Anda di halaman 1dari 10

1.

Dasar hukum penggunaan APD

2. Apa definisi alat pelindung diri?

3. Apa tujuan dan manfaat alat pelindung diri?

4. Apa saja kekurangan dan kelebihan alat pelindung diri?

5. Jenis APD dan fungsi alat pelindung diri di industri kimia?

6. Bagaimana cara memilih dan merawat alat pelindung diri?

Dasar hukum

1. Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan


2. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
3. Peraturan pemerintah nomor 50 tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
4. Peraturan menteri ketenagakerjaan nomor 8 tahun 2010 tentang alat pelindung diri
5. Peraturan pemerintah nomor 7 tahun 1973 tentang pengawasan atas, peredaran
penyimpanan dan penggunaan pestisida
6. Peraturan pemerintah nomor 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah bahan
berbahaya dan beracun
7. Peraturan menteri ketenagakerjaan nomor 5 tahun 2018 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja lingkungan kerja
8. Standar operasional prosedur laboratorium (standar kesehatan dan keselamatan kerja)
di laboratorium (Depkes RI, 2002)

Definisi Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja
untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga
kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan
baik. APD juga merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan
untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.

Perlengkapan pelindung diri termasuk semua pakaian dan aksesories pekerjaan lain
yang dirancang untuk menciptakan sebuah penghalang terhadap bahaya tempat kerja.
Penggunaan APD harus tetap di kontrol oleh pihak yang bersangkutan, khususnya di sebuah
tempat kerja.

Tujuan dan Manfaat Alat Pelindung Diri (APD)


Adapun tujuan dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain:
1. Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administrative tidak
dapat dilakukan dengan baik.
2. Meningkatkan efektifitas dan produktivitas kerja.
3. Menciptakan lingkungan kerja yang aman.

Sedangkan manfaat dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain :
1. Untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja.
2. Mengurangi resiko penyakit akibat kecelakaan.

Kekurangan dan Kelebihan memakai Alat Pelindung Diri


1. Kekurangan
a) Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai Alat pelindung diri
yang kurang tepat
b) Fungsi dari Alat Pelindung Diri ini hanya untuk menguragi akibat dari kondisi yang
berpotensi menimbulkan bahaya.
c) Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan
d) Cara pemakaian Alat Pelindung Diri yang salah,
e) Alat Pelindung Diri tak memenuhi persyaratan standar)
f) Alat Pelindung Diri yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.
g) Alat Pelindung Diri yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter dan
penyerap (cartridge).
h) Alat Pelindung Diri dapat menularkan penyakit,bila dipakai berganti-ganti.
i) Pemborosan biaya untuk membelian perlengkapan APD

Kelebihan
a) Mengurangi resiko akibat kecelakan
b) Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya pada kecelakaan
c) Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik dan administrasi tidak
berfungsi dengan baik.
d) Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja

Jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun bentuk dari alat
tersebut adalah :
Pemilihan APD yang sesuai didasarkan pada penilaian risiko bahan kimia berbahaya
yang digunakan atau operasi bahan kimia yang dilakukan. Proses pemilihan harus dimulai
dengan mempertimbangkan kategori APD yang diperlukan. Bagaimana bahan kimia berbahaya
bisa masuk ke dalam tubuh (dalam arti jalan masuknya) adalah pertimbangan utama dalam
menentukan kategori APD.

Di seluruh area kerja, dimana operasi bahan kimia dilakukan atau dimana lingkungan
kemungkinan terkontaminasi oleh bahan kimia berbahaya, maka standar K3LH yang tinggi
harus diberlakukan. Satu yang terpenting, yakni kewajiban menggunakan APD. Berikut
panduan pemilihan APD berdasarkan jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh:

a. pelindung kepala;

b. pelindung mata dan muka;

c. pelindung telinga;

d. pelindung pernapasan

e. pelindung tangan

f. pelindung kaki.

