Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Dedikasi Masyarakat, 3 (1) Oktober 2019, hlmn. 26 – 35 ISSN.

2598-7984 (cetak)
ISSN. 2598-8018 (Online)

PERBAIKAN SANITASI DAN HIGIENIS KERUPUK KULIT IKM AULIA DI


KABUPATEN AGAM, PROVINSI SUMATERA BARAT

Indri Juliyarsi1, Sri Melia2, Deni Novia3


Email: indrijuliyarsi@ansci.unand.ac.id, 2)srimelia75@ansci.unand.ac.id,
1)
3)
dnovia@ansci.unand.ac.id
1,2,3)
Fakultas Peternakan, Universitas Andalas

ABSTRAK
Kerupuk kulit dari IKM Aulia di Kabupaten Agam, sudah dikenal dan digemari
sebagai produk unggulan daerah yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tujuan dari
pengabdian ini adalah memperbaiki aspek sanitasi dan higienis, serta perbaikan layout
dari ruang produksi sesuai dengan syarat SSOP (Sanitation Standard Operating Proce-
dure) dan GMP (Good Manufacturing Practice). Metode pendekatan yang ditawarkan
untuk mendukung realisasi program ilmu pengetahuan adalah metode pelatihan dan
konsultasi melalui metode ceramah dan diskusi. Fokus kegiatan adalah renovasi layout
ruang produksi dan pengenalan perbaikan sanitasi dan higienis selama produksi dan per-
lengkapan alat sanitasi. Pengabdian diaplikasi dengan pengenalan dan penerapan
teknologi tepat guna. Mitra sangat antusias dalam upaya memperbaiki aspek sanitasi dan
higienis produksi melalui penggunaan alat pembersih untuk membersihkan ruang produksi
basah dan membersihkan kulit dengan cepat dan higienis. Perbaikan ruang penyimpanan
kerupuk kulit yang dilengkapi dengan box container sehingga dapat memperpanjang masa
simpan kulit setelah dikeringkan, serta perbaikan layout ruang produksi sehingga produksi
dapat berjalan dengan baik, memenuhi syarat SSOP dan GMP dalam berproduksi.
Kata kunci: kerupuk kulit; perbaikan layout; sanitasi; higienis; IKM Aulia.

ABSTRACT
Skin crackers from IKM Aulia in Agam Regency, are already well-known and
popular as regional superior products that have great potential to be developed. The
purpose of this service is to improve sanitation and hygiene aspects and to improve spatial
planning in accordance with the provisions of the SSOP (Sanitation Standard Operating
Procedures) and GMP (Good Manufacturing Practice). Approval methods are offered to
support the discussion program's knowledge of training and consultation methods through
lecture and discussion methods. The focus of activities is to renovate the production space
and promote the improvement of sanitation and hygiene during production and sanitation
equipment. Service is applied to applications and applications of appropriate technology.
Mitra is very enthusiastic about increasing the area of tourism and hygienic production
through the use of cleaning tools for wet and safe skin production rooms quickly and
hygienically. Increased storage space for leather crackers is equipped with a container box
so that the shelf life of the skin can be extended after drying, as well as an increase in
production space, layout so that production can run well, meeting SSOP and GMP
requirements in production.
Keywords: skin crackers; repair layout; sanitation; hygienic; IKM Aulia.

PENDAHULUAN disetiap rumah makan karena sudah


menjadi menu favorit. Bahan baku yang
Kerupuk kulit atau lebih dikenal digunakan dalam pembuatan kerupuk
dengan “Karupuak Jangek” di daerah kulit adalah dari kulit sapi atau kerbau.
Sumatera Barat, merupakan cemilan Berdasarkan data Biro Pusat Statistik
khas yang disukai dan gampang ditemui Propinsi Sumatera Barat tahun 2011 un-
Perbaikan Sanitasi Dan Higienis Kerupuk Kulit IKM Aulia di Kabupaten Agam, | 27
Provinsi Sumatera Barat

