Anda di halaman 1dari 22

BAB I

DEFINISI

Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat kesematan yang digunakan
oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan
adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. Alat pelindung diri merupakan cara penting untuk mencegah kecelakaan
kerja. Idealnya, pendekatan yang terbaik adalah untuk menjaga lingkungan kerja yang
aman dan menghilangkan potensial bahaya. Alat hanya boleh diandalkan sebagai garis
pertahanan terakhir di tempat-tempat dimana tidak praktis untuk mengontrol bahaya
pada sumbernya.
Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang di pakai petugas
untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/bahan infeksius.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Panduan ini diterapkan kepada seluruh kegiatan yang memerlukan penggunaan


APD di RSUD Mokoyurli
2. Pelaksana panduan ini adalah seluruh pegawai dan pengunjung RSUD Mokoyurli

2
BAB III
TATA LAKSANA

A. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Alat Pelindung Diri (APD) sebagai
berikut :
1. Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan khusus yang di pakai
petugas untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/bahan infeksius.
2. APD terdiri dari sarung tangan, masker/Respirator partikular, pelindung mata
(goggle), perisai/pelindung wajah, kap penutup kepala, gaun pelindung/apron,
sendal/sepatu tertutup (sepatu boot)
3. Tujuan pemakaian alat pelindung diri (APD) adalah melindungi kulit dan
membran mukosa dari resiko pajanan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit
yang tidak utuh dan selaput lendir dari pasien ke petugas dan sebaliknya.
4. Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan tindakan yang memungkinkan
tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh atau
kemungkinan pasien terkontaminasi dari petugas.
5. Melepas APD segera dilakukan jika sudah selesai di lakukan.
6. Tidak dibenarkan menggantung masker di leher, memakai sarung tangan sambil
menulis dan menyentuh permukaan lingkungan

Gambar 1. Alat Pelindung Diri (APD)

B. Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri (APD)


1. Sarung tangan
Terdapat tiga jenis sarung tangan, yaitu :

3
a. Sarung tangan bedah (steril), dipakai sewaktu melakukan tindakan invasif
atau pembedahan.
b. Sarung tangan pemeriksaan (bersih), dipakai untuk melindungi petugas
pemberi pelayanan kesehatan sewaktu melakukan pemeriksaan atau
pekerjaan rutin
c. Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memproses peralatan,
menangani bahan-bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan
permukaan yang terkontaminasi.

Umumnya sarung tangan bedah terbuat dari bahan lateks karena elastis, sensitif
dan tahan lama serta dapat disesuaikan dengan ukuran tangan. Bagi mereka yang
alergi terhadap lateks, tersedia dari bahan sintetik yang menyerupai lateks,
disebut ‘nitril’.

4
Gambar 2. Pemasangan sarung tangan

5
Kapan pemakaian sarung tangan diperlukan :
a. Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah atau cairan tubuh lain,
membran mukosa atau kulit yang terlepas.
b. Melakukan prosedur medis yang bersifat invasif misalnya menusukkan
sesuatu kedalam pembuluh darah, seperti memasang infus.
c. Menangani bahan-bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi atau
menyentuh permukaan yang tercemar.
d. Menerapkan Kewaspadaan Berdasarkan Penularan melalui kontak (yang
diperlukan pada kasus penyakit menular melalui kontak yang telah
diketahui atau dicurigal), yang mengharuskan petugas kesehatan
menggunakan sarung tangan bersih, tidak steril ketika memasuki ruangan
pasien.
Petugas kesehatan harus melepas sarung tangan tersebut sebelum
meninggalkan ruangan pasien clan mencuci tangandengan air dan sabun atau
dengan handrub berbasis alkohol Satu pasang sarung tangan harus digunakan
untuk setiappasien, sebagai upaya menghindari kontaminasi silang (CDC
1987).Pemakaian sepasang sarung tangan yang sama atau mencucitangan yang
masih bersarung tangan, ketika berpindah dari satu pasien ke pasien lain atau
ketika melakukan perawatan di bagiantubuh yang kotor kemudian berpindah ke
bagian tubuh yang bersih,bukan merupakan praktek yang aman. Doebbeling dan
Colleagues(1988) menemukan bakteri dalam jumlah bermakna pada tangan
petugas yang hanya mencuci tangan dalam keadaan masihmemakai sarung tangan
dan tidak mengganti sarung tangan ketikaberpindah dari satu pasien ke pasien
lain

