Anda di halaman 1dari 10

Konsep Penerapan Sni 8352:2017 Proses Radiasi - Pangan Siap Saji Dosis Tinggi (10 Kgy < Dosis

≤ 65 Kgy) Untuk
Produk Pangan Olahan Siap Saji Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm)
(Sigit Santosa, Khusnul Khotimah, Hanna Yasmine, dan Sugiyarto)

KONSEP PENERAPAN SNI 8352:2017 PROSES RADIASI - PANGAN SIAP SAJI


DOSIS TINGGI (10 kGy < DOSIS ≤ 65 kGy) UNTUK PRODUK PANGAN OLAHAN
SIAP SAJI USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)

A Concept Of The Application Of Indonesian National Standard 8352:2017 Radiation


Process - Ready To Eat Food With High Doses (10 Kgy < Dose ≤ 65 Kgy) For Ready-
To-Eat Food Products By Small Micro Enterprises (SMEs)

Sigit Santosa1, Khusnul Khotimah2, Hanna Yasmine3, dan Sugiyarto4

1,2,3,4
Unit Pusat Standardiasasi dan Mutu Nuklir,
Gedung 71 Lantai 1 Kawasan Puspitek, Setu, Tangerang Selatan
E-mail: titos@batan.go.id

Abstrak

Inovasi teknologi pengawetan dengan iradiasi pangan merupakan salah satu metode memperpanjang masa
konsumsi produk pangan sehingga memperluas distribusi produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Selama ini, produk pangan olahan siap saji masih menggunakan teknologi pengawetan konvensional.
Karenanya, dibutuhkan teknologi olahan pangan yang lebih tahan lama melalui metode penerapan SNI
8352:2017 Proses Iradiasi-Pangan Siap Saji dosis tinggi. UMKM yang terlibat dalam konsep ini baru UMKM di
Wilayah Tangerang, khususnya UMKM Mabol Store pada olahan sambal rasa yang sudah diiradiasi dan UMKM
Juwara Prima Food pada olahan bebek ungkep yang masih proses iradiasi. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan menghasilkan konsep pola pembinaan penerapan SNI pangan iradiasi untuk produk UMKM dengan
teknik analisis kualitatif deskriptif dan cost-benefit analysis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pola
pembinaan penerapan iradiasi pangan ke UMKM mencakup konsep: (1) Bimbingan teknis penerapan SNI
pangan iradiasi untuk produk UMKM; (2) Penyusunan rencana kerja (pra-iradiasi, proses iradiasi dan pasca
iradiasi); (3) Pendampingan UMKM untuk menerapkan pengolahan produk pangan iradiasi; (4) Pengujian produk
UMKM pasca iradiasi; (5) Fasilitasi izin edar produk BPOM; (6) Launching produk UMKM berbasis SNI pangan
iradiasi. Hingga makalah ini ditulis, baru UMKM Mabolstore sebagai produk iradiasi pangan yang sudah komersil
dengan cost-benefit analysis 40% peningkatan keuntungan setelah produk diiradiasi dan tahan lama.
Kata kunci: Pangan iradiasi, Penerapan Standar, Olahan Siap Saji, UMKM

Abstract

Preservation technology innovation with food irradiation is one method of extending the consumption period of
food products to expand the distribution of products for Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs). So far,
ready-to-eat processed food products still use conventional preservation technology. Therefore, a more durable
food processing technology is needed through the application method of SNI 8352: 2017. The MSMEs involved
are Mabol Store and Juwara Prima Food. Therefore, this study aims to produce a pattern of guidance for the
application of SNI for irradiated food for MSME products using descriptive qualitative analysis techniques and
cost-benefit analysis. The results of this study indicate that the pattern of fostering the application of food
irradiation to MSMEs includes the following concepts: (1) technical guidance on the application of SNI to
irradiated food for UMKM products; (2) Preparation of work plans (pre-irradiation, irradiation process, and post-
irradiation); (3) UMKM assistance to apply irradiated food product processing; (4) Testing of post-irradiation
UMKM products; (5) Facilitating distribution permit for BPOM products; (6) Launching of SNI-based products for
irradiated food. Until this paper was written, only MSME Mabolstore as a commercial food irradiation product with
a cost-benefit analysis of 40% increased profits after irradiated and durable products.
Keywords: Irradiated food, Application of Standards, Processed Ready to Serve, UMKM
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 105-114

