ABSTRACT
The tannery using relatively lots of water and chemicals, so this process will produce industrial
wastewater that compound various pollutan. The purpose of this study was to analyze the quality of
the leather tanning industry and the health complaints.This study was observational study with
descriptive study. The study was conducted in tannery CV. Sidiq Bersaudara, Magetan, the study
population was 15 male workers. The data used are primary and secondary data. The results showed
that majority of workers aged <35 years, have been working for 5-10 years, lacked of knowledge, have
a good attitude, have good personal hygiene, and always used personal protective equipment (PPE).
Environmental quality include building with a strong physical condition, have adequate sanitation
facilities, didn’t have a liquid waste management installations, found flies, had stink smell . The results
of subjective measurements of workers' complaints the majority of workers itching on the skin and
testing the levels of chromium in the urine sample of the whole worker is still below the normal set
value and the chromium content of outlet wastewater is 0.799 mg / L exceeding the quality standard
set at 0,5 mg/L.
ABSTRAK
Pekerjaan penyamakan kulit mempergunakan air dalam jumlah yang relatif besar dan bahan
kimia, sehingga usaha ini akan menghasilkan limbah cair yang mengandung berbagai polutan. Tujuan
dari penelitian ini adalah menganalisis kualitas industri rumah tangga penyamakan kulit dan keluhan
kesehatan. Desain penelitian ini observasional dengan studi deskriptif. Penelitian dilakukan di
penyamakan kulit CV. Sidiq Bersaudara, Magetan, dengan populasi penelitian dari 15 pekerja laki-
laki. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Hasil penelitian didapatkan mayoritas
pekerja berumur <35 tahun, telah bekerja selama 5-10 tahun, memiliki pengetahuan jelek, memiliki
sikap baik, higiene personal yang baik, dan selalu menggunakan alat pelindung diri (APD). Kualitas
lingkungan meliputi kondisi fisik bangunan yang kuat, terdapat fasilitas sanitasi yang memadai, tidak
memiliki instalasi pengelolaan limbah cair, diketemukan vektor lalat, dan dirasakan bau menyengat.
Hasil pengukuran subjektif keluhan pekerja mayoritas pekerja gatal-gatal pada kulit dan pengujian
kadar kromium dalam sampel urin pekerja keseluruhan masih dibawah angka normal yang ditetapkan
dan kadar kromium air limbah outlet sebesar 0,799 mg/L melebihi baku mutu yang ditetapkan sebesar
0,5 mg/L.
1
Sandra YRM.dkk. Kualitas Lingkungan di Industri... 2
ini jumlah produksi pertahun kurang lebih 0,216 Rank spearman. Hal ini dikarenakan bahwa
mill (kaki persegi/tahun). Penyamakan ini semakin lama masa kerja semakin banyak
menggunakan bahan baku kulit sapi yang pengalaman kerja. Pengalaman kerja yang
berasal dari Pulau Jawa, Bali, dan Kalimantan. dimiliki seseorang maka ia akan bekerja lebih
Jumlah pekerja penyamak kulit yang dimiliki berhati-hati terhadap kemungkinan dampak
industri rumah tangga ini adalah 15 orang laki- negatif dari pekerjaannnya (2,7).
laki. Para pekerja penyamak kulit setiap hari Pengetahuan merupakan hasil
mulai bekerja pukul 08.00 sampai dengan pukul penginderaan manusia atau hasil seseorang
16.00 dimana hari kerja mulai senin sampai terhadap obyek melalui indera yang dimiliknya
sabtu dan hari minggu libur. dan sangat dipengaruhi oleh intensitas
Perkembangan industri rumah tangga perhatikan dan persepsi terhadap obyek (8).
penyamakan kulit CV. Sidiq Bersaudara ini juga Semua responden memiliki tingkat
sangat pesat karena selain pemasarannya ke pengetahuan kurang (100%) berdasarkan
Magetan juga hasil penyamakan kulit kriteria pengetahuan kurang apabila jumlah nilai
dipasarkan ke luar kota. pengetahuan ≤75% dari nilai total pengetahuan.