Hal Yang Harus Dilakukan Bila Persediaan Sarung Tangan Terbatas


Bila sumber daya terbatas dan jumlah sarung tangan periksa tidak memadai,
sarung tangan bedah sekali pakai (disposable) yangsudah digunakan dapat
diproses ulang dengan cara :
1) Dekontaminasi dengan merendam dalam larutan Morin 0,5% selama 10
menit
2) Dicuci dan bilas, serta dikeringkan
3) Sterilkan dengan menggunakan autoklaf atau didisinfeksitingkat tinggi
(dengan dikukus)

6
Bila sarung tangan rumah tangga tidak tersedia, gunakan dug lapis sarung
tangan periksa atau sarung tangan bedah yang telahdiproses untuk memberikan
perlindungan yang cukup bagi petugaskebersihan, petugas laundry, pekarya serta
petugas yang menangani dan membuang limbah medis.

Hal Yang Harus Diperhatikan Pada Pemakaian Sarung Tangan


1) Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai,khususnya untuk sarung
tangan bedah. Sarung tangan yangtidak sesuai dengan ukuran tangan dapat
menggangu ketrampilan dan mudah robek
2) Jaga agar kuku selalu pendek untuk menurunkan risiko sarung tangan robek
3) Tarik sarung tangan ke atas manset untuk melindungipergelangan tangan
4) Gunakan pelembab yang larut dalam air (tidak mengandunglemak) untuk
mencegah kulit tangan kering/berkerut
5) Jangan gunakan lotion atau krim berbasis minyak, karenaakan merusak
sarung tangan bedah maupun sarung tanganperiksa dari lateks
6) Jangan menggunakan cairan pelembab yang mengandungparfum karena
dapat menyebabkan iritasi pada kulit
7) Jangan menyimpan sarung tangan di tempat dengan suhuyang terlalu pangs
atau terlalu dingin misalnya di bawah sinarmatahari langsung, di dekat
pemanas, AC, cahaya ultraviolet,cahaya fluoresen atau mesin rontgen,
karena dapat merusak bahan sarung tangan sehingga mengurangi
efektifitasnyasebagai pelindung

Reaksi Alergi Terhadap Sarung Tangan

Reaksi alergi terhadap sarung tangan lateks semakin banyak dilaporkan


oleh berbagai petugas di fasilitas kesehatan, termasukbagian rumah tangga,
petugas laboratorium dan dokter gigi.. Jikamemungkinkan, sarung tangan bebas
lateks (nitril) atau sarung tangan lateks rendah alergen harus digunakan, jika
dicurigai terjadialergi (reaksi alergi terhadap nitril juga terjadi, tetapi lebih
jarang).Selain itu, pemakaian sarung tangan bebas bedak jugadirekomendasikan.
Sarung tangan dengan bedak dapat menyebabkan reaksi lebih banyak, karena
bedak pada sarungtangan membawa partikel lateks ke udara. Jika hal ini
tidakmemungkinkan, pemakaian sarung tangan kain atau vinil di bawah sarung
tangan lateks dapat membantu mencegah sensitisasi kulit.Meskipun demikian,

7
tindakan ini tidak akan dapat mencegahsensitisasi pada membran mukosa mata
dan hidung.
Pada sebagian besar orang yang sensitif, gejala yang munculadalah warna
merah pada kulit, hidung berair dan gatal-gatal padamata, yang mungkin berulang
atau semakin parah misalnyamenyebabkan gangguan pernafasan seperti asma.
Reaksi alergi terhadap lateks dapat muncul dalam waktu 1 bulan
pemakaian.Tetapi pada umumnya reaksi barn terjadi setelah pemakaian yanglebih
lama, sekitar 3-5 tahun, bahkan sampai 15 tahun, meskipun pada orang yang
rentan. Belem ada terapi atau desensitisasi untuk mengatasi alergi lateks, satu-
satunya pilihanadalah menghindari kontak.