1. PENDAHULUAN keuntungannya agar produknya bisa bertahan


lama dan meningkatkan kualitasnya.
Berdasarkan amanat yang tertuang dalam Dalam rangka memberikan jaminan mutu
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 dan keamanan pangan siap saji yang diiradiasi
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan dengan dosis tinggi (10 kGy sampai dengan 65
Menengah, merupakan tugas bagi pemerintah, kGy) yang akan diedarkan di dalam dan luar
pemerintah daerah, masyarakat, dan dunia negeri dengan menggunakan teknologi radiasi
usaha untuk memberdayakan UMKM melalui untuk memperpanjang masa simpan pangan
pemberian fasilitas, bimbingan, pendampingan, siap saji yang mencakup bahan, persyaratan
dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan peralatan, penanganan, pengemasan, proses
dan meningkatkan kemampuan dan daya saing, radiasi, penandaan dan penyimpanan , maka
salah satunya di bidang produk pangan. Selain digunakanlah penerapan SNI 8352:2017 proses
itu, Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 radiasi - pangan siap saji dosis tinggi (10 kgy <
tentang Pangan, pada Pasal 68 tertuang bahwa dosis ≤ 65 kgy) untuk produk pangan olahan siap
Pemerintah Pusat dan Daerah menjamin saji Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), yang
terwujudnya penyelenggaraan keamanan berlaku untuk produk berbasis ikan, daging sapi,
pangan di setiap rantai pangan secara terpadu, kerbau, kambing/domba, unggas.
menetapkan norma, standar, prosedur, dan Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
kriteria keamanan pangan, serta petani, nelayan, untuk menganalisis konsep pola pembinaan
pembudidaya ikan, serta UMKM pangan wajib penerapan SNI pangan iradiasi untuk produk
menerapkan norma, standar, prosedur, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar
kriteria keamanan pangan. mendukung implementasi standar iptek nuklir,
Dalam hal ini, dengan kewenangan yang yaitu penerapan Standar Nasional Indonesia
strategis seperti diamanatkan dalam Peraturan (SNI) pangan iradiasi dengan wujud kontribusi
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) BATAN mendukung pengembangan ekonomi
Nomor 8 Tahun 2016, Pusat Standardisasi dan Industri UMKM Indonesia. Khususnya pada
Mutu Nuklir (PSMN) melaksanakan kegiatan makalah ini, baru diorientasikan pada UMKM
standardisasi, kegiatan pembinaan dalam disekitaran Wilayah Tangerang, seperti UMKM
penerapan standar iptek nuklir, salah satunya Mabol Store yang berfokus pada olahan sambal
untuk pangan iradiasi, yang mencakup citarasa ikan dan rempah Indonesia yang sudah
perencanaan, perumusan, penetapan, dilakukan iradiasi produk dan UMKM Juwara
penerapan, pemberlakuan, pemeliharaan, dan Prima Food yang berfokus pada olahan bebek
pengawasan standar yang beredar di ungkep yang masih proses untuk iradiasi.
masyarakat. Sedangkan untuk memperoleh parameter
Produk pangan selama ini masih keberhasilan konsep yang diuji, penelitian ini
menggunakan teknologi pengawetan menggunakan cost-benefit analysis terhadap
konvensional melalui pengeringan, produk UMKM setelah produk mereka diiradiasi
penggaraman, pemanasan, pembekuan, dan baru dilakukan pada produk sambal UMKM
pengasapan serta fumigasi, yang umumnya Mabolstore.
menyebabkan produk pangan tidak bisa
bertahan lama dan mengalami kerusakan akibat 2. TINJAUAN PUSTAKA
perubahan cuaca, serangan mikroba sehingga
membutuhkan bahan pengawetan sintetis
produk agar tahan lama. Kondisi demikian dapat Iradiasi merupakan proses fisika yang digunakan
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan dalam mengawetkan dan meningkatkan
pengguna produk pangan. Padahal, Indonesia keamanan bahan pangan. Jenis radiasi yang
memiliki BATAN dengan teknologi iradiasi dimanfaatkan antara lain radiasi pengion yang
pangannya yang memiliki keunggulan berenergi tinggi dan menimbulkan ionisasi pada
dibandingkan teknologi konvensional seperti materi yang dilaluinya. Energi yang diperoleh
hemat energi dan bahan, mudah dalam dari sumber radiasi inilah yang menurunkan
pengontrolan, bisa diproses langsung dalam populasi dan membunuh pertumbuhan bakteri
kemasan yang tidak tahan panas, tidak (Zubaidah, 2007). Berbagai jenis bakteri yang
meninggalkan residu, ramah lingkungan serta bersifat patogen seperti Salmonella enteridis,
tidak menambahkan bahan pengawet sintetik Listeria monocytogenes, Campylobacter jejuni
yang berbahaya bagi kesehatan pengguna dan Escherichia coli serotype O157:H7
produk pangan. UMKM pangan, khususnya merupakan mikroba utama penyebab keracunan
UMKM, masih perlu diberikan pemahaman akan makanan, khususnya di negara maju (Z Jay,
amannya penggunaan iradiasi pangan dan 1996). Radiasi pengion pada dosis sedang,
yaitu 1-5 kGy, sudah mampu menekan dan

106
Konsep Penerapan Sni 8352:2017 Proses Radiasi - Pangan Siap Saji Dosis Tinggi (10 Kgy < Dosis ≤ 65 Kgy) Untuk
Produk Pangan Olahan Siap Saji Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm)
(Sigit Santosa, Khusnul Khotimah, Hanna Yasmine, dan Sugiyarto)

sekaligus mengeliminasi pertumbuhan bakteri (IFIP) dan berpusat di Karlshruhe


patogen karena kerusakan molekul asam membuktikan bahwa teknik iradiasi yang
deoksiribonukleat (DNA) dalam inti sel, tanpa diterapkan untuk memproses bahan pangan
berakibat negatif pada kualitas sensori dan jauh lebih aman dibandingkan teknik
nutrisi bahan pangan yang disinari (T Murray, pengolahan konvensional lainnya (Elias,
1983). 1983). Hal ini dibuktikan melalui uji toksisitas
Adapun sumber radiasi yang digunakan secara in-vitro pada pepes ikan mas yang
selama proses pengawetan bahan pangan disinari oleh iradiasi gamma, yang
seperti Cs-137 dan Co-60 yang dapat menunjukkan bahwa pepes ikan mas yang
menghasilkan sinar gamma, mesin berkas diiradiasi dengan dosis 45 kGy dan disimpan
elektron dan mesin generator sinar-X. Residu zat selama 6-12 bulan dapat dinyatakan aman
radioaktif tidak terjadi pada bahan pangan yang untuk dikonsumsi.
diiradiasi, karena selama proses berlangsung 4. Aspek pengemasan produk iradiasi pangan
sumber radiasi terkungkung rapat di dalam berupa bahan pengemas yang “flexible”
kapsul yang berlapis sehingga tidak terjadi dalam bentuk laminasi saat ini lebih banyak
kontak langsung antara bahan pangan yang disukai daripada wadah yang terbuat dari
diiradiasi dengan sumber radiasi (J. Diehl , 1990) kaleng, terutama untuk pembungkus
Berikut merupakan uraian aspek makanan siap saji yang diiradiasi. Bahan
keamanan dalam produk iradiasi pangan (Z. pengemas tersebut umumnya dibuat secara
Grecz, 1981): khusus dan bersifat tahan terhadap radiasi,
1. Aspek kimia - produk iradiasi pangan melalui suhu -79 °C, kedap udara serta tidak mudah
proses penyinaran dengan menggunakan terkelupas, sehingga mampu
radiasi pengion merupakan proses yang tidak mempertahankan mutu makanan di dalamnya
menimbulkan kenaikan suhu pada bahan untuk jangka panjang pada suhu kamar (28 -
yang dilaluinya. Energi yang diserap bahan 30 °C)
pangan dengan teknik tersebut jauh lebih 5. Aspek dosimetri - produk iradiasi
rendah dari energi makanan yang dimaksudkan untuk menetapkan tingkat
dipanaskan. Akibatnya perubahan unsur keseragaman dosis, sehingga bahan pangan
kimia yang terjadi akibat radiasi secara benar-benar menerima jumlah paparan dosis
kuantitatif juga lebih sedikit. Senyawa kimia yang sama sesuai dengan tujuan iradiasi.
yang terbentuk akibat radiasi bergantung Adapun aplikasi dosis iradiasi sesuai tujuan
pada komposisi bahan dan jumlahnya akan sebagai berikut:
meningkat sesuai dengan bertambahnya a. Dosis rendah < 1 kGy: Menunda proses
dosis radiasi. Perubahan kimia dapat ditekan pematangan buah dan menghambat
dengan mengatur suhu dan kadar air bahan, pertunasan pada rimpang dan umbi-
serta menghilangkan oksigen udara di umbian; mencegah perkembangbiakan
sekeliling bahan yang diiradiasi. serangga dan hama gudang.
Dibandingkan dengan proses panas, iradiasi
b. Dosis sedang 1-10 kGy: Dekontaminasi,
yang dilakukan pada asam amino murni dan
eliminasi kapang/khamir dan bakteri
peptida pada dosis 60 kGy membentuk
patogen tidak berspora.
senyawa volatil yang jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan proses pemasakan c. Dosis tinggi > 10 kGy: Kombinasi
pada suhu 170°C selama 1 jam (Nawar, perlakuan antara bahan pengemas,
1986). pembekuan dan iradiasi pada dosis
2. Aspek gizi - produk iradiasi pangan dari hasil sterilisasi terhadap bahan
penelitian pada dosis sedang (1-10 kGy) pangan/makanan untuk keperluan khusus
dapat menurunkan beberapa unsur mikro (masyarakat rentan terinfeksi penyakit,
nutrisinya apabila udara dan suhu serta astronot, militer, jamaah haji dan kegiatan
kondisi selama proses tidak diatur dengan di luar rumah/outdoor activities serta
baik (T Murray, 1983). Perlakuan kombinasi pemakaian lain yang tidak bergantung
antara pengaturan kondisi iradiasi (dosis, pada fasilitas pendingin selama
suhu, oksigen) dan teknik pengemasan dapat penyimpanan). Produk ini dapat bertahan
mempertahankan mutu dan nutrisi pada lebih dari setahun pada suhu kamar. Pada
bahan pangan olahan siap saji. makalah ini, produk yang diiradiasi adalah
3. Aspek toksilogi - produk iradiasi pangan dari makanan siap saji (sambal dan bebek siap
hasil pengujian pangan iradiasi yang saji). Sesuai dengan ketentuan pada SNI
dilakukan para pakar yang bergabung di 8352:2017 Proses Radiasi - Pangan Siap
dalam International Food Irradiation Project Saji Dosis TinggI (10 kGy < dosis ≤ 65

