Edisi 1
Oktober 2021
Kata Pengantar
Rumah sakit darurat Kediri Lagi Kabupaten Kediri atau yang sering
disebut RSD merupakan rumah sakit yang didirikan oleh Pemerintah
Kabupaten Kediri sebagai salah satu upaya percepatan penanganan
pandemi covid 19. Dikarenakan usia pendirian rumah sakit yang masih dini
maka RSD masih banyak membutuhkan evaluasi dan perbaikan dalam
pelayanan. Salah satunya dalam hal pelaksanaan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi/ PPI. PPI melingkupi kewaspadaan standar dan
kewaspadaan universal, yang mana ditujukan untuk melindungi pasien
serta tenaga kesehatan sebagai pemberi pelayanan kesehatan.
Dokumen ini ditujukan untuk memberikan panduan dalam
pelaksanaan praktik menyuntik yang aman bagi tenaga kesehatan di RS
Darurat Kediri Lagi dan juga sebagai bahan acuan dalam penerapan
keamanan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.
Panduan ini sangat terbuka untuk perbaikan dan revisi berikutnya.
Harapannya dengan pedoman standar ini, para karyawan RS Darurat Kediri
Lagi dapat lebih terlindungi khususnya saat praktik sehari-hari dalam
menghadapi Pandemi COVID-19 ini. Semoga para tenaga kesehatan
terus berkomitmen untuk tetap bersemangat dalam mengabdi kepada
kemanusiaan.
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................... 1
B. Tujuan .......................................................................................... 4
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia.
Seseorang tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya jika
berada dalam kondisi tidak sehat. Sehingga kesehatan merupakan
modal setiap individu untuk meneruskan kehidupannya secara layak.
Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menjamin setiap
masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan. Seperti yang tertuang pada visi Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia yaitu menciptakan manusia yang sehat, produktif,
mandiri dan berkeadilan, penguatan pelayanan kesehatan termasuk
dalam tujuan strategis 2 guna mencapai visi tersebut. Fasilitas
kesehatan merupakan tempat dimana masyarakat dapat memperoleh
pelayanan kesehatan. Upaya kesehatan yang diberikan antara lain
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Contoh fasilitas kesehatan
ialah rumah sakit, puskesmas, dan klinik. Berdasarkan Keputusan
Presiden Republik Indonesia, pada tanggal 13 April 2020 telah
ditetapkan covid 19 sebagai bencana nasional di negara Indonesia.
Adanya pandemi covid 19 ini berpengaruh besar pada seluruh sektor
kehidupan di Indonesia terutama di sektor kesehatan, sehingga upaya
percepatan dibutuhkan dalam penanggulangan pandemi ini. Salah
satu upaya penanggulangan pandemi covid 19 di Kabupaten Kediri
ialah dengan membuka Rumah Sakit Darurat Kediri Lagi guna
merawat penderita covid 19 di Kabupaten Kediri. Rumah Sakit Darurat
Kediri Lagi memberikan pelayanan medis, keperawatan dan
penunjang medis yang berada dalam sistem pelayanan rawat inap.
Pelayanan rawat inap memberikan upaya kesehatan berupa upaya
kuratif dan rehabilitatif. Upaya Kuratif adalah proses penyembuhan
seseorang dari kondisi sakit fisik dan psikis. Upaya kuratif dilakukan
dengan pemberian terapi baik medikamentosa maupun non
medikamentosa. Terapi Medikamentosa/ pemberian obat dibagi
menjadi peroral/ diminum langsung, parenteral/ suntikan, topikal dan
suposutoria. Semua Teknik pemberian obat memiliki risiko
pemberiannya masing-masing. Salah satu contohnya ialah pemberian
3
obat melalui Teknik injeksi, yang dapat berisiko bagi pasien dan
tenaga kesehatannya. Risiko yang dapat terjadi pada tenaga
kesehatan saat menyuntik ialah risiko terjadinya kejadian tertusuk
jarum yang dapat menyebabkan penularan infeksi seperti HIV, dan
Hepatitis B.
B. Tujuan
Panduan praktik menyuntik yang aman ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan,
sehingga melindungi sumber daya manusia kesehatan, pasien dan
masyarakat dari penyakit infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
4
BAB II
TATA LAKSANA
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dibahas dalam panduan ini antara lain,
prinsip penyuntikan yang aman, prosedur praktik menyuntik yang
aman, pengelolaan bahan habis pakai yang digunakan untuk
menyuntik, pencegahan dan pengelolaan kejadian tertusuk jarum
suntik.
B. Tata Laksana
Berikut akan merupakan pembahasan terkait ruang lingkup dari
panduan praktik menyuntik yang aman.
Tujuan
5
boks berisi gunting, plester, tourniquet, transparan dressing
atau kassa steril pada tempatnya dan alcohol swab sekali
pakai;
b. Nampan untuk menempatkan bak instrument berisi obat
suntik yang sudah disiapkan, kasa steril dan alcohol swab
sekali pakai, plester dan gunting yang ditempatkan dalam
bengkok bersih;
c. Tidak menggunakan spuit yang sama untuk menyuntik lebih
dari satu pasien walaupun jarum suntiknya diganti;
d. Semua alat suntik yang dipergunakan harus satu kali pakai
untuk satu pasien dan satu prosedur;
e. Jangan memanipulasi jarum suntik (me-recaping,
mematahkan, menekuk) dan segera buang ke dalam safety
box jika sudah dipakai;
f. Gunakan cairan pelarut/ flushing hanya untuk satu kali
pemberian. Jangan menggunakan plabot cairan infus atau
botol larutan intravena sebagai sumber cairan pelarut obat
yang akan digunakan untuk banyak pasien;
g. Tidak memberikan obat single dose kepada lebih dari satu
pasien atau mencampur obat-obat sisa dari vial atau ampul
untuk pemberian berikutnya;
h. Jangan menyimpan botol multi-dosis di area perawatan
pasien langsung. Simpan sesuai rekomendasi pabrikan dan
buang jika sterilitas diragukan. Simpan obat multi-dosis
sesuai dengan rekomendasi pabrikan yang membuat;
i. Gunakan sarung tangan bersih jika akan berisiko terpapar
darah atau produk darah, satu sarung tangan untuk satu
pasien.
Sarana
6
Gambar 2.1 Persiapan alat
7
12. Setelah selesai, cabut jarum dan langsung lakukan penekanan di
bekas lokasi injeksi dengan kapas alcohol. Penekanan dilakukan
kurang lebih 2-5 menit atau bias juga anda gunakan band-aid untuk
menutupi luka suntikan tersebut
13. Buanglah syringe dan jarum di safety box
14. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
8
3. Atur posisi pasien dengan
nyaman
Persiapan Alat 1. Vial atau ampul obat yang
diresepkan
2. Spuit sesuai ukuran
3. Jarum steril ukuran 19G-
25G
4. Pelarut yang tepat sesuai
indikasi
5. Selang IV dengan port
injeksi
6. Swab antiseptic
7. Bak spuit
8. Bengkok
Cara Bekerja 1. Beritahu pasien bahwa
tindakan akan segera
dimulai
2. Siapkan peralatan
3. Cuci tangan dan gunakan
sarung tangan
4. Siapkan dosis obat yang
tepat dari vial/ ampul sesuai
kebutuhan. Letakkan obat
yang telah disiapkan di bak
injeksi.
5. Patenkan selang IV dengan
memastikan bahwa cairan
infus masuk dengan
kecepatan tepat
6. Periksa kateter infus dan
letaknya
7. Pilih port injeksi selang IV
yang paling dekat dengan
pembuluh darah pasien
8. Bersihkan port injeksi
dengan swab antiseptik
9
9. Hubungkan spuit dengan
selang IV. Sistem jarum :
masukkan jarum spuit
melalui port injeksi
10. Sumbat selang IV dengan
menekuk selang dibagian
depan pangkal injeksi.
11. Lanjutkan penyumbatan
selang dan menyuntikkan
obat perlahan selama
beberapa menit.
12. Setelah menyuntikkan obat,
lepas selang. Tarik spuit
dan periksa kembali
kecepatan aliran infus
13. Buang spuit pada tempat
khusus tanpa ditutup.
14. Bereskan peralatan dan
lepas sarung tangan
15. Cuci tangan
10
• Harus mempunyai pegangan yang dapat dijinjing dengan satu
tangan
• Mempunyai penutup yang tidak dapat dibuka lagi
• Bentuknya dirancang agar dapat digunakan dengan satu
tangan
• Ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi dengan limbah
• Ditangani bersama limbah medis
11
▪ Administrative control : Institusi sebaiknya mempunyai kebijakan
untuk meminimalkan risiko needle stick injury, misalnya dengan
membentuk komite pencegahan kecelakaan kerja
▪ Work practice control : Institusi mengembangan standar prosedur
operasi untuk menangani dan menyingkirkan benda tajam dan jarum.
Misalnya, kebijakan apabila menggunakan jarum, selalu pastikan
ujung jarum berada dalam pandangan dan cukup jauh dari jangkauan
untuk meminimalkan risiko tertusuk secara tidak sengaja
▪ Alat perlindungan diri (APD) : Gunakan alat perlindungan untuk
meminimalkan kontak dengan darah dan cairan tubuh pasien,
misalnya dengan goggle, sarung tangan, masker, dan gaun steril.
12
Pastikan tidak ada jarum atau benda tajam terselip dalam kassa,
perban, atau benda lunak lainnya sebelum dibuang. Jangan pernah
memegang bagian tajam ketika menggunakan jarum atau alat tajam.
Sebaiknya hindari penggunaan jarum jika terdapat alternatif lain
yang lebih aman. Hindari juga menutup kembali jarum yang telah
dipakai.
mulut
▪ Semua selaput mukosa yang terpapar, misalnya konjungtiva,
sebaiknya diirigasi
▪ Singkirkan semua bahan dan alat yang mungkin terkontaminasi
cairan tubuh atau darah pasien, termasuk pakaian yang digunakan
▪ Segera identifikasi pasien yang menjadi sumber dan koordinasikan
dengan pimpinan untuk melakukan informed consent dan skrining
pada pasien
▪ Laporkan kejadian ini pada pimpinan unit atau instalasi
▪ Segera lakukan pemeriksaan untuk HIV, hepatitis B, dan C jika
pasien bersedia diperiksa.
13
DAFTAR PUSTAKA
14