Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN BULANAN PPI

RSIA SEPATAN MULIA

BULAN : SEPTEMBER 2021

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SEPATAN MULIA TENGERANG


JL. RAYA PAKUHAJI RT.002 RW.001 DESA SEPATAN, KECAMATAN SEPATAN,
KAB. TANGERANG, BANTEN. TELP (021)59371801 FAX (021)59371801
A. Pendahuluan
Pencegahan dan pengendalian infeksi saat ini menjadi prioritas utama di setiap rumah
sakit. Untuk itu perlu pencatatan dan pelaporan yang akurat dan berkesinambungan,
merupakan sarat mutlak agar bisa diketahui angka kejadian infeksi nosokomial yang
sebenarnya.
Sesuai dengan program kerja Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) RSIA
Sepatan Mulia, akan melaporkan angka kejadian infeksi nosokomial di RSIA Sepatan Mulia
dari hasil pencatatan dan pelaporan selama ini, dengan data yang diperoleh dari unit rekam
medik RSIA Sepatan Mulia

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui angka terjadinya infeksi nosokomial di RSIA Sepatan Mulia
2. Untuk menentukan langkah – langkah pencegahan terjadinya infeksi nosokomial di RSIA
Sepatan Mulia dari hasil rekomendasi pelaporan ini.
C. DATA
Berikut ini adalah data jumlah inciden rate infeksi rumah sakit selama bulan
FEBRUARI2021
Tabel 1: Data jumlah hari pemakaian alat dan inciden rate
infeksi rumah sakit selama bulan September 2021
PEMASANGAN INFUS DAN KATETER
RUANG
IVL PLEBITIS UC ISK
Kebidanan 67 2 0 0
Perawatan 16 0 0 0
Umum Penyakit
Dalam
Ruang 129 3 0 0
Perawatan Anak

Ruang 8 1 0 0
Neotologi

Tabel 2: Data jumlah operasi dan kejadian Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Bulan Juni 2021
JENIS OPERASI JUMLAH KASUS IDO % IDO
SC 133 34 24.1%
LAPARATOMY 1 0 0%

D. PEMBAHASAN
Dari data tersebut diatas terdapat 2 item yang dihitung terhadap terjadinya infeksi
nosokomial di RSIA Sepatan Mulia adalah :
1. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Pada bulan FEBRUARI 2021 terdapat kejadian IDO sebesar 24.1% dari total 113 oprasi
yang dilakukan pada bulan FEBRUARI 2021. Angka kejadian IDO pada bulan
FEBRUARI 2021 mengalami penurunan dari bulan Januari dari angka 45.5% ke angka
24.1%. Angka kejadian IDO di RSIA Sepatan Mulia penurunan karena telah dilakukan
sosialisasi tentang pentingnya hand hygiene dan pelaksanaan personel hygiene pasien
sebelum tindakan operasi,dimana sebelum dilakukan tindakan operasi pasien sudah
dilakukan pencukuran di area sekitar vagina.

Tabel 3 Rencana Tindak Lanjut


No Plan Do Check Action
1 Menurunkan Melakukan Evaluasi Setelah
angka kejadian sosialisasi SPO dilaksanakan dilakukan
IDO terkait dengan kasus dengan evaluasi akan
IDO pelaksanaan dilakukan
survailans dan penyampaian
membandingkan hasil
serta monitoring dan
menganalisis evaluasi
data dengan terhadap
bulan berikutnya pencegahan
IDO
Meningkatkan
personal hygiene
pasien 1 jam sebelum
dilakukan tindakan
oprasi
Melakukan
pencukuran di area
vagina

Melakukan bongkar
ruangan kamar oprasi
1 minggu sekali

2. Plebhitis
Terdapat 5 kejadian Plebhitis yang merupakan dari total 286 jumlah hari
pemakaian kateter vena di bulan FEBRUARI 2021. . Sasaran angka phlebitis di
RSIA Sepatan Mulia adalah 0‰ sehingga masih diperlukan sosialisasi ke unit-unit
untuk menurunkan angka phlebitis hingga memenuhi sasaran. Langkah selanjutnya
adalah sosialisasi SPO pencegahan phlebitis ke masing-masing unit dan tersedianya
SPO yang berkaitan dengan PPI di masing-masing unit.
Berdasarkan hasil surveilans dan analisis data, untuk kejadian phlebitis di ruang
rawat inap dan neotologi, penyebabnya adalah sebagai berikut:
1. Pemasangan infuse lebih dari 3 hari
2. Phlebitis terjadi setelah pemberian transfusi darah
3. Phlebitis yang terjadi di ruang neotologi setelah pemberian kcl dan ca glukonas
Tabel 3 Rencana Tindak Lanjut RSIA Sepatan Mulia.
No Plan Do Check Action
1 Menurunkan - Sosialisasi SPO Evaluasi Setelah
angka pencegahan dilakukan dilakukan
kejadian Phlebitis kepada dengan evaluasi akan
Phlebitis petugas pelaksanaan dilakukan
dirawat inap kesehatan survailans dan penyampaian
- Menerapkan 6 membandingkan hasil
langkah cuci serta monitoring
tangan dan five menganalisis dan evaluasi
moment data dengan terhadap
- Pengawasan dan bulan berikutnya pencegahan
audit agar phlebitis
pencegahan pada unit
phlebitis melalui terkait
pemantauan melalui
angka phlebitis laporan
berdasarkan bulanan dan
hasil survailans rapat
koordinasi
triwulan
dengan unit
terkait.

3. Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Tidak terdapat kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK) dari total 113 Jumlah hari
pemakaian kateter urine bulan FEBRUARI 2021.

E. HASIL MONITORING KEGIATAN PPI


1. Sterilisasi
a) Hasil monitoring:
Dari monitoring yang dilakukan melalui pengamatan dan pengisian formulir
monitoring sterilisasi, didapatkan tingkat presentase penanganan dilakukan secara
benar.
b) Identifikasi penyebab:
Lemari penyimpanan alat yang telah disterilisasi belum tersendiri, masih bercampur
dengan peralatan yang lain dan jarak dari lantai belum memenuhi syarat
c) Rencana tindak lanjut:
No Plan Do Check Action
1 Meningkatkan 1. Koordinasi dengan Evaluasi Rapat
kualitas penanganan Unit kamar oprasi dilakukan koordinasi
persiapan sterilisasi dan sterilisasi pada satu antara Tim
dan penyimpanan bulan PPI, dan unit-
alat steril diruangan berikutnya unit terkait.
sesuai jadwal

2. Di Unit Kamar Operasi Dan Sterilisasi


a) Hasil monitoring:
Dari monitoring yang dilakukan melalui pengamatan dan pengisian formulir
monitoring sterilisasi, didapatkan tingkat presentase penanganan dilakukan secara
benar adalah 82,6%.
b) Identifikasi penyebab:
a. Belum adanya pemeriksaan suhu dan kelembapan ruangan karena belum adanya
alat pengukur di ruangan.
b. Tempat penyimpanan alat yang telah steril belum sesuai dengan standar.
c) Rencana tindak lanjut:
No Plan Do Check Action
1 Meningkatkan 1. Koordinasi dengan Evaluasi Rapat
kualitas penanganan Unit Kamar Operasi dilakukan koordinasi
sterilisasi alat dan dan sterilisasi pada satu antara Tim
penyimpanan alat 2. Sosialiasi SPO bulan PPI, dan unit-
steril di Unit Kamar sterilisasi ke unit- berikutnya unit terkait.
Operasi dan unit terkait sesuai jadwal
Sterilisasi

3. Kesling
a) Hasil monitoring
Dari monitoring yang dilakukan melalui pengamatan dan pengisian formulir
kepatuhan penanganan limbah benda tajam rumah sakit.
b) Identifikasi penyebab
Limbah benda tajam sudah dimasukkan ke safety box namun safety box baru dibuang
saat terisi penuh
c) Rencana tindak lanjut:
No Plan Do Check Action
1 Meningkatkan 1. Koordinasi dengan Evaluasi Rapat
kualitas Tim PPI,FMS GA dilakukan pada koordinasi
penanganan dan Nursing satu bulan antara Tim
limbah benda 2. Koordinasi dengan berikutnya PPI,majanemen
tajam tenaga medis di sesuai jadwal rumah sakit
ruangan mengenai dan Kepala
SPO limbah benda Rumah Sakit
tajam

4. Limbah infeksius dan non infeksius


a) Hasil monitoring:
Dari monitoring yang dilakukan melalui pengamatan dan pengisian formulir
kepatuhan pembuangan limbah rumah sakit, didapatkan tingkat presentase
penanganan dilakukan secara benar.
b) Identifikasi penyebab:
a. Penanganan pembuangan limbah
- Limbah di ruangan tidak selalu dibuang dalam kondisi ¾ penuh, tapi
tergantung dari jadwal pengambilan sampah dari petugas CS
b. Kelengkapan fasilitas pembuangan limbah rumah sakit
- Sebelumnya terdapat poin penilaian berupa ketersediaan kantong plastik warna
coklat untuk limbah farmasi dan bahan kimia, namun setelah dilakukan rapat
koordinasi triwulan, termasuk dengan pihak Unit Farmasi, didapatkan bahwa
limbah yang berasal dari farmasi sama dengan di unit lainnya yaitu terbagi
menjadi limbah non infeksius dan limbah infeksius. Untuk limbah obat-obatan
dan farmasi sendiri tidak ada karena setiap obat maupun bahan medis yang
rusak, akan kadaluarsa, maupun kadaluarsa dikembalikan ke pihak ke 3
c) Rencana tindak lanjut:
No Plan Do Check Action
Meningkatkan 1. Koordinasi dengan Evaluasi Rapat
kualitas Tim PPI dan Tim dilakukan pada koordinasi
penanganan FMS GA/Kesling satu bulan antara Tim
limbah infeksius 2. Koordinasi dengan berikutnya PPI,
dan non infeksius unit Nursing dan sesuai jadwal majanemen
Farmasi rumah sakit
dan Kepala
Rumah Sakit.
Limbah darah
dan komponen
darah

d. Hasil monitoring:
Darah dan komponen darah telah dibuang langsung ke IPAL sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Sudah dilakukan pemeriksaan air limbah pada bulan FEBRUARI 2021
dengan hasil sesuai dengan ketentuan yang berlaku (hasil pemeriksaan
terlampir),untuk saat ini hasil tersebut belum keluar.

6. Single use reuse


Angka monitoring pelaksanaan penggunaan alat single use dan re use adalah 100%
dimana alat single use digunakan sekali pakai sesuai dengan ketentuan, dan alat yang
direuse di proses terlebih dahulu sesuai dengan kriteria Spaulding.

7. Penggunaan ruang isolasi


a) Hasil monitoring:
Penggunaan ruang isolasi yang ada di RSIA Sepatan Mulia di peruntukkan kepada
pasien yang memang memerlukan perawatan isolasi,di mana ruang isolasi hanya di
gunakan untuk 1 pasien untuk 1 kamar isolasi.Untuk ruang isolasi airbone sudah di
lengkapi exhaust pan untuk menghasilkan tekanan negatif.

6. KESIMPULAN/EVALUASI
Pelaporan angka infeksi nosokomial di RSIA Sepatan Mulia FEBRUARI 2021
bahwa terjadi plebhitis sebanyak 3 kejadian dari pasien yang terpasang infus, yang
merupakan 17,4% dari total 286 jumlah hari pemakaian kateter vena di bulan FEBRUARI
2021.
Untuk angka infeksi nosokomial tentang IDO masih terdapat 23.8% kejadian infeksi
daerah oprasi,hal tersebut mengalami penurunan sebesar 21.7% dari bulan Januari 2021 ke
bulan FEBRUARI 2021 dari total 113 oprasi di bulan FEBRUARI 2021.
Untuk angka infeksi saluran kemih dan CCSD tidak terdapat angka kejadian.

7. PENUTUP
Demikian laporan angka infeksi nosokomial di RSIA Sepatan Mulia bulan Februari
2021 . Kami dari tim PPI merasa banyak kekurangan didalam pelaksanaan pelaporan ini,
untuk itu kami mohon saran dan masukan dari semua pihak, untuk perbaikan dan kualitas
pelaporan ini.
Tangerang, 09 Maret 2021

IPCN RSIA Sepatan Mulia Direktur

Nurhayati,AMd.Kep dr. Andri Firman Saputra,MMR

Anda mungkin juga menyukai