Anda di halaman 1dari 11

DEFINISI

1. Definisi Alat Perlindungan Diri (APD)


Alat Pelindung Diri (APD) Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi
tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja (Depnaker, 2006). Menurut Soeripto(2008)
APD adalah alat pelindung diri yang dipakai oleh tenaga kerja secara langsung untuk
mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh berbagai faktor yang ada atau timbul di
lingkungan kerja .
menurut Permenaker nomor 8 tahun 2010, APD sendiri didefinisikan sebagai suatu
alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang, guna mengisolasi sebagian
atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan seperangkat alat yang digunakan sebagai penghalang
terhadap bahaya-bahaya atau resiko-resiko yang akan terjadi di tempat kerja.
2. Kriteria Alat Pelindung Diri (APD)

Kriteria Alat Pelindung Diri (APD) agar dapat dipakai dan efektif dalam penggunaan
dan pemiliharaan menurut Tarwaka (2008) yaitu :

a. Alat pelindung diri harus mampu memberikan perlindungan efektif pada


pekerja atas potensi bahaya yang dihadapi.
b. Alat pelindung diri mempunyai berat yang seringan mungkin, nyaman dipakai
dan tidak merupakan beban bagi pemakainya.
c. Tidak menimbulkan gangguan kepada pemakainya.
d. Mudah untuk dipakai dan dilepas kembali.
e. Tidak mengganggu penglihatan, pendengaran dan pernapasan serta gangguan
kesehatan lainnya pada waktu dipakai.
f. Tidak mengurangi persepsi sensori dalam menerima tanda-tanda peringatan.
g. Suku cadang alat pelindung diri yang bersangkutan cukup tersedia di pasaran.
h. Mudah disimpan dan dipelihara pada saat tidak digunakan.
i. Alat pelindung diri yang dipilih harus sesuai standar yang ditetapkan.
Fungsi utama dari APD sendiri yaitu untuk melindungi para pekerja dari berbagai
ancaman risiko dan bahaya ketika bekerja. Namun, fungsi APD sendiri sebenarnya berbeda-
beda sesuai dengan jenis APD itu sendiri. Sebagai salah satu syarat penting dalam penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka Alat Pelindung Diri (APD)
digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu APD bagian kepala, APD bagian tubuh dan APD bagian
anggota tubuh lainnya.

3. Jenis-jenis Alat Perlindungan DIri (APD)

Alat pelindung diri yang menjadi komponen utama Personal Precaution beserta
penggunaannya yang biasa digunakan pekerja khususnya perawat sebagai kewaspadaan
standar (standard precaution) dalam melakukan tindakan. Adapun macam-macam APD
yang digunakan dalam perlindungan saat melakukan pelayanan kesehatan menurut
Occupational Safety & Health Administration (OSHA) dalam Garudiwati (2018) meliputi :

1. Sarung Tangan.

Alat pelindung diri (APD) digunakan untuk melindungi kulit dan selaput lendir
petugas dari risiko pajanan darah, semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit
yang tidak utuh dan selaput lendir pasien. Salah satu alat pelindung diri adalah
sarung tangan Dikenal ada tiga jenis sarung tangan, yaitu (Depkes, 2007):

a. Sarung tangan bersih adalah sarung tangan yang didesinfeksi tingkat tinggi
dan digunakan sebelum tindakan rutin pada kulit dan selaput lendir misalnya
tindakan medik pemeriksaan dalam, merawat luka terbuka. Sarung tangan
bersih dapat digunakan untuk tindakan bedah bila tidak ada sarung tangan
steril.

b. Sarung tangan steril adalah sarung tangan yang disterilkan dan harus
digunakan pada tindakan bedah. Bila tidak tersedia sarung tangan steril baru
dapat digunakan sarung tangan yang didesinfeksi tinggi.

c. Sarung tangan rumah tangga. Sarung tangan ini terbuat dari latex atau vinil
yang tebal, seperti sarung tangan yang biasa digunakan untuk keperluan
rumah tangga. Sarung tangan rumah tangga dipakai pada waktu
membersihkan alat kesehatan. Sarung tangan ini juga dapat digunakan lagi
setelah dicuci dan dibilas bersih.

