AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN INDRAMAYU 2014 Tipe Kepemimpinan
1. Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis
Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut: Mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, Mereka bersikap terlalu melindungi, Mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, Mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif, Mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri, Mereka selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
3. Tipe Kepemimpinan Maternalistis
Tipe kepemimpinan maternalistis tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan. 4. Tipe Kepemimpinan Militeristis Tipe kepemimpinan militeristis ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter tapi lebih ke arah militer. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, Menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, Komunikasi hanya berlangsung searah.
5. Tipe Kepemimpinan Otokratis
Seorang pemimpin yang tergolong otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang biasanya dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Seorang pemimpin otokratik adalah seorang yang egois. Egoismenya akan memutarbalikkan fakta yang sebenarnya sesuai dengan apa yang secara subjektif diinterpretasikannya sebagai kenyataan. Dengan egoismenya, pemimpin otokratik melihat peranannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasional. Egonya yang besar menumbuhkan dan mengembangkan persepsinya bahwa tujuan organisasi identik dengan tujuan pribadinya. Dengan persepsi yang demikian, seorang pemimpin otokratik cenderung menganut nilai organisasional yang berkisar pada pembenaran segala cara yang ditempuh untuk pencapaian tujuannya. Pada tipe kepemimpinan ini ketentuan dibuat oleh pimpinan, tingkah laku dari kegiatan kelompok diputuskan oleh pimpinan, pimpinan selalu memberikan tugas pada setiap anggota, pimpinan dapat memuji atau mencela pekerjaan anggota. Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, Berambisi untuk merajai situasi, Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, Adanya sikap eksklusivisme, Selalu ingin berkuasa secara absolut, Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
6. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini pemimpin seperti tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri, dengan anggapan bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk taat pada peraturan yang berlaku Ciri-ciri kepemimpinan Laissez Faire adalah sebagai berikut: Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif, Memberikan kebebasan pada para bawahan, Tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya, Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri, Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif,. Intervensi pemimpin dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat yang minimal.
7. Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, kepemimpinan populistis adalah kepemimpinan yang dapat membangunkan solidaritas rakyat. tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
8. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.
9. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat. Ciri-ciri kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut: Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi, Bersifat terbuka, Bawahan diberi kesempatan untuk memberi saran, pendapat, bahkan kritik, Dalam pengambilan keputusan mengutamakan musyawarah untuk mufakat, Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan team work dalam usaha mencapai tujuan, Menghargai potensi individu.
10. Tipe Kepemimpinan Open Leadership
Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan. Dalam tipe ini keputusan ada ditangan pemimpin.
11. Tipe Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional dapat diartikan sebagai cara yang digunakan seorang pemimpin dalam menggerakkan anggotanya dengan menawarkan imbalan/akibat terhadap setiap kontribusi yang diberikan oleh anggota kepada organisasi. gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin menfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan. Ciri-ciri kepemimpinan transaksional adalah sebagai berikut: Pemimpin menggunakan serangkaian imbalan untuk memotivasi para anggota, Imbalannya berupa kebutuhan tingkat fisiolois, Pemimpin akan memberi tindakan koreksi atau pembatalan imbalan atau sanksi apabila anggota gagal mencapai sasaran prestasi yang ditetapkan, Pemimpin mengetahui keinginan bawahan, Pemimpin terampil Memberikan imbalan atau janji yang tepat, Responsif terhadap kepentingan bawahan.
12. Tipe Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang membawa organisasi pada sebuah tujuan baru yang lebih besar dan belum pernah dicapai sebelumnya dengan memberikan kekuatan mental dan keyakinan kepada para anggota agar mereka bergerak secara sungguh-sungguh menuju tujuan bersama tersebut dengan mengesampingkan kepentingan/keadaan personalnya. Ciri-ciri kepemimpinan transformational adalah sebagai berikut: Adanya pemberian wawasan serta penyadaran akan misi, membangkitkan kebanggaan, serta menumbuhkan sikap hormat dan kepercayaan pada para bawahannya, Adanya proses menumbuhkan ekspektasi yang tinggi melalui pemanfaatan simbol-simbol untuk memfokuskan usaha dan mengkomunikasikan tujuan- tujuan penting dengan cara yang sederhana, Adanya usaha meningkatkan intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara seksama, Pemimpin memberikan perhatian, membina, membimbing, dan melatih setiap orang secara khusus dan pribadi.