tuk Kabupaten Agam mempunyai unit penyimpanan kulit. Kerupuk yang


usaha industri kecil sandang dan kulit dihasilkan jauh lebih bersih dan renyah.
sebanyak 1.501 unit usaha formal dan Introduksi teknologi yang
569 unit usaha non formal. Nilai produksi dilakukan Novia dkk. (2018) terhadap
yang cukup besar yaitu Rp IKM kerupuk kulit menunjukkan jika
83.664.038.000,- (formal) dan Rp pelaku usaha tidak konsisten
27.330.751.000,- (non formal), suatu nilai menggunakan bahan baku. Selain itu,
yang cukup fantastis dalam pengem- pengawetan menjadi kendala utama
bangan usaha di bidang kulit. terhadap masa simpan bahan baku kulit
Umumnya kulit sapi cenderung yang digunakan. Permasalahan lainnya
diolah menjadi bahan mentah produk adalah penanganan penyimpanan
sandang setelah penyamakan. Saat ini, kerupuk yang sudah dikeringkan dan dari
produk kulit asli semakin menurun karena segi layout ruang produksi yang masih
tersedianya bahan sintesis yang har- belum tertata baik, penggunaan
ganya lebih murah. Kulit sintetis peralatan bangunan serta sanitasi yang
digunakan sebagai pengganti kulit hewan belum memenuhi standar GMP dan
yang memiliki harga relatif lebih murah SSOP (Sanitation Standard Operating
(Marcella dkk., 2019). Procedure) yang belum teratasi.
Program strategis pembangunan Implementasi GMP (Good Manu-
peternakan Propinsi Sumatera Barat ta- facturing Practice) atau Cara Produksi
hun 2014 berupaya meningkatkan popu- Produk Olahan Pangan yang baik
lasi sapi potong dari 510.276 ekor (tahun (CPPOB) (BPPOM, 2012a), dimana san-
2010) menjadi 595.843 ekor (tahun itasi dituangkan dalam prosedur dan
2014). Terjadi peningkatan populasi ter- rekaman implementasi, dalam hal pro-
nak sapi potong sebesar 85.367 ekor. gram sanitasi, yaitu pekerja, bangunan
Peningkatan populasi ternak sapi potong dan fasilitas peralatan serta pengendali-
bertujuan mencapai swasembada daging an proses. Aspek 8 kunci SSOP
sapi. Adanya program tersebut mening- bertujuan agar karyawan pengolah
katkan ketersediaan kulit yang dapat kerupuk kulit mengerti akan kerbersihan
dijadikan produk sampingan bagi pelaku dalam upaya peningkatan kualitas
usaha lainnya. produk, mengerti peraturan GMP dan
Ketersediaan bahan baku kulit mengetahui tahapan sanitasi maupun
yang diolah menjadi kerupuk kulit dapat faktor-faktor yang mempengaruhi sani-
berpotensi sebagai produk unggulan tasi. Menurut Soeprapto dan Adriyani
daerah, dimana sentral pembuatannya (2018), penerapan SSP dan GMP pada
ada di Kabupaten Agam, Kabupaten pengolahan makanan di bagian produksi
Tanah Datar dan Kota Bukittinggi. Setiap memberikan pengaruh terhadap kualitas
daerah memiliki proses pengolahan yang dan kemanan produk yang dihasilkan.
berbeda dan menghasilkan produk GMP atau CPPOB di Indonesia
dengan ciri khas masing-masing. Harga diatur dalam Peraturan Kepala Badan
jual juga berbeda, karena tergantung Pengawas Obat dan Makanan Republik
bahan baku yang digunakan. Harga Indonesia Nomor HK.03.1.23.04.12.2206
tertinggi adalah di Kabupaten Agam, Tahun 2012 tentang Cara Produksi
disebabkan para produsen mengolah Pangan yang Baik untuk Industri Rumah
kulit segar tanpa melalui proses Tangga. Peraturan tersebut meliputi
faktor-faktor yang harus diperhatikan da-
28 | Juliyarsi, dkk.

