Analisis Jurnal
Practice of Selected Foodservice Establishment in
Iloilo City, Philiphines
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Food Service Management,
yang diampu oleh Yudi Arimba Wani, MPH. Eva Putri Arfiani, MPH. Laksmi
Karunia Tanuwijaya, S.Gz, M.Biomed
Disusun Oleh :
Kelas 3A2
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2016
DAFTAR ISI
1
Daftar Isi.............................................................................................................. 2
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................................... 3
1.2 Tujuan................................................................................................ 4
1.3 Manfaat.............................................................................................. 4
Bab 2 Isi
2.1 Metode Penelitian............................................................................... 5
2.2 Profil Pemilihan Sistem Food Service................................................ 5
2.3 Praktek Receiving dalam Food Service.............................................. 6
2.4 Praktek Storage dalam Food Service.................................................. 8
2.5
Bab 3 Kesimpulan
Daftar Pustaka
Pembagian Tugas
Lampiran Jurnal Utama
Lampiran Jurnal Pendukung
BAB 1
2
PENDAHULUAN
3
berkembang dipengaruhi oleh tren, mode, kesehatan, diet tertentu, budaya, agama,
vegetarian, penerimaan konsumen, genetik, dan faktor lainnya.
Berkembangnya keberagaman food service diikuti dengan kemajuan
pelayanan makanan dan minuman. Dulu, food service hanya berprinsip sebagai
jembatan antara sistem produksi makanan dengan konsumen. Namun tampaknya
saat ini pandangan tersebut mulai berubah. Konsumen saat ini lebih melihat pada
proses sehingga kualitas pelayanan makanan menjadi pusat utama konsumen
dalam memilih industri makanan. Hal ini menjadi suatu pokok yang perlu
diperhatikan oleh industri food service agar bisa memahami standar keinginan
konsumen sehingga kesuksesan bisnis bisa dicapai.
Agar mampu memenuhi target industri food service maka manajemen
harus mempertimbangkan banyak faktor termasuk mengontrol peraturan dan
guideline yang berkaitan dengan pembelian, penerimaan, penyimpanan,
inventaris, dan keamanan pangan. Pada penelitian ini akan dijabarkan berbagai
informasi mengenai praktek food service di kota Iloilo.
1.2 Tujuan
Studi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem food service dan
penerapannya yang dipilih di kota Iloilo, Filipina. Juga untuk menjabarkan profil
pembentukan dan manajemen food service yang dipilih, lokasi, jumlah
pengoperasian, status atau tingkatan kualitas food service, dan menilai sistem
food service secara spesifik dari segi pembelian, penerimaan, penyimpanan,
inventaris, dan keamanan pangan.
1.3 Manfaat
Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi konsumen (customer),
pelajar yang sedang mendalami program food service, dan sebagai referensi bagi
praktisi dan orang-orang yang fokus pada pembelian, penerimaan, penyimpanan,
sistem inventaris, dan keamanan pangan agar pengoperasian food service bisa
berhasil.
4
BAB 2
ISI
5
DOT (Department of Tourism). Tren yang sedang diterapkan oleh restoran selain
konsumen yang dapat datang langsung untuk makan, juga melayani delivery
order serta untuk acara-acara seperti ulang tahun, pembastisan, dan pernikahan.
6
Pelaksanaan dalam melakukan receiving/penerimaan barang atau bahan
makanan dalam penetapan pemilihan Foodservice di kota Iloilo. Item 1,
(menerima semua bahan walau tidak sesuai dengan spesifikasi); Item 2
(mempersiapkan terlebih dahulu daftar bahan yang akan dikirimkan di hari
berikutnya); Item 3 (menggunakan laporan penerimaan harian sebagai bukti
dari barang yang telah diterima); Item 4 (menge-check atau memeriksa barang
yang diterima apakah sesuai dengan spesifikasi dalam kualitas, kuantitas,
ukuran, berat dan lainnya); Item 5 (mencatat atau me-record kekurangan, ekses,
barang yang hilang & yang tidak dapat diterima).
Penetapan foodservice di kota Iloilo “dilaksanakan setiap waktu”
pelaksanaan dalam melakukan penerimaan/receiving selalu diperhatikan.
Temuan ini mendukung pernyataan dari Roldan (2005) bahwa
penerimaan/receiving merupakan barang-barang apakah yang akan diperoleh
baik melalui pasar terbuka atau supplier, harus diterima di ruang penerimaan
melalui petugas penerimaan. Petugas saham dan penerimaan ditugaskan untuk
memeriksa serta memvalidasi barang-barang yang akan diterima. Serta
keduanya akan menandatangani catatan penerimaan/receiving pada sales
invoice.
Hal ini semakin menunjukkan bahwa pendirian jasa pelayanan makanan
(Foodservice establishment) harus selalu memastikan dan memeriksa barang-
barang yang akan atau telah diterima berdasarkan spesifikasi kualitas, kuantitas,
7
ukuran, berat dalam menerima barang untuk memastikan kualitas pasokan yang
diterima.
Semua bahan makanan yang datang harus dalam kondisi yang baik,
kualitas dan temperature makanan harus diperhatikan dengan ketat. Area
penyimpanan harus dibersihkan sebelum pengiriman bahan yang telah
ditenerima, sehingga makanan dapat segera disimpan. (Julie Garden. 2012)
Periksa bahan makanan beku, tanda-tanda seperti mencair, darah pada meat
boxes, adanya kebocoran cairan, cairan beku di bagian bawah karton
makanan atau adanya kristal es didalam atau diatas suatu produk. Tolak
kiriman jika menunjukkan tanda-tanda sepeti tersebut.
