DISUSUN OLEH
TUTOR 2 - KELOMPOK 3
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI GIZI
DEPOK
2021
UNIVERSITAS INDONESIA
DISUSUN OLEH
ADIL SIDIK
1806137513
TUTOR 2
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI GIZI
DEPOK
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas modul manajemen sistem penyelenggaraan makanan
institusi untuk melakukan analisis wawancara salah satu institusi industri pelayanan makanan.
Penulisan ini diajukan guna melengkapi tugas pada mata kuliah Manajemen Industri Pelayanan
Makanan yang diharapkan dapat menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari dukungan,
bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Tabe Restoran yang telah memberikan informasi seputar institusi penyelenggara makanan
2. Dr. Ir. Trini Sudiarti, MSi. Sebagai fasilitator Tutor 2
3. Orang tua dan teman-teman yang selalu mendukung dan mendoakan agar penulisan ini
dapat selesai dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga penulisan ini
dapat memberikan manfaat kepada penulis dan pembaca.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
1.1 Latar Belakang Pendirian Usaha Restoran
1.2 Gambaran Umum Usaha Restoran
1.3 Visi dan Misi Organisasi
1.4 Struktur Organisasi
1.5 Aspek Input
Man (Sumber Daya Manusia)
Money (Biaya)
Material (Bahan Makanan)
Machine (Sarana dan Prasarana)
Method (Metode)
1.6 Aspek Proses
Perencanaan Menu
Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan
Penerimaan Bahan Makanan
Sistem Pengontrolan terhadap Persediaan Bahan Makanan di Gudang
Standarisasi dan Kontrol Kualitas
Penyimpanan Bahan Makanan
Persiapan dan Pengolahan Bahan Makanan
Distribusi Bahan Makanan
Aspek Hygiene dan Sanitasi
Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
1.7 Aspek Output
BAB II16
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Pendirian Usaha Restoran
2.1.1 Gambaran Umum Usaha Restoran
2.1.2 Visi dan Misi Organisasi
2.1.3 Struktur Organisasi
2.2 Aspek Input
2.2.1 Man (Sumber Daya Manusia)
2.2.2 Money (Biaya)
2.2.3 Material (Bahan Makanan)
2.2.4 Machine (Sarana dan Prasarana)
2.2.5 Method (Metode)
2.3 Aspek Proses
2.3.1 Perencanaan Menu
2.3.2 Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan
2.3.3 Penerimaan Bahan Makanan
2.3.4 Sistem Pengontrolan terhadap Bahan Makanan di Gudang
2.3.5 Standarisasi dan Kontrol Kualitas
2.3.6 Penyimpanan Bahan Makanan
2.3.7 Persiapan dan Pengolahan Bahan Makanan
2.3.8 Distribusi Bahan Makanan
2.3.9 Aspek Hygiene dan Sanitasi
2.3.10 Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
2.4 Aspek Output
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
Tabe restoran memiliki struktur organisasi dengan 3 owner yang memimpin dan
mengelolah serta melakukan koordinasi dengan pihak yang ada di restoran tabe. Andra
setiyanto sebagai operational kitchen dan owner bertanggung jawab terhadap seluruh
penyelenggaraan makanan yang ada di tabe restoran dengan koordinasi kepada head
chef dan berlanjut ke helper head chef dan waiter. Sedangkan Setyanto Wibisono
sebagai operational accounting dan owner bertanggung jawab terhadap perekonomian
dari tabe restoran terkait dengan investor yang mau bergabung dengan tabe sebagai alur
koordinasi eksternal dan kasir tabe restoran yang merupakan alur koordinasi internal.
Money
Pada tabe restoran keuangan diatur oleh Setyanto Wibisono sebagai operational
accounting dan owner yang akan mengatur terkait dengan gaji pegawai, kerja sama
dengan investor dan pengeluaran serta pemasukan dari tabe restoran itu sendiri. Range
gaji pegawai di tabe dibedakan berdasarkan posisi pekerja dalam segi waktu untuk full
time 2,4jt - 3jt dan untuk part time 70rb - 80rb dengan batasan dalam 1 bulan 20 hari
kerja.
