuat definisi dari alur proses dengan kondisi di
tahapan proses. Seberapa jauh lapangan. Satu persatu kegiatan
proses tersebut harus dibagi yang tercantum di dalam alur
dalam tahapan-tahapan proses proses diperiksa di lapangan.
tersendiri. Pembagian tahap
STEP 2 STEP 6
STEP 3
STEP 5
STEP 4 STEP 12
STEP 9
STEP 10
STEP 13
Deskripsi/Nama
STEP 14
Info Proses
(To, Waktu, pH…)
STEP 15
BAHAN BAKU
Bahan mentah dapat mengandung bakteri dan ragi patogen Pemilihan supplier, pengawasan,
dalam jumlah yang melebihi batas pengendalian saat pengiriman dst.
Wadah yang kosong dapat diterima dalam kondisi rusak Verifikasi prosedur pada tahap
berat sehingga dapat mengakibatkan kebocoran yang akan penerimaan
menimbulkan kontaminasi pasca proses
Bahan baku kering dapat mengandung spora bakteri, tikus Pemilihan supplier, pengawasan,
dan kotoran tikus pengendalian saat pengiriman dst.
TAHAPAN PROSES
Penyimpanan bahan mentah : suhu dan RH yang tidak Penyimpanan bahan mentah
tepat dapat mengakibatkan peningkatan jumlah bakteri Instruksi kerja no...
(berkembang biak)
Sanitasi
Tangki penyimpanan kotor dapat mengakibatkan
peningkatan jumlah bakteri (kontaminasi) Instruksi kerja no...
Proses Thermal : proses yang tidak tervalidasi dapat Spesifikasi proses termal,
mengakibatkan tidak tercapainya target dan ketahanan Prosedur, cara operasi, dst
bakteri patogen.
Kurangnya kepatuhan terhadap waktu, suhu dan faktor-
faktor kritis yang lain pada proses yang telah dijadwalkan
dapat mengakibatkan kurangnya proses panas sehingga
bakteri patogen bertahan hidup.
Dan seterusnya
BAHAN BAKU
...
TAHAPAN PROSES
BAHAN BAKU
Bahan baku dapat mengandung bahan asing yang berbahaya Pemilihan supplier,
(HEM/Hazardous Extragenous Material) seperti kaca, logam, plastik pengawasan, dan audit
dan kayu
TAHAPAN PROSES
......
European Committee for Standardisation. 2004
Tidak Ubah
proses, tahapan atau
Ya produk
Apakah pengendalian pada
tahap ini penting untuk Ya
keamanan pangan ?
Tidak Bukan
Stop
CCP
Tidak
STUDI Form
Judul Nama Produk
HACCP 8
Nama Produk :
Potensi
Bahaya
.....
CCP-1B Kontaminasi setelah Spesifikasi wadah Pengamatan visual Pengosongan pallet sambil Pengamatan Kosongkan
Pengawasan pengosongan wadah
proses akibat wadah dari perusahaan, oleh oprator menghilangkan wadah yang keliru, visual oleh QC wadah.
yang keliru atau tidak ada pengosongan pallet dan rusak+ beritahu bagian QC + setiap 4 jam Kumpulkan
rusak kerusakan yang operator menahan pallet yang catatan.
serius tersisa dan QC memeriksa
CCP-1P Kontaminasi setelah Tidak ada bahan Pengamatan visual Pengosongan pallet Pengamatan Kosongkan
proses akibat wadah asing lain terus menerus oleh menghilangkan wadah dengan visual oleh QC wadah.
yang keliru atau operator bahan asing lain+ beritahu bagian setiap 4 jam Kumpulkan
rusak pengosongan pallet QC + operator menahan pallet catatan.
yang tersisa dan QC memeriksa
PENGKAJIAN ULANG
KETERANDALAN RENCANA HACCP
Formulir 11
Jelaskan Produk
1.
2. Jelaskan Produk
3.
Daftar
BAB VIII
MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM
a. Bentuk Tabel
Grafik Histogram
Jenis Hari ke-
ikan 1 2 3 4 100
Ikan 20.4 27.4 90 20.4 80
laut 60
40
Ikan 30.6 38.6 34.6 31.6
20
payau
0
Ikan 45.9 46.9 43 45.9 hari ke-1 hari ke-2 hari ke-3 hari ke-4
tawar
Ikan laut Ikan payau Ikan tawar
Gambar 8.1. Penyajian data dalam
bentuk tabel
Gambar 8.3. Penyajian data dalam
bentuk grafik histogram
b. Bentuk Grafik
Grafik merupakan data yang di-
tampilkan dalam bentuk gambar.
Beberapa keuntungan menampil- Grafik Batang
kan data dalam bentuk grafik
antara lain : 100%
80%
1. Data lebih cepat, mudah, je- 60%
bel yang melekat dalam botol se- nuh mikroba yang akan ditum-
cara teliti untuk mencegah kesa- buhkan. Namun bila terlalu ’di-
lahan. Peganglah botol sedemi- ngin’, dikhawatirkan media sudah
kian rupa sehingga bagian label membeku sehingga sulit dituang-
terletak pada telapak tangan. Mi- kan.
ringkan botol untuk membasahi
tutupnya dengan bahan kimia di c. Menimbang
dalam botol. Hal ini dimaksudkan Menimbang merupakan kegiatan
untuk memudahkan membuka- di laboratorium yang memiliki pe-
nya. ran penting dalam menghasilkan
data akurat. Kegiatan menim-
Bukalah tutup botol dengan cara bang harus dilakukan secara cer-
menjepitnya diantara jari. Tuang- mat dan hati-hati untuk memini-
kan bahan kimia cair dengan malkan kesalahan.
bantuan batang pengaduk. Bila
akan menuangkan ke dalam ge- Neraca sangat tergantung dari
las ukur, bahan kimia dapat lang- kapasitas dan tingkat ketelitian-
sung dituangkan ke dalam gelas nya. Neraca yang kapasitasnya
ukur tersebut atau ditampung ter- besar biasanya kurang teliti se-
lebih dahulu ke dalam dalam ge- hingga biasa disebut neraca ka-
las kimia. Selanjutnya barulah sar, sedangkan neraca yang
bahan kimia tersebut dituangkan kapasitasnya kecil memiliki kete-
ke dalam gelas ukur. litian lebih baik sehingga biasa di-
sebut neraca halus (neraca ana-
Dalam menuangkan bahan kimia litik).
dari botol harus diperhatikan
ukuran mulut botol dengan ukur- Berdasarkan prinsip kerjanya ne-
an wadah penampung. Ukuran raca terbagi menjadi neraca me-
mulut botol harus lebih kecil dari- kanik dan digital. Neraca digital
pada ukuran mulut wadah pe- lebih cepat kerjanya dan lebih te-
nampung. liti.
ngan menekan tombol tera dan atau pipet ukur. Untuk memper-
secara otomatis neraca digital oleh hasil pengukuran yang aku-
akan menampilkan angka nol. rat, gunakan gelas atau pipet
ukur yang bersih sehingga tidak
Timbang wadah bahan untuk me- ada bahan cair yang tertinggal
ngetahui bobotnya. Bobot dari pada alat ukur tersebut.
bahan kimia dapat diketahui de-
ngan cara mengurangkan bobot Gelas atau pipet ukur yang di-
total dengan bobot wadah. Bila gunakan harus disesuaikan de-
menggunakan neraca digital, pe- ngan volume bahan cair yang
nentuan bobot wadah bahan ti- akan ditentukan volumenya. Ba-
dak perlu dilakukan. Simpan wa- calah secara teliti skala yang
dah bahan pada neraca digital, terdapat dalam alat pengukur.
lalu tekan tombol tera. Secara Jangan sampai salah membaca
otomatis neraca digital akan me- skala, misalnya satuan terkecil-
nampilkan angka nol, yang berarti nya ml, 0.1 ml atau µm.
angka yang akan ditampilkan da-
lam proses penimbangan adalah Isaplah zat cair yang akan diukur
bobot bahan kimia. volumenya sampai di atas garis
batas. Bila yang akan diukur
Masukan bahan kimia yang akan adalah zat cair yang berbahaya,
ditimbang sesuai prosedur penu- gunakan ball pipet. Tutup ujung
angan bahan kimia. Pasang be- pipet dengan jari telunjuk, kemu-
ban timbangan sesuai dengan dian angkat. Keringkan dahulu
bobot bahan kimia yang diingin- ujung pipet dengan menggunkan
kan. Lakukan penambahan atau kertas saring. Turunkan permu-
pengurangan bahan kimia hingga kaan zat cair dengan cara mem-
diperoleh bobot yang diinginkan. buka ujung telunjuk secara hati-
hati sampai tanda volume. Ma-
Bila penimbangan telah selesai, sukan zat cair ke dalam tempat
kembalikan semua dalam posisi yang disediakan.
