Anda di halaman 1dari 8

SOP PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


06/RSUD-AB/HPK/2017 00 1/8
RSUD
KABUPATEN
ACEH BESAR 1/1

Standar Tanggal Terbit Ditetapkan,


Operasional Direktur RSUD
10 Januari 2017
Prosedur Kabupaten Aceh Besar

dr. Bunaiya Putra


Penata TK I, III/d
Nip.19800928 200904 1 003

Alat Pelindung Diri (APD) adalah peralatan yang digunakan sebagai barier
Pengertian
untuk melindungi petugas dan pasien kesehatan dari resiko pajanan
terhadap benda/bahan berbahaya seperti bahan infeksius (darah/cairan
tubuh), pajanan termal dan radiasi, trauma mekanik, kimia dan lain-lain
baik akibat percikan, kejatuhan atau tumpahan.
1. Melindungi petugas dan pasien dari perpindahan mikroorganisme
Tujuan
2. Mencegah infeksi silang
3. Memberikan jaminan keamanan petugas saat bekerja dalam kondisi
resiko
Kebijakan
Prosedur Sarung Tangan
oSarung tangan tersedia disemua unit kerja di RSUD Kabupaten
Aceh Besar.
oPakai sarung tangan bila mungkin terkontaminasi darah, cairan
tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan terkontaminasi, mukus
membran dan kulit yang tidak utuh, kulit utuh yang potensial
terkontaminasi.
oCara memakai sarung tangan memakai prinsip skin to skin,
glove to glove sesuai dengan SPO penggunaan sarung
tangan
oJenis Sarung Tangan :
1) Sarung tangan steril
2) Sarung tangan bersih non steril
3) Sarung tangan rumah tangga
4) Sarung tangan steril digunakan untuk tindakan bedah
atau perasat yang memerlukan teknik steril
oSarung tangan bersih non steril untuk prosedur diagnostik dan
tindakan lainnya dengan teknik bersih sebagai Alat
Pelindung Diri (APD) terhadap transmisi kontak di ruangan
perawatan, dan unit lain seperti di Instalasi Gizi dalam
pengolahan bahan makanan
oPakai sarung tangan sesuai ukuran tangan dan jenis tindakan
oPenggunaan sarung tangan bersih non steril hanya satu kali
pakai untuk satu perasat pada satu orang pasien.
oGantilah sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh
terkontaminasi ke area bersih
oLepaskan sarung tangan segera setelah selesai, sebelum
menyentuh benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi,
sebelum beralih ke pasien lain
oJangan memakai satu sarung tangan untuk pasien yang berbeda
oTidak dibenarkan mencuci sarung tangan non steril untuk
pemakaian ulang
oSarung tangan rumah tangga digunakan untuk prosedur
penanganan kebersihan lingkungan; penanganan
sampah/limbah, pengelolaan linen, dan pemrosesan
peralatan serta kegiatan pemeliharaan sarana prasarana
rumah sakit
oSetelah selesai penggunaan sarung tangan dibuang ke tempat
sampah sesuai dengan jenis sampah dan kontamisasinya.
oBila sarung tangan terkontaminasi darah, ekskreta, atau cairan
tubuh pasien terutama penderita HBV, HCV atau HIV,
langsung dibuang sebagai sampah infeksius (kuning)
oBila terpapar bahan sitostatika dan radiasi dibuang ke tempat
sampah radiasi (ungu)
oBila digunakan sebagai pengolah bahan makanan dibuang ke
tempat sampah biasa (hitam)
oSelalu perhatikan tangan pasca melepas sarung tangan adakah
tanda-tanda kebocoran sarung tangan pada tangan.
oLakukan prosedur kebersihan tangan segera setelah
melepaskan sarung tangan
oJenis dan bahan sarung tangan rumah tangga disesuaikan
dengan potensi hazard yang akan dicegah
oSarung tangan rumah tangga dapat dipakai ulang bila tidak ada
kebocoran dan telah melalui proses dekontaminasi dan
pembersihan
1. Penggunaan Pelindung Wajah (Masker, Goggle, Visor)
a. Pakai Pelindung wajah untuk melindungi konjungtiva, mukus
membran mata, hidung, mulut selama melaksanakan prosedur dan
aktifitas perawatan pasien yang berisiko terjadi cipratan/semprotan
dari darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi.
