A. Latar belakang
Pengendalian lingkungan rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya merupakan salah
satu aspek dalam upaya pencegahan pengendalian lingkungan rumah sakit atau fasilitas
kesehatan lainnya. Lingkungan rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya jarang
menimbulkan transmisi penyakit infeksi Healthcare Associated Infectory (HAIS) namun
pada pasien-pasien yang harus lebih di waspadai dan diperhatikan karena dapat
meninggalkan beberapa penyakit infeksi lainnya seperti infeksi saluran pernafasan, HIV,
Hepatitis B, dll.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
1
sehingga infeksi Healthcare Associated Infectory (HAIS) dapat dicegah dengan
mempertimbangkan cost efeftif.
C. Dasar Hukum
3. Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya
D. Sasaran
3. Penyehatan air
4. Pengelolaan limbah
2
9. Upaya promosi kesehatan lingkungan
3
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Pengertian
Pembersihan lingkungan adalah proses membuang semua atau sebagian besar patogen
dari permukaan dan benda yang terkontaminasi. Pembersihan permukaan dilingkungan
pasien sangat penting karena agen infeksius yang dapat menyebabkan ISPA dapat
bertahan dilingkungan selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari. Pembersihan
dapat dilakukan dengan air dan detergen netral/disinfektan.
Disinfektan standar rumah sakit yang dibuat dengan larutan yang dianjurkan dan
digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik dapat mengurangi tingkat kontaminasi
permukaan lingkungan. Pembersihan harus dilakukan sebelum proses disinfeksi. Hanya
perlengkapan dan permukaan yang pernah bersentuhan dengan kulit atau mukosa pasien
atau sudah sering di sentuh oleh petugas yang memerlukan disinfeksi setelah setelah
dibersihkan. Jenis disinfeksi yang digunakan di fasilitas kesehatan tergantung pada
ketersediannya dan peraturan yang berlaku. Sebagian disinfektan yang cocok untuk
keperluan ini adalah :
3. Senyawa fenol
5. Senyawa peroksigen
6. Enzymatric
B. Kontruksi Bangunan RS
1. Lantai kedap air, rata, tidak licin, warna terang, permukaan lantai berbentuk kontur
dengan dinding mudah dibersihkan.
4
2. Dinding permukaan kuat, rata, berwarna terang, dan cat tidak luntur serta tidak
mengandung logam berat.
3. Ventilasi ventilasi alamiah menjamin aliran udara di dalam ruangan luas lantai,
ventilasi mekanik disesuaikan dengan peruntukan ruangan.
Penataan ruang bangunan dan penggunaan harus sesuai dengan fungsi serta memenuhi
persyaratan kesehatan yaitu dengan mengelompokkan ruangan berdasarkan tingkat resiko
terjadinya penularan penyakit sbb :
Zona resiko rendah meliputi ruang administrasi, ruang computer, ruang pertemuan,
ruang resepsionis.
a. Lebar pintu minimal 1,20 meter, tinggi minimal 2,10 meter, ambang bawah
jendela minimal 1,00 meter dari lantai.
d. Lantai kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, serta pertemuan
lantai dan dinding harus berbentuk melengkung tidak bersiku
e. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, warna
terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat dan tinggi minimal 2,70 meter
dari lantai.
Zona resiko sedang meliputi ruang rawat inap bukan penyakit menular, rawat jalan,
ruang ganti pakaian dan ruang tunggu pasien. Persyaratan bangunan pada zona
dengan resiko sedang sama dengan persyaratan pada zona resiko rendah.
5
Zona resiko tinggi meliputi ruang isolasi, ruang perawatan intensif, laboratorium,
ruang penginderaan medis, ruang jenazah dengan ketentuan sbb :
b. Dinding laboratorium dibuat dari porselin atau keramik setinggi 1,50 meter dari
lantai
d. Lantai kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, serta pertemuan
lantai dan dinding harus berbentuk melengkung tidak bersiku
e. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, warna
terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat dan tinggi minimal2,70 meter
dari lantai.
f. Lebar pintu minimal 1,20 meter, tinggi minimal 2,10 meter, ambang bawah
jendela minimal 1,00 meter dari lantai.