lam kegiatan produksi. Selanjutnya, METODE PELAKSANAAN


deskripsi dalam peraturan ini dirangkum
dalam Peraturan Kepala Badan Mitra dan Partisipasi Mitra
Pengawas Obat dan Makanan Republik Program pengabdian masyarakat
Indonesia Nomor HK.03.1.23.04.12.2207 dilakukan pada IKM Aulia sebagai mitra
Tahun 2012 tentang Tata Cara pelaksana yang berada di Jorong Aro
Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Kandikia, Kanagarian Gadut, Kabupaten
Industri Rumah Tangga (BPOM, 2012b). Agam, Provinsi Sumatera Barat. IKM
Beberapa industri rumah tangga Aulia merupakan Usaha Kecil Menengah
memiliki kekurangan khususnya pada (UKM) yang memproduksi kerupuk dari
ruang produksi (Gambar 1). Sanitasi kulit sapi.
merupakan salah satu dari syarat GMP Perguruan tinggi memiliki pola
(Rianti dkk., 2018). Oleh karena itu, hubungan kerja sebagai konsultan dan
sanitasi sangat penting dalam memantau apakah program yang diberi-
menjalankan usaha demi menghasilkan kan ini berjalan sesuai dengan yang
higienitas hasil produksi, utamanya direncanakan. Mitra mempunyai
produk makanan. partisipasi mulai dari tahap persiapan,
Perguruan tinggi berperan untuk pelaksanaan dan evaluasi selama
mentransformasikan teknologi demi kegiatan.
pengembangan industri kreatif. Dalam
hal ini pihak perguruan tinggi memiliki Permasalahan Mitra dan Metode
pola hubungan kerja dengan Mitra se- Pendekatan
bagai konsultan. Oleh karena itu, Pengelola usaha kerupuk kulit di
program pengabdian ini bertujuan untuk masa yang akan datang dapat
untuk memperbaiki aspek sanitasi dan berkembang sehingga permasalahan
higienis krupuk kulit IKM Aulia sebagai utama yang perlu diselesaikan adalah
mitra usaha, melalui layout ruang produksi dan manajemen. Kedua hal ini
produksi sehingga sesuai dengan SSOP akan menjadi hambatan pengembangan
dan GMP. usaha. Adapun permasalahan Mitra yang
Perbaikan Sanitasi Dan Higienis Kerupuk Kulit IKM Aulia di Kabupaten Agam, | 29
Provinsi Sumatera Barat

akan diselesaikan adalah aspek sanitasi ruang perebusan kulit, buang bulu,
dan higienis sebagai bagian dari pemotongan, penggorengan, penyim-
manajemen usaha untuk menghasilkan panan dan pemasaran. Tahapan dari
produk yang berkualitas. pelaksanaan kegiatan adalah 1) renovasi
Syarat GMP dan SSOP meliputi layout ruang produksi, 2) renovasi layout
manajemen, lingkungan sarana pengel- ruang penyimpanan, 3) Manajemen
olaan dan pengendaliannya, kondisi pengolahan untuk ruang produksi dan
bangunan ruang pengolahan makanan, pekerja, dan 4) renovasi layout ruang
kelengkapan sarana pengolahan, suplai peyimpanan.
air, gudang bahan makanan, peralatan
memasak dan wadah makanan, cara HASIL DAN PEMBAHASAN
penyimpanan bahan makanan dan ma-
Penerapan GMP/SSOP
kanan jadi, penyajian makanan, dan
pendistribusian makanan. Proses pengolahan kulit segar
Metode pendekatan yang dita- diawali dengan perebusan kulit dalam
warkan untuk mendukung realisasi pro- drum dengan air panas selama 15 menit
gram ilmu pengetahuan dengan untuk kulit sapi atau sampai bulu pada
menggunakan metode pelatihan dan kulit dapat terkelupas dengan mudah.
konsultasi yang digunakan terdiri dari 2 Setelah itu kulit dibuang bulunya dengan
tahap. Tahap pertama adalah ceramah dikikis menggunakan pisau sampai
dan diskusi terkait penggunaan alat bersih. Bagian dalam dari kulit yang
sanitasi dan higienis produk makanan. terdiri dari daging dan lemak harus dikikis
Tahap kedua adalah praktik dan atau dipisahkan karena akan
pengerjaan layout ruang produksi dan mengganggu proses pengembangan kulit
pemasaran. Renovasi ruang produksi menjadi ukuran yang tidak beraturan.
sesuai dengan layout yang baik Kulit yang digunakan menjadi kerupuk
berdasarkan dengan SSOP dan GMP kulit adalah kulit bagian tengah atau
untuk menjaga sanitasi dan higienis hasil corium. Kulit kemudian dicuci bersih dan
produksi. Kegiatan-kegiatan yang dil- ditiriskan dengan cara digantung. Kulit
aksanakan pada program pengabdian ini selanjutnya dipotong-potong dengan
dapat dilihat pada Gambar 2. ukuran 1x1 cm2 menggunakan pisau
Perbaikan (renovasi) dilakukan khusus. Kulit kerbau dengan ukuran lebih
terhadap ruang proses produksi adalah tebal biasanya dibelah terlebih dahulu
30 | Juliyarsi, dkk.

