HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................3
A. Latar Belakang...............................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan ...........................................................................................................4
D. Sistematika....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................5
A. Kesimpulan ...................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................18
C. Lampiran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................20
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui tujuan utama k3 adalah mencegah, mengurangi bahkan menghilangkan
resiko kecelakaan kerja (zero accident). Maksud utama dibutuhkannya k3 adalah untuk mencegah
terjadinya cacat/kematian pada tenaga kerja, mencegah kerusakan tempat dan peralatan kerja,
mencegah pencemaran lingkungan dan masyarakat disekitar tempat kerja, dan norma kesehatan
kerja diharapkan menjadi instrumen yg menciptakam dan memelihara derajat kesehatan kerja
Pelaksanaan K3 adalah salah satu bentuk untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas
dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Maka
dari itu kita perlu pemahaman mengenai pengertian kecelakaan kerja, jenis-jenis kecelakaan,
sumber kecelakaan, dan penanganan kecelakaan kerja di laboratorium, sehingga kita dapat
mengaplikasikannya secara nyata saat bekerja di Laboratorium.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja,
perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan
kerja.Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3
bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan di atas, maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud Alat Pelindung Diri (APD) dan apa saja Alat Pelindung Diri yang ada di
Laboratorium kimia?
b. Masalah dan kecelakaan apa saja yang terjadi dalam laboratorium kimia saat praktikum?
c. Bagaimana upaya atau tindakan P3K untuk kecelakaan yang terjadi dalam praktikum di
laboratorium kimia?
C. Tujuan
1. Tujuan Khusus : Untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) semester I tahun 2014/2015.
2. Tujuan Umum :
D. Sistematika
1. Pada bab pertama adalah pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan tenteng latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penulisan, serta sistematika penulisannya.
2. Pada bab dua adalah pembahasan . dalam bab ini menyebutkan isi dari rumusan masalah dan
manfaatnya.
3. Pada bab tiga penulis mengambil kesimpulan dan saran-saran yang mana merupakan akhir
penutup laporan serta lampiran.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Dasar Hukum
1. Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat untuk
memberikan APD
2. Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga
kerja baru tentang APD.
3. Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja
untuk memakai APD.Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma-Cuma.
b. Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981 Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus
menyediakan alat pelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja untuk menggunakannya untuk
pencegahan penyakit akibat kerja.
2. Pengertian APD
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang digunakan oleh seorang pekerja
untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan. APD dalam bahasa Inggris dikenal dengan
sebutan Personal Protective Equipment (PPE). Dengan melihat kata "personal" pada kata PPE
terebut, maka setiap peralatan yang dikenakan harus mampu memperoteksi si pemakainya. APD
dapat berkisar dari yang sederhana hingga relatif lengkap. APD merupakan solusi pencegahan yang
paling mendasar dari segala macam kontaminasi dan bahaya akibat bahan kimia.
3. Jenis-jenis APD
Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang mutlak yang harus dikenakan oleh pemakai
dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini dimaksud untuk melindungi mata dan wajah dari
kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi. Secara umum
perlindungan mata terdiri dari Kacamata pelindung, Goggle,Pelindung wajah, Pelindung mata special
(goggle yang menyatu dengan masker khusus untuk melindungi mata dan wajah dari radiasi dan
bahaya laser).
b. Perlindungan Badan
Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, merupakan suatu perlengkapan yang wajib
dikenakan sebelum memasuki laboratorium. Jas laboratorium dikenal oleh masyarakat pengguna
bahan kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. Hal yang perlu diperhatikan ketika
menggunakan jas laboratorium yaitu kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan dalam kondisi
tidak terpasang dan ukuran dari jas laboratorium pas dengan ukuran badan pemakainya. Jas
laboratorium merupakan pelindung badan dari tumpahan bahan kimia dan api sebelum mengenai
kulit pemakainya. Jika jas laboratorium terkontaminasi oleh tumpahan bahan kimia, lepaslah jas
secepatnya. Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah Apron dan Jumpsuits. Apron
digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan mengiritasi, yang berbentuk
seperti celemek terbuat dari karet atau plastik.Untuk apron yang terbuat dari plastik, bahwa tidak
dikenakan pada area larutan yang mudah terbakar dan bahan-bahan kimia yang dapat terbakar yang
dipicu oleh elektrik statis, karena apron jenis ini dapat mengakumulasi loncatan listrik
statis.Jumpsuits atau dikenal dengan sebutan baju parasut ini direkomendasikan untuk dipakai pada
kondisi beresiko tinggi Bahan dari peralatan perlindungan badan ini haruslah mampu memberi
perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas, dingin, uap lembab,
dan radiasi.
c. Perlindungan Tangan
Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila terpapar bahan
kimia yang korosif dan beracun. Sarung tangan menjadi solusi tidak hanya melindungi tangan
terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga dapat memberi
perlindungan dari peralatan gelas yang pecan atau rusak, permukaan benda yang kasar atau tajam,
dan material yang panas atau dingin. Sarung tangan harus secara periodik diganti berdasarkan
frekuensi pemakaian dan permeabilitas bahan kimia yang ditangani. Jenis sarung tangan yang sering
dipakai di laboratorium, diantaranya, terbuat dari bahan karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk
temperatur tinggi. Jenis karet yang digunakan pada sarung tangan, diantaranya adalah karet butil
atau alam, neoprene, nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan tersebut dipilih
berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani.
