2.Masker
Maker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah
dagu dan rambut pada wajah (jenggot). Masker dipakai untuk menahan cipratan yang
keluar sewaktu petugas kesehatan berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah
percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas
kesehatan.Pada perawatan pasienyang telah diketahui atau dicurigai menderita
penyakit menular melalui udara atau droplet, masker yang digunakan harus dapat
mencegah partikel mencapai membran mukosa dari petugas kesehatan (Depkes,2008).
5.Apron
Apron yang terbuat dari karet atau plastik merupakan penghalang tahan air untuk
sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Petugas kesehatan harusm
menggunakan apron di bawah gaun penutup ketika melakukan perawatan
langsung pada pasien, membersihkan pasien atau melakukan prosedur dimana ada
risiko tumpahan darah, cairan tubuh atau sekresi.
7.Pelindung kaki
Digunakan untuk melindungi kaki dari cidera akibat benda tajam atau benda berat
yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki. Sepatu boot karet atau sepatu
kulit tertutup memberikan lebih banyak perlindungan tetapi harus dijaga tetap bersih
dan bebas kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh lain.
.
Apron
Apron yang terbuat dari karet atau plasti
k
merupakan penghalang tahan air
untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Petugas
kesehatan
harus menggunakan apron di bawah gaun penutup ketika
melakukan perawatan
langsung pada pasi
en, membersihkan pasien atau melakukan prosedur dimana
ada risiko tumpahan darah, cairan tubuh atau sekresi.
7.
Pelindung kaki
Digunakan untuk melindungi k
aki dari cidera akibat benda taj
am atau benda
berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki
. Sepatu boot karet
atau sepatu kulit tertutup memberikan lebih banyak perlindungan
tetapi harus
dijaga tetap bersih dan bebas kontaminasi darah atau tumpahan
cairan tubuh
lain.
C.
Kebersihan dan disinfeksi lingkungan
Semua permukaan horizontal ditempat
dimana pelayanan yang disediakan
untuk pasien harus dibersihkan setiap hari dan bila terlihat kotor,
permukaan tersebut
juga harus dibersihkan bila pasien sudah kelua
r dan sebelum pasien baru masuk
(Depkes, 2008).
Untuk mencegah dan mengontrol perkembangb
iakan mikroorganisme,
pembersihan dan disinfeksi lingkungan luar di unit HD sangat
penting untuk dilakukan
(mesin HD, bed atau kursi HD
,
troli) dan permukaan peralatan lain yang sering di
sentuh oleh pasien dan staf harus dibersihkan sebelum dipakai
pasie
n berikutnya.
Di
lingkungan pelayanan hemodialisa, lingkungan akan
terkontaminasi dengan berbagai
macam pathogen dimana transmisi terbesar pathogen tersebut
melalui tangan tenaga
kesehatan. Lingkungan hemodialisa cenderung terkontaminasi
oleh “
blood borne
phatogen
” berupa HBV, HCV dan HIV dan agen infeksius lainnya seperti
methicillin
-
resistant Staphylococcus aureus
(MRSA),
vancomycin
-
resistant
Enterococci
(VRE) dan
Clostridium diffici
le
(Karkar, 2014).
Mik
roorganisme dapat bertahan hidup dengan
berbagai m
acam periode dari hari sampai dengan bul
an,
temperatur
yang rendah,
kelembaban yang tinggi merupakan media yang baik bagi
mikroorganisme untuk
berkembang biak.
Vi
rus dapat dinonaktifkan oleh alk
ohol 70
%
dan klorin 0.5%
.
Hal
-
hal penting mengenai pembersihan dan disinfeksi permukaan
lingkungan :
1.
Lingkungan yang digunakan oleh pasien harus dibersihkan dengan
teratur
2.
Hanya permukaan yang bersentuhan dengan kulit/mukosa pasien
dan permukaan
yang sering disentuh oleh petugas ke
sehatan yang memerlukan disinfeksi setelah
dibersihkan
3.
Lakukan pembersihan dua kali sehari atau bila kotor
4.
Jangan melakukan disinfeksi fogging di ruang perawatan
5.
Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh seperti
pegangan pintu,
bed rails, lig
ht switch
6.
Bersihkan dinding,
blinds
dan jendela, tirai di area perawatan pasien
7.
Petugas kesehatan harus menggunakan APD untuk melakukan
pembersihan dan
disinfeksi peralatan dan harus membersihkan tangan setelah APD
dilepas.
6
8.
Lakukan pembersihan dan disinfe
ksi untuk pengendalian lingkungan yang
terkontaminasi sesuai prosedur
9.
Larutan disinfeksi pada bagian permukaan yang terkena
tumpahan (catatan :
sodium hipoklorit dapat digunakan untuk disinfeksi, dengan
konsentrasi yang
dianjurkan berkisar dari 0,05% sampa
i 0,5%)
10.
Pa
s
tikan kepatuhan dari petugas kebersihan untuk pembersihan dan
disinfe
ksi
11.
Anjurkan keluarga
, pengunjung, pasien tentang kebersihan tangan untuk
meminim
alkan penyebaran mikroorganisme (Depkes, 20080).
Rekomendasi Pernefri
2006 t
erkait peralatan m
edis
/
non medis untuk tempat sampah
adalah :
1.
