Anda di halaman 1dari 13

KESELAMATAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

DAN DAMPAKNYA TERHADAP INGKUNGAN

Oleh
Abdul Majid
201925001

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL KAMAL


JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indponesia


secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia
menempati posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan
Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan
Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit
menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan
tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan
sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping
perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan
atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus
bersifat manusiawi atau bermartabat.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas.
Salah satu contohnya adalah industri penyamakan kulit yang merupakan
industri yang menggunakan bahan bahan kimia berbahaya serta mesin mesin
untuk mengolah kulit. Industri Penyamakan Kulit dengan segala kelengkapan
peralatan dan bahan kimia merupakan tempat berpotensi menimbulkan
bahaya kepada para penggunanya jika para pekerja di dalamnya tidak dibekali
dengan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang
memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar
dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak
asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah,
mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident).
B. Maksud dan Tujuan

Makalah ini bermaksud untuk menganalisis dampak yang ditimbulkan adanya


industri penyamakan kulit dari proses soaking sampai dengan finishing beserta
solusinya mulai dari bahan dan alat alat pelindung diri guna meningkatkan
keselamatan dan kesehatan kerja agar diri kita terhindar dari kecelakaan dalam
bekerja.
Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan
produktif. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam
keadaan sehat dan selamat serta a g a r s u m b e r - s u m b e r p r o d u k s i d a p a t
b e r j a l a n s e c a r a l a n c a r t a n p a a d a n y a hambatan

C. Kegunaan dan Manfaat

Peraturan perundangan menyatakan bahwa Perusahaan wajib melaksanakan


Undang-Undang 1/70 dan peraturan pelaksanaannya pada PERMENAKER no
505/MEN/1996 tentang Sistem Management Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(SMK3). Memperkerjakan tenaga lebih dari 25 orang, menyelenggarakan proyek lebih
dari tiga bulan atau pekerjaan mengandung potensi bahaya karena karakteristik
proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti
peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib memiliki satu
orang Ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Manfaat Menjalankan Sertifikasi K3 Umum


Bagi Perusahaan adalah :
* Meningkatkan produktifitas
* Fleksibelitas yang lebih jelas
* Mengurangi kesalahan kerja
* Komitmen terhadap kualitas
* Mempermudah seleksi penerimaan karyawan
* Mengembangan standar dan operasi kerja karyawan
* Sebagai syarat wajib untuk mengikuti tender
* Memiliki tenaga kerja yang berdaya saing, terampil dan termotivasi
Bagi Karyawan adalah :
* Jenjang karir dan promosi yang lebih baik
* Meningkatkan akses untuk berkembang dalam profesinya
* Pengakuan terhadap kompetensi yang dimiliki
* Mempunyai nilai lebih dalam pasar dunia kerja

Bagi Pencari Kerja adalah :


* Meningkatkan kredibilitas
* Bukti pengakuan atas kompetensi
* Syarat mencari kerja
* Menambah nilai jual bagi pencari kerja
* Adanya ukuran atas keahlian dan pengetahuan yang dimiliki
* Kesempatan berkarir yang lebih besar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembahasan

Proses Penyamakan Kulit :


I. SOAKING
Maksud perendaman ini adalah untuk mengembalikan sifat- sifat kulit mentah
menjadi seperti semula, lemas, lunak dan sebagainya. Kulit mentah kering setelah
ditimbang, kemudian direndam dalam 800- 1000 % air yang mengandung 1 gram/
liter obat pembasah dan antiseptic, misalnya tepol, molescal, cysmolan dan
sebagainya selama 1- 2 hari. Kulit dikerok pada bagian dalam kemudian diputar
dengan drum tanpa air selama 1/ 5 jam, agar serat kulit menjadi longgar sehingga
mudah dimasuki air dan kulit lekas menjadi basah kembali. Pekerjaan perendaman
diangap cukup apabila kulit menjadi lemas, lunak, tidak memberikan perlawanan
dalam pegangan atau bila berat kulit telah menjadi 220- 250% dari berat kulit mentah
kering, yang berarti kadar airnya mendekati kulit segar (60-65 %). Pada proses
perendaman ini, penyebab pencemarannya ialah sisa desinfektan dan kotoran-
kotoran yang berasal dari kulit.
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

