Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Analisis Situasi
Produk makanan olahan industri merupakan salah satu pilihan masyarakat Indonesia
untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari karena sifatnya yang cenderung ekonomis dan
praktis. Berdasarkan data statistik disebutkan bahwa pada tahun 2010 sebesar 14,23% dari
rata-rata pendapatan masyarakat dikeluarkan untuk membeli makanan dan minuman jadi
setiap bulannya dan meningkat pada tahun 2011 menjadi 14,9% (BPS, 2011). Namun sifat
ekonomis dan praktis tidak membuat masyarakat mudah mengkonsumsi setiap makanan
olahan industri yang dijual dipasaran. Masyarakat juga mempertimbangkan tingkat
kehigienisan, kehalalan dan kesehatan makanan olahan industri dengan sikap lebih selektif
sebelum membeli. Makanan olahan industri yang memenuhi kriteria layak konsumsi dan
dibuktikan dengan adanya sertifikat dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
serta sertifikat kehalalan pangan dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan
Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) inilah yang akan dipilih oleh
masyarakat. Untuk memproduksi makanan yang memnuhi kriteria sehat dan halal perlu
adanya komitmen dalam industri tersebut untuk melaksanakan pedoman menghasilkan
pangan yang baik melalui pengelolaan industri yang baik atau Good Manufacturing Practices
(GMP). Terdapat 8 aspek yang menjadi standar GMP diantaranya desain dan fasilitas pabrik;
pengendalian operasional; jaminan mutu; penyimpanan; pengendalian hama; higiens personil;
pemeliharaan, pemberihan dan perwatan, serta pengaturan penanganan limbah.
Lokasi PKL yang dipilih adalah PT. Suryajaya Abadiperkasa yang terletak di Desa
Banjarsari Kabupaten Probolinggo dengan luas area 5 hektar dan berbatasan dengan jalan
raya provinsi di sebelah utara, sawah Desa Semendi di sebelah selatan, perumahan dinas di
sebelah timur serta SPBU Banjarsari di sebelah barat. Perusahaan ini bergerak dalam bidang
industri makanan olahan dalam kaleng berupa kornet daging sapi dan beberapa produk seperti
sosis, masakan Indonesia dan jamur. Pengalaman PT. Suryajaya Abadiperkasa dalam industri
makanan yang sudah cukup lama dan memiliki merk dagang ternama di Indonesia
membuktikan bahwa segala aspek dalam pengolahan produk sangat diperhatikan. Oleh karena
itu peninjauan mengenai penerapan Good Manufacturing Practices dalam mengolah daging
sapi menjadi kornet dalam kaleng di PT. Suryajaya Abadiperkasa dapat dijadikan sebagai
tambahan pembelajaran.
1.2

Rumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas pada laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) yaitu bagaimana
penerapan Good Manufacturing Practices yang meliputi desain dan fasilitas pabrik;
pengendalian operasional; jaminan mutu; penyimpanan; pengendalian hama; higiens personil;
pemeliharaan, pembersihan dan perawatan, serta pengaturan penanganan limbah pada PT.
Suryajaya Abadiperkasa dalam memproduksi kornet daging sapi dalam kaleng.
1.3

Tujuan
Praktek kerja lapang ini diakukan untuk mengetahui tingkat penerapan Good
Manufacturing Practices dan mengetahui tindakan efektif dalam mengatasi permasalahan
1

mengenai penerapan tersebut pada PT. Suryajaya Abadiperkasa dalam memproduksi kornet
daging sapi dalam kaleng.
1.4

Kegunaan
Hasil Praktek Kerja Lapang yang telah dilakukan diharapkan dapat:
1. Memperoleh informasi tentang proses pengolahan daging sapi menjadi kornet dalam
kaleng serta kesesuaian penerapannya dengan standar Good Manufacturing Practices industri
pengolahan daging.
2. Menganalisa tindakan yang tepat untuk mengatasi permasalahan dalam penerapan Good
Manufacturing Practices.
3. Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan mahasiswa saat menghadapi kondisi
kerja di industri pengolahan pangan.

Anda mungkin juga menyukai