Hal ini berdasarkan wawancara dengan
A. Karakteristik Responden pimpinan perusahaan mayoriyas pekerja
Karakteristik yang diteliti pada responden berpendidikan rendah.
penelitian adalah usia, masa kerja, Pengetahuan dipengaruhi faktor sosial
pengetahuan, sikap, personal hygiene, dan ekonomi, dan pendidikan yang rendah satu
penggunaan APD. sama lain sangat erat hubungannya.
Hasil penelitian menunjukan karakteristik Berdasarkan wawancara dengan pimpinan
individu pada pekerja penyamakan kulit perusahaan kebanyakan pendidikan pekerja
mayoritas berumur <35 tahun (53%). Telah masih kategori rendah. Sikap merupakan
lama diketahui bahwa neonatus dan organisme respon tertutup seseorang atau niat terhadap
yang sangat muda umurnya lebih rentan stimulus atau obyek tertentu yang sudah
terhadap kromium dibandingkan dengan yang melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
lebih dewasa. Untuk sebagian besar toksikan, bersangkutan seperti senang–tidak senang,
organisme muda 1,5 sampai 10 kali lebih setuju-tidak setuju sehingga melibatkan pikiran,
rentan daripada yang dewasa (6). perasaan, dan perhatian (9).
Anak-anak kecil sangat rentan terhadap Responden memiliki sikap baik (100%).
toksikan, karena biasanya kepekaan dan Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian
tingkat penyerapan dalam saluran cerna lebih besar pekerja penyamak kulit menyatakan
besar. Selain itu dapat pula disebabkan oleh setuju memperhatikan label pada kemasan
defisiensi berbagai jenis enzim detoksikasi. (6) kromium, memperhatikan dosis/takaran
Penelitian lain menunjukkan bahwa kromium yang dianjurkan, membuang wadah
sejalan dengan bertambahnya umur, faktor- bahan kimia yang telah digunakan untuk
faktor diet misalnya, defisiensi protein, vitamin ditempat khusus penampungan, dan memakai
C dan vitamin D, menyebabkan mekanisme alat pelindung diri (APD) saat pelaksanaan
kerja enzim mengalami penurunan dan penyamakan kulit.di CV. Shidiq Bersaudara.
terganggunya fungsi ekskresi ginjal, sehingga Personal higiene adalah upaya
menyebabkan manusia yang telah tua menjadi perorangan pekerja dalam menjaga kebersihan
lebih rentan terhadap kromium dan zat toksik dirinya dari terpajan bahan kimia. Untuk
lainnya (6). meminimalisir paparan kromium di tempat kerja
Hasil penelitian menunjukan responden maka disarankan untuk menggunakan APD
telah bekerja selama 5-10 tahun (47%). Seperti dengan baik dan untuk selalu menjaga
halnya toksikan lain, efek toksik kromium kebersihan diri terutama setelah bekerja atau
berkaitan dengan tingkat dan lamanya setelah melakukan kontak dengan logam
pajanan. Umumnya, makin tinggi kadar tersebut (7).
kromium di udara dan makin lama pajanan, Higiene personal yang baik pada pekerja
efek toksik akan lebih besar (6). (100%) dalam upaya menjaga kebersihan diri
Hasil penelitian lain yang dilakukan di dari terpajan bahan kimia. Hasil penelitian
industri penyamakan kulit menunjukan ada pekerja penyamak kulit memiliki kebiasaan
kaitannya lama kerja dengan keluhan higiene personal meliputi mandi sebelum
gangguan kulit x2 hitung = 5,934; p value = bekerja, membersihkan anggota badan yang
0,015; fisher exact test=0,031 dan koefisien terkena bahan kimia menggunakan air dan
kontingensi=0,478. Meskipun begitu dari sabun, mengganti pakaian setelah bekerja, dan
penelitian lain menunjukan bahwa masa kerja setelah bekerja segera mandi.
