Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN


INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN
DI USAHA TEMPE SUPER A-ZAKI

Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. Sandri Viola Ramadita (NIM. PO.71.33.1.21.010)


2. Deviana Anggun Puspita Dewi (NIM. PO.71.33.1.21.025)
3. Endang Kumala Sari (NIM. PO.71.33.1.21.001)
4. Annisah Khusnul Khatimah (NIM. PO.71.33.1.21.027)
5. Mutiara Alya Lestari (NIM. PO.71.33.1.21.041)

Dosen Pembimbing :
Khairil Anwar, SKM, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III - SANITASI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Penyehatan Makanan Minuman yang berjudul
“Laporan Praktikum Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga di Usaha
Tempe Super a-zaki”.

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Khairil Anwar, SKM, M.Kes yang telah
membimbing kami baik secara materi maupun moral. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada Bapak Yandi Diandarmawan selaku pemilik Usaha Tempe Super a-zaki dan pihak-
pihak yang telah terlibat sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar kami bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Palembang, 13 September 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan sebagai kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak asasi
setiap rakyat Indonesia harus senantiasa tersedia cukup setiap waktu, aman, bermutu, bergizi
dan beragam dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat tercantum dalam UU
no. 18, th 2012. Pangan yang aman merupakan faktor yang penting untuk meningkatkan
derajat keschatan tidak terkecuali pangan yang dihasilkan oleh Industri Rumah Tangga (IRT).

Pemerintah berkewajiban untuk meningkatkan daya saing Industri Rumah Tangga


(IRT) atau yang dikenal dengan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) dan kepercayaan
konsumen terhadap produk pangan yang dihasilkan IRTP serta menumbuhkan kesadaran,
motivasi produsen dan karyawan tentang pentingnya pengolahan pangan yang higienis dan
tanggung jawab terhadap keselamatan konsumen (Badan POM, 2012).

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 2004 tentang


Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, dijelaskan bahwa produksi pangan adalah kegiatan atau
proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas,
mengemas kembali, dan/atau mengubah bentuk pangan. Setiap orang yang bertanggung
jawab dalam penyelenggaraan kegiatan pada rantai 2 pangan yang meliputi proses produksi,
penyimpanan, pengangkutan, dan peredaran pangan wajib memenuhi persyaratan sanitasi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengolahan pangan yang higienis dan persyaratan sanitasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku merupakan faktor penting dalam menjamin keamanan
pangan.

Keamanan pangan merupakan kondisi terbebasnya makanan dari zat-zat atau bahan
yang membahayakan keschatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu secara alami
terdapat dalam bahan makanan yang digunakan, tercampur secara sengaja atau tidak sengaja
ke dalam bahan makanan atau makanan jadi (Winarno,2004).
B. Rumusan Masalah

Bagaimana sarana produksi pangan industri rumah tangga Tempe a-zaki, JL. Sanjaya 8 No
111 RT/RW 06/02 Kel. Alang-Alang lebar Kec.Alang-Alang Lebar kota Palembang
Sumatera Selatan menurut SK BPOM Nomor:HK.03.1.23.04.12.2207 Tahun 2012?

C. Tujuan Pemeriksaan

1. Tujuan umum

Mengevaluasi sarana produksi pangan Industri Rumah Tangga (IRT)


penghasil tempe di Kecamatan Alang-Alang Lebar Kota Palembang.

2. Tujuan khusus

a. Mengevaluasi ketidaksesuaian sarana produksi pangan Industri

Rumah Tangga Pangan (IRT) yang terdiri dari lokasi dan


lingkungan produksi, bangunan dan fasilitas, peralatan produksi, suplai air,
fasilitas dan kegiatan hygiene sanitasi, keschatan dan hygiene karyawan,
pemeliharaan dan program hygiene sanitasi, penyimpanan, pengendalian
proses, pelabelan pangan, pengawasan oleh penanggung jawab, penarikan
produk, pencatatan serta pelatihan karyawan.

b. Menentukan level ketidaksesuaian yang ditemukan pada Industri Rumah


Tangga (IRT).

