Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN DEKONTAMINASI

PERALATAN PERAWATAN PASIEN

I. DEFINISI
• Dekontaminasi adalah proses untuk mengurangi jumlah pencemaran mikroorganisme
atau substansi lain yang berbahaya sehingga aman untuk penanganan lebih lanjut
termasuk perendaman, pencucian, desinfeksi sampai sterilisasi.

• Desinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui sistem termal atau zat kimia.

• Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora.

• Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora melalui


cara fisika atau kimia, proses menghilangkan semua mikroorganisme (bakteria, virus, fungi
dan parasit) termasuk endospora menggunakan uap tekanan tinggi (otoklaf), panas kering
(oven), sterilisasi kimiawi, atau radiasi.

• Sterilisator adalah alat yang mempunyai karakteristik dapat mensterilkan.

II. RUANG LINGKUP


A. Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien
Pada tahun 1968 Spaulding mengusulkan tiga kategori risiko berpotensi infeksi untuk
menjadi dasar pemilihan praktik atau proses pencegahan yang akan digunakan (seperti
sterilisasi peralatan medis, sarung tangan dan perkakas lainnya) sewaktu merawat pasien.
Kategori Spaulding adalah sebagai berikut:

1. Kritikal
Bahan dan praktik ini berkaitan dengan jaringan steril atau sistem darah sehingga
merupakan risiko infeksi tingkat tertinggi. Kegagalan manajemen sterilisasi dapat
mengakibatkan infeksi yang serius dan fatal.

2. Semikritikal
Bahan dan praktik ini merupakan terpenting kedua setelah kritikal yang berkaitan
dengan mukosa dan area kecil di kulit yang lecet. Pengelola perlu mengetahui dan
memiliki keterampilan dalam penanganan peralatan invasif, pemprosesan alat,
Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT), pemakaian sarung tangan bagi petugas yang
menyentuh mukosa atau kulit tidak utuh.

3. Non-kritikal
Pengelolaan peralatan/ bahan dan praktik yang berhubungan dengan kulit utuh yang
merupakan risiko terendah. Walaupun demikian, pengelolaan yang buruk pada bahan
dan peralatan non-kritikal akan dapat menghabiskan sumber daya dengan manfaat
yang terbatas (contohnya sarung tangan steril digunakan untuk setiap kali memegang
tempat sampah atau memindahkan sampah).

B. Pembersihan Awal (pre-cleaning)


Proses yang membuat benda mati lebih aman untuk ditangani oleh petugas sebelum di
bersihkan (misalnya menginaktivasi HBV, HBC, dan HIV) dan mengurangi, tapi tidak
menghilangkan, jumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi.

C. Pembersihan
Proses yang secara fisik membuang semua kotoran, darah, atau cairan tubuh lainnya dari
permukaan benda mati ataupun membuang sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi
risiko bagi mereka yang menyentuh kulit atau menangani objek tersebut. Proses ini adalah
terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau detergen dan air atau menggunakan
enzim, membilas dengan air bersih, dan mengeringkan. Jangan menggunakan pembersih
yang bersifat mengikis, karena bisa menyebabkan goresan. Goresan ini kemudian menjadi
sarang mikroorganisme yang membuat proses pembersihan menjadi lebih sulit serta
meningkatkan pembentukan karat.

D. Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)


Proses menghilangkan semua mikroorganisme, kecuali beberapa endospora bakterial dari
objek, dengan merebus, menguapkan atau memakai disinfektan kimiawi.

E. Sterilisasi
Proses menghilangkan semua mikroorganisme (bakteria, virus, fungi dan parasit) termasuk
endospora menggunakan uap tekanan tinggi (otoklaf), panas kering (oven), sterilisasi
kimiawi, atau radiasi.

F. Sterilisator Uap Tekanan Tinggi (autoclave)


Sterilisasi uap tekanan tinggi adalah metode sterilisasi yang efektif, tetapi juga paling sulit
untuk dilakukan secara benar. Pada umumnya sterilisasi ini adalah metode pillihan untuk
mensterilisasi instrumen dan alat-alat lain yang digunakan pada berbagai fasilitas
pelayanan kesehatan. Bila aliran listrik bermasalah, maka instrumen-instrumen tersebut
dapat disterilisasi dengan sebuah sterilisator uap non-elektrik dengan menggunakan
minyak tanah atau bahan bakar lainnya sebagai sumber panas. Atur agar suhu harus
berada pada 121°C; tekanan harus berada pada 106 kPa; selama 20 menit untuk alat tidak
terbungkus dan 30 menit untuk alat terbungkus. Biarkan semua peralatan kering sebelum
diambil dari sterilisator. Set tekanan kPa atau lbs/in² mungkin berbeda tergantung pada
jenis sterilisator yang digunakan. Ikuti rekomendasi pabrik, jika mungkin.

