Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PEMASARAN PRODUK

PELAYANAN PRIMA PENJUALAN MAKANAN DAN MINUMAN DI


TOKO

Disusun Oleh :

Kelompok :4
Nama Anggota : 1. Syania Permata Putri G (PO.71.31.2.20.028)
2. Rizky Achlaq Rivaldi (PO.71.31.2.20.030)
3. Shafa Nabila Ananda (PO.71.31.2.20.032)
4. Mutiara Balqis (PO.71.31.2.20.034)
5. Lespa Kesdina (PO.71.31.2.20.035)
6. Destya (PO.71.31.2.20.036)
7. Vidhea Anisa Ramadhani R (PO.71.31.2.20.037)
Dosen Pengampu :

1. Sriwiyanti, S.Pd, MM
2. Mardiana, SE, M.Kes
3. DR. Nurul Salasa Nilawati, SE, S.Gz, M.Si

SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

JURUSAN GIZI

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan
makalah kelompok ini dengan baik dan tanpa kendala apapun.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan makalah ini, terutama dosen
pengajar ibu Sriwiyanti, S.Pd, MM. Makalah berjudul “Penjualan Makanan Dan Minuman Di
Toko” makalah ini disusun untuk memenuhi tugas semester 6 mata kuliah Pemasaran Produk.

Penulis memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, baik secara materi maupun penyampaian dalam makalah ini. Penulis juga menerima kritik
serta saran dari pembaca agar dapat membuat makalah dengan lebih baik di kesempatan
berikutnya. Penulis berharap makalah ini memberikan manfaat dan dampak besar sehingga
dapat menjadi inspirasi bagi pembaca,

Palembang, Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
1.3. Tujuan ................................................................................................................................... 2
1.4. Manfaat ................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Prosedur pelayanan konsumen/pasien ........................................................................................ 4
2.2 Prosedur penanganan pasien dan konsumen ............................................................................... 6
2.3 Prosedur kebersihan makanan, minuman dan sarana gedung/ produk yang akan dihasilkan ..... 9
2.3.1 Prosedur Kebersihan Makanan dan Minuman ..................................................................... 9
2.3.2 Prosedur Kebersihan Industri Sarana Produk Makanan yang akan dihasilkan .................. 11
2.4 Standar Pengoperasian Pelayanan Makanan ............................................................................ 12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 14
3.2 Saran ........................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut Drs. Daryanto dan Drs. Ismanto Setyobudi, M.Pd (2014; 1) Pelayanan prima
merupakan pelayanan terbaik yang diberikan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi
harapan dan kebutuhan pelanggan, baik pelanggan di dalam perusahaan maupun di luar
perusahaan. Tujuan dari pelayanan prima antara lain, adalah memberikan pelayanan yang
dapat memenuhi dan memuaskan pelanggan. Pelayanan prima akan bermanfaat bagi
upaya peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada masayarakat sebagai pelanggan
dan sebagai acuan pengembangan penyusunan standar pelayanan. Sikap yang harus
dimiliki pegwai berdasarkan konsep pelayanan prima yaitu sebagai berikut : (1) Rasa
memiliki terhadap instansi, (2) Rasa kebanggaan terhadap pekerjaan, (3) Loyalitas yang
tinggi terhadap pekerjaan, dan (4) Ingin menjaga martabat dan nama baik instansi.

Makanan dan minuman adalah kebutuhan mendasar paling utama yang sangat
dibutuhkan oleh manusia agar dapat bertahan hidup, yang dimana pemenuhannya tidak
bisa ditawar-tawar dan harus selalu ada dan tersedia. Bahkan makanan dan minuman
merupakan kebutuhan utama dan terutama diperhatikan dari 3 kebutuhan primer manusia,
yaitu setelah kebutuhan sandang atau pakaian dan papan atau rumah/tempat tinggal.
Berbicara soal makanan dan minuman, tak akan pernah ada matinya ataupun habisnya
karena akan selalu dibutuhkan manusia seumur hidup untuk dapat bertahan hidup. Maka
tak heran, bila semua orang akan berusaha semaksimal mungkin agar kebutuhan pangan
yaitu makanan dan minuman mereka tetap terpenuhi dan aman dan setelah kebutuhan
pangan mereka terpenuhi maka kebutuhan-kebutuhan lainnya akan mengikuti.