D. Manfaat Pemeriksaan

Dengan dilaksanakannya kegiatan pemeriksaan sarana produksi pangan industri rumah


tangga mahasiswa mampu melakukan penilaian terhadap IRTP tentang tata cara pemeriksaan
sarana produksi pangan industri rumah tangga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pangan
Definisi Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting.
Semakin maju suatu bangsa, tuntutan dan perhatian terhadap kualitas pangan yang akan
dikonsumsi semakin besar. Tujuan mengkonsumsi pangan tidak hanya sekedar mengatasi
rasa lapar, tetapi semakin kompleks.Konsumen semakin sadar bahwa pangan merupakan
sumber utama pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi seperti protein, lemak, karbohidrat,
vitamin, dan mineral untuk menjaga kesehatan tubuh. Selain itu, dewasa ini konsumen
juga lebih selektif dalam menentukan jenis makanan yang akan dikonsumsi sebagai dasar
pemilihan adalah faktor keamanan makanan. Salah satu pertimbangan yang digunakan
sebagai dasar pemilihan adalah faktor keamanan makanan.
Isi yang terkandung dalam UU RI Nomor 18 Tahun 2012 pasal 1 menyatakan
bahwa pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun
tidak diolah yang di peruntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau
minuman.
a. Pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan, pangan segar dapat
dikonsumsi langsung ataupun tidak langsung yakni dijadikan bahan baku
pengolahan pangan
b. Pangan olahan adalah pangan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode
tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan. Pangan olahan bisa dibedakan lagi
menjadi pangan olahan siap saji dan pangan olahan tidak siap saji.
1) Pangan olahan siap saji adalah makanan dan minuman yang sudah diolah dan
siap disajikan ditempat usaha atau ditempat luar usaha atas dasar pesanan.
2) Pangan olahan tidak siap saji adalah makanan atau minuman yang sudah
mengalami proses pengolahan, akan tetapi masih memerlukan tahapan
pengolahan lanjutan untuk dapat dimakan atau diminum.
3) Pangan olahan tertentu adalah pangan olahan yang diperuntukan bagi
kelompok tertentu dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas
kesehatan.
B. Pengertian Industri Rumah Tangga Pangan
Industri rumah tangga pangan adalah perusahaan pangan yang memiliki
tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi
otomatis. Industri rumah tangga pangan pada umumnya memusatkan kegiatan di sebuah
rumah keluarga tertentu dan biasanya para karyawan berdomisili ditempat yang tak jauh
dari rumah produksi tersebut, karena secara geografis dan psikologis hubungan mereka
sangat dekat (pemilik usaha dan karyawan), memungkinkan untuk menjalin komunikasi
sangat mudah. Dari kemudahan dalam berkomunikasi diharapkan dapat memicu etos
kerja yang tinggi karena masing-masing merasa bahwa kegiatan ekonomi ini adalah
milik keluarga, kerabat dan juga warga sekitar.
Produk pangan home industri adalah makanan yang sangat rentan akan
kerusakan, karena makanan yang tidak tahan lama sehingga pada saat memproduksi
selain memperhitungkan kuantitasnya, juga harus memperhitungkan kualitas secara teliti.
Arti kualitas dalam hal ini lebih diutamakan pada kemampuan makanan bertahan dalam
batasan waktu yang relatif lama dan mutu dari makanan tersebut. Mutu pangan adalah
nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungan gizi, dan standar
perdagangan terhadap bahan makanan, makanan dan minuman
Setiap orang yang akan memproduksi pangan untuk diperdagangkan perlu
memperhatikan ketentuan mengenai mutu dan gizi pangan yang ditetapkan. Pangan
tertentu yang diperdagangkan dapat diwajibkan untuk terlebih dahulu diperiksa
dilaboratorium sebelum diedarkan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kandungan
gizi dalam suatu produk pangan olahan tertentu, pemerintah berwenang untuk
menetapkan persyaratan tentang komposisi pangan tersebut. Oleh karena itu setiap orang
yang memproduksi pangan untuk diperdagangkan bertanggung jawab menyelenggarakan
sistem jaminan mutu sesuai dengan jenis pangan yang diproduksinya.
Penetapan standar mutu pangan oleh pemerintah, sebagaimana dimaksud pada
ayat tersebut diatas, merupakan upaya standarisasi mutu pangan yang akan diedarkan,
dan terutama berguna sebagai suatu tolok ukur yang objektif bagi setiap pangan yang
akan diedarkan. Hal ini tidak berarti bahwa standar mutu yang ditetapkan oleh kalangan
yang berkepentingan dibidang pangan tidak diakui keberadaannya, misalnya yang
ditetapkan oleh asosiasi dibidang pangan, terutama apabila standar mutu yang ditetapkan
oleh pemerintah. Di sisi lain, pemerintah perlu diberikan kewenangan untuk mewajibkan
pemenuhan standar mutu yang ditetapkan bagi produksi pangan tertentu.