agar ukuran seragam. menggunakan minyak tidak terlalu panas


Proses buang bulu akan jadi lebih atau disebut dengan “latua” sebanyak 3
lama jika menggunakan bahan baku kali, setiap kalinya selama satu jam dan
yang berbeda. Menurut Novia dkk. (2018) diulang setiap hari. Ciri selesai latua
pembuatan krupuk kulit dari bahan kulit adalah kulit sudah memutih atau
awetan garam membutuhkan waktu lebih kembang hanya di bagian tengahnya.
lama dalam proses perebusan dan lebih Kemudian kulit digoreng dengan minyak
sulit dalam pembuangan bulu yaitu panas sampai kembang merekah dan
dengan cara menyerutnya secara matang. Lebih jelasnya proses
manual. pengolahan kerupuk kulit dapat dilihat
Kulit yang telah dipotong pada Gambar 3. Proses pengolahan
kemudian dijemur di bawah terik kerupuk kulit ini masih dilakukan secara
matahari dengan rak penjemuran tradisional dan turun-temurun sehingga
berjarak 1 m dari permukaan tanah. Kulit layout pabrik masih perlu perbaikan.
dijemur sampai kering. Kulit kering dapat
disimpan untuk stok sebelum dilakukan Renovasi Layout Ruang Produksi
penggorengan. Penggorengan kulit Sebelumnya ruang produksi di
terbagi atas dua teknik penggorengan bagian lantainya hanya dilapisi dengan
yaitu penggorengan dingin dengan semen (Gambar 4a) yang sudah tidak
Perbaikan Sanitasi Dan Higienis Kerupuk Kulit IKM Aulia di Kabupaten Agam, | 31
Provinsi Sumatera Barat