G. Sterilisator Panas Kering (Oven)


Baik untuk iklim yang lembab tetapi membutuhkan aliran listrik yang terus menerus,
menyebabkan alat ini kurang praktis pada area terpencil atau pedesaan. Selain itu
sterilisasi panas kering yang membutuhkan suhu lebih tinggi hanya dapat digunakan untuk
benda-benda dari gelas atau logam–karena akan melelehkan bahan lainnya. Letakkan
instrumen di oven, panaskan hingga 170°C, selama 1 (satu) jam dan kemudian didinginkan
selama 2-2,5 jam atau 160°C selama 2 (dua) jam.Perlu diingat bahwa waktu paparan
dimulai setelah suhu dalam sterilisator telah mencapai suhu sasaran. Tidak boleh memberi
kelebihan beban pada sterilisator karena akan mengubah konveksi panas. Sisakan ruang
kurang lebih 7,5 cm antara bahan yang akan disterilisasi dengan dinding sterilisator.

III. TATALAKSANA
A. Aktivitas Dekontaminasi

1. Pembilasan

Pembilasan alat yang telah digunakan tidak dilakukan diruang perawatan.

2. Pembersihan

Semua peralatan pakai ulang harus di bersihkan secara baik sebelum dilakukan proses
desinfeksi dan sterilisasi.

3. Pengeringan

Pengeringan hasil pembersihan hingga kering.

4. Inspeksi dan pengemasan

Setiap alat bongkar pasang harus diperiksa kelengkapannya, sementara untuk bahan
linen diperhatikan densitas maksimum.

5. Memberi label

Setiap kemasan harus mempunyai label yang jelas isi dari kemasan, secara sterilisasi,
tanggal sterilisasi, dan kadaluarsa proses sterilisasi.

6. Pembuatan

Membuat dan mempersiapkan kapas dan kasa balut kemudian akan di strerilkan.

7. Sterilisasi

Dilakukan oleh staf yang sudah diberikan latihan sterilisasi sebelumnya.


8. Penyimpanan

Penyimpanan berarti mengelola barang yang ada dalam persediaan, dengan maksud
selalu dapat menjamin ketersediaannya bila sewaktu-waktu dibutuhkan.

9. Distribusi

Distribusi alat keluar dari tempat penyimpanan harus dengan lalu lintas petugas
minimal di wilayah steril untuk menjaga kondisi alat tetap steril.

B. Tahap-tahap Dekontaminasi dan Sterilisasi Alat/Bahan Medik

Dekontaminasi adalah proses fisik atau kimia untuk membersihkan benda/ benda yang
mungkin terkontaminasi oleh mikroba yang berbahaya bagi kehidupan. Sehingga aman
untuk proses-proses selanjutnya. Proses ini bertujuan untuk melindungi pekerja yang
bersentuhan langsung dengan alat-alat kesehatan yang sudah melalui proses
dekontaminasi tersebut dari penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh
mikroorganisme pada alat kesehatan tersebut.

1. Menangani, mengumpulkan dan transportasi benda-benda kotor

• Peralatan pakai ulang dipisahkan dari limbah/ buangan di tempat pemakaian oleh
pekerja yang mengetahui potensi terjadinya infeksi dari benda-benda tersebut.

• Benda-benda tajam dipisahkan dan di tempatkan di dalam kontainer yang baik.

• Kain-kain pakai ulang di titipkan di tempat kotor dan di kembalikan ke laundry.

• Peralatan yang terkontaminasi langsung di bungkus dan dibawa ke ruangan


dekontaminasi.

• Peralatan yang terkontaminasi di bungkus di kantong plastik tertutup dan tahan


bocor, kantong tertutup, atau kontainer untuk menghindari tumpahan atau
penguapan dan di bawa segera mungkin setelah digunakan ke ruangan
dekontaminasi dengan karet tertutup.

• Semua cairan yang terkontaminasi di masukkan ke kontainer yang tahan bocor,


jika tidak mungkin di buang ke toilet atau septic tank sebelum membawa
peralatan yang kotor.

• Peralatan yang sudah di pakai di tutup dan di bawa dengan kereta tertutup.

