Anda di halaman 1dari 10

MANFISH JOURNAL ISSN 2721-2939

Marine, Environment, and Fisheries p-ISSN:


http://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish

Volume 2 Nomor 2 – Maret 2022

DOI:

REVIEW : PENERAPAN SISTIM HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL


CONTROL POINT (HACCP) SEBAGAI JAMINAN MUTU DAN
KEAMANAN PANGAN HASIL PERIKANAN

Belvi Vatria1
1
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan, Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan, Politeknik
Negeri Pontianak, Indonesia.
Email: belvi189@gmail.com

ABSTRAK
Saat ini sebagian besar negara-negara di dunia terus berusaha memastikan agar makanan yang
dikonsumsi masyarakatnya tetap aman dan sehat untuk dikonsumsi. Hazard Analysis and Critical
Control Point (HACCP) adalah suatu sistim manajemen mutu dan keamanan makanan termasuk
hasil perikanan yang telah diakui efektifitasnya sehingga sebagian besar negara di dunia telah
menerapkan HACCP sebagai sistim jaminan mutu dan keamanan makanan di negara mereka. Tujuan
penelitian ini adalah menguraikan langkah-langkah penerapan sistim HACCP pada unit pengolahan
hasil perikanan. Metode penelitian ini adalah studi kepustakaan melalui analisis deskriptif dengan
menguraikan secara teratur berbagai data yang telah diperoleh kemudian disintesis sehingga
menghasilkan pemahaman dan konsep yang jelas dan mudah dipahami. Penelitian ini menemukan
bahwa sebelum menerapkan sistim HACCP terdapat program pra-syarat yang harus dipenuhi oleh
unit pengolahan ikan (UPI). Pemenuhan program pra-syarat ini dimaksudkan untuk memastikan
penerapan sistim HACCP dapat berjalan secara efektif dan efisien. Program pra-syarat tersebut terdiri
dari: 1) pemenuhan syarat lokasi, lingkungan, bangunan, peralatan, 2) penerapan standar prosedur
operasi pengolahan, 3) pemenuhan persyaratan standar prosedur operasi sanitasi, dan 4) program
prasyarat lainnya seperti; program ketelusuran produk, prosedur penanganan keluhan pelanggan, dan
pelatihan karyawan. Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat 12 langkah dalam penerapan
sistim HACCP yaitu: 1) pembentukan tim HACCP, 2) deskripsi produk, 3) dentifikasi penggunaan
produk, 4) penyusunan diagram alir, 5) konfirmasi diagram alir di lapangan, 6) analisis bahaya, 7)
penentuan CCP, 8) penentuan batas kritis, 9) penyusunan sistem pemantauan pada setiap CCP, 10)
penetapan tindakan koreksi, 11) penetapan prosedur verifikasi, dan 12) penetapan prosedur
pencatatan.
Kata Kunci: HACCP, keamanan pangan, mutu, pengolahan, sistim

PENDAHULUAN negara di dunia terus berusaha memastikan


Saat pandemi Covid-19 ini masyarakat agar makanan yang dikonsumsi masyarakat
semakin menyadari pentingnya menjaga tetap aman dan sehat untuk dikonsumsi. Oleh
kesehatan. Oleh karena itu mereka mulai karena itu mereka membentuk badan atau
memperhatikan mutu dan keamanan makanan komisi yang dapat mengawasi peredaran
yang mereka konsumsi sebagai salah satu makanan sebagai bentuk perlindungan bagi
langkah menghadapi pandemi Covid-19. masyarakatnya. Selain itu industri makanan
Lebih jauh, saat ini sebagian besar negara- termasuk didalamnya industri pengolahan

Open Access Journal 104


Manfish Journal Vol.2 No.2, Maret 2022

hasil perikanan dituntut untuk menerapkan prosedur pemrosesan atau perkembangan


sistim jaminan mutu dan keamanan pangan teknologi. HACCP dapat diterapkan di seluruh
agar produk makanan yang dihasilkan dapat rantai makanan dari produksi primer hingga
diterima dan memenuhi regulasi yang telah konsumsi akhir dan penerapannya harus
ditetapkan oleh masing-masing negara. Hazard dipandu oleh bukti ilmiah tentang risiko
Analysis and Critical Control Point (HACCP) terhadap kesehatan manusia (Asmadi et al,
adalah suatu sistim manajemen mutu dan 2020). Selain meningkatkan keamanan
keamanan makanan termasuk hasil perikanan pangan, penerapan HACCP dapat memberikan
yang telah diakui efektifitasnya sehingga manfaat signifikan lainnya. Selain itu,
sebagian besar negara di dunia telah penerapan sistim HACCP dapat membantu
menerapkan HACCP sebagai sistim jaminan inspeksi oleh otoritas pengatur dan
mutu dan keamanan makanan di negara mempromosikan perdagangan internasional
mereka . Sistim HACCP didasarkan pada dengan meningkatkan kepercayaan terhadap
pendekatan sistimatis untuk mengantisipasi keamanan pangan. Penerapan HACCP yang
kemungkinan terjadinya bahaya (Hazard) berhasil membutuhkan komitmen dan
selama proses produksi dengan menentukan keterlibatan penuh dari manajemen dan tenaga
titik pengendalian kritis (Critical Control kerja. Ini juga membutuhkan pendekatan
Point/CCP) yang harus diawasi secara ketat multidisiplin yang mencakup keahlian dalam
(CXC, 2020). Dengan kata lain pengertian agronomi, kesehatan hewan, produksi,
HACCP adalah suatu sistim kontrol dalam mikrobiologi, kedokteran, kesehatan
upaya pencegahan terjadinya bahaya yang masyarakat, teknologi pangan, kesehatan
didasarkan atas identifikasi titik pengendalian lingkungan, kimia dan teknik, menurut studi
kritis CCP di dalam setiap tahapan tertentu. Penerapan HACCP sesuai dengan
penanganan/pengolahan dimana kegagalan pelaksanaan sistim manajemen mutu seperti
dapat menyebabkan bahaya (Vatria, 2016). ISO seri 9000 dan merupakan sistim yang
Secara singkat HACCP adalah mengawasi dipilih untuk manajemen keamanan pangan.
semua CCP secara terus menerus selama Meskipun penerapan HACCP
proses produksi berlangsung. Bukan “Zero dipertimbangkan untuk keamanan pangan
Risk System”, tetapi didesain untuk (Food Safety), konsep tersebut dapat
meminimalisasi resiko bahaya keamanan diterapkan untuk aspek yang lain seperti aspek
makanan (SNI 1998). mutu (Wholesomeness) dan penipuan ekonomi
Sistim HACCP merupakan sistim yang (Economic Fraud).
berbasis ilmu pengetahuan dan sistimatis,
mengidentifikasi bahaya spesifik dan tindakan PRINSIP HACCP
pengendaliannya untuk memastikan keamanan Tujuan dasar sistem HACCP adalah untuk
pangan. HACCP adalah alat untuk menilai menunjukkan letak potensi bahaya yang
bahaya dan menetapkan sistim kontrol yang berasal dari makanan yang berhubungan
berfokus pada pencegahan daripada dengan jenis bahan pangan yang diolah oleh
mengandalkan terutama pada pengujian perusahaan pengolah makanan dengan tujuan
produk akhir (BSN, 2002). Setiap sistim untuk melindungi kesehatan konsumen
HACCP mampu mengakomodasi perubahan, (Citraresmi dan Putri, 2019). Prinsipnya
seperti kemajuan dalam desain peralatan, masyarakat berhak untuk mengharapkan

Open Access Journal 105


Manfish Journal Vol.2 No.2, Maret 2022

makanan yang mereka makan aman dan layak PENERAPAN HACCP


untuk dikonsumsi (CXC, 2020). Terdapat 7 Menurut KKP (2019) langkah ke-1 dalam
prinsip yang wajib dipenuhi dalam penerapan sistim HACCP adalah pembentukan
menerapkan HACCP di unit pengolahan ikan tim HACCP. Ketika keputusan diambil untuk
(UPI) yaitu: 1) analisis bahaya. 2) dentifikasi menggunakan HACCP dalam sistim jaminan
titik kendali kritis, 3) penentuaan batas kritis, mutu dan keamanan pangan pada suatu
4) prosedur pemantauan, 5) tindakan koreksi, perusahaan, maka tahap pertama yang harus
prosedur verifikasi, 8) prosedur Pencatatan. dilakukan adalah memastikan perusahaan
Agar dapat menerapkan HACCP udang beku memiliki komitmen yang tegas dalam hal
pada unit pengolahan ikan (UPI) maka harus keamanan pangan bagi produk yang
membuat membuat rencana HACCP (HACCP dihasilkannya. Hal ini bertujuan agar
Plan) yang dituangkan menjadi buku panduan perusahaan bersungguh-sungguh dalam
(manual practice) HACCP terlebih dahulu. menyediakan sumberdaya yang diperlukan
Buku panduan tersebut kemudian dijadikan untuk mendukung sistim HACCP yang
pedoman untuk menerapkan HACCP di unit diterapkan dan aktif mendukung perbaikan
pengolahan ikan. Oleh karena itu seluruh berkelanjutan. Aziz et al (2021) komitmen
kegiatan pengolahan udang beku yang tersebut harus dituangkan dalam kebijakan
dilakukan di UPI harus sesuai dengan buku mutu perusahaan. Kebijakan mutu tersebut
panduan HACCP yang telah disusun oleh Tim harus didefinisikan dan didokumentasikan
HACCP tersebut. Buku panduan HACCP termasuk visi misinya terhadap keamanan
tersebut dapat diperbaiki/disesuaikan dengan produk yang dihasilkan. Kebijakan mutu
kebutuhan atau perkembangan dimasa yang tersebut harus difokuskan pada keamanan dan
akan datang. higiene bahan pangan dan harus disesuaikan
Sebelum menerapkan sistim HACCP dengan harapan dan kebutuhan konsumen.
terdapat program pra-syarat yang harus Tahap kedua adalah perusahaan harus
dipenuhi oleh unit pengolahan ikan (UPI) merumuskan dan mendefinisikan ruang
(KKP, 2018). Pemenuhan program pra-syarat lingkup rencana HACCP (bidang yang akan
ini dimaksudkan untuk memastikan penerapan dipelajari) sebelum menyusun rencana
sistim HACCP dapat berjalan secara efektif HACCP (buku panduan mutu perusahaan).
dan efisien (Nuraniet al, 2011). Program pra- Menurut Vatria (2020) ruang lingkup rencana
syarat tersebut terdiri dari: 1) pemenuhan HACCP tersebut berguna untuk membatasi
syarat lokasi & lingkungan (premises) dan studi pada produk atau proses tertentu,
bangunan & peralatan (facilities), 2) penerapan mendefinisikan jenis potensi bahaya yang akan
good manufacturing practice (GMP) atau cara dimasukkan, dan mendefinisikan bagian rantai
berproduksi yang baik atau biasa disebut produksi yang akan dipelajari. Sehingga tujuan
standar prosedur operasi pengolahan (SPOP), akhir perusahaan adalah memiliki sistem
3) pemenuhan persyaratan Sanitation Standard HACCP yang berhubungan dengan
operating procedure (SSOP) atau standar keseluruhan produk, semua tahapan proses
prosedur operasi sanitasi (SPOS), 4) program produksi, dan semua potensi bahaya. Tahap
prasyarat lainnya seperti; program ketelusuran terakhir adalah membentuk tim HACCP. Tim
produk, prosedur penanganan keluhan HACCP tersebut terdiri dari 3-10 orang.
pelanggan, dan pelatihan karyawan. Sebaiknya anggota tim terdiri dari multi

Open Access Journal 106


Manfish Journal Vol.2 No.2, Maret 2022

bagian, multi disiplin, terlatih, kompeten, dan populasi yang rentan, seperti yang menerima
jelas tugas & wewenangnya. Sebagai acuan, pangan dari institusi, mungkin perlu
tim HACCP ini terdiri dari pimpinan quality dipertimbangkan.
control, staf quality control, pemimpin Tujuan penggunaan produk harus
produksi, bagian teknis dan perawatan (Vatria, didasarkan harapan dan keinginan konsumen
2016). Pada beberapa kasus, tim ini dapat akhir. Adapun manfaat melakukan identifikasi
dilengkapi dengan kompetensi-kompetensi penggunaan produk antara lain adalah: 1)
yang lain seperti marketing, HRD, pembelian, untuk mendaftarkan spesifikasi penggunaan
dan bagian hukum/perundangan. Hal yang produk sesuai dengan regulasi dari otoritas
tidak kalah pentingnya adalah bahwa kompeten yang berlaku, seperti: umur simpan
keputusan Tim HACCP adalah keputusan yang diharapkan, penggunaan produk secara
manajemen perusahaan (KKP, 2019). normal, petunjuk penggunaan, dan kelompok
Vatria (2020); Aziz et al (2021); Citraresmi konsumen yang akan menggunakan produk
dan Putri (2019) menjelaskan langkah ke-2 tersebut, 2) untuk menentukan konsistensi
dalam dalam penerapan sistim HACCP adalah petunjuk penggunaan dengan kondisi
menyusun deskripsi produk. Penjelasan penggunaan yang sesungguhnya; yaitu
lengkap dari produk harus dibuat termasuk memverifikasi keterandalan informasi dan
informasi mengenai komposisi, struktur menerapkan rencana percobaan (pengujian,
fisika/kimia (termasuk Aw, pH, dll), pengukuran, jajak pendapat dan sebagainya),
perlakuan-perlakuan mikrosidal/statis (seperti 3) untuk memastikan bahwa petunjuk
perlakuan pemanasan, pembekuan, pelabelan produk akhir sesuai dengan
penggaraman, pengasapan), pengemasan, peraturan yang dibuat, 4) untuk mengusulkan
kondisi penyimpanan dan daya tahan serta modifikasi petunjuk penggunaan, bahkan
metoda pendistribusiannya. Deskripsi produk produk atau proses yang baru untuk menjamin
sangat berhubungan dengan prioritas produk keamanan konsumen, dan 5) untuk menguji
akhir, oleh karena itu setiap produk yang kejelasan dan kemudahan akses petunjuk
dihasilkan harus ditulis informasinya penggunaan produk yang dihasilkan.
produknya secara lengkap. Tujuan membuat Dokumen penggunaan produk yang dibuat
deskripsi produk adalah untuk mengumpulkan sebaiknya dapat menunjukkan bahwa
informasi yang dapat diandalkan tentang suatu perusahaan telah benar-benar memperhatikan
produk, komposisi, perilaku, umur simpan, proses pengumpulan dan pengkajian ulang
tujuan akhir, dan sebagainya. Informasi pada informasi tentang petunjuk penggunaan oleh
deskripsi produk ini juga akan berguna untuk konsumen, menggambarkan kepedulian anda
melakukan analisis bahaya dan penentuan akan keamanan konsumen, berisi referensi
batas kritis. untuk melakukan pengujian, studi dan hasil
CXC (2020); BSN(2002) menguraikan analisis yang mendukung informasi yang
langkah ke-3 dalam penerapan sistim HACCP diberikan oleh dokumen penggunaan produk
adalah identifikasi penggunaan produk. tersebut.
Rencana penggunaan harus didasarkan pada SNI (1998) menjabarkan langkah ke-4
kegunaan-kegunaan yang diharapkan dari dalam dalam penerapan sistim HACCP adalah
produk oleh pengguna produk atau konsumen. penyusunan diagram alir. Tim HACCP harus
Dalam hal-hal tertentu, kelompok-kelompok membuat diagram alir yang memuat segala

Open Access Journal 107


Manfish Journal Vol.2 No.2, Maret 2022

tahapan dalam operasional produksi. pendistribusian kembali, peralatan yang


Penyiapan diagram alir adalah tahapan yang digunakan, kalibrasi peralatan untuk
sulit dan sangat penting serta memerlukan pengukuran, dsb), 3) menguji bagaimana
pembahasan yang mendalam antar seluruh operator memahami dan menerapkan prosedur
anggota tim HACCP. Diagram alir merupakan tertulis dan mengoperasikannya termasuk
diagram yang mewakili tahapan-tahapan mengawasi dan melakukan prosedur
operasi yang saling berkesinambungan yang penyimpanan catatan, 4) meninjau penerapan
akan mengidentifikasi tahapan-tahapan proses program-program yang telah disyaratkan
yang penting (dari penerimaan hingga sebelumnya. Verifikasi diagram alir ini akan
perjalanan akhir produk yang sedang menghasilkan penyesuaian kembali kembali
dipelajari. Informasi yang tersedia harus cukup diagram alir yang telah dibuat sebelumnya.
rinci dan berguna untuk tahapan analisis Penyesuaian tersebut akan dapat
potensi bahaya, namun harus ada menggambarkan situasi sesungguhnya dengan
keseimbangan antara keinginan untuk memperinci catatan tentang jalannya operasi di
mencantumkan terlalu banyak tahapan dan lapangan, melalui pengamatan dan wawancara
keinginan untuk menyederhanakan tahapan. dengan operator danatau manajer produksi.
Kemungkinan ada kesulitan tertentu dalam Jika tahap ini tidak dilakukan dengan teliti
pendefinisian tahapan operasi dengan kata maka analisis yang dilakukan selanjutnya bisa
lain, seberapa jauh proses tersebut harus dibagi keliru. Potensi bahaya yang sesungguhnya bisa
dalam tahapan-tahapan proses tersendiri. Oleh tidak teridentifikasi dan titik-titik yang bukan
karena itu pembagian tahap operasi yang tepat titik pengendalian kritis (CCP) teridentifikasi
akan memudahkan analisis potensi bahaya. sebagai CCP. Dengan demikian maka
Vatria (2016; 2020) menjelaskan langkah perusahaan telah membuang-buang sumber
ke-5 dalam dalam penerapan sistim HACCP daya percuma dan tingkat keamanan produk
adalah verifikasi diagram alir dilapangan. Tim menjadi berkurang.
HACCP sebagai penyusun diagram alir harus CXC (2020); ISO (2018) menguraikan
memverifikasi operasional produksi dengan langkah ke-6 dalam dalam penerapan sistim
semua tahapan dan jam operasi serta bilamana HACCP adalah melakukan analisis bahaya.
perlu mengadakan perubahan diagram alir. Bahaya (Hazard) adalah unsur biologi, kimia,
Tujuannya adalah memvalidasi asumsi-asumsi fisika atau kondisi dari pangan yang berpotensi
yang dibuat berdasarkan tahapan-tahapan menyebabkan dampak buruk pada kesehatan.
proses serta pergerakan produk dan pekerja di Analisa Bahaya (Hazard Analysis) adalah
lokasi pengolahan. Kegiatan verifikasi proses pengumpulan dan penilaian informasi
diagram alir ini harus diprioritaskan pada: 1) potensi bahaya dan penyebabnya untuk
tinjauan tentang proses yang dilakukan di menetapkan bahaya yang berdampak nyata dan
pabrik pada waktu-waktu yang berbeda pada pengendaliannya.
saat operasi, termasuk pada shift yang berbeda Terdapat beberapa tahapan dalam
(bila ada) karena pada shift yang berbeda bisa melakukan analisa bahaya yaitu: 1) membuat
terjadi perbedaan-perbedaan, 2) tinjauan pada daftar setiap tahapan proses sesuai dengan
sistem pengawasan dan prosedur pencatatan diagram alir dimana analisa bahaya dilakukan
(keberadaan, dan ketersediaannya untuk dengan bantuan lembar kerja (worksheet) yang
digunakan oleh petugas yang berwenang, terdiri dari beberapa kolom yang memuat

Open Access Journal 108


Manfish Journal Vol.2 No.2, Maret 2022

seluruh tahapan analisa bahaya. Analisis menentukan tindakan pencegahan


bahaya dilakukan pada setiap tahapan proses /pengendaliannya. Bahaya yang tidak
sesuai diagram alir yang telah dibuat signifikan (peluang dan keparahannya rendah)
sebelumnya. Oleh karena itu Masukkan setiap tidak perlu ditetapkan tindakan pencegahan
tahapan dari dokumen diagram alir ke dalam /pengendaliannya, cukup dimasukkan dalam
kolom pertama lembar kerja analisa bahaya. 2) pengendalian program prasyarat GMP atau
identifikasi potensi bahaya dan penyebabnya, SSOP, 7) Menetapkan tindakan pencegahan,
dimana penting untuk mendata setiap bahaya dimanan tindakan pencegahan merupakan
yang teridentifikasi pada setiap tahapan proses. kegiatan untuk mencegah, menghilangkan atau
Bahaya keamanan pangan berhubungan mengurangi bahaya sampai ke tingkat yang
dengan asal bahan baku, asal proses dapat diterima. Tindakan pencegahan
pengolahan, dan asal kemasan, 3) menentukan berkaitan dengan sumber bahaya dan tingkat
katagori-katagori bahaya, dimana tedapat 3 teknologi yang cukup untuk mencapai tujuan
katagori bahaya yaitu keamanan makanan, tersebut. Tindakan pencegahan bisa saja sudah
aspek mutu, dan penipuan ekonomi. Namun ada dalam bagian dari proses (GMP/SSOP)
demikian katagori bahaya untuk aspek mutu atau membutuhkan tindakan baru yang
dan penipuan ekonomi tidak wajib dianalisis diperlukan.
karena tidak berhubungan dengan ISO (2018); BSN (2002) menjabarkan
perlindungan konsumen terhadap keamanan langkah ke-7 dalam dalam penerapan sistim
pangan, 4) menentukan keterkaitan bahaya HACCP adalah penentuan CCP (titik kendali
dengan GMP dan SSOP, dimana penting untuk kritis). CCP adalah tempat/tahap/waktu
menentukan keterkaitan bahaya dengan GMP dimana apabila gagal melakukan tindakan-
dan SSOP agar tim HACCP dapat memetakan tindakan pengawasan / pengendalian akan
bagaimana bahaya signifikan dijustifikasi dan menyebabkan bahaya keamanan pangan atau
dikendalikan menggunakan GMP atau SSOP, kerugian bagi konsumen. Penentuan CCP
5) Menetapkan signifinsi bahaya, dimana adalah suatu tahapan dimana pengendalian
penilaian resiko digunakan untuk menentukan dapat dilakukan dan mutlak diterapkan untuk
apakah bahaya potensial yang terdapat setiap mencegah atau meniadakan bahaya keamanan
tahapan proses merupakan bahaya signifikan pangan, atau menguranginya sampai pada
atau tidak. Menggunakan pertimbangan tingkat yang dapat diterima. Setiap tahapan
seberapa besar (sering) peluang bahaya proses yang terdapat bahaya signifikan harus
tersebut dapat terjadi dan seberapa parah (akut) diidentifikasi lebih lanjut untuk meyakinkan
bahaya tersebut dapat terjadi. Pendekatan apakah tahapan tersebut termasuk CCP atau
sederhana dengan menggunakan matrik bukan.
katagori resiko seperti low, medium, dan high, Prosedur identifikasi CCP biasanya
6) Melakukan justifikasi bahaya dimana menggunakan metode diagram pengambilan
justifikasi merupakan alasan logis yang keputusan (Decision Tree) pada tahapan
menjelaskan mengapa tim HACCP proses. Sebagai catatan Decision Tree ini
menetapkan suatu bahaya potensial menjadi mungkin tidak dapat diterapkan pada setiap
bahaya nyata atau sebaliknya. Bahaya CCP oleh karena itu dapat juga dilakukan
sinifikan yang telah ditetapkan harus dengan cara lain yang dimaksudkan untuk
dikendalikan dalam rencana HACCP dengan mampu secara dini mengantisipasi/mencegah

Open Access Journal 109


Manfish Journal Vol.2 No.2, Maret 2022

terjadinya bahaya. Decision Tree adalah urutan secara spesifik dan divalidasi untuk setiap
pertanyaan logis yang diajukan untuk setiap CCP. Batas-batas kritis meliputi: persyaratan
bahaya signifikan pada setiap tahapan proses. teknis/administrasi, definisi (batasan)
Langkah-langkah Decision Tree adalah berupa penolakan, dan toleransi (batasan persyaratan)
4 (empat) pertanyaan sebagai berikut: 1) penolakan. Dalam beberapa kasus lebih dari
apakah ada upaya pengendalian yang dapat satu batas kritis akan diuraikan pada suatu
dilakukan pada tahapan tersebut atau pada tahap khusus.
tahapan berikutnya untuk mencegah atau Kriteria untuk menentukan batas kritis
meminimalkan bahaya potensial yang untuk setiap bahaya signifikan tidak selalu
mungkin terjadi. Jika jawaban “ Ya” lanjutkan tersedia, tetapi dapat diperoleh dari data-data
kepada pertanyaan kedua namun jika “Tidak“ hasil pengujian atau penelitian, ketentuan
berarti bukan CCP. 2) apakah tahapan ini pemerintah atau lembaga-lembaga lainnya,
dirancang secara spesifik untuk tenaga ahli, dan lain-lain. Kriteria yang sering
menghilangkan atau mengurangi bahaya yang digunakan mencakup pengukuran-pengukuran
mungkin terjadi sampai tingkatan yang dapat terhadap suhu, waktu, tingkat kelembaban, pH,
diterima. Jika jawaban “Ya”, berarti tahapan Aw, keberadaan chlorine, benda asing, dan
ini CCP namun jika jawaban “Tidak”, parameter sensori seperti kenampakan visual
lanjutkan dengan pertanyaan ketiga, 3) apakah dan tekstur. Untuk lebih memperketat
bahaya yang diidentifikasi dapat melebihi pengawasan CCP perlu pula ditetapkan batas
tingkatan yang dapat diterima atau dapatkah operasi atau “operating limit“ lebih tinggi atau
ini meningkat sampai tingkatan yang tidak lebih ketat dari batas kritis.
dapat diterima. Jika jawaban “Ya”, lanjutkan CXC (2020) menggambarkan langkah ke-9
kepertanyaan empat namun jika jawaban dalam dalam penerapan sistim HACCP adalah
“tidak”, berarti tahapan ini bukan CCP, 4) menetapkan prosedur pemantauan. Prosedur
akankah tahapan berikutnya dapat pemantauan adalah suatu program observasi
menghilangkan bahaya yang teridentifikasi atau pengukuran yang terencana pada setiap
atau mengurangi tingkatan kemungkinan CCP utk menilai apakah CCP masih di dalam
terjadinya sampai tingkatan yang dapat kendali (menjamin kesesuaian dengan Batas
diterima. Jika jawabannya “Ya”, berarti Kritis yang ditetapkan). Suatu proses
tahapan ini bukan CCP namun jika pemantauan dikatakan akurat apabila semua
jawabanyan “Tidak”, berarti tahapan ini adalah CCP dapat dikontrol dengan baik sehingga
CCP. tidak terjadi penyimpangan terhadap batas
Vatria (2016) menjeskan langkah ke-8 kritis yang telah ditetapkan. Prosedur
dalam dalam penerapan sistim HACCP adalah pemantauan juga untuk menghasilkan catatan
penentuan batas kritis (critical limit/CL). Batas yang akurat yang dapat digunakan dalam
kritis adalah suatu kriteria yang memisahkan verifikasi di pada masa yang akan datang. Data
antara kondisi yang dapat diterima dan yang yang diperoleh dari pemantauan harus dinilai
tidak dapat diterima. Dengan kata lain batas oleh orang yang diberi tugas, berpengetahuan,
kritis adalah nilai toleransi yang harus dan berwewenang untuk melaksanakan
dipenuhi untuk menjamin bahwa suatu CCP tindakan perbaikan yang diperlukan. Semua
secara efektif mengendalikan bahaya biologis, catatan dan dokumen yang terkait dengan
kimia, dan fisik. Batas kritis harus ditetapkan kegiatan pemantauan CCP harus ditanda

Open Access Journal 110


Manfish Journal Vol.2 No.2, Maret 2022

tangani oleh orang yang melakukan untuk dikonsumsi manusia atau dapat
pengamatan dan oleh petugas yang, merugikan konsumen. Beberapa bentuk
bertanggung jawab melakukan peninjauan tindakan koreksi yang umum dilakukan
kembali dalarn perusahaan tersebut. Sebagian meliputi: 1) pemisahan / penanganan khusus
besar prosedur pemantauan untuk CP perlu (release), 3) proses ulang (rework), 3)
dilaksanakan secara cepat karena berhubungan pengalihan ke produk lain (re-disposition), 4)
dengan proses yang berjalan dan tidak tersedia penolakan / pemusnahan (reject). Langkah-
waktu lama untuk melaksanakan pengujian langkah untuk menentukan tindakan koreksi
analitis. Pengukuran fisik dan kimia seringkali produk adalah sebagai berikut: 1) menahan
lebih disukai daripada pengujian mikrobiologi (hold) produk, 2) menentukan apakah produk
karena dapat dilaksanakan dengan cepat. menimbulkan bahaya. 4) jika tidak terdapat
Tujuan melakukan prosedur pemantauan bahaya, produk dapat di release, 5) jika ada
adalah: memastikan batas kritis terpenuhi, potensi bahaya, tentukan apakah produk
dokumentasi yang menunjukkan batas kritis tersebut dapat di reworked/reprocess, re-
dipatuhi, dan identifikasi saat terjadi disposition, atau di reject.
kehilangan kendali (deviasi terjadi pada CCP). CXC (2020) menjelaskan langkah ke-11
Sedangkan target utama pemantauan adalah dalam dalam penerapan sistim HACCP adalah
GMP, SSOP, dan CCP. penetapan prosedur verifikasi. Verifikasi
SNI (1998) mendeskripsikan langkah ke-10 adalah penerapan metoda, prosedur, pengujian
dalam dalam penerapan sistim HACCP adalah dan cara penilaian lainnya disamping
menetapkan tindakan koreksi. Tindakan pemantauan untuk menentukan kesesuaian
koreksi adalah setiap tindakan yang harus dengan rencana HACCP. Verifikasi bertujuan
diambil apabila hasil pemantauan pada CCP untuk menjamin dan memastikan bahwa
menunjukkan kehilangan kendali. Tujuan program HACCP dilaksanakan sesuai rencana
tindakan koreksi adalah untuk mengoreksi dan dan dilakukan secara efektif dan konsisten.
menghilangkan penyebab penyimpangan dan Frekuensi verifikasi harus cukup untuk
mengembalikan kontrol proses, serta untuk mengkonfirmasikan bahwa sistem HACCP
mengidentifikasi produk yang dihasilkan bekerja secara efektif. Tipe verifikasi adalah
selama proses yang menyimpang dan sebagai berikut: 1) validasi yang merupakan
menentukan disposisinya (tindakan elemen verifikasi yang fokus pada
koreksinya). pengumpulan dan evaluasi informasi ilmiah
Setiap kali terjadi penyimpangan CCP dan teknis untuk dianalisa.Bila rencana
harus dilakukan tindakan koreksi dan dicatat HACCP efektif dan ketika diterapkan dengan
sesuai prosedur yang ditentukan pada saat baik maka akan mengendalikan bahaya secara
menyusun rencana HACCP. Suatu tindakan efektif, 2) verifikasi yang merupakan metode,
koreksi efektif apabila: 1) mampu prosedur, testing, dan evaluasi lainnya untuk
memperbaiki atau mengurangi hal-hal yang memverifikasi bahwa Rencana HACCP yang
menyebabkan terjadinya penyimpangan dibuat sudah sesuai dengan alur produksi, dan
terhadap batas kritis, 2) mampu memisahkan menilai apakah operasi proses produksi sesuai
dan menemukan peruntukan produk yang tidak dan konsisten dengan Rencana HACCP.
memenuhi persyaratan, 4) mampu mencegah Terdapat tiga jenis verifikasi yaitu: verifikasi
beredarnya produk-produk yang tidak aman CCP, verifikasi HACCP, dan verifikasi badan

Open Access Journal 111


Manfish Journal Vol.2 No.2, Maret 2022

pemerintah, 3) kaji ulang yang bertujuan untuk monitoring CCP, 3) rekaman tindakan
melihat apakah rencana HACCP mutakhir perbaikan, rekaman verifikasi, 4) rekaman
/terkini, memastikan kesesuaian standar, dan sanitasi, 5) amandemen.
efektifvitas implementasi rencana HACCP.
Dilakukan secara terjadwal, minimal sekali KESIMPULAN
setahun, dapat diinisiasi karena adanya HACCP merupakan suatu sistim jaminan
perubahan faktor internal dan eksternal. Jika mutu dan keamanan makanan yang telah
diakui efektifitasnya sehingga sebagian besar
diperlukan kaji ulang harus dilanjutkan dengan
negara di dunia telah menerapkan HACCP
melakukan amandemen (revisi) terhadap
prosedur yang ditetapkan pada rencana sebagai sistim jaminan mutu dan keamanan
HACCP. Perubahan tersebut dimasukkan pangan. Sebelum menerapkan sistim HACCP
terdapat program pra-syarat yang harus
secara penuh ke dalam dokumentasi dan sistem
dipenuhi oleh unit pengolahan ikan (UPI)
pencatatan untuk menjamin tersedianya
informasi yang mutakhir. untuk memastikan penerapan sistim HACCP
Vatria (2020); Aziz et al (2021); Citraresmi dapat berjalan secara efektif dan efisien.
dan Putri (2019) menggambarkan langkah ke- Program pra-syarat tersebut terdiri dari: 1)
pemenuhan syarat lokasi, lingkungan,
12 dalam dalam penerapan sistim HACCP
bangunan, peralatan, 2) penerapan standar
adalah penetapan prosedur pencatatan.
Pencatatan dan pembuktian yang efisien serta prosedur operasi pengolahan, 3) pemenuhan
akurat adalah penting dalam penerapan sistem persyaratan standar prosedur operasi sanitasi,
dan 4) program prasyarat lainnya seperti;
HACCP. Pencatatan dapat berupa dokumen
program ketelusuran produk, prosedur
dan rekaman. Dokumen adalah referensi yang
digunakan sebagai acuan oleh organisasi penanganan keluhan pelanggan, dan pelatihan
dalam menerapkan sistem HACCP, misalnya: karyawan.
Terdapat 12 langkah dalam penerapan
buku panduan HACCP, GMP, SSOP, instruksi
sistim HACCP yaitu: 1) pembentukan tim
kerja, formulir. Rekaman adalah bukti tertulis
bahwa organisasi telah melaksanakan sistem HACCP, 2) deskripsi produk, 3) dentifikasi
HACCP yang diverifikasi dengan standar dan penggunaan produk, penyusunan diagram alir,
konfirmasi diagram alir di lapangan, analisis
prosedur yang ditetapkan. Rekaman adalah
bahaya, penentuan CCP, 4) penentuan batas
alat manajemen yang dapat menunjukan trend
(peningkatan/ penurunan) dan efektifitas kritis, 6) penyusunan sistem pemantauan pada
operasional penerapan HACCP. setiap CCP, 7) penetapan tindakan koreksi, 8)
penetapan prosedur verifikasi, dan 9)
Rekaman penting dalam melaksanakan
penetapan prosedur pencatatan.
review efektivitas rencana HACCP dan
memberi informasi untuk perbaikan rencana
SARAN
HACCP tersebut. Rekaman juga menunjukan
Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan
sejarah proses operasi dan memberikan bukti tentang implementasi sistim HACCP
tentang kepatuhan terhadap rencana keamanan dibeberapa industri pengolahan hasil
pangan. Jenis rekaman yang harus disimpan
perikanan yang menghasilkan produk yang
sebagai bagian dari sistem HACCP, antara lain
beragam.
adalah: 1) buku panduan mutu (haccp plan)
dan dokumen pendukung, 2) Rekaman

Open Access Journal 112


Manfish Journal Vol.2 No.2, Maret 2022

DAFTAR PUSTAKA Standards ISO 22000-2018: Food Safety


Asmadi D., Ilyas, dan Nadhilah E. 2020. Management Systems-Requirements For
Perancangan Penjaminan Mutu dan any Organization in the Food Chain. ISO.
Pengendalian Produk Dengan Metode KKP [Kementerian Kelautan dan Perikanan].
HACCP (Studi Kasus). Jurnal Teksargo 2018. Peraturan Menteri Kelautan dan
1(2): 1-13. Perikanan Nomor 51 Tentang Sertifikasi
Aziz MR., Ulfa R., dan Setyawan B. 2021. HACCP. KKP.
Analisa Critical Control Point (CCP) pada KKP [Kementerian Kelautan dan Perikanan].
Produksi Ikan Kaleng di PT. Permata 2019. Peraturan Menteri Kelautan dan
Bahari Malindonesia. Jurnal Teknologi Perikanan Nomor 17 Tentang Pernerbitan
Pangan dan Ilmu Pertanian 3(1): 13-19. Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP).
BSN [Badan Standarisasi Nasional]. 2002. KKP.
Pedoman 1004-2002: Panduan Nurani TW., Iskandar BH., dan Wahyudi GA.
Penyusunan Rencana Sistim Analisa 2011. Kelayakan Dasar Penerapan Haccp
Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis di Kapal Fresh Tuna Longline. Jurnal
(HACCP). BSN. Pengolahan Hasil Perikanan indonesia
Citraresmi ADP. dan Putri F. P.2019. 14(2): 115-123.
Penerapan Hazard Analysis And Critical SNI [Standar Nasional Indonesia]. 1998. SNI
Control Point (HACCP) pada Proses 01-4852-1998: Sistem Analisa Bahaya dan
Produksi Wafer Roll. Jurnal Teknologi & Pengendalian Titik Kritis (HACCP) Serta
Industri Hasil Pertanian 24(1): 1-14. Pedoman Penerapannya. SNI.
CXC [International Food Standards Codex Vatria B. 2020. Manual HACCP-Based
Alimentarius]. 2020. CXC 1-1969 Integrated Quality Management Program
Adopted in 1969. Amended in 1999. of Raw Frozen Shrimp at PT. Pulaumas
Revised in 1997, 2003, 2020. Editorial Khatulistiwa. PT. PMK. Pontianak.
corrections in 2011: General Principles of Vatria B. 2016. Program Manajemen mutu
Food Hygiene. CXC. Terpadu Berdasarkan konsepsi HACCP.
ISO [International Organization for Jurnal Vokasi 5(1): 104-114.
Standardization]. 2018. International

Open Access Journal 113

Anda mungkin juga menyukai