Berdasarkan hal tersebut, menggeluti dunia usaha dibidang kuliner baik itu di industri
pengolahan makanan maupun usaha perdagangan produk-produk olahan makanan
merupakan sebuah hal yang bagus, karena selain menjanjikan profit bagi pelaku usaha,
produk makanan akan selalu dibutuhkan dan dicari oleh konsumen untuk memenuhi
kebutuhannya sehingga aktivitas usaha akan terus berjalan bahkan berkembang. Banyak
jenis usaha kuliner ataupun makanan yang dapat dilakukan yang mampu mendatangkan
profit, mulai dari usaha yang kecil seperti usaha jual gorengan keliling sampai dengan
bergabung di industry makanan besar seperti PT Unilever, PT Indofood, PT Nestle, dan
industri makanan raksasa lainnya yang menyediakan kebutuhan pokok seperti beras, gula,

1
minyak goreng, indomie, susu, snack dan lainnya dan yang menghasilkan omset cukup
besar dan yang mampu menyerap tenaga kerja untuk mengurangi pengangguran.

Dalam menjalankan rutinitasnya, sebuah toko masih menggunakan sistem manual


sehingga sering menimbulkan masalah antara lain kesalahan dalam perhitungan
penjualan, ketidakakuratan dalam perhitungan stok, kurangnya integritas data dan
kurangnya pengawasan terhadap karyawan dan lain-lain. Menurut Berisha (2011),
keberadaan sistem informasi di dalam dunia bisnis dan manajemen adalah untuk
melayani aneka ragam kebutuhan sehingga perlu diberikan lebih banyak perhatian
pada teknologi sistem informasi karena teknologi tersebut merupakan kunci untuk
manajemen yang lebih baik dan keberhasilan di dalam bisnis.

Oleh karena itu, ruang lingkup yang akan dibahas pada makalah ini meliputi prosedur
pelayanan konsumen/pasien, prosedur penanganan pasien dan konsumen dan prosedur
kebersihan makanan, minuman dan sarana, gedung/produk yang akan dihasilkan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana prosedur pelayanan konsumen/pasien?
2. Bagaimana prosedur penanganan pasien dan konsumen?
3. Bagaimana prosedur kebersihan makanan, minuman dan industri sarana produk
makanan yang akan dihasilkan?
4. Bagaimana standar pengoperasian dalam pelayanan makanan?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui prosedur pelayanan konsumen/pasien
2. Untuk mengetahui prosedur penanganan pasien dan konsumen
3. Untuk mengetahui prosedur kebersihan makanan, minuman dan industri sarana
produk makanan yang akan dihasilkan.
4. Untuk mengetahui standar pengoperasian dalam pelayanan makanan.

2
1.4. Manfaat
1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai prosedur konsumen/pasien
2. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai prosedur penanganan pasien
dan konsumen
3. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai prosedur kebersihan makanan,
minuman dan sarana gedung/produk yang akan dihasilkan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Prosedur pelayanan konsumen/pasien


1. Memberikan Sapaan Ramah

Salah satu cara mudah memberikan pelayanan prima dalam sebuah perusahaan atau
organisasi adalah dengan menerapkan sapaan ramah kepada para pengunjung yang datang
dan keluar. Jadi, penyedia layanan bisa menempatkan satu pegawai di pintu masuk atau area
pelayanan yang bertugas untuk menyambut tamu yang datang. Selain menyambut, pegawai
tersebut bertanggung jawab untuk melayani pengunjung.

2. Berikan Batasan Waktu Pelayanan


3. Membuat Pelanggan Puas dan Senang

Cara membuat pelanggan puas dan senang adalah dengan memberikan waktu tunggu
yang tidak panjang. Oleh karena itu, berikanlah batasan waktu pelayanan, contoh sejak
pelanggan melakukan pemesanan hingga makanan datang, batas waktunya adalah 10 menit.
Batasan ini bisa diinformasikan kepada pelanggan atau bisa dijadikan sebagai aturan internal
saja.

