Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN EDUKASI

PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN TANA TORAJA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat-Nya
sehingga Panduan Edukasi PPIRS ini dapat diselesaikan sesuai dengan kebutuhan rumah
sakit.

Panduan ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan pemakaian APD di


Rumah Sakit Umum Daerah Lakipadada.

Panduan ini akan dievaluasi kembali dan dilakukan perbaikan bila ditemukan hal-
hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi di rumah sakit. Dan kami mengucapkan
terima kasih dan penghargaan kepada Tim Penyusun atas segala upayanya menyelesaikan
Panduan ini.

Makale, 06 Juli 2017


Direktur ,

dr. Syafari D. Mangopo, M.Kes, Sp.B


NIP : 197105242000121002
BAB I

DEFENISI

Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan pengertian


pasien, keluarga dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan pencegahannya. Selain itu,
promosi kesehatan di rumah sakit juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien,
keluarga dan pengunjung untuk berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan
pencegahan penyakit. Oleh karena itu, PKRS merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
program pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Yang dimaksud dengan edukasi PPIRS adalah setiap kegiatan yang bersifat
memberikan informasi, pembelajaran untuk menumbuhkan pemahaman tentang berbagai hal
yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit, yang selanjutnya
diharapkan dapat mengubah perilaku sebagaimana diharapkan.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Panitia PPIRS dan tim PPIRS berkewajiban melakukan edukasi pencegahan dan
pengendalian infeksi kepada pasien, keluarga pasien, pengunjung atau masyarakat umum
selain kepada setiap karyawan rumah sakit.
B. Sasaran edukasi PPIRS adalah Pasien, Keluarga Pasien, Pengunjung, Karyawan RSUD
Lakipadada.
C. Edukasi tentang pencegahan dan pengendalian infeksi untuk pasien dan keluarganya serta
pengunjung rumah sakit diberikan secara terintegrasi dan berkoordinasi dengan tim
PKRS.
D. Edukasi diberikan melalui penyuluhan secara langsung, maupun dengan menggunakan
alat bantu seperti media audiovisual, leafet, banner, ataupun poster yang ditempatkan di
area RSUD Lakipadada..
E. Materi edukasi yang diberikan diantaranya adalah :
1. Pengertian healthcare Associated Infections (HAIs)atau infeksi terkait layanan
kesehatan
2. Hand Hygiene
F. Materi edukasi dapat terus berkambang sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran
yang terbaru dan disesuaikan dengan situasi di RSUD Lakipadada.
G. Edukasi PPIRS dilakukan oleh edukator PKRS yang telah ditunjuk oleh rumah sakit,
bersama dengan tim PPIRS.
H. Edukasi untuk karyawan rumah sakit dilakukan secara terintegrasi dan berkoordinasi
dengan sub bagian pengembangan SDM ( Diklat ).
I. Edukasi karyawan diberikan dalam bentuk Inhouse Training
J. Materi edukasi karyawan diantaranya adalah :
1. Batasan / pengertian pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit (PPIRS)
2. Kewaspadaan standart dan kewaspadaan isolasi
3. Organisasi PPIRS di RSUD Lakipadada.
4. Surveilens dan pelaporan.
5. Demo dan praktik Hand Hygiene.
BAB III
TATA LAKSANA
A. Edukasi PPIRS ini dapat diwujudkan melalui beberapa metode, yaitu :
1. Observasi
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Simulasi
5. Demonstrasi
6. Praktik Langsung
B. Sarana edukasi yang digunakan dalam PPI meliputi: poster, lembar penyuluhan, banner,
ditempatkan pada lokasi-lokasi yang strategis bagi sasaran edukasi.
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit di dokumentasikan secara


terintegrasi dalam kegiatan promosi kesehatan rumah sakit (PKRS) dan kegiatan
pendidikan pelatihan SDM di sub bagian kepegawaian dan pengembangan sumber daya
manusia, selain dalam arsip dokumen pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit.
B. Bentuk dokumentasi tersebut diantaranya adalah
1. Daftar Hadir Peserta Promosi Kesehatan Rumah Sakit
2. Laporan kegiatan promosi kesehatan rumah sakit tentang PPIRS
3. Laporan kegiatan Inhouse Training PPIRS
C. Lampiran: Satuan Acara Penyuluhan/Pengajaran
1. Materi edukasi “ Apakah Infeksi Terkait Layanan Kesehatan Atau Hais Itu ?
1) Apakah infeksi terkait layanan kesehatan atau HAIs itu ?
Infeksi terkait layanan kesehatan atau dikenal sebagai infeksi yang terkait
dengan pelayanan kesehatan (HAIs : Healthcare Assosiated Infections) adalah infeksi
yang muncul pada pasien yang setelah 48 jam menjalani perawatan di rumah sakit.
Pasien bisa mendapatkan infeksi ini ketika harus menjalani suatu tindakan medis
dalam perawatannya. Jenis infeksi ini berbeda dari infeksi yang didapat di
masyarakat, dimana infeksi diperoleh di luar rumah sakit / di luar sarana pelayanan
kesehatan.
Namun demikian HAIs dapat dicegah, selain upaya yang dilakukan oleh setiap
petugas kesehatan, keluarga pasien dan pengunjung dapat turut berperan menurunkan
dan mencegah kejadian infeksi ini, dengan cara yang sangat mudah.