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Jenis Pelaksanaan

Jenis pelaksanaan yang dilakukan adalah deskriptif dengan observasional


menggunakan checklist berdasarkan Peraturan KBPOM No. HK.03.1. 23.04.12.2207. tahun
2012_tentang tata cara pemeriksaan

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan dilakukan pada tanggal 12 september 2022 Pukul 09.30 WIB s/d
Selesai. Di lokasi Rumah usaha industri pangan Tempe a-zaki tepatnya di JL. Sanjaya 8 No
111 RT/RW 06/02 Kel. Alang-Alang lebar Kec.Alang-Alang Lebar kota Palembang
Sumatera Selatan.

C. Teknik Pengumpulan Data


1. Wawancara

Pengambilan dan melalui wawancara atau lisan langsung dengan sumber


datanya

2. Dokumentasi

Pengambilan data dokumen tertulis maupun elektronik dan lembaga atau


institusi, dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang lain

D. Teknik Pengolahan Data

Masing-masing elemen diperiksa apakah memenuhi persyaratan yang ditetapkan


dalam CPPB-IRT. Jika elemen yang diperiksa memenuhi persyaratan CPPB-IRT, maka
kolom ketidaksesuaian tidak diisi atau dibiarkan kosong. Jika elemen yang diperiksa tidak
memenuhi persyaratan CPPB-IRT, atau kondisi IRTP sesuai dengan kalimat pernyataan
negatif pada elemen yang diperiksa, maka menjadi temuan ketidaksesuaian dengan kriteria
yang ditetapkan CPPB-IRT (minor, major, serius atau kritis). Masing-masing elemen
diperiksa berdasarkan Cara Produksi Pangan yang Baik Untuk Industri Rumah Tangga.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Lokasi dan Lingkungan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap lokasi dan lingkungan industri rumah tangga
pangan Tempe Super aZaki Palembang. Didapat hasil sebagai berikut ini.

Hasil pengamatan lokasi dan lingkungan IRTP Tempe Super aZaki Palembang

A LOKASI DAN LINGKUNGAN MI MA SE KR


PRODUKSI

1. Lokasi dan lingkungan IRTP tidak terawat, - - - -


kotor dan berdebu

2. Bangunan dan Fasilitas

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap bangunan dan fasilitas industri rumah tangga
pangan Tempe Super aZaki Palembang. Didapat hasil sebagai berikut ini :

Hasil pengamatan bangunan dan fasilitas IRTP Tempe Super aZaki Palembang

B. BANGUNAN DAN FASILITAS MI MA SE KR

2. Ruang produksi sempit, sukar dibersihkan, dan - ✓ - -


digunakan untuk memproduksi produk selain
pangan
3. Lantai, dinding, dan langit-langit, tidak terawat, - - - -
kotor, berdebu dan atau berlendir
4. Ventilasi, pintu, dan jendela tidak terawat, - - - -
kotor, dan berdebu

3. Peralatan Produksi

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap peralatan produksi industri rumah tangga


pangan Tempe Super aZaki Palembang. Didapat hasil sebagai berikut ini :

Hasil pengamatan peralatan produksi IRTP Tempe Super aZaki Palembang

C. PERALATAN PRODUKSI MI MA SE KR
5. Permukaan yang kontak langsung dengan - - - -
pangan berkarat dan kotor
6. Peralatan tidak dipelihara, dalam keadaan - - - -
kotor, dan tidak menjamin efektifnya sanitasi.
7. Alat ukur / timbangan untuk mengukur / - - - -
menimbang berat bersih / isi bersih tidak tersedia
atau tidak teliti.

4. Suplai Air dan Sarana Air

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap suplai air dan sarana air industri rumah tangga
pangan Tempe Super aZaki Palembang. Didapat hasil sebagai berikut ini :

Hasil pengamatan suplai air dan sarana air IRTP Tempe Super aZaki Palembang

D. SUPLAI AIR ATAU SARANA PENYEDIAAN MI MA SE KR


AIR
Air bersih tidak tersedia dalam jumlah yang - - - -
8. cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan
produksi
9. Air berasal dari suplai yang tidak bersih - - - -
5. Fasilitas Kegiatan Hygiene dan Sanitasi

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap fasilitas kegiatan hygiene dan sanitasi industri
rumah tangga pangan Tempe Super aZaki Palembang. Didapat hasil sebagai berikut ini:

Hasil pengamatan fasilitas kegiatan hygiene dan sanitasi IRTP Tempe Super aZaki
Palembang

E. FASILITAS DAN KEGIATAN HIGIENE MI MA SE KR


DAN SANITASI
Sarana untuk pembersihan / pencucian bahan - - - -
10. pangan, peralatan, perlengkapan dan bangunan
tidak tersedia dan tidak terawat dengan baik.
11. Tidak tersedia sarana cuci tangan lengkap - - - -
dengan sabun dan alat pengering tangan.
12. Sarana toilet/jamban kotor tidak terawat dan - - - -
terbuka ke ruang produksi.
13. Tidak tersedia tempat pembuangan sampah - - - -
tertutup.

6. Kegiatan dan Hygiene Karyawan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan dan hygiene karyawan industri rumah
tangga pangan Tempe Super aZaki Palembang. Didapat hasil sebagai berikut ini :

Hasil pengamatan fasilitas kegiatan dan hygiene karyawan IRTP Tempe Super aZaki
Palembang

F. KESEHATAN DAN HIGIENE KARYAWAN MI MA SE KR


Karyawan di bagian produksi pangan ada yang tidak - - - -
14. merawat kebersihan badannya dan atau
ada yang sakit
Karyawan di bagian produksi pangan tidak - - - -
15. mengenakan pakaian kerja dan / atau
mengenakan perhiasan
Karyawan tidak mencuci tangan dengan bersih - - - -
sewaktu memulai mengolah pangan, sesudah
16. menangani bahan mentah, atau bahan/ alat
yang kotor, dan sesudah ke luar dari toilet/jamban.
Karyawan bekerja dengan perilaku yang tidak baik - - - -
17. (seperti makan dan minum) yang dapat
mengakibatkan pencemaran produk pangan.
18. Tidak ada Penanggung jawab higiene karyawan - - - -

7. Pemeliharaan dan Pemeriksaan Hygiene Sanitasi

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pemeliharaan dan pemeriksaan hygiene sanitasi


industri rumah tangga pangan Tempe Super aZaki Palembang. Didapat hasil sebagai
berikut ini :

Hasil pengamatan fasilitas pemeliharaan dan pemeriksaan hygiene sanitasi IRTP


Tempe Super aZaki Palembang

G. PEMELIHARAAN DAN PROGRAM HIGIENE MI MA SE KR


DAN SANITASI
Bahan kimia pencuci tidak ditangani dan - - - -
19. digunakan sesuai prosedur, disimpan di dalam
wadah tanpa label
20. Program higiene dan sanitasi tidak dilakukan - - - -
secara berkala
21. Hewan peliharaan terlihat berkeliaran di sekitar - - - -
dan di dalam ruang produksi pangan.
22. Sampah di lingkungan dan di ruang produksi - - ✓ -
tidak segera dibuang.

8. Penyimpanan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap penyimpanan industri rumah tangga pangan


Tempe Super aZaki Palembang. Didapat hasil sebagai berikut ini :

Hasil pengamatan fasilitas penyimpanan IRTP Tempe Super aZaki Palembang


H. PENYIMPANAN MI MA SE KR
Bahan pangan, bahan pengemas disimpan - - - -
23. bersama-sama dengan produk akhir dalam satu
ruangan penyimpanan yang kotor, lembab
dan gelap dan diletakkan di lantai atau menempel
ke dinding.
24. Peralatan yang bersih disimpan di tempat yang - - - -
kotor.

9. Pengendalian Proses

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengendalian proses industri rumah tangga


pangan Tempe Super aZaki Palembang. Didapat hasil sebagai berikut ini :

Hasil pengamatan fasilitas pengendalian proses IRTP Tempe Super aZaki Palembang

I. PENGENDALIAN PROSES MI MA SE KR
IRTP tidak memiliki catatan; menggunakan - - - -
25. bahan baku yang sudah rusak, bahan
berbahaya, dan bahan tambahan pangan yang
tidak sesuai dengan persyaratan
penggunaannya.
26. IRTP tidak mempunyai atau tidak mengikuti - - - -
bagan alir produksi pangan.
27. IRTP tidak menggunakan bahan kemasan - - - -
khusus untuk pangan.
28. BTP tidak diberi penandaan dengan benar - - ✓ -

29. Alat ukur / timbangan untuk mengukur / - - - -


menimbang BTP tidak tersedia atau tidak
teliti.
10. Pelabelan Pangan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelabelan pangan industri rumah tangga


pangan Tempe Super aZaki Palembang. Didapat hasil sebagai berikut ini :

Hasil pengamatan fasilitas pelabelan pangan IRTP Tempe Super aZaki Palembang

J. PELABELAN PANGAN MI MA SE KR
30. Label pangan tidak mencantumkan nama produk, - - - -
daftar bahan yang digunakan, berat bersih/isi bersih,
nama dan alamat IRTP, masa
kedaluwarsa, kode produksi dan nomor P-IRT
31. Label mencantumkan klaim kesehatan atau klaim - - - -
gizi

11. Pengawasan oleh Penanggung Jawab

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengawasan oleh penganggung jawab industri


rumah tangga pangan Tempe Super aZaki Palembang. Didapat hasil sebagai berikut
ini :

Hasil pengamatan fasilitas pengawasan oleh penganggung jawab IRTP Tempe Super
aZaki Palembang

K. PENGAWASAN OLEH PENANGGUNG MI MA SE KR


JAWAB
IRTP tidak mempunyai penanggung jawab yang - - - -
32. memiliki Sertifikat Penyuluhan Keamanan
Pangan (PKP)
IRTP tidak melakukan pengawasan internal secara - - - -
33. rutin, termasuk monitoring dan tindakan
koreksi

12. Penarikan Produk


Berdasarkan hasil pengamatan terhadap penarikan produk industri rumah tangga
pangan Tempe Super aZaki Palembang. Didapat hasil sebagai berikut ini :

Hasil pengamatan fasilitas penarikan produk IRTP Tempe Super aZaki Palembang

L. PENARIKAN PRODUK MI MA SE KR

34. Pemilik IRTP tidak melakukan penarikan - - - -


produk pangan yang tidak aman

13. Catatan dan Dokumentasi

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap catatan dan dokumentasi industri rumah


tangga pangan Tempe Super aZaki Palembang. Didapat hasil sebagai berikut ini :

Hasil pengamatan fasilitas catatan dan dokumentasi IRTP Tempe Super aZaki
Palembang

M. PENCATATAN DAN DOKUMENTASI MI MA SE KR


35. IRTP tidak memiliki dokumen produksi - - - -
Dokumen produksi tidak mutakhir, tidak akurat, - - - -
36. tidak tertelusur dan tidak disimpan selama 2 (dua)
kali umur simpan produk
pangan yang diproduksi.

14. Pelatihan Karyawan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelatihan karyawan industri rumah tangga


pangan Tempe Super aZaki Palembang. Didapat hasil sebagai berikut ini :

Hasil pengamatan fasilitas pelatihan karyawan IRTP Tempe Super aZaki Palembang

N. PELATIHAN KARYAWAN MI MA SE KR
37 IRTP tidak memiliki program pelatihan - - - -
. keamanan pangan untuk karyawan
Jumlah Ketidaksesuaian KRITIS
Jumlah Ketidaksesuaian SERIUS 2
Jumlah Ketidaksesuaian MAYOR 1
Jumlah Ketidaksesuaian MINOR
Level IRTP : III