2. Gaun Pelindung atau Cover Grown


Gaun pelindung digunakan untuk melindungi kulit dan mencegah kotornya
pakaian selama tindakan yang umumnya bisa menimbulkan percikan darah,
cairan tubuh, sekret, dan ekskresi (WHO, 2008). Jenis bahan dapat berupa
bahan tembus cairan dan bahan tidak tembus cairan. Selain itu, jika dipandang
dari macam aspeknya, gaun pelindung ini terdiri dari gaun tidak kedap air dan
gaun pelindung kedap air, gaun pelindung steril dan non steril. Gaun pelindung
harus dipakai apabila ada indikasi, misalnya pada saat membersihkan luka,
melakukan irigasi, melakukan tindakan drainase, menuangkan cairan
terkontaminasi ke dalam lubang pembuangan, mengganti pembalut,
menangani pasien dengan pendarahan masif, melakukan tindakan bedah
termasuk otopsi, perawatan gigi, dan lain-lain (Depkes, 2007).

3. Alas Kaki

Alas kaki berfungsi melindungi kaki petugas kesehatan terhadap tumpahan


atau percikan darah maupun cairan tubuh yang lain dan mencegah
kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan. Standar alas
kaki adalah yang menutupi seluruh ujung jari dan telapak kaki. Sepatu khusus
sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah dicuci dan tahan tusukan. Sepatu
pelindung digunakan ketika bekerja di ruang tertentu seperti: ruang bedah,
laboratorium, ICU, ruang isolasi, ruang perawatan jenazah dan petugas
sanitasi.

4. Penutup Kepala

Tujuan pemakaian penutup kepala adalah mencegah jatuhnya mikroorganisme


yang ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap alat-alat/area steril dan
juga sebaliknya untuk melindungi kepala/ rambut petugas dari percikan bahan-
bahan yang digunakan untuk menangani pasien (Depkes, 2007).

5. Masker dan Respirator

OSHA membedakan fungsi antara masker dan respirator. Masker berfungsi


untuk membantu melindungi membran mukosa pada mulut dan hidung
petugas terhadap transmisi infeksi melalui udara saat berinteraksi dengan
pasien. Masker dianjurkan untuk selalu digunakan ketika melakukan tindakan
dengan semua pasien khususnya pasien TB sedangkan respirator berfungsi
menyaring udara sekitar sebelum petugas menghirupnya.

6. Pelindung mata & wajah yang lainnya

Pelindung wajah terdiri dari dua macam yaitu masker dan kacamata
(Google), dengan berbagai macam bentuk, yaitu ada yang terpisah dan ada
pula yang menjadi satu. Pelindung wajah tersebut dimaksudkan untuk
melindungi selaput lendir hidung, mulut dan mata selama melakukan tindakan
atau perawatan pasien yang memungkinkan terjadi percikan darah dan cairan
tubuh lain, termasuk tindakan bedah ortopedi atau perawatan gigi (Depkes,
2007).Masker, kacamata dan pelindung wajah secara bersamaan digunakan
petugas yang melaksanakan atau membantu melaksanakan tindakan berisiko
tinggi terpajan lama oleh darah dan cairan tubuh lainnya antara lain
pembersihan luka, membalut luka, mengganti kateter atau dekontaminasi alat
bekas pakai (Depkes, 2007).

PENTINGNYA APD PADA MASA COVID 19

Di tengah pandemi covid-19, penggunaan alat pelindung diri (APD) sangatlah diperlukan.
Hal ini penting mengingat APD dapat mencegah penularan covid-19. Terutama bagi para tenaga
kesehatan yang setiap harinya harus berhadapan langsung dengan para pasien yang terinfeksi
covid-19.. Pada masa covid-19, APD tidak hanya dibutuhkan oleh dokter tetapi juga pasien dan
masyarakat selain itu, Menurut WHO meskipun penggunaan APD adalah tindakan pengendalian
yang paling mudah terlihat dalam mencegah penyebaran infeksi, penggunaan APD hanyalah salah
satu langkah PPI dan tidak dapat diandalkan sebagai strategi pencegahan utama. Tanpa adanya
pengendalian administratif dan mekanik yang efektif manfaat APD terbatas.

