Jelaskan apa yang Saudara ketahui tentang “Safe from Farm to table” &
berikan contohnya
Analisis bahaya dan titik kendali kritis adalah susatu pendekatan sistematis
yang bersifat mencegah untuk mengidentifikasi dan menilai bahaya
mikrobiologi, kimia, fisik dan resiko yang berhubungan dengan produk.
Berikut bagan titik kendali kritis pengolahan susu di PT. XX. QC terdiri dari 3
kompoinen, yaitu kimia, miktobiologi, serta fisik dan sensori. Pada QC hal
yang dilakukan pertama kali berdasarkan Quality Monitoring Scheme (QMS)
sebagai acuan dan pedoman kerja, mengatakan uji penerimaan bahan baku
dengan berbagai macam metode, lalu pengujian pada proses produksi,
pengujian sampel berdasarkan fisik, kimia, biologis, dan sensori pada produk
antara dan akhir , teknik penyimpanan dan distribusi.
Bahan baku yang digunakan oleh PT. Sehat Makmur Indonesia adalah susu
segar. Bahan baku diperoleh oleh pemasok lokal. Pengendalian mutu bahan
baku di PT. Sehat Makmur dilakukan dengan cara menetapkan batas
spesifikasi untuk bahan baku yang masuk. Susu segar diterapkan dengan
standar kadar lemak 3,0 % , pH ± 6.5 , hasil uji alkohol negatif. Mutu susu
segar tergantung dari beberapa faktor, seperti sapi perah, manusia,
lingkungan, dan kebijaksanaan perusahaan. Hal-hal yang mempengaruhi sapi
perah adalah faktor genetika, umur sapi, pakan, dan pemeliharaan ternak.
Faktor manusia melibatkan sikap mental dan tanggung jawab peternak
maupun kebersihan peralatan memerah dan lingkunganya, sehingga susu
segar yang diperoleh semaksimal mungkin terhindar dari kontaminasi dan
bermutu tinggi. Faktor lingkungan seperti lokasi peternakan yang jauh
letaknya dari unit pengumpul susu menyebabkan selang waktu cukup lama
sebelum susu dapat disimpan dalam cooling unit, sehingga mutu susu segar
sudah menurun. Maka siambil kebijakan menggunakan pemasok yang
memiliki lokasi dekat dengan perusahaan. Kebijakan perusahaan
menerapkan sistem denda dan bonus sehingga dapat memacu peternak
dalam meningkatkan mutu susu segar yang dihasilkan.
Kadar lemak merupakan salah satu dasar penerimaan dan penolakan serta
penentuan harga susu yang dipasok. Susu segar yang dipasok oleh koperasi
– koperasi susu ke PTI mempunyai kadar lemak berkisar 2.8 – 3.9 %. Susu
segar dengan kadar lemak < 2.8 % tidak dapat diterima (ditolak). Batas
penolakan ditetapkan sesuai Surat Keputusan Direktorat Jenderal Peternakan
(1983), yang menyatakan bahwa syarat mutu susu segar harus memiliki
kadar lemak minimum 2.8%.
Pada saat proses produksi diambil sampel per batch 1 liter untuk dianalisis
secara kimia, mikrobiologis, fisik dan sensori sesuai dengan SNI. Uji kimia
dilakukan uji kadar air, protein, alkohol, dan lemak. Uji fisik dilakukan uji
penampakan, warna, aroma, dan rasa. Uji mikrobiologi dilakukan uji ALT,
kapang, dan khamir.
4. Pengemasan