107
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 105-114

kGy), makanan siap saji memerlukan N Jenis Tujuan Iradiasi Dosis


dosis tinggi untuk diawetkan. o Pangan Serap
Jenis pangan, tujuan iradiasi dan dosis Maksi
serap maksimum berdasarkan Lampiran I mum
Permenkes No.701/Menkes/Per/VIII/2009 (kGy)
tercantum dalam Tabel 1. dan pangan mikroorgani
laut sme 10
patogen
Tabel 1. Jenis Pangan, Tujuan Iradiasi dan tertentu
Dosis Serap Maksimum (Menkes RI, 2009) b) Memperpa
N Jenis Tujuan Iradiasi Dosis njang
o Pangan Serap 9 Daging dan a) Mengurangi 7.0
Maksi unggas jumlah
mum serta hasil mikroorgani
(kGy) olahannya sme
1 Umbi lapis Menghambat 0.15 (segar patogen **
dan Umbi pertunasan selama maupun
akar penyimpanan beku)
2 Sayur dan a) Menunda 1.0
buah segar Pematangan 1.0
b) Membasmi 2.5 3. METODE PENELITIAN
Serangga
3 Produk Memperpanjang 7.0 Fokus pembinaan penerapan standar yang
olahan masa simpan dilakukan pada penelitian ini yakni pelaku UMKM
sayur dan yang berada di Kawasan Tangerang, seperti
buah UMKM Mabolstore di Kelurahan Jombang,
4 Mangga Memperpanjang 0.75 Kecamatan Ciputat dan UMKM Juwara Prima
masa simpan Food di Desa Suradita, Kecamatan Cisauk,
5 Manggis Membasmi 1.0 Tangerang. Penelitian ini menggunakan sumber
Serangga 1.0 data primer dan data sekunder. Data primer
6 Serelia dan a) Membasmi 1.0 mencakup data yang diperoleh langsung dari
produk Serangga 5.0 lapangan yang bersumber dari subyek dan
hasil b) Mengurangi obyek penelitian, berupa wawancara dan
penggilinga jumlah mikroba observasi langsung untuk menentukan konsep
nnya, pembinaan yang sesuai denngan kebutuhan
kacang- UMKM. Adapun data sekunder menggunakan
kacang, biji- referensi studi literatur penelitian terdahulu dari
bijian pedoman standar, buku, jurnal. Penelitian ini
penghasil merupakan penelitian yang menggunakan
minyak, metode kualitatif. Pendekatan kualitatif secara
polong- deskriptif analisis dilakukan dengan
polong, mengeksplorasi parameter informasi validasi
buah melalui kegiatan UMKM dalam menerapkan
kaleng pangan iradiasi sehingga dapat menerapkan
7 Ikan, a) Mengurangi 5.0 teknologi iradiasi pangan untuk pelaku UMKM
pangan laut jumlah agar mampu terap dan berdaya guna ke industri
(seafood mikroorgani ataupun pasar, termasuk dalam mendukung
segar sme 3.0 pengembangan ekonomi Industri UMKM
maupun patogen Indonesia.
beku) tertentu 2.0
Pada penelitian kualitatif, pengumpulan
b) Memperpa
data secara alamiah (natural setting) dilakukan
njang masa
melalui wawancara, observasi maupun dari studi
simpan
literatur. Pengumpulan data yang dilakukan
c) Mengontrol
melalui wawancara mendalam kepada
infeksi oleh
narasumber terkait dengan instrument kamera,
parasite
alat rekam. Purposive sampling menjadi metode
tertentu
pemilihan sampel yang digunakan pada analisis
8 Produk a) Mengurangi 8
kualitatif yang dilakukan dengan tujuan tertentu
olahan ikan jumlah
berdasarkan karakteristik/informan yang telah

108
Konsep Penerapan Sni 8352:2017 Proses Radiasi - Pangan Siap Saji Dosis Tinggi (10 Kgy < Dosis ≤ 65 Kgy) Untuk
Produk Pangan Olahan Siap Saji Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm)
(Sigit Santosa, Khusnul Khotimah, Hanna Yasmine, dan Sugiyarto)