Zona dengan resiko sangat tinggi meliputi ruang operasi, ruang bedah mulut, ruang
perawatan gigi, ruang gawat darurat, ruang bersalin, dan ruang patologi dengan
ketentuan sbb :
a. Dinding terbuat dari bahan porselin atau vinyl setinggi langit-langit atau dicat
dengan cat tembok yang tidak luntur dan aman, dan tinggi minimal 2,70 meter
dari lantai.
b. Langit-langit harus terbuat dari bahan yang kuat dan aman, dan tinggi minimal
2,70 meter dari lantai
6
c. Lebar pintu minimal 1,20 meter, tinggi minimal 2,10 meter, dan semua pintu
kamar harus selalu dalam keadaan tertutup
e. Khusus ruang operasi harus disediakan gantungan lampu bedah dengan profil baja
double INP 20 yang dipasang sebelum pemasangan langit-langit.
h. Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk harus
dibuat ruang antara.
i. Hubungan dengan ruang scrub up untuk melihat ke dalam ruang operasi perlu
dipasang jendela kaca mati,hubungan ke ruang steril bagian cleaning cukup
dengan sebuah loket yang dapat dibuka dan ditutup.
j. Pemasangan gas medis secara sentral diusahakan melalui bawah lantai atau diatas
langit-langit.
1. Furniture
Dibersihkan secara rutin setiap hari, khusus tempat tidur pasien gunakan disinfektan
7
3. Peralatan yang menetap di dinding hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga
mudah dibersihkan.
4. Gorden
Tidak menyentuh lantai dan dicuci secara periodik 1-3 bulan sekali
5. Kebersian udara ruangan harus tetap dipelihara, dengan membatasi jumlah personil di
ruangan.
8. Cegah terjadinya akumulasi debu dengan membersihkan saluran udara saat kamar
tidak dilengkapi pasien
8
8 Sterilisasi 200
9 Dapur 200 - 500
Gawat Darurat, R.Luka
10 Bakar 200
11 Administrasi, pertemuan 200 - 500
G. Pencahayaan
Pencahayaan, penerangan dan intensitasnya di ruang umum dan khusu harus sesuai
dengan peruntukannya seperti dalam table berikut :
N Intensitas Cahaya
o Ruangan (Lux) Keterangan
1 Ruang pasien warna cahaya sedang
- Saat Tidur Maksimal 50
- Saat Tidak Tidur 100 - 200
R.Operasi, Anestesi,
2 pemulihan 300 - 500
warna cahaya sejuk atau
3 Meja Operasi 10.000 - 20.000 sedang
tanpa bayangan
4 Endoscopy, Lab 75 - 100
5 Sinar X Minimal 60
6 Tangga, koridor, ADM Minimal 100 malam hari
7 R. Alat, Dapur, Farmasi Minimal 200
8 R. Cuci, toilet Minimal 100
9 R.luka bakar 100 - 200
1 R.isolasi khusus: penyakit
0 Tetanus 0,1 - 0,5 warna cahaya biru
9
2. Ventilasi ruang operasi harus dijaga pada tekanan lebih positif sedikit ( minimal 0,10
m mbar) disbanding ruang-ruang lain di rumah sakit
3. Sistem suhu dan kelembaban hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga dapat
menyediakan suhu dan kelembaban seperti berikut :
Standar Suhu, Kelembaban, dan Tekanan Udara Menurut Fungsi Ruang atau Unit
N Kelembaban(
o Ruangan atau Unit Suhu (C) %) Tekanan
1 Operasi 19 - 24 45 - 60 Positif
2 Bersalin 24 - 26 45 - 60 Positif
3 Perawatan 22 - 24 45 - 60 Seimbang
4 Observasi Bayi 21 - 24 45 - 60 Seimbang
5 Perawatan Bayi 22 - 26 35 - 60 Seimbang
6 Perawatan Prematur 24 - 26 35 - 60 Positif
7 ICU 22 - 23 35 - 60 Positif
8 Jenazah 21 - 24 Negatif
9 Penginderaan Medis 19 - 24 45 - 60 Seimbang
1
0 Laboratorium 22 - 26 35 - 60 Positif
1
1 Radiologi 22 - 26 45 - 60 Seimbang
1
2 Sterilisasi 22 - 30 35 - 60 Positif
1
3 Dapur 22 - 30 35 - 60 Positif
1
4 Gawat Darurat 19 - 24 45 - 60 Positif
1 Administrasi,
5 pertemuan 21 - 24 Seimbang
1
6 R. Luka Bakar 24 - 26 35 - 60 Positif
4. Ruangan yang tidak menggunakan AC, system sirkulasi udara segar dalam ruangan
harus cukup (mengikuti pedoman teknis yang berlaku)
I. Permukaan Lingkungan
10
b. Hindari metode pembersihan permukaan yang luas yang menghasilkan mist atau
aerosol
c. Jangan menggunakan disinfektan tingkat tinggi untuk peralatan non kritikal dan
permukaan lingkungan.