tidak berhubungan dengan kadar kromium urin Semua responden menggunakan alat
pekerja (p=0,508) berdasarakan uji korelasi pelindung diri (APD) berupa baju/kaos lengan
Sandra YRM.dkk. Kualitas Lingkungan di Industri... 4
panjang, sarung tangan, dan sepatu boots, yang sudah disamak menggunakan minyak-
sedangkan untuk pemakaian alat pelindung diri minyak emulsi (fatliquoring), didahului dengan
berupa masker sebanyak (27%). Pemimpin sekali-sekali penyamakan sekunder
perusahaan sudah mengingatkan dan menggunakan tanin sintesis (syntans) dan
mewajibkan pemakaian APD, tetapi terkadang ekstrak penyamakan, pengeringan dan
ada beberapa pekerja masih mengindahkan pencukuran akhir, dan pelapisan permukaan
seruan tersebut. dan buffing (finishing)
Berdasarkan observasional peneliti, Proses penyamakan banyak
setelah pemakaian sarung tangan dan sepatu menggunakan air sebagai pelarut maupun
boots, dibiarkan tergeletak tanpa dibersihkan sebagai pembersih. Air bekas proses
terlebih dahulu. Hal ini bisa menyebabkan penyamakan akan terbuang sebagai limbah
bahan kimia bisa masuk ke dalah tubuh melalui cair. Kandungan polutan dalam limbah cair
iritasi maupun ingesti, sekaligus juga bisa tersebut antara lain bahan kimia pembantu
mempercepat rusaknya APD tersebut. proses, lemak, protein, dan bahan organik
lainnya dari kulit, daging, dan padatan (kotoran
B. Alur Proses Penyamakan Kulit dari lokasi kerja, bulu, serpihan kulit, dan
Proses penyamakan kulit terbagi dalam 3 daging) (10).
tahapan yaitu tahap persiapan (beamhouse Dalam proses penyamakan kulit yang
process), tahap penyamakan (tanning), dan dilakukan di CV. Sidiq Bersaudara, meliputi
tahap penyelesaian (finishing) termasuk berbagai tahapan. Secara garis besar dibagi
pewarnaan dan pembuatan struktur menjadi 3 tahapan/proses yaitu: proses
permukaan. pengerjaan basah (beam house), proses
Proses penyamakan kulit adalah proses penyamakan (tanning), dan proses akhir
pengawetan terhadap kulit binatang dengan (finishing).
menggunakan berbagai bahan kimia pembantu
proses. Bahan baku yang digunakan adalah Tabel 1. Tahapan Penyamakan Kulit Di CV.
kulit binatang (sapi, kerbau, kambing, dll) Sidiq Bersaudara, Magetan
terutama hasil dari rumah potong hewan (RPH).
Secara garis besar proses penyamakan dapat No. Proses Waktu
dijelaskan sebagai berikut: 1 Penghilangan bulu 4-5 jam
1. Pra-penyamakan (beamhouse)
Proses yang ada pada pra-penyamakan 2 Pengapuran 1-2 hari
adalah sebagai berikut: Pencelupan kulit dalam 3 Penyesetan/pengikisan 2-3 jam
air selama satu malam untuk menghilangkan
darah, kotoran, larutan garam dan protein. 4 Pembelahan 2-3 jam
Menghilangkan bulu dengan perendaman 5 Pengasaman 3-5 jam
dalam kapur dan sodium sulfida, Pengolahan
Proses penyamakan
menggunakan larutan kapur kembali (reliming). 6 1-2 hari
krom
Pencukuran dan penghilangan mekanis
Proses tergantung
jaringan ekstra dari sisi daging kulit, selanjutnya 7
Akhir/Pengeringan cuaca
pemisahan (menggunakan kapur) 2/3 lapisan
atas dari bagian bawah. Penghilangan kapur
dengan menggunakan asam lemah (latic acid) Industri penyamakan kulit dibedakan
dan pemukulan/bating dengan menggunakan menjadi tiga sesuai laporan penelitian
bahan kimia pembantu untuk menghilangkan Universitas Padjadjaran Bandung tahun 2007
sisa-sisa bulu dan protein yang hancur. yaitu: Pertama, industri penyamakan kulit yang
Pengawetan menggunakan larutan garam dan memasok kebutuhan bahan baku kulit untuk
asam sulfur untuk pengasaman sampai pH industri sepatu. Kedua, industri penyamakan
tertentu untuk mencegah pengendapan garam- kulit yang memasok kebutuhan bahan baku
garam krom pada serat kulit. kulit untuk industri garmen dari kulit. Ketiga,
2. Penyamakan industri penyamakan kulit yang memasok
Penyamakan krom dilakukan dengan kebutuhan bahan baku kulit untuk industri
menggunakan krom sulfat. Proses ini untuk sarung tangan kerja (working gloves) dari kulit.
