Revisi 0
Tahun 2018
i
Jln. W.R. Supratman No. 183 Cangkrep Lor,
Purworejo, Jawa Tengah
Telepon : (0275) 3128272
Email : rumahsakit.budisehat@gmail.com
PERATURAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI SEHAT PURWOREJO
NOMOR : 111/RSBS/PER-DIR/I/2018
TENTANG
PANDUAN STERILISASI
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Ditetapkan di : Purworejo
Pada tanggal : 02 Januari 2018
Direktur
RS Budi Sehat Purworejo,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
PERATURAN DIREKTUR TENTANG PANDUAN STERILISASI...................... ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… iv
iii
BAB I DEFINISI.................…..………………………………………...................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ..................………………………....…....….………… 2
BAB III TATA LAKSANA………………….……………………..……..…………….. 7
A. Penerimaan Alat Kotor................................................................. 7
B. Dekontaminasi dan Disinfeksi...................................................... 8
C. Pencucian..................................................................................... 9
D. Pengeringan, Pengemasan, dan Pelabelan.................................. 9
E. Sterilisasi........................................................................................ 10
BAB IV DOKUMENTASI…………...…………………………………..………….... 14
iv
Lampiran : Peraturan Direktur Rumah Sakit Budi Sehat Purworejo
Tentang : Panduan Sterilisasi
BAB I
DEFINSI
Definisi dari beberapa istilah dan kegiatan yang ada di dalam Panduan
Penatalaksanaan Sterilisasi ini adalah sebagai berikut :
1. Dekontaminasi adalah proses secara fisika atau kimia yang digunakan untuk
menurunkan jumlah mikroorganisme pada benda mati sehingga aman untuk
penanganan lebih lanjut.
2. Disinfeksi adalah proses menurunkan jumlah mikroorganisme penyebab penyakit
atau yang berpotensi patogen dengan cara fisika atau kimia dan biasanya tidak
termasuk penghancuran spora.
3. Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) adalah proses disinfeksi yang mampu membunuh
spora.
4. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora
melalui cara fisika atau kimia.
5. Autoclave adalah suatu alat/ mesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan
menggunakan uap bertekanan.
6. Oven/ dry heat adalah suatu alat/ mesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan
menggunakan udara panas kering.
7. Indikator mekanik adalah penunjuk suhu, tekanan, waktu dll. pada mesin
sterilisasi yang menunjukkan mesin berjalan normal.
8. Autoclave/ Indikator tape adalah kertas tape yang ditempel di permukaan
pembungkus/kemasan alat/ bahan yang akan berubah warna jika permukaannya
sudah terpapar uap/ panas sterilisasi. Indikator ini sebagai tanda bahwa alat
sudah disterilkan atau belum.
9. Indikator kimia adalah suatu alat berbentuk strip atau tape yang menandai
terjadinya pemaparan sterilan pada objek yang disterilkan, ditandai dengan
adanya perubahan warna.
10. Alat kritikal adalah alat medis yang masuk kedalam jaringan tubuh steril atau
sistem pembuluh darah.
11. Alat semikritikal adalah alat yang masuk/ kontak dengan membran mukosa
tubuh.
BAB II
RUANG LINGKUP
5
Ruang lingkup dalam Panduan Penatalaksanaan Sterilisasi ini meliputi :
1. Penerimaan alat kotor
2. Dekontaminasi dan disinfeksi
3. Pencucian
4. Pengeringan, pengemasan, dan pelabelan
5. Sterilisasi
6. Penyimpanan alat/barang steril
7. Distribusi alat/barang steril
BAB III
TATA LAKSANA
6
Penatalaksanaan sterilisasi dilakukan sesuai dengan alur sebagai berikut :
ALUR CSSD
RS BUDI SEHAT
Dekontaminasi dan
disinfeksi
Pencucian
Pengeringan,
Pengemasan, pelabelan
Sterilisasi
Penyimpanan
Distribusi
7
disinfektan selama 10-15 menit. Dekontaminasi dilakukan agar lebih aman untuk
tindakan/ proses selanjutnya, yaitu pencucian/ pembilasan, disinfeksi, dan
pengeringan alat.
