Anda di halaman 1dari 14

PEDOMAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI

PEDOMAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KUSUMA PRADJA

1
JLnBugangan Raya no 3-5,Telp.(024)3546355,3553894,
2
3551570.FAK.(024)3553895 SEMARANG,50126
E_mail :rskusumawarendra@yahoo.com
Website:rskusuma.co.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan anugerah
yang telah diberikan kepada kami, sehingga Pedoman Pemakaian Alat Pelindung Diri
dapat diselesaikan tepat waktu.

3
Pedoman Pemakaian Alat Pelindung Diri ini merupakan pedoman bagi tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi serta petugas medis dan petugas non medis di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Kusuma Pradja dalam mengunakan alat pelindung diri pada
saat melakukan pelayanan kepada pasien untuk mencegah infeksi nosokomial dalam
rangka menjaga keselamatan pasien dan petugas . Diharapkan pedoman ini dapat
digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian
infeksi di rumah sakit dapat dilakukan lebih optimal. .

Tersusunnya pedoman ini atas kerjasama antara Direktur Rumah Sakit I BU dan
Anak Kusuma Pradja dengan komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, serta
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih atas dukungan dan
bantuannya.

semarang,

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................ i

Kata Penganta................................................................................................................ ii

Daftar Isi....................................................................................................................... iii


4
BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian………………………………………………………………..

B. Tujuan…………………………………………………………………………..

C. Jenis-Jenis Alat Pelindung


Diri…………………………………………………

BAB II TATA LAKSANA

A. Pedoman Umum Alat Pelindung


Diri………………………………………….
B. Faktor-Faktor Penting Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri................
C. Urutan Mengenakan Alat Pelindung Diri.....................……………………
D. Urutan Melepaskan Alat Pelindung Diri...................................................
E. Prosedur Menggunakan Alat Pelindung Diri....................................
F. Prosedur Melepaskan Alat Pelindung Diri...................................

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………….

BAB IV DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

BAB I
5
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Alat pelindung diri adalah alat untuk melindungi tenaga kerja dari kecelakaan
kerja yang serius atau penyakit akibat kontak dengan bahan kimia, radiologi,
fisik, listrik, mekanik, atau tempat kerja berbahaya lainnya.

B. TUJUAN
1. Melindungi tenaga kerja dari bahaya akibat pekerjaannya
2. Meningkatkan efektifitas dan produktivitas kerja
3. Menciptakan lingkungan kerja yang aman.