Material
Pengadaan bahan makanan yang ada di tabe restoran memiliki 2 metode yaitu
melalui vendor (lepas) dengan dilakukan pemesanan terkait bahan yang diperlukan
dalam penyelenggaraan makanan di tabe restoran dan pembelian secara langsung ke
pasar terkhusus untuk bahan yang mudah mengalami kerusakan apabila disimpan
berhari - hari seperti sayur. Hal tersebut didasari dengan keutamaan mutu bahan yang
digunakan untuk membuat makanan dan menjaga kualitas dan mutu makanan yang
dibuat.
Setiap malam pihak tabe rutin mengadakan pengecekan bahan yang telah
dipakai untuk memastikan bahan apa yang diperlukan selanjutnya, lalu pihak Tabe
menghubungi vendor untuk memastikan ketersediaan bahan yang diperlukan. Selain itu
pemesanan protein ke vendor didesain untuk penyimpanan 3-4 hari. Evaluasi bahan
yang sering dibutuhkan rutin dilakukan untuk memastikan tidak ada menu yang
terkendala dalam pengadaan bahannya. disamping itu material kebutuhan lainnya
disesuaikan semestinya untuk menunjang restoran seperti listrik, gas dan Air.
Machine
Peralatan yang tersedia dan yang digunakan pada tabe restoran dalam
penyelenggaraan makanan menggunakan standarnya dapur profesional pada umumnya.
Hal yang membedakan dari segi alat makan yang menggunakan konsep Jepang yang
tidak lepas dengan strategi pemasaran yang dapat menarik minat konsumen untuk
berkunjung dan merasakan makan di restoran yang bernuansa jepang berbaur dengan
suasana Coffee shop.
Kapasitas maksimal restoran saat ini memuat 70 orang. Situasi pandemi terdapat
peraturan yang perlu disesuaikan dengan konsumen yang diperbolehkan di tempat
hanya 50% dengan sekitar 35 orang. Luas area resto dari tabe restoran kurang lebih 7
m x 4 m, 5m x 3m dapur, 4m x 2m untuk penyimpanan atau gudang bahan makanan.
Konsep area dine in tidak terlalu besar karena tabe restoran lebih mengutamakan
pelayanan outdoor. Bentuk dapur penyelenggaraan makanan dari tabe restoran
berbentuk L dengan bentuk line panjang khusus untuk bagian mengolah bahan menjadi
menu yang ada dan sebagian kecilnya yaitu line pendek untuk storage dan prepare
bahan dan alat.
Metode
Tabe restoran memberlakukan standar resep dan standar porsi yang pada umumnya dan
seharusnya dilakukan untuk institusi penyelenggara makanan agar setiap porsi dan rasa
yang dihasilkan sama. Contoh standar porsi untuk salah satu menu yaitu salmon aburi
don dengan 120 gr nasi, 100 gr salmon, 30 ml saus tare, 1 pcs onsen egg. Menu yang
ditawarkan tabe restoran beragam dengan jumlah 11 item dengan menu andalan rice
bowl, ramen, gyoza, dan yakitori. Namun, Setiap bulannya Tabe restoran melakukan
research development dengan output akan mengeluarkan menu spesial. Saat ini dengan
membaca keadaan yang sedang pandemi tabe restoran rencana running go food dengan
menu dan harga yang khusus.
Jika dibutuhkan stok baru dari pemasok, maka dari malam sebelumnya pihak
tabe akan menghubungi pemasok dan memberikan jumlah bahan protein yang
dibutuhkan. Permintaan bahan makanan akan dikirim oleh pemasok dan diterima oleh
pihak Tabe di pagi hari. Pembelian sayuran dilakukan setiap hari karena sayur tidak
dapat tahan lama. Untuk pembelian protein dan bahan lainnya yang umur simpannya
cukup lama dilakukan setiap 3-4 hari.
Pada tahap persiapan, protein yang diterima akan dipotong dan disimpan sesuai
dengan ukuran pada setiap standar porsinya. Hal ini dimudahkan dengan adanya standar
porsi yang diberlakukan Tabe.. Setiap harinya, bahan makanan yang dipersiapkan
disesuaikan dengan proyeksi target di hari tersebut. Ada beberapa makanan yang
dipersiapkan terlebih dahulu, contohnya untuk menu katsu ayam telah dipotong yang
diberikan tepung roti terlebih dahulu lalu disimpan kembali. Tahap persiapan ini
mempermudah tenaga pemasak saat proses pengolahan. Pada tahap persiapan ini juga
dilakukan quality control terhadap setiap komponen makanan. Setelah makanan diolah
dan siap disajikan tidak dilakukan quality control kembali.