d. Pilih disinfektan yang terdaftar dan gunakan sesuai petunjuk pabrik, jika tidak ada
petunjuk pembersihan dari pabrik ikuti prosedur tertentu
f. Tidak mengizinkan bunga segar atau kering atau tanaman pot di area perawatan
pasien
J. Penyehatan Air
Kualitas / mutu air adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan karakteristik fisik,
kimiawi, dan bakteriologis dihubungkan dengan fungsinya untuk keperluan fasilitas
kesehatan (untuk minum, mandi, pencucian, pembersihan, dll) upaya penyehatan kualitas
air.
c. Kuantitas (Q & H)
Hindari penempatan dekorasi air mancur dan kolam ikan di area perawatan pasien
11
Evaluasi Penyediaan air
Perbandingan jumlah tempat tidur pasien dengan jumlah toilet dan jumlah kamar mandi
seperti pada table dibawah :
12
2 s/d 40 2 2
3 s/d 60 3 3
4 s/d 80 4 4
5 s/d 100 5 5
Setiap penambahan 20 tempat tidur harus ditambah 1 toilet dan 1
kamar mandi
Makanan dan minuman di rumah sakit adalah makanan dan minuman yang disajikan dari
dapur rumah sakit untuk pasien dan karyawan, makanan dan minuman yang dijual di
dalam lingkungan rumah sakit atau dibawa dari luar rumah sakit. Hygiene adalah upaya
kesehatan individu. Misalnya mencuci tangan, mencuci piring, membuang bagian
makanan yang rusak.
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
lingkungan. Misalnya menyediakan air bersih, menyediakan tempat sampah dll
1. Angka kuman E. Coli pada makanan jadi harus 0/gr sampel makanan dan pada
minuman angka kuman E. Coli harus 0/100 ml sampel minuman.
3. Makanan yang mudah membusuk disimpan dalam suhu panas lebih dari 65,5 0C atau
dalam suhu dingin kurang dari 4Oc. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam
disimpan dalam suhu 0sampai -10 C.
