DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BANJAREJO
Jl. Gunda Wijaya Banjarejo – Blora 58253
Telp (0296)361289
E-mail : puskesmasbanjarejo@gmail.com
TENTANG
MEMUTUSKAN
KEDELAPAN Bahwa apabila terdapat Alat Pelindung Diri yang rusak atau habis
masa pakainya (kadaluarsa) dan mengandung bahan berbahaya
dan beracun (B3) wajib dimusnahkan sesuai dengan persyaratan
tehnis yang berlaku.
KESEMBILAN Dokumen panduan penggunaan Alat Pelindung Diri seperti terlampir
dalam lampiran Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Banjarejo
ini digunakan sebagai acuan dalam penggunaan APD di UPTD
Puskesmas Banjarejo.
KESEPULUH Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Banjarejo
Pada Tanggal : Desember
MARDIYAH HAYATI
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat Pelindung Diri (APD) petugas kesehatan adalah alat yang digunakan
petugas kesehatan untuk melindungi diri dari resiko pajanan darah, semua jenis
cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien dan
risiko hazard material. termasuk alat pelindung diri adalah sarung tangan untuk
melindungi tangan; masker bedah dan masker respirator untuk melindungi hidung
dan mulut, respirator juga dapat melindungi saluran nafas dari transmisi mikroba
melalui udara (airborne); pelindung wajah untuk melindungi seluruh bagian wajah;
kacamata goggle untuk melindungi mata; penutup kepala; gaun pelindung atau
apron untuk melindungi kulit atau pakaian; dan sepatu.
Alat pelindung diri (APD) telah digunakan selama bertahun-tahun untuk melindungi
pasien dari mikroorganisme yang ada pada petugas kesehatan. Namun dengan
munculnya AIDS dan hepatitis C, serta meningkatnya kembali tuberculosis di banyak
negara, pemakaian APD menjadi juga sangat penting untuk melindungi
petugas.Dengan munculnya infeksi baru seperti flu burung, SARS dan penyakit
infeksi lainnyan .
Agar menjadi efektif, APD harus digunakan secara benar.Misalnya, gaun dan duk
lobang telah terbukti dapat mencegah infeksi luka hanya bila dalam keadaan yang
kering.Sedangkan dalam keadaan basah, kain beraksi sebagai spons yang menarik
bakteri dari kulit atau peralatan melalui bahan kain sehingga mengkontaminasi luka
operasi.
Sebagai konsekuensinya, pengelola rumah sakit dan para petugas kesehatan harus
mengetahui tidak hanya kegunaan dan keterbatasan dari APD tertentu, tetapi juga
peran APD sesungguhnya dalam mencegah penyakit infeksi sehingga dapat
digunakan secara efektif dan efisien.
1
BAB II
RUANG LINGKUP
No AREA APD
1 Kamar Operasi Topi steril, Sarung tangan steril, jas operasi,
sepatu boot/ sandal dengan ujung yang
tertutup, masker, googles
2 Ruang Intensif Sarung tangan steril, masker, sarung tangan
non steril, jas kerja, sandal dengan ujung
tertutup
3 IGD Sarung tangan , masker, jas dokter/celemek,
sepatu boot
4 Laboratorium Jas kerja, sarung tangan , masker
5 Radiologi Apron, sarung tangan
6 Cleaning service Sarung tangan non steril, masker, sepatu boot
7 Loundry Sepatu boot, sarung tangan rumah tangga,
masker, celemek
8 Petugas gizi Topi koki, celemek, sarung tangan
9 Perawat Sarung tangan, masker, celemek, sepatu boot,
topi, kaca mata googles, pelindung wajah (
dipakai menyesuaikan kasusnya pasien)
BAB III
TATA LAKSANA
2
a. Terdapat empat jenis sarung tangan:
3
Gambar 4. Sarung Tangan Sampai Siku
2. Masker
Masker digunakan untuk melindungi wajah dan membrane mukosa
mulut dari cipratan darah dan cairan tubuh dari pasien atau permukaan
lingkungan udara yang kotor dan melindungi pasien atau permukaan
lingkungan udara dari petugas pada saat batuk atau bersin. Masker yang
digunakan harus menutupi hidung dan mulut serta melakukan penekanan di
bagian hidung.
