KOMITE PPIRS
RSUP H ADAM MALIK
MEDAN
2015
DAFTAR ISI
BAB I DEFINISI.....
A. Definisi...........
B. Tujuan.
BAB II RUANG LINGKUP.
BAB III TATALAKSANA.
BAB IV DOKUMENTASI.
1
2
BAB I
DEFINISI
A. Definisi
Alat Pelindung Diri ( APD ) mencakup sarung tangan, masker, alat pelindung mata
( pelindung wajah dan kaca mata), topi, gaun, apron dan pelindung lainnya.
B.Tujuan
Tujuan pemakaian alat pelindung diri di rumah sakit adalah :
Melindungi kulit dan membrane mukosa petugas kesehatan terpapar
dengan darah dan/atau cairan tubuh
Mencegah kontaminasi pakaian petugas kesehatan
Mengurangi penyebaran mikroorganisme dari pasien ke pasien lain,
staf dan lingkungan.
BAB II
3
RUANG LINGKUP
A. Ruang lingkup pemakaian alat pelindung diri di RSUP H Adam Malik Medan
adalah seluruh unit pelayanan di RSUP H Adam Malik baik rawat inap ,rawat
jalan , rawat khusus dan unit pelayanan penunjang, Laundri, CSSD, Gizi,
pemulasaran jenazah dan kesehatan lingkungan yang menggunakan APD dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi nya.
B. SASARAN
Seluruh staf rumah sakit yang melakukan pelayanan medik maupun non
medik di rumah sakit
C. PENYELENGGARAAN
- Alat pelindung diri meliputi :
sarung tangan
masker
alat pelindung mata
topi
gaun pelindung
sepatu pelindung
BAB III
4
TATALAKSANA
Tidak semua APD tersebut harus dipakai secara bersamaan, jenis APD yang dipakai
tergantung pada jenis tindakan atau tindakan yang akan dikerjakan. Dalam hal
pemilihan pemakaian APD yang akan dikenakan maka dengan pertimbangan sebagai
berikut :
perkiraan resiko terjadi pajanan : menyentuh, terpercik, tersiram atau
volume darah atau cairan tubuhyang sangat banyak yang dikhawatirkan
akan menembus pakaian. Pemakaian beberapa APD sekaligus berdasarkan
kewaspadaan isolasi pasien yang akan dilayani.
Kelayakan dan daya tahan APD untuk tujuan pemakaian APD tersebut
Kesesuaian ukuran APD yang dikenakan . APD tersedia dalam berbagai
ukuran disetiap ruang layanan .
Lakukan kebersihan segera setelah melepas APD dan juga lepas dan ganti bila perlu
segala perlengkapan APD yang dapat digunakan kembali yang sudah rusak atau sobek
segera setelah Anda mengetahui APD tersebut tidak berfungsi optimal.
Semua APD dilepaskan sesegera mungkin setelah selesai memberikan pelayanan dan
hindari kontaminasi:
lingkungan di luar ruang isolasi
para pasien atau pekerja lain dan
diri anda sendiri.
Semua perlengkapan APD dibuang dengan hati-hati dan segera membersihkan tangan.
Perkirakan risiko terpajan cairan tubuh atau area terkontaminasi sebelum
melakukan
kegiatan perawatan kesehatan.
Pilih APD sesuai dengan perkiraan risiko terjadi pajanan.
Menyediakan sarana APD bila emergensi dibutuhkan untuk dipakai
Adapun urutan pemakaian APD jika menggunakan beberapa APD ( berdasarkan
kewaspadaan yang diterapkan ) :
1. Gaun
2. Masker / respirator
3. Goggles/ pelindung wajah
4. Sarung tangan
Sarung tangan
5
- Digunakan untuk melindungi tangan saat bersentuhan dengan darah dan /atau
cairan tubuh pasien dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang
ditransmisikan melalui tangan petugas kesehatan
- Sarung tangan dikenakan terakhir jika menggunakan beberapa APD dalam
satu kesempatan.
