DOI:
Belvi Vatria1
1
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan, Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan, Politeknik
Negeri Pontianak, Indonesia.
Email: belvi189@gmail.com
ABSTRAK
Saat ini sebagian besar negara-negara di dunia terus berusaha memastikan agar makanan yang
dikonsumsi masyarakatnya tetap aman dan sehat untuk dikonsumsi. Hazard Analysis and Critical
Control Point (HACCP) adalah suatu sistim manajemen mutu dan keamanan makanan termasuk
hasil perikanan yang telah diakui efektifitasnya sehingga sebagian besar negara di dunia telah
menerapkan HACCP sebagai sistim jaminan mutu dan keamanan makanan di negara mereka. Tujuan
penelitian ini adalah menguraikan langkah-langkah penerapan sistim HACCP pada unit pengolahan
hasil perikanan. Metode penelitian ini adalah studi kepustakaan melalui analisis deskriptif dengan
menguraikan secara teratur berbagai data yang telah diperoleh kemudian disintesis sehingga
menghasilkan pemahaman dan konsep yang jelas dan mudah dipahami. Penelitian ini menemukan
bahwa sebelum menerapkan sistim HACCP terdapat program pra-syarat yang harus dipenuhi oleh
unit pengolahan ikan (UPI). Pemenuhan program pra-syarat ini dimaksudkan untuk memastikan
penerapan sistim HACCP dapat berjalan secara efektif dan efisien. Program pra-syarat tersebut terdiri
dari: 1) pemenuhan syarat lokasi, lingkungan, bangunan, peralatan, 2) penerapan standar prosedur
operasi pengolahan, 3) pemenuhan persyaratan standar prosedur operasi sanitasi, dan 4) program
prasyarat lainnya seperti; program ketelusuran produk, prosedur penanganan keluhan pelanggan, dan
pelatihan karyawan. Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat 12 langkah dalam penerapan
sistim HACCP yaitu: 1) pembentukan tim HACCP, 2) deskripsi produk, 3) dentifikasi penggunaan
produk, 4) penyusunan diagram alir, 5) konfirmasi diagram alir di lapangan, 6) analisis bahaya, 7)
penentuan CCP, 8) penentuan batas kritis, 9) penyusunan sistem pemantauan pada setiap CCP, 10)
penetapan tindakan koreksi, 11) penetapan prosedur verifikasi, dan 12) penetapan prosedur
pencatatan.
Kata Kunci: HACCP, keamanan pangan, mutu, pengolahan, sistim
bagian, multi disiplin, terlatih, kompeten, dan populasi yang rentan, seperti yang menerima
jelas tugas & wewenangnya. Sebagai acuan, pangan dari institusi, mungkin perlu
tim HACCP ini terdiri dari pimpinan quality dipertimbangkan.
control, staf quality control, pemimpin Tujuan penggunaan produk harus
produksi, bagian teknis dan perawatan (Vatria, didasarkan harapan dan keinginan konsumen
2016). Pada beberapa kasus, tim ini dapat akhir. Adapun manfaat melakukan identifikasi
dilengkapi dengan kompetensi-kompetensi penggunaan produk antara lain adalah: 1)
yang lain seperti marketing, HRD, pembelian, untuk mendaftarkan spesifikasi penggunaan
dan bagian hukum/perundangan. Hal yang produk sesuai dengan regulasi dari otoritas
tidak kalah pentingnya adalah bahwa kompeten yang berlaku, seperti: umur simpan
keputusan Tim HACCP adalah keputusan yang diharapkan, penggunaan produk secara
manajemen perusahaan (KKP, 2019). normal, petunjuk penggunaan, dan kelompok
Vatria (2020); Aziz et al (2021); Citraresmi konsumen yang akan menggunakan produk
dan Putri (2019) menjelaskan langkah ke-2 tersebut, 2) untuk menentukan konsistensi
dalam dalam penerapan sistim HACCP adalah petunjuk penggunaan dengan kondisi
menyusun deskripsi produk. Penjelasan penggunaan yang sesungguhnya; yaitu
lengkap dari produk harus dibuat termasuk memverifikasi keterandalan informasi dan
informasi mengenai komposisi, struktur menerapkan rencana percobaan (pengujian,
fisika/kimia (termasuk Aw, pH, dll), pengukuran, jajak pendapat dan sebagainya),
perlakuan-perlakuan mikrosidal/statis (seperti 3) untuk memastikan bahwa petunjuk
perlakuan pemanasan, pembekuan, pelabelan produk akhir sesuai dengan
penggaraman, pengasapan), pengemasan, peraturan yang dibuat, 4) untuk mengusulkan
kondisi penyimpanan dan daya tahan serta modifikasi petunjuk penggunaan, bahkan
metoda pendistribusiannya. Deskripsi produk produk atau proses yang baru untuk menjamin
sangat berhubungan dengan prioritas produk keamanan konsumen, dan 5) untuk menguji
akhir, oleh karena itu setiap produk yang kejelasan dan kemudahan akses petunjuk
dihasilkan harus ditulis informasinya penggunaan produk yang dihasilkan.
produknya secara lengkap. Tujuan membuat Dokumen penggunaan produk yang dibuat
deskripsi produk adalah untuk mengumpulkan sebaiknya dapat menunjukkan bahwa
informasi yang dapat diandalkan tentang suatu perusahaan telah benar-benar memperhatikan
produk, komposisi, perilaku, umur simpan, proses pengumpulan dan pengkajian ulang
tujuan akhir, dan sebagainya. Informasi pada informasi tentang petunjuk penggunaan oleh
deskripsi produk ini juga akan berguna untuk konsumen, menggambarkan kepedulian anda
melakukan analisis bahaya dan penentuan akan keamanan konsumen, berisi referensi
batas kritis. untuk melakukan pengujian, studi dan hasil
CXC (2020); BSN(2002) menguraikan analisis yang mendukung informasi yang
langkah ke-3 dalam penerapan sistim HACCP diberikan oleh dokumen penggunaan produk
adalah identifikasi penggunaan produk. tersebut.
Rencana penggunaan harus didasarkan pada SNI (1998) menjabarkan langkah ke-4
kegunaan-kegunaan yang diharapkan dari dalam dalam penerapan sistim HACCP adalah
produk oleh pengguna produk atau konsumen. penyusunan diagram alir. Tim HACCP harus
Dalam hal-hal tertentu, kelompok-kelompok membuat diagram alir yang memuat segala
terjadinya bahaya. Decision Tree adalah urutan secara spesifik dan divalidasi untuk setiap
pertanyaan logis yang diajukan untuk setiap CCP. Batas-batas kritis meliputi: persyaratan
bahaya signifikan pada setiap tahapan proses. teknis/administrasi, definisi (batasan)
Langkah-langkah Decision Tree adalah berupa penolakan, dan toleransi (batasan persyaratan)
4 (empat) pertanyaan sebagai berikut: 1) penolakan. Dalam beberapa kasus lebih dari
apakah ada upaya pengendalian yang dapat satu batas kritis akan diuraikan pada suatu
dilakukan pada tahapan tersebut atau pada tahap khusus.
tahapan berikutnya untuk mencegah atau Kriteria untuk menentukan batas kritis
meminimalkan bahaya potensial yang untuk setiap bahaya signifikan tidak selalu
mungkin terjadi. Jika jawaban “ Ya” lanjutkan tersedia, tetapi dapat diperoleh dari data-data
kepada pertanyaan kedua namun jika “Tidak“ hasil pengujian atau penelitian, ketentuan
berarti bukan CCP. 2) apakah tahapan ini pemerintah atau lembaga-lembaga lainnya,
dirancang secara spesifik untuk tenaga ahli, dan lain-lain. Kriteria yang sering
menghilangkan atau mengurangi bahaya yang digunakan mencakup pengukuran-pengukuran
mungkin terjadi sampai tingkatan yang dapat terhadap suhu, waktu, tingkat kelembaban, pH,
diterima. Jika jawaban “Ya”, berarti tahapan Aw, keberadaan chlorine, benda asing, dan
ini CCP namun jika jawaban “Tidak”, parameter sensori seperti kenampakan visual
lanjutkan dengan pertanyaan ketiga, 3) apakah dan tekstur. Untuk lebih memperketat
bahaya yang diidentifikasi dapat melebihi pengawasan CCP perlu pula ditetapkan batas
tingkatan yang dapat diterima atau dapatkah operasi atau “operating limit“ lebih tinggi atau
ini meningkat sampai tingkatan yang tidak lebih ketat dari batas kritis.
dapat diterima. Jika jawaban “Ya”, lanjutkan CXC (2020) menggambarkan langkah ke-9
kepertanyaan empat namun jika jawaban dalam dalam penerapan sistim HACCP adalah
“tidak”, berarti tahapan ini bukan CCP, 4) menetapkan prosedur pemantauan. Prosedur
akankah tahapan berikutnya dapat pemantauan adalah suatu program observasi
menghilangkan bahaya yang teridentifikasi atau pengukuran yang terencana pada setiap
atau mengurangi tingkatan kemungkinan CCP utk menilai apakah CCP masih di dalam
terjadinya sampai tingkatan yang dapat kendali (menjamin kesesuaian dengan Batas
diterima. Jika jawabannya “Ya”, berarti Kritis yang ditetapkan). Suatu proses
tahapan ini bukan CCP namun jika pemantauan dikatakan akurat apabila semua
jawabanyan “Tidak”, berarti tahapan ini adalah CCP dapat dikontrol dengan baik sehingga
CCP. tidak terjadi penyimpangan terhadap batas
Vatria (2016) menjeskan langkah ke-8 kritis yang telah ditetapkan. Prosedur
dalam dalam penerapan sistim HACCP adalah pemantauan juga untuk menghasilkan catatan
penentuan batas kritis (critical limit/CL). Batas yang akurat yang dapat digunakan dalam
kritis adalah suatu kriteria yang memisahkan verifikasi di pada masa yang akan datang. Data
antara kondisi yang dapat diterima dan yang yang diperoleh dari pemantauan harus dinilai
tidak dapat diterima. Dengan kata lain batas oleh orang yang diberi tugas, berpengetahuan,
kritis adalah nilai toleransi yang harus dan berwewenang untuk melaksanakan
dipenuhi untuk menjamin bahwa suatu CCP tindakan perbaikan yang diperlukan. Semua
secara efektif mengendalikan bahaya biologis, catatan dan dokumen yang terkait dengan
kimia, dan fisik. Batas kritis harus ditetapkan kegiatan pemantauan CCP harus ditanda
tangani oleh orang yang melakukan untuk dikonsumsi manusia atau dapat
pengamatan dan oleh petugas yang, merugikan konsumen. Beberapa bentuk
bertanggung jawab melakukan peninjauan tindakan koreksi yang umum dilakukan
kembali dalarn perusahaan tersebut. Sebagian meliputi: 1) pemisahan / penanganan khusus
besar prosedur pemantauan untuk CP perlu (release), 3) proses ulang (rework), 3)
dilaksanakan secara cepat karena berhubungan pengalihan ke produk lain (re-disposition), 4)
dengan proses yang berjalan dan tidak tersedia penolakan / pemusnahan (reject). Langkah-
waktu lama untuk melaksanakan pengujian langkah untuk menentukan tindakan koreksi
analitis. Pengukuran fisik dan kimia seringkali produk adalah sebagai berikut: 1) menahan
lebih disukai daripada pengujian mikrobiologi (hold) produk, 2) menentukan apakah produk
karena dapat dilaksanakan dengan cepat. menimbulkan bahaya. 4) jika tidak terdapat
Tujuan melakukan prosedur pemantauan bahaya, produk dapat di release, 5) jika ada
adalah: memastikan batas kritis terpenuhi, potensi bahaya, tentukan apakah produk
dokumentasi yang menunjukkan batas kritis tersebut dapat di reworked/reprocess, re-
dipatuhi, dan identifikasi saat terjadi disposition, atau di reject.
kehilangan kendali (deviasi terjadi pada CCP). CXC (2020) menjelaskan langkah ke-11
Sedangkan target utama pemantauan adalah dalam dalam penerapan sistim HACCP adalah
GMP, SSOP, dan CCP. penetapan prosedur verifikasi. Verifikasi
SNI (1998) mendeskripsikan langkah ke-10 adalah penerapan metoda, prosedur, pengujian
dalam dalam penerapan sistim HACCP adalah dan cara penilaian lainnya disamping
menetapkan tindakan koreksi. Tindakan pemantauan untuk menentukan kesesuaian
koreksi adalah setiap tindakan yang harus dengan rencana HACCP. Verifikasi bertujuan
diambil apabila hasil pemantauan pada CCP untuk menjamin dan memastikan bahwa
menunjukkan kehilangan kendali. Tujuan program HACCP dilaksanakan sesuai rencana
tindakan koreksi adalah untuk mengoreksi dan dan dilakukan secara efektif dan konsisten.
menghilangkan penyebab penyimpangan dan Frekuensi verifikasi harus cukup untuk
mengembalikan kontrol proses, serta untuk mengkonfirmasikan bahwa sistem HACCP
mengidentifikasi produk yang dihasilkan bekerja secara efektif. Tipe verifikasi adalah
selama proses yang menyimpang dan sebagai berikut: 1) validasi yang merupakan
menentukan disposisinya (tindakan elemen verifikasi yang fokus pada
koreksinya). pengumpulan dan evaluasi informasi ilmiah
Setiap kali terjadi penyimpangan CCP dan teknis untuk dianalisa.Bila rencana
harus dilakukan tindakan koreksi dan dicatat HACCP efektif dan ketika diterapkan dengan
sesuai prosedur yang ditentukan pada saat baik maka akan mengendalikan bahaya secara
menyusun rencana HACCP. Suatu tindakan efektif, 2) verifikasi yang merupakan metode,
koreksi efektif apabila: 1) mampu prosedur, testing, dan evaluasi lainnya untuk
memperbaiki atau mengurangi hal-hal yang memverifikasi bahwa Rencana HACCP yang
menyebabkan terjadinya penyimpangan dibuat sudah sesuai dengan alur produksi, dan
terhadap batas kritis, 2) mampu memisahkan menilai apakah operasi proses produksi sesuai
dan menemukan peruntukan produk yang tidak dan konsisten dengan Rencana HACCP.