semula. Bersihkan piring neraca
atau permukaan neraca. Naikkan Isilah gelas ukur dengan bahan
penahan neraca agar piring yang akan diukur volumenya.
neraca tidak bergoyang. Matikan Perhatikan permukaan zat cair
arus listrik bila menggunakan yang diukur. Bila permukaannya
neraca digital. cekung dibaca pada permukaan
bagian terbawah dan bila per-
mukaannya cembung dibaca pa-
d. Mengukur volume bahan da permukaan bagian paling
cair atas. Pembacaan skala harus
Volume bahan cair dapat diukur lurus dengan mata.
dengan menggunakan gelas ukur
didokumentasi dan divalidasi; (2) tidak sesuai lagi atau tidak mung-
semua metode harus dipelihara kin untuk dilaksanakan. Apabila
kemutakhirannya dan tersedia diperlukan, metode standar dapat
untuk staf laboratorium yang dilengkapi dengan rincian tam-
membutuhkan; (3) personel yang bahan untuk menjamin
bersangkutan harus dilatih dan keteraturan dalam penerapannya.
dievaluasi kompetensinya; dan Apabila pelanggan tidak meminta
(4) metode tersebut harus terus secara khusus metode yang
dipelajari oleh staf laboratorium digunakan, laboratorium harus
yang bersangkutan untuk me- memilih/menyeleksi metode yang
ningkatkan keahliannya. sesuai, misalnya:
1. standar internasional, regio-
8.4.4.1 Pemilihan metode nal, atau nasional yang telah
Dalam melaksanakan perannya, dipublikasi oleh badan stan-
laboratorium pengujian harus dar internasional atau nasio-
menggunakan metode pengujian, nal, seperti: Standar Nasional
termasuk metode pengambilan Indonesia (SNI), Standar
sampel, dalam melaksanakan Australia, ISO, ASTM, AOAC,
pengujian. Hal ini dilakukan untuk WHO, dan lain-lainnya;
memenuhi keinginan pelanggan 2. metode yang dikeluarkan/
juga untuk memberi jaminan ke- dipublikasi oleh organisasi
sesuaian dengan hasil pengujian yang mempunyai reputasi,
yang dilakukan. seperti yang dikembangkan
oleh ilmuwan dan dipublikasi
Metode pengujian yang diguna- dalam jurnal ilmiah;
kan dalam kegiatan pengujian di 3. metode yang tertera berasal
laboratorium harus memiliki stan- dari buku teks atau jurnal
dar yang telah dipublikasi dan yang relevan;
berlaku secara internasioanl, 4. metode yang dikeluarkan oleh
regional, nasional, atau minimal pembuat peralatan (manual);
antara penjual dan pembeli. atau
Beberapa pembeli dari negara di 5. metode yang telah dikem-
Eropa memiliki standar kualitas bangkan atau diadopsi labo-
sendiri yang berbeda dengan ratorium dan telah divalidasi
standar kualitas negara lain. Hal (biasanya digunakan untuk
ini tidak bertantangan dengan keperluan khusus di lingku-
peraturan peraturan mengenai ngan laboratorium sendiri).
standarisasi yang berlaku secara
internasional. Dalam rangka melakukan pela-
yanan pengujian kepada pelang-
Metode standar tersebut haruslah gan, seharusnya pelanggan dibe-
edisi terbaru yang berlaku, kecu- ri informasi tentang metode yang
ali bila metode tersebut sudah telah dipilih untuk pengujian ter-
tuhan tentang uji yang mendesak. agar dapat dicapai hasil secara
Modifikasi juga dapat dilakukan lebih efisien.
apabila hasil analisis sebelumnya
juga menunjukkan hasil yang 8.5.3 Pelaksanaan rencana
abnormal. kerja
Setelah rencana kerja selesai
Rencana kerja harus dimulai dari dibuat, langkah selanjutnya ada-
rencana pengambilan/penerima- lah melaksanakan rencana
an sampel, penanganan sampel, tersebut. Dalam melaksanakan
pengujian sampel, pencatatan rencana kerja perlu penyediaan
hasil pengujian dan pembuatan prosedur kerja yang relevan yang
serta penyampaian laporan. dapat digunakan sebagai pedom-
Dengan demikian, pelaksanaan an. Dengan prosedur kerja yang
rencana kerja membutuhkan du- jelas, penanganan tugas dapat
kungan sarana, peralatan dan dilakukan dengan mengikuti ta-
metode pengujian serta pelapor- hapan yang tercantum dalam
an. prosedur kerja.
8.13. Evaluasi
BAB IX
PERSIAPAN ANALISIS MUTU
Jenis Kapasitas
labu (ml)
Mulut 5, 10, 25, 50, 100,
sempit 150, 250, 500, 1000,
dan 2000
Mulut 50, 100, 250, 500,
lebar 1000, dqn 2000
Gambar 9.2 Gelas Ukur
Bagi Bagi
Kapasit Kapasit
an an
as as
skala skala
---ml---
10 0.2 250 2
25 0.5 500 5
50 1 1000 10
100 1 2000 20
e. Labu Volumetri
Labu volumetri atau labu ukur
terbuat dari gelas jernih, dengan
atau tanpa tutup polipropilen
(Gambar 9.5). Kapasitas labu
adalah sebagai berikut :
Jenis Kapasitas
Labu (ml)
Tanpa 10, 25, 50, 100, 250,
Tutup dan 500
Gambar 9.3. Labu Erlenmeyer Dengan 1, 2, 5, 10, 20, 25,
dengan berbagai ukuran Tutup 50, 100, 200, 250,
500, 1000, dan 2000
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/merc
hant.mvc...
d. Labu Filtrasi
Labu filtrasi merupakan gelas
pyrex yang memiliki dasar bulat
dan kapasitas 100, 250, 500
dan 1000 ml (Gambar 9.4).
Fungsi utama dari labu filtrasi
adalah untuk proses penyaring-
an Buchner, dan dapat dihu-
bungkan ke pompa hisap.
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...
Gambar 9.7a. Boiling flask flat
bottom
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/merc
hant.mvc...
Gambar 9.7b : Boiling Flask –
Round Bottom
Fungsi utama labu adalah untuk Sumber :
memanaskan cairan. www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...
i. Tabung Reaksi
Tabung reaksi terbuat dari gelas
tahan panas, pyrex atau boro-
silikat. Dindingnya tipis hingga
medium dan berbibir (Gambar Gambar 9.9. Tabung reaksi
9.9). Tabung reaksi memiliki (test tube)
beberapa ukuran sebagai be- Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
rikut :
merchant.mvc...
j. Botol Pereaksi
Botol perekasi terbuat dari gelas
jernih atau berwarna dengan
leher sempit hingga lebar dan
tanpa atau dilengkapi dengan
tutup. Tutup botol pereaksi ter-
buat dari bahan gelas atau poli-
Gambar 9.10. Botol pereaksi
propilen (Gambar 9.10). Kapa-
(reagen bottle) lengkap
sitas dari botol peraksi adalah dengan tutupnya
sebagai berikut :
Sumber :
Jenis Kapasitas www.thesciencefair.com/Merchant2/
Botol (ml) merchant.mvc...
Jernih
atau 30, 60, 125, 250,
kuning, 500, dan 1000 Fungsi utama dari botol pere-
tutup PP aksi adalah menyimpan senya-
Jernih wa pereaksi.
atau
kuning
30, 60, 120, 250, k. Bejana lonceng
sawo
500, dan 1000 Benjana lonceng ada beberapa
dengan
tutup jenis, yaitu (a) dengan knob
gelas bulat di bagian atas (Gambar
Jernih 9.11a); (b) dengan soket di
atau bagian atas baik dengan atau
50, 100, 300, 500, tanpa penutup; (c) dilengkapi
berwarna
1000 dan 2000 dengan pompa penghisap
kuning
sawo (Gambar 9.11b).
