Anda di halaman 1dari 23

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BANJAREJO
Jl. Gunda Wijaya Banjarejo – Blora 58253
Telp (0296)361289
E-mail : puskesmasbanjarejo@gmail.com

SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAREJO


NOMOR : / KAPUS / / 2017

TENTANG

PANDUAN ALAT PELINDUNG DIRI

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAREJO,

Menimbang : a. Bahwa Puskesmas Banjarejo perlu membuat panduan tentang


alat pelindung diri untuk meningkatkan mutu pelayanan;
b. Bahwa dalam memberikan pelayanan yang paripurna maka perlu
menetapkan panduan alat pelindung diri sebagai acuan untuk
melakukan tindakan yang terdapat di Puskesmas Banjarejo
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Banjarejo
tentang Petugas yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan
kegiatan yang direncanakan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan
2. UU Nomor 29 tahun 2009, tentang Praktik Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 27/ Menkes/SK/2017
Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya ;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAREJO TENTANG


ALAT PELINDUNG DIRI
KESATU : 1. Puskesmas adalah Puskesmas Banjarejo
2. Alat pelindung diri atau APD adalah alat untuk melindungi
petugas dari kegiatan perawatan yang dilakukan di
Rumah Sakit.
3. Puskesmas Banjarejo melindungi petugas rumah sakit dari
resiko terjadinya infeksi dengan menyediakan alat pelindung
diri.
KEDUA : 1) Alat pelindung diri merupakan bagian hal dari pencegahan
dan pengendalian infeksi sehingga perlu dilaksanakan oleh
petugas terkait tentang alat pelindung diri.
2) Puskesmas Banjarejo harus mendukung tersedianya alat
pelindung diri di setiap ruangan Puskesmas.
KETIGA : 1) Alat pelindung diri terdapat 7 (tujuh) jenis antara lain:
a. Sarung tangan/ Handscoon
b. Baju pelindung
c. Topi pelindung
d. Masker
e. Pelindung Mata /Goggle
f. Pelindung Wajah
g. Pelindung kaki / sepatu Boot
2) Alat pelindung diri perlu digunakan oleh petugas Puskesmas
Banjarejo dalam upaya untuk pencegahan dan pengendalian
infeksi.
3) Bahwa dalam penggunaan APD perlu memperhatikan tahapan –
tahapan dalam penggunaan APD.
KEEMPAT : 1) Bahwa dalam penggunaan APD perlu memperhatikan Indikasi
pemakaian APD yang wajib di pakai pada saat pelayanan ke
pasien.
a. Pelayanan Pasien Secara Umum
b. Pelayanan Pasien Dengan Resiko Terpapar Cairan
Tubuh Pasien, Khusus Pasien Resiko Infeksi Rendah
(Bukan HIV, Hepatitis B dan C dan Penyakit Berbahaya
Lainnya yang bersifat airborne atau penularan kontak)
c. Pelayanan Pasien dengan Resiko Terpapar Cairan Tubuh
Pasien, Khusus pasien resiko infeksi tinggi (HIV, Hepatits
B dan C, dan penyakit menular berbahaya lainnya yang
ditularkan lewat cairan tubuh)
d. Pelayanan Pasien dengan Penyakit Menular Berbahaya
yang bersifat Airborne Infektion (ditularkan lewat udara),
misalnya TBC dan SARS
e. Pelayanan Pasien dengan Penyakit Kulit
Menular/Penularan Kontak
f. Pelayanan Pasien dengan Resiko Terpapar Cairan Tubuh
Minimal
g. Pelayanan Resiko dengan Kemungkinan sangat Tinggi
Terpapar Cairan Tubuh Baik Pasien Infeksius maupun Tidak
KELIMA Dalam menggunakan alat pelindung diri harus sesuai dengan
regulasi nasional sehingga mempunyai cara tertentu dalam
pemakaiannya dan melepaskannya sehingga dapat meminimalkan
terjadinya infeksi terhadap petugas Rumah Sakit.

KEENAM 1) Berikut adalah unit yang harus memperhatikan dalam


penggunaan APD saat pelayanan untuk dapat meminimalkan
terjadinya infeksi petugas Rumah Sakit.
a. Pelayanan Pasien di Ruang Bersalin
b. Pelayanan Pasien di Laboratorium
c. Pelayanan Gizi Puskesmas
f. Pelayanan Laundry Puskesmas
g. Pelayanan Farmasi
h. Pelayanan Pasien Rawat Inap
i. Pelayanan Pasien Ruang Isolasi (Kewaspadaan Universal,
Kontak & Droplet
diterapkan dengan cara sama)
l. Pelayanan Ruang Jenazah untuk Jenazah Infeksius
m. Pelayanan Ruang Jenazah untuk Jenazah Non Infeksius
n. Pelayanan Pasien Rawat Jalan

KETUJUH Bahwa dalam penggunaan Alat Pelindung Diri harus memperhatikan


perawatannya untuk APD yang akan di gunakan kembali dengan
memperhatikan cara membersihkan dan cara penyimpanannya