menstabilkan jaringan protein (collagen) dari Dari kategori tersebut, CV. Sidiq Bersaudara
kulit. termasuk kategori industri penyamakan kulit
3. Pasca penyamakan yang memasok kebutuhan bahan baku kulit
Proses yang ada pada pasca untuk industri sepatu.
penyamakan adalah Pressing (samming) untuk Sanitasi ruangan harus dijaga dengan
menghilangkan kelembaban kulit segar, baik, hal ini dapat dilakukan dengan
pencukuran, pewarnaan dan pelembutan kulit pembersihan terhadap semua kotoran yang
berceceran dilantai maupun kotoran yang ada
5 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 4, No. 1, Mei 2018: 1-9
DOI: 10.20527/jbk.v4i1.5645
di dinding dan diatap karena adanya aktifitan penting dalam absorbsi toksikan. Beberapa
serangga. Lantai disikat setiap seminggu sekali, toksikan di lingkungan masuk melalui rantai
sedangkan pembersihan dinding dapat makanan, kecuali zat yang bersifat kaustik atau
dilakukan seperlunya yaitu apabila sudah sangat iritan pada saluran pencernaan.
terlihat kotor (11). Sebagian besar toksikan tidak menimbulkan
Dari serangkaian tahapan penyamakan efek toksik kecuali kalau mereka terserap.
kulit yang memiliki tingkat kebersihan paling Absorbsi dapat terjadi di seluruh saluran
rendah adalah pada tahapan pembelahan pencernaan, mulut, dan rectum umumnya tidak
(split). Pada tahapan ini terlihat potongan kulit begitu penting bagi absorbsi toksikan yang
dibiarkan berserakan di lantai. berasal dari lingkungan. Lambung termasuk
tempat penyerapan yang baik untuk asam
C. Pemajanan Hazard Kimia ke dalam lemah dengan bentuk non ion yang larut dalam
Tubuh Pekerja lemak, sebaliknya basa lemah yang sangat
Rangkaian proses penyamakan kulit di mengion dan tidak dapat larut dalam lemak
CV. Sidiq Bersaudara menggunakan bahan- tidak akan mudah diserap dalam lambung,
bahan kimia yang memiliki fungsi berbeda pada umumnya akan diserap di usus. Akibatanya
tiap tahapan penyamakan. Bahan-bahan kimia. basa organik akan lebih banyak diserap di usus
daripada di lambung (13).
Tabel 2. Bahan Kimia Pemroses dalam Toksikan yang diabsorbsi di paru
penyamakan Kulit biasanya berupa gas seperti carbon
monoksida, nitrogen dioksida, dan sulfur
Bahan Kimia dioksida serta partikel berupaaerosol . Tempat
No. Proses yang penimbunan aerosol ditentukan ukuran
digunakan partikelnya. Partikel ukuran 5 mµ atau lebih
1 Penghilangan bulu air dan Na2S besar biasanya ditimbun pada daerah
air,kapur nasopharyngeal. Partikel di daerah ini dapat
2 Pengapuran dihilangkan saat pembersihan hidung atau
(gamping)
bersin. Partikel yang larut akan dilarutkan
3 Penyesetan/pengikisan dalam mucus dan dibawa ke pharynx atau
-
diserap epitel masuk ke darah. Umumnya kulit
4 Pembelahan relatif impermeabel, karena merupakan
-
asam organik pelindung yang baik untuk mempertahankan
lemah seperti fungsi kulit manusia dari lingkungannya.