• Drum perendaman • Gayung


(soaking)/paddle/bak • Pengaduk
perendaman • Alat ukur baumemeter
• Timbangan • Pisau
• Alat ukur volume air • Corong
• Trolley
• Ember
• Kertas pH/pH meter
• Termometer

Solusi :
Pekerja harus memakai APD (Alat Pelindung Diri) secara lengkap seperti :
• masker
• sepatu boot
• sarung tangan
• celemek plastik
• kaca mata pelindung

Air buangan dari soaking harus di tampung di IPAL terlebih dahulu dan diolah
II. FLESHING
Merupakan proses yang bertujuan untuk menghilangkan daging
yang masih menempel di kulit. Dari proses ini akan menghasilkan limbah
padat yang berupa daging dan lemak yang dapat menyumbat saluran air
dan menjadi sarang bakteri. Alat alat yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut :

• Mesin buang daging (fleshing)


• Sikat plastik
• Gayung
• Selang air
• Ember
Solusi :
Pekerja harus memakai APD (Alat Pelindung Diri) secara lengkap seperti :
• masker
• sepatu boot
• sarung tangan
• celemek plastik
• kaca mata pelindung

Dalam saluran air harus terdapat saringan, untuk menyaring limbah ada
agar tidak langsung masuk ke IPAL

Limbah padat dapat di manfaatkan sebagai pakan ikan.

III. LIMING

Proses ini bertujuan untuk menghilangkan bulu rambut pada kulit dan
komponen komponen kulit yang tidak dibutuhkan dalam proses
penyamakan. Dampak yang ditimulkan dari proses ini adalah sisa air kapur
akan menyebabkan pencemaran lingkungan, yaitu Ca(OH)2, Na2S, dan Bulu
Rambut. Alat-alat yang digunakan dalam proses liming adalah sebagai
berikut :
• Drum/paddle/bak pengapuran(liming)
• Alat ukur volume air
• Ember
• Gayung
• Pengaduk
• Pisau
• Corong
• Kertas pH/pH meter
Solusi :
Pekerja harus memakai APD (Alat Pelindung Diri) secara lengkap yaitu :
• masker
• sepatu boot
• sarung tangan
• celemek plastik
• kaca mata pelindung
Penerapan Clean Production
Air sisa kapur harus di tampung di IPAL untuk diolah sebelum dibuang
Sisa sisa bulu rambut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos

IV. SPLITTING

Untuk pembuatan kulit atasan dari kulit mentah yang tebal (kerbau-sapi)
kulit harus ditipiskan menurut tebal yang dikehendaki dengan jalan membelah
kulit tersebut menjadi beberapa lembaran dan dikerjakan dengan mesin belah (
Splinting Machine). Belahan kulit yang teratas disebut bagian rajah (nerf),
digunakan untuk kulit atasan yang terbaik. Belahan kulit dibawahnya disebut split,
yang dapat pula digunakan sebagai kulit atasan, dengan diberi nerf palsu secara
dicetak dengan mesin press (Emboshing machine), pada tahap penyelesaian akhir.
Selain itu kulit split juga dapat digunakan untuk kulit sol dalam, krupuk kulit, lem
kayu dll. Untuk pembuatan kulit sol, tidak dikerjakan proses pembelahan karena
diperlukan seluruh tebal kulit. Alat alat yang digunakan dalam proses ini, yaitu
▪ Mesin splitting
▪ Pengait kulit
▪ Sikat plastik
▪ Gayung
▪ Selang air
▪ Ember
▪ Pisau

Solusi :

Pekerja harus memakai APD (Alat Pelindung Diri) secara lengkap yaitu :
• masker
• sepatu boot
• sarung tangan
• celemek plastik
• kaca mata pelindung