4. Responsif dan Reaktif

` Pastikan bahwa dalam bisnis memiliki jumlah pegawai yang cukup hingga dapat
bersifat dan bersikap responsif jika ada suatu masalah. Jangan membuat pelanggan menunggu
terlalu lama ketika membutuhkan sesuatu. Hal ini dapat dihindari dengan adanya pembagian
tugas yang detail dan jelas untuk setiap orang.

5. Lakukan Survei dan Evaluasi

Salah satu cara untuk melihat apakah pelayanan yang diberikan sudah memuaskan
atau belum, adakan survei kepada para pelanggan. Hal ini dapat dilakukan ketika pelanggan
selesai bertransaksi atau sebelum mereka keluar dari perusahaan. Selanjutnya, kumpulkan
hasil survei tersebut sehingga dapat diketahui apa saja yang sudah bagus dan perlu
dipertahankan. Serta sisi apa saja yang masih perlu dikembangkan lagi.

6. Perhatikan Penampilan

Penampilan sangat diperlukan dalam mengahadirkan pelayanan terbaik kepada para


pelanggan, karena dengan penampilan terbaik tentu dapat meyakinkan pelanggan saat

4
memberikan pelayanan. Misalnya karyawan untuk posisi sebagai resepsionis/frontliner harus
memiliki tutur kata yang baik, berpenampilan yang menarik, memiliki tubuh yang
porposional, dan lain-lain.

7. Kesediaan Melayani

Pegawai harus profesional atau sepenuh hati dalam melayani, sebagaimana tugasnya
yang harus siap selalu melayani pelanggan yang memang memerlukan bantuan yang
berhubungan dengan layanan atau produk yang dijual.

8. Pengetahuan dan Keterampilan

Supaya dapat melayani dengan baik, maka pegawai harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang mumpuni dalam bidang yang dikerjakannya. Misalnya petugas pelayanan
yang memiliki tingkat pendidikan atau pelatihan tertentu maka jabatannya-pun harus yang
sesuai dengan keterampilannya.

9. Tepat Waktu dan Janji

Dalam pelayanan maka pegawai dalam melakukan tugasnya jika membuat janji
dengan pelanggan harus diperhitungan terlebih dahulu, apakah waktu dan janji tersebut bisa
ditepati, misalnya mengadakan pertemuan dengan pelanggan dalam waktu kurun waktu 3 hari
maka harus dapat terpenuhi.

10. Kejujuran dan Kepercayaan

Dalam melakukan pelayanan harus memiliki aspek kejujuran dalam segala hal, baik
itu jujur dalam bentuk aturan, jujur dalam bentuk pembiayaan dan jujur dalam menyelesaikan
pekerjaan tepat pada waktunya. Jika bersikap jujur maka petugas pelayanan dapat dipercaya
dari berbagai aspek misalnya dari segi perkataannya, sikapnya, dalam melakukan bekerja,
dan lain-lain.

11. Efesien

Pelayanan kepada masyarakat atau pelanggan harus efesien dan efektif, karena
pelanggan menuntut hal-hal tersebut. Sehingga dapat menghasilkan biaya murah, waktu
singkat dan tepat, serta hasil dari pelayanan yang berkualitas.

5
12. Kepastian Hukum

Jika hasil dari pelayanan yang dilakukan kepada pelanggan berupa suatu keputusan,
maka harus memiliki kepastian hukum. Jika tidak memiliki kepastian hukum yang jelas maka
akan berpengaruh kepada sikap masyarakat, misalnya dalam pelayanan mengurus surat-surat
berharga jika ditemukan ketidakpastian hukum maka akan berpengaruh kepada kredibilitas
perusahaan atau pelayanan tersebut.

13. Keterbukaan

Setiap urusan atau kegiatan yang memperlakukan ijin, maka keterbukaan perlu
dilakukan. Sikap keterbukaan itu akan berpengaruh pada kejelasan informasi kepada
masyarakat atau pelanggan.

14. Biaya

Dalam pelayanan perlu penentuan pembiayaan yang wajar. Oleh karena itu biaya
harus disesuaikan dengan daya beli masyarakat, harus transparan, dan sesuai peraturan.