b. Pilih masker sesuai tindakan yang akan dikerjakan, masker
bedah/masker biasa dapat dipakai untuk mencegah transmisi melalui
droplet saat kontak erat (< 3 m) dari pasien saat batuk/bersin,
masker N95 dipakai untuk mencegah transmisi melalui Airborne
(udara) seperti : TBC, cacar air/varicella.
c. Pakai masker selama tindakan yang menimbulkan aerosol walaupun
pada pasien tidak diduga infeksi.
d. Masker digunakan untuk melindungi mulut dan hidung petugas dari
aerosolisasi bahan/gas berbahaya, droplet dan airborne serta bau
e. Masker tersedia dalam bentuk : masker bedah/masker biasa, masker
bedah dengan pelindung mata dan masker N95.
f. Masker bedah/masker biasa tersedia di semua unit kerja
g. Masker bedah dengan pelindung mata hanya tersedia di Kamar
Operasi.
h. Masker N95 hanya disediakan di ruangan isolasi khusus penyakit
Airborne, Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Pemulasaran
Jenazah
i. Masker digunakan sekali pakai. Setelah dipakai langsung dibuang di
tempat sampah infeksius.
j. Google/visor disediakan di setiap ruangan tindakan : Kamar perasat,
Kamar Operasi, Laboratorium Kateterisasi Jantung, Kamar bersalin,
Instalasi Gawat Darurat, serta Instalasi Binatu, CSSD, Instalasi
Pemeliharaan Sarana Medik dan Non Medik dan Instalasi
Pemulasaran Jenasah. Kaca mata las tersedia di IPRS untuk
melindungi retina dari cahaya intensitas tinggi saat pekerjaan las.
k. Pilih alat pelindung wajah sesuai tindakan yang akan dikerjakan.
(masker untuk melindungi mukosa hidung dan mulut, goggle untuk
melindungi mukosa mata dan visor untuk melindungi seluruh
wajah)
l. Bila melakukan tindakan pada pasien dengan airborne disease
(penyakit menular lewat udara) gunakan masker N95.
m. Bila merawat pasien yang menular lewat droplet cukup gunakan
masker bedah atau masker biasa.
n. Pasang masker dengan meletakkan bagian yang berwarna terang
(putih) menempel pada wajah.
o. Kencangkan tali pengikat melingkari bagian atas dan bawah telinga
sampai ke belakang kepala
p. Lakukan pengepasan/fitting masker dengan hidung dan wajah
q. Pastikan masker sudah menutup hidung dan mulut.
r. Setelah masker terpasang dengan baik, hindari menyentuh/menekan
permukaan masker bagian luar untuk mencegah pori-pori masker
melebar.
s. Jika tidak ada kontaminasi percikan, masker dapat digunakan
maksimal 4 jam.
t. Bila sudah selesai melakukan tindakan yang memerlukan masker,
masker dilepaskan
u. Perhatikan pada saat membuka masker dengan cara membuka tali
bagian bawah terlebih dahulu.
v. Setelah kedua tali dilepas, lipat masker sehingga bagian yang terang
terletak di bagian luar lipatan dan segera dibuang ke tempat sampah
infeksius, lakukan kebersihan tangan
w. Dilarang menggantung masker di leher atau dagu
Respirator/masker N95
a. Pilih Jenis dan Ukuran Respirator/Masker N95 yang sesuai
b. Lakukan pengepasan/fitting respirator/masker N95 terhadap wajah
dan hidung
c. Lakukan uji kebocoran masker N95
d. Bila terjadi kebocoran atur kembali posisi Masker N95 pada wajah
dan ketegangan tali pengikat. Uji kembali kerapatan
respirator/masker N95 atau ganti dengan masker N95 dengan tipe
dan ukuran lainnyayang sesuai.
e. Setelah selesai penggunaan, Masker N95 bekas pakai dibuang ke
tempat sampah Infeksius.
f. Semua alat pelindung mata dianggap terkontaminasi jika digunakan
untuk penanganan pasien. Bila kontaminasi tidak jelas, maka goggle
dibersihkan dengan larutan chlorine 0,05%
g. Bila Kontaminasi jelas atau dengan pasien HBV/HCV/HIV, maka
goggle direndam dulu dalam chlorine 0,5% selama 10 menit,
kemudian dibilas dengan air mengalir dicuci dengan deterjen dan di
keringkan dengan cara diangin-anginkan atau mengikuti standar
prosedur pemrosesan peralatan
2. Apron/ gaun pelindung
a. Gaun pelindung tersedia dalam bentuk :
1) Apron/Gaun Bersih non Steril
2) Schort steril/Gaun operasi
3) Apron radiologi
4) Celemek kedap air
b. Gaun pelindung tersedia di ruangan-ruangan : Kamar Operasi,
Laboratorium Kateterisasi Jantung, Kamar bersalin, Instalasi Gawat
Darurat, High Care Unit, Unit-Unit/Instalasi Pelayanan Intensif,
Ruang rawat inap, dan Rawat Jalan, Instalasi radiologi, Instalasi
Binatu, Instalasi Gizi dan Instalasi Pemulasaran Jenasah
c. Gaun pelindung dipakai sesuai jenis kegiatan dan potensial hazard
paparannya
d. Pilih jenis gaun yang sesuai dengan tindakan yang akan dikerjakan
dan perkiraan jumlah paparan cairan yang mungkin akan dihadapi.
Bila gaun tidak tembus cairan, perlu dilapisi apron/celemek kedap
cairan untuk mengantisipasi semprotan/cipratan cairan infeksius.
e. Gunakan gaun (bersih, tidak steril) untuk melindungi kulit,
mencegah baju menjadi kotor, kulit terkontaminasi selama
prosedur/merawat pasien yang memungkinkan terjadinya percikan/
semprotan cairan tubuh pasien.
f. Lepaskan gaun segera setelah selesai melakukan tindakan dan
cucilah tangan untuk mencegah transmisi mikroba ke pasien lain
ataupun ke lingkungan.
g. Gunakan apron/gaun saat merawat pasien infeksi, lepaskan gaun
saat akan keluar ruang pasien.
h. Gunakan gaun sebagai penutup/pelindung pakaian atau seragam dari
percikan atau menempelnya mikroorganisme yang terdapat dari
percikan darah, cairan tubuh, sekresi atau ekskresi pada saat
merawat atau mengelola peralatan pasien yang diketahui atau
dicurigai menderita penyakit menular melalui droplet/airborne.
i. Bila menggunakan gaun panjang (long gown), di mulai dengan
menyarungkan kedua tangan, dilanjutkan dengan mengikatkan tali
pengikat pada belakang leher dan pada pinggang. Kemudian sarung
tangan dipasang hingga ujung pergelangan tangan gaun dilapisi oleh
pangkal sarung tangan.
j. Sebelum meninggalkan area pasien, lepaskan gaun dengan terlebih
dahulu melepaskan bagian lengan yang paling
terkontaminasi dan menggulung gaun dengan tetap menjaga area
gaun bagian dalam pada sisi luar gulungan.
k. Pastikan bahwa pakaian dan kulit tidak kontak dengan bagian yang
potensial terkontaminasi. Lakukan kebersihan tangan
l. Jangan memakai gaun pakai ulang walaupun untuk pasien yang
sama.
m. Setelah selesai dipakai, gaun dikelola menurut cara kerja
pemrosesan peralatan pasien atau pengelolaan linen kotor
n. Semua gaun pelindung pasca operasi atau persalinan dianggap
terkontaminasi cairan tubuh pasien dikelola dengan cara pemrosesan
alat atau linen yang telah ditetapkan.
o. Bila terkontaminasi cairan tubuh penderita HIV, gaun langsung
dibuang sebagai sampah infeksius
3. Pelindung Kaki
a. Pelindung kaki disediakan di semua unit kerja, terutama ruangan
tindakan perasat/operatif.
b. Pelindung kaki terdiri dari : Sepatu sendal khusus berpenutup jari,
sepatu boot dan sepatu safety (heavy duty)
c. Pelindung kaki dipakai sesuai dengan potensial hazard-nya dan
hanya dipakai di dalam area tersebut, tidak boleh dibawa keluar
ruangan.
d. Sendal berpenutup jari dipakai di Kamar Operasi, Kamar Bersalin,
Ruangan Perawatan Intensif (ICU, NICU) dan setiap orang yang
masuk ruangan tersebut harus mengganti alas kaki dengan
pelindung kaki yang disediakan.
e. Sepatu Boot Kamar Operasi digunakan untuk tindakan operatif oleh
operator dan asisten dan pada ruangan isolasi ketat terutama
perawatan pasien penyakit infeksi menular dengan virulensi tinggi
f. Sepatu boot rumah tangga digunakan untuk kegiatan pengelolaan
linen kotor, pengelolaan limbah/sampah dan kebersihan lingkungan,
dan perawatan gedung serta sarana prasarana dan sepatu safety bagi