V. DELIMING

Oleh karena semua proses penyamakan dapat dikatakan berlangsung


dalam lingkungan asam maka kapur didalam kulit harus dibersihkan sama
sekali. Kapur yang masih ketinggalan akan mengganggu proses- proses
penyamakan.
Misalnya :
1) Untuk kulit yang disamak nabati, kapur akan bereaksi dengan zat penyamak
menjadi Kalsium Tannat yang berwarna gelap dan keras mengakibatkan kulit
mudah pecah.
2) Untuk kulit yang akan disamak krom, bahkan kemungkinan akan
menimbulkan pengendapan Krom Hidroksida yang sangat merugikan.
Pembuangan kapur akan mempergunakan asam atau garam asm, misalnya
H2SO4, HCOOH, (NH4)2SO4, Dekaltal dll. Karena pada proses deliming ini
juga menggunakan bahan bahan kimia berbahaya maka limbah cair sisa
proses juga harus ditampung dan diolah dulu. Alat alat yang digunakan yaitu,
• Drum/paddle
• Alat ukur volume air
• Ember
• Gayung
• Pengaduk
• Pisau
• Corong
• Kertas pH/pH meter

Solusi :

Pekerja harus memakai APD (Alat Pelindung Diri) secara lengkap yaitu :
• masker
• sepatu boot
• sarung tangan
• celemek plastik
• kaca mata pelindung

Air sisa proses harus ditampung dan diolah dulu sebelum diproses.
Menerapkan Clean Production

VI. BATING

Proses ini menggunakan enzim protese untuk melanjutkan


pembuangan semua zat- zat bukan collagen yang belum terhilangkan dalam
proses pengapuran antara lain:
1) Sisa- sisa akar bulu dan pigment.
2) Sisa- sisa lemak yang tak tersabunkan.
3) Sedikit atau banyak zat- zat kulit yang tidak diperlukan artinya untuk kulit
atasan yang lebih lemas membutuhkan waktu proses bating yang lebih lama.
4) Sisa kapur yang masih ketingglan.
Dalam proses ini juga menggunakan bahan kimia yang dapat mencemari
lingkungan. Alat alat yang digunakan dalam proses ini yaitu
• Drum/paddle
• Timbangan
• Alat ukur volume air
• Ember
• Gayung
• Pengaduk
• Corong
• Kertas pH/pH meter
• Termometer

Solusi :

Pekerja harus memakai APD (Alat Pelindung Diri) secara lengkap yaitu :
• masker
• sepatu boot
• sarung tangan
• celemek plastik
• kaca mata pelindung

Penerapan Clean Production

VII. PICKLING

Proses ini dikerjakan untuk kulit samak dan krom atau kulit samak
sintetis dan tidak dikerjakan untuk kulit samak nabati atau kulit samak
minyak. Maksud proses pengasaman untuk mengasamkan kulit pada pH
3- 3,5 tetapi kulit kulit dalam keadaan tidak bengkak, agar kulit dapat
menyesuaikan dengan pH bahan penyamak yang akan dipakai nanti.
Karena juga menggunakan bahan kimia terutama asam, proses ini juga
menghasilkan limbah yang berbahaya. Alat alat yang digunakan meliputi,
• Drum
• Sepatu boot
• Gayung
• Selang air
• Ember
• Baumemeter
• Pisau
• Kertas pH/pH meter

Solusi :

Pekerja harus memakai APD (Alat Pelindung Diri) secara lengkap yaitu :
• masker
• sepatu boot
• sarung tangan
• celemek plastik
• kaca mata pelindung

Penerapan Clean Production


VIII. TANNING

Bahan penyamak yang sering digunakan saat ini adalah krom


valensi 3. Karena krom valensi 3 ini tidak terlalu berbahaya untuk
lingkungan. Sementara untuk krom valensi 6 sangat berbahaya bahkan
bersifat karsinogenik dan krom valensi yang lain tidak memiliki
kemampuan untuk penyamak. Di samping krom juga terdapat bahan
penyamak yang lain yaitu Al, Zr, ataupun zat penyamak Nabati. Oleh
karena itu proses penyamakan inilah yang paling banyak menghasilkan
limbah berbahaya yang dapat merusak lingkungan. Adapun alat alat
yang digunakan yaitu,
• Drum tanning/paddle
• Timbangan
• Alat ukur volume air
• Ember
• Gayung
• Pengaduk
• Kuda-kuda
• Pisau
• Corong
• Kompor
• Panci
• Baumemeter
• Kertas pH/pH meter

