Anda di halaman 1dari 33

PANDUAN PENGGUNAAN APD

RSUD LAKIPADADA

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN TANA TORAJA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat-Nya
sehingga Panduan Pemakaian APD ini dapat diselesaikan sesuai dengan kebutuhan rumah
sakit.
Panduan ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan pemakaian APD di Rumah
Sakit Umum Daerah Lakipadada.
Panduan ini akan dievaluasi kembali dan dilakukan perbaikan bila ditemukan hal-hal
yang tidak sesuai lagi dengan kondisi di rumah sakit. Dan kami mengucapkan terima
kasih dan penghargaan kepada Tim Penyusun atas segala upayanya menyelesaikan Panduan
ini.

Makale, 06 Juli 2017


Direktur ,

dr. Syafari D. Mangopo, M.Kes, Sp.B


NIP : 197105242000121002
BAB I
DEFINISI ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya. Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang di pakai petugas
untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/bahan infeksius.
APD atau alat pelindung diri sangat penting dipergunakan oleh dokter, dokter gigi,
perawat, bidan, perawat gigi ketika melakukan perawatan terhadap pasien (mencegah infeksi
silang) di rumah sakit. Tujuan Pemakaian APD adalah melindungi kulit dan membran
mukosa dari resiko pajanan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan
selaput lendir dari pasien ke petugas dan sebaliknya.
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Pengguan Alat Pelindung Diri (APD) di Rumah Sakit Umum Daerah
Lakipadada adalah meliputi seluruh area Rumah Sakit seperti: Unit Rawat Inap Anak, Bedah,
Kebidanan & Kandungan, Interna, kohort, Unit rawat jalan, instalasi gawat darurat (IGD),
Intensif Care Unit ( ICU), OK, Laboratorium, Radiolagi, Farmasi, Fisioterapi Linen launry,
Kamar jenazah, Instalasi gizi, IPRS, Cleaning service.
BAB III

