Kelompok : 2
Kelas : 4A
Firdha Nazwa A.U ( 1802301007 )
Rachmat Ade Palupi ( 1802301047 )
Suyamdi ( 1802301025 )
Yekka Ayu Aghnia F. ( 1802301055 )
AGROINDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
4. 1 Hasil
Berikut adalah tabel hasil pengamatan terhadap CPO sebelum dan
sesudah proses degumming
Sebelum degumming Sesudah degumming
Kelompok
%FFA Warna Tekstur Endapan %FFA Warna Tekstur Endapan
Merah Sedikit
1 2,048 % Ada 2,048 % Merah Cair Tidak ada
bata kental
Merah Sedikit
2 1,79 % Tidak ada 1,5 % Merah Cair Tidak ada
bata kental
Merah
3 1,53 % Kental Ada 1,26 % Merah Cair Tidak ada
bata
Merah
4 1,53 % Kental Ada 1,52 % Merah Kental Tidak ada
bata
Merah
5 2,52 % Kental Ada 1,53 % Merah Cair Tidak ada
bata
4. 2 Pembahasan
CPO (crude palm oil) merupakan minyak kasar yang diperoleh
dengan cara ekstraksi daging buah sawit dan biasanya masih mengandung
kotoran terlarut dan tidak terlarut dalam minyak. Mutu minyak kelapa sawit
yang baik, umumnya mempunyai:
1. Kadar air < 0,1%
2. Kadar kotoran < 0,01%
3. Kandungan asam lemak bebas, serendah mungkin yaitu < 2%
4. Bilangan peroksida < 2
5. Bebas dari warna merah & kuning, tidak berwarna hijau, harus
berwarna pucat dan jernih
6. Kandungan logam berat serendah mungkin, bahkan bebas dari
ion logam.
proses degumming untuk menghilangkan zat-zat yang tidak
diinginkan dalam minyak mentah, seperti getah atau lendir yang terdiri dari
protein, residu, karbohidrat, air dan resin tanpa mengurangi jumlah asam
lemak bebas dalam minyak. degumming juga berperan dalam menurunkan
kandungan fosfatida dan beberapa logam. Proses degumming dimulai
dengan mengitung kadar asam lemak bebas terlebih dahulu sebagai
pembanding. Kemudian menimbang sampel berupa CPO sebanyak kurang
lebih 200 gram. Setelah itu ditambahkan asam fosfat alasannya karena layak
untuk makanan dan dapat mengikat logam berat, selain itu berfungsi sebagai
pengikat getah dan sebagai senyawa pengkelat. Dosis asam fosfat yang
digunakan adalah 0,05 – 0,2 % dari minyak kelapa sawit dengan konsentrasi
85%. Jika dosis terlalu tinggi, kandungan senyawa fosfat dalam minyak juga
tinggi sehingga tidak bisa dihilangkan saat proses bleaching. Setelah
ditambahkan asam fosfat, kemudian panaskan pada suhu 1000C selama 15
menit, tambahkan aquadest 5% dari berat sampel dan panaskan selama 15
menit pada suhu 600C. selanjutnya disentrifugasi dengan kecepatan 6000
rpm selama 15 menit dan lakukan pengamatan.
Berdasarkan dari hasil pengamatan, kadar FFA setelah proses
degumming mengalami penurunan. Ini sesuai dengan tujuan dilakukannya
proses degumming yaitu hanya mengurangi kadar asam lemak bebas (%
FFA ) tanpa menghilangkan kandungannya di dalam minyak. Tingginya
kadar FFA akan mempengaruhi mutu CPO yang dihasilkan. Semakin tinggi
kadar FFA maka mutu akan semakin rendah. Karena mutu CPO yang baik
adalah kandungan FFA yang kurang dari 2%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Proses degumming dimulai dengan mengitung kadar asam lemak
bebas terlebih dahulu sebagai pembanding. Kemudian menimbang CPO
sebanyak 200 gram. Setelah itu ditambahkan asam fosfat alasannya karena
layak untuk makanan dan dapat mengikat logam berat, selain itu berfungsi
sebagai pengikat getah dan sebagai senyawa pengkelat. Dosis asam fosfat
yang digunakan adalah 0,05 – 0,2 % dari minyak kelapa sawit dengan
konsentrasi 85%. Jika dosis terlalu tinggi, kandungan senyawa fosfat dalam
minyak juga tinggi sehingga tidak bisa dihilangkan saat proses bleaching.
Setelah ditambahkan asam fosfat, kemudian panaskan pada suhu 1000C
selama 15 menit, tambahkan aquadest 5% dari berat sampel dan panaskan
selama 15 menit pada suhu 600C. selanjutnya disentrifugasi dengan
kecepatan 6000 rpm selama 15 menit. kadar FFA setelah proses degumming
mengalami penurunan. Ini sesuai dengan tujuan dilakukannya proses
degumming yaitu hanya mengurangi kadar asam lemak bebas (% FFA )
tanpa menghilangkan kandungannya di dalam minyak. Tingginya kadar
FFA akan mempengaruhi mutu CPO yang dihasilkan. Semakin tinggi kadar
FFA maka mutu akan semakin rendah. Karena mutu CPO yang baik adalah
kandungan FFA yang kurang dari 2%.
5.2 Saran
Dalam pelaksanaan praktikum ini, banyak waktu menunggunya
maka dari itu disarankan agar dalam melakukan praktikum dilakukan
dengan sabar serta teliti. Kesalahan dalam melakukan prosedur kan
berdampak pada hasil akhirnya nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Copeland, D. and Maurice, B.W., (2005), Vegetable Oil Refining, U.S. Patent
6844458.
Madya, M.N.A. and Aziz, M.M.K, (2006), Process Design in Degumming and
Bleaching of Palm Oil, Centre of Lipids Engineering and Applied Research
(CLEAR), Universiti Teknologi Malaysia, Vote No.74198.
Ketaren S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Ketaren, S., 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia (UI-
Press).Jakarta.
LAMPIRAN