Anda di halaman 1dari 6

RS.

PEKANBARU
PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI
MEDICAL CENTER

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

04/14.4/C/DIR/RS.PMC/VII/2017 0 1/6

Ditetapkan oleh :
STANDAR Direktur RS. PMC
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
(SPO) 13 Juli 2017
Dr. Hj. Zurtias Suheimi, MARS

Kewaspadaan isolasi merupakan suatu teknik kewaspadaan khusus


PENGERTIAN untuk menilai, melaksanakan praktik dan prosedur yang digunakan
dalam memberikan asuhan kepada pasien untuk mencegah penularan
infeksi.

Kewaspadaan isolasi merupakan kombinasi dari


 Standard Precautions / Kewaspadaan Standar yang
merupakan gabungan dari Universal Precautions /
Kewaspadaan Universal dan Body Substance Isolation /
Isolasi cairan tubuh berlaku untuk semua pasien, kemungkinan /
terbukti infeksi, setiap waktu di semua unit kerja
 Transmission-based precautions / Kewaspadaan berbasis
transmisi dipakai bila rute transmisi tidak dapat diputus
sempurna hanya dengan Standard precautions
1. Menurunkan transmisi mikroba infeksius diantara petugas dan
TUJUAN pasien.
2. Menurunkan risiko transmisi dari pasien dg infeksi/kolonisasi
3. Meningkatkanlingkungankerja yang aman
1. Undang – Undang RI No. 36 tahun 2009 tentangKesehatan
KEBIJAKAN 2. Undang – Undang No. 44 tahun 2009 tentangRumahSakit
3. SK Menkes RI No 270/MENKES/2007 tentang Pedoman
Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya
4. SK Menkes RI No 382/Menkes/2007 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya
5. SK Menkes RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal RumahSakit
6. SK Menkes RI No. 1165.A./Menkes/SK/X/2004 tentang KARS
7. SK Menkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan RumahSakit
8. SE Dirjen Bina Yanmed No. HK.03.01/III/3744/08 tentang
Pembentukan Komite PPI RS dan Tim PPI RS
9. SK Direktur 04/14.4/B/DIR/RS.PMC/VII/2017 tentang
Kebijakan Kewaspadaan Isolasi

KETENTUAN
PROSEDUR 1. Kewaspadaan Isolasi harus diterapkan sesuai gejala klinis,
sementara menunggu hasil laboratorium keluar.
2. Tipe dari kewaspadaan isolasi:
a. Standard Precautions / KewaspadaanStandar, berlaku
untuk semua pasien yang kemungkinan atau terbukti
infeksi, setiap waktu di semua unit kerja:
 Disusun untuk mencegah kontaminasi silang sebelum
diagnosis diketahui
RS.PEKANBARU
PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI
MEDICAL CENTER

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

04/14.4/C/DIR/RS.PMC/VII/2017 0 2/6

 Beberapa merupakan praktek rutin


b. Transmission-based precautions / Kewaspadaan berbasis
transmisi,dipakai bila rute transmisi tidak dapat diputus
sempurna dengan hanya penerapan kewaspadaan standar

A. KEWASPADAAN STANDAR
1. Kewaspadaan Standar harus diterapkan saat merawat semua
pasien tidak tergantung ada atau tidaknya terinfeksi /
kolonisasi
2. Kewaspadaan standar harus merupakan praktek rutin:
 Kebersihan tangan
 Alat Pelindung Diri (APD)
o Sarung tangan
o Pelindung wajah (mata, hidung, mulut)
o Gaun Pelindung
 Pemrosesan peralatan pasien
 Kebersihan lingkungan
 Penatalaksanaan Linen
 Kesehatan karyawan
 Penempatan pasien
 Hygiene respirasi/Etika batuk
3. Pemilihan APD yang akan dipakai saat melakukan tindakan
bergantung kepada Penilaian tingkat risiko

Sarung tangan

 Gunakan bila akan menyentuh darah, cairan tubuh, sekret,


ekskresi, membranmukosa, kulit yang tidak utuh
 Ganti setiap kali selesai satu tindakan ketindakan
berikutnya pada pasien yang sama setelah kontak dengan
bahan-bahan yang berpotensi infeksius
 Lepaskan sarung tangan setelah penggunaan, sebelum
menyentuh benda dan permukaan yang tidak
terkontaminasi, dan sebelum pindah kepasien lain.
 Lakukan tindakan kebersihan tangan segera setelah
melepaskan sarung tangan.