15. Tidak Rasial

Dalam melakukan pelayanan tidak boleh membeda-bedakan ras, suku, agama dan
politik, pelayanan harus dilakukan secara merata.

16. Kesederhanaan

Prosedur atau tata cara pelayanan kepada para pelanggan harus dipermudah dan tidak
berbelit-belit dalam pelaksanaannya.

Pelayanan prima adalah hal yang paling penting dalam bisnis atau usaha, terutama
jika bisnis tersebut di bidang jasa. Menghadikan pelayanan prima dapat dimulai dari memilih
pegawai atau karyawan terbaik dan menerapkan SOP yang sesuai dengan budaya perusahaan
dan juga harus berorientasi pada kepuasan pelanggan.

2.2 Prosedur penanganan pasien dan konsumen


1. Tanggap Menangani Keluhan

Ketahuilah. Isu negatif lebih mudah menyebar dibandingkan berita positif. Karena itu,
merespon komplain dengan cepat bisa menghambat penyebaran isu negatif mengenai citra
usaha kamu. Untuk menanggapi isu ini, kamu bisa memberikan layanan customer service
atau “mimin”, admin social media yang cepat dan tanggap serta transparan.

6
2. Tunjukkan Rasa Empati
a. Mohon maaf atas menu yang kamu minta saat ini sudah tidak tersedia.
b. Sebab kami mengalami kendala bahan baku untuk membuatnya.
c. Ke depannya, kami akan pastikan kembali menu yang dipesan sesuai dengan stok
bahan yang ada. Kami juga akan mensinkronkan komunikasi antara dapur dan kasir.
Jika ada masalah lagi, kami akan memberikan penggantian menu minuman apa saja
atau voucher potongan harga.

Pada pernyataan di atas, nomor a diisi dengan permohonan maaf, sedangkan


penyebab permasalahan disebutkan di poin nomor b. Pada poin nomor c tawarkan solusi
untuk pelanggan. Dengan cara seperti ini, pelanggan bisa lebih tenang dan masalahnya bisa
teratasi dengan baik.

3. Meminta Maaf dan Bersikap Solutif

Bila salah satu karyawan di usaha kamu lalai dan menyebabkan kesalahan fatal, tidak
ada pilihan lain selain bersikap ksatria dengan mengakui kesalahan dan mendengarkan
keluhan dengan tenang dan sopan. Selain itu, kamu juga perlu menawarkan solusi kepada
konsumen tersebut. Bila pelanggan sudah memilih opsi solusi dari kamu, segera selesaikan
masalah dengan tuntas, jangan hanya selesai pada janji semata. Setelah itu, pantau terus
perkembangan kasus komplain masing-masing pelanggan sampai masalahnya selesai.

4. Menjalin Kerjasama dengan Pelanggan

Saat memnbangun usaha, pelanggan merupakan kunci agar usahamu tetap bertahan.
Libatkan mereka dalam proses perkembangan usahamu dengan mengajak mereka berperan
aktif pada usahamu. Misalnya dengan rutin bertanya tentang kualitas produk pelayananmu.
Bisa secara langsung atau lewat survey. Jangan lupa untuk tetap ramah dan memberikan
pelayanan yang baik. Tanyakan juga feedback dari kelanjutan komplain dan keluhan mereka.
Apakah sudah tertangani dengan baik dan bagaimana kepuasannya atas penyelesaian masalah
yang terjadi. Jika kamu bisa menjalani ini, dijamin pelangganmu akan enggan berpidah ke
yang lain.

5. Ulasan Positif Jika Masalah Terselesaikan

Sudah berhasil mengatasi komplain atau keluhan pelanggan? Yeay, selamat! Kalau
memang sudah selesai, kamu boleh lho meminta ulasan positif dari mereka untuk
mengembalikan citra usaha kamu. Selain itu agar pelanggan lain juga tahu bagaimana caramu

7
mengatasi komplain pelanggan. Jangan lupa intalah izin pelanggan untuk mempublikasikan
review positif mereka. Misalnya dengan memberikan video wawancara yang dipublikasikan
di media sosial atau meminta rating dan ulasan di dalam marketplace.