Botol
pereaksi Adapun kapasitas bejana
(reagent 125, 250, dan 500 lonceng adalah sebagai berikut :
bottle)
Kapasitas
Jenis
---mm---
Dengan 200 x 150; 250 x 175;
knob 300 x 200
Dengan 200 x 150; 250 x 175;
soket 300 x 200
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...
l. Corong
Corong terbuat dari kaca be-
ning, pyrex, plastik atau porse-
len. Pada plastik dan kaca
bening bentuknya sama seperti
173 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Persiapan Analisis Mutu
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/me
rchant.mvc...
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...
b. tinggi
Kapasitas Φ atas Tinggi
(ml) (mm) (mm)
5 25 20
Gambar 9.14. Corong pemisah
10 30 25
berbentuk lonjong (kiri) 18 35 30
dan kerucut (kanan) 30 42 35
65 55 50
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/me
rchant.mvc...
o. Krusibel
Krusibel terbuat dari porselen
dengan bentuk pendek tebal
atau tinggi, dilengkapi atau
tanpa penutup (Gambar 9.15.).
Krusibel memiliki dinding dalam
dan luar yang diglazier (dilapis).
Gambar 9.15. Krusibel dengan
tutup
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...
q. filter
Filter terbuat dari kaca dengan
berbagai ukuran (Gambar
9.17.). Gambar 9.18. Pipet tidak berskala
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...
b. Pipet berskala
Pipet berskala memiliki bentuk
beragam (Gambar 9.19a,b.).
Gambar 9.17. Filter Perbedaan yang nyata adalah
dari alat penghisapnya. Kapasi-
Sumber : tas volume pipet adalah sebagai
www.thesciencefair.com/Merchant2/ berikut :
merchant.mvc...
Jenis Kapasitas
Kegunaan filter untuk memisah- pipet
kan komponen tertentu dari Hanya 2, 5, 10, 20, 25, 50
komponen lainnya. Ukuran filter satu dan 100 ml
bervariasi tergantung dari jenis tanda
kapasitas
176 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Persiapan Analisis Mutu
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
Gambar 9.19a. Pipet volumetri merchant.mvc...
Rentang
Rentang suhu kenaikan Gambar 9.22. Termometer
terendah Tertinggi suhu
- 10 50 0.5 Sumber :
- 10 110 1 www.thesciencefair.com/Merchant2/
- 10 200 1 merchant.mvc...
- 10 250 1
- 10 360 2 Fungsi utama termometer da-
- 10 400 2 lam laboratorium adalah mengu-
kur suhu suatu senyawa kimia
- 40 40 0.5
(cair) atau suhu ruang inkuba-
- 80 30 1
tor.
- 120 30 1
b. Piknometer
Piknometer adalah alat untuk
Umumnya termometer memiliki membandingkan berat jenis zat
skala dalam derajat selsius. cair atau zat padat (Gambar
Cairan yang digunakan untuk 9.23).
menunjukkan suhu dapat beru-
pa alkohol atau air raksa. Ukur-
an termometer bervariasi, na-
mun umumnya memiliki panjang
30 mm dan lebar 6-7 mm.
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...
c. Hidrometer
Hidrometer adalah alat yang da-
pat digunakan untuk mengukur
berat jenis atau kepekatan air
(Gambar 9.24)
Sumber :
www.tpub.com/engine3/en33-
92.htm
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/ 9.1.2 Jenis Peralatan non
merchant.mvc... Gelas
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...
Gambar 9.27. Otoklaf
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...
Sumber :
www.calvin.edu/academic/biology/t
echnology
f. Peralatan inokulasi
Peralatan inokulasi adalah per-
alatan yang digunakan untuk
menginokulasi mikroba. Bahan
yang digunakan dapat berupa
besi atau gelas. Bentuk peralat-
an inokulasi panjang dengan
bagian ujungnya lurus atau
bulat (Gambar 9.31).
Gambar 9.32a. Penjepit
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...
g. Penjepit
Penjepit (Gambar 9.3) adalah Gambar 9.32b. Swivel utility
alat yang digunakan untuk men- clamp
jepit. Bahan yang digunakan Sumber :
untuk membuat penjepit adalah www.thesciencefair.com/Merchant2/
logam, plastik, karet atau kombi- merchant.mvc...
nasi ketiganya. Bentuk penjepit
bermacam-macam, tergantung
dari fungsinya. Oleh karena itu,
pemilihan penjepit yang diguna-
kan harus disesuaikan dengan
alat yang akan dijepit.
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...
i. Nicholson Hydrometer
Gambar 9.33a. Statif dengan Nicholson Hydrometer adalah
batang statif tunggal yang alat yang dapat digunakan un-
terletak ditepi alas tuk mengukur kelembaban
Sumber : (Gambar 9.34)
www.thesciencefair.com/Merchant2/m
erchant.mvc...
9.2.1 Menimbang
Salah satu kegunaan peralatan
dasar adalah untuk menimbang
bahan kimia atau sampel yang
akan dianalisis. Untuk menim-
bang bobot bahan pangan da-
pat dilakukan tahapan berikut :
1) Bersihkan neraca dan piring
neraca dari sisa bahan atau
kotoran lainnya. Gambar 9.35. Neraca
2) Neraca timbangan harus di-
buat seimbang terlebih da- Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000
hulu dengan cara mengge-
ser sekrup pengatur sehing-
ga jarum menunjukan angka 9.2.2 Menginokulasi
nol. Kegunaan peralatan dasar lain-
3) Timbang wadah bahan (bo- nya adalah untuk kegiatan
tol, kaca arloji, atau alas menginokulasi mikroba. Ada
lainnya) dengan meletak- beberapa tahapan yang perlu
kannya pada piring timba- dilakukan dalam menginokulasi
184 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Persiapan Analisis Mutu
Sumber :
9.2.3 Mengukur Volume www.thesciencefair.com/Merchant2/
Fungsi lain dari peralatan dasar merchant.mvc...
adalah untuk mengukur volume.
Volume zat cair dapat diukur
dengan menggunakan gelas 3) Tuang bahan kimia yang
atau pipet ukur. Cara pengukur- akan ditentukan volumenya
annya adalah sebagai berikut : ke dalam gelas ukur.
1) Gunakan gelas atau pipet 4) Bacalah skala untuk
ukur yang bersih dan menentukan volumenya.
ukurannya sesuai dengan Pembacaan skala harus
volume bahan kimia yang lurus dengan mata. Bila
akan diukur. permukaan bahan kimia
2) Baca skala yang tercantum cekung, pembacaan skala
pada gelas atau pipet ukur dilakukan pada permukaan
dan tentukan harga setiap terbawah dan bila permuka-
skala. annya cembung pembacaan
185 Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Persiapan Analisis Mutu
Material yang
Metode Perlakuan Mekanisme
disterilisasi
Autoclaving Uap panas 121oC, tekanan Koagulasi Peralatan yang
15-17 Psi selama 15 menit protein tahan panas,
sampai beberapa jam seperti gelas, besi
dan beberapa
plastik
Oven Udara panas 160oC selama Koagulasi Peralatan gelas
10 jam atau lebih protein dan besi, tetapi
tidak disarankan
untuk plastik dan
cairan
Penyaringan Melewatkan bahan melalui Mikroba Senyawa yang
filter yang memiliki lubang ditangkap oleh tidak tahan panas
berukuran 0.22-0.45 µm filter seperti asam
(virus tidak dapat dihambat amino, vitamin,
dengan metode ini) anitbiotik, gula dan
lain-lain
Radiasi Penyinaran dengan Merusak asam Plastik. Hanya
ultraviolet atau radiasi energi nukleat efektif untuk
tinggi lainnya permukaan saja
Gas Penguapan dengan gas Menginaktifkan Padatan yang tidak
yang reaktif, misalnya etilen enzim tahan panas,
oksida misalnya plastik
Sumber :
www.thesciencefair.com/Merchant2/
merchant.mvc...
BAB X
PENGAMBILAN SAMPEL
Jumlah sampel yang harus di- asal sampel. Tujuan utama pe-
ambil sangat dipengaruhi oleh ngambilan sampel yang mewakili
jumlah mikroba dan tingkat pe- adalah untuk menghindari bias.
nyebarannya. Makin banyak dan
menyebarnya mikroba, maka Untuk dapat mengambil sampel
sampel yang diambil lebih sedikit. yang mewakili dapat dilakukan
dengan cara melakukan penari-
Selain jumlahnya, metode pe- kan sampel secara acak. Untuk
ngambilan sampel juga berpe- kegiatan tersebut dapat menggu-
ngaruh terhadap kesimpulan nakan tabel bilangan acak. Cara
yang dihasilkan. Pengambilan lainnya adalah dengan melaku-
sampel harus dilakukan secara kan pendekatan berdasarkan
aseptis agar tidak terjadi pence- stratifikasi. Dengan cara ini,
maran. Peralatan yang diguna- pengambilan sampel secara acak
kan harus steril. Bahan pangan dilakukan dari setiap strata, mi-
yang berbentuk cair harus diambil salkan dari bagian atas, tengah
dengan menggunakan pipet. dan dasar kontainer.
