Anda di halaman 1dari 5

PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT

PELINDUNG DIRI (APD)

No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal
Terbit
Halaman : 1/2

UPT SOEBAGIJONO Skep


PUSKESMAS Ns.MMkes
BANTUR NIP 196810091990031003

1. Pengertian Alat Pelindung Diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai penghalang terhadap
penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi pemakainya dari cedera atau
penyebaran infeksi atau penyakit.
2. Tujuan Bertujuan untuk menghalangi pajanan bahan infeksius pada kulit, mulut, hidung, atau mata
(selaput lendir) tenaga kesehatan, pasien atau pengguna kesehatan. Penggunaan APD yang
efektif perlu didasarkan pada potensi paparan, dampak penularan yang ditimbulkan serta
memahami dasar kerja setiap jenis APD yang akan digunakan.

3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Bantur Nomor : ...................


4. Referensi PMK 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasyankes. 2.
Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di FKTP, Kemkes tahun 2020.
5. Jenis APD, 1. Pelindung kepala (Topi)
Tujuan, jenis
dan indikasi a. Tujuan: sebagai pelindung kepala dan rambut tenaga kesehatan dari paparan cairan
infeksius pasien selama melakukan tindakan atau perawatan. b) Jenis: penutup
kepala terdiri dari bahan yang digunakan sekali pakai dan yang dapat digunakan
ulang (terbuat dari bahan kain yang dapat dilakukan pencucian), harus terbuat dari
bahan tahan cairan, tidak mudah robek dan ukuran nya pas atau sesuai di kepala
pemakai. Catatan: apabila petugas menggunakan hijab pada prosedur medis, maka:
 Ganti hijab yang dipergunakan saat bekerja di pelayanan dengan risiko
paparan darah, cairah tubuh, eskresi dan sekresi dengan hijab yang lain
termasuk saat akan pulang ke rumah.
 Gunakan hijab yang menutupi kepala dan dimasukkan ke dalam baju kerja
atau diikat kebagian belakang leher dan jika jilbab akan digunakan pada
prosedur berikutnya maka jilbab ditutup kembali dengan penutup kepala
(topi).
b. Indikasi penggunaan topi atau penutup kepala:
 Operasi kecil (minor surgery).
 Pertolongan atau tindakan persalinan.
 Intubasi trachea dan tracheotomy.
 Penghisapan lendir masif.
 Pembersihan alat kesehatan dan lain-lain.
2. Kacamata dan pelindung wajah
a. Tujuan Untuk melindungi selaput mukosa mata, hidung, atau mulut petugas
kesehatan dari risiko kontak dengan sekret pernapasan atau percikan darah,
cairan tubuh, sekresi, atau ekskresi pasien.
b. Indikasi
 Pada tindakan yang dapat menimbulkan percikan atau semburan darah,
cairan tubuh, sekret, dan ekskresi ke mukosa, mata, hidung, atau mulut.
 Potensi terjadinya transmisi airborne misalnya pada tindakan : tindakan
gigi (Scaler ultrasonic dan high speed air driven), swab hidung atau
tenggorakan, RJP (Resusitasi Jantung Paru), pemulasaran jenazah,
penanganan linen terkontaminasi di laundry atau di ruang
dekontaminasi.
3. Masker
a. Tujuan Untuk melindungi wajah dan membran mukosa mulut dan hidung dari
cipratan darah dan cairan tubuh dari pasien atau permukaan lingkungan yang
kotor dan melindungi pasien dari petugas pada saat batuk atau bersin.
b. Syarat:
Masker yang digunakan harus menutupi hidung dan mulut serta penggunaan
masker N95 harus dilakukan fit test (penekanan di bagian hidung dan penilaian
kerapatan penggunaan masker).
c. Indikasi:
 Pada tindakan atau prosedur yang dapat menghasilkan cipratan darah,
cairan tubuh, sekresi atau ekskresi atau jika petugas berisiko
menghasilkan cipratan cairan dari selaput lendir mulut dan hidung.
 Masker N95 digunakan pada risiko paparan penularan infeksi melalui
udara (Airborne disease) dan dapat didaur ulang sesuai ketentuan.
4. Gaun
a. Tujuan
Untuk melindungi baju petugas dari kemungkinan paparan atau percikan darah
atau cairan tubuh, sekresi, eksresi atau melindungi pasien dari paparan pakian
petugas pada tindakan steril.
b. Indikasi
 Transmisi kontak misal saat adanya wabah dan transmisi droplet, saat
pencegahan infeksi sebelum operasi atau pra bedah.
 Membersihkan luka, tindakan drainase, menuangkan cairan
kontaminasi ke pembuangan atau WC/toilet.
 Menangani pasien perdarahan masif, tindakan bedah dan perawatan
gigi.
5. Sarung tangan
a. Tujuan
Memberikan perlindungan terhadap adanya kemungkinan perpindahan kotoran
dan organsme yang menempel dari tangan.
b. Indikasi
1. Sarung tangan steril
Jika melakukan tindakan steril yang kontak dengan darah atau cairan
tubuh pasien
 Tindakan operasi
 Tindakan invasiv
 Rawat luka
 Mencampur obat intra vena multidose
2. Sarung tangan tidak steril
Jika melakukan tindakan tidak steril dan kemungkinan kontak dengan
darah atau cairan tubuh, exkresi atau sekresi pasien
 Memasang intravena
 Ganti balutan
 Kontak langsung dengan pasien kolonisasi infeksi patogen
 Membersihkan alat instrumen yang terkontaminasi
 Menangani specimen
3. Sarung tangan rumah tangga
Jika melakukkan tindakan yang terkait dengan bahan kimia dan
permukaan lingkungan atau peralatan kesehatan yang
terkontaminasi
 Pembersihan rutin permukaan lingkungan
 Menangani peralatan atau permukaan lingkungan yang
terkontaminasi
 Menangani limbah
 Membersihkan cipratan darah atau cairan tubuh
 Menggunakan chemical
 Membersihkan instrumen

6. Sepatu pelindung
a. Tujuan
Melindungi kaki petugas dari tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh lainnya
dan mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat
kesehatan.
b. Catatan
 Sepatu pelindung harus digunakan selama didalam ruang operasi dan
tidak boleh dibawa keluar
 Sepatu harus bersih dan sepenuhnya menutup kaki
 Bisa digunakan boot dari bahan kulit atau plastik

Sarana
Prasarana
Monitoring Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan penerapan prosedur setiap APD sesuai SOP
maka dilakukan monitoring atau penilaian kepatuhan petugas menggunakan APD secara
berkala
B. Unit Terkait Seluruh unit pelayanan

Anda mungkin juga menyukai