1. Masker
Masker digunakan untuk melindungi wajah dan membran mukosa mulut dari
cipratan darah dan cairan tubuh dari pasien atau permukaan lingkungan udara
yang kotor dan melindungi pasien atau permukaan lingkungan udara dari petugas
pada saat batuk atau bersin. Masker yang digunakan harus menutupi hidung dan
mulut serta melakukan fit test (penekanan di bagian hidung).
Terdapat tiga jenis masker, yaitu :
a. Masker bedah, untuk tindakan bedah atau mencegah penularan melalui
droplet.
b. Masker respiratorik, untuk mencegah penularan melalui airborne.
c. Masker rumah tangga, dugunakan di bagian gizi atau dapur.

Gambar 3. Memakai Masker


Cara memasang masker tertera pada SPO pemasangan masker (terlampir)

8
Gambar 4. Masker Klip pada tulang hidung

Gambar 5. Masker Respirator/partikulat


Pemakaian respirator partikulat
Respirator partikulat untuk pelayanan kesehatan N95 atau FFP2 (health care
particular respirator), merupakan masker khusus dengan efisiensi tinggi untuk
melindungi seseorang dari partikel berukuran <5 mikron yang dibawa melalui
udara. Pelindung ini terdiri dari beberapa lapisan penyaring dan harus dipakai
menempel erat pada wajah tandap ada kebocoran. Masker ini membuat
pernafasan pemakai menjadi lebih berat. Seberlum memakai masker ini, petugas
kesehatan perlu melakukan fit test.
Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan fit test :
a. Ukuran respirator perlu disesuaikan dengan ukuran wajah
b. Memeriksa sisi masker yang menempel pada wajah untuk melihat adanya
cacat atau lapisan yang tidak utuh. Jika cacat atau terdapat lapisan yang
tidak utuh, maka tidak dapat digunakan dan harus diganti
c. Memastikan tali masker tersambung dan menempel dengan baik disemua
titik sambungan.

9
d. Memastikan klip hidung yang terbuat dari logam dapat disesuaikan bentuk
hidung petugas.
Fungsi alat ini akan menjadi kurang efektif dan kurang aman bila tidak menempel
erat pada wajah. Beberapa keadaan yan gdapat menimbulkan keadaan demikian,
yaitu :
a. Adanya janggut dan jambang
b. Adanya gagang kacamata
c. Ketiadaan satu atau dua gigi pada kedua sisi yang dapat mempengaruhi
perlekatan bagian wajah masker

10
Pemerikasan segel Positif
Hembuskan nafas kuat-kuat. Tekanan positif di dalam respirator berarti
tidak ada kebocoran. Bila terjadi kebocoran atur posisi dan / atau
ketegangan tali. Uji kembali kerapatan respirator. Ulangi langkah tersebut
sampai respirator benar-benar tertutup rapat

Pemeriksaan Segel negatif


a. Tarik nafas dalam-dalam. Bila tidak ada kebocoran, tekanan negatif di
dalam respirator akan membuat respirator menempel ke wajah.
Kebocoran akan menyebabkan hilangnya tekanan negatif di dalam
respirator akibat udara masuk melalui celah-celah segelnya.
b. Lamuanya penggunaan maksimal 1 (satu) minggu dengan
pemeliharaan yang benar.
c. Cara pemeliharaan dan penyimpanan yang benar (setelah dipakai
ditelakkan di tempat yang kering dan dimasukkan dalam kantong
berlubang berbahan kertas).
2. Gaun Pelindung

