Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................. I
Daftar Isi ..................................................................................................... 1
BAB I. Pendahuluan ................................................................................... 2
BAB II. Tujuan .......................................................................................... 3
..................................... ....................................................
BAB III Definisi ...................................................................................... 4
.................................................. ....................................
BAB IV Ruang Lingkup ............................................... ............................ 5
.......................................................................................................
................................ .......................................
BAB V Tata Laksana..................................................... ............................ 7
................................................................................................
................................ .......................................
BAB VI Dokumentasi ....................... ........................... ............................ 14
................................................................................................
................................ .......................................
BAB VII Penutup ........................... ............................ ................................ 11
................................................................................................
.......................................
Daftar Pustaka ......... ............................................................. .............. 25
................................................................................................
.................................................................................................................

Panduan Alat Pelindung Diri 1


BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah salah satu institusi yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Dalam proses pemberian pelayanan kesehatan
berisiko tinggi terjadi infeksi nosokomial yang berdampak negative tidak saja
terhadap pasien, keluarga tetapi juga staf rumah sakit.
Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial diharapkan dapat
menurunkan angka kejadian infeksi baik dari pasien ke pasien lain, dari pasien
ke petugas maupun dari petugas ke pasien. Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah dan
mengendalikan kejadian infeksi di rumah sakit.
Ketersedian panduan, prosedur penggunaan APD, ketersediaan alat dan
bahan APD serta kepatuhan petugas dalam menggunakan APD sangat
menentukan keberhasilan program tersebut.

Panduan Alat Pelindung Diri 2


BAB II
TUJUAN
Panduan Penggunaan APD bertujuan memberikan petunjuk kepada pelaksana
dalam melaksanakan tahap-tahap penggunaan APD.

Panduan Alat Pelindung Diri 3


BAB III
DEFINISI
Alat Pelindung Diri adalah Alat Pelindung Diri (APD) merupakan
peralatan pelindung yang digunakan oleh seorang pekerja untuk melindungi
dirinya dari kontaminasi lingkungan. APD dalam bahasa Inggris dikenal
dengan sebutan Personal Protective Equipment (PPE). Dengan melihat kata
“personal” pada kata PPE terebut, maka setiap peralatan yang dikenakan harus
mampu memperoteksi si pemakainya.
Secara sederhana yang dimaksud dengan Alat Pelindung Diri (APD)
adalah “seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi
sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja”.
APD tidaklah secara sempurna dapat melindungi tubuhnya, tetapi akan dapat
mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi. Alat pelindung diri yang
telah dipilih hendaknya memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya
2. Berbobot ringan
3. Dapat dipakai secara fleksibel (tidak membedakan jenis kelamin
4. Tidak menimbulkan bahaya tambahan
5. Tidak mudah rusak
6. Memenuhi ketentuan dari standar yang ada
7. Pemeliharaan mudah
8. Penggantian suku cadang mudah
9. Tidak membatasi gerak
10. Rasa “tidak nyaman” tidak berlebihan (rasa tidak nyaman tidak
mungkin hilang sama sekali, namun diharapkan masih dalam batas
toleransi)
11. Bentuknya cukup menarik