Terdapat Dua jenis masker:
a. Masker bedah, untuk tindakan bedah atau pencegahan penularan dari droplet
3. Gaun Pelindung
Gaun pelindung digunakan untuk melindungi baju petugas dari
kemungkinan paparan atau percikan darah atau cairan tubuh, sekresi, ekskresi,
atau melindungi pasien dari paparan pakaian petugas pada tindakan steril. Ada
empat jenis gaun pelindung antara lain :
a. Gaun pelindung tidak kedap air
b. Gaun pelindung kedap air
c. Gaun steril
d. Gaun non steril
Gambar : Gaun Pelindung
4. Celemek / Apron
Apron / celemek digunakan untuk melindungi baju petugas dari
kemungkinan paparan atau percikan darah atau cairan tubuh, sekresi, ekskresi,
atau melindungi pasien dari paparan pakaian petugas pada tindakan.
4
Gambar : Apron
6. Pelindung Mata/Google
Pelindung Mata/ Goggle dalam penggunaannya harus terpasang dengan
baik dan benar sehingga dapat melindungi mata. Dalam penggunaannya
pelindung mata /goggle adalah untuk melindungi mata dari percikan darah,
cairan tubuh, sekresi, dan ekskresi pada saat tindakan operasi.
5
Gambar : Pelindung Wajah
8. Sepatu Pelindung/Sepatu Boot
pemakaian sepatu pelindung adalah melindung kaki petugas dari
tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari
kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan, sepatu tidak
boleh berlubang agar berfungsi optimal.Jenis sepatu pelindung seperti sepatu
boot atau sepatu yang menutup seluruh permukaan kaki
6
d) Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di
bawah sarung tangan yang belum dilepas di pergelangan tangan.
e) Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama.
f) Buang sarung tangan di tempat limbah infeksius
7
b) Memegang pada bagian tali (kaitkan pada telinga jika
menggunakan tali karet atau simpulkan tali dibelakang kepala jika
menggunakan tali lepas)
c) Eratkan tali kedua pada bagian tengah kepala atau leher
d) Tekan klip tipis fleksibel (jika ada) sesuai lekuk tulang hidung
dengan kedua ujung jari tengah atau telunjuk.
e) Membetulkan agar masker melekat erat pada wajah dan dibawah
dagu dengan baik.
f) Periksa ulang untuk memastikan bahwa masker telah melekat
dengan benar.
8
Letakkan jari jari kedua tangan anda
di atas bagian hidung yang terbuat
dari logam. Tekan sisi logam
tersebut (gunakan dua jari dari
masing-masing tangan) mengikuti
bentuk hidung anda. Jangan
menekan respirator dengan satu
tangan karena dapat mengakibatkan
respirator bekerja kurang efektif.
Tutup bagian depan respirator
dengan kedua tangan, dan hati hati
agar posisi respirator tidak berubah.
9
b. Cara melepas gaun pelindung
1) Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung
telah terkontaminasi.
2) Lepas tali pengikat gaun.
3) Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun
pelindung saja.
4) Balik gaun pelindung saja.
5) Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang
telah di sediakan untuk di proses ulang atau buang di tempat
limbah infeksius.
6) Lakukan hand hygiene setelah melepas gaun pelindung.
10
b) Kenakan tutup kepala selama di ruang perawatan khusus
c) Dan ikat tali dibelakang kepala jika terdapat talinya
2) Cara melepas topi pelindung
a) Lepaskan tali topi pelindung jika terdapat talinya
b) Lepas tutup kepala setelah selesai tindakan
c) Lalu buang ke tempat sampah medis jika topi pelindung
disposable
d) Setelah melepas lakukan hand hygiene
11
c) Kenakan sepatu tanpa memegang sepatu
d) Gunakan sepatu selama di ruang perawatan
2) Cara melepas sepatu pelindung
a) Lepaskan sepatu bila keluar dari ruang perawatan dang anti
dengan sepatu luar
b) Disinfeksi sepatu bagian luar setelah keluar dari ruang isolasi
atau ruang khusus
c) Lakukan hand hygiene setelah melepas sepatu dengan tangan
12
a. Pelindung hidung/mulut: masker bedah
b. Pelindung tangan: sarung tangan bersih dipasang double dengan sarung
tangan panjang bila ada. Bila tidak ada di double dengan sarung
tangan sejenis.
c. Pelindung tubuh: apron/celemek.
