KOMITE PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN
INFEKSI
LEMBAR PENGESAHAN
02 januari
Warisal Fatah S, Kep, Ners PembuatDokumen
2021
02 januari
Alim alifi, S, Kep, Ners Authorized Person
2021
02 januari
dr. Divi Mardiana Direktur
2021
ii
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT MITRA SEHAT
NOMOR: 115 /Per/Dir/RSMS/I/2021
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANG PENETAPAN PEDOMAN
ORGANISASI KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RUMAH
SAKIT MITRA SEHAT.
KEDUA : Pedoman Organisasi Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit Mitra Sehat sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
KETIGA : Pedoman Organisasi tersebut wajib digunakan sebagai acuan bagi Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Mitra Sehat dalam
melaksanakan manajemen Pencegahan dan Pengendalian Infeksi diRumah Sakit
KEEMPAT : Peraturan ini dibuat dan berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki seperlunya.
Ditetapkan di : Situbondo
Pada tanggal : 02 januari 2021
ii
KATA PENGANTAR
Perlu disadari bahwa kurangnya kualitas dan kuantitas pengendalian infeksi di Rumah
Sakit Mitra Sehat sangat terkait komitmen pimpinanRumah Sakitserta memerlukan
dukungan para klinisi di Rumah Sakit. Infeksi nosokomial pada prinsipnya dapat
dicegah, walaupun mungkin tidak dapat dihilangkan sama sekali. Untuk itu perlu
disusun Pedoman Organisasi Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit Mitra Sehat, sehingga diharapkan penyelenggaraan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi diRumah Sakitdapat dilakukan lebih optimal.
Diharapkan adanya masukan untuk penyempurnaan Pedoman Organisasi Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ini di kemudian hari.
Untuk itu tim penyusun mengucapkan terima kasih dan harapan agar Pedoman
Organisasi Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ini dapat dipergunakan
sebagai acuan di Rumah Sakit Mitra Sehat.
iii
DAFTAR ISI
iv
Lampiran
Direktur Rumah Sakit Mitra Sehat
Nomor : 115 /Per/Dir/RSMS/I/2021
Tanggal : 02 januari 2021
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan palayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena ituRumah Sakitdituntut
untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang
sudah ditentukan.
Pencegahan dan pengendalian infeksi diRumah Sakitsangatlah penting karena
menggambarkan mutu pelayanan Rumah Sakit. Sehubungan dengan hal tersebut,
sangatlah penting kerjasama dan dukungan dari pimpinan Rumah Sakit dan seluruh
petugas.
B. TUJUAN UMUM
Meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit melalui pencegahan dan
pengendalian infeksi dan dilaksanakan oleh semua unit di Rumah Sakit. Meliputi
kualitas pelayanan, manajemen risiko
C. TUJUAN KHUSUS
1. Sebagai pedoman bagi Direktur Rumah Sakit dalam membentuk organisasi,
menyusun serta melaksanakan tugas, program, wewenang dan tanggung jawab
secara jelas.
2. Menggerakkan semua staf dan unit yang ada di Rumah Sakit.
3. Menurunkan angka kejadian infeksi di Rumah Sakit.
4. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program pencegahan dan
pengendalian infeksi.
1
BAB II GAMBARAN UMUM RS
2
BAB III VISI MISI
2. MISI
a. Memberikan solusi atas masalah kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.
b. Memberikan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
c. Memberikan pengobatan secara profesional sesuai prosedur, berkualitas dan
dapat terjangkau oleh semua kalangan masyarakat
d. Ikut serta dalam usaha masyarakat dalam meningkatkan derajat
kesejahteraan melalui peningkatan kesehatan.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Turut berperan dalam pendekatan pelayanan kesehatan Rumah sakit yang
proaktif yaitu memberikan pelayanan yang paripurna mencakup upaya
preventif, promotif, kuratif dan rehebilitatif.
b. Tujuan Khusus :
1) Penyelenggaraan manajemen dan administrasi rumah sakit yang mampu
menyediakan informasi secara cepat, tepat, akurat.
2) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan paripurna yang menjamin
keselamatan pasien dan keamanan karyawan dalam memberikan
pelayanan tersebut.
3) Penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat
mewujudkan pelayaan kesehatan yang berkualitas serta berorientasi
customer.
3
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RS
4
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
STRUKTUR ORGANISASI PPI
DIREKTUR
KETUA
KOMITE PPI
SEKERTARIS
IPCN
5
BAB VI URAIAN JABATAN
B. URAIAN TUGAS
1. Tugas dan tanggung jawab Ketua Komite PPI
a. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI
b. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami
dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan Rumah Sakit.
c. Membuat SPO PPI.
d. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.
e. Bekerjasama dengan Komite PPI dalam melakukan investigasi masalah atau
KLB infeksi nosokomial.
f. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan
dan pengendalian infeksi.
g. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatanRumah Sakitdan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.
h. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan
aman bagi yang menggunakan.