• Alat- alat yang terkontaminasi di pisahkan secara fisik dari alat-alat yang bersih.

• Alat-alat yang tidak di pakai dan tidak di buka kembali ke ruang dekontaminasi
untuk selanjutnya di steril ulang sebelum di distribusikan kembali.

• Jika diperlukan pekerja yang menangani mengumpulkan dan membawa alat-alat


harus memakai alat pelindung.
2. Pembuangan Limbah

Limbah atau buangan harus di pisahkan dari alat-alat pakai ulang di tempat pemakaian,
diidentifikasi dan di buang menurut pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) di UPT. Puskesmas Pasundan.

a. Mencuci/ Cleaning

Semua alat-alat pakai ulang harus di cuci hingga benar-benar bersih sebelum di
desinfeksi dan disterilkan.

b. Menangani Alat-alat yang Terkontaminasi di Point of Use

Pembersihan alat-alat pakai ulang yang terkontaminasi dimulai sesegera mungkin


setelah dipakai.

• Langsung dibungkus dan di bawa ke ruang dekontaminasi.

• Dibersihkan dari kotoran yang besar-besar di tempat pemakaian sesuai prosedur


yang berlaku dan langsung dibungkus untuk menghindari cipratan, tumpahan,
atau penguapan sampai dibawa ke ruang dekontaminasi.

c. Menangani Alat-alat yang Terkontaminasi di Ruang Dekontaminasi

• Dibongkar jika dirakit lebih dari satu komponen dan di buka semua sambungan
untuk memastikan seluruh permukaan tercuci bersih.

• Disortir berdasarkan metode pembersihan.

• Dibersihkan sebelum proses sterilisasi uap, karena tidak dapat meresap dan
membunuh mikroorganisme. Jika alat tidak dibersihkan dengan baik terlebih
dahulu, alat-alat ini tidak boleh diproses dalam load yang sama seperti yang
akan masuk ke terminal sterilisasi.

Dalam dekontaminasi peralatan perawatan pasien dilakukan penatalaksanaan peralatan


bekas pakai perawatan pasien yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh (pre-
cleaning, cleaning, disinfeksi, dan sterilisasi) sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP)
sebagai berikut:

a. Rendam peralatan bekas pakai dalam air dan detergen atau enzyme lalu
dibersihkan dengan menggunakan spons sebelum dilakukan disinfeksi tingkat
tinggi (DTT) atau sterilisasi.

b. Peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius harus didekontaminasi terlebih
dulu sebelum digunakan untuk pasien lainnya.

c. Pastikan peralatan sekali pakai dibuang dan dimusnahkan sesuai prinsip


pembuangan sampah dan limbah yang benar. Hal ini juga berlaku untuk alat yang
dipakai berulang, jika akan dibuang.

d. Untuk alat bekas pakai yang akan di pakai ulang, setelah dibersihkan dengan
menggunakan spons, di DTT dengan klorin 0,5% selama 10 menit.
e. Peralatan nonkritikal yang terkontaminasi, dapat didisinfeksi menggunakan alkohol
70%. Peralatan semikritikal didisinfeksi atau disterilisasi

3. Metode Merendam/ Membilas

Mencuci bersih adalah proses yang menghilangkan semua partikel yang kelihatan dan
hampir semua partikel yang tidak kelihatan dan menyiapkan permukaan dari semua alat-
alat agar aman untuk proses desinfeksi dan sterilisasi. Mencuci dapat dilakukan secara
manual ataupun mekanik ataupun kombinasi keduanya. Karenanya untuk memastikan
kebersihan dan tidak merusak alat serta keamanan pekerja, alat-alat harus:

1. Dibongkar jika dirakit lebih dari satu komponen dan semua sambungan harus dibuka.

2. Dimulai dengan menggunakan larutan klorin 0,5%.

3. Semua peralatan direndam dengan menggunakan wadah plastik yang telah


disediakan.

4. Alat direndam dalam klorin yang sudah dicairkan selama 10 menit.

5. Setelah itu, semua peralatan dibilas di air mengalir kemudian di keringkan

IV. DOKUMENTASI

Tata laksana panduan dekontaminasi diatur dalam Kerangka Acuan Program dan beberapa
SOP terkait.

Hasil – hasil pelaksanaan sterilisasi didokumentasikan dalam bentuk dokumen ceklist, jadwal
pelaksanaan kegiatan, serta dokumen terkait lainnya.

Slawi,…. Juli 2020


Kepala UPTD Puskesmas/Klinik

……………..
NIP………

Anda mungkin juga menyukai