1. Pakaian Pelindung

Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi tubuh atau pakaian pekerja saat terjadi kontak
dengan bahan kimia berbahaya dan mencegah penyebaran kontaminasi. Pemilihan pakaian
pelindung saat menangani bahan kimia tergantung pada risiko dan tingkat perlindungan yang
diperlukan.

Berikut beberapa pakaian pelindung yang dapat Anda gunakan saat menangani bahan kimia,
antara lain:

a. Jas laboratorium

Jas laboratorium dapat digunakan untuk penggunaan skala kecil dan penanganan bahan kimia
dengan risiko rendah. Pakaian pelindung ini berfungsi untuk mencegah kontaminasi bahan ke
dalam tubuh, melindungi tubuh dan pakaian pekerja dari percikan, cipratan, atau tumpahan
bahan kimia.

Jas laboratorium dapat diaplikasikan untuk pemakaian umum, perlindungan dari bahan kimia,
biologi, radiasi, dan bahaya fisik. Jas laboratorium harus terbuat dari bahan katun dan sintetik
seperti nilon atau terylene dengan water repellent (pori-pori kain tidak dapat ditembus oleh
air). Jas laboratorium tidak boleh dipakai di luar daerah laboratorium.
b. Apron

Apron biasanya diaplikasikan untuk penggunaan bahan kimia dalam jumlah besar dan berisiko
tinggi. Apron digunakan untuk melindungi pekerja dari bahan yang bersifat korosif dan
mengiritasi, cairan berbahaya, zat pelarut yang kuat, minyak dan pelumas padat/ gemuk
(grease).

Pakaian pelindung berbentuk seperti celemek ini biasanya terbuat dari


bahan neopreneatau polyurethane dilapisi bahan nilon, terylene, atau karet alami. Ada juga
yang terbuat dari bahan plastik, dengan rekomendasi tidak boleh dikenakan di area yang
mengandung bahan kimia mudah terbakar karena bisa dapat menimbulkan kebakaran yang
dipicu listrik statis.

c. Jumpsuits atau coverall

Pakaian pelindung ini direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi berisiko tinggi seperti
menangani bahan kimia yang bersifat karsinogenik dalam jumlah
banyak. Jumpsuit ataucoverall berfungsi untuk melindungi pekerja dari percikan, cipratan,
atau tumpahan zat berbahaya berisiko tinggi.
Jumpsuit atau coverall biasanya terbuat dari bahan karet, neoprene, viton, vinyl dan material
lain yang mampu memberikan perlindungan tingkat tinggi kepada pekerja dari percikan bahan
kimia yang bersifat karsinogen dan bahan kimia berisiko tinggi lainnya. Pakaian pelindung ini
tersedia dalam dua jenis, yakni disposable coverall (sekali pakai) dan reusable coverall.

Catatan: Untuk penggunaan bahan kimia dalam jumlah besar dan berisiko tinggi, pekerja tidak
diperkenankan menggunakan pakaian pelindung yang dijahit atau berpori (tidak tahan terhadap
permeasi). Penggunaan apron dan jumpsuit/ coverall sangat direkomendasikan.

2. Pelindung Tangan

Fungsi utama pelindung tangan sarung tangan karet adalah melindungi tangan dari cedera
akibat terkena bahan kimia atau terkena peralatan laboratorium yang pecah atau rusak serta
melindungi tangan dari permukaan benda yang kasar atau tajam dan material panas atau dingin.

Bahan kimia biasanya dapat dengan cepat merusak material sarung tangan jika material yang
dipilih tidak sesuai dengan sifat bahan kimia yang ditangani. Maka, material dan ketebalan
menjadi pertimbangan utama saat memilih sarung tangan. Bahan sarung tangan yang dipilih
harus sesuai dengan sifat bahan kimia yang ditangani.

Sarung tangan yang digunakan saat menangani bahan kimia biasanya terbuat
darineoprene, polyvinyl chloride (PVC), polyvinyl alcohol (PVA), karet butil atau alam, karet
sintetis, dan nitril.