11
Gaun pelindung digunakan untuk melindungi baju petugas dari
kemungkinan paparan atau percikan darah atau cairan tubuh, sekresi atau
melindungi pasien dari paparan pakaian petugas pada tindakan steril.
Jenis-jenis gaun pelindung:
a. Gaun pelindung tidak kedap air
b. Gaun pelindung kedap air
c. Gaun steril
d. Gaun non steril
Indikasi penggunaan gaun pelindung
Tindakan atau penanganan alat yang memungkinkan pencemaran atau
kontaminasi pada pakaian petugas, seperti :
a. Membersihkan luka
b. Tindakan drainase
c. Menuangkan cairan terkontaminasi kedalam lubang pembuangan atau
WC/toilet
d. Menangani pasien perdarahan masif
e. Tindakan bedah
f. Perawatan Gigi
Segera ganti gaun atau pakaian kerja jika terkontaminasi cairan tubuh
pasien (darah).
SPO pemakaian gaun pelindung (terlampir)

Gambar 6. Gaun pelindung

12
3. Goggle dan perisai wajah
Harus terpasang dengan baik dan benar agar dapat melindungi wajah dan
mata
Tujuan pemakaian goggle dan perisai wajah :
Melindungi mata dan wajah dari percikan darah, cairan tubuh, sekresi dan
ekresi.
Indikasi :
Pada saat tindakan operasi, pertolongan persalinan dan tindakan persalinan,
tindakan perawatan gigi dan mulut, pencampuran B3 cair, pemulasaran
jenazah, penanganan linen terkontaminasi di laundry, di ruang
dekontaminasi CSSD.

Gambaran 7. Penutup Wajah

Gambar 8. Memakai goggle

4. Sepatu pelindung
Tujuan pemakaian sepatu pelindung adalah melindungi kaki petugas dari
tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari

13
kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan, sepatu
tidak boleh berlubang agar berfungsi optimal.
Jenis sepatu pelindung seperti sepatu boot atau sepatu yang menutup
seluruh permukaan kaki.
Indikasi pemakaian sepatu pelindung :
a. Penanganan pemulasaran jenazah
b. Penanganan limbah
c. Tindakan oprasi
d. Pertolongan dan tindakan persalinan
e. Penanganan linen
f. Pencucian peralatan di ruang gizi
g. Ruang dekontaminasi CSSD

Gambar 9. Sepatu pelindung

5. Topi Pelindung
Tujuan pemakaian topi pelindung adalah untuk mencegah jatuhnya
microorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap alat-
alat/daerah steril atau membaran mukosa pasien dan juga sebaliknya untuk
melindungi kepala/rambut petugas dari percikan darah atau cairan tubuh
dari pasien.
Indikasi pemakaian topi pelindung:
a. Tindakan operasi

14
b. Pertolongan dan tindakan persalinan
c. Tindakan insersi CVL
d. Intubasi Trachea
e. Penghisapan lendir massive
f. Pembersihan peralatan kesehatan

Gambar 10. Topi Pelindung

3.1 Cara mengenakan APD


Langkah-langkah mengenakan APD pada perwatan Isolasi kontak dan airborne adalah
sebagai berikut:
a. Kenakan baju kerja sebagai lapisan pertama pakaian pelindung.
b. Kenakan pelindung kaki
c. Kenakan sepasang sarung tangan pertama.
d. Kenakan gaun luar.
e. Kenakan celemek plastik.
f. Kenakan sepasang sarung tangan kedua
g. Kenakan masker

15
h. Kenakan penutup kepala
i. Kenakan pelindung mata
B. Pelepasan APD
Langkah-langkah melepaskan APD adalah sebagaii berikut :
a. Lepaskan sepasang sarung tangan
b. Lakukan kebersihan tangan
c. Lepaskan apron
d. Lepaskan perisai wajah (goggle)
e. Lepaskan gaun bagian luar
f. Lepaskan penutup kepala
g. Lepaskan masker
h. Lepaskan pelindung kaki
i. Lepaskan kebersihan tangan