6. Pelayanan Pasien dengan Resiko Terpapar Cairan Tubuh Minimal
Yang wajib dipakai adalah:
13
3) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih, dapat di dobel bila
pasien memiliki penyakit menular resiko tinggi seperti HIV atau
hepatitis B dan C.
4) Pelindung tubuh: jas lab dan apron/celemek bila ada resiko tinggi
terpapar cairan tubuh pasien.
5) Pelindung kaki: sepatu boot karet bila ada resiko tinggi terpapar cairan
tubuh pasien.
b. Saat mengolah dan mengerjakan spesimen
1) Pelindung pernafasan: masker bedah, atau masker respiraot N95 bila
menangani spesimen dahak TBC.
2) Pelindung tangan: sarung tangan bedah bersih, dapat di dobel bila
menangani spesimen dari pasien dengan penyakit menular berbahaya
seperti HIV, Hepatitis B dan C.
3) Pelindung badan: jas lab.
4. Pelayanan Radiologi
a. Pelindung kepala: topi/tutup kepala bila ada resiko terpapar cairan tubuh
pasien
b. Pelindung mata: spectackle google bila ada resiko terpapar cairan tubuh
pasien.
c. Pelindung mulut: masker bedah, bila menangani pasien dengan penyakit
pernafasan berbahaya menggunakan masker respirator N95.
d. Pelindung tangan: sarung tangan bedah, dapat didobel bila menangani
pasien dengan infeksi berbahaya.
e. Pelindung badan: jas lab, apron/celemek bila ada resiko tinggi terpapar
cairan tubuh pasien.
f. Pelindung kaki: sepatu boot karet bila ada resiko tinggi terpapar cairan
tubuh pasien.
5. Pelayanan Gizi Rumah Sakit
a. Pelindung kepala: topi/tutup kepala
b. Pelindung mata: spectackle google bila menangani alat makan dari pasien
dengan penyakit menular berbahaya
c. Pelindung pernafasan: masker bedah, terutama bila pekerja gizi sedang
batuk atau pilek ringan, dan apabila sedang menangani alat makan dari
pasien dengan penyakit menular berbahaya.
d. Pelindung tangan: sarung tangan karet, terutama bila mencuci alat makan
dan menangani alat makan dari pasien dengan infeksi berbahaya.
e. Pelindung kaki: sepatu boot bila berada di area yang basah.
6. Pelayanan Laundry Rumah Sakit
a. Pelindung kepala: topi/tutup kepala
b. Pelindung mata: spectackle google bila menangani cairan kontaminan
berbahaya, dan bahan yang terkontaminasi cairan pasien dengan infeksi
berbahaya.
c. Pelindung tangan: sarung tangan karet bersih, dapat di dobel bila
menangani pakaian atau bahan-bahan yang habis dipakai oleh pasien
dengan penyakit menular berbahaya.
d. Pelindung badan: apron/celemek, terutama bila sedang mengolah pakaian
kotor untuk dicuci.
e. Pelindung kaki: sepatu boot karet, terutama bila sedang mengolah pakaian
kotor untuk dicuci.
14
7. Pelayanan Farmasi
a. Pelindung pernafasan: masker bedah, atau masker N95 bila menghadapi
pasien dengan penyakit pernafasan berbahaya.
b. Pelindung tangan: sarung tangan bedah bila menghadapi resiko terpapar
cairan tubuh pasien.
8. Pelayanan Pasien Rawat Inap
a. Pelindung mata: spectakle goggles bila menangani cairan kontaminan
berbahaya, dan bahan yang terkontaminasi cairan pasien dengan infeksi
berbahaya.
b. Pelindung tangan: sarung tangan bersih, dapat didobel bila menangani
pasien dengan infeksi berbahaya
c. Pelindung pernafasan: masker bedah, atau masker N95 bila menghadapi
pasien dengan penyakit pernafasan berbahaya
d. Pelindung badan: celemek/apron. Bila kontak dengan cairan tubuh pasien.
e. Pelindung kaki: sepatu boot karet bila ada resiko tinggi terpapar cairan
tubuh pasien.