3. Pelindung Kaki

Pelindung kaki (sepatu safety) digunakan untuk melindungi kaki dari kemungkinan tumpahan
bahan kimia beracun dan berbahaya serta mencegah penyebaran kontaminasi. Pemilihan
sepatu safety yang aman untuk penanganan bahan kimia didasarkan pada bahaya dan kondisi
lingkungan kerja.
Berikut beberapa poin yang harus diperhatikan dalam memilih sepatu safety untuk area dengan
potensi bahaya bahan kimia:

 Jenis sepatu safety harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya yang dapat
mengakibatkan cedera. Jenis sepatu safety juga perlu dipertimbangkan, apakah sepatu perlu
menutupi pergelangan kaki, lutut atau paha, tergantung bagian-bagian tubuh yang berisiko
mengalami cedera saat menangani bahan kimia
 Material sepatu safety harus memiliki fitur ketahanan terhadap air dan bahan kimia. Karet
sintetis, karet butil atau alam, vinyl dan nitril merupakan material sepatu yang cocok
digunakan saat operasi bahan kimia.
 Konstruksi sepatu safety juga harus memperhitungkan bahaya yang ada di lingkungan kerja
seperti lantai basah, lantai licin, dan jatuhan benda berat atau berat. Pilih sepatu dengan fitur
sol luar anti slip untuk menghindari risiko tergelincir dan fitur pelindung jari kaki berbahan
baja untuk melindungi kaki dari risiko jatuhan benda berat atau tajam
 Bila Anda bekerja di area operasi bahan kimia mudah terbakar, maka sepatu dengan fitur anti
statis perlu digunakan
 Untuk melindungi sepatu dari kontaminasi bahan kimia berbahaya berbentuk debu, serat, atau
partikel di udara, sepatu safety sekali pakai atau penutup sepatu (shoe cover) sekali pakai
dapat digunakan.

4. Pelindung Mata dan Wajah

Cipratan, percikan, hingga paparan kabut bahan kimia yang mengenai mata sering kali menjadi
penyebab terbanyak pekerja mengalami cedera mata. Oleh karena itu, OSHA mewajibkan para
pekerja untuk selalu menggunakan perangkat pelindung mata dan wajah primer dan sekunder
ketika bekerja di area dengan potensi bahaya tadi.

Berikut jenis-jenis alat pelindung mata dan wajah yang berguna untuk menahan dampak
bahaya bahan kimia yang bisa mencederai mata, di antaranya:

a. Safety Goggles: pelindung primer yang berguna untuk melindungi mata dari percikan dan
cipratan bahan kimia. Pilih safety goggles dengan ventilasi tidak langsung (indirect
ventilation ) atau tanpa ventilasi (non-ventilated goggles) saat menangani bahan kimia
berbahaya.
b. Face Shields (tameng muka): pelindung sekunder yang berguna untuk melindungi seluruh
wajah dari paparan sumber bahaya. Face shileds yang dirancang menyatu
denganheadgear dapat melindungi wajah, namun tidak sepenuhnya melindungi mata. Agar
perlindungan dari berbagai sumber bahaya seperti partikel beterbangan, percikan atau
cipratan bahan kimia lebih maksimal, pekerja direkomendasikan menggunakan face
shileds bersamaan dengan safety goggles. Face shields tidak cocok untuk melindungi pekerja
dari debu, asap, atau gas.

Tidak hanya jenisnya, tipe lensa yang digunakan pada pelindung mata dan wajah juga perlu
diperhatikan. Lensa harus transparan dan tidak mengganggu penglihatan. Berikut jenis lensa
yang direkomendasikan untuk pelindung mata dan wajah:

 Polycarbonates − efektif untuk memberikan perlindungan terhadap partikel beterbangan,


namun tidak cocok memberikan perlindungan terhadap bahan kimia korosif
 Acrylic resins − cocok untuk memberikan perlindungan terhadap berbagai jenis bahan kimia,
namun memiliki kemampuan yang lemah dalam menahan dampak bahaya
 Plastik − perlindungan akan lebih maksimal jika diberi lapisan anti kabut.