6
i. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) Rumah Sakit dalam
PPI.
j. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
k. Menerima laporan dari Komite PPI dan membuat laporan kepada Direktur
Rumah Sakit.
l. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
m. Memberikan usulan kepada Direktur Rumah Sakit untuk pemakaian
antibiotika yang rasional di Rumah Sakit berdasarkan hasil pantauan kuman
dan resistensinya terhadap antibiotika dan menyebar-luaskan data resistensi
antibiotika.
n. Menyusun kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang terkait
dengan infeksi nosokomial.
o. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient safety.
p. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji
kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen
Rumah Sakit.
q. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan
pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan
alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
r. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena
potensial menyebarkan infeksi.
s. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari
standar prosedur / monitoring surveilans proses.
t. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan
infeksi bila ada KLB diRumah Sakitdan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
2. Tugas IPCO
a. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar
b. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
c. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola resistensi
antibiotika.
d. Bekerjasama dengan Perawat PPI memonitor kegiatan surveilans infeksi dan
mendeteksi serta menyelidiki KLB.
e. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan
dengan prosedur terapi.
f. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
g. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan
dan pengendalian infeksi.
3. Tugas IPCN
a. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang
terjadi di lingkungan kerjanya, baikRumah Sakitdan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
b. Memonitor pelaksanaaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan isolasi.
c. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Komite PPI.
d. Bersama Komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di
Rumah Sakit.
e. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama Komite PPI
memperbaiki kesalahan yang terjadi.
7
f. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi
dari petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
g. Bersama Komite PPI menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi
tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus
yang terjadi di Rumah Sakit.
h. Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi termasuk terhadap limbah,
laundry, gizi, dan lain-lain dengan mengunakan daftar tilik.
i. Memonitor kesehatan lingkungan.
j. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional.
k. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi
yang terjadi diRumah Sakitdan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
l. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI.
m. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
n. Memberikan saran desain ruanganRumah Sakitagar sesuai dengan prinsip
PPI.
o. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjungRumah Sakittentang PPIRS.
p. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga
tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan
insiden tinggi.
q. Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam mendeteksi, mencegah
dan mengendalikan infeksi di Rumah Sakit.
4. Tugas IPCLN
IPCLNsebagai perawat pelaksana harian / penghubung bertugas :
a. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit
rawat inap masing-masing, kemudian menyerahkan-nya kepada (IPCN/
Infection Prevention and Control Nurse) ketika pasien pulang.
b. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di
unit rawatnya masing-masing.
c. Memberitahukan kepada IPCN (Infection Prevention and Control Nurse)
apabila ada kecurigaan adanya infeksi nosokomial pada pasien.
d. Berkoordinasi dengan IPCN (Infection Prevention and Control Nurse) saat
terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan bagi pengunjung di ruang rawat
masing-masing, konsultasi prosedur yang harus dijalankan bila belum
faham.
e. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan
Standar Isolasi.
8
BAB VII PERTEMUAN/ RAPAT
A. PENGERTIAN
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu
masalah tertentu.
B. TUJUAN
1. Umum :
Melaksanakan komunikasi internal Komite PPI untuk me-review kegiatan,
menindaklanjuti program dan melakukan evaluasi serta introspeksi segala
bentuk kegiatan layanan yang telah berjalan dalam pelaksanaan kerja di Rumah
Sakit
Khusus :
a. Dapat menggali segala permasalahan terkait dengan pemberian pelayanan di
Komite PPI
b. Dapat mencari pemecahan permasalahan dan pengembangan Unit terkait
dengan pelayanan PPI.
c. Menindaklanjuti pelaksanaan program yang belum dan sudah berjalan.
C. KEGIATAN RAPAT
Rapat dilakukan dan diadakan oleh Komite K3RS yang dipimpin oleh Ketua Komite
PPI dan diikuti oleh seluruh staf. Rapat yang diadakan ada 2 macam yaitu :
1. Rapat Terjadwal :
Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan setiap bulan 1 kali dengan
perencanaan yang telah dibuat selama 1 tahun dengan agenda rapat yang telah
ditentukan 1 minggu sebelum pelaksanaan rapat
2. Rapat Tidak Terjadwal :
Rapat tidak terjadwal merupakan rapat yang sifatnya insidentil untuk
membahas atau menyelesaikan permasalahan di Komite PPI dikarenakan
adanya permasalahan yang ditemukan bersifat insiden.
D. DOKUMENTASI
Hasil rapat dibuatkan suatu notulen, yang berfungsi sebagai dokumentasi dari
pelaksanaan rapat yang sudah terselenggara dan sebagai perencanaan program yang
akan dijalankan berikutnya. Notulen rapat yang berhubungan dengan eksternal
Komite PPI segera diinformasikan ke Unit/unit terkait.
9
BAB VIII PELAPORAN
A. MONITORING
1. Monitoring dilakukan oleh (IPCN/Infection Prevention and Control Nurse) dan
IPCLN.
2. Dilakukan setiap hari dalam hal pengumpulan data untuk surveilans
mempergunakan check list.
3. Ada formulir bantu surveilans.
B. EVALUASI
1. Dilakukan oleh Komite PPI dengan frekuensi minimal setiap bulan.
2. Evaluasi oleh Komite PPI minimal setiap bulan.
C. LAPORAN
1. Membuat laporan tertulis kepada Direktur Rumah Sakit setiap bulan.
2. Membuat Laporan rutin : harian, mingguan, bulanan, 3 bulan, 6 bulan, tahun,
maupun insidentil atau KLB.
10