5 Pengasaman asam formiat Meskipun demikian beberapa zat kimia dapat
dan almunium diserap lewat kulit dalam jumlah yang cukup
sulphat banyak sehingga menimbulkan efek sistemik
Proses penyamakan (13).
6 Dari hasil penelitian, tidak semua pekerja
krom kromium
memakai alat pelindung diri berupa masker
7 Proses Akhir pada tahapan penyamakan kromium. Meskipun
air, cat
menggunakan masker, tetapi masih jauh dari
Terdapat berbagi bahan kimia yang standar. Padahal uap kromium pada tahapan
digunakan dalam penyamakan kulit. Bahan penyamakan akan mudah masuk kedalam
kimia penyamakan kulit ini akan mudah ke tubuh pekerja melalui inhalasi. Uap kromium
dalam tubuh pekerja penyamak kulit yang tidak berasal dari pemutaran drum yang berisi kulit
memakai APD dan yang memiliki higiene dan kromium.
personal yang jelek melalui inhalasi, kulit, dan Dengan melihat rangkaian proses dan
saluran pencernaan. mekanisme kerja pada usaha penyamakan kulit
Jalur masuk agen toksik ke dalam tubuh dapat dikemukakan beberapa bahaya potensial
umumnya melalui saluran gastrointestinal yang mungkin timbul beserta akibatnya
(tertelan), paru-paru (terhirup), dan kulit. Selain terhadap kesehatan sehubungan dengan
itu ada ada juga jalan masuk yang cukup efektif pekerjaan penyamakan kulit.
yaitu melalui intramuscular, intradermal, dan 1. Proses perendaman (soaking) dan
subcutaneous. Jalan masuk masuk yang pengapuran (liming)
berbeda ini mempengaruhi toksisitas dari baan Pemaparan bahan kimia terhadap kulit
kimia. Jalan masuk paparan yang bersumber dapat mengakibatkan gangguan berupa iritasi
dari industri umumnya melalui kulit atau terhirup serta alergi dengan gejala gatal-gatal, kulit
sedangkan kejadian keracunan umumnya kering dan kemerah-merahan, dan pecah-
tertelan (12). pecah dengan kerusakan kulit seperti ini akan
Saluran pencernaan merupakan jalur memudahkan masuknya zat-zat kimia terutama
Sandra YRM.dkk. Kualitas Lingkungan di Industri... 6
lain jika jalur pajanan melalui kulit peradangan baku mutu sesuai dengan Keputusan Gubernur
pada kulit karena alergi, borok pada kulit bagian Jawa Timur No. 45 tahun 2002 Tentang Baku
kuku dan jari-jari, jika pajanan melalui saluran Mutu Limbah Cair bagi Industri atau Kegiatan
pencernaan bisa mengakibatkan nafsu makan Usaha Lainnya Di Jawa Timur. Keluhan
berkurang, mual, peradangan pada lambung, kesehatan subjectif yang dirasa pekerja adalah
borok pada usus, dan peradangan pada usus gatal-gatal pada kulit. Keseluruhan sampel urin
besar (9). pekerja kadar kromiumnya masih dibawah
Hasil pengujian kadar logam berat angka normal yang diperkenankan menurut
kromium di dalam urin 15 pekerja tersebut Depkes
sebesar <0,001µg/L. maka keseluruhan sampel Saran bagi pemilik CV adalah
urin pekerja kadar kromiumnya berdasarkan mengingatkan dan mendisiplinkan pekerja agar
kategori masih dibawah angka normal yang memakai alat pelindung diri (APD) pada saat
diperkenankan Depkes. bekerja sebagai upaya pencegahan terjadinya
Kadar kromium urin pekerja masih keluhan sesak nafas, batuk, dan keluhan pada
dibawah angka normal dikarenakan kebutuhan kulit. Melakukan pemeriksaan secara berkala di
kromium tiap orang berbeda tergantung umur, pelayanan kesehatan terdekat, jika terjadi
jenis kelamin, kebutuhan hamil dan menyusui. keluhan kesehatan yang dirasakan semakin
Dewasa membutuhkan kromium sekitar 50-200 parah. Mengupayakan treatment lingkungan
mcg. Beberapa obat-obatan juga dapat dalam pengelolaan limbah cair, khususnya
menghambat penyerapan kromium oleh tubuh pembuatan instalasi pengelolaan limbah (IPAL)
seperti: antacids, corticosteroid, H2 blockers, agar sesuai dengan baku mutu limbah yang
dan proton-pump inhibitors (17). ditetapkan.