- Kenakan sarung tangan sesuai dengan tujuan pemakaian ( tindakan yang akan
dikerjakan ) dan gunakan ukuran sarung tangan yang sesuai ( jangan terlalu
longgar maupun terlalu ketat )
- Jika menggunakan gaun pelindung maka masukkan pergelangan baju kedalam
sarung tangan
- Saat menggunakan sarung tangan maka beberapa hal yang harus diterapkan :
Mulailah bekerja dari area bersih ke kotor ( clean to dirty )
Hindari menyentuh benda-benda yang sering disentuh ( gagang
pintu,saklar lampu) dan hindari menyentuh wajah , mata, hidung
Ganti sarung tangan jika terliihat sangat kotor , hendak melakukan
prosedur lain dan jika akan menangani pasien lain
Setelah dilepaskan , segera buang sarung tangan ke tempat sampah
infeksius
Sarung tangan digunakan sekali pakai
Sarung tangan tidak direkomendasikan untuk diusap dengan alkohol
ataupun di cuci
segera lakukan kebersihan tangan setelah melepaskan sarung tangan untuk
mencegah transmisi silang
Sarung tangan rumah tangga dapat dicuci dan digunakan berulang untuk
kegiatan rutin pembersihan lingkungan tapi tidak untuk melakukan perawatan
yang bersentuhan langsung dengan kulit pasien
Sarung tangan tidak perlu dikenakan untuk tindakan tanpa kemungkinan
terpajan darah atau cairan tubuh misal memberi makan pasien, membantu
minum obat, membantu jalan, dan lainnya
Sarung tangan dapat terbuat dari lateks atau vynil
Pemilihan pemakaian sarung tangan steril atau tidak steril berdasarkan tujuan
dan indikasi tindakan yang akan dilakukan.
Hindari pemakaian sarung tangan yang tidak diperlukan seperti pada situasi
berikut ( WHO, 2009) :
Pelayanan rutin pasien ( mengukur tekanan darah, temperature dan nadi )
Pemberian injeksi IV, IM dan SC
Pemberian obat oral
Menyajikan makanan
Saat memandikan pasien dan menggantikan pakaian pasien
Transport pasien
6
Selama melakukan maintenance kanula IV
Saat masuk ke ruang isolasi jika tidak bersentuhan dengan pasien dan
lingkungan
Saat menggunakan keyboard, telepon, menulis di catatan rekam medis,
mengganti linen pasien.
Box sarung tangan yang sudah terbuka disimpan terhindar dari sinar
matahari, pemanasan yang berlebihan, jauhkan dari mesin X-ray dan cahaya
ultraviolet
YA
SARUNG TANGAN RUMAH
TANGGA
Apakah kontak dengan Atau
pasien ? SARUNG TANGAN BERSIH
TIDAK SARUNG TANGAN
YA TIDAK BERSIH YA
Apakah kontak dengan
jaringan dibawah kulit?
SARUNG TANGAN
STERIL
7
Gambar 1. Situasi yang memerlukan / tidak memerlukan pemakaian sarung
tangan
8
Yang harus diperhatikan saat memakaian masker efisiensi tinggi
Memeriksa sisi masker yang menempel pada wajah untuk melihat apakah
lapisan utuh dan tidak cacad. Jika bahan penyaring rusak atau kotor, buang
masker tersebut. Selain itu, masker yang ada keretakan, terkikis, terpotong
atau, terlipat pada sisi dalam masker, juga tidak dapat digunakan.
Memeriksa tali-tali masker untuk memastikan tidak terpotong atau rusak.
Tali harus menempel dengan baik di semua titik sambungan.
Memastikan bahwa klip hidung yang terbuat dari logam (jika ada) berada
pada tempatnya dan berfungsi dengan baik.
Fungsi masker akan terganggu/tidak efektif, jika masker tidak dapat melekat
secara sempurna pada wajah, seperti pada keadaan dibawah ini :
Adanya janggut, cambang atau rambut yang tumbuh pada wajah bagian
bawah atau adanya gagang kacamata.
