Dosen Pembimbing :
AT Diana Nerawati, SKM, M. Kes
Disusun Oleh :
Iqbal Kurniawan (P27835116002)
Isma Nurul Walijah (P27835116033)
Asti Mira Anshari (P27835116032)
Rodiyah Abruri (P27835116039)
SURABAYA”.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini kami mendapatkan banyak bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu kami ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada :
1. Para dosen pembimbing mata kuliah Pengawasan Mutu Pangan di Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Surabaya, yang telah membimbing dan mengarahkan kami untuk menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini.
2. Rekan-rekan mahasiswa Gizi tingkat II, yang telah membantu kami baik secara moriil
maupun materiil untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada karya tulis
ilmiah ini. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh
karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami dan menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.
Akhirnya, kami mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat,
khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
IV.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Menganalisis contoh penerapan HACCP pada prosedur pengolahan sayur sop
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi bahan – bahan pada pembuatan sayur soup
2. Mengidentifikasi peralatan pada pembuatan sayur soup
3. Mengidentifikasi hygiene dan sanitasi pada pembuatan sayur soup
4. Mengidentifikasi hazard (bahaya) pada pembuatan sayur soup
5. Mengidentifikasi TKK (Titik Kendali Kritis) pada pembuatan sayur soup
6. Mengidentifikasi batas kritis pada pembuatan sayur soup
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HACCP tidak hanya diterapkan dalam industri pangan modern, tetapi juga diterapkan
dalam produksi makanan catering, makanan untuk hotel dan restoran, institusi
penyelenggaraan makanan di rumah sakit, bahkan dalam pembuatan jajanan
makanan. Menurut NACMCF (1990) ada 7 prinsip analisis bahaya pada titik pengendalian
kritis (HACCP) adalah sebagai berikut:
Bagian Security dan Hygene and Quality Assurance mempunyai koordinasi langsung di
bawah GM bertanggung jawab langsung ke GM. Hal ini dilakukan untuk menghindari kompromi
antar bagian perusahaan yang nantinya merugikan perusahaan. Hygene and Quality Assurance
memiliki fungsi yang sangat penting karena jasa yang ditawarkan PT ACS berkisar produk
makanan, apabila makanan yang diproduksi PT ACS rusak atau terkontaminasi akan
menyebabkan keracunan makanan, selain merugikan PT ACS secara finansial, juga akan
mengakibatkan kehilangan konsumen, bahkan dapat mengakibatkan tuntutan hukum dari
konsumen yang secara finansial dapat mencapai milyaran rupiah, dan hilangnya kepercayaan
konsumen baik konsumen domestik maupun internasional. Hygene and Quality Assurance
berfungsi untuk memeriksa kualitas barang yang diterima di gudang dan mengaudit produk akhir
yang dihasilkan.
Departemen Administrasi bertugas untuk membantu para manajer mempelancar pekerjaan
mereka. Secara periodik, bagian Administrasi mengaudit kondisi perusahaan baik kondisi
finansial maupun kondisi persediaan barang perusahaan. Bagian Administrasi dibagi lagi
menjadi bagian Keuangan (finance), Pembukuan (Accounting), Human Resource Departement,
Customer Service dan Purchasing.
Purchasing officer mempunyai tugas untuk menanggani semua pembelian yang dilakukan
oleh PT ACS, termasuk pembelian bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi dengan
mengeluarkan purchasing order (PO). Jumlah bahan baku yang dibeli disesuaikan dengan
kebutuhan produksi, untuk itu pihak purchasing harus menunggu purchasing requisition (PR)
yang disusun oleh Kitchen Planning.
Untuk menyusun PR, pihak Kitchen Planning harus menggunakan informasi yang
tercantum dalam menu yang sudah dipilih oleh maskapai penerbangan dan feed back dari koki-
koki yang bekerja di dapur. Setelah disusun PR harus mendapat persetujuan dari pihak executive
chef, store manager, cost controller, puchasing manager dan general manager, barulah
diserahkan ke pihak Purchasing. Departemen Purchasing juga memiliki tugas untuk memilih
vendor (supplier) bahan baku. Setelah mendapat PR dari pihak kitchen planning, Purchasing
Officer akan menghubungi beberapa pemasok. Pihak pemasok kemudian akan mengirim sampel
barang yang diinginkan. Dari sampel ini akan dilakukan seleksi kemudian ditentukan 3 pemasok
yang akan menjadi penyedia barang tersebut. Untuk mengurangi peluang ketergantungan
terhadap satu pemasok, biasanya untuk satu barang PT ACS memiliki minimum pemasok.
Pemilihan menu merupakan proses tersendiri. Pihak maskapai penerbangan akan
mendekati PT ACS dan mengajukan menu makanan yang diinginkan untuk rute penerbangan
tertentu. Pihak PT ACS kemudian menyusun menu sesuai dengan permintaan dan juga
menawarkan menu alternatif. Setelah pihak maskapai penerbangan menentukan pilihan terhadap
menu makanan, maka diadakan perjanjian kontrak yang menyangkut berapa lama menu tersebut
akan dipakai dan harga yang disetujui dan kondisi kontrak lainnya. Sedangkan jumlah berapa
porsi makanan yang diproduksi disesuaikan dengan jumlah penumpang setiap harinya. Dari
informasi ini maka pihak Kitchen Planning akan menyusun PR dan menyerahkannya ke pihak
purchasing yang kemudian akan menyusun PO. Jumlah produksi makanan berubah-ubah setiap
harinya untuk itu pihak Kitchen Planning harus mengantisipasi jumlah pembelian agar bahan
baku yang dibeli tidak berlebihan atau berkekurangan.
Departemen produksi pada dasarnya merupakan pusat kegiatan PT ACS, departemen ini
dipimpin oleh seorang manajer dan membawahi sub departemen bakery/pastry, hot kitchen, pre-
production, cold kitchen, kitchen administration, preparation dan tray setting. Bagian
bakery/pastry bertanggung jawab untuk penyediaan roti , kue-kue dan cokelat. Bagian pre-
production tugasnya meliputi penyiapan sayur-mayur, buah, daging dan seafood. Hot kitchen
adalah tempat dimana makanan dimasak, sedangkan cold kitchen adalah dapur yang
mengerjakan makanan-makanan dingin seperti salad, hidangan pembuka (appetizer),
canape,buah, roti lapis dan lain sebagainya.
1. Inflight Catering Service : unit usaha ini lebih memprioritaskan kepada layanan jasa
boga bagi perusahaan penerbangan. Unit ini beroperasi hampir di seluruh bandar udara
besar Indonesia. Layanan yang ditawarkan meliputi penerbangan domestiok,
internasional, penerbangan khusus seperti penerbangan carter, VVIP dan haji.
2. Industrial catering : unit usaha ini bergerak di bidang layanan jasa boga dan jasa terkait
lainnya diluar pelayanan maskapai penerbangan. Layanan yang ditawarkan ditujukan
bagi perusahaan-perusahaan besar dengan banyak sumber daya manusia misalnya
lokasi-lokasi pemondokan karyawan pengeboran minyak dan gas bumi, pengelolaan
kantin karyawan pabrik, kantin sekolah atau universitas, juga layanan kebutuhan jasa
boga untuk rumah sakit, baik menu normal untuk karyawan maupun makanan dengan
diet khusus untuk pasien. Unit usaha ini juga menawarkan jasa binatu dan jasa
pengelolaan dan perawatan wisma (house keeping dan maintance).