Bahan berbentuk padat dapat di-
ambil dengan menggunakan pi- Penarikan sampel secara acak
sau, garpu, sendok atau penjepit dilakukan untuk memberikan ke-
yang sudah disterilisasi terlebih sempatan yang sama bagi setiap
dahulu. Penimbangan sampel sampel untuk terambil. Pengam-
dilakukan dengan menggunakan bilan sampel secara acak dapat
wadah yang telah disterilisasi. dilakukan dengan memberi no-
Sampel yang telah diambil harus mor pada bahan yang akan diuji
segera dianalisa untuk mengu- mencatatnya pada kertas kecil.
rangi kemungkinan perubahan Setelah kertas diacak, diambil be-
jumlah mikroba selama waktu berapa lembar untuk dijadikan
penundaan. Untuk bahan yang sampel. Jumlah kertas yang di-
mudah rusak, seperti daging, ambil disesuaikan dengan jumlah
ikan, dan susu, analisa sampel sampel yang akan dianalisis.
sebaiknya segera dilakukan. Cara ini kurang efektif untuk
Apabila dalam waktu 2 – 3 jam jumlah lot besar.
setelah diambil tidak dapat se-
gera dianalisa, maka sampel ha- Cara lain untuk mengambil sam-
rus disimpan pada suhu 4 oC. pel yang mewakili adalah meng-
Dalam kondisi penyimpanan de- gunakan tabel acak sebagai alat
mikian, sampel tidak boleh disim- bantu. Caranya adalah meng-
pan lebih dari 10-12 jam. gunakan pinsil untuk menunjuk
satu tempat di tabel acak. Angka
Sampel dapat dikatakan mewakili yang terdekat dengan ujung pinsil
apabila kondisi sampel menyeru- dianggap sebagai digit pertama
pai kondisi lot yang merupakan nomor sampel.
Angka
Ukuran
Pengambilan Komulatif
contoh Penerimaan penolakan
sampel
Pertama 50 50 # 3
Kedua 50 100 0 3
Ketiga 50 150 1 4
Keempat 50 200 2 5
Kelima 50 250 3 6
Keenam 50 300 4 6
Ketujuh 50 350 6 7
Sumber : Muhandri dan Kadarisman, 2006
Perlu diingat bahwa personil yang Bila bahan atau produk pangan
membawa sampel tidak bertang- berbentuk padat, mikroba dapat
gungjawab terhadap pengambi- disuspensikan dengan cara mela-
lan sampel (sampling), penyiapan rutkan sampel ke media pelarut.
sampel, pengiriman sampel, dan Metode yang biasa digunakan
pengujian sampel. untuk melarutkan mikroba dari
bahan atau produk pangan ber-
Pengiriman sampel harus berda- bentuk padat adalah dengan cara
sarkan prosedur yang berlaku, mengusap permukaan produk
yaitu : (swabbing), pencucian (rinsing),
a. Waktu pengiriman sampel di- dan penghancuran (blending)
lakukan sesegera mungkin
b. Untuk sampel berupa daging Untuk pemeliharaan integritas
segar, sebaiknya sudah sam- sampel, perlu diperhatikan hal
pai di tempat pengujian kura- berikut :
ng dari 24 jam a. Wadah yang digunakan untuk
c. Sampel segar / dingin disim- menyimpan sampel harus
pan pada suhu 0 – 40 oC yang cocok. Wadah sampel
d. Sampel beku disimpan pada dapat terbuat dari kaca atau
suhu -20oC gelas, plastik, atau ember.
e. Penambahan bahan penga- b. Alat digunakan untuk me-
wet hanya dilakukan untuk ngambil sampel harus sesuai
pengujian patologis. dengan peruntukannya
c. Bahan pengawet yang digu-
Sub sampel disiapkan untuk nakan untuk mengawetkan
menjamin bahwa sampel mewa- sampel sesuai dengan perun-
<5 8
5 – 15 20
15 – 40 40
40 – 60 60
60 – 80 80
80 – 100 100
100 - > >120*
Keterangan :
* tidak lebih dari 0.08% jumlah ikan yang
didaratkan
Level maksimum
Jumlah Ikan dalam lot Jumlah sampel ikan penerimaan
(unit c)
2 – 15 2 0
16 – 25 3 0
26 – 90 5 0
91 – 150 8 1
151 – 500 13 1
501 – 1200 20 2
1201 – 10 000 32 3
10 001 – 35 000 50 5
35 001 – 500 000 80 7
500 001 - ................ 125 10
Keterangan :
Untuk mengetahui bobot ikan dalam lot, ambil dan timbang 10 ekor ikan secara acak,
timbang dan tentukan rata-rata bobotnya. Jumlah ikan dalam satu lot dapat diketahui
dengan menimbang bobot lot dibagi dengan bobot rata-rata ikan
BAB XI
PENGGUNAAN
INSTRUMEN LABORATORIUM
e. Masukan plat kaca dan plat d. Bila ada data / hasil interpre-
aluminium yang telah di spot tasi yang tidak sesuai dengan
ke dalam bejana kromato- spesifikasi harus dilaporkan
grafi. Tutup. kepada penanggung jawab.
f. Setelah terjadi elusi pada e. Masalah yang menyebabkan
batas yang telah ditentukan, data atau hasil yang tidak
plat diangkat biasa, yang disebabkan oleh
g. Plat dipanaskan di oven pada prosedur atau peralatan harus
suhu 100oC selama 10menit diidentifikasi
h. Plat diwarnai dengan H2SO4
10% 11.3.5 Penjagaan keamanan
i. Amati bentuk spot yang ter- a. Cara kerja telah ditetapkan
bentuk dan tentukan harga Rf. dan dilaksanakan untuk me-
mastikan keamanan pribadi
11.3.3 Penyiapan sampel maupun personel laboratori-
Sampel yang akan dianalisis ha- um lainnya.
rus disiapkan dahulu. Tahapan b. Produksi limbah diperkecil /
penyiapan sampel meliputi peng- diminimalkan
gilingan, penghalusan, penyiapan c. Pembuangan limbah laborato-
pelarutan cakram pengabuan, rium dilakukan sesuai prose-
pereflukan, pengekstrasian, pe- dur agar tidak menimbulkan
nyaringan, penguapan, flokulasi, masalah
pengendapan, atau sentrifugasi/ d. Peralatan dan pereaksi yang
pemusingan telah digunakan segera diber-
sihkan, dirawat, dan disimpan
Sampel yang telah disiapkan se- kembali.