pekerjaan lingkungan/ bangunan/ perbengkelan
g. Gunakan pelindung kaki untuk melindungi petugas dari tumpahan/
percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari
kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan.
h. Pasang pelindung kaki bila terdapat risiko tumpahan/ percikan
darah/ cairan tubuh lainnya atau risiko dari kemungkinan tusukan/
kejatuhan alat kesehatan/ benda tajam.
i. Lepaskan pelindung kaki setelah keluar ruangan, tempatkan
pelindung kaki dalam wadah rendaman berisi larutan disinfektan
(klorin 0,5%) untuk pemrosesan selanjutnya. Lakukan kebersihan
tangan
j. Pastikan pelindung kaki didekontaminasi tiap hari setiap selesai
pemakaian.
k. Alat pelindung kaki dianggap terkontaminasi jika digunakan untuk
penanganan pasien. Bila kontaminasi tidak jelas, maka dapat
dibersihkan dengan larutan chlorine 0,05%
l. Bila terkontaminasi cairan tubuh pasien harus dibersihkan dengan
larutan chlorin 0,5% bila kontaminasi banyak sekali, maka alas kaki
direndam dengan chlorine 0,5% selama 10 menit kemudian dibilas,
lalu dicuci dengan deterjen, dikeringkan dengan diangin-anginkan.
4. Pelindung kepala (Topi/Helmet)
a. Pelindung kepala digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala
petugas agar tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan dan
melindungi kepala petugas atau ke dalam bahan makanan/minuman,
melindungi dari percikan darah atau cairan tubuh yang menyemprot,
atau helmet untuk melindungi kepala petugas dari benturan akibat
kejatuhan/tertimpa bahan/benda
b. Pelindung kepala tersedia dalam bentuk :
1) Topi bedah
2) Topi koki
3) Helmet
c. Topi bedah tersedia di semua unit kerja, terutama ruangan tindakan
perasat/operatif.
d. Topi koki digunakan di Instalasi Gizi untuk petugas pengolah bahan
makanan
e. Helmet digunakan di Instalasi Pemeliharaan Sarana Medik dan Non
Medik dan petugas pengelola sampah/limbah
f. Gunakan penutup kepala untuk mencegah nya mikroorganisme yang
ada di rambut dan kulit kepala petugas jatuh mengkontaminasi alat-
alat/area steril dan juga sebaliknya untuk melindungi kepala/rambut
petugas dari percikan bahan-bahan dari pasien atau untuk
melindungi kepala petugas dari benturan akibat kejatuhan/tertimpa
bahan/benda
g. Pasang penutup kepala dengan baik, kencangkan tali pengikat
dengan kedua tangan.
h. Lepaskan penutup kepala setelah meninggalkan ruangan. Lakukan
kebersihan tangan
i. Pelindung kepala dispossable (topi bedah) digunakan sekali pakai
dan setelah pemakaian dibuang ke tempat sampah infeksius
j. Setelah dipakai maka tergantung tingkat kontaminasi,
penanganannya mengacu kepada SPO pemrosesan peralatan, bila
masih bersih dan tidak terkontaminasi Penggunaan Penutup Kepala.
5. Pakaian kerja khusus
a. Pakaian kerja khusus disediakan pada zona clean dan semi clean,
terutama di ruangan tindakan/operatif, ruangan perawatan khusus,
perawatan intensif dan high care unit.
b. Pakaian kerja khusus tidak boleh dibawa keluar dari unit kerja.
c. Bila memang dibutuhkan sewaktu-waktu untuk keluar ruangan
maka Pakaian kerja khusus harus dilapisi dengan gaun pelindung
khusus untuk keluar ruangan.
d. Gaun Pelindung untuk masuk dan keluar ruangan dibedakan
menurut warnanya : Kuning atau Biru untuk Gaun Keluar, Hijau
atau Putih untuk gaun ke dalam/masuk ruangan.
e. Pengelolaan Pakaian kerja khusus ini setelah pemakaian merujuk
kepada prosedur pengelolaan linen.
SOP PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RSUD 06/RSUD-AB/HPK/2017 00 8/8


KABUPATEN
ACEH BESAR

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
Unit Terkait
4. Instalasi kamar Operasi
5. Intensive Care Unit
6. Kamar Bersalin

Anda mungkin juga menyukai