Solusi :

Pekerja harus memakai APD (Alat Pelindung Diri) secara lengkap yaitu :
• masker
• sepatu boot
• sarung tangan
• celemek plastik
• kaca mata pelindung
• ear plug

Penerapan Clean Production

IX. PENGETAMAN (SHAVING)

Kulit yang telah masak ditumpuk selama 1-2 hari kemudian diperah
dengan mesin atau tangan untuk menghilangkan sebagian besar airnya,
lalu diketam dengan mesin ketam pada bagian daging guna mengatur
tebal kulit agar rata. Kulit ditimbang guna menentukan jumlah khemikalia
yang akan diperlukan untuk proses- proses selanjutnya, selanutnya dicuci
dengan air mengalir ½ jam. Dampak yang ditimbukan pada proses ini
adalah mudah nya terjadi kebakaran terutama pada kulit kering.
Dikarenakan percikan api dari mesin gerinda. Alat alat yang digunakan
pada proses ini meliputi,
• Sikat
• Mesin shaving
• Alat ukur ketebalan kulit (thickness gauge)
• Gunting/pisau/cutter
• Bedak/china clay

Solusi :

Pekerja harus memakai APD (Alat Pelindung Diri) secara lengkap yaitu :
• masker
• sepatu boot
• sarung tangan
• celemek plastik
• kaca mata pelindung
• ear plug

Selalu tersedia alat pemadam kebakaran di mesin shaving

X. NETRALISASI

Hanya dikerjakan untuk kulit samak krom. Kulit samak krom


dilingkungannya sangat asam ( pH 3-4) maka kulit perlu dinetralkan kembali
agar tidak mengganggu dalam proses selanjutnya. Penetralan biasanya
mempergunakan garam alkali misalnya NaHCO3, Neutrigan dll. Karena juga
menggunakan bahan bahan kimia berbahaya maka limbah sisa netralisasi
juga dapat mencemari lingkungan. Alat alat yang digunakan dalam proses
ini meliputi,
• Drum netralisasi/paddle
• Timbangan
• Alat ukur volume air
• Trolley
• Ember
• Gayung
• Pengaduk
• Pisau
• Corong
• Kertas pH
• Indikator BCG

Solusi :
Pekerja harus memakai APD (Alat Pelindung Diri) secara lengkap yaitu :
• masker
• sepatu boot
• sarung tangan
• celemek plastik
• kaca mata pelindung
• ear plug

Penerapan Clean Production

XI. PENGECATAN DASAR/DYEING

Tujuan pengecetan dasar ialah untuk memnberikan warna dasar pada


kulit agar pemakaian cat tutup nantinya tidak terlalu tebal sehingga cat tidak
mudah pecah.
Cat dasar yang dipakai untuk kulit ada 3 macam:
1). Cat direct, untuk kulit samak krom.
2). Cat asam, untuk kulit samak krom dan nabati.
3). Cat basa, untuk kulit samak nabati. Dampak yang di timbulkan adalah sisa
sisa pengecatan juga akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Alat alat
yang digunakan pada proses ini meliputi,

• Drum pewarnaan dasar


• Timbangan
• Alat ukur volume air
• Trolley
• Ember
• Gayung
• Pengaduk
• Kuda-kuda
• Pisau
• Corong
• pH meter
• Dryer
• Pemanas air
• Thermometer
• Grey scale
• Lampu penerangan

Solusi :

Pekerja harus memakai APD (Alat Pelindung Diri) secara lengkap yaitu :
• masker
• sepatu boot
• sarung tangan
• celemek plastik
• kaca mata pelindung
• ear plug
Penerapan Clean Production

Anda mungkin juga menyukai