Anda di halaman 1dari 31

Program Studi

Kesehatan Masyarakat

Alat
STIKes Kuningan

Pelindung
Diri
Kelas RPL UNIQHBA
APD
Alat Pelindung Diri

• Alat pelindung diri (APD) dibutuhkan oleh para pekerja untuk menjaga
keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja yang penuh risiko atau
bahaya.
• Berdasarkan Permenaker No.5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja,
pengendalian di tempat kerja dilakukan sesuai hierarki pengendalian meliputi
upaya eliminasi, substitusi, rekayasa teknologi, administratif, dan/atau
penggunaan APD.
• Penggunaan Alat Pelindung Diri merupakan urutan terakhir dalam
pengendalian risiko (the last line of defense). Penggunaan APD bukan untuk
mencegah kecelakaan tetapi untuk mengurangi dampak atau konsekuensi
dari suatu kejadian.
JENIS
APD
Permenakertrans No.8 Tahun
2010 1. Alat Pelindung
Kepala

6. Alat Pelindung 2. Alat Pelindung


Kaki Mata dan Muka

7. Pakaian 3. Alat Pelindung


Pelindung Telinga
8. Alat Pelindung
4. Alat Pelindung
Jatuh
Pernapasan
Perorangan
5. Alat Pelindung
9. Pelampung
Tangan
Alat Pelindung Kepala
Alat pelindung kepala berfungsi untuk melindungi kepala dari
benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam atau
benda keras yang melayang atau meluncur di udara, terpapar
oleh radiasi panas, api, percikan bahan-bahan kimia, jasad renik
(mikro organisme) dan suhu yang ekstrem.
Jenis alat pelindung kepala terdiri dari:
• Helm pengaman (safety helmet)
• Topi atau tudung kepala
• Penutup atau pengaman rambut.
Alat Pelindung Mata dan Muka

Alat pelindung mata dan muka berfungsi untuk melindungi mata


dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan partikel-
partikel yang melayang di udara dan di badan air, percikan benda-
benda kecil, panas, atau uap panas, radiasi gelombang
elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak mengion,
pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau benda
tajam.
Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari:
• Kacamata pengaman (spectacles)
• Goggles
• Tameng muka (face shield)
• Masker selam
• Tameng muka
• Kacamata pengaman dalam kesatuan (full face masker).
Alat Pelindung Mata dan Muka
Alat Pelindung Telinga
Alat pelindung telinga berfungsi untuk melindungi alat
pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan. Jenis alat
pelindung telinga terdiri dari
• sumbat telinga (ear plug)
• penutup telinga (ear muff).
Alat Pelindung Pernapasan

Alat pelindung pernapasan berfungsi untuk melindungi organ


pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat
dan/atau menyaring cemaran bahan kimia, mikro-organisme,
partikel yang berupa debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/fume,
dan sebagainya.
Jenis alat pelindung pernapasan dan perlengkapannya terdiri dari:
• Masker
• Respirator
• Katrit
• Kanister
• Re-breather
• Airline respirator
• Continues Air Supply Machine/Air Hose Mask Respirator
• Tangki selam dan regulator (Self-Contained Underwater
Breathing Apparatus/SCUBA)
• Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA)
• Emergency breathing apparatus.
Alat Pelindung Pernapasan
Alat Pelindung Tangan
Pelindung tangan (sarung tangan) berfungsi untuk melindungi
tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu
dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik,
bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat
patogen (virus, bakteri) dan jasad renik.
Jenis pelindung tangan terdiri dari
• sarung tangan yang terbuat dari logam
• sarung tangan yang terbuat dari kulit
• sarung tangan yang terbuat dari kain kanvas
• sarung tangan yang terbuat dari kain atau kain dengan pelapis
• sarung tangan yang terbuat dari karet
• sarung tangan yang tahan bahan kimia.
Alat Pelindung Tangan
Alat Pelindung Kaki
Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa
atau berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda
tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu
yang ekstrem, terkena bahan kimia berbahaya dan jasad renik,
serta tergelincir.
Jenis pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan
peleburan, pengecoran logam, industri, konstruksi bangunan,
pekerjaan yang berpotensi bahaya peledakan, bahaya listrik,
tempat kerja yang basah atau licin, bahan kimia dan jasad renik,
dan/atau bahaya binatang dan lain-lain.
Pakaian Pelindung
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian
atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau
dingin yang ekstrem, pajanan api dan benda-benda panas,
percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas, uap panas,
benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores,
radiasi, binatang, mikro-organisme patogen dari manusia,
binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan
jamur.
Jenis pakaian pelindung terdiri dari:
• Rompi (vests)
• Celemek (apron/coveralls)
• Jaket
Pakaian Pelindung
Alat Pelindung Jatuh Perorangan

Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak


pekerja agar tidak masuk ke tempat yang mempunyai potensi
jatuh atau menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang
diinginkan dalam keadaan miring maupun tergantung dan
menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak
membentur lantai dasar.
Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari:
• Sabuk pengaman tubuh (harness)
• Karabiner
• Tali koneksi (lanyard)
• Tali pengaman (safety rope)
• Alat penjepit tali (rope clamp)
• Alat penurun (descender)
• Alat penahan jatuh bergerak (mobile fall arrester).
Pelampung
Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang bekerja di atas
air atau di permukaan air agar terhindar dari bahaya tenggelam
dan atau mengatur keterapungan (buoyancy) pengguna agar
dapat berada pada posisi tenggelam (negative buoyant) atau
melayang (neutral buoyant) di dalam air.
Jenis pelampung terdiri dari:
• Jaket keselamatan (life jacket)
• Rompi keselamatan (life vest)
• Rompi pengatur keterapungan (bouyancy control device).
Rambu APD

Pasal 5 Permenakertrans No.8


Tahun 2010

Pengusaha atau pengurus wajib


mengumumkan secara tertulis dan
memasang rambu-rambu mengenai
kewajiban penggunaan APD di tempat
kerja.
Manajemen APD

Pasal 7 Permenakertrans No.8


Tahun 2010

Pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan


manajemen APD di tempat kerja. Manajemen APD
tersebut meliputi:

• Identifikasi kebutuhan dan syarat APD


• Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya
dan kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh
• Pelatihan
• Penggunaan, perawatan, dan penyimpanan
• Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan
• Pembinaan
• Inspeksi
• Evaluasi dan pelaporan.
Kerusakan APD

Pasal 8 Permenakertrans No.8


Tahun 2010

(1) APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus dibuang dan/atau
dimusnahkan.
(2) APD yang habis masa pakainya/kedaluwarsa serta mengandung bahan berbahaya, harus
dimusnahkan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.
(3) Pemusnahan APD yang mengandung bahan berbahaya harus dilengkapi dengan berita
acara pemusnahan.

Bagi pengusaha atau pengurus yang tidak menyediakan APD sesuai SNI secara cuma-cuma
bagi pekerja, mewajibkan penggunaan APD di tempat kerja sesuai yang disebutkan dalam
peraturan, dan tidak mengumumkan secara tertulis dan memasang rambu-rambu APD dapat
dikenakan sanksi sesuai UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Kewajiban APD

Pasal 6 Permenakertrans No.8


Tahun 2010

Tanggung jawab pekerja/buruh dan orang lain


yang memasuki tempat kerja wajib:
Memakai atau menggunakan APD sesuai
dengan potensi bahaya dan risiko

Menyatakan keberatan untuk melakukan


pekerjaan apabila APD yang disediakan tidak
memenuhi ketentuan dan persyaratan.
Keefektifan APD

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) memiliki


kelemahan karena tidak bisa mengurangi bahaya
yang mungkin terjadi dan keefektifan tergantung
pada:

Ketentuan Pemilihan
01 APD

02 Cara Penggunaan

Tingkat Kemampuan Alat Mengeliminir


03 Bahaya

Pekerja yang Menggunakan Alat Pelindung


04 Diri Tersebut
Ketentuan Pemilihan
01 APD

Metode pemilihan APD

• Melalui pengamatan operasi, proses, dan jenis material yang dipakai.


• Telaah data-data kecelakaan dan penyakit.
• Belajar dari pengalaman industri sejenis lainnya.
• Bila ada perubahan proses, mesin, dan material.
• Peraturan perundangan.
Ketentuan Pemilihan
01 APD

• Setiap lokasi kerja memiliki potensi bahaya yang berbeda-beda sesuai dengan jenis,
bahan dan proses produksi yang dilaksanakan.
• Sebelum melakukan pemilihan alat pelindung diri yang teat harus melakukan
inventarisasi potensi bahaya yang berada di tempat kerja masing-masing
• Pemborosan terjadi ketika APD yang dipilih dan digunakan tidak sesuai dengan potensi
bahaya yang diahadapi tenaga kerja
• Aspek-aspek dalam pemilihan APD:
 Dapat memberikan perlindungan yang cukup terhadap bahaya-bahaya yang dihadapi oleh pekerja
 Harus seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan
 Tidak mudah rusak
 Suku cadangnya mudah diperoleh
 Harus memenuhi ketentuan standar yang telah ada
 Dapat dipakai secara fleksibel
 Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya
 Tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya
02 Cara Penggunaan