bagus lagi. Pelaksanaan pengabdian Renovasi Layout Ruang Penyimpanan


dimulai dengan alih teknologi penataan Penyimpanan kerupuk kulit di ru-
ruang produksi dengan baik dan higienis. ang penyimpanan sudah memenuhi
Perombakan lantai ruang produksi syarat, yaitu ruang ventilasi yang cukup
dengan mengubah lantai semen sehingga ruang penyimpanan tidak lem-
menggunakan lantai granit/keramik bab. Ruang penyimpana sudah tertata
seperti pada Gambar 4b. Kelebihan rapi, teratur dan tidak padat, memakai
penggunaan lantai keramik adalah lantai sistem FIFO (First in First Out), tersedia
mudah dibersihkan dan tahan air drainase yang cukup di sekitar gudang
(Simanjuntak, 2019), lantai semen bahan makanan, dan bebas dari binatang
dianggap sangat tidak higienis (Sary, pengerat dan kecoa.
2016). Dengan menggunakan lantai Sebelum pelaksanaan pengab-
granit/keramik maka memudahkan dalam dian, mitra melakukan penyimpanan
pengikisan bulu dan proses perebusan. kerupuk setelah penjemuran
Aspek sanitasi dan higienis pada menggunakan karung beras (Gambar
IKM kerupuk kulit Aulia perlu diterapkan 5a). Penggunaan karung plastik memiliki
dan disesuaikan dengan Peraturan beberapa kekurangan, yaitu tidak tahan
Kepala BPOM RI HK.03.1.23.04.12.2206 terhadap temperatur (Rahmawati, 2013)
Tahun 2012 Tentang Produk Pangan dan memiliki pori-pori yang bisa dilewati
yang Baik untuk Industri Rumah Tangga serangga. Bahan makanan sebaiknya
agar terhindar dari dampak-dampak disimpan dalam wadah yang bisa
negatif atau kerugian yang dapat terjadi menjaga sterilnya bahan makanan dari
terkait keamanan pangan dan sani- debu maupun bakteri.
tasinya sehingga aman dikonsumsi Untuk menjamin kebersihan
(BPOM, 2012a). Hal yang sama sudah dalam penyimpanan, maka tim
dilakukan oleh Cahyadi dkk. (2019), yaitu pengabdian menyediakan box container
penerapan sanitasi pangan pada yang bisa menyimpan kerupuk siap jemur
produksi dodol di Kota Tangerang Ban- didalamnya (Gambar 5b). Hal ini akan
ten. Begitu pula dengan Rianti dkk. memberikan tingkat kebersihan dan enak
(2018), yaitu penerapan keamanan dan dipandang. Menurut Atmoko (2017),
sanitasi pangan pada produk minuman bahwa wadah yang digunakan harus
sehat kacang-kacangan di Kabupaten utuh untuk menghindari kontaminasi
Tangerang. serangga, debu dan bakteri. Selain itu,
32 | Juliyarsi, dkk.

wadah harus dapat mempertahankan melalui poster atau pesan tertulis yang
kadar air kerupuk. Penggunaan box mudah dilihat (Cahyaningsih dkk., 2009).
container menjadi alternatif untuk Pengolahan ruang produksi
mempertahankan kulitas produk agar menyediakan sarana cuci tangan dan
tidak terkontaminasi. Wulandari dkk. peralatan serta toilet yang berada di luar
(2013) melaporkan jika ketebalan wadah ruang pengolahan. Namun belum semua
plastik mempengaruhi RH dan kadar air pekerja memahami pentingnya HSM
kerupuk. tersebut dan menerapkannya secara
maksimal disaat bekerja walaupun sudah
Menajemen Pengolahan untuk Ruang dibekali pelatihan HSM. Mengingat
Produksi dan Pekerja pentingnya higene dan sanitasi makanan
Tim pengabdi juga memberikan bertujuan untuk mencegah kerupuk agar
alat kebersihan berupa alat penyemprot terhindar dari bakteri merugikan.
high pressure (Gambar 6) yang bisa
digunakan oleh IKM untuk membersihkan Renovasi Layout Ruang Pemasaran
ruang produksi setelah selesai bekerja. Perubahan layout ruang
Karena selama ini, tanpa pembersihan pemasaran juga dilakukan oleh tim
menyebabkan ruang produksi berbau pengabdian. Ruang pemasaran
dan dapat mencemarkan lingkungan. ditempatkan berada di depan industri.
Disamping itu Tim Pengabdi menye- Hal ini bertujuan sebagai display bagi
diakan sepatu bot, sarung tangan untuk konsumen yang ingin melakukan pem-
pekerja agar menunjang sanitasi pekerja. belian. Ruang pemasaran produk dapat
Pekerja diharapkan memahami dilihat pada Gambar 7. Display
pentingnya pelaksanaan higiene dan merupakan media promosi sebagai
sanitasi makanan dan minuman (HSM) bagian dari kegiatan pemasaran (Tawas
ditandai dengan penggunaan sarung dkk., 2019). Pengaturan interior sebagai
tangan plastik, celemek. Pembekalan promosi dapat meningkatkan omset
higiene dan sanitasi menjadi hal utama penjualan dengan memanfaatkan display
agar sebelum bekerja di unit pengolahan, ruangan (Astari, 2019).
pekerja harus memenuhi standar HSM.
Pengelola berkewajiban untuk Upaya Keberlanjutan Kegiatan
mengingatkan pekerja, peringatan dapat Pengabdian sanitasi dan higienis
Perbaikan Sanitasi Dan Higienis Kerupuk Kulit IKM Aulia di Kabupaten Agam, | 33
Provinsi Sumatera Barat