Tempat sampah medis untuk benda tajam
a.
Wadah harus tahan tusukan
b.
Jarum suntik bekas pakai, potongan kemasan obat yang tajam
(ampul) atau
sampah tajam lainnya di taruh di tempat sampah ini. Wadah
tidak boleh diisi
sampai penuh, maksimal sampai 2/3 bagian
c.
Bila sudah terisi cukup, pastikan wadah tertutup dengan aman,
taruh
ditempat khusus pengumpulan pengambilan sampah.
d.
Bila terdapat percikan darah pada permukaan tempat sampah,
segera
bersihkan dengan cairan klorin 0
,1%
2.
Tempat sampah medis untuk benda tidak tajam
a.
Wadah berupa kantong plastik
2 lapis yang dapat diikat kencang
b.
Kasa bekas, dialiser,
blood line
bekas pakai dibuang pada wadah ini.
c.
Blood line dibuang dalam keadaan klem tertutup agar sisa darah
tidak
bercece
ran.
3.
Tempat sampah non medis
Berfungsi untuk menampung sampah yang tidak tercemar darah
dan cairan
tubuh, seperti kertas, pembungkus kemasan dan lain
-
lain.
D.
Kebersihan dan desinfeksi permukaan luar mesin
Direkomendasikan untuk membersikan dan mendisinfeks
i lingkungan luar
/badan mesin HD setelah dipakai. Disinfektan level rendah dan
cairan desinfektan
yang sudah diregistrasi oleh EPA untuk pelayanan kesehatan
direkomendasikan untuk
dipakai pada bagian
–
bagian non kritikal (termasuk mesin HD) dan bisa juga
menggunakan disinfektan sesuai dengan perusahaan yang
memproduksi mesin
tersebut.
Ketika ada percikan atau tumpahan darah, maka disinfektan level
sedang
digunaka
n untuk melakukan disinfeksi (1:
100 cairan hipoklorite)
(Karkar, 2014).
Perhatian khusus dituj
ukan
pada bagian control mesin diali
sis, seperti “
dialysate
port”, “pressure tranducer arterial
-
vena”, “air detector”, “heparin pump”
dan “
blood
pump”
pada setiap kali prosedur HD selesai dilakukan
7
E.
Pembersihan dan Disifeksi bagian dalam mesin
Bagian
dalam mesin HD harus didisin
feksi setiap kali prosedur diali
sis selesai
(prosedur rutin meliputi
draining, disinfection, rinsing
) sesuai denga
n
proto
k
ol yang
dianjurkan oleh pabrik
. Bila
terjadi kebocoran darah pada sis
tem resirkulasi, dilakukan
prosedur r
utin disinfeksi dan pembilasan sebanyak 2 kali sebelum mesin
tersebut
dipakai kembali.
F.
Pembersihan dan Disifeksi peralatan tambahan
Peralatan tambahan yang digunakan di HD meliputi gelas ukur
atau ember yang
digunakan untuk mencampur bicarbonate. Alat
-
alat
tersebut harus dibersihkan dan
didisinfeksi sebelum digunakan untuk pasien berikutnya termasuk
ek
s
ternal pressure
tranducers
. Jika cairan bicarbonate dibuat dalam ember atau wadah lainnya,
sisa
cairan bicarbonate dan cairan bicarbonate yang terbuka selama
24 jam harus dibuang
karena hal tersebut akan menjadi media
yang baik untuk tumbuhnya kuman
(Karkar,
2014).
G.
Penanganan
a
lat
-
alat habis pakai dan reuse
APIC dan CDC merekomendasikan :
1.
Barang barang yang dipakai oleh pasien hanya digunakan untuk
pasien terse
but dan
dibuang setelah digunakan
2.
Barang
-
barang yang tidak terpakai dibersihkan dan dilakukan disinfeksi s
e
belum
ditempatkan diarea yang bersih atau akan digunakan untuk
pasien y
a
ng lain atau
dibuang jika tidak bisa dilakukan disinfeksi
3.
Barang
-
barang yang
tidak bisa dilakukan disinfeksi hanya digunakan untuk satu
pasien
Faktanya,
mengalokasikan manset untuk setiap pasien
sangat tidak praktis
.
Penggunaan manset tahan air yang bisa direuse bisa sebagai
alternatif.
H.
Water treatment
: Tes dan purity
Air yang digunakan unit HD dalam menjalankan proses HD harus
memenuhi
syarat
-
syarat tertentu antara lain bebas dari kuman dan kontaminan
atau minimal
mengandung konsentrasi terendah sesuai dengan standar yang
ditetapkan
.
Air yang
digunakan untuk HD harus d
iperlakukan menggunakan
reverse osmosis
dan atau
deionisasi untuk menghasilkan air sesuai dengan standar AAMI.
Hitung kuman dialisat
harus kurang dari 200/ml setelah inkubasi 48 jam (AAMI,1981).
H
itung kuman total
harus menggunakan pemeriksaan mikrobiolog
i konvensional (
pour plate, spread
plate
)
.
Alternatif lain adalah konsentrasi lipopolisakarida bakteri dalam
air kurang dari
1 ng/ml atau 5 u
nit endotoksin yang diukur denga
n pemeriksaan Limulus amebocyte
lysate.
Microor