Nomor : 087/SK-DIR/RSIM/04/2016
Tanggal : 01 April 2016
Tentang : Pemberlakuan Panduan
Dekontaminasi di RS Intan Medika
Lamongan
BAB I
PENDAHULUAN
Peralatan dan perbekalan penunjang pelayanan asuhan pasien dapat menjadi salah
satu penyebab terjadinya infeksi nosokomial. Prosedur septik dan aseptik dalam
pelayanan asuhan pasien berkontribusi dalam upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi di Rumah sakit.
Beberapa peralatan dan instrumen yang digunakan dalam operasional pelayanan
dapat menjadi media penularan infeksi misalnya perbekalan operasi seperti instrument
operasi dan peralatan anesthesia. Selain perbekalan operasi dapat juga peralatan invasive
atau non invasive untuk pelayanan pasien.
Proses pencegahan infeksi dasar yang dianjurkan untuk menurunkan penularan
penyakit dari instrument kotor, sarung tangan bedah dan barang-barang lain yang dipakai
kembali adalah dekontaminasi, pembersihan dan sterilisasi atau desinfeksi tingkat tinggi.
Semua intrumen dan barang yang dipakai kembali, baik yang telah digunakan maupun
belum digunakan sewaktu pembedahan harus dilakukan dekontaminasi.
BAB III
DEFINISI
BAB V
RUANG LINGKUP
Keterangan:
a. Jika tidak dibungkus gunakan segera; jika dibungkus, diproses ulang bila
bungkusannya rusak atau terkontaminasi.
b. Kertas atau plastic: letakkan ditempat pembuangan yang tahan kotor atau kantong
plastic untuk dibuang.
c. Jika sterilisasi (panas kering atau autoclave) tidak ada, barang-barang ini dapat
didesinfeksi tingkat tinggi baik dididihkan, diuapkan, atau direndam dalam desinfeksi
kimiawi.
d. Hindarkan paparan berkepanjangan pada larutan chlorine untuk mengurangi korosi
(karatan) dari instrument dan kerusakan produk karet dna kain.
e. Instrument yang tajam jangan disterilsasi pada suhu diatas 160C untuk mencegah
penumpulan.
B. Tahap Pembersihan
1. Saat pembersihan petugas harus menggunakan alat pelindung diri berupa: sarung
tangan tebal, pelindung wajah, celemek plastic untuk menghindari cipratan cairan
yang terkontaminasi pada mata atau badan.
C. Tahap Pengemasan
Prinsip dalam pengemasan adalah sterilan harus dapat menjangkau seluruh
pemukaan dan isi kemasan, harus dapat menjaga sterilitasnya sampai kemasan
dibuka, dan harus mudah dibuka dan peralatan dapat diambil tanpa terkontaminasi.
Tahap pengemasan adalah sebagai berikut:
1. Bahan linen dibungkus dengan menggunakan kain pembungkus double dan
ditutup dengan rapi.
2. Bila instrument diset secara tunggal di bungkus dengan menggunakan kantong
steril (sterilization pouches).
3. Set instrument operasi, hecting set, dan set rawat luka dibungkus dengan
menggunakan kain pembungkus double.
4. Peralatan yang telah dibungkus dengan medipack dikemas dalam tromol stenlis.
5. Seluruh set peralatan yang telah dibungkus diberi label indikator sterilitas, yang
akan berubah warna bila telah diteril.
6. Pada lebel sterilitas di tulis tanggal sterilnya. Untuk bahan yang dikemas dengan
kain pembungkus double pembatasan untuk masa berlaku adalah 1 bulan
sepanjang pak tersbeut tetap kering dan utuh.
7. Untuk instrument yang dibungkus dengan menggunakan sterilization pouches
pembatasan masa berlaku tergantung dari berapa kali paket dipegang oleh orang,
apakah paket disimpan pada rak terbuka atau tertutup, kelembaban dan
kebersihan area penyimpanan. Sepanjang pembungkus masih utuh, segel tidak
rusak, bersih dan kering, paket masih dapat digunakan tanpa mengetahui kapan
disterilnya (Gruendemann dan Mangum, 2001).
D. Tahap Sterilisasi
1. Sterilisasi dengan menggunakan autoclave
a) Perbekalan tahan panas di sterilisasi dengan menggunakan autoclave.
DIREKTUR,
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply Departement/ CSSD) di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta 2009.
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya, PERDALIN, cetakan kedua Tahun 2008.
Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya
terbatas, JHPIEGO, Jakarta, 2004.