Catatan: Untuk memberikan perlindungan maksimal, pastikan APD terpasang erat pada mata
dan wajah. Keadaan atmosfer ruangan dan ventilasi terbatas biasanya menyebabkan lensa
menjadi berkabut. Lakukan pembersihan sesering mungkin.

5. Pelindung Pernapasan

Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah melalui
pernapasan. Banyak partikel di udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan sistem
pernapasan. Pelindung pernapasan yang tepat harus digunakan untuk meminimalkan sumber-
sumber bahaya tadi. Berikut jenis pelindung pernapasan yang dapat digunakan saat menangani
bahan kimia:

Air-Purifying Respirator (Respirator pemurni udara)

a. Particulate Respirator

Respirator ini hanya digunakan untuk melindungi pekerja dari bahaya paparan tingkat rendah
(seperti debu, kabut, dan asap). Tidak cocok digunakan untuk melindungi pekerja dari paparan
gas dan uap. Pada respirator jenis ini, filter menangkap partikel dari udara dengan metode
penyaringan, sehingga udara yang melewati respirator menjadi bersih. Contoh dari particulate
respirator adalah disposable dust masks dan respirator dengandisposable filter.

b. Chemical Cartridge/ Gas Mask Respirator

Jenis respirator ini menggunakan cartridge atau canister untuk menyerap gas dan uap di
udara. Catridge dan canister memiliki kemampuan serap yang tinggi pada awal penggunaan
dan akan mengalami penurunan hingga akhir masa pakai (masa jenuh).

Lama masa jenuh sangat tergantung dari konsentrasi uap atau gas di udara dan perawatan
terhadap respirator tersebut. Cartridge atau canister harus diganti sebelum jenuh karena bisa
berdampak pada kemampuan daya serap terhadap kontaminan.
Air-Supplied Respirator (Respirator dengan pemasok udara)

Alat pelindung pernapasan ini mirip seperti peralatan pernapasan untuk penyelam. Air-
supplied respirator menyimpan pasokan udara/ oksigen di dalam tabung sehingga alat ini tidak
memerlukan pasokan udara dari luar. Alat ini biasanya digunakan pada area yang kontaminasi
udaranya sangat tinggi atau rendah oksigen. Juga, tangki udara biasanya hanya dapat digunakan
selama satu jam atau kurang, tergantung rating tangki dan tingkat pernapasan pekerja.

APD merupakan upaya terakhir untuk meminimalkan risiko yang dapat terjadi akibat
kecelakaan atau bahaya di lingkungan kerja maupun saat operasi bahan kimia. Tidak hanya
pemilihan APD yang harus dilakukan secara tepat, pemeriksaan dan perawatan APD secara
rutin pun perlu dilakukan untuk memastikan APD yang digunakan dapat memberikan
perlindungan dalam menahan dampak bahaya bahan kimia.

Cara Memilih dan Merawat Alat Pelindung Diri

1. Cara memilih

a) Sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam jumlah yang memadai.


b) Alat Pelindung Diri yang sesuai standar serta sesuai dengan jenis pekerjaannya harus
selalu digunakan selama mengerjakan tugas tersebut atau selama berada di areal
pekerjaan tersebut dilaksanakan.
c) Alat Pelindung Diri tidak dibutuhkan apabila sedang berada dalam kantor, ruang
istirahat, atau tempat-tempat yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya.
d) Melalui pengamatan operasi, proses, dan jenis material yang dipakai.

2. Cara merawat

a) Meletakkan Alat pelindung diri pada tempatnya setelah selesai digunakan.


b) Melakukan pembersihan secara berkala.
c) Memeriksa Alat pelindung diri sebelum dipakai untuk mengetahui adanya kerusakan
atau tidak layak pakai.
d) Memastikan Alat pelindung diri yang digunakan aman untuk keselamatan jika tidak
sesuai maka perlu diganti dengan yang baru.
e) Dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara penyimpanan,
kebersihan serta kondisinya.
f) Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang kualitasnya tidak
sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan

 Suma’mur, (1986). Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Jakarta, Medika Pustaka

Anda mungkin juga menyukai