Pelindung wajah ( mata, hidung, dan mulut ), gunakan:


 Masker bedah dan pelindung mata ( pelindung mata,
kacamata pelindung ); atau
 Pelindung wajah untuk melindungi membrane mukosa
mata, hidung, dan mulut selama tindakan yang umumnya
dapat menyebabkan terjadinya percikan darah, cairan
tubuh, sekret, dan ekskresi.

Gaun Pelindung

 Gunakan untuk memproteksi kulit dan melindungi


pakaian selama tindakan yang menimbulkan percikan
darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi.
 Lepaskan gaun pelindung yang kotor sesegera mungkin
dan bersihkan tangan.
RS.PEKANBARU
PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI
MEDICAL CENTER

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

04/14.4/C/DIR/RS.PMC/VII/2017 0 3/6

1. Peralatan perawatan pasien


 Peralatan yang ternoda oleh darah, cairan tubuh, sekret, dan
ekskresi harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga
pajanan pada kulit dan membrane mukosa, kontaminasi
pakaian, dan penyebaran pathogen ke pasien lain atau
lingkungan dapat dicegah.
 Lakukan penerapan SPO pemrosesan peralatan pasien, atau
dekontaminasi, bersihkan, disinfeksi, dan proses kembali
perlengkapan yang digunakan ulang dengan benar sebelum
digunakan pada pasien lain ( Rujuk ke: SPO .Pemrosesan
Peralatan Pasien, Dekontaminasi, Desinfeksi dan Sterilisasi )

2. KebersihanLingkungan
 Gunakan prosedur yang memadai untuk kebersihan rutin dan
disinfeksi permukaan lingkungan dan benda lain yang sering
disentuh ( Rujuk ke SPO Pembuangan Sampah).

3. Penatalaksanaan Linen
 Penanganan, transportasi, dan pemrosesan linen yang telah
dipakai dengancara:
 Cegah pajanan pada kulit dan membrane mukosa serta
kontaminasi pada pakaian.
 Cegah penyebaran pathogen ke pasien lain dan lingkungan

4. Pembuangan Limbah
 Pastikan pengelolaan limbah yang aman.
 Perlakukan limbah yang terkontaminasi darah, cairan tubuh,
sekret, dan ekskresi sebagai limbah infeksius
 Jaringan manusia dan limbah laboratorium yang secara
langsung berhubungan dengan pemrosesan specimen harus
juga diperlakukan sebagai limbah infeksius.
 Buang alat sekali pakai dengan benar

5. Kebersihan Lingkungan
Gunakan prosedur yang memadai untuk kebersihan rutin dan
disinfeksi permukaan lingkungan dan benda lain yang sering
disentuh ( Rujuk ke SPO Pembuangan Sampah ).

6. Penatalaksanaan Linen
 Penanganan, transportasi, dan pemrosesan linen yang telah
dipakai dengan cara:
 Cegah pajanan pada kulit dan membrane mukosa serta
kontaminasi pada pakaian.
 Cegah penyebaran pathogen kepasien lain dan lingkungan

7. PembuanganLimbah
 Pastikan pengelolaanlimbah yang aman.
 Perlakukan limbah yang terkontaminasi darah, cairan tubuh,
sekret, dan ekskresi sebagai limbah infeksius
 Jaringan manusia dan limbah laboratorium yang secara
RS.PEKANBARU
PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI
MEDICAL CENTER

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

04/14.4/C/DIR/RS.PMC/VII/2017 0 4/6

langsung berhubungan dengan pemrosesan specimen harus


juga diperlakukan sebagai limbah infeksius.
 Buang alat sekali pakai dengan benar

8. Penempatan Pasien
 Menempatkan pasien dengan gejala gangguan pernapasan
akut setidaknya 1 meter dari pasien lain saat berada di ruang
umum jika memungkinkan.
 Letakkan tanda peringatan untuk melakukan kebersihan
pernapasan dan etika batuk pada pintu masuk fasilitas
pelayanan kesehatan.
 Di sediakan fasilitas kebersihan tangan di tempat umum dan
area perawatan pasien.