Penggunaan APD yang tepat guna juga akan mampu bertindak sebagai penghalang antara
bahan infeksius seperti virus dan bakteri pada mulut, hidung, atau selaput lendir di mata. APD juga
berfungsi sebagai penghalang untuk penularan kontaminan seperti darah, cairan tubuh, atau
sekresi pernapasan. Dalam menggunakan APD harus disertai dengan praktik pengendalian infeksi
lainnya oleh petugas kesehatan atau dokter atau perawat seperti mencuci tangan, etika ketika
batuk atau bersin, serta pemindahan atau pembuangan APD yang telah digunakan atau
terkontaminasi. Hal itu dilakukan untuk mencegah terpaparnya pemakai atau orang lain dengan
barang infeksius.

Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam pemilihan APD yaitu harus dapat memberikan
perlindungan terhadap bahaya-bahaya yang spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi seperti
percikan, kontak langsung maupun tidak langsung. APD juga harus nyaman digunakan dan dapat
digunakan secara fleksibel, tidak menimbukan bahaya tambahan, tidak mudah rusak, memenuhi
ketentuan standar pemeliharaan, dan tidak membatasi gerakan tenaga kesehatan. Ada beberapa
jenis APD yang selama ini ada di pasaran seperti masker (masker N95, masker bedah, masker kain),
pelindung wajah, pelindung mata, gaun celemek (apron), sarung tangan, pelindung kepala dan
sepatu pelindung.

JENIS-JENIS/LEVEL APD BESERTA PENJELASANNYA

1. Rekomendasi APD Bagi Masyarakat Umum

a. Tingkat Masyarakat Umum

- Masker kain 3 lapis (Katun) Masker kain dapat digunakan untuk mencegah penularan
dan mengantisipasi kelangkaan masker yang terjadi. Efektivitas penyaringan pada
masker kain meningkat seiring dengan jumlah lapisan dan kerapatan tenun kain yang
dipakai. Masker kain perlu dicuci dan dapat dipakai berkali-kali. Bahan yang digunakan
untuk masker kain berupa bahan kain katun, scarf, dan sebagainya.

Penggunaan masker kain dapat digunakan untuk:

a. Bagi masyarakat sehat Digunakan ketika berada di tempat umum dan fasilitas
lainnya dengan tetap menjaga jarak 1-2 meter. Namun, jika masyarakat memiliki
kegiatan yang tergolong berbahaya (misalnya, penanganan jenazah COVID-19, dan
sebagainya) maka tidak disarankan menggunakan masker kain.

b. Bagi tenaga medis Masker kain tidak direkomendasikan sebagai APD (Alat Pelindung
Diri) untuk tingkat keparahan tinggi karena sekitar 40-90% partikel dapat menembus
masker kain bagi tenaga medis. Masker kain digunakan sebagai opsi terakhir jika
masker bedah atau masker N95 tidak tersedia. Sehingga, masker kain idealnya perlu
dikombinasikan dengan pelindung wajah yang menutupi seluruh bagian depan dan sisi
wajah.

Rekomendasi APD bagi tenaga medis dan paramedis berdasarkan tingkat perlindungan :

a. Tingkat 1

Kelompok Lokasi/Cakupan
Tenaga medis dan - Tempat praktik umum yang tidak menimbulkan aeosol
paramedis, dokter
- Triase pra-pemeriksaan, bagian rawat jalan umum
perawat dan supir
ambulans - Supir ambulan yang mengantar pasien, tidak kontak
langsung, kabin terpisah

- Masker bedah 3ply Masker Bedah memiliki 3 lapisan (layers) yaitu lapisan luar kain
tanpa anyaman kedap air, lapisan dalam yang merupakan lapisan filter densitas tinggi
dan lapisan Standar Jenis Masker Untuk APD Penanganan COVID-19 16 GUGUS TUGAS
PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 dalam yang menempel langsung dengan kulit
yang berfungsi sebagai penyerap cairan berukuran besar yang keluar dari pemakai
ketika batuk maupun bersin.

