PENDAHULUAN
higiene karyawan yang masih kurang disiplin pada setiap alur proses produksi
keripik kentang, serta tidak adanya laboratorium milik pribadi untuk mengontrol
dan memeriksa kualitas dari air yang digunakan dalam proses produksi keripik
kentang. Hal tersebut dikhawatirkan dapat memberikan dampak yang negatif pada
produk akhir. Pada proses sistem HACCP juga pihak dari UKM Agronas Gizi
Food belum menerapkannya dikarenakan adanya beberapa kendala terkait hal
tersebut mulai dari segi pendanaan dan segi sumberdaya manusia yang masih
terbatas.
UKM Agronas Gizi Food pun masih memberikan fokusnya kepada
pengembangan usaha yang dijalani, sehingga hal pendanaan menjadi suatu
kendala dalam alokasi dana secara khusus di dalam menerapkan sistem HACCP
(Hazard Analysis and Criticial Control Point) di UKM tersebut, karena UKM
Agronas Gizi Food belum memfokuskan terhadap antisipasi bahaya dari produk
yang dipasarkan, sehingga terdapat beberapa aspek yang belum dijalankan sesuai
dengan standar aspek GMP dan SSOP yang berlaku yang telah diuraikan pada
pernyataan sebelumnya. Dengan menerapkan sistem HACCP diharapkan dapat
membantu UKM Agronas Gizi Food dalam proses antisipasi sebuah bahaya dan
mengidentifikasi titik pengawasan yang mengutamakan pada tindakan
pencegahan dari pada mengandalkan pengujian produk akhir.
Uraian pada latar belakang sebelumnya memiliki berbagai masalah atau
kendala yang terkait dengan keamanan dan kehigienisan produk keripik kentang
yang dibuat, maka implementasi dari sistem HACCP penting untuk diteliti.
HACCP menjadi salah satu bentuk manajemen resiko yang perlu dikembangkan
untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan (preventive)
yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan produk keripik
kentang dengan mutu yang baik dan keamanan pangan yang terjamin. Oleh karena
itu penulis ingin mengkaji lebih dalam mengenai “Implementasi Pengendalian
Kualitas dengan Menggunakan Sistem HACCP (Hazard Analysis and Critical
Control Point) pada Keripik Kentang di UKM Agronas Gizi Food, Batu”.
5
3. Memberikan suatu gagasan dan solusi bagi usaha kecil dan menengah makanan
maupun dalam skala besar lainnya agar menjadi wawasan baru bagi para
pengusaha yang menjalankan bisnis di bidang makanan dengan pencapaian
kualitas produk yang lebih baik dan sesuai dengan standar.