6. Jadikan Komplain Sebagai Evaluasi

Catat semua komplain atau keluhan pelanggan yang datang pada usahamu. Kemudian
jadikan juga komplain tersebut sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas produk
dan layanan yang kamu berikan. Kemudian ajak staf kamu untuk turut berkontribusi dalam
membedah komplain bersama. Hal ini dilakukan agar mereka juga bisa ikut bertanggung
jawab dan bisa cepat tanggap menangani keluhan.

7. Ucapkan Terima Kasih pada Pelanggan atas Komplain

Berikan ucapan terima kasih atas komplain yang diberikan pelanggan terhadapmu.
Sebab komplain tersebut merupakan review jujur yang diberikan oleh seseorang yang sudah
bekerjasama dengan kamu. Setidaknya kamu jadi bisa tahu seberapa baik kualitas produk
atau layanan yang berikan kepada pelanggan. Selain ucapan terima kasih, kamu bisa berikan
mereka komplemen atau reward berupa makanan pengganti bila usaha kuliner atau produk
pengganti lainnya.

8. Cari Tahu Motif Pelanggan

Ketika memberikan keluhan umumnya akan ada beberapa motif yang pelanggan
inginkan. Apakah mereka ingin refund atau penukaran barang? Tidak hanya itu saja, kadang
pelanggan juga tidak ingin refund atau penukaran barang, mereka juga sekadar ingin
mendengar ungkapan maaf atau keluhannya didengar dengan baik. Sebelum memberikan
solusi, memahami motif yang diinginkan oleh pelanggan tentu sangat baik.

9. Tingkatkan Kualitas

Setelah komplain atau keluhan dari pelanggan sudah teratasi dengan baik. Maka
cobalah untuk evaluasi dan terus meningkatkan kualitas produk dan layanan. Beritahukan
informasi tentang perubahan atau peningkatan kualitas ini kepada pelanggan kamu, sehingga
kepercayaan dari pelanggan tetap terjaga.

8
2.3 Prosedur Kebersihan Makanan, Minuman dan Industri Sarana Produk Makanan
yang akan dihasilkan
2.3.1. Prosedur Kebersihan Makanan dan Minuman

Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk melanjutkan kehidupan. Makanan yang
dibutuhkan harus sehat dalam arti memiliki nilai gizi yang optimal seperti vitamin, mineral, hidrat
arang, lemak dan lainnya. Makanan harus murni dan utuh dalam arti tidak mengandung bahan
pencemar serta harus higiene. Bila salah satu faktor tersebut terganggu makanan yang dihasilkan akan
menimbulkan gangguan kesehatan dan penyakit bahkan keracunan makanan.

Sanitasi makanan sangat penting terutama di tempat-tempat umum yang erat kaitannya
dengan pelayanan orang banyak. Untuk menunjang kebersihan makanan dan minuman yang
dihasilkan, perlu adanya pengolahan makanan yang baik dan memenuhi syarat higiene sanitasi
makanan. Untuk mendapatkan makanan yang bermanfaat dan tidak membahayakan bagi yang
memakannya perlu adanya suatu usaha penyehatan makanan dan minuman, yaitu upaya pengendalian
faktor yang memungkinkan terjadinya kontaminasi yang akan mempengaruhi pertumbuhan kuman
dan bertambahnya bahan aditif pada makanan dan minuman yang berasal dari proses pengolahan
makanan dan minuman yang disajikan.

Terdapat 6 (enam) prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman untuk menghasilkan
makanan sehat dan aman. Enam prinsip tersebut adalah 1) pemilihan bahan makanan, 2) penyimpanan
bahan makanan dan minuman, 3) pengolahan makanan dan minuman, 4) penyimpanan makanan jadi,
5) pengangkutan makanan dan minuman, dan 6) penyajian makanan dan minuman

1. Pemilihan Bahan Makanan

Kualitas bahan makanan yang baik dapat dilihat melalui ciri-ciri fisik dan mutunya dalam hal
bentuk, warna, kesegaran, bau dan lainnya. Bahan makanan yang baik terbebas dari kerusakan dan
pencemaran baik cemarn fisik, kimia termasuk pestisida, biologis dan radioaktif.

2. Penyimpanan Bahan Makanan dan Minuman

Bahan makanan dan minuman yang digunakan dalam proses produksi makanan baik sebagai
bahan baku maupun tambahan dan penolong, harus disimpan dengan cara yang baik. Karena
kesalahan dalam cara penyimpanan bahan dapat menurunkan mutu dan keamanan makanan. Tujuan
penyimpanan bahan makanan adalah agar bahan makanan tidak mudah rusak dan kehilangan nilai
gizinya. Penyimpanan bahan makanan sebaiknya dalam keadaan bersih dan terbungkus untuk
menghindari pencemaran ulang dalam penyimpanan.

9
3. Pengolahan Makanan dan Minuman

Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan
siap santap. Pengolahan makanan dan minuman yang baik adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip
hygiene dan sanitasi. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung
dari kontak langsung dengan tubuh penjamah makanan. Perlindungan kontak langsung tubuh dengan
makanan dilakukan dengan jalan menggunakan sarung tangan plastik dan penjepit makanan (sendok).
Hal hal yang perlu menentukan keberhasilan pengolahan makanan adalah tenaga pengolah makanan,
cara mengolah makanan dan tempat mengolah makanan.

4. Penyimpanan Makanan Jadi

Setelah makanan matang, makanan perlu disimpan bila makanan tersebut tidak langsung
untuk dikonsumsi. Prinsip penyimpanan makanan pada dasarnya ditujukan untuk mencegah
pertumbuhan dan berkembangnya bakteri, mengawetkan makanan dan mencegah serangan hama.
Untuk itu dalam penyimpanan makanan perlu memperhatikan tempat penyimpanan dan suhu
penyimpanan. Bila makanan yang yang disimpan mudah membusuk maka perlu disimpan dalam suhu
dingin atau beku.

5. Pengangkutan Makanan dan Minuman


Makanan dan minuman yang tempat pengolahan dan penyimpannya tidak sama dengan
tempat penyajiannya maka perlu pengangkutan untuk disimpan/disajikan. Kemungkinan pada saat
pengangkutan makanan dapat terjadi pengotoran/pencemaran makanan sepanjang proses
pengangkutan. Pencemaran dalam pengangkutan dapat terjadi karena cara pengangkutan yang kurang
tepat, alat angkut yang kurang baik dari segi kualitasnya dan jalur angkut yang tidak benar, misalnya
melalui daerah yang kotor.

6. Penyajian Makanan dan Minuman


Langkah terakhir yang bisa menentukan sehat dan tidaknya adalah cara penyajian makanan
dan minuman. Saat penyajian makanan dan minuman yang perlu diperhatikan adalah agar makanan
dan minuman tersebut terhindar dari pencemaran. Untuk itu maka peralatan yang digunakan dalam
penyajian dalam kondisi baik, bersih dan aman, penjamah yang menyajikan harus sopan dan menjaga
kesehatan dan kebersihan pakaiannya. Teknis penyajian makanan dan minuman yang menarik untuk
memberikan nilai tambah dalam menarik pelanggan bisa dilakukan asalkan tetap memeperhatikan
kaidah keamanan pangan. Misalnya pengunakan pembungkus yang steril (plastik, kertas, boks plastik)
harus dalam keadaan bersih dan tidak berasal dari bahan yang menimbulkan racun dan cemaran
lainnya.

10
2.3.2. Prosedur Kebersihan Industri Sarana Produk Makanan yang akan dihasilkan

Industri makanan/minuman wajib memakai sarana dan peralatan yang dibuat dari
bahan yang aman, selalu bersih, dan tidak punya risiko reaksi dengan bahan makanan. Setiap
saran dan peralatan produksi produk itu juga sebaiknya dari bahan yang gampang
dibersihkan.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan juga diatur secara detail bagaimana sarana dan
peralatan itu dikelola demi mewujudkan tujuan higiene, berdasarkan syarat-syarat berikut:

a. Memisahkan lokasi/wadah pencucian bahan makanan dari tempat produksi.

b. Semua perlengkapan wajib dibersihkan dan dicuci menggunakan bahan deterjen.

c. Khusus untuk bahan makanan yang disantap secara mentah atau tidak melalui proses
pengolahan, metode pembersihan/pencuciannya wajib memakai larutan kaporit atau
kalium atau direbus dalam air mendidih.

d. Penyimpanan semua peralatan pengolahan produk makanan di tempat yang bersih dan
aman dari berbagai jenis hama/bakteri.

Selain itu semua individu atau operator produk makanan wajib menjaga higenitasnya,
sejak dari masa persiapan bahan makanan hingga pengemasan untuk siap dipasarkan.

Industri makanan/minuman wajib memperhatikan faktor ini secara seksama karena


jangan sampai kecolongan jika ada tenaga kerja yang sakit dan berpotensi menulari bahan
makanan yang siap diolah.

Bahkan masih dalam Peraturan Menteri Kesehatan juga diatur secara spesifik
mengenai aturan-aturan tenaga kerja/operator produk makanan/minuman yaitu kepemilikan
sertifikat khusus, berbadan sehat sesuai keterangan dokter, penggunaan sarung tangan,
masker, celemek, penutup rambut, sepatu kedap air, dan sebagainya.

11
2.4 Standar Pengoperasian Pelayanan Outlet Penjualan Makanan

ELEMEN KRITERIA
KOMPETENSI
01 Persiapan a. Jenis produk dan makanan diperiksa dan disimpan
pelayanan kembali (re-stock) bila perlu.
b. Dilakukan untuk memastikan jenis makanan yang
memadai disiapkan agar dapat memulai pelayan.
c. Diselelesaikan sebelum layanan dimulai.
d. Kebutuhan yang berlaku untuk jenis makanan
tambahan dipenuhi pada waktu yang tepat.
e. Area pelayanan dan jenis makanan ditampilkan
dengan cara yang bersih, sehat dan menarik.

02 Melayani a. Kebutuhan pelanggan ditentukan dan dipenuhi,


pelanggan sehubungan dengan layanan yang cepat, jumlah,
mutu, tambahan, modifikasi sesuai dengan resep
standar kebutuhan khusus.
b. Keterampilan berhubungan dengan pelanggan
digunakan untuk memberikan layanan yang sopan,
efisien dan efektif.
c. Bantuan diberikan kepada pelanggan dalam
memilih jenis makanan dimana dibutuhkan.
d. Keterampilan menjual digunakan sebaik- baiknya
sesuai dengan praktek perusahaan.
e. Pengetahuan menyeluruh tentang produk harus
ditingkatkan.
03 Memasak dan a. Perlengkapan yang memadai dipilih dan digunakan
menyiapkan secara benar untuk metode memasak khusus.
makanan b. Bahan ramuan yang tepat dipilih dan diolah sesuai
dengan praktek perusahaan.
c. Metode memasak yang tepat digunakan sesuai
dengan prosedur perusahaan
d. Makanan yang perlu dipanaskan kembali,
dipanaskan pada temperatur yang benar untuk
selama jangka waktu yang dibutuhkan, sesuai
dengan praktek perusahaan dan prinsip-prinsip
keselamatan makanan.
e. Kontrol porsi makanan digunakan agar dapat
meminimalkan pemborosan.
04 Menampilkan a. Jenis makanan ditampilkan secara menarik tanpa
makanan tetesan dan tumpahan, sesuai dengan peraturan
perusahaan.
b. Makanan ditetapkan porsinya sesuai dengan
standar perusahaan.
c. Makanan disajikan dengan perlengkapan
saji/penyimpanan panas atau dingin yang tepat.

12
05 Menyimpan a. Makanan disimpan dengan cara yang benar sesuai
makanan dengan prinsip kesehatan dan keselamatan
makanan.
b. Persediaan dimonitor, dihitung dan dipesan
kembali bila dibutuhkan.
06 Membersihkan a. Perlengkapan dirawat sesuai dengan instruksi
dan merawat pabrik.
perlengkapan b. Perlengkapan dibersihkan dimana dibutuhkan
sebelum, sesudah selesai pelayanan.
07 Aturan kesehatan a. Praktek kerja yang sehat dan aman digunakan
dan aturan sesuai dengan peraturan setempat.
kesehatan & b. Persiapan dan pemasakan dilaksanakan dengan
keselamatan kerja memperhatikan praktek kerja yang aman.
c. Perlengkapan digunakan dengan cara yang aman
sesuai dengan instrukti pabrik dan prinsip-prinsip
kesehatan dan keselamatan kerja.