- Baju kerja

- Sarung tangan karet sekali pakai Sarung tangan dapat terbuat dari bahan lateks karet,
polyvinyl chloride (PVC), nitrile, polyurethane, merupakan pelindung tangan tenaga
kesehatan dari kontak cairan infeksius pasien selama melakukan perawatan pada
pasien.

b. Tingkat 2

Kelompok Lokasi/Cakupan
Tenaga medis dan - Pemeriksaan pasien dengan gejala infeksi pernafasan
paramedis, dokter
- Pengambilan sampel nonpernafasan yang tidak
perawat, farmasi,
menimbulkan aerosol
radiografer,Laboran
dan supir ambulans - Ruang perawatan covid 19

- Pemeriksaan pencitraan pada ODP, PDP atau konfirmasi


COVID-19n(gown diganti jas farmasi)

- Tenaga medis yang mengantar pasien ODP dan PDP covid19

- Supir ambulan yang membantu menaikan/menurunkan


ODP dan PDP

- Petugas farmasi bagian rawat jalan (gown diganti jas


farmasi)

- Pelindung mata Pelindung mata (eye protector) adalah salah satu jenis alat
perlindungan diri (APD) yang diperlukan untuk melindungi mata dari paparan bahan
kimia berbahaya, percikan darah dan cairan tubuh, uap panas, sinar UV maupun
pecahan kaca.

- Masker bedah 3ply Masker Bedah memiliki 3 lapisan (layers) yaitu lapisan luar kain
tanpa anyaman kedap air, lapisan dalam yang merupakan lapisan filter densitas tinggi
dan lapisan Standar Jenis Masker Untuk APD Penanganan COVID-19 16 GUGUS TUGAS
PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 dalam yang menempel langsung dengan kulit
yang berfungsi sebagai penyerap cairan berukuran besar yang keluar dari pemakai
ketika batuk maupun bersin.

- Penutup kepala Semua petugas kesehatan harus mengenakan penutup kepala yang
menutupi kepala dan leher, dimana penutup kepala disarankan agar terpisah dari
gaun, sehingga dapat dilepas secara terpisah.sambil memberikan perawatan klinis bagi
pasien dengan penyakit COVID19 untuk mencegah paparan virus. Tujuan dari penutup
kepala adalah untuk melindungi kulit kepala dan leher serta rambut dari kontaminasi
virus dan kemungkinan penularan tidak dikenal berikutnya ke mukosa mata, hidung
atau mulut. Rambut dan ekstensi rambut harus pas di dalam penutup kepala.

- Gown Mengacu pada Petunjuk Teknis Penggunaan APD Kementerian Kesehatan,


maka penggunaan coverall diutamakan sebagai perluasan area perlindungan petugas
dalam masa wabah COVID-19. Bahan gaun yang digunakan kembali (reusable) terbuat
dari polyester atau kain katunpolyester. Gaun yang terbuat dari kain ini dapat dicuci
dengan aman sesuai prosedur rutin dan digunakan kembali. Prosedur pencucian yang
direkomendasikan adalah pencucian dilakukan menggunakan desinfektan klorin
konsentrasi 1:99 pada suhu 57,2oC – 71oC selama minimal 25 menit. Perawatan harus
diambil untuk memastikan bahwa tenaga medis tidak menyentuh permukaan luar
gaun selama perawatan.

- Sarung tangan karet sekali pakai Sarung tangan dapat terbuat dari bahan lateks karet,
polyvinyl chloride (PVC), nitrile, polyurethane, merupakan pelindung tangan tenaga
kesehatan dari kontak cairan infeksius pasien selama melakukan perawatan pada
pasien
c. Tingkat 3

Kelompok Lokasi/Cakupan
Tenaga medis - Ruang prosedur dan tindakan operasi pada pasien ODP, PDP
dokter, perawat, atau konfirmasi covid19
dokter gigi,
- Kegiatan yang menimbulkan aeorosol pada pasien ODP,
perawat gigi dan
PDP atau konfirmasi covid19
Laboran
- Pemeriksaan gigi,mulut, mata dan THT

- Ruang prosedur dan tindakan otopsi pasien ODP dan PDP


atau konfimasi covid19

- Pengambilan sampel pernafasan

- Pelindung mata/face shield Pelindung mata (eye protector) adalah salah satu jenis alat
perlindungan diri (APD) yang diperlukan untuk melindungi mata dari paparan bahan
kimia berbahaya, percikan darah dan cairan tubuh, uap panas, sinar UV maupun
pecahan kaca.