C. Area Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


N NAMA RUANG JENIS APD KETERANGAN
O

1 ICU Masker Untuk melindungi petugas


Sarung tangan kesehatan dan pengunjung

2 Ruang Masker Untuk melindungi petugas


perinatologi Sarung tangan kesehatan dan pengunjung
Apron/Gaun
Baju

3 VK Masker Untuk melindungi petugas


Topi kesehatan dan pengunjung
Sarung tangan
Apron kedap air
Sepatu pelindung
Google glass

4 IBS Masker Untuk melindungi petugas


Topi kesehatan
Sarung tangan steril
Gaun/Baju steril
Google glass
Sepatu pelindung

16
5 IGD Masker Untuk melindungi petugas
Sarung tangan steril kesehatan
Sarung tangan bersih
Apron kedap air
Sepatu pelindung

6 Rawat Inap Masker Untuk melindungi petugas


Sarung tangan steril kesehatan
Sarung tangan bersih

7 Rawat Jalan Masker Untuk melindungi petugas


Sarung tangan bersih kesehatan
Sarung tangan steril

8 Laboratorium Masker Untuk melindungi petugas


Sarung tangan bersih kesehatan
Gaun/Apron
Kaca mata jika perlu

9 Radiologi Masker Untuk melindungi petugas


Sarung tangan kesehatan
Apron pelindung radiasi

10 Instalasi Gizi Masker Untuk melindungi petugas


Topi kesehatan
Sarung tangan plastik bersih
Sepatu pelindung
Apron kedap air

11 Fisiotherapi Masker Untuk melindungi petugas


Sarung tangan kesehatan

12 CSSD Masker Untuk melindungi petugas


Sarung tangan kesehatan
Apron kedap air
Gaun
Topi

17
13 Laundry Masker Untuk melindungi petugas
Topi kesehatan
Apron kedap air
Sarung tangan rumah tangga
Sepatu pelindung
Kaca mata jika perlu

14 Kamar Jenazah Masker Untuk melindungi petugas


Apron kedap air kesehatan
Sarung tangan rumah tangga
Sepatu pelindung/Boot
Kacamata jika perlu

15 Ruang Persiapan Masker Untuk melindungi petugas


suntik Sarung tangan kesehatan

16 Sanitasi di Ruang Masker Untuk melindungi petugas


Perawatan Sarung tangan kesehatan
Sepatu pelindung/Boot

17 Sanitasi diLuar Sarung tangan rumah tangga Untuk melindungi petugas


Ruang Perawatan Sepatu Boot kesehatan
Masker
Topi

D. Pemilihan pemakaian Alat Pelindung Diri


a. Perawat
Jenis APD
No Jenis tindakan / kegiatan Sarung Gaun/
Masker Kacamata Topi
Tangan Celemek

1 Memandikan Pasien TIDAK,


kecuali kulit
tidak utuh Tidak Tidak Tidak Tidak

2 Vulva / Penis Hygiene Ya Tidak Tidak Tidak Tidak

3 Menolong BAB Ya Ya Tidak Tidak Tidak

4 Menolong BAK Ya TIDAK Tidak Tidak Tidak

5 Oral Hygiene Ya TIDAK Tidak Tidak Tidak

18
6 Pengisapan lendir Ya Ya Tidak Tidak Tidak

7 Mengambil darah vena Ya TIDAK Tidak Tidak Tidak

8 Perawatan Luka Mayor Ya(steril) Ya Tidak Tidak Tidak

9 Perawatan Luka Minor Ya TIDAK Tidak Tidak Tidak

10 Perawatan Luka Infeksius Ya (steril) Ya Tidak Tidak Tidak

11 Mengukur TTV TIDAK TIDAK Tidak Tidak Tidak

12 Melakukan penyuntikan TIDAK TIDAK Tidak Tidak Tidak

13 Pemasangan CVC line Ya (steril) Ya Ya Ya Ya

14 Intubasi Ya Ya Tidak Tidak Tidak

15 Memasang infuse Ya TIDAK Tidak Tidak Tidak

16 Memasang DC(dawer
cateter) Ya (steril) TIDAK Tidak Tidak Tidak

17 Membersihkan meja,
monitor,syringe pump di
pasien Ya TIDAK Tidak Tidak Tidak

18 Membersihkan peralatan Ya (sarung


habis pakai Tangan
Rumah
tangga) Ya Ya Ya TIDAK

19 Transportasi pasien Tidak TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK

b. Gizi
Jenis APD
N
Jenis tindakan / kegiatan Sarung
o
Tangan Masker Gaun/Celemek Topi