C. JENIS-JENIS ALAT PELINDUNG DIRI


1. Sarung Tangan (Handscoon)
Sarung tangan merupakan penghalang (barrier) fisik paling penting untuk
mencegah penyebaran infeksi. Sarung tangan harus diganti antara setiap
kontak dengan satu pasien ke pasien lainnya, untuk menghindari kontaminasi
silang.
Tiga saat petugas perlu memakai sarung tangan:
a. Perlu untuk menciptakan barier protektif dan cegah kontaminasi yang
berat. Disinfeksi tangan tidak cukup untuk memblok transmisi kontak bila
kontaminasi berat. misal menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, eksresi,
mukus membran, kulit yang tidak utuh.
b. Dipakai untuk menghindari transmisi mikroba di tangan petugas ke pada
pasien saat dilakukan tindakan terhadap kulit pasien yang tidak utuh, atau
mucus membran.
c. Mencegah tangan petugas terkontaminasi mikroba dari pasien transmisi
kepada pasien lain. Perlu kepatuhan petugas untuk pemakaian sarung
tangan sesuai standar. Memakai sarung tangan tidak menggantikan
perlunya cuci tangan, karena sarung tangan dapat berlubang walaupun
kecil, tidak nampak selama melepasnya sehingga tangan terkontaminasi.
6
2. Masker
Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah
dagu, dan rambut pada wajah (jenggot). Masker dipakai untuk menahan
cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah
berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau
cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan. Bila
masker tidak terbuat dari bahan tahan cairan, maka masker tersebut tidak
efektif untuk mencegah kedua hal tersebut.
3. Jas Pelindung
Jas pelindung digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau
seragam lain, pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai
menderita penyakit menular melalui droplet/airborne. Pemakaian gaun
pelindung terutama adalah untuk melindungi baju dan kulit petugas
kesehatan dari sekresi respirasi. Ketika merawat pasien yang diketahui atau
dicurigai menderita penyakit menular tersebut, petugas kesehatan harus
mengenakan gaun pelindung setiap memasuki ruangan untuk merawat
pasien karena ada kemungkinan terpercik atau tersemprot darah, cairan
tubuh, sekresi atau ekskresi. Pangkal sarung tangan harus menutupi ujung
lengan gaun sepenuhnya. Lepaskan gaun sebelum meninggalkan area
pasien. Setelah gaun dilepas, pastikan bahwa pakaian dan kulit tidak kontak
dengan bagian yang potensial tercemar, lalu cuci tangan segera untuk
mencegah berpindahnya organisme. Kontaminasi pada pakaian yang dipakai
saat bekerja dapat diturunkan 20-100x dengan memakai gaun pelindung.
Perawat yang memakai apron plastik saat merawat pasien bedah abdomen
dapat menurunkan transmisi S.aureus 30x dibandingkan perawat yang
memakai baju seragam dan ganti tiap hari.
4. Alat Pelindung Mata
Melindungi petugas dari percikan darah atau cairan tubuh dengan cara
melindungi mata. Pelindung mata mencakup kacamata (Goggles) plastik
bening , kaca mata pengaman ,pelindung wajah dan visor. Kacamata koreksi
atau kacamata dengan lensa polos juga dapat digunakan tetapi hanya jika
7
ditambahkan pelindung bagian sisi wajah. Petugas kesehatan harus
menggunakan masker dan pelindung mata atau pelindung wajah jika
melakukan tugas yang memungkinkan adanya percikan cairan secara tidak
sengaja ke arah wajah. Bila tidak tersedia pelindung wajah, petugas
kesehatan dapat menggunakan kacamata pelindung atau kacamata biasa
serta masker.
5. Topi.
Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit
dan rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan. Topi harus
cukup besar untuk menutup semua rambut. Meskipun topi dapat memberikan
melindungi pemakainya dari darah atau cairan tubuh yang memercik atau
menyemprot.
6. Apron
Terbuat dari karet atau plastik merupakan penghalang tahan air untuk
sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Pemakaian apron adalah
dibawah gaun penutup dan dipakai ketika melakukan perawatan langsung
pada pasien, membersihkan pasien atau melakukan prosedur dimana ada
risiko tumpahan darah, cairan tubuh atau sekresi. Hal ini menjadi penting jika
gaun pelindung tidak tahan air, dimana apron akan mencegah cairan tubuh
pasien mengenai baju dan kulit petugas kesehatan.
7. Pelindung kaki
Dipakai untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam atau benda
berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja di atas kaki. Oleh karena itu
sandal jepit atu sepatu yang terbuat dari bahan lunak /kain tidak boleh
digunakan. Sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup memberikan lebih
banyak perlindungan tetapi harus dijaga dari kontaminasi darah dan cairan
tubuh lainnya.

BAB II
ALAT PELINDUNG DIRI
8
A. PEDOMAN UMUM ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
1. Tangan harus selalu dibersihkan meskipun menggunakan APD.
2. Lepas dan ganti bila perlu segala perlengkapan APD yang dapat digunakan
kembali yang sudah rusak atau sobek segera setelah Anda mengetahui APD
tersebut tidak berfungsi optimal.
3. Lepaskan semua APD sesegera mungkin setelah selesai memberikan
pelayanan dan hindari kontaminasi:
a. Lingkungan di luar ruang isolasi
b. Para pasien atau pekerja lain
c. Diri anda sendiri.
4. Buang semua perlengkapan APD dengan hati-hati dan segera membersihkan
tangan.
a. Perkirakan risiko terpajan cairan tubuh atau area terkontaminasi sebelum
melakukan kegiatan perawatan kesehatan.
b. Pilih APD sesuai dengan perkiraan risiko terjadi pajanan.
c. Menyediakan sarana APD bila emergensi dibutuhkan untuk dipakai.

B. FAKTOR-FAKTOR PENTING DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG


DIRI (APD)
1. Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya sebelum memasuki
ruangan.
2. Gunakan dengan hati-hati - jangan menyebarkan kontaminasi.
3. Lepas dan buang secara hati-hati ke tempat limbah infeksius yang telah
disediakan di ruang ganti khusus. Lepas masker di luar ruangan.
4. Segera lakukan pembersihan tangan dengan langkah-langkah membersihkan
tangan sesuai pedoman.