TATA LAKSANA

1. Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri


1) Sarung tangan : melindungi tangan dari bahan yang dapat menularakan
penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme yan berada ditangan
petugas kesehatan. Sarung tangan merupakan penghalang (barrier) fisik paling
penting untuk mencegah penyebaran infeksi. Sarung tangan harus diganti antara
setiap kontak dengan satu pasien dengan pasien lainnya, untuk menghidari
kontaminasi silang. Terdapat tiga jenis sarung tangan, yaitu:
a) Sarung tangan bedah (steril), dipakai sewaktu melakukan tindakan
invasif atau pembedahan.
b) Sarung tangan pemeriksaan (bersih), dipakai untuk melindungi petugas
pemberi pelayanan kesehatan sewaktu melakukan pemeriksaan
atau pekerjaan.
c) Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memproses peralatan,
menangani bahan-bahan terkontaminasi, dan sewaktu
membersihkan permukaan yang terkontaminasi.
2) Masker : harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah
dagu, dan rambut pada wajah (jenggot). Masker
digunakan untuk menahan cipratan yang sewaktu petugas kesehatan atau petugas
bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau
cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan. Bila
masker tidak terbuat dari bahan yang tahan dari cairan, maka masker tersebut
tidak efektif untuk mencegah kedua hal tersebut.
3) Alat pelindung mata : melindungi petugas dari percikan darah atau
cairan tubuh lainnya dengan cara melindungi mata. Pelindung mata
mencakup kacamata (goggles) plastik bening, kacamata pengaman,
pelindung wajah dan visor. Kacamata koreksi atau kacamata dengan lensa
polos juga dapat digunakan, tetapi hanya jika ditambahkan pelindung pada bagian
sisi mata. Petugas kesehatan harus menggunakan masker dan pelindung mata atau
pelindung wajah, jika melakukan tugas yang memungkinkan adanya
percikan cairan secara tidak sengaja kearah wajah. Bila tidak
tersedia pelindung wajah, petugas kesehatan dapat
menggunakan kacamata pelindung atau kacamata biasa serta masker.
4) Topi : digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga
serpihan kulit dan rambut tidak masuk kedalam luka selama pembedahan. Topi
harus cukup besar untuk menutup semua rambut. Meski pun topi dapat
memberikan sejumlah perlindungan pada pasien, tetapi tujuan utamanya adalah
untuk melindungipemakainya dari darah atau cairan tubuh yang terpercik
atau menyemprot.
5) Gaun pelindung : digunakan untuk menutupi atau mengganti pakai biasa atau
seragam lain, pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita
penyakit menular melalui droplet/airbone. Pemakain gaun pelindung terutama
adalah untuk melindungi baju dan kulit petugas kesehatan dari sekresi
respirasi. Ketika merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita
penyakit menular tersebut, petugas kesehatan harus menggunakan gaun
pelindung setiap masuk ruangan untuk merawat pasien karena ada
kemungkinan percikan atau semprotan darah cairan tubuh, sekresi atau
eksresi. Pangkal sarung tangan harus menutupi ujung lengan gaun sepenuhnya.
Lepaskan gaun sebelum meninggalkan area pasien. Setelah gaun dilepas pastikan
bahwa pakaian dan kulit tidak kontak dengan bagian potensial tercemar, lalu cuci
tangan segera untuk berpindahnya organisme.
6) Kontaminasi pada pakaian yang dipakai saat bekerja dapat diturunkan 20-
100 kali dengan memakai gaun pelindung. Perawat yang menggunakan apron
plastik saat merawat pasien bedah abdomendapat menurunkan transmisi
S. Aureu 30 kali dibandingkan dengan perawat yang memakai baju seragam
dan ganti tiap hari.
7) Apron : yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang
tahan air untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan.
Petuagas kesehatan harus mengunakan apron dibawah gaun penutup ketika
melakukan perawatan langsung pada pasien, membersihkan pasien, atau
melakukan prosedur dimana ada resiko tumpahan darah, cairan tubuh atau
sekresi. Hal ini sangat penting bila gaun pelindung tidak tahan air apron akan
mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas kesehatan.
8) Pelindung kaki : digunakan untuk melindung kaki dari cedera akibat benda
tajam atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak segaja ke atas kaki.
Oleh karena itu, sadal, “sandal jepit” atau sepatu yang terbuat dari bahan lunak
(kain) tidak boleh dikenakan. Sepatu boot karet atau sepatu kulit
tertutup memberikan lebih banyak perlindungan, tetapi harus dijaga tetap bersih
dan bebas kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh lain. Penutup sepatu
tidak diperlukan jika sepatu bersih. Sepatu yang tahan terhadap benda tajam atau
kedap air harus tersedia dikamar bedah, sebuah penelitian menyatakan bahwa
penutup sepatu dari kain atau kertas dapat meningkatkan kontaminasi karena
memungkinkan darah merembes melalui sepatu dan sering kali digunakan sampai
diruang operasi. Kemudian di lepas tanpa sarung tangan sehingga terjadi
pencemaran.

2. Pedoman umum alat pelindung diri

1) Tangan harus selalu bersih walaupun mengunakan APD.

2) Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien.

3) Lepas atau ganti bila perlu segala perlengkapan APD yang dapat digunakan
kembali yang sudah rusak atau sobek segera setalah anda mengetahui APD
tersebut tidak berfugsi optimal.
4) Lepaskan semua APD sesegera mungkin setelah selesai memberikan
pelayanan dan hindari kontaminasi : lingkungan di luar ruang isolasi, para pasien
atau pekerja lain, dan diri anda sendiri.
5) Buang semua perlengkapan APD dengan hati-hati dan segera bersihkan
tangan.
6) Perkiraan resiko terpajan cairan tubuh atau area terkontaminasi sebelum
melakukan kegiatan perawatan kesehatan.
7) Pilih APD sesuai dengan perkiraan resiko terjadinya pajanan.