Ketiadaan satu atau dua gigi pada kedua sisi dapat mempengaruhi
perlekatan bagian wajah masker.
Apabila klip hidung dari logam dipencet/dijepit, karena akan menyebabkan
kebocoran. Ratakan klip tersebut di atas hidung setelah memasang masker,
menggunakan kedua telunjuk dengan cara menekan dan menyusuri bagian
atas masker.
Jika mungkin, dianjurkan fit test dilakukan setiap saat sebelum memakai
masker efisiensi tinggi.
Masker, kaca mata dan pelindung wajah dapat secara bersamaan digunakan oleh
petugas yang melaksankan atau membantu melaksanakan tindakan berisiko
tinggi terpajan lama oleh darah dan cairan tubuh kainnya antara lain
pembersihan luka, membalut luka, mengganti kateter atau dekontaminasi alat
bekas pakai
Penutup kepala
Tujuan pemakaian penutup kepala adalah mencegah jatuhnya mikroorganisme
yang ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap alat- alat/ daerah steril
dan juga sebaliknya untuk melindungi kepala / rambut petugas dari percikan
bahan-bahan dari pasien.
9
Penutup kepala digunakan pada keadaan tertentu seperti pada saat
pembedahan
Sepatu pelindung
Sepatu khusus digunakan oleh petugas yang bekerja di ruang tertentu misalnya
ruang bedah, laboratorium, ICU, ruang isolasi, ruang pemulasaran jenazah dan
petugas sanitasi.
Sepatu hanya digunakan di ruang tersebut dan tidak boleh dipakai ke ruang
lainnya
Tujuan pemakaian adalah melindungi kaki petugas dari tumpahan / percikan
darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan
benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan.
Sepatu harus menutupi seluruh ujung dan telapak kaki dan tidak
dianjurkanmenggunakan sandal atau sepatu terbuka
10
Sepatu khusus sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah dicuci dan tahan
tusukan misalnya karet atau plastik.
11
2. Masker
Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher.
Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung.
Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu sehingga melekat dengan baik.
Periksa ulang pengepasan masker.
4. Sarung tangan
12
Tarik hingga menutupi bagian pergelangan tangan gaun isolasi.
1. Sarung tangan
Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi!
Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya, lepaskan.
Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan tangan yang
masih memakai sarung tangan.
Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di bawah sarung
tangan yang belum dilepas di pergelangan tangan.
Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama.
Buang sarung tangan di tempat limbah infeksius.
13
2. Kacamata atau pelindung wajah
Ingatlah bahwa bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah
terkontaminasi!
Untuk melepasnya, pegang karet atau gagang kacamata.
Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau dalam
tempat limbah infeksius.
3. Gaun pelindung
Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah
terkontaminasi!
Lepas tali.
Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun pelindung
saja.
Balik gaun pelindung.
Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah
disediakan untuk diproses ulang atau buang di tempat limbah infeksius.
14
4. Masker
Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi JANGAN SENTUH!
Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas.
Buang ke tempat limbah infeksius
15
BAB IV
DOKUMENTASI
Pencatatan dan pelaporan
IPCN melakukan pengawasan pemakaian APD oleh staf rumah sakit dan
audit kepatuhan pemakaian APD di ruang pelayanan menggunakan form audit.
Hasil audit pemakaian APD dilaporkan setiap bulannya kepada ketua Komite
PPI .
16
KEPUSTAKAAN
1. CDC. Guideline for isolation precautions: preventing transmission of
infectious agents in healthcare settings. 2007
2. CDC. Guidance for the selection and use of personal protective ( PPE )
in healthcare settings.
3. DEPKES RI. Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Jakarta : 2011
4. DEPKES RI. Pedoman pelaksanaan kewaspadaan universal di
pelayanan kesehatan. 2010
5. WHO. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care. 2009
17