memenuhi persyaratan, 4) mampu mencegah Terdapat tiga jenis verifikasi yaitu: verifikasi
beredarnya produk-produk yang tidak aman CCP, verifikasi HACCP, dan verifikasi badan
pemerintah, 3) kaji ulang yang bertujuan untuk monitoring CCP, 3) rekaman tindakan
melihat apakah rencana HACCP mutakhir perbaikan, rekaman verifikasi, 4) rekaman
/terkini, memastikan kesesuaian standar, dan sanitasi, 5) amandemen.
efektifvitas implementasi rencana HACCP.
Dilakukan secara terjadwal, minimal sekali KESIMPULAN
setahun, dapat diinisiasi karena adanya HACCP merupakan suatu sistim jaminan
perubahan faktor internal dan eksternal. Jika mutu dan keamanan makanan yang telah
diakui efektifitasnya sehingga sebagian besar
diperlukan kaji ulang harus dilanjutkan dengan
negara di dunia telah menerapkan HACCP
melakukan amandemen (revisi) terhadap
prosedur yang ditetapkan pada rencana sebagai sistim jaminan mutu dan keamanan
HACCP. Perubahan tersebut dimasukkan pangan. Sebelum menerapkan sistim HACCP
terdapat program pra-syarat yang harus
secara penuh ke dalam dokumentasi dan sistem
dipenuhi oleh unit pengolahan ikan (UPI)
pencatatan untuk menjamin tersedianya
informasi yang mutakhir. untuk memastikan penerapan sistim HACCP
Vatria (2020); Aziz et al (2021); Citraresmi dapat berjalan secara efektif dan efisien.
dan Putri (2019) menggambarkan langkah ke- Program pra-syarat tersebut terdiri dari: 1)
pemenuhan syarat lokasi, lingkungan,
12 dalam dalam penerapan sistim HACCP
bangunan, peralatan, 2) penerapan standar
adalah penetapan prosedur pencatatan.
Pencatatan dan pembuktian yang efisien serta prosedur operasi pengolahan, 3) pemenuhan
akurat adalah penting dalam penerapan sistem persyaratan standar prosedur operasi sanitasi,
dan 4) program prasyarat lainnya seperti;
HACCP. Pencatatan dapat berupa dokumen
program ketelusuran produk, prosedur
dan rekaman. Dokumen adalah referensi yang
digunakan sebagai acuan oleh organisasi penanganan keluhan pelanggan, dan pelatihan
dalam menerapkan sistem HACCP, misalnya: karyawan.
Terdapat 12 langkah dalam penerapan
buku panduan HACCP, GMP, SSOP, instruksi
sistim HACCP yaitu: 1) pembentukan tim
kerja, formulir. Rekaman adalah bukti tertulis
bahwa organisasi telah melaksanakan sistem HACCP, 2) deskripsi produk, 3) dentifikasi
HACCP yang diverifikasi dengan standar dan penggunaan produk, penyusunan diagram alir,
konfirmasi diagram alir di lapangan, analisis
prosedur yang ditetapkan. Rekaman adalah
bahaya, penentuan CCP, 4) penentuan batas
alat manajemen yang dapat menunjukan trend
(peningkatan/ penurunan) dan efektifitas kritis, 6) penyusunan sistem pemantauan pada
operasional penerapan HACCP. setiap CCP, 7) penetapan tindakan koreksi, 8)
penetapan prosedur verifikasi, dan 9)
Rekaman penting dalam melaksanakan
penetapan prosedur pencatatan.
review efektivitas rencana HACCP dan
memberi informasi untuk perbaikan rencana
SARAN
HACCP tersebut. Rekaman juga menunjukan
Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan
sejarah proses operasi dan memberikan bukti tentang implementasi sistim HACCP
tentang kepatuhan terhadap rencana keamanan dibeberapa industri pengolahan hasil
pangan. Jenis rekaman yang harus disimpan
perikanan yang menghasilkan produk yang
sebagai bagian dari sistem HACCP, antara lain
beragam.
adalah: 1) buku panduan mutu (haccp plan)
dan dokumen pendukung, 2) Rekaman