Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN PRINSIP DAN

IMPLEMENTASI UPAYA
PENCEGAHAN PENULARAN
OLEH: KELOMPOK 3 NERS 2B
DOSEN PENGAMPU: Ns. IDRAWATI BAHAR, M.Kep
Nama-Nama Kelompok 3
1. ANNISA RYANDI (223310964)
2. ANNISA UZZATI RAHMAH (223310965)
3. JERRY BUHPELDIN (223310977)
4. RAHMATIA PUTRI Z (223310988)
5. SABINA FANDAMA LIZANDA (223310992)
6. TASYA AULIA NAPITUPULU (223310999)
01
CUCI TANGAN
Pengertian
Mencuci tangan merupakan teknik yang paling penting dan paling
mendasar dalam mencegah dan mengendalikan penularan infeksi.
Hand hygiene atau mencuci tangan adalah tindakan membersihkan
tangan menggunakan menggunakan handrub atau handsoap untuk
menghilangkan mikroorganisme yang menempel di tangan secara
efektif. Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari segala
kotoran, mulai dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara
tertentu sesuai dengan kebutuhan(Mustikawati 2017).

Hand hygiene harus dilakukan dengan benar sebelum dan sesudah


melakukan tindakan perawatan meskipun memakai sarung tangan
atau alat pelindung lain. Indikasi hand hygiene harus dilakukan pada
saat yang diantisipasi akan terjadinya perpindahan kuman melalui
tangan, yaitu sebelum melakukan tindakan yang dimungkinkan terjadi
pencemaran dan setelah melakukan tindakan yang dimungkinkan
terjadi pencemaran.
Menurut WHO (2009) ada 5 moments hand hygiene, yaitu:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan prosedur bersih/aseptic
3. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien resiko tinggi
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Keuntungan mencuci tangan cuci tangan akan memberikan keuntungan sebagai


berikut:
1. Dapat mengurangi infeksi nosocomial
2. Jumlah kuman yang terbasmi lebih banyak sehingga tangan lebih bersih
dibandingkan dengan tidak mencuci tangan.
3. Dari segi praktis, ternyata lebih murah dari pada tidak mencuci tangan sehingga
tidak dapat menyebabkan infeksi nosocomial
Adapun prinsip-prinsip penting terkait cuci tangan pakai
sabun (Kemenkes RI 2020).

1. Mencuci tangan dengan air saja tidaklah cukup untuk mematikan kuman penyebab
penyakit.
2. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir adalah cara yang paling
hemat biaya untuk melindungi kita dari penyakit menular, termasuk COVID-19.
3. Mencuci tangan pakai sabun selama minimal 40-60 detik dan dengan mengikuti
semua langkah yang dianjurkan terbukti efektif mematikan kuman penyakit.
4. Mencuci tangan pakai sabun dapat efektif bila tersedia sarana CTPS, dilakukan
pada waktu-waktu penting, dan dilakukan dengan cara yang benar.
Langkah-langkah dalam melakukan perilaku cuci tangan
menurut (Kemenkes RI 2020) yaitu:

1. Basuh tangan dengan air yang bersih yang mengalir


2. Gunakan sabun pada tangan seecukupnya
3. Gosok tangan yang satu ke telapak tangan lainnya.
4. Gosok punggung tangan dan sela jari
5. Gosok telapak tangan dan sela jari dengan posisi saling bertautan
6. Gosok punggung jari ke telapak tangan dengan posisi jari saling bertautan
7. Genggam dan basuh ibu jari dengan posisi memutar
8. Gosok bagian ujung jari ke telapak tangan agar bagian kuku terkena sabun
9. Gosok tangan yang bersabun dengan air yang mengalir
10. Keringkan tangan dengan lap sekali pakai atau tisu
"Believe in yourself and all that you are.
Know that there is something inside you
that is greater than any obstacle"

—Our motto
02
Menggunakan Alat
Proteksi Diri
Definisi APD
Occupational Safety and Health Administration (OSHA) mendefinisikan Alat
Pelindung Diri (APD) adalah pakaian khusus atau peralatan yang digunakan oleh
karyawan untuk perlindungan diri dari bahan yang menular (Centers for Disease
Control and Prevention).