Tolak makanan kaleng yang penyok, menggembung atau berkarat. Jangan
pernah cicipi makanan kaleng yang rusak.
Melakukan check atau pemeriksaan pada kemasan atau bungkus untuk
memastikan kemasan kering dan segel masih utuh.
Refrigate makanan yang berpotensi bahaya dengan segera.
2.4 Praktek Storage dalam Food Service
8
(menempatkan makanan dan pasokan dalam susunan ruang teratur dan
sistematis); Item 3 (menempatkan makanan yang matang diatas makanan yang
mentah untuk mencegah kontaminasi silang); Item 4 (memeriksa gudang
penyimpanan dan selalu melakukan perawatan yang rutin untuk mencegah
keberadaan tikus dan hama); Item 5 (memisahkan stok berdasarkan bahan yang
mudah rusak, tidak mudah rusak, produk-produk susu atau produk-produk non-
susu).
Penetapan foodservice di kota Iloilo “dilaksanakan setiap waktu”
pelaksanaan dalam melakukan penyimpanan bahan/storage selalu diperhatikan.
Temuan ini mendukung pernyataan Thorner dan Manning (1983) bahwa
penyimpanan/storage adalah penting dalam keseluruhan operation pada
foodservice karena sangat berhubunagan dengan receiving dan production.
Fasilitas penyimpanan suhu rendah dan kering harus mudah diakses baik
dengan ruang penerimaan makanan untuk mengurangi transportasi, biaya
tenaga kerja yang sesuai, perawatan penyimpanan yang sesuai, control suhu,
dan sanitasi yang bersih merupakan pertimbangan utama dalam memastikan
kualitas pada suatu produk yang disimpan.
Semua bahan makanan harus disimpan sesegera mungkin setelah
diterima, kecuali jika memang akan diolah langsung. Produk-produk fast-
moving atau yang akan digunakan terlebih dahulu harus ditempatkan lebih
dekat dengan pintu masuk dibandingkan dengan produk atau bahan yang lebih
lama digunakan. Makanan yang memberikan bau harus disimpan secara
terpisah. Makanan harus diperiksa secara berkala untuk bukti pembusukan,
seperti menggelembung atau bocor kaleng, Idealnya, makanan kaleng tidak
disimpan lebih dari 6 bulan.
Hal ini semakin menunjukkan bahwa pendirian jasa makanan harus selalu
menjaga serta memisahkan stok/bahan berdasarkan pada bahan bahan yang
termasuk perishable food, non-perishable food, dairy food atau non-dairy food,
dengan tujuan untuk menghindari kontaminasi makanan.
9
Perhatikan selalu penyimpanan.perlindungan fisik terhadap hewan
peliharaan, tikus atau serangga serta kebersihan lokasi dan wadah penggunaan
untuk menyimpan bahan. (Susana, Dewi. dkk. 2015) Panduan persyaratan
penyimpanan yang efektif (Bruce Trackey. 2009) :
Selalu perhatikan bahwa ruang penyimpanan selalu terorganisir dengan baik.
Akan membantu untuk mengkontrol barang yang digunakan dan barang
yang akan diorder yang nantinya dapat menjaga penggunaan biaya yang
sesuai.
Beri label tanggal pada stok bahan untuk mengetahui pergiliran FIFO bahan
Prosedur FIFO (first in, first out) memastikan perputaran stok bahan yang
tepat, akan menghasilkan limbah atau pembusukan yang sedikit serta
membantu menjaga kualitas produk. Tandai setiap item/bahan dengan
tanggal terima bahan tersebut. Stok/bahan baru harus disimpan di belakang
stok lama, yang nantinya stok lama akan digunakan terlebih dahulu.
Simpan stok dengan sesuai, pastikan bahwa semua stok disimpan dengan
benar sesuai dengan persyaratan keselamatan dan sanitasi.
- Bahan seperti makanan kaleng, pasta harus disimpan dalam suhu dingin.
Tempat kering: 500F merupakan suhu yang optimum untuh bahan-bahan
kering.
- Bahan beku disimpan dalam suhu 00F atau dibawahnya.
- Refrigator foods, disimpan pada suhu 410F atau dibawahnya.
Menurut U.S. Food and Drug Administration, bahan-bahan seperti daging dan
telur aman disimpan dalam refrigerator dengan tidak lebih dari tujuh hari,
Bekukan bahan seperti daging jika tidak digunakan dengan segera
Gunakan inventory secara teratur dan Pastikan semua inventory aman, kunci
alat pendingin, freezer, ruang penyimpanan ketika tidak digunakan.
Perlindungan dari kerusakan dan pencurian merupakan hal yang penting
dalam mengendalikan biaya.
10
BAB 3
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
De Luna, Arnold Magtibay, Menez, Norma L. 2014. Service Quality Level of Food
Service Establishments in Lipa City, Philippines: Basis for Business
Operations Enhancement. International Journal of Management Sciences Vol.
3, No. 1, 2014, 21-35
Susana, Dewi. dkk. 2015. The Corellation Between The Storage of Food Ingredients
Before Preparation and Leftlover or Unprocessed Ingredient Storage to
Escherichia coli. Contaminant in Campus’ Food Service. International Journal
of Tropical Medicine 10 (3): 10-16,2015 ISSN: 1816-3319
Tracey, Burce. 2009. The Eight-Step Approach to Controlling Food Cost. Cornell
Hospitality Tools, 1 (15), 6-32
12
PEMBAGIAN TUGAS
13
LAMPIRAN JURNAL
UTAMA
14
15
16
17
18
19
20
21
LAMPIRAN JURNAL
PENDUKUNG
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45