9. Pelayanan Pasien Hemodialisa
a. Pelindung kepala: tutup kepala/topi bila ada resiko terpapar cairan tubuh
pasien;
b. Pakai kacamata pelindung bila resiko terpapar cairan tubuh pasien;
c. Pelindung pernafasan: masker bedah;
d. Pelindung tangan : sarung tangan bedah bersih;
e. Pakai pelindung kaki/sepatu boot bila resiko terpapar cairan tubuh pasien
10. Pelayanan Pasien Ruang Isolasi (Kewaspadaan Universal, Kontak & Droplet
diterapkan dengan cara sama)
a. Pelindung pernafasan: masker N95
b. Pelindung tangan: sarung tangan bersih
c. Pelindung mata: spectackle google/kaca mata pelindung apabila beresiko
terpapar cairan tubuh pasien.
d. Pelindung badan: apron/skort/celemek, apabila beresiko terpapar cairan
tubuh pasien.
e. Pelindung kaki: sepatu boot, apabila beresiko terpapar cairan tubuh pasien.
11. Pelayanan Pasien Ruang Isolasi (Kewaspadaan Airborne contoh: SARS)
a. Pelindung pernafasan: masker N95
b. Pelindung tangan: sarung tangan bersih
c. Pelindung kepala: penutup kepala.
d. Pelindung mata: wajib spectackle google tidak boleh hanya kacamata
pelidung.
e. Pelindung badan: gaun operasi di bagian dalam ditambah
apron/skort/celemek di bagian luar yang menutupi hingga ke kaki.
f. Pelindung kaki: sepatu boot.
12. Pelayanan Ruang Jenazah untuk Jenazah Infeksius
a. Pelindung kepala: penutup kepala
b. Pelindung mata: kacamata pelindung atau spectackle google
c. Pelindung badan: skort/apron/celemek
d. Pelindung kaki: sepatu boot
e. Pelindung tangan: sarung tangan panjang di bagian luar dan sarung tangan
pendek di bagian dalam.
f. Pelindung pernafasan: masker N95
15
13. Pelayanan Ruang Jenazah untuk Jenazah Non Infeksius
a. Pelindung kepala: penutup kepala
b. Pelindung mata: kacamata pelindung
c. Pelindung badan: skort/apron/celemek
d. Pelindung kaki: sepatu boot
e. Pelindung tangan: sarung tangan panjang
f. Pelindung pernafasan: masker bedah
14. Pelayanan Pasien Rawat Jalan
a. Pelindung pernafasan: masker bedah, atau masker N95 bila menghadapi
pasien dengan penyakit pernafasan berbahaya.
b. Pelindung tangan: sarung tangan bedah bila menghadapi resiko terpapar
cairan tubuh pasien.
F. LANGKAH-LANGKAH MENGGUNAKAN APD PADA PERAWATAN RUANG
ISOLASI AIRBORNE, DROPLET PLUS KONTAK
Artinya petugas kemungkinan terpajan/terpapar sumber infeksi yang menyebar
melalui udara, droplet ataupun melalui kontak
1. Kenakan baju kerja sebagai lapisan pertama pakaian pelindung;
2. Kenakan pelindung kaki;
3. Kenakan masker N95;
4. Kenakan penutup kepala;
5. Kenakan sarung tangan pertama;
6. Kenakan gaun luar;
7. Kenakan celemek;
8. Kenakan pelindung mata;
9. Kenakan sarung tangan kedua;
10. Kenakan masker bedah di luar masker N95.
16
8. Lepaskan penutup kepala dengan cara menarik bagian atas penutup kepala.
Tangan tidak boleh menyentuh kulit selama proses melepas.
9. Lepaskan masker N95 dengan cara menarik karet pengikatnya. Tangan tidak
boleh menyentuh kulit. Buang masker N95 di tempat sampah infeksius.
