Anda di halaman 1dari 2

Nama : Abdul Majid

NIM : 201925001

Jurusan : Teknik Kimia

Kelas : Reguler Malam

PENGANTAR INDUSTRI KIMIA

JAWABAN

1. Esterifikasi merupakan reaksi antara asam karboksilat atau turunannya dengan alkohol
melalui pelarut air yang menghasilkan produk hasil reaksi berupa senyawa ester. Senyawa
ester yang terbentuk tergantung dari asam karboksilat dan alkohol yang digunakan sebagai
prekursor.

Dalam reaksi ini, prekursor berarti bahan yang digunakan untuk bereaksi yaitu asam
karboksilat dan juga alkohol. Kedua senyawa ini merupakan senyawa organik dasar yang
memiliki struktur tertentu dan memungkinkan terjadinya reaksi antar kedua senyawa ini.

Adapun macam-macam reaksi esterifikasi

Dalam pembuatannya, ester dapat disintesis melalui beberapa jalur sintesis yang bergantung
dari prekursor yang digunakan. Bahan yang digunakan dapat berupa asam karboksilat, asil
klorida, ataupun anhidrida asam dengan reaktan lainnya yang berupa alcohol

2. proses transformasi kimia molekul trigliserida yang besar, bercabang dari minyak nabati dan
lemak menjadi molekul yang lebih kecil, molekul rantai lurus, dan hampir sama dengan
molekul dalam bahan bakar diesel. Minyak nabati atau lemak hewani bereaksi dengan
alkohol (biasanya metanol) dengan bantuan katalis (biasanya basa) yang menghasilkan alkil
ester (atau untuk metanol, metil ester)

Tidak seperti esterifikasi yang mengkonversi asam lemak bebas menjadi ester, pada
transesterifikasi yang terjadi adalah mengubah trigliserida menjadi ester. Perbedaan antara
transesterifikasi dan esterifikasi menjadi sangat penting ketika memilih bahan baku dan
katalis. Transesterifikasi dikatalisis oleh asam atau basa, sedangkan esterifikasi,
bagaimanapun hanya dikatalisis oleh asam

3. Degumming (pemisahan gum) merupakan suatu proses pemisahan getah atau lendir yang
terdiri dari fosfolipid, protein, residu, karbohidrat, air dan resin. Biasanya proses ini dilakukan
dengan cara dehidrasi gum atau kotoran lain agar supaya bahan tersebut lebih mudah
terpisah dari minyak, kemudian disusul dengan proses pemusingan (sentrifusi)
Komponen-komponen fosfatida membentuk lendir (gum) pada CPO dan tidak dikehendaki
karena trigliserida yang akan terhidrasi sehingga menimbulkan emulsi pada saat
pengolahannya, mempersulit adsorbsi tanah pemucat. Fosfatida yang terlarut dalam minyak
dapat dipisahkan dengan menyalurkan uap air panas ke dalam minyak sehingga terpisah dari
minyak, sedangkan fosfatida yang tidak larut air dapat dipisahkan dengan penambahan Asam
Phospat (H3PO4)

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk proses pemisahan gum antara lain adalah
pemisahan gum dengan cara pemanasan, dengan penambahan asam (H3PO4, H2SO4 dan
HCl), pemisahan gum dengan NaOH, pemisahan gum dengan cara hidrasi dan pemisahan
gum dengan pereaksi khusus seperti asam fosfat, natrium chlorida (NaCl) dan Natrium
Phospat (Na3PO4). Proses degumming dengan menggunakan asam an organik adalah
proses lazim dilakukan, pengaruh yang ditimbulkan oleh asam adalah terbentuknya
gumpalan sehingga mempermudah pengendapan kotoran

4. Deodorisasi merupakan proses untuk memisahkan aroma dan bau dari minyak. Prinsip dari
proses deodorisasi yaitu distilasi minyak oleh uap dalam keadaan hampa udara. Pada suhu
tinggi, komponen-komponen yang menimbulkan bau mudah diuapkan, kemudian melalui
aliran uap komponen-komponen tersebut dipisahkan dari minyak. Komponen-komponen yang
dapat menimbulkan rasa dan bau dari minyak antara lain aldehida, keton, hidrokarbon dan
minyak esensial yang jumlahnya sekitar 0.1 persen dari berat minyak

Deodorisasi sebagai tahap terakhir dalam pemurnian minyak, merupakan proses pelucutan
oleh uap air (steam). Uap panas yang digunakan merupakan uap kualitas baik (1-3% dari
minyak), yang dibangkitkan dari air umpan yang telah dideaerasi dan mengalami perlakuan
tertentu, yang kemudian diinjeksikan ke dalam minyak pada suhu tinggi (252-266oC) dan
kevakuman tinggi .

Pada kondisi ini peroksida terdekomposisi dan asam-asam lemak bebas serta senyawa-
senyawa odor akan teruapkan. Pemucatan minyak oleh panas dilakukan dengan menjaga
minyak selama 15-60 menit pada suhu tinggi untuk memastikan terjadinya dekomposisi
pigmen karotenoid. Selama proses deodorisasi, mungkin terjadi beberapa reaksi yang
dikehendaki, tetapi terdapat pula reaksi yang tidak diinginkan seperti hidrolisis lemak,
polimerisasi dan isomerisasi. Oleh karena itu, suhu deodorisasi harus secara hati-hati
dikendalikan untuk mencapai kualitas akhir minyak yang diinginkan.

5. Bleaching merupakan salah satu tahapan proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk
menghilangkan zat warna. Bleaching dilakukan dengan mencampur minyak dengan sejumlah
kecil adsorben, seperti tanah serap (fuller earth), lempung aktif (activated clay) dan arang
aktif, atau dapat juga menggunakan bahan kimia. Zat warna dalam minyak akan diserap oleh
permukaan adsorben dan juga menyerap suspensi koloid serta hasil degradasi minyak
seperti peroksida

adsorben yang digunakan untuk memucatkan minyak terdiri dari tanah pemucat (bleaching
earth) dan arang (bleaching carbon). Tanah pemucat banyak digunakan karena efektif
menyerap zat warna. Tanah pemucat terdiri dari beberapa komponen yaitu Al2O3, FeO2,
TiO2, CaO, MgO, K2O dan Na2O. Daya pemucatan disebabkan oleh ion-ion Al3+ yang pada
permukaan adsorben dapat mengadsorbsi partikel-partikel zat warna

Proses bleaching dilakukan dalam ketel. Minyak yang akan dipucatkan dipanaskan pada
suhu sekitar 105 oC selama 1 jam. Penambahan adsorben dilakukan pada saat minyak
mencapai suhu 70-80 oC. Selanjutnya minyak dipisahkan dari adsorben dengan cara
penyaringan atau dengan pengepresan menggunakan filter. Jumlah adsorben yang
dibutuhkan untuk menghilangkan warna minyak tergantung dari macam dan tipe warna dalam
minyak dan sampai berapa jauh warna tersebut akan dihilangkan

Anda mungkin juga menyukai