8) Menyediakan sarana APD bila emergensi dibutuhkan untuk dipakai

Tabel Pemilihan Alat Pelindung Diri

Pilihan Alat
Jenis Pajanan Contoh Pelindung Diri Area
Resiko Redah : o Injeksi o Sarung tangan o Unit
o Kontak dengan o Perawatan esensial Perawatan
Kulit luka ringan o Poli Rawat
o Tidak terpajan Jalan
Resiko Sedang : o Pemeriksaan o Sarung tangan
Kemungkinan terpajan pelvis o Mungkin perlu
darah namun tidak o Insersi IUD gaun
ada cipratan o Melepas IUD pelindung atau
kateter intra
vena
o Penanganan
spesimen
laboratorium
o Perawatan
Resiko Tinggi : o Tidakan bedah o Sarung tangan
o Kemungkinan terpajan mayor o Celemek
darah dan o Bedah mulut o Kacamata
kemungkinan terciprat o Persalinan pelindung
o Perdarahan pervagina o Masker
massif
3. Penentuan APD berdasarkan area kerja

1) Unit Rawat Inap Anak, Bedah, Kebidanan & Kandungan, Interna

- Handscoen;

- Celemek;

- Apron;

- Masker;

- Goggle;

- Sepatu Boot/Shoe Cover.

2) Unit rawat jalan

- Handscoen;

- Masker;
- Apron (khusus poli bedah).

3) Area khusus berisiko

UGD :

- Handscoen;

- Masker;

- Apron;

- Goggle;

- Sepatu boot/Shoe Cover dan gaun pelindung (kemungkinan terpajan


darah dan kemungkinan terciprat atau perdarahan massif.

ICU

- Handscoen;

- Masker;

- Apron;

- Goggle;

- Sepatu boot/Shoe Cover dan gaun pelindung (kemungkinan terpajan darah


dan kemungkinan terciprat atau perdarahan massif.
Kamar Operasi

- Handscoen;

- Apron;

- Masker;
- Goggles;

- Gaun pelindung;

- Sepatu boot/Shoe Cover;

- Penutup kepala.
Laboratorium
- Handscoen;

- Masker;

- Gaun pelindung;

- Sepatu boot/Shoe Cover.

Ruang Isolasi

- Handscoen;

- Masker;

- Gaun pelindung;

- Apron;

- Sepatu boot/Shoe Cover.

4) Radiologi

- Handscoen;

- Masker;

- Apron;
5) Fisioterapi

- Handscoen;

- Masker.

6) IPSRS

- Handscoen;

- Masker

- Sepatu boot/Shoe Cover;

- Goggles;

- Helm/Penutup Kepala.

7) Loundry

- Handscoen;

- Masker;

- Apron/Celemek Plastik;

- Sepatu boot/Shoe Cover.

8) Kamar Jenazah

- Handscoen;

- Masker;
- Apron/Celemek Plastik;

- Sepatu boot/Shoe Cover.

9) Ruang Isolasi/Kohorting diberikan berdasarkan jenisnya

Transmisi kontak :

- Handscoen;

- Gaun Pelindung;

- Masker.

Transmisi Udara/Airbone :

- Masker untuk MDR gunakan N95;

- Gaun Pelindung;

- Goggles;

- Handscoen.

Pemakaian APD lengakap

1) Urutan APD : pelindung kaki, apron/gaun pelindung/topi, masker,


kacamata/pelindung wajah, sarung tangan.
2) Gaun pelindung

o Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga


bagian pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang punggung;
o Ikat di bagian belakang leher dan pinggang.

3) Masker

o Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher;
o Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung;

o Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu sehingga melekat
dengan baik;
o Periksa ulang pengepasan masker.

4) Kacamata atau pelindung wajah

Pasang pada mata atau wajah dan sesuaikan agar pas

5) Sarung tangan

Tarik hingga menutupi bagian pergelangan tangan gaun isolasi

5. Cara melepas APD lengkap

1) Urutan APD : sarung tangan, kacamata atau pelindung wajah,


apron/gaun pelindung/topi, masker, pelindung kaki.
2) Sarung tangan:

o Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi;

o Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya,


lepaskan;
o Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan tangan
yang masih memakai sarung tangan;
o Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di bawah
sarung tangan yang belum dilepas di pergelangan tangan;
o Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama;

o Buang sarung tangan di tempat sampah infeksius.