KEDELAPAN Bahwa apabila terdapat Alat Pelindung Diri yang rusak atau habis
masa pakainya (kadaluarsa) dan mengandung bahan berbahaya
dan beracun (B3) wajib dimusnahkan sesuai dengan persyaratan
tehnis yang berlaku.
KESEMBILAN Dokumen panduan penggunaan Alat Pelindung Diri seperti terlampir
dalam lampiran Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Banjarejo
ini digunakan sebagai acuan dalam penggunaan APD di UPTD
Puskesmas Banjarejo.
KESEPULUH Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Banjarejo
Pada Tanggal : Desember

KEPALA UPTD PUSKESMAS


BANJAREJO,

MARDIYAH HAYATI
LAMPIRAN

SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPTD


PUSKESMAS BANJAREJO
NOMOR : / KAPUS / / 2017 TENTANG
PANDUAN PENGGUNAAN ALAT
PELINDUNG DIRI

PANDUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alat Pelindung Diri (APD) petugas kesehatan adalah alat yang digunakan
petugas kesehatan untuk melindungi diri dari resiko pajanan darah, semua jenis
cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien dan
risiko hazard material. termasuk alat pelindung diri adalah sarung tangan untuk
melindungi tangan; masker bedah dan masker respirator untuk melindungi hidung
dan mulut, respirator juga dapat melindungi saluran nafas dari transmisi mikroba
melalui udara (airborne); pelindung wajah untuk melindungi seluruh bagian wajah;
kacamata goggle untuk melindungi mata; penutup kepala; gaun pelindung atau
apron untuk melindungi kulit atau pakaian; dan sepatu.
Alat pelindung diri (APD) telah digunakan selama bertahun-tahun untuk melindungi
pasien dari mikroorganisme yang ada pada petugas kesehatan. Namun dengan
munculnya AIDS dan hepatitis C, serta meningkatnya kembali tuberculosis di banyak
negara, pemakaian APD menjadi juga sangat penting untuk melindungi
petugas.Dengan munculnya infeksi baru seperti flu burung, SARS dan penyakit
infeksi lainnyan .

Agar menjadi efektif, APD harus digunakan secara benar.Misalnya, gaun dan duk
lobang telah terbukti dapat mencegah infeksi luka hanya bila dalam keadaan yang
kering.Sedangkan dalam keadaan basah, kain beraksi sebagai spons yang menarik
bakteri dari kulit atau peralatan melalui bahan kain sehingga mengkontaminasi luka
operasi.

Sebagai konsekuensinya, pengelola rumah sakit dan para petugas kesehatan harus
mengetahui tidak hanya kegunaan dan keterbatasan dari APD tertentu, tetapi juga
peran APD sesungguhnya dalam mencegah penyakit infeksi sehingga dapat
digunakan secara efektif dan efisien.

B. Tujuan Penggunaan Alat Pelindung Diri


Melindungi kulit dan membrane mukosa dari resiko pajanan darah, cairan
tubuh, secret, ekskreta, kulit yang tidak utuh, dan selaput lendir dari pasien ke
petugas dan sebaliknya.

1
BAB II

RUANG LINGKUP

Panduan ini membahas tentang indikasi pemakaian, pelaksanaan cara memakai,


melepas dan penanganan alat-alat habis pakai berupa sarung tangan, masker,
pelindung wajah, penutup kepala, gaun pelindung, apron, sepatu serta urutan
pemakaian dan pelepasan APD lengkap.
Penggunaan APD ditempat kerja disesuaikan dengan pajanan bahaya yang dihadapi
di area kerja. Berikut adalah jenis APD yang diperlukan.

No AREA APD
1 Kamar Operasi Topi steril, Sarung tangan steril, jas operasi,
sepatu boot/ sandal dengan ujung yang
tertutup, masker, googles
2 Ruang Intensif Sarung tangan steril, masker, sarung tangan
non steril, jas kerja, sandal dengan ujung
tertutup
3 IGD Sarung tangan , masker, jas dokter/celemek,
sepatu boot
4 Laboratorium Jas kerja, sarung tangan , masker
5 Radiologi Apron, sarung tangan
6 Cleaning service Sarung tangan non steril, masker, sepatu boot
7 Loundry Sepatu boot, sarung tangan rumah tangga,
masker, celemek
8 Petugas gizi Topi koki, celemek, sarung tangan
9 Perawat Sarung tangan, masker, celemek, sepatu boot,
topi, kaca mata googles, pelindung wajah (
dipakai menyesuaikan kasusnya pasien)

BAB III

TATA LAKSANA

A. JENIS-JENIS ALAT PELINDUNG DIRI DAN MANFAAT PENGGUNAANNYA


1. Sarung Tangan / Handscoon
Sarung tangan melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan
penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada di tangan
petugas kesehatan. Sarung tangan merupakan penghalang (barrier) fisik paling
penting untuk mencegah penyebaran infeksi.Sarung tangan harus diganti antara
setiap kontak dengan satu pasien ke pasien lainnya, untuk menghindari
kontaminasi silang.

2
a. Terdapat empat jenis sarung tangan:

1) Sarung tangan pemeriksaan (bersih), dipakai untuk melindungi petugas


pemberi pelayanan kesehatan sewaktu melakukan pemeriksaan atau
pekerjaan rutin.

Gambar 1. Sarung tangan bersih

2) Sarung tangan bedah (steril), dipakai sewaktu melakukan tindakan invasif


atau pembedahan.