APD merupakan suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri terhadap bahaya-
bahaya kecelakaan kerja, dimana secara teknis dapat mengurangi tingkat keparahan
dari kecelakaan kerja yang terjadi. Meskipun tidak menghilangkan ataupun
mengurangi bahaya yang ada dengan menggunakan APD. APD merupakan solusi
pencegahan yang paling mendasar dari segala macam kontaminasi dan bahaya
akibat bahan kimia.
Tujuan APD
Alat pelindung diri bertujuan untuk melindungi dirinya dari sumber
bahaya tertentu, yang berasal dari pekerjaan maupun lingkungan
pekerjaan dan sebagai usaha untuk mencegah atau mengurangi
kemungkinana cedera atau sakit (Pratiwi 2020). Alat pelindung diri
merupakan komponen utama personal precaution beserta
penggunaannya yang biasa digunakan perawat sebagai kewaspadaan
standar (standard precaution) dalam melakukan tindakan keperawatan
Syarat-Syarat APD
Menurut ketentuan Balai Hiperkes (Falamy 2018)
1. APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang
spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan
rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel
4. Bentuknya harus cukup menarik.
5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama
6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang
dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam
menggunakannya.
7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya
Jenis-Jenis APD
1. Sarung tangan
Melindungi tangan dari bahan infeksius dan mellindungi pasien dari
mikroorganisme pada tangan petugas (Falamy 2018).
Menurut Tiedjen ada tiga jenis sarung tangan yaitu:
a. Sarung tangan bedah, dipaka sewaktu melakukan tindakan infasif atau
pembedahan.
b. Sarung tangan pemeriksaan, dipakai untuk melindungi petugas kesehatan
sewaktu malakukan pemeriksaan atau pekerjaan rutin.
c. Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memproses peralatan,
menangani bahan-bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan
permukaan yang terkontaminasi.
Jenis-jenis APD

2. Masker 3. Respirator 4. Kacamata


Masker dipakai untuk
menahan cipratan yang Masker jenis khusus, disebut Melindungi petugas kesehatan
keluar sewaktu petugas respirator partikel, yang kalau terjadi cipratan darah atau
kesehatan atau petugas dianjurkan dalam situasi cairan tubuh lainya yang
bedah bicara, batuk, atau memfilter udara yang tertarik terkontaminasi dengan
bersin dan juga untuk nafas dianggap sangat melindungi mata. Pelindung
mencegah cipratan darah penting (umpamanya, dalam mata termasuk pelindung plastik
atau cairan tubuh yang perawatan orang dengan yan jernih. Kacamata pengaman,
terkontaminasi masik tuberculosis paru) pelindung muka. Kacamata yang
kedalam hidung atau mulut dibuat dengan resep dokter atau
petugas kesehatan kacamata dengan lensa normal
juga dapat dipakai
Jenis-jenis APD
5. Tutup Kepala 6. Gaun
Penutup kepala atau topi digunakan Gaun digunakan untuk melindungi seragam atau
untuk menutup rambut dan kulit kepala baju petugas dari kemungkinan genangan atau
sehingga mencegah mikroorganisme percikan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi,
yang terdapat di rambut dan kulit serta digunakan untuk menutupi pakaian atau
kepala tidak masuk atau jatuh ke seragam saat merawat pasien yang atau dicurigai
daerah atau alat yang steril. menderita penyakit menular melalui udara.

7. Apron 8. Boots
Terbuat dari bahan karet atau plastik Sepatu pelindung adalah sepatu khusus yang
sebagai suatu pembatas tahan air di digunakan oleh petugas yang bekerja diruangan
bagian depan dari petugas kesehatan tertentu misalnya ruang bedah, laboratorium,
ICU, ruang isolasi, ruang pemulasaran, dan
petugas sanitasi, tidak boleh dipakai ke ruangan
lainnya
THANK
YOU !

Anda mungkin juga menyukai