Ketentuan pemakaian APD

• Apakah ditempat kerja ditemukan bahaya yang mengharuskan pekerja menggunakan


Alat Pelindung Diri
• Sejauh manakah tingkat bahaya tersebut?
• Sejauh manakah Alat Pelindung Diri tersebut dibutuhkan oleh pekerja atau Alat
Pelindung Diri apa yang harus dipakai?
• Bagaimanakah seseorang dapat menjamin bahwa APD tidak hanya dipakai, tetapi
digunakan secara tepat oleh pekerja?
02 Cara Penggunaan

Hal yang harus diperhatikan

• Menyesuaikan Alat Pelindung Diri dengan ukuran tubuh


• Memastikan Alat Pelindung Diri berfungsi dengan baik dan benar
• Jika menggunakan 2 (dua) atau lebih APD secara bersamaan, pastikan
bahwa tidak mengurangi keefektifan masing-masing APD
• Segera melapor jika merasakan gejala rasa sakit atau tidak nyaman
menggunakan APD
• Melaporkan kepada pihak yang bertanggung jawab jika diperlukan
perhatian khusus penggunaan APD.
Tingkat Kemampuan Alat
03 Mengeliminir Bahaya

• APD harus diperiksa secara menyeluruh secara teratur oleh staf yang kompeten sesuai
dengan instruksi pabrik. Sebagai aturan umum, perawatan sederhana dapat dilakukan
oleh pengguna, asalkan dia telah diinstruksikan dan dilatih secara memadai (misalnya
membersihkan lensa pada kacamata atau mengganti tali helm).
• Pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan APD yang digunakan dalam situasi berisiko
tinggi (misalnya, APD yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran) harus
dilakukan oleh staf yang terlatih baik yang merupakan produsen atau pemasok (atau
keduanya). Mereka yang terlibat harus memiliki alat dan bahan yang diperlukan untuk
melakukan perbaikan yang tepat.
Tingkat Kemampuan Alat
03 Mengeliminir Bahaya

• APD tidak menghilangkan bahaya kesehatan atau fisik bahan kimia tersebut.
• APD dapat memberikan rasa aman yang palsu.
• Prinsip keselamatan dasar seperti kontrol teknik, kesadaran dan housekeeping harus
tetap digunakan.
• Jika risiko berubah untuk tugas pekerjaan, APD mungkin tidak cocok dengan bahaya
baru.
• APD itu sendiri dapat menambah bahaya baru pada pekerjaan.
• APD dapat membatasi kenyamanan dan gerakan.
• APD dapat membatasi pernapasan, penglihatan, dan komunikasi.
• APD meningkatkan risiko stres akibat panas dan dehidrasi.
• APD dapat membuat stres psikologis bagi pekerja termasuk gejala klaustrofobia dan
serangan panik.
• APD harus dipasang khusus untuk Anda. APD tidak boleh digunakan bersama.
Tingkat Kemampuan Alat
03 Mengeliminir Bahaya

• APD perlu dilepas sebelum pulang. Kontaminasi pada APD Anda dapat mengikuti ketika
pulang kerja dan mengekspos orang lain di rumah
• APD harus dalam kondisi kerja yang baik untuk melindungi
• Jika APD ditemukan rusak, harus dibuang dan diganti.
• APD hanya melindungi pemakainya.
• Tidak efektif jika tidak berfungsi atau dipasang dengan benar
• Tingkat perlindungan teoretis jarang dicapai dalam praktik.
• Penggunaan APD selalu membatasi pemakainya sampai batas tertentu.
• Efek psikologis APD mungkin sedemikian rupa sehingga individu yang mengenakan APD
merasa lebih terlindungi daripada dirinya yang sebenarnya
Pekerja yang Menggunakan Alat
04 Pelindung Diri Tersebut
• Adanya komitmen dari manajemen untuk melindungi pekerja, salah satunya dengan
menyediakan APD yang sesuai dengan standar.
• Adanya kebijakan/prosedur/WI yang mengatur penggunaan APD bagi pekerja.
• Adanya training secara regular tentang tata cara pengenalan resiko, pengendalian resiko
dan penggunaan APD.
• Adanya program komunikasi untuk meningkatkan awareness pekerjang dalam
menggunakan APD seperti regular meeting, poster, stiker dan singnage.
• Pekerja mengetahui dengan baik bahaya-bahaya yang ada di tempat kerja.
• Pekerja mengetahui dengan baik dampak kesehatan dari pajanan bahaya-bahaya
tersebut.
• Pekerja mengetahui dengan baik cara-cara pengendalian bahaya tersebut.
• Pekerja mendapatkan APD yang sesuai dengan pajanan bahaya yang dihadapi.
• Pekerja secara konsisten dan benar menggunakan APD pada saat melakukan
pekerjaan.
• Pekerja memakai APD secara tepat dan benar selama bekerja.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai