net/publication/329273659
CITATIONS READS
2 1,721
1 author:
Hermiza Mardesci
Universitas Islam Indragiri
39 PUBLICATIONS 74 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Hermiza Mardesci on 20 November 2020.
Abstrak
Tujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri pangan adalah untuk
mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan mutu pangan
guna memenuhi tututan konsumen. HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian
mutu sejak bahan baku dipersiapkan sampai produk akhir diproduksi masal dan
didistribusikan. Oleh karena itu dengan diterapkannya sistem HACCP akan
mencegah resiko komplain karena adanya bahaya pada suatu produk pangan. Selain
itu, HACCP juga dapat berfungsi sebagai promosi perdagangan di era pasar global
yang memiliki daya saing kompetitif. Penerapan HACCP pada proses pengolahan
santan kaleng di PT.RSUP-Ind telah ditetapkan 4 CCP, yaitu; pada proses
penyaringan, pengalengan, pemasakan, dan pendinginan setelah pemasakan. Ke-
empat proses ini memiliki bahaya fisik dan biologi, yang jika tidak dikendalikan bisa
membahayakan konsumen.
lain yang digunakan adalah daftar bahan Prinsip 3: Menetapkan batas kritis
baku dan bahan penunjang, bagan alir yang harus dicapai untuk menjamin
proses produksi, tabel penentuan tingkat bahwa CCP berada dalam kendali.
resiko dan CCP decision tree (pohon Prinsip 4: Menetapkan sistem
keputusan CCP). Sedangkan proses pemantauan pengendalian (monitoring)
penyusunannya sendiri, mengikuti 7 dari CCP dengan cara pengujian dan
prinsip sistem HACCP yang pengamatan.
direkomendasikan oleh Standar Nasional Prinsip 5: Menetapkan tindakan
Indonesia (1998) yang dikeluarkan oleh perbaikan yang dilaksanakan jika hasil
BSN (1999), meliputi: pemantauan menunjukkan bahwa CCP
1. Prinsip 1: Analisis bahaya dan tertentu tidak terkendali. Prinsip 6:
pencegahannya Menetapkan prosedur ferivikasi yang
2. Prinsip 2: Identifikasi Critical mencakup dari pengujian tambahan dan
Control Points (CCPs) di dalam prosedur penyesuaian yang menyatakan
proses bahwa sistem HACCP berjalan efektif.
3. Prinsip 3: Menetapkan batas Sedangkan prinsip 7: Mengembangkan
kritis untuk setiap CCP dokumentasi mengenai semua prosedur
4. Prinsip 4: Menetapkan cara dan pencatatan yang tepat untuk prinsip-
pemantauan CCP prinsip ini dan penerapannya.
5. Prinsip 5: Menetapkan tindakan Analisis bahaya dilakukan dengan
koreksi cara mendaftarkan semua bahaya yang
6. Prinsip 6: Menyusun prosedur mungkin terdapat dalam bahan baku dan
verifikasi tahap proses. Bahaya-bahaya yang
7. Prinsip 7: Menetapkan prosedur
teridentifikasi kemudian ditabulasikan ke
pencatatan (dokumentasi) dalam sebuah tabel disertai sumber
Prinsip 1: mengidentifikasi potensi bahaya, tingkat resiko dan tindakan
bahaya yang berhubungan dengan pencegahannya. Tingkat resiko
produksi pangan pada semua tahapan, ditentukan berdasarkan seberapa besar
mulai dari usaha tani, penanganan, akibat yang akan ditimbulkan oleh suatu
pengolahan dipabrik dan distribusi bahaya dan seberapa sering bahaya
sampai kepada titik produk panga tersebut kemungkinan terjadi.
dikonsumsi. Penilaian kemungkinan Setiap bahan baku dan tahap
terjadinya bahaya dan menentukan proses ditentukan termasuk CCP atau
tindakan pencegahan untuk tidak melalui pertimbangan tingkat
pengendaliannya. resiko dan berdasarkan jawaban atas
Prinsip 2: menentukan titik atau pertanyaan dari CCP decision tree.
tahap operasional yang dapat Bahan baku dan tahap proses yang
dikendalikan untuk menghilangkan termasuk CCP berarti harus dikendalikan
bahaya atau mengurangi kemungkinan dengan baik supaya tidak berbahaya bagi
terjadinya bahaya tersebut (CCP: critical kesehatan manusia. Tahap proses yang
control point). CCP berarti setiap tidak termasuk CCP, dapat termasuk
tahapan di dalam produksi pangan dan control point (CP) yang berarti tahapan
atau pabrik yang meliputi sejak tersebut apabila tidak dikendalikan
diterimanya bahan bakunya dan atau dengan baik dapat menyebabkan
diproduksi, panen, diangkut, formulasi, kecacatan dari segi kualitas.
diolah, disimpan dan lain sebagainya.
Deskripsi Produk
Pre-heating
Kaleng
Pendinginan (cooling)
Kriteria Keterangan
Nama Produk Santan Kaleng Penyimpanan
Nama Merk
Canned Coconut Milk
Dagang Gambar 1. Diagram Alir Proses Produksi
Komposisi Protein 2.00% Santan Kaleng
Lemak 10.00%
Analisa Bahaya
Karbohidrat 7.60%
Air 80.00% Analisa bahaya pada tahap proses
pH 6.25 dilakukan dengan terlebih dahulu
Cara mengidentifikasi bahaya-bahaya yang
Pengalengan dapat timbul pada setiap tahap proses
Pengemasan
produksi santan kaleng secara berurutan.
Konsumen Semua lapisan Bahaya-bahaya yang teridentifikasi
masyarakat seperti disajikan pada Tabel 2.
1 2 3 4 5
Penyaringan Kontaminasi Koyaknya screen Tinggi Perawatan,
silang dari alat bag filter sanitasi dan
penyaring pengecekan bag
filter disaat
cleaning
Pencampuran Kontaminasi Kondisi mixing Tinggi Perawatan dan
bahan silang dari alat tank yang kotor sanitasi alat
ingredient mixing
Pengadukan Kontaminasi Kondisi blending Tinggi Perawatan dan
(blending) silang dari alat tank yang kotor sanitasi alat
pencampur Kondisi pipa
Bahan tambahan transfer dari
pangan yang mixing tank ke
ditambahkan blender tank
melebihi, atau yang kotor
kurang dari
jumlah yang
ditentukan
Pre-heating Kontaminasi Kurangnya suhu Tinggi Pengecekan mesin
silang pada saat pre-heating chiler secara
proses Bocornya PHE berkala
Perawatan dan
sanitasi alat
Pengalengan Kontaminasi Penggunaan Tinggi Sterilisasi kaleng,
(seaming) silang dari kaleng kaleng yang jalur kaleng, dan
pengemas kurang bersih mesin seamer
Waktu tunggu Pengalengan
yang lama produk secepat
Isi kaleng yang mungkin setelah
tidak sesuai spec proses pre-heating
Pengecekan head
space
Pemasakan Kontaminasi Waktu masak Tinggi Perawatan dan
silang dari retort dan tekanan validasi retort
retort yang tidak secara berkala
sesuai spec
1 2 3 4 5
Pendinginan Kontaminasi Waktu, Tinggi Perawatan mesin
silang pada temperature, dan chiller secara
cooling kandungan berkala
chlorine yang Kontrol waktu dan
tidak sesuai spec suhu secara tepat
Penyimpanan Kontaminasi Suhu Tinggi Kontrol suhu
silang dari ruang penyimpanan penyimpanan
penyimpan dan yang tidak sesuai Pemeriksaan
produk yang Ruang kebersihan ruang
sudah rusak penyimpanan penyimpanan
yang tidak bersih Pemisahan produk
Adanya produk yang rusak
yang rusak
1 2 3 4 5 6 7
Pemasakan 3 Kontaminasi - Suhu material sebelum retorting : Pengecekan Setiap Lanjutkan proses jika
(retorting) Biologi min.48oC acak dan
batch masih kurang waktunya,
(Bakteri - Venting time : berkala
Clostridium sesuaikan suhu dengan
* Bottom drain closed
Botulinum)
- Time (dari steam on): 3 menit spec, adjust retort
- Temperature : min.102oC
* Time to reach 110oC : min.11 menit
dari steam on
- Come up time (time to reach 117oC) :
min.13 menit dari steam on
1 2 3 4 5 6 7
Pendinginan 4 Kontaminasi - Suhu cooling water : max.38oC Pengecekan Suhu Lanjutkan proses jika
(cooling after Biologi - Free Chlorin : 0.6 – 2.0 ppm berkala cooling masih kurang waktunya,
retorting) (Bakteri dan sesuaikan suhu dengan
- Lama waktu cooling : max.50
pathogen) produk : pengecekan chiller, dan
menit
setiap sesuaikan konsentrasi
- Suhu produk setelah cooling : 40 batch free chlorin
– 43oC
Free
chlorine :
kira-kira
setiap 2
jam
CP Jenis Monitoring
Tahapan Batas Kritis Tindakan Koreksi
No. Bahaya Metode Frekuensi
1 2 3 4 5 6 7
Pencampuran 1 Kontaminasi Komposisi bahan yang dicampur Pemeriksaan Setiap kali Penimbangan ulang
bahan Kimia harus pas dan sesuai dengan secara visual produksi bahan ingredient yang
ingredient spesifikasi dan terukur dicampur
(mixing)
Pengadukan 2 Kontaminasi Komposisi bahan yang ditransfer Pemeriksaan Setiap kali Pemeriksaan bahan yang
(blending) Kimia dari mixing tank ke blending tank secara visual produksi tertinggal pada mixing
harus pas dan sesuai dengan dan terukur tank dan pipa transfer
spesifikasi
Pre-heating 3 Kontaminasi Suhu pre-heating harus sesuai Cek Setiap kali Adjust suhu PHE
Biologi standar kesigapan produksi
operator
dalam adjust
suhu PHE
Penyimpanan 4 Kontaminasi Penyimpanan yang higienis selama Pengecekan Selama masa Buang produk yang rusak
Biologi masa inkubasi berkala inkubasi Lanjutkan inkubasi untuk
produk yang tidak
mengindikasikan
kerusakan