10. Lepaskan sarung tangan, buang di tempat sampah infeksius.
11. Cuci tangan sesuai prinsip hand hygiene.
H. PERAWATAN APD
1. Pelindung kepala, mata dan wajah
2. Pelindung Badan
Nama Alat Cara Pembersihan Cara Penyimpanan
Gaun Pelindung Setelah selesai digunakan Simpan pada tempat yang
taruh ke tempat yang telah kering dan steril.
disediakan, kemudian cuci
gaun pelindung dengan
menggunakan deterjen
setelah kering lalu
disterilkan.
Apron/celemek/ Setelah selesai digunakan Simpan pada tempat yang
skort taruh ke tempat yang telah kering dan bersih.
disediakan, kemudian cuci
gaun pelindung dengan
menggunakan deterjenlalu
keringkan.
17
3. Pelindung Tangan
Nama Alat Cara Pembersihan Cara Penyimpanan
Sarung Tangan Sarung tangan bersih -
Bersih sekali pakai, buang di
tempat sampah yang telah
disediakan.
Sarung Tangan Setelah digunakan cuci Disimpan ditempat yang
Steril dengan sir dan sabun bersih, kering dan steril.
lunak. Keringkan, setlah
itu sterilkan kembali.
Sarung Tangan Setelah digunakan dapat Disimpan ditempat bersih,
Rumah Tangga dicuci dengan kering dan tidak
menggunakan air dan terkontaminasi.
deterjen. Keringkan.
Sarung Tangan Sarung tangan panjang -
panjang siku siku sekali pakai, buang di
tempat sampah yang telah
disediakan.
4. Pelindung Kaki
a. Cara Pembersihan : lakukan pembersihan dengan mencuci sepatu
pelindung dengan menggunakan air dan sikat sepatu dengan menggunakan
deterjen, kemudian keringkan.
b. Cara Penyimpanan : simpan di tempat sejuk dan keringdengan sirkulasi
udara yang cukup. Hindarkan tempat lembab dan terkena sinar matahari
langsung.
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
A. MONITORING
Monitoring dilakukan oleh IPCLN, IPCN dan Komite PPI
1) IPCLN
- Melaksanakan kepatuhan penggunaan atau pemakaian APD di unitnya
masing-masing;
- Menjamin ketersediaan APD di unitnya;
- Mendidik para stafnya dalam penggunaan APD;
- Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan dokumentasi pelaksanaan
kepatuhan pemakaian APD per hari dan melaporkan kepada IPCN.
18
2) IPCN
- Memonitor pelaksanaan PPI dan penerapan SPO;
- Mengumpulkan form audit pemakaian APD serta Fasilitas APD dan
merekapitulasi data;
- Melaporkan hasil rekapitulasi data kepada komite PPI untuk ditindak
lanjuti.
3) KOMITE PPI
- Mengevaluasi hasil audit;
- Melakukan investigasi masalah;
- Melaporkan hasil rekapitulasi data IPCN kepada Kepala Puskesmas.
B. EVALUASI
Setelah pelaporan data dan dilakukan analisis, maka evaluasi dapat dilakukan terkait
program-program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Puskesmas Banjarejo .
Evaluasi dilakukan sekurang-kurangnya 6 bulan sekalii oleh Komite PPI dengan
melibatkan seluruh tim PPI.
Hasil evaluasi berupa rekomendasi-rekomendasi dikirimkan kepada Kepala
Puskesmas untuk dilakukan tindak lanjut yang diperlukan.
BAB V
DOKUMENTASI
Pencatatan dan Pelaporan penggunaan Alat pelindung Diri (APD) menggunakan daftar
tilik pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan
BAB VI
PENUTUP
Panduan alat pelindung diri diatas merupakan panduan penggunaan alat pelindung
diri di Puskesmas Banjarejo. Panduan ini sifatnya tidak mengikat namun dianjurkan secara
kuat untuk dilaksanakan oleh setiap petugas Puskesmas yang terkait dengan alat pelindung
diri ini.Panduan alat pelindung diri dapat dimodifikasi sewaktu-waktu saat pembaharuan
regulasi nasional ataupun terdapat teori terkini.
Blora,
KEPALA UPTD PUSKESMAS
BANJAREJO,
dr. MARDIYAH HAYATI
19