APD tangan dikenal dengan Safety Glove dengan berbagai jenis penggunaanya. Berikut ini adalah
jenis-jenis sarung tangan dengan penggunaan yang tidak terbatas hanya untuk melindungi dari
bahan kimia. Jenis-Jenis Safety Glove antara lain : Sarung Tangan Metak Mesh, Sarung metal mesh
tahan terhadap ujung yang lancip dan menjaga terpotong, Sarung tangan Kulit, Sarung tangan yang
terbuat dari kulit ini akan Melindungi tangan dari permukaan kasar, Sarung tangan Vinyl dan
neoprene Melindungi tangan terhadap bahan kimia beracun, Sarung tangan Padded Cloth
Melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan gelas, kotoran dan Vibrasi, Sarung tangan Heat
resistant Mencegah terkena panas dan api, Sarung tangan karet Melindungi saat bekerja disekitar
arus listrik karena karet merupakan isolator (bukan penghantar listrik), Sarung tangan Latex
disposable Melindungi tangan dari Germ dan bakteri, sarung tangan ini hanya untuk sekali
pakai,Sarung tangan lead lined Digunakan untuk melindungi tangan dari sumber radiasi.
d. Perlindungan Pernafasan
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat
pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan
pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang
memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus memakai
perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan
masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. Beberapa
jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan yang berfungsi untuk menyaring
udara yang masuk. Filter masker tersebut memiliki masa pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara
yang terkontaminasi lagi, maka filter tersebut harus diganti.
Panas
Sesak
Berat
Mengganggu pekerjaan
Ketidakmengertian
Alasan bahaya
Dianggap sia-sia
a. Respirator
Tidak nyaman
Kesulitan komunikasi
Resiko infeksi
Kesulitan komunikasi
Merasa terisolasi
Tidak nyaman
Iritasi kulit
c. Sarung Tangan
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa tidak mungkin tugas ini dapat selesai bila dilakukan
tanpa bantuan, bimbigan, dorongan dan nasihat dari berbagai pihak yan telah
membatu kami. Karena itu saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar besarnya kepada semua pihak yang bersangkutan dalam pembuatan
tugas ini .
Dengan segala keterbatasan dan kekurangan saya sehingga tugas ini tidak
sesempurna yang Bapak kira karena masih banyak kekurangannya . terlepas dari
itu , saya berharap agar tugas ini dapat bermanfaat dikemudian hari untuk segala
pihak yang membutuhkan .
Sekian yang dapat saya sampaikan semoga tugas ini dapat bermanfaat. Akhir kata.
Wasalamualaikum Wr.Wb.
Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Kecelakaan kerja merupakan salah satu masalah bagi sebuah perusahaan. Kerugian
yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi namun timbulnya korban jiwa
pekerjap. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian bagi
perusahaan karena diperlukan waktu untuk mencari atau mendidik sumber daya
manusia yang sesuai perusahaan. Kerugian yang langsung yang nampak dari
timbulnya kecelakaan kerja adalah biaya pengobatan dan kompensasi kecelakaan.
Sedangkan biaya tak langsung yang tidak nampak ialah kerusakan alat-alat
produksi, penataan manajemen keselamatan yang lebih baik, penghentian alat
produksi, dan hilangnya waktu kerja.
Oleh karena itulah diperlukan alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi resiko
kecelakaan dalam pekerjaan terutama di Laboratorium. Alat Pelindung Diri ( APD
) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerjauntuk melindungi
seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya atau
kecelakaan kerja.APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi
tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat
dilakukan dengan baik.
1.3.3 untuk menambah wawasan pada masyarakat luas mengenai APD, agar
kecelakaan kerja dapat berkurang
BAB II
PEMBAHASAN
APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila
usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik.
Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari usaha tersebut, namun sebagai
usaha akhir.
1. APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang
spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak
menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
4. Bentuknya harus cukup menarik.
5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang
dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam
menggunakannya.
7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
9. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah
pemeliharaannya.
1. Tujuan
2. Manfaat
3. Jenis
Alat Pelindung Kepala : Alat ini adalah kombiansi dari alat pelindung
mata,pernapasan dan mata contohnya Topi Pelindung/Pengaman (Safety
Helmet), Tutup Kepala, Hats/cap, Topi pengaman.
Alat Pelindung Kepala Bagian Atas : Topi Pelindung/Pengaman (Safety
Helmet),
Alat Pelindung Muka : Safety Glasses, Face Shields, Goggles.
Alat Pelindung Pengliahatan : Kaca Mata
Alat Pelindung Telinga : Tutup Telinga (Ear muff ), Sumbat Telinga (Ear
plugs).
Alat Pelindung Pernafasan : Masker, Respirator.
4. Kegunaan
Pengaruh cahaya
o Kekurangan oksigen
Safety Belt
1. Kekurangan
o Fungsi dari Alat Pelindung Diri ini hanya untuk menguragi akibat
dari kondisi yang berpotensi menimbulkan bahaya.
2. Kelebihan
1. Cara memilih
2. Cara merawat
Sarung tangan
BAB III
PENUTUP
A .Kesimpulan
Alat Pelindung Diri atau APD sangat penting dan diperlukan oleh
pegawai,karyawan ,Enginering,administratif atau siapapun yang memiliki resiko
kecelakaan atauapun bahaya dalam bekerja.Oleh karena itu APD harus benar-benar
di pelajari dan di pahami baik dalam penggunaannya ataupun pemeliharaannya
agar APD bias berfungsi dengan baik. Berikut pembahasan mengenai Alat
Pelindung diri :
B.Saran
1. Setiap pekerja sebaiknya menggunakan Alat pelindung diri.
2. Penyuluhan tentang Alat pelindung diri kepada semua masyarakat agar
dapat mengurangi angka kecelakaan.
3. Penggunaan Alat pelindung diri sebaiknya sesuai dengan kebutuhan tenaga
kerja.
4. Pemantauan terhadap Alat pelindung diri harus rutin dilakukan, agar dalam
penggunaan lebih optimal.