C. URUTAN MENGENAKAN ALAT PELINDUNG DIRI

9
Mengenakan alat pelindung diri harus sesuai dengan urutannya untuk mencegah
kontaminasi dibagian yang seharusnya steril terutama apabila akan melakukan
tindakan operasi atau memasuki ruang perawatan yang membutuhkan tingkat
kontaminasi yang sangat minimal. Adapun urutan mengenakan APD adalah
sebagai berikut :
1. Pelindung kaki
2. Gaun pelindung, Apron dan topi
3. Masker
4. Kacamata atau pelindung wajah
5. Sarung tangan

D. URUTAN MELEPASKAN ALAT PELINDUNG DIRI


Seperti halnya mengenakan alat pelindung diri, maka pada saat melepaskan alat
pelindung diri harus menepati urutan yang sesuai dengan tujuan mencegah
kontaminasi pada petugas kesehatan karena dimulai dari alat pelindung diri yang
paling banyak terkontaminasi. Kecuali masker, melepaskan APD dilakukan di
pintu atau di anteroom. Masker dilepaskan setelah meninggalkan ruangan
pasien atau menutup pintu. Adapun urutan melepaskan alat pelidnung diri adalah
sebagai berikut :
1. Sarung tangan
2. Kacamata atau pelindung wajah
3. Apron, gaun pelindung dan topi
4. Masker
5. Pelindung kaki.

E. PROSEDUR MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI


1. Cara penggunaan masker
a. Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher
b. Tepatkan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung
c. Tepatkan dengan erat pada wajah dan dibawah dagu sehingga melekat
dengan baik
10
d. Periksa ulang penggunaan masker dengan tepat
2. Cara penggunaan sarung tangan (handscoon)
a. Cuci tangan terlebih dahulu
b. Identifikasi handscoon dengan mengeluarkan handscoon dari kemasan
nya. Tempatkan pada tempat yang datar dan bersih. Buka kemasannya
sentuh bagian kemasan hanya bagian yang luar, bagian dalam dilarang di
sentuh. Pastikan handscoon untuk tangan kiri berada di  kiri dan untuk
tangan kanan berada di kanan.
c. Pakai handscoon untuk tangan yang lebih dominan terlebih dahulu pada
orang yang bukan kidal tangan dominan nya adalah tangan kanan. Jepit
handscoon untuk tangan kanan menggunakan tangan kiri dan pakaikan
handscoon ke tangan kanan. Lakukan sebaliknya untuk tangan kiri
d. Tarik handscoon hingga menutupi pergelangan tangan
3. Cara penggunaan jas pelindung
a. Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian
pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang punggung
b. Ikat di bagian belakang leher dan pinggang
4. Cara Menggunakan Kacamata atau pelindung wajah
a. Pasang pada wajah dan mata
b. Sesuaikan agar pas
F. PROSEDUR MELEPASKAN ALAT PELINDUNG DIRI
1. Cara melepaskan sarung tangan
a. Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan sudah terkontaminasi
b. Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya,
lepaskan.
c. Pegang sarung tangan yang telah dilepaskan dengan menggunakan
tangan yang masih memakai sarung tangan.
d. Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan dibawah
sarung tangan yang belum dilepas dipergelangan tangan.
e. Lepaskan sarung tangan diatas sarung tangan pertama.
f. Buang sarung tangan ditempat infeksius.
11
2. Cara melepaskan gaun pelindung
a. Ingatlah bahwa bagian depan dan lengan gaun pelindung telah
terkontaminasi.
b. Lepaskan tali.
c. Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun
pelindung saja
d. Balik gaun pelindun
e. Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan diwadah yang telah
disediakan untuk diproses ulang atau dibuang ditempat sampah infeksius.
3. Cara melepaskan masker
a. Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi, jangan
disentuh.
b. Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas
c. Buang ketempat infeksius.
4. Cara melepaskan kacamata atau pelindung wajah
a. Ingatlah bahwa bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah
terkontaminasi.
b. Pegang karet atau gagang kacamata, lepaskan perlahan lahan
c. Letakkan diwadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau dalam
tempat sampah infeksius.

12
BAB III
PENUTUP

Alat pelindung diri digunakan untuk melindungi tenaga kerja dari kecelakaan kerja yang
serius atau penyakit akibat kontak dengan bahan kimia, radiologi, fisik, listrik, mekanik,
atau tempat kerja berbahaya lainnya. Penyusunan pedoman ini bertujuan untuk
mempermudah pembuatan standar prosedur operasional alat pelindung diri yang
digunakan petugas kesehatan di Rumah SakitIbu dan anak kusuma pradja. Dengan
adanya pedoman ini diharapkan semua petugas baik petugas medis dan non medis
dapat menggunakan alat pelindung diri dengan baik dan benar.

13
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian


Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI

14

Anda mungkin juga menyukai