- Penutup kepala/ headcap Tujuan dari penutup kepala adalah untuk melindungi kulit
kepala dan leher serta rambut dari kontaminasi virus dan kemungkinan penularan
tidak dikenal berikutnya ke mukosa mata, hidung atau mulut. Rambut dan ekstensi
rambut harus pas di dalam penutup kepala.

- Masker N95 atau ekuivalen Masker N95 adalah masker yang lazim dibicarakan dan
merupakan kelompok masker Filtering Facepiece Respirator (FFR) sekali pakai
(disposable). Kelompok jenis masker ini memiliki kelebihan tidak hanya melindungi
pemakai dari paparan cairan dengan ukuran droplet, tapi juga hingga cairan berukuran
aerosol. Masker jenis ini pun memiliki face seal fit yang ketat sehingga mendukung
pemakai terhindar dari paparan aerosol asalkan seal fit dipastikan terpasang dengan
benar.

- Coverall/ Gown & Apron Mengacu pada Petunjuk Teknis Penggunaan APD
Kementerian Kesehatan, maka penggunaan coverall diutamakan sebagai perluasan
area perlindungan petugas dalam masa wabah COVID-19. Bahan gaun yang digunakan
kembali (reusable) terbuat dari polyester atau kain katunpolyester. Gaun yang terbuat
dari kain ini dapat dicuci dengan aman sesuai prosedur rutin dan digunakan kembali.
Prosedur pencucian yang direkomendasikan adalah pencucian dilakukan
menggunakan desinfektan klorin konsentrasi 1:99 pada suhu 57,2oC – 71oC selama
minimal 25 menit. Perawatan harus diambil untuk memastikan bahwa tenaga medis
tidak menyentuh permukaan luar gaun selama perawatan.

- Sarung tangan bedah karet steril sekali pakai Sarung tangan dapat terbuat dari bahan
lateks karet, polyvinyl chloride (PVC), nitrile, polyurethane, merupakan pelindung
tangan tenaga kesehatan dari kontak cairan infeksius pasien selama melakukan
perawatan pada pasien

- Boots/Sepatu karet dengan pelindung sepatu Seluruh petugas kesehatan harus


mengenakan sepatu bot (boots) tahan air berbahan karet (rubber / gum boots).
Penggunaan sepatu bot karet:

● Memberikan perlindungan optimal ketika lantai basah

● Melindungi dari cedera benda tajam di ruang perawatan atau operasi

● Mudah dibersikan dan disinfektan.


PENGGUNAAN APD DIRUANG OPERASI

Penularan berbagai penyakit pada ruang operasi memiliki resiko yang tinggi dalam
penularan virus-virus atau bakteri sehingga diperlukan alat pelindung diri yang harus
digunakan oleh tenaga medis yang sedang bekerja. Pada ruang operasi tenaga medis
perlu menggunakan tingkat perlindungan pada level III terutama dalam menangani
pasien covid-19. Alat perlindungan diri yang harus digunakan dokter dan perawat yang
bertugas pada ruang operasi yaitu :
• Masker N95 atau ekuivalen
• Coverall / gown

• Boots / sepatu karet dengan pelindung sepatu


• Pelindung mata

• Face shield

• Sarung tangan bedah karet steril sekali pakai


• Headcap

• Apron

APD yang digunakan tenaga medis juga harus memenuhi standar sehingga dengan
menggunakan APD yang memenuhi standar maka tenaga medis dapat mencegah
tertular penyakit-penyakit yang beresiko dalam ruang operasi.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Tenaga Kerja. 2006. Panduan alat pelindung diri para kerja. Jakarta: Depnaker RI

Garudiwati, Baik Dysa. 2018. Pengaruh Determinan Pelaku terhadap Kepatuhan Perawat.

https://www.medcom.id/rona/kesehatan/JKRGVWyN-pentingnya-penggunaan-apd-yang-tepat-
guna.

Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) di Rumah Sakit Swasta Yogyakarta. Naskah Publikasi.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri.

Soeripto M. 2008. Higiane Industri. Jakarta : Balai penerbit FK UI.

Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Harapan Press.

Tarwaka.2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen dan Implementasi K3 di tempat


kerja. Jakarta : Harapan press.

Anda mungkin juga menyukai