TINJAUAN PUSTAKA
A. APD
1. Definisi APD
atau alat yang di pakai petugas dalam melindungi diri dari luka atau penyakit
kaca mata), topi, gaun, apron dan pelindung lainnya merupakan alat
pelindung diri yang paling baik merupakan alat pelindung yang terbuat dari
bahan yang telah diolah atau terbuat dari bahan sintetik yang tidak mampu
tembus air atau cairan lain (darah atau cairan tubuh) (Depkes, 2012).
petugas kesehatan di tempat kerja baik kontak dari pasien atau antar
petugas. APD yang digunakan harus dalam kondisi baik tidak rusak.
Penggunaan APD pun harus disesuaikan dengan resiko yang akan dihadapi
disebabkan oleh beberupa pajanan dari semua jenis cairan tubuh (sekret,
lender, darah) dan kulit dari pasien ke petugas kesehatan maupun sebaliknya
pun harus sesuai dengan kewaspadaan transmisi air bone, droplet dan
(KemenKes, 2012).
3. Jenis APD
a. Sarung tangan
pasien atau sebaliknya. Sarung tangan adalah alat pelindung fisik yang
b. Masker
pada petugas melalui saluran hidung, kulit, dan mulut. Bahan masker
harus terbuat dari bahan yang kuat terhadap cairan agar masker efektif
bagian mulut hingga pipi dan bahan masker harus tahan terhadap
bahan plastik yang tembus pandang atau kaca yang tidak mengganggu
percikan atau semprotan darah atau cairan tubuh lainya pada saat
d. Topi
proses pembedahan agar luka pasien terhindar dari benda asing yang
dari percikan darah atau cairan tubuh ketika operasi dan mencegah
rambut atau serpihan kulit masuk kedalam tubuh pasien selama proses
pembedahan. Topi harus besar dan menutupi semua bagian kepala agar
e. Gaun pelindung
kontak cairan ke kulit petugas seperti cairan sekresi atau eksresi dari
pasien. Gaun harus menutupi seluruh bagian tubuh darin pangkal tangan
dan pastikan tidak ada kontaminasi cairan di kuloit dan baju. Setelah itu
pelindung juga harus dipakai ketika di ruangan isolasi yang ada indikasi
kontak dengan cairan seperti perawatan luka, membuang sampah yang
f. Apron
dari percikan air ataupun cairan tubuh ketika melakukan perawatan yang
memiliki resiko tinggi terkena air dan cipratan cairan tubuh ke patugas.
Apron harus terbuat dari karet atau pelastik yang tahan air untuk
terkena cairan tubuh dari pasien. Apron haruslah tahan air agar dapat
(Depkes, 2012)
g. Sepatu pelindung
bagian seluruh kaki dan tahan terhadap air dan bebes dari kontaminasi
darah atau tumpahan cairan tubuh lainya. Sepatu bukan terbuat dari kain
maupun kertas karena tidak tahan air dan tidak kuat terhadap benda
tajam. Sepatu boot digunakan diruang operasi dan bersalin (Nia, 2015).
mencegah cidera pada kaki yang disebabkan benda tajam atau ketimpa
benda berat. Sepatu boot karet dan sepatu kulit tertutup dapat digunakan
kontaminasi cairan. Sepatu pelindung yang tahan air dan kuat dari benda
B. Perilaku kesehatan
respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan
Sedangkan menurut Kasl dan Cobb (1966) perilaku kesehatan yaitu suatu
aktifitas yang dilakukan oleh individu yang menyakini dirinya sehat untuk
(Momon, 2008).
2008).
1. Faktor predisposisi merupakan factor penyebab yang ada pada diri individu,
a. Pengetahuan
1) Know
sebelumnya.
2) Comprehension
3) application
kondisi sebenarnya.
4) Analysis
6) Evaluation
suatu objek
b. Sikap
3 kompenen yaitu
(Heri, 2009)
2009). Dari penelitian rohmi 2013 diperoleh bahwa ada hubungan antara
alat pelindung dengan nilai p value (0,000) < α (0,05). Dalam penelitian
c. Usia
a. Ketersediaan alat
yang berbentuk suatu sikap dan perilaku petugas kesehatan yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Hal ini juga melliputi undang-
undang dan peraturan, kebijakan dari intasi terkait maupun pemerintah pusat
a. Pengawasan
dilakukan pengawasan yang tepat yang sesuai dengan SOP yang ada
penggunaan APD pada perawat dengan nilai p = 0,02 (p < 0,05) dan OR
= 4,40.
b. SOP
operating procedure harus dimiliki oleh rumah sakit, hal ini untuk
c. Rekan Perawat
menggunakan APD.
C. PERAWAT PUSKESMAS
kota.(KemenKesRI. 2006)
pendidikanya ada perawat S1 dan perawat DIII. Perawat tersebut bisa bekerja di
maupun luar gedung Puskesmas. Tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
penuh diberikan oleh pejabat yang berwenang untuk mengadakan pelayanan
yang mandiri dalam menjaga kesehatan diri dan lingkungan (DepKes, 2006)
minimal mempunyai enam peran dan fungsi, yaitu (1) sebagai penemu kasus
(case finder); (2) sebagai pemberi pelayanan (care giver); (3) sebagai
dan kolaborator; (5) pemberi nasehat (counseling); (6) sebagai panutan (role
(DepKes, 2006).
(UKM).
Kegiatan yang dilakukan digedung Puskesmas dalam Kemenkes RI
meliputi:
pasien
1. Kerangka toeri
Perilaku sehat
Faktor Sikap
Faktor Pengawasan
Faktor SOP
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Diteliti
: Tidak Diteliti
E. Hipotesis