lanjutnya dianalisis secara kro-
matografi. 11.3.6 Penjagaan catatan
laboratorium
11.3.4 Pemrosesan data a. Data hasil pegujian dicatat
a. Data hasil pengujian dicatat. b. Kerahasiaan informasi peru-
Bila ada data pengamatan sahaan dan data laboratorium
yang meragukan harus diberi dijaga
tanda khusus. c. Keamanan dari informasi pe-
b. Jumlah yang dihitung dipas- rusahaan dan data labora-
tikan konsisten dengan per- torium dijamin dan dipastikan
kiraan d. Catatan peralatan berdasar-
c. Hasil pengukuran dicatat dan kan prosedur dijaga
dilaporkan kepada penang-
gungjawab
BAB XII
ANALISIS KIMIAWI
% larutan awal
100 90 80 70 60 50 40 30 20
90 10
80 20 10
% larutan yang diinginkan
70 30 20 10
60 40 30 20 10
50 50 40 30 20 10
40 60 50 40 30 20 10
30 70 60 50 40 30 20 10
20 80 70 60 50 40 30 20 10
10 90 80 70 60 50 40 30 20 10
3. Prosedur
Prosedur analisis lemak adalah Keterangan:
sebagai berikut : KL = Kadar Lemak
1. Preparasi sampel Lc Cs x V
a) sampel bahan pangan seba- KAL (%) = --------------- x 100 %
nyak 0.2 g dalam tabung Ls b
Keterangan:
KAL = Kadar Asam Lemak
Lc = luas area contoh
Ls = luas area standar
Cs = konsentrasi standar
V = volume akhir
b = bobot contoh
BAB XIII
PENGUJIAN FISIK
BAHAN PENGEMAS
Sumber :
tw.bysources.com/sample/131411/
932.html
Sumber :
www.fdsmfg.com/wax_paper
Gambar 13.2. Kertas Glasin
6) daur ulang; 7) chipboard yang
Sumber : www.germes- banyak digunakan sebagai ke-
online.com/../food_packaging.html masan pelindung pada bahan
c. Polipropilen
Polipropilen (PP) termasuk jenis
plastik olefin yang merupakan
polimer dari propilen (Gambar
13.8 dan 13.9). Memiliki bebe-
rapa nama dagang, seperti bex- Gambar 13.8. PP resin tidak bera-
phane, dynafilm, luparen, escon, cun dengan transparansi
ole fane, dan pro fax. Plastik yang baik terutama
polipropilen memiliki sifat antara dikembangkan untuk ber-
bagai jenis pangan
lain : 1) ringan (0.9 g/cm3), mu-
dah dibentuk, tembus pandang Sumber : www_iraplast_com-
dan jernih dalam bentuk lembar- images-rigid-plastic-food-packaging-
an tipis namun tidak transparan 300_jpg.htm
h. Selulosa Asetat
Selulosa asetat terbuat dari selu-
Gambar 13.12. Poliviniladen Klorida
losa dan merupakan bahan kristal
(PVDC) termoplastik yang bersifat keras
namun mudah diproses. Dalam
Sumber : www.germes- proses pembuatannya, selulosa
online.com/../food_packaging.html dikombinasikan dengan asam
asetat dan asetat anhidrid melalui
katalis dan pelarut. Hasilnya
g. Selopan berupa selulosa triasetat yang
Selopan merupakan regenerasi jernih dan kemudian dihidrolisa
selulosa dengan sifat umum be- dengan air dan bahan penghi-
rupa : 1) transparan dan tampak drolisa. Selanjutnya bahan dike-
sangat terang; 2) tidak bersifat ringkan sehingga menghasilkan
termoplastik sehingga tidak bisa serpihan selulosa asetat. Untuk
direkat dengan panas; 3) tidak meningkatkan kekuatan selulosa
ÆÆÆÆ ÆÆÆ
P1 P2
C1 C2
BAB XIII
PENGUJIAN FISIK
BAHAN PENGEMAS
Sumber :
tw.bysources.com/sample/131411/
932.html
Sumber :
www.fdsmfg.com/wax_paper
Gambar 13.2. Kertas Glasin
6) daur ulang; 7) chipboard yang
Sumber : www.germes- banyak digunakan sebagai ke-
online.com/../food_packaging.html masan pelindung pada bahan
c. Polipropilen
Polipropilen (PP) termasuk jenis
plastik olefin yang merupakan
polimer dari propilen (Gambar
13.8 dan 13.9). Memiliki bebe-
rapa nama dagang, seperti bex- Gambar 13.8. PP resin tidak bera-
phane, dynafilm, luparen, escon, cun dengan transparansi
ole fane, dan pro fax. Plastik yang baik terutama
polipropilen memiliki sifat antara dikembangkan untuk ber-
bagai jenis pangan
lain : 1) ringan (0.9 g/cm3), mu-
dah dibentuk, tembus pandang Sumber : www_iraplast_com-
dan jernih dalam bentuk lembar- images-rigid-plastic-food-packaging-
an tipis namun tidak transparan 300_jpg.htm
h. Selulosa Asetat
Selulosa asetat terbuat dari selu-
Gambar 13.12. Poliviniladen Klorida
losa dan merupakan bahan kristal
(PVDC) termoplastik yang bersifat keras
namun mudah diproses. Dalam
Sumber : www.germes- proses pembuatannya, selulosa
online.com/../food_packaging.html dikombinasikan dengan asam
asetat dan asetat anhidrid melalui
katalis dan pelarut. Hasilnya
g. Selopan berupa selulosa triasetat yang
Selopan merupakan regenerasi jernih dan kemudian dihidrolisa
selulosa dengan sifat umum be- dengan air dan bahan penghi-
rupa : 1) transparan dan tampak drolisa. Selanjutnya bahan dike-
sangat terang; 2) tidak bersifat ringkan sehingga menghasilkan
termoplastik sehingga tidak bisa serpihan selulosa asetat. Untuk
direkat dengan panas; 3) tidak meningkatkan kekuatan selulosa
ÆÆÆÆ ÆÆÆ
P1 P2
C1 C2
BAB XIV
ANALISIS MIKROBIOLOGIS
a. Media Selektif
Media selektif dibuat dengan pe-
nambahan senyawa kimia yang
dapat menghambat satu kelom-
pok mikroba yang lain namun
memacu pertumbuhan mikroba
yang diinginkan. Contoh berikut-
nya dari Eropa adalah Columbia
CNA. Agar yang mengandung
Gambar 14.6. Agar deep tube antibiotik yang dapat mengham-
bat pertumbuhan gram negatif,
namun tidak terhadap bakteri
gram positif (Gambar 14.8).
b. Media Differensia
Media differensi mengandung ba-
han tambahan yang dapat me-
nyebabkan perubahan warna me-
dia apabila terjadi reaksi kimia
tertentu. Media ini digunakan un-
tuk membedakan bakteri berda-
sarkan karakteristik biokimia. Pe-
rubahan warna dalam koloni
Gambar 14.7. Lempengan agar disebabkan oleh fermentasi bak-
pada cawan petri
Ada beberapa cara untuk meng- g) Letakkan ose yang telah beri-
goreskan mikroba ke media agar, si mikroba di atas permukaan
diantaranya adalah penggoresan agar pada daerah 1 hingga
four way atau quadrant streak. mikrobanya menempel pada
Adapun cara kerja metode lem- permukaan agar.
peng gores adalah sebagai beri-
kut : h) Ose dibakar hingga berpijar
a) Tuang media agar cair ke da- dan dinginkan. Letakkan ose
lam cawan petri, lalu biarkan pada lempengan agar dimana
hingga mengeras. terdapat mikroba dan gosok-
an secara cepat beberapa kali
b) Bagi tiga bidang permukaan ke permukaan daerah 1.
atas cawan petri yang akan
digores dengan spidol atau i) Bakar kembali ose hingga
lainnya. berpijar dan dinginkan. Putar
cawan petri hingga membuat
c) Bakar jarum ose dari bagian sudut 90o dengan daerah 1.
pangkal dalam terus hingga Sentuhkan ose ke media kul-
ke bagian lup (ujung) sampai tur di daerah 1, dan gosokan
berpijar merah. beberapa kali ke media agar
di daerah 2.
d) Panaskan bibir tabung reaksi
yang berisi kultur mikroba de- j) Bakar kembali ose dan di-
ngan cara memutar tabung nginkan. Putar kembali ca-
sehingga semua bagian bibir wan petri hingga membentuk
tabung terkena api. sudut 90o dengan daerah 2.
Ambil mikroba dari daerah 2
e) Segera masukkan jarum ose dan goreskan di daerah 3
ke dalam tabung reaksi untuk dengan cara yang sama
mengambil mikroba, lalu se- seperti di daerah 2 (Gambar
gera keluarkan. Usahakan ke- 14.9).
tika memasukkan jarum ose
jangan sampai menyentuh
dinding tabung dan selalu di-
BAB XV
ANALISIS ORGANOLEPTIK
pangan dinyatakan sama oleh 18 Ada beberapa tipe uji yang dapat
dari 20 panelis semi terlatih. digunakan untuk menentukan
Sebagai contoh, bila dalam pe- adanya perbedaan antar sampel,
laksanaan uji sensori, 18 panelis yaitu uji berpasangan (paired
sudah menyatakan warnanya di- comparison, paired stimuli, atau
sukai berarti berarti bahan pa- paired test), uji triangle, uji duo-
ngan tersebut sudah disukai dari trio, uji pembanding ganda (mul-
segi warna. tiple standards), uji pasangan
jamak (multiple paired) dan uji
15.5.2 Uji Pembedaan stimulus tunggal.
Uji pembedaan adalah uji yang
dilakukan untuk mengetahui per-
bedaan antar sampel yang disaji- 15.5.3 Uji Kesukaan
kan. Uji ini digunakan untuk Uji kesukaan adalah uji yang
menganalisis apakah penggan- dilakukan untuk menentukan ting-
tian ikan kakap dengan ikan nila kat kesukaan panelis terhadap
akan mempengaruhi cita rasa bahan yang diuji. Sebelum pro-
kerupuk palembang. Hal yang duk baru dipasarkan, dilakukan
sama dapat dilakukan untuk dahulu uji kesukaan oleh panelis.