1 Pengolahan Makanan Ya Ya Ya Ya

2 Pemorsian Ya Ya Ya Ya

3 Penyajian Tidak Tidak Tidak Tidak

c. Laundry
N Jenis tindakan / Jenis APD

19
Sarung Masker Gaun/Celemek Kacamat Topi Sepat
o kegiatan
Tangan a u

1 Pengambilan linen Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak

2 Perendaman linen Ya Ya Ya Ya Ya Ya

3 Pencucian linen Ya Ya Ya Ya Ya Ya

4 Penyetrikaan dan
pelipatan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

5 Pendistribusian linen Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

d. Radiologi
Jenis APD
N Jenis tindakan / kegiatan
o Sarung Tangan Masker Gaun/Apron

1 Pemotretan (paparan dg sinar x) Ya (insidentil) Ya (insidentil) Ya

2 Melakukan USG Tidak Tidak Tidak

3 Menyuntikan zat kontras Tidak Tidak Tidak

4 Pencucian film Tidak Tidak Tidak

e. Cleaning service
Jenis APD
N
Jenis tindakan / kegiatan Gaun/
o Sarung Tangan Masker Sepatu
Celemek

1 Menyapu / Mengepel Tidak Ya Tidak Ya

2 Melap benda di sekitar pasien Ya Ya Tidak Ya

3 Membersihkan Kamar Mandi Ya Ya Tidak Ya

4 Mencuci alat bekas pasien Ya Ya Ya  

f. Farmasi
Jenis APD
N
o Jenis tindakan / kegiatan Sarung Tangan Masker

1 Pembuatan puyer Tidak Ya

20
2 Memasukan obat ke dalam capsul Ya Ya

g. Laboratorium
N Jenis APD
Jenis tindakan / kegiatan
o Sarung Tangan Masker Gaun/ Jas Lab

1 Mengambil sample laboratorium Ya TIDAK Ya

2 Memeriksa sampe laboratorium Ya Ya Ya

3 Mencuci instrument / alat bekas pakai Ya Ya Ya

h. Dokter
Jenis APD
Jenis Tindakan /
No Sarung Masker Gaun/ Kacamata Topi
kegiatan
tangan celemek

1 Memeriksa pasien Tidak Ya Tidak Tidak Tidak


(insidentil)

2 Penghisapan lendir Ya Ya Tidak Tidak Tidak

3 Mengambil darah vena Ya Tidak Tidak Tidak Tidak

4 Perawatan Luka Mayor Ya(steril) Ya Tidak Tidak Tidak

5 Perawatan Luka Minor Ya Tidak Tidak Tidak Tidak

6 Perawatan Luka Ya (steril) Ya Tidak Tidak Tidak


Infeksius

7 Mengukur TTV Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

8 Melakukan penyuntikan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

9 Pemasangan CVC line Ya (steril) Ya Ya Ya Ya

10 Intubasi Ya Ya Tidak Tidak Tidak

11 Memasang infuse Ya Tidak Tidak Tidak Tidak

12 Memasang DC(dawer Ya (steril) Tidak Tidak Tidak Tidak


cateter)

21
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Pencatatan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri akan di monitoring dan di


evaluasi oleh kepala ruangan unit masing-masing dan di bantu oleh IPCLN dan akan
di evaluasi oleh IPCN
B. Kegiatan monitoring dan evaluasi akan dilakukan setiap hari
C. Hal-hal yang dimonitoring dan evaluasi meliputi :
Ketersediaan APD di unit
Kepatuhan pemakaian APD berdasarkan indikasi
D. Dokumen
SPO penggunaan APD
Formulir monitoring penggunaan APD

22

Anda mungkin juga menyukai