ditentukan (Amarulla, 2017). Analisis data UMKM Mabolstore) menggunakan dosis tinggi
kualitatif sifatnya induktif yakni analisis dengan yang merupakan dosis sterilisasi. Pada dosis
data yang didapat dikembangkan menjadi tersebut, bakteri berspora Clostridium botulinum
hipotesis menuju teori yang dihasilkan. Teknik dapat dimatikan sehingga memenuhi
analisis data menggunakan analisis miles and persyaratan baku proses tersebut untuk pangan
hubermann meliputi tahapan pengumpulan data, olahan siap saji berbasis daging dan ikan yang
reduksi data, penyajian data, verifikasi data, akan disimpan pada suhu kamar (Nurrahman,
sebagai berikut: a) Pengumpulan Data (Data 1999).
Collection); Pengumpulan data dilakukan sejak Implementasi teknologi iradiasi
masa awal penelitian hingga akhir penelitian berdasarkan SNI pangan iradiasi masih rendah
berupa data primer maupun sekunder. b) bagi para penggunanya karena: (1) kesadaran
Reduksi Data (Data Reduction); Pereduksian UMKM masih rendah untuk menerapkan SNI; (2)
data untuk meringkas, memilih data yang kurangnya sosialisasi SNI terhadap stakeholder;
dianggap penting sehingga diperoleh informasi (3) belum ada pola pembinaan yang tepat untuk
yang lebih spesifik dari yang diperoleh c) UMKM. Kendala tersebut akan diatasi melalui
Penyajian Data (Data Display); Penyajian data kegiatan ini, yang dituangkan dalam pola
berupa uraian singkat yang tersusun sistematis pembinaan penerapan SNI pangan iradiasi, bagi
dari hasil data-data yang telah direduksi d) UMKM. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
Verifikasi Data (Conclusion Drawing); Penarikan membawa kebaruan dari segi jenis produk yang
kesimpulan melalui verifikasi data berupa diiradiasi yaitu produk bebek ungkep dan sambal
temuan akhir hasil data yang telah diproses sehingga dapat diterapkan SNI pangan iradiasi
(Sugiyono, 2012) untuk UMKM.
Cost-benefit analysis (CBA) merupakan UMKM Juwara Prima Food merupakan
metode penilaian kebijakan yang salah satu Usaha Mikro dan Kecil yang
mengkuantifikasi sisi keuangan dari semua melakukan fokus usaha dalam produksi
konsekuensi kebijakan yang diterapkan makanan siap saji dan makanan beku. Berawal
(Boardman dkk., 2014). Tujuan dari CBA adalah dari usaha rumah tangga dengan pimpinannya
membantu mengambil keputusan secara Yulia Candra Rahmadewi dengan Produk Bebek
rasional, sehingga pembiayaan dapat Ungkep (Bebek Goreng Sambal Bawang, Bebek
dialokasikan secara efektif untuk mencapai Kremes Sambal Ijo, Bebek Bakar Karamel
sasaran. Sambal Terasi, Bebek Rica-Rica, Bebek Bumbu
Rujak) yang telah memiliki pangsa pasar yang
baru terbatas untuk wilayah Tangerang sehingga
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
butuh memperluas cakupannya hingga
mancanegara sebagai produk olahan siap saji
Pembinaan penerapan standar iptek nuklir khas Indonesia.
dilakukan baik internal BATAN maupun eksternal Produk olahan bebek ungkep UMKM
BATAN. Kegiatan pembinaan internal BATAN Juwara Prima Food (Gambar 1) selama ini masih
dilakukan dengan pola bimbingan teknis, terbatas pengembangannya dalam skala kecil,
workshop maupun pendampingan pelaku UMKM khususnya di Wilayah Tangerang. Hal ini
yang akan menerapkan SNI iptek nuklir. SNI dikarenakan kondisi bebek sebagai produk yang
8352:2017 menjelaskan tentang standar yang tidak tahan lama karena produk unggas dengan
ditetapkan untuk memberikan jaminan mutu dan masa konsumsi 2-3 hari. Keinginan besar UMKM
keamanan pangan siap saji yang diproses Juwara Prima Food menjadi perusahaan
dengan menggunakan teknologi radiasi dosis pemimpin dari dunia industri pangan halal dunia
tinggi dalam rangka memperpanjang masa yang sehat dan tanpa bahan pengawet
simpan pangan siap saji. Informasi tentang berbahaya.
penanganan pangan siap saji sebelum dan
pasca iradiasi juga diberikan pada produk yang
akan dipasarkan didalam dan luar negeri
sehingga produsen, konsumen, asosiasi UMKM
sebagai pengguna teknologi produk merasa
terlindungi dan sebagai upaya untuk
meningkatkan jaminan mutu dan keamanan
pangan.
Produk UMKM pada kegiatan ini adalah
pangan olahan siap saji: bebek ungkep (produk Gambar 1 Produk Bebek Ungkep UMKM Juwara
UMKM Juwara Prima Food) dan sambal (produk Prima Food

109
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 105-114

Oleh karena itu, UMKM Juwara Prima


Food merasa memiliki peluang untuk
penggunaan teknologi pengawetan produk
olahan siap saji, khususnya bebek yang tidak
berbahan pengawet sintetik dengan
bekerjasama untuk penggunaan teknologi
iradiasi pangan dari BATAN yang lebih aman
dan peningkatan daya awet serta sterilisasi
produk pangan olahan bebek ungkep.
Adapun target penerapan SNI Iradiasi Gambar 3 Sosialisasi Program Pembinaan
untuk Produk Bebek Ungkep UMKM Juwara
pangan di UMKM Juwara Prima Food pada
Prima Food
bebek ungkep penerapan SNI Pangan Iradiasi
sebagai berikut:
a) Adanya koordinasi stakeholder dalam rangka d) Rencana Pendampingan UMKM Juwara
pembentukan tim efektif baik dari internal Prima Food untuk menerapkan metode
BATAN seperti Unit Pusat Standardisasi dan teknologi pengawetan iradiasi, dimulai dari
Mutu Nuklir (PSMN) dalam penerapan pemilihan jenis bebek, pengelompokkan,
standar iradiasi pangan, Unit Pusat Aplikasi pencucian dengan air,
dan Isotop Radiasi (PAIR) dalam penerapan perajangan/pemotongan, pengolahan bahan
teknologi iradiasi pangan dan pengujiannya dengan pemasakan, pembekuan produk,
serta eksternal BATAN mencakup mitra pengemasan produk secara vakum, iradiasi
UMKM Bebek Juwara Prima Food pada produk, uji dosis radiasi di fasilitas irradiator
pengolahan bebek ungkep untuk kerjasama gamma Unit PAIR sehingga produk hasil
pembinaan program penerapan teknologi iradiasi pangan siap dikomersilkan, seperti
iradiasi pangan; yang terdapat pada Tabel 1 untuk
keekonomian produk bebek ungkep UMM
Juwara Prima Food Pra Iradiasi;

Tabel 1 Keekonomian Produk Bebek


Ungkep UMKM Juwara Prima Food
Harga
Item HPP Konsumen
Bebek jumbo karamel 86.250 150000
Bebek jumbo S.Ijo 85.750 150000
Gambar 2 Koordinasi dan Bimbingan Teknis
Penyusunan Program Pembinaan untuk Produk Bebek jumbo S.bawang 82.250 150000
Bebek Ungkep UMKM Juwara Prima Food Bebek rica 700gr 74.250 150000

b) Bimbingan teknis penyusunan program e) Rencana Komersialisasi produk hasil


pembinaan UMKM Juwara Prima Food yang pengujian iradiasi bagi UMKM Juwara Prima
melibatkan stakeholder, praktisi, produsen, Food yang sudah mengikuti pendampingan
konsumen, maupun regulator sehingga penerapan SNI Pangan Iradiasi di
terbentuknya fasilitator bagi UMKM Mabol lingkungan sebenarnya (market test)
Store dalam pengawetan iradiasi olahan UMKM berikutnya yang sudah
produk bebek ungkep; mengimplementasikan SNI Iradiasi pangan pada
c) Sosialisasi program pembinaan UMKM produk sambal UMKM Mabol Store yang
Juwara Prima Food dan workshop merupakan salah satu UMKM yang melakukan
penerapan SNI 8276:2015 tentang Panduan fokus usaha dalam pengolahan sambal dan
Standar Iradiasi Produk Daging dan Unggas olahan terasi produk bercita rasa lokal khas
olahan dalam kemasan untuk nusantara. Berawal dari usaha rumah tangga
mengendalikan Mikroorganisme Patogen dengan pimpinannya Yayah Fikriyyah, sambal
dan Mikroorganisme lainnya bagi UMKM yang bercita rasa khas rempah-rempah
Juwara Prima Food untuk pengawetan Indonesia seperti rasa bawang, rasa teri, rasa
produk bebek ungkep yang akan diiradiasi; tongkol yang telah memiliki pangsa pasar yang
bukan hanya lokal, namun masih terbatas
cakupannya hingga mancanegara sebagai
produk olahan siap saji khas Indonesia.Produk
olahan sambal UMKM Mabol Store selama ini

110
Konsep Penerapan Sni 8352:2017 Proses Radiasi - Pangan Siap Saji Dosis Tinggi (10 Kgy < Dosis ≤ 65 Kgy) Untuk
Produk Pangan Olahan Siap Saji Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm)
(Sigit Santosa, Khusnul Khotimah, Hanna Yasmine, dan Sugiyarto)

masih terbatas pengembangannya dalam skala


kecil, khususnya di Wilayah Tangerang. Hal ini
dikarenakan kondisi sambal sebagai produk
yang tidak tahan lama karena mengandung
rempah-rempah yang hanya bertahan 3-5 hari
masa penggunaan jika hanya menggunakan
pengawetan secara alami. Padahal, sambal
sebagai salah satu pelengkap makanan olahan Gambar 5 Koordinasi dan Bimbingan Teknis
yang menjadi ciri khas Indonesia di wilayah bersama UMKM Mabol Store
mancanegara.
b. Bimbingan teknis penyusunan program
pembinaan UMKM yang melibatkan
stakeholder, praktisi, produsen, konsumen,
maupun regulator sehingga terbentuknya
fasilitator bagi UMKM Mabol Store dalam
pengawetan iradiasi olahan produk sambal;
c. Sosialisasi program pembinaan UMKM dan
workshop penerapan SNI Pangan Iradiasi
Gambar 4 Produk Sambal Iradiasi yang SNI 8352:2017 Proses Iradiasi-Pangan Siap
dihasilkan BATAN Saji dosis tinggi (10 kGy) dalam kemasan
untuk mengendalikan Mikroorganisme
Pengolahan sambal secara konvensional Patogen dan Mikroorganisme lainnya bagi
dengan pengawetan sintetik kimia, masih produk sambal UMKM Mabol Store dengan
menjadi alternatif terakhir yang digunakan oleh pengawetan produk iradiasi. Data
UMKM Mabol Store. Kondisi ini dikarenakan menunjukkan bahwa masa penyimpanan
keinginan besar dari Pimpinan UMKM Mabol sambal yang awalnya bertahan 3 s.d. 5 hari,
Store untuk membawa kealamiahan produk yang menjadi setahun.
sehat dan aman tanpa sintetik kimia. Karenanya,
UMKM Mabol Store merasa memiliki peluang
untuk penggunaan teknologi pengawetan produk
yang dapat mengatasi permasalahannya selama
ini dengan bekerjasama untuk penggunaan
teknologi iradiasi pangan dari BATAN yang lebih
aman dan peningkatan daya awet serta
sterilisasi produk pangan. Seperti yang
tercantum dalam Gambar 3. Produk sambal
yang sudah diiradiasi dengan dosis 10 kGy di
Balai Iradiator PAIR di Pasar Jumat yang Gambar 6 Sosialisasi Program Pembinaan
dilakukan oleh UMKM Mabol Store sejak Tahun Produk Sambal UMKM Mabol Store
2019.
Sedangkan tahapan penerapan SNI d. Pendampingan UMKM Mabol Store untuk
8352:2017 Proses Iradiasi-Pangan Siap Saji menerapkan metode teknologi pengawetan
dosis tinggi (>10 kGy) pada produk sambal iradiasi, dimulai dari pemilihan bahan
UMKM Mabol Store sebagai berikut: pembuatan sambal yakni rempah-rempah
a. Adanya koordinasi stakeholder dalam rangka terkait, pengolahan bahan, pengemasan
pembentukan tim efektif baik dari internal produk, iradiasi produk, uji dosis radiasi di
BATAN seperti Unit Pusat Standardisasi dan fasilitas irradiator gamma Unit PAIR
Mutu Nuklir (PSMN) dalam penerapan sehingga produk hasil iradiasi pangan siap
standar iradiasi pangan, Unit Pusat Aplikasi dikomersilkan. Bahan kemasan untuk produk
dan Isotop Radiasi (PAIR) dalam penerapan pangan siap saji harus tidak mencemari
teknologi iradiasi pangan dan pengujiannya produk yang dikemas, baik sebelum maupun
serta eksternal BATAN mencakup mitra pasca iradiasi, terbuat dari bahan laminasi
UMKM Mabol Store untuk kerjasama yang terdiri dari polyester, aluminum foil dan
pembinaan program penerapan teknologi Linier Low Density Polyethelene (LLDPE)
iradiasi pangan, khususnya produk sambal; atau yang setara;