9. Kesehatan karyawan
 Jadikan penggunaan APD suatu kebiasaan, lakukan penilaian
risiko terhadap pajanan cairan tubuh atau permukaan
terkontaminasi sebelum melakukan tindakan pelayanan
kesehatan. Selanjutnya pilih APD berdasarkan penilaian
risiko.
 Pencegahan luka tusukan jarum dan benda tajam, hati-hati
bila:
 Memegang jarum, pisau, dan alat-alat tajam lainnya.
 Bersihkan alat-alat yang telah digunakan.
 Jangan memasang kembali penutup jarum suntik (re-cap)
dengan tangan setelah alat suntik digunakan
 Segera buang jarum dan alat-alat tajam yang telah
digunakan kedalam tempat khusus bend atajam/safety box
 Bila terjadi pajanan cairan tubuh pasien melalui tumpahan,
percikan atau luka tusukan jarum atau benda tajam bekas
pakai :
 Bersihkan luka untuk mendorong perdarahan.
 Kulit: irigasi dengan air dingin
 Cuci dengan sabun dan air atau gunakan bahan antiseptik
 Membran mukosa: irigasi dengan air mengalir atau
antiseptik.
 Mata: Bilas dengan cairan normal saline

10. Praktek menyuntik aman


 Gunakan alat suntik sekali pakai
 Jangan gunakan satu PROSEDUR alat suntik untuk banyak
pasien secara bergantian

11. Praktek pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal pungsi


dan pemasangan kateter vena sentral
 Gunakan juga alat pelindung wajah; masker pada saat
melakukan tindakan pemasangan kateter lumbal atau epidural
dan pemasangan kateter vena sentral

B. KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI


 Tujuan untuk memutus rantai penularan mikroba penyebab
infeksi.
 Diterapkan pada pasien gejala/dicurigai terinfeksi atau
RS.PEKANBARU
PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI
MEDICAL CENTER

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

04/14.4/C/DIR/RS.PMC/VII/2017 0 5/6

kolonisasi kuman penyebab infeksi menular yang dapat


ditransmisikan lewat udara, droplet, kontak kulit atau
permukaan terkontaminasi.

 3 Jenis kewaspadaan berdasarkan transmisi:


 Kewaspadaan transmisi kontak
 Kewaspadaan transmisi droplet
 Kewaspadaan transmisi airborne

 Kewaspadaan berdasarkan transmisi dapat dilaksanakan


secara terpisah atau pun kombinasi dari ketiga jenis
kewaspadaan transmisi di atas

1. Kewaspadaan transmisi Kontak


a) Penempatan pasien : Kamar tersendiri atau kohorting
b) APD petugas:
 Sarung tangan bersih non steril, ganti setelah kontak
bahan infeksius, lepaskan sarung tangan sebelum
keluar dari kamar pasien dan cuci tangan
menggunakan antiseptik
 Gaun, lepaskan gaun sebelum meninggalkan ruangan
c) Transport pasien
 Batasi kontak saat transportasi pasien

2. Kewaspadaan transmisi droplet


a) Penempatan pasien :
 Kamar tersendiri atau kohorting, jarakantar pasien >1
m
b) Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan, pintu boleh
terbuka.APD petugas:
 Masker Bedah dipakai saat memasuki ruang rawat
pasien
c) Transport pasien
 Batasi transportasi pasien, pasangkan masker pada
pasien saat transportasi
 Terapkan hyangiene respirasi dan etika batuk

3. Kewaspadaan transmisi udara/airborne


a) Penempatan pasien :
 Di ruangan tekanan negatif
 Pertukaran udara > 6-12 x/jam, aliran udara yang
terkontrol
 Jangan gunakan AC sentral, bilamungkin AC + filter
HEPA
 Pintu harus selalu tertutup rapat.
 Kamarterpisah, terbukti mencegah transmisi, atau
kohorting jarak >1 m
 Jendela terbuka (pada pasien TBC ), tak ada orang
yang lalu lalang
b) APD petugas:
 Minimal gunakan masker bedah
 Masker respirator (N95) saat petugas bekerja pada
RS.PEKANBARU
PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI
MEDICAL CENTER

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

04/14.4/C/DIR/RS.PMC/VII/2017 0 6/6

radius <1m dari pasien,


 Gaun Pelindung
 Pelindung Mata
 Sarung tangan
(bila melakukan tindakan yang mungkin menimbulkan
aerosol)
c) Transport pasien
 Batasi transportasi pasien, Pasien harus pakai masker
saat keluar ruangan
 Terapkan hygiene respirasi dan etika batuk

UNIT TERKAIT 1. Seluruh Unit Kerja RS PMC


2. Keluarga pasien/ Pengunjung

Anda mungkin juga menyukai