PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi memiliki peran yang besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap daur
kehidupan terkait dengan prioritas nutrient yang berbeda. Selama hidup manusia
membutuhkan nutrient yang sama, namun dalam jumlah yang berbeda. Status
gizi menjadi penting karena merupakan salah satu faktor resiko untuk terjadi
kesakitan atau kematian. Status gizi adalah suatu keadaan keseimbangan antara
konsumsi makanan, penyerapan gizi, dan penggunaan zat-zat gizi tersebut atau
keadaan fisiologis akibat adanya ketersediaan zat gizi dalam tubuh. Status gizi
yang baik pada seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga
terhadap kemampuan dalam proses pemulihan (Supariasa, 2002).
Metode dalam penentuan status gizi terbagi menjadi dua metode, yaitu
metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung dilakukan dengan
pengukuran antropometri, biokimia, klinis, dan biofisik. Sedangkan metode tidak
langsung antara lain survey konsumsi makanan, statistik vital, dan keadaan
ekologi.
Metode penilaian status gizi yang sering digunakan salah satunya adalah
antropometri. Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat dipakai
secara universal, tidak mahal, dan metode yang noninvasif untuk mengukur
ukuran, bagian, dan komposisi tubuh manusia. Jika dilihat dari pandangan ilmu
gizi, antropometri adalah metode yang dilakukan dengan mengukur dimensi tubuh
dan komposisi tubuh dari segala tingkat usia dan tingkat gizi.
Penggunaan antropometri secara umum untuk melihat ketidak seimbangan
asupan protein dan energi. Ketidak seimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan
fisik dan jaringan tuuh seperti lemak,otot, dan jumlah air dalam tubuh. Parameter
yang digunakan aalah umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan, lingkar
kepala, lingkar pinggul, dan tebal lemak bawah kulit. Metode pengukuran
antropometri untuk jaringan lunak dilakukan dengan mengukur lipatan kulit (skinfold) yang terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan kulit dan lemak sub-kutan (SubCutanous Fat).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Body Composition
Body composition atau komposisi tubuh adalah jumlah dari seluruh bagian
tubuh yang terdiri dari jaringan lemak dan jaringan bebas lemak di dalam
tubuh (Forber, 1994). Jaringan lemak (adiposa) adalah jaringan yang terdiri
dari simpanan lemak yang berbentuk trigliserida. Sedangkan massa lemak
bebas terdiri dari tulang, otot, cairan ekstraseluler, jaringan syaraf, dan semua
sel selain adiposa. Pengukuran komposisi tubuh diperlukan untuk berbagai
alasan. Ada korelasi kuat antara obesitas dan peningkatan resiko berbagai
penyakit kronis (penyakit arteri koroner). Menurut ACSM (2008), penilaian
komposisi tubuh dapat membantu menetapkan berat badan optimal bagi
kesehatan dan kinerja fisik.
Ada tiga metode evaluasi antropometri yang digunakan untuk menaksir
komposisi tubuh, antara lain:
1. Two compartment model
Two compartment model adalah metode evaluasi yang perhitungannya
berdasarkan jumlah massa lemak (fat-mass) dan jumlah massa nonlemak
(fat-free mass). Sehingga dapat dirumuskan:
BW = FM + FFM
Keterangan :
BW = Body Weight atau berat badan (kg)
FM = Fat Mass atau masa lemak (kg)
FFM = Fat Free Mass atau masa non lemak (kg)
2. Three compartment model
Three compartment model adalah metode evaluasi yang perhitungannya
menggabungkan 2 unsur Fat Free mass (FFM) menjadi 1 komponen.
Misalnya, tulang dan protein di gabung. Maka dapat dituliskan:
BW= FM +TBW+S
Keterangan :
BW = Body Weight atau berat badan (kg)
FM = Fat Mass atau masa lemak (kg)
TBW = Total Body Water atau jumlah air (kg)
S = Solids (Nonaqueous) atau gabungan tulang dan protein (kg)
3
MEN (kg)
WOMEN (kg)
2.1
4,9
Subcutaneous
3.1
5.1
Intermuscular
3.3
3.5
Intramuscular
0.8
0.6
1.0
1.2
Total Fat
10.5
15.3
Body Weight
70.0
56.8
Percentage Fat
14.7 %
26.9%
metode ini dapat dilakukan dengan tiga cara: (1) menghitung densitas
badan terlebih dahulu dengan menggunakan persamaan tertentu dari hasil
pengukuran tebal lipatan lemak subkutan, (2) langsung menghitung
persentase lemak badan dengan persamaan tertentu dari hasil pengukuran
tebal lipatan lemak subkutan, atau (3) langsung dilihat pada tabel yang
sudah disediakan dari beberapa pengukuran tebal lipatan lemak subkutan
yang telah dilakukan sebelumnya. Dari ketiga cara tersebut dibedakan
antara laki-laki dan wanita.
a. Pengukuran Massa Lemak Tunggal (Single Measurement)
Pengukuran massa lemak tunggal digunakan untuk memperkirakan
prosentase lemak tubuh. Saat melakukan pengukuran tunggal ini, harus
melakukan pemilihan lokasi skinfold yang paling mencerminkan
seluruh lapisan lemak subkutan karena lemak subkutan tidak tersebar
secara merata di seluruh tubuh. Namun, area subkutan yang paling
representatif berbeda-beda untuk tiap jenis kelamin, umur, dan suku
bangsa. Pengukuran lemak tubuh menggunakan area tunggal sulit untuk
dilakukan pada wanita dewasa, karena penyebaran lemak subkutan di
tubuh sangat bervariasi. Secara umum, daerah yang paling sering
digunakan untuk pengukuran lemak tubuh menggunakan area tunggal
adalah daerah triceps. Namun, pengukuran ini hanya cocok untuk
mengukur lemak tubuh wanita dan anak-anak.
1) Biceps
Pengukuran Biceps Skinfold bertujuan untuk memprediksi total
lemak dalam tubuh. Selain itu juga bisa digunakan untuk
menghitung besarnya otot dan tulang pada daerah pengukuran
apabila digabungkan dengan pengukuran tebal lemak bawah kulit
pada triceps.
2) Triceps
Pengukuran Triceps Skinfold merupakan pengukuran lemak pada
bagian titik tengah otot bagian lengan belakang. Pengukuran triseps
sering digunakan karena mudah, sopan, dan sesuai dengan etika
yang ada di Indonesia. Triceps Skinfold memiliki korelasi dengan:
% lemak tubuh
: 0,70 (pria) dan 0,77 (wanita)
Total lemak tubuh
: 0,73 (pria) dan 0,80 (wanita)
Cara menginterpretasikan Triceps Skinfold adalah
1. Ukur dan tentukan tebal lemak pada triceps.
1.
2.
Jawaban:
1.
%median =
% median =
10
Setelah
mendapat
median
presentase
kita
dapat
11
Selain itu, untuk menghitung lemak tubuh di dua area, dapat digunakan
rumus sebagai berikut
a. Pada Laki-laki 18-27 tahun
Db
Laki-laki
<8%
8 15 %
16 20 %
21 24 %
25 %
Wanita
< 13 %
14 23 %
24 27 %
28 32 %
33 %
12
Jawaban:
Maka:
% median = 100 x (15+18) / 21 = 157 %
Dari perhitungan diatas, maka Bima mengalami kelebihan lemak.
2. Waist Hip Circumference Ratio (WHR)
Waist Hip Circumference Ratio (WHR) adalah metode sederhana
untuk membedakan antara lemak bagian bawah tubuh (pinggul dan
bokong) dan lemak bagian atas tubuh (pinggang dan bagian perut). WHR
merefleksikan distribusi dari jaringan lemak subkutan dan jaringan lemak
pada intra-abdominal. Berat badan yang terkonsentrasi sekitar abdomen
sering disebut apple shape sedangkan yang terkonsentrasi di sekitar
pinggul disebut pear shape.
Sumber: educatioportal.com/cimages/multimages/16/apple_vs_pear.jpg
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa peningkatan WHR
merupakan resiko terhadap penyakit kardiovaskuler dan diabetes melitus.
Menurut Bjorntorp (1985), apabila rasio lingkar pinggang dan lingkar
pinggul laki-laki lebih dari 1,0 dan untuk perempuan lebih dari 0,8 akan
meningkatkan risiko komplikasi penyakit kardiovaskular dan penyakit
degeneratif lainnya.
Dalam beberapa kasus, orang dengan berat badan berlebih yang
terkonsentrasi pada abdomen memiliki resiko lebih tinggi terserang
penyakit jantung koroner dan diabetes dibandingkan dengan orang yang
berat badanya terkonsentrasi pada daerah pinggul dan paha. Banyaknya
lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme,
13
Umur
Resiko
Rendah
Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Sedang
Tinggi
Sangat
20-29
< 0,83
0,83 0,88
0,89 0,94
Tinggi
> 0,94
30-39
< 0,84
0,84 0,91
0,92 0,96
> 0,96
40-49
< 0,88
0,88 0,95
0,96 0,10
> 0,10
50-59
< 0,90
0,90 0,96
0,97 1,02
> 1,02
60-69
20-29
< 0,91
< 0,71
0,91 0,98
0,71 0,77
0,98 1,03
0,78 0,82
> 1,03
> 0,82
30-39
< 0,72
0,72 0,78
0,79 0,84
> 0,84
40-49
< 0,73
0,73 0,79
0,80 0,87
> 0,87
50-59
< 0,74
0,74 0,81
0,82 0,88
> 0,88
60-69
< 0,76
0,76 0,83
0,84 0,90
> 0,90
Hubungan antara WHR dengan resiko terkena penyakit degeneratif, dapat dilihat
dari tabel berikut:
Tabel Resiko Penyakit Degeneratif
Pengukuran
Pria
Wanita
Resiko
Resiko
Resiko
Resiko
meningkat
makin
meningkat
makin
14
Lingkar
>94
meningkat
>102
pinggang
WHR
0,9
>80
meningkat
>88
0,8
0,9
Ras Kaukasia
102 cm
88 cm
Ras Asia
> 90 cm
> 80 cm
Contoh Soal
Ibu Asih berusia 45 tahun dan memiliki lingkar pinggang 49 cm dan
lingkar pinggul 56 cm. tentukan status gizi ibu Asih.
Jawaban:
WHR = 49 / 56 = 0,875
WHR Ibu Intan menunjukkan angka 0,875, ini berarti Ibu Asih memiliki
resiko yang sangat tinggi untuk terkena penyakit degenaratif
3.
15
A
: Mid-Upper-Arm Fat Area (mm2)
C1
: Mid-Upper-Arm Circumference (mm)
SKF
: Triceps skinfold thickness (mm)
2) Hitung % median menggunakan referensi data NHANES, yang sesuai
Keterangan:
AFI =
16
Keterangan:
Percentile
Fat Status
I
II
III
IV
V
0.0 5.0
Lean
Below Average
Average
Above Average
Excess Fat
5.0 15.0
15.0 85.0
85.0 95.0
90.0 100.0
Anthropometric classification and evaluation of fat status. Modified from
Frisancho (1990).
Sumber : Nutritional Assessment a Laboratory Manual hal.97
4.
17
18
Lohman (1986)
4-compartment model
Selinger (1977)
Keterangan:
D
: Body Density
: Osseous Mineral
Age
ranges
17-19
ranges
D=1.1620-O.O630 x (log
17-19
D=1.1549-O.O678 x (log
20-29
)
D=1.1631-O.O632 x (log
20-29
)
D=1.1599-O.O717 x (log
30-39
)
D=1.1422-O.O544 x (log
30-39
)
D=1.1423-O.O632 x (log
40-49
)
D=1.1620-O.O700 x (log
40-49
)
D=1.1333-O.O612 x (log
50+
)
D=1.1715-O.O779 x (log
50+
)
D=1.1639-O.O645 x (log
19
Perempuan
<13%
13% - 23%
24% - 27%
28% - 32%
33%
Contoh soal
Seorang Wanita berusia 30 tahun dan berat badan 53 kg memiliki tebal
lemak triseps 17 mm. Berapa total berat lemak tubuhnya, dan bagaimana
interpretasinya?
BODY DENSITY (D)= c m x (log skinfold)
Untuk nilai c dan m dilihat pada tabel Durnin JVGA, Womersley J (1974)
Untuk nilai c = 1,1176
Untuk nilai m= 0,0686
D
20
( Siri ) % fat
=(
- 4,50 ) x 100 %
= 0,3 x 100 % = 30 %
Berdasarkan hasil persentase lemak, dapat diinterpretasikan bahwa wanita
tersebut termasuk dalam kategori fat.
21
22
Pengukuran
Standar
90%
Laki-laki : 29,3 cm
Laki-laki : 26,4 cm
Perempuan : 28,5 cm
Perempuan : 26,7 cm
(LiLA)
Sumber: William, Lippincott et al. Nutrition Made Incredible Easy, 2 nd Ed.
EGC.
Untuk mengukur MUAC, juga dapat dihitung menggunakan persentase
median dengan rumus:
23
Persentil
Status Kegemukan
I
II
III
IV
V
0.0 5.0
Kurus sekali
D bawah normal
Normal
Di atas normal
Kelebihan lemak
5.0 15.0
15.0 85.0
85.0 90.0
90.0 100.0
Gizi lebih
Gizi baik
Gizi kurang
Gizi buruk
>100% baku
80-100% baku
60-80% baku
<60% baku
Tabel Standar Baku LiLa
Klasifikasi
Batas Ukur
Wanita Usia Subur
KEK
Normal
< 23,5 cm
23,5 cm
Bayi Usia 0-30 hari
KEP
Normal
< 9,5 cm
9,5 cm
Balita
KEP
< 12,5 cm
24
Normal
12,5 cm
: 5,4 cm
b.
: <1,5 cm
Tabel Status Gizi Berdasarkan Warna pada Pita Shakir untuk Balita :
Batas ukur
Status gizi
Merah
7,5 - 12,5 cm
Orange
12,6 13,5 cm
Kuning
13,5 17,5 cm
Resiko Malnutrisi
Hijau
> 17,5 cm
Gizi Baik
Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan rumus sebagai berikut :
Status Gizi
25
> 85%
Gizi Baik
70,1 85%
Gizi Kurang
70%
Gizi Buruk
26
: < - 3 SD
Gizi Kurang
: < -2 SD s/d -3 SD
Gizi Baik
: -2 SD s/d +2SD
Overweight
Obesitas
: > +3SD
27
b)
c)
b)
c)
Contoh Soal
Santi berusia 19 tahun. Panjang LLA-nya 250 mm. Bagaimanakah status
gizi Santi berdasarkan rumus persentil ?
Jawab :
% median
250 / 268
= 93,28 %
Dari perhitungan tersebut didapat % median Santi sebesar 93,28%
sehingga dapat diinterpretasikan status gizi Santi adalah normal.
2.
28
Ta
Tabel Persentil Tabel MUAMC Berdasarkan Usia dan
Kelamin ( Gibson, 1993)
Klasifikasi
dan
Evaluasi
Muscle
Status
(Frisancho, 1990 )
29
Nilai Normal bagi penduduk Indonesia belum ada sampai saat ini.
Bagi orang Kaukasian (kulit putih), nilai normalnya: 90% standar = 22,8
cm untuk laki-laki, 20,9 cm untuk wanita. (Hartono, Andry. 2006)
Contoh Soal
Seorang wanita berumur 20 tahun dengan ketebalan trisep 24 mm dan
MUAC 235 mm. Berapakah prosentase MUAMC wanita tersebut ?
Bagaimana muscle status wanita tersebut?
MUAMC = MUAC (mm) ( x Triceps Skinfold (mm) )
= 235 ( 3,14 x 24 ) = 235 75,36 = 159,64 mm
% median =
77,12 %
Sehingga dapat disimpulkan bahwa wanita tersebut muscle statusnya
average atau rata-rata.
3.
30
triceps skinfold. AMA dinilai dan diangap lebih baik dari pada MUAC dan
MUAMC.
Untuk menghitung AMA digunakan rumus sebagai berikut:
31
Contoh soal
Seorang remaja putri berusia 17 tahun memiliki tebal trisep sebesar 23 mm dan
MUAC sebesar 27 cm. Berapakah AMA remaja tersebut ?
AMA =
3114,40
4.
(laki-laki )
cAMA =
(perempuan )
32
= (MUAC2 / 4
Keterangan
UFE=
Upper
Fat
Estimate
in
cm2
Setelah mendapat hasil persentil dari MUAC, MUAMC, dan mid upper fat
area, status gizi seseorang dapat ditentukan dengan melihat tabel di bawah ini:
33
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Body composition atau komposisi tubuh adalah jumlah dari seluruh
bagian tubuh yang terdiri dari jaringan lemak dan jaringan bebas lemak di
dalam tubuh. Metode evaluasi komposisi tubuh ada tiga yaitu two
compartment model, three compartment model, dan four compartment
model. Pengukuran komposisi tubuh dibagi menjadi fat mass dan fat free
mass. Evaluasi dan interpretasi status gizi serta tingkat resikonya terhadap
penyakit dengan cara menggunakan rumus yang telah ditetapkan dan dilihat
pada tabel cut-off dan tabel klasifikasi antropomeri. Perhitungan komposisi
tubuh dapat dilakukan dengan metode single skinfold, multiple skinfold,
WHR, dan mid-upper-arm fat area. Sedangkan pada perhitungan fat free
mass, dapat dilakukan dengan MUAC, MUAMC, dan mid-upper-muscle
area.
3.2
Saran
Untuk mengukur komposisi tubuh diperlukan ketelitian tinggi
sehingga perlu dilakukan berulang-ulang. Dalam mengevaluasi data,
diperlukan pemahaman yang benar tentang cut off dan masing-masing
bagian yang dihitung. Diperlukan pelatihan bagi petugas tentang cara
mengevaluasi dan menginterpretasikan data untuk menghindari bias.
Sebaiknya menggunakan baku rujukan terbaru dalam mengevaluasi dan
menginterpretasikan data, yaitu WHO Antro 2005.
34
Daftar Pustaka
Supariasa, I Dewa N.; Bakri, Bachyar; Fajar, Ibnu. 2002. Penilaian Status Gizi.
Jakarta: EGC.
Gibson R.S. 1993. Nutritional Assessment A Laboratory Manual, Oxford
UniversityPress, New York, hlm. 67-102.
WHO.
2008.
Waist
Circumference
and
Waist/Hip
Circumference.
35