Gambar 2. Sarung Tangan Steril


3) Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memproses peralatan,
menangani bahan bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan
permukaan yang terkontaminasi.

gambar 3. Sarung Tangan Rumah Tangga


4) Sarung tangan sampai siku, dipakai untuk melindungi petugas pemberi
pelayanan kesehatan sewaktu melakukan Partus dan pembersihan plasenta.

3
Gambar 4. Sarung Tangan Sampai Siku

2. Masker
Masker digunakan untuk melindungi wajah dan membrane mukosa
mulut dari cipratan darah dan cairan tubuh dari pasien atau permukaan
lingkungan udara yang kotor dan melindungi pasien atau permukaan
lingkungan udara dari petugas pada saat batuk atau bersin. Masker yang
digunakan harus menutupi hidung dan mulut serta melakukan penekanan di
bagian hidung.
Terdapat Dua jenis masker:
a. Masker bedah, untuk tindakan bedah atau pencegahan penularan dari droplet

Gambar : Masker bedah


b. Masker respiratorik atau sering disebut masker N95, dipakai untuk mencegah
penularan melalui airborn.

Gambar : Masker Efisiensi Tinggi N-95

3. Gaun Pelindung
Gaun pelindung digunakan untuk melindungi baju petugas dari
kemungkinan paparan atau percikan darah atau cairan tubuh, sekresi, ekskresi,
atau melindungi pasien dari paparan pakaian petugas pada tindakan steril. Ada
empat jenis gaun pelindung antara lain :
a. Gaun pelindung tidak kedap air
b. Gaun pelindung kedap air
c. Gaun steril
d. Gaun non steril
Gambar : Gaun Pelindung
4. Celemek / Apron
Apron / celemek digunakan untuk melindungi baju petugas dari
kemungkinan paparan atau percikan darah atau cairan tubuh, sekresi, ekskresi,
atau melindungi pasien dari paparan pakaian petugas pada tindakan.

4
Gambar : Apron

5. Pelindung Kepala /Topi Kepala


adalah untuk melindungi pemakainya dari darah atau cairan tubuh yang
terpercik atau menyemprot Topi pelindung bertujuan untuk mencegah jatuhnya
mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap alat-alat
atau daerah steril atau membrane mukosa pasien dab juga sebaliknya.

Gambar 7 : Pelindung Kepala

6. Pelindung Mata/Google
Pelindung Mata/ Goggle dalam penggunaannya harus terpasang dengan
baik dan benar sehingga dapat melindungi mata. Dalam penggunaannya
pelindung mata /goggle adalah untuk melindungi mata dari percikan darah,
cairan tubuh, sekresi, dan ekskresi pada saat tindakan operasi.

Gambar : Kacamata Pelindung/ pelindung mata


7. Perisai Wajah/Pelindung Wajah
Pelindung Wajah adalah dalam penggunaannya harus terpasang dengan
baik dan benar sehingga dapat melindungi mata. Dalam penggunaannya
pelindung wajah / perisai wajah adalah untuk melindungi mata dari percikan
darah, cairan tubuh, sekresi, dan ekskresi pada saat tindakan operasi.

5
Gambar : Pelindung Wajah
8. Sepatu Pelindung/Sepatu Boot
pemakaian sepatu pelindung adalah melindung kaki petugas dari
tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari
kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan, sepatu tidak
boleh berlubang agar berfungsi optimal.Jenis sepatu pelindung seperti sepatu
boot atau sepatu yang menutup seluruh permukaan kaki

Gambar : Sepatu Pelindung

B. CARA PENGGUNAAN DAN PELEPASAN ALAT PELINDUNG DIRI


1. Cara penggunaan dan Pelepasan sarung tangan /Hand Scoon
a. Cara Memakai Sarung Tangan
a) Lakukan Hand hygiene sebelum memakai sarung tangan
b) Pilih sarung tangan sesuai ukuran
c) Ambil sarung tangan dengan cara memegang bagian dalam sarung
tangan
d) Pasang sarung tangan pada tangan kanan/kiri
e) Ambil sarung tangan satu lagi dengan memegang dalam lipatan
bagian luar yang tidak kontak langsung dengan kulit tangan

b. Cara melepas sarung tangan


a) Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi.
b) Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya,
kemudian lepaskan.
c) Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan
tangan yang masih memakai sarung tangan.

6
d) Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di
bawah sarung tangan yang belum dilepas di pergelangan tangan.
e) Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama.
f) Buang sarung tangan di tempat limbah infeksius

c. Indikasi penggunaan sarung tangan

Kegiatan / Tindakan Perlu Jenis Sarung Tangan


Sarung yang Diperlukan
Tangan
Pengukuran tekanan darah Tidak -
Pengukuran suhu Tidak -
Menyuntik Tidak -
Penanganan dan Ya Rumah tangga
pembersihan alat
Penanganan limnbah Ya Rumah tangga
terkontaminasi
Membersihkan darah atau Ya Rumah tangga
cairan tubuh
Pemasangan dan Ya Pemeriksaan
pelepasan infuse
Pemeriksaan dalam: Ya Pemeriksaan
mukosa, vagina, rectum,
mulut
Pemasangan dan Ya Bedah
pelepasan implant
Pemasangan dan Ya Bedah
pelepasan kateter urine
Tindakan laparaskopi Ya Bedah
Tindakan persalinan per Ya Bedah
vagina
Pembedahan laparotomy, Ya Bedah
secsio secaria, dan tulang

2. Cara memakai masker dan Melepas Masker


a. Cara memakai masker bedah dan rumah tangga
a) Lakukan hand hygiene sebelum menggunakan masker

7
b) Memegang pada bagian tali (kaitkan pada telinga jika
menggunakan tali karet atau simpulkan tali dibelakang kepala jika
menggunakan tali lepas)
c) Eratkan tali kedua pada bagian tengah kepala atau leher
d) Tekan klip tipis fleksibel (jika ada) sesuai lekuk tulang hidung
dengan kedua ujung jari tengah atau telunjuk.
e) Membetulkan agar masker melekat erat pada wajah dan dibawah
dagu dengan baik.
f) Periksa ulang untuk memastikan bahwa masker telah melekat
dengan benar.

b. Cara memakai masker respiratorik

Gegamlah respirator dengan satu


tangan, posisikan sisi depan bagian
hidung pada ujung jari-jari anda,
biarkan tali pengikat respirator
menjuntai bebas dibawah tangan
anda.

Posisikan respirator dibawah dagu


anda dan sisi untuk hidung berada
di atas.

Tariklah tali pengikat respirator


yang diatas dan posisikan tali agak
tinggi dibelakang kepala anda diatas
telinga. Tariklah tali pengikat
respirator yang bawah dan
posisikan tali pada kepala bagian
atas (posisi tali menyilang)

8
Letakkan jari jari kedua tangan anda
di atas bagian hidung yang terbuat
dari logam. Tekan sisi logam
tersebut (gunakan dua jari dari
masing-masing tangan) mengikuti
bentuk hidung anda. Jangan
menekan respirator dengan satu
tangan karena dapat mengakibatkan
respirator bekerja kurang efektif.
Tutup bagian depan respirator
dengan kedua tangan, dan hati hati
agar posisi respirator tidak berubah.

c. Cara melepas masker


Melepas masker bedah, masker respiratorik dan masker rumah tangga
secara prinsipnya sama dan dapat dilakukan sesuai langkah-langkah
berikut :
a) Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi sehingga
jangan disentuh.
b) Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali/karet bagian atas.
c) Buang ke tempat limbah infeksius.

3. Cara memakai gaun pelindung dan melepas gaun pelindung


a. Cara memakai gaun pelindung
1) Lakukan hand hygiene sebelum menggunakan baju pelindung.
2) Pegang baju pelindung bagian dalam saat mengenakan baju pelindung.
3) Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga
pergelangan tangan, dan selubungkan ke belakang punggung serta ikat
bagian belakang leher dan pinggang.
4) Ganti baju pelindung bila rusak atau tercemar.

9
b. Cara melepas gaun pelindung
1) Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung
telah terkontaminasi.
2) Lepas tali pengikat gaun.
3) Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun
pelindung saja.
4) Balik gaun pelindung saja.
5) Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang
telah di sediakan untuk di proses ulang atau buang di tempat
limbah infeksius.
6) Lakukan hand hygiene setelah melepas gaun pelindung.

4. Cara memakai Celemek / Apron dan cara melepas celemek


a. Cara memakai celemek
1) Lakukan hand hygiene sebelum menggunakan celemek .
2) Pegang bagian dalam celemek saat mengenakan celemek.
3) Tutupi badan dari leher hingga lutut, dan selubungkan ke belakang
punggung serta ikat bagian belakang leher dan pinggang
4) Ganti celemek bila rusak atau tercemar

b. Cara melepas celemek


1) Ingatlah bahwa bagian depan celemek telah terkontaminasi.
2) Lepas tali pengikat celemek.
3) Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam celemek
saja.
4) Balik celemek saja.
5) Lipat atau gulung celemek menjadi gulungan dan letakkan di wadah
yang telah di sediakan untuk di proses ulang atau buang di tempat
limbah infeksius.
6) Lakukan hand hygiene setelah melepas gaun pelindung

5. Cara menggunakan dan melepas Pelindung Kepala /Topi Kepala


1) Cara pemakaian topi pelindung
a) Lakukan hand hygiene terlebih dahulu

10
b) Kenakan tutup kepala selama di ruang perawatan khusus
c) Dan ikat tali dibelakang kepala jika terdapat talinya
2) Cara melepas topi pelindung
a) Lepaskan tali topi pelindung jika terdapat talinya
b) Lepas tutup kepala setelah selesai tindakan
c) Lalu buang ke tempat sampah medis jika topi pelindung
disposable
d) Setelah melepas lakukan hand hygiene

6. Cara menggunakan dan melepas pelindung mata/ kaca mata google


1) Cara pemakaian goggle
a) Lakukan hand hygiene
b) Kenakan goggle selama dalam ruang perawatan khusus
c) Buka segera bila keluar dari ruang perawatan khusus
d) Dekontaminasi goggle setelah digunakan.

2) Cara melepas goggle


a) Ingatlah bahwa bagian luar goggle telah terkontaminasi
b) Untuk melepasnya, pegang karet atau gagang goggle.
c) Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang
atau dalam tempat limbah infeksius.
d) Lakukan hand hygiene.
7. Cara menggunakan dan melepas pelindung wajah
1) Cara pemakaian pelindung wajah
a) Lakukan hand hygiene
b) Kenakan pelindung wajah selama dalam ruang perawatan
khusus
c) Buka segera bila keluar dari ruang perawatan khusus
d) Dekontaminasi pelindung wajah setelah digunakan
2) Cara melepas pelindung wajah
e) Ingatlah bahwa bagian luar perisai wajah telah terkontaminasi
f) Untuk melepasnya, pegang karet atau perisai wajah .
g) Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang
atau dalam tempat limbah infeksius.
h) Lakukan hand hygiene.

8. Cara menggunakan sepatu pelindung/ sepatu boot


1) Cara memakai sepatu pelindung
a) Siapkan sepatu sesuai ukuran
b) Lakukan hand hygiene setelah memegang sepatu

11
c) Kenakan sepatu tanpa memegang sepatu
d) Gunakan sepatu selama di ruang perawatan
2) Cara melepas sepatu pelindung
a) Lepaskan sepatu bila keluar dari ruang perawatan dang anti
dengan sepatu luar
b) Disinfeksi sepatu bagian luar setelah keluar dari ruang isolasi
atau ruang khusus
c) Lakukan hand hygiene setelah melepas sepatu dengan tangan

C. TAHAPAN - TAHAPAN PENGGUNAAN APD


a. Lakukan kebersihan tangan
b. Kenakan pelindung kaki
c. Kenakan baju pelindung
d. Kenakan topi pelindung
e. Kenakan masker
f. Kenakan google dan perisai wajah
g. Kenakan sarung tangan

D. INDIKASI PENGGUNAAN APD


1. Pelayanan Pasien Secara Umum
Yang wajib digunakakan adalah pelindung pernafasan: masker bedah;
2. Pelayanan Pasien Dengan Resiko Terpapar Cairan Tubuh Pasien, Khusus
Pasien Resiko Infeksi Rendah (Bukan HIV, Hepatitis B dan C dan Penyakit
Berbahaya Lainnya yang bersifat airborne atau penularan kontak)
Yang wajib dipakai:
a. Pelindung pernafasan: masker bedah
b. Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih, bila luka luas sarung tangan
bedah steril.
3. Pelayanan Pasien dengan Resiko Terpapar Cairan Tubuh Pasien, Khusus
pasien resiko infeksi tinggi (HIV, Hepatits B dan C, dan penyakit menular
berbahaya lainnya yang ditularkan lewat cairan tubuh)
Yang wajib dipakai adalah:
a. Pelindung mata: Spectacle Google
b. Pelindung kepala: tutup kepala
c. Pelindung respirasi/hidung/mulut: Masker bedah
d. Pelindung Tubuh: Apron/Scotch/Celemek
e. Pelindung tangan: Sarung tangan bedah bersih dipasang double dengan
sarung tangan panjang bila ada. Bila tidak ada di double dengan sarung
tangan sejenis.
f. Pelindung kaki: Sepatu boot karet.
4. Pelayanan Pasien dengan Penyakit Menular Berbahaya yang bersifat Airborne
Infektion (ditularkan lewat udara), misalnya TBC dan SARS
Yang wajib dipakai adalah:
a. Pelindung pernafasan: masker respirator N95
b. Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih
(Untuk kasus Avian Influenza, Swine Influenza, SARS, tidak disiapkan
karena bukan kompetensi RS tipe D).
5. Pelayanan Pasien dengan Penyakit Kulit Menular/Penularan Kontak
Yang wajib dipakai adalah:

12
a. Pelindung hidung/mulut: masker bedah
b. Pelindung tangan: sarung tangan bersih dipasang double dengan sarung
tangan panjang bila ada. Bila tidak ada di double dengan sarung
tangan sejenis.
c. Pelindung tubuh: apron/celemek.
6. Pelayanan Pasien dengan Resiko Terpapar Cairan Tubuh Minimal
Yang wajib dipakai adalah:

a. Pelindung hidung/mulut: masker bedah


b. Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih
7. Pelayanan Resiko dengan Kemungkinan sangat Tinggi Terpapar Cairan Tubuh
Baik Pasien Infeksius maupun Tidak
Yang wajib dipakai adalah:
a. Pelindung mata: Spectacle Google
b. Pelindung kepala: tutup kepala
c. Pelindung respirasi/hidung/mulut: Masker bedah
d. Pelindung Tubuh: Apron/Scotch/Celemek
e. Pelindung tangan: Sarung tangan bedah bersih dipasang double dengan
sarung tangan panjang bila ada. Bila tidak ada di double dengan
sarung tangan sejenis.
f. Pelindung kaki: sepatu boot karet.
E. PEMAKAIAN APD BERDASARKAN UNIT ATAU RUANGAN
1. Pelayanan Pasien di Ruang Bersalin
a. Pelindung hidung/mulut: masker bedah
b. Pelindung kepala: topi/tutup kepala
c. Pelindung mata: spectacle google
d. Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih untuk pemeriksaan VT,
sarung tangan bedah bersih ditambah sarung tangan panjang (siku) untuk
kuretase, menolong partus, dan tindakan lain yang membutuhkan proteksi
maksimal dari pajanan cairan tubuh pasien.
e. Pelindung badan: celemek/apron.
f. Pelindung kaki: sepatu boot karet
2. Pelayanan Pasien di Ruang Bedah
a. Pelindung hidung/mulut: masker bedah
b. Pelindung kepala: tutup/topi kepala
c. Pelindung mata: spectackle google.
d. Pelindung tangan: sarung tangan bedah steril, dapat dipasang double
untuk proteksi maksimal, bila diperlukan dapat digabung dengan sarung
tangan panjang siku untuk proteksi maksimal.
e. Pelindung badan: celemek/apron, gaun operasi.
f. Pelindung kaki: sepatu boot karet.
3. Pelayanan Pasien di Laboratorium
a. Saat pengambilan spesimen dari tubuh pasien:
1) Pelindung penafasan: masker bedah, atau masker respirator N95 bila
menghadapi pasien dengan penyakit pernafasan menular seperti TBC
dan Pneumonea
2) Pelindung mata: spectackle google bila menghadapi pasien dengan
resiko terpapar cairan tubuh tinggi.

13
3) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih, dapat di dobel bila
pasien memiliki penyakit menular resiko tinggi seperti HIV atau
hepatitis B dan C.
4) Pelindung tubuh: jas lab dan apron/celemek bila ada resiko tinggi
terpapar cairan tubuh pasien.
5) Pelindung kaki: sepatu boot karet bila ada resiko tinggi terpapar cairan
tubuh pasien.
b. Saat mengolah dan mengerjakan spesimen
1) Pelindung pernafasan: masker bedah, atau masker respiraot N95 bila
menangani spesimen dahak TBC.
2) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih, dapat di dobel bila
menangani spesimen dari pasien dengan penyakit menular berbahaya
seperti HIV, Hepatitis B dan C.
3) Pelindung badan: jas lab.
4. Pelayanan Radiologi
a. Pelindung kepala: topi/tutup kepala bila ada resiko terpapar cairan tubuh
pasien
b. Pelindung mata: spectackle google bila ada resiko terpapar cairan tubuh
pasien.
c. Pelindung mulut: masker bedah, bila menangani pasien dengan penyakit
pernafasan berbahaya menggunakan masker respirator N95.
d. Pelindung tangan: sarung tangan bedah, dapat didobel bila menangani
pasien dengan infeksi berbahaya.
e. Pelindung badan: jas lab, apron/celemek bila ada resiko tinggi terpapar
cairan tubuh pasien.
f. Pelindung kaki: sepatu boot karet bila ada resiko tinggi terpapar cairan
tubuh pasien.
5. Pelayanan Gizi Rumah Sakit
a. Pelindung kepala: topi/tutup kepala
b. Pelindung mata: spectackle google bila menangani alat makan dari pasien
dengan penyakit menular berbahaya
c. Pelindung pernafasan: masker bedah, terutama bila pekerja gizi sedang
batuk atau pilek ringan, dan apabila sedang menangani alat makan dari
pasien dengan penyakit menular berbahaya.
d. Pelindung tangan: sarung tangan karet, terutama bila mencuci alat makan
dan menangani alat makan dari pasien dengan infeksi berbahaya.
e. Pelindung kaki: sepatu boot bila berada di area yang basah.
6. Pelayanan Laundry Rumah Sakit
a. Pelindung kepala: topi/tutup kepala
b. Pelindung mata: spectackle google bila menangani cairan kontaminan
berbahaya, dan bahan yang terkontaminasi cairan pasien dengan infeksi
berbahaya.
c. Pelindung tangan: sarung tangan karet bersih, dapat di dobel bila
menangani pakaian atau bahan-bahan yang habis dipakai oleh pasien
dengan penyakit menular berbahaya.
d. Pelindung badan: apron/celemek, terutama bila sedang mengolah pakaian
kotor untuk dicuci.
e. Pelindung kaki: sepatu boot karet, terutama bila sedang mengolah pakaian
kotor untuk dicuci.

14
7. Pelayanan Farmasi
a. Pelindung pernafasan: masker bedah, atau masker N95 bila menghadapi
pasien dengan penyakit pernafasan berbahaya.
b. Pelindung tangan: sarung tangan bedah bila menghadapi resiko terpapar
cairan tubuh pasien.
8. Pelayanan Pasien Rawat Inap
a. Pelindung mata: spectakle goggles bila menangani cairan kontaminan
berbahaya, dan bahan yang terkontaminasi cairan pasien dengan infeksi
berbahaya.
b. Pelindung tangan: sarung tangan bersih, dapat didobel bila menangani
pasien dengan infeksi berbahaya
c. Pelindung pernafasan: masker bedah, atau masker N95 bila menghadapi
pasien dengan penyakit pernafasan berbahaya
d. Pelindung badan: celemek/apron. Bila kontak dengan cairan tubuh pasien.
e. Pelindung kaki: sepatu boot karet bila ada resiko tinggi terpapar cairan
tubuh pasien.
9. Pelayanan Pasien Hemodialisa
a. Pelindung kepala: tutup kepala/topi bila ada resiko terpapar cairan tubuh
pasien;
b. Pakai kacamata pelindung bila resiko terpapar cairan tubuh pasien;
c. Pelindung pernafasan: masker bedah;
d. Pelindung tangan : sarung tangan bedah bersih;
e. Pakai pelindung kaki/sepatu boot bila resiko terpapar cairan tubuh pasien
10. Pelayanan Pasien Ruang Isolasi (Kewaspadaan Universal, Kontak & Droplet
diterapkan dengan cara sama)
a. Pelindung pernafasan: masker N95
b. Pelindung tangan: sarung tangan bersih
c. Pelindung mata: spectackle google/kaca mata pelindung apabila beresiko
terpapar cairan tubuh pasien.
d. Pelindung badan: apron/skort/celemek, apabila beresiko terpapar cairan
tubuh pasien.
e. Pelindung kaki: sepatu boot, apabila beresiko terpapar cairan tubuh pasien.
11. Pelayanan Pasien Ruang Isolasi (Kewaspadaan Airborne contoh: SARS)
a. Pelindung pernafasan: masker N95
b. Pelindung tangan: sarung tangan bersih
c. Pelindung kepala: penutup kepala.
d. Pelindung mata: wajib spectackle google tidak boleh hanya kacamata
pelidung.
e. Pelindung badan: gaun operasi di bagian dalam ditambah
apron/skort/celemek di bagian luar yang menutupi hingga ke kaki.
f. Pelindung kaki: sepatu boot.
12. Pelayanan Ruang Jenazah untuk Jenazah Infeksius
a. Pelindung kepala: penutup kepala
b. Pelindung mata: kacamata pelindung atau spectackle google
c. Pelindung badan: skort/apron/celemek
d. Pelindung kaki: sepatu boot
e. Pelindung tangan: sarung tangan panjang di bagian luar dan sarung tangan
pendek di bagian dalam.
f. Pelindung pernafasan: masker N95

15
13. Pelayanan Ruang Jenazah untuk Jenazah Non Infeksius
a. Pelindung kepala: penutup kepala
b. Pelindung mata: kacamata pelindung
c. Pelindung badan: skort/apron/celemek
d. Pelindung kaki: sepatu boot
e. Pelindung tangan: sarung tangan panjang
f. Pelindung pernafasan: masker bedah
14. Pelayanan Pasien Rawat Jalan
a. Pelindung pernafasan: masker bedah, atau masker N95 bila menghadapi
pasien dengan penyakit pernafasan berbahaya.
b. Pelindung tangan: sarung tangan bedah bila menghadapi resiko terpapar
cairan tubuh pasien.
F. LANGKAH-LANGKAH MENGGUNAKAN APD PADA PERAWATAN RUANG
ISOLASI AIRBORNE, DROPLET PLUS KONTAK
Artinya petugas kemungkinan terpajan/terpapar sumber infeksi yang menyebar
melalui udara, droplet ataupun melalui kontak
1. Kenakan baju kerja sebagai lapisan pertama pakaian pelindung;
2. Kenakan pelindung kaki;
3. Kenakan masker N95;
4. Kenakan penutup kepala;
5. Kenakan sarung tangan pertama;
6. Kenakan gaun luar;
7. Kenakan celemek;
8. Kenakan pelindung mata;
9. Kenakan sarung tangan kedua;
10. Kenakan masker bedah di luar masker N95.

G. LANGKAH-LANGKAH MELEPASKAN APD PADA PERAWATAN RUANG ISOLASI


KONTAK DAN AIRBORNE
1. Lepaskan sarung tangan bagian luar, taruh di tempat sampah infeksius.
2. Disinfeksi sarung tangan bagian dalam dengan larutan hand rub.
3. Lepaskan celemek.
Ingat bahwa bagian depan celemek sudah terkontaminasi, jangan dipegang.
Lepaskan celemek dengan memegang tali yang mengikat di belakang badan
saja.
Untuk celemek yang tidak sekali pakai, taruh di bak APD kotor (linen infeksius)
untuk kemudian dilakukan dekontaminasi, disinfeksi, di unit laundry, dan
sterilisasi di CSSD. Untuk celemek sekali pakai, buang di kotak sampah
infeksius.
4. Lepaskan masker bedah, taruh di tempat sampah infeksius.
bagian depan masker telah terkontaminasi, usahakan jangan menyentuhnya.
5. Lepaskan kaca mata/spectackle google
bahwa bagian depan kaca mata/google sudah terkontaminasi, jangan dipegang.
Lepaskan dengan memegang tangkai kacamatanya/karet googlenya saja. Taruh
di bak APD kotor untuk kemudian dilakukan dekontaminasi, disinfeksi, dan
sterilisasi di ruang CSSD.
6. Disinfeksi sepatu boot dengan merendam di bak klorin 0,5% dan disikat.
7. Lepaskan sepatu boot, ganti dengan alas kaki yang bersih.

16
8. Lepaskan penutup kepala dengan cara menarik bagian atas penutup kepala.
Tangan tidak boleh menyentuh kulit selama proses melepas.
9. Lepaskan masker N95 dengan cara menarik karet pengikatnya. Tangan tidak
boleh menyentuh kulit. Buang masker N95 di tempat sampah infeksius.
10. Lepaskan sarung tangan, buang di tempat sampah infeksius.
11. Cuci tangan sesuai prinsip hand hygiene.
H. PERAWATAN APD
1. Pelindung kepala, mata dan wajah

Nama Alat Cara Pembersihan Cara Penyimpanan


Spectacles Diseka dengan kain Hindarkan dari benturan
Goggles lembut / tissue, bila dan gesekan dengan
permukaan buram dapat benda yang keras.
dibasuh dengan air dan Simpan di tempat bersih
bila perlu tambahkan dan kering.
sabun lunak
Pelindung Setelah selesai digunakan Simpan pada tempat
Kepala/topi cuci topi menggunakan kering dan steril.
sabun deterjen, dan
setelah kering topi
disterilkan
Masker bedah Masker yang digunakan -
dan masker N-95 adalah masker sekali
pakai yang bila sudah
dipakai langsung dibuang
di temapt sampah yang
telah disediakan.

2. Pelindung Badan
Nama Alat Cara Pembersihan Cara Penyimpanan
Gaun Pelindung Setelah selesai digunakan Simpan pada tempat yang
taruh ke tempat yang telah kering dan steril.
disediakan, kemudian cuci
gaun pelindung dengan
menggunakan deterjen
setelah kering lalu
disterilkan.
Apron/celemek/ Setelah selesai digunakan Simpan pada tempat yang
skort taruh ke tempat yang telah kering dan bersih.
disediakan, kemudian cuci
gaun pelindung dengan
menggunakan deterjenlalu
keringkan.

17
3. Pelindung Tangan
Nama Alat Cara Pembersihan Cara Penyimpanan
Sarung Tangan Sarung tangan bersih -
Bersih sekali pakai, buang di
tempat sampah yang telah
disediakan.
Sarung Tangan Setelah digunakan cuci Disimpan ditempat yang
Steril dengan sir dan sabun bersih, kering dan steril.
lunak. Keringkan, setlah
itu sterilkan kembali.
Sarung Tangan Setelah digunakan dapat Disimpan ditempat bersih,
Rumah Tangga dicuci dengan kering dan tidak
menggunakan air dan terkontaminasi.
deterjen. Keringkan.
Sarung Tangan Sarung tangan panjang -
panjang siku siku sekali pakai, buang di
tempat sampah yang telah
disediakan.

4. Pelindung Kaki
a. Cara Pembersihan : lakukan pembersihan dengan mencuci sepatu
pelindung dengan menggunakan air dan sikat sepatu dengan menggunakan
deterjen, kemudian keringkan.
b. Cara Penyimpanan : simpan di tempat sejuk dan keringdengan sirkulasi
udara yang cukup. Hindarkan tempat lembab dan terkena sinar matahari
langsung.

I. PEMBUANGAN DAN PEMUSNAHAN APD


Alat pelindung diri yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik
harus dibuang. Alat pelindung diri yang habis masa pakainya (kadaluarsa) dan
mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), wajib dimusnahkan sesuai
dengan persyaratan tehnis yang berlaku. Pembunangan dan pemusnahan alat
pelindung diri yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) harus
dilengkapi dengan berita acara pemusnahan.

BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
A. MONITORING
Monitoring dilakukan oleh IPCLN, IPCN dan Komite PPI
1) IPCLN
- Melaksanakan kepatuhan penggunaan atau pemakaian APD di unitnya
masing-masing;
- Menjamin ketersediaan APD di unitnya;
- Mendidik para stafnya dalam penggunaan APD;
- Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan dokumentasi pelaksanaan
kepatuhan pemakaian APD per hari dan melaporkan kepada IPCN.

18
2) IPCN
- Memonitor pelaksanaan PPI dan penerapan SPO;
- Mengumpulkan form audit pemakaian APD serta Fasilitas APD dan
merekapitulasi data;
- Melaporkan hasil rekapitulasi data kepada komite PPI untuk ditindak
lanjuti.
3) KOMITE PPI
- Mengevaluasi hasil audit;
- Melakukan investigasi masalah;
- Melaporkan hasil rekapitulasi data IPCN kepada Kepala Puskesmas.

B. EVALUASI
Setelah pelaporan data dan dilakukan analisis, maka evaluasi dapat dilakukan terkait
program-program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Puskesmas Banjarejo .
Evaluasi dilakukan sekurang-kurangnya 6 bulan sekalii oleh Komite PPI dengan
melibatkan seluruh tim PPI.
Hasil evaluasi berupa rekomendasi-rekomendasi dikirimkan kepada Kepala
Puskesmas untuk dilakukan tindak lanjut yang diperlukan.

BAB V

DOKUMENTASI

Pencatatan dan Pelaporan penggunaan Alat pelindung Diri (APD) menggunakan daftar
tilik pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan

BAB VI
PENUTUP

Panduan alat pelindung diri diatas merupakan panduan penggunaan alat pelindung
diri di Puskesmas Banjarejo. Panduan ini sifatnya tidak mengikat namun dianjurkan secara
kuat untuk dilaksanakan oleh setiap petugas Puskesmas yang terkait dengan alat pelindung
diri ini.Panduan alat pelindung diri dapat dimodifikasi sewaktu-waktu saat pembaharuan
regulasi nasional ataupun terdapat teori terkini.

Blora,
KEPALA UPTD PUSKESMAS
BANJAREJO,
dr. MARDIYAH HAYATI

19

Anda mungkin juga menyukai