mengetahui sampai berapa ba- Semua kategori panelis dapat
nyak penambahan air yang tidak terlibat dalam pengujian kesuka-
mempengaruhi cita rasa sirup an karena hanya mengungkap-
buah. Pada pelaksanaannya, uji kan responnya secara spontan.
pembedaan dapat dilakukan de- Dalam pelaksanaan uji kesukaan
ngan menggunakan sampel pem- tidak membutuhkan sampel stan-
banding atau tidak. dar atau sampel yang telah diuji
sebelumnya sebagai sampel
Pelaksanaan uji pembeda dapat pembanding. Dengan demikian,
dilakukan dengan cara : (1) uji cara penyajiannya dilakukan
pembedaan sederhana, dimana secara berurutan, tidak sekaligus.
panelis hanya diminta untuk me- Keputusan untuk memasarkan
nilai ada atau tidaknya perbedaan produk baru tergantung dari
antar sampel dan (2) uji pem- pimpinan, berdasarkan hasil yang
bedaan terarah, dimana panelis diperoleh dari uji kesukaan.
tidak hanya diminta menilai
adanya perbedaan saja tetapi 15.5.4 Uji Skoring
juga menilai arah / intensitas Uji skoring digunakan untuk me-
perbedaan yang ada. Oleh ka- nilai sampel berdasarkan sifat
rena itu, uji pembedaan membu- bahan yang diamati. Panelis
tuhkan panelis yang terlatih agar yang digunakan dalam uji skoring
dapat menentukan adanya perbe- adalah panelis terlatih karena
daan dan arah perbedaan. panelis harus benar-benar faham
akan sifat bahan yang diamati.
X 2 = 6,48 → X α2 ( k −1) =
Taraf 0.05 = 7,81 Hc = X2 / FK
= 6,48 / 0,627
Taraf 0,10 = 6,25 = 10,340
3 1,5 2 2 4 8 6 12
3 2,5 4 1 16 64 60 60
Keterangan : Nilai X2 dan Hc >
5 1,5 2 3 4 X2 tabel
dari 8 pada6 taraf 10%18
maka pengujian signifikan
5 2 3 2 9
berbeda 27 (H ditolak),
nyata 24 48
berarti
o
terdapat perbedaan antar
5 2,5 2 2 4 8 6 12
perlakuan maka dilakukan Uji
Perbandingan Berganda (Multiple
5 2,5 4 1 16 64 60 60
Comparison), sebagai berikut :
5 3 3 2 9 10%27
Taraf : 24 48
5 3,5 2 2 4 8 6 12
7 3 3 2 9 27 24 α 48NK ( K + 1)
Ri − Rj ≤ Z 1 →
7 3,5 2 3 4 8 K (
6
K − 1) 18 6
Jumlah 336
0,1 15.4(4 + 1)
≤ Z 1 →
4(4 − 1) 6
≤ Z {1 → (0,008)}(7,071)
≤ Z (2,41)(7,071)
≤ 17,04
A 28,5 - a
C 37,5 9 - ab
D 37,5 9 0 - ab
B 46,5 18* 9 9 - b
Studi kasus
Di kota Magelang, Jawa Tengah,
terkenal dengan jajanan tradisio-
nal yang dominan citarasa manis,
sedangkan di Jawa Barat lebih
didominasi dengan makanan
jajanan yang tidak terlalu manis.
Sebagai calon produsen bahan
pangan, bagaimana Saudara me-
manfaatkan analisis organoleptik
apabila mau memasarkan pro-
duknya ke lokasi-lokasi tersebut.
BAB XVI
ANALISIS NUTRISI
Analisis nutrisi yang disajikan da- kan secara volumetrik. Biasanya
lam buku ini hanya meliputi ana- digunakan untuk menentukan
lisis karbohidrat, protein, lemak, laktosa (anhidrit atau mono-
air, vitamin, mineral, dan kadar hidrat), glukosa, fruktosa, maltosa
abu. (anhidrit atau monohidrat) dan
lainnya.
16.1. Analisis karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah sa- Penetapan gula pereduksi dida-
tu komponen nutrisi yang banyak sarkan atas pengukuran volume
dimanfaatkan sebagai sumber larutan gula pereduksi standar
pangan. Dengan demikian, kebe- yang dibutuhkan untuk mereduksi
radaannya dalam bahan pangan pereaksi tembaga basa yang
sangat penting. diketahui volumenya. Titik akhir
titrasi ditunjukan dengan meng-
Keberadaan karbohidrat dalam hilangnya warna metilen biru,
bahan pangan dinyatakan dalam karena kelebihan gula pereduksi
bentuk gula, glukosa, sakarosa, di atas jumlah yang dibutuhkan
pati atau serat kasar. untuk mereduksi semua temba-
ga.
Untuk menghasilkan data yang Larutan pereaksi yang digunakan
akurat, analisis karbohidrat harus dalam analisis gula pereduksi
diawali dengan persiapan sampel menggunakan metode Lane-Ey-
secara baik, persiapan peralatan, non adalah :
pereaksi, dan metode analisis,
pelaksanaan analisis, dan akhir- 1. Larutan tembaga sulfat
nya perhitungan. Persiapan sam- Larutkan 34.639 g CuSO4.
pel yang dikerjakan berdasarkan 5H2O dalam air. Encerkan
prosedur yang benar. sampai 500 ml dan disaring
dengan kertas saring. Tentu-
16.1.1 Jenis pengujian kan kadar tembaga, larutkan
karbohidrat sehingga mengandung 440.9
Jenis pengujian karbohidrat meli- mg Cu/25 ml
puti pengujian kuantitatif dan kua-
litatif terhadap : 2. Larutan tartrat basa
Larutkan 173 g garam Ro-
16.1.1.1 Gula pereduksi chelle dan 50 g NaOH dalam
Penetapan gula pereduksi dilaku- air, sencerkan sampai 500 ml.
kan dengan metode : Biarkan 2 hari dan saring
melalui asbes.
16.1.1.1.1 Lane-Eynon 3. Larutan Fehling yang telah
Pengukuran gula pereduksi de- distandarisasi.
ngan metode Lane-Eynon dilaku-
Cara Kerja
16.1.1.3.2 Metode Cleg- a. Ekstraksi
Anthrone 1. Timbang 1 g sampel ke-
Tambahkan asam perklorat ke ring atau 2.5 g sampel
dalam sampel untuk menghidro- basah yang mengandung
lisa pati dan gula-gula yang larut 60 – 300 mg total
sehingga dapat bereaksi dengan available carbohydrate.
anthrone membentuk warna biru 2. Pindahkan secara kuanti-
kehijauan dan dapat ditentukan tatif ke dalam gelas ukur
jumlahnya secara kolorimetrik (di- 100 ml bertutup.
nyatakan sebagai persen glu- 3. Tambahkan 10 ml air dan
kosa) aduk dengan mengguna-
kan gelas pengaduk untuk
Pereaksi yang digunakan : mendispersikan sampel
15.1.1 Asam Perklorat 52 % seluruhnya
Tambahkan 270 ml asam per- 4. Tambahkan 13 ml asam
klorat (BJ 1.70) ke dalam 100 ml perklorat 52%
air. Dinginkan sebelum diguna- 5. Aduk dengan gelas pe-
kan. ngaduk selama 20 menit
15.1.2 Larutan Asam Sulfat 6. Cuci gelas pengaduk di
Tambahkan dengan hati-hati 760 atas larutan (air cucian
ml asam sulfat pekat (1.84) ke masuk ke dalam larutan),
dalam 330 ml air. Dinginkan encerkan larutan menjadi
sebelum digunakan 100 ml
15.1.3 Pereaksi Anthrone 0.1 % 7. Campur merata, saring
dalam larutan asam sulfat dan masukkan ke dalam
Buat untuk setiap hari akan labu ukur 250 ml
digunakan karena pereaksi ini
o
C sampai diperoleh bobot 2. Pendingin tegak
yang konstan (sekitar 8 jam), 3. Filter gelas 2-G-4
timbang. 4. Oven
8. Abukan filter dan nedapan pa- 5. Tanur
da tanur yang bersuhu 450-
500 oC sampai diperoleh Cara kerja :
bobot yang konstan (sekitar 3 1. Timbang 0.5 g sampel bentuk
jam), timbang. tepung lolos aya-kan 30
mesh, masukkan ke dalam
Perhitungan : labu Erlenmeyer atau labu
a–b didih
% kadar NDF = ------------ x 100 2. Tambahkan 100 ml larut-an
W ADF
3. Refluks pada pendingin tegak
Dimana : selama 60 menit
a = berat filter dan endapan 4. Saring melalui filter gelas 2-
setelah dikeringkan (g) G-4
b = Berat filter dan endapan 5. Tempatkan filter gelas yang
setelah diabukan berisi residu pada gelas piala
c = berat awal sampel (g) 100 ml.