08 Mengawasi Kesehatan makanan dijaga sesuai dengan prinsip-


prinsip-prinsip prinsip dan praktek-praktek kesehatan dan
dan praktek keselamatan makanan.
kesehatan
09 Menangani a. Pembayaran tunai diterima dan diperiksa secara
pembayaran tunai akurat dengan menggunakan dokumentasi yang
benar.
b. Cash register difungsikan dengan menggunakan
instruksi pabrik dan prosedur perusahaan.
c. Transaksi tunai dilaksanakan dengan tepat, benar
dan akurat sesuai dengan prosedur perusahaan.
d. Transaksi non-tunai dilaksanakan dengan benar
sesuai dengan prosedur perusahaan.
e. Keamanan uang tunai dipastikan sesuai dengan
praktek perusahaan.
f. Penyelesaian keuntungan berupa uang
dilaksanakan secara akurat dengan
menggunakan dokumentasi khusus.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Makanan dan minuman adalah kebutuhan mendasar paling utama yang sangat
dibutuhkan oleh manusia agar dapat bertahan hidup, yang dimana pemenuhannya tidak bisa
ditawar-tawar dan harus selalu ada dan tersedia.
Berdasarkan hal tersebut, menggeluti dunia usaha dibidang kuliner baik itu di industri
pengolahan makanan maupun usaha perdagangan produk-produk olahan makanan merupakan
sebuah hal yang bagus, karena selain menjanjikan profit bagi pelaku usaha, produk makanan
akan selalu dibutuhkan dan dicari oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhannya sehingga
aktivitas usaha akan terus berjalan bahkan berkembang.
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam menjalankan dan mengembangkan usaha
kuliner termasuk dalam prosedur pelayanan, kebersihan, hingga standar pelayanan.

3.2 Saran

Para pembaca diharapkan dapat mengerti dan memahami materi yang ada di dalam
makalah ini. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan baik dari segi materi maupun bahasanya. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa
yang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Nadila, C. J., & Razaq, J. A. (2020). ANALISA PENJUALAN MAKANAN MINUMAN


MENGGUNAKAN KAIDAH ASOSIASI DENGAN ALGORITMA APRIORI (STUDI
KASUS: RESTORAN LA STEAK SEMARANG). Proceeding SENDIU, 338-346.

Pamekas, M. (2021). Pelayanan Prima. Klaten: Penerbit Lakeisha.

Permatasari, A. (2015). RANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA TOKO


KUE. 31-43.

Permatasari, D. (2022). Apa Itu Pelayanan. Seksi Informasi, Bidang Kepatuhan Internal,
Hukum, dan Informasi, Kantor Wilayah DJKN Sulawesi Selatan, Tenggara, dan
Barat.

Anggia, P. (2020). 9 Cara Atasi Keluhan dan Komplain Pelanggan Demi Kemajuan
Usahamu. Jakarta Selatan: BlogQasir.

Irawan, Djoko Windu P. (2016). Prinsip-Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman
Rumah Sakit. Ponorogo: Penerbit Forum Ilmiah Kesehatan

RSUP DR.SARDJITO. (2019). Pentingnya Sanitasi Dalam Pengelolaan Makanan.


https://sardjito.co.id/2019/03/13/pentingnya-sanitasi-dalam-pengelolaan-makanan/.
Diakses pada Februari 2023.

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. (2019). Cukup 6 Langkah untuk Pangan
Aman & Sehat. https://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/pangan-makanan-aman-
sehat-6-langkah-higiene-sanitasi-cukup-6-langkah-untuk-pangan-aman--sehat.
Diakses pada Februari 2023

Rochester Mitra Indonesia. Food Safety Dalam Industri Makanan. https://rmc-


indonesia.com/food-safety-dalam-industri-makanan/. Diakses pada Februari 2023

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Hotel & Restoran. (2018). Jasa Boga
Komersial. https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/6_JAC_SKKNI_2018-145.pdf.pdf.
Diakses pada Februari 2023.

15

Anda mungkin juga menyukai