PENYIMPANAN
(Storage)
BLAST CHILLER
CHILLER
HOT DISHING
HOLDING
ROOM
DELIVERY
III.4 Tahap 4: Verifikasi Diagram Alir Di Tempat
Kategori
N Kelompok Bahaya
Bahan Risiko
o
A B C D E F
1 Serealia (beras, III
- √ - √ √ -
tepung, biji2an)
2 Lauk Hewani - √ - √ √ - III
3 Sayuran - √ - √ √ - III
4. Produk olahan II
- √ - √ √ -
susu
5. Gol. Minyak - - - √ √ - III
6. Air - √ - √ √ - III
Keterangan :
A = Makanan non steril untuk konsumen beresiko tinggi (a.l. pasien&gol. Resti)
B = Mengandung bahan yang sensitif terhadap bahaya biologis/kimia/fisik
C = Tidak ada tahap untuk mencegah/menghilangkan bahaya
D = Kemungkinan mengalami kontaminasi kembali setelah pengolahan
E = Kemungkinan penanganan yang salah selama distribusi /konsumsi
F = Tidak ada cara mencegah/menghilangkan bahaya oleh konsumen
Tahap Kesimpulan
Bahaya Potensial P1 P2 P3 P4 P5 P6
Proses (CCP/CP)
Pencucian Biologi : E. Coli Y Ya Tida Ya Ya Ya
(kurangnya a k
CCP
kebersihan alat dan
bahan)
Pengupasan Fisik : sisa kotoran Y Ya Tida Tida Ya Ya
dan kontaminasi a k k CP
pisau
Pemotongan Fisik : karatan, Y Ya Tida Tida Ya Ya
terdapat sisa kotoran a k k CP
bahan lain
Penyimpanan Fisik : krikil, debu Y Ya Tida Tida Ya Ya
kering karena kebersihan a k k CP
alat kurang
Penyimpanan
Dingin
Thawing
Hot Cooking Biologi: E.Coli yang Y Ya Tida Ya
CCP
direbus belum mati a k
Blast Chilling
Hot Dishing Fisik: kotoran debu, Y Ya Tida Tida Ya Ya
rambut, kurang a k k
CP
kebersihan alat dan
bahan
Biologi: Bakteri, Y Ya Tida Tida Ya Ya
CP
tidak pakai masker a k k
Holding
Room
Delivery
Keterangan :
III.9 Menetapkan tindakan koreksi untuk sistem penyimpanan yang mungkin terjadi
III.10 Menetapkan prosedur verifikasi
4 Bawang prei F Sisa tanah yang menempel TIDAK PENGUKUR Dicuci bersih,
AN menggosok lembut
DILEWATI dengan tangan
5 Bawang putih B Erwinia Salmonella sp. TIAP SIUNG OBSERVASI Disimpan dalam wadah
Bacillus cereus yang kering dengan
Clostridium perfringens suhu kamar (300 C)
6 Bawang Merah B Erwinia Salmonella sp. TIAP SIUNG OBSERVASI Disimpan dalam wadah
Bacillus cereus yang kering dengan
Clostridium perfringens, suhu kamar (300 C)
Kapang dan khamir
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Terdapat 7 prinsip dijabarkan dalam 12 langkah penerapan HACCP yang harus dilakukan
untuk membuat pengendalian mutu dan kualitas produk, yakni :
1 Menentukan tim
2 Mendeskripsikan produk
3 Identifikasi penggunaan produk
4 Menyusun diagram alir
5 Verifikasi diagram alir di tempat
6 Mendaftar semua bahaya potensial, melakukan analisa bahaya, dan menentukan tindakan
pengendalian (prinsip 1)
7 Menentukan CCP
8 Menentukan batas kritis setiap CCP
9 Menetapkan sistem monitoring untuk setiap CCP
10 Menetapkan tindakan koreksi untuk sistem penyimpanan yang mungkin terjadi
11 Menetapkan prosedur verifikasi
12 Menetapkan cara penyimpanan, catatan, dan dokumentasi
IV.2 Saran
- Penerapan HACCP cocok digunakan untuk industri menengah hingga industri besar
karena prosedur yang kompleks dan telah memenuhi tanggung jawab dalam
pengendalian kualitas makanan yang diproduksi.
- Penerapan CCP adalah minimal persyaratan yang harus dilakukan oleh industri kecil
(PIRT), dan yang bergerak dalam pelayanan jasa boga (warung, restoran, catering)
- Sebaiknya dilakukan analisis pengelolaan keuangan untuk mendukung tegaknya
HACCP di lingkup industri baru merintis.