1.6 Output
Aspek Output
Dalam menerima daya terima konsumen atau penilaian konsumen, Tabe
Restaurant memiliki metode dengan menanyakan konsumen pada saat take out piring
kotor setelah konsumen selesai makan oleh waiter/waitress. Selain mempertimbangkan
daya terima konsumen pihak Tabe Restaurant tidak begitu mempertimbangkan aspek
gizi namun Tabe Restaurant berusaha untuk di setiap piring menu yang disediakan
terdapat menu lengkap baik terdiri dari karbohidrat, protein dan sayur-sayuran. Pada
Resaurant Tabe agar makanan yan terdeliver berkualitas baik, Restaurant sudah
menetapkan standar porsi dan standar resep dari masing-masing setiap menu sehingga
setiap makanan yang terdeliver kepada setiap konsumen yang berbeda tetapi memiliki
citarasa yang sama, untuk tingkat kematangan juga sudah diatur melalui cooking time
pada saat pengolahan dan dengan metode pengolahan menggunakan metode a’la
minute sehingga suhu produk makanan yang dihasilkan tetap masih hangat.
Sementara itu untuk strategi pemasaran yang dilakukan oleh Tabe Restaurant
adalah menyediakan pemesanan online menggunakan grab food dan go food,
memanfaatkan media sosial, memberikan special menu dan monthly menu, bergabung
dengan coffee shop dan memiliki konsep modern yang cocok untuk kalangan anak
muda sesuai dengan segmentasi Tabe Restaurant.
Sistem SOP yang diterapkan Restaurant Tabe hanya berdasarkan peraturan-peraturan
yang biasa dilakukan, seperti berikut :
SOP Pemesanan Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
• Menggunakan metode issuing setiap harinya setelah restoran tutup
• Melakukan perjanjian kepada supplier setelah issuing
• Melakukan pengarahan kepada penanggung jawab untuk pembelian bahan
sayur pada pagi hari
• Membuat spesifikasi yang diinginkan oleh penanggung jawab kitchen dan
accounting
SOP Keselamatan
• Divisi dapur diwajibkan menggunakan safety shoes
• Sudah memiliki pengetahuan dasar tentang knowledge didapur yang
menyangkut tentang keselamatan kerja (penggunaan pisau, penggunaan
kompor)
Kesimpulan
Tabe restoran dalam hal latar belakang usaha telah dijabarkan dengan baik dan jelas apa yang
membuat restoran tersebut ada. Aspek input tabe restoran tertata dengan baik dan
memperhatikan hal hal yang menjadi resiko kualitas produk sehinggan mereka
memaksimalkan di persiapan sampai distribusi yang dilakukan. Terakhir aspek output yang
dilaksanakan sangat baik dengan melakukan beberapa cara untuk mengetahui kekurangan dari
tabe restoran sehingga dapat dibenahi secepatnya. Perhitungan biaya sulit dilakukan karena
data yang didapatkan kurang terkait dengan biaya overload, biaya gaji dari karyawan dan biaya
bahan makanan itu sendiri
Daftar Pustaka
Anindia, 2018. Shidang Food. Univeristas negeri jakarta
Bachyar, 2018. Sistem penyelenggaraan makanan institusi. Kemenkes
Bachyar, 2018. Manajemen penyelenggaraan makanan institusi. Kemenkes
Musa, 2011. Penerapan Teknik penyusunan menu di restoran bengawan solo. Jurnal teknologi
dan industry pangan. Vol. XII
Nurcahyo. 2015. Keterkaitan Visi, Misi Dan Values Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan
Kulit “Dwi Jaya. Jurnal khasanah ilmu Volume 6 nomor 2
peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.712/MEN.KES.PER/X/1986 yang
tertuang pada bab VI Pasal 9 dan 10 menggolongkan usaha-usaha di bidang
makanan
Depkes RI (2004), dalam buku Pedoman Pengelolaan dan Penyehatan Makanan Warung
Sekolah dalam penyimpanan bahan makanan
Lampiran Foto