3) Kacamata atau pelindung wajah

o Ingatlah bahwa bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah


terkontaminasi;
o Untuk melepasnya, pegang karet atau gagang kacamata;

o Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau dalam
tempat sampah infeksius.
Gaun pelindung

o Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah
terkontaminanasi;
o Lepas tali;

o Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun pelindung saja;
o Balik gaun pelindung;

o Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah
disediakan untuk diproses ulang atau buang di tempat infeksius.
5) Masker

o Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi;

o Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas;
o Buang ke tempat sampah infeksius.

Gambar Pemakaian Alat Pelindung Diri


6. Ringkasan manfaat APD untuk petugas

Terhadap Petugas
Jenis APD Terhadap Pasien Kesehatan
Sarung Mencegah kontak Mencegah kontak tangan petugas
tangan mikroorganisme yang ada terhadap darah /
pada tangan petugas cairan tubuh penderita lain, selaput
kesehatan kepada pasien lendir, kulit yang tidak utuh atau
alat kesehatan / permukaan yang
Masker Mencegah kontak droplet dari Mencegah
telah terkontaminasi membrane
mulut, hidung petugas mukosa petugas kesehatan
kesehatan yang (hidung dan mulut) terpapar
mengandung dengan percikan darah/cairan
mikroorganisme dan tubuh pasien.
Kaca mata - Mencegah membrane
pelindung mukosa petugas kesehatan kontak
dengan percikan darah/cairan
Tutup kepala Mencegah jatuhnya -tubuh pasien.
mikroorganisme dari rambut kulit
Gaun/baju kepala ke daerah
Mencegah kontaksteril
mikroorganisme Mencegah kulit petugas kesehatan
kerja dari tangan, tubuh dan pakaian kontak dengan percikan
petugas kesehatan kepada pasien darah/cairan tubuh pasien

Sepatu Mengurangi kemungkinan Mencegah perlukaan kaki atau


pelindung terbawanya mikroorganisme dari benda tajam yang
ruangan lain/luar terkontaminasi/terjepit
ruangan benda berat/kejatuhan alat
kesehatan, menginjak benda tajam
dan mencegah kontak dengan

7. Hal- hal yang perlu dihindari dalam pengguaan APD

1) Petugas tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan APD;

2) Sarung tangan hanya digunakan pada satu tangan terutama tangan kanan;
3) Sarung tangan hanya digunakan pada saat tindakan menyentuh benda yang
menjijikkan saja (contoh : urin, feaces, muntah);
4) Sarung tangan yang telah selesai digunakan diletakkan diatas meja, tidak
segera dibuang ketempat sampah infeksius;
5) Masker digunakan untuk menutup leher petugas atau dikalungkan;
6) Masker dibawah keluar ruangan perawatan atau tindakan;

7) Masker diselipkan dalam saku baju petugas dan digunakan kembali;


8) Tidak segera melakukan kebersihan tangan setelah melepaskan

APD (terutama sarung tangan atau baju kerja);

9) Gaun atau baju kerja dibawa keluar ruangan untuk melakukan pekerjaan lain;
10) Masker dan sarung tangan dianggap bukan barang infeksius;

11) Malas menggunakan sarung tangan rumah tangga dengan alas an panas dan licin;
12) Petugas dalam bekerja tidak menggunakan sepatu untuk melindungi
kaki.
BAB IV

DOKUMEN

1. SPO Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


2. SPO Dengan Infeksi Airborne
3. SPO Penggunaan Masker Bedah
4. SPO Penggunaan Masker Respiratorik
5. SPO Penggunaan Dan Pelepasan Gaun Pelindung
6. SPO Penggunaan Dan Pelepasan G

Anda mungkin juga menyukai