krupuk kulit Aulia di Kabupaten Agam mempermudah proses pengolahan,


telah memberikan dampak positif sehingga alat pengaduk akan sangat
terhadap Mitra berupa alih teknologi me- membantu mengurangi kesulitan
lalui desain layout dan renovasi ruang sewaktu penggorengan. Sedangkan
produksi yang memenuhi standar rumah pengering menjadi alternatif ketika
kebersihan serta penggunaan alat produksi melimpah.
penyimpanan, alat kebersihan pekerja
dan industry dan display ruang pemasa- KESIMPULAN
ran. Dampak utama dari pengabdian ini
Penerapan aspek sanitasi dan hi-
adalah produk kerupuk kulit yang
gienis serta perbaikan layout dalam sis-
dihasilkan lebih higinis dari penerapan
tim produksi terhadap IKM Aulia dapat
sanitasi yang tepat sehingga lebih
disimpulkan bahwa Mitra sangat
bermutu.
antusias. Pertama, mitra antusias mem-
Dalam pembuatan kerupuk kulit
perbaiki sistem sanitasi dan higienis da-
yang membutuhkan tiga kali proses
lam berproduksi sesuai standar SSOP
penggorengan maka dibutuhkan alat
dan GMP melalui penggunaan per-
pengaduk penggorengan dan alat pen-
lengkapan sanitasi pekerja dan alat
gering. Alat tersebut memermudah
pembersih. Kedua, mitra antusias
proses penggorengan kerupuk kulit yang
merenovasi layout ruang produksi sudah
cukup lama (penggorengan dengan
berjalan dengan baik. Ketiga, mitra
minyak kurang panas dan sekali dengan
menyimpan kerupuk yang higienis me-
minyak panas) namun harus diaduk
lalui penyimpanan ke dalam box con-
secara berkala secara kontinue.
tainer.
Proses pengeringan dibutuhkan
Proses pembersihan telah
dalam bentuk rumah pengering agar
dilengkapi dengan alat penyemprot high
dapat memuat kulit dalam kapasitas
pressure yang juga bisa digunakan
banyak dan perbaikan aspek manajemen
membersihkan kulit serta membersihkan
keuangan. Pengembangan industri
ruang produksi setelah selesai bekerja.
kerupuk memerlukan alat untuk
Sebagai wadah promosi bagi
34 | Juliyarsi, dkk.

pengunjung, maka diterapkan display Produksi Pangan Industri Rumah


pada ruang pemasaran. Tangga. Jakarta: Badan
Pengawas Obat dan Makanan.
UCAPAN TERIMA KASIH Biro Pusat Statistik. (2015). Bukittinggi
dalam Angka. Kantor Biro Pusat
Ucapan terima kasih kepada Statistik. Jakarta.
Direktorat Riset dan Pengabdian
Cahyadi, S., K. Rosline, C. H. Handoyo,
Masyarakat Direktorat Jenderal d. Ardiansya & W.El Kiyat. (2019).
Penguatan Riset dan Pengembangan Penerapan Sanitasi Pangan pada
Kementerian Riset, Teknologi dan Produksi Dodol Ny. Lauw di Kota
Pendidikan Tinggi yang telah mendanai Tangerang, Banten. Jurnal
pengabdian skim Ipteks bagi Potensi Sinergitas PkM & CSR 3 (2),
Unggulan Daerah (IbPUD), sesuai 74-82.
dengan kontrak pengabdian Nomor: Cahyaningsih, C. T., Kushadiwijaya, H.,
001/SP2H/PPM/DRPM/2018. Terima & Tholib, A. (2009). Hubungan hi-
kasih seterusnya LPPM Unand dan Mitra giene sanitasi dan perilaku pen-
jamah makanan dengan kualitas
(IKM Aulia) serta semua pihak yang telah
bakteriologis peralatan makan di
membantu terlaksananya pengabdian ini. warung makan. Berita Kedokteran
Masyarakat, 25(4), 180.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Peternakan Sumatera Barat.
Astari, I. Y. (2019). Pengaruh Display, (2014). Populasi Ternak di
Harga, Promosi, Pelayanan, Dan Sumatera Barat. Padang.
Interior Terhadap Keputusan Marcella, S. A., Harsanto, P. W., &
Pembelian Pada Toko Grosir Basuki, R. M. N. (2019).
Pakaian Aziziah Kota Kedi- Perancangan Produk Aksesoris
ri. Jurnal Ekuivalensi, 5(1), 83-97. Berbahan Batik dan Kulit Sin-
Atmoko, T.P.H. (2017). Peningkatan Hi- tetis. Jurnal DKV Adiwarna, 1(14),
giene Sanitasi Sebagai Upaya 9.
Menjaga Kualitas Makanan Dan Novia, D., Purwati, E., Yuherman, Y.,
Kepuasan Pelanggan Di Rumah Melia, S., Juliyarsi, I., Sukma, A.,
Makan Dhamar Palem- Afriani, R., & Nurhayani, F.
bang. Khasanah Ilmu-Jurnal Pa- (2018). Introduksi Teknologi pada
riwisata Dan Budaya, 8(1). IKM Pengumpul dan Pembuat
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Kerupuk Kulit di Padang. Jurnal
(2012a). Peraturan Kepala Badan Hilirisasi IPTEKS, 1(4): 152-162.
Pengawas Obat dan Makanan Rahmawati, F. (2013). Pengemasan dan
Republik Indonesia Nomor pelabelan. Materi Pelatihan
HK.03.1.23.04.12.2206 Tahun Kewirausahaan bagi kelompok
2012 Tentang Cara Produksi UPPKS.
Pangan yang Baik untuk Industri
Rumah. Jakarta: Badan Rianti, A., Christopher, A., Lestari, D., &
Pengawas Obat dan Makanan. El Kiyat, W. (2018). Penerapan
keamanan dan sanitasi pangan
Badan Pengawas Obat dan Makanan. pada produksi minuman sehat
(2012b). Peraturan Kepala Badan kacang-kacangan UMKM Jukajo
Pengawas Obat dan Makanan Sukses Mulia di Kabupaten Tan-
Republik Indonesia Nomor gerang. Jurnal Agroteknolo-
HK.03.1.23.04.12.2207 Tentang gi, 12(02), 167-175.
Tata Cara Pemeriksaan Sarana
Perbaikan Sanitasi Dan Higienis Kerupuk Kulit IKM Aulia di Kabupaten Agam, | 35
Provinsi Sumatera Barat

Sary, R. (2016). Kaji eksperimental pen- The Indonesian Journal of Public


geringan biji kopi dengan Health, 6 (1), 30-37.
menggunakan sistem konveksi
Tawas, I. F., Tamengkel, L. F., &
paksa. Journal of POLIME-
Punuindoong, A. Y. (2019).
SIN, 14(2), 13-18.
Pengaruh Display Terhadap Per-
Simanjuntak, M. M., Istanto, F. H., & Nu- ilaku Impulse Buying Di Transmart
radhi, M. (2019). Interior Kantor Bahu-Manado. Jurnal Administra-
Dan Ritel Hidroponik Bernuansa si Bisnis, 9(1), 137-146.
Modern Natural. Kreasi, 3(2),
Wulandari, A., Waluyo, S., & Novita, D.
99-136.
D. (2013). Prediksi umur simpan
Soeprapto, F & R. Adriyani. (2009). kerupuk kemplang dalam kema-
Penilaian GMP dan SSOP pada san plastik polipropilen beberapa
Bagian Pengolahan Makanan di ketebalan. Jurnal teknik pertanian
Katering X Surabaya dengan lampung, 2(2), 105-114.
Meetode Skoring sebagai
Prasayarat Penerapan HACCP.

Anda mungkin juga menyukai