Nah perlu diketahui bagi pembaca wahyudi site sekalian, Kondisi darurat bisa terjadi di setiap
tempat kerja dan sekitarnya pada setiap saat meskipun telah diperkirakan sebelumnya melalui kajian
dan pra-kiraan kondisi yang terangkai melalui temuan-temuan pada penyelenggaraan Routine Safety
Patrol dan sejumlah Safety Inspection serta hal-hal lain yang tidak terprediksi. Jadi intine kecelakaan
kerja itu bisa terjadi kapan saja dimana saja dan pada siapa saja termasuk Bos yang asik tidur
dirumah
Kondisi darurat pada umumnya ditanggapi oleh sejumlah pekerja dengan panik namun adapula yang
memelihara kesadaran dan sekaligus berupaya bahu-membahu melakukan pengendalian secara
sistimatis untuk meminimalkan kerugian yang menyertai setiap kondisi darurat. Jadi reaksi dari
beberapa pekarja itu berbeda-beda yak…
Sementara tujuan dari Emergency Drill untuk mengkaji kesigapan kelompok-kelompok pekerja yang
diharapkan bisa “cepat tanggap” dalam upaya mengamankan asset-asset perusahaan atau harta
benda yang penting bila suatu ketika terjadi kondisi darurat di tempat kerja dan sekitarnya.
Untuk sasaran dari ED itu apa tho? Melalui Emergency Drill manajemen berusaha memelihara
keaktifan setiap pekerjanya dengan kesesuaian kapasitas mereka masing-masing berikut peralatan
serta perlengkapannya untuk mengamankan asset perusahaan bila suatu ketika terjadi kondisi
darurat.
Untuk penyelenggara Emergency Drill hanya disiapkan dan diselenggarakan secara ketat-rahasia
oleh pejabat tertinggi di bagian urusan pengendalian kesehatan dan keselamatan serta lindungan
lingkungan kerja yang setingkat HSE Supt., melalui persetujuan dan sepengetahuan pimpinan
tertinggi di tempat kerja setingkat Project Mgr., saja untuk pencapaian tujuan dan sasarannya dll.
Emergency Drill sepatutnya diselenggarakan bila para pekerja dan pengunjung di tempat kerja
dipastikan memahami tata-cara mengamankan/menyelamatkan dirinya berikut asset-asset
perusahaan secara sistimatis agar aman dengan beberapa persyaratan minimal, antara lain sbb.,:
a. Setiap pekerja dan pengunjung di tempat kerja telah menerima “induksi” dan memahami serta
sepakat untuk mematuhi petunjuk pengamanan dan keselamatan ketika berada di dalam wilayah-
tempat kerja.
b. Setiap pekerja dan pengunjung di tempat kerja “termonitor” dan dibukukan posisinya.
c. Watas wilayah-tempat kerja dan setiap fasilitas berikut peralatan kerja “termonitor” dan
dipetakan.
d. Setiap atau sebagian peralatan untuk membantu penyelenggaraan Emergency Drill telah tersedia,
diyakini aman dan berfungsi.
e. Peralatan-peralatan penting sejenis APAR, Megaphone, Mobile Phone dan perlengkapan untuk
PPPK (First Aid Kit Bag) tersedia di tempat-tempat aman dan strategis, mudah dikenali – mudah
diraih untuk digunakan.
f. Tanda-tanda sebagai alat bantu untuk mengarahkan setiap orang agar menyusuri jalan ke tempat
aman telah tersedia dan disematkan di tempat-tempat penting.
g. Safety Advise untuk bersikap dan bertindak bijak bila terjadi kondisi darurat telah disematkan di
tempat-tempat strategis dan dipetakan sebagai Building Warden.
h. Muster Point yang ditentukan sebagai tempat aman untuk berkumpul dan menerima pengarahan
dari para pemandu bila terjadi kondisi darurat telah tersedia dan dipahami.
i. Emergency Call Number yang harus segera dihubungi ketika terjadi kondisi darurat telah
disematkan di Control Room dan dicermati kepatutannya.
j. Tanda peringatan adanya kondisi darurat telah dikenali, demikian pula mengenai tanda atau
perintah untuk meninggalkan tempat (abandon) serta tanda pemberitahuan bahwa kondisi telah
aman dll.
Logic Action yang diharapkan terlaksana ketika kondisi darurat tersimak oleh pekerja, antara lain
sbb.,:
Emergency Drill diharapkan bisa melibatkan para pekerja dari segala lini, penyelenggaraannya
terekam-terdokumentasi dan dievaluasi sebagai koreksi bagi masing-masing pihak yang seharusnya
terlibat dan sebagai bahan pertimbangan untuk membenahi sistim tanggap darurat.
Melalui penyelenggaraan Emergency Drill diharapkan adanya ketenangan dan rasa aman bekerja
“tertanam pada setiap pekerja” sekaligus meningkatkan keyakinan pengusaha untuk melanjutkan
usahanya dll., karena “yakin terdukung” oleh sistim keamanan dan keselamatan yang senantiasa
terselenggara dengan baik dll.
Catatan:
Penyelenggaraan Emergency Drill bisa gagal bila “kerahasiaannya bocor” dan berakibat “fatal” bila
sebagian besar “pelakunya belum mengerti” tentang tata-cara mengamankan dan menyelamatkan
diri masing-masing berikut asset-asset penting milik perusahaan atau sebagian mereka ada yang
“bertindak asal-asalan” bahkan “panic-histeris” juga “bertindak liar” atau “gegabah” ketika
menyimak tanda peringatan kondisi darurat. Maka patut diawali dengan penjelasan dan pelatihan
dasar tentang kondisi darurat agar aman dll.