6. Tambahkan 25 ml H2SO4
72% dingin (15 oC) ke dalam
16.1.1.8.3 Penentuan lignin filter gelas, aduk dengan
Kandungan lignin dapat ditentu- gelas pengaduk sampai ter-
kan dengan mengekstrak sampel bentuk pasta halus. Biarkan
dengan larutan ADF sehingga gelas pengaduk berada da-
semua komponen selain selulo- lam filter gelas.
sa dan lignin larut. Selulosa yang 7. Biarkan selama 3 jam pada
ada dalam residu kemudian dihi- suhu 20 – 23 oC sambil
drolisa menggunakan H2SO4 diaduk-aduk setiap 1 jam
72% sehingga yang tersisa dalam sekali.
residu hanya lignin. 8. Dengan bantuan vakum laku-
kan penyaringan. Cu-ci resi-
Pereaksi yang digunakan dalam du dengan air panas sampai
penentuan lignin adalah : filtrat bebas asam (cek de-
1. Larutan ADF (lihat penetapan ngan kertas lakmus). Jangan
ADF) lupa cuci bagian pinggir filter
2. Larutan H2SO4 72% (w/v) dan gelas pengaduk dengan
3. Aseton air panas.
9. Bilas residu dengan ase-ton
Peralatan yang digunakan dalam 2-3 kali.
penentuan lignin adalah : 10. Keringkan filter gelas dalam
1. Timbangan analitik oven 100oC sampai diperoleh
Catatan :
Kolom lemak seharusnya ber-
warna kuning terang. Jika ada
lapisan ’fluffi’ (seperti benang
rambut halus), ulangi penetapan
sekali lagi, pada ulangan perha-
tikan baik-baik kesempurnaan
pencernaan (digest). Jika kolom
lemak gelap, gunakan asam sul-
fat yang lebih sedikit pada waktu
pencernaan.
Cara Kerja
1. Pipet 17.6 ml susu bersuhu 16.3.1.4 Metode Gerber
22oC, masukkan kedalam bo- Metode Gerber digunakan untuk
tol babcook. penentuan kadar lemak susu.
2. Tambahkan 17.5 ml H2SO4 Prinsipnya, susu dicampur de-
pekat bersuhu 22oC. ngan H2SO4 dan amil alkohol
3. Kocok dengan cara rotasi dalam tabung Gerber khusus lalu
sampai seluruh susu larut, disentrifus sehingga lemak susu
seluruh curd’ hilang. terpisah dan menempati bagian
4. Tempatkan botol Babcock ke atas tabung. Lemak yang ter-
dalam sentrifus bersuhu 60oC, pisah ini dapat ditentukan
lakukan sentrifus pada 700- kadarnya dengan melihat pan-
100 rpm selama 5 menit. jang kolom lemak yang terbentuk.
5. Tambahkan air panas (60oC)
ke dalam botol Babcock Pereaksi yang digunakan :
sampai batas skala terbawah. 1. Asam sulfat 90% (w/w), BJ
Sentrifus lagi selama 2 menit 1.815
pada suhu 60oC. 2. Amil alkohol
6. Tambahkan lagi air panas
(60oC) ke dalam botol sampai Peralatan yang digunakan :
sedikit di bawah batas skala 1. Tabung butirometer Gerber
teratas. Sentrifus lagi selama 2. Sentrifus Gerber berdiameter
1 menit pada suhu 60 oC. 50 cm.
7. Tempatkan botol Babcock da- 3. Pipet volumetrik 10.75 ml
lam penangas air 55- 60oC
sampai batas skala teratas
berada di bawah permukaan.
Biarkan selama 5 menit.
8. Jika perlu dapat digunakan
bantuan lampu penerangan
yang memancarkan cahaya
hijau lembut.
Catatan
Pada waktu pengukuran, kolom
lemak seharusnya translusen,
berwarna kuning keemasan atau
amber, dan bebas dari partikel
suspensi. Jika tidak suka, pene- Gambar 16.3.Tabung butirometer
tapan harus diulangi dengan me- Gerber
nyesuaikan jumlah H2SO4 yang
ditambahkan.
(Tb–Ts)(N Na2S2O3)(12.69)
BI = -------------------------------------- Peralatan yang digunakan :
Barat sampel dalam gram 1. Erlenmeyer 300 ml
2. Kondenser, panjang minimum
Dimana : 650 mm (pendingin tegak).
Tb = Titer blanko 3. Penangas air
Ts = Titer sampel 4. Hot plate.
asam tak larut. Kocok isi labu ma seperti yang dilakukan pa-
dengan cara pembalikan isi da tahap 14. Pencucian dila-
sebanyak 4-5 kali pembalik- kukan sebanyak tiga kali ma-
an, hindari pengocokan yang sing-masing dengan 10 ml
berlebihan. etanol netral. Masing-masing
12. Saring dengan kertas saring cucian dilewatkan dalam kon-
kering Whatman No. 4 atau denser dan penyaring, lalu
41. Buang 10 ml filtrat per- kumpulkan dalam labu 110
tama. Kumpulkan 100 ml ml. Buang etanol cucian
filtrat dalam labu. Tutup labu. pada setiap kali pencucian.
13. Filtrat ini akan digunakan Tutup labu, biarkan etanol
untuk fitrasi pada tahap R. dalam labu sampai siap untuk
Filtrat seharusnya tidak me- titrasi pada tahap P.
ngandung asam lemak tak 16. Tahap R, penetapan bilangan
larut, jika asam lemak tak Reichert atau asam volatil
larut lolos dari saringan, yang larut air. Tuangkan 100
tampung filtrat dalam labu ml filtrat yang berisi asam
pemisah, sesudah pemisahan volatil yang larut air ke dalam
keluarkan lapisan bawah labu titrasi, tambahkan 0.1
(aqueous), masukkan ke da- indikator fenolftalein lalu titrasi
lam labu 100 ml. Tambahkan dengan larutan Barium hi-
filtrat ini kedalam kumpulan droksida sampai berwarna
filtrat asam tak larut. merah muda (lihat catatan).
14. Lepaskan steal head, cuci Jika ingin menetapkan bi-
bagian dalam kondensor tiga langan Kirschner, labu titrasi
kali berturut-turut dengan 15 yang akan digunakan harus
ml air dingin, masing-masing kering, catat volume larutan
cucian ini dilewatkan dalam barium hidroksida yang digu-
kondenser, labu 110 ml, labu nakan, tuang sejumlah larutan
pemisah jika digunakan, dan yang sudah dititrasi pada
penyaring (corong yang berisi tahap R ke dalam labu titrasi
kertas saring yang digunakan kering, tutup labu dan lanjut-
pada tahap 12). Setiap kali kan pengujian ke tahap K.
pencucian, pada tahap akhir 17. Tahap P, penetapan bilangan
biarkan air cucian memenuhi Polenkse atau asam volatil
penyaring dulu, lalu lakukan tak larut air. Titrasi larutan
draining (dibiarkan sehingga alkohol yang berisi asam
air mengalir dengan sendiri- volatil tak larut yang diperoleh
nya) sebelum melakukan pe- pada tahap 15 dengan larutan
nyaringan berikutnya. Buang barium hidroksida 0.05 M
air cucian. atau NaOH 0.1M. Tambah-
15. Larutkan asam tak larut de- kan 0.25 ml indikator fenolf-
ngan cara pencucian yang sa- talein sebelum titrasi.
tetes sampai semua endapan 15) Saring dan cuci. Filtrat yang
melarut semua. diperoleh diuapkan sampai kering
7) Hangatkan. Lakukan kembali lalu dipanaskan dalam muffle su-
pengendapan Fe dan Al de-ngan hu rendah sehingga semua ga-
cara seperti di atas. ram amonia terusir.
8) Saring dan cuci sampai bebas 16) Larutkan kembali dengan
klorida. Filtrat dan hasil cucian sedikit air, saring, filtrat ditam-
ditampung dan dicampur bersa- pung dalam cawan platina atau
ma dengan filtrat dan hasil cucian nikel, tambahkan beberapa tetes
yang pertama. HCl pekat, uapkan di atas pe-
9) Uapkan di atas penangas air nangas air sampai kering, pa-
mendidih hingga kering, lalu pa- naskan dalam muffle suhu ren-
naskan dalam muffle suhu ren- dah, dinginkan dalam eksikator
dah sehingga semua garam amo- dan timbang.
nia terusir. 17). Residu tersebut adalah berat
10) Larutkan dalam akuades total KCl dan NaCl.
seperlunya, kemudian tambahkan
5 ml larutan Ba(OH)2. Bila larut- 16.7.7.2 Penentuan K
an tetap jernih berarti pengen- Penentuan kandungan K dalam
dapan telah selesai. Saring dan bahan pangan dapat ditentukan
cuci dengan air panas. berdasarkan metode Williard, se-
11) Filtrat dipanaskan sampai bagai berikut :
mendidih. Tambahkan larutan 1. Residu yang diperoleh pada
NH4OH (1:4) dan larutan 16.7.7.1 dilarutkan dengan 70
(NH4)2CO3 10 % sampai terben- ml akuades (dalam hal ini
tuk endapan maksimal. Saring larutan tidak boleh mengan-
dan cuci dengan air panas. dung K lebih dari 0.5 g; dan
12) Filtrat diuapkan sampai ke- ternyata apabila jumlah K le-
ring, kemudian panaskan dalam bih besar maka larutan terse-
muffle suhu rendah sehingga se- but dapat diencerkan sampai
mua garam amonia terusir. volume tertentu, kemudia am-
13) Larutkan dalam akuades pa- bil 70 ml untuk ditentukan
nas seperlunya. Tambahkan be- kandungan Knya).
berapa tetes NH4OH (1:4), 1-2 2. Tambahkan 5 ml larutan
tetes larutan (NH4)2CO3 10%, dan asam perkhlorat (HClO4) 20
beberapa tetes larutan Na2C2O4 % (berat jenis 1.12), uapkan
jenuh. di atas penangas air perla-
14) Panaskan di atas penangas han-lahan.
air mendidih selama beberapa 3. Tambahkan 10 ml akuades
menit dan kemudian diamkan panas dan 5 ml HClO4 20%,
pada suhu kamar selama bebe- uapkan di atas penangas air.
rapa jam. Ulangi perlakuan ini sampai
apabila diuapkan akan timbul
16.7.7.3 Penentuan Na
Penentuan kandungan Na dalam
bahan pangan dapat ditentukan
berdasarkan bobot total K dan
NaCl seperti yang diperoleh pada
16.7.7.1 dikurangi dengan berat
KCl yang identik dengan bobot
KClO4 yang diperoleh pada
16.7.7.2.
BAB XVII
ANALISIS MUTU AIR
Air sangat penting dalam kehidu- ses adalah air yang telah ditam-
pan manusia, baik untuk kebutuh- bah senyawa klorin untuk menja-
an tubuh maupun lingkungannya. ga sanitasi dalam industri pa-
Se-kitar 80 persen tubuh manusia ngan. Air proses dapat diman-
adalah air. Demikian pula de- faatkan untuk menjaga sanitasi
ngan lingkungan hidupnya, ham- bahan baku pangan, karyawan,
pir 2/3 permukaan bumi merupa- dan lingkungan tempat kerja.
kan air.
Air limbah adalah air yang sudah
Dalam bidang industri pangan, tidak memenuhi syarat untuk di-
keberadaan air sangat penting gunakan karena mengandung
karena berpengaruh terhadap ka- limbah bahan pangan. Dalam
rakteristik bahan baku dan de- setiap kegiatan industri pangan
ngan demikian akan berpengaruh dihasilkan limbah. Secara seder-
terha-dap mutu produk pangan hana limbah diartikan sebagai si-
yang dihasilkan. sa hasil produksi suatu industri.
Dihasilkannya limbah merupakan
Dalam industri pangan, air dibu- konsekuensi logis pendirian In-
tuhkan selama penanganan ba- dustri. Limbah juga dapat diarti-
han baku, proses penanganan kan sebagai materi yang tidak di-
dan pengolahan bahan baku inginkan dalam kegiatan industri
menjadi produk, dan menjaga sehingga harus dibuang.
kondisi lingkungan agar tetap
bersih. Umumnya air limbah memiliki
mutu yang lebih rendah diban-
17.1 Jenis Air dingkan dengan jenis air lainnya
Keberadaan air dalam industri yang digunakan dalam industri
pangan dapat berupa air baku, air pangan. Air limbah dapat digam-
proses, dan air limbah. Ketiga je- barkan sebagai tempat sampah
nis air ini memiliki karakteristik yang besar sehingga memiliki
dan standar kelayakan tertentu. kemampuan menampung kompo-
Air baku adalah air bersih yang nen limbah selama kegiatan In-
diperoleh dari sumbernya. dustri pangan berlangsung.
Komponen limbah yang terkan-
Air proses adalah air yang telah dung dalam air limbah tersebut
mendapatkan penambahan bah- dapat berupa benda padat, cair,
an kimia tertentu sesuai peruntu- atau gas.
kannya. Sebagai contoh air pro-
399
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air
Agar tidak menyebabkan pen- pangan yang baik, air yang digu-
cemaran lingkungan, air limbah nakan harus sesuai dengan stan-
tersebut harus diproses terlebih dar mutu. Air yang jernih belum
dahulu. Bila sudah memunuhi tentu memenuhi persyaratan
standar yang telah ditetapkan, air yang dibutuhkan dalam industri
limbah sudah aman untuk dibu- pangan. Olah karenanya, perlu
ang ke badan air di lingkungan dilakukan pengujian terhadap air
setempat. yang akan digunakan.
400
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air
b. Kimia Organik
1. Aldrin & dieldrin mg/L 0.0007
2. Benzene mg/L 0.01
3. Benzo (a) pyrene mg/L 0.00001
4. Chlordane (total isomer) mg/L 0.0003
5. Kloroform mg/L 0.03
6. 2-4-D mg/L 0.10
7. DDT mg/L 0.03
8. Detergent mg/L 0.05
9. 1.2-Dichloroethane mg/L 0.01
10. 1.1-Dichloroethane mg/L 0.0003
11. Heptachlor & heptachlor epoxide mg/L 0.003
12. Hexachlorobenzene mg/L 0.00001
13. Gamma-HCH (Lindane) mg/L 0.004
14. Methoxychlor mg/L 0.03
15. Pentachlorophenol mg/L 0.01
16. Total pesticide mg/L 0.10
17. 2.5.6-trichlorophenol mg/L 0.01
18. Zat Organik (KMnO4) mg/L 1.0
Mikrobiologi
1. Koliform Tinja Total/100 ml 0
2. Total Koliform Total/100 ml 0
Radioaktivitas
1. Aktivitas Alpha (Gross Alpha Bq/l 0.1
activity)
401
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air
402
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air
403
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air
404
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air
405
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air
406
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air
407
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air
(Sp – Bl) x fp
= -----------------------
g sampel
dimana :
Sp = Nilai absorban sampel
Bl = Nilai absorban larutan
standar
fP = Faktor pengenceran
408
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air
409
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air
yang jelas mengenai kualitas air Besarnya nilai Total Padatan Ter-
yang dimiliki. larut (TDS) air yang dibutuhkan
oleh boiler berkisar antara 150-
350 mg/L, tergantung dari
tekanan uap yang dihasilkan
(Tabel 17.1). Nilai padatan ter-
suspensi menggambarkan jumlah
bahan yang tidak larut dalam air,
termasuk kotoran, lempung, tum-
buhan, dan bahan organik yang
tidak larut.
410
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air
411
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Analisis Mutu Air
Studi Kasus
Seandainya Saudara diminta
untuk menganalisis kualitas air.
Indikator alami apa yang dapat
saudara gunakan untuk menilai
bahwa air yang selama ini
digunakan sudah sesuai untuk :
1) kegiatan proses produksi
pangan;
2)kebutuhan boiler; dan
3) apakah air limbah yang akan
dilepaskan ke badan air sudah
tidak membahayakan.
412
Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARI