Anda di halaman 1dari 2

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

No. Dokumen 044/SPO/KDN/VIII/2023


S No. Revisi
O
TanggalTerbit 10 Agustus 2023
P
Halaman ½

KLIINIK
DOKTER dr. Febria Norita
NANDO

1. Pengertian Penggunaan Alat Pelindung Diri adalah cara dalam memnggunakan perangkat
alat yang dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat,
cair , atau udara untuk melindungi pemakainya dari cedera atau penyebaran
infeksi atau penyakit.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

3. Kebijakan Keputusan Pimpinan Klinik Nomor 035/SK/KDN/VIII/2023 tentang Kebijakan


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang


Keselamatan Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
5. Prosedur 1. Klinik harus menyiapkan APD yang memenuhi standar keamanan,
perlindungan, dan keselamatan pasien / petugas sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Petugas mengidentifikasi kebutuhan penggunaan APD sesuai
risikopaparan apakah benar atau tidak terkait risiko terkena darah, cairan
tubuh, eksresi atau sekresi.
3. Petugas menggunakan APD dengan jenis, tujuan, dan indikasi
penggunaan APD, antara lain:
a. Pelindung kepala (Topi)
Sebagai pelindung kepala dan rambut dari paparan cairan infeksius
pasien selama melakukan tindakan atau perawatan. Apabila petugas
menggunakan hijap maka ganti hijap yang dipergunakan saat
bekerja, hijab yang menutupi kepala dan dimasukan ke dalam baju
kerja atau diikat kebagian belakang leher dan jika jilbab akan
digunakan pada prosedur berikutnya maka jilbab ditutup kembali
dengan penutup kepala (Topi). Digunakan untuk Operasi kecil,
pertolongan atau tindakan persalinan, intubasi trachea dan
tracheotomy, penghisapan lendir masif, pembersihan alat kesehatan
dan lain-lain.
b. Kacamata dan pelindung wajah
Untuk melindungi selaput mukosa mata, hidung, atau mulut dari
risiko kontak dengan sekret pernapasan atau percikan darah, cairan
tubuh, sekresi, atau ekskresi pasien. DIgunakan untuk pada tindakan
yang menimbulkan percikan, potensi terjadi transmisi airborne.
c. Masker
Sebagai pelindung wajah dan membran mukosa mulut dan hidung
dari cipratan darah dan cairan tubuh dari pasien atau permukaan
lingkungan yang kotor dan melindungi pasien dari petugas pada saat
batuk atau bersin. Lakukan Fit Test (Penekanan di bagian hidung
dan penilaian kerapatan penggunaan masker). Digunakan untuk
tindakan atau prosedur yang dapat menghasilkan cipratan darah,
cairan tubuh, sekresi atau eksresi atau jika petugas berisiko
menghasilkan cipratan cairan dari selaput lendir mulut dan hidung.
Masker N95 digunakan pada risiko paparan penularan infeksi melalui
udara dan dapat didaur ulang sesuai ketentuan..
d. Gaun
Sebagai pelindung baju petugas dari kemungkinan paparan atau
percikan darah atau cairan tubuh, sekresi, eksresi atau melindungi

1/2
pasien dari paparan pakaian petugas pada tindakan steril.
Digunkan dengan indikasi transmisi kontak misal saat adanya wabah
dan transmisi droplet, saat pencegahan infeksi sebelum operasi atau
pra bedah, membersihkan luka, tindakan drainase, menuangkan
cairan kontaminasi ke pembuangan atau wc/toilet., menangani
pasien perdarahan masif, tindakan bedah, dan perawatan gigi.
e. Sarung tangan
Sebagai pelindung tangan dari paparan cairan tubuh, darah, sekresi,
eksresi dan bahan infeksius lainnya. Dgunakan sesuai ukuran
tangan, dan digunakan pada kedua belah tangan, dan hanya
digunakan untuk satu kali prosedur pada satu pasien, jika rusak atau
robek maka mengganti dengan sarung tangan yang baru. Digunakan
saat tindakan aseptik dan tindakan steril untuk mencegah risiko
penularan mikroorganisme (tindakan bedah).
f. Sepatu
Sepatu untuk melindungi kaki petugas dari tumpahan/percikan darah
atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan
benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan yang berisiko melukai
kulit, Sepatu yang dipergunakan harus tertutup dan tahan air serta
tahan tusukan. Segera lepaskan sepatu jika terkontaminasi darah
atau cairan tubuhn untuk dilakukan proses pembersihan /
dekontaminasi sesuai ketentuan.
Digunaakan saat penanganan pemulasaraan jenazah, penanganan
limbah, tindakan operasi, pertolongan dan tindakan persalinan,
penanganan linen, pencucian peralatan di ruang gizi.
Petugas melepaskan APD dan menyimpan APD sesuai ketentuan
jika sudah selesai melakukan tindakan / pelayanan.
6. Unit Terkait 1. SEMUA UNIT

7. Rekam Historis

No Halaman Yang Dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl

2/2

Anda mungkin juga menyukai