2) Kuman dapat ditemukan di mana saja, bahkan pada kulit kita.


Kebanyakan, kuman ini tidak menyebabkan kita menjadi sakit karena sistem
kekebalan kita mampu melawannya. Namun, ketika seseorang di rawat di rumah
sakit, ia menjadi lebih berisiko sakit, karena sistem kekebalannya sibuk melawan
penyakitnya sendiri. Banyak pasien juga harus menjalani prosedur invasif dan
tindakan operasi, yang dapat menjadi jalan masuk bagi kuman. HAIs dapat terjadi
karena lingkungan yang terkontaminasi atau terbawa oleh tangan petugas,
pengunjung atau bahkan pasien itu sendiri.
3) Pencegahan yang utama : Kebersihan Tangan.
Pasien, seluruh keluarga dan pengunjung, serta setiap petugas kesehatan yang
merawat pasien harus melakukan cuci tangan dengan sabun dan air atau dengan
alkohol handrub setiap kali mengunjingi pasien, sebelum menyentuh / kontak dengan
pasien dan setelah meninggalkan ruangan pasien.

4) Sebagai pasien, bagaimana saya mengetahui bahaya rumah sakit di mana saya dirawat
mengusahakan yang terbaik untuk mencegah HAIs atau infeksi terkait layanan
kesehatan ini ?
Anda bebas bertanya baik kepada dokter maupun perawat tentang semua hal
tentang HAIs. Anda juga dapat mengamati ketersediaan fasilitas untuk pencegahan
HAIs seperti :
a. Apakah tersedia sarana cuci tangan di ruangan pasien, area umum atau di dekat
kamar mandi ?
b. Ketika berkunjung di instalasi care unit, apakah pengunjung diminta untuk
menggunakan alat pelindung diri seperti gaun atau skort ?
c. Apakah ada sarana informasi untuk mengingatkan petugas dan pengunjung
tentang pentingnya cuci tangan dan kapan seharusnya melakukan cuci tangan ?
(seperti poster, spanduk, banner dan sebagainya).
d. Apakah petugas rumah sakit menggunakan alat pelindung diri seperti sarung
tangan, gaun atau skort, topi, masker saat melakukan tindakan ?
e. Apakah petugas mencuci tangan sebelum dan sesudah mengunjungi pasien ?

2. Materi edukasi “ kebersihan tangan “


Cara terbaik untuk memutuskan rantai penyebaran kuman adalah dengan
melakukan cuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir akan
membantu melepaskan kuman melalui gesekan fisik dan bilasan air. Dekontaminasi
menurunkan jumlah kuman di tangan melalui penggunaan alkohol handrub.
Penggunaan alkohol handrub yang benar bekerja secara efektif menurunkan jumlah
mikroba tangan.
1. Kapan saya harus mencuci tangan ?
Setiap orang harus mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir ketika :
a. Ketika tangan tampak kotor.
b. Sebelum makan.
c. Sebelum mempersiapkan makanan.
d. Setelah kontak dengan cairan tubuh seperti darah, urine atau muntahan.
e. Setelah mengangganti pampers.
f. Setelah menyentuh binatang atau hewan peliharaan.
g. Setelah menggunaakan kamar mandi atau toilet.
h. Setelah bersin, batuk atau membuang ingus.
i. Sebelum dan sesudah menyentuh orang yang sakit atau terluka.
j. Sebelum dan sesudah berkunjung ke rumah sakit

2. Bagainmana cara mencuci tangan dengan benar ?


a. Basahi tangan dengan air.
b. Ambil sabun secukupnya. Sabun cair lebih baik karena kuman dapat hidup
di sabun batangan. Namun jika memang masih digunakan, sabun harus
disimpan di rak sabun di antara pemakaian.
c. Gosok kedua tangan bersama-sama, pastikan seluruh permukaan tangan,
jari-jari dan ibu jari terkena.
d. Bilas dengan baik sampai sisa sabun terbuang semua.
e. Keringkan tangan dengan handuk kertas atau handuk kain yang digunakan
sekali saja. Inga bahwa handuk yang lembab dapat menjadi tempat tinggal
kuman.
f. Gunakan handuk untuk menutup kran air.

3. Kapan saya menggunakan alkohol handrub ?


a. Ketika tangan tidak tampak kotor.
b. Jika menyentuh lingkungan yang terkontaminasi.
c. Sebelum atau sesudah menyentuh atau merawat seseorang yang sangat
sakit, orang tua atau bayi atau anak-anak.
d. Setelah bersentuhan dengan kulit orang lain (berjabat tangan, memegang
tangan dan sebagainya) yang sedang sakit flu atau sakit lain.
e. Ketika tidak tersedia sabun dan air mengalir.

Anda mungkin juga menyukai