Panduan Alat Pelindung Diri 4


BAB IV
RUANG LINGKUP
Penggunaan APD harus digunakan oleh seluruh staf yang bekerja di
rumah sakit yang berpotensi terjadi bahaya/ kecelakaan kerja. APD digunakan
bila:
1. Kontak dengan dengan darah, cairan tubuh, sekreta, ekskreta dan semua
yang tercemar oleh bahan infeksius.
2. Kontak dengan selaput mukosa atau kulit yang tidak utuh/ luka terbuka.
3. Sebelum melakukan tindakan invasive (steril maupun no steril).
Dalam penggunaan APD harus memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Segera lepaskan bila tidak diperlukan lagi.
2. Buang ke tempat sampah khusus.
3. Ganti bila akan melakukan tindakan/ prosedur berikutnya, walaupun
pada pasien yang sama.
4. Pahami cara penularan penyakit agar efektif dan efisien.
Berikut ini adalah jenis alat pelindung diri yang diperlukan dalam
pelayanan kesehatan di rumah sakit:
1. Sarung tangan
a. Sarung tangan bersih; digunakan bila kontak dengan pasien atau
cairan tubuh pasien dan bahan berbahaya lainnya, tetapi tidak
kontak dengan jaringan dibawah kulit.
b. Sarang tangan steril; digunakan bila kontak dengan jaringan
dibawah kulit.
c. Sarung tangan rumah tangga; digunakan untuk menyiapkan
makanan pasien, keluarga dan petugas.
2. Penutup kepala
a. Penutup kepala kain/ disposable; digunakan untuk mencegah
kontaminasi kepala dan rambut pada pasien atau melindungi kepala
dan rambut dari bahan berbahaya lainnya.
b. Helm pengaman; digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya
benturan atau pukulan dari benda-benda keras yang dapat
mencederai kepala.

Panduan Alat Pelindung Diri 5


3. Masker
a. Masker disposable; digunakan untuk mencegah kontaminasi mulut
dari cipratan darah atau cairan tubuh lainnya saat memberikan
pelayanan kepada pasien.
b. Masker N95; jenis masker efisiensi tinggi yang digunakan untuk
melindungi petugas dari infeksi saluran nafas atau kontaminasi dari
bahan lainnya yang dapat membahayakan saluran pernafasan.
4. Pelindung mata
a. Kacamata goggle; digunakan untuk melindungi mata dari
kontaminasi cairan tubuh atau darah pasien atau bahan lainnya yang
dapat membahayakan mata.
b. Face shield; digunakan untuk melindungi wajah dari kontaminasi
bahan berbahaya.
5. Gown
a. Apron timbal; digunakan untuk melindungi tubuh dari paparan sinar
x-ray.
b. Gown steril; digunakan untuk mempertahankan kondisi sterilitas
area operasi.
c. Celemek plastic/ Perlak; digunakan untuk melindungi tubuh dari
cipratan darah atau cairan tubuh pasien atau dari bahan berbahaya
lainnya.
6. Penutup kaki
a. Sepatu; digunakan untuk melindungi kaki dari cipratan darah atau
cairan tubuh pasien atau dari melindungi dari bahan berbahaya
lainnya.
b. Boot; digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda-
benda berat atau tajam yang mungkin jatuh secara tidak sengaja pada
kaki.

Panduan Alat Pelindung Diri 6


BAB V
TATA LAKSANA
1. Penggunaan sarung tangan
a. Sarung tangan digunakan untuk mencegah kontaminasi pada petugas
saat menyentuh darah, cairan tubuh atau bahan berbahaya lainnya.
b. Sarung tangan digunakan untuk mencegah kontaminasi silang dari
tangan petugas ke pasien, khususnya saat menyentuh jaringan dibawah
kulit.
c. Sarung tangan digunakan untuk mencegah kontaminasi silang dari satu
pasien ke pasien lain.
d. Sarung tangan harus diganti setiapkali petugas berpindah ke pasien lain.
e. Sarung tangan disposable maupun sarung tangan steril yang telah
digunakan harus langsung dibuang tidak boleh dire-used.
f. Pada saat merawat pasien yang diduga menderita penyakit menular
seperti hepatitis, petugas menggunakan sarung tangan double.
g. Sarung tangan tidak dapat menggantikan hand hygiene, sehingga
walaupun petugas menggunakan sarung tangan tetap harus melakukan
hand hygiene sesuai ketentuan yang berlaku.
h. Saat menggunakan sarung tangan yang terkontaminasi petugas harus
menghindari menyentuh benda atau peralatan yang ada dilingkungan
pasien.
i. Saat menggunakan sarung tangan steril petugas tidak boleh menyentuh
rasung tangan bagian luar, dan hanya boleh menyentuh bagian dalam
yang menempel pada kulit.
j. Saat menggunakan sarung tangan bersih atau rumah tangga petugas
diperbolehkan menyentuh bagian luar sepanjang tidak terkontaminasi
darah, cairan tubuh atau bahan berbahaya lainnya.
k. Saat melepas sarung tangan apapun jenisnya, usahakan menarik dari
bagian dalam sarung tangan. Pastikan bagian luar sarung tangan masuk
menjadi bagian dalam.

2. Penggunaan masker
a. Masker disposable digunakan dengan ketentuan 1 masker untuk 1
petugas.

Panduan Alat Pelindung Diri 7


b. Ukuran masker yang baik adalah yang dapat menutupi hidung, dagu dan
rambut yang terdapat didaerah wajah (jenggot), serta terdapat klip pada
daerah hidung sehingga masker benar-benar menempel pada daerah
hidung.
c. Masker diposable yang telah digunakan harus langsung dibuang dengan
memutuskan tali pengikat agar tidak dapat digunakan lagi oleh orang
lain.
d. Masker khusus jenis N-95 digunakan untuk melindungi dari aerosol
bahan berbahaya yang dapat mencedarai saluran pernafasan, seperti
fogging, saat pencapuran obat kemoterapi atau bila merawat penderita
flu burung atau SARS.
e. Masker khusus dapat digunakan lagi setelah dilakukan dekontaminasi
dan pembersihan sesuai panduan yang telah ditetapkan.

3. Penggunaan alat pelindung mata


a. Kacamata digunakan untuk mencegahnya masuknya percikan darah
atau cairan tubuh lainnya terutama saat proses operasi.
b. Kacamata goggle digunakan pada saat melakukan fogging atau pada
saat pencapuran obat atau bahan berbahaya yang dapat mencederai
mata.
c. Face shield digunakan untuk melindungi daerah wajah dari paparan
bahan berbahaya atau cedera.
d. Bila pelindung wajah tidak tersedia, petugas dapat menggunakan
masker dan pelindung mata.
e. Berikut ini adalah tatacara penggunaan dan pelepasan pelindung mata
dan wajah:
4. Penggunaan penutup kepala
a. Penutup kepala kain/ disposable yang digunakan harus mencakup dan
menutup seluruh rambut sehingga dapat mencegah masuknya serpihan
rambut atau kulit petugas pada saat merawat pasien, sekaligus
melindungi rambut dari paparan bahan berbahaya lainnya.
b. Kain penutup kain dapat digunakan kembali setelah memalui proses
dekontaminasi dan pencucian yang sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.

Panduan Alat Pelindung Diri 8


c. Kain penutup disposable setelah digunakan harus dibuang dan tidak
boleh digunakan kembali.
d. Helm pengaman harus digunakan terutama saat melakukan kegiatan
yang berkaitan dengan construksi bangunan atau instalasi gedung.
e. Helm pengaman dapat digunakan kembali sepanjang fungsionalnya
masih baik.
5. Penggunaan gaun pelindung
a. Apron timbale digunakan untuk melindungi petugas dari paparan sinar
x-ray.
b. Apron yang telah digunakan harus dilakukan pembersihan dan disimpan
pada tempat tersendiri.
c. Gown steril digunakan pada saat operasi yang membutuhkan area
sterilitas yang luas.
d. Gown steril dari bahan kain dapat digunakan kembali setelah melalui
proses dekontaminasi dan pencucian yang sesuai dengan panduan yang
telah ditetapkan.
e. Pemakaian gaun steril harus hati-hati, petugas harus menjaga sterilitas
dengan tidak menyentuh gown bagian luar. Sehingga harus dipastikan
pelipatan gown steril bagian luar harus didalam dan bagian yang
menyentuh kulit berada dibagian luar.
f. Pelepasan gown steril dimulai dengan menyentuh bagian dalam, dan
melipat dan menggulung bagian luar ke dalam, hal ini dilakukan untuk
mencegah kontaminasi dari gown ke area lain.
g. Celemek plastik/ perlak tahan air digunakan untuk melindungi tubuh
dari cipratan bahan berbahaya.
h. Celemek plastik/ perlak yang digunakan dengan gown bahan kain,
harus dipakai terlebih dahulu (dibagian dalam), baru kemudian dilapisi
dengan gown kain(dibagian luar). Hal ini dilakukan agar cairan
berbahaya yang terciprat dapat diserap oleh gown kain dan tidak tembus
ke badan petugas.
i. Apron perlak dapat digunakan kembali setelah melalui proses
dekontaminasi dan pencucian yang sesuai dengan panduan yang telah
ditetapkan.

Panduan Alat Pelindung Diri 9


6. Penggunaan pelindung kaki
a. Pelindung kaki digunakan untuk melindungi kaki dari bahaya benda
tajam, benda berat atau paparan bahan berbahaya yang dapat merusak
kulit.
b. Sandal atau sepatu yang terbuat dari kain tidak boleh dikenakan, karena
dapat menyerap darah, cairan atau bahan cair berbahaya lainnya.
c. Sepatu boot dari bahan karet atau kulit yang tertutup akan melindungi
kaki dari bahaya dan mudah dibersihkan.
d. Sepatu atau sandal yang terkontaminasi darah atau cairan berbahaya
lainnya harus dilakukan dekontaminasi dan pembersihan sesuai
panduan yang telah ditetapkan.

I. ini Berikut adalah tindakan yang diidentifikasi dapat berpotensi bahaya:


No. Jenis Pelayanan Tindakan APD
1. Pelayanan Rawat Jalan Merawat luka Sarung tangan steril
Core biopsy Sarung tangan steril
Injeksi Sarung tangan bersih
Mengganti botol redon Sarung tangan bersih
drain
Punksi Sarung tangan bersih
2. Pelayanan Rawat Inap Merawat luka Sarung tangan steril
Mengganti botol redon Sarung tangan bersih
drain
Memandikan pasien Sarung tangan bersih
Membantu BAB/BAK Sarung tangan bersih
Memasang IV Catheter Sarung tangan bersih
Injeksi Sarung tangan bersih
3. Pelayanan bedah Memasang kateter urine Sarung tangan steril
Tindakan operasi besar e. Gaun operasi steril
f. Masker
g. Sarung tangan steril
h. Penutup kepala
kain.
Tindakan operasi kecil/ i. Masker
sedang j. Sarung tangan steril
k. Penutup kepala kain
Memasang IV Catheter Sarung tangan bersih
Injeksi Sarung tangan bersih
Memasang kateter urine Sarung tangan steril
4. Pelayanan Radiologi Saat membantu pasien Apron khusus
dalam proses
Pembersihan peralatan x- - Sarung tangan
ray bersih

Panduan Alat Pelindung Diri 10


No. Jenis Pelayanan Tindakan APD
- Masker
- Alas kaki
5. Pelayanan kemoterapi Mengoplos obat - Apron
kemoetrapi - Gown
- Masker
- Sarung tangan steril
double
- Penutup kepala kain
- Pelindung mata
Memasukkan obat - Apron
kemoterapi - Gown
- Masker
- Sarung bersih
double(nitril)
- Penutup kepala kain
- Pelindung
mata/wajah
6. Pelayanan patologi Processing jaringan - Celemek plastic/
anatomi Pembuangan sisa perlak
specimen - Sarung tangan
bersih
- Masker.
- Pelindung mata.
7. Pelayanan patologi Pengambilan sampel Sarung tangan bersih
klinik darah.
8. Pelayanan gawat darurat Merawat luka Sarung tangan steril
Injeksi Sarung tangan bersih
Mengganti botol redon Sarung tangan steril
drain Sarung tangan bersih
Punksi
9. Pelayanan farmasi Meracik obat - Masker
- Sarung tangan
bersih
10. Laundry Pengumpulan linen kotor - Sarung tangan
bersih
- Masker
Pemilahan, perendaman - Celemek plastic/
pencucian, pengeringan perlak
- Penutup kepala kain
- Masker
- Sarung tangan
rumah tangga
- Sepatu boot
Penyetrikaan - Penutup kepala kain
Penyimpanan - Penutup kepala kain
Distribusi - Penutup kepala kain
11. Gizi Penyediaan makanan - Celemek plastic/
Distribusi makanan perlak

Panduan Alat Pelindung Diri 11


No. Jenis Pelayanan Tindakan APD
Pencucian alat makan - Masker
- Sarung tangan
rumah tangga.
- Penutup kepala
(bahan kain)
12. Pemeliharaan dan Perbaikan alat - Helm pengaman
sanitasi Perbaikan gedung - Pelindung mata
- Sarung tangan
rumah tangga
- Alas kaki
13. Cleaning service Pembersihan ruangan - Sarung tangan
Pengelolaan sampah bersih
- Masker
- Alas kaki

Panduan Alat Pelindung Diri 12


ALUR PENGGUNAAN
SARUNG TANGAN

KONTAK DENGAN
TANPA SARUNG
DARAH ATAU TIDAK
TANGAN
CAIRAN TUBUH

IYA

SARUNG TANGAN
KONTAK DENGAN RUMAH TANGGA ATAU
TIDAK
PASIEN SARUNG TANGAN
BERSIH

IYA

KONTAK DENGAN
SARUNG TANGAN
JARINGAN BAWAH TIDAK
BERSIH
KULIT

IYA

SARUNG TANGAN
STERIL

Panduan Alat Pelindung Diri 13


BAB VI
DOKUMENTASI
Sarung Tangan Rumah Tangga

Sarung Tangan Steril

Panduan Alat Pelindung Diri 14


Sarung Tangan Bersih

Masker Disposable

Panduan Alat Pelindung Diri 15


Masker N 95

Penutup Kepala Petugas Kamar Operasi/ kemoterapi (Bahan Kain)

Panduan Alat Pelindung Diri 16


Penutup Kepala Bahan Woven

Helm Pengaman

Panduan Alat Pelindung Diri 17


Kaca Mata Pengaman

Kacamata Google

Panduan Alat Pelindung Diri 18


Face Shield

Gown Steril Kamar Operasi

Panduan Alat Pelindung Diri 19


Apron Timbal
s

Celemek Plastik

Panduan Alat Pelindung Diri 20


Shoe Cover

Sepatu Plastik

Panduan Alat Pelindung Diri 21


Boot

1. Penggunaan Alat Pelindung Diri di Ruang Kemoterapi

Panduan Alat Pelindung Diri 22


2. Penggunaan Alat Pelindung Diri di Ruang Pembedahan

3. Penggunaan Alat Pelindung Diri Saat Pelakukan Tindakan Invasive

4. Penggunaan Alat pelindung Diri Saat melakukan clean up

Panduan Alat Pelindung Diri 23


BAB VII
PENUTUP

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan panduan ini. Mengingat
pentingnya informasi tentang aplikasi alat pelindung diri bagi karyawan di rumah
sakit selama memberikan pelayanan sehari-hari dan dalam rangka pencegahan dan
pengendalian infeksi kami berharap semoga panduan ini akan berguna bagi kami
semua.
Tentunya masih banyak kekurangan dalam panduan ini, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

DIREKTUR RSIA MAWAR

dr. JOESRI DJAMALOEDDIN,MSc

Panduan Alat Pelindung Diri 24


DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply Departement/ CSSD) di


Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
2009.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.

Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas


Pelayanan Kesehatan Lainnya, PERDALIN, cetakan kedua Tahun
2008.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.

Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit


dan Fasilitas Kesehatan lainnya, DEPKES RI, PERDALIN, 2008.

Panduan Alat Pelindung Diri 25

Anda mungkin juga menyukai