1. Gigazym (enzymatic)
Jika menggunakan Gigazym, maka untuk membuat larutan perendaman
alat kotor dengan volume 1.000 ml, siapkan container box berisi 995 ml air
dan tuangkan 5 ml Gigazym ke dalamnya. Larutan ini dibuang jika telah
digunakan hingga 5 (lima) kali perendaman atau sesuai dengan kondisi
kekotorannya.
2. Kaporit cair
Jika perendaman alat kotor menggunakan kaporit cair, maka dibuat larutan
kaporit 0,5%. Konsentrasi kaporit cair dari logistik 12%, maka diencerkan
dengan perbandingan 250 ml kaporit cair dan 3.750 ml air sehingga
diperoleh 4 liter larutan kaporit 0,5%. Perendaman dengan menggunakan
kaporit cair menggunakan container box berbahan plastik selama 15 menit.
Kaporit cair ini dapat dibuang jika telah digunakan satu hari.
Kaporit cair menyebabkan alat medik yang terbuat dari logam lebih cepat
mengalami korosi sehingga mudah rapuh/rusak.
Alat kritikal dan semikritikal tidak tahan disteril dengan suhu panas
sehingga harus melalui proses Disinfeksi Tingkat Tinggi yaitu dengan
menggunakan disinfektan yang dapat menghancurkan mikroorganisme
termasuk sporanya. Disinfektan yang digunakan adalah Gigasept.
8
4. Buat larutan Gigasept 1.000 ml dengan perbandingan 40 ml Gigasept dan
960 ml air.
5. Masukkan alat kritikal dan/atau semi kritikal yang telah bersih
6. Rendam selama 10-15 menit
7. Tiriskan dan keringkan
8. Lepaskan APD
9. Cuci tangan
10. Letakkan alat di ruang pengemasan
11. Kemas dengan linen steril atau pouches
12. Beri label dan simpan
13. Cuci tangan setelah selesai melakukan kegiatan
C. Pencucian
1. Pencucian linen kotor dilakukan oleh Unit Laundry dan dikirim ke CSSD jika
sudah bersih.
2. Lakukan cuci tangan
3. Gunakan APD yang sesuai
4. Petugas CSSD melakukan pencucian alat yang telah didekontaminasi
5. Jika terdapat sambungan, lepaskan sambungannya
6. Lakukan pencucian dengan menggunakan sabun dan sikat bila perlu
7. Bilas alat dengan air bersih kemudian tiriskan
8. Lepaskan APD
9. Cuci tangan
10. Letakkan alat yang telah bersih di ruang pengeringan dan pengemasan
Pengemasan linen steril untuk set linen operasi terdiri atas : 5 duk besar, 1
duk sedang, 4 duk kecil, 1 sarung mayo, 1 pasang duk kaki, dan 4 baju operasi
kemudian dimasukkan ke dalam kantong yang terbuat dari kain/ linen juga.
9
E. Sterilisasi
Alat/ bahan yang sudah dikemas dilakukan sterilisasi yaitu dengan
menggunakan autoclave (sterilisator dengan uap panas).
10
Alat steril yang dikemas dengan linen disimpan maksimal selama 3 (tiga)
hari dan jika belum digunakan akan disteril ulang.
BAB IV
DOKUMENTASI
11
2. Pencatatan serah terima pendistribusian alat steril ke ruangan
3. Pencatatan jumlah linen steril yang tersedia untuk IBS
4. Pelaporan indikator mutu CSSD tiap bulan
5. Pelaporan pemeriksaan sterilitas sampel alat steril setiap enam bulan sekali
Ditetapkan di : Purworejo
Pada tanggal : 02 Januari 2018
Direktur
RS Budi Sehat Purworejo,
12