Tingkat keracunan kromium dapat diukur
melalui kadar kromium dalam urin. Kadar logam DAFTAR PUSTAKA
dalam tubuh mahluk hidup, dapat dideteksi 1. United States Agency for International
melalui darah, urine, rambut, dan kuku. Kadar Development (USAID). Profil spesifikasi
logam dalam darah dan urine menunjukkan kulit tersamak di Indonesia; 2007.
jumlah logam yang masuk saat pengukuran 2. Sukoco A. Kaitan antara lama paparan
dilakukan atau suatu saat tertentu. Hal ini bahan kimia, karakteristik individu, serta
dikarenakan logam dalam darah mengalami pemakaian sarung tangan dengan keluhan
ekskresi dan urine merupakan hasil ekskresi. gangguan kulit [skripsi]. Semarang:
Kadar logam dalam rambut dan kuku Fakultas Kesehatan Masyarakat
berhubungan dengan kadar logam dalam darah Universitas Diponegoro; 2002.
dan urine saat rambut dan kuku terbentuk. 3. Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Dengan demikian rambut dan kuku merupakan Industri Kulit. Dermatitis kontak alergika
bagian tubuh yang banyak mengakumulasi pada pekerja informal Pengrajin
logam (8,6). Penyamakan Kulit; 2009.
Kromium (Cr) dalam urin 4. Asmadi, Endro S, W Oktiawan.
menggambarkan penyerapan lebih dari 1-2 hari Pengurangan Chrome (Cr) dalam limbah
sebelumnya. Para pekerja dengan kandungan cair industri kuli pada proses tannery
kromium dalam urine 40 – 50 μg/l menunjukkan menggunakan senyawa Alkali Ca(OH) 2,
bahwa mereka terpapar kromium udara dengan NAOH dan NaHCO3. Jurnal JAI. 2009;
kadar 50 μg/m3. pada populasi umum 5(1): 41-54.
konsentrasi kromium dalam urin 1,8 sampai 11 5. Unit Pelaksana Teknis Industri Kulit dan
μg/l (6). Produk Kulit Magetan. Gambaran umum
Dengan hasil pengujian tersebut para dan potensi Industri Kulit dan Produk Kulit
pekerja masih pada batas aman karena semua Magetan; 2013.
hasilnya masih di bawah angka normal, 6. Ardani P. Paparan logam berat kromium
meskipun begitu para pengrajin memiliki risiko dalam darah tekniker gigi di Laboratorium
mengalami gejala-gejala yang disebabkan Surabaya [skripsi]. Surabaya: Fakultas
terpapar logam berat kromium (Cr). Kedokteran Gigi Universitas Airlangga;
2013.
KESIMPULAN 7. Rochmatika Y. Hubungan antara masa
Berdasarkan hasil penelitian serta kerja, penggunaan Alat Pelindung Diri
pembahasan, dapat diambil kesimpulan (APD) dan personal hygiene dengan kadar
kualitas lingkungan di CV. Sidiq Bersaudara kromium dalam urin pada pekerja
belum memadai dikarenakan tidak memiliki pelapisan logam di Kaligawe Semarang
instalasi pengelolaan limbah cair dan [skripsi]. Semarang: Fakultas Kesehatan
diketemukan vektor lalat. Kualitas air limbah Masyarakat Universitas Diponegoro; 2011.
outlet dengan parameter kromium melebihi 8. Notoatmojoyo. Metodologi penelitian
9 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 4, No. 1, Mei 2018: 1-9
DOI: 10.20527/jbk.v4i1.5645