13
6. Kelembaban penyimpanan dalam ruangan : 80 90 %.
7. Cara penyimpanan bahan makanan tidak menempel pada lantai, dinding atau langit-
langit dengan ketentuan sebagai berikut :
- Bahan makanan tidak diletakkan di bawah saluran atau pipa air(air bersih/air
limbah) untuk menghindari terkena bocoran
- Suhu gudang bahan makanan kering dan kaleng dijaga kurang dari 220C
- Penempatan bahan makanan harus rapid an ditata tidak padat untuk menjaga
sirkulasi udara
1. Bahan makanan seperti buah, sayuran, dan minuman , disimpan pada suhu
penyimpanan sejuk (cooling) 10 0C 15 0C
2. Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu 24 jam
disimpan pada suhu penyimpanan dingin (chilling) 4 0C 10 0C
14
3. Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu 24 jam
disimpan pada penyimpanan dingin sekali (freezing) dengan suhu 0 0C 4 0C
4. Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka kurang dari 24
jam disimpan pada penyimpanan beku (frozen) dengan suhu < 0 0C
7. Pengambilan dengan cara First IN First Out (FIFO), yaitu yang disimpan lebih
dahulu digunakan dahulu, agar tidak ada makanan yang busuk
c. Makanan Jadi
2. Makanan jadi yang siap disajikan harus diwadahi atau dimkemas dan tertutup
serta segera disajikan
8. Pengolahan Makanan
15
4. Intensitas pencahayaan diupayakan tidak kurang dari 200 lux
b. Peralatan Masak
5. Peralatan yang sudah bersih harus disimpan dalam keadaan kering dan
disimpan pada rak terlindung dari vector
c. Penjamahan Makanan
4. Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar
kecil
d. Pengangkutan Makanan
16
1. Makanan diangkut dengan menggunakan kereta dorong yang tertutup
dan bersih
2. Pengisian kereta dorong tidak sampai penuh, agar masih tersedia udara
untuk ruang gerak
e. Penyajian Makanan
M. Pengolahan Limbah
1. Definisi
a. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit dalam bentuk padat, cair dan gas
b. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non
medis
17
c. Limbah medis padat adalah limbah padat adalah limbah padat yang terdiri limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis,
limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah container bertekanan, dan limbah
dengan kandungan logam berat yang tinggi
d. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di
rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan
halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologi
e. Limbah cairmadalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan
f. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit seperti incinerator, dapur, perlengkapan generator,
anestesi dan pembuatan obat citotoksik
h. Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan-
bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain yang
telah diinokulas, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.
i. Limbah sototoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan
dan pemberian obat sitotoksik untuk kemoterapi kanker yang mempunyai
kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup
j. Minimisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi
jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce),
menggunakan kembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle)
2. Persyaratan
Pengertian :
18
- Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari semua kegiatan RS
dalam bentuk padat, cair dan gas.
- bahan berbahaya adalah setiap unsur, peralatan, bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
- Insenerasi adalah proses pengurangan volume dan berat sampah medis dan
mengubah bentuk asal sampah medis dengan teknologi pembakaran suhu tinggi.
- Kontainer adalah wadah tempat penyimpanan, pengangkutan, penimbunan atau
pembuangan limbah.
Tujuan pengolahan limbah :
- Melindungi petugas pembuangan limbah dari perlukaan.
- Melindungi penyebaran infeksi terhadap petugas kesehatan.
- Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya.
- Membuang bahan-bahan berbahaya (bahan toksik dan radioaktif) dengan aman.
Tumpukan limbah harus dihindari karena :
- Menjadi objek pemulung yang akan memanfaatkan limbah yang terkontaminasi.
- Dapat menyebabkan perlukaan.
- Menimbulkan bau busuk.
- Mengundang lalat dan hewan penyebar penyakit lainnya.
Pengelompokan limbah berdasarkan jenisnya.
Yang termasuk limbah infeksius/ medis yaitu limbah yang dianggap mengandung
bahan patogen seperti bakteri, virus yang dapat menimbulkan penyakit.
Contoh limbah infeksius : Sputum, darah, nanah, faeces, urine, cairan/ jaringan tubuh
manusia, kassa, lidi kapas, sarung tangan, obat-obat yang kadaluarsa, limbah yang
mengandung bahan kimia dan lain- lain.
Contoh : kertas, plastik bungkus alat kesehatan seperti spuit kateter, NGT dan lain-
lain.
19
Contoh : Jarum suntik, bisturi ( pisau bedah ), Blood lancet, ampul obat dan lain-lain.
Pengolahan limbah
Identifikasi limbah :
1. Padat
2. Cair
3. Tajam
4. infeksisus
5. Non infeksius
Pemisahan
20
Tata cara pengemasan
Penyimpanan
Pengangkutan
21
Pembuangan atau pengolahan
Tidak direkomendasikan membawa limbah melebihi batas kapasitas (luber) dan troli
sampah harus dalam keadaan tertutup pada saat pengangkutan
22
BAB III
PENUTUP
23
2. Melakukan pemeliharaan peralatan medik yang tepat
24