111
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 105-114

Vari Bia Biay HPP Harga Pe Penj


an ya a (Rp) jual nju uala
sa non (Rp) ala n
mb prod n pasc
al uksi pra a
(rp) (rp) - iradi
irad asi/h
Gambar 7 Pendampingan Iradiasi Produk iasi ari
Sambal UMKM Mabol Store /har
i
e. Komersialisasi produk hasil pengujian 200 7 47
iradiasi bagi UMKM Mabol Store yang sudah Ton 8,0 5,34 13,3 30,000 100 250
mengikuti pendampingan penerapan SNI gkol 50 7 97
Pangan Iradiasi di lingkungan sebenarnya
(market test) Dari data di atas, maka dapat dirumuskan:

Tabel 3 Keuntungan Pra dan Pasca Iradiasi


Varian Keuntunga Keuntung Pening
n pra- an pasca- katan
iradiasi iradiasi (%)
(Rp) (Rp)
Bawang 1391300 3478250 40
Sereh 1381700 3454250 40
Limo 1170300 2925750 40
Gambar 8 Komersialisasi Produk Sambal Iradiasi
UMKM Mabol Store Terasi 936800 2342000 40
Teri 1345300 3363250 40
Hingga makalah ini dibuat, data yang Tongkol 1660300 4150750 40
tersedia untuk diolah dengan metode CBA
Dapat dilihat dari tabel bahwa setelah produk
merupakan data penjualan dari UMKM Mabol
sambal semua varian setelah iradiasi,
Store. Data ini diolah dengan komparasi
mengalami peningkatan penjualan dari 100
langsung terhadap penjualan setelah sambal
menjadi 250 per harinya dengan masa
diberi perlakuan iradiasi (Tabel 2)
penyimpanan hingga 1 tahun pasca iradiasi.

Tabel 2 Penjualan Sambal Pra-Iradiasi dan


Pasca Iradiasi 5. KESIMPULAN
Vari Bia Biay HPP Harga Pe Penj
an ya a (Rp) jual nju uala Dengan demikian, penerapan SNI 8352:2017
sa non (Rp) ala n Proses Iradiasi-Pangan Siap Saji dosis tinggi
mb prod n pasc (>10 kGy) melalui pembinaan penerapan iradiasi
al uksi pra a pangan ke UMKM umumnya mencakup konsep:
(rp) (rp) - iradi (1) Bimbingan teknis penerapan SNI pangan
irad asi/h iradiasi untuk produk UMKM; (2) Penyusunan
iasi ari rencana kerja (pra-iradiasi, proses iradiasi dan
/har pasca iradiasi); (3) Pendampingan UMKM untuk
i menerapkan pengolahan produk pangan iradiasi;
(4) Pengujian produk UMKM pasca iradiasi; (5)
Baw 5,7 5,34 11,0 25,000 100 250
Fasilitasi izin edar produk BPOM; (6) Launching
ang 40 7 87
produk UMKM berbasis SNI pangan iradiasi.
Ser 5,8 5,34 11,1 25,000 100 250 Secara implementatif, konsep ini sudah
eh 36 7 83 diterapkan di UMKM Mabolstore dan juga telah
Lim 7,9 5,34 13,2 25,000 100 250 membantu meningkatkan keuntungan UMKM
o 50 7 97 Mabol Store sebanyak 40%. Konsep ini
diharapkan mampu memberikan dukungan
Tera 10, 5,34 15,6 25,000 100 250
pengembangan teknologi pengawetan dengan
si 285 7 32
teknik iradiasi pangan nuklir dalam bidang
Teri 11, 5,34 16,5 30,000 100 250 pangan dapat mendukung pemecahan berbagai

112
Konsep Penerapan Sni 8352:2017 Proses Radiasi - Pangan Siap Saji Dosis Tinggi (10 Kgy < Dosis ≤ 65 Kgy) Untuk
Produk Pangan Olahan Siap Saji Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm)
(Sigit Santosa, Khusnul Khotimah, Hanna Yasmine, dan Sugiyarto)

masalah sanitasi yang dihadapi termasuk F. Nurrahman, R. Zakaria, D. Sayuthi dan


rencana iradiasi pengolahan bebek ungkep yang Sanjaya, (1999). Pengaruh Konsumsi
nantinya dapat membantu peningkatan daya Sari Jahe Terhadap Perlindungan
awet, keamanan pangan, dan sterilisasi bahan Limfosit dari Stress Oksidatif pada
olahan bebek ungkep dan sambal dengan cita Mahasiswa Pondok Pesantren Ulil Al
rasa khas Indonesia. Baab. Prosiding Seminar Nasional
Teknologi Pangan, PATPI &
MENPANGHOR, Jakarta
UCAPAN TERIMA KASIH
J. Jay, Modern Food Microbiology (1996) 5th
edition, New York, USA: Chapman &
1. Segenap Tim UMKM Mabol Store di Hall, International Thomson Publishing
Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat
J. Diehl (1990) Safety of Irradiated Foods, New
2. Segenap Tim UMKM Bebek Juwara di Desa York, USA: Marcel Dekker, Inc
Suradita, Kecamatan Cisauk, Tangerang.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2009)
3. Segenap Pegawai Unit Pusat Aplikasi dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Radioisotop (PAIR) dan Fasilitas Iradiator Indonesia No.
IEA Pasar Jumat dan Iradiator Gamma 701/MENKES/PER/VIII/2009, Undang-
Merah Putih (IGMP) BATAN Kawasan Pasar Undang Pangan RI No 7/1996, Label
Jum’at Pangan No 69/1999 par
4. Segenap Pegawai Unit Pusat Standardisasi P. Elias (1983). Toxicological aspects of food
dan Mutu Nuklir (PSMN) BATAN Kawasan irradiation (P.S. Elias and A.J. Cohan
Serpong eds. Recent advances in Food
Irradiation, The Netherlands, Elsevier
DAFTAR PUSTAKA Biomedical Press. pp. 235-245.
Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kombinasi
(Mix Method). Bandung: Alfabeta
Amarulla, Octavian (2017). Metodologi Penelitian
Kuantitatif: Sampling dan Teknik Analisis T. Murray (1983) “Nutritional aspects of food
Data. Bogor: Universitas Pertahanan irradiation,” dalam Recent advances in
Food Irradiation (P.S.Elias and A.J.
Badan Standardisasi Nasional (2016) SNI
Cohan eds.), The Netherlands, Elsevier
8275:2016. Proses Radiasi-Pangan Siap
Biomedical Press, pp. 203-216.
Saji Dosis Sedang (2kGy-10 kGy).
Jakarta: BSN W. Nawar (1986). Volatiles from food irradiation,”
Food Revs. International, vol. 2, p. 45
Badan Standardisasi Nasional (2016) SNI
8276:2015 Panduan Standar Iradiasi Z. Grecz, D. Rowley dan Matsuyama (1981)
Produk Daging dan Unggas Olahan “The Actuon of Radiation on Bacteria
dalam Kemasan untuk Mengendalikan and Viruses,” Preservation of Food by
Mikroorganisme Patogen dan Radiation, Vol. II, IAEA, p. 167
Mikroorganisme lainnya. Jakarta: BSN Zubaidah. Irawati (2007) “Pengembangan
Badan Standardisasi Nasional (2015) SNI Teknologi Nuklir untuk Meningkatkan
7764.1:2012. Pangan Iradiasi-Bagian 1: Keamanan dan Daya Simpan Bahan
Rendang Daging Sapi Steril. Jakarta: Pangan,” Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop
BSNLSP BATAN (2020). Pedoman dan Radiasi, vol. 3, no. 2, pp. 41-51
Mutu. Tangerang Selatan: PSMN Z. I. Koenari, C. M. Siagian, B. Simanungkalit, A.
BATAN Nilatany, I. M. Pratama, D. Lasmawati dan
Boardman, A., Greenberg, D., Vining, A., C. M. Nurchaya (2016). Potential Use of
Weimer, D., (2014) Cost-Benefit Analysis Gamma-Irradiated Ethnic Ready-to-Eat
Concepts and Practice (2014) 5th edition, Foods to Improve the Nutritional Status of
Essex: Pearson Education Limited Landslide Victims. Foods, vol. 5, no. 53, p.
doi:10.3390/foods5030053

113
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 105-114

114

Anda mungkin juga menyukai