B . PEMBAHASAN

Pada observasi IRTP Tempe Super aZaki Palembang ditemukan bahwa Lokasi dan
Lingkungan Produksi sangat baik dan memenuhi pertimbangan tentang keadaan dan kondisi
lingkungan yang ada disekitarnya. Namun untuk dibagian bangunan dan fasilitas masuk
ketidaksesuaian Mayor karena ruang produksinya yang sedikit sempit.
Pada saat dilakukan observasi peralatan produksi pada IRTP Tempe Super aZaki
Palembang memenuhi persyaratan yang telah di tentukan. Terdapat beberapa proses yang
mneggunakan tangan serta peralatan produksi yang kontak langsung dengan pangan, tetapi
para karyawan tetap menjaga kebersihan, sedemikian untuk menjamin mutu dan keamanan
pangan yang dihasilkan. Penilaian kelaikan fisik dan prinsip hygiene sanitasi merupakan
salah satu upaya untuk menhendalikan keamanan pangan saat produksi proses makanan.
Suplai air atau sarana penyediaan air bersih yang digunakan pada IRTP Tempe Super
aZaki Palembang menggunakan air yang di suplai langsung dari sumber air Sukomoro
sehingga kualitas air nya terjaga. Air yang digunakan selama proses produksi cukup dan
memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan atau air minum. Fasilitas dan kegiatan sanitasi
diperlukan untuk menjamin agar bangunan dan peralatan selalu dalam keadaan bersih dan
mencegah terjadinya kontaminasi silang hama, seperti tikus, serangga, dll merupakan
membawa cemaran biologis yang dapat menurunkan mutu dan keamanan pangan.
Fasilitas kegiatan yang ada pada IRTP Tempe Super aZaki Palembang, memiliki jarak
antara tempat cuci tangan dan tempat penampungan sampah sehingga saat produksi menjadi
higienis dan tidak terjadinya kontaminasi.
Karyawan yang ada pada IRTP Tempe Super aZaki Palembang, memiliki pemahaman
tentang kesehatan dan hygiene personal, hal tersebut terlihat pada saat menjamah makanan
mereka menggunakan peralatan yang sama digunakan dengan kegiatan dapur rumah tangga.
Pemeliharaan sanitasi pada IRTP Tempe Super aZaki Palembang, bahan kimia tempat cuci
tangan ditangani dan digunakan sesuai prosedur, dan di simpan di dalam wadah tanpa label.
Selain itu, kegiatan pengendalian hama tidak boleh dilupakan karena hama merupakan
binatang pengganggu, serangga, unggas, dan lain sebagainya yang membawa cemaran
biologis yang dapat menurunukan mutu dan kemamanan pangan. pengendalian hama ini
dapat dilakukan dengan penggunaan jenis insektisida.
Untuk penyimpanan bahan pembuatan IRTP Tempe Super aZaki Palembang mempunyai
tempat khusus sehingga penyimpanan bahan untuk produksi Tempe Super aZaki Palembang
baik sanitasinya sehingga tidak memungkinkan tercemar oleh debu, hama pengganggu, dan
juga bakteriologis.
Bahan pokok pangan yang digunakan produksi IRTP Tempe Super aZaki Palembang
menggunakan timbangan analitik yang sesuai, namun bahan tambahan pangan yang
digunakan tidak menggunakan takaran sehingga dengan cara kira-kira.
Label yang tertera pada produksi IRTP Tempe Super aZaki Palembang, dirasa cukup
informatif untuk konsumen karena tercantum informasi gizi, dan komposisi produksi pangan.
Pengawasan internal oleh penanggung jawab, dilakukan oleh penanggung jawab internal juga
berperan sebagai pemilik usaha dan Penanggung jawab IRTP Tempe Super aZaki Palembang
yang memiliki sertifikat pelatihan yang diadakan oleh dinas kesehatan.
Pemilik IRTP Tempe Super aZaki Palembang melakukan penarikan produk pangan yang
tidak aman (kedaluwarsa) seperti : kemasan dalam keadaan rusak, kedaluwarsa, dan produk
tidak layak dipasarkan.
IRTP Tempe Super aZaki Palembang memiliki dokumen produksi yang mutakhir,
akurat, terselusur, dan disimpan selama 2 kali umur simpan produk Pangan yang diproduksi.
IRTP Tempe Super aZaki Palembang memiliki 22 karyawan yang terdiri dari 5
karyawan laki-laki dan 17 karyawan perempuan. di arahkan langsung oleh penanggung jawab
karena telah mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan pada Industri Rumah tangga Pangan (IRTP) didapatkan hasil
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) yang tidak memenuhi syarat
atau adanya ketidaksesuaian yaitu ruang produksi sempit, Sampah di lingkungan dan di
ruang produksi tidak segera dibuang, BTP tidak diberi penandaan dengan benar.

B. Saran
Didapatkan saran bahwasanya IRTP Tempe super a-Zaky Palembang perlu di lakukan
perluasan pada tempat pengeringan tempe super a-Zaky Palembang, dan perbaikan dalam
penanganan sampah yang tidak segera dibuang, serta pemberian penandaan dengan benar
pada BTP.
DAFTAR PUSTAKA

https://lamongankab.go.id/dinkes/industri-rumah-tangga-pangan-irtp/

http://eprints.dinus.ac.id/19060/10/bab2_18259.pdf

http://irtp.blogspot.com/2018/11/katapengantar-puji-syukurterhadap-allah.html

http://scholar.unand.ac.id/45255/2/BAB%20I.pdf

Per KBPOM No. HK.03.1. 23